Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Penelitian Tindakan ISSN 2442-9775

Bimbingan dan Konseling


Vol. 1, No. 3, September 2015

MENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MELALUI LAYANAN


BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK
TREASURE HUNT GAME

Erna Kurniasih
SMP Negeri 5 Ulujami, Pemalang, Jawa Tengah

Abstrak
Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah Motivasi Belajar siswa dapat ditingkatkan
melalui layanan Bimbingan Kelompok dengan teknik Treasure Hunt Game pada siswa, subjek
penelitian yaitu 10 siswa kelas IX.C. Metode pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi,
angket, dan observasi yang selanjutnya akan dianalisis menggunakan analisis deskriptif dengan
rumus prosentase. Hasil penelitian pelaksanaan layanan Bimbingan Kelompok dengan teknik
Treasure Hunt Game dapat meningkatkan Motivasi Belajar siswa.

© 2015 Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan & Konseling

Kata Kunci: Bimbingan kelompok; Motivasi belajar; “Treasure Hunt” Game

PENDAHULUAN

Pada perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat dan arus globalisasi juga
semakin hebat maka muncullah persaingan dibidang pendidikan. Salah satu cara yang ditempuh
adalah melalui peningkatan mutu pendidikan (Darsono, 2000). Dalam rangka peningkatan mutu
pendidikan tersebut, Pemerintah berusaha melakukan perbaikan-perbaikan agar mutu pendidikan
meningkat, diantaranya perbaikan kurikulum, SDM, sarana dan prasarana. Perbaikan-perbaikan
tersebut tidak ada artinya tanpa dukungan dari guru, orang tua murid dan masyarakat yang turut
serta dalam meningkatkan mutu pendidikan.
Apabila membahas tentang mutu pendidikan maka tidak lepas dari kegiatan belajar
mengajar. Kegiatan belajar mengajar di sekolah merupakan kegiatan yang paling fundamental. Ini
berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan antara lain bergantung pada
bagaimana proses belajar yang dialami siswa sebagai anak didik. Hasil belajar dapat dilihat dari
terjadinya perubahan hasil masukan pribadi berupa motivasi dan harapan untuk berhasil (Keller
dalam H Nashar, 2004).
Hasil belajar yang diharapkan biasanya berupa prestasi belajar yang baik atau optimal.
Namun dalam pencapaian hasil belajar yang baik masih saja mengalami kesulitan dan prestasi yang
didapat belum dapat dicapai secara optimal. Dalam peningkatan hasil belajar siswa dipengaruhi
oleh banyak faktor, salah satunya yakni motivasi untuk belajar. Dalam upaya peningkatan kualitas
pembelajaran berbagai upaya dilakukan yaitu dengan peningkatan motivasi belajar. Dalam hal
belajar siswa akan berhasil kalau dalam dirinya sendiri ada kemauan untuk belajar dan keinginan
atau dorongan untuk belajar, karena dengan peningkatan motivasi belajar maka siswa akan tergerak,
terarahkan sikap dan perilaku siswa dalam belajar.
7
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Vol. 1, No. 3, September 2015

Dalam motivasi belajar terkandung adanya cita-cita atau aspirasi siswa, ini diharapkan
siswa mendapat motivasi belajar sehingga mengerti dengan apa yang menjadi tujuan dalam belajar.
Disamping itu, keadaan siswa yang baik dalam belajar akan menyebabkan siswa tersebut
bersemangat dalam belajar dan mampu menyelesaikan tugas dengan baik, kebalikan dengan siswa
yang sedang sakit, ia tidak mempunyai gairah dalam belajar (Mudjiono, 2002). Motivasi bukan saja
penting karena menjadi faktor penyebab belajar, namun juga memperlancar belajar dan hasil belajar.
Motivasi belajar sangat besar pengaruhnya pada hasil belajar, karena semakin tinggi
motivasi belajar siswa, maka siswa akan sangat senang sekali belajar dan semangat dalam
mendapatkan pencapaian prestasi yang maksimal, tetapi sebaliknya apabila siswa tidak mempunyai
motivasi belajar yang terjadi siswa menjadi malas belajar, dan menjadi pasif dikelas. Seperti
fenomena yang terjadi pada siswa kelas IX.C siswa dari studi pendahuluan dengan melakukan
observasi dan angket, dari hasil observasi diketahui masih banyak siswa yang pasif didalam kelas,
mereka cenderung diam dan ada yang bercanda di kelas, hanya ada beberapa siswa saja yang
memperhatikan guru dan aktif bertanya di kelas.
Dari segi mengerjakan tugas, peneliti berkolaborasi dengan guru mapel hasilnya diketahui
bahwa ada beberapa siswa yang masih belum mengumpulkan tugas tepat waktu dan bahkan
menurut penuturan guru mapel matematika, ada 6 siswa yang nilainya sampai sekrang belum
tuntas, seharusnya siswa kelas IX lebih termotivasi untuk belajar karena hampir mendekati Ujian
Nasional dan dari hasil mengisi angket motivasi siswa, diketahui ada 8 siswa yang mendapatkan
nilai rata-rata masuk kategori rendah, dan setelah dikroscek dengan buku kasus dan pelanggaran
ternyata kedelapan anak itulah yang sering sekali tidak mengerjakan tugas, dan sering ditegur
gurunya karena tidak pernah mendengarkan gurunya sedang menjelaskan materi, dan siswa
tersebutlah yang nilai matematikanya belum tuntas, dan ada 2 siswa yang masuk kategori sedang.
BK sebagai wadah dalam mengembangkan potensi siswa, memegang peranan penting
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa, meningkatkan motivasi belajar siswa bisa dilakukan
dengan layanan-layanan yang ada pada bimbingan dan konseling, meliputi layanan orientasi,
layanan informasi, layanan penempatan dan penyaluran, layanan penguasaan konten, layanan
konseling perorangan, layanan Bimbingan kelompok, layanan Bimbingan kelompok, layanan
konsultasi, layanan mediasi dan layanan advokasi. Sedangkan kegiatan pendukung konseling
meliputi aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi kasus, kunjungan rumah, tampilan
kepustakaan dan alih tangan kasus. Format pelayanan konseling meliputi format individual, format
kelompok, format klasikal, format lapangan, format kolaborasi, dan format jarak jauh (Prayitno,
2012).
Peneliti akan mencoba melakukan penelitian menggunakan layanan bimbingan kelompok
dengan teknik “Treasure Hunt” Game (berburu harta karun). Teknik ini, merupakan permainan
dengan cara menyediakan kunci untuk mencari harta karun. Kunci yang dimaksud di permainan ini
adalah unsur - unsur cerita yang ada dalam bacaan. Harta karun pada permainan ini berupa buku
bacaan yang menarik. Kunci untuk memburu harta karun pada permainan ini berasal dari ; judul
buku, pengarang, kategori buku ( pengetahuan alam, sosial, matematika, agama, dll) , tokoh dalam
cerita, latar cerita dan pikiran pokok tiap-tiap paragraf dalam cerita. Diharapkan dengan disediakan
kunci - kunci tersebut siswa bisa dengan mudah menemukan buku - buku bacaan yang disenangi.
Tingkatan paling tinggi permainan ini ketika siswa mampu membuat pikiran pokok tiap-tiap
paragraf dari sebuah cerita.
Pemilihan teknik “Treasure Hunt” Game didasarkan pada alasan karena permasalahan yang
muncul berkaitan dengan permasalahan belajar yaitu kurang motivasi belajar siswa, dan seakan-
akan siswa tidak merasakan dampak yang terjadi bila siswa gagal dalam Ujian Nasional.
Permaianan ini merangsang anak untuk gemar membaca dan merangsang anak untuk mempunyai
sifat mencari tahu.
8
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Vol. 1, No. 3, September 2015

Rumusan penelitian ini yaitu apakah dengan layanan bimbingan kelompok dengan teknik
“Treasure Hunt” Game dapat meningkatkan motivasi belajar siswa? Sedangkan tujuan dalam
penelitian ini untuk mengetahui layanan bimbingan kelompok dengan teknik “Treasure Hunt” Game
dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Prosedur penelitian
tindakan kelas menurut Suharsimi Arikunto (2009) model bagan penelitian tindakan secara garis
besar terdapat 4 tahapan yang lazim dilalui yaitu (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3) Pengamatan,
dan (4) Refleksi. Penelitian tindakan bimbingan dan konseling ini dilaksanakan pada bulan Januari
sampai Mei 2015 bertempat di SMP N 5 Ulujami Kabupaten Pemalang dengan subjek penelitian
yaitu 10 siswa kelas IX.C.
Metode pengumpulan datanya menggunakan dokumentasi, angket, dan observasi yang
selanjutnya dilakukan triangulasi teknik dimana untuk menggali kebenaran informasi tertentu
melalui berbagai metode dan sumber perolehan data. Dalam menganalisis data penelitian tindakan
bimbingan dan konseling, peneliti membandingkan antara data yang diperoleh pada saat kondisi
awal sebelum diadakan tindakan, dibandingkan dengan data yang diperoleh setelah melalui
tindakan pada siklus pertama dengan melalui tindakan pada siklus kedua, disebut juga dengan
menggunakan tindakan deskriptif kuantitatif dan analisis observasi.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti pada kondisi awal sebelum penelitian,
motivasi belajar pada subyek penelitian 10 siswa dapat dilihat pada Tabel 1 sebagai berikut:

Tabel 1. Hasil Observasi motivasi belajar pada Kondisi Awal


Kategori Frekuensi %
Rendah 7 70
Sedang 3 30
Tinggi 0 0
Jumlah 10 100

Siklus I
1. Perencanaan Tindakan
Tindakan pada siklus I direncanakan selama tiga pertemuan. Pertemuan dilakukan di ruang
bimbingan kelompok dan dilaksanakan pada siang hari. Pertemuan pertama untuk menyusun
jadwal pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan teknik “Treasure Hunt” Game, menentukan
tempat untuk pelaksanaan tindakan, menyiapkan satuan layanan bimbingan kelompok, menyiapkan
seluruh bahan dan skenario, pertemuan kedua melaksanakan layanan bimbingan kelompok dengan
teknik “Treasure Hunt” Game dan pertemuan ketiga membahas evaluasi dan tindak lanjut mengenai
hasil yang dicapai.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus I, hampir sama dengan pelaksanaan layanan bimbingan
kelompok pada umumnya, hanya yang membedakan pada penelitian ini adalah pada tahap
kegiatan, dimana setelah tahap peralihan, siswa dikondisikan untuk membagi kelompok untuk

9
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Vol. 1, No. 3, September 2015

melaksanakan kegiatan “Treasure Hunt” Game, yang mana tahap-tahapan pelaksanaan kegiatan akan
dijelaskan sebagai berikut:
1) Peneliti mengkoordinasi kelompok yang untuk mempersiapkan diri mengikuti kegiatan
bimbingan kelompok.
2) Peneliti menjelaskan pelaksanaan bimbingan kelompok, serta tujuan diadakan layanan
bimbingan kelompok.
3) Peneliti memberikan ice breaking pada semua anggota kelompok untuk mencairkan suasana.
4) Penelti menanyakan kesiapan anggota kelompok untuk mengikuti kegiatan bimbingan
kelompok.
5) Peneliti memulai kegiatan bimbingan kelompok dengan tema kiat-kiat menghadapi Ujian
Nasional.
6) Dalam pelaksanaan dinamika kelompok, peneliti memberikan jeda untuk memainkan
permainan treasure hunt.
7) Setelah melakukan treasure game, peneliti memberikan refleksi pada anggota kelompok
mengenai permainan tersebut.
8) Peneliti meminta meminta anggota kelompok memberikan pendapatnya setelah mengikuti
permainan treasure hunt dikaitkan dengan tema bimbingan kelompok.
9) Peneliti memberikan tambahan penjelasan kepada semua peserta layanan mengenai makna
permianan itu dikaitkan dengan tema yang dibahas.
10)Peneliti membuat kesimpulan dari pelaksanaan bimbingan kelompok.
11)Peneliti mengakhiri kegiatan Layanan bimbingan kelompok dengan teknik “Treasure Hunt”
Game.
3. Observasi
Hasil dari observasi pada pelaksanaan siklus I setelah dikenai tindakan layanan bimbingan
kelompok dengan teknik “Treasure Hunt” Game menjadi 1 siswa (10%) tinggi, 4 siswa (40%) sedang
dan 5 siswa (50%) rendah.
4. Refleksi
Berdasar hasil pengamatan, catatan peneliti dan observasi pengamat diperoleh sebagai
berikut:
a. Keberhasilan peneliti, yaitu: peneliti mampu mengelola kelompok diskusi, teknik yang
digunakan mampu meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti layanan bimbingan
kelompok, waktu sesuai perencanaan, dan siswa terlihat cukup antusias melaksanakan layanan
bimbingan kelompok.
b. Hambatan yang dihadapi peneliti, yaitu: masih ada siswa yang belum aktif dan kurang antusias
mengikuti layanan bimbingan kelompok.
c. Rencana perbaikan, guru BK merencanakan kembali melaksanakan layanan bimbingan
kelompok dengan teknik “Treasure Hunt” Game. Agar siswa lebih aktif dan antusias maka
pelaksanaan layanan bimbingan kelompok diberikan inovasi yaitu diadakan kompetensi antar
kelompok dalam menemukan daftar kata yang dicari, yang tercepat dialah yang menang dengan
cara siswa yang sudah selesai menemukan rangkaian kata itu menyanyikan lagu wajib nasional.
d. Perubahan motivasi belajar siswa dari kondisi awal dan setelah siklus I berdasar pengamatan
observer saat siswa melaksanakan layanan bimbingan kelompok dengan teknik “Treasure Hunt”
Game meningkat dari rata-rata 2,0 menjadi 2,8.

Siklus II
1. Perencanaan Tindakan
Pertemuan siklus II direncanakan 3 kali pertemuan dan kegiatan layanan bimbingan
kelompok dilakukan pada siang hari. Rencana tindakan pada siklus II pada dasarnya sama dengan
10
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Vol. 1, No. 3, September 2015

siklus I, hanya ada perbedaan yaitu tema bimbingan kelompok, menjadi “kemana setelah lulus
SMP”, dan masih menggunakan permainan “Treasure Hunt” game.
2. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pada siklus II, hampir sama dengan pelaksanaan layanan bimbingan
kelompok pada siklus I, hanya yang membedakan pada penelitian ini adalah penambahan inovasi
yang membedakan dengan siklus I, agar hasil yang didapat pada siklus II lebih mendapatkan hasil
yang memuaskan setelah melihat refleksi pada siklus I, maka diberikan inovasi tersebut adalah
diadakan kompetensi antar kelompok dalam menemukan daftar kata yang dicari, yang tercepat
dialah yang menang dengan cara siswa yang sudah selesai menemukan rangkaian kata itu
menyanyikan lagu wajib nasional tersebut akan dijelaskan sebagai beerikut :
1) Peneliti mengkoordinasi kelompok yang untuk mempersiapkan diri mengikuti kegiatan
bimbingan kelompok.
2) Peneliti menjelaskan pelaksanaan bimbingan kelompok, serta tujuan diadakan layanan
bimbingan kelompok.
3) Peneliti memberikan ice breaking pada semua anggota kelompok untuk mencairkan suasana.
4) Penelti menanyakan kesiapan anggota kelompok untuk mengikuti kegiatan bimbingan
kelompok.
5) Peneliti memulai kegiatan bimbingan kelompok dengan tema kiat-kiat menghadapi Ujian
Nasional.
6) Dalam pelaksanaan dinamika kelompok, peneliti memberikan jeda untuk memainkan
permainan treasure hunt.
7) Setelah melakukan treasure hunt game, peneliti memberikan refleksi pada anggota kelompok
mengenai permainan tersebut.
8) Peneliti meminta meminta anggota kelompok memberikan pendapatnya setelah mengikuti
permainan treasure hunt dikaitkan dengan tema bimbingan kelompok.
9) Peneliti memberikan tambahan penjelasan kepada semua peserta layanan mengenai makna
permianan itu dikaitkan dengan tema yang dibahas.
10) Peneliti membuat kesimpulan dari pelaksanaan bimbingan kelompok.
11) Peneliti mengakhiri kegiatan “Treasure Hunt” Game.

3. Observasi
Hasil observasi dari pelaksanaan siklus II sebanyak 0 siswa (0%) rendah, 6 siswa (60%)
sedang dan 4 siswa (40%) tinggi dan rata-rata skor 3,8.
4. Refleksi
Dari hasil observasi oleh pengamat dan catatan peneliti diperoleh hal-hal sebagai berikut:
Pada siklus II peneliti mampu memotivasi siswa agar meningkatkan motivasi belajarnya,
keberhasilan pelaksanaan layanan dikarenakan diberikan inovasi berupa diadakan kompetesi antar
kelompok dalam menemukan daftar kata yang dicari, yang tercepat dialah yang menang dengan
cara siswa yang sudah selesai menemukan rangkaian kata itu menyanyikan lagu wajib nasional
sehingga membuat siswa menjadi antusias mengikuti kegiatan.
Hasil pelaksanaan layanan bimbingan kelompok untuk meningkatkan motivasi siswa pada
kondisi awal, siklus I dan siklus II dapat dilihat Tabel 2 sebagai berikut:

11
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Vol. 1, No. 3, September 2015

Tabel 2. Hasil observasi Motivasi Belajar siswa (kondisi awal, siklus I dan Siklus II)
Kond.Awal Siklus I Siklus II
Skor Kategori
Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %
0–2 Rendah 7 70 5 50 0 0
>2 – 4 Sedang 3 30 4 40 6 60
>4 – 6 Tinggi 0 0 1 10 4 40
Jumlah 10 100 10 100 10 100

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1 berikut:

Gambar 1. Hasil Motivasi belajar (Kondisi awal, Siklus I dan Siklus II)

SIMPULAN

Pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dengan tenik “Treasure Hunt” Game dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa. Pada tindakan yang diberikan pada siklus I, sudah
meningkatkan empati siswa namun masih ada beberapa siswa yang memiliki motivasi belajar yang
rendah. Maka pada pelaksanaan siklus II diadakan inovasi berupa diadakan kompetesi antar
kelompok dalam menemukan daftar kata yang dicari, yang tercepat dialah yang menang dengan
cara siswa yang sudah selesai menemukan rangkaian kata itu menyanyikan lagu wajib nasional,
pada siklus II dari hasil pengamatan terdapat peningkatan Motivasi siswa yang sangat signifikan.

UCAPAN TERIMA KASIH

Dengan segala hormat kami ucapkan terima kasih kepada Dr. Eko Supraptono, M.Pd. dan
Hanung Sudibyo, M.Pd. sebagai Pembimbing serta Kepala Sekolah, Guru, Karyawan dan Siswa
kelas IX.C SMP N 5 Ulujami Kabupaten Pemalang yang telah membantu proses penelitian
tindakan.

12
Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling. Vol. 1, No. 3, September 2015

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2009. Peneitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara


Darsono, Max. 2000. Belajar dan pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press
Mudjiono dan Dimyati. 1994. Balajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.
Nashar. 2004. Peranan Motivasi dan Kemampuan awal dalam kegiatan Pembelajaran. Jakarta: Delia Press
Prayitno. 2012. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling. Padang: Universitas Negeri Padang

13

Anda mungkin juga menyukai