Anda di halaman 1dari 12

TUGAS UTILITAS

UNIT PENDUKUNG PROSES


LISTRIK

Disusun Oleh:

Asri Pertiwi Setiatun 21030115140118

Daniel Asdi Baskoro Sejati 21030115140184

Hanny Dian Mentari 21030115120012

Muhammad Iqbal 21030115130107

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA TEKNIK


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat dan
karunia yang diberikan kepada penyusun sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah mengenai utilitas listrik sebagai salah satu tugas pada mata kuliah Utilitas.
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah
Utilitas. Selain itu untuk mengetahui utilitas listrik secara lebih mendalam ditinjau dari
unit penyediaan listrik, proses distribusi, dan rancangan biaya untuk memenuhi
kebutuhuhan listrik pada pabrik.
Penyusun menyadari dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari berbagai
pihak yang membantu. Untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dosen pengampu mata kuliah Utilitas, Bapak Ir. Slamet Priyanto yang telah
membimbing dalam penyusunan makalah.
2. Kawan – kawan mahasiswa Teknik Kimia Universitas Diponegoro.

3. Berbagai pihak yang telah membantu yang tidak dapat penyusun sebutkan satu per
satu.

Dalam penyusunan makalah ini penyusun percaya bahwa tidak ada yang sempuna
sehingga seiring berkembangnya teknologi, segala referensi mengenai utilitas listrik
sangat diperlukan. Demikian yang dapat penyusun sampaikan, semoga makalah ini
bermanfaat bagi banyak pihak khususnya mahasiswa Teknik Kimia Universitas
Diponegoro Semarang.

Semarang, 28 April 2017

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak pertama kali ditemukannya listrik oleh seorang ilmuan berkebangsaan


Yunani yang bernama Thales. Kemudian setelah bertahun-tahun semenjak ide
Thales dikemukakan, baru kemudian muncul lagi penapat-pendapat serta teori-teori
baru mengenai listrik seperti yang diteliti dan dikemukakan oleh William Gilbert,
Joseph priestley, Charles De Coulomb, Ampere, Michael Farraday, Oersted.
Kemudian listrik pun terus berkembang sampai akhirnya seperti sekarang ini. Bisa
dikatakan listrik turut ikut membantu dalam perkembangan zaman karena hampir
setiap teknologi yang ada sekarang ini digerakkan oleh listrik. Termasuk sebagai
unit pendukung proses.
Unit pendukung proses atau sering pula disebut unit utilitas merupakan sarana
penunjang proses yang diperlukan pabrik agar dapat berjalan dengan baik. Pada
umumnya, utilitas dalam pabrik proses meliputi air, kukus (steam), dan listrik.
Penyediaan utilitas dapat dilakukan secara langsung dimana utilitas diproduksi di
dalam pabrik tersebut, atau secara tidak langsung yang diperoleh dari pembelian ke
perusahaan-perusahaan yang menjualnya.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang akan dibahas dalam makalah ini antara lain:

a. Apa yang dimaksud unit pendukung proses?

b. Bagaimana penggunaan listrik di industri?

c. Bagaimana unit penyediaan listrik di industri?

d. Bagaimana rincian biaya untuk keperluan listrik pada industri?

e. Bagaimana sistem distribusi tenaga listrik di industri?

1.3 Tujuan

Tujuan makalah ini adalah mengkaji unit penyedia proses, dimana salah satunya
yaitu listrik secara lebih mendalam. Selain itu juga membahas unit penyedia, rincian
biaya dan sistem distribusinya.

1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu sebagai media belajar mengenai unit
penyedia proses yaitu listrik secara lebih mendalam.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Unit Pendukung Proses (Utilitas)

Unit pendukung proses atau sering disebut unit utilitas merupakan bagian
penting yang menunjang berlangsungnya suatu proses dalam suatu pabrik.
Unit pendukung proses yang dibutuhkan pada pabrik meliputi:

1. Unit Penyediaan dan Pengolahan Air

Berfungsi sebagai air proses, air pendingin, air umpan boiler dan aircsanitasi
untuk air perkantoran dan air untuk perumahan. Prosescpendinginan digunakan di
Cooling Tower.
2. Unit Penyediaan Steam

Digunakan untuk proses pemanasan di reaktor, kristalizer, evaporatorcdan Heat


Exchanger.

3. Unit Penyediaan Bahan Bakar

Berfungsi menyediakan bahan bakar untuk Boiler dan Generator

4. Unit Penyediaan Listrik

Berfungsi sebagai tenaga penggerak untuk peralatan proses maupuncpenerangan.


Listrik diperoleh dari PLN dan Generator Set sebagaiccadangan apabila PLN
mengalami gangguan.
5. Unit pengolahan limbah

Berfungsi untuk mengolah limbah pabrik baik yang berupa padat, cair maupun gas.

6. Unit Penyediaan Udara Tekan

Berfungsi sebagai penyedia udara tekan untuk menjalankan sistem instrumentasi.


Udara tekan diperlukan untuk alat kontrol pneumatik. Alat penyediaan udara
tekan berupa kompresor dan tangki udara.

2.2 Unit Penyediaan Listrik

Unit ini berfungsi untuk memenuhi kebutuhan listrik di seluruh area pabrik,
pemenuhan kebutuhan listrik dipenuhi oleh PLN dan sebagai cadangan adalah
generator set untuk menghindari gangguan yang mungkin terjadi pada PLN.
Kebutuhan listrik dapat dibagi:

a. Listrik untuk keperluan proses

b. Listrik untuk utilitas

c. Listrik untuk penerangan dan AC

d. Listrik untuk laboratorium dan bengkel


e. Listrik untuk instrumentasi

Berikut ini merupakan contoh kebutuhan listrik dalam pabrik:

a. Listrik untuk keperluan proses

Daya listrik memiliki satuan housepower atau HP, dimana 1 HP sama dengan 0.7457
KW maka power yang dibutuhkan = 109, 5 x 0.7457 KW = 81.6542 KW

b. Peralatan utilitas

Diketahui 1 HP = 0.7457 KW

Power yang dibutuhkan = 25 x 0.7457 KW = 18.6425 KW

2. Listrik
untuk keperluan alat kontrol dan penerangan
Listrik untuk AC diperkirakan 5000 W = 5 KW
Listrik untuk penerangan dperkirakan = 100 KW
3. Listrik untuk laboratorium dan bengkel
Listrik untuk laboratorium dan bengkel diperkirakan = 40 KW

4. Listrik untuk instrumentasi

Listrik untuk instrumentasi diperkirakan = 5 KW

Jumlah kebutuhan listrik total = 514 KW

Emergency generator yang digunakan mempunyai efffisiensi 80%


514
Maka input generator = 80% = 642,8629 KW

Ditetapkan input generator = 650 KW


Spesifikasi generator
Tipe = AC Generator
Kapasitas = 650 KW
Tegangan = 220/360volt
Effisiensi = 80%

2.3 Aliran Listrik Dua Fase

Pada suatu sistem listrik AC, gelombang voltase tersebut bisa berjumlah satu
atau tiga. Jumlah satu dan tiga ini lebih familiar digunakan di khalayak umum
dibandingkan dengan angka yang lain. Jika sistem listrik AC tersebut hanya
terdapat satu gelombang voltase, maka hal ini disebut listrik AC satu fasa.
Sedangkan jika terdapat tiga gelombang voltase maka disebut dengan listrik AC
tiga fasa.

Gambar 3. Perbedaan Gelombang Listrik AC Fasa Tunggal dengan Tiga


Fasa Bagaimana bisa ada dua tipe arus listrik AC di atas adalah berasal
dari sumber arus listrik AC tersebut, dalam hal ini adalah generator.
Komponen generator yang menentukan jumlah fasa yang dihasilkan
tersebut adalah kumparan kawat (armature). Jumlah dan susunan kumparan
menjadi penentu jumlah fasa yang dihasilkan oleh sebuah generator AC.
Berikut akan kita bahas lebih lanjut dua tipe generator ini berdasarkan fasa
listrik AC yang ia hasilkan.

1. Generator AC Fasa Tunggal.


Generator AC yang menghasilkan listrik fasa tunggal adalah generator yang di
dalamnya hanya memiliki satu kumparan kawat (armature), atau beberapa kumparan
kawat yang tersusun secara seri. Untuk lebih jelasnya mari kita perhatikan beberapa
skema generator berikut.

(a) Alternator Dengan Satu Putaran Lilitan Kumparan Sebagai Rotor

(b) Alternator Dengan Beberapa Putaran Lilitan Kumparan Sebagai Rotor

(c) Alternator Dengan Satu Pasang Kumparan Sebagai Stator


(d) Alternator Dengan Dua Pasang Kumparan Sebagai Stator

Keempat jenis generator di atas sama-sama menghasilkan arus listrik AC satu


fasa. Gambar (a) adalah sebuah generator AC dengan kumparan kawat sebagai rotor.
Nampak pada grafik dibawahnya bahwa dengan satu putaran lilitan kumparan mampu
menghasilkan listrik AC fasa tunggal. Gambar (b) juga sama seperti gambar (a),
yakni sebuah alternator dengan kumparan sebagai rotor. Hanya saja lilitan kumparan
diperbanyak menjadi beberapa kali. Hal ini akan menghasilkan arus listrik AC fasa
tungggal dengan frekuensi yang sama seperti gambar (a), namun memiliki nilai voltase
yang berlipat ganda sesuai dengan jumlah lilitan kumparan.
Gambar (c) dan (d) adalah generator AC tipe medan magnet sebagai rotor,
sehingga kawat kumparan didesain berada di sisi stator. Nampak pada gambar (c), stator
tersusun atas dua sisi kumparan yang saling terhubung secara seri. Selain itu arah
putaran lilitan kumparan antara yang satu dengan yang lainnya nampak saling
berkebalikan, hal ini dikarenakan tiap- tiap kumparan akan menghadap ke medan
magnet dengan kutub yang berbeda. Dengan desain demikian akan membuat arah
arus listrik yang terbangkitkan akan selalu searah antara kumparan yang satu dengan
yang lainnya.
Generator gambar (d) merupakan pengembangan dari desain (c), dimana
kumparan kawat bertambah menjadi empat kumparan dan begitu pula dengan kutub
magnet yang juga menjadi empat kutub. Lilitan kumparan saling terhubung secara seri
sesuai dengan gambar di atas. Dengan desain semacam ini, untuk setiap 90o putaran
rotor, kutub voltase listrik akan berubah arah dari positif ke negatif ataupun sebaliknya.
Sehingga di setiap satu putaran rotor akan tercipta dua gelombang penuh listrik
AC. Selain itu karena kumparan dihubungkan secara seri dan output tegangan
berupa satu fase, maka besar tegangan listrik total yang dihasilkan oleh generator ini
sebanyak empat kali tegangan yang dihasilkan oleh masing-masing kumparan. Dengan
kata lain dua kali lebih besar dibandingkan dengan tegangan listrik yang dihasilkan oleh
generator (c).

2. Generator AC Fasa Tiga.


Generator tiga fasa memiliki prinsip kerja yang sama dengan generator
satu fasa. Pembeda paling utama adalah digunakannya tiga kumparan kawat yang
saling terhubung dengan konfigurasi khusus. Jika pada alternator satu fasa
beberapa kumparan dihubungkan secara seri akan menghasilkan tegangan listrik
AC yang lebih besar, maka pada alternator tiga fasa koneksi antar ketiga kumparan
kawat akan menghasilkan tiga gelombang voltase listrik AC yang saling
mendahului.

Gambar 4. Koneksi Antar Kumparan Pada Alternator AC

Tiga kumparan kawat, baik diposisikan sebagai rotor ataupun stator


alternator, disusun sedemikian rupa sehingga diantara ketiganya memiliki jarak
sudut 120o. Masing- masing kumparan memiliki dua ujung kawat yang salah satu
ujungnya dihubungkan dengan ujung kawat kumparan lainnya dengan bentuk
konfigurasi delta (Δ) atau wye (Y) seperti pada gambar di atas. Sedangkan ujung-
ujung kawat kumparan lainnya berfungsi sebagai output untuk menyalurkan energi
listrik AC yang terbangkitkan keluar generator.
Gambar 4. Tiga Kumparan Sebagai Stator Alternator Saling Terhubung dengan Koneksi Y

Tegangan listrik keluaran alternator AC tiga fasa membentuk tiga buah


gelombang sinus jika diproyeksikan ke dalam sebuah grafik. Ketiga gelombang
tersebut memiliki frekuensi yang sama persis, namun saling memiliki jarak
sepertiga gelombang antara satu gelombang dengan gelombang lainnya.
Dibawah ini adalah sebuah animasi proses pembentukan gelombang listrik
AC dari sebuah alternator. Titik-titik merah, biru, dan hijau adalah posisi
dimana kumparan kawat harus diletakan serta merepresentasikan fase satu,
dua, dan tiga.

Keluarannya dari transformator antara R&S ; R&T ; S&T = 380 V dan


dinamakan 2(dua) phase, dan ini tidak umum digunakan. "Belum ada" nya
pembangkit Listrik 2 phase, menjadikan "belum ada" nya alat-alat yang
menggunakan listrik 2 phase.
Pengkategorian listrik 1 phase bila bebannya masih rendah/kecil.
Untuk beban tinggi/besar digunakan listrik 3 phase, karena lebih effisien.
Contoh:
1.Dimensi Motor listrik 1 HP 1 phase 3 kali besarnya dibandingkan dengan
Motor listrik 1 HP 3 phase.
2.Besar Arus (Ampere) 1HP 1 phase +/- = 3.5 Ampere.
Sedangkan 1 HP 3 phase +/- = 1.2 Ampere.
3.Berdampak juga pada kabel power untuk motor 1 HP 1 phase menjadi 3
kali lebih besar dibandingkan dengan Motor listrik 1 HP 3 phase.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Unit pendukung proses atau sering pula disebut unit utilitas merupakan
sarana penunjang proses yang diperlukan pabrik agar dapat berjalan dengan baik.
Pada umumnya, utilitas dalam pabrik proses meliputi air, kukus (steam), dan
listrik. Listrik merupakan salah salah satu unit pendukung yang penting.
Penyediaan Listrik untuk keperluan proses dapat dari PLN maupun generator.
Untuk mengerti biaya yang diperlukan untuk memenuhi keperluan listrik
sebagai unit penyedia proses, maka perlu dibuat rincian biaya. Sistem Distribusi
merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk
menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power Source)
sampai ke konsumen.

5.2 Saran

Dalam perancangan sebuah pabrik, maka sangat penting untuk mengkaji

keperluan listrik dan biayanya. Oleh karena itu perlu dikaji secara rinci
keperluan listrik untuk proses.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2016. Penyesuaian Penetapan Tarif Tenaga Listrik. Dikutip dari


www.pln.co.id. Diakses pada tanggal 1 Mei 2016

Anonim. 2014. Macam-macam Generator AC. Dikutip dari http://artikel-


teknologi.com/macam- macam-generator-ac/3/. Diakses pada tanggal 1 Mei
2016
Anonim. 2015. Sistem Distribusi Tenaga Listrik. Dikutip dari
http://dunia-listrik. co.id/2008/12/sistem-distribusi-tenaga-listrik.html.
Diakses pada tanggal 1 Mei 2016
Wahyuningtyas, A.F. 2007. Unit Pendukung Proses. Dikutip dari
eprints.ums.ac.id/1541 9/5/BAB_IV_40_000.pdf. Diakses pada tanggal 1
Mei 2016

20

Anda mungkin juga menyukai