Anda di halaman 1dari 3

Meraih Mimpi Melalui Literasi

(Salman nur Farras)

Sigmund Freud berkata bahwa mimpi adalah ekspresi dari dunia bawah sadar dan
bahwa motivasi dari aktivitas oneiric ini adalah kepatuhan dengan naluri dan
keinginan Mereka belum puas pada hari itu. Yaitu, mereka adalah upaya dari bagian
bawah sadar untuk memuaskan dan menyelesaikan apa yang belum dilakukan secara
sadar.
Secara jelasnya mimpi adalah kegiatan yang dilakukan secara tidak sadar pada saat
tidur yang isinya berupa gambaran kehidupan yang bersifat nyata atau mungkin
bersifat mustahil serta tidak dapat diterima dalam kehidupan masyarakat. Segala
sesuatu yang tidak mungkin terjadi pada kehidupan sadar dapat terjadi pada sebuah
mimpi. Misalnya kita bermimpi memiliki kendaraan mewah seharga miliaran rupiah.
Jika dikaitkan dengan dunia nyata dengan keadaan kita tidak memiliki banyak uang,
memiliki kendaraan mewah adalah suatu hal yang mustahil.
Mimpi tidak dapat direncanakan, lalu bagaimana datangnya sebuah mimpi ?
1. Mimpi datang dari alam bawah sadar manusia
Segala sesuatu yang tidak dapat terjawab pada kehidupan sadar, dapat terjawab dan
terjadi pada kehidupan alam bawah sadar kita yaitu pada saat tidur. Alam bawah sadar
manusia terkadang selalu bertentangan dengan alam sadar manusia. Misalnya, secara
sadar kita tidak dapat menikah dengan seorang artis. Walaupun bisa namun memiliki
tingkat kemustahilan dan ketidakmungkinan yang tinggi. Alam bawah sadar kita akan
menolak ketidakmungkinan itu yang pada akhirnya terjadi pada sebuah mimpi di
mana kita bisa menikahi seorang artis.
2. Mimpi datang dari pikiran dan perasaan manusia
Manusia membagi bentuk perasaan menjadi dua yaitu perasaan baik dan buruk.
Kedua perasaan tersebut rentan menjadikan sebuah mimpi pada tidur manusia yaitu
mimpi indah dan mimpi buruk.
Mimpi indah terjadi manakala perasaan atau pikiran-pikiran kita sedang dalam
keadaan baik. Misalkan dua minggu yang akan datang kita akan berlibur ke Bali.
Kabar berlibur tersebut menciptakan rasa bahagia, gembira, ceria sehingga sampai
terbawa pada sebuah mimpi di mana kita sedang berlibur ke Bali padahal secara
nyatanya kita belum melakukan kegiatan liburan tersebut.
3. Mimpi datang dari peringatan Allah
Allah memberikan peringatan kepada manusia berupa cobaan pada kehidupan nyata.
Pada kehidupan tidak sadar Allah memberi peringatan melalui mimpi. Kita pastinya
pernah atau bahkan sering bermimpi mengenai kematian, baik dari diri kita ataupun
orang yang kita sayangi. Bahkan mimpi tentang kiamat. Kita mengalami kesedihan
yang sangat mendalam pada mimpi tersebut sampai air mata yang mengalir kita dapat
merasakannya.

Akhir dari sebuah kegiatan dari bermimpi adalah bangun. Bangunnya seseorang dari
bermimpi akan akan mendapatkan solusi. Dari mimpi bisa menikahi artis, kita
termotivasi untuk mengembangkan sebuah bakat pada diri kita sehingga bisa
berpotensi juga menjadi artis yang nantinya bisa menjadi modal untuk menikahi artis
yang kita dambakan. Dari mimpi berlibur ke Bali kita termotivasi untuk menyiapkan
segala sesuatu baik itu persiapan dan perlengkapan liburan dengan matang agar
liburan tersebut dapat memiliki kesan yang sangat spesial. Dari mimpi kematian,
kiamat, terkena musibah kita termotivasi untuk senantiasa memperbaiki amalan kita
yaitu dengan mengamalkan amar ma’ruf nahi munkar.
Dari semua solusi yang muncul pada saat bangun dari mimpi sehingga muncul sebuah
statment “Hidup berawal dari mimpi”. Kita juga bisa memilih yang lain yaitu “Mimpi
berawal dari hidup”. Ketika kita mempunyai keinginan yang besar dan musatahil serta
dapat tercapai dengan mudah tanpa ada proses kerja keras, maka bermimpilah jangan
terbangun dari mimpi tersebut. Namun jika keinginan besar dan kemustahilan tersebut
ingin dirubah menjadi suatu kenyataan, maka segeralah bangun dari mimpi tersebut.
Bangun dari mimpi kita mendapat solusi yang dapat dijadikan sebagai alat untuk
mencapai apa yang ingin diraihnya atau meraih mimpi.
Meraih menurut KBBI adalah menggapai sesuatu kemudian menarik sesuatu tersebut
kepada diri kita melalui sebuah usaha dan kerja keras. Meraih mimpi adalah mengapai
apa yang ada di dalam mimpi kemudian merealisasikan untuk diri kita dengan proses
usaha serta kerja keras pada kehidupan sadar atau nyata.
Literasi menurut Menurut Elizabeth Sulzby “1986”, Literasi ialah kemampuan
berbahasa yang dimiliki oleh seseorang dalam berkomunikasi “membaca, berbicara,
menyimak dan menulis” dengan cara yang berbeda sesuai dengan tujuannya. Jika
didefinisikan secara singkat, definisi literasi yaitu kemampuan menulis dan membaca.
Menurut Harvey J. Graff “2006”, Literasi ialah suatu kemampuan dalam diri
seseorang untuk menulis dan membaca supaya manusia dapat melek pengetahuan
karena pengetahuan banyak didapat dengan melalui proses membaca dan menulis.
Point penting dari kegiatan literasi adalah membaca dan menulis. Dengan membaca
kita dapat mengingat apa yang kita baca dan dilihatnya. Dengan menulis daya ingat
kita pada sebuah pengetahuan akan lebih tajam karena kita mengingat dari sesuatu
yang kita buat atau ditulis sendiri.
Bagaimana meraih mimpi dengan kegiatan literasi ?
Elizabeth Sulzby “1986”, mengatakan bahwa literasi ialah kemampuan berbahasa
yang dimiliki oleh seseorang dalam berkomunikasi “membaca, berbicara, menyimak
dan menulis” dengan cara yang berbeda sesuai dengan tujuannya. Jika didefinisikan
secara singkat, definisi literasi yaitu kemampuan menulis dan membaca.
Manusia adalah makhluk sosial. Kegiatan yang terjadi antar pelaku sosial adalah
komunikasi menggunakan bahasa yang mencakup membaca, menyimak, berbicara
dan menulis.
1. Membaca
Membaca tidak selalu dikaitkan dengan membaca bacaan, namun juga bisa dikaitkan
dengan keadaan, perasaan yakni dengan membaca keadaan dan membaca perasaan.
Misalkan kita melihat langit mulai mendung. Apa yang kita lihat adalah kegiatan
membaca keadaan sehingga kita dapat mengatasinya yaitu dengan menyiapkan
payung, jas hujan atau sejenisnya. Kita melihat teman kita yang selalu ceria tiba-tiba
ia menjadi murung. Proses melihat teman kita itu termasuk pada bagian membaca
perasaan sehingga kita dapat menemukan solusinya yaitu bahwa setiap rasa yang
sedang sedih kita berhak untuk membahagiakannya.
Dari kedua permisalan di atas dapat memberikan kesimpulan bahwa kita harus
mengerti sebuah keadaan. Jika kita memiliki mimpi menjadi dokter, dan dokter adalah
profesi yang bergerak di bidang kesehatan yang tentunya dari perilaku kehidupannya
juga mencerminkan perilaku hidup sehat. Maka, kita harus bisa membaca secara
kontekstual dan faktual. Secara kontekstual kita harus berperilaku hidup sehat,
mengajak lingkungan sekitar untuk senantiasa hidup sehat. Secara faktualnya kita
harus giat dan rajin membaca sebuah pengetahuan yang berkaitan dengan ilmu
kedokteran dan kesehatan.
2. Menyimak
Menyimak adalah proses mendengarkan sesuatu yang berkaitan dengan bunyi baik itu
bunyi dari benda ataupun bahasa yang tertutur oleh manusia. Pada proses menyimak
sebuah komunikasi, kemungkinan yang akan kita dapat adalah komunikasi yang baik
dan tidak baik. Komunikasi yang baik yakni komunikasi yang dapat memberi kabar
baik untuk diri kita, sedangkan komunikasi yang tidak baik yang rentan dapat
menimbulkan masalah pada diri kita. Kita tidak dapat menghindarinya kecuali kita
harus membuat tuli pendengaran kita. Sesuatu yang tidak bisa dihindari dapat diatasi
dengan sikap ikhlas dan bersyukur. Pada proses meraih cita-cita, antar sesama pelaku
sosial pastinya akan ada yang berusaha untuk menjatuhkan baik itu dari perlakuan
fisik ataupun dari segi bahasa komunkasi. Proses menyimak yang harus kita lakukan
secara kontekstual yaitu apabila kita mendengar adalah ucapan yang berusaha
menjatuhkan, maka kita harus ikhlas menerimanya karena yang mengubah nasib
bukanlah ucapan seseorang melainkan ridha dari Allah SWT yang kita usahakan pada
sebuah doa dan kerja keras, dan apabila yang kita dengar adalah ucapan yang baik
maka kita jadikan sebagai motivasi untuk kita lebih bersemangat lagi. Secara
faktualnya kita harus terbiasa menyimak segala pengetahuan yang berkaitan dengan
ilmu sesuai bidang yang kita cita-citakan.
3. Berbicara
Berbicara kaitanya dengan apa yang tertutur dari diri kita. Berbicaralah sesuatu yang
bersifat positfime bukan pesimisme karena apa yang kita tutur atau ucapkan dapat
menjadi bomerang untuk diri kita. Sehingga memang benar adanya bahwa ucapan
adalah doa.
4. Menulis
Secara kontekstual, menulis pada kehidupan tidak selalu mengacu pada tulisan yang
yang terbentuk oleh sebuah ayunan pena. Menulis adalah merencakan, menyusun
strategi. Apa yang hendak kita dijadikan sebagai cita-cita hendaknya kita susun dan
rencanakan sehingga kita dapat mudah kemana kita akan melangkah. Misalnya kita
memiliki cita-cita sebagai arsitek. Modal awal sebagai arsitek adalah menguasi atau
memahami setiap desain yang sebuah bangunan. Yang harus kita lakukan adalah
merencanakan dengan segala persiapan seperti kita belajar tentang desain rumah,
sering berlatih agar kemampuan otak akan terus berkembang.

Kesimpulan dari empat aspek literasi yang dapat menunjang kita untuk meraih mimpi
adalah.
1. Mengerti sebuah keadaan dan siap dengan segala solusinya
2. Ikhlaskan apa yang terdengar tidak baik dan gunakan momen ketika kita
mendengar kabar baik sebagai sebuah motivasi semangat
3. Berbicara yang baik
4. Rencanakan setiap suatu hal dengan matang

Anda mungkin juga menyukai