Anda di halaman 1dari 7

MENGAPA ADA PUJIAN DAN MUSIK DALAM

PERJANJIAN LAMA DAN PERJANJIAN BARU

Budaya masyarakat di berbagai negara menempatkan musik sebagai sesuatu yang

begitu melekat dengan kehidupan mereka. Musik dan tarian menjadi satu kesatuan yang

tak bisa terpisahkan. Pentingnya peran musik juga dicatat di dalam Alkitab, khususnya

kitab Mazmur sebagai bagian kitab mazmur atau nyanyian terpanjang Alkitab.

Lebih dari 7 persen isi Alkitab berisi pujian. Kemudian diikuti oleh beberapa pasal di

Kidung Agung dan Pengkhotbah. Sementara di Perjanjian Baru, pujian bisa ditemukan

di Wahyu 5, 7 dan 15. Musa dan Daud adalah dua tokoh musisi di Perjanjian Lama.

Musa memiliki 3 lagu yang dinyanyikan dalam peristiwa pembebasan bangsa Israel

(Keluaran 15: 1-8). Dia menyanyikan lagu tentang kesetiaan Allah sebelum kematiannya

(Ulangan 32: 1-43).

Sementara Daud adalah seorang pemazmur yang menulis lebih dari 150 lagu di dalam

kitab Mazmur. Pada zamannya, dia adalah seorang musisi yang diberi kepercayaan

untuk menghibur Raja Saul di istananya (1 Samuel 16: 14-23). Selama pemerintahan

Daud, dia bahkan membentuk tim pujian dari suku Lewi yang melayani Tuhan (1

Tawarikh 15: 16). Musisi lain yang juga ditulis di Alkitab adalah Asaf (menulis 12

Mazmur), anak-anak Korah (10 Mazmur), Salomo (2 Mazmur dan 1005 lagu lain),

Heman (1 Mazmur) dan Ethan (1 Mazmur).

Musik memiliki peranan penting dalam kehidupan Gerejawi memiliki peranan

penting dalam Ibadah Umat Kristiani :

1
1. Musik bisa menjadi alat penginjil
Nyanyian pujian dan lagu rohani bisa menjadi saluran atau alat
penginjilan seorang Imam atau Pengkhotbah. Banyak musisi yang mengutip
firman kebenaran Tuhan di dalam lirik lagu dan melajutkannya sebagai
bentuk pesan penginjilan. Bahkan melodi yang dilantunkan lewat musik
dapat memperkuat iman kita.
Oleh karena itu Pujian dan musik bisa menjadi pengingat tentang
firman Tuhan bagi orang-orang yang mendengarkan dan meneduhkan hati
dan pikiran.

2. Musik menjadi penghubung dengan Tuhan


Tujuan musik lebih dari sekadar pencipta suasana. Tetapi musik juga
bisa membawa orang percaya terkoneksi langsung kepada Tuhan dengan cara
yang tak terduga. Seperti Daud, bernyanyi membuat hati kita berbicara secara
langsung kepada Tuhan. Sulit mengungkapkan perasaan yang kita alami,
tetapi melalui musik kita bisa merasakan Roh Kudus bekerja di dalam diri
orang percaya saat sedang menyembah.

3. Musik memungkinkan kita untuk mengekspresikan kasih kita


kepada Tuhan
Alkitab memerintahkan kita untuk ‘Mengasihi Tuhan Allah dengan
segenap hati, jiwa dan segenap kekuatan kita’ (Ulangan 6: 5).
Bernyanyi adalah salah satu cara kita mengekspresikan kasih kepada
Tuhan sepenuhnya. Karena itu menyembah melalui musik bisa mengubahkan
kondisi dan bahkan mengubah kita secara pribadi. Sementara ibadah
menguatkan, membangun, menegur dan memulihkan kita. Dengan kata lain,
saat kita bernyanyi dan menyerahkan diri kita sepenuhnya kepada Tuhan,
kekudusan Tuhan melingkupi hidup kita.

4. Musik Menjadi Bagian Dari Perintah Tuhan


Percaya atau tidak, hampir sepanjang Alkitab mengajak kita untuk
bernyanyi. Seperti di dalam Kitab perjanjian lama Mazmur, bagian doa-doa
pasti selalu diiringi dengan musik dan himne. Dan dalam Kitab perjanjian
baru (Matius 24:31; 1 Korintus 15:52; 1 Tesalonika 1:8; 1 Tesalonika 4:16)
tentang Bunyi sangkakala pada akhir zaman.

2
PUJIAN DAN MUSIK DALAM PERJANJIAN LAMA

 Mazmur 26: 6-7


“Aku membasuh tanganku tanda tak bersalah, lalu berjalan mengelilingi
mezbah-Mu, ya TUHAN, sambil memperdengarkan nyanyian syukur dengan
nyaring, dan menceritakan segala perbuatan-Mu yang ajaib”.

 Mazmur 98: 5
“Bermazmurlah bagi Tuhan dengan kecapi, dengan kecapi dan lagu yang
nyaring”

 Mazmur 100: 2
“Beribadahlah kepada TUHAN dengan sukacita, datanglah ke hadapan-
Nya dengan sorak-sorai!”

 Efesus 5: 18-20
Tuhan memanggil kita untuk menyanyikan pujian bagi Dia dan bernyanyi
di dalam hadirat-Nya. Seperti Paulus sendiri mendesak jemaat Efesus untuk
saling menyapa satu sama lain di dalam nyanyian rohani dan melantunkan
melodi dari hati untuk Tuhan.

Bernyanyi memang tidak harus selalu diiringi dengan musik. Tetapi Alkitab
menyebutkan bahwa musik bukan hanya sekadar membuat nyanyian menjadi
indah, tetapi Tuhan sendiri disenangkan dengan pujian-pujian.

 Mazmur 81: 1-3


“Bersorak-sorailah bagi Allah, kekuatan kita, bersorak-soraklah bagi Allah
Yakub. Angkatlah lagu, bunyikanlah rebana, kecapi yang merdu, diiringi
gambus. Tiuplah sangkakala pada bulan baru, pada bulan purnama, pada hari
raya kita.”

 Amsal 17:22)
“Kita dianjurkan untuk menyanyi dengan iringan musik jika kita sedang
bersukacita”

3
 Wahyu 5: 8-10
“Suatu nyanyian baru sedang dinyanyikan di surga (dengan alat musik).
Dalam tabernakel Daud, ada dua puluh empat orang penyanyi dan pemain
musik, dan dua puluh empat tua-tua yang terlibat dalam penyembahan di depan
tahta.”

 Wahyu 4:1-5
Lagu baru disebutkan lagi. Mungkin gereja harus 'mengetuk' pintu surga
dan mengalirkan lagu baru ke gerejanya. Mungkin ada dimensi lain dalam
musik yang perlu kita dapatkan. Mungkin itu berupa melodi, harmoni, atau
irama yang belum kita dengar sebelumnya. Paulus berbicara tentang 'suara
tertentu.

 1 Korintus 14:7
“dan mungkin saja struktur musik dari suara ini dan bahkan musik dari
surga sama seperti yang kita kenal saat ini. Namun, mungkin ada pengurapan
yang hanya dapat diterima oleh orang-orang yang sudah dikuduskan dan
disatukan. Sungguh menyenangkan membayangkan bahwa segala sesuatu
mungkin di dalam pengurapan Allah.

 Wahyu 5:2-3
“Dan aku melihat seorang malaikat  yang gagah, yang berseru dengan suara
nyaring, katanya: "Siapakah yang layak membuka gulungan kitab itu dan
membuka meterai-meterainya? Tetapi tidak ada seorangpun yang di sorga atau
yang di bumi atau yang di bawah bumi, yang dapat membuka gulungan kitab itu
atau yang dapat melihat sebelah dalamnya”.

 Wahyu 18:22
Kutukan terakhir bagi Babilon adalah kenyataan bahwa tidak ada lagi
musik yang terdengar luar biasa di dalam kota kutukan. Musik merupakan
bagian terpenting dari hati Allah, dan bila ada orang- orang atau tempat yang
gelap dan penuh kesedihan, dan di mana Allah tidak pernah hadir atau tinggal,
maka di situ tidak ada musik yang terdengar.

4
PUJIAN DAN MUSIK
DALAM PERJANJIAN BARU
Bermazmur dan bernyanyi ( Efesus 5 : 19 – 20 )

Beberapa kamus dan buku membedakan antara musik “musie” dan alat musik
“musical instrument”.
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBI) mendefenisikan kata musik sebagai
berikut :
Pertama, “ilmu dan seni menyusun nada atau suara dalam urutan atau
kombinasi, dan hubungan temporal untuk menghasilkan komposisi (Suara) yang
kesatuan dan kesinambungan”.
Kedua, “nada atau suara yang disusun sedemikian rupasehingga mengandung
irama, lagu, dan keharmonisan (terutama yang menggunakan alat-alat yang
dapat menghasilkan bunyi itu),

Jadi, musik adalah hasil karya yang memadukan suara dan nada yang
kemudian menjadi suatu irama yang harmonis, yang dalam konteks kita sekarang
disebut sebagai lagu atau apabila dilengkapi kata-katanya menjadi nyanyian.

Di dalam Perjanjian Baru banyak juga petunjuk tentang paduan suara para Malaikat
beserta para pemain musiknya:

 Bunyi sangkakala pada akhir zaman


(Matius 24:31; 1 Korintus 15:52; 1 Tesalonika 1:8; 1 Tesalonika 4:16)

 Memberi tanda Hari Tuhan dan penghakiman


(Wahyu 8:2,6,8-13; 9:1; 10:7; 11:15; 13:14)

 Nyanyian pujian dan penyembahan nyanyian nyanyian baru


(Wahyu 5:8; 14:2; 19:1-8).

 Suara Allah seperti bunyi sangkakala (Wahyu 1:10)

5
 Musik Dalam Perjanjian Baru

Perjanjian baru dikatakan tidak sebaya dengan pejanjian lama dalam


mencatat tentang peranan music atau nyanyian dalamakehidupan Umat Allah,
demikian juga berkenan dengan penggunaan alat musik. Dalam surat-surat
Paulus kida dapat menemukan lebih banyak catatan yang berkaitan dengan
music dan nyanyian, misalnya saat Paulus dipenjarakan bersama Silas, “mereka
memakai waktu mereka untuk memuji Allah” (Kis 16:25); dalam 1 Kor 14:15
“Paulus tampaknya meminta jeaat memperhatikan keseimbangan dalam
permaian alat music atau nyanyian yang harus dilakukan dengan benar.
Ada dua bagian lain yang memiliki kemiripan yang tercatat naynyian ;
(efesus 5 : 19) “yang menasehatkan orang percaya untuk menaikkan mazmur
dan kidung pujian sebagai nyanyian Rohani sebagai buktu kepenuhan Roh.
Dalam beberapa Kitab perjanjian baru memandang music dan nyanyian
sebagai bagian yang penting dalam kehidupan berjemaat dan berindifidu. Salah
satu wujud nyata dalam kepenuhan Roh Kudus adalah mereka menjadi orang
yang menaikkan pujian-pujian bagi Tuhan. Pujian-pujian tersebut mempunyai
sebuah aspek, aspek Horizontal dalam arti Zemaat secara bersama-sama
menyanyikan Mazmur, kidung pujian, dan nyanyian Rohani dalam konteks
persekutuan ibadah. Kemudian aspek Vertikal, diman orang percaya dipanggil
untuk bermazmur, bernyanyi dan mengucap syukur.

 Nyanyian Dan Pujian Dalam Perjanjian Baru

Umat Kristen menggunakan istilah Memuji Tuhan “dan Alkitab memang


memerintah atas semua ciptaanya yang hidup untuk memujinya”(Mazmur 150:
6). Salah satu istilah ibrani bagi pujian adalah yadah yang berarti “Memuji,
Bersyukur atau mengaku” istilah lain yang diterjemahkan sebagai Pujian dalam
perjanjian lama adalah Zamar, “Menyanyikan pujian” kata ketiga yang
diterjemahkan sebagai Pijian adalah Halal (akar kata Haleluyah), yang berarti
“memnyanyi, menghormati, atau menghargai dan menyampaikan
idememanjatkan syukur dan hormat bagi Dia yang layak dipuji.

6
Kitab Mazmur adalah koleksi lagu-lagi pijian bagi Allah, salah satunya
adalah Mazmur-9, ynag berkata “aku mau bersuka cita dan bersukaria karena
Engkau, bermazmur bagi nama-Mu yang maha tinggi” ; Mazmur 150
menggunakan istilah pujian sebanyak 13 kali dalam 6 ayat. Ayat pertama, diman
kita dapat memuji Dia disemua tempat. Kolose 3:16 ; Efesus 5:19 orang Kristen
mula-mula memakai mazmur dari perjanjian lama untuk memuji Tuhan (Mat
26:30 ; Markus 14:16 ; Roma 15:9).
Kata mazmur dalam bahasa Yunani “Psalmos” – yang berarti memukul
atau mengetuk-ngetuk dengan jari pada sebuah alat. Misalnya, suatu nyanyian
kudus yang diiringi dengan alat musik. Kata yunani “pneumatikos octe” berarti
suatu ungkapan yang hanya diungkapan setelah peristiwa Pentakostauntuk
menyatakan vokal yang berasala dari Roh Kudus.
Pada masa menjelang akhir perjanian lama dan memasuki jaman Kristus,
bangsa yahudi membiarkan penyembahan merekaberkembang sedemikian rupa
sehingga menjadi sangat formal. Inilah masa-masa kemurtadan dan ketidak
percayaan, sehingga penyanyi dan alat-alat music untuk penyembahan mereka
dilarang oleh kaum Farisi. Sorakan, nyanyian, tarian, tepuk tangan, dan angkat
tangan tidak berhenti dengna kelahiran Kristus. Paulus kemudian menyatakan
bahwa dia menyembah Tuhan dan menggunakan prinsip-prinsip Daud.
Didalam bahasa yunani “Humaleo” (dari kata himmos) nyanyian pujian
yang ditunjukkan bagi Allah. Music juga digunakan dalam perayaan, perjamuan,
perkabungan, dan pesta-pesta (Mat 9:23 ; Luk 15:25 ; 1Korintus 13:1)
Oleh karena itu, mazmur dan nyanyian mempunyai beberapa fungsi,
Pertama, mereka dipanggil untuk secara bersama-sama menaikkan mazmur dan
nyanyian, yang dalam konteks ini berfungsi untuk saling menguatkan antara
satu dengan yang lain. Kedua, nyanyian mempunyai fungsi didaktik atau
pengajaran. Danfunsi nyanyian paling utama adalah untuk memuji Allah yang
telah menyatakan karya penebusan melalui Yesus Kristus dan semua berkat-Nya
bagi orang-orang percaya.

Anda mungkin juga menyukai