Anda di halaman 1dari 27

ANALISA BENTUK DAN STRUKTUR MUSIKAL KJ.

439 “BILA TOPAN


K’RAS MELANDA HIDUPMU”

OLEH:

TAE SIPA

02.2017.0062

PROGRAM STUDI MUSIK GEREJA

JURUSAN MUSIK GEREJA DAN PERIBADATAN KRISTEN

FAKULTAS SENI KEAGAMAAN KRISTEN

INSTITUT AGAMA KRISTEN NEGERI (IAKN) KUPANG

TAHUN 2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Musik adalah ungkapan pikiran atau perasaan seseorang yang di

tuangkan dalam bentuk suatu nada atau suara yang kedengaran

harmonis,artinya musik mewakili perasaan dan perasaan sebagai suatu

ungkapan seni yang muncul manusia itu sendiri. Melalui musik

manusia mampu menyatakan perasaannya,aspirasi, keinginan, cita-cita

,harapaan serta mempresentasikan suatu pandangan hidup dan

semangat ada masa di mana mereka hidup dan beraktifitas.

Salah satu kegiatan manusia yang sering menggunakan musik

adalah dalam upacara ibadah. Dalam ibadah, tentunya musik memiliki

peran yang penting adalah musik, baik vokal maupun instrumental.

Oleh karen itu, Dalam setiap liturgi peribahan Jemaat kristen, pasti kita

akan menemukan musik dan nyanyian sebagai unsur ibadah yang

sangat penting dalam kebaktian. Dan nyanyian itu tidak hanya sekali

dua kali saja, melainkan beberapa kali. (Tarampak, 2013).

Nyanyian jemaat adalah rangkaian teks (syair) yang tersusun

sedemikian rupa dalam melodi sehingga dapat dinyanyikan secara

bersamaan oleh orang-orang Kristen di dalam ibadah. Dalam sebuah

ibadah Kristen, nyanyian jemaat adalah aktivitas penting yang sudah


melekat bagi umat Kristen sebagai sebuah identitas. Bukan sebuah

keanehan jika orang Kristen bernyanyi, bahkan Kenneth W. Osbeck

memberi pernyataan bahwa iman Kristen adalah iman yang bernyanyi.

Nyanyian Jemaat merupakan pencerminan dari vitalitas spiritual suatu

jemaat dan menjadi respon atas anugerah yang diberikan

Tuhan.Dengan demikian Nyanyian Jemaat tidak dapat digantikan oleh

pemimpin ibadah, pemimpin pujian dan paduan suara yang

mendominasi, karena ini merupakan bentuk ekspresi pujian dan

penyembahan seluruh anggota jemaat.

Secara psikologis, bernyanyi merupakan kemampuan alami

dari setiap manusia dan yang dapat dinikmati. nyanyian jemaat

merupakan karakteristik utama yang membedakan Kekristenan dari

kepercayaan lain. Fakta mencengangkan bahwa anggota jemaat yang

datang dalam ibadah Minggu memiliki tujuan utama untuk bernyanyi,

sedangkan hal teologis berada di urutan kedua,maksudnya adalah

banyak anggota jemaat yang datang ke gereja untuk bernyanyi

bersama-sama daripada memperhatikan hal-hal teologis yang ada

lewat liturgi dan khotbah. Melihat pentingnya nyanyian dalam sebuah

ibadah, tugas gereja adalah memilih nyanyian yang bukan merupakan

nyanyian kesukaan pendeta, pemimpin pujian, pemain musik atau

paduan suara, tetapi menjadi nyanyian kesukaan jemaat.

Salah satu jenis nyanyian jemaat dalam ibadah kristen adalah

Hymne. Hymne adalah nyanyian yang di karang khusus untuk di


gunakan dalam peribadatan umat kristen. Dalam kekristenan, hymne

merupakan gabungan unsur musik(pujian/nyanyian), sastra (puisi), dan

teologi (pengajaran alkitab). Biasanya pada saat hari kebaktian

mingguan dilangsungkan maka umat kristen akan menyanyikan lagu

dari buku-buku himne. Buku-buku Hymne yang sering di gunakan

dalam peribadatan kristen adalah Kidung Jemaat (KJ) Pelengkap

Kidung Jemaat (PKJ), Nyanyian Kidung Baru (NKB).

Salah satu hymne yang sering di nyanyikan oleh umat kristen

adalah kj 439 “ bila topan kras melanda hidupMu” lagu ini di ciptakan

oleh Edwin Othello Excell (1851-1921), sedangkan syair atau liriknya

oleh Jhonson Oatman,Jr(1985-1992). Edwin Othello Excell termasuk

komponis yang cukup terkenal di zaman berkembangnya lagu-lagu

penginjilan. Pada umur 20 tahun ia sudah sudah menjadi guru

menyanyi dan mendirikan sekolah-sekolah menyanyi. Selama 20 tahun

ia bekerja sama dengan Sam Jones, seorang penginjil yang sangat aktif

di daerah selatan Amerika Serikat. Ia mengarang lebih dari 2000 lagu.

Lagu ini mengingatkan kita bagaimana menjalani kehidupan yang

Tuhan anugerahkan kepada kita. Saat ada kesulitan dan masalah, kita

cenderung untuk hanya memikirkan masalah, mengasihani diri dan

menyalahkan orang lain dan bahkan marah kepada Tuhan. Lagu ini

mengajak kita untuk mengarahkan perhatian kepada berbagai berkat

yang Tuhan sudah dan sedang curahkan bagi kita. Bila hal ini

dilakukan, kita akan tercengang, betapa sesungguhnya Tuhan Allah


jauh lebih besar dari segala kesulitan dan permasalahan kita. lagu “bila

topan kras melanda hidupMu” biasa dinyanyikan oleh orang Kristen di

Gereja, Ibadat Rumah Tangga, Syukuran. Lagu ini memiliki versi

Bahasa Inggris “when upon lifes bellow/ count your blessings,” yang

diterjemahkan ke Bahasa Indonesia oleh yayasan musik gereja

(YAMUGER) pada tahun 1978.


1.2. FOKUS PENELITIAN

Sesuai dengan penjelasan latar belakang diatas, maka peneliti fokus

bagaimana menganalisa bentuk dan Struktur musikal lagu kj 349” bila

topan kras melanda hidupMu”

1.3. RUMUSAN MASALAH

Pokok permasalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Bentuk dan

struktur musikal kj 349 “ bila topan kras melanda hidupMu”

1.4. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah yang di kemukakan di atas,

maka tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah:

“Untuk mengetahui bentuk dan struktur musikal kj 349 bila topan

kras melanda hidupMu”

1.5. MANFAAT PENELITIAN

1.5.1. Manfaat teorotis

Menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya tekait dalam

menganalisa bentuk dan strukur musikal sebuah lagu

1.5.2. Manfaat praktis

Bagi peneliti secara pribadi untuk memahami bagaimana

bentuk dan struktur musikal dalam kj 349 bila topan kras melanda

hidupMu
BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.1. KAJIAN PUSTAKA

Objek tentang analisa makna dan syair lagu merupakan suatu hal yang

menarik untuk di teliti sebelum itu sudah ada penelitian terlebih dahulu

yang sudah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Hal ini kemudian

menambah wawasan,pengetahuan,dan menjadi acuan bagi penulis. Berikut

deskripsi dari peneliti terlebih dahulu. Menurut (Keislaman, 2016)

menyatakan bahwa studi kepustakaan atau studi literatur, selain dari

mencari sumber data sekunder yang akan mendukung penelitian, juga

diperlukan untuk mengetahui sampai kemana ilmu yang berhubungan

dengan penelitian telah berkembang, sampai ke mana terdapat kesimpulan

dan generalisasi yang pernah dibuat sehingga situasi yang diperlukan

diperoleh.

Berdasarkan judul penelitian yang diangkat dalam penulisan ini,

maka peneliti mengambil jurnal sebagai bahan perbedaan yang

menjadi materi pendukung penelitian tersebut.


2.1.1. Skripsi Maria Kase ”Analisa bentuk dan makna syair lagu Kidung

Jemaat Nomor 40 “Ajaib Benar Anugerah”

Skripsi ini menganalisa dengan judul: Analisis bentuk dan

makna syair lagu kidung jemaat “ ajaib benar anugerah”, dalam

penelitian ini ia meneliti tentang analisa bentuk lagu dalam

nyanyian yang sering di nyanyikan dan, apa makna yang

terkandung dalam syair lagu pada kidung jemaat 40 “ajaib benar

anugerah”. Perbedaannya adalah penelitian ini berfokus pada

bentuk dan makna syair lagu sedangkan yang peneliti teliti adalah

tentang bentuk dan struktur musikal lagu, namun persamaannya

yaitu sama-sama menganalisa sebuah nyanyian dari kidung jemaat.

2.1.2. Philby Tfuakan “Analisa bentuk dan struktur nyanyian ode to joy karya

ludwing beethoven”

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk dan

struktur musikal dari nyanyian Ode To Joy. Nyanyian Ode To Joy

(English Version) atau dalam Judul aslinya An die Freude adalah bagian

dari Symphony No. 9 in D Minor, Opus 125 yang merupakan karya

symphony terakhir dari Ludwig Van Beethoven. Nyanyian dalam

symphony ini, pada dasarnya memberi sebuah makna tentang

kebebasan, persaudaraan, sukacita, persaudaraan sesama manusia

serta ungkapan rasa syukur pada Tuhan. Secara keseluruhan ,


Symphony No. 9 in D Minor, Opus 125 memulai introduksi panjang

dengan progresi chord d minor dan berakhir dengan progresi chord D

major. Kita ketahui bahwa progresi chord juga mewakili ungkapan

perasaan dari sang komposer. Chord minor, umumnya

mengungkapkan tentang perasaaan sedih atau mengisyaratkan keadaan

susah dan kelam, sedangkan chord mayor mengungkapkan

tentang rasa bahagia dan sukacita. Makna kebebasan juga

diungkapkan sang komposer melalui permainan dinamika, perubahan

sukat, maupun progresi chord. Symphony No. 9 in D Minor, Opus 125

memiliki empat gerakan dengan menjadikan Chord D sebagai

tonalitas. Bagian introduksi pada gerakan keempat , pada dasarnya

adalah pengulangan dari gerakan I-III yang menyimbolkan

persaudaraan dan kesatuan. Nyanyian dalam symphony ini juga

memiliki tiga tema besar dalam eksposisi, development dan

rekapitulasi Symphony ini secara keseluruhan terdiri dari 937 birama.

Persamaan kedua penelitian ini yaitu menekiti tentang bentuk dan struktur

musikal lagu sedangkan perbedaannya terletak pada progresi akord.sepeti

yang di katakan dalam jurnal ini bahwa progresi akor lagu ode to joy ini

memiliki progresi akor di awali dengan d minor dan berakhir dengan D

mayor sedangkan pada penelitian ini dengan lagu bila topan kras melanda

hidupMu memiliki progresi akor yang di awali dengan es mayo dan di

akhiri dengan es Mayor.


2.1.3. Skripsi Analisis Struktural Musik Dalam Lagu “Cuban Landscape With

Rain” Karya Leo Brower disusun oleh Mahasiswa Clement Rangga Prakoso

Skripsi disusun oleh Mahasiswa Clement Rangga Prakoso

Sutjijana Jurusan Musik Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia

Yogyakarta Menganalisis Struktur Musik Dalam Lagu “ Cuban Landscape

With Rain” Karya Leo Brouwer. Merupakan karya yang menggambarkan

suasana hujan di kota Kuba. Banyak pemain yang belum mengetahui

struktur musik dan cara memainkan teknik yang tertulis. Metode penelitian

yang digunakan adalah metode kualitatif yang bersifat deskriptif analisis.

Karya tersebut memiliki bentuk musik minimalis dan berbagai teknik gitar

yang tertulis pada partitur tersebut. Sedangkan Penulis kerjakan sebagai

bahan referensi berpusat bagaimana Menganalisa tentang Bentuk dan

struktur musikal lagu kj “bila topan kras melanda hidupMu” dengan tidak

menggunakan alat musik.


2.2. LANDASAN TEORI

2.2.1. Pengertian analisa musik

Pengertian analisa secara umum menurut (Ensiklopedia nasional,

1988:89) yang menjelaskan bahwa analisis adalah memeriksa sesuatu

masalah untuk menemukan semua unsur yang bersangkutan hal

tersebut sesuai dengan pendapat (Tambajong,1922:11) mengatakan

bahwa “ Analisis adalah suatu disiplin ilmiah antara ilmu jiwa,ilmu

hitung dan filsafat untuk menguraikan musik melalui rangkaian jalinan

nada,irama,dan harmoni dengan membahas unsur gejala sadar atau

tidak sadar pada satu kesatuan komposisi”.

Analisis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1998:37), adalah

penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan

bagian itu sendiri serta hubungan antara bagian untuk memperoleh

pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Biasanya

meliputi pemecahan sebuah susunan musik ke dalam unsur musik yang

relatif sederhana, termasuk susunan pokok (Schenker), dari tema, dari

bentuk (Tovey), dari bagian susunan (Riemann) dan dari informasi

teori. Musik dibagi dalam tiga jenis, yaitu yang pertama Musik

Absolut yaitu Musik yang diciptakan untuk dinikmati sebagai musik

murni. Contoh Sonata, Simfoni, Konserto, hingga prelude. Kedua yaitu

Musik Kamar, lagu musik untuk ansambel dari beberapa instrumen

tunggal disebutkan dalam Jubing Kristianto dalam bukunya Gitarpedia


(2013:68). Dari pengertian-pengertian tersebut, dapat disimpulkan

bahwa analisis musik adalah pembahasan untuk meneliti dan

menyimpulkan bagian-bagian paling sederhana dari sebuah susunan

lagu musik, baik berupa susunan pokok (Schenker), dari tema, dari

bentuk (Tovey), serta dari bagian susunan (Riemann) sehingga dapat

dimengerti dan dipahami arti keseluruhannya.

2.2.2. Pengertian musik

Menurut Banoe (2003:288) musik adalah cabang seni yang

membahas dan menetapkan berbagai suara kedalam pola-pola yang

dapat dimengerti dan dipahami manusia. Banoe juga mengungkapkan

musik berasaldari kata muse, yaitu salah satu dewa dalam mitologi

Yunani kuno bagi cabang seni dan ilmu, dewa seni dan ilmu

pengetahuan.

Menurut Syafiq (2003: 203) musik didefinisikan sebagai seni

yang mengungkapkan gagasan melalui bunyi yang unsur dasarnya

berupa melodi,irama dan harmoni, dengan unsur pendukung berupa

bentuk gagasan, sifat serta warna bunyi. Dalam penyajianya sering

berpadu dengan unsur-unsur lain seperti bahasa, gerak ataupun suara.

Musik juga memiliki arti seperti yang ditulis di Kamus Besar Bahasa

Indonesia (2002: 766)yaitu nada atau suara yang disusun sedemikian

rupa sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan (terutama

yang menggunakan alat-alat yang dapat menghasilkan bunyi).


Dari berbagai penjelasan teori tentang pengertian musik tersebut

dapat dijabarkan bahwa musik merupakan bentuk seni dari manusia

dan berkembang melalui budaya sebagai identitas diri, musik

diekspresikan melalui suara yang berupa ritme dan nada-nada

kemudian tersusun menjadi melodi dan harmoni. Musik berkembang

sebagai ilmu pengetahuan yang mempunyai teori dan aturan-aturan

yang fundamental. Musik adalah ilmu pengetahuan dan seni tentang

kombinasi ritmik dan nada-nada, baik vokal maupun instrumental yang

meliputi melodi dan harmoni sebagai ekspresi dari segala sesuatu yang

ingin diungkapkan terutama aspek emosional. Pada akhirnya, musik

adalah ilustrasi kehidupan manusia yang setiap jamanya memiliki

paradigma-paradigma baru sesuai perkembangan budaya disetiap

masing-masing negara

2.2.3. Unsur-unsur musik

Dalam pembentukan musik secara utuh unsur-unsur dan

struktur musik mempunyai paranan penting dan keterkaitan yang kuat

antara satu dengan yang lainya. Adapun unsur-unsur musik yang perlu

dalam bahan penelitian ini yaitu:

a. Melodi adalah susunan rangkaian nada (bunyi dengan

getaran teratur) yang terdengar berurutan serta berirama dan

mengungkapkan suatu gagasan atau ide (Jamalus, 1996:16). Dalam


penelitian ini, melodi memiliki pengertian nada-nada pokok tema lagu

tersebut diluar nadanada iringan.

b. Irama adalah pola ritme tertentu yang dinyatakan dengan

nama, seperti Wals, mars, bosanova dan lain-lain (Banoe 2003:138).

Secara umum irama dapat diartikan sebagai gerakan berturut-turut

secara teratur, turun naik lagu atau bunyi yang beraturan (Kamus

Bahasa Indonesia, 2008: 598).

c. Harmoni merupakan perihal keselarasan bunyi. Secara teknis

meliputi susunan, peranan dan hubungan dari sebuah paduan bunyi

dengan sesamanya atau dengan bentuk keseluruhannya (Syafiq, 2003:

133).

2.2.4. Tanda-tanda ekspresi dalam musik

Dalam menyusun rangkaian nada-nada untuk menghasilkan

irama senada, selalu unsur-unsur musik memerlukan tanda yang

bertujuan memberikan tempo permainan agar lagu terdengar bunyi-

bunyi yang harmonis dan memiliki satu kesatuan yang

berkesinambungan. Berikut dibawah ini merupakan tanda-tanda atau

tempo di dalam musik pada umumnya, antara lain:

a. Tempo

Untuk menghasilkan nada-nada yang seirama, didalam tanda

bermain musik terdapat tempo atau ketukan. Syafiq (2004:66)

menjelaskan bahwa tempo adalah cepat lambatnya sebuah lagu atau


instrumen, meskipun jenisnya sangat banyak, pada dasarnya tempo

dibagi menjadi tiga jenis yaitu lambat,sedang, dan cepat. Berikut

beberapa contoh istilah tempo :

1. Largo : Lambat (M.M. 44 – 48)

2. Moderato : sedang (M.M. 96-100)

3. Allegro : cepat, hidup, gembira (M.M. 132-138)

4. Vivace : hidup, gembira (M.M. 160-178)

5. Presto : cepat (M.M. 184-200)

6. Fermata : nada ditahan melebihi nilai yang sebenarya

Keterangan : M.M : Melzel Metronome

b. Dinamik

Dinamik adalah tanda untuk menentukan keras lembutnya

suatu bagian/frase kalimat musik. Berikut contoh istilah dinamika

yang sering digunakan.

1) Piano (p) : lembut

2) Forte (f) : keras

3) Fortissimo (ff) : sangat keras

4) Crescendo (crec) : makin lama makin keras

5) Decrescendo (decresc) : makin lama makin lembut


6) Sforzando (sfz) : lebih keras, diperkeras

c. Gaya

Gaya (style) adalah bagaimana cara memainkan sebuah karya

musik. Dalam penerapannya, dapat berdiri sendiri maupun

digabungkan dengan istilah-istilah lain seperti subito piano, allegro

assai, dan sebagainya. Berikut pengertian tentang gaya yang sering

digunakan:

1) Animato : riang gembira (M.M. 120-126)

2) Ad libitum : menurut kehendak sendiri, bebas dari hitungan

3) Alla marcia : seperti mars, tempo berbaris

4) Ekspressivo : ekspresif

5) Spirituoso : dengan penuh semangat

6) Stacatto : pendek tersentak-sentak

7) Scherzo : musik ritmis dinamis, penuh seda-gurau

2.2.5. Bentuk Dan Struktur musik

Bentuk Lagu Menurut Prier (2011: 5) bentuk lagu dalam musik

dibagimenjadi lima macam, yaitu:

1) Bentuk lagu satu bagian adalah suatu bentuk lagu yang terdiri

atas satu kalimat/periode saja saja.


2) Bentuk lagu dua bagian adalah dalam satu lagu terdapat dua

kalimat atau periode yang berlainan satu dengan lainya.

3) Bentuk lagu 3 bagian adalah dalam 1 lagu terdapat 3 kalimat

atau periode yang berlainan antara 1 dengan yang lainya.

4) Bentuk dual adalah bentuk lagu 2 bagian yang mendapat suatu

modifikasi dalam sebuah bentuk khusus untuk musik instrumental

(terutama selama zaman barok) yang disebut “bentuk dual”

5) Bentuk lagu 3 bagian komplek/besar adalah bentuk lagu 3

bagian yang digandakan sehingga setiap bagian terdiri dari 3 kalimat.

Di dalam musik selain unsur musik yang terdiri atas melodi, ritme,

harmoni dan dinamik, terdapat struktur musik yang terdiri dari beberapa

komponen, yaitu :

a. Motif

Motif merupakan struktur lagu yang paling kecil dan

mengandung unsur musikal. Prier (2011: 3) menjabarkan pengertian motif

sebagai sepotongan lagu atau sekelompok nada yang merupakan suatu

kesatuan dengan memuat arti dalam dirinya sendiri. Karena merupakan

unsur lagu, maka sebuah motif biasanya diulang-ulang dan diolah-olah.

Banoe (2013: 283) mendefinisikan motif merupakan bagian terkecil dari

suatu kalimat lagu , baik berupa kata, suku kata atau anak kalimat yang

dapat dikembangkan (mirip sastra bahasa). Motif lagu akan selalu


diulangulang sepanjang lagu sehingga lagu yang terpisah atau tersobek

dapat dikenali ciri-cirinya melalui motif tertentu. Prier (2011:26) juga

berpendapat bahwa motif dapat diidentifikasikan antara lain dengan :

a) Sebuah motif biasanya dimulai dengan hitungan ringan (irama

gantung) dan menuju pada nada dengan hitungan berat.

b) Sebuah motif terdiri dari setidak-tidaknya dua nada dan paling

banyak memenuhi dua ruang birama. Bila ia memenuhi satu birama, ia

dapat juga disebut motif birama; bila ia hanya memenuhi satu hitungan

saja, ia disebut motif mini atau motif figurasi.

c) Bila beberapa motif berkaitan menjadi satu kesatuan, maka

tumbuhlah motif panjang yang secara exstrim dapat memenuhi seluruh

pertanyaan atau seluruh jawaban.

d) Motif yang satu memancing datangnya motif yang lain, yang

sesuai. Dengan demikian musik nampak sebagai suatu proses,

sebagai suatu pertumbuhan.

e) Setiap motif diberi suatu kode, biasanya dimulai dengan ”m”,

motif berikutnya disebut ”n”, dan sebagainya. Setiap ulangan motif

dengan sedikit perubahan diberi kode ”m1”, ”m2”, ”n1”,”n2” dan

sebagainya. Menurut Prier (2011: 27) terdapat tujuh cara pengolahan

motif, yaitu sebagai berikut:


1) Ulangan harafiah Ulangan harafiah adalah pengulangan

sepenuhnya motif utama.

Contoh:

2) Ulangan pada tingkat lain (sekuens)

 Sekuens naik

Menurut Prier (2011: 28), sekuens naik adalah

pengulangan motif pada tingkat nada yang lebih tinggi dari

motif utama yang disesuaikan dengan tangganada dan harmoni

lagu. Sekuens naik ini biasanya terdapat dalam kalimat

pertanyaan.

 Sekuens turun

Menurut Prier (2011: 28), sekuens turun merupakan

pengulangan motif pada tingkat nada yang lebih rendah.

Biasanya sekuens turun ini terdapat dalam kalimat jawaban.


3) Pembesaran interval (augmentation of the ambitus)

Tujuan pembesaran interval adalah menciptakan ketegangan.

Pengolahan motif semacam ini biasanya dapat dijumpai di bagian

pertanyaan kalimat atau juga pada ulangan kalimat A’ dalam lagu ABA’

(Prier, 2011: 29)

Contoh:

Menjadi

4) Pemerkecilan interval (diminuation of the ambitus)

Pemerkecilan interval merupakan kebalikanya dari

pembesaran interval, penerkrcilan interval dilakukan untuk

mengurangi ketegangan atau memperkecil “busur” kalimat, maka

tempatnya terutama pada kalimat jawaban


Contoh:

Menjadi

5) Pembalikan (inversion)

Menurut Prier (2011: 31), setiap interval naik dijadikan interval turun

demikian juga interval yang dalam motif asli menuju ke bawah dalam

pembalikannya diarahkan ke atas.

Contoh:

6) Pembesaran nilai nada (augmentation of the value)

Pembesaran nilai nada adalah suatu pengolahan melodis yang

dilakukan dengan merubah irama motif karena masing- masing nilai

nada digandakan, sedang tempo dipercepat, namun hitungannya

(angka M.M.) tetap sama. Nada-nada motif (melodi) kini tetap sama,
namun diperlebar; tempo diperlambat dengan demikian motifnya

diintensifkan. Pengolahan semacam ini biasanya terjadi dalam musik

instrumental (Prier, 2011: 33)

Contoh:

7) Pemerkecilan nilai nada (diminuation of the value)

Pemerkecilan nilai nada hampir sama dengan teknik

pengolahan motif pembesaran nilai nada. Di dalam pemerkecilan

nilai nada, melodi dari motif utama tetap sama, namun iramanya

berubah.

Contoh

b. Tema

Tema merupakan ide pokok yang mempunyai unsur-unsur

musikal utama pada sebuah komposisi, yang masih harus

dikembangkan lagi hingga terbentuknya sebuah komposisi secara utuh.

Sebuah karya bisa mempunyai lebih dari satu tema pokok dimana

masing-masing akan mengalami pengembangan. Menurut Syafiq

(2003: 299), tema adalah rangkaian nada yang merupakan pokok


bentukan sebuah komposisi karena sebuah komposisi dapat memakai

lebih dari satu tema.

c. Kalimat (Frase )

Prier (2011: 2) mendefinisikan kalimat atau frase adalah sejumlah

ruang birama (biasanya 8 atau 16 birama), biasanya sebuah kalimat

musik/periode terdiri dari dua anak kalimat/frase yaitu kalimat

pertanyaan (frase antecedence) dan kalimat jawaban (frase

consequence). Berikut dijelaskan pengertian frase antesenden dan

konsekuen.

a) Kalimat pertanyaan (frase antecedence)

Merupakan awal kalimat atau sejumlah birama (biasanya

birama 1-4 atau 1-8) biasa disebut frase tanya atau frase depan

karena

biasanya ia berhenti dengan nada yang mengambang, umumnya

disini terdapat akor dominan.

b) Kalimat jawaban (Frase consequence)

Merupakan bagian kedua (biasanya birama 5-8 atau 9-16)

biasa disebut frase jawaban atau frase belakang dalam suatu

kalimat dalam lagu dan pada umumnya jatuh pada akor tonika.

d. Kadens

Banoe (2003: 68) Menjelaskan kadens adalah pengakhiran. Cara

yang ditempuh untuk mengakhiri komposisi musik dengan


berbagai kemungkinan kombinasi ragam akord, sehingga terasa

efek berakhirnya sebuah lagu atau sebuah frase lagu. Banoe (2003:

68) juga menyebutkan bahwa terdapat 6 macam kadens , antara

lain:

a. Kadens Sempurna (perfect cadence) : progresi akor IV-V –I

b. Kadens Setengah (half cadence) : progresi akor I –V

c. Kadens Plagal (plagal cadence) : progresi akor VI-1

d. Kadens Prigis (phrygian cadence) : progresi akor I –III

e. Kadens Autentik (authentic cadence) : progresi akor V-I

f. Kadens tipuan (deceptive cadence) : progresi akor V-IV

e. Periode atau kalimat.

Periode merupakan gabungan dua frase atau lebih dalam sebuah

wujud yang bersambung sehingga bersama-sama membentuk

sebuah unit seksional (Miller, 166). Dalam kalimat atau periode,

frase yang terdapat didalamnya bisa dibentuk dari frase

antesenden-antesenden, ataupun frase antesenden-konsekuen.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. RANCANGAN PENELITIAN

Dalam suatu penelitian diperlukan adanya sebuah metode atau

pendekatan yang berguna untuk memecahkan suatu permasalahan yang

diteliti. Dalam hal ini peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif.

Metode kualitatif adalah metode yang digunakan untuk meneliti pada

kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawanannya adalah eksperimen)

dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data

dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif,

dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada

generalisasi (menurut Prof. Dr. Sugiyono, 2017). Eisner dalam Sutopo

(1995 : 6) menyatakan, bahwa kritik seni dipandangnya merupakan

pendekatan yang sangat membantu dan melengkapi kegiatan penelitian,

karena kekuatannya yang mampu menyajikan deskripsi dan interpretasi

yang karya dengan nilai-nil ai kehidupan manusia. Dalam hal ini peneliti

menggunakan metode penelitian studi pustaka untuk mengumpulkan data,

informasi dan referensi pendukung lainnya yang digunakan dalam analisis

lirik lagu, menurut Semi (1993:3), metode penelitian pustaka yaitu

penelitian yang dilakukan di kamar kerja penelitian atau ruangan


perpustakaan, tempat peneliti memperoleh data atau informasi tentang

objek penelitian melalui buku-buku atau alat audio-visual lainnya. Metode

yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilakukan melalui internet,

buku, dan majalah. Dalam hal ini Penulis melakukan penelitian untuk

mengumpulkan data yang dijadikan bahan dalam penelitian yang berjudul

“Analisis bentuk dan Struktur musikal Lagu kj 439 bila topan k’ras

melanda hidupMu”.

3.2. OBJEK PENELITIAN

Dalam hal ini penulis melakukan penelitian untuk mengumpulkan

data yang dijadikan bahan dalam penelitian yang berjudul “Analisis

bentuk dan Struktur musikal Lagu kj 439 bila topan k’ras melanda

hidupMu”.

3.3. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Peneliti melakukan penelitian partitur lagu Kidung Jemaat Nomor

349 “Bila topan kras melanda hidupMu” bertempat dirumah sendiri,

waktu penelitian dari bulan April sampai Juni.

3.4. PROSEDUR ANALISA KONTEN

a. Pengadaan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah meneliti partitur

lagu Kidung Jemaat Nomor 349 “ bila topan kras melanda

hidupMu”.
b. Inferensi

Dalam Kamus Besar Indonesia inferensi artinya simpulan atau

disimpulan. Dalam penelitian ini, inferensi merupakan kegiatan

menimpulkan data berdasarkan konteksnya. Data yang

disimpulkan berupa lagu yang akan dianalisa.

3.5. TEKNIK PENYAJIAN

Partitur Lagu Kidung Jemaat Nomor 349 “Bila topan kras melanda

hidupMu” akan di tampilkan melalui aplikasi Sibelius 7 sebagai media

presentase proposal.

Anda mungkin juga menyukai