Anda di halaman 1dari 6

Prosiding The 13th Industrial Research Workshop and National Seminar

Bandung, 13-14 Juli 2022

Perbandingan Konsumsi Listrik Chiller Plant Variable


Flow dan Constant Flow di Kings Mall Bandung
Alifa Jamila1, Andriyanto Setyawan2
1Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara, Politeknik Negeri Bandung, Bandung 40012
E-mail : alifa.jamila.tptu19@polban.ac.id
2Jurusan Teknik Refrigerasi dan Tata Udara, Politeknik Negeri Bandung, Bandung 40012

E-mail : andriyanto@polban.ac.id

ABSTRAK

Perbandingan konsumsi listrik dan efisiensi chiller plant sistem variable flow dan constant flow
perlu untuk dilakukan sebagai salah satu upaya peningkatan efisiensi sistem pengondisian udara di
pusat perbelanjaan. Metodologi yang dilakukan adalah dengan melakukan percobaan sistem
variable flow secara langsung di Kings Mall Bandung dengan penyesuaian set point yang
dinginkan. Selanjutnya, pembanding sistem constant flow dihitung dengan menyamakan kondisi
yang ada pada saat percobaan langsung. Data akhir dari kedua percobaan tersebut merupakan nilai
daya yang dihasilkan dari komponen-komponen chiller plant. Nilai daya bergantung pada
frekuensi motor yang mengatur nilai debit air atau udara. Nilai debit atau udara menyesuaikan
kebutuhan building load gedung pusat perbelanjaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa chiller
plant sistem variable flow dapat menghemat konsumsi listrik yang rata-ratanya sebesar 16.24%,
serta menghasilkan efisiensi yang lebih baik sebesar 16.34% dibandingkan dengan sistem constant
flow.

Kata Kunci
Building Load, frekuensi, debit, daya, efisiensi

1. PENDAHULUAN
Penggunaan listrik di pusat perbelanjaan yang di antaranya kecepatan putaran motor pompa
paling besar adalah untuk pengondisian dan kipas cooling tower serta langkah
udara, yaitu sekitar 60% dari total pengontrolan komponen-komponen yang ada.
penggunaan listrik [1]. Oleh karena itu, upaya
Pada chiller plant sistem variable flow,
untuk melakukan peningkatan efisiensi
digunakan variable frequency drive (VFD)
penggunaan listrik sistem pengondisi udara
untuk mengatur frekuensi putaran motor
pada pusat perbelanjaan perlu untuk
sehingga debit air dan debit udara yang
dilakukan. Salah satu upayanya adalah
dihasilkan pompa dan kipas cooling tower
dengan memilih dan mengatur sistem
bisa bervariasi. Sedangkan pada sistem
pengondisi udara yang paling efisien.
constant flow tidak digunakan VFD, sehingga
Pada pusat perbelanjaan, sistem AC sentral debit air dan debit udara yang dihasilkan
banyak dipilih sebagai sistem pengondisian selalu sama.
udara pada gedung. Salah satu yang berperan Kedua sistem tersebut melakukan
dalam pengondisian udara oleh AC sentral penambahan dan pengurangan jumlah unit
adalah chiller plant. Chiller plant merupakan dari komponen yang beroperasi bergantung
suatu sistem yang terintegrasi antara chiller, pada kebutuhan beban gedung. Pada chiller
chilled water pump (CHWP), serta tambahan plant sistem variable flow, penambahan dan
cooling water pump (CWP) dan cooling pengurangan jumlah unit yang beroperasi
tower (jika menggunakan chiller jenis water juga bergantung pada batas maksimum dan
cooled), sehingga sistem tersebut dapat minimum frekuensi motor. Sedangkan chiller
memenuhi kebutuhan air dingin yang akan plant sistem constant flow tidak bergantung
digunakan sebagai pendingin udara pada pada batas frekuensi motor.
gedung pusat perbelanjaan. Pada
Pada kondisi beban tertentu, seringkali chiller
pengoperasiannya, komponen-komponen
plant sistem constant flow mengoperasikan
tersebut mengonsumsi listrik yang nilai
unit komponen yang jumlahnya lebih sedikit
besarannya tergantung dari beberapa faktor,

323
Prosiding The 13th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 13-14 Juli 2022

dibandingkan sistem variable flow. Dengan 2.2 Screw Water Chiller


adanya hal tersebut tidak bisa dikatakan jika
Berdasarkan tipe kompresornya chiller
sistem constant flow mengonsumsi listrik
terbagi menjadi tigas jenis, yaitu chiller
lebih sedikit dibandingkan sistem variable
dengan kompresor reciprocating, sentrifugal,
flow. Untuk mengetahui sistem yang lebih
dan rotary. Chiller dengan kompresor rotary
efisien perlu dilakukan perbandingan antara
dibagi lagi menjadi beberapa jenis, salah
chiller plant sistem variable flow dan
satunya adalah kompresor screw atau helical-
constant flow dengan melakukan percobaan
rotary yang ditunjukkan pada Gambar 3.
langsung salah satu diantara dua sistem serta
perhitungan sistem lainnya yang dijadikan
sebagai pembanding dan dianggap memiliki
kondisi serupa dengan sistem yang dicoba
secara langsung.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perbadingan konsumsi daya sistem chiller
dalam mode operasi constant flow dan
variable flow. Konsumsi listrik yang dibahas
meliputi konsumsi daya pada chiller sendiri,
pompa air dingin, pompa air pendingin Gambar 3. Screw Water Chiller [2]
kondenser, dan kipas cooling tower.
2.3 Pompa Sentrifugal
2. TINJAUAN PUSTAKA
Pompa sentrifugal memberikan kekuatan
2.1 Primary-only chilled water system utama untuk mendistribusikan air panas dan
dingin yang disirkulasikan ulang dalam
Chilled water pumping system yang paling
berbagai sistem pengondisian dan plumbing
sederhana memiliki satu tingkat pemompaan
[3]. Dalam pompa sentrifugal, motor listrik
primer yang menghubungkan chiller plant
atau sumber daya lainnya memutar impeller
dan load [1]. Primary-only system yang
pada rated speed (kecepatan putaran pada
pemompaan airnya diatur untuk
saat mencapai horse power maksimum)
menghasilkan debit bervariasi disebut sistem
motor. Seperti pada Gambar 4, Rotasi
variable primary flow (VPF). Control valve
impeller menambahkan energi ke fluida
pada load yang biasa digunakan sistem VPF
setelah diarahkan ke pusat atau mata impeller
adalah berjenis two-way valve seperti yang
yang berputar. Fluida kemudian bekerja
tertera pada Gambar 1. Primary-only system
dengan gaya sentrifugal dan gaya rotasi,
yang pemompaan airnya menghasilkan debit
kedua gaya ini menghasilkan peningkatan
konstan disebut sistem constant primary flow.
kecepatan fluida.
Control valve pada load yang biasa
digunakan sistem constant primary flow
adalah berjenis three-way valve seperti yang
tertera pada Gambar 2.

Gambar 1. Variable Primary Flow Gambar 4. Pompa sentrifugal [3]


2.4 Cooling Tower
Mesin dan proses industri, serta yang
ditujukan untuk kenyamanan manusia,
menghasilkan jumlah panas yang besar yang
harus terus-menerus dibuang jika mesin dan
proses tersebut ingin terus beroperasi secara
Gambar 2. Constant Primary Flow efisien [4].

324
Prosiding The 13th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 13-14 Juli 2022

Langkah kerja cooling tower secara garis 3. METODOLOGI PENELITIAN


besar yang pertama yaitu air panas yang
3.1 Percobaan Langsung
berasal dari kondensor dipompa menuju
cooling tower melalui instalasi pipa yang Sistem yang dipilih untuk dilakukan pada
dilengkapi nozzle pada bagian ujung. Setelah percobaan langsung adalah chiller plant
itu, air panas akan keluar melalui nozzle dan sistem variable flow. Pada percobaan
disebut dengan tahap spraying. Air tersebut langsung, sistem diatur menggunakan
kemudian bergerak karena pengaruh dari Building Automation System (BAS) atau
komponen fan atau blower. Pada tahap ini, air Chiller Plant Control (CPC) yang
yang keluar langsung menjalin kontak dengan dioperasikan dengan menggunakan Personal
udara. Lalu air yang temperaturnya sudah Computer (PC). BAS berfungsi untuk
berkurang akan ditampung pada basin yang memonitor dan mengubah set point parameter
kemudian dialirkan kembali ke kondensor. chiller, CHWP, CWP, dan cooling tower. Set
Jika terjadi pengurangan air pada tahap point yang diinginkan dapat diubah langsung
evaporasi dan blow down, maka make-up melalui local display BAS. Nilai set point
water seperti pada Gambar 5 akan yang perlu diatur tertera pada Tabel 1.
ditambahkan melalui katup yang terhubung
langsung dengan sumber air terdekat. Tabel 1. Set point percobaan
Menu Parameter Nilai Satuan
System mode Maximum stage 3 unit
Chilled Temperature 10 ˚C
water system Sub RLA set point 50 %
setting
Temperature 29 ˚C
Condensor Maximum fan 50 Hz
water system frequency
setting Minimum fan 10 Hz
frequency
Maximum 50 Hz
CHWP frequency
setting Minimum 30 Hz
frequency
Maximum 40 Hz
Gambar 5. Elemen Cooling Tower [5] frequency
CWP setting
Minimum 30 Hz
frequency
2.5 Variable Frequency Drive
Variable frequency drive (VFD) adalah cara 3.2 Pembuatan Data Pembanding
yang paling efisien untuk mengontrol Percobaan yang dilakukan hanya sistem
kapasitas. Prinsip kerja dari VFD ditunjukkan variable flow, sehingga perlu data
pada Gambar 6. Pada dasarnya, VFD pembanding sistem constant flow yang
mengubah tegangan bolak balik (AC) dari dihitung dengan menganggap kondisi
input menjadi tegangan searah (DC) oleh building load dan masalah yang ada sama
AC/DC converter/rectifier, kemudian di-filter dengan sistem variable flow percobaan
untuk menghaluskan hasil penyearah langsung. Nilai daya chiller dihutung dengan
tegangan tersebut dan selanjutnya DC/AC menyesuaikan data selection unit chiller
inverter akan mengubah kembali tegangan constant flow. Frekuensi fan dan CHWP
DC menjadi tegangan AC dengan frekuensi selalu sama di 50 Hz di setiap kondisi load.
tertentu yang sudah diatur tergantung Nilai daya CWP dianggap selalu sama
kebutuhan. Karena menggunakan prinsip dengan nilai daya CWP di sistem variable
inverter (pengubahan dari DC menjadi AC), flow pada frekuensi 40 Hz.
di pasaran VFD sering disebut juga sebagai
inverter untuk beberapa aplikasi. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah dilakukan pengolahan data
percobaan langsung dan pembanding,
didapatkan nilai perbandingan daya dan
efisiensi total dari plant seperti yang tertera
pada Gambar 7, Tabel 2, dan Tabel 3.
Dengan building load yang sama, sistem
Gambar 6. Diagram skematik VFD [6] terhemat adalah sistem chiller plant variable
flow. Dalam satu hari, sistem ini

325
Prosiding The 13th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 13-14 Juli 2022

mengkonsumsi daya listrik yang rata-ratanya 20:02:22 77 21.83 0.15 21.83


lebih hemat sebesar 16.24% dari sistem Rata-rata 64 16.24 0.11 16.34
constant flow. Selain itu, sistem ini juga lebih
efisien sebesar 16.34%. 4.1 Analisis Konsumsi Listrik Chiller
Walaupun konsumsi listrik sistem variable
flow keseluruhan plant lebih hemat, tetapi
konsumsi listik komponen chiller constant
flow lebih hemat dibandingkan chiller
variable flow yang ditunjukkan pada Gambar
8. Debit air yang konstan di berbagai kondisi
load mengakibatkan nilai temperatur air yang
masuk ke chiller bervariasi, sehingga selisih
temperatur mengecil seiring berkurangnya
load chiller. Nilai selisih temperatur
sebanding dengan nilai perpindahan panas,
Gambar 7. Grafik total daya plant sehingga ketika nilai perpindahan panas
terhadap waktu mengecil, kebutuhan listrik juga mengecil.
Tabel 2. Perbandingan sistem variable flow Pada sistem chiller variable flow, yang terjadi
dan constant flow adalah sebaliknya. Debit air yang bervariasi
Variable Flow Constant Flow menyesuaikan dengan besarnya load menjaga
Day Day nilai temperatur air yang masuk ke dalam
Build a a chiller, sehingga selisih temperatur menjadi
-ing Plan Plan
Jam t
Eff
t
Eff cenderung konstan di setiap load chiller.
Load (kW/T (kW/TR
Tota Tota Tetapi hal tersebut tidak membuat kebutuhan
(%) R) )
l l listik juga menjadi konstan. Selain selisih
(kW (kW temperatur, perpindahan panas juga
) )
12:00:4
dipengaruhi oleh nilai debit air. Nilai debit air
49,20 354 0.55 406 0.63 menurun seiring berkurangnya kebutuhan
5
13:00:5
51,37 369 0.55 425 0.64
load sehingga nilai perpindahan panas dan
7 kebutuhan listrik juga ikut menurun.
14:01:0
50,05 355 0.55 418 0.64
8 Walaupun konsumsi listrik pada chiller
15:01:2 variable flow juga menurun seiring
52,47 369 0.54 431 0.63
1
16:01:3 penurunan kebutuhan load. Tetapi penurunan
48,76 346 0.54 404 0.64 tersebut tidak lebih besar dibandingkan
4
17:01:4
47,66 334 0.54 398 0.64 chiller constant flow karena yang
5 pengaruhnya lebih besar terhadap nilai
18:01:5
8
40,86 295 0.55 361 0.68 perpindahan panas adalah selisih temperatur.
19:02:0
41,52 291 0.54 364 0.67
9
20:02:2
39,20 275 0.54 352 0.69
2
Rata-rata 332 0.55 396 0.65

Tabel 3. Nilai saving sistem variable flow


terhadap constant flow
Daya
Daya Plant Plant Eff Eff
Jam
Total (kW) Total (kW/TR) (%)
(%)
12:00:45 52 12.82 0.08 12.82
13:00:57 57 13.29 0.08 13.29 Gambar 8. Grafik total daya chiller
14:01:08 63 15.06 0.10 15.06 terhadap waktu
15:01:21 62 14.36 0.09 14.36 4.2 Analisis Konsumsi Listrik CHWP
16:01:34 58 14.41 0.09 14.41
Berdasarkan Gambar 9, CHWP dengan debit
17:01:45 64 16.10 0.10 16.10
air yang konstan menghasilkan konsumsi
18:01:58 66 18.32 0.12 18.32
listrik yang sangat besar. Di sepanjang hari
19:02:09 73 20.00 0.13 20.00 konsumsi listrik tidak berubah, selain karena

326
Prosiding The 13th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 13-14 Juli 2022

frekuensi motor pompa yang selalu 50 Hz, Perubahan daya listrik total bergantung
juga tidak terjadi pengurangan jumlah CHWP kepada jumlah fan yang beroperasi. Jumlah
yang beroperasi. CHWP dengan debit yang fan yang beroperasi menyesuaikan kebutuhan
bervariasi menghasilkan nilai daya yang load. Pada jam 13.00.57 daya listrik total
bervariasi. mengalami kenaikan dikarenakan
bertambahnya fan yang beroperasi. Lalu pada
90 jam 16.01.34 daya listrik total mengalami
80 penurunan karena berkurangnya jumlah fan
70
variable flow
yang beroperasi.
TOTAL DAYA CHIWP (KW)

60
constant flow
50 35

40 30
30
25

TOTAL FAN CT (KW)


20

10 20

0 15 variable flow
12:00:45 13:00:57 14:01:08 15:01:21 16:01:34 17:01:45 18:01:58 19:02:09 20:02:22
WAKTU constant flow
10

Gambar 9. Grafik total daya CHWP 5

terhadap waktu 0
12:00:45 13:00:57 14:01:08 15:01:21 16:01:34 17:01:45 18:01:58 19:02:09 20:02:22
WAKTU
4.3 Analisis Konsumsi Listrik CWP
Gambar 11. Grafik total daya cooling
Walaupun set point frekuensi putaran motor tower terhadap waktu
CWP telah diatur untuk bervariasi mulai 30
Hz hingga 40 Hz, tetapi pada kondisi aktual 4. KESIMPULAN DAN SARAN
frekuensi yang terbaca selalu 40 Hz sehingga
nilai konsumsi listrik CWP cenderung Chiller plant sistem variable flow di Kings
konstan. Mall Bandung dapat menghemat konsumsi
listrik rata-rata sebesar 16.24%, serta
Terlihat pada Gambar 10 konsumsi listrik menghasilkan efisiensi yang lebih baik
CWP yang frekuensinya diatur bervariasi sebesar 16.34% dibandingkan dengan sistem
lebih rendah dibandingkan dengan CWP yang constant flow.
diatur konstan meskipun frekuensi motor
CWP yang diatur konstan juga sebesar 40 Hz. Komponen CHWP, CWP dan fan cooling
tower yang putaran motornya diatur untuk
40
bervariasi membutuhkan listrik yang jauh
35
lebih sedikit dibandingkan putaran motor
30
yang diatur konstan. Sedangkan kebutuhan
TOTAL DAYA CWP (KW)

25
listrik chiller variable flow sedikit lebih besar
variable flow
20
constant flow
dibandingkan chiller constant flow. Meskipun
15
demikian, chiller variable flow tidak bisa
10
diaplikasikan tanpa CHWP dan CWP yang
5
menghasilkan variable flow, begitu pula
0
12:00:45 13:00:57 14:01:08 15:01:21 16:01:34 17:01:45 18:01:58 19:02:09 20:02:22 sebaliknya. Sehingga secara keseluruhan
WAKTU
chiller plant sistem variable flow lebih hemat
Gambar 10. Grafik total daya CWP dibandingkan sistem constant flow.
terhadap waktu
Adapun saran untuk kelanjutan penelitian ini
4.4 Analisis Konsumsi Listrik Fan Cooling yaitu dengan dilakukannya kajian lebih lanjut
Tower terkait pengaruh variasi frekuensi putaran
Dilihat dari Gambar 11, konsumsi listrik fan motor terhadap lubrikasi oli pada motor
cooling tower variable flow jauh lebih hemat sehingga batas minimum nilai frekuensi yang
dibandingkan dengan yang konstan. diatur pada CHWP dan CWP bisa lebih tepat.
Konsumsi listrik menyesuaikan dengan Selain itu, batas bawah RLA motor
kebutuhan load, tetapi ada beberapa load kompresor chiller juga bisa diatur lebih tepat.
yang lebih kecil dari sebelumnya yang UCAPAN TERIMA KASIH
mengalami sedikit kenaikan konsumsi listrik.
Penulis ingin mengucapkan terimakasih yang
Frekuensi cooling tower pada sistem constant sebesar-sebarnya atas dukungan Jurusan
flow selalu 50 Hz, sehingga daya listrik yang
dibutuhkan selalu sama untuk setiap fan-nya.

327
Prosiding The 13th Industrial Research Workshop and National Seminar
Bandung, 13-14 Juli 2022

Teknik Refrigerasi dan Tata Udara Politeknik


Negeri Bandung.
DAFTAR PUSTAKA
[1] hijauku.com, "Tunjungan Plaza Menjadi
Mall Hemat Energi," 18 September
2017. [Online]. Available:
https://hijauku.com/2017/09/18/tunjunga
n-plaza-menjadi-mall-hemat-energi/.
[Accessed 2022].
[2] W. P. Bahnfleth and E. B. Payet,
"Energy Use Characteristic of Variable
Primary Flow Chilled Water Pumping
Systems," Internal Congress of
Refrigeration, p. 1, 2003.
[3] Trane, Air Conditioning Clinic Helical-
Rotary Water Chillers, 1999.
[4] ASHRAE, ASHRAE Handbook
Heating, Ventilating, and Air-
Consitioning Systems and Equipment,
Atlanta: ASHRAE, 2020.
[5] J. C. Hensley, Cooling Tower
Fundamentals Secong Edition, Kansas:
SPX Cooling Technologies, 2009.
[6] H. W. Stanford III, HVAC Water
Chillers and Cooling Towers, Boca
Raton: Taylor & Francis Group, 2012.
[7] Y. Li, in Variable Frequency Drive
Applications in HVAC Systems, 2015.

328

Anda mungkin juga menyukai