Anda di halaman 1dari 80

lOMoARcPSD|25157910

Dwie Belcha Nanda CBR Makro

Pengantar Ekonomi Mikro (Universitas Negeri Medan)

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

Studocu is not sponsored or endorsed by any college or university

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat
yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan tugas
CBR yang sangat sederhana dan jauh dari kata sempurna ini. Semoga CBR ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan maupun pembelajaran mengenai ―TEORI
EKONOMI MAKRO―.

Kami berharap semoga makalah ini membantu dan menambah pengetahuan


serta pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi CBR ini sehingga ke depannya dapat lebih baik.
Buku ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki sangat kurang. Oleh karena itu, kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan buku
ini.

Medan, 14 September 2022

Penulis

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ............................................................................................................ ii


Daftar Isi...................................................................................................................... iii
BAB 1 Konsep Dasar Teori Ekonomi Makro

A. Pengertian Ekonomi Dan Teori Ekonomi Makro ................................................ 1


B. Berpikir Seperti Seorang Ekonom ....................................................................... 2
BAB 2 Data Makroekonomi

A. PDB ................................................................................................................... 6 B.
IHK .................................................................................................................. 11
C. Tingkat Pengangguran ....................................................................................... 12
BAB 3 Pendapatan Nasional

A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Nasional ................................. 13


B. Distribusi Pendapatan Nasional Ke Faktor-Faktor Produksi ............................... 14
BAB 4 Uang dan Inflasi

A. Teori Kuantitas Uang ......................................................................................... 15


B. Seignore: Penerimaan Dari Pencetakan Uang .................................................... 15
C. Pengertian Inflasi ............................................................................................... 16
D. Inflasi Dan Tingkat Bunga ................................................................................. 16
E. Biaya Social Inflasi ........................................................................................... 17
F. Hiperinflasi........................................................................................................ 18
BAB 5 Perekonomian Terbuka

A. Arus modal dan barang internasional ................................................................. 19


B. Tabungan dan investasi dalam perekonomian terbuka kecil ............................... 19
C. Kurs .................................................................................................................. 20
BAB 6 Pengangguran

A. Pengangguran structural ..................................................................................... 22


B. Pengalaman pada pasar tenaga kerja AS ............................................................. 22
C. Pengalaman pada pasar tenaga kerja eropa ......................................................... 25
BAB 7 Teori Pertumbuhan I: Akumulasi Modal Dan Pertumbuhan Populasi

A. Akumulasi Modal .............................................................................................. 26


B. Tingkat modal kaidah emas ............................................................................... 26
C. Pertumbuhan populasi ....................................................................................... 27
BAB 8 Pertumbuhan Ekonomi II: Teknologi, Bukti Empiris Dan Kebijakan

ii

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

A. Kemajuan Teknologi Dalam Model Sollow ....................................................... 29


B. Kondisi Mapan Dengan Kemajuan Teknologi .................................................... 29
C. Dampak Kemajuan Teknologi ........................................................................... 30
D. Teori Pertumbuhan Sampai Data Empiris Pertumbuhan ..................................... 30
E. Kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ........................................................ 31
F. Diluar Model Sollow : Teori pertumbuhan endogen ........................................... 34
BAB 9 Pengantar Fluktuasi Ekonomi

A. Fakta tentang siklus bisnis ................................................................................ 37


B. Horizon waktu dalam makroekonomi ................................................................ 40
C. Permintaan agregat ............................................................................................ 41
D. Penawaran agregat ............................................................................................. 41
E. Kebijakan stabilisasi .......................................................................................... 43
BAB 10 Permintaan agregrat membangun model iS-LM

A. Pasar barang dan kurva IS.................................................................................. 45


B. Pasar uang dan kurva LM .................................................................................. 49
BAB 11 Permintaan Agregat II: Penerapan Model IS-LM

A. Menjelaskan fluktiasi dengan model IS-LM ....................................................... 53


B. IS-LM sebagai teori permintaan agregat ........................................................... 57
BAB 12 Tinjauan ulang perekonomian terbuka: model Mundell-flemming dan rezim
kurs

A. Model Mundell-fleming ..................................................................................... 61


B. Perekonomian terbuka kecil dengan kurs mengambang ..................................... 62
C. Perekonomian terbuka kecil dengan kurs tetap ................................................... 64
D. Perbedaan tingkat bunga .................................................................................... 66
E. Kurs mengambang atau kurs tetap .................................................................... 66
F. Dari jangka pendek ke jangka Panjang model Mundell-flemming dengan perubahan
tingkat harga ...................................................................................................... 66
BAB 13 Penawaran agregat dan trade off jangka pendek antara inflasi dan
pengangguran

A. Tiga model penawaran


agregat .......................................................................... 68
B. Infalsi, pengangguran dan kurva
phillips ............................................................ 71 Daftar
Pustaka ............................................................................................................ 74

iii

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

BAB 1
KONSEP DASAR TEORI EKONOMI MAKRO

A. Pengertian ekonomi dan teori ekonomi makro


Ilmu ekonomi yang didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana manusia dalam
usahanya memenuhi kebutuhan – kebutuhannya mengadakan pemilihan diantara berbagai
alternative pemuas kebutuhan yang relative terbatas.
Definisi ekonomi
Ilmu yang menjelaskan tentang pilihan-pilihan yang dibuat oleh manusia dan bagaimana
pilihan-pilihan tersebut mengubah keterbatasan kita.

• Transaksi pertukaran antar manusia, dengan atau tanpa uang.


• Menjatuhkan pilihan yang tepat untukmemanfaatkan sumber produktif yang
langka dan terbatas
• Prilaku manusia untuk mengorgsnisasi kegiatan konsumsi dan produksinya 
Memplajari kekayaan
Cara-cara memperbaiki kehidupan masyarakat.
Apa yang dimaksud dengan ilmu ekonomi makro ?
Ilmu ekonomi makro adalah suatu studi tentang aktifitas ekonomi secara agregat. Aktifitas
ekonomi agregat adalah kinerja perekonomian keseluruhan (perekonomian secara agregat).
Teori ekonomi makro Merujuk pada teori ekonomi makro, ada dua mashab yang umum
digunakan. Yaitu mazhab klasik dan mazhab Keynesan.

a) Mazhab klasik dipopulerkan oleh Adam Smith dan David Ricardo. Mazhab klasik
teori ilmu ekonomi yang mengulas bagaimana cara mengelola perekonomian dalam
cakupan negara. Kita tahu bahwasanya terdapat pasar bebas yang tidak melibatkan
pemerintah. Mazhab klasik ini pun juga akan membahas bagaimana cara
mengalokasikan sumber daya secara tepat dan cara pembagian kerja yang efektif.
Semboyan teori klasik milik Adam Smith bahwa setiap orang bebas memilih kegiatan
ekonomi dan bebas memenuhi kebebasan untuk mencapai kemakmuran. Teori klasik
ini mempercayai bahwasanya perekonomian akan terus diminati. Semakin tinggi
minat dan permintaan konsumen, maka akan berpengaruh pada pemberdayaan tenaga
kerja, sehingga dapat mengentaskan kemiskinan. Ada yang menarik dari teori klasik,
yang menyatakan bahwa penawaran dengan sendirinya akan menciptakan
permintaan. Jadi apapun yang diproduksi akan dapat dijual.

b) Mazhab Keynesan
Kebalikan dari mazhab klasik, aliran Keynesan sebagai perekonomian liberal. Liberal
yang dimaksud adalah kebebasan pemilik modal dalam mengendalikan. Ada pula
yang menyebut aliran satu ini sebagai ekonomi yang mengusung konsep kapitalisme.
Kebalikan dari teori klasik, jika teori klasik pemerintah tidak memiliki kendali, maka
pada teori keynesan ini memiliki power, campur tangan bahkan sebagai penjaga
malam yang dapat mengatur, menentukan, dan mengarahkan kemana arah
1

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

perekonomian yang diinginkan. Mazhab keynes sangat memperdulikan pengeluaran


agregat yang terjadi di masyarakat. Tidak lain bertujuan untuk menentukan kegiatan
keseluruhan ekonomi dan pendapatan nasional. Cara yang dilakukan tiap negara pun
berbeda-beda. Ada yang dilakukan dengan menyeimbangkan. Pandangan pokok teori
ekonomi keynesian memuat aspek peranan pengeluaran agregat, penentuan suku
bunga dan peranan uang dan peran pemerintah dalam menentukan tingkat kegiatan
ekonomi selama beberapa kurun waktu tertentu.

B. Berpikir Seperti Seorang Ekonom


Setiap bidang ilmu pengetahuan memiliki bahasa dan cara berpikirnya sendiri. Pakar
ekonomi berbicara tentang penawaran, permintaan, elastisitas, keunggulan komparatif,
surplus konsumen, dan kerugian.Berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep dalam
diriseseorang dengan proses dinamis, di mana individu bertindak aktifdalam menghadapi
halhal yang bersifat abstrak. Berfikir secaraekonomi adalah pemikiran manusia tentang
kemiskinan dankesejahteraan, produksi dan distribusi, pengeluaran dan konsumsi,harga dan
uang dan seterusnya.
Ekonom sebagai ilmuan
Para ekonom mencoba menyelesaikan pokok permasalahan denganteori, mengumpulkan
dan menganalisis data sebagai bukti, sertamencari kesalahankesalahan teori mereka. Metode
ilmiah pengembangan dan pengujian teori yang objektif mengenai bagaimanadunia bekerja
dapat diterapkan untuk mempelajari perekonomian suatu negara.Artinya, kebanyakan
masyrakat mengnganggap orang ilmuwan ituberhubungan dengan fisika, sains, dan ilmu
pengetahuan alam dll.Tetapi dalam konteks ini pakar ekonomi yang mencari,
mengumpulkan,dan menganalisis data serta mencari kesalahan teori itu disebut jugasebagai
ilmuwan.

• Metode Ilmiah: Pengamatan, Teori, Dan Pengamatan Lebih Lanjut


Perpaduan teori dan pengamatan ini terjadi dalam ekonomi. Seorang ekonomi mungkin
hidup di suatu negara yang mengalami kenaikan harga-harga secara cepat dan hal itu
mendorong untuk mengembangkan teori inflasi. Teori ini mungkin menyebutkan bahwa
inflasi yang tinggi akan memunculkan peredaran uang uang terlalu banyak di suatu negara.
Untuk mengkaji teori ini, ekonom dapat mengumpulkan dan menganalisis data harga dan
uang dari berbagai negara.
Jumlah peredaran uang tidak terlalu mempengaruhi tingkat harga-harga, ekonom
mungkin saja ragu apakah teori mengenai inflasi itu benar atau tidak.

• Peran Asumsi
Ekonom membuat asumsi untuk alasan yang sama seperti : asumsi dapat
menyederhanakan maslalah-masalah di dunia yang rumit ini dan masalah-masalah itu mudah
dimengerti. Sebagai contoh, untuk mempelajari dampak perdagangan internasional., kita
dapat mengasumsikan dunia nyata terdiri atas dua negara dan setiap negara hanya
menghasilkan dua barang. Tentu saja dunia nyata terdiri atas ratusan negara dan setiap
negara menghasilkan ribuan barang. Namun, kita memahami perdagangan internasional
dalam dunia bayangan yang hanya terdiri atas dua negara dan dua produk, kita berada dalam
2

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

posisi yang lebih baik untuk memahami perdagangan internasional dalam dunia yang
lebih rumit, tempat di mana kita berada. Ekonom juga menggunakan asumsi yang
berbeda untuk menjawab pertanyaan yang berbeda pula. Misalnya kita ingin mempelajari
apa yang terjadi terhadap perekonomian ketika pemerintah mengubah jumlah uang beredar.
Hal penting dalam analisis ini adalah bagaimana harga akan bereaksi.
Banyak harga dalam perekonomian tidak terlalu sering berubah. Harga majalah di
kios majalah, misalnya, hanya berubah setiap tahun sekali. Dengan mengetahui hal ini, kita
diarahkan untuk membuat asumsi yang berbeda ketika mempelajari dampak perubahan
kebijakan untuk berbagai jangka waktu.

• Model Ekonomi
Ekonom juga menggunakan alat peraga yang disebut model untuk mempelajari dunia
ini. Model ekonomi mungkin menghilangkan beberapa hal detail untuk membuat kita melihat
hal-hal yang benar-benar penting. Dan untuk sebuah model ekonomi tidak memiliki semua
hal yang ada dalam sebuah perekonomian. Dengan memakai model ekonomi untuk
mengkaji berbagai isu ekonomi maka anda akan melihat bahwa semua model dibangun
dengan asumsi. Seperti juga seorang fisikawan memulai analisis kelereng yang jatuh
dengan mengasumsikan tidak hanya adanya gesekan, ekonom mengasumsikan tidak
adanya berbagai hal detai dalam perekonomian yang tidak relavan dalam mempelajari isu
yang tengah dibahas. Semua model dalam fisika, biologi atau ekonomi menyederhanakan
dunia nyata untuk meningkatkan pemahaman kita terhadap dunia nyata itu.

Perekonomian terdiri atas jutaan orang yang terlibat dalam berbagai aktivitas,
pembelian, penjualan, ekerjaan, penyewaan, proses produksi, dan seterusnya. Untuk
memahami bagaimana ekonomi bekerja. Kita harus menemukan cara menyederhanakan
pemikiran terhadap semua aktivitas ini. Dengan kata lain, kita membutuhkan model
yang menjelaskan secara umum, bagaimana perekonomian tersusun dan bagaimana pelaku
ekonomi berinteraksi satu dengan yang lain Diagram arus melingkar (circular-flow diagram)
3

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

atau dikenal juga sebagai ―diagram aliran sirkuler‖. Dalam model ini, perekonomian
disederhanakan dengan memasukan hanya dua pelaku ekonomi, yakni rumah tangga dan
perusahaan. Perusahaan menghasilkan barang dan jasa menggunakan bahan baku seperti
tenaga kerja, tanah, modal (gedung-gedung dan mesin) . bahan baku ini disebut faktor
produksi (factors of production) . Rumah tangga memiliki factor produksi dan
mengkonsumsi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Rumah tangga dan
perusahaan berinteraksi dalam dua jenis pasar. Dalam pasar barang dan jasa, rumah tangga
adalah pembeli, sedangkan perusahaan adalah penjual. Dengan kata lain, rumah tangga
menjadi outpun (hasil produksi) perusahaan yang berupa barang dan jasa. Dalam pasar
factor produksi, rumah tangga adalah pembeli dan perusahaan juga pembeli.
Dalam pasar ini, rumah tangga menyediakan bahan baku yang digunakan oleh
perusahaan dalam menghasilkan barang dan jasa. Diagram arus melingkar menyediakan
cara yang sederhana dalam menyusun semua transaksi ekonomi yang terjadi antara rumah
tangga dan perusahaan dalam perekonomian. Diagram arus melingkar merupakan satu
contoh model sederhana dari perekonomian. Diagram itu menunjukan beberapa hal detail
yang penting. Sebuah model yang lebih rumit dan realistis akan menyertakan. Misalnya
peran pemerintah dan perdagangan internasional. Namun, hal-hal ini tidak penting
dalam memahami dasar mengenai bagaimana ekonomi diorganisasi.

• Model 2 : Batas Kemungkinan-Kemungkinan Produksi


Walaupun ekonomi dunia nayata menghasilkan ribuan barang dan jasa, mari kita
bayangkan sebuah perekonomian yang hanya menghasilkan dua barang, mobil dan computer.
Industry mobil dan industry computer bersama-sama menggunakan semua factor
produksi yang ada dalam perekonomian. Batas kemungkinan-kemungkinan produksi
(production possibilities frontier) adalah sebuah grafik yang menunjukan berbagai kombinasi
output, dalam hal ini mobil dan computer, yang mungkin dihasilkan dengan factor produksi
dan teknologi produksi yang tersedia yang dapat dipakai oleh perusahaan untuk mengubah
factor produksi menjadi output. untuk memperbaiki kondisi ekonomi kaum muda? Saat
ekonom mencoba untuk menjelaskan dunia ini, mereka adalah para ilmuwan,. Saat ekonom
mencoba untuk membantu memperbaiki kondisi ekonomi, mereka adalah penasehat
kebijakan.

• Ekonomi Mikro Dan Ekonomi Makro


Ekonomi juga mempelajari dalam berbagai tingkatan. Kita dapat mempalajari
keputusan yang diambil oleh rumah tangga dan perusahaan. Kita juga mempelajari interaksi
antara rumah tangga dna perusahaan untuk barang dan jasa tertentu. Selain itu, kita juga dapat
mempelajari bekerjanya perekonomian secara keseluruhan, yaitu jumlah dari seluruh aktivitas
para pembuat kebijakan ini dalam seluruh pasar. Ilmu ekonomi secara tradisional dibagi
dalam dua cabang besar. Ekonomi mikro (microeconomics) adalah cabang yang
mempelajari bagaimana perusahaan dan rumah tangga membuat keputusa dan bagaimana
mereka berinteraksi di pasar tertentu. Ekonomi makro (macroeconomics) adalah cabang
yang mempelajari fenomena ekonomi yang besar. Seorang pakar ekonomi makro
kemungkinan mempelajari dampak pengendalian biaya sewa terhadap perumahan di Hong
Kong, dampak masuknya pesaing dari luar negeri terhadap industry mobil di Jepang, atau
dampak kewajiban masuk sekolah terhadap pendapatan karyawan. Seorang pakar ekonomi
4

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

makro mungkin mempelajari dampak meminjam terhadap pemerintah, perubahan tingkat


pengangguran sepanjang waktu dalam perekonomian atau kebijakan lternatif untuk
meningkatkan pertumbuhan standart hidup nasional. Persamaan dari ekonomi mikro dan
ekonomi makro adalah dari perubahan dalam perekonomian secara keseluruhan yang
timbul dari keputusan yang diambil oleh jutaan individu. Maka tidak mungkin
memahami perkembangan ekonomi makro tanpa mempertimbangkan keputusan yang
terkait di tingkat ekonomi mikro. Terdapat juga perbedaannya yaitu karena ekonomi
mikro dan eonomi makro mencoba untuk menjawab pertanyaan yang berbeda, kadang-
kadang keduanya mengambil pendekatan yang berbeda dan dianjukan dalam kuliah yang
terpisah.
EKONOM SEBAGAI PENASEHAT KEBIJAKAN
Sering kali ekonom diminta untuk memberikan penjelasan terhadap suatu peristiwa
ekonomi. Sebagai contoh, mengapa kaum muda lebih banyak menganggur dari pada
tua? Terkadang pula ekonomi diminta untuk memberikan rekomendasi kebijakan untuk
memperbaiki hasil-hasil ekonomi, misalkan dengan apa yang harus dilakukan
pemerintah untuk memperbaiki kondisi ekonomi kaum muda? Saat ekonom mencoba untuk
menjelaskan dunia ini, mereka adalah para ilmuwan,. Saat ekonom mencoba untuk membantu
memperbaiki kondisi ekonomi, mereka adalah penasehat kebijakan.

• Analisis Positif Versus Analisis Normatif


Untuk membantu guna memperjelas kedua peran yang dilakukan oleh para
ekonom seperti yang telah disebutkan, kami mengawalinya dengan mengkali Bahasa yang
digunakan. Karena ilmuwan dan penasehat kebijakan mempunyai tujian yang berbeda,
mereka menggunakan Bahasa dengan cara yang berbeda pula. Secara umum, yaitu
pernyataan positif pernyataan positif bersifat mendeskripsikan. Pernyataan ini
menyatakan dunia apa adanya. Jenis yang kedua adalah seperti pernyataan normal, yaitu
pernyataan normative. Pernyataan normative bersifat menyarankan, pernyataan ini
menyatakan bagaimana dunia seharusnya. Terdapat perbedaan dari perbedaan positif dan
normative yaitu dari bagaimana kita menguji kebenarannya.

• Mengapa Para Ekonom Tidak Pernah Sepaham?


―jika semua ekonom diminta untuk berbaris dari ujung ke ujung, mereka tidak
pernah mencapai kesepakatan.‖ Pernyataan George Bernard Shaw ini tepat. Mengapa para
ekonom sering kali terlihat memberikan nasihat yang bertentangan dengan para pembuat
kebijakan? Ada dua alasan mendasar, yaitu

1. Ekonom mungkin tidak sependapat atau setuju dengan keabsahan teori- teori
positif alternative mengenai bagaimana duia bekerja.

2. Ekonom mungkin memiliki nilai-nilai yang berbeda sehingga memiliki


pandangan normative yang berbeda pula terhadap kebijakan apa yang seharusnya
dilakukan.

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

BAB 2
DATA MAKROEKONOMI
Pada bab ini memfokuskan pada tiga statistik ekonomi yang sering digunakan para ahli
ekonomi yang sering digunakan para ahli ekonomi dan para pengambil keputusan. Produk
domestic bruto (Gross domestik Products, GDP), menyatakan pendapatan total dan
pengeluaran total nasional pada output barang dan jasa. Indeks harga konsumen (konsumer
price index, CPI), mengukur tingkat harga. Tingkat pengangguran (unemployment rate)
menyatakan jumlah pekerja yang tidak memiliki pekerjaan.

A. Produk Domestik Bruto (PDB) / Gross Domestic Product (GDP)


Produk domestik bruto sering dianggap sebagai ukuran terbaik dari kinerja
perekonomian.Statistik ini dihitung setiap tiga bulan oleh Biro Analisis Ekonom (bagian dari
Departemen Perdagangan AS) dari segudang sumber data primer .Gross Domestic Product
(GDP) adalah nilai pasar semua barang dan jasa akhir yang diproduksi dalam perekonomian
selama kurun waktu tertentu. Tujuan GDP adalah meringkas aktivitas ekonomi dalam suatu
nilai uang tertentu selama periode waktu tertentu. Ada dua cara untuk melihat statistik ini.
Salah satunya adalah dengan melihat GDP sebagai pendapatan total dari setiap orang di
dalam perekonomian. Cara lain untuk melihat GDP adalah sebagai pengeluaran total atas
output barang dan jasa perekonomian.

1. Pendapatan, Pengeluaran dan Aliran Sirkuler


Dari diagram, lingkaran dalam menunjukkan aliran dari suatu barang dan tenaga kerja.
Dengan demikian, tenaga kerja mengalir dari rumah tangga ke perusahaan, dan produk
mengalir dari perusahaan ke rumah tangga. Sedangkan, lingkaran luar menunjukkan aliran
uang. Pengeluaran atas suatu barang mengalir dari rumah tangga ke perusahaan, dan
pendapatan dalam bentuk upah dan laba mengalir dari perusahaan ke rumah tangga. GDP
mengukur aliran uang yang dapat kita lakukan dengan dua cara. Pertama, GDP adalah
pendapatan total dari produksi suatu barang yang sama dengan jumlah upah dan laba. Kedua,
GDP merupakan pengeluaran total pada pembelian suatu barang

2. Beberapa Kaidah untuk menghitung GDP


Perekonomian sebuah negara meliputi produksi dan penjualan dari sejumlah besar
barang dan jasa yang berbeda. Untuk menginterpretasikan secara benar apa ukuran GDP, kita
harus memahami beberapa yang diikuti oleh para ekonom dalam membentuk statistik ini.

a) Menjumlahkan GDP
Perekonomian AS memproduksi banyak barang dan jasa yang berbeda hamburger,
mobil, komputer dan lain-lain. GDP mengkombinasikan nilai barang dan jasa ini menjadi
sebuah ukuran tunggal. Keanekaragaman produk dalam perekonomian menyulitkan
perhitungan GDP karena produk yang berbeda mempunyai nilai berbeda. Misalnya
perekonomian memproduksi empat apel dan tiga jeruk. Bagaimana menghitung GDP ?
Untuk menghitung nilai total dari barang dan jasa yang berbeda, pos pendapatan
nasional (national income accounts) menggunakan harga pasar karena mencerminkan
banyaknya orang yang bersedia membayar untuk barang atau jasa. .GDP dapat dicari dengan

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

mengkalikan harga nilai output dengan jumlah nilai ouput.Jadi, jika harga apel $0,50 dan
harga jeruk $1,00, GDP akan menjadi
GDP = (Harga Apel x Jumlah Apel ) + (Harga Jeruk x Jumlah Jeruk)
= ($0,50 x 4) + ($1,00 x 3)
= $5,00
GDP sama dengan $5,00, yaitu nilai seluruh apel, $ 2,00 ditambah nilai sebuah jeruk, $3,00

b) Barang Bekas

GDP mengukur nilai barang dan jasa yang baru diproduksi. Jadi, penjualan
barangbarang bekas pakai tidak menjadi bagian dari GDP. Misalnya ketika Topp Company
membuat kemasan kartu baseball dan menjualnya seharga $50 sen, uang senilai $50 sen
ditambahkan ke GDP negara. Sedangkan kolektor menjual patung langka kepada korektor
lain, uang dari penjualan patung tersebut tidak masuk dalam bagian GDP.

c) Perlakuan Persediaan
Apabila suatu perusahaan meningkatkan persediaan barangnya, investasi dalam
persediaan ini dihitung sebagai pengeluaran oleh pemilik perusahaan. Jadi, produksi untuk
persediaan meningkatkan GDP sebanyak produksi untuk penjualan akhir. Namun, penjualan
persediaan merupakan kombinasi dari pengeluaran positif (pembelian) dan pengeluaran
negative (pengurangan persediaan), sehingga tidak mempengaruhi GDP. Perlakuan
persediaan ini menegaskan bahwa GDP mencerminkan produksi barang dan jasa
perekonomian itu pada saat ini.

d) Barang Setengah Jadi dan Nilai Tambah


GDP hanya memasukkan nilai produk akhir. Dengan demikian, GDP adalah nilai total
dari barang dan jasa jadi yang diproduksi. Untuk menghitung nilai seluruh barang dan jasa
jadi adalah menjumlahkan nilai tambah dari setiap tahap produksi. Jadi, GDP juga merupakan
nilai tambah total dari seluruh pertukaran dalam perekonomian.
Misalnya, anggaplah seorang peternak sapi menjula seperempat pon daging ke
McDonald’ seharga $0,50, kemudian McDonald’s menjual hamburger kepada Anda seharga
$1,50. Sesuai diatas GDP hanya memasukkan nilai produk akhir.Jadi nilai total dari daging
sapi tidak termasuk dalam GDP, hanya hamburger termasuk dalam GDP. Alasannya, nilai
barang setengah jadi sudah menjadi harga pasar dari barang jadi dimana barang-barang itu
digunakan.

e) Jasa perumahan dan jasa-jasa terkait lainnya


Meskipun kebanyakan barang dan jasa dinilai berdasarkan harga pasarnya ketika
menghitung GDP, namun sebagian tidak dijual di pasar dan karena itu tidak memiliki nilai
pasar. Jika GDP ingin mencangkup nilai barang dan jasa ini, ketika harus menggunkan
perkiraan nilainya. Perkiraan itu disebut nilai terkait (imputed value).
3. GDP Riil versus GDP Nominal

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

Dengan mudah kita bisa melihat bahwa GDP yang dihitung dengan cara ini bukan
ukuran kemakmuran ekonomi yang baik. Dalam perekonomian ini GDP adalah jumlah dari
nilai seluruh apel dan seluruh jeruk yang diproduksi
GDP = (Harga Apel x Jumlah Apel) + (Harga Jeruk x Jumlah Jeruk)
Dengan mudah kita bisa melihat bahwa GDP yang dihitung dengan cara ini bukan ukur
kemakmuran yang baik.Ukuran ini tidak secara akurat mencerminkan sejauh mana
perekonomian bisa memuaskan permintaan rumah tangga, perusahaan dan pemerintah. Jika
seluruh harga digandakan tanpa perubahan dalam jumlah, GDP akan berlipat ganda. Tetapi
tidak benar jika kita mengatakan bahwa kemampuan perekonomian untuk memuaskan
permintaan telah berlipat ganda, karena jumlah setiap produk yang diproduksi tetap sama.
Para ekonom menyebut nilai barang dan jasa yang diukur dengan harga yang berlaku sebagai
GDP nominal (nominal GDP).
Ukuran kemakmuran ekonomi yang lebih baik akan menghitung output barang dan jasa
perekonomian dan tidak akan dipengaruhi oleh perubahan harga. Untuk tujuan ini, para
ekonom menggunakan GDP riil (real GDP), yang nilai barang dan jasanya diukur dengan
menggunakan harga konstan. Yaitu GDP riil menunjukkan apa yang akan terjadi terhadap
pengeluaran atas output jika jumlah berubah tetapi harga tidak.
Untuk menghitung GDP riil dihitung bayangkan kita ingin membandingkan output pada
tahun 2006 dengan tahun berikutnya dalam perekonomian apel dan jeruk. Kita bisa memulai
dengan memilih sekumpulan harga, disebut harga dasar-tahun (based year prices), misalnya
harga berlaku pada tahun 2006. Barang dan jasa lalu ditambahkan dengan menggunakan
harga dasar-tahunan ini untuk menilai barang-barang yang berbeda di kedua tahun. GDP riil
tahun 2006 adalah
GDP Riil = (Harga Apel 2006 x Jumlah Apel 2006) + (Harga Jeruk 2006 x Jumlah Jeruk
2006).
Demikian pula, GDP riil pada tahun 2007 adalah
GDP Riil = (Harga Apel 2007 x Jumlah Apel 2007) + (Harga Jeruk 2007 x Jumlah Jeruk
2007).
Dan , GDP riil pada tahun 2008 adalah
GDP Riil = (Harga Apel 2008 x Jumlah Apel 2008) + (Harga Jeruk 2008 x Jumlah Jeruk
2008).
Lihatlah bahwa harga tahun 2006 digunakan untuk menghitung GDP riil untuk tiga
tahun. Karena harga dipertahankan konstan, GDP riil bervariasi dari tahun ke tahun hanya
jika jumlah yang diproduksi berbeda. Karena kemampuan masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan ekonomi bagi para anggotanya sangat bergantung pada jumlah barang dan jasa
yang diproduksi, maka GDP riil memberikan ukuran kemakmuran ekonomi yang lebih baik
ketimbang GDP nominal.

4. Deflator GDP
Dari GDP nominal dan GDP rill kita bisa menghitung statistik ketiga : deflator GDP.
Deflator GDP, juga disebut dengan deflator harga implisit untuk GDP, didefinisikan sebagai
rasio GDP nominal terhadap GDP rill. GDP nominal mengukur nilai uang yang berlaku dari
8

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

output perekonomian. GDP rill mengukur output yang dinilai pada harga konstan. Deflator
GDP mengukur harga output relatif terhadap harganya pada tahun dasar.

5. Ukuran Rantai-Tertimbang GDP Riil


Biro Analisis Ekonomi biasa memperbaharui secara periodik harga-harga yang
digunakan untuk menghitung GDP rill. Kira-Kira setiap 5 tahun, tahun dasar yang baru pun
dipilih harga-harga itu kemudian dipertahankan dan digunakan untuk mengukur perubahan
dalam produksi barang dan jasa dari tahun ke tahun sampai tahun dasar diperbaharui lagi
ukuran rantai tertimbang GDP Rill yang baru ini lebih baik ketimbang ukuran sebelumnya,
karena ukuran ini menjamin bahwa harga yang digunakan untuk menhiitung GDP Riil tidak
of Date. akan tetapi untuk sebagian besar tujuan, perbedaan ini tidak penting. kenyataannya,
keterkaitan kedua ukuran GDP Riil ini sangat kuat. Jadi, kedua ukuran GDP Riil
mencerminkan hal yang sama : perubahan—perubahan dalam produksi barang dan jasa
dalam skala ekonomi yang sangat luas.

6. Komponen-komponen Pengeluaran
Para ekonom dan para pembuat keputusan tidak hanya peduli pada output barang dan
jasa total tetapi juga alokasi Eri output ini Siantar berbagai alternatif. Pos pendapatan
nasional membagi GDP menjadi 4 kelompok pengeluaran :
Ø Konsumsi (C)
Ø Investasi (I)
Ø Pembelian pemerintah (G)
Ø Ekspor Neto (NX)
Jadi dengan menggunakan simbol Y untuk GDP
Y = C + I + G + NX
GDP adalah jumlah konsumsi investasi pembelian pemerintah dan ekspor bersih
bersamaan ini adalah sebuah identitas – persamaan yang harus digunakan agar variabel
variabel bisa didefinisikan persamaan ini disebut identitas pos pendapatan nasiojnal (National
income account identity). Konsumsi (consumtion) terdiri dari barang dan jasa yang dibeli
rumah tangga.
Investasi (Investment) terdiri dari barang-barang yang dibeli untuk penggunaan masa depan.
Pembelian pemerintah (Goverment Purchases) adalah barang dan jasa yang dibeli oleh
pemerintah pusat negara bagian dan daerah.
Ekspor neto (Net Export) memperhitungkan perdagangan dengan negara lain. Ekspor
neto adalah nilai barang dan jasa yang diekspor dan negara lain dikurang nilai barang dan
jasa yang diimpor dari negara lain.

7. Ukuran-ukuran pendapatan lain


Untuk melihat bagaimana ukuran-ukuran pendapatan alternatif Iptu saling terkait kita
mulai GDP dan menambah atau mengurangi berbagai kuantitas. Untuk mendapatkan nasional
bruto kita menambah penerimaan dari pendapatan faktor produksi (upah, laba, dan sewa) dari
seluruh dunia dan mengurangi pembayaran dari seluruh faktor dunia.

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

GNP = GDP + Pembayaran faktor dari mancanegara – Pembayaran faktor ke


mancanegara
Bila GDP mengukur pendapatan total yang diproduksi secara domestik, GNP mengukur
pendapatan yang diperoleh oleh negara. Untuk mendapatkan produk nasional neto, kita
kurangi depresi modal – jumlah persediaan pabrik, peralatan, dan struktur presidensial
perepkonomian yang habis dipakai selama setahun.
NNP = GNP – Depreasi
Dalam pos pendapatan nasional, depreasi disebut dengan konsumsi modal tetap.
Jumlahnya kira-kira 10 persen dari GNP. Karena depreasi modal adalah biaya dari
memproduksi output perekonomian, maka mengurangi depreasi menunjukkan hasil akhir dari
aktivitas ekonomi.
Penyesuaian berikutnya dalam pos pendapatan nasional adalah untuk pajak bisnis tidak
langsung seperti pajak penjuala. Pajak penjualan, yang jumlahnya kira-kira 10 persen dari
NNP, memunculkan irisan di antara harga yang dibayar konsumen atas suatu barang dan
harga yang diterima perusahaan. Karena perusahaan-perusahana tidak menerimanya, maka
irisan pajak ini bukan bagian dari pendapatan mereka. Ketika kita mengurangi pajak usaha
tidak langsung dari NNP, kita mendapatkan ukuran yang disebut pendapatan nasional
(National income):
Pendapatn Nasional = NNP – Pajak Usaha Tidak Langsung
Pendapatan nasional mengukur berapa banyak pendapatan yang diperoleh setiap orang dalam
perekonomian.
Pos pendapata nasional membagi pendapatan nasional menjadi lima kelompok,
bergantung pada cara pendapatan itu diperoleh. Lima kategori itu, dan persentase pendapatan
nasional yang dibayar dalam setiap kategori, adalah
Ø Kompensasi pekerja (71,3%). Upah dan tunjangan yang dihasilkan pekerja.
Ø Pendaptan perusahaan perorangan (9,5%). Pendapatan bisnis inkorporasi, seperti lahan
pertanian kecil, toko kelontong kecil, dan konsultan hukum.
Ø Pendapatan sewa (1,4%). Pendapatan yang diterima tuan tanah, terkait sewa terkait yang
―dibayar‖ para pemilik rumah untuk rumah mereka sendiri, dikurangi biaya, seperti depreasi.
Ø Laba Korporasi (5,4$). Bunga yang dibayar perusahana domestik dikurangi bunga yang
mereka terima, ditambah bunga yang diterima pihak asing.
Beberapa penyesuaian membawa kita dari pendapatan nasional ke pendapatan
perseorangan (personal income), yaitu jumlah pendapatan yang diterima rumah tangga dan
bisnis non korporasi. Ada tiga penyesuaian penting. Pertama kita kurangi pendapatan
nasional dengan jumlah pendapatan yang diterima korporasi tetapi tidak dibagikan kepada
pemegang saham. Penyesuaian ini dibuat dengan mengurangi laba korporasi (yang sama
dengan jumlah pajak, dividen, dan laba ditahan korporasi) dan menambahakan kembali
dividen. Kedua, kita naikkan pendapatan nasional dengan jumlah neto pembayaran
pemerintah untuk pembayaran pemerintah. Penyesuaian ini sama dengan transfer pemerintah
ke individu dikurangi kontribusi asuransi sosial yang dibayar pemerintah. Ketiga, kita

10

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

sesuaikan pendaptan nasional untuk mencangkup bunga yang diterima rumah tangga, bukan
bunga yang dibayar perusahaan. Penyesuian ini dibuat dengan menambah pendapatan bunga
perseorangan dan mengurangi bunga neto. Jadi pendaptan perseorangan adalah
Pendapatan Perorangan = Pendapatan Nasional – Laba Korporasi + Deviden Pendapatan
Nasional + Transfer Pemerintah pada Individu – Kontribusi Nasional + Pendapatan Nasional
+ Pendaptan Bunga Perseorangan – Bunga Neto
Selanjutnya, jika kita mengurangi pembayaran pajak perseorangan dan pembayaran nun
pajak tertentu kepada pemerintah (seperti karcis parkir), kita dapatkan pendapatan
perseorangan disposibel
Pendapatan Perseorangan Disposibel = Pendapatan Perseorangan – Pembayran Pajak dan
Non Pajak

8. Penyesuaian Musiman
Karena GDP Riil dan ukuran ukuran pendapatan lain mencerminkan kualitas kinerja
perekonomian, para ekonom tertarik untuk mempelajari fluktuasi kuartal - demi – kuartal
dalam variabel – variabel ini tetapi ketika kita mulai melakukannya, muncul sebuah fakta :
seluruh ukuran [pendapatan ini menunjukkan pola musikman yang teratur. Output
perekonomian meningkat sellama setahun, mencapai puncaknya dalam kuartal ke-4
(Oktoiber, November, dan Desember), dan kemudian merosot dalam kuartal pertama
(Januari, Februari, dan Mareet) pada tahun berikutnya. Perubahan musim yang teratur ini
sangat penting. Dari kuartal ke-4 ke kuartal pertama, GDP Riil menurun sebesar kira-kira 8
persen. Tidak mengejutkan bahwa GDP mengikuti siklus musiman.

B. Mengukur Biaya Hidup : Indeks Harga Konsumen


Saat ini, satu dolar tidak bisa dibelanjakan sebanyak sepuluh tahun lalu. Harga dari
sebagian besar barang telah naik. Sekarang, kita akan bahas bagaimana para ekonom
mengukur perubahan biaya hidup. Cara mengukur CPI adalah sebagai berikut :

1. Harga Sekelompok Barang


Biro Stattis Tenaga Kerja, yang merupakan bagian dari Departemen Tenaga Kerja AS,
bertugas menghitung CPI. Perhitungan CPI dimulai dengan mengumpulkan harga dari ribuan
barang dan jasa. Jika GDP mengubah jumlah abang dan jasa menjadi debuah angka tunggal
yang mengukur nilai produksi,CPI mengubah harga berbagai barang dan jasa menjadi sebuah
indeks tunggal yang mengukur seluruh tingkat harga. Consumer Price Index (CPI) adalah
harga sekelompok barang dan jasa relatif terhadap harga sekelompok barang dan jasa yang
sama pada tahun dasar.

2. CPI versus Deflator GDP


Ada 3 perbedaan penting di antara kedua ukuran itu.
a) Pertama, deflator GDP mengukur harga seluruh barang dan jasa yang diproduksi,
sedangkan CPI hanya mengukur harga barang dan jasa yang dibeli konsumen.

b) Kedua, deflator GDP hanya mencakup barang dan jasa yang diproduksi secara
domestik. Sedangkan CPI, mencakup barang dan jasa yang diproduksi domestik dan --

11

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

--------------------------luar negeri.

c) Ketiga, CPI dihitung dengan menggunakan sekelompok barang tetap, sedangkan


deflator GDP memungkinkan kelompok barang itu berubah setiap saat bila komposisi
GDP berubah.

C. Mengukur Tuna Karya : Tingkat Pengganguran


Tingkat pengangguran adalah statistik yang mengukur persentase orang-orang yang
ingin bekerja tetapi tidak mempunyai pekerjaan. Cara mengukur tingkat pengangguran adalah
sebagai berikut :

1. Survei Rumah Tangga


Berdasarkan jawaban terhadap pertanyaan survei, setiap orang dewasa (16 tahun ke atas) di
setiap rumah tangga dimasukkan ke dalam tiga kategori :

• Bekerja, kategori mencakup mereka yang memiliki pekerjaan namun tidak sedang
bekerja.
• Tidak bekerja, kategori ini mencakup mereka yang tidak bekerja, memiliki
keinginan untuk bekerja, dan telah mencoba mencari pekerjaan salama 4 minggu
terakhir. Dan mereka yang sedang menunggu panggilan kerja dari tempat di mana
mereka dipecat.
• Tidak masuk dalam angkatan kerja, kategori ini mencakup mereka yang tidak
termasuk dalam dua kategori awal seperti pelajar, ibu ruma tangga, atau pensiunan.
Angkatan kerja (labor force) didefinisikan sebagai jumlah orang yang sedang bekerja
dari orang yang menganggur. Dan tingkat pengangguran (unemployment rate) didefinisikan
sebagai persentase dari angkatan kerja yang tidak bekerja. Dirumuskan sebagai berikut :
Angkatan kerja = jumlah orang yang bekerja + jumlah penganggur,
dan
Tingkat pengangguran = ( Jumlah yang tidak bekerja / angkatan kerja) x 100%
Penghitungan terkait yaitu, tingkat partisipasi angkatan-kerja (labor force participation rate),
yaitu persentase dari populasi orang dewasa yang ada dalam angkatan kerja. Dirumuskan
sebagai berikut :
Tingkat partisipasi angkatan kerja = PK/PUK x 100%

2. Survei Perusahaan
Survei perusahaan diperoleh estimasi jumlah pekerja yang dimiliki perusahaan
berdasarkan gaji mereka. Beberapa ekonom percaya bahwa survei perusahaan lebih akurat
karena menggunakan sampel yang lebih besar. Namun, satu studi yang dilakukan baru-baru
ini menunjukkan bahwa ukuran pekerjaan yang paling baik adalah rata-rata dari survei rumah
tangga dan survei perusahaan.
BAB 3
PENDAPATAN NASIONAL

12

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

Pendapatan Nasional merupakan salah satu tolak ukur yang dapat digunakan untuk
menilai kondisi perekonomian suatu negara. Tujuan dari perhitungan pendapatan nasional ini
adalah untuk mendapatkan gambaran tentang tingkat ekonomi yang telah dicapai dan nilai
output yang diproduksi, komposisi pembelanjaan agregat, sumbangan dari berbagai sektor
perekonomian, serta tingkat kemakmuran yang dicapai (Sukirno, 2008, p55). Selain itu, data
pendapatan nasional yang telah dicapai dapat digunakan untuk membuat prediksi tentang
perekonomian negara tersebut pada masa yang akan datang. Prediksi ini dapat digunakan oleh
pelaku bisnis untuk merencanakan kegiatan ekonominya di masa depan, juga untuk
merumuskan perencanaan ekonomi untuk mewujudkan pembangunan negara di masa
mendatang (Sukirno, 2008, p57).

Pendapatan nasional menggambarkan tingkat produksi barang dan jasa yang


dihasilkan oleh suatu negara dalam kurun waktu satu tahun tertentu. Dengan demikian
pendapatan nasional mempunyai peran penting dalam menggambarkan tingkat kegiatan
ekonomi yang dicapai serta perubahan dan pertumbuhannya dari tahun ke tahun. Kegiatan
perekonomian negara dalam menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat,
merupakan upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat

A. Faktor –faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional

Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan nasional:


1. Konsumsi dan Tabungan
Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang-barang dan jasa dalam
suatu perekonomian dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun), sedangkan tabungan
(saving) adalah bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi. Antara
konsumsi, pendapatan, dan tabungan sangat erat hubungannya. Hal ini dapat kita lihat dari
pendapat Keynes yang dikenal dengan psychological consumption yang membahas tingkah
laku masyarakat dalam konsumsi jika dihubungkan dengan pendapatan.

2. Investasi
Investasi adalah aktivitas menempatkan modal baik berupa uang atau aset berharga
lainnya ke dalam suatu benda, lembaga, atau suatu pihak dengan harapan pemodal atau
investor kelak akan mendapatakan keuntungan setelah kurun waktu tertentu. Karena harapan
mendapatkan keuntungan dikemudian hari inilah investasi disebut juga sebagai penanaman
modal. Umumnya dana atau aset yang ditanamkan oleh seorang investor akan dikembangkan
oleh badan atau pihak yang mengelola. Keuntungan dari hasil pengembangan tersebut
nantinya akan dibagikan kepada investor sebagai imbal balik sesuai dengan ketentuan antara

13

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

kedua pihak. Secara ekonomi, dalam investasi, pemodal akan membeli sesuatu yang tidak
akan dipergunakan sekarang. Sesuatu yang dibeli tersebut disimpan sebagai harta yang
setelah melewati masa tertentu dapat mengalami perubahan nilai. Investasi tidak selalu
berujung menghasilkan keuntungan. Terdapat risiko kerugian juga dalam berinvestasi.
3. Permintaan dan Penawaran Agregat
Permintaan agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan permintaan terhadap
barang-barang dan jasa sesuai dengan tingkat harga. Permintaan agregat adalah suatu daftar
dari keseluruhan barang dan jasa yang akan dibeli oleh sektor-sektor ekonomi pada berbagai
tingkat harga, sedangkan penawaran agregat menunjukkan hubungan antara keseluruhan
penawaran barang-barang dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan dengan
tingkat harga tertentu. Konsumsi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pendapatan nasional Jika terjadi perubahan permintaan atau penawaran agregat, maka
perubahan tersebut akan menimbulkan perubahan-perubahan pada tingkat harga, tingkat
pengangguran dan tingkat kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Adanya kenaikan pada
permintaan agregat cenderung mengakibatkan kenaikan tingkat harga dan output nasional
(pendapatan nasional), yang selanjutnya akan mengurangi tingkat pengangguran. Penurunan
pada tingkat penawaran agregat cenderung menaikkan harga, tetapi akan menurunkan output
nasional (pendapatan nasional) dan menambah pengangguran.

B. Distribusi Pendapatan Nasional Ke Faktor-faktor Produksi

Faktor produksi dan fungsi produksi menentukan output barang dan jasa, juga
menentukan pendapatan nasional. Teori modern tentang bagaimana pendapatan nasional
dibagi di antara faktorfaktor produksi. Teori ini didasarkan pada pemikiran klasik (abad ke18)
bahwa harga disesuaikan untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan, yang
diterapkan pada pasar faktor produksi, dengan pemikiran yang lebih baru (abad ke-19) bahwa
setiap faktor produksi tergantung pada produktivitas marjinal faktor produksi tersebut. Teori
ini, sering disebut teori distribusi neoklasik.

BAB 4
UANG DAN INFLASI

A. Teori Kuantitas Uang


Teori kuantitas uang adalah teori yang berada didalam ekonomi yang menyebutkan
hubungan antara uang yang beredar dengan tingkat inflasi. Pencetus dari teori kuantitas uang

14

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

adalah Irving Fisher yang merupakan ahli ekonomi dari Amerika. Biasanya teori kuantitas
uang digunakan saat proses pemindahaan moneter jalur uang. Pandangan utama dari teori
kuantitas uang adalah adanya sebuah faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi yang
memenuhi sifat langsung dalam pemindahan moneter yaitu pertumbuhan dan jumlah uang
yang beredar. Teori kuantitas uang juga menyebutkan tingkatan dari harga umum barang dan
jasa akan bergantung secara langsung dengan uang yang beredar di dalam ekonomi moneter.
Teori tersebut ditantang oleh ahli ekonomi Keynesian lalu diperbaharui dan dimodifikasi
dengan ekonomi monetaris. Teori kuantitas uang ini masih memiliki beberapa ketidak
sepakatan soal kebenarannya pada periode waktu yang pendek, tapi para ekonom banyak
yang menyepakati bahwa teori kuantitas uang memegang kebenaran pada jangka waktu
pendek. Umumnya teori kuantitas disebut dengan teori neo-kuantitas atau teori Nelayan yang
berhubungan dengan hubungan proporsional mekanis dan tetap tentang perubahan dalam
tingkat harga umum dan jumlah uang yang beredar.

Irving Fisher merumuskan teori kuantitas dengan persamaan sebagai berikut:


MV = PT
M = jumlah uang yang beredar
V = kecepatan peredarannya
P = tingkat harga
T = jumlah transaksi
Teori Kuantitas uang menjabarkan tentang peningkatan jumlah uang yang beredar akan
cenderung menciptakan inflasi, dan kebalikannya. Seperti Bank Sentrall Eropa mengadakan
pasokan uang di dalam perkonomiannya, pada periode kedepannya maka harga-harga dalam
perekonomian akan meningkat secara signifikan

B. Penerimaan dari Pencetakan Uang

Pemerintah bisa mendanai pengeluarannya dalam tiga cara:


1. Meningkatkan penerimaan lewat pajak

2. Meminjam dari masyarakat dengan menjual obligasi pemerintah


3. Mencetak Uang
Penerimaan yang ditingkatkan melalui pencetakan uang disebut seigniorage.
Peningkatan jumlah uang beredar akan menyebabkan inflasi, namun inflasi ini meningkatkan
penerimaan bagi pemerintah seakan menetapkan pajak inflasi. Ketika mencetak uang baru,
pemerintah membuat uang lama di tangan masyarakat menjadi berkurang nilainya karena

15

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

ketika harga naik, nilai rill uang di masyarakat turun. Jadi inflasi seperti pajak atas memegang
uang, ditanggung oleh setiap orang yang mempunyai uang tersebut.

C. Pengertian Inflasi
Dalam ilmu ekonomi, inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga
secara umum dan terus-menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat
disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat,
berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai
termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. Dengan kata lain, inflasi juga
merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Sementara pengertian lain
dari Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut bahwa inflasi adalah keadaan perekonomian
negara di mana ada kecenderungan kenaikan harga-harga dan jasa dalam waktu panjang. Hal
ini disebabkan karena tidak seimbangnya arus uang dan barang. Inflasi merupakan indikator
untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga
berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruhmempengaruhi. Istilah inflasi juga
digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai
penyebab meningkatnya harga.

D. Inflasi dan Tingkat Bunga


Tingat bunga adalah harga yang dibayarkan untuk satuan mata uang yang dipinjam
pada periode waktu tertentu. Faktor penentu tingkat bunga terbagi atas dua faktor, yaitu
internal dan eksternal. Faktor internal meliputi pendapatan nasional, jumlah uang beredar,
dan ekspektasi inflasi. Sedangkan faktor eksternalnya adalah penjumlahan suku bunga luar
negeri dan tingkat ekspektasi perubahan nilai tukar valuta asing. Seperti halnya dalam setiap
analisis keseimbangan ekonomi, pembicaraan mengenai keseimbangan di pasar juga akan
melibatkan unsur utamanya, yaitu permintaan dan penawaran uang.

Tingkat bunga dapat dibedakan menjadi dua yaitu tingkat bunga nominal dan tingkat
bunga rill. Tingkat bunga nominal adalah rasio antara jumlah uang yang dibayarkan kembali
dengan jumlah uang yang dipinjam. Sedangkan tingkat bunga rill lebih menekankan pada
rasio daya beli uang yang dibayarkan kembali terhadap daya beli uang yang dipinjam.
Tingkat bunga rill adalah selisih antara tingkat bunga nominal dengan laju inflasi

r = ¡ - π r = tingkat

bunga rill

¡ = tingkat bunga nominal

16

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

Π = tingkat inflasi

E. Biaya Sosial Inflasi

Harus diakui, sampai tingkat tertentu, inflasi dibutuhkan untuk memicu pertumbuhan
penawaran aregrat. Sebab kenaikan harga akan memacu produsen untuk meningkatkan
outputnya. Umumnya ekonom sepakat bahwa inflasi yang aman adalah sekitar 5% pertahun.
Jika terpaksa, maksimal 10% per tahun.Ada beberapa masalah social (biaya social) yang
muncul dari inflasi yang tinggi (≥ 10% per tahun). Yang akan dibahas dalam bagian ini
adalah:

a. Menurunnya tingkat kesejahteraan rakyat


Tingkat kesejahteraan masyarakat, sederhananya diukur dengan tingkat daya beli
pendapatan yang diperoleh inflasi menyebabkan daya beli pendapatan semakin rendah,
khususnya bagi masyarakat yang kecil

b. Makin Buruknya Distribusi Pendapatan


Dampak buruk inflasi terhadap tingkat kesejahteraan dapat dihindari jika
pertumbuhan tingkat pendapatan lebih tinggi dari tingkat inflasi. Jika inflasi 20% per tahun,
pertumbuhan tingkat pendapatan harus lebih besar dari 20% pertahun. Persoalannya adalah
jika inflasi mencapai angka 20% per tahun, dalam masyarakat hanya segelintir orang yang
memiliki kemampuan meningkatkan pendapatannya 20% per tahun. Akibatnya, ada
sekelompok masyarakat yang mampu meningktakan pendapatan riil (pertumbuhan
pendapatan nominal dikurangi laju inflasi lebih besar dari 0% per tahun).Tetapi sebagian
besar masyarakat mengalami penurunan pendapatan riil.
Distribusi pendapatan, dilihat dari pendapatan riil, semakin memburuk.
c. Terganggunya Stabilitas Ekonomi
Pengertian paling sederhana dari ekonomi adalah tindakan sangat kecilnya spekulasi
dalam perekonomian. Inflasi mengganggu ekonomi dengan merusak perkiraan tentang masa
depan (ekspektasi) para pelaku ekonomi. Inflasi yang kronis menumbuhkan perkiraan bahwa
harga- harga barang dan jasa akan terus naik. Bagi konsumen perkiraan ini mendorong
pembelian barang dan jasa lebih banyak dari yangseharusnya/ biasanya. Tujuannya untuk
lebih menghemat pengeluaran. Akibat, permintaan barang dan jasa justru dapat meningkat.
Bagi produsen perkiraan akan naiknya harga barang dan jasa yang mendorong mereka
menunda penjualan, untuk mendapat keuntungan yang lebih besar. Penawaran barang dan
jasa berkurang. Hasil, kelebihan permintaan membesar dan cepat laju inflasi

F. Hiperinflasi
17

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hiperinflasi terjadi ketika kondisi ekonomi
yang ditandai oleh harga barang yang naik dengan cepat dan daya beli yang menurun. Hal ini
mengancam stabilitas ekonomi dan kemampuan untuk membayar kembali utang luar negeri.
Istilah hiperinflasi juga sering dipakai jika harga barang konsumsi naik lebih dari 50% per
bulan, terutama di negara berkembang. Dalam ilmu ekonomi, istilah hiperinflasi bermakna
inflasi yang tidak terkendali, kondisi ketika nilai uang menurun drastis dan ketika hargaharga
naik dengan begitu cepat.

Secara formal, hiperinflasi terjadi jika dalam satu bulan, tingkat inflasi lebih dari 50%.
Inflasi biasanya dilaporkan setahun sekali. Tetapi dalam kondisi hiperinflasi, tingkat inflasi
dilaporkan dalam interval yang lebih singkat, biasanya satu bulan sekali. Ketika adanya
peningkatan persediaan uang yang tidak diketahui atau perubahan sistem mata uang secara
drastis, maka hiperinflasi biasanya muncul. Hiperinflasi biasanya dikaitkan dengan perang,
depresi ekonomi, dan memanasnya kondisi politik atau sosial suatu negara.

Ketika inflasi tidak terkendali, terjadi lonjakan harga yang terjadi secara cepat dan
tiba-tiba tanpa adanya kenaikan pendapatan secara umum. Ini menyebabkan jumlah uang
yang beredar terlalu banyak, sedangkan nilai mata uang turun secara drastis pada suatu
negara. Jika seluruh kondisi itu terjadi, negara tersebut sedang mengalami hiperinflasi.
Negara yang mengalami hiperinflasi bukan berarti negara tersebut tidak mampu
mengatasinya dengan kebijakan moneter. Namun hiperinflasi bisa juga diakibatkan negara
sedang mencetak uang sebagai salah satu cara untuk membiayai pengeluaran mereka.

BAB 5.
PEREKONOMIAN TERBUKA

A. Arus Modal dan Barang Internasional


Ekonomi arus modal dan modal internasional. Dan internasional terlebih kini IMF tengah
dalam proses mempersiapkan ketentuan mengenai capital account convertability. Pencatatan
saham di Luar Negeri secara rata-rata merupakan proyek NPV yang positif. Alternatif lainnya

18

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

jika seorang warga Indonesia membeli saham di perusahaan Malaysia ini merupakan contoh
dari investasi portofolio luar negeri.Berdasarkan penelitian Miller 1999. Dana Moneter
Intrnasional International Monetary Fund Dibentuk paada Juli 1944. Sebagai suatu faktor
produksi yang memiliki marginal productsemakin banyak modal maka semakin kecil
renumerasi return yang diperoleh.Ketika sebuah negara mengadopsi perekonomian terbuka
arus modal adalah penyeimbang untuk transaksi berjalan current account. Tujuan utama dari
IMF yang terdapat dalam piagam pendiriannya adalah. Arus portofolio inilah yang saat ini
paling banyak dan cepat mengalir ke seluruh penjuru dunia melalui pasar uang dan pasar
modal di pusat-pusat keuangan internasional seperti New York London Paris Frankfurt
Tokyo Hongkong.
Modal manusia dan keterbukaan perdagangan internasional terhadap pertumbuhan ekonomi.
Laporan Bank for International Settlements BIS baru-baru ini menemukan bahwa dari 12
bank sentral yang diteliti PBOC berada di garis depan fluktuasi nilai tukar yang tajam dan
arus modal yang besar yang dapat mengancam stabilitas keuangan dan memiliki konsekuensi
ekonomi riil yang negatif. Arus modal masuk memiliki manfaat untuk memberi tekanan pada
dimensi ekonomi makro di suatu negara dan menghambat investasi asing dan domestik.
Arus keluar dan masuk modal dalam sebuah negara sebenarnya adalah hal yang lumrah.
Sebagai suatu faktor produksi yang memiliki marginal product semakinbanyak modal maka
semakin kecil renumerasi return yang diperoleh. Mendorong kerjasama antarnegara
berkenaan dengan masalah-masalah moneter internasional.
Secara umum arus modal asing dapat bersifat hal berikut. Ingat bahwa arus modal terdiri
dari dua bentuk. Portofolio Investment yaitu arus modal internasional dalam bentuk investasi
aset-aset finansial seperti saham stock obligasi bond dan commercial papers. Masalah
Penelitian Liberaliasi arus modal merupakan langkah pertama bagi sebuah negara untuk. 25
Lembaga Pengatur Arus Dana Internasional. Terjadinya krisis di Asia Timur tahun 19971998
telah mempopularkan argumentasi bahwa mobilitas modal sangat menganggu stabilitas
ekonomi dan bahwa negara-negara emerging akan memperoleh manfaat dengan membatasi
arus modal2.
Arus Modal Asing Makin Deras Masuk ke Indonesia. Sehubungan dengan arus modal
dapat kiranya dipahami bahwa untuk melakukan transaksi perdagangan barang internasional
di satu. Jakarta Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi dan Pembangunan Firmanzah
mengatakan perlambatan ekonomi secara berkelanjutan di sejumlah negara emerging markets
sejak tahun 2012 telah memicu terjadinya volatilitas arus modal dan kenaikan suku bunga
acuan.
B. Tabungan dan Investasi Dalam Perekonomian Terbuka Kecil
Tabungan dan investasi dalam perekonomian terbuka. Penawaran dana pinjaman berasal
dari tabungan S dan permintaan dana pinjaman berasal dari Investasi I dan Arus keluar modal
neto NCO. Tabungan mewakili sisi pasokan dana pinjaman domestik. Di perekonomian
terbuka kecil tingkat bunga ditentukan pasar keuangan dunia.
ER exchange rate ditentukan dalam pasar valuta asing foreign exchange market dan mata
uang asing lainya. Dalam perekonomian terbuka juga tidak lepas dari nilai tukarkarena nilai
tukar sangat menentukan suatu besaran kurs dari setiap negara. Y CIGNX Pendapatan
Nasional keseimbangan pada perekonomian tertutup.
19

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

Tabungan dan Investasi dalam perhitungan Pendapatan Nasional Pendapatan Nasional


keseimbangan pada perekonomian terbuka. Pasokan-permintaan dana bertemu di pasar
keuangan. Kita gunakan bagian model dari Bab 3 tapi tak mengasumsikan tingkat.
Y CIG Persamaan ini menyatakan bahwa GDP adalah jumlah konsumsi investasi dan
pembelian pemerintah. Sehingga secara teori PDB tumbuh melalui kegiatan dari tiga sektor
tersebut. Di kasus ini karena r diatas rtertutup dan tabungan melebihi investasiada surplus
perdagangan.
Peneliti an Hermanek 2007. Definisi singkat dari harga suatu mata uang dalam bentuk
mata uang lainya jumlah mata uang asing yang dapat dibeli dengan 1 unit mata uang
domestik. Y Y FK L Output perekonomian Y ditentukan oleh faktor-f aktor produksi dan
fungsi produksi.
Tabungan dan Investasi dalam Perekonomian Terbuka Kecil 9. PDB Konsumsi Investasi
Pengeluaran pemerintah Ekspor neto. Model kita berfokus pada tabungan dan investasi.
Konsumsi berhubungan secara positif dengan pendapatan disposabel Y – T. Jika tingkat
bunga dunia berkurang ke r I akan. C C Y-T I I r Y Y FK L NX Y-C-G – I atau NX S – I
Output perekonomian Y ditentukan oleh faktor-faktor produksi dan fungsi produksi.
Dalam perekonomian tertutup yang menentukan tingkat bunga adalah keseimbangan
tabungan domestik dan investasidan dunia seperti perekonomian tertutupkarenanya
keseimbangan tabungan dunia dan investasi dunia menentukan tingkat bunga dunia. Ketika
tingkat suku bunga di negara X naik maka akan meningkatkan semangat.
Digunakan pula dalam penelitian Gersl dan Hermanek 2007 Rahim dan Zakaria 2013
Altaee etal 2013 Ghassan dan Taher 2013 Elbadri 2015. Investasi adalah segala macam usaha
yang dilakukan seseorang untuk menambah nilai dari aset yang telah dimilikinya. Investasi
berhubungan secara negatif dengan tingkat bunga.Suntikan dan bocoran dalam perekonomian
terbuka. Setiap unit output yang dijual dalam perekonomian tertutup mewakili konsumsi
investasi atau. Produk yang diimpor seringkali menjadi komponen input untuk menghasilkan
barang dan jasa. SINCO Tabungan Investasi Arus Keluar Modal Neto. Sedangkan investasi
mewakili sisi permintaan. Mobilitas Modal dan Tingkat Bunga Dunia Telah diurai bahwa
neraca perdagangan sama dengan arus modal ke luar neto yang lalu sama dengan tabungan
dikurangi investasi.
C. Kurs
Pengertian Kurs (Nilai Tukar)
Harga satu mata uang terhadap mata uang lainnya disebut kurs atau nilai tukar (exchange
rate).
Kurs menggambarkan harga dari suatu mata uang terhadap mata uang negara lainnya, juga
merupakan harga dari suatu aktiva atau harga aset (asset price).
Kurs merupakan salah satu hal yang penting dalam perekonomian terbuka, karena
memiliki pengaruh yang sangat besar bagi neraca transaksi berjalan maupun
variabelvariabel makro ekonomi lainnya.
Pengertian Kurs (Nilai Tukar) Menurut Para Ahli
1. Fabozzi dan Franco
20

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

Kurs adalah beberapa jumlah satu mata uang yang dapat ditukar per unit mata uang lain,
atau harga satu mata uang dalam mata uang lain.
2. Paul R Krugman dan Maurice
Kurs ialah harga mata uang suatu negara yang diukur atau dinyatakan dalam mata uang
negara lain.
3. Ekananda
Kurs yaitu harga mata uang suatu negara relatif terhadap mata uang negara lain.
Nilai mata uang memiliki peran penting dalam keputusan pengeluaran, karena kurs
memungkinkan kita untuk menerjemahkan harga dari berbagai negara ke dalam bahasa
yang sama.
4. Salvator
Kurs yakni nilai tukar juga dikenal sebagai rasio pertukaran antara dua mata uang
yang berbeda negara. Dengan kata lain, kurs dapat diartikan sebagai harga satu unit
mata uang asing dinyatakan dalam mata uang domestik.
5. Adiningsih, dkk
Kurs atau nilai tukar mata uang merupakan harga mata uang suatu negara terhadap mata
uang negara lain.
6. Nopirin
Kurs ialah pertukaran antara dua mata uang yang berbeda, maka akan mendapat
perbandingan nilai/ harga antara kedua mata uang tersebut.
7. Mankiw
Valuta asing atau sering disebut kurs (exchange rate) adalah tingkat harga yang
disepakati penduduk kedua negara untuk saling melakukan perdagangan. Kurs sering
juga disebut dengan valas, yaitu nilai tukar mata uang suatu negara terhadap mata uang
negara lain.
8. Krugman
Kurs atau exchange rate merupakan sebuah mata uang dari suatu negara yang diukur atau
dinyatakan dalam mata uang lainny
9. Todaro
Kurs adalah suatu tingkat, tarif, harga dimana Bank Sentral bersedia menukar mata uang
dari suatu negara dengan mata uang dari negara-negara lain.
10. Samuelson
Kurs mata uang asing atau Valas yakni harga mata uang asing dalam satuan mata uang
domestik.

BAB 6.
PENGANGGURAN

21

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

A. Pengangguran Struktual
Pengangguran struktural adalah salah satu jenis pegangguran berdasarkan faktor penyebab
terjadinya. Selain pengangguran struktural, ada juga pengangguran konjungtur atau siklis,
friksional, dan musiman. Dilansir dari buku Ekonomi Jilid 2 oleh Alam S, pengangguran
struktural adalah jenis pengangguran yang disebabkan oleh perubahan struktur atau
komposisi perekonomian. Ciri-ciri pengangguran struktural adalah tenaga kerja dituntut
untuk memiliki keterampilan yang berbeda dari kebutuhan yang biasanya. Pasalnya, cara
mengatasi pengangguran struktural adalah dibutuhkan perubahan keterampilan tenaga kerja
untuk bisa menyesuaikan dengan tuntutan yang baru sehingga dibutuhkan waktu lebih
banyak. Oleh karenanya, cara mengatasi pengangguran struktural adalah dengan melakukan
program pelatihan tambahan agar tenaga kerja mampu menyesuaikan diri dengan perubahan
tuntutan baru tersebut.
Contoh Pengangguran struktual :
Misalnya, ojek pangkalan tergantikan oleh ojek online. Beberapa waktu lalu, ojek
pangkalan mengeluhkan sulitnya mendapat penumpang karena masyarakat beralih
menggunakan ojek online. Hal ini mengharuskan ojek pangkalan untuk belajar dan melek
teknologi agar bisa mendaftar dan mengoperasikan aplikasi transportasi online supaya
pekerjaannya tetap berjalan.
Namun, usaha pembelajaran tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama. Pemerintah pun
berupaya membujuk ojek pangkalan agar mau melek teknologi agar bisa kembali bekerja.

B. Pengalaman Pada Pasar Tenaga Kerja AS


 Pengertian Pasar Tenaga Kerja
Pasar Tenaga Kerja dapat diartikan sebagai suatu pasar yang mempertemukan penjual
dan pembeli tenaga kerja. Sebagai penjual tenaga kerja di dalam pasar ini ialah para pencari
kerja (Pemilik Tenaga Kerja), sedangkan sebagai pembelinya yaitu orang-orang / lembaga
yang memerlukan tenaga kerja. Pasar tenaga kerja diselenggarakan dengan maksud untuk
mengkoordinasi pertemuan antara para pencari kerja dan orang-orang atau lembaga-lembaga
yang membutuhkan tenaga kerja. Dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dari
perusahaan, maka pasar tenaga kerjaini dirasakan bisa memberikan jalan keluar bagi
perusahaan untuk memenuhinya. Dengan demikian tidak terkesan hanya pencari kerja yang
mendapat keuntungan dari adanya pasar ini. Untuk menciptakan kondisi yang sinergi antara
kedua belah pihak, yakni antara penjual dan pemberi tenaga kerja maka diperlukan kerjasama
yang baik antara semua pihak yang terkait, yaitu penjual tenaga kerja, pembeli tenaga kerja,
dan pemerintah.
Fungsi Pasar Tenaga Kerja Pasar tenaga kerja memiliki fungsi yang sangat luas, baik
dalam sektor ekonomi maupun sektor-sektor yang lain. Fungsi Pasar Tenaga Kerja yakni
sebagai berikut:
1. Berfungsi untuk Sarana Penyaluran Tenaga Kerja,

2. Berfungsi untuk sarana untuk mendapatkan informasi tentang


ketenagakerjaan,

22

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

3. Berfungsi untuk sarana untuk mempertemukan pencari kerja dan orang atau
lembaga yang membutuhkan tenaga kerja.
 Manfaat Pasar Tenaga Kerja
Manfaat adanya bursa tenaga kerja yakni :

• Bermanfaat untuk membantu para pencari kerja dalam mendapatkan pekerjaan


sehingga bisa mengurangi penggangguran,

• Bermanfaat untuk membantu orang-orang atau lembaga-lembaga yang


memerlukan tenaga kerja untuk memperoleh tenaga kerja,

• Bermanfaat untuk membantu pemerintah dalam mengatasi permasalahan


ketenagakerjaan.
 Jenis-Jenis Pasar Tenaga Kerja

1. Pasar tenaga kerja terdidik, terlatih, tidak terdidik dan tidak terlatih.
Tenaga kerja
terdidik yaitu tenaga kerja yang memerlukan pendidikan khusus seperti dokter,
akuntan, guru, dan lain-lain. Adapun tenaga kerja terlatih yaitu tenaga
kerja yang memerlukan latihan dan pengalaman seperti montir, sopir, koki, dan
lainlain :
Ciri-cirinya :
a. Pasar tenaga kerja terdidik yaitu pasar yang mempertemukan permintaan dan
penawaran tenaga kerja terdidik.
b. Pasar tenaga kerja terlatih yaitu pasar yang mempertemukan permintaan dan
penawaran tenaga kerja terlatih.
c. Pasar tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih yaitu pasar yang
mempertemukan permintaan dan penawaran tenaga kerja tidak terdidik dan tidak
terlatih, seperti tukang angkut, tukang batu, dan lain-lain.
2. Pasar tenaga kerja utama dan biasa

a. Pasar tenaga kerja utama (primary labour market) yaitu pasar tenaga kerja yang
mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut:
 Terjadi pada lingkungan perusahaan besar,

 Manajemen perusahaan sangat baik,

 Tingkat pendidikan dan keterampilan yang dibutuhkan sangat tinggi,


 Gaji dan upah tinggi,

 Jaminan sosial yang baik,  Disiplin pegawai sangat tinggi,

 Jumlah perpindahan pegawai sedikit.

b. Pasar tenaga kerja biasa (secondary labour market) yaitu pasar tenaga kerja yang
mempunyai ciri-ciri, sebagai berikut:
 Terjadi pada lingkungan perusahaan kecil,

 Manajemen perusahaan kurang baik,


23

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

 Tingkat pendidikan dan keterampilan yang dibutuhkan rendah,

 Gaji dan upah rendah,

 Jaminan sosial kurang baik,

 Disiplin pegawai rendah,

 Sering terjadi perpindahan pegawai.

3. Pasar tenaga kerja intern dan ekstern


Pasar tenaga kerja intern yaitu pasar yang mendahulukan para pegawai yang
sudah ada untuk mengisi lowongan kerja yang dibutuhkan. Ini berarti berkaitan
dengan pemberian promosi (kenaikan jabatan) bagi pegawai yang bersangkutan. Pasar
tenaga kerja ekstern yaitu pasar yang mempersilakan orang luar untuk mengisi
lowongan kerja yang dibutuhkan.
4. Pasar tenaga kerja dalam negeri dan luar negeri
Pasar tenaga kerja dalam negeri yaitu pasar tenaga kerja yang terjadi di dalam
negeri. Pasar tenaga kerja luar negeri yaitu pasar tenaga kerja yang terjadi di luar
negeri.
Indonesia sebagai negara yang mempunyai jumlah penduduk yang tinggi (kurang
lebih 220 juta) dengan banyaknya jumlah pengangguran akibat krisis ekonomi yang
berkepanjangan dan memunculkan maraknya kejadian PHK (Pemusatan Hubungan
Kerja) sangat membutuhkan jasa pasar tenaga kerja luar negeri. Dengan adanya pasar
tenaga kerja luar negeri, Indonesia dapat mengurangi jumlah pengangguran sekaligus
menambah devisa negara.
5. Pasar Tenaga Kerja Persaingan Sempurna
Dalam pasar tenaga kerja persaingan sempurna terdapat banyak sekali perusahaan.
Oleh karena itu, para tenaga kerja dapat menawarkan jasanya secara perseorangan
pada perusahaan yang diinginkan. Pada pasar ini, setiap tenaga kerja bertindak demi
kepentingan masing-masing dan tidak mendirikan perserikatan seperti serikat pekerja
demi mewakili kepentingan bersama. Pada pasar ini berlaku pula hukum permintaan
dan hukum penawaran seperti pada pasar barang dan jasa (pasar output). Itu berarti,
semakin tinggi upah tenaga kerja, semakin sedikit permintaan terhadap tenaga kerja.
Sebaliknya, semakin rendah upah tenaga kerja, semakin banyak permintaan terhadap
tenaga kerja. Hal demikian berlaku pula pada penawaran, yakni semakin tinggi upah
tenaga kerja semakin banyak penawaran tenaga kerja. Sebaliknya, semakin rendah
upah tenaga kerja semakin sedikit penawaran tenaga kerja.
6. Pasar Tenaga Kerja Monopoli
Berbeda dengan pasar tenaga kerja persaingan sempurna, pada pasar ini seluruh
tenaga kerja bersatu, menyatukan kekuatan dan kepentingan dengan bergabung dalam
serikat pekerja atau serikat buruh. Serikat pekerja bertugas mewakili para pekerja
dalam menuntut upah dan fasilitas-fasilitas lain kepada perusahaan demi
meningkatkan kesejahteraan pekerja. Karena bergabung dalam satu kekuatan, yakni
serikat pekerja maka para tenaga kerja memiliki hak monopoli dalam menjual atau

24

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

menawarkan tenaganya. Dalam pasar tenaga kerja monopoli, penentuan tingkat upah
bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut.
 Menuntut upah lebih tinggi dari upah ekuilibrium.
 Membatasi penawaran tenaga kerja.
 Menambah permintaan tenaga kerja.
7. Pasar Tenaga Kerja Monopsoni
Pasar tenaga kerja monopsoni terjadi jika di satu wilayah tertentu hanya ada satu
perusahaan yang bersedia meminta tenaga kerja, sedangkan para tenaga kerja tidak
mempunyai organisasi seperti serikat pekerja. Ini berarti, kekuatan perusahaan jauh
lebih besar dibanding tenaga kerja. Akibatnya upah yang terjadi umumnya di bawah
upah ekuilibrium atau upah keseimbangan.
8. Pasar Tenaga Kerja Monopoli Bilateral
Pasar tenaga kerja monopoli bilateral terjadi jika terdapat dua kekuatan yang
saling bertentangan. Kekuatan pertama berasal dari para tenaga kerja yang bersatu dalam
serikat pekerja, dan kekuatan kedua berasal dari satu perusahaan yang merupakan satu-
satunya perusahaan yang memakai tenaga kerja. Serikat pekerja yang memberikan penawaran
tenaga kerja mempunyai posisi yang sama kuat dengan perusahaan yang melakukan
permintaan tenaga kerja, sehingga terjadilah keadaan saling memonopoli, yang disebut
monopoli bilateral Kelebihan & Kekurangan Pasar Tenaga Kerja Kelebihan adanya pasar
tenaga kerja :
 Untuk membantu mengurangi pengangguran.
 Untuk membantu bagi pencari kerja maupun pengusaha/ perusahaan yang
membutuhkan tenaga kerja.
 Untuk menambah devisa negara.
 Untuk mudah mendapatkan sebuah informasi tentang lowongan pekerjaan baik di
dalam negeri maupun di luar negeri.
 Untuk membantu dengan cepat mengisi posisi pekerjaan dengan tenaga kerja yang
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Kelemahan adanya pasar tenaga kerja
 Munculnya kegiatan percaloan tenaga kerja.
 Munculnya tindakan penipuan dan kekerasan terhadap calon tenaga kerja.
C. Pengalaman Pada Pasar Tenaga Kerja Eropa
Menurut penelitian, antara 37% dan 69% dari pekerjaan mungkin sebagian terotomatisasi
dalam waktu dekat, dengan pekerjaan rutin berketerampilan rendah dan karenanya upah yang
lebih rendah menjadi yang paling terpengaruh. Komisi memperingatkan, oleh karena itu,
bahwa bentuk-bentuk pekerjaan baru dapat mendukung situasi individu, wirausaha sementara
dan, akibatnya, untuk pendapatan yang lebih tidak stabil, sehingga beradaptasi dengan
evolusi dunia kerja ini melibatkan pendidikan dan pembelajaran yang lebih baik sepanjang
25

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

hidup. untuk memastikan bahwa perlindungan sosial dan institusi pasar tenaga kerja di Eropa
berada dalam posisi untuk memenuhi misi mereka.
―ITU Pilar Hak Sosial Eropa, merupakan referensi di mana setiap orang harus
mempersiapkan transformasi ini, ‖kata Marianne Thyssen, Komisaris Eropa untuk
Ketenagakerjaan, Urusan Sosial, Keterampilan dan Mobilitas Tenaga Kerja. Pejabat itu juga
menekankan bahwa, meskipun pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja Eropa dapat
―didorong secara signifikan oleh perkembangan teknologi‖, ini hanya terjadi ―jika kita
memberikan kontur yang tepat‖. Untuk Marianne Thyssen, ini melibatkan ―memberikan
kualifikasi dan keterampilan pendidikan kepada warga Eropa yang meningkat sepanjang
hidup mereka dan menjamin semua hak-hak dasar pekerja di dunia kerja yang berkembang
pesat‖.
BAB 7.
TEORI PERTUMBUHAN I: AKUMULASI MODAL DAN PERTUMBUHAN POPULASI
A. Akumulasi Modal.
Deskripsi tentang “Akumulasi Modal”
Modal fisik adalah faktor produksi penting dalam menghasilkan barang dan jasa.
Penambahannya dapat dapat meningkatkan kapasitas produktif sebuah
perusahaan/perekonomian dan merupakan salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi
dalam jangka pendek dan menengah. Perusahaan mengakumulasi modal melalui investasi.
Pendanaanya dapat dari pinjaman bank, penerbitan surat utang atau penerbitan saham.
Dalam dunia investasi, istilah akumulasi modal melibatkan investasi portfolio, yakni
pembelian obligasi, saham, mata uang, atau investasi aset fisik seperti rumah dan tanah.
Selain dari pembelian aset-aset tersebut, pengembalian dari investasi juga dapat
menyebabkan pertambahan modal, khususnya dari keuntungan investasi, sewa, bunga,
royalti, atau capital gain.
Tetapi, apakah peningkatan akumulasi dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi jangka
panjang?
Dalam model pertumbuhan ekonomi Harod-Domar, meningkatnya tingkat tabungan
memungkinkan lebih banyak investasi. Hal ini pada akhirnya mengarah pada tingkat
pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dalam jangka pendek dan menengah.
Jawabannya masih kontroversial. Beberapa ekonom, seperti Solow bertambahnya modal
tidak menghasilkan pertumbuhan yang berkesinambungan dalam jangka panjang,
sebagaimana tercermin dari model pertumbuhan Solow.
Melainkan, tingkat pertumbuhan ditentukan oleh pertumbuhan populasi dan tingkat
kemajuan teknis (teknologi). Hal ini karena rasio modal per pekerja diasumsikan mengalami
kecenderungan marginal yang semakin menurun. Ketika rasio modal per pekerja telah tinggi
(seperti di negara maju), kontribusi penambahan modal terhadap pertumbuhan ekonomi
relatif kecil dibandingkan ketika rasio modal per pekerja rendah seperti di negara
berkembang.
B. Tingkat Modal Kaidah Emas

26

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

Kaidah emas adalah suatu sikap yang mengharuskan kita untuk beradaptasi dengan
kebudayaan (orang) lain, agar mereka menerima kita seperti yang kita inginkan. Kaidah emas
menyuruh kita memperlakukan orang lain seperti kita ingin di perlakukan oleh mereka. Atau
dengan kata lain "Berperilakulah sebagai mana engkau ingin diperlakukan." Kaidah emas
bisa digunakan sebagai teknik mirroring' atau bercermin diri, dalam menentukan suatu
perbuatan. Mirroring dapat diartikan sebagai suatu penyelarasan. Dalam hal ini penyelarasan
antara keinginan kita dengan keinginan orang lain. Kaidah emas dijadikan pula sebagai
sebuah tolok ukur. Yaitu tolok ukur agar kita dapat menentukan apakah sesuatu hal adalah hal
yang baik atau buruk. Sehingga kita dapat melakukan atau menghindari suatu perbuatan2
tersebut, dalam kehidupan sehari-hari.

Misalnya contoh kasus menegur anak di depan umum. Apakah hal itu sebagai perbuatan
baik atau buruk? Maka cobalah berpikir, jika kita ditegur ayah/ibu kita di depan teman2 kita,
akan malu dan marahkah kita? Jika hal tersebut membuat kita malu dan marah, dapat
diartikan bahwa perbuatan menegur anak di depan umum adalah sesuatu yang negatif dan
patut dihindari. Maka janganlah dilakukan. Carilah solusi yang membuat anak tetap nyaman
saat ditegur. Misalnya, dengan memanggil mereka ke suatu tempat, yang jauh dari keramaian,
sehingga ia dapat menerima dengan hati yang cukup nyaman. Contoh kasus lain, seperti
menuntut gaji diluar batas kemampuan perusahaan. Apakah itu sebuah perbuatan baik/wajar,
atau buruk, sehingga mesti kita hindari? Marilah berpikir kembali. Jika kita menjadi seorang
pemilik usaha (owner) UMKM, yang sudah mati2an mengupayakan agar usaha tetap
berjalan. Dan karyawan yang hidupi terus menerus menuntut tanpa pernah melihat kondisi
perusahaan. Bagaimana rasanya kita sebagai owner? Sedihkah? Bingungkah? Marahkah?

Jika kita seakan merasakan hal2 negatif tersebut, maka dapat diartikan bahwa menuntut
tanpa perhitungan adalah suatu perbuatan negatif yang perlu kita hindari. Carilah solusi lain,
yang dapat membuat nyaman semua pihak. Bisa jadi kita melakukan diskusi dengan owner
untuk bersama2 meningkatkan penjualan, atau hal2 yang baik lainnya. Kasus lain yang sering
dilakukan adalah membandingkan seseorang dengan orang lain yang kita anggap lebih baik.
Misalkan, kita membandingkan anak kita dengan anak teman kita yang lebih terlihat sukses.
Maka coba kita berpikir jika itu terjadi pada kita, dibandingkan dengan orang lain oleh
orangtua kita sendiri. Bagaimana rasanya? Bisa jadi kita akan kecewa, sedih, marah, kesal,
bahkan ada pula yang dendam, naudzubillah. Jadi, jelaslah membanding2kan seseorang
dengan orang lain adalah perbuatan yang akan membawa dampak negatif. Sehingga tak
semestinya kita dilakukan. Yuk, mulai saat ini kita lebih berpikir saat ingin melakukan suatu
perbuatan. Pikirkan dahulu apakah hal tersebut baik atau buruk. Dan dengan melakukan
'kaidah emas' diharapkan kita memiliki tolok ukur yang bijak dalam menentukannya.

C. Pertumbuhan Populasi.

Pertumbuhan populasi ditandai dengan adanya perubahan jumlah populasi


disetiapwaktu. Perubahan ini biasanya dipengaruhi oleh jumlah kelahiran, kematian dan
migrasi.Pertumbuhan populasi merupakan proses sentral di dalam ekologi.

27

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

Karena tidak ada populasi yang tumbuh secara terus menerus maka kita mengetahui
adanya pengaturan populasiInteraksi spesies seperti predator, kompetisi, herbivory dan
penyakit
berdampakterhadap pertumbuhan pop dan pertumbuhan populasi menghasilkan perubahan da
lam struktur komunitas oleh karena itu sangat penting untuk mengetahui bagaimana suatu
populasi tumbuh.Suatu populasi yang dilepaskan pada suatu lingkungan yang sesuai,
akan terus bertambah
jumlahnya.
Pertumbuhan yang lengkap tentang dinamika populasi tumbuhan perlu diketahui,oleh

karenanya memerlukan informasi tentang jumlah individu secara


genetic, jumlah individu yang di produksi secara negative, dan jumlah medule pertumbuhan y
ang hadir pada individu. Model pertumbuhan populasi continous time cocok dengan
pertumbuhan continue dan dalam kasus dimana laju kelahiran, laju kematian,dan ukuran
berkolerasi dengan umur, seperti dalam banyak tumbuhan annual dan populasi.
Namun populasi tumbuhan biasa menhgasilkan hanya dalam periode singkat selamasetahun,
dan tidak semua tumbuhan mencapai dewasa yang reproduktif. Pertumbuhanintermediate
dalam tumbuhan membuat jumlah individu sebagai suatu indicator tak baiktentang kebutuhan
sumber daya populasi.Jumlah populasi dari waktu ke waktu dapat meningkat secara tajam
dan dapat pulamengalami peningkatan kecil. Besar dan kecilnya peningkatan anggota suatu
populasi dalamkurun waktu tertentu adalah menunjukkan laju pertumbuhan dari populasi
tersebut.
Model pertumbuhan populasi Jarang sekali populasi mengikuti pertumbuhan
eksponensial atau tipe pertumbuhantersebut hanya terjadi di awal pertumbuhan ketika jumlah
individu yang masih sangatsedikit dan daya dukung lingkunganuntuk mendukung
pertumbuhan masih sangat besarsehingga model pertumbuhan populasi biasanya mengikuti
persamaan logistic.

1. Model Continous Time


2. Daya Dukung
3. Model Matriks
4. Peraturan Populasi Dependen Densitas Versus Dependen Lebat
5. Populasi Dependen Lebat
6. Stadia Versus Umur
7. Tabel Hidup
8. Survivorship
9. Fekunditas

28

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

BAB 8
PERTUMBUHAN EKONOMI II : TEKNOLOGI, BUKTI EMPIRIS
Dan KEBIJAKAN
A. Kemajuan Teknologi dalam Model Solow
Sejauh ini model Solow mengasumsikan hubungan yang tidak berubah antara input
modal dan tenaga kerja serta output barang dan jasa. Tetapi model ini dapat
dimodifikasi untuk mencakup kemajuan teknologi yang merupakan variabel eksogen,
yang meningkatkan kemampuan masyarakat untuk berproduksi sepanjang waktu.
1. Efisiensi Tenaga Kerja
Untuk memasukkan kemajuan teknologi, maka harus kembali ke fungsi produksi yang
mengkaitkan modal total K dan tenaga kerja total L dengan output total Y. Jadi
fungsi produksi itu dapat ditulis:
Y = F(K,L)
Kini dapat ditulis fungsi produksi sebagai
Y = F(K,L x E)
E disini adalah variable baru (dan abstrak) yang disebut efisiensi tenaga kerja. Efisiensi
tenaga kerja mencerminkan pengetahuan masyarakat tentang metode-metode produksi,
ketika teknologi mengalami kemajuan, efisiensi tenaga kerja meningkat.

29

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

Asumsi yang paling sederhana tentang kemajuan teknologi adalah bahwa


kemajuan teknologi menyebabkan efisiensi tenaga kerja E tumbuh pada tingkat konstan g.
Bentuk kemajuan teknologi disebut pengoptimalan tenaga kerja, dan g disebut tingkat
kemajuan teknologi yang mengoptimalkan tenaga kerja (labor-augmenting technological
progress). Karena angkatan kerja L tumbuh pada tingkat n, dan efisiensi dari setiap unit
tenaga kerja E tumbuh pada tingkat g, maka jumlah pekerja efektif L x E tumbuh pada
tingkat n + g .
B. Kondisi Mapan dengan Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi yang dimodelkan di sini menambah efisiensi tenaga kerja,
maka hal ini memiliki pengaruh yang sama terhadap populasi. Pada pertumbuhan
ekonomi II menganalisis perekonomian dalam kaidah jumlah per pekerja efektif dan
membiarkan jumlah pekerja efektif meningkat.
Untuk melakukan hal tersebut, maka perlu mempertimbangkan kembali notasi, yaitu
k = K/ (L x E)
Menunjukkan modal per pekerja efektif, dan y = Y/ (L x E) menunjukkan output per
pekerja efektif. Dengan demikian dapat ditulis y = f(k). Analisis tentang perekonomian
membuahkan hasil ketika mengkaji pertumbuhan populasi. Persamaan yang menunjukkan
evolusi k sepanjang waktu berubah menjadi:
∆k = sf (k) – (∂ + n + g )k.
Persediaan modal ∆k sama dengan investasi sf (k) dikurangi investasi pulang-pokok (∂ +
n + g)k. Namun demikian, karena k = K/ (E x L), maka investasi pulang-pokok menjadi tiga
kaidah untuk menjaga k tetap konstan, yaitu:
• ∂k dibutuhkan untuk mengganti modal yang terdepresiasi
• nk dibutuhkan untuk memberi modal bagi para pekerja baru
• nk dibutuhkan untuk memberi modal bagi para pekerja efektif baru
yang diciptakan oleh kemajuan teknologi.

C. Dampak Kemajuan Teknologi

Dengan adanya kemajuan teknologi, model Sollow akhirnya menjelaskan kenaikan


yang berkelanjutan dalam standar kehidupan yang di amati, yaitu menunjukkan bahwa
kemajuan teknologi bisa mengarah ke pertumbuhan yang berkelanjutan dalam output
per pekerja. Sebaliknya, tingkat tabungan yang tinggi mengarah ke tingkat pertumbuhan
yang tinggi hanya jika kondisi mapan dicapai. Sekali perekonomian berada pada kondisi
mapan, tingkat pertumbuhan output per pekerja hanya bergantung pada tingkat
kemajuan teknologi. Mengacu pada model Sollow, hanya kemajuan teknologi yang bisa
menjelaskan peningkatan standar kehidupan yang berkelanjutan.
Kemajuan teknologi juga memodifikasi kriteria untuk Kaidan Emas. Tingkat modal
Kaidah Emas didefinisikan sebagai kondisi mapan yang memaksimalkan konsumsi per
pekerja efektif. Dengan mengikuti argument yang sama, dapat menunjukkan bahwa
konsumsi per pekerja efektif pada kondisi mapan adalah: c* = f(k*) – (∂ + n + g)k*
Konsumsi pada kondisi mapan dimaksimalkan jika
MPK = ∂ + n + g
Atau

30

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

MPK - ∂ = n + g
Yaitu, pada tingkat modal Kaidah Emas, produk marginal modal neto, MPK - ∂ ,
sama dengan tingkat pertumbuhan output total, n + g . Karena perekonomian aktual
mengalami pertumbuhan populasi dan kemajuan teknologi, maka harus menggunakan
kriteria ini untuk mengevaluasi apakah hal itu memiliki modal yang lebih besar atau lebih
kecil dari kondisi mapan Kaidah Emas.
D. Teori Pertumbuhan Sampai Data Empiris Pertumbuhan
I. Pertumbuhan yang Seimbang
Menurut model Solow, kemajuan teknologi menyebabkan nilai berbagai variabel
meningkat secara bersamaan pada kondisi mapan. Hal ini disebut ― pertumbuhan yang
seimbang ‖. (balance growth).
Prediksi model Solow tentang harga faktor dan ketepatan prediksi patut
diperhatikan ketika dibandingkan dengan teori perkembangan perekonomian kapitalis
Karl Max. Marx memprediksi bahwa pengambilan modal akan menurun sepanjang
waktu dan dalam hal ini akan mengarah pada krisis politik serta ekonomi. Sejarah
perekonomian belum mendukung prediksi Marx, yang sebagian menjelaskan mengapa
saat ini kita mempelajari teori pertumbuhan Solow dan bukan teori Marx. II. Convergence
Banyak penelitian dilakukan untuk menjawab pertanyaan apakah ekonomi saling
mendukung satu sama lain sepanjang waktu. Secara khusus, apakah perekonomian yang
dimulai dari bawah atau miskin lebih cepat tumbuh dibandingkan dengan perekonomian yang
kaya? Jika iya, maka perekonomian dunia yang miskin akan dapat mengejar
perekonomian dunia yang sudah maju. Cara mengejar ini disebut convergence. Jika tidak ada
convergence, maka negara-negara yang memulai dengan miskin akan tetap selamanya
miskin. Model Solow meramalkan kapan convergence terjadi. Kapan pertemuan
(convergence) perekonomian terjadi, bergantung pada perbedaan saat mereka memulai.
Jika dua perekonomian dengan kondisi mapan yang sama seperti yang ditingkat oleh
tingkat tabungan, pertumbuhan populasi, dan efisiensi tenaga kerja, karena kesalahan
sejarah mulai dengan persediaan modal yang berbeda. Perekonomian akan berkonvergen
dengan kondisi mapannya sendiri-sendiri, yang akhirnya akan ditentukan oleh tabungan,
pertumbuhan populasi dan pendidikan.
III. Akumulasi Faktor Versus Efisiensi Produksi
Dilihat dari sisi akuntansi, perbedaan internasional dalam pendapatan per kapita dapat
dibagi menjadi: (1) perbedaan faktor produksi, seperti kuantitas modal fisik dan modal
manusia, atau (2) perbedaan efisiensi dalam penggunaan faktor produksi. Yaitu,
sesorang pekerja di negara miskin mungkin miskin karena ia kekurangan alat dan
keahlian atau karena peralatan dan keahliannya tidak digunakan dengan optimal.
Banyak penelitian telah dilakukan untuk memperkirakan kepentingan relatif dari dua
sumber perbedaan pendapatan. Dimana terdapat variasi hasil yang diperoleh, namun baik
faktor akumulasi maupun efisiensi produk tampak penting. Lebih jauh, suatu penemuan
manyatakan bahwa kedua hal itu berkorelasi secara positif : negara-negara yang
mempunyai tingkat modal fisik dan sumberdaya manusia yang besar cenderung
menggunakan faktor produksinya secara efisien.

31

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

Ada beberapa cara untuk menginterpretasikan korelasi positif ini. Salah satu
hipotesisnya adalah bahwa perekonomian yang efisien dapat mendorong akumulasi
modal. Sebagai contoh, seseorang dalam perekonomian yang berfungsi dengan baik
mungkin mempunyai sumber daya dan insentif untuk tetap bersekolah serta
mengakumulasi modal manusia yang lebih besar. Hipotesis lainnya adalah bahwa
akumulasi modal dapat mendorong efisiensi yang lebih baik. Jika ada eksternalitas
positif terhadap modal fisik dan modal manusia, maka negara yang menabung dan
menginvestasikan lebih banyak tampaknya akan mempunyai fungsi produksi yang lebih baik
(kecuali jika penelitian tersebut memperhitungkan eksternalitasnya, suatu hal yang sulit
dilakukan). Jadi efisiensi produk yang lebih besar dapat menyebabkan akumulasi faktor
yang lebih besar, atau sebaliknya.
Hipotesis terakhir adalah bahwa faktor akumulasi dan efisiensi produksi
digerakkan oleh variabel ketiga. Variabel ini dapat berupa kualitas institusi negara,
termasuk proses pembuatan kebijakan pemerintah. Seperti yang dikatakan oleh seorang
ekonom, jika pemerintah membuat kesalahan, maka mereka membuat kesalahan yang
besar. Kebijakan yang jelak, seperti inflasi yang tinggi, defisit anggaran yang berlebihan,
campur tangan pasar yang terlalu besar, dan korupsi yang merajalela sering berjalan
beriringan.
E. Kebijakan Untuk Mendorong Pertumbuhan I.
Mengevaluasi Tingkat Tabungan

Menurut model solow, seberapa banyak negara menabung dan berinvestasi adalah
determinan penting dari standar kehidupan penduduknya. Sebagaimana kita telah
ketahui, tingkat tabungan menentukan tingkat modal dan output pada kondisi mapan
(steady state). Satu tingkat tabungan tertentu menghasilkan kondisi mapan kaidah emas, yang
akan memaksimalkan konsumsi per pekerja sekaligus kesejahteraan ekonomi. Kaidah
emas memberikan tolak ukur yang bisa kita bandingkan dengan perekonomian suatu
negara.
Untuk memutuskan apakah perekonomian suatu negara berada pada, diatas, atau
dibawah Kaidah Emas, maka perlu membandingkan produk marjinal modal setelah
depresi (MPK-δ) dengan tingkat pertumbuhan output total (n+g). Kita tahu bahwa pada
kondisi mapan Kaidah Emas, MPK-𝛿 = n + g. Jika perekponomian beroperasi dengan
modal yang lebih kecil dari Kaidah Emas, maka produk marjinal yang kian menurun
menyatakan bahwa MPK-δ > n + g. Dalam hal ini, kenaikan tingkat tabungan secara
bertahap akan meningkatkan akumulasi modal yang mengarah ke kondisi mapan dengan
konsumsi yang lebih tinggi (meskipun konsumsi akan lebih rendah untuk sebagian
transisi menuju kondisi mapan yang baru). Disisi lain jika perekonomian beroperasi
dengan terlalu banyak modal, maka MPK-δ < n + g. Pada kondisi ini, akumulasi modal akan
berlebih: menurunkan tingkat tabungan akan meningkatkan konsumsi untuk saat ini dan yang
akan datang.
II. Mengubah Tingkat Tabungan
Cara yang paling tepat yang bisa dilakukan pemerintah untuk mempengaruhi
tabungan nasional adalah melalui masyarakat-perbedaan antara jumlah penerimaan pajak
pemerintah dan pengeluarannya. Bila pengeluaran pemerintah melebihi penerimaannya,

32

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

maka pemerintah dikatakan mengalami defisit anggaran, yang menunjukkan tabungan


masyarakat negatif (defisit anggaran meningkatkan tingkat bunga dan menyusutkan
(crowding out) investasi; penurunan persediaan modal yang diakibatkannya adalah
bagian dari beban urang nasional pada generasi mendatang). Sebaliknya, jika
pengeluaran pemerintah lebih kecil dari penerimaannya, dikatakan telah terjadi surplus
anggaran. Pemerintah bisa membayar sebagian utang nasional dan mendorong investasi
Pemerintah juga mempengaruhi tabungan nasional dengan mempengaruhi tabungan
swasta—tabungan yang dilakukan oleh rumah tangga dan perusahaan.
Sebaliknya, berapa banyak orang yang menabung bergantung pada insentif yang mereka
terima, dan insentif ini dibedakan oleh berbagai kebijakan publik. Banyak ekonom
berpendapat bahwa tarif pajak atas modal yang tinggi—termasuk pajak pendapatan
perusahaan—menghambat tabungan swasta dengan mengurangi tingkat pengembalian
yang diterima oleh penabung. Beberapa ekonom mengusulkan peningkatan insentif
untuk menabung dengan mengganti sistem pajak pendapatam saat ini dengan pajak
komsumsi.
III. Mengalokasikan Investasi Perekonomian
Model Solow menyederhanakan asumsi bahwa hanya ada satu jenis modal. Di
dunia, tentu saja ada banyak jenis modal. Perusahaan-perusahaan swasta melakukan
investasi dalam jenis-jenis modal tradisonal, seperti pabrik buldoser dan baja, serta jenis-jenis
modal baru, seperti computer dan robot. Pemerintah melakukan investasi dalam
berbagai bentuk modal masyarakat yang disebut infastruktur, seperti jalan raya, jembatan dan
system pembuangan air.
Para pembuat kebijakan yang berusaha mendorong pertumbuhan ekonomi harus
menghadapi isu tentang jenis-jenis modal apa yang paling dibutuhkan perekonomian.
Dengan kata lain, jenis-jenis modal apakah yang menghasilkan produk marjinal teringgi?
Untuk itu, para pembuat kebijakan bisa mengandalkan pasar untuk mengalokasikan
tabungan ke jenis-jenis investasi alternatif. Industri-industri dengan produk marjinal
modal tertinggi secara alami akan bersedia meminjam pada tingkat bunga pasar untuk
mendanai investasi baru. Banyak ekonom menyarankan bahwa pemerintah semata-mata
hanya menciptakan ―tingkat yang menghasilkan‖ untuk berbagai jenis modal misalnya,
dengan menyakinkan bahwa sistem pajak memperlakukan seluruh jenis modal secara
adil. Pemerintah kemudian bisa mengandalkan pasar untuk mengalokasikan modal secara
efisien.
Para ekonom lain menyarankan agar pemerintah secara aktif mendorong bentukbentuk
modal tertentu. Anggaplah, misalnya, pengembangan teknologi terjadi sebagai produk-
sampingan dari aktivitas ekonomi tertentu. Ini akan terjadi jika proses produksi baru dan
perbaikannya dijalankan selama proses pengumpulan modal (fenomena yang disebut
belajar melalui tindakan) dan jika gagasan ini menjadi bagian dari telaga pengetahuan
masyarakat. Produk-sampingan itu disebut eksternalitas teknologi (atau imbasan ilmu
pengetahuan). Dengan adanya eksternalitas itu, pengembalian modal sosial melebihi
pengembalian perseorangan, dan manfaat dari peningkatan akumulasi modal bagi
masyarakat lebih besar ketimbang yang dinyatakan model Solow. Selain itu beberapa
jenis akumulasi modal bisa menghasilkan eksternalitas yang lebih besar ketimbang
akumulasi modal lainnya.

33

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

Sebagian besar ekonom bersikap skeptik terhadap kebijakan indusri, karena dua
alasan. Pertama, mengukur ekternalitas dari sektor-sektor yang berbeda begitu sulit
seperti mengantang asap. Jika kebijakan didasarkan pada pengukuran yang buruk, maka
pengaruhnya akan mendekati acak, dan dengan demikian, lebih buruk ketimbang tidak
ada kebijakan sama sekali. Kedua, proses politis adalah jauh dari sempurna. Sekali
pemerintah terlibat dalam bisnis yang memfasilitasi industri-industri tertentu dengan
subsidi dan penghapusan pajak, hal itu cenderung didasarkan pada kepentingan politis
sebagai besaran eksternalitas.

IV. Membangun Institusi yang Tepat


Tradisi hukum suatu negara adalah sebuah contoh dari institusi tersebut. Beberapa
negara seperti A.S, Australia, India dan Singapura, merupakan daerah bekas koloni
Inggris dan karenanya memiliki sistem hukum dengan gaya-Inggris. Negaranegara
lainnya seperti Italia, Spanyol dan banyak negara di Amerika Latin memiliki tradisi
hukum yang berasal dari Kode Napoleonik Prancis. Penelitian menemukan bahwa
perlindungan hukum bagi pemegang saham dan kreditor lebih kuat dengan gaya-Inggris
daripada sistem gaya-Prancis. Hasilnya, negara-negara dengan hukum gaya-Inggris
memiliki pasar modal yang lebih berkembang. Selanjutnya, negara dengan pasar modal yang
berkembang mengalami pertumbuhan yang lebih cepat, karena lebih mudah perusahaan
kecil atau pun perusahaan baru untuk membiayai proyek investasi, sehingga terjadi alokasi
yang lebih efisien pada modal negara tersebut.
Perbedaan institusi penting lainnya terjadi antarnegara adalah kualitas dari
pemerintahan negara itu sendiri. Suatu pemerintah yang ideal harus berperilaku sebagai
―tangan yang menolong‖ (helping hand) pada sistem pasar, perlindungan hak milik,
pelaksanaan perjanjian yang telah disetujui, promosi kompetisi, penindakan pelaku
kejahatan dan lain sebagainya. Namun terkadang, pemerintah menyimpang dari bentuk ideal
ini dan berperilaku lebih sebagai ―tangan yang menyerobot‖ dengan menggunakkan
wewenang yang dimiliki negara untuk memperkaya sekelompok kecil individu
sementara masyarakat luas menderita. Studi empiris membuktikan bahwa tingkat korupsi
yang cukup tinggi di suatu negara merupakan faktor penentu yang cukup penting bagi
pertumbuhan ekonomi.

V. Mendorong Kemajuan Teknologi


Di samping pemahaman yang terbatas ini, banyak kebijakan publik dirancang
untuk mendorong kemajuan teknologi. Sebagian besar dari kebijakan ini mendorong
sektor swasta untuk menyalurkan sumber daya ke inovasi teknologi. Sebagai contoh,
sistem paten memberikan monopoli sementara kepada investor produk-produk baru;
prinsip perpajakan menawarkan menghapus pajak untuk perusahaan-perusahaan yang
terlibat dalam penelitian dan pengembangan; serta kantor-kantor pemerintah seperti
National Science Foundation secara langsung mensubsidi penelitian dasar di universitas.
Selain itu, sebagaimana yang telah dibahas, kebijakan industri juga menyarankan bahwa
pemerintah seharusnya mengambil peran yang lebih aktif dalam mempromosikan
industry-industri tertentu yang merupakan kunci bagi kemajuan teknologi yang pesat.

F. Di Luar Model Solow : Teori Pertumbuhan Endogan


34

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

Tujuan adanya teori pertumbuhan ekonomi adalah menjelaskan bagaimana


peningkatan standar hidup di suatu negara bisa berjalan sangat cepat. Dalam Model
Solow ditunjukkan bahwa peningkatan ekonomi yang sangat pesat adalah karena faktor
teknologi. Solow mengasumsikan bahwa perubahan teknologi terjadi karena pengaruh
dari luar (eksogen). Lalu lahirlah teori Pertumbuhan Endogen yang menolak asumsi
dasar Solow tentang perubahan teknologi eksogen (yang berasaldari luar).

I. Model Dasar
Untuk menggambarkan gagasan di belakang teori pertumbuhan endogen, di mulai
dengan fungsi produksi sederhana :
Y = AK
Y adalah output, K adalah persediaan modal, dan A adalah konstanta yang
mengukur jumlah output yang diproduksi untuk setiap unit modal. Fungsi produksi ini
tidak menunjukkan muatan dari pengembalian modal yang kian menurun. Satu unit
modal tambahan memproduksi unit output tambahan sebesar A, tanpa memperhitungkan
berapa banyak modal yang ada. Ketiadaan pengembalian modal yang kian menurun ini
merupakan perbedaan penting antara model pertumbuhan endogen dan model Solow.
Fungsi produksi ini berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi, diasumsikan sebagian
pendapatan ditabung dan diinvestasikan. Persamaan akumulasi modal : ∆K = sY -
menyatakan bahwa perubahan persediaan modal (∆K) sama dengan

produksi Y = AK, didapatkan : ∆Y/Y = ∆K/K = sA - yang men perekonomian tumbuh


selamanya, meskipun tanpa asumsi kemajuan teknologi eksogen. Jadi, perubahan sederhana
dalam fungsi produksi bisa mengubah secara dramatis prediksi tentang pertumbuhan
ekonomi. Dalam model Solow, tabungan akan mendorong pertumbuhan untuk sementara,
tetapi pengembalian modal yang kian menurun pada akhirnya akan mendorong
perekonomian mencapai kondisi mapan di mana pertumbuhan hanya bergantung pada
kemajuan teknologi eksogen. Sebaliknya, dalam model pertumbuhan endogen, tabungan
dan investasi bisa mendorong pertumbuhan yang berkesinambungan.
Penganut pertumbuhan endogen berpendapat bahwa asumsi pengembalian modal
konstan (bukan yang kian menurun) lebih bermanfaat jika K diasumsikan secara lebih
luas. Untuk model pertumbuhan endogen dalam produksi perekonomian baik produksi
barang dan jasa maupun produksi ilmu pengetahuan. Namun demikian, dibandingkan
dengan bentuk modal lain, kurang wajar untuk mengasumsikan bahwa ilmu pengetahuan
memiliki muatan pengembalian yang kian menurun. Bahkan inovasi ilmu pengetahuan
dan teknologi yang terus meningkat selama beberapa abad terakhir membuat sebagian
ekonom berpendapat bahwa ada pengembalian ilmu yang meningkat.

II. Model Dua Sektor


Contoh perekonomian memiliki dua sektor, yakni perusahaan manufaktur dan
universitas riset. Perusahaan memproduksi barang dan jasa, yang digunakan untuk
konsumsi investasi dalam modal. Universitas memproduksi faktor-faktor produksi yang
disebut ilmu pengetahuan, yang kemudian digunakan secara bebas oleh kedua sektor.
Perekonomian dijelaskan oleh fungsi produksi untuk perusahaan, funsi produksi untuk
universitas dan persamaan akumulasi modal.
35

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

Y = F[K, (1 - u) LE] (fungsi produksi dalam perusahaan manufaktur).


∆E = g(u)E (fungsi produksi dalam universitas riset).
∆K = sY - (akumulasi modal).

u adalah bagian angkatan kerja di universitas (dan 1- u bagian dalam perusahaan


manufaktur ), E adalah persediaan ilmu pengetahuan (menetukan efisiensi tenaga kerja), dan
g adalah fungsi yang menunjukkan bagaimana pertumbuhan ilmu pengetahuan
bergantung pada bagian angkatan kerja yang berada di universitas, ∆K adalah perubahan
Jika kita menggadakan
jumlah
modal (K) dan jumlah pekerja efektif dalam perusahaan manufaktur [(1 – u)LE], maka output
berupa barang dan jasa (Y) akan menjadi ganda.
Perekonomian ini memiliki pengembalian modal konstan (bukan yang kian
menurun), selama modal secara luas didefinisikan meliputi ilmu pengetahuan. Biasanya, jika
kita melipatgandakan modal fisik (K) dan ilmu pengetahuan (E), maka melipatgandakan
output kedua sektor dalam perekonomian. Model ini mampu menghasilkan pertumbuhan
berkelanjutan tanpa asumsi pergeseran eksogen dalam fungsi produksi. Pertumbuhan yang
berkelanjutan itu meningkat secara endogen karena penciptaan ilmu pengetahuan di
universitas tidak pernah surut.
Pada saat yang sama model ini juga merupakan bagian dari model pertumbuhan Solow.
Jika u, bagian dari angkatan kerja yang berada di universitas, dinyatakan konstan, maka
efisiensi tenaga kerja E tumbuh pada tingkat konstan g(u). Hasil pertumbuhan konstan
dalam efisiensi tenaga kerja pada tingkat g ini sama dengan asumsi yang dibuat dalam model
Solow dengan kemajuan teknologi, maka untuk setiap nilai tertentu dari u, model
pertumbuhan endogen ini bekerja seperti halnya model Solow. Ada dua variabel penting
dalam model ini. Seperti dalam model Solow, dalam bagian output yang digunakan untuk
tabungan dan investasi :
o Menentukan persediaan modal pada kondisi mapan.
o Bagian tenaga kerja yang berada di universitas u menentukan pertumbuhan persediaan
ilmu pengetahuan dan u mempengaruhi tingkat pendapatan .
Jadi, tujuan model pertumbuhan endogen ini adalah untuk menunjukkan
keputusankeputusan masyarakatan dalam menetukan tingkat perubahan teknologi.

III. Mikroekonomi dari Penelitian dan Pengembangan


Teori endogen membantu kita memahami bagaimana proses teknologi berjalan
yaitu melalui pertambahan pengetahuan. Namun teori ini hanya menjelaskan secara
mendasar penciptaan sebuah pengetahuan. Padahal kalau kita berfikir sejenak, maka ada hal
lain yang perlu dipertimbangkan :
1) Meskipun pengetahuan secara garis besar adalah barang publik, tapi banyak penelitian
dilakukan oleh perusahaan dengan motif mencari keuntungan.
2) Penelitian sangat menguntungkan karena penemuan dapat memberikan
perusahaan sebuah monopoli sementara, akibat sistem paten maupun keuntungan karena
menjadi perusahaan pertama dengan produk terbaru.
36

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

3) Ketika sebuah perusahaan berinovasi, perusahaan lain juga mengembangkan inovasi


itu untuk menghasilkan inovasi generasi selanjutnya yang lebih sempurna.

Fakta ini (terutama mikroekonomi) tidak mudah dikaitkan dengan model-model


pertumbuhan (terutama makroekonomi). Sebagian model pertumbuhan endogen berusaha
memasukkan fakta-fakta tentang penelitian dan pengembangan. Untuk melakukan hal ini
diperlukan pemodelan keputusan yang dihadapi perusahaan ketika terlibat dalam
penelitian dan pemodelan interaksi diantara perusahaan yang memiliki kekuatan
monopoli atas inovasi mereka. Secara teoritis ketika sebuah perusahaan menciptakan
teknologi baru, hal itu membuat perusahaan lain diuntungkan karena menerima dasar ilmu
pengetahuan untuk dikembangkan dalam penelitian di masa depan. Perusahaan memutuskan
untuk melakukan terlalu sedikit atau terlalu banyak riset bergantung pada apakah
eksternalitas positif atau eksternalitas negatif yang lebih besar.

BAB 9
PENGANTAR FLUKTUASI EKONOMI
Fluktuasi ekonomi menunjukkan masalah yang sedang terjadi bagi para ekonomi dan
pembuat kebijakan. Fluktuasi dalam output perekonomian terkait erat dengan flukuasi tingkat
kerja, ketika perekonomian mengalami penurunan dalam jumlah output dan peningkatan
dalam jumlah pengangguran, perekonomian dikatakan berada dalam masa resesi.
Ekonom menyebut fluktuasi jangka pendek pada output dan pengangguran sebagai siklus
bisnis (business cycle). Meskipun istilah ini mengesahkan fluktuasi perekonomian bersifat

37

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

teratur dan dapat di prediksi, kenyataan tidak demikian. Resesi terjadi secara tidak teratur.
Kadang-kadang resesi berdekatan dan terkadang resesi terjadi rentang yang panjang.
Pada makalah ini pertama kita akan mengkaji data yang menjelaskan fluktuasi
perekonomian dalam jangka pendek, kemudian kita diskusikan perbedaan utama antara
bagaimana ekonomi bekerja dalam jangka pendek dan dalam jangka panjang, kemudian kita
akan lebih memahami model penawaran agregat dan permintaan agregat, yang seringkali
digunakan oleh ekonom untuk menjelaskan fluktuasi jangka pendek.

A. FAKTA TENTANG SIKLUS BISNIS


 GDP dan Komponennya
Produk Domestik Bruto (GDP) mengukur pendapatan dan pengeluaran total pada
perekonomian. Karena GDP adalah ukuran paling luas untuk keseluruhan kondisi
perekonomian, GDP merupakan tempat alamiah untuk memulai analisis tentang siklus bisnis.

Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

38

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

Gambar 1 menunjukkan tingkat GDP Potensial, dimana titik puncak GDP mengukur
pendapatan dan pengeluaran total pada perekonomian suatu negara atau nilai barang dan jasa
akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu negara dalam jangka
waktu satu tahun. Terdapat fase resesi dimana perekonomian mengalami penurunan dalam
jumlah output dan peningkatan dalam jumlah pengangguran. Gambar 2 menunjukkan GDP
ekspor dan impor Indonesia tahun 1960 s.d 2013. Gambar 3 menunjukkan GDP riil dalam
pertumbuhan investasi sejak kuartal 1 (Q1) 2012 sampai dengan kuartal 2 (Q2) tahun 2015.
Pertumbuhan pada GDB riil memperlihatkan pertumbuhan ekonomi tidak selalu tetap,
terkadang bisa saja menjadi negatif dan akan terdapat periode terjadinya resesi. Lembaga
penentu resmi yang menyatakan kapan resesi dimulai dan kapan resesi berakhir adalah
National Bureau of Ekonomic Research, sebuah lembaga penelitian ekonomi nirlaba. Komite
Penanggalan Siklus Bisnis NBER menentukan kapan resesi di mulai dan kapan resesi
berakhir. Menurut aturan yang berlaku, resesi adalah sebuah periode dimana
sekurangkurangnya dua kuartal berturut-turut terjadi penurunan pada GDB riil. Faktanya,
Komite Penanggalan Siklus Bisnis NBER tidak memiliki aturan baku, namun komite ini
melihat keragaman kondisi ekonomi dalam kurun waktu tersebut dan menggunakan
penilaiannya sendiri dalam menentukan kapan resesi dimulai dan kapan resesi berakhir.
Pengangguran dan Hukum Okum
Siklus bisnis tidak hanya terlihat pada data penghitungan pendapatan nasional tapi juga
pada data yang menggambarkan kondisi di pasar tenaga kerja. Gambar 4 menunjukkan
tingkat pengangguran sejak tahun 2006 sampai dengan tahun 2011. Kita dapat melihat
pengangguran meningkat jika terjadi resesi. Ketika ekonomi berada dalam masa resesi,
pekerjaan sulit didapat.
Gambar 4

39

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

Relasi apa yang kita harapkan antara pengangguran dan GDP riil? Karena tenaga kerja
yang dipekerjakan menghasilkan barang dan jasa, sementara tenaga kerja yang tidak di
pekerjakan tidak menghasilkan apa-apa, kenaikan tingkat pengangguran mestinya terasosiasi
dengan penurunan GDP riil. Relasi negatif antara pengangguran dan GDP ini disebut Hukum
Okun, sesuai Arthur Okun, Ekonom yang pertama mempelajarinya.
Perubahan Persentase GDP Riil = 3,5% - 2 x Perubahan pada Tingkat Pengangguran. Jika
tingkat pengangguran tetap sama, GDP riil tumbuh sebesar 3,5 persen, pertumbuhan normal
produksi barang dan jasa di sebabkan pertumbuhan tenaga kerja, akumulasi modal, dan
kemajuan teknologi. Selanjutnya, untuk setiap persentase tingkat kenaikan pengangguran dari
5% ke 8%, pertumbuhan GDP riil menjadi :
Persentase Perubahan GDP Riil = 3,5% - 2 x (8% - 5%) = -2,5%
Pada kasus ini, Hukum Okun menyatakan penurunan GDP sebesar 2,5%, mengindikasikan
perekonomian resesi. Hukum Okun merupakan pengingat bahwa faktor-faktor yang
menentukan siklus bisnis pada jangka-pendek sangat berbeda dengan faktor-faktor yang
membentuk pertumbuhan ekonomi jangka-panjang. Pertumbuhan jangka panjang pada GDP
hanya ditentukan oleh teknologi. Tren jangka panjang menuju pada standar hidup yang lebih
tinggi dari satu generasi ke generasi berikutnya tidak berkaitan dengan tren jangka panjang
pada tingkat pengangguran. Sebaliknya, pergerakan jangka pendek pada GDP sangat
berkorelasi dengan pemanfaatan angkatan kerja. Penurunan pada produksi barang dan jasa
yang terjadi selama resesi selalu berkaitan dengan peningkatan jumlah pengangguran.
 Indikator-Indikator Ekonomi Utama
Banyak ekonom, terutama yang bekerja di perusahaan dan pemerintah, memiliki tugas
melakukan peramalan terhadap fluktuasi jangka pendek di perekonomian. Salah satu cara
bagi ekonom agar dapat meramalkan kondisi ekonomi adalah dengan melihat indikator utama
(leading indicators) yaitu variabel yang cenderung berfluktuasi mendahului perekonomian
secara keseluruhan. Ramalan dapat berbeda sebagian karena ekonom menggunakan opini
yang berbeda tentang mana indikator utama yang paling dapat di andalkan.
Setiap bulan Dewan Konferensi (Conference Board), lembaga swasta yang bergerak
di bidang ekonomi, menggunakan indeks dari indikator ekonomi utama (index of leading
economic indicators) indeks ini berisi sepuluh seri data yang biasanya digunakan untuk

40

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

meramalkan perubahan aktivitas perekonomian untuk sekitar enam sampai sepuluh bulan ke
depan. Berikut daftar data tersebut :
1. Rata-rata minggu kerja produksi bagi pekerja di sektor manufaktur.
2. Rata-rata klaim mingguan pada asuransi pengangguran.
3. Pesanan barang-barang konsumen dan material baru, disesuaikan dengan inflasi.
4. Pesanan baru, barang-barang modal non pertahanan.
5. Kinerja produsen.
6. Pemberian izin untuk mendirikan bangunan-bangunan baru.
7. Indeks harga saham.
8. Jumlah uang beredar disesuaikan dengan inflasi.
9. Perbedaan tingkat bunga.
10.Indeks ekspektasi konsumen.

B. HORISON WAKTU DALAM MAKRO EKONOMI


• Bagaimana Jangka Pendek dan Jangka Panjang Berbeda
Dalam jangka panjang, harga bersifat fleksibel dan bisa menanggapi perubahan dalam
penawaran atau permintaan. Dalam jangka pendek, banyak harga bersifat ―kaku‖ pada
tingkat yang ditentukan sebelumnya. Karena harga berperilaku secara berbeda dalam jangka
pendek dibandingkan dalam jangka panjang, maka kebijakan ekonomi memiliki dampak yang
berbeda pada selang waktu yang berbeda.
Untuk melihat bagaimana jangka pendek dan jangka panjang berbeda, mari perhatikan
dampak perubahan kebijakan moneter, Anggaplah Bank Sentral AS (Fed) secara tiba-tiba
mengurangi jumlah uang beredar sebesar 5%. Perekonomian dalam jangka panjang, jumlah
uang beredar mempengaruhi variabel-variabel riil. Dalam jangka panjang, pengurangan 5%
dalam jumlah uang beredar mengurangi seluruh harga (termasuk upah nominal) sebesar 5%
sedangkan seluruh variable riil tetap sama. Jadi, dalam jangka panjang perubahan jumlah
uang beredar tidak menyebabkan fluktuasi dalam output atau kesempatan kerja. Namun
dalam jangka pendek, banyak harga tidak menanggapi perubahan kebijakan moneter,
pengurangan jumlah uang beredar tidak langsung menyebabkan seluruh perusahaan
memotong upah, semua toko mengubah label harga barangnya, seluruh perusahaan mail order
mengeluarkan katalog baru, dan semua restoran mencetak menu baru. Dengan kata lain,
hanya terdapat sedikit perubahan langsung dalam banyak harga, atau harga bersifat kaku/sulit
berubah. Kekakuan harga jangka pendek ini menunjukkan bahwa dampak jangka pendek dari
perubahan jumlah uang beredar tidak sama sebagaimana dampak jangka panjang.

C. PERMINTAAN AGREGAT.
Permintaan Agregat (aggregate demand, AD) adalah hubungan antara output yang
diminta dan tingkat harga agregat. Dengan kata lain, kurva permintaan agregat menyatakan
jumlah barang dan jasa yang ingin dibeli orang pada setiap tingkat harga.
Persamaan Kuantitas sebagai Permintaan
Agregat Teori kuantitas menyatakan.
MV = PY

41

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

Dimana M adalah jumlah uang beredar, V adalah perputaran uang, P adalah tingkat
harga, dan Y adalah jumlah output. Jika perputaran uang adalah konstan, maka persamaan ini
menyatakan bahwa jumlah uang beredar menentukan nilai nominal ouput, yang pada
akhirnya merupakan produk dari tingkat harga dan jumlah output. Mengapa Kurva
Permintaan Agregat Miring ke Bawah

Kurva Permintaan Agregat (AD) menunjukkan hubungan negatif antara tingkat harga P
dan jumlah barang dan jasa yang diminta Y, digambarkan untuk nilai jumlah uang beredar M
tertentu. Kurva ini miring kebawah : semakin tinggi tingkat harga P, semakin rendah tingkat
keseimbangan riil M/P, dan karenanya semakin rendah jumlah barang dan jasa yang diminta
Y.
• Pergeseran dalam Kurva Permintaan
Agregat

D. PENAWARAN AGREGAT
Penawaran agregat (aggregate supply, AS) adalah hubungan antara jumlah barang dan
jasa yang ditawarkan dan tingkat harga. Karena perusahaan yang menawarkan barang dan
jasa memiliki harga yang fleksibel dalam jangka panjang, tetapi harga yang kaku dalam
jangka pendek, hubungan penawaran agregat bergantung pada horizon waktu.
Ada dua kurva penawaran agregat berbeda :
o kurva penawaran agregat jangka-panjang (long-run aggregate supply curve,
LRAS) o Kurva penawaran agregat jangka-pendek (short-run aggregate supply
curve, SRAS)

Jangka Panjang : Kurva Penawaran Agregat Vertikal

42

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

Jumlah output yang diproduksi bergantung pada jumlah tertentu dari modal dan tenaga
kerja dan teknologi yang tersedia. Untuk ini, kita tulis Y = F(K, L) = Y Menurut model
klasik, output tidak bergantung pada tingkat harga.

Jangka Pendek : Kurva Penawaran Agregat Horizontal

Pergeseran permintaan agregat dalam jangka pendek. Penurunan jumlah uang beredar
menggeser kurva permintaan agregat ke bawah dari D2 ke D1. Ekuilibrium perekonomian
bergeser dari Y2 ke Y1. Karena kurva penawaran agregat adalah horizontal dalam jangka
pendek, penurunan permintaan agregat mengurangi tingkat output. (Dalam jangka pendek
ketika harga adalah kaku).
 Ekuilibrium Jangka Panjang
Dalam jangka panjang perekonomian dengan sendirinya berada pada perpotongan
kurva penawaran agregat jangka panjang dan kurva permintaan agregat. Karena harga-harga
telah disesuaikan pada tingkat ini, kurva penawaran agregat jangka pendek memotong titik
ini pula.

43

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

Penurunan dalam permintaan agregat

Pada Gambar di atas, Perekonomian dimulai dalam ekuilibrium jangka panjang pada
titik A. Penurunan permintaan agregat, mungkin disebabkan penurunan perputaran uang,
menggerakkan perekonomian dari titik A ke B, dimana output berada dibawah tingkat
alamiah. Ketika harga turun, perekonomian berangsur-angsur keluar dari resesi, bergerak dari
B ke C (Penurunan permintaan agregat, menurunkan output dalam jangka pendek, tapi dalam
jangka panjang hanya terpengaruh kepada tingkat harga).

E. KEBIJAKAN STABILISASI
Fluktuasi dalam keseluruhan perekonomian berasal dari perubahan penawaran agregat
atau permintaan agregat. Para ekonom menyebut perubahan eksogen dalam kurva ini sebagai
guncangan (shock) terhadap perekonomian. Guncangan yang menggeser kurva permintaan
agregat disebut guncangan permintaan (demand shock), dan guncangan yang menggeser
kurva penawaran agregat disebut guncangan penawaran (supply shock). Guncangan ini
mengurangi kesejahteraan ekonomi dengan mendorong output dan kesempatan kerja jauh
dari tingkat alamiah. Salah satu tujuan dari model penawaran agregat dan permintaan agregat
adalah menunjukkan bagaimana guncangan menyebabkan fluktuasi ekonomi.
Tujuan lain dari model tersebut adalah mengevaluasi bagaimana kebijakan
makroekonomi dapat menanggapi guncangan ini. Para ekonom menggunakan istilah
kebijakan stabilisasi (stabilization policy) untuk mengacu tindak kebijakan yang bertujuan
mengurangi tekanan fluktuasi ekonomi jangka pendek. Karena terjadi fluktuasi output dan
kesempatan kerja di sekeliling tingkat alami jangka panjangnya, kebijakan stabilisasi
memperkecil siklus bisnis dengan mempertahankan output dan kesempatan kerja sedekat
mungkin pada tingkat alamiah.
• Guncangan Pada Permintaan Agregat

44

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

Perekonomian mulai dalam ekuilibrium jangka panjang di titik A. Kenaikan permintaan


agregat, akibat peningkatan perputaran uang, menggerakkan perekonomian dari titik A ke
titik B, dimana output berada di atas tingkat alamiah. Ketika harga naik, output secara
berangsur-angsur kembali ke tingkat alamiah, dan perekonomian bergerak dari titik B ke titik
C. (Kenaikan dalam permintaan agregat, meningkatkan output dalam jangka pendek, tetapi
dalam jangka panjang hanya mempengaruhi tingkat harga).
• Guncangan Pada Penawaran Agregat

Guncangan penawaran yang memperburuk mendorong biaya dan harga naik. Jika
permintaan agregat dipertahankan konstan, perekonomian bergerak dari titik A ke titik B,
yang menyebabkan stagflasi-kombinasi dari kenaikan harga dan penurunan output. Secara
berangsur-angsur, ketika harga turun, perekonomian kembali ke tingkat alami, titik A.

BAB 10
45

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

PERMINTAAN AGREGAT 1: MEMBANGUN MODEL IS-LM

I shall argue that postulates of thecllassical are applicable to a special case only and not
to the general case….Moreover, the characteristics of the special case assumed by the
classical theory happen not to be those of the economic society in which we actually live,
with the result that its teaching is misleading and disastrous if we attempt to apply it to the
facts of experience
- John Maynard Keynes, The General Theory
Dari seluruh fluktuasi ekonomi dalam sejarah dunia, salah satu yang dianggap sebagai
fluktuasi ekonomi yang besar, menyengsarakan, dan signifikan secara intelektual adalah
Defresi Besar (Great Depression) pada tahun 1930-an. Selama waktu ini Amerika Serikat dan
banyak Negara lain mengalami pengangguran besar-besaran dan penurunan pendapatan yang
sangat besar. Pada tahun yang terburuk, 1933, seperempat dari angkatan kerja AS
menganggur, dan GDP riil adalah 30 persen dibawah tingkat GDP pada tahun 1929.
Pada tahun 1936, ekonom di Inggris John Maynard Keynes melakukan revolusi terhadap
ilmu ekonomi melalui bukunya The General Theory of Employment, and Money.
Keynes menawarkan cara baru untuk menganalisis perekonomian, yang ia tunjukkan sebagai
alternative dari teori klasik. Visinya tentang bagaimana perkonomian bekerja, dengan cepat
menjadi pusat kontroversi. Tetapi, ketika ekonomi memperdebatkan The General Theory,
pemahaman baru tentang fluktuasi ekonomi secara bertahap mulai berkembang. Keynes
menyatakan bahwa permintaan agregat yang rendah bertanggung jawab terhadap rendahnya
pendapatan dan tingginya pengangguran yang menjadi karateristik kemerosotan ekonomi.
Dua bagian dari model IS-LM adalah kuva IS dan kurva LM. IS meyatakan
―investasi‖ dan ―tabungan‖ serta kurva IS menyatakan apa yang terjadi pada pasar barang
dan jasa LM menyatakan ―likuiditas‖ dan ―uang‖, serta kurva LM menunjukkan apa yang
terjadi pada penawaran dan permintaan terhadap uang. Karena mempengaruhi investasi dan
permintaan uang.
Tingkat bunga merupakan variable yang menghubungkan kedua bagian dari model
IS-LM model tersebut menunjukkan bagian interaksi diantara pasar-pasar ini menentukan
posisi serta kemiringan kurva permintaan agregat dank arena itu tingkat pendapatan nasional
dalam jangka pendek.
A. Pasar Barang dan Kurva IS

Kurva IS menyatakan hubungan antara tinglat bunga serta tingkat pendapat yang
muncul dipasar barang dan jasa. Untuk mengembangkan hubungan ini, kita mulai dengan
model dasar yang disebut perpotongan Keynesian (Keynesian croos). Model ini adalah
interpretasi paling mudah dari teori pendapatan nasional Keynes dan merupakan kerangka
untuk model IS-LM yang lebih kompleks dan realistis.
 Perpotongan Keynesian
Dalam The General Theory, Keynes menyatakan bahwa pendapat total perkonomian,
dalam jangka pendek, sangat ditentukan oleh keinginana rumah tangga, perusahaan dan
pemerintah untuk membelanjakan pendapatanya. Semakin banyak orang yang mengeluarkan
pendapatnya semakin banyak barang dan jasa yang bisa dijual perusahaan. Semakin banyak
perusahaan menjual, semakin banyak output yang akan mereka produksi dan semakin banyak
pekerjaan yang akan dikaryakan. Jadi, masalah selama masa resesi dan depresi, menurut
46

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

Keynes adalah pengeluaran yang tidak cukup. Perpotongan Keynes adalah sebuah upaya
untuk membuat sebuah model dari pandangan ini.
Pengeluaran yang direncanakan kita awali derivasi dan perpotongan Keynesian dengan
mengambarkan perbedaan antara pengeluaran actual dan pengeluaran yang direncanakan
Pengeluaran actual (actual expenditure) adalah jumlah uang yang dikeluarkan rumah tangga
perusahaa, dan pemerintah atas barang serta jasa, yang sama dengan produk domestik bruto
(GDP). Pengeluaran yang direncanakan (panned expenditure) adalah jumlah uang yang akan
dikeluarkan rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah atas barang dan jasa.
Sekarang perhatikan determinin dari pengeluaran yang direncanakan. Dengan
mengasumsikan bahwa perekonomian adalah tertutup, sehingga ekspor neto adalah nol, kita
menulis pengeluaran yang direncanakan E sebagai jumlah konsumsi C, investasi yang
direncanakan I dan sebagai pemerintah G
E=C+I=G
untuk persamaan ini, kita tambahkan fungsi konsumsi
C=C(Y-T)
persamaan ini menyatakan bahwa konsumsi tergantung pada disposable income
(YT), yang merupakan pendapatan total Y dikurangi pajak T, untuk menyederhanakan
masalah, sekarang kita anggap investasi yang direncanakan sebagai tetap secar oksegen:
I=I
kebijakan fiscal-tingkat pembelian dan pajak pemerintah – adalah tetap :

G=G
T=T
Dengan mengkombinasikan lima persamaan ini, kita perlu peroleh
E=C(Y-T)=I=G
Persamaan ini menunjukkkan bahwa pengeluaran yang direncanakan adalah
funsifungsi pendapatan Y, tingkat investasi yang direncanakan I, serta variable kebijakan
fiscal G dan T.
Pengeluaran yang direncanakan sebagai fungsi dan tingkat pendapatan yang lebih
tinggi menyebabkan konsumsi yang lebih tinggi, dengan demikian, pengeluaran direncanakan
yang lebih tinggi. Kemiringan garis ini merupakan kecenderungan mengonsumsi marjinal,
MPC : hal itu menunjukkan berapa banyak pengeluaran yang direncanakan meningkat ketika
pendapatan meningkat sebesar S1. fungsi pengeluaran yang direncanakan ini adalah potongan
pertama dari model yang disebut perpotongan Keynesian. Perekonomian dalam
Ekuilibrium bagian berikutnya dari perpotongan Keynesian adalah asumsi bahwa
perekonomian berada dalam ekuilibrum (equilibrium) ketika pengeluaran actual. Sama
dengan pengeluaran yang direncanakan. Asumsi ini di dasarkan pada gagasan bahwa ketiak
rencana orang-orang telah direalisasikan, mereka tidak mempunyai alasan untuk mengubah
apa yang mereka lakukan. Dengan mengingat kembali bahwa Y sebagai GDP tidak hanya
sama dengan pendapat total tetapi juga dengan pengeluaran aktual total atas barang dan jasa
kita, kita bisa menuliskan kondisi ekuilibrium ini sebagai Pengeluaran Aktual = pengeluaran
yang direncanakan
Y=E
Demikian pula, anggaplah GDP berada pada tingkat yang lebih rendah daripada
tingkat ekuilibrium. Perusahaan mencapai tingkat penjualan yang tinggi dengan mengurangi
47

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

persediaan. Tetapi ketika perusahaan melihat persediaan menyusut. Mereka memperkerjakan


lebih banyak karyawan dan meningkatkan produksi. GDP meningkat dan perekonomian
mendapat ekuilibrium.
Kebijakan Fiskal dan Pengagandaan : Belanja Pemerintah perhatikan bagaimana
perubahan-perubahan dalam belanja pemerintah mempengaruhi perekonomian. Karena
belanja pemerintah adalah salah satu komponen pengeluaran, maka belanja pemerinatah yang
lebih tinggi mengakibatkan pengeluaran yang direncanakan yang lebih tinggi maka semua
tingkat pendapatan. Jika belanja pemerintah naik sebesar G, maka kurva pengeluaran yang
direncanakan bergeser ke atas sebesar G. Ekuilibrium perekonomian bergerak dan titik A
ke titik B.
Kenaikan belanja pemerintah mendorong adanya kenaikan dalam pendapatan yang
lebih besar, yaitu Y adalah lebih besar dari G. rasio Y/ G disebut pengadaan belanja
pemerintah (government-purchases multiplier): rasio ini menyatakan seberapa besar
pendapatan meningkat dalam menagapi kenaikan SI dalam belanja pemerintah. Implikasi dari
perpotongan Keynesian adalah bahwa penggandaan belanja pemerintah lebih besar dari 1.
Proses bermula ketika pengeluaran meningkat besar G. kenaikan pendapatan ini akan
meningkat konsumsi sebasar MPC x G, dimana MPC adalah kecenderungan mengonsumsi
marjinal. Kenaikan konsumsi ini meningkatkan pengeluaran dan pendapatan sekali lagi.
Kenaikan pendapatan yang kedua sebesar MPC x (MPC x G), yang sekali lagi
meningkatkan pengeluaran serta pendapatan, dan seterusnya. Umpan-balik dari konsumsi ke
pendapatan ke konsumsi ini terus menerus terjadi. Pengaruh totalnya terhadap pendapatan
adalah :
Perubahan awal dalam belanja pemerintah = G
Perubahan pertamadalam konsumsi = MPC x G
Perubahan kedua dalam konsumsi = MPC2 x G
Perubahan ketiga dalam konsumsi = MPC3 X G
Y = (1 + MPC + MPC2 + MPC3 +….) G
Pengada belanja pemerintah adalah :
Y/ G + 1 + MPC + MPC2 + MPC3 +….
Persamaan untuk pengganda ini adalah contoh dari seri geometri tidak terhingga
(infinite geometric series). Hasil dari aljabar membolehkan kita menulis pengganda sebagai 2
Y / G = 1/(1-MPC)
Misalnya, jika kecenderungan mengonsumsi marjinal adalah 0.6, penggandanya adalah
Y/ G =1+0,6 +0.62 = 0,63 +….
=1/(1-0.6)
= 2.5
Dalam hal ini, kenaikan sebesar S 1,00 dalam belanja pemerintah meningkatkan
pendapatan ekuilibrium sebesar S2, 50 3. Kebijakan Fisikal dan Pengganda : Pajak Sekarang
mari kita perhatikan bagaimana perubahan pajak mempengaruhi pendapatan ekuilibrium.
Penurunan pajak sebesar T secara langsung akan menaikkan disposable income Y – T
sebesar T dan, dengan demikian, menaikkan konsumsi sebesar MPC x T. pada setiap tingkat
pendapatan Y, pengeluaran yang direncanakan sekarang akan lebih tinggi, kurva pengeluaran
yang direncanakan bergeser ke atas sebesar MPC x T. Ekuilibrium perekonomian bergerak
dari titik A ke titik B.

48

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

Sebagaimana kenaikan belanja pemerintah memiliki dampak pengganda terhadap


pendapatan, begitu pula pengurangan pajak. Seperti sebelumnya, perubahan awal dalam
pengeluaran, yang sekarang MPC x T, dikalikan dengan 1/(1 – MPC). Dampak keseluruhan
terhadap pendapatan dari perubahan pajak tersebut adalah
Y/ T = - MPC/(1 – MPC.
Persamaan ini adalah pengganda pajak (tax multiplier), jumlah perubahan pendapatan
yang disebabkan oleh perubahan sebesar $1 dalam pajak. (Tanda negative mengindikasikan
pendapat yang bergerak kea rah berlawanan dari pajak) sebagaimana contoh, jika
kecendrungan mengkonsumsi marjinal adalah 0,6, maka pengganda pajak adalah
Y/ T = -0,6/(1 – 0,6) = -1,5.
• Tingkat Bunga, Investasi, dan Kurva IS
Perpotongan Keynesian adalah satu-satunya batu loncatan untuk jalan menuju model
IS-LM. Perpotongan Keynesian berguna karena menunjukkan bagaimana rencana
pengeluaran rumah tetangga, perusahaan, dam pemerintah menetukan pendapatan
perekonomian. Tetapi perpotongan Keynesian membuat asumsi yang menyederhanakan
bahwa investasi yang direncanakan I adalah tetap. Sebagaimana kita bahas pada Bab 3,
hubungan makroekonomi yang penting adalah bahwa investasi ini ke dalam model, kita tulis
tingkat investasi yang direncanakan sebagai:
I = I(r).
Karena tingkat bunga adalah biaya pinjaman untuk mendanai proyek-proyek investasi,
maka kenaikan tingkat bunga akan mengurangi investasi yang direncanakan. Akibatnya,
fungsi investasi miring ke bawah. Untuk menentukan bagaimana pendapatan berubah ketika
tingkat bunga berubah, kita bisa mengkombinasikan fungsi investasi dengan diagram
perpotongan Keynesian. Karena investasi berhubungan terbalik dengan tingkat bunga, maka
kenaikan tingkat bunga dari r1 ke r2 mengurangi jumlah investasi dari I(r1) ke I(r2).
Pengurangan investasi yang direncanakan, akan menggeser fungsi pengeluaran yang
direncanakan ke bawah, Pergeseran dalam fungsi pengeluaran yang direncanakan
menyebabkan tingkat pendapatan turun dari Y1 dan Y2. Dengan demikian, kenaikan tingkat
bunga mengurangi pendapatan.
• Bagaimana Kebijakan Fiskal Menggeser Kurva IS
Kurva IS menunjukkan pada kita, untuk tingkat bunga berapapun, tingkat pendapatan
mendorong pasar barang ekuilibrium. Sebagaimana kita pelajari dari perpotongan Keynesian,
tingkat pendapatan juga tergantung pada belanja pemerintah G dan pajak T. Kurva IS di
gambar untuk kebijakan fisikal tertentu; yaitu, ketika kita membangun kurva IS, kita
mempertahankan G dan T tetap. Ketika kebijakan fisikal berubah, kurva IS. Perpotongan
Keynesian menunjukkan bahwa perubahan kebijakan fiscal ini meningkatkan pengeluaran
yang direncanakan dan dengan demikian meningkatkan pendapatan ekuilibrium dari Y1 ke
Y2. Karena itu, kenaikan belanja pemerintah menggeser kurva IS ke kanan.
Kita bisa menggunakan perporongan Keynesian untuk melihat bagaimna
perubahanperubahan lain dalam kebijakan fiscal menggeser kurva IS. Karena penurunan
pajak juga memperbesar pengeluaran dan pendapatan, maka hal itu juga menggeser kurva IS
ke kanan. Penurunan belanja pemerintah atau kenaikan akan mengurangi pendapatan; karena
itu, perubahan dalam kebijakan fiskal menggeser kurva IS ke kiri.
• Interpretasi Dana Pinjaman dari Kurva IS

49

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

Kita menyatakan kesamaan (equivalence) antara penawar serta permintaan terhadap


barang dan jasa, serta penawaran dan permintaan terhadap dana pinjaman (loanable funds).
Kesamaan ini memerikan cara lain untuk menginterpresentasikan kurva IS.
Ingatlah bahwa identitas perhitungan pendapatan nasional bisa ditulis sebagai
Y–C–G=I
S=I
Untuk melihat bagaimana pasar untuk dana pinjaman memproduksi kurva IS, gantilah
fungsi konsumsi dengan C dan fungsi investasi dengan I:
Y – C(Y – T) – G = I(r).
Sisi kiri dari persamaan ini menunjukkan bahwa penawaran atas dana pinjaman
tergantung pada pendapatan dan kebijkan giskal. Sisi kanannya menunjukkan bahwa
permintaan terhadap dana pinjaman tergantung pada tingkat bunga. Tingkat bunga
disesuaikan untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan terhadap pinjaman.
B. Pasar Uang dan Kurva LM
Kurva LM menyatakan hubungan antara tingkat bunga dan tingkat pendapatan yang
muncul di pasar uang. Untuk memahami hubungan ini, kita mulai dengan melihat teori
tingkat bunga yang disebut teori prefensi likuiditas (theory of liquidity preference).
 Teori Prefensi Likuiditas
Dalam buku klasiknya The General Theory, Keynes menjabarkan pandangannya
tentang bagaimana tingkat bunga ditentukan dalam jangka pendek. Penjelasan itu disebut
teori preferensi likuiditas, karena teori itu menyatakan bahwa tingkat bunga disesuaikan
untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan untuk asset perekonomian yang paling
liquid-uang. Sebagaimana perpotongan Keynesian merupakan kerangka untuk kurva IS, teori
prfensi likuiditas adalah kerangka untuk kurva LM.
Untuk mengembangkan teori ini, kita mulai dengan penawaran keseimbangan uang riil.
Jika M menyatakan jumlah uang beredar dan P menyatakan tingkat harga, maka M/P adalah
penawaran keseimbangan uang riil. Teori prefensi likuiditas mengkonsumsi adanya
penawaran keseimbangan uang riil yang tetap. Yaitu,
(M/P)s =M / P.
Jumlah uang beredar M adalah variable eksogen kebijakan yang dipilih oleh bank
sentral, seperti Bank Sentral Amerika (Fed). Tingkat harga P juga merupakan variable
eksogen dalam model ini. Sentral Amerika (Fe). Tingkat harga P juga merupakan variable
eksogen dalam model ini. (Kita menganggap tingkat harga adalah tertentu karena model
ISLM – tujuan akhir dari bab ini – menjelaskan kondisi jangka pendek ketika tingkat harga
adalah tetap dan, biasanya, tidak tergantung pada tingkat bunga. Jadi, ketika menempatkan
interaksi antara penawaran keseimbangan uang riil dengan tingkat bunga dalam Gambar
1010, kita dapatkan kurva penawaran vertikal.
Selanjutnya, perhatikanlah permintaan terhadap keseimbangan uang riil. Teori
likuiditas menegaskan bahwa tingkat bunga adalah salah satu determinan dari beberapa
banyak uang yang ingin dipegang orang. Alasannya adalah bahwa tingkat bunga merupakan
biaya oportunitas (opportunity cost) dari memegang uang: biaya yang harus anda tanggung
karena memegang sebagian asset anda dalam bentuk uang. Ketika tingkat bunga naik,
orangorang hanya ingin memegang lebih sedikit uang. Jadi, kita bisa menulis permintaan
terhadap keseimbangan uang riil sebagai

50

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

(M/P) d= L(r),
Dimana fungsi L menunjukkan bahwa jumlah uang yang diminta tergantung pada tingkat
bunga. Jadi, permintaan miring ke bawah karena tingkat bunga yang lebih tinggi mengurangi
jumlah keseimbangan uang riil yang diinginkan.
Menurut teori preferensi likuiditas, penawaran dan permintaan akan keseimbangan uang riil
menentukan tingkat bunga yang akan muncul di perekonomian. Yaitu tingkat bunga
disesuaikan untuk menyeimbangkan pasar uang. Pada tingkat bunga ekuilibrium, jumlah
keseimbangan uang riil yang diminta sama dengan jumlah penawarnnya.
Setelah kita mengubah bagaimana tingkat bunga ditentukan, kita bisa menggunkan teori
prefensi likuiditas untuk menunjukkan bagaimana tingkat bunga menanggapi perubahan
jumlah uang beredar. Anggaplah bahwa Fed tiba-tiba mengurangi jumlah uang beredar.
Penurunan dalam M mengurangi M/P, karena P adalah tetap dalam model. Penawaran
keseimbangan uang riil bergeser ke kiri, karena P adalah tetap dalam model. Penawaran
keseimbangan uang riil bergeser ke kiri. Tingkat bunga ekuilibrium naik dari r1 ke r2, dan
tingkat bunga yang lebih tinggi membuat orang-orang merasa puas untuk memegang jumlah
uang beredar. Jadi menurut teori prefensi Likuiditas, penurunan jumlah uang beredar
menaikan tingkat bunga, dan kenaikan uang beredar menurun tingkat bunga.
• Pendapatan, Permintaan Uang, dan Kurva LM
Setelah mengembangkan teori preferensi likuiditas penjelasan atau apa yang
menetukan tingkat bunga, kita bisa menggunakan teori tersebut untuk menderivasi kurva LM.
Kita mulai dengan mempertimbangka pertanyaan berikut. Bagaimana pengaruh perubahan
tingkat pendapatan perekonomian Y terhadap keseimbangan uang riil? Jawabannya adalah
bahwa tingkat pendapatan mempengaruhi permintaan terhadap uang. Ketika pendapatan
tinggi, pengeluaran juga tinggi, sehingga orang terlibat dalam lebih banyak transaksi yang
mensyaratkan penggunaan uang. Jadi, pendapatan yang lebih besar menunjukkan permintaan
uang yang lebih besar. Kita bisa menyatakan gagasan ini dengan menulis fungsi permintaan
uang sebagai
(M/P)3 = L(r, Y).
Kuantitas keseimbangan uang riil yang diminta berhubungan negative dengan
tingkat bunga dan berhubungan positif dengan pendapatan. Dengan menggunakan teori
preferensi likuiditas, kita bisa menggambarkan apa yang terjadi dengan tingkat bunga
ekuilibrium ketika tingkat pendapatan berubah. Kenaikan pendapatan ini menggeser
kurva permintaan uang ke kanan. Dengan penawaran keseimbangan uang riil tidak
berubah, tingkat bunga hasrus naik dari r1 untuk menyeimbangkan pasar uang. Karena
itu, menurut teori preferensi likuiditas, pendapatan yang lebih tinggi menyebabkan
tingkat bunga yang lebih tinggi.
• Bagaimana Kebijakan Moneter Menggeser Kurva LM
Kurva LM menyatakan tingkat bunga yang menyeimbangkan pasar uang pada setiap
tingkat pendapatan. Namun, seperti kita lihat sebelumnya, tingkat bunga ekilibrium
juga tergantung pada penawaran keseimbangan uang riil, M/P. Ini berarti bahwa kurva
LM gambar untuk pebnawaran keseimbangan uang riil tertentu. Jika keseimbangan
uang riil berubah-misalnya, jika Fed mengubah jumlah uang beredar-kurva LM
bergeser.
Kita bisa menggunakan teori proferensi lukuiditas untuk memahami bagaimana
kebijakan moneter bergeser kurva LM. Anggaplah bawha Fed mengurangi jumlah uang
51

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

beredar dari M, ke M2, yang menyebabkan penawaran keseimbangan uang riik turun
dari M,/ P ke M2 / P. Dengan mempertahankan jumlah pendapatan dan kurva
permintaan terhadap keseimbangan uang riil, kita melihat penurunan penawaran
keseimbangan riil, kita melihat bahwa penurunan penawaran keseimbangan uang rill
menaikkan tingkat bunga yang menyeimbangkan pasar uang. Jadi, penurunan jumlah
uang beredar menggeser kurva LM ke atas.
• Interpretasi Persamaan-Kuantitas dari Kurva LM
Ketika pertama kali membahas permintaan agregat dan faktor-faktor yang
menentukan pendapatan dalam jangka pendek, kita menderivasi kurva permintaan
agregat dari teori kuantitas uang. Kita menguraikan pasar uang dengan persamaan
kuantitas.
MV = PY,
Dan di asumsikan bahwa perputaran uang V adalah konstan. Asumsi ini menunjukkan
bahwa, untuk setiap tingkat harga P, jumlah uang beredar M dengan sendirinya
menentukan tingkat pendapatan Y. karena tingkat pendapatan tidak tergantung pada
tingkat bunga, maka teori kuantitas ekuivalen dengan kurva LM vertikal.
Kita bisa menderivasi kurva LM yang berbentuk miring keatas secara lebih
realities dari persamaan kuantitas dengan menghilangkan asumsusi bahwa perputaran
uang adalah konstan. Asumsi perputaran uang yang konstan didasarkan pada asumsi
bahwa permintaan terhadap keseimbangan uang riil hanya tergantung pada tingkat
pendapatan. Namun, sebagai mana kita menyatakan diskusi tentang model
preferensilikuiditas, permintaan terhadap uang riil ini juga tergantung pada tingkat
bunga: tingkat bunga yang lebih meningkatkan biaya memegan uang dan mengurangi
permintaan uang. Ketika masyarakat menanggapi tingkat bunga yang lebih tinggi dan
memegan lebih sedikit uang, setiap rupiah mereka pegang harus digunakan lebih sering
mendukung volume transaksi tertentu-yaitu, perputaran uang harus naik. Kita bisa
menulis ini sebagai
MV(R) = PY.
Funsi perputaran uang V(R) menunjukkan bahwa perputaran uang berhubungan positif
dengan tingkat bunga. Bentuk persamaan kuantitas ini menghasilka kurva LM yang
miring ke atas. Karena meningkatkan perputaran uang, kenaikan dalam tingkat bunga
mendongkrak tingkat pendapatan untuk jumlah uang beredar dan tingkat harga apapun.
Kurva LM menunjukkan hubungan positif diantara tingkat bunga dan pendapatan.
Persamaan ini juga menunjukkan mengapa jumlah peredaran uang menggeser
kurva LM. Untuk setiap tingkat bunga dan tingkat harga, jumlah uang beredar dan
tingkat pendapatan harus bergerak bersama-sama. Jadi, kenaikan jumlah uang beredar
mengeser kurva LM ke kanan, dan penurunan jumlah uang beredar mengeser kurva LM
ke kiri.
Iingatlah bahwa persamaan kuantitas hanyalah cara lain untuk menunjukkan
teori yang berada di belakang kurva LM. Interpretasi teori-kuantitas dari kurva LM ini
secara substantive adalah sama seperti initerpretasi yang diberikan oleh teori proferensi
likuiditas. Dalam kedua kasus, kurva LM menunjukkan hubungan positif antara
pendapatan dan tingkat bunga yang muncul dari pasar uang.
Terakhir, ingatlah bahwa kurva LM dengan sendirinya tidak menetukan
pendapatan Y atau tingkat bunga r yang berlaku dalam perekonomian. Seperti kurva IS,
52

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

kurva LM hanya merupakan hubungan diantara kedua variable endogen ini. Untuk
memahami keseimbangan perekonomian keseluruhan pada tingkat harga tertentu, kita
harus memperhatikan keseimbangan pasar barang dan keseimbangan pasar uang.
Karena itu, kita harus menggunakan kurva IS dan LM bersama-sama.
 Kesimpulan: Ekuilibrium Jangka-Pendek
Sekarang kita memiliki seluruh bagian dari model IS-LM. Dua persamaan dari model
tersebut adalah
Y = C(Y - T) + I(r) + G IS, M
/ P = L (r, Y) LM.
Model tersebut menganggap kebijakan fisikal, G dan T, kebijakan moneter M, dan
tingkat harga P sebagai variable oksigen. Bedasarkan variable- variable oksigen ini,
IS memberikan kombinasi antara r dan Y yang memenuhi persamaan yang menunjukkan
pasar uang. Ekuilibrium perekonomian adalah titik dimana kurva IS dan kurva LM
berpotongan. Titik ini memberikan tingkat bunga r dan tingkat pendapatan Y yang memnuhi
kondisi untuk keseimbangan, baik dalam pasar barang maupun pasar uang. Dengan kata lain,
pada potongan ini, pengeluaran actual sama dengan pengeluaran yang direncanakan, dan
permintaan terhadap keseimbangan uang riil sama dengan pengeluarannya.

BAB 11
PERMINTAAN AGREGAT II : PENERAPAN MODEL IS-LM
Model IS-LM dari AD

A. Menjelaskan Fluktuasi dengan Model IS-LM


Perpotongan kurva IS dan kurva LM menentukan tingkat pendapatan nasional, dan
tingkat bunga untuk tingkat harga tertentu. Jika kurva IS atau LM bergeser, ekuilibrium
perekonomian jangka-pendek berubah, dan pendapatan nasional berfluktuasi. Mari
kita memeriksa bagaimana perubahan kebijakan dan guncangan ekonomi dapat
menyebabkan kurva-kurva ini bergeser.

 Bagaimana Kebijakan Fiskal Menggeser Kurva IS dan Mengubah Ekuilibrium


Jangka-pendek

53

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

Perhatikan kenaikan belanja pemerintah.Ini akan menaikkan tingkat pendapatan sebesar


G/(1-MPC)

- L
1 1. Kurva IS
r bergeser ke kanan
sebesar
B MPC),…
G/(1-
r2

A
3… r1 I 2
tin
b
I 1

2…y
meningkatka Y1 Y2 Y
pendapat

Kenaikan belanja pemerintah menggeser kurva Is kekanan. Ekuilibrium bergerak dari


titik A ke titik B. pedapatan meningkat Dari Y 1 ke Y2 dan tingkat bunga naik dari r1 ke
r2.
- TMisalkan penurunan pajak sebesar DT.Ini akan menaikkan tingkat pendapatan sebesar
T× -M
L
MPC/(1 PC
r

r2
A

3.. r1 I 2

ting
b 1 Kurva IS bergeser ke
I 1
kanan T
3..y
meningkatka MP -M
pendapat Y1 Y2 Y

Penurunan pajak menggeserkan kurva IS kekanan. Ekuilibrium bergerak dari titik A


ke titik B. pedapatan meningkat Dari Y1 ke Y2 dan tingkat bunga naikdari r1 ke r2.

• Bagaimana Kebijakan Moneter Menggeser Kurva LM dan Mengubah

54

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

Ekuilibrium Jangka-pendek

+ M Misalnya peningkatan jumlah uang beredar.


r
L 1

L 2
A

r1 B
1 Kenaikan jumlah
uamg
r2
3.. menggeser kurva
menurunka I
tingkat

2..y
meningkatka Y
Y1 Y2
pendapat

kenaikan jumlah uanga beredar menggeser kurva Lm ke bawah. . Ekuilibrium bergeser


dari titik A ke titik B. pedapatan meningkat Dari Y 1 ke Y2 dan tingkat bunga turun dari
r1 ke r2.
• Kurva LM bergeser ke bawah dan menurunkan tingkat bunga yang menaikkan
pendapatan Mengapa ?

Karena ketika Bank Sentral meningkatkan meningkatkan jumlah uang beredar,


masyarakat memiliki uang lebih banyak daripada yang ingin mereka pegang pada
tingkat bunga yang berlaku. Hasilnya, mereka mulai mendepositokan uang tambahan
ini di bank atau menggunakannya untuk membeli obligasi. Tingkat bunga r lalu turun
sampai orang mau memegang semua uang tambahan yang Bank Sentral keluarkan; ini
membawa pasar uang ke ekuilibrium baru. Tingkat bunga lebih rendah, lalu,
mempengaruhi pasar barang. Tingkat bunga lebih rendah menstimulasi investasi yang
direncanakan, yang meningkatkan pengeluaran yang direncanakan, produksi, dan
pendapatan Y.
Model IS-LM menunjukkan bahwa kebijakan moneter mempengaruhi pendapatan
dengan mengubah tingkat bunga. Kesimpulan ini memperluas analisis kita tentang
kebijakan moneter di Bab 9. Dalam bab itu kita menunjukkan bahwa dalam jangka
pendek, ketika harga kaku, ekspansi jumlah uang beredar meningkatkan pendapatan.
Tapi kita tidak mendiskusikan bagaimana ekspansi moneter menimbulkan belanja
barang dan jasa lebih banyak—proses yang disebut mekanisme transmisi moneter
(monetary transmission mechanism).
Model IS-LM menunjukkan bahwa peningkatan jumlah uang beredar menurunkan
tingkat bunga, yang menstimulasi investasi dan lalu memperbesar permintaan terhadap
barang dan jasa.

55

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

• Interaksi antara kebijakan Fisikal dan moneter


2..tetapi karena Fed
mempertahankan jumlah
r uang beredar yang konstan,
kurva LM tidak berubah.
L
1.kenaik
p
mengges
kurv

I 1

I 2

Y
Y

c. Fed mempertahankan pendapatan konstan

• Analisis Kebijakan dengan Model Makroekonomi

56

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

a.Fed Mempertahankan jumlah Uang yang beredar 2…dan untuk


mempertahankan
tingkat bunga konstan,
Fed mengontraksi uang
b.Fed mempertahankan tingkat bunga konstan
beredar

r L 2

1.kenaik L 1

p r
mengges
kurva
1.Kenaik
p
I 1
mengges
kurv
I 2

Model IS-LM menunjukkan bagaimana kebijakan moneter dan fiskal


mempengaruhi tingkat pendapatan ekuilibrium. Prediksi dari model,namun, kualitatif,
bukan kuantitatif. Model IS-LM menunjukkan bahwa kenaikan belanja pemerintah
meningkatkan GDP dan bahwa kenaikan pajak menurunkan GDP. Tapi, ketika ekonom
menganalisis proposal kebijakan tertentu, mereka harus mengetahui arah dan besarnya
dampak. Model-model makroekonometrik mendeskripsikan perekonomian secara
kuantitatif, bukan hanya secara kualitatif.

• Guncangan Dalam Model IS – LM


Guncangan pada kurva IS merupakan perubahan eksogen dalam permintaan terhadap
barang dan jasa. Sedangkanguncangan dari kurva LM muncul dari perubahan eksogen
dalam permintaan uang.

B. IS-LM sebagai Teori Permintaan Agregat Dari


IS-LM ke AD
Anda mungkin melihat dari diagram IS dan LM bahwa r dan Y ada pada dua sumbu. Sekarang
kita akan membawa variabel ketiga, tingkat harga (P) ke dalam analisis.
Kita dapat melakukannya dengan menghubungkan kedua grafik dua-dimensi.
r

57

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


P
lOMoARcPSD|25157910

2)
1.tingkat harga P yang L 1)
3.kurva AD meringkas
lebih tinggi menggeser
hubungan antara P dan Y
kurva LM a
L

2.
menurunkan
A

Y2 Y1 Y
Y
P2

Y2 Y
P1

Untuk menderivasi AD, mulai pada titik A di grafik atas. Sekarang naikkan tingkat
harga dari P1 ke P2.

Kenaikan P menurunkan nilai keseimbangan uang riil, dan Y, menggeser LM ke kiri ke titik
B.
r meningkat. Karena r meningkat, kita tahu investasi akan menurun, karena berbagai proyek
investasi jadi lebih mahal. Ini menimbulkan proses pengganda karena -DI menyebabkan a –
DY. - DY memicu -DC seiring kita bergerak ke atas pada kurva IS. +DP memicu serangkaian
kejadian yang berakhir dengan a -DY, hubungan invers yang mendefinisikan kemiringan ke
bawah dari AD.

(a) Kebijakan Moneter Ekspansioner

58

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

1.ekspansi
r menggeser P
2..yang
permintaan agregat
L 1(P 1)
tingkat harga
L 1(P 2)
P1

A 2

I
A 1

Y1 Y2 Y Y1 Y2 Y

Keterangan:
Bagaimana kebijakan moneter dan fiscal menggeser kurva permintaan agregat. Bagian

2…yang
1.Ekspansi P
r permintaan
menggeser
pada tingkat
berap

L 1) P1

A 2

I 2 A 1
I 1

Y1 Y2 Y
Y
Y1 Y2

(a) menunjukan ekspansi moneter. Untuk setiap tingkat harga, kenaikan jumlah uang beredar
meningkatkan keseimbangan uang riil, menggeser kurva LM ke bawah, dan meningkatkan
pendapatan. Jadi, kenaikan jumlah uang beredar menggeser kurva permintaan agregat
kekanan. Bagian(b) menunjukan ekspansi fisikal, seperti kenaikan belanja pemerintah atau
penurunan pajak. Ekspansi fiscal menggeser kurva IS ke kanan dan, untuk setiap tingkat
harga, meningkatkan pendapatan. Jadi, ekspansi fiscal menggeser kurva permintaan agregat
ke kanan.
Model IS – LM dalam Jangka Pendek dan Jangka Panjang

LRAS LRAS

59

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

P
r
L 1)

L 2)

S 1
K P1 K

C C
P2

S 2
I A

Ȳ Y Ȳ Y

Keterangan:
Ekuilibrium Jangka Pendek dan Jangka Panjang kita bisa bandingkan ekuilibrium jangka
pendek dan jangka panjang dengan menggunakan kurva IS – LM pada bagian(a) atau kurva
penawaran agregat – permintaan agregat(b). dalam jangka pendek, tingkat harga bergerak
pada P1. Ekuilibrium perekonomian jangka pendek adalah titik K. dalam jangka panjang,
tingkat harga disesuaikan sehingga perekonomian berada pada titik alamiah, ekuilibrium
jangka panjang adalah titik C

• Efek Pigou
Pada model IS-LM, penurunan harga meningkatkan pendapatan. Untuk tiap jumlah uang
beredar M, tingkat harga lebih rendah berarti keseim-bangan uang riil lebih tinggi, M/P.
Kenaikan keseimbangan uang riil menyebabkan pergeseran ekspansif pada kurva LM, yang
mengarah pada pendapatan lebih tinggi.Cara lain di mana penurunan harga meningkatkan
pendapatan disebut efek pigou (Pigoueffect). Pada dekade1930-an, ekonom Arthur Pigou
menunjukkan bahwa keseimbangan uang riil adalah bagian dari kekayaan rumah tangga.
Seiring harga turun dan keseimbangan uang riil naik,rumah tangga meningkatkan
pengeluaran konsumsi mereka dan kurva ISbergeser ke kanan.

• Teori deflasi-utang

Ada dua teori untuk menjelaskan bagaimana penurunan harga dapat mengurangi
pendapatan bukan meningkatkannya.

1) Teori deflasi-utang, penurunan tingkat harga yang tidak diharapkan


2) Dampak deflasi yang diharapkan
Teori deflasi-utang meredistribusi kekayaan antara kreditor dan debitor. Penurunan tingkat
harga menaikkan jumlah utang riil.Pemiskinan debitor membuat mereka mengeluarkan uang
lebih sedikit, dan kreditor lebih banyak. Jika kecenderungan mengkonsumsi mereka sama,

60

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

tidak ada dampak agregat. Tapi, jika debitor mengurangi pengeluarannya lebih besar dari
jumlah yang kreditor tingkatkan, efek neto pada permintaan agregat adalah pengurangan. Ini
mengkontraksikan IS, dan mengurangi pendapatan nasional.

 Deflasi yang Diharapkan dalam Model IS-LM


Tingkat bunga, L

r2

r1=i1

r1

Deflasi yang diharapkan (nilai negatif daripe) menaikkan tingkat bunga riil untuk tiap tingkat
bunga nominal, dan ini mengurangi pengeluaran investasi. Pengurangan investasi menggeser
kurva IS ke bawah.
Tingkat pendapatan dan tingkat bunga nominal (i) turun, tapi tingkat bunga riil (r) naik.

BAB 12
TINJAUAN ULANG PEREKONOMIAN TERBUKA: MODEL MUNDELLFLEMMING DAN
REZIM KURS
61

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

A. Model Mundell-Fleming
Model Mundell–Fleming, yang juga disebut model IS-LM-BoP, adalah model
ekonomi yang dibuat oleh Robert Mundell dan Marcus Fleming (tanpa mengetahui satu
sama lain). Model ini merupakan lanjutan dari model IS-LM. Sementara model IS-LM
terkait dengan ekonomi autarki (atau ekonomi tertutup), model Mundell–Fleming
mendeskripsikan ekonomi terbuka.
Model Mundell–Fleming menggambarkan hubungan jangka pendek antara nilai
tukar nominal suatu ekonomi, suku bunga, dan keluaran (sementara dalam model ISLM
yang dilihat hanya hubungan antara suku bunga dan keluaran). Model Mundell–
Fleming menunjukkan bahwa ekonomi tidak dapat mempertahankan nilai tukar tetap,
pergerakan modal bebas, dan kebijakan moneter independen pada waktu yang sama.
Model ini, sering digambarkan sebagai kebijakan moneter dan fiskal perekonomian
terbuka, membuat satu asumsi penting perekonomian adalah perekonomian terbuka
kecil dan ada mobilitas modal, berarti dia dapat meminjam atau meminjamkan sebanyak
yang diinginkan dalam pasar keuangan dunia, oleh karena itu tingkat bunga
perekonomian dikontrol oleh tingkat bunga dunia, dinotasikan secara matematis sebagai
r = r*. kinerja perekonomian bergantung pada sistem kurs yang diadopsinya
mengambang atau tetap.
Dalam buku Muana Nanga (2001;205). Model Mundell-Fleming (Mundell-Fleming
model) sesuai namanya di perkenalkan atau dikembangkan oleh Robert Mundell
(1962,1963) dan Marcus Fleming (1962), dan merupakan versi model IS-LM untuk
perekonomian terbuka (open economy). Kontribusi utama kedua ahli tersebut adalah
karena mereka memasukkan pergerakan model antar negara (international capital
movement) kedalam model makroekonomi formal yang di dasarkan atas kerangka
ISLM dari Keynesian. Tulisan-tulisan kedua ahli ekonomi ini memiliki sejumlah
implikasi pentingmenyangkut ke efektifan kebijakan fiscal dan moneter (effectiveness
of fiscal and monetary policy) dalam menciptakan keseimbangan internal maupun
eksternal (internal balance and external balance).
Baik model IS-LM maupun model Mundell-Fleming menekankan interaksi di
antara pasar barang dan pasar uang. Selain itu, kedua model tersebut mengasunsikan
bahwa tingkat harga adalah tetap (fixed) dan menunjukkan faktor apa yang
menyebabkan fluktuasi jangka pendek di dalam pendapatan agregat (atau pergeseran di
dalam permintaan agregat). Perbedaan yang utama di antara kedua model tersebut
adalaah terletak pada asumsi mereka menyangkut perekonomian, di mana dalam model
IS-LM perekonomian di asumsikan sebagai perekonomian tertutup (closed economy),
sebaliknya dalam model Mundell-Fleming di asumsikan sebagai perekonomian terbuka
(open economy). Model Mundell-Fleming mengasumsikan perekonomian yang di
telaah sebagai perekonomian kecilyang terbuka dengan mobilitas modal sempurna
(small open economy with perfect capital mobility). Kebijakan makroekonomi dalam
konteks perekonomian terbuka (open economy), khususnya dalam kaitan dengan upaya
mengoreksi ketidakseimbangan dalam neraca penbayaran, sering kali di pilih dalam dua
jenis atau macam yaitu expenditure-changing policies dan expenditure-switching
policies. Adapun yang di maksud dengan kebijakan " expenditure changing" adalah
62

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

kebijakan yang mencakup kebijakan fiscal dan moneter, yang di tujukan untuk
mempengaruhi tingkat permintaan agregat (agregate demand atau AD) atau absorpsi
dalam negeri (domestic absorption atau DA) yang terdiri atas pengeluaran konsumsi
(C), pengeluaran investasi (I), dan pengeluaran pemerintah (G) di dalam perekonomian
S edangkan yang di maksud dengan "expenditure-switching" adalah kebijakan yang
mencakup depaluasi dan repaluasi, yang di tujukan untuk mengalihkan (to switch)
pengeluaran dari suatu negeri dari barang luar negeri ke barang dalam negeri atau
barang dalam negeri ke barang luar negeri.
Model Mundell-Fleming menunjukka bahwa efek dari hampir setiap kebijakan
ekonomi (economy policy) pada sebuah " small open economy" bergantung pada regim
atau ssistem nilai tukar (exchange rates)yang di anut oleh suatu perekonomian, artinya
apakah regim nilai tukar tetap (fixed exchange rate regime) ataukah regim nilai tukar
fleksibel (flexible exchange rate regime). Dengan perkataan lain, keeftifan dari
kebijakan fiscal dan moneter dalam mempengaruhi pendapatan agregat bergantung pada
regim nilai tukar. Di bawah regim nilai tukar mengambang atau fleksibel (floating or
flexibel exchange rate regime), hanya kebijakan fiscal yang dapat mempengaruhi
pendapatan.
Secara umum, sistem atau regim nilai tukar dapat di bedakan kedalam 2 ekstrim sistem, yaitu:
Sistem nilai tukar fleksibel atau mengambang (flexible or floating exchange rate
system), yaitu suatu sistem dimana penentuan tukar atau kurs (exchange rates) di
serahkan kepada mekanisme pasar, yaitu oleh kekuatan penawaran (supply) dan
permintaan (demand) di dalam pasar valuta asing (foreign exchange market) kalau
penentuan kurs atau nilai tukar mata uang itu, sama sekali tanpa tangan pemerintah
artinya benar-benar mengambang secara bebas (freely floating), maka sistem nilai tukar
itu di namakan" clean-float system". Tetapi kalau penentuan nilai tukar atau kurs di
bawah regim nilai tukar fleksibeel terdapat campur tangan pemerintah, maka sistem
nilai tukar yang demikian di kenal dengan istilah" dirty float system", dan inilah
sebenarnya yang sering di namakan sebagai sistem nilai tukar mengambang terkendali.
Sistem nilai tukar tetap (fixed-exchange rate system), yaitu sistem di nama kurs
atau nilai tukar mata uang itu di tetapkan (fixed) atau di patok (pegged) oleh pemerintah
atau bank sentral sebagai otoritas moneter didalam suatu negara, sehingga
kadangkadang sistem nilai tukar yang demikian juga sering di sebut dengan istilah
peggedexchange rate system.

B. Perekonomian Terbuka Kecil Dengan Kurs Mengambang


Dalam buku N.Gregory Mankiw (2005.309) Kurs mengambang adalah bahwa kurs
mengambang membolehkan kebijakan moneter digunakan untuk tujuan lain. Sebelum
menganalisis dampak kebijakan dalam perekonomian terbuka, kita harus menspesifikasi
sistem moneter internasional dimana negara tersebut memilih untuk beroprasi. Kita
mulai dengan sistem relefan dengan sebagian besar perekonomian dewasa ini: kurs
mengambang (floating exchange rates). Di bawah kurs mengambang, kurs di biarkan
berfluktuasi dengan bebas untuk menanggapi kondisi perekonomian yang sedang
berubah.

63

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

1. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal memiliki dampak yang sangat berbeda dalam perekonomian
terbuka kecil di bandingkan dalam perekonomian tertutup. Pada model IS-LM
perekonomian tertutup, ekspansi fiskal meningkatkan pendapatan, sedangkan dalam
perekonomian terbuka kecil dengan kurs mengambang. expansi fiskal tidak mengubah
pendapatan. Mengapa? Dalam perekonomian tertutup, ketika pendapatan naik, tingkat
bunga naik, tingkat bunga naik, karena pendapatan yang lebih tinggi meningkatkan
pendapatan terhadap uang. Hal ani mustahil dalam perekonomian terbuka kecil: begitu
tingkat bunga berusaha naik melebihi tingkat bunga dunia r", modal mengalir dari luar
negeri. Aliran masuk modal ini mendongkrak permintaan terhadap mata uang dalam
negeri di pasar valuta asing, sehingga meningkatkan nilai mata uang domestik.
Apresiasi kurs membuat mata uang domestik relatif mahal terhaap produk asing, dan ini
mengurangi ekspor neto. Penurunan ekspor neto mengoffset dampak kebijakan fiskal
ekspansioner terhadap pendapatan.
Mengapa penurunan ekspor neto begitu besar menjadikan kebijakan fiskal tidak
mampu mempengaruhi pendapatan? Untuk menjawab pertanyaan ini, perhatikanlah
persamaan yang menggambarkan pasar uang:
M/P = L(r. Y).
Dalam perekonomian tertutup dan perekonomian terbuka, jumlah keseimbangan
uang riil yang di tawarkan M/P adalah tetap, dan jumlah yang di minta (ditentukan oleh
r dan Y) harus sama dengan penawaran tetap ini. Dalam perekonomian tertutup,
ekspansi fiskal menyebabkan tingkat bunga ekuilibrium naik. Kenaikan tingkat bunga
ini (yang menurunkan jumlah uang yang diminta). Sebaliknya, dalam perekonomian
terbuka kecil, r tetap pada r". sehingga ada hanya satu tingkat pendapatan yang bisa
memenuhi persamaan ini, dan tingkat pendapatan ini tidak berubah ketika kebijakan
fiskal berubah. Jadi, ketika pemerintah meningkatkan pengeluaran atau memotong
pajak. apresiasi kurs dan penurunan ekspor neto harus cukup besar untuk mengoffset
sepenuhnya dampak ekspansif normal dari kebijakan tersebut terhadap pendapatan.

2. Kebijakan Moneter
Sekarang anggaplah bank sentral meningkatkan jumlah uang beredar, Karrena
tingkat harga di asumsikan tetap. maka kenaikan jumlah uang beredar berarti kenaikan
dalam keseimbangan uang riil.
Meskipun kebijakan moneter mempengaruhi pendapatan dalam perekonomian
terbuka, sebagaimana dalam perekonomian tertutup, mekanisme transmisi moneternya
brbeda. Ingatlah bahwa dalam perekomonian tertutup kenaikan jumlah uang
beredarmeningkatkan pengeluaran karena nenurunkan tingkat bunga dan mendorong
investasi. Begitu kenaikan jumlah beredar menekan tingkat bunga domestik, modal
mengalir keluar dari perekonomian karrena investor mencari pengembalian yang lebih
tinggi di tempat lain. Aliran keluar modal ini melindungi tingkat bunga domestik agar
tidak turun. Selain itu, karena aliran keluar modal meningkatkan penawaran mata uang
domestik di pasar valuta aing, kurs mengalami depresiasi. Penurunan kurs membuat
barang-barang domestik relatif murah terhadap barang-barang luar negeri dan

64

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

meningkatkan ekspor neto. Jadi, ddalam perekonomian terbuka kecil, kebijakan


moneter mempengaruhi pendapatan dengan mengubah kurs, bukan tingkat bunga.

3. Kebijakan Perdagangan.
Anggaplah bahwa pemerintah menurunkan permintaan terhadap barang-barang
impor dengan memberlakukan kota impor atau tarif untuk barabg impor. Apa yang
terjadi terhadap pendapatan agregat dan kurs?
Karena ekspor neto sama dengan ekspor minus impor, maka penurunan impor
berarti kenaikan ekspor neto. Yaitu, kurva ekspor neto bergeser ke kanan. Pergeseran
dalam kurva ekspor neto ini meningkatkan pengeluaran yang di rencanakan dan
menggeser kurva IS ke kanan. Karena kurva LM* adalah vertikal, maka hambatan
perdagangan kurs tetapi tidakmempengaruhi pendapatan.
Sering tujuan kebijakan untuk menghambat perdagangan adalah untuk merubah
neraca perdagangan NX. Kesimpulan yang sama di berikan dalam model
MundellFleming dengan kurs mengambang. Ingatlah bahwa
NX(e)=Y-C(Y-T) I(*)-G.
Karena tidak mempengaruhi pendapatan, komsumsi, investasi, atau belanja
pemerintah, hambatan perdagangan tidak mempengaruhi neraca perdagangan.
Meskipun pergeseran dalam ekspor-ekspor cenderung meningkatkan Nxikan kurs,
kenaikan kurs mengurangi NX dengan jumlah yang sama.

C. Perekonomian Terbuka Kecil Dengan Kurs Tetap


Sekarang kita beralih pada jenis sistem kurs yang kedua: kurs tetap (fixed
exchange Rates). Pada tahun 1950-an. sebagian besar perekonomian dunia termasuk
Amerika Serikat. beroprasi dengan sistm Brektom-Woods, sistem moneter i
nternasional yang di sepakati seedbagian beesar negara untuk menetapkan nilai kurs.
Dunia membatalkan sistem ini pada awal tahun 1970-an, dan kurs dibiarkan
mengambang. Beberapa negara Eropa kemudian memberlakukan kembali sistem kurs
di antara mereka, dan beeberapa ekonom menganjurkan kembali kee sistem kurs tetap.
Dalam bagian ini kita bahas bagaaimana sisten kurs tetap bekerja, dan kita kita kaji
pengaruh kebijakan ekonomi terhadap perekonomian kurs tetap

1. Bagaimana Sistem Kurs Tetap Bekerja


Dengan sistem kurs tetap, bank sentral tiap membeli atau menjual mata uang
domestik untuk mata uang asing pada harga yang telah di tetapkan sebelumnya.
Anggaplah, misalnya Fed mengumumkan bahwa ia akan memberlakukan kurs tetap
pada 100 Yen per Dolar. Fed aakan siap memberi $1 untuk ditukar dengan 100 yen atau
memberi 100 yen untuk ditukar dengan $1. Untuk menjalankan kebijakan ini, Fed
membutuhkan cadangan dolar (yang bisa dicetak) dan cadangan yen (yang harus dibeli
sebelumnya).
Kurs tetap mengarahkan kebijakan moneter suatu negara pada tujuan tunggal, yaitu
mempertahankan kurs pada tingkat yang telah di umumkan. Dengan kata lain, esensi
dari sistem kurs tetap adalah komitmen bank sentral untuk membiarkan jumlah uang
beredar menyesuaikan berapa pun kurs yang menjamin kurs ekuilibrium sama dengan
65

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

kurs yang diumumkan. Selain itu, selama bank sentral siap membeli atau menjual mata
uang asing pada kurs tetap, jumlah uang beredar menyesuaikan secara otomatis pada
tingkat yang diperlukan.
Untuk melihat bagaimana penetapan kurs menentukan jumlah uang yang beredaar.
perhatikanlah contoh berikut. Anggaplah Fed mengumumkan akan memberlakukan
kurs tetap pada 100 yen per dolar, tetapi dalam ekuilibrium dengan jumlah uang yang
beredar pada saat ini, kurs adalah 150 yen per dolar. Lihatlah bahwa ada peluang laba:
pialang bissa embeli 300 yen dipasa dengan harga $2, dan kemudian menjual ke Fed
seharga $3. ssehingga mencetak laba S1. Ketika Fed membeli yen ini dari pialang, dolar
yang ia bayar otomartis meningkatkan jumlah uang beredar. Kenaikan dalam uang
jumah uang beredar i ini mnggeser kurva LM* kekanan, dan menurunkan kurs
ekuilibrium. Dalam cara ini, jumlah uang beredar teruys naik sampai kurs ekuilibrium
turun ketingkat yag diumumkan.
Sebaliknya, anggaplah bahwa ketika Fed mengumukan akan memberlakukan kurs
tetap pada 100 yen per dolar, ekuilibrium adalah 50 yen per dolar. Dalam kasus ini,
pialang bisa meraih laba denngan membeli 100 yen dari Fed seharga $1 dan menjual
yen dipasar seharga $2. Ketika Fed menjual yen. $1 yang ia terima otomatis
menurunkan jumlah uang yang beredar. Penurunan dalam jumlah uang beredar ini
menggeser kurva LM* ke kiri, yang meningkatkan kurs ekuilibrium. Jumlah uang
beredar terus turun sampai kurs ekuilibrium naik ketingkat yang di umumkan.

2. Kebijakan Fiskal
Sekarang kita akan mengkaji bagaimana kebijakan perekonomian mempengaruhi
erekonomian terbuka kecil dengan kurs tetap. Anggaplah pemerintah mendorong
pengeluaran domestik dengan meningkatkan belanja pemerintah atau memotong pajak.
Tetpi karen bank sentra siap mempertukarkan mata uang domestik dan mata uang asing
pada kurs tetap. pialang dengan cepat menanggapi kenaikan kurs ini dengan menjual
mata uang asing ke bank sentral, yang menyebabkan ksfansi moneter otomatis.
Kenaikan jumlah uang beredar ini menggeser kurva LM kekanan. Jadi, ekspansi fiskal
menurut sistem kurs tetap me ningkatkan pendapatan agregat.

3. Kebijakan Moneter
Bayangkanlah bank sentral yang beroperasi deengan kurs tetap berusaha
meningkatkan jumlah uang beredar, misalnya dengan membeli obligasi dari masyarakat
apakah yang aka terjadi? Dampak awal dari kebijakan ini adalah menggeser kurs LM*
ke kanan, yang menurunkan kurs. Tetapi, karena bank sentral bertugas untuk
memperdagangkan mata uang asing dan domestik pada kurs tetap, pialang dengan cepat
menanggapi penurunan kurs dengan meenjual mata uang domestik ke bank sentral,
yang menyebabkan jumlah uang yang beredar dan kurva LM* kembali ke posisi
awalnya. Jadi, kebikan yang biasa dijalankan tifdak berpengaruh dibawah kurs tetap.
Dengan menyepakati kurs, bank sentral meningkatkan kontrolnya atas jumlsh usng beredar.
Akan tetapi, suatu negara yang menganut kurs tetap bisa menjalankan satu jenis
kebijakan moneter: negara itu bisa memutuskan untuk mengubah tingkat dimana kurs
adalah tetap.pnurunan nilai mata uang disebut devaluasi (devaluation), dan kenaikan
66

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

nilainya disebut revaluasi (revaluation). Dalam model Mundell-Fleming, devaluasi


menggeser kurva LM* kekanan: model itu bertindak sepertikenaikan jumlah mata uang
beredar pada sistem kurs mengambang. Jadi, devaluasi memperbesar ekspor neto dan
meningkatkan pendapatan agregat. Sebaliny, revaluasi menggeser kurva LM kekiri
mengurangi ekspor neto dan menurunkan pendapatan agregat.

D. Perbedaan Tingkat Bunga


Perbedaan Tingkat Bunga dalam Model Mundell-Fleming. Dalam model ini r
ditentukan oleh tingkat bunga dunia ditambah dengan premi resiko. premi
resikoditentukan oleh resiko politik karena memberi pinjaman di sebuah negara dan
perubahan yang diharapkan dalam kurs riil. Model ini dasarnya pada model sebelumnya
Y-C = (Y-T)+I(+0) +G+NX(e). IS
M/P= L (r*+, Y). LM
Kenalkan reseko dikaitkan dengan sebuah negara yang mendorong naiknyatingkat
bunganya. Karena tingkat bunga yang lebih tinggi menurunkan investasi maka kurva Is
bergeser ke kiri. Karena hal ini juga menurunkan permintaan uang, kurva LM* bergeser
ke kanan pendapatan naik dan kurs mengalami depresiasi.

E. Pilih Kurs Mengambang atau Tetap


Kedua rezim ini memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Kurs
mengambang membuat para pembuat kebijakan moneter bebas mengejar tujuan-tujuan
lain selain stablisasi kurs. Kurs tetap menurunkan sebagian ketidak pastian dalam
transaksi Internasional. Ketika memutuskan rezim kurs mana yang yang
digunakanpembuat kebijakan dibebani oleh kenyataan bahwa mustahil suatu negara
menetapkan sekaligus aliran modal bebas, kurs tetap dan kebijakan moneter
independen.

F. Dari Jangka Pendek ke Jangka panjang: Model Mundell-Fleming dengan Perubahan


Tingkat Harga
Sejauh ini kita telah menggunakan model Mundell-Fleming untuk mempelajari
ekonomi terbuka kecil dalam jangka pendek ketika tingkat harga tetap dan dengan
mempertimbangkan apa yang terjadi ketika tingkat harga berubah. Hal ini juga akan
menunjukkan bagaimana model Mundell-Fleming memberikan teori kurva permintaan
agregat dalam the small open economy. Hal Ini juga akan menunjukkan bagaimana
model jangka pendek ini berhubungan dengan model jangka panjang dari the small
open economy.
Karena sekarang ingin mempertimbangkan perubahan tingkat harga, nilai tukar nominal
dan riil dalam perekonomian tidak akan lagi bergerak bersama-sama Jadi, dalam hal ini harus
dapat membedakan antara dua variabel. Nilai tukar nominal adalah e dan nilai tukar riil
adalah, yang sama dengan eP/P Dibawah ini merupakan model Mundell-Fleming
Y=C(Y-T)+1(r)+GINX (c). IS
M/P=L(r. Y). LM

67

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

Persamaan pertama menjelaskan kurva IS: dan yang kedua menggambarkan kurva
LM*. Perhatikan bahwa ekspor bersih tergantung pada nilai tukar riil. Karena tingkat
harga yang lebih rendah menaikkan tingkat keseimbangan uang riil, kurva LM bergeser
ke kanan, seperti dalam panel (a). Nilai tukar riil turun, dan tingkat pendapatan
ekuliibrium naik. Kurva permintaan agregat merangkum hubungan negatif antara
tingkat harga dan tingkat pendapatan, seperti yang ditunjukkan dalam panel (b).
Dengan demikian, seperti model IS-LM menjelaskan kurva permintaan agregat
dalam ekonomi tertutup, model Mundell-Fleming menjelaskan kurva permintaan
agregat untuk ekonomi terbuka kecil. Dalam kedua kasus, kurva permintaan agregat
menunjukkan keseimbangan dalam pasar barang dan uang yang muncul karena tingkat
harga bervariasi. Dan dalam kedua kasus, apa pun yang mengubah pendapatan
keseimbangan lainnya daripada perubahan tingkat harga, menggeser kurva permintaan
agregat. Kebijakan dan peristiwa yang meningkatkan pendapatan untuk tingkat harga
tertentu menggeser kurva permintaan agregat ke kanan, kebijakan dan peristiwa yang
menurunkan pendapatan untuk tingkat harga tertentu menggeser kurva permintaan
agregat ke kiri.

BAB 13
PENAWARAN AGREGAT DAN TRADE OFF JANGKA PENDEK ANTARA INFLASI
DAN PENGANGGURAN

68

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

Perbedaan antara penawaran agregat jangka pendek dan jangka panjang ini penting
bagi makroekonomi modern. Dalam jangka pendek, interaksi penawaran dan
permintaan agregratlah yang menentukan fluktuasi siklus bisnis, inflasi, pengangguran,
resesi, dan ledakan. Namun dalam jangka panjang (long run), ditentukan oleh
pertumbuhan output potensial yang bekerja melalui penawaran agregat yang
menerangkkan perkembangan pada output dan standar kehidupan.
Dalam menganalisa penawaran agregat, penting untuk membedakan kurva AS
sesuai periodenya. Periode jangka pendek (hingga beberapa tahun) melibatkan daftar
daftar penawaran agregat jangka pendek (short-run aggregate supply schedule).
Penawaran agregat pada jangka pendek terlihat sebagai kurva AS yang miring ke atas,
berada pada tempat dimana harga yang lebih tinggi diasosiasikan dengan kenaikan
produksi barang dan jasa.
Untuk periode jangka panjang (beberapa tahun atau satu dekade atau lebih) dapat
dilihat pada daftar penawaran agregat jangka panjang. Hubungan ini diperlihatkan
sebagai daftar AS vertical, yaitu dimana kenaikan tingkat harga tidak di asosiasikan
dengan kenaikan pada penawaran output total.

A. Tiga Model Penawaran Agregat

1. Model Harga-Kaku (sticky price model)


Kurva penawaran agregat jangka pendek miring ke atas, disebut sebagai model
harga kaku (sticky price model). Model ini menekankan bahwa perusahaan tidak secara
instan menyesuaikan harga yang mereka tetapkan sebagai respons terhadap perubahan
permintaan. Kadang-kadang harga ditetapkan oleh kontrak jangka panjang antara
perusahaan dan pelanggan. Bahkan tanpa kesepakatan formal, perusahaan bisa
mempertahankan harga agar tidak merepotkan pelanggan tetap mereka dengan sering
berubahnya harga.
Untuk melihat bagaimana kekuatan harga bisa membantu menjelaskan kurva
penawaran agregat yang miring ke atas, pertama-tama kita perhatikan keputusan
penetapan harga dari tiap-tiap perusahaan dan kemudian menyatukan keputusan dari
banyak perusahaan untuk menjelaskan perilaku perekonomian secara keseluruhan.
Perusahaan-perusahaan persaingan secara sempurna adalah penerima harga (price
takers) bukan penentu harga (price setter).
Perhatikanlah keputusan penetapan harga yang di hadapi perusahaan tipikal.
Harga yang diinginkan perusahaan p tergantung pada dua variable makroekonomi: Ø
Tinghat harga keseluruhan P. Tingkat harga yang lebih tinggi menunjukkan bahwa
biaya perusahaan lebih tinggi. Jadi, semakin tinggi tingkat harga keseluruhan, semakin
besar harga yang akan dibebankan perusahaan atas produknya. Ø Tingkat pendapatn
agregat Y. Tingkat pendapatan yang lebih tinggi meningkatkan permintaan terhadap
produk perusahaan. Karena biaya marjinal naik pada tingkat produksi yang lebih tinggi,
semakin besar permintaan, semakin tinggi harga yang diinginkan perusahaan.
Kita menulis harga yang diinginkan perusahaan sebagai
P = P + a(Y- ).

69

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

Persamaan ini menyatakan bahwa harga yang diinginkan p tergantung pada tingkat
harga keseluruhan P dan pada tingkat output agregat relative terhadap tingkat alamiah
Y- . Parameter a (yang lebih besar dari nol) mengukur berapa besar harga yang
diinginkan perusahaan untuk menanggapi tingkat output agregat.
Asumsi ada dua tipe perusahaan. Sebagian memiliki harga yang fleksibel : mereka
selalu menetapkan harga mereka menurut persamaan ini. Lainnya memiliki harga yang
kaku : mereka mencantumkan harga berdasarkan kondisi perekonomian yang mereka
harapkan. Perusahaan dengan harga kaku menetapkan harga yang mengacu pada p
= Pe + a(Ye - Ye)
Di mana superscript ―e‖ mewakili nilai variabel yang diharapkan. Untuk
kesederhanaan, asumsi perusahaan ini mengharapkan output pada tingkat alaminya, jadi
a(Ye - Ye), hilang. Maka perusahaan ini menetapkan harga p = Pe. Yakni, perusahaan
dengan harga kaku menetapkan harga mereka berdasarkan apa yang mereka harapkan
perusahaan lain tetapkan. Kita gunakan aturan penetapan harga dua kelompok
perusahaan untuk menderivasi persamaan penawaran agregat. Untuk itu, kita temukan
tingkat harga keseluruhan perekonomian sebagai rata-rata tertimbang dari harga yang
ditetapkan dua kelompok perusahaan tersebut. Tingkat harga keseluruhan adalah :
P = Pe + [(1-s)a/s](Y-Y)]

2. Model Upah Kaku


Untuk menjelaskan mengapa kurva penawaran agregat jangka pendek miring ke
atas, banyak ekonom menekankan pada lambannya penyesuaian upah nominal. Dalam
banyak industry, upah nominal ditetapkan oleh kontrak jangja panjang. Sehingga upah
tidak dapat disesuaikan dengan cepat ketika kondisi ekonomi berubah. Upah juga
bergantung pada norma-norma sosial dan gagasan tentang keadilan yang terus
berevolusi.
Model upah kaku (sticky wage model) menunjukkan implikasi dari upah
nominal kaku pada penawaran agregat. Untuk mengakaji ulang model tersebut,
perhatikanlah apa yang terjadi pada jumlah output yang diproduksi ketika tingkat harga
naik:

1. Ketika upah nominal tidak berubah, kenaikan tingkat harga menurunkan upah rill,
yang membuat tenaga kerja menjadi lebih murah.

2. Upah rill yang lebih rendah mendorong perusahaan menggunakan lebih banyak
tenaga kerja.

3. Tenaga kerja tambahan yang digunakan memproduksi lebih banyak output.


Hubungan positif antara tingkat harga dan jumlah output ini berarti kurva
penawaran agregat miring ke atas ketika upah nominal tidak mampu menyesuaikan
terhadap perubahan tingkat harga. Pekerja dan perusahaan menetapkan upah nominal W
berdasar upah riil target w dan ekspektasi mereka akan tingkat harga Pe. Upah nominal
yang mereka tetapkan :
W = w´ Pe

70

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

Upah Nominal = Upah Riil Target ´ Tingkat Harga Diharap


W/P = w ´ (Pe/P)
Upah Riil = Upah Riil Target´(Tingkat Harga Harapan/Tingkat Harga Aktual)
Persamaan ini menunjukkan upah riil menyimpang dari targetnya jika tingkat
harga aktual beda dari tingkat harga diharapkan. Ketika tingkat harga aktual lebih besar
dari yang diharapkan, upah riil kurang dari targetnya; ketika tingkat harga aktual lebih
kecil dari yang diharapkan, upah riil lebih besar dari targetnya.
Asumsi akhir model upah-kaku adalah kesempatan kerja ditentukan jumlah
tenaga kerja yang perusahaan minta. Dengan kata lain, tawar-menawar antara pekerja
dan perusahaan tidak menentukan tingkat kesempatan kerja selanjutnya; melainkan,
pekerja setuju memberi tenaga kerja sebanyak perusahaan inginkan pada upah yang
telah ditetapkan. Keputusan mempekerjakan perusahaan digambarkan oleh fungsi
permintaan tenaga kerja : L = Ld (W/P),
yang menyatakan semakin rendah upah riil, semakin banyak tenaga kerja
perusahaan gunakan, dan output ditentukan oleh fungsi produksi
Y = F(L)
Yang menyatakan bahwa semakin banyak tenaga kerja yang digunaakan, semakin
banyak output diproduksi. Karena upah nominal adalah kaku, perubahan yang tidak
diharapkan dalam tingkat harga menjauhkan upah riil dari upah riil target, dan
perubahan upah rill ini mempengaruhi jumlah tenaga kerja yang digunakan serta output
yang diproduksi.

3. Model Informasi-Tak Sempurna


Penjelasan ketiga mengenai mengapa kurva penawaran agregat jangka pendek
miring ke atas, adalah yang disebut sebgai model informasi tak sempurna
(imperfectinformation model). Tidak seperti kedua model sebelumnya, model ini
mengasumsikan bahwa dalam pasar semuah upah dan harga akan bebas menyesuaikan
diri untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan. Dalam model ini, kurva
penawaran agregat jangka pendek dan jangka panjang berbeda karena kesalahan
persepsi temporer mengenai harga.
Model informasi tak sempurna mengasumsikan bahwa setiap pemasok dalam
perekonomian memproduksi barang tunggal dan mengkonsumsi banyak barang. Karena
jumlah barang begitu besar, para pemasok tidak dapt mengamati seluruh hargga, baik
dalam jengka panjang maupun jangka pendek.
Ringkasnya, model informasi tak sempurna menyatakan bahwa bila harga actual
melebihi harga yang diharapkan, para pemasok akan meningkatkan output mereka.
Model tersebut menunjukkan kurva penawaran agregat yang sekarang kita kenal:
Y = + (P-Pe)

B. Inflasi, Pengangguran, dan Kurva Philips


Dua tujuan yang ingin dicapai para pembuat kebijakan ekonomi adalah inflasi
yang rendah dan pengangguran yang rendah, tetapi sering kali kedua tujuan ini
71

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

bertentangan. Anggaplah, misalnya, bahwa pembuat kebijakn menggunakan kebijakan


fiscal atau moneter untuk memperbesar permintaan agregat. Kebijakan ini
menggerakkan perekonomian sepanjang kurva penawaran agregat jangka pendek ke
titik output yang lebih tinggi dan tingkat harga yang lebih tinggi. Output yang lebih
tinggi berarti pengangguran yang lebih rendah, karena perusahaan membutuhkan lebih
banyak pekerja ketika memproduksi lebih banyak. Tingkat harga yang tinggi,
berdasarkan tingkat harga tahun sebelumnya, berarti inflasi yang lebih tinggi.
Tradeoff antara inflasi dan pengangguran ini, disebut kurva Philips. Kurva
Philips adalah cara yang berguna untuk menunjukkan penawaran agregat karena inflasi
dan pengangguran merupakan ukuran kinerja perekonomian yang penting.

1. Menderivasi Kurva Philips dari Kurva Penawaran Agregat


Kurva Philips (Philips curve) dalam bentuk modernnya menyatakan bahwa tingkat inflasi
tergantung pada tiga kekuatan:
Ø Inflasi yang diharapkan;
Ø Deviasi pengangguran dari tingkat alamiah, yang disebut pengangguran siklis;
Ø Guncangan penawaran;
Tiga kekuatan ini ditunjukkan dalam persamaan berikut:
π = πe – β (u – un) + v ket: π = Inflasi
πe = Inflasi yang diharapkan v = Guncangan penawaran β = Parameter
yang mengukur respon inflasi terhadap pengangguran siklis.

2. Ekspektasi Adaptif dan Inersia Inflasi


Asumsi sederhana dan sering kali masuk akal adalah bahwa orang-orang
membentuk ekspektasi mereka terhadap inflasi berdasarkan inflasi yang sedang diamati.
Asumsi ini disebut ekspektasi adaptif (adaptive expectations). Sebagai contoh,
anggaplah orang-orang mengharapkan harga meningkat tahun ini pada tingkat yang
sama sebagaimana tahun lalu. Kemudian inflasi yang diharapkan πe sama dengan
inflasi tahun lalu π-1 :
πe = π-1 dalam kasus ini, kita bisa menulis kurva Philips sebagai π = π-1 – β(u
– un) + v
Dalam model penawaran agregat dan permintaan agregat, inersia inflasi
diinterpretasikan sebagai pergeseran ke atas secara terus-menerus dalam kurva
penawaran agregat dan kurva permintaan agregat. Pertama, perhatikanlah penawaran
agregat. Jika harga meningkat pesat, orang-orang akan mengharapkan harga terus naik
dengan cepat. Karena posisi kurva penawaran agregat jangka pendek tergantung pada
tingkat harga yng diharapkan, kurva penawaran agregat jangka pendek akan bergeser ke
atas sepanjang waktu. Kurva itu akan terus bergeser ke atas sampai beberapa peristiwa,
seperti resesi atau guncangan penawaran, mengubah inflasi dan mengubah ekspektasi
terhadap inflasi.

72

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

Kurva permintaan agregat juga harus bergeser ke atas untuk mengkonfirmasi


ekspektasi terhadap inflasi. Yang paling sering, kenaikan terus-menerus dalam
permintaan agregat disebabkan oleh pertumbuhan jumlah uang beredar yang
terusmenerus.

3. Penyebab Naik dan Turunnya Inflasi


Symbol kedua dan ketiga dalam persamaan kurva Philips menunjukkan dua
kekuatan yang dapat mengubah tingkat inflasi. Symbol kedua, β(u – un), menunjukkan
bahwa pengangguran siklis-penyimpangan pengangguran dari tingkat alamiah-memberi
tekanan ke atas dan ke bawah pada inflasi. Pengangguran yang rendah akan menarik
inflasi ke atas ini disebut dengan inflasi tarikan-permintaan (demand-pull inflation).
Symbol ketiga, v, menunjukkan bahwa inflasi juga naik dan turun karena
guncangan penawaran. Ini disebut inflasi dorongan-biayam (cost-push inflation) karena
goncangan penawaran yang memperburuk adalah peristiwa-peristiwa tipikal yang
mendorong ke atas biaya produksi.

4. Trade off Jangka-Pendek antara Inflasi dan Pengangguran


Dalam jangka pendek ada trade-off antara inflasi dan pengangguran, penurunan
inflasi menuntut pengorbanan bertahun-tahun yang mengakibatkan angka
pengangguran tinggi. Angka pengangguran yang tinggi sangat berpotensi menimbulkan
kerawanan berbagai tindak criminal, gejolak sosial, politik, dan kemiskinan. Fenomena
tersebut dilukiskan oleh seorang professor dari Canberra yang bernama A.J. Philips,
yang kemudian dikenal dengan kurva Philips. Kebijakan yang dilakukan pemerintah
sering mendorong inflasi dan angka pengangguran kea rah yang berlawanan. Dalam
jangka pendek harga-harga biasanya lamban berubah. Kalau misalnya, BI menyedot
pasokan uang untuk menurunkan inflasi, uang yang tersedia untuk jual beli menjadi
berkurang. Kalau harga-harga menjadi turun, tidak ada masalah tetapi kalau harga dan
gaji pegawai tidak berubah dan tidak cukup banyak uang yang tersedia untuk jual beli
seperti biasanya maka akan menyebabbkan terjadinya pengangguaran yang lebih besar.

5. Disinflasi dan Rasio Pengorbanan


Menurut N.Gregori Mankiw (2006:382) rasio pengorbanan (sacrifice ratio), yaitu
persentase GDP riil satu tahun yang harus dikorbankan untuk menurunkan inflasi sebesar 1%
. Meskipun estimasi rasio pengorbanan bervariasi secara mencolok., estimasi tipikal kira- kira
5%. Untuk setiap persen penurunan inflasi, 5% dari GDP satu tahun harus dikorbankan.
Kita juga bisa menunjukkan rasio pengorbanan dalam istilah pengangguran., kita
juga bisa menggunakan rasio pengorbanan itu untuk memperkirakan seberapa banyak
dan untuk berapa lama pengangguran harus naik guna menurunkan inflasi. Jika
menurunkan inflasi sebesar 1 persen membutuhkan pengorbanan sebesar 5 persen GDP
setahun, menurunkan inflasi sebesar 4 persen membutuhkan pengorbanan sebesar 20
persen GDP setahun. Demikian pula, penurunan inflasi membutuhkan pengorbanan
sebesar 10 persen siklis.

6. Ekspektasi Rasional

73

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

Menurut N. Gregori mankiw (2006:384) pendekatan alternatif adalah dengan


mengasumsikan bahwa orang- orang memiliki ekspektasi rasional ( rational
expectation). Dengan kata lain, kita bisa mengasumsikan bahwa orang- orang secara
optimal menggunakan seluruh informasi yang ada, temasuk informasi tentang
kebijakan pemerintah sekarang untuk meramalkan masa depan. Karena kebijakan
moneter dan fiskal mempengaruhi inflasi, inflasi yang diharapkan juga harus tergantung
pada danpaknya terhadap kebijakan moneter dan fiskal. Menurut teori ekspektasi
rasional, perubahan kebijakan moneter dan fiskal akan mengubah ekspektasi, dan
evaluasi atas setiap perubabahan kebijakan harus mengaitkan dampak ini terhadap
ekpektasi. Jika orang- orang membentuk ekspektasi mereka secara rasional, inflasi
memiliki inersia yang lebih kecil dari pada ketika pertama kali muncul.

7. Histeresis dan Tantangan terhadap Hipotesis Tingkat-Alamiah


Menurut N. Gregori Mankiw (2006: 386) hipotesis tingakt alamiah membantu para
ahli makroekonomi mempelajari secara terpisah, perkembangan jangka pendek dan
jangka panjang dalam perekonomian. Hipotesis tingkat alamiah adalah salah satu
ekspresi dari dikotomi klasik.
Menurut N. Gregori Mankiw (2006: 386) Histeresis (hysteresis) adalah istilah yang
digunakan untuk menjelaskan pengaruh yang nyaris tiada habisnya dan sejarah terhadap
tingkat alamiah. Histeresis tetap merupakan sebuah teori kontroversional. Sebagian
ekonom percaya teori itu membantu menjelaskan secara gamblang pengangguran yang
tinggi secara terusa menerus di eropa karena kenaikan pengangguran di eropa yang
dimulai pada awal tahun 1980-an bersamaan dengan disinflasi terus terjadi setelah
stabil.

DAFTAR PUSTAKA
Mankiw, N.gregory; Euston Quah. 2014. Pengantar Ekonomi Mikro. Salemba Empat: Jakarta
https://m.merdeka.com/jabar/cara-mengatasi-inflasi-kenali-jenis-jenis-dan-
penyebabnyakln.html?page=3 https://suriyantinasutionumy.wordpress.com/tugas-
kuliah-2/pengantarekonomi-pendapatan-nasional/ https://www.gramedia.com/literasi/inflasi/
http://www.adis.web.id/2012/07/resume-macroeconomics-7th-mankiw-chapter3.html?m=1
https://www.idntimes.com/business/economy/rinda-faradilla/apa-itu-hiperinflasi
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Model_Mundell%E2%80%93Fleming
https://www.scribd.com/document/106440257/Model_Mundell-Flemming https://enprints.umm.ac.id
http://retnoprihatni23.blogspot.com/2014/01/dasar-dasar-penawaran-agregat.html?m=1 http://taufan-
nirwana.blogspot.com/2017/10/data-makro-ekonomi.html?m=1
74

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)


lOMoARcPSD|25157910

https://www.studocu.com/id/document/universitas-jember/ekonomi-makro/toaz/13881107
https://id.scribd.com/document/333498893/Makalah-Makro
https://www.google.com/amp/s/docplayer.info/amp/72056951-Bab-10-permintaan-agregat-
1membangun-model-is-lm.html
https://amp.kompas.com/money/read/2022/01/06/120500926/mengenal-apa-itu-investasi-
definisijenis-dan-contohnya https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/09/175750269/sistem-nilai-
tukar-definisi-dan-sejarah
https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/19/123016769/pengangguran-definisi-dan-jenisnya
https://health.kompas.com/read/2013/03/13/08003666/pasar.tenaga.kerja.di.as.membaik
https://www.kompas.com/edu/read/2022/08/02/125948771/diaspora-talk-ipb-potensi-tenaga-
kerjapertanian-di-eropa-masih-terbuka https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-akumulasi-
modal-atau-capitalaccumulation/150699/2

75

Downloaded by Sonny Alamsyah (sonnyalamsyah1992@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai