Anda di halaman 1dari 12

EVOLUSI

Dalam ilmu biologi, evolusi merupakan perubahan-perubahan pada sifat-sifat terwariskan,


baik secara morfologis maupun fisiologis, dalam suatu populasi organisme dari satu generasi
ke generasi berikutnya. 

Perubahan-perubahan tersebut terjadi karena adanya kombinasi tiga proses utama dalam
evolusi, yaitu variasi, reproduksi dan seleksi. Sifat-sifat terwariskan yang menjadi dasar
terjadinya evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk
hidup, yang kemudian akan bervariasi dalam suatu populasi.

Jadi, saat organisme bereproduksi, keturunannya akan memiliki sifat-sifat baru. Sifat-sifat
baru ini diperoleh karena terjadinya perubahan gen akibat mutasi ataupun transfer gen
antarpopulasi dan antarspesies. Pada spesies yang bereproduksi secara seksual, kombinasi
gen yang baru juga dihasilkan melalui rekombinasi genetika. 

Kombinasi gen inilah yang kemudian meningkatkan variasi di antara organisme. Nah, evolusi
terjadi saat perbedaan-perbedaan terwariskan ini kemudian menjadi sesuatu yang lebih umum
atau lebih langka dalam suatu populasi. 

Sebaliknya, bila sifat terwariskan dalam seleksi alam ini tidak menguntungkan atau
merugikan, sifat terwariskan tersebut akan lebih berkurang dalam suatu populasi. 

Sifat terwariskan yang menguntungkan dapat bertahan dalam suatu populasi terjadi karena
individu dengan sifat terwariskan tersebut memiliki peluang yang besar untuk bertahan hidup
dan bereproduksi, sehingga individu dengan sifat menguntungkan ini akan lebih banyak lahir
pada generasi selanjutnya.

Nah, setelah beberapa generasi, adaptasi akan terjadi lagi melalui kombinasi perubahan kecil
sifat yang terjadi secara terus-menerus dan acak melalui seleksi alam.

Sekalipun perubahan yang dihasilkan oleh hanyutan genetik dan seleksi alam ini kecil,
perubahan tersebut akan terakumulasi dan menyebabkan perubahan substansial pada
organisme. Kemiripan antar organisme tersebut mensugestikan kalau semua spesies yang kita
ketahui di muka bumi, awalnya berasal dari nenek moyang yang sama, yang kemudian
menjadi beragam karena proses divergen yang terjadi secara perlahan.

Inilah mengapa teori asal usul kehidupan berdasarkan teori evolusi Charles Darwin menjadi
populer. Sang Bapak Evolusi itu menyebut semua spesies yang ada di bumi berasal dari nenek
moyang yang sama (common ancestor), yang berkembang dari waktu ke waktu.

TEORI ASAL USUL KEHIDUPAN

1. Teori Biogenesis

Teori mengenai asal usul makhluk hidup yang berasal dari makhluk hidup juga, disebut
sebagai teori biogenesis. Banyak yang beranggapan bahwa teori biogenesis ini, dicetuskan
oleh Louis Pasteur. Beliau berpendapat bahwa benda hidup hanya dapat dihasilkan dari
benda hidup yang lain, dengan reproduksi (contohnya lalat bertelur, telur tersebut akan
menetas menjadi lalat-lalat). Jadi, kehidupan tidak dihasilkan dari sebuah benda mati. 
Selain Louis Pasteur, ada beberapa tokoh terkenal lainnya yang juga mengemukakan
pendapat mereka mengenai teori asal usul kehidupan ini. Siapa saja mereka?

Francesco Redi (1688)

Dalam sebuah usaha untuk bisa mempertahankan pendapatnya bahwa makhluk hidup tidak
berasal dari benda mati melainkan berasal dari makhluk hidup juga,  beliau melakukan sebuah
percobaan dengan menggunakan sepotong daging yang dimasukkan dalam 3 buah labu.

 1) Labu yang pertama diisi sepotong daging, dan kemudian labu ditutup dengan rapat.
 2) Labu kedua juga diisi sepotong daging, kemudian labu ditutup dengan kain kasa.
 3) Labu ketiga juga diisi sepotong daging, namun akan dibiarkan terbuka.

Hasil dari percobaan tersebut menghasilkan sebuah pernyataan dari Redi, bahwa jika lalat
dicegah untuk tidak meletakkan telurnya pada daging, maka makhluk hidup (belatung) tidak
akan muncul dari daging tersebut. Jadi menurut Redi makhluk hidup berasal dari telur

Lazzaro Spallanzani (1750)

Lazzaro Spallanzani melakukan sebuah percobaan yang lebih baik dari usah percobaan
Francesco Redi. Ia menggunakan 3 buah tabung yang masing-masing diisi dengan air kaldu
yang kemudian akan diperlakukan seperti:

 1) tabung pertama tanpa dipanasi, ditutup rapat;


 2) tabung kedua dipanaskan sampai mendidih, dibiarkan terbuka;
 3) tabung ketiga dipanaskan sampai mendidih, dan ditutup rapat.

Melalui percobaan ini Spallanzani menyatakan, apabila kaldu didihkan dan kemudian ditutup
rapat, tidak akan terjadi pembusukan sehingga tidak akan dijumpai makhluk hidup.

Louis Pasteur (1862)

Hasil eksperimen yang telah dilakukan oleh Redi dan Spallanzani masih dirasa tidak cukup
oleh banyak orang. Masih ada hal yang kurang yang bisa menjadi faktor tambahan untuk
memantapkan teori ini. Banyak yang berpendapat bahwa untuk dapat timbul sebuah
kehidupan secara spontan dari sebuah benda tak hidup, diperlukan adanya gaya hidup. 

Oleh karena itu, Louis Pasteur berusaha memperbaiki percobaan Spallanzani dengan
menggunakan labu yang mempunyai tutup berbentuk leher angsa (mirip dengan huruf S).
Dengan labu yang memiliki tutup menyerupai huruf S ini, maka kaldu yang ada dalam labu
masih bisa berhubungan dengan udara luar, tetapi makhluk hidup dari luar tidak dapat masuk
ke dalam labu. Berhubungan dengan udara luar ini lah yang dianggap bisa mewakili gaya
hidup.

Sama seperti percobaan sebelumnya, labu akan diisi oleh air kaldu, dan kemudian dipanaskan
sampai mendidih. Setelah itu, labu ditutup, dengan tutup pipa berbentuk huruf S. Setelah
diamati beberapa hari ternyata kaldu yang terdapat dalam labu percobaan tidak menunjukkan
adanya perubahan apapun.

Louis Pasteur akhirnya mengambil kesimpulan bahwa adanya kehidupan berasal dari
kehidupan lain, yang menghasilkan teori”

 1) Omne vivum ex ovo: Semua makhluk hidup berasal dari telur


 2) Omne ovum ex vivo: Semua telur berasal dari makhluk hidup
 3) Omne vivum ex vivo: Semua makhluk hidup berasal dari makhluk hidup.

Berikut : Gambar percobaan teori Biogenesis !

2. Teori Abiogenesis

Apa Itu Teori Abiogenesis?

Teori yang berpendapat bahwa makhluk hidiup berasal dari benda mati. Teori ini disebut
sebagai teori GENERATIO SPANTANEA, oleh ARISTOTELES (384-322) SM. Pengamatannya
berdasarkan fakta sederhana katak berasal dari lumpur. Dilanjutkan oleh ilmuwan belanda
yang menyimpulkan adanya makhluk renik pada air rendaman jerami.

TEORI EVOLUSI

1. Teori Evolusi Kimia

 Teori Oparin dan Haldane

Alexander Ivanovich Oparin (1894-1980) adalah ilmuwan biokimia Rusia, yang mengajukan
hipotesis mengenai asal kehidupan, yang menghasilkan dampak besar bagi perkembangan
teori asal kehidupan. Pertama kali mengajukan idenya di tahun 1922, pada tahun 1924, ia
menerbitkan bukunya, The Origin of Life, yang membahas reaksi kimia dalam pembentukan
kehidupan.

Dalam bukunya, ia mengajukan hipotesa dimana kehidupan berasal dari molekul berbasis
karbon yang mengalami evolusi kimia secara berangsur dalam sup primordial, hingga menjadi
semakin kompleks. Dan nantinya akan menjadi bentuk kehidupan awal yang sederhana,
mengalami seleksi yang menentukan karakteristik dasar kehidupan nantinya.

Dasar pemikiran Oparin atnara lain bahwa tidak ada perbedaan mendasar antara organsime
hidup dan materi tidak hidup, sehingga bentuk kehidupan bisa berkembang secara berangsur
dari materi tak hidup.

Untuk mendukung proses tersebut, oksigen bumi mesti tidak mengandung oksigen atau
oksidan lain, dan terdiri dari aminia, metana, hidrogen dan uap air (senyawa-senyawa yang
mengandung Karbon, Hidrogen, Nitrogen dan Oksigen - bukan oksigen bebas), yang Oparin
percaya merupakan material dasar untuk pembentukan kehidupan.

Menilik kondisi awal bumi, dasar bahwa oksigen bebas tak terdapat di bumi bisa diterima
karena di masa itu belum ada tanaman yang berfotosintesis dan melepas oksigen bebas ke
atmosfer. Ditambah lagi senyawa-senyawa yang diperlukan dimungkinkan karena aktivitas
vulkanik yang tinggi dari bumi yang masih muda, sehingga senyawa-senyawa tersebut tidak
hancur, dan sebaliknya malah terakumulasi.

Selain Oparin, ada pula John Burdon Sanderson Haldane, yang pada tahun 1929 menerbitkan
on the origin of life lewat The Rationalist Annual. Haldane juga mengemukakan hipotesa
bahwa bentuk kehidupan awal muncul melalui proses biokimia.

Menurut Haldane, lautan purba adalah 'laboratorium kimia' yang mengandung berbagai
senyawa kimia, dimana senyawa organis bisa terbentuk. Dengan bantuan energi matahari,
otmosfer tanpa oksigen yang mengandung karbondioksida, aminia dan uap air bisa
memebntuk berbagai senyawa organis. Molekul-molekul awal bereaksi dengan yang lain
menghasilkan senyawa yang lebih kompleks, danakhirnya menghasilkan komponen seluler.
Molekul dengan kemampuan replikasi nantinya diselubungi semacam selubung menjadi
bentuk sel awal.

Namun Oparin maupun Haldane tidak mampu melakukan eksperimen tersebut, dan tidak ada
yang mampu mencoba eksperimen tersebut, hingga Stanley Miller dengan bantuan Harold
Urey melakukan eksperimen yang nantinya dikenal sebagai Miller–Urey experiment.

Teori Harold Urey (1893)

Urey menyatakan zat-zat organik terbentuk dari zat-zat anorganik. Menurut Urey, zat-zat
anorganik yang ada di atmosfer berupa gas karbondioksida, metana, amonia, hidrogen, dan
uap air. Semua zat ini bereaksi membentuk zat organik karena energi petir. Menurut Urey,
proses terbentuknya makhluk hidup dapat dijelaskan dengan 4 tahap, yaitu:

Tahap 1 : Molekul metana, amonia, hidrogen, dan uap air tersedia sangat banyak di atmosfer
bumi.

Tahap 2 : Energi yang diperoleh dari aliran listrik halilintar dan radiasi sinar kosmis
menyebabkan zat-zat bereaksi membentuk molekul-molekul zat yang lebih besar. 
Tahap 3 : Terbentuk zat hidup yang paling sederhana yang memiliki susunan kimia, seperti
susunan kimia pada virus.

Tahap 4 : Zat hidup yang terbentuk berkembang dalam waktu jutaan tahun menjadi
organisme (makhluk hidup) yang lebih kompleks.

 Teori Stanley Miller

Miller adalah murid Harold Urey yang berhasil membuat model alat yang digunakan untuk
membuktikan hipotesis Urey. Miller memasukkan uap air, metana, amonia, gas hidrogen, dan
karbondioksida ke dalam tabung percobaan. Tabung tersebut kemudian dipanasi. Untuk
mengganti energi listrik halilintar ke dalam perangkat alat tersebut dilewatkan lecutan listrik
bertegangan tinggi sekitar

75.000 volt. Hal ini dimaksudkan untuk meniru kondisi permukaan bumi pada waktu terjadi
pembentukan zat organik secara spontan. Dengan adanya energi listrik, terjadilah reaksi-
reaksi yang membentuk zat baru. Zat-zat yang terbentuk didinginkan dan ditampung. Hasil
reaksi kemudian dianalisis. Ternyata, di dalamnya terbentuk zat organik sederhana, seperti
asam amino, gula sederhana seperti ribosa dan adenin. Dengan demikian, Miller dapat
membuktikan bahwa zat organik dapat terbentuk dari zat anorganik secara spontan.

Miller menggunakan campuran gas yang diasumsikan terdapat di atmosfir bumi purba, yaitu
amonia, metana, hidrogen, dan uap air dalam percobaannya. Oleh karena dalam kondisi
alamiah gas-gas itu tidak mungkin bereaksi, Miller memberi stimulus energi listrik tegangan
tinggi, sebagai pengganti energi alam (halilintar dan sinar kosmis). Miller mendidihkan
campuran gas tersebut pada suhu 100 derajat C selama seminggu. Pada akhir percobaan,
Miller menganalisis senyawa- senyawa kimia yang terbentuk di dasar gelas percobaan dan
menemukan 3 jenis dari 20 jenis asam amino. Keberhasilan percobaan Miller ini memunculkan
hipotesis lanjutan tentang asal usul kehidupan. Para evolusionis menyatakan bahwa asam-
asam amino kemudian bergabungdalamurutan yang tepat secara kebetulan untuk membentuk
protein. Sebagian protein-protein yang terbentuk secara kebetulan ini menempatkan diri
mereka pada struktur seperti membran sel yang diikuti pembentukan sel primitif. Sel-sel ini
kemudian bergabung membentuk organisme hidup. Mereka menyebutnya sebagai evolusi
biologi. 

Gambar berikut adalah perangkat sederhana Percobaan dan Urey !


ASAL USUL SEL PROKARIOTIK

Teori JB. De Lamarck Dan Carles Darwin

Berikut adalah perbandingan teori JB.de Lamarck dan Carles Darwin

1. Lamarck : Awalnya jerapah berleher pendek,berusaha mencapai daun yang tinggi


akibatnya jerapah berleher Panjang dan akhirnya keturunan jerapah berleher
Panjang
2. Darwin : Awalnya jerapah berleher Panjang dan pendek, berleher pendek mati
akibat tidak bisa mencapai daun sedangkan yang berleher Panjang bertahan hidup

Teori evolusi Darwin tidak mengakui adanya penciptaan makhluk hidup secara mendadak.
Beberapa hal pokok dalam teori evolusi Darwin :

1. Variasi pada makhluk hidup merupakan variasi karakteristik yang muncul dalam
penampakan Fenotip organismea
2. Organisme yang adaptif atau dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang baru
akan dapat mempertahankan keberlangsungan hidupnya dan berkembang biak.
Organisme yang tidak adaptif atau tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan
barunya akan mati atau tersingkir

Teori Charles Darwin (1809-1882)

Burung finch dikepulauan Galapagos menurut sejarah evolsinya berasal dari


Amerika Selatan. Setelah beberapa generasi paruh burung menujukan variasi
pada bentuk dan ukuran. Proses terjadinya variasi pada paruh burung finch
akibat peristiwa seleksi alam sehingga terbentuk lebih dari stu jenis paruh
meskipun berasal dari satu sepesies, paruh panjang dan runcing disesuaikan
makanan berupa serangga, paruh tebal dan pendek disesuaikan dengan jenis
makanan berupa biji-bijian dan sebagainya

Petunjuk adanya Evolsi

1. Adanya Variasi Makhluk Hidup

 Adanya variasi individu dalam satu keturunan


Faktor penyebab terjadinya variasi individu dalam satu keturunan ini adalah faktor dalam dan
faktor luar. Faktor dalam adalah perbedaan gen, sementara faktor luar adalah makanan,
keadaan tanah, suhu, dan lain sebagainya. Variasi dalam satu spesies ini akan menghasilkan
keturunan yang berbeda.

2. Adanya Fosil

3. Homologi dan analogi

 Homologi organ tubuh


Organ-organ dari berbagai makhluk hidup awalnya memiliki bentuk asal yang sama, tetapi
kemudian berubah strukturnya sehingga memiliki fungsi yang berbeda, yang disebut sebagai
homolog. Sementara organ-organ yang fungsinya sama tanpa memperhatikan strukturnya
disebut sebagai analog.
Contohnya adalah sayap kupu-kupu yang analog dengan sayap burung atau sayap kelelawar
karena ketiga sayap tersebut sama-sama memiliki fungsi untuk terbang. 

4. Petunjuk alat tubuh yang tersisa


1. Umbai cacing
2. Otot penggerak telinga
3. Tulang ekor
4. Gigi taring
5. Rambut dada
6. Buah dada pada laki-laki

5. Petujuk biokimia
Uji presipiti/endapan akibat reaksi antigen dan anti bodi untuk menentukan
hubungan keluarga

Mekanisme Evolusi

1. Seleksi alam

Dalam catatan sejarah, proses evolusi mulai dikenal pada masa Revolusi Industri yang terjadi
di Inggris. Saat itu, ngengat malam Briston Betularia menjadi objeknya.

Pada masa sebelum Revolusi Industri di Inggris dimulai, populasi ngengat malam Biston
Betularia bersayap cerah lebih banyak dibandingkan populasi populasi ngengat malam Biston
Betularia bersayap gelap. Namun, pada masa Revolusi Industri terjadi di Inggris, jumah
populasi ngengat malam Biston betularia bersayap cerah mengalami penurunan, sementara
populasi ngengat malam Biston betularia bersayap gelap semakin meningkat. 

Hal ini menunjukkan telah terjadinya proses evolusi pada ngengat malam Biston betularia di
masa Revolusi Industri di Inggris yang menyebabkan lingkungan ngengat malam Biston
betularia penuh dengan asap.

Ngengat malam Biston betularia bersayap gelap menjadi lebih mudah berkamuflase
dibandingkan ngengat malam Biston betularia bersayap cerah. Dari perubahan populasi
ngengat malam Biston betularia ini muncul istilah “mekanisme industri” untuk merujuk
penggelapan genetik spesies sebagai respons terhadap lingkungan berpolutan.
Saat standar lingkungan di Inggris berangsur-angsur membaik, populasi ngengat malam
bersayap cerah kembali umum, sementara ngengat malam Biston betularia menjadi lebih
jarang ditemui.

2. Mutasi Gen
Mutasi gen merupakan perubahan struktur kimiawi dari gen yang terjadi tanpa atau karena
pengaruh faktor luar. Perubahan materi genetik ini bersifat menurun. Contohnya adalah
penyakit molekuler Hb yang ditentukan oleh gen resesif autosomal, yang dapat menyebabkan
kelainan darah yang fatal bila dalam keadaan homozigot.

3. Rekombinasi dan Seleksi


Rekombinasi gen dapat berlangsung melalui perkawinan. Hal inilah yang membuat reproduksi
seksual menjadi faktor penting dalam proses evolusi. Berkaitan degan seleksi, pada tahun
1985, Wilhelm Ludwig Johansen, menunjukkan bahwa:

 Seleksi sangat efektif terhadap rekombinasi pada organisme yang melakukan


perkawinan silang.
 Seleksi merupakan faktor pengarah, pembatas, dan penstabil rekombinasi gen.

Faktor Terbentuknya Spesies Baru


Faktor penentu terbentuknya spesies baru adalah isolasi. Isolasi mencegah terciptanya
kembali keseragaman antarspesies melalui hibridasi. Isolasi terbagi menjadi dua macam,
yaitu:

 Isolasi geografi, yang dipisahkan oleh tempat.


 Isolasi reproduksi, yang dapat terjadi melalui isolasi ekologi, isolasi musim, isolasi
tingkah laku, isolasi mekanik, dan isolasi gamet.

1. Isolasi Geografi
Isolasi geografi merupakan isolasi yang terjadi karena kondisi atau keadaan alam. Isolasi ini
terjadi saat organisme dari suatu spesies melakukan perpindahan dari lingkungan lamanya ke
lingkungan baru yang berbeda dan dipisahkan oleh gunung, laut, atau gurun.

2. Isolasi Ekologi
Isolasi ekologi terjadi karena dua spesies yang berkerabat dekat terdapat di suatu daerah
geografi yang sama, tapi pada habitat yang berbeda.

3. Isolasi Musim
Isolasi musim terjadi karena masa kawin atau masa kematangan gamet yang berbeda.
4. Isolasi Tingkah Laku
Isolasi tingkah laku terjadi karena adanya perilaku tertentu atau ritual yang berbeda-beda
sebelum terjadinya perkawinan. Misalnya perkawinan pada burung bower. Sebelum kawin,
burung bower jantan akan mencoba menarik perhatian burung bower betina dengan
membangun sarang dari ranting yang dihiasi dengan benda berwarna biru. 

Setelah itu, burung bower jantan akan menari sambil mengicaukan nada dengan beraneka
suara. Setelah proses ritual tersebut selesai, terjadilah perkawinan di antara burung bower
jantan dan burung bower betina.

5. Isolasi Mekanik
Isolasi mekanik terjadi karena struktur kelamin yang berbeda. Perbedaan morfologi atau
bentuk anatomi membuat dua spesies yang berbeda tidak dapat melakukan perkawinan.

Isolasi Gamet
Isolasi gamet merupakan isolasi yang terjadi karena adanya halangan terjadinya pembuahan
akibat susunan kimiawi dan molekul yang berbeda di antara dua sel gamet.

CONTOH SOAL
LATIHAN !!

Anda mungkin juga menyukai