Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

MENGANALISIS URGENSI ANALISIS SITUASI UNTUK

MENGEMBANGKAN KURIKULUM ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(IPS)

Dosen Pengampuh :
Prof. Dr. Syamsu A. Kamaruddin,M.Si
Dr. Ibrahim,S.Ag.,M.Pd

Halaman Judul

Di Susun Oleh:
Ahmad Rizky

PROGRAM MAGISTER
PENDIDIKAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, dengan segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, telah
memberikan kepada penulis kemampuan, tenaga, nikmat waktu, dan pikiran
sehingga dapat menyelesaikan makalah yang Menganalisis Urgensi Analisis Situasi
Untuk Mengembangkan Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosial (Ips) tepat pada
waktunya. penulis berharap melalui makalah ini dapat memberikan beberapa
informasi yang dapat digunakan sebagai sumber untuk membantu mahasiswa yang
mengambil mata kuliah Filsafat ilmu.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini.


oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan para pembaca dapat memberikan
saran dan kritik yang membangun. Serta dapat bermanfaat bagi siapapun yang
membacanya.

Makassar, 23 oktober 2023

Penulis

ii
ABSTRAK
AHMAD RIZKY.2023.Urgensi Analisis Situasi dalam Pengembangan
Kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dosen pengampuh
Syamsy.AKamaruddin dan Ibrahim
Kurikulum adalah salah satu elemen terpenting dalam sistem pendidikan
yang berperan dalam membentuk pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai siswa.
Oleh karena itu, pengembangan kurikulum yang tepat dan relevan sangat penting.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis urgensi analisis situasi sebagai tahap
awal dalam pengembangan kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).Metode
penelitian yang digunakan melibatkan studi literatur, Hal ini memungkinkan
penyusun kurikulum untuk mengidentifikasi kebutuhan siswa, tantangan dalam
pembelajaran IPS, dan konteks sosial serta budaya yang memengaruhi pendidikan.
Analisis situasi juga memungkinkan identifikasi isu-isu sosial terkini yang perlu
diintegrasikan dalam kurikulum.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis situasi memberikan
pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan pendidikan IPS yang relevan
dengan konteks lokal dan global. Dengan melibatkan pihak-pihak terkait dan
merumuskan tujuan yang jelas, kurikulum dapat menjadi lebih sesuai dengan
harapan dan kebutuhan masyarakat. Kesimpulannya, analisis situasi merupakan
langkah yang mendesak dan penting dalam pengembangan kurikulum IPS. Dengan
mengintegrasikan temuan analisis situasi, kurikulum dapat merespon dengan lebih
baik perubahan-perubahan dalam pendidikan dan masyarakat, dan memberikan
siswa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang relevan dalam dunia yang
semakin kompleks dan dinamis.
Kata Kunci: analisis situasi, pengembangan kurikulum, Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS), pendidikan.

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul ....................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................iv
BAB I PEMBAHASAN .................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
B. Permasalahan ........................................................................................................ 5
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................. 6
A. Menganalisis Urgensi Analisis Situasi untuk Mengembangkan Kurikulum
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) .................................................................................... 6
BAB III............................................................................................................................. 21
PENUTUP ........................................................................................................................ 21
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 21
B. Saran .................................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 23

iv
BAB I

PEMBAHASAN

A. Latar Belakang

Dunia saat ini mengalami perubahan cepat dalam berbagai aspek kehidupan,

termasuk perubahan dalam teknologi, ekonomi, dan politik. Perubahan ini tidak

hanya memengaruhi individu, tetapi juga masyarakat secara keseluruhan. Oleh

karena itu, kurikulum IPS harus mampu mencerminkan dinamika perubahan ini

agar siswa dapat memahami, berpartisipasi, dan berkontribusi dalam masyarakat

yang terus berubah. . Mengingat menurut Panduan Penyusunan Kurukulum Tingkat

Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar Dan Menengah dalam poin Tujuan

Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan bagian dua yaitu “Tujuan Pendidikan

mengah adalah meningkatkan kecerdasan,pengetahuan , kepribadian, akhlak mulia

serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikutii Pendidikan lebih lanjut”

Dalam poin pertam yaitu Meningkatkan Kecerdasan:Tujuan pendidikan

adalah untuk meningkatkan kecerdasan siswa. Ini mencakup pengembangan

kemampuan berpikir kritis, analitis, dan kreatif. Siswa diajarkan untuk memahami,

menganalisis, dan merumuskan solusi untuk berbagai masalah. Pendidikan

bertujuan untuk melatih pikiran mereka agar dapat berfungsi secara optimal dalam

berbagai kontek termasuk pengatahuan dalm ranah .Isu-isu global seperti

perubahan iklim, migrasi, perdagangan internasional, dan konflik bersenjata juga

semakin mendesak dan relevan. Isu-isu global, seperti perubahan iklim, migrasi,

perdagangan internasional, dan konflik bersenjata, adalah permasalahan dunia yang

mendesak dan berdampak langsung pada kehidupan sehari-hari masyarakat di

1
seluruh dunia. Dalam konteks kurikulum Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), ini berarti

ada kebutuhan yang sangat konkret untuk mendalaminya dan mengajarkan siswa

cara memahami serta menghadapi tantangan global ini. Perubahan iklim merupakan

salah satu isu terpenting yang dihadapi umat manusia. Dampaknya meliputi cuaca

ekstrem, kenaikan permukaan laut, dan gangguan serius pada ekosistem.

Kurikulum IPS harus mengajarkan siswa tentang penyebab dan konsekuensi

perubahan iklim, serta bagaimana individu dan masyarakat dapat berperan dalam

mitigasi dan adaptasi perubahan ini. Migrasi global terkait dengan berbagai faktor,

termasuk konflik, perubahan iklim, dan ketidaksetaraan ekonomi. Ini adalah isu

yang kompleks yang memengaruhi kehidupan jutaan orang. Kurikulum harus

memberikan pemahaman tentang faktor-faktor yang mendorong migrasi, hak asasi

manusia para migran, dan bagaimana masyarakat di berbagai belahan dunia terlibat

dalam isu ini. Perdagangan internasional memengaruhi ekonomi global, dan

kebijakan perdagangan memiliki dampak besar pada masyarakat dan lingkungan.

Kurikulum IPS harus mengajarkan siswa tentang prinsip-prinsip perdagangan

internasional, dampaknya pada ketidaksetaraan ekonomi, dan bagaimana

perdagangan dapat mendukung atau merugikan berbagai pihak.Konflik bersenjata

terus terjadi di berbagai belahan dunia, menyebabkan penderitaan manusia dan

kerusakan sosial serta ekonomi. Kurikulum harus mengajarkan siswa tentang akar

konflik, peran lembaga-lembaga internasional dalam penyelesaiannya, serta

pentingnya perdamaian dan hak asasi manusia.

Poin kedua tujuan dari Pendidikan yaitu Pengembangan Kepribadian Selain

aspek kognitif, pendidikan juga bertujuan untuk mengembangkan kepribadian

2
siswa. Ini termasuk pemberian nilai-nilai, etika, dan moral yang baik. Pendidikan

bertujuan untuk membentuk karakter siswa agar menjadi individu yang

bertanggung jawab, jujur, dan peduli terhadap kepentingan Masyarakat Seperti

masyarakat saat ini semakin multikultural dengan beragam budaya, agama, dan

pandangan dunia. Kurikulum IPS harus mencerminkan keanekaragaman ini dan

mengajarkan siswa untuk memiliki toleransi, penghargaan terhadap budaya lain,

serta pemahaman yang lebih mendalam tentang pluralitas dalam Masyarakat

Pemahaman Keanekaragaman Budaya: Keanekaragaman budaya adalah kenyataan

dalam masyarakat kita. Dengan pendekatan yang lebih terperinci dalam kurikulum

IPS, siswa akan diajar untuk memahami makna dan signifikansi keanekaragaman

budaya. Mereka akan belajar tentang bagaimana budaya membentuk identitas

individu dan komunitas, serta bagaimana hal ini memengaruhi dinamika sosial dan

politik di masyarakat. Toleransi dan Penghargaan Terhadap Budaya Lain:

Kurikulum harus mendorong siswa untuk memiliki toleransi dan penghargaan

terhadap budaya lain. Ini bukan hanya tentang menghormati perbedaan, tetapi juga

tentang memahami nilai-nilai yang mendasari budaya berbeda dan menghargainya.

Ini akan membantu menciptakan masyarakat yang lebih inklusif dan harmonis.

Pemahaman Tentang Pluralitas Masyarakat: Dalam kurikulum yang terperinci,

siswa akan memahami bagaimana pluralitas budaya mempengaruhi dinamika

politik, ekonomi, dan sosial dalam masyarakat. Mereka akan belajar tentang

tantangan dan peluang yang ada dalam masyarakat multikultural, serta bagaimana

berkontribusi dalam memperkuat kesatuan dalam perbedaan.Keterampilan

Komunikasi Antarbudaya: Kurikulum IPS harus mencakup keterampilan

3
komunikasi yang memungkinkan siswa berinteraksi dengan orang-orang dari latar

belakang budaya yang berbeda. Ini mencakup pemahaman tentang bahasa, norma

komunikasi, serta cara-cara berinteraksi dengan budaya lain dengan hormat.

Kontribusi Terhadap Masyarakat yang Inklusif: Dengan pendidikan yang

mendalam tentang keanekaragaman budaya, siswa akan siap untuk berperan dalam

membangun masyarakat yang inklusif dan berdampingan secara damai. Mereka

akan menjadi agen perubahan yang dapat mempromosikan toleransi dan mengatasi

ketegangan antarbudaya. Perkembangan teknologi digital telah mengubah cara kita

mengakses, memproses, dan berbagi informasi. Oleh karena itu, kurikulum IPS

harus memasukkan literasi digital dan pemahaman tentang dampak teknologi ini

pada masyarakat dan politik.

Siswa juga sebaiknya dilibatkan dalam pengembangan kurikulum IPS. Penelitian

analisis situasi dapat membantu dalam memahami preferensi, kebutuhan, dan minat

siswa, sehingga kurikulum dapat lebih sesuai dengan harapan mereka

Dengan latar belakang ini, penelitian analisis situasi dalam pengembangan

kurikulum IPS menjadi sangat penting untuk memastikan bahwa kurikulum ini

relevan, efektif, dan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat serta

menghasilkan lulusan yang siap menghadapi dunia yang terus berubah. Penelitian

ini juga merupakan langkah awal dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan

mempersiapkan generasi muda untuk tantangan masa depan.

4
B. Permasalahan

Fokus permaslahan untuk penelitian ini yaitu mengetahui secara mendalam

tentang perubahan sosial dan politik yang tengah berlangsung, termasuk

ketagangan sosial, konflik politik, dan perubahan kebijakan yang berpengaruh pada

pendidikan IPS. Selain itu, penelitian harus mempertimbangkan dampak perubahan

global, seperti perubahan iklim, migrasi, dan konflik bersenjata, dan bagaimana

kurikulum IPS dapat mempersiapkan siswa menghadapi tantangan global ini.

Terakhir, kurikulum harus mencerminkan keanekaragaman budaya, agama, dan

pandangan dunia dalam masyarakat, serta mengajarkan siswa untuk memiliki

toleransi, penghargaan terhadap budaya lain, dan pemahaman yang lebih mendalam

tentang pluralitas dalam masyarakat. Dengan pemahaman yang mendalam tentang

aspek-aspek ini, kurikulum IPS dapat menjadi alat yang efektif untuk memberikan

pemahaman yang relevan dan up-to-date kepada siswa tentang realitas sosial,

politik, dan budaya yang mereka hadapi.

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Menganalisis Urgensi Analisis Situasi untuk Mengembangkan Kurikulum

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

Analisis situasi adalah langkah kunci dalam pengembangan kurikulum ilmu

pengetahuan sosial (IPS) yang sangat penting karena membantu para pengambil

kebijakan dan pendidik memahami konteks, kebutuhan, dan tantangan yang ada

dalam bidang pendidikan IPS. Berikut adalah beberapa alasan mengapa analisis

situasi diperlukan dalam pengembangan kurikulum IPS:

1. ketegangan sosial, konflik politik, dan perubahan kebijakan yang berpengaruh

pada pendidikan IPS

a. Ketegangan sosial

Implikasi dari perubahan suatu sistem budaya yang dianut dalam

masyarakat mengakibatkan terjadinya pengaruh yang signifikan terhadap nilainilai

budaya tersebut dalam penyelenggaraan pendidikan secara nasional. Sistem

pendidikan harus memperhatikan nilai-nilai budaya, karena budaya yang ada akan

datang menolong terjadinya pembudayaan dalam proses pendidikan yang

diselenggarakan.

Pendidikan merupakan sebuah bentuk dari perwujudan seni dan budaya

manusia yang terus berubah, berkembang dan sebagai suatu alternatif yang paling

rasional dan memungkinkan untuk melakukan suatu perubahan atau

perkembangan. Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya bahwa perubahan

sosial adalah perubahan yang terjadi pada struktur dan fungsi dalam sistem sosial,

6
yang mana termasuk di dalamnya adalah pendidikan, sebab pendidikan ada di

dalam masyarakat, baik itu pendidikan formal, informal maupun nonformal.

Pendidikan ada karena adanya suatu sistem masyarakat yang berperan di dalamnya,

maka pendidikan dan masyarakat itu memiliki hubungan yang sangat erat dan

saling ketergantungan. Oleh sebab itu pendidikan merupakan suatu bantuan yang

didalamnya terdapat pengabdian masyarakat sehingga masyarakat itu semakin

berkembang dan maju dengan adanya pendidikan, sebab pendidikan adalah sebuah

proses pematangan dan pendewasaan masyarakat.

Pada zaman sekarang ini ada perubahan sosial yang berjalan dengan

lamban, juga akan berdampak pada pendidikan, misalnya dengan bertambahnya

jumlah penduduk yang cepat maka perlu disediakan sekolah untuk menampung

siswa tersebut, sehingga sarana pendidikanpun sosial itu pula kebutuhan

masyarakat terhadap pendidikan guna menghadapi kehidupan yang semakin

kompleks sangat memerlukan pendidikan guna mempersiapkan masyarakat itu

sendiri dalam menghadapi perkembangan zaman itu.

Salah satu perubahan sosial yang berdampak pada kehidupan Masyarakat

yaitu adanya ketegangan sosial yang terjadi pada Masyarakat. Ketegangan yang

terjadi mulai dari keteganagan 98 sampai saat ini yang masih sangat senter

terdengar yaitu konflik KKB di Papua sampai dengan keteganagan berbagai daerah

yang berisi tengtang perampasan lahan muali dari Wedas yang ada di jawa timur

dan Barabaraya di Sulawesi Selatan.

7
Konflik-konflik tersebutlah yang menjadi konsumsi Masyarakat samapai

dengan konsumsi anak-anak yang masih mengnyam Pendidikan. Hal itulah yang

bisa menjadi acuan untuk pemerintah dalam mengkaji atau merujuk Kembali

kurikulum Pendidikan IPS untuk dikembangkan, sehingga pelajaran dalam kelas

bisa membangkitkan kesadaran sosial bagi siswa akan adanya konflik yang terjadi.

b. Konflik Poltik

Polarisasi pandangan bukan hal baru di Indonesia. Namun polarisasi kian

menajam, terutama dalam situasi kritis seperti pemilihan umum, misalnya. Setiap

kubu percaya bahwa mereka memiliki dasar valid untuk mengekspresikan

pandangan hidupnya.

Polarisasi penting untuk menjaga keberagaman pendapat. Akan tetapi yang

banyak terjadi adalah sebaliknya. Polarisasi menjadi bahan bakar yang

kerap provokator gunakan untuk membelah masyarakat, daring (online) maupun

luring (offline. Oleh karena itu, upaya-upaya depolarisasi penting untuk ditanamkan

dalam kehidupan sehari-hari.

Apalagi saat ini mendakati tahunn politik di negara ini tentunya akan sangat

mudah didapati ketegangan antara pihak yang menjadi kontestan utama dinegara

ini dalam menyambut pesta demokrasi, saling melempar argument untuk

menguatkan elektibilitas lawan politiknya, akhirnya akan menjadi kerentengan

setiap hubungan antara satu pendudkung dengan pendukung lainnya.

Hal tersebutlah yang harusnya menjadi dasar untuk perkembangan

kurikulum bagi siswa yang mengeyam sekolah di tataran menengah.mulai dari

8
mempelajari dekonstruksi masa lalu mengenai perpecahan politik sehingga hal

buruk tersebut bisa menjadi Pelajaran bagi sisswa untuk tidak mengulangi

kedepannya. Selanjutnya pembelajaran yang bisa dipetik dalam ketegangan politik

tersebut membentuk suatu pemikiran untuk menangani tersebut adlah menanmkan

cita-cita Bersama untuk negeri ini yaitu membwah arah perubahan, karna dimana

Ketika ada cita sama yang terbentuk mungkin akan menjadi konter perpecahan.

Terkahir tujuannya yaitu menjadikan kontes politi menjadi ruang Bersama

bermusyawarah dengan sehat sehingga setiap siswa berani berpendapat dimuka

umum secara sehat tanpa adanya kecenderungan menjatuhkan berbagai pihak.

c. Perubahan kebijakan Pemerintah

Dalam perjalanan dunia pendidikan di Indonesia ,salah satu upaya

pemerintah untuk mencapai tujuan yang diharapkan adalah melakukan perubahan

kebikan kurikulum pendidikan. Perubahan tersebut merupkan salah satu langkah

pengembangan antara kurikulum yang ada dengan kurikulum-kurikulum

sebelumnya,sampai saat ini pemerintah telah menerapkan kurang lebih tujuh bentuk

kurikulum, yaitu kurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984, kurikulum

1994, kurikulum 2004 atau kurikulum kompetensi,kurikulum tingkat satuan

pendidikan (KTSP) dan yang terakhir adalah kurikulum 2013 samapai dengan yang

terbaru adalah kurikulum Merdeka.

Kurikulum itu dinamis dan selalu berubah dan perubahannya senantiasa

dipengaruhi oleh factor yang melatarbelakanginya. Tujuan Pendidikan dapat

berubah dasecara fundamental bila suatu Negara beralih dari Negara yang dijajah

9
menjadi Negara yang merdeka,dengan sendirinya Kurikulum harus melalui

perubahan yang menyeluruh.

Pada hakikatnya setiap implementasi kebijakan kurikulum yang

diberlakukan oleh pemerintah sangat ditentukan oleh kemampuan tenaga pendidik

dalam mengimplemetasikannya dengan benar. Implementasi tersebut sedikit

banyaknya dipengaruhi oleh persepsi dan interpretasi yang dimiliki oleh tenaga

pendidik.

Perubahan kurikulum dapat membawa dampak positif dan negatif bagi

kualitas sebuah pendidikan. Dampak positifnya yaitu pelajar dapat belajar dengan

mengikuti perkembangan zaman yang semakin maju. Sementara dampak

negatifnya adalah perubahan kurikulum yang begitu cepat menimbulkan

masalahmasalah baru seperti menurunnya prestasi peserta didik, hal ini dikarenakan

peserta didik tidak dapat menyesuaikan diri dengan sistem pembelajaran pada

kurikulum yang baru (Kurniawan, 2011). Hal tersebut sebagaimana menurut

Elmore dan Sykes (1992) bahwa ketika kurikulum dikembangkan dan

diimplementasikan di sistem persekolahan hingga ke dalam kelas, mekanisme

pelaksanaan mempengaruhi praktek pembelajaran yang selanjutnya berpengaruh

terhadap hasil belajar peserta didik. Sayangnya menurut Elmore dan Sykes (1992)

tidak ada jaminan bahwa Guru akan mampu mengimplementasikan kebijakan

perubahan kurikulum sesuai dengan keinginan pemerintah. Kebijakan kurikulum

yang berubah-rubah atau sering diganti bukan hanya memberikan dampak negatif

kepada peserta didik yang semakin menurun pestasinya, bahkan sebenarnya kondisi

10
ini akan berdampak langsung terhadap sekolah yaitu berkaitan dengan visi, misi

dan tujuan sekolah.

2. Dampak perubahan global, seperti perubahan iklim, migrasi, dan konflik

bersenjata

a. Perubahan Iklim

Dampak perubahan iklim adalah salah satu tantangan global yang sangat

signifikan saat ini. Dampaknya termasuk peningkatan suhu global, perubahan pola

cuaca ekstrem, dan kenaikan permukaan air laut. Berikut penjelasan lebih rinci

tentang dampak perubahan iklim dan bagaimana kurikulum IPS dapat

mempersiapkan siswa:

Peningkatan Suhu Global: Dampak perubahan iklim ini termasuk suhu yang

semakin meningkat di seluruh dunia, yang dapat menyebabkan panas yang

berlebihan, kekeringan, dan cuaca yang ekstrem. Hal ini memengaruhi pertanian

dan produksi pangan, serta meningkatkan risiko kebakaran hutan.

Pertanian dan Ketahanan Pangan: Perubahan iklim dapat mengganggu

sistem pertanian dengan perubahan musim, cuaca ekstrem, dan kerusakan tanaman

akibat suhu yang tinggi. Kurikulum IPS harus memberikan pemahaman tentang

bagaimana pertanian dan ketahanan pangan dipengaruhi oleh perubahan iklim dan

mempromosikan ide-ide untuk mengatasi tantangan ini, seperti pertanian

berkelanjutan.

Kenaikan Permukaan Air Laut: Perubahan iklim juga menyebabkan

kenaikan permukaan air laut akibat pelelehan es dan ekspansi termal. Ini

11
mengancam pulau-pulau kecil dan pesisir, serta dapat menyebabkan migrasi

massal.

Peran IPS: Kurikulum IPS harus mengajarkan siswa tentang sains iklim,

termasuk penyebab perubahan iklim dan dampaknya. Ini termasuk belajar tentang

konsep seperti pemanasan global, efek rumah kaca, dan peran manusia dalam

perubahan iklim. Siswa juga perlu memahami peran kebijakan lingkungan dalam

mengatasi masalah ini dan upaya internasional seperti Kesepakatan Paris tentang

perubahan iklim.

Konservasi Sumber Daya Alam: Kurikulum IPS dapat menggali bagaimana

manusia dapat menjaga keseimbangan antara kebutuhan ekonomi dan lingkungan.

Ini termasuk bagaimana sumber daya alam, seperti air dan hutan, harus dikelola

dengan bijak untuk melindungi ekosistem dan mengurangi dampak perubahan

iklim.

Mendorong Aksi Aktivis dan Perubahan Sosial: Kurikulum IPS juga dapat

mendorong siswa untuk menjadi agen perubahan. Mereka bisa belajar tentang

aktivisme lingkungan dan bagaimana individu, komunitas, dan pemerintah dapat

berkontribusi dalam mengurangi dampak perubahan iklim.

b. Migrasi

Migrasi adalah salah satu tantangan global yang terus berlangsung saat ini.

Berdasarkan data yang ada saat ini, kita dapat melihat dampak dan peran kurikulum

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dalam mempersiapkan siswa untuk menghadapinya:

12
Migrasi Akibat Konflik: Konflik bersenjata di berbagai belahan dunia

menyebabkan pengungsi dan pencari suaka. Menurut data UNHCR (Badan PBB

untuk Pengungsi), pada tahun 2021, terdapat lebih dari 82,4 juta pengungsi di

seluruh dunia. Hal ini menciptakan tantangan besar bagi negara-negara yang

menerima pengungsi dan menunjukkan bahwa konflik bersenjata adalah salah satu

penyebab utama migrasi global.

Migrasi Akibat Perubahan Iklim: Perubahan iklim juga menyebabkan

migrasi. Menurut data Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), antara tahun

2008 dan 2016, lebih dari 20 juta orang setiap tahunnya dipaksa untuk

meninggalkan rumah mereka karena bencana alam yang terkait dengan perubahan

iklim.

Migrasi Ekonomi: Selain itu, migrasi ekonomi tetap berlanjut. Banyak

orang mencari peluang ekonomi di negara-negara lain. Ini juga termasuk migrasi

buruh, yang sering kali menghadapi risiko eksploitasi dan ketidaksetaraan.

Kurikulum IPS dapat mempersiapkan siswa menghadapi tantangan migrasi

dengan cara berikut: Pemahaman tentang Akar Penyebab Migrasi: Kurikulum IPS

harus memberikan pemahaman mendalam tentang akar penyebab migrasi, termasuk

konflik bersenjata, perubahan iklim, dan faktor ekonomi. Siswa perlu memahami

kompleksitas dan dampak sosial dari migrasi.

Studi Kasus dan Analisis Data: Menggunakan studi kasus migrasi di

berbagai wilayah dan negara dapat membantu siswa memahami perbedaan dalam

13
dinamika migrasi. Data migrasi aktual harus diintegrasikan dalam kurikulum untuk

memberikan pemahaman yang lebih kontekstual.

Pemahaman Hak Asasi Manusia: Kurikulum IPS harus membahas hak asasi

manusia yang relevan bagi migran. Ini termasuk hak untuk mencari suaka, hak

untuk perlindungan, dan hak untuk bebas dari diskriminasi. Siswa perlu memahami

bagaimana lembaga internasional dan nasional melindungi hak-hak ini.

Pengembangan Keterampilan Empati dan Multikultural: Kurikulum IPS

harus mengajarkan siswa tentang pentingnya empati terhadap pengungsi dan

migran, serta kemampuan untuk berinteraksi dengan orang dari berbagai budaya

dan latar belakang. Ini mencakup pendidikan tentang keragaman budaya dan

penghormatan terhadap perbedaan.

Pendidikan Kewarganegaraan Global: Pendidikan dalam kerangka IPS juga

harus mendorong pemahaman tentang tanggung jawab sebagai warga global dalam

menjawab tantangan migrasi. Siswa perlu diajarkan bagaimana berkontribusi pada

integrasi sosial migran dalam masyarakat mereka.

c. Konflik bersenjata

Konflik bersenjata adalah salah satu isu global yang memiliki dampak serius

terhadap perdamaian dan keamanan dunia. Ini dapat mengakibatkan pengungsi,

korban jiwa, dan kerusakan infrastruktur. Konflik di Suriah: Sejak dimulainya

perang di Suriah pada tahun 2011, diperkirakan lebih dari 400.000 orang telah

tewas, dan jutaan lainnya mengungsi baik di dalam maupun di luar negeri.

14
Lebih dari 6,2 juta pengungsi Suriah telah melarikan diri ke negara-negara

tetangga, seperti Turki, Yordania, dan Lebanon. Konflik di Yaman telah

menyebabkan salah satu krisis kemanusiaan terbesar di dunia. PBB melaporkan

bahwa sekitar 80% populasi Yaman membutuhkan bantuan kemanusiaan.

Diperkirakan lebih dari 233.000 orang telah tewas sebagai akibat langsung dari

konflik ini, dan ratusan ribu lainnya terancam kelaparan Pasca-penarikan pasukan

Amerika Serikat dari Afganistan pada tahun 2021, konflik masih berlanjut. PBB

melaporkan peningkatan signifikan dalam jumlah korban warga sipil. Selama lebih

dari dua dekade, konflik ini telah mengakibatkan lebih dari 100.000 kematian.

Konflik di Ukraina Timur telah berlangsung sejak tahun 2014. PBB melaporkan

lebih dari 13.000 kematian, dan lebih dari 1,5 juta orang terpaksa mengungsi.

Konflik di Darfur telah berlangsung selama beberapa tahun. Meskipun angka pasti

korban sulit dipastikan, diperkirakan puluhan ribu orang telah tewas, dan jutaan

orang terdampak

Sebagai respons terhadap konflik bersenjata, mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial (IPS) dalam kurikulum pendidikan dapat memainkan peran

yang penting dalam membekali generasi muda dengan pemahaman yang mendalam

tentang konflik bersenjata dan bagaimana mereka dapat berkontribusi pada

perdamaian dunia.

Akar Penyebab Konflik Bersenjata: Kurikulum IPS harus memberikan

pemahaman yang mendalam tentang akar penyebab konflik bersenjata. Data

tentang sejarah konflik bersenjata, termasuk faktor ekonomi, politik, sosial, dan

15
etnis yang berkontribusi pada konflik, dapat membantu siswa memahami

kompleksitas isu ini.

Diplomasi Internasional: Mata pelajaran IPS dapat mengajarkan siswa

tentang pentingnya diplomasi internasional dalam mencegah dan menyelesaikan

konflik bersenjata. Ini termasuk studi kasus perjanjian perdamaian dan kerja sama

internasional yang berhasil dalam menangani konflik. Peran PBB dalam Menjaga

Perdamaian: PBB adalah salah satu lembaga internasional yang berperan dalam

menjaga perdamaian dunia. Data tentang peran PBB dalam misi penjaga

perdamaian, mediasi, dan bantuan kemanusiaan dapat diintegrasikan dalam

kurikulum IPS. Analisis Perspektif Berbagai Pihak: Siswa perlu belajar cara

memahami perspektif berbagai pihak yang terlibat dalam konflik bersenjata. Ini

melibatkan analisis terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam konflik, termasuk

kelompok bersenjata, pemerintah, dan masyarakat sipil.

Solusi Potensial: Siswa harus diajarkan untuk menganalisis solusi potensial

dalam menangani konflik bersenjata. Data dan studi kasus tentang upaya

perdamaian yang berhasil dan strategi penyelesaian konflik dapat menjadi bagian

dari pembelajaran.

Dampak Konflik Bersenjata: Kurikulum IPS juga dapat mencakup data dan

informasi tentang dampak konflik bersenjata, seperti jumlah pengungsi, korban

jiwa, dan kerusakan infrastruktur. Ini dapat membantu siswa memahami

konsekuensi nyata dari konflik bersenjata.

16
3. keanekaragaman budaya dan agama dalam Masyarakat

a. keanekaragaman budaya dalam masyarakat

Pemahaman keanekaragaman budaya dalam kurikulum Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS) adalah langkah yang penting dalam pendidikan, terutama di Indonesia

yang memiliki kaya ragam budaya. Berikut adalah beberapa contoh cara kurikulum

IPS dapat mencakup keanekaragaman budaya di Indonesia:

Studi tentang Beragam Suku dan Etnis: Kurikulum IPS dapat memasukkan

pelajaran tentang berbagai suku dan etnis yang ada di Indonesia. Ini termasuk

pelajaran tentang sejarah, bahasa, adat istiadat, dan agama yang berbeda di setiap

suku. Misalnya, pelajaran bisa mencakup suku Jawa, suku Sunda, suku Batak, suku

Dayak, suku Aceh, dan banyak lainnya.

Kajian Bahasa: Siswa dapat mempelajari beragam bahasa yang digunakan

di Indonesia, seperti Bahasa Indonesia, Bahasa Jawa, Bahasa Sunda, Bahasa Aceh,

dan lainnya. Mempelajari bahasa-bahasa ini akan membantu siswa memahami

berbagai budaya dan komunikasi antar etnis.

Pengenalan Adat Istiadat dan Upacara: Kurikulum IPS dapat mengajarkan

siswa mengenai adat istiadat, upacara, dan tradisi yang berbeda di Indonesia.

Misalnya, adat pernikahan, upacara adat, dan perayaan keagamaan yang berbeda.

Studi tentang Sejarah Lokal: Kurikulum IPS dapat mencakup studi tentang

sejarah lokal di berbagai daerah di Indonesia. Hal ini akan membantu siswa

memahami sejarah dan perkembangan berbagai masyarakat dan daerah.

17
Kajian Kesenian dan Seni: Melalui kurikulum IPS, siswa juga dapat

mempelajari berbagai bentuk seni dan kesenian yang ada di Indonesia, seperti

wayang kulit, tarian tradisional, seni ukir, dan seni lukis.

Eksplorasi Masakan dan Makanan: Kurikulum IPS dapat memasukkan studi

tentang makanan dan masakan tradisional dari berbagai daerah di Indonesia. Ini

akan memungkinkan siswa untuk memahami keragaman kuliner Indonesia.

Dengan memasukkan elemen-elemen ini dalam kurikulum IPS, siswa akan

memiliki pemahaman yang lebih baik tentang keanekaragaman budaya di

Indonesia. Hal ini tidak hanya membantu mereka menghargai perbedaan budaya,

tetapi juga mempersiapkan mereka untuk berinteraksi secara lebih efektif dalam

masyarakat yang semakin beragam, menghormati perbedaan, dan mendorong kerja

sama antar etnis dan budaya yang berbeda.

b. Keanekaragaman agama dalam Masyarakat

Pemahaman Agama dan Nilai-Nilai Keagamaan: Kurikulum IPS juga dapat

mengajarkan siswa tentang berbagai agama yang ada di dunia. Ini bukan hanya

mempromosikan toleransi, tetapi juga membantu siswa memahami peran yang

dimainkan oleh agama dalam masyarakat dan politik. Siswa dapat belajar tentang

nilai-nilai dan etika yang mendasari agama-agama ini, sehingga mereka dapat

berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki keyakinan yang

berbeda. penjelasan dengan data yang ada diindonesia

18
Pengajaran tentang agama dan nilai-nilai keagamaan dalam kurikulum IPS

di Indonesia memiliki banyak manfaat yang penting. Berikut penjelasan dengan

beberapa data dan informasi yang relevan:

Promosi Toleransi Agama: Indonesia adalah negara dengan beragam agama

dan keyakinan. Menurut data dari Kementerian Agama Indonesia, terdapat enam

agama resmi di Indonesia, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan

Konghucu. Melalui pengajaran agama dalam kurikulum IPS, siswa dapat belajar

tentang keragaman agama ini dan mengembangkan pemahaman yang lebih baik

tentang keyakinan dan praktik orang-orang dari berbagai latar belakang agama. Ini

membantu mempromosikan toleransi agama yang sangat penting dalam masyarakat

Indonesia yang multikultural.

Pemahaman tentang Peran Agama dalam Masyarakat dan Politik: Melalui

kurikulum IPS, siswa dapat memahami bagaimana agama memainkan peran

penting dalam kehidupan masyarakat dan politik di Indonesia. Data tentang peran

agama dapat ditemukan dalam pelajaran sejarah, politik, dan sosiologi. Misalnya,

siswa dapat mempelajari bagaimana agama telah memengaruhi perkembangan

sosial dan politik di Indonesia sepanjang sejarah, termasuk peran agama dalam

proses kemerdekaan Indonesia.

Pengenalan terhadap Nilai dan Etika Agama: Kurikulum IPS juga dapat

membantu siswa memahami nilai-nilai dan etika yang mendasari agama-agama

yang ada di Indonesia. Data menunjukkan bahwa setiap agama memiliki

seperangkat nilai dan prinsip etika yang mengatur perilaku dan tindakan umatnya.

19
Memahami nilai-nilai ini membantu siswa menjadi lebih sadar tentang keragaman

nilai di masyarakat mereka dan mengembangkan rasa hormat terhadap nilai-nilai

agama orang lain.

Kemampuan Berkomunikasi dan Berinteraksi yang Lebih Baik: Dengan

memahami agama dan nilai-nilai keagamaan, siswa dapat lebih baik dalam

berkomunikasi dan berinteraksi dengan individu yang memiliki keyakinan yang

berbeda. Data menunjukkan bahwa komunikasi antar-agama yang baik adalah

kunci untuk membangun hubungan harmonis di masyarakat yang beragam seperti

Indonesia.

Pengajaran tentang agama dalam kurikulum IPS seharusnya dilakukan

dengan berhati-hati dan netral, memastikan bahwa tidak ada promosi agama

tertentu atau diskriminasi terhadap agama lain. Selain itu, guru dan siswa perlu

berpegang pada prinsip-prinsip toleransi dan penghargaan terhadap keragaman

agama. Data dan fakta yang tepat harus digunakan dalam pengajaran, dan siswa

harus diberikan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan dan berdiskusi tentang

topik-topik agama dengan pengawasan yang bijaksana.

20
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Analisis situasi adalah langkah yang sangat penting dalam pengembangan

kurikulum IPS karena:

1. Ini memungkinkan pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan

pendidikan IPS yang sesuai dengan konteks lokal dan global saat ini.

2. Melalui analisis situasi, kita dapat mengidentifikasi tantangan dan perubahan

dalam masyarakat dan pendidikan yang memengaruhi desain kurikulum.

3. Data yang dikumpulkan melalui analisis situasi membantu merumuskan

tujuan dan sasaran yang jelas dalam kurikulum.

4. Melibatkan pihak-pihak terkait seperti guru, siswa, orang tua, dan komunitas

lokal memastikan bahwa kurikulum akan lebih sesuai dan relevan.

5. Ini memungkinkan integrasi isu-isu sosial, budaya, dan lingkungan terkini ke

dalam kurikulum.

6. Analisis situasi membantu memahami tren pendidikan terkini dan

perbandingan dengan praktik pendidikan di negara lain.

7. Kurikulum yang berdasarkan analisis situasi memiliki peluang lebih besar

untuk memberikan siswa pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang relevan

dengan dunia nyata dan kebutuhan masa depan.

21
B. Saran

Berikut adalah saran-saran tentang urgensi dan bagaimana melakukan

Analisis Situasi dalam pengembangan kurikulum IPS:

1. Mengidentifikasi Kebutuhan dan Tantangan Saat Ini

2. Memahami Konteks Lokal

3. Menilai Hasil Pembelajaran yang Diharapkan

4. Mengidentifikasi Sumber Daya Tersedia

5. Mengikutsertakan Pihak-pihak Terkait

6. Menilai Tren Pendidikan dan Perkembangan Terkini

7. Memahami Isu-isu Sosial dan Lingkungan

22
DAFTAR PUSTAKA

Badan standar Nasional Pendidikan.(2013) Panduan penyusunan Kurikulum


2013.Jakarta

Prastowo, A. (2015). Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik


Terpadu: Implementasi Kurikulum 2013 untuk SD/MI. Jakarta: Prenada
Media Group.

Rahayuningsih, S., & Rani, J. (2019). Grup Hots Gender. Ponorogo: Uwais
Inspirasi Indonesia.

Rahmad. (2016). Kedudukan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) pada Sekolah Dasar.
Muallimuna: Jurnal Madrasah Ibtidaiyah, 2(1), 67-78.

Rapih Subroto. (2016). Pendidikan Literasi Keuangan Pada Anak: Mengapa dan
Bagaimana? Scholaria, 6(2), 14-28.

Rosidatun. (2018). Model Implementasi Pendidikan Karakter. Gresik: Caremedia


Communication.

Saharuddin, & Mutiani. (2020). Strategi Pembelajaran IPS: Konsep dan Aplikasi.
Banjarmasin: Program Studi Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Lambung Mangkurat.

Samio. (2018). Aspek-Aspek Pertumbuhan dan Perkembangan Peserta Didik. . Best


Journal (Biology, Education, Science, & Technology), 1(2), 36-43.

Septikasari, R., & Frasandy, R. N. (2018). Keterampilan 4C Abad 21 dalam


Pembelajaran Pendidikan Dasar. Tarbiyah Al-Awlad, VIII(2), 112-122.

23

Anda mungkin juga menyukai