Anda di halaman 1dari 16

Matriks LED

A. Pengenalan Matriks LED


Matriks LED atau kadang dinamakan penampil LED adalah komponen yang
mengandung 8×8 LED digunakan untuk menampilkan sebuah karakter. Contoh
matriks LED dapat dilihat di gambar 1.1.

Gambar 1.1 Matriks Keypad


Matriks LED memiliki 16 pin. Delapan pin digunakan untuk mengontrol
baris dan delapan lainnya untuk mengontrol kolom. Penomoran pin
diperlihatkan di Gambar 1.2

Gambar 1.2 Penomoran pin di matriks LED


Terdapat dua jenis matriks LED, yaitu
1. Common anode→setiap anode pada baris masing-masing saling
dihubungkan dan setiap katode pada kolom masing-masing saling
dihubungkan.
2. Common katode→setiap katode pada baris masing-masing saling
dihubungkan dan setiap anode pada kolom masing-masing saling
dihubungkan.
B. Percobaan Menggunakan Matriks LED
Untuk mempraktikkan matriks LED, pertama-tama susnlah rangkaian seperti
terlihat di Gambar 1.3. Rangkaian di atas menggunakan matriks LED jenis
commom anode.

Gambar 1.3 Rangkaian yang menghubungkan Arduino ke Matriks LED

C. Multiplexing
Multiplexing adlaah suatu teknik yang digunakan untuk menyalakan LED-
LED dalam suatu baris saja untuk setiap waktu. Hal ini diperlukan teknik
karena penyalaan pada dua LED di Matriks LED menimbulkan problem. Untuk
memahami multiplexing, perhatikan Gambar 1.4 di bawah ini yang menyatakan
huruf S dan penerapan multiplexing.

Gambar 1.4 Ilustrasi Multiplexing


Gambar (a) menyatakan huruf S yang akan ditampilkan. Gambar (b) hingga
gambar (i) adalah tampilan-tampilan yang muncul dalam satu saat.
Melalui pendekatan seperti itu, mata manusia ternyata dapat menangkap
kehadiran huruf S tersebut. Hal itu terjadi kalau proses multiplexing tersebut
dilakukan secara terus-menerus. Untuk melihat efek tersebut, sketch berikut
dapat dipakai.
Untuk mempraktikkan, silahkan untuk membuat rangkaian seperti terlihat di
Gambar 1.3. Selanjutnya uji dengan menggunakan sketch berikut :

Sketch : huruf
// ---------------
// Contoh untuk menampilkan huruf R
// di Matriks LED
// menggunakan multiplexing
// ---------------
#include<Timerone.h>
// Baris-> 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8
const int BARIS[] = {-1, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13}
// Kolom-> 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8
Const int KOLOM[] = {-1, 14, 15, 16, 17, 2, 3, 4, 5}
Byte HURUF[]=
{
B00111110,// Baris 1
B00110010,// Baris 2
B00110010,// Baris 3
B01111110,// Baris 4
B01101000,// Baris 5
B01101000,// Baris 6
B01100110,// Baris 7
B00000000,// Baris 8
};
int barisSebelum =8;
Void setup()
{
for (int indeks =1; indeks <= 8; indeks++)
{
pinMode (BARIS[indeks], OUTPUT);
pinMode (KOLOM[indeks], OUTPUT);
pinMode (BARIS[indeks], LOW);
pinMode (KOLOM[indeks], HIGH);
// Atur timer
Timer1.initialize(1000);
// Pasang fungsi yang akan dijalankan
Timer1.attachInterrupt(tampilkanHuruf);
void loop()
{
}
void tampilkanHuruf()
{
byte barisSekarang;
if (barisSebelum==8)
barisSekarang=1;
else
barisSekarang = barisSebelum +1;
// Matikan baris sebelumnya
digitalWrite (BARIS[barisSebelum],LOW);
for (byte k=1;k<=8;k++)
digitalWrite (KOLOM[k],HIGH);
//Tampilkan baris sekarang
for (byte k=1;k<=8;k++)
{
If (bitRead(HURUF[barisSekarang – 1], 8-k) == HIGH)
digitalWrite (KOLOM[k],LOW);
digitalWrite (BARIS[barisSekarang],HIGH);
}
// Update barisSebelum
barisSebelum = barisSekarang;
}

Sketch di atas didasarkan pada rangkaian yang dicantumkan di Gambar 1.3.


Gambar 1.5 memperlihatkan penyusunan aktual berdasarkan rangkaian tersebut
dan sedang menampilkan huruf R.
Gambar 1.5 Contoh matriks LED yang menampilkan huruf R

Sketch huruf melibatkan pustaka TimerOne. Itulah sebabnya, terdapat kode


berikut :

#include < TimerOne.h>


Pustaka tersebut dimanfaatkan untuk melakukan multiplexing secara
periodis. Pada sketch, semua pin di Arduino dihubungkan pada baris di Matriks
LED didefinisikan di konstanta berikut :
const int BARIS [] = {-1, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13};
Anda bisa merujuk ke Gambar 1.3 untuk melihat angka-angka tersebut.
Angka -1 bersifat dummy (tidak terpakai), karena indeks array dimulai dari
satu, sedangkan penomoran baris dimulai dari satu. Oleh karena itu, nilai 6
menyatakan pin untuk baris 2. Adapun pendefinisian pin-pin di Arduino yang
dihubungkan ke kolom di matriks LED dilakukan di konstanta KOLOM seperti
berikut :
const int KOLOM[]= {-1, 14, 15, 16, 17, 2, 3, 4, 5};
Seperti halnya pada BARIS, nilai -1 di KOLOM bersifat dummy.
Pernyataan berikut mendeklarasikan array bernama HURUF dan
menginisialisasi dengan nilai-nilai yang menyatakan huruf R :
byte HURUF[]=
{
B00111110,// Baris 1
B00110010,// Baris 2
B00110010,// Baris 3
B01111110,// Baris 4
B01101000,// Baris 5
B01101000,// Baris 6
B01100110,// Baris 7
B00000000,// Baris 8
};
Gambar 1.6 memperlihatkan hubungan angka-angka dalam bentuk biner dan
perwujudan huruf R di matriks LED.

1.6 Angka yang mendasari penyusunan huruf R


Sketch melibatkan satu variabel globab bernama barisSebelum, yang pada
keadaan awal diberi nilai 8. Baris ini mnyatakan bahwa baris yang baru saja
diproses(sebelum yang sekarang). Karena jumlah baris hanya 8, maka baris
berikutnya yang akan diproses pertama kali adalah baris 1. Kalau barisSebelum
berisi 1, baris berikutnya yang akan diproses adalah 2.
Di fungsi setup (), mula-mula mode setiap pin diatur sebagai keluaran
(OUTPUT). Untuk pin baris diisi dengan LOW dan pin kolom diisi dengan
HIGH. Cara ini berlaku untuk jenis common anode. Selain itu dilakukan pula
pengaturan timer, yang diatur agar menjalankan suatu rutin atau fungsi per 1000
mikrodetik. Perintahnya yaitu :
Timer1.initialize (1000);
Adapun fungsi yang dimaksud adalah tampilkanHuruf, yang diatur melalui :
Timer1.attach Interrupt (tampilkanHuruf);
Berkat rutin inilah, di loop () tidak perlu diisi dengan apa-apa. Oleh karena
itu, kode di loop () hanya berupa :
Void loop ()
{
}
Di fungsi tampilkanHuruf (), penentuan baris sekarang yang akan diproses
didasarkan pada nilai variabel global barisSebelum dan dinyatakan dalam
variabel barisSekarang. Penentuannya dilakukan melalui :
if (barisSebelum==8)
barisSekarang = 1;
barisSekarang = barisSebelum +1;
Setelah barisSekarang diperoleh, LED pada barisSebelumnya perlu
dimatikan. Hal ini dilakukan melalui :
digitalWrite (BARIS[barisSebelum],LOW);
for (byte k = 1; k<= 8; k++)
digitalWrite (KOLOM[k], HIGH);
Setelah itu, LED pada baris sekarang perlu dihidupakn kalau nilai yang
bersangkutan diarray HURUF bernilai 1. Pernyataan yang menanganinya :
for (byte k=1; k<=8; k++)
{
if (bitRead(HURUF [barisSekarang – 1], HIGH);
}
Terakhir, nilai barisSekarang perlu disalin ke barisSebelum supaya pada
iterasi berikutnya, posisi baris sekarang bisa ditentukan kembali.
Jadi, yang terjadi sesungguhnya adalah penyalaan dan pematian LED-LED
pada setiap baris secara bergantian. Karena berlangsung per 1000 mikrodetik
(1/1000 detik), mata manusia tidak melihat kejadian yang sebenarnya,
melainkan hanya melihat LED-LED menyala untuk menampilkan huruf
tertentu.
D. Penggunaan Modul MAX72XX
Modul MAX72XX adalah ,odul yang mengontrol sebuah matriks LED dan
didalamnya terdapat IC keluarga MAX72XX, yaitu MAZ7219 dan MAX7221.
Contoh modul diperlihatkan di Gambar 1.7. Dengan menggunakan modul ini,
pengabelan menjadi sederhana sebab hanya tiga pin yang diperlukan untuk
dihubungkan ke Arduino, selain pin 5V dan GND.

Gambar 1.7 Modul MAX7219

Kelima pin yang tersedia di modul MAX72XX adalah :


 VCC : dihubungkan ke tegangan SV
 GND : dihubungkan ke ground
 DIN : dihubungkan ke pin data
 CS : dihubungkan ke pin pemilih data atau intruksi
 CLK : dihubungkan ke clock

Gambar 1.8 Rangkaian Arduino dan MAX7219

1) Pemasangan Pustaka LedControl


Untuk mempermudah pengendalian modul MAX72XX, Anda bisa
memanfaatkan pustaka bernama LedControl. Pustaka ini dapat diunduh di
https://github.com/wayoda.LedControl. Untuk memudahkan anda, file
bernama LedControl-master.zip disediakan di CD yang disertakan bersama
buku ini.
Instalasi pustaka tersebut dilakukan dengan cara seperti berikut.
a. Dekompresilah file LedControl-master.zip. Akan terbentuk folder
bernama LedControl 101 master.
b. Pindahkan subfolder LedControl ke C:\ Program Files(×86)\Arduino\
libraries (dengan asumsi, program Arduino IDE terinstal di C:\Program
Files(×86)\Arduin0).
c. Tutuplah Arduino IDE jika dalam keadaan sedang dibuka.
d. Panggil kembali Arduino IDE supaya pustaka yang baru saja anda
tambahkan dikenali.

2) Pengujian Modul MAX72XX


Setelah pustaka terpasang dan rangkaianseperti terlihat di Gambar 1.8
telah tersusun, pengujian dapat dilakukan dengan menggunakan sketch
berikut :
Sketch : ledmax
// ---------------
// Contoh untuk menguji matriks LED
// menggunakan pustaka LedControl
// ---------------
#include “LedControl.h”
const int JUMLAH LED=1;
const int PIN_CS =10;
const int PIN_CLK =11;
const int PIN_DIN =12;
Ledcontrol lc = LedControl (PIN_DIN, PIN_CLK, PIN_CS,
JUMLAH_LED);
Void setup()
{
// Menghidupkan penampil nomor 0
lc.shutdown(0, false);
// Mengatur intensitas kecerahan (0 hingga 15)
lc.setIntensity(0,8);
// Menghapus layar
lc.clearDisplay(0);
}
void loop()
{
for (int baris =0; baris < 8; baris++)
for (int kolom < 8; kolom++)
// Menampilkan LED pada kolom dan baris
lc.setLed(0, baris, kolom, true);
delay(100);
delay(1000);
for (int baris = 0; baris < 8; baris++)
{
for (int kolom=0; kolom < 8; kolom++)
{
// Mematikan LED pada kolom dan baris
lc.setLed(0, baris, kolom, false);
delay(100);
}
}
}

Sketch diawali dengan penyertaan kode berikut :

#include “LedContzrol.h”

Kode tersebut diperlukan karena sketch melibatkan pustaka


LedControl. Adapun beberapa konstanta yang ddefinisikan di sketch.
Masing-masing berfungsi seperti berikut :
 JUMLAH LED menyatakan jumlah matriks LED yang digunakan.
Dalam hal ini, hanya ada 1.
 PIN_CS menyatakan pin di Arduino yang dihubungkan ke pin CS milik
modul MAX72XX
 PIN_CLK menyatakan pin di Arduino yang dihubungkan ke pin CLK
milik modul MAX72XX
 PIN_DIN menyatakan pin di Arduino yang dihubungkan ke pin DIN
milik modul MAX72XX
Untuk melakukan operasi terhadap matriks LED, objek bernama lc
dideklarasikan melalui:
Ledcontrol lc = LedControl (PIN_DIN, PIN_CLK, PIN_CS,
JUMLAH_LED);
Hal terpenting yang perlu di perhatikan adalah urutan pin-pin yang
diletakkan sebagai argumen sewaktu penciptaan objek dilakukan. Argumen
keempat menyatakan jumlah matriks LED yang dilibatkan. Pada contoh di
atas, jumlahnya adalah satu. Namun, di belakang akan diberikan contoh
kalau matriks LED lebih dari satu di setup (), dilakukan beberapa hal.
Pertama-tama, matriks LED nomor 0 perlu dihidupkan terlebih dahulu
melalui :
lc.shutdown (0, false);
Pengaturan intesitas kecerahan dilakukan melalui :
lc.setIntensity(0,8);
Dalam hal ini, 0 menyatakan nomor matriks LED dan 8 menyatakan tingkat
kecerahan (angka 0 hingga 15 bisa digunakan). Adapun lc.clearDisplay(0);
digunakan untuk mematikan semua LED.
Di dalam loop (), ada dua operasi yang dilakukan. Pertama adalah
menghidupkan setiap LED secara bertahap dengan selang 25 milidetik daan
kedua adalah mematikan setiap LED secara bertahap dengan selang 25 detik.
Perintah untuk mematikan sebuah LED pada posisi indeks baris sama
dengan bar is dan indeks kolom sama dengan kolom berupa :
lc.setLed (0, baris, kolom, true);
Argumen pertama menyatakan nomor LED yang diproses. Kunci penyalaan
LED terletak pada nilai true argumen keempat. Itulah sebabnya,
lc.setLed(0, bar is, kolom, false);
membuat LED pada indeks baris sama dengan bar is dan indeks kolom sama
dengan kolom dimatikan.
Gambar 1.9 memperlihakan keadaan ketika LED dihidupkan (kiri) dan
ketika dimatikan (kanan). Jika anda perhatikan, baris O kolom O terletak
dipojok kiri atas. Jadi, koordinat yang berlaku diperlihatkan di Gambar.
Gambar 1.10. Keadaan ini tentu saja akan menentukan kode yang perlu anda
lakukan untuk mengontrol matriks LED.
3) Pengujian untuk Menampilkan Huruf A hingga Z
Sketch leadz memberikan contoh pendefinisian 26 huruf (A hingga Z) dan
cara menyajikannya di matriks LED secara bergantian.
Untuk menguji rangkaian di atas, silahkan gunakan sketch beriut :
Sketch : leddua
//_____________________
// Contoh untuk menguji matriks LED
// menggunakan pustaka LedControl
//______________________
#include “LedControl.h”
const int JUMLAH_LED=1;
const int PIN_CS =10;
const int PIN_CLK =11;
const int PIN_DIN =12;
const byte HURUF[] ={
0×3C, 0×24, 0×24, 0×7E, 0×62, 0×62, 0×62, 0×00, // A
0×7C, 0×24, 0×24, 0×3E, 0×32, 0×32, 0×7E, 0×00, // B
0×3E, 0×22, 0×20, 0×60, 0×60, 0×62, 0×7E, 0×00, // C
0×7E, 0×22, 0×22, 0×32, 0×32, 0×32, 0×7E, 0×00, // D
0×3E, 0×20, 0×20, 0×78, 0×60, 0×60, 0×7E, 0×00, // E
0×3E, 0×20, 0×20, 0×78, 0×60, 0×60, 0×60, 0×00, // F
0×3E, 0×22, 0×20, 0×6E, 0×62, 0×62, 0×7E, 0×00, // G
0×24, 0×24, 0×24, 0×7E, 0×62, 0×62, 0×62, 0×00, // H
0×3E, 0×08, 0×08, 0×18, 0×18, 0×18, 0×3E, 0×00, // I
0×lc, 0×08, 0×08, 0×0C, 0×0C, 0×4C, 0×7C, 0×00, // J
0×24, 0×24, 0×28, 0×70, 0×68, 0×68, 0×66, 0×00, // K
0×20, 0×20, 0×60, 0×60, 0×60, 0×62, 0×7E, 0×00, // L
0×36, 0×3E, 0×2A, 0×62, 0×62, 0×62, 0×62, 0×00, // M
0×3C, 0×2A, 0×2A, 0×6A, 0×6A, 0×66, 0×62, 0×00, // N
0×3E, 0×22, 0×22, 0×62, 0×62, 0×62, 0×7E, 0×00, // O
0×3E, 0×22, 0×22, 0×7E, 0×60, 0×60, 0×60, 0×00, // P
0×3E, 0×22, 0×22, 0×62, 0×6A, 0×6A, 0×64, 0×00, // Q
0×3E, 0×22, 0×22, 0×7E, 0×68, 0×68, 0×66, 0×00, // R
0×3C, 0×24, 0×20, 0×3E, 0×0E, 0×6E, 0×7E, 0×00, // S
0×3E, 0×08, 0×08, 0×18, 0×18, 0×18, 0×18, 0×00, // T
0×22, 0×22, 0×22, 0×62, 0×62, 0×62, 0×7E, 0×00, // U
0×22, 0×22, 0×22, 0×64, 0×68, 0×70, 0×60, 0×00, // V
0×22, 0×22, 0×22, 0×6A, 0×6A, 0×7E, 0×7E, 0×00, // W
0×24, 0×24, 0×3C, 0×18, 0×7E, 0×62, 0×62, 0×00, // X
0×22, 0×22, 0×22, 0×3E, 0×18, 0×18, 0×18, 0×00, // Y
0×7E, 0×42, 0×1E, 0×60, 0×60, 0×62, 0×7E, 0×00, // Z
};
Ledcontrol lc = LedControl (PIN_DIN, PIN_CLK, PIN_CS,
JUMLAH_LED);
void setup()
{
// Menghidupkan penampil nomor 0
lc.shutd0wn(0, false);
lc.shutd0wn(1, false);
// Mengatur intensitas kecerahan (0 hingga 15)
lc.setIntensity(0,8);
lc.setIntensity(1,8);
// Menghapus layar
lc.clearDisplay(0);
lc.clearDisplay(1);
}
char kar = ‘A’;
for(int i=0; i<13; i++)
{
tampilkanKar(0, kar);
tampilkanKar(1, kar + 1);
kar=kar+2;
delay(2000);
}
}
void tampilkanKar(int nomor, char karakter)
{
int posisi = (karakter – ‘A’)*8;
// Tampilkan
for (int baris = 0; baris < 8; baris++);
{
byte nilai = HURUF[baris + posisi];
lc.setRow(nomor, baris, nilai);
}
}
Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah pada definisi berikut :
const int JUMLA_LED = 2;
4) Fungsi Anggota serRows()
a. begin(): Fungsi ini digunakan untuk menginisialisasi komunikasi dengan
modul MAX7219 atau MAX7221. Biasanya, Anda perlu memanggil
fungsi ini pada awal program untuk menyiapkan modul.
b. setIntensity(): Fungsi ini digunakan untuk mengatur tingkat intensitas
cahaya pada display tujuh segmen. Anda dapat mengatur intensitas dalam
rentang tertentu, seperti 0 hingga 15 atau 0 hingga 31, tergantung pada
varian modul yang Anda gunakan.
c. setDigit(): Fungsi ini digunakan untuk menampilkan angka atau karakter
pada digit tertentu di display tujuh segmen. Anda perlu memberikan
nomor digit (biasanya dari 0 hingga 7) dan nilai angka atau karakter yang
ingin ditampilkan.
d. clearDisplay(): Fungsi ini digunakan untuk menghapus semua angka
atau karakter yang ditampilkan pada display tujuh segmen.
e. shutdown(): Fungsi ini digunakan untuk mematikan atau menghidupkan
modul MAX7219 atau MAX7221. Ketika modul dimatikan, tampilan
pada display tidak akan diperbarui hingga modul dihidupkan kembali.
5) Penggunaan Lebih dari Satu Modul MAX72XX
Jika Anda ingin menggunakan lebih dari satu modul MAX72XX (misalnya
MAX7219 atau MAX7221) dalam proyek Anda, Anda dapat
menghubungkan modul-modul tersebut secara berantai. Hal ini
memungkinkan Anda mengontrol multiple modul dengan menggunakan
sedikit pin pada mikrokontroler.

Berikut adalah langkah-langkah umum untuk menghubungkan dan


mengontrol beberapa modul MAX72XX:

1. Sambungkan pin CLK (Clock), DIN (Data In), dan LOAD/CS (Load/Chip
Select) pada setiap modul MAX72XX secara seri atau berantai. Artinya, pin
CLK pada modul pertama dihubungkan ke pin CLK pada modul kedua, dan
seterusnya. Sama halnya, pin DIN pada modul pertama dihubungkan ke pin
DIN pada modul kedua, dan seterusnya. Terakhir, hubungkan pin LOAD/CS
pada modul pertama ke mikrokontroler, dan kemudian pin LOAD/CS pada
modul pertama dihubungkan ke pin LOAD/CS pada modul kedua, dan
seterusnya.
2. Pastikan setiap modul MAX72XX memiliki alamat yang berbeda dengan
menggunakan jumper atau mengatur pin address pada modul tersebut.
Dalam kasus MAX7219, Anda dapat mengatur alamat menggunakan pin A,
B, dan C pada modul. Jika Anda menggunakan MAX7221, Anda dapat
mengatur alamat menggunakan pin CS (Chip Select).
3. Inisialisasi dan kontrol setiap modul secara terpisah dalam kode program
Anda. Anda harus mengirimkan perintah dan data yang sesuai ke setiap
modul sesuai dengan alamatnya. Misalnya, jika Anda memiliki tiga modul
MAX7219 yang dihubungkan secara berantai dan diatur dengan alamat 0, 1,
dan 2, Anda harus mengirimkan perintah dan data ke modul dengan alamat
yang sesuai saat mengendalikan tampilan dan fungsionalitasnya.

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda dapat menggunakan


beberapa modul MAX72XX secara bersamaan untuk membuat tampilan yang
lebih besar atau untuk mengontrol beberapa tampilan tujuh segmen secara
independen.
Perhatikan bahwa implementasi spesifik dapat bervariasi tergantung pada
library atau perpustakaan yang Anda gunakan. Pastikan untuk merujuk pada
dokumentasi library yang Anda pilih atau contoh kode yang disediakan untuk
mempelajari cara menggunakan multiple modul MAX72XX dengan tepat.
E. Penggunaan MAX72XX untuk Mengontrol Penampil Tujuh-Segmen
MAX72XX adalah serangkaian driver yang populer untuk mengendalikan
penampil tujuh segmen, seperti penampil LED tujuh segmen umum. Driver ini
dapat mengontrol hingga delapan digit tujuh segmen atau delapan digit matriks
titik.

Berikut adalah langkah-langkah umum untuk menggunakan MAX72XX untuk


mengontrol penampil tujuh segmen:
1. Sambungkan MAX72XX dengan mikrokontroler atau perangkat yang
sesuai. Pastikan bahwa koneksi daya, seperti VCC dan GND, terhubung
dengan benar.
2. Mengatur pengaturan driver dengan mengirimkan perintah melalui
antarmuka serial. MAX72XX menggunakan protokol SPI (Serial Peripheral
Interface) untuk berkomunikasi dengan mikrokontroler atau perangkat
lainnya. Anda perlu mengirimkan perintah seperti pengaturan digit,
pencahayaan, atau mode display.
3. Mengirimkan data untuk ditampilkan. Anda dapat mengirimkan data untuk
setiap digit tujuh segmen ke MAX72XX. Data ini berisi informasi tentang
segmen mana yang harus dinyalakan atau dimatikan untuk setiap digit.
4. Konfigurasi lainnya. Selain mengatur digit dan mengirimkan data, Anda
juga dapat mengatur mode pengoperasian, seperti mengaktifkan atau
menonaktifkan modus shutdown atau modus tes.
5. Mengatur pencahayaan. Anda dapat mengatur kecerahan penampil dengan
mengatur pengaturan arus dari MAX72XX. Ini memungkinkan Anda
mengendalikan intensitas pencahayaan LED tujuh segmen.
6. Mengulangi langkah 3 hingga 5 untuk memperbarui tampilan sesuai
kebutuhan.
Perlu dicatat bahwa langkah-langkah ini adalah langkah umum yang bisa
disesuaikan dengan perangkat keras dan perangkat lunak yang spesifik. Anda
harus merujuk pada lembar data (datasheet) MAX72XX yang tepat dan
dokumentasi yang relevan untuk mendapatkan panduan yang lebih rinci dan
sesuai dengan kebutuhan Anda.
Selain MAX72XX, ada juga driver lain yang dapat digunakan untuk
mengendalikan penampil tujuh segmen, seperti serangkaian MAX71XX atau
HT16K33.

Anda mungkin juga menyukai