Anda di halaman 1dari 7

Three-Phase Self-Excited Induction Generators: An Overview Abstrak- Generator induksi telah banyak digunakan dalam sistem energi non

konvensional seperti tenaga angin, micro/mini hydro, dan sebagainya. Keuntungan dari generator induksi dibandingkan dengan generator sinkron telah diketahui. Misalnya, pengurangang biaya dan ukuran, ruggedness, brushless (in squirrel cage construction), tidak adanya penggunaan sumber DC yang terpisah, kemudahan dalam perawatan, proteksi diri mencegah overloads dan hubungan singkat dan lain-lain. Sistem terisolasi , squirrel cage generator induksi dengan eksitasi kapasitor, atau yang dikenal dengan Self Excited Induction Generator (SEIG), sangat terkenal. Paper ini menunjukkan exhausitve survey terhadap literatur 25 tahun terakhir mengenai proses dari self-excitation dan voltage build up, pemodelan, steady state dan analisis transient, metode kontrol power reaktif, dan operasi paralel dari SEIG. Index TermsGenerator induksi, sistem terisolasi, SEIG, analisis steady state. I. INTRODUCTION Menipisnya jumlah dari sumber energi konvensional menyebabkan meningkatnya perhatian terhadap sumber energi terbarukan seperti angin, mini/micro hydro, dan sebagainya [1][16]. Generasi dari energi listrik sebagian besar berasal dari panas, nuklir, dan hydro plants. Sumbersumber tersebut terus-menerus merusak kondisi lingkungan. Meningkatnya penggunaan of the depletion of conventional energy sources, dan meningkatnya kerusakan kondisi lingkungan menyebabkan perhatian terhadap sumber energi terbarukan, terutama setelah kenaikan bahan bakar minyak sekitar tahun 1970-an. Penggunaan mesin induksi sebagai generator menjadi populer di kalangan energi terbarukan [1], [17][20]. Penggunaan power reaktif dan regulasi tegangan yang buruk pada kecepatan yang berubah-ubah merupakan kelemahan utama dari generator induksi, namun perkembangan dari static power converters bisa mengatur tegangan keluaran dari generator. Paper ini terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut. Bagian kedua menyajikan klasifikasi dari generator induksi. Pembahasan literatur dari proses of self-excitation and voltage buildup serta pemodelan dibahas pada bagian ketiga dan keempat. Performa di bawah kondisi steady state, kondisi transient, metode kontrol pada daya reaktif, dan operasi paralel SEIG akan dibahas pada bagian kelima hinggan bagian kedelapan. II. CLASSIFICATION OF INDUCTION GENERATORS Pada dasar dari konstruksi rotor, generator induksi ada dua jenis yaitu the wound rotor induction generator and squirrel cage induction generator. Dari jenis prime movers yang digunakan (kecepatan konstan atau kecepatan yang berubah-ubah) dan dari tempatnya (dekat dengan jala-jala atau tempat terisolasi), generating schemes can be broadly classied as under [21][24]: i) constant-speed constant-frequency (CSCF); ii) variable-speed constant-frequency (VSCF); ii) variable-speed variable-frequency (VSVF). A. Constant-Speed Constant Frequency Pada skema ini, kecepatan prime mover dijadikan konstan dengan mengubah-ubah blade pitch dan/atau mengubah-ubah karakteristik generator [21]. Generator induksi dapat bekerja pada infinite bus bar pada slip dari 1% to 5% di atas kecepatan sinkron. Generator induksi lebih sederhana daripada generator sinkron. Generator induksi lebih mudah dioperasikan, dikontrol dan dirawat. Generator induksi tidak mempunyai masalah synchronization dan juga ekonomis. B. Variable-Speed Constant Frequency Operasi kecepatan berubah-ubah dari wind electric system menghasilkan keluaran yang lebih besar untuk lowand highwind speeds [21], [25][28]. Hal tersebut menghasilkan energi tahunan yang lebih

besar pada rated installed capacity. Sumbu horizontal dan sumbu vertikal dari turbin angin menunjukkan hasil dari operasi kecepatan berubah-ubah ini. Terdapat kema yang biasa digunakan untuk menghasilkan frekuensi konstan keluaran dari kecepatan berubah-ubah, yang dijelaskan sebagai berikut. 1) ACDCAC Link: Dengan munculnya high-powered thyristors, keluaran arus bolak-balik (AC) dari three-phase alternator dapat disearahkan dengan menggunakan penyearah jembatan (bridge rectier) dan kemudian dikonversi kembali ke bentuk AC menggunakan linecommutated inverters. Nilai frekuensi adalah tetap berasal dari the power line, they are also known as synchronous inverters [24], [27]. 2) Double Output Induction Generator (DOIG): DOIG terdiri dari three-phase wound rotor induction machine yang berpasangan dengan turbin angin, atau turbin. Terminal statornya terhubung dengan constant voltage constant frequency utility grid [29][43]. Frekuensi keluaran yang berubah-ubah merupakan umpan untuk the ac supply denngan menggunakan acdcac link converter yang teridiri dari jembatan dioda penyearah penuh dan kombinasi thyristor inverter atau current source inverter (CSI)-thyristor converter link [24]. Salah satu keuntungan dari DOIG pada konversi energi angin adalah hanya terdapat satu skema dimana the generated power lebih daripada the rating of the machine. Namun, mengacu pada kerugian operasional, skema DOIG tidak dapat digunakan secara luas. Perawatannya yang sulit, power factor rendah dan reliabilitas nya rendah pada kondisi berdebu dan kondisi tidak normal lainnya karena sliding mechanical berhubungan dengan rotor. Skema ini tidak sesuai dengan isolated power generations karena membutuhkan jala-jala untuk menyuplai eksitasinya. C. Variable-Speed Variable Frequency Dengan variable prime mover speed, performa dari generator sinkron dapat terpengaruh. Untuk hubungan antara kecepatan yang berubah terhadap changing derived speed, SEIG dapat digunakan untuk resistive heating loads, yang tidak terpengaruh oleh frekuensi. Pembahasan utama dari paper ini adalah untuk menyajikan gambaran mengenai SEIG in isolated applications. Skema ini penting untuk aplikasi stand-alonewind power [1],[17][20].

III. PROCESS OF SELF-EXCITATION AND VOLTAGE BUILDUP IN SEIG Fenomena self-excitation [44][59] pada mesin induksi tetap menjadi pusat perhatian hingga saat ini walaupun keberadaannya telah diketahui setengah abad yang lalu. Topik yang sering dibahas menyangkut aplikasi dari SEIG pada isolated power system. Latar belakang fisik dari proses selfexcitation telah dideskripsikan secara mendalam pada [49]. Pada saat induksi, mesin diarahkan pada kecepatan yang lebih besar daripada kecepatan sinkron (negative slip), melalui external prime over, arah dari torsi induksi akan berbalik dan secara teori, mesin tersebut akan bekerja sebagai generator induksi. Dari circle diagram dari mesin induksi pada negative slip region [52], terlihat bahwa mesin tersebut menghasilkan aliran arus, yang tertinggal lebih dari 90 derajat. Hal tersebut berarti bahwa aliran arus keluar dari mesin namun, mesin tersebut memerlukan daya reaktif. Untuk up voltage melintasi terminal generator, eksitasi harus terjadi. Generator induksi dapat bekerja dalam 2 kondisi yaitu grid connected and isolated mode. Dalam grid-connected mode, generator induksi akan menghasilkan daya reaktif dari grid dan hal ini akan memberikan beban pada grid. Cara lainnya adalah dengan menghubungkan kapasitor bank ke terminal generator [60][62]. Untuk isolated mode, harus tersedia kapasitor bank yang cocok dan terhubung ke terminal generator. Fenomena ini disebut capacitor self-excitation dan generator induksi disebut SEIG. Process of voltage buildup pada generator induksi sama dengan yang terjadi pada generator DC. Harus terdapat residual magnetism pada rotor. Tidak memadainya nilai dari residual magnetism

menyebabkan tegangan tidak bisa dibangkitkan. Oleh karena itu diperlukan cara untuk menghasilkan residual magnetism yang tinggi, sehingga memudahkan mesin untuk berkeksitasi, Kondisi saat beroperasi demagnetization of the rotor (seperti total collapse of voltage under resistive loads, rapid collapse of voltage due to short circuit, dan lain-lain yang harus dihindari [49]). Pada saat motor induksi pertama kali difungsikan, residual magnetism pada rotor menghasilkan tegangan yang kecil. Tegangan yang kecil ini menghasilkan aliran arus kapasitor yang menyebabkan naiknya tengangan hingga the voltage is fully built up. Tegangan pada terminal tanpa beban dari motor induksi merupakan perpotongan antara kurva magnetisasi generator dengan capacitor load line [54]. Kurva magnetisasi dari generator induksi dapat dihasilkan dengan mengoperasikan mesin sebagai motor tanpa beban dan mengukur arus armature sebagau fungsi dari tegangan terminal. Untuk mendapatkan tegangan yang diharapkan pada generator induksi, kapasitor tambahan harus bisa menyediakan arus magnetisasi pada level tersebut. IV. MODELING Berbagai bentuk model dan aplikasi [22], [48], [63][84] telah ditunjukkan untuk menganalisa steady state seperti pada performansi transient dari operasi SEIG baik itu menggunakan regulated orunregulated prime mover. Kategori berikut adalah model-model lain yang telah digunakan. A. D q Reference Model Model referensi D q pertama kali diajukan oleh [63].setelah beberapa modifikasi, beberapa penulis membuat penjabaran model referensi untuk generatur induksi tiga fasa . Novotony [48] mengembangkan model analitik dari sebuah sistem dengan generator induksi yang terhubung pada resistively loaded inverter menggunakan synchronously rotating reference frame. Dengan menggunakan reference frame model of a three-phase induction generator, performa transient [66][69] dan unbalance operation telah dipelajari lebih lanjut [76]. B. Impedance-Based Model Pada referensi [77], telah dipelajaari performa dari SEIG menggunakan pemodelan analitik dengan parameter dari rangkaian ekivalen single-phase with per-unit (p.u). Pemodelan pada referensi [77] telah digunakan untuk evaluasi berbagai jenis karakteristik performa steady state pada stand alone generator, seperti efek variasi shaft [78], [79], perubahan jumlah kutub [80] dan operasi paralel [81]. Raina [79] juga menyertakan efek dari injeksi harmonic currents yang berasal dari electronic controller pada rugi-guri generator dalam pemodelan steady state SEIG. Rajakaruna [82] mencantumkan karakteristik dari unregulated prime mover pada pemodelan steady state dari threephase-balanced induction generator. C. Admittance-Based Model Quazene [22] mengembangkan admittance-based model dari SEIG menggunakan rangkaian ekivalen single phase dengan balanced three-phase resistive load. Untuk menentukan frekuensi kerja (f) dan magnetizing reactance (xm), bagian real dan imajiner dari penjumlahan admitansi dari rotor, magnetizing dan stator branches adalah nol. Metode ini menghasilkan bentuk aljabar dari magnetizing reactance pada frekuensi generator dan paramter mesin laninnya serta kecepatan yang diberikan. Ammasaigounden [83] jua menggunakan admittance-based model pada frekunsi keluaran yang telah ditentukan, dimana persamaan performa menjadi kuadrat dari kecepatan dan parameter mesin lainnya. D. Operational Circuit-Based Model Pada referensi [84] djelaskan mengenai pendekatan alternatif dari analisa performa steady-state stand-alone SEIG. Sebuah rangkaian ekivalen dikembangkan, dimana operator p= d/dt

menggantikan f pada model berbasis impedansi, . Solusi dari polinomial orde 5 untuk lagging load memberikan nilai dari f dan xm. E. Power Equations-Based Model Pemodelan-pemodelan sebelumnya sulit untuk diaplikasikan secara luas bagi sistem multi mesin seperti winddiesel hybrid system yang memiliki induction and synchronous generators. Hal ini juga berlaku pada pemodelan yang berdasarkan persamaan tegangan atau arus ini. Selanjutnya, variasi slip, yang merupakan parameter penting pada wind power generation berdasarkan fluktuasi dari asal dari angin, tidak diperhitungkan dalam pemodelan matematis ini. Penulis [72][74] mengembangka pemodelan data dari SEIG, yang mudah untuk diaplikasikan secara luas bagi multimachine hybrid system yang mempunyai generator induksi sekaligus motor askinkron. V. STEADY-STATE AND PERFORMANCE ANALYSIS Analisa steady state dari SEIG sangat menarik, baik dari segi desain maupun dari cara pengoperasiannya. Pada isolated power system, baik dari tegangan terminal maupun frekuensi nya diketahui dan harus dihitung untuk kecepatan yang ditentukan, kapasitansi, dan impedansi beban. Banyak artikel yanng membahas analisa steady state dari SEIG [1], [22], [76][80],[82][115]. Kontribusi dari paper penting dijabarkan dalam bagian ini. Murthy [77] mengembangkan pemodelan matematis untuk performa steady state SEIG menggunakan rangkaian ekivalen dari mesin. Dua bagian non linear, yang terdiri dari bagian real dan imajiner dari impedansi diselesaikan untuk dua permasalahan dan menggunakan metode NewtonRaphson. Quazene [22] menggunakan teknik nodal admittance technique untuk menghasilkan persamaan nodal dan memisahkannya menjadi bagian real dan bagian imajiner untuk menemukan nilai salah satu variabel kemudian disubtitusi untuk menghasilkan nilai variabel lainnya. Jain [85] mengajukan sebuah metode yang persamaan aljabarnya diselesaikan untuk initial value dan kemudian menggunakan metode Secant untuk exact solution. Chan [86] menjabarkan teknik iterasi dengan asumsi initial value dan menyelesaikannya dengan tujuan menghasilkan small increment hingga terjadi konvergensi hasil. Teknik ini, however, lacks in making a judicious choice of an initial value and number of iterations required. Rajakaruna [82] menggunakan teknik iterasi dengan rangkaian ekivalen dan model matermatis untuk kurva dan the solution is reduced to a nonlinear equation in . Singh [88] mencoba teknik optimasi dengan menjabarkannya sebagai amultivariate unconstrained nonlinear optimization problem. Impedansi mesin dijadikan fungsi objek. Variabel f and xm dipilih sebagai variabel independen, yang batas nilai atas dan bawahnya boleh divariasikan untuk mendapatkan nilai yang sesuai. Metode Rosenbrock mengenai rotating coordinates telah digunakan sebagai solusi. Kesesuain dari perubahan kutub (4/6 pole) dari SEIG untuk memanfaatka lebih banyak energi angin pada rentang perubahan dari kecepatan angin seperti yang dipaparka dalam [83], [91], [92]. Hak tersebut menunjukkan bahwa pada saat prime over berada dalam kecepatan yang rendah, mesin akan beroperasi dengan jumlah kutub yang lebih banyak (6) ,sedangkan pada kecepatan yang lebih tinggi, mesin beroperasi pada jumlah kutub yang lebih sedikit (4) dengan tujuan untuk mengurangi kebutuhan eksitasi yang variasinya akan banyak tergantung dari perubahan kecepatan mesin. Chatterjee [92] mendiskusikan kebutuhan relatif dari kapaistor eksitasi untuk rasio tertentu dari kerapatn fluks, torsi elektromagnetik maksimum, daya keluaran maksimum, dan tegangan terminal dari generator pada konfigurasi kutub yang berbeda. Didapatkan bahwa capacitor requirement is about 44%, arus stator lebih kecil, dan power output is about 2.5 times in four pole as compared to a six-pole conguration which leads to the better utilization of the generator rating for a four-pole conguration. Sandhu [93] mengajukan sebuah pendekatan dengan memakai persamaan kuadrat pada slip untuk menyedarhanakan dan membuat analisa steady-state menjadi komprehensif. Wang [95] telah menyajikan pendekatan berbasis eigen value untuk memprediksi nilai minimum dan maksimum dari kapasitor yang dibutuhkan untuk self ecxitaation dari SEIG.

Analisa steady state dan performa dari SEIG driven by regulated and unregulated turbines telah dijelaskan dalam [96] and [97]. Pada kasus regulated turbines untuk CSCF operation, kecepatan per unit ditentukan dengan menyelesaikan persamaan kuadrat. Untuk unregulated turbines, sebuah prosedut iterasi tambahan menggunakan metode Secant digunakan untuk variable-speed nature of the turbine. Alghuwainem [98] telah menguji analisa steady-state dan karateristik performa dari stand-alone SEIG pada transformer dihubungkan ke terminal mesin untuk men-supply beban pada tingkatan tegangan yang berbeda atau untuk menaikkan tegangan terminal. Kecenderungan transformator untuk bersaturasi pada kecepatan yang tinggi dan menyerap daya reaktif membatasi peningkatan dari tegangan terminal dan improves the voltage regulation. Namun, transformator memberikan additional nonlinearity, yang membuat analisa menjadi rumit. Sebuah teknik telah disarankan untuk menjabarkan dan menyelesaikan persamaan sistem dengan menyertakan saturasu dari transformator. Teknik yang sama juga diterapkan pada beben non linear. Kumarasen [99] membandingkan performa dari wind-driven SEIG with load matching using the capacitor alone and with the combination of shunt and series capacitors. Perbandingan antara performa steady-state dari self-excited reluctance dengan generator induksi telah dipaparkan dalam [23] and [102]. Reluctance generator merupakan mesin sinkron dengan salient or segment rotor,yang tidak membutuhkan eksitasi rotor DC. Laporan mengernai reluctance generator masih sedikit dan penerapannya masih kurang. Dengan menggunakan metode dari komponen simeteri, analisa umum dari three-phase SEIG with an asymmetrically connected load and excitation capacitance ditunjukkan dalam [104]. Alolah [111] telah menyajikan pendekatan berbasis optimasi untuk analisa SEIG. Permsalahan dijabarkan dalam numerical optimization problem yang tidak memerlukan penurunan dari persamaan analitik. Global optimizer telah ada dalam fungsi bawaan MATLAB yang digunakan untuk menyelesaikan persamaan impedansi atau admitansi dari rangkaian mesin dengan tujuan mendapatkan parameter seperti frekuensi atau parameter lain yang belum diketahui.

VI. TRANSIENT/DYNAMIC ANALYSIS Banyak artikel yang telah membahas topik analisa transient/dynamic pada [69], [84], [116][127] dan mayoritas mengarah ke voltage buildup melalui self-excitation and load perturbation. Dalam referensi [69] dipaparkan mengenai performa transient dari SEIG. Terlihat bahwa hal tersebut dapat switching transients sehingga menghasilkan overload capacity yang baik, dan dapat re-excite over no load after loss of excitation. Dari peparan dalam paper tersebut juga didapatkan bahwa It is also that except for the most unusual circumstances (the short circuit across the machine terminals across the seriescapacitor), the short-shunt SEIG supplies adequate fault current to enable overcurrent protective device operation. Dalam referensu [84] dipaparkan tentang the voltage buildup of SEIG dengan cara switching of the three-phase capacitor bank pada kecepatan rating tanpa beban. Terlihat bahwa generator voltage build up dari tegangan kecil,yang berasal dari residual magnetism, menuju nilai ratingnya mengambil waktu sekitar 1 detik. Pada referesnsi [118] dijelaskan penelitian tentang analisa transient pada SEIG feeding an induction motor (IM) dengan tujuan untuk menganalisa kesesuain SEIG terhadap sudden switching such as startinng of IM. Terlihat bahwa reliable starting of an IM on SEIG dapat dicapi dengan nilai kapasitasni yang ditentukan melalui pengamatan steady-state. dengan demikian, nilai kapasitansi harus diaplikasikan dalam 2 langkah, pertama untuk self-excite the generator, dan yang kedua, kapasitor digunakan bersama dengan motor atau pada saat setelah motori di-switching. Wang pada referensi [119] telah menjabarkan performa transient dari stand-alone SEIG dalam proses voltage bulidup. Dalam keadaan mendadak, terjadi switching off excitation capacitor dan switching off two excitation capacitors. Terlihat bahwa pada saat satu dari 3 kapasitor eksitasi yang seimbang di switch off dari mesin, SEIG masih dapat ber-self excitation dan mengasilkan arus

yang cukup pada dua fasa yang lain. Pada saat 2 dari 3 kapasitor eksitasi yang seimbang di switch off dari mesin, generated voltage dari SEIG akan jatuh dan menjadi nol. Wang [120] menyajikan studi komparasi dari konfigurasi long-shunt dan konfigurasi short-shunt pada performa dinamik dari isolated SEIG feeding dari beban motor induksi. Hasilnya menunjukkan bahwa konfigurasi long shunt bisa menyebabkan osilasi yang tidak diharapakan, sedangkan konfigurasi short shunt bisa menghasilkan voltage regulation yang lebih baik. Levi et al. [59] memaparkan studi eksperimen terhadap sifat dinamis dari SEIG. Paper ini menekannkan studi terhadap situasi yang cenderung menjadi voltage collapse dan total demagnetization of the machine dan kecepatan variabel dari generator induksi dengan xed capacitor bank. Performa transient dari SEIG tiga fasa dalam kondisi balanced and unbalanced faults dipaparkan dalam [121], considering the effects of main and cross ux saturation for load perturbation, three-phase, and line-to-line short circuit, opening of one capacitor, two capacitors and a single line at the capacitor bank, opening of single-phase load, twophase load, etc.

VII. VOLTAGE-CONTROL ASPECTS Kebutuhan akan pendukung daya reaktif dan buruknya voltage regulation adalah dua kekurangan mendasar pada generator induksi. Generator induksi dan juga pembebanan, yang pada dasarnya bersifat induktif, membutuhkan supply daya reaktif [128][149]. Operasi daya reaktif yang tidak seimbang berpengaruh pada perubahan tegangan. Kebutuhan kapasitansi dan pemilihan kapasitor dari SEIG telah dijabarkan dalam [128][134]. Malik [132] menjelaskan bahwa kebutuhan kapasitor yang minimum secara proporsional merupakan invers dari kuadrat kecepatan dan maximum saturated magnetizing reactance. Sridhar [134] menjelaskan sebuah metodologu untuk menentukan nilai kapasitor yang sesuai untuk regulasi yang diinginkan dari short shunt SEIG. Konfigurasi short/long dari SEIG memberikan performa yang lebih baik pada kasus voltage regulation jika dibandingkan dengan simple shunt conguration. Namun, konfigurasi tersebut menyebabkan masalah subsynchronous resonance while supplying power to inductive and/or dynamic loads. Sebuah mesin overexcited synchronous dapat menghasilkan kompensasi daya reaktif [135], [136]. Namun, hal tersebut berarti harus mengorbankan active power generation as the winding of the synchronousgenerator is designed for a particular rating of current. Selain itu, metode ini sangat rumit dan biaya yang dibutuhkan juga relatif mahal, kecuali compensation yang dibutuhkan banyak. Sebuah kapasitor tetap saja [77], [115], tidak dapat memproduksi daya reaktif yang cukup yang dibutuhkan generator induksi pada kecepatan yang memungkinkan dan pada kondisi loading. Walaupun, fixed capacitor digunakan untuk menyediakan niali rata-rata, self excitation mungkin hanya menghasilkan undue overvoltages. Skema xed and switched capacitors dipaparkan dalam [137] yang berdasarkan dua grup diskrit daro xed and switched capacitors, yang cukup melengkapi daya reaktif untuk generator induksi melalui rentang kecepatan operasi yang diinginkan. Beberapa switched capacitor dijadikan minimum untuk menyederhanakn rangkaian dan juga untuk menghasilkan daya reaktif yang diinginkan. The controller senses the reactive power drawn by the machine and accordingly provides the needed reactive power to improve the power factor to as close to unity as possible. This method has limited applications because it regulates a terminal voltage in discrete steps. Metode tentang daya reaktif yang telah dijelaskan diatas memiliki beberapa kekuranga dan mungkin tidak dapat menyediakan daya reaktif dalam kondisi input dan/atau beban yang berubahubah. Angin merupakan sumber energi konvensional utama yang berflutuasi tinggi di alam dan daya yang dihasilkan dari angin bervariasi terhadap besar kecil nya kecepatan angin tersebut [138].Static var compensators (SVCs) telah digunakan dalam sistem tenaga konvensional dan juga dapat digunakan dalam isolated power system [142] dimana kontrol kontinyu dan cepat dari daya reaktif dibutuhkan.

Dalam referensi [142], SVC digunakan untuk mengontrol daya reaktif dari isolated wind-diesel hybrid system. Dalam sistem tersebut digunakan generator induksi untuk sistem angin dan generator sinkron digunakan untuk perangkat generator diesel. SVC mempunyai respon yang cepat dan kontrol kontinyu terhadap daya reaktif serta memiliki banyak keuntungan dalam over conventional reactive power compensation schemes.

VIII. PARALLEL OPERATION OF SEIG Pada wilaya dengan banyak sumber energi dari alam, SEIG biasanya dipoerasikan secara paralel [115], [150][154] untuk memberdayakan potensi penuh dari sumber alam tersebut.Operasi paralel SEIG memelukan studi tambahan dengan tujuan untuk mendapatkan aspek-aspek tertentu pada operasi paralel, misalnya pengaaruh dari perubahan parameter pada operasi paralel, VAR control, dan lain sebagainya. Bahrani [150] menyelidiki sifat dari kontrol teganagan dari operasi multi-induction generators yang dioperasikan paralel dengan one three-phase bank of excitation capacitors yang terhubung dengan common bus and load. Dilaporkan bahwa voltage regulation pada kondisi beban yang berubah-ubah bisa diatur dengan mengontrol kapasitor atau kecepatan dari salah satu atau lebih generator. Di bawah operasi tegangan terminal yang terkontrol, didapatkan bahwa capacitive reactive power dan kecepatan (active power/frequency) akan naik apabila nilai pembebanan naik. Pada keadaan yang sama, frejuensi sistem juga bergantung pada load power and terminal voltage. Chakraborty [152] telah menganalisa efek dari perubahan parameter pada performa parallel-connected SEIG yang beroperasi pada stand-alone mode. Garis besar studi ini adalaha pengaruh paramter terhadap performa masing-masing generator, sama seperti pengaruh parameter terhadapa keseluruhan sistem. Pengaruh dari deviasi parameter pada power sharing, current sharing, VAR requirements, dan pada voltage regulation telah diuji dalam paper ini.Didapatkan bahwa rotor resistance merupakan paramter yang paling dipengaruhi pada kondisi current and power sharing of individual machines and also on terminal frequency. Wang [154] menjelaskan metode berbasis Eigen value untuk menganalisa performa dinamik dari parallel-operated SEIG supplying an IM load untuk menemukan nilai minimum dari kapasitor untuk f-excitation. Analisa steady-state dan sensitivitas dari nilai kapasitansi yang berbeda telah dipelajari juga. Respon dari tegangan output dari parallel-operated generators pada kondisi switched on and off of an induction motor load juga telah dilaporkan. Pada sistem terisolasi dengan kondisi operasi paralel dari generator induksi, juga dibutuhkan [9], [10] operasi paralel dari generator sinkron dengan generator induksi. Analisa terkait telah dijabarkan pada [72] and [142] untuk mengontrol daya reaktif dari isolated winddiesel/wind dieselmicro-hydro hybrid systems, dimana terjadi penggunaan generator induksi untuk angin dan micro-hydro systems serta generator sinkron untuk perangkat generator diesel.

Anda mungkin juga menyukai