Kelompok 3
Indira Dhamayanti
Muhammad Fajar
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT, yang senantiasa memberikan
rahmat, taufiq, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami semua, sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah Psikologi Kepribadian II ini. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada
baginda Nabi Muhammad SAW, pada segenap keluarga, para sahabat serta umatnya sepanjang
zaman.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode
Observasiyang dibimbing oleh Dr. Rachmat Mulyono M.Si., Psikolog. Tidak lupa kami ucapkan
terima kasih kepada teman-teman yang sudah membantu dan memberi dukungan sehingga
makalah ini telah rampung.
Namun terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
terdapat banyak kesalahan, dan jauh dari kata sempurna. Baik dari segi bahasa, penyusunan,
serta penulisannya. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati mengharap kritik dan saran yang
sifatnya membangun, guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman kami agar menjadi lebih baik
lagi dimasa yang akan datang. Harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan bisa
menginspirasi para pembaca untuk mengangkat berbagai permasalahan lainnya yang masih
berhubungan pada makalah makalah berikutnya.
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Membangun hubungan dalam kehidupan sehari-hari tidak semudah yang kita
inginkan. Banyak aspek pendukung yang menjadi kunci keberhasilan sosial seseorang,
termasuk cara kita berkomunikasi dengan orang lain. Seringkali, pesan non-verbal justru
mengandung arti sebenarnya dari percakapan, karena bahasa tubuh seseorang tidak dapat
dihindari. Faktanya, bahkan para ahli tidak dapat memanipulasi situasi. Bahkan jika orang
tersebut tidak mengatakan apa-apa, kita dapat lebih mudah mengidentifikasi perangainya.
Hal itu karena kunci suatu hubungan adalah bagaimana kita memahami orang lain dan
bagaimana kita dipahami oleh orang lain. Kita memahami bahwa setiap individu sangat
berbeda dalam sifat dan kepribadian dan terkadang tidak dapat diprediksi.
Seringkali kita dikejutkan oleh tindakan orang yang seharusnya baik, ternyata malah
menjadi pemarah tanpa kita sadari. Dan sebaliknya, orang yang tidak pernah kita anggap baik
sebenarnya memiliki cahaya di hatinya. Mungkin, komunikasilah yang terbaik untuk belajar
lebih banyak tentang hal tersebut. Namun gaya komunikasi ideal seperti apa yang
menginspirasi kita untuk memahami kekuatan dan kelemahan orang lain? Optimalkan setiap
aspek kehidupan lawan bicara kita, dn analisislah dengan cermat. Seringkali, orang berpikir
bahwa belajar dari cara mereka berbicara sudah cukup. Orang yang pandai berbicara dan
komitmen dianggap lebih mumpuni untuk melakukan apapun. Namun, validitas pandangan
ini perlu dipertanyakan karena ada cara lain untuk lebih mewakili kepribadian seseorang,
yaitu komunikasi non-verbal.
Sebenarnya, setiap hari kita terbiasa menggunakan bahasa tanpa ucapan – orang
menyebutnya bahasa tubuh atau body language. Masalahnya, kita tidak pernah membentuk
pola latihan kita dengan mempelajari bahasa tubuh secara optimal. Akibatnya, kita selalu
terjebak dalam rutinitas pemecahan masalah yang biasa dan membosankan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud bahasa tubuh?
2. Apa yang dimaksud kontak mata?
3. Apa yang dimaksud ekspresi wajah?
4. Apa yang dimaksud gesture?
5. Apa yang dimaksud gerakan kepala?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud bahasa tubuh.
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud kontak mata.
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud ekspresi wajah.
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud gesture.
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud gerakankepala.
BAB II
PEMBAHASAN
Tidak banyak yang bisa kita lakukan untuk mengubah ekspresi permanen pada wajah saat
kita mengomunikasikan perasaan. Namun, beberapa bagian dari wajah dapat mencerminkan apa
yang disebut Joe Navarro, dalam bukunya What Every BODY Is Saying sebagai displaa Rule,
yakni gerakan otot di sekitar mata dan mulut yang memainkan peran sangat penting dalam
membuat orang lain mengetahui perasaan kita dan apa yang kita pikirkan. Gerakan otot ini
begitu halus dam hampir tidak terlihat sehingga Navarro menyebutkannya micro expression.
Satu alasan mengapa micro expression ini sangat berguna jika dipelajari dalam bidang
psikologi, karena bisa saja ekspresi yang dimunculkan seseorang benar benar bertolak belakang
dengan kesan yang dia ciptakan melalui kata-kata. Misalnya saja, saat orang berbicara dengan
nada tinggi, mungkin ia menyembunyikan perasaan, khawatir menjaga ucapan yang keluar dari
mulut agar tetap terdengar keras. Namun, coba kita perhatikan, dia tanpa sadar akan melakukan
tarikan halus dan kecil dari otot disekitar mulut. Menaikkan alis dimana gerakkan tersebut adalah
isyarat bahwa dia sedang berada dalam keadaan tidak nyaman. Tarikan otot disekitar mulut,
mata, dahi, tersebut yang tidak mampu menyembunyikan kepanikan dalam seseorang.
Ekspresi wajah meliputi pengaruh raut wajah yang dipergunakan untuk berkomunikasi
secara emosional atau bereaksi terhadap suatu pesan. Wajah setiap orang selalu menyatakan hati
dan perasaannya. Wajah ibarat cermin dari pikiran, dan perasaan. Melalui wajah orang juga bisa
membaca makna suatu pesan. Pernyataan wajah menandai masalah ketika : (1) ekspresi wajah
tidak merupakan tanda perasaan (2) ekspresi wajah yang dinyatakan tidak seluruhnya/tidak
secara total merupakan tanda pikiran dan perasaan. Dengan demikian penampilan wajah sangat
tergantung pada orang yang menanggapi atau menafsirkannya. Ekspresi wajah dari budaya yang
lain memandang berbeda. Ekspresi wajah juga dapat kita lihat ketika kita memandang seseorang
yang dianggap sebagai orang yang polos/lugu atau dianggap kejam/dingin. hal ini didasari oleh
ada sebuah ekspresi wajah yang nampak pada orang yang bersangkutan tidak menunjukkan
sebuah perubahan seperti yang dilakukan oleh orang lain ketika mendengar atau mengetahui
suatu peristiwa baik kesedihan maupun kegembiraan, keanehan atau kelayakan.
Biasanya jika seseorang ingin memperlihatkan kepada orang lain bahwa dia sedang
bersikap terbuka dan jujur, ia akan mengeluarkan telapak tangannya kepada orang lain
dengan posisi tangan yang terbuka. Hal ini mengekspresikan bahwa ia sedang bicara jujur
atau bersikap terbuka. Namun, sebaliknya, jika seseorang berbicara sambil menyembunyikan
tangannya, tidak ada telapak tangan yang terbuka, bisa jadi ia menutup dirinya atau bahkan
berbohong.
Palm-Down Thrust. Dorongan palm-down tentu saja merupakan gaya jabat tangan
yang paling agresif karena memberikan sedikit kesempatan kepada penerima untuk
membangun hubungan yang setara. Jabat tangan ini khas dari laki-laki dominan yang agresif
yang selalu memulainya, dan lengan kaku dengan telapak menghadap langsung ke bawah
memaksa penerima ke posisi tunduk karena ia harus merespons dengan telapak menghadap
ke atas. Beberapa cara untuk melawan dorongan palm-down telah dikembangkan. Manuver
sederhana adalah memegang tangan orang tersebut di atas dan kemudian menggoyangnya.
The Glove. Jabat tangan sarung tangan kadang-kadang disebut jabat tangan politisi.
Pemrakarsa mencoba memberi kesan kepada penerima bahwa dia dapat dipercaya dan jujur,
tetapi ketika teknik ini digunakan pada orang yang baru dia temui, itu memiliki efek
sebaliknya. Model jabat tangan ini hanya boleh digunakan dengan orang yang dikenal.
Menggosok kedua telapak tangan dengan gerakan cepat juga bisa menunjukan bahwa
ia mengharapkan keuntungan yang didapat dari orang lain. Sebaliknya, menggosok telapak
tangan dengan perlahan menunjukan bahwa ia sedang merencanakan sesuatu yang biasanya
penuh dengan kelicikan atau tipu daya. Selain itu, menggosokan kedua telapak tangan juga
bisa menunjukkan bahwa orang tersebut sedang kedinginan dan butuh sesuatu yang bisa
menghangatkan tubuhnya.
Menggosok ibu jari ke ujung jari atau jari telunjuk biasanya digunakan sebagai isyarat
harapan uang. Ini sering digunakan oleh tenaga penjualan yang menggosok ujung jari dan ibu
jari mereka bersama-sama dan berkata kepada pelanggan mereka 'Saya dapat menghemat 40
persen', atau orang yang menggosok jari telunjuk dan ibu jarinya bersama-sama dan berkata
kepada temannya, 'Pinjamkan aku sepuluh dolar'.
Pada awalnya ini tampaknya menjadi sikap percaya diri karena beberapa orang yang
menggunakannya sering tersenyum dan terdengar senang. Namun, menurut penelitian oleh
Nierenberg dan Calero tentang posisi mengepalkan tangan, mereka menyimpulkan hal
tersebut adalah isyarat frustrasi, menandakan bahwa orang tersebut sedang menahan sikap
negatif. Gestur memiliki tiga posisi utama, yaitu tangan terkepal di depan wajah, tangan
bertumpu di atas meja atau di pangkuan saat duduk dan diletakkan di depan di bawah saat
berdiri.
4. MengepalkanTelapak Tangan
Mempertemukan ujung-ujung jari dan saling ditekan, disertai gerakan tubuh yang
sedikit mungkin menunjukan bahwa sang pembicara memiliki kepercayaan diri.
Mempertemukan ujung-ujung jari ini juga sering dilakukan ketika seseorang sedang
berbicara atau mengungkapkan idenya. Selain orang yang berbicara, orang yang
mempertemukan ujung-ujung jarinya juga bisa diartikan sedang mendengarkan atau
menyimak pembicara.
Gerakan tangan menutup mulutnya sendiri berarti secara tidak langsung menandakan
bahwa orang tersebut tidak ingin melanjutkan kata-kata yang dikeluarkan atau sedang
menutupi sesuatu. Selain itu bisa juga diartikan bahwa orang tersebut baru sadar dan
menyesal telah mengatakan sesuatu. gerakan tangan menutup mulut ini juga biasanya
disamakan dengan gerakan berpura-pura batuk. Namun, jika hal ini dilakukan ketika
seseorang mendengar orang lain bicara bisa juga menunjukan bahwa ia mengetahui adanya
kebohongan yang disampaikan oleh lawan bicaranya atau ia mendengar sesuatu yang
seharusnya tidak perlu disampaikan kepadanya.
Terdiri dari beberapa gosokan ringan di bawah hidung atau mungkin satu sentuhan
yang cepat dan hampir tidak terlihat. Beberapa wanita melakukan gerakan ini dengan sedikit
hati-hati sapuan untuk menghindari noda make-up mereka.
Salah satu penjelasan tentang asal mula gerakan menyentuh hidung adalah saat
pikiran negatif memasuki pikiran, alam bawah sadar memerintahkan tangan untuk menutup
mulut, tetapi, pada saat terakhir, dalam upaya untuk terlihat kurang jelas, tangan menarik diri.
dari wajah dan hasilnya adalah gerakan menyentuh hidung dengan cepat. Penjelasan lain
adalah bahwa berbohong menyebabkan ujung saraf halus di hidung tergelitik, dan tindakan
menggosok dilakukan untuk memuaskan perasaan ini. Namun, jika ada seseorang yang
menyentuh hidungnya karena gatal, biasanya dipuaskan dengan tindakan menggosok atau
menggaruk yang sangat disengaja, berbeda dengan sapuan ringan dari gerakan menyentuh
hidung.
3. Menggosok Mata
Pria biasanya menggosok mata mereka dengan keras dan jika kebohongannya besar,
mereka akan sering memalingkan muka, biasanya ke lantai. Wanita menggunakan gerakan
menggosok kecil dan lembut tepat di bawah mata, baik karena mereka dibesarkan untuk
menghindari membuat gerakan yang kuat, atau untuk menghindari noda make-up. Mereka
juga menghindari pendengar menatap dengan melihat langit-langit.
4. Menggosok Telinga
Variasi lain dari gerakan menggosok telinga termasuk menggosok bagian belakang
telinga, menarik daun telinga atau menekuk seluruh telinga ke depan untuk menutupi lubang
telinga, ini merupakan sinyal bahwa orang tersebut telah cukup mendengar atau mungkin
ingin berbicara.
5. Goresan Leher
Biasanya jari telunjuk tangan tergores di bawah telinga atau bahkan mungkin
menggores bagian samping leher dan dilakukan sekitar lima kali, jarang jumlah goresan
kurang atau lebih dari lima. Gestur ini merupakan sinyal keraguan atau ketidakpastian dan
merupakan karakteristik orang yang mengatakan, 'Saya tidak yakin saya setuju.'
6. Tarikan Kerah
Desmond Morris mencatat bahwa penelitian terhadap gerak tubuh orang yang
berbohong mengungkapkan bahwa berbohong menyebabkan sensasi kesemutan di jaringan
wajah dan leher yang halus. Maka, menggosok atau menggores diperlukan untuk
memuaskannya. Ini merupakan penjelasan yang masuk akal mengapa beberapa orang
menggunakan gerakan menarik kerah ketika mereka berbohong dan curiga bahwa mereka
telah tertangkap. Hampir seolah-olah kebohongan menyebabkan sedikit keringat terbentuk di
leher ketika si penipu merasa bahwa seseorang curiga dia sedang berbohong. Ini juga
digunakan ketika orang merasa marah atau frustrasi dan perlu menarik kerah dari lehernya
dalam upaya untuk membiarkan udara sejuk bersirkulasi di sekitarnya.
7. Jari di Mulut
Penjelasan Morris tentang gerakan ini adalah bahwa jari-jari ditempatkan di mulut
ketika seseorang berada di bawah tekanan. Ini adalah upaya bawah sadar oleh orang tersebut
untuk kembali ke keamanan anak mengisap payudara ibunya. Anak kecil menggantikan ibu
jarinya dengan payudara dan sebagai orang dewasa, dia tidak hanya memasukkan jari-jarinya
ke mulutnya tetapi memasukkan hal-hal seperti rokok, pipa, pena dan sejenisnya ke
dalamnya.
Memasukan satu jari ke dalam mulut sendiri berarti menunjukan bahwa orang
tersebut sedang gugup atau dalam keadaan tertekan. Jika seseorang melakukan gesture ini
berarti orang tersebut sedang membutuhkan rasa aman dan ketenangan.
8. Menopang Tangan
Mengetukkan jari di atas meja dan terus-menerus mengetukkan kaki di lantai sering
disalahartikan oleh pembicara profesional sebagai sinyal kebosanan, tetapi sebenarnya itu
menandakan ketidaksabaran. Penonton yang menunjukkan tanda-tanda kebosanan dan
ketidaksabaran bersama-sama memberi tahu pembicara bahwa sudah waktunya baginya
untuk mengakhiri pidatonya. Perlu dicatat bahwa kecepatan ketukan jari atau ketukan kaki
terkait dengan tingkat ketidaksabaran seseorang – semakin cepat ketukan, semakin tidak
sabar pendengarnya.
Bersembunyi di balik penghalang adalah respons manusia normal yang kita pelajari
pada usia dini untuk melindungi diri kita sendiri. Dengan melipat satu atau kedua lengan di
dada, penghalang terbentuk yang pada dasarnya digunakan untuk memblokir ancaman yang
akan datang atau keadaan yang tidak diinginkan. Satu hal yang pasti; ketika seseorang
memiliki sikap gugup, negatif atau defensif, dia akan melipat tangannya dengan kuat di
dadanya, sinyal kuat bahwa dia merasa terancam.
Penelitian yang dilakukan terhadap posisi lengan terlipat di Amerika Serikat telah
menunjukkan beberapa hasil yang menarik, salah satunya yaitu ketika pendengar melipat
tangannya, dia tidak hanya memiliki lebih banyak pikiran negatif tentang pembicara, tetapi
dia juga kurang memperhatikan apa yang dikatakan.
Banyak orang mengaku terbiasa mengambil posisi lengan terlipat karena nyaman. Setiap
gerakan akan terasa nyaman ketika seseorang memiliki sikap yang sesuai, yaitu, jika
seseorang memiliki sikap negatif, defensif, atau gugup, posisi lengan terlipat akan terasa
nyaman.
Ketika kita melihat gerakan menyilangkan tangan terjadi selama pertemuan tatap
muka, masuk akal untuk berasumsi bahwa kita mungkin telah mengatakan sesuatu yang tidak
disetujui orang lain, jadi mungkin tidak ada gunanya melanjutkan argumen kita meskipun
pihak lain tidak setuju. Orang mungkin secara verbal setuju dengan kita. Faktanya adalah
bahwa media non-verbal tidak berbohong. Selama gerakan tangan terlipat, maka sikap
negative tetap bertahan dalam diri seseorang.
Gaya lipatan lengan ini umum untuk Lengan-Silang yang Diperkuat orang yang
duduk di ruang tunggu dokter dan dokter gigi, ini menunjukkan sikap menahan diri yang
negatif. Status juga dapat memengaruhi gerakan melipat tangan. Tipe superior bisa membuat
superioritasnya terasa di hadapan orang yang baru ditemuinya dengan tidak melipat
tangannya.
Penghalang lengan parsial sering terlihat pada pertemuan di mana seseorang mungkin
asing bagi kelompok atau kurang percaya diri. Versi populer lainnya dari partial arm barrier
adalah berpegangan tangan dengan diri sendiri, sebuah gerakan yang biasa digunakan oleh
orang-orang yang berdiri di depan orang banyak untuk menerima penghargaan atau
memberikan pidato.
Gerakan menyilangkan tangan yang disamarkan adalah gerakan yang sangat canggih
yang digunakan oleh orang-orang yang terus-menerus berhubungan dengan orang lain.
Kelompok ini mencakup politisi, wiraniaga, tokoh televisi, dan sejenisnya yang tidak ingin
audiensnya mengetahui bahwa mereka tidak yakin atau gugup. Seperti semua gerakan
menyilangkan tangan, satu tangan diayunkan di depan tubuh untuk menggenggam lengan
yang lain tetapi alih-alih melipat lengan, satu tangan menyentuh tas tangan, gelang, jam
tangan, manset kemeja atau benda lain di atau dekat lengan lainnya.
Gerakan ini digunakan oleh hampir semua orang. Banyak tokoh terkenal di
masyarakat juga menggunakan sinyal penghalang terselubung dalam situasi tegang dan
biasanya sama sekali tidak menyadari bahwa mereka melakukannya.
Ada beberapa cara untuk menangani gerakan ini, tergantung pada keadaan di mana itu
terjadi. Jika Anda ingin mengetahui alasan sikap superior orang tersebut, condongkan tubuh
ke depan dengan telapak tangan ke atas dan katakan, 'Saya tahu Anda tahu tentang ini.
Maukah Anda berkomentar?’ Kemudian duduk, telapak tangan masih terlihat, dan tunggu
jawaban. Cara lain adalah dengan memaksa pria untuk mengubah posisinya, yang pada
gilirannya akan mengubah sikapnya. Ini dapat dicapai dengan meletakkan sesuatu di luar
jangkauannya dan bertanya, 'Sudahkah Anda melihat ini?', memaksanya untuk
mencondongkan tubuh ke depan.
Menyalin gerakan adalah cara lain yang baik untuk menanganinya. Jika Anda ingin
menunjukkan bahwa Anda setuju dengan orang lain, yang perlu Anda lakukan hanyalah
meniru gerakannya. Di sisi lain, jika orang yang menggunakan gerakan tangan di belakang
kepala menegur Anda, Anda akan mengintimidasi dia secara non-verbal dengan meniru
gerakan ini. Misalnya, dua pengacara akan menggunakan isyarat di hadapan satu sama lain
untuk menunjukkan kesetaraan dan persetujuan, tetapi anak sekolah yang nakal akan
membuat marah kepala sekolah jika dia menggunakannya di kantornya.
Asal usul gerakan ini tidak pasti, tetapi kemungkinan tangan digunakan sebagai kursi
imajiner di mana orang tersebut berbaring dan bersantai.
Penelitian tentang sikap ini menunjukkan bahwa di satu perusahaan asuransi tertentu, dua
puluh tujuh dari tiga puluh manajer penjualan menggunakannya secara teratur di hadapan
staf penjualan atau bawahan mereka, tetapi jarang di hadapan atasan mereka. Ketika mereka
bersama atasan mereka, manajer yang sama menggunakan kelompok gerakan tunduk dan
defensif.
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Amda, K., & Fitriyani, R. (2016). Membaca ekspresi wajah. Huta Publisher.
Dwi, Yoga. (2019). Body Language. Diakses pada 4 April 2022, dari
https://publicspeaking.sv.ugm.ac.id/2019/12/04/bodylanguage/#:~:text=Body%20language
%20atau%20gerakan%20tubuh,dikontrol%20dan%20terlepas%20dengan%20sendirinya