LAP BOK MEI (Remaja)
LAP BOK MEI (Remaja)
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Masa remaja merupakan salah satu dari periode perkembangan manusia, Masa ini merupakan masa
perubahan atau peralihan dari masa kanak – kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologis,
psikologis, dan social. Usia remaja biasanya dimulai pada usia 10 -13 tahun dan berakhir pada usia 18 –
22 tahun. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan prevalensi Diabetes Melitus tipe 2 pada anak-anak
dan remaja meningkat di beberapa Negara meskipun tidak sebanyak kejadian di usia dewasa dan lansia.
Di Indonesia berdasarkan, diagnosis dokter penderita Diabetes Melitus dengan katogori usia 15-24 tahun
berjumlah 159.014 orang (Kementerian Kesehatan RI, 2018). Hasil data Riskesdas 2018 provinsi Nusa
Tenggara Barat yang tercatat deteksi dini Diabetes Mellitus dengan kategori usia < 1 berjumlah 440, 1-4
tahun berjumlah 1.706, 5-14 tahun berjumlah 4.128, 15-24 tahun berjumlah 3.694.
Menurut Kemenkes RI (2020), menjelaskan bahwa diabetes mellitus (DM) adalah penyakit kronis
atau menahun berupa gangguan metabolik yang ditandai dengan peningkatan kadar glukosa darah diatas
normal. Diabetes mellitus adalah penyakit kronis yang kompleks yang membutuhkan perawatan medis
berkelanjutan dengan strategi pengurangan risiko multifaktor di luar kendali glikemik (American
Diabetes Association, 2018). Menurut P2PTM Kemenkes RI (2020), diabetes mellitus merupakan suatu
penyakit menahun yang ditandai oleh kadar glukosa darah yang melebihi nilai normal. Dimana nilai
normal gula darah sewaktu (GDS) / tanpa puasa adalah < 200 mg/dl sedangkan gula darah puasa (GDP) <
126 mg/dl. Diabetes mellitus disebabkan oleh kekurangan hormon insulin yang dihasilkan oleh pankreas
untuk menurunkan kadar gula darah.
(Nilai Normal GDS (Gula Darah Sewaktu) menurut, P2PTM Kemenkes RI (2020))
Dalam kegiatan skrining kesehatan pada remaja di 11 desa ada sebanyak 218 remaja yang
melakukan skrining kesehatan. Dilakukan juga pemeriksaan gula darah sewaktu pada remaja, ada
216 anak dengan dengan hasil gula darah ≤ 200 mg/dl yang berarti masih masuk dalam kategori
normal dan ada 2 anak dengan hasil gula darah ≥ 200 mg/dl yang mana hasil tersebut termasuk
tinggi dan harus dikontrol kembali.
III. KESIMPULAN
Dari hasil skrining kesehatan pada remaja ini harus menjadi perhatian orang tua, kader kesehatan yang
ada di desa juga masyarakat sekitar karena dari hasil pemeriksaan gula darah sewaktu ada dua anak yang
melebihi batas normal, dimana kemungkinan juga anak-anak ini ada riwayat keluarga yang memiliki penyakit
Diabetes Melitus dan bisa saja diturubkan ke anak tersebut sehingga perlunya untuk dikontrol kembali gula
darahnya. Dan dengan adanya kegiatan ini yaitu skrining kesehatan rutin pada remaja di desa dapat
meningkatkan derajat kesehatan anak-anak remaja melalui pemeriksaan kesehatan dan penyuluhan Kesehatan.
IV. PENUTUP
Dalam kegiatan ini diharapkan anak-anak remaja bisa lebih memperhatikan kesehatan dirinya masing-
masing melalui penyuluhan kesehatan dan juga pemeriksaan kesehatan yang telah dilakukan oleh Puskesmas
Molompar. Juga menjadi perhatian orang tua dan kader kesehatan yang ada ditiap desa.
25 Mei 2023
Desa Esandom Dua