14 - Bahan Ajar Epm
14 - Bahan Ajar Epm
Pertemuan Ke-14
Pertemuan Ke-14
PENILAIAN
OTENTIK
PENDAHULUAN
Pada pertemuan terakhir ini, kita akan membahas tentang salah satu bentuk penilaian
yang dilaksanakan oleh guru, yaitu penilaian otentik. Melalui materi ini, mahasiswa
diharapkan dapat memahami tentang apa yang disebut dengan penilaian otentik. Selain
itu, mahasiswa juga diharapkan memiliki gambaran terkait penilaian otentik sehingga
kelak jika mereka menjadi seorang guru dapat melaksanakan penilaian otentik dengan
baik.
Ada beberapa definisi mengenai penilaian otentik yang dikemukakan oleh para ahli.
Definisi-definisi tersebut tidak semuanya koheren atau sama. Berikut beberapa definisi
mengenai penilaian otentik.
1. Callison
Callison mengemukakan bahwa "authentic assessment is an evaluation process that
involves multiple form of performance measurement reflecting the student's
learning achievement, motivation, and attitudes on intstructionally-relevant
activities". Menurut definisi Callison tersebut, penilaian otentik didefinisikan sebagai
penilaian kinerja (performance) yang mengandalkan gerak psikomotor.
2. Mueller
Mueller mengemukakan bahwa penilaian otentik adalah "a form of assessment in
which students are asked to perform real-world tasks that demonstrate meaningful
application of essential knowledge and skills". Menurut definisi yang dikemukakan
oleh Mueller ini, penilaian otentik didefinisikan sebagai suatu bentuk penilaian di
mana siswa diminta untuk melakukan tugas-tugas nyata yang merupakan aplikasi
dari pengetahuan dan keterampilan.
Dari kedua definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa penilaian otentik merupakan
penilaian kinerja dimana para siswa diminta untuk mendemonstrasikan aplikasi dari
pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh dari dalam kelas ke dalam kejadian
nyata. Ada beberapa poin dari definisi ini, yaitu:
1. Karena menitikberatkan pada kinerja daripada pengetahuan semata, maka penilaian
otentik dikatakan sebagai penilaian kinerja (performance assessment).
2. Karena berbeda dengan penilaian tradisional, maka penilaian otentik merupakan
penilaian alternatif (alternative assessment).
3. Karena menyediakan bukti langsung dari aplikasi pengetahuan, maka penilaian
otentik merupakan suatu bentuk penilaian langsung (direct assessment).
Penilaian otentik biasanya mencakup serangkaian tugas yang harus diselesaikan oleh
siswa. Serangkaian tugas tersebut dinilai melalui suatu rubrik dimana dengan rubrik
tersebut performance atau kinerja siswa dapat diukur. Untuk lebih jelas terkait definisi
penilaian otentik, perhatikan contoh-contoh berikut:
Contoh 1.
Tulislah cara-cara membuat jaring-jaring kubus!
Contoh 2.
Sediakan alat-alat yang diperlukan untuk membuat kubus, kemudian buatlah tiga buah
kubus dari tiga jaring-jaring kubus yang berbeda!
Contoh 3.
Hitunglah rerata dari data berikut: 2, 5, 7, 6, 3, 5, 5, 7, 8, 9
Contoh 4.
Buatlah kelompok yang terdiri dari 10 orang. Ukurlah tinggi badan dari masing-masing
anggota kelompok dan sajikan data hasil pengukuran tersebut ke dalam bentuk tabel
dan grafik. Kemudian, tentukan rerata, median, dan modus dari data tersebut.
Dari keempat contoh di atas, Contoh 1 dan Contoh 3 bukan merupakan butir soal dalam
penilaian otentik. Hal ini dikarenakan pada kedua contoh tersebut hanya mengukur
aspek pengetahuan saja. Sementara itu, Contoh 2 dan Contoh 4 mengukur kemampuan
siswa dalam mengaplikasin pengetahuannya. Oleh sebab itu, Contoh 2 dan Contoh 4
merupakan contoh bentuk soal penilaian otentik.
Jika berdasarkan pada definisi menurut Kurikulum 2013, Contoh 1 dan Contoh 3 di atas
merupakan contoh butir soal dari penilaian otentik. Hal ini tentu bertolak belakang
dengan definisi penilaian otentik yang dikemukakan oleh Callison dan Mueller.
3. Sekolah harus dapat membantu siswa dalam menyiapkan diri melakukan pekerjaan
di dunia nyata setelah mereka lulus.
4. Untuk menopang kesuksesan siswa, sekolah harus meminta para siswa untuk
melakukan tugas-tugas bermakna yang merupakan replikasi dari real world
challenges untuk melihat apakah siswa mampu melakukan hal tersebut.
Berikut ini merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru dalam
melaksanakan penilaian otentik.
1. Identifikasi standard yang harus dipenuhi
Langkah ini merupakan langkah pertama yang harus dilakukan oleh guru dalam
melaksanakan penilaian otentik. Pada langkah ini, guru perlu mengidentifikasi
standar kompetensi mana yang hendak diukur melalui penilaian otentik. Poin-poin
mengenai standar kompetensi yang akan diukur perlu diidentifikasi secar adetail
dan menyeluruh.
2. Memilih pekerjaan yang harus dilakukan
Setelah diperoleh rincian mengenai apa yang harus dipenuhi oleh siswa, guru harus
memilih tugas atau pekerjaan apa yang perlu diselesaikan oleh siswa. Pemilihan
pekerjaan tersebut harus sesuai dengan standar yang telah ditentukan pada langkah
pertama.
3. Identifikasi kriteria yang harus dipenuhi dalam melakukan pekerjaan atau tugas
Setelah diperoleh tugas atau pekerjaan yang harus dikerjakan oleh siswa, kemudian
guru perlu menentukan kriteria-kriteria apa saja yang harus dipenuhi oleh siswa
dalam melaksanakan tugas tersebut. Hal ini bertujuan agar guru memiliki acuan
yang jelas mengenai apa yang akan diukur dari pekerjaan siswa tersebut.
4. Membuat rubrik penilaian yang sesuai
Setelah semuanya jelas, selanjutnya guru membuat suatu rubrik penilaian
berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan sebelumnya. Pembuatan rubrik
ini bertujuan untuk mempermudah guru dalam melakukan penilaian terhadap
kinerja siswa.
BAHAN DISKUSI