Anda di halaman 1dari 9

TURBO Vol. 7 No. 2.

2018 p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2477-250X


Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo

RANCANG BANGUN SISTEM HIDROLIK PADA MERIAM ARTILERI


PERTAHANAN UDARA (57 MM) RETROFIT
Gunawan Pakki1, Kusnadi2, Ardyanto Darmanto3, Gunarko4, Aristha5

Prodi Teknik Otoranpur Politeknik Angkatan Darat


Kesatrian Pusdik Arhanud Pussenarh, Kodiklat TNI AD, Desa Pendem Kecamatan Junrejo,
Kota Batu, Malang, Jawa Timur
Email: gunawanpakki123@yahoo.com1, kusnadi123@yahoo.com2,
ardyantodarmanto123@yahoo.com3, gunarko123@yahoo.com4, aristha123@yahoo.com5

Abstrak
Meriam 57 mm Retrofit merupakan salah satu alat utama sistem persenjataan (alutsista)
yang dimiliki satuan Batalyon Arhanudse untuk menghalau serangan udara. Pada pergeseran
meriam dari pangkalan menuju ke medan latihan/tempur atau sebaliknya, perlu dilakukan
perubahan sikap angkut pada meriam terlebih dahulu. Perubahan sikap tempur ke sikap angkut
pada meriam masih menggunakan pompa manual, yaitu mengayunkan tuas pompa manual
untuk mengalirkan minyak hidrolik dari tangki ke silinder bogie. Piston di dalam silinder bogie
akan naik sehingga terjadilah perubahan dari sikap tempur ke sikap angkut. Penggunaan pompa
manual ini kurang efektif karena selain menguras tenaga, waktu pemompaan juga relatif lama
± 1 menit. Berdasarkan hal tersebut di atas, telah dirancang sistem hidrolik untuk perubahan
sikap angkut pada meriam tersebut yang terdiri dari gear pump, hydraulic hose, katup-katup,
inverter, motor listrik AC. Dengan memanfaatkan sumber listrik dari baterai meriam yang
diubah dari arus DC menjadi arus AC oleh inverter sehingga menggerakkan motor listrik.
Ketika motor listrik dihidupkan gear pump ikut berputar karena satu poros dengannya. Gear
pump akan menghisap minyak dari tangki dan memompanya ke dalam silinder bogie melalui
hydraulic hose dan katup-katup yang terpasang. Sehingga terjadilah perubahaan sikap angkut
yang lebih efesien tenaga dan waktu. Dari rancang bangun ini dihasilkan waktu yang
dibutuhkan untuk naiknya piston bogie depan dan belakang secara bersamaan rata-rata 21
detik, lebih efisien tenaga dan waktu dibandingkan dengan pompa maual dan penyetelan flow
control yang ideal, pencekikan aliran sebesar 24,89% pada saluran bogie belakang dan sebesar
4,82% pada saluran bogie depan.
Kata kunci: Meriam, silinder bogie, gear pump, motor listrik.

PENDAHULUAN Alutsista satuan Artileri Pertahanan Udara,


khususnya pada Meriam Arhanud 57 mm
Sejalan dengan pertimbangan
Retrofit, akan didapatkan data bahwa pada
pimpinan pemerintahan dan militer yang
Meriam tersebut dalam perubahan dari
terus berupaya untuk memperkuat alat
sikap tempur ke sikap angkut masih
utama sistem persenjataan (Alutsista)
menggunakan pompa hidrolik manual.
militer yang ada dengan membeli Alutsista
Pompa hidrolik manual pada meriam
yang terbaru dan tercanggih, maka dituntut
tersebut ada dua yaitu pada bagian depan
pula sumber daya manusia yang ahli, mahir
dan pada bagian belakang. Hal tersebut
untuk mengoperasikan Alutsista yang baru.
kurang efektif karena selain pengoperasian
Sedangkan Alutsista yang lama perlu
pompa tersebut membutuhkan waktu relatif
dilakukan langkah-langkah repowering,
lama, juga menguras tenaga. Sebaliknya
modifikasi, maupun retrofitting guna
dalam situasi latihan ataupun pertempuran
meningkatkan kembali performance
dituntut waktu pengoperasian meriam yang
Alutsista yang ada.
cepat sekaligus faktor keselamatan tetap
Berdasarkan hasil survey terhadap

198
diperhatikan. mengerakkan poros pompa hidrolik. Pada
Berdasarkan fakta di atas, maka dasarnya motor listrik dibedakan dari jenis
perlu adanya modifikasi pada Meriam sumber tegangan kerja yang digunakan.
Arhanud 57 mm Retrofit dengan Berdasarkan sumber tegangan kerjanya
menambah pompa hidrolik manual yang motor listrik dapat dibedakan menjadi 2
telah ada dengan pompa listrik hidrolik jenis yaitu motor listrik arus bolak-balik AC
guna meningkatkan performance meriam (Alternating Current) dan motor listrik arus
tersebut. Sehingga diharapkan meriam searah DC (Direct Current) [3].
tersebut dalam perubahan dari sikap tempur
ke sikap angkut dapat dioperasikan dengan
waktu yang lebih singkat sehingga
kesiagaan meningkat dan faktor
keselamatan juga meningkat.

KAJIAN PUSTAKA
Sumber Tenaga Listrik
Terdapat 2 buah baterai pada Gambar 2. Klasifikasi Motor Listrik
meriam tersebut masing-masing 12 Volt
DC 150 AH, maka jumlah daya listrik Pada motor satu fasa memiliki dua
maksimal yang dimiliki oleh baterai sebesar belitan stator, yaitu belitan fasa utama
3600 Watt. Sedangkan efisiensi Watt (belitan U1-U2) dan belitan fasa bantu
baterai sebesar 73,47 % [1]. (belitan Z1-Z2) (Gambar 3).

Inverter
Untuk memanfaatkan sumber listrik
DC dari baterai ke motor listrik AC sebagai
penggerak pompa hidrolik diperlukan
sebuah inverter. Inverter adalah perangkat
elektronika yang dipergunakan untuk
mengubah tegangan DC (Direct Current)
menjadi tegangan AC (Alternating Curent).
Inverter dalam proses konversi tegangan Gambar 3. Rotor dan Stator 1 Fasa
DC menjadi tegangan AC membutuhkan Belitan stator terdiri atas belitan
suatu penaik tegangan berupa step up utama dengan notasi terminal U1-U2, dan
transformer [2]. belitan bantu dengan notasi terminal Z1-Z2,
belitan utama menggunakan penampang
kawat tembaga lebih besar sehingga
memiliki impedansi lebih kecil. Sedangkan
belitan bantu dibuat dari tembaga
berpenampang kecil dan jumlah belitannya
lebih banyak, sehingga impedansinya lebih
besar dibanding impedansi belitan utama.
Jala-jala L1 terhubung dengan terminal U1,
dan kawat netral N terhubung dengan
terminal U2.
Kondensator berfungsi agar
Gambar 1. Rangkaian Sederhana Inverter perbedaan sudut phasa belitan utama
Motor Listrik. dengan belitan bantu mendekati 90°.
Motor listrik adalah salah satu jenis Pengaturan arah putaran motor dapat
penggerak mula yang digunakan untuk dilakukan dengan mengubah pengawatan

199 TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 7 No. 2. 2018


kondensator (gambar 4). Untuk
menghasilkan putaran ke kiri (berlawanan
jarum jam) kondensator (Cb)
disambungkan ke terminal U1 dan Z2 dan
terminal Z1 dikopel dengan terminal.
Sedangkan untuk menghasilkan putaran ke
kanan (searah jarum jam), kondensator
disambungkan ke terminal Z1 dan U1 dan
terminal Z2 dikopel dengan terminal U1
[2].

Gambar 5. Pompa Bogie Manual Meriam

Penambahan Sistem Penggerak Hidrolik


Suatu sistem hidrolik dapat bekerja
dan berfungsi dengan baik apabila
dilengkapi dengan lima komponen utama
seperti pada gambar rangkaian sistem
hidrolik sederhana sebagai berikut:

Gambar 4. Pengawatan Kondensator


Sistem Hidrolik Manual
Hidrolik adalah pemanfaatan fluida
untuk memindahkan tenaga dari suatu titik
ke titik yang lain. Dalam sistem hidrolik ini
fluida yang digunakan adalah fluida dalam
bentuk cair sama seperti yang digunakan Gambar 6. Skema Hidrolik Sederhana
pada sistem yang lama. Fluida pada sistem
Pompa Hidrolik
hidrolik akan meneruskan tekanan dari
Pompa pada sistem hidrolik
pompa hidrolik ke piston pada silinder
berfungsi untuk menciptakan aliran fluida
hidrolik yang selanjutnya dapat
(memindahkan volume fluida) dan
mengangkat beban [5].
memberikan gaya yang dibutuhkan. Pompa
Mekanisme perubahan dari sikap
menghisap fluida dari tangki dan
tempur ke sikap angkut Meriam Arhanud
mengalirkan fluida tersebut ke silinder.
57 mm Retrofit secara manual dengan cara
Faktor-faktor penting yang seharusnya
mengencangkan directional valve
ditentukan dan dipertimbangkan sebelum
kemudian memompa minyak dengan
jenis pompa hidrolik sebenarnya dipilih
menjungkit tuas pompa secara berulang
adalah:
ulang sehingga minyak hidrolik mengalir
dari tangki minyak ke dalam silinder 1) Tekanan maksimum yang dilayani oleh
sehingga piston di dalam silinder terdorong silinder, dapat diukur menggunakan
naik ke atas dan mengubah posisi gardan pressure gauge,
meriam dari sikap tempur ke sikap angkut 2) Aliran maksimum (puncak) yang
[6]. diperlukan,
3) Kemampuan pompa hidrolik
beroperasi, mudah dalam

TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 7 No. 2. 2018 200


pemeliharaannya, harga pembelian (P) dari P1 ke P2 yang melewati katup
awal dan tingkat kebersihan pompa. kontrol ini melewati batas tekanan kerja
4) Jenisnya fixed displacement pump atau dalam sistem maka fluida tersebut akan
variable displacement pump. menekan pegas katup pemulih, sehingga
Dalam perencanaan penambahan fluida akan dialirkan kembali ke reservoir
penggerak hidrolik ini menggunakan melalui saluran T.
pompa roda gigi. Roda gigi 2 digerakkan 1) Flow Control Valve
sesuai anak panah dan menyebabkan roda
gigi tiga bergerak berlawanan. Fluida
dalam ruang 4 didesak keluar dan keluar
dari celah roda gigi pada sisi tekan [8].
Beberapa alasan mengapa sampai
saat ini pompa roda gigi masih tetap
digunakan untuk menghasilkan energi
hidrolik adalah sebagai berikut:
1) Konstruksinya kokoh dan sederhana,
2) Pembuatannya menguntungkan Gambar 8. Katup Cekik Satu Arah
ditinjau dari segi harga, (Sumber : Dokumentasi)
3) Kemantapannya kerja yang tinggi dan
juga pada pembebanan yang berat, Katup cekik satu arah ini digunakan
4) Tidak tergantung dari letak untuk mengontrol debit aliran yang
pemasangan, mengalir dari pompa hidrolik melalui
5) Sifat penghisapan yang baik (pada saluran tekan menuju ke dalam silinder,
putaran yang konstan), tujuannya agar naiknya piston bogie depan
6) Relatif tidak peka terhadap kotoran, dan belakang pada meriam dapat secara
7) Pada penggunaannya minyak hidrolik bersamaan.
yang normal, jangkauan viscositasnya 2) Katup satu arah (one way valve)
cukup besar, Katup satu arah digunakan untuk
8) Jangkauan putarannya cukup besar, memberi kesempatan aliran fluida dalam
9) Dapat digunakan pada berbagai daerah satu arah dan menutup aliran pada arah
tekanan. sebaliknya. Katup ini dirancang sebagai
Katup katup popet sehingga penutupan bebas
Katup adalah komponen yang kebocoran. Sebuah bola atau popet
utama dalam sistem hidrolik yang berfungsi biasanya digunakan sebagai elemen
untuk mengatur jumlah dan arah aliran penutup.
fluida dari pompa ke silinder maupun dari
silinder ke reservoir [8].

Gambar 7. Relief Valve


(Sumber : Dokumentasi) Gambar 9. Katup Satu Arah [1]
Cara kerja katup ini, pada saat Cara kerja katup satu
tekanan fluida yang dialirkan oleh pompa arah/penahan aliran balik, pada saat aliran

201 TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 7 No. 2. 2018


fluida dari pompa (P) melalui katup searah melalui hydraulic hose. Dalam instalasi
tanda panah, popet akan terangkat dari hydraulic hose harus memperhatikan hal-
dudukannya karena adanya tekanan fluida, hal sebagai berikut:
maka akan mengakibatkan aliran bebas 1. Volume yang cukup dari hydraulic
dimana fluida dari pompa (P) akan hose.
dialirkan ke saluran A. Sebaliknya apabila Diameter hydraulic hose harus dapat
aliran fluida tidak melalui katup, maka dilewati oleh aliran fluida cair secara
pegas dan fluida balik akan mendorong cukup sesuai volumenya dengan panas
popet pada dudukannya dan menutup gesekan yang minimal.
saluran. 2. Panjang dan jumlah belokan hydraulic
3) Ball Valve (Kran Buka Tutup) hose.
Katup ini dipasang pada saluran Hydraulic hose dirancang sependek
pipa baja dan disetel tertutup pada saat mungkin terutama antara control utama
menggunakan gear pump agar fluida dengan silinder kerja. hydraulic hose
mengalir seluruhnya kedalam silinder. Pada yang terlalu panjang dapat
saat penggunaan pompa manual posisi meningkatkan terjadinya friksi atau
katup ini terbuka. gesekan, demikian juga untuk jumlah
belokan.
3. Keamanan sambungan hydraulic hose.
Seluruh sambungan hydraulic hose
yang menyalurkan fluida cair pada
tekanan tinggi harus dikencangkan
secara sempurna pada ujung
sambungannya.
Hydraulic hose yang digunakan
terbuat dari bahan-bahan lapisan
Gambar 10. Ball Valve elastomerik, fiber, dan anyaman atau
(Sumber : Dokumentasi) tenunan kawat. Hydraulic hose secara luas
banyak digunakan karena lebih mudah
Manometer (Pressure Gauge) dalam pemasangan dan mempunyai
Manometer adalah salah satu karakteristik meredam kejutan dan getaran.
komponen hidrolik yang berfungsi untuk
mengetahui seberapa besar tekanan yang
bekerja pada fluida. Dalam perencanaan ini
menggunakan 2 buah manometer sebagai
pengukur tekanan fluida.

Gambar 12. Hydraulic Hose


Keterangan:
4. Lapisan pertama karet sintetis untuk
melindungi,
5. Lapisan kedua jalinan kawat,
Gambar 11. Pressure Gauge 6. Lapisan ketiga/tambahan untuk tekanan
yang tinggi,
Hydraulic Hose
7. Lapisan yang kompatibel dengan fluida.
Pada sistem hidrolik, fluida cair
dihisap dari tangki oleh pompa hidrolik Setelah pompa hidrolik ditentukan,
disalurkan menuju ke silinder hidrolik maka akan dapat ditentukan jenis dan

TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 7 No. 2. 2018 202


ukuran hydraulic hose yang diperlukan dikencangkan sehingga arah aliran
dalam perencanaan penambahan penggerak ditujukan ke silinder. Setelah itu tuas
ini dengan melihat tabel pemilihan pompa manual dioperasikan sehingga
hydraulic hose. minyak dari tangki minyak mengalir
Untuk mendukung proses menuju ke dalam silinder, piston di dalam
perhitungan perencanaan selanjutnya maka silinder akan terdorong naik ke atas
perlu diperhitungkan hal-hal sebagai sehingga terjadilah perubahan dari sikap
berikut: tempur ke sikap angkut.
1) Ukuran hydraulic hose Sedangkan sistem kerja
Ukuran dari hydraulic hose penambahan sistem hidrolik ini akan
perencanaan dapat ditentukan dengan berfungsi pada saat sumber tenaga listrik
melihat tabel pemilihan hydraulic DC dari baterai meriam diubah oleh
hose. inverter ke tegangan AC untuk
2) Besarnya kerugian menggerakkan motor listrik AC 2,2 kW
Sebelum dihitung berapa besarnya 1400 rpm (no.5) yang konstruksinya satu
kerugian tinggi tekan dan tekanan yang poros dengan gear pump (no.6). Pompa
dialami oleh fluida, maka terlebih tersebut menghisap minyak hidrolik dari
dahulu harus diperhitungkan kecepatan tangki minyak (no.2) melalui saluran hisap
aliran. Kecepatan aliran fluida (no.11) kemudian dipompa melalui saluran
didalam hydraulic hose adalah [1]: tekan (no.12).
V
Q
=A Flow Control Valve (no.13)
berfungsi untuk mengatur debit aliran
Dimana:
minyak hidrolik yang menuju ke masing-
V = Kecepatan aliran (cm/detik)
masing silinder bogie sehingga kecepatan
Q = Debit aliran (cc/detik)
naiknya kedua piston bogie secara
A = Luas penampang (cm2)
bersamaan.
METODE PENELITIAN Tekanan dalam aliran tersebut
terukur oleh manometer (no.7), besarnya
Perencanaan Alat tekanan yang terbaca digunakan untuk
penyetingan relief valve (no.8). Katup ini
berfungsi sebagai pengaman apabila terjadi
tekanan yang melebihi batas yang
ditentukan, maka katup ini membocorkan
tekanan dan menyirkulasikan minyak
hidrolik kembali menuju tangki minyak.
Namun, selama tekanannya tidak
melebihi batas yang ditentukan, maka
aliran minyak hidrolik akan melewati check
valve (no.9) menuju ke silinder (no.4)
Gambar 13. Skema Hidrolik Pada Meriam sehingga mendorong piston dalam silinder
Sistem Kerja Alat. naik ke atas, maka terjadilah perubahan
Pada kondisi awal sebelum sikap tempur ke sikap angkut.
dilaksanakan penambahan sistem hidrolik, Check valve berfungsi sebagai
meriam hanya memiliki komponen seperti katup satu arah sehingga aliran minyak
pompa hidrolik manual (no.1), tangki hidrolik yang sudah dipompa tidak akan
minyak hidrolik (no.2), directional valve kembali melalui jalur yang sama. Posisi
(no.3) serta silinder bogie (no.4). Secara ball valve/kran buka tutup (no.10) dalam
manual untuk melaksanakan perubahan keadaan tertutup pada saat gear pump
sikap tempur ke sikap angkut, maka dioperasikan agar minyak hidrolik
directional valve (katup pengarah aliran) sepenuhnya menuju ke dalam silinder.

203 TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 7 No. 2. 2018


Sebaliknya untuk perubahan dari Oleh karena itu jenis inverter yang
sikap angkut menuju ke sikap tempur dipilih untuk rancang bangun sistem
sistem kerjanya hampir sama, yaitu dengan hidrolik ini adalah inverter 3000 Watt,
mengandalkan berat meriam tersebut. 24 Volt, 1 fasa, jenis gelombang output
Ketika ball valve /kran buka tutup (no.10) pure sinewave dengan efisiensi 0,85-
dan directional valve/katup pengarah aliran 0,95.
(no.3) dibuka, maka minyak dari silinder 5. Efisiensi Inverter
bogie (no.4) akan terdorong kembali ke Pb = ηinv. Pa’
tangki minyak (no.2) sehingga piston di = 85 % . 2.645 Watt.jam
dalam silinder turun ke bawah dan = 2.248 Watt.jam.
terjadilah perubahan dari sikap angkut ke Jadi pemilihan motor listriknya dengan
sikap tempur. spesifikasi 2,2 kW, 1400 rpm 1 phase
Aliran minyak hidrolik tidak akan 220 Volt AC karena tersedia di pasaran
melewati saluran tekan karena sudah dan lebih terjangkau harganya.
terpasang check valve. Meskipun ada 6. Durasi pemakaian inverter 3 kW untuk
penambahan sistem hidrolik ini, sistem melayani motor 2,2 kW
manualpun masih bisa dipergunakan seperti
biasa sehingga faktor keamanan tetap Tinv = 61 menit
terjaga pada saat sistem penambahan 7. Perhitungan debit gear pump
instalasi hidrolik ini terjadi gangguan. Q = 9,6 liter/menit.
Sistem pompa manual bisa digunakan 8. Penentuan displacement gear pump
dengan terlebih dahulu mengencangkan 𝑄
directional valve dan membuka ball valve. Dis
= 𝑛
= 7 cc⁄rev
9. Waktu yang dibutuhkan untuk
memompa minyak hidrolik
V
t = Q
= 14 detik
10. Penambahan minyak hidrolik karena
Gambar 14. Pengujian Instalasi Hidrolik penambahan instalasi hydraulic hose
HASIL PERHITUNGAN DAN 1) Volume saluran tekan
PEMBAHASAN Vin = 373 cc
2) Volume saluran hisap
1. Luas silinder hidrolik Vout = 854 cc
= 200,96 cm2
Sehingga volume penambahan minyak
2. Volume silinder hidrolik
adalah volume saluran tekan ditambah
V 1 sil = A. S volume saluran hisap sebesar 1.227 cc.
=1105,28 cm3 Kecepatan aliran minyak hidrolik pada
V 2 sil = 2 . 1105,28 cm3 saluran tekan.
= 2210,56 cm3 V = 2,26 m/detik
3. Sumber tenaga listrik dari 2 buah
baterai
Pa = 2 . 12 Volt . 150 AH
= 3600 Watt jam
4. Out put daya baterai murni
P a’ = ηb . Pa
= 73,47 % . 3600 Watt.jam
= 2.645 Watt.jam

TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 7 No. 2. 2018 204


Data Pengujian Dengan Flow Control 1. Waktu yang dibutuhkan untuk naiknya
Valve piston bogie depan dan belakang secara
bersamaan rata-rata 21 detik,
Tabel 1. Data Pengujian Dengan Flow
2. Alat ini lebih efisien tenaga dan waktu
Control Valve
Pengujian dibandingkan dengan pompa maual,
Pengujian 3. Penyetelan flow control yang ideal,
Dengan
Tanpa Flow
Flow pencekikan aliran sebesar 24,89 % pada
Control
Control saluran bogie belakang dan sebesar 4,82
No Uraian % pada saluran bogie depan.
(liter/menit)

(liter/menit)
(detik)

(detik)
Waktu

Waktu
Debit

Debit
REFERENSI
[1]. Hartono, Sugi. 1988. Sistem
Silinder
1 Bogie 14 4,74 21 3,16
Kontrol Dan Pesawat
Belakang Tenaga Hidrolik. Edisi
Silinder Pertama. Tarsito, Bandung.
2 Bogie 20 3,32 21 3,16
Depan [2]. Merkle, D. 1990. Festo Didactic-
Hydraulics. Edisi Pertama.
1. Selisih debit yang mengalir pada Esslingen.
silinder belakang sebelum dan sesudah
pemasangan flow control valve [3]. Parr, Andrew. 2003. Hidrolika dan
∆Q = QSilb - Qfc Pneumatika Pedoman Bagi
= 4,74 - 3,16 (liter/menit) Teknisi Dan Insiyur. Edisi
= 1,18 liter/menit Kedua. Erlangga. Bandung.
2. Persentase pencekikan flow control [4]. Bombardelli, Fabián. 2016.
valve pada bogie belakang Experimental
∆Q
% Pc = Q . 100% characterization of three-
Silb
1,18 liter/menit dimensional flow vortical
= . 100 % structures in submerged
4,74 liter/menit
= 24,89 % hydraulic jumps, Journal of
3. Selisih debit yang mengalir pada Hydro-environment
silinder depan sebelum dan sesudah Research.
pemasangan flow control valve [5]. Yukie Tanino, 2008,Journal of
∆Q = QSildep - Qfc Hydraulic Engineering, vol.
= 3,58 - 3,16 (liter/menit) 134, no 1, 135(8), 690–693.
= 0,16 liter/menit
4. Persentase pencekikan flow control [6]. Nepf, H. M. and Vivoni, E. R.
valve pada bogie depan (1999). “Turbulence structure
∆Q in depthlimited, vegetated
% Pc = Q . 100 %
Sildep flow : transition between
= 4,82 % emergent and submerged
regimes.” Conference
KESIMPULAN Proceedings of the 28th
Dari hasil rancang bangun instalasi International IARH
hidrolik untuk perubahan sikap angkut Conference, Graz, Autria.
Meriam Arhanud 57 mm Retrofit [7]. Gimenez-Curto, L. A. and Corniero
didapatkan beberapa kesimpulan antara Lera, M. A. (1996).
lain: “Oscillating turbulent flow
over very rough surfaces.” J.
Geophys. Res., 101(C9),

205 TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 7 No. 2. 2018


20745 – 20758.
[8]. Cheng, N. (2013). “Calculation of
drag coefficient for arrays of
emergent circular cylinders
with pseudofluid model.”
Journal of Hydraulic
Engineering, 139(6), 602–
611.

TURBO p-ISSN: 2301-6663, e-ISSN: 2447-250X Vol. 7 No. 2. 2018 206

Anda mungkin juga menyukai