DASAR TEORI
1. Rancangan instalasi listrik adalah berkas gambar rancangan dan uraian teknik yang
digunakan sebagai pedoman untuk melaksanakan pemasangan suatu instalasi listrik.
2. Rancangan instalasi listrik harus dibuat dengan jelas serta mudah dibaca dan dipahami.
Untuk itu harus diikuti ketentuan dan standar yang berlaku.
3. Rancangan instalasi listrik terdiri dari:
a. Gambar situasi yang menunjukkan dengan jelas letak gedung atau bangunan
tempat instalasi tersebutakan dipasang dan rancangan penyambungnya dengan
sumber tenaga listrik
b. Gambar instalasi listrik terdiri dari:
1) Rancangan tata letak yang menunjukkan dengan jelas perlengkapan
listrik beserta sarana kendalinya, seperti titik lampu, stop kontak,
sakelar, motor listrik, panel hubung bagi (PHB).
2) Rancangan hubungan perlengkapan listrik dengan gawai pengendali
seperti hubungan lampu dengan sakelarnya.
3) Tanda ataupun keterangan yang jelas mengenai setiap perlengkapan
listrik.
1. Keamanan
Keamanan merupakan faktor yang paling utama dalam membuat perancangan
instalasi listrik, dimana keamanan yang dimaksud adalah keamanan bagi
pemakai/pengguna atau penghuni dan barang-barang lainnya ditinjau dari segi
elektriknya.
2. Keandalan
Keandalan dalam hal ini menyangkut pelayanan dalam pendistribusian daya listrik ke
konsumen harus terjamin dengan baik. Sehingga kemungkinan terputusnya pelayanan
pendistribusian ke listrik akibat gangguan dapat seminimal mungkin terjadi.
Keandalan juga menyangkut kecepatan pengamanan untuk menanggapi jika terjadi
gangguan pada rangkaian.
3. Ketercapaian
Pemasangan peralatan instalasi listrik harus diletakkan yang sesuai dengan
kemampuan jangkauan atau mudah dijangkau oleh pengguna instalasi tersebut,
sehingga diharapkan pengguna peralatan listrik tersebut tidak kesulitan dalam
pengoperasian listrik.
Ketercapaian juga ditunjang dengan kesederhanaan dari sistem kelistrikannya itu
sendiri. Sehingga diharapkan akan memberikan kemudahan dalam pemeriksaan,
perawatan dan perbaikan instalasi listrik itu sendiri.
4. Ketersediaan
Ketersediaan dalam pengertian ini adalah kesiapan instalasi dalam melayani
kebutuhan konsumen baik untuk kebutuhan daya, peralatan, maupun perluasan
instalasi listrik.
Penyediaan sumber energi listrik cadangan perlu dilakukan, hal ini didasarkan atas
apabila ada penambahan beban baru dapat dilakukan tanpa merubah instalasi yang
sudah ada.
5. Keindahan
Instalasi listrik yang dirancang harus mempertimbangkan faktor kerapihan
pemasangan peralatan, dengan tetap memperhatikan dari segi keamanan instalasi itu
sendiri sesuai peraturan yang berlaku.
6. Ekonomis
Instalasi listrik mulai dari perencanaan, perancangan dan pelaksanaan pemasangan
sampai dengan pengoperasian harus diperhitungkan biaya yang sesuai dengan
investasi.
1. Pompa Hidrant
2. Pompa Sumersible
Gambar 3.2 Pompa Summersible
3. Pompa Booster
Pompa booster adalah jenis pompa yang berfungsi hanya untuk menambah tekanan
air, dengan demikian pompa ini tidak dapat digunakan untuk menghisap air dengan
posisi sumber air di bawah pompa. Penggunaan pompa jenis ini lebih menghemat
listrik karena daya listrik yang dibutuhkan biasanya lebih kecil. Selain itu sistem
otomatis pompa ini tidak menggunakan pressure switch, tetapi menggunakan
sejenis bola magnet yang berfungsi ketika ada aliran air. Penggunaan otomatis jenis
ini juga memiliki keuntungan lain, karena bila tidak ada air, pompa tidak akan
bekerja. Sehingga kita terhindar dari resiko kerusakan atau terbakarnya pompa bila
kita sampai lupa mengisi penampungan air.
4. Pompa Transfer
Pompa transfer sering disebut juga dengan istilah pompa pengisi atau pompa
pemindah atau pompa angkat. Fungsi pompa ini memindahkan air dari satu tempat
ke tempat lain secara otomatis ataupun dengan cara manual (On/Off). Pompa
bekerja secara otomatis dengan bantuan sensor elektroda ataupun dengan
pelampung, sensor ini akan bekerja dengan mendeteksi level air. Jika level air turun
(tangki kosong) pada level tertentu maka akan dideteksi oleh elektroda/pelampung
kemudian memberi perintah supaya pompa hidup, dan apabila level air naik (tangki
penuh) pada level tertentu maka akan dideteksi oleh elektroda/pelampung
kemudian memberi perintah supaya pompa mati.
Beban emergency merupakan beban-beban yang hanya menyala pada saat gedung
tidak dialiri listrik dari PLN. Adapun beban-beban emergency adalah:
1. Pompa Elektrik Hidrant
2. Lampu emergency
3.5.1 Trafo
Transformator/ Transformer / Trafo adalah suatu peralatan listrik yang termasuk dalam
klasifikasi mesin listrik statis dan berfungsi untuk menyalurkan tenaga / daya listrik dari
tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya, dengan frekuensi sama. Dalam
pengoperasiannya, transformator - transformator tenaga pada umumnya ditanahkan pada
titik netral, sesuai dengan kebutuhan untuk sistem pengamanan atau proteksi. Sebagai contoh
transformator 20 kV/6 kV ditanahkan secara langsung di sisi netral 20 kV. Transformator
yang telah diproduksi terlebih dahulu melalui pengujian sesuai standar yang telah ditetapkan.
Gambar 3.3 Transformator
Transformator (trafo) adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan
tegangan bolak-balik (AC). Transformator terdiri dari 3 komponen pokok yaitu: kumparan
pertama (primer) yang bertindak sebagai input, kumparan kedua (skunder) yang bertindak
sebagai output, dan inti besi yang berfungsi untuk memperkuat medan magnet yang
dihasilkan.
Prinsip kerja dari sebuah transformator adalah sebagai berikut. Ketika Kumparan
primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik, perubahan arus listrik pada
kumparan primer menimbulkan medan magnet yang berubah. Medan magnet yang berubah
diperkuat oleh adanya inti besi dan dihantarkan inti besi ke kumparan sekunder, sehingga
pada ujung-ujung kumparan sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan
induktansi timbal-balik (mutual inductance).
Circuit breaker adalah suatu alat yang memiliki fungsi yang penting yaitu sebagai alat
pemutus dan menyambungkan rangkaian, dan dapat menutup kembali baik secara manual
atau otomatis dengan menggunakan remote control, setelah gangguan diatasi. Tujuan
pemakaian circuit breaker adalah untuk memutuskan jaringan tegangan tinggi, apakah
jaringan tersebut dalam keadaan berbeban atau dalam keadaan hubung singkat. Dan untuk
memenuhi fungsinya tersebut, maka circuit breaker harus memenuhi syarat sebagai berikut:
Di dalam rangkaian circuit breaker terdiri dari fixed kontak dan moving kontak yang
disebut juga dengan elektroda. Kontak-kontak tersebut dalam keadaan normally closed dan
pada saat gangguan circuit breaker tersebut secara manual atau otomatis akan terbuka
sehingga tidak ada arus yang mengalir sebelum gangguan dapat diatasi.
Pada saat pengkabelan circuit breaker hot wire dan netral wire tidak pernah terkontak
secara langsung. Kemudian muatan bekerja dan selalu menembus rangkaian peralatan
seperti resistor. Dengan demikian batas peralatan listrik dapat menembus sebuah rangkaian
dengan kondisi arus, tegangan dan resistan konstan.
Peralatan didesain untuk menjaga arus dengan kerelatifan level yang rendah agar
tujuan pengamanan dapat tercapai. Akibat aliran muatan yang terlalu banyak menembus
sebuah rangkaian, maka akan timbul panas pada kabel-kabel dan menyebabkan kebakaran.
Pada kasus ini sangat penting dilakukan desain pada peralatan.
MCB adalah suatu pengaman rangkaian yang dilengkapi dengan pengaman termis
(bimetal) untuk pengaman beban lebih dan juga dilengkapi relai elektromagnetik untuk
pengaman hubung singkat. MCB banyak digunakan untuk pengaman sirkit satu fasa dan tiga
fasa.
Keuntungan menggunakan MCB, yaitu:
a. Dapat memutuskan rangkaian tiga fasa walaupun terjadi hubung singkat pada salah
satu fasanya.
b. Dapat digunakan kembali setelah rangkaian diperbaiki akibat hubung singkat atau
beban lebih.
c. Mempunyai tanggapan yang lebih baik apabila terjadi hubung singkat atau beban
lebih.
Pada MCB terdapat dua jenis pengaman yaitu secara thermis dan elektromagnetis,
pengaman thermis berfungsi untuk mengamankan arus beban lebih sedangkan pengaman
elektromagnetis berfungsi untuk mengamankan jika terjadi gangguan hubung singkat.
Pengaman thermis pada MCB memiliki prinsip yang sama dengan thermal overload yaitu
menggunakan dua buah logam yang digabungkan (bimetal), pengaman secara thermis
memiliki kelambatan, ini bergantung pada besarnya arus yang diamankan, sedangkan
pengaman elektromagnetik menggunakan sebuah kumparan yang dapat menarik sebuah
angker dari besi lunak. MCB dibuat hanya memiliki satu kutub untuk pengaman satu fasa,
sedangkan untuk pengaman tiga fasa biasanya memiliki tiga kutub dengan tuas yang
disatukan, sehingga apabila terjadi gangguan pada salah satu kutub maka kutub yang lainnya
juga akan ikut terputus.
Alat ini berfungsi untuk melindungi peralatan system listrik terhadap hubungan singkat
dan beban lebih. Biasanya fuse dipasang dengan switch lain seperti saklar pisau dipasang
seri dengan fuse tersebut. Bagian utama suatu fuse adalah
1. Elemen fuse, yaitu bahan yang dibuat dari metal.
2. Sepasang tempat penghubung elemen fuse dan sebuah body dipasangkan.
Jika panas yang dihasilkan melebihi harga batas fuse, maka fuse tersebut atau
konduktornya akan meleleh sehingga memutuskan rangkaian yang ada dibelakangnya,
sehingga rangkaian tersebut sekaligus terlinsung dari arus yang besar.
3.5.5.1 Karakteristik Circuit Breaker
Dapat dijelaskan karakteristik yang seharusnya dimiliki oleh fuse adalah sebagai
berikut:
Pada gambar berikut akan diperlihatkan konfigurasi tipikal kabel yang umum digunakan:
1. konduktor
1
2. Shield / Screen Konduktor
2
3. Insulation 3
4
4. Insulation Screen (non metallic part) 5
5. Insulation Screen (metallic part) 6
7
6. Non-hygroscopic fillers dan separator tape 8
7. Bedding
8. Armour
9. Outer Sheath
9
Gambar 3.6 Konfigurasi Tipikal Kabel
Adapun beberapa faktor pertimbangan dalam memilih ukuran kabel atau kawat untuk transmisi
dan distribusi listrik :
1. Kehilangan atau kerugian tenaga (power loss) yang dirubah menjadi panas dalam kawat
karena adanya tahanan kawat itu sendiri. Besarnya power loss dapat dihitung dengan
rumusan berikut = I2R . Pemakaian kawat dengan ukuran besar maka harga tahanan akan
mengecil sehingga tenaga yang hilang dapat diperkecil.
2. Kerugian tegangan, tegangan listrik dari sumber akan turun disebabkan karena adanya
pemakaian arus beban. Pemakaian arus menyebabkan adanya kehilangan atau kerugian
tegangan (I.R drop).
3. Batasan kuat arus yang boleh dialirkan pada kawat agar tidak menimbulkan panas yang
berlebihan karena panas tersebut dapat merusak bahan isolasi.
Untuk penggunaan kabel dalam sistem kelistrikan industri maupun instalasi pada rumah, terdapat
beragam jenis kabel yang dapat digunakan sesuai kebutuhan. Karena banyaknya jenis yang ada,
maka jenis kabel tersebut dinyatakan dengan bantuan singkatan huruf atau juga dengan angka.
Kode-kode tipe desain kabel adalah sebagai berikut :
N : kabel dengan konduktor tembaga
NA : kabel dengan konduktor Aluminium
A : isolasi konduktor tunggal
2X : isolasi XLPE
Y : selubung PVC untuk kabel outdoor
C : konduktor tembaga konsentris
B : double steel tape berperisai
F : kawat flat steel galvanis
R : kawat round steel galvanis
Gb : steel tape helix (mengikuti F arau R)
re : konduktor circular solid
rm : konduktor circular stranded
sm : konduktor shaped stranded
cm : konduktor compacted circular stranded
Kabel yang biasa digunakan dalam instalasi listrik ada beberapa jenis seperti NYY,
NYFGbY, NYM, NYA, serta berikut penjelasan untuk beberapa tipe kabel :
Kabel NYA
Kabel NYM
Kabel NYY
Dimana
Vs = tegangan pada pangkal pengiriman
Vr = tegangan pada ujung penerimaan
Untuk menghitung jatuh tegangan, diperhitungkan reaktansinya, maupun faktor dayanya yang
tidak sama dengan satu, maka berikut ini akan diuraikan cara perhitunganya. Dalam
penyederhanaan perhitungan, diasumsikan bebanbebannya merupakan beban fasa tiga yang
seimbang dan faktor dayanya (Cos ) antara 0,6 s/d 0,85. tegangan dapat dihitung berdasarkan
rumus pendekatan hubungan sebagai berikut :
V = I R cos L+ I j X sin L
V = I (R cos + j X sin )L
Dimana :
V : Tegangan Jatuh (Volt)
Vr : Tegangan reaktif (Volt)
I : arus penghantar phasa (Ampere)
R : resistansi/tahanan penghantar phasa (/km)
jX : reaktansi saluran (/km)
: sudut daya (beda sudut antara I dan E)
L : panjang saluran (m)
Maka :
Untuk saluran 1 phasa
2( cos + sin )
1 = 1000
Pemasangan pada dinding perlu dibuatkan ruangan khusus mekanikal elektrikal sehingga
tidak mengganggu keindahan arsitektur bangunan. jika terpaksa berada pada ruangan yang
membutuhkan kerapian maka bisa dibungkus dengan dinding gypsum atau batu bata sehingga
terlihat bersih dan rapi.
3.5.9 Conduit
Conduit adalah sistem perpipaan listrik yang digunakan untuk perlindungan dan routing
kabel listrik. Conduit dapat terbuat dari logam, plastik, serat, atau dipecat tanah liat. Conduit
Fleksibel tersedia untuk tujuan khusus. Conduit umumnya dipasang di lokasi pemasangan
peralatan listrik. Penggunaannya, bentuk, dan rincian instalasi sering ditentukan oleh peraturan
kelistrikan, seperti Amerika Serikat NEC atau kode nasional atau lokal lainnya. Conduit terbuat
dari material metal ataupun plastik. Conduit yang terbuat dari metal bersifat kaku, sedangkan yang
terbuat dari plastik bersifat fleksibel / lentur. Conduit terbentang antara area kerja menuju wiring
closet. Dalam pengisian kabel, harus disisakan ruang kosong dalam conduit sebesar 40% dari
kapastitas conduit. Conduit dapat dipakai di rute horizontal cable ataupun backbone cable.
Sistem pentanahan atau biasa disebut sebagai grounding system adalah sistem pengamanan
terhadap perangkat-perangkat yang mempergunakan listrik sebagai sumber tenaga, dari lonjakan
listrik utamanya petir. Sistem pentanahan digambarkan sebagai hubungan antara suatu peralatan
atau sirkit listrik dengan bumi. Sistem pentanahan yang digunakan baik untuk pentanahan netral
dari suatu sistem tenaga listrik, pentanahan sistem penangkal petir dan pentanahan untuk suatu
peralatan khususnya dibidang telekomunikasi dan elektronik perlu mendapatkan perhatian yang
serius, karena pada prinsipnya pentanahan tersebut merupakan dasar yang digunakan untuk
suatu system proteksi. Tidak jarang orang umum/ awam maupun seorang teknisi masih ada
kekurangan dalam mengprediksikan nilai dari suatu hambatan pentanahan. Besaran yang sangat
dominan untuk diperhatikan dari suatu sistem pentanahan adalah hambatan sistem suatu
sistem pentanahan tersebut.
Besar impedansi pentanahan tersebut sangat dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor
internal atau eksternal. Yang dimaksud dengan fator internal meliputi :
a. Dimensi konduktor pentanahan (diameter atau panjangnya)
b. Resistivitas relative tanah
c. Konfigurasi system pentanahan.
Untuk mengetahui nilai-nilai hambatan jenis tanah yang akurat harus dilakukan pengukuran
secara langsung pada lokasi yang digunakan untuk system pentanahan karena struktur tanah
yang sesungguhnya tidak sesederhana yang diperkirakan, untuk setiap lokasi yang berbeda
mempunyai hambatan jenis tanah yang tidak sama.
Tujuan utama pentanahan adalah menciptakan jalur yang low- impedance (tahanan rendah)
terhadap permukaan bumi untuk gelombang listrik dan transient voltage. Penerangan, arus listrik,
circuit switching dan electrostatic discharge adalah penyebab umum dari adanya sentakan listrik
atau transient voltage. Sistem pentanahan yang efektif akan meminimalkan efek tersebut.
Dari gambar diatas tampak bahwa ada empat alat pentanahan, yaitu:
1. Batang pentanahan tunggal (single grounding rod).
2. Batang pentanahan ganda (multiple grounding rod). Terdiri dari
beberapa batang tunggal yang dihubungkan paralel.
3. Anyaman pentanahan (grounding mesh), merupakan anyaman kawat
tembaga.
4. Pelat pentanahan (groundingplate) ,yaitu pelat tembaga.