Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang,
Indonesia
Abstract
___________________________________________________________________
This research aimed to prove whether the content mastery service with techniques playing role (role playing) can increase
students' motivation. This type of research is experiments research by design one group pre-test and post test. This research
population is all students 5th grade MI AL Islam Mangunsari 02 Semarang, which amounts 21 students. Saturated sampling
technique is used because the population is relatively small (less than 30 people) where the entire populations is used to be
samples. Methods of data collection using psychological scales with instruments motivation learning scale as many as 68 items
statement of. The analysis methods of the data using descriptive percentage and t-test. The Treatment performed 8 times face-to-
face meetings. Based on the results of research, students’ motivation between the pre-treatment (62%) and after treatment (77%),
experiencing enhancement by 15%. Based on t-test analysis using the 5% significance level, the results of different test analysis
obtained tcount = 10.16 and ttable = 2.045, so the value of tcount> ttable, so it is stated that Ha is accepted. The results of this study
indicate that the service the content mastery with role playing can increase students' motivation 5th grade MI AL Islam
Mangunsari 02 Semarang
Alamat korespondensi: ISSN 2252-6374
Gedung A2, Kampus Sekarang gunungpati, Semarang, 50229
E-mail: journalbkunnes@yahoo.com
1
Lilik Maryanto / Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application 2 (3) (2013)
3
Lilik Maryanto / Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application 2 (3) (2013)
Berdasarkan pada tujuan dari penelitian (6) berpendirian kuat dan memiliki tujuan
ini maka akan dibahas lebih mendalam tentang jangka panjang, (7) senang mencari dan
gambaran motivasi belajar siswa kelas 5 MI AL memecahkan soal-soal, dan (8) keinginan untuk
Islam Mangunsari 02 Semarang sebelum, bergabung dalam kelompok kelas. Ciri-ciri
sesudah, dan perbedaan motivasi belajar siswa tersebutlah yang menjadi acuan atau tolak ukur
sebelum dan sesudah perlakuan dengan jika seorang siswa dikatakan memiliki motivasi
menggunakan layanan penguasaan konten belajar yang tinggi.
dengan teknik bermain peran. Berdasarkan Perlunya peningkatan motivasi belajar
penelitian tentang upaya meningkatkan motivasi bagi siswa adalah untuk dapat berkembang dan
belajar siswa melalui layanan penguasaan mampu mencapai hasil belajar maksimal
konten dengan teknik bermain peran (role sehingga dapat berprestasi dalam belajar sesuai
playing), dapat disimpulkan bahwa terjadi dengan tujuan yang diharapkan. Sebagai upaya
peningkatan motivasi belajar signifikan pada peningkatan motivasi belajar siswa, peneliti
siswa kelas 5 MI AL Islam Mangunsari 02 melakukan tahapan sesuai dengan prosedur
Semarang, hal ini dapat dibuktikan dengan hasil penelitian eksperimen yang peneliti lakukan,
uji t (t-Test). yaitu melakukan pre test sebagai langkah awal
Motivasi belajar merupakan suatu hal identifikasi tingkat motivasi belajar siswa,
yang sangatlah penting karena motivasi belajar kemudian diberikan perlakuan berupa layanan
sebagai modal yang berkaitan dengan semangat penguasaan konten dengan teknik bermain
dan kebutuhan dalam melakukan kegiatan peran, dan setelah dilakukan perlakuan maka
belajar. Diperkuat dengan pernyataan berikut dilakukan identifikasi akhir post test. Ini
Motivasi belajar adalah dorongan internal dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya
dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang peningkatan antara sebelum diberi perlakuan
belajar untuk mengadakan perubahan tingkah dengan sesudah diberi perlakuan.
laku, pada umumnya dengan beberapa indikator Pelaksanaan kegiatan pre test motivasi
dan atau unsur yang mendukung. Hal itu belajar siswa melalui layanan penguasaan
mempunyai peranan besar dalam keberhasilan konten dengan teknik bermain peran, data yang
seseorang dalam belajar (Hamzah B. Uno, diperoleh sebelum diberikan perlakuan ini yaitu
2008). rata-rata tingkat motivasi belajar siswa kelas 5
Seperti dalam pendapat dari Hamzah MI AL Islam Mangunsari 02 Semarang adalah
tersebut, pada hakikatnya motivasi belajar dengan presentase 62% yang dalam kategori
timbul karena instrinsik berupa hasrat dan sedang. Dengan presentase 9.52381% atau 2
keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan anak yang termasuk dalam kategori tinggi,
akan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan dengan persentase 54.381% atau 11 anak pada
dari faktor ekstrinsik yaitu adanya penghargaan, kategori sedang, dan dengan persentase
lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan 38.0952% atau 8 anak yang termasuk dalam
belajar yang menarik. kategori rendah. Berdasarkan data rata-rata
Siswa dapat dikatakan memiliki motivasi kelas sebelum pemberian layanan tersebut
belajar tinggi apabila mempunyai ciri berikut; (1) dikatakan bahwa motivasi belajar siswa dalam
tekun menghadapi tugas, (2) ulet menghadapi kategori sedang dimana motivasi belajar tersebut
kesulitan, (3) tidak memerlukan dorongan dari perlu untuk ditingkatkan. Maka dari itu perlu
luar untuk berprestasi, (4) semangat belajar adanya perlakuan yang berupa layanan
tinggi (senang, rajin belajar, dan penuh penguasaan konten dengan teknik bermain
semangat), (5) menyukai ilmu pengetahuan baru peran.
4
Lilik Maryanto / Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application 2 (3) (2013)
Layanan penguasaan konten merupakan Bermain peran (role playing) adalah suatu
layanan yang memiliki tujuan pengembangan teknik yang digunakan untuk memerankan
diri individu yang dalam hal ini berkaitan berbagai peran dengan mendramatisasikan sikap
dengan belajar, sehingga mempunyai dan tingkah laku, baik dalam kehidupan sehari-
kemampuan atau kompetisi tertentu dalam hari maupun peran yang diskenariokan untuk
kegiatan belajar. Dalam upaya meningkatkan mengembangkan beberapa keterampilan
motivasi belajar siswa melalui layanan sistematik (kreativitas, pemecahan masalah,
penguasaan konten peneliti menerapkan teknik belajar bahasa, perkembangan sosial, dan
bermain peran (role playing) sebagai upaya efektif sebagainya).
dalam pemberian perlakuan. Perpaduan antara layanan penguasaan
konten dengan teknik bermain peran (variabel
5
Lilik Maryanto / Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application 2 (3) (2013)
X) ini dimaksudkan untuk dapat memberi belajar sesudah pemberian layanan penguasaan
pengaruh akan peningkatan dari variabel Y yaitu konten dengan teknik bermain peran mengalami
motivasi belajar. Peningkatan tersebut peningkatan. Data yang diperoleh setelah
didasarkan atas hasil sebelum pemberian memberikan perlakuan ini yaitu rata-rata tingkat
perlakuan dengan sesudah pemberian perlakuan. motivasi belajar siswa kelas 5 MI AL Islam
Perlakuan layanan penguasaan konten dengan Mangunsari 02 Semarang adalah 77% yang
teknik bermain peran dilakukan sebanyak dalam kategori tinggi. Dengan persentase
delapan kali pertemuan dengan materi yang 19.0476% atau 4 anak yang termasuk dalam
berbeda pada setiap pertemuan tersebut. kategori sangat tinggi, dengan persentase
Setelah diberikan perlakuan maka 76.1905 % atau 16 anak yang termasuk dalam
dilakukan post test untuk mengetahui kategori tinggi, dan dengan presentase 4.7619%
peningkatan motivasi belajar siswa. Berdasarkan atau 1 anak yang termasuk dalam kategorisasi
hasil analisis deskriptif presentase motivasi sedang.
Berdasarkan hasil analisis data pre test dan belajar pada siswa kelas 5 MI AL Islam
post test tersebut maka dapat diketahui adanya Mangunsari 02 Semarang. Hal ini diperkuat
peningkatan motivasi belajar dengan presentase dengan hasil analisis data statistik bahwa
sebesar 15% dimana pada sebelum pemberian berdasarkan hasil perhitungan uji t-Test
layanan pre test tingkat motivasi belajar dengan diperoleh thitung = 10,16 dan ttabel = 2.021, jadi
rata-rata 62% dengan kategori sedang, kemudian thitung > ttabel maka hasilnya adalah signifikan,
mengalami kenaikan setelah pemberian layanan yaitu terdapat perbedaan yang signifikan antara
tingkat motivasi belajar dengan rata-rata 77% sebelum dan sesudah mendapatkan layanan
kategori tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan konten dengan teknik bermain
layanan penguasaan konten dengan teknik peran.
bermain peran dapat meningkatkan motivasi
Berdasarkan hasil analisis uji beda (t-Test) kategori tinggi (77%). Dengan frekuensi empat
menunjukkan adanya peningkatan motivasi anak yang termasuk dalam kategori sangat
belajar pada siswa sebelum dan sesudah tinggi, enam belas anak pada kategori tinggi,
perlakuan, maka dari itu hipotesis yang diajukan dan satu anak dalam kategorisasi sedang.
dapat diterima bahwa Ha diterima dan Ho Motivasi belajar siswa mengalami
ditolak. Dengan kata lain motivasi belajar siswa peningkatan setelah diberikan perlakuan berupa
dapat ditingkatkan melalui layanan penguasaan layanan penguasaan konten dengan teknik
konten dengan teknik bermain peran (role bermain peran. Peningkatan tersebut dapat
playing). dilihat pada sebelum pemberian perlakuan yang
mana menunjukkan kategori sedang dan
KESIMPULAN sesudah pemberian perlakuan menunjukkan
kategori tinggi. Motivasi belajar siswa sebelum
Motivasi belajar siswa kelas 5 MI AL dan sesudah perlakuan mengalami peningkatan
Islam Mangunsari 02 Semarang sebelum dengan presentase sebesar 15%. Berdasarkan
dilaksanakan layanan penguasaan konten hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat
dengan teknik bermain peran menunjukkan disimpulkan bahwa motivasi belajar siswa kelas
kategori sedang (62%). Dengan frekuensi dua 5 MI AL Islam Mangunsari 02 Semarang dapat
anak termasuk dalam kategori tinggi, sebelas ditingkatkan setelah diberikan perlakuan berupa
anak pada kategori sedang, dan delapan anak layanan penguasaan konten dengan teknik
yang termasuk dalam kategori rendah. bermain peran (role playing).
Motivasi belajar siswa kelas 5 MI AL
Islam Mangunsari 02 Semarang sesudah
dilaksanakan layanan penguasaan konten
dengan teknik bermain peran menunjukkan
7
Lilik Maryanto / Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application 2 (3) (2013)
DAFTAR PUSTAKA