MENURUT Darminta, SJ, orang Jawa ada tiga macam mimpi berdasarkan waktu:
Mimpi pada jam-jam ini dapat dipahami tidak memiliki arti yang sangat khusus, kecuali
menunjuk pada pengaruh pengalaman hidup sebelum tidur. Biasanya isi mimpi hanya berkaitan
dengan peristiwa hidup yang terjadi pada siang hari atau sebelumnya atau sisa masalah ketika
kita masih terjaga.
Sedangkan mimpi pada jam-jam ini menunjukkan pada kualitas kejiwaan kita dalam mengarungi
kehidupan, menyingkapkan apa yang tersembunyi di dalam diri kit agar dapat diketahui,
diterima, dan kemudian diolah. Jika diketahui sebagai gangguan dalam kehidupan anda sehari-
hari hendaknya segera dapat disingkirkan. Namun sebaliknya jika dirasaka hal itu sebagai
dukungan bagi kehidupan anda, sebaiknya diterapkan dalam kehidupan selanjutnya.
Untuk mimpi pada jam ini diartikan dan diyakini mengungkapkan adanya keterlibatan Allah
SWT, dan kita ditantang untuk dapat mengenal suara, ajakan dan pesan kehadiran –Nya.
Cara menghitung :
1. Kita harus cari tahu hari dan pasaran pada saat kita mimpi.
Misalnya : kita bermimpi pada hari Selasa malam, karena selasa malam sudah masuk hari rabu
maka hari dan pasaran yang kita cari neptunya adalah hari Rabu, seumpama Selasa pasarannya
legi, berarti Rabu pasarannya pahing.Sekarang ketemu hari dan pasarannya yakni Rabu pahing.
2. Setelah itu jumlahkan neptu hari dan pasaran pada saat kita mimpi.
Misalnya : Rabu Pahing. berarti, rabu = 7 dan Pahing = 9.
7 + 9 = 16.
3. Selanjutnya jumlah neptu hari dan pasaran dibagi 4 ( jumlah hitungan mimpi )
Misalnya : 16 : 4 = 4 sisa 0.
4. Sekarang kita lihat hasil baginya. Jika masih ada sisa maka yang dipakai adalah sisa hasil bagi,
tapi jika sisa 0 atau tidak ada sisa, maka yang kita pakai hasil. Pembagiannya langsung.
Misalnya : Karena hasil bagi tidak ada sisa berarti sisa tidak kita pakai. Hasilnya adalah 4
yaitu windu.
Karena hasil contoh perhitungan adalah windu maka ada kemungkinan mimpi yang anda alami
akan terjadi pada delapan hari kedepan ( windu hari ) atau delapan bulan kemudian (windu
bulan ) atau delapan tahun kemudian( windu tahun ).
Memang hitungan tidak bisa tepat menentukan detik, jam atau hari kejadian. Sebenarnya apa
yang akan terjadi adalah rahasia sang pencipta. Tapi paling tidak dengan hitungan ini bisa jadi
bahan kita untuk lebih waspada pada setiap apa yang kita lakukan. Terutama jika kita mendapat
pertanda / firasat melalui mimpi. Ini bukan ramalan atau kita mendahului kehendak Tuhan YME,
ini hanya sekedar untuk melatih kepekaan terhadap sebuah pertanda dan tidak menganggap
remeh akan pertanda yang datang. Masalah waktu yang tepatnya akan mimpi jadi kenyataan
adalah rahasia Tuhan YME. Kita hanya bisa berdo'a dan berusaha atau berikhtiar.
Intinya adalah semua mimpi-mimpi itu merupakan kunci untuk kita dapat memahami
apa yang sedang kita hadapi dan kita rasakan ketika mimpi itu terjadi. Semua itu juga
tergantung pada kedekatan kita kepada Tuhan kita untuk dapat memahami tentang
mimpi yang kita rasakan.
Semoga ini bisa bermanfaat bagi anda yang biasa mendapatkan pertanda / firasat melalui
mimpi, dan bisa menjadikan anda lebih " ELING LAN WASPODO". {INGAT(TUHAN) &
WASPADA(HATI-HATI)}
Suro = Keberanian. Bahwa dalam diri manusia sudah tersimpan benih-benih sifat keberanian,
terkadang sifat ini bermakna positif dan negatif. Ketika sifat berani lepas dari kendali, maka
seseorang bisa terpengaruh melakukan kejahatan, kesewenang-wenangan dan angkara murka.
Diro = Kekuatan. Seiring dengan keberanian, ada pula kekuatan yang dianugerahkan Yang
Maha Kuasa pada diri manusia, baik kekuatan lahir maupun kekuatan batin yang luar biasa.
Sama halnya dengan keberanian, jika potensi kekuatan tidak terarah, maka akan lahirlah sikap
angkara murka dan kedurjanaan.
Joyo = Kejayaan. Kejayaan adalah hasil dari keberanian dan kekuatan, baik dalam arti positif
dan negatif. Manakala manusia sudah mencapai puncak kejayaannya dan lepas dari kendali
nurani yang terjadi adalah manusia tersebut menjadi sombong, congkak , angkuh atau jauh dari
nilai-nilai moral atau pun agama.
Ningrat = Terpandang atau bergelimang dengan kenikmatan duniawi. Ningrat disini bisa
diartikan sebagai gelar kebangsawanan atau seorang pejabat yang serba kecukupan dan
senantiasa hidup dalam gelimang harta.
Lebur = Hancur. Bisa juga diartikan sebagai hancur, sirna, tunduk atau menyerah dan kalah.
Dengan demikian, maka secara umum kalimat “Surodiro Joyoningrat, Lebur Dening
Pangastuti" memiliki arti dan pengertian sebagai berikut:
"Semua bentuk angkara murka yang bertahta dalam diri manusia akan dapat dihilangkan
dengan sifat sifat lemah lembut, kasih sayang dan kebaikan"
Atau juga dapat diartikan: segala kekuatan jahat akan dapat dihilangkan dengan kebaikan dan
kebenaran.
Bahwa semua bentuk angkara murka yang bertahta dalam diri manusia, akan sirna dengan sifat
lembut, kasih sayang yang didasari dengan menyembah kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Artinya, angkara murka tidak dapat dihilangkan dengan angkara murka. Dengan kata lain, api
tidak dapat dipadamkan dengan api. Tapi api dapat dipadamkan dengan air.
Membalas suatu kejahatan dengan kejahatan lain tidak akan menyelesaikan masalah, justru yang
timbul adalah masalah yang lebih hebat dan lebih besar.
Sareh - Sareh itu sama dengan sabar, tidak mudah berontak &
tetap tenang.