Anda di halaman 1dari 4

TEKNIS EVALUASI KINERJA APARATUR

Abstrak, Ringkasan dan Tanggapan

ILMU HUMANIORA DAN ILMU NON-HUMANIORA DI ERA GLOBALISASI:


KESEIMBANGAN & SALING MEMERLUKAN

Karya Prof. Dr. H. Syarif Ibrahim Alqadrie, M.Sc

Untuk memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah Teknis Evaluasi Kinerja Aparatur dengan
dosen pembimbing Prof. Dr. H. Syarif Ibrahim Alqadrie, M.Sc

NAMA : PRATIWI ARDI LESTARI


NPP : 29.1193
KELAS : E2
ABSEN : 23
PRODI : MSDM SEKTOR PUBLIK

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA SEKTOR PUBLIK


INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
KAMPUS KALIMANTAN BARAT
TAHUN AJARAN 2020/2021
ABSTRAK

Kebutuhan pasar yang menginginkan lulusan sains teknologi dari perguruan tinggi, membuat
para lulusan ilmu sosial merasa dikesampingkan bahkan terabaikan. Banyak dari mereka yang
memulai ulang pendidikan untuk bisa menyesuaikan dengan selera pasar akan kebutuhan sumber
daya manusia yang lebih membutuhkan para lulusan ilmu eksak dan mengabaikan lulusan ilmu
sosial. Prof. Dr. H. Syarif Ibrahim Alqadrie, M.Sc. dalam artikelnya yang berjudul Ilmu
Humaniora dan Ilmu Non-Humaniora di Era Globalisasi : Keseimbangan dan Saling
Memerlukan Tilogi Pertama membahas mengenai pilihan bangsa Indonesia dalam prosesnya
menuju negara berkembang dan globalisasi dengan tetap mempertahankan eksistensi ilmu
humaniora dalam perguruan tinggi. Peran dari ilmu humaniora di era globalisasi ini adalah
sebagai penjaga keharmonisan perkembangan pembangunan dan mengurangi kemudharatan dari
efek teknologi.

Kata Kunci : Humaniora, Teknologi, Globalisasi, Pembangunan


RINGKASAN

Profesor Dr. H. Syarif Ibrahim Alqadrie, M.Sc menuliskan dalam artikelnya yang bertajuk
Ilmu Humaniora dan Ilmu Non-Humaniora di Era Globalisasi : Keseimbangan dan Saling
Memerlukan Tilogi Pertama mengemukakan bahwa ilmu humaniora merupakan penghubung
antara pentingnya pemahaman antara masa depan dengan masa yang lalu. Hal ini terkait dengan
konteks dan konsekuensi dari penciptaan dan pemanfaatan melaui perkembangan teknologi,
dengan sistem sosial, ekonomi, dan politik.

Penulis dalam artikelnya menerangkan beberapa alasan tentang pentingnya ilmu sosial
humaniora dalam perkembangan Indonesia di masa yang akan datang. Alasan tersebut
diantaranya adalah negara Indonesia lambat laun akan mengalami tranformasi sebuah sistem
teknologi akibat mengalirnya teknologi dari negara industeri maju. Fenomena itu pastilah akan
berdampak besar terhadap tiap- tiap komponen masyarakat dan lingkunagn disekitarnya. Maka
dari itu untuk mengurangi dampak kerugian atau kemaslahatan diperlukannya peran dari ilmu
sosial humaniora agar kerusakan lingkungan alam dan kondisi sosial masyarakat Indonesia tidak
terjadi.

Kebijakan pemerintah Indonesia dalam memenuhi kebutuhan pasar akan lulusan sarjana
dari perguruan tinggi (PT) berupa keahlian dalam bidang sains-keteknikan tidak semerta-merta
membuat Indonesia mengapus program ilmu sosial dari perguruan tinggi seperti negara maju
lainnya. Indonesia menurut Profesor Syarif mencoba menyeimbangkan antara sanis-teknologi
dengan sosial humaniora dalam memenuhi kebutuhan industri pasar. Kebijakan yang diambil
tidak serta membuat sosial-humaniora menjadi sebuah subordinat bidang sains-keteknikan.

Professor Syarif dalam artikelnya menjelaskan tentang peran pokok dari perguruan tinggi
yaitu selain memberikan pelayanan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan, juga
menciptakan sebuah alat pelayanan yang melindungi masyarakat dalam paradigm non-
positivisme dengan pendekatan yang manusiawi. Oleh karena itu tidak bisa dengan seenaknya
dapat menghilangkan atau mengapus ilmu sosial –humaniora dalam perguruan tinggi karena hal
itu tekait dengan peran penting yang dimiliki oleh perguruan tinggi. Oleh kerena itu, dalam
mendukung proses pembangunan perguruan tinggi harus mengahsilkan lulusan yang tidak hanya
mengetahui dan memahami tentang konsep ilmu pengetahuan namun juga kemampuan
kreatifitas.

TANGGAPAN

Dalam artikelnya yang berjudul bertajuk Ilmu Humaniora dan Ilmu Non-Humaniora di Era
Globalisasi : Keseimbangan dan Saling Memerlukan Tilogi Pertama membahas mengenai pilihan
bangsa Indonesia dalam menjaga keseimbangan perkembangan tekonologi dengan tetap
mempertahankan eksisitensi ilmu sosial humaniora pada perguruan tinggi. Saya sangat
mengapresiasi penulis dalam penyusunan artikel ini karena meskipun semangat bangsa Indonesia
dalam menuju kearah negara industry maju tidak terpengaruh seperti negara lain dengan
menuruti kebutuhan pasar industru yang lebih membutuhkan lulusan dalam bidang sains-
teknologi. Hal ini merupakan keputusan yang berbeda dan juga sangat tepat dalam mengurangi
dampak buruk dari globalisasi dan pembangunan berkelanjutan.

Anda mungkin juga menyukai