SAMPUL NASKAH
DAFTAR ISI ..
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................. 1
A. LATARBELAKANG 1
B. MAKSUD DAN TUJUAN 2
C. SISTEMATIKA 3
LAMPIRAN
TATA CARA PENILAIAN ij
PENDAHULUAN
x
xx
~«''''''~
W
BUDAYA ORGANISASI BERKEUNGGULAN
MELALUI PENILAIAN 13 KOMPETENSIINDIVIDU PERSONEL POLRI
DAN PNS POLRI
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG.
Pidato Kenegaraan Presiden Republik Indonesia Ir. Joko Widodo menyambut HUT
ke-74 Republik Indonesia, menegaskan Indonesia tidak gentar menghadapi persaingan
global. Sumber daya manusia yang unggul memiliki kreativitas, inovasi, kecepatan untuk
bersaing secara global sehingga mampu melompati bangsa-bangsa lain di dunia. Visi
dan Misi priode ke-2 terpilihnya Presiden Joko Widodo menyebutkan terdapat lima hal
yang menjadi prioritas dalam memajukan bangsa Indonesia yang antara lain 1)
pembangunan infrastruktur, 2) prioritas pembangunan SDM, 3) permudah investasi
untuk lapangan kerja, 4) reformasi birokrasi, dan 5) APBN tepat sasaran. Tahapan besar
dalam periode kedua ialah pembangunan SDM sebagai kunci kemajuan bangsa
Indonesia yang harus menyiapkan pembangunan kapasitas manusia menuju revolusi
Industri 4.0.
Sejalan dengan era revolusi industri 4.0. tersebut, tantangan tugas Polri sebagai
penanggung jawab terjaqanya kondusifitas kamtibmas yang dinamis sebagai prasyarat
bagi pembangunan nasional kedepan akan semakin kompleks. Dinamika lingkungan
strategis di tingkat global, regional dan nasional juga melahirkan kejahatan yang
berdimensi baru sehingga memerlukan kesiapan SDM Polri yang kompeten dan unggul
guna mewujudkan Polri yang Promoter.
Menciptakan SDM yang unggul sesuai visi dan misi Presiden Jokowi diaplikasikan
oleh Kapolri Jenderal Pol Idham Azis melalui tujuh Program Prioritas Kapolri yang salah
satunya mewujudkan SDM yang unggul. Hal ini merupakan wujud dari keseriusan Polri
untuk melakukan perubahan sebagai upaya peningkatan kualitas kinerja dalam
menjalankan tugas pokok Polri. Beberapa program yang perlu dilakukan dalam
mewujudkan SDM yang unggul dijabarkan menjadi enam kegiatan yaitu rekrutmen pro
aktif dengan prinsip BETAH dan berbasis IT, pembenahan pola diklat yang siap kerja,
pembenahan karir berdasarkan meritrokasi dan kompetensi, kajian peningkatan
tunjangan kineria lebih dari 70 persen tahun 2020 dan penguatan sinergitas polisional,
pembenahan dan jaminan kesehatan anggota dan keluarganya serta pemenuhan
perumahan.
C. SISTEMATIKA
BABI PENDAHULUAN
BABIV PENUTUP
KONSEP
PENILAlAN KOMPETENSI PERSONEL
B A B II
KONSEPPENILAIAN KOMPETENSIPERSONEL
A. Nilai Utama
1. Penilaian Kinerja Anggota Polri dan PNS Polri
Penilaian kinerja bertujuan untuk pembinaan anggota Polri dan PNS Polri
berdasarkansistem prestasikerja dan sistem karier kerja yang dititikberatkanpada
sistem prestasi kerja, sehingga mendorongpeningkatankinerja anggota Polri dan
PNS Polri mengembangkankemampuankerja, serta menjadikanadanya standar
yang jelas dan baku dalam pemberian penilaian atas prestasi anggota secara
objektif.
Sistem yang mengidentifikasidan mengukur kinerja seluruh anggota Polri
agar selaras dengan Visi dan Misi organisasi digunakan Sistem Manajemen
Kinerja (SMK) yang berpedoman pada Perkap Nomor 2 tahun 2018 tentang
Penilaian Kinerja Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia. Tujuan
dibuatnya SMK untuk menjaminobjektivitasdalam pembinaankarier, Pendidikan
pengembangan,kenaikanpangkat dan pemberiantunjangankinerja. SMK adalah
sistem yang digunakanuntuk mengidentifikasidan mengukurkinerja anggota Polri
agar selaras dengan visi dan misi organisasi. Penilaian kinerja anggota Polri
dilakukan dengan prinsip objektif. transparan. akuntabel, proporsional dan adil
sebagai upaya meningkatnya produktifitas kerja, disiplin, dan tanggung jawab
pegawai dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya.
Bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Polri penilaian prestasi kerja bertujuan
untuk menjamin objektivitas pembinaan PNS yang didasarkan pada sistem
prestasi dan system karier, sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 30 tahun 2019 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil.
Penilaian dilakukan berdasarkan perencanaan kinerja pada tingkat individu dan
tingkat unit organisasi, dengan memperhatikan target, capaian hasil, dan manfaat
yang dicapai, serta prilaku PNS. Penilaian perilaku kerja dilakukan melalui
pengamatan oleh pejabat penilai terhadap PNS sesuai kriteria yang ditentukan
yaitu: orientasi pelayanan,integritas,komitmen, disiplin, kerja sama, dan
kepemimpinan. Penilaian kepemimpinan hanya dilakukan bagi PNS yang
menduduki jabatan struktural. Penilaian prestasi kerja dilakukan 1 (satu) kali dalam
setahun dengan cara menggabungkan penilaian SKP dengan penilaian perilaku
kerja .
Hasil akhir dari penilaian kinerja anggota Polri (SMK) dan PNS Polri melalui
penilaian prestasi kerja dituangkan dalam satu data base catatan perorangan
masing-masing yang digunakan untuk peningkatan kinerja organisasi melalui
peningkatan prestasi kerja, pengembangan potensi, dan karier yang bersangkutan
serta pengembangan manajemen. organisasi, dan lingkungan kerja.
3. Kesehatan
4. Jasmani
Kondisi kemampuan jasmani yang prima dapat diwujudkan dengan
melakukan pembinaan secara terus menerus , sistematis dan berkesinambungan.
Peraturan Kapolri nomor 4 tahun 2018 tentang Pembinaan Jasmani di Lingkungan
Kepolisian Negara Republik Indonesia menjadi dasar dalam melakukan pembinaan
jasmani untuk memelihara dan/atau meningkatkan derajat kesamaptaan jasmani
baik perorangan maupun kesatuan.
Teknis Pelaksanaan pembinaan jasmani dilaksanakan 2 (dua) periode dalam
satu tahun yang dilaksanakan oleh Biro Watpers SSDM Polri pada tingkat Mabes
Polri, Bag Watpers pada tingkat Polda, dan Bag Sumda pada tingkat Polda.
Pengujian kesamaptaan jasmani dilakukan untuk mengetahui hasil pemeliharaan
dan peningkatan kesemaptaan jasmani yang dilaksanakan setiap akhir bulan Juni
dan bulan Desember. Pengujian jasmani dituangkan dalam Sistem Informasi
Kesamaptaan Jasmani Personel Polri (SKIJPP) yang memuat data hasil nilai
kebugaran, postur keterampilan yang saling terintegrasi. Hasil pengujian
kesemaptaan jasmani dicatat dalam SKIJPP, dan digunakan untuk rekomendasi
sebagai bahan pertimbangan dalam pembinaan karier Pegawai Negeri Pada Polri.
Dalam penilaian pembinaan jasmani juga meliputi penilaian indeks masa
tubuh (IMT), personel dituntut untuk memiliki kondisi kemampuan jasmani yang
prima guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang unggul dan
kompetitif. Selain itu penilaian indeks masa tubuh bertujuan agar personel memiliki
postur yang proporsional, ideal antara tinggi dan berat badan, sehingga dapat
mendukung pelaksanaan tugas.
5. Rohani
Pembinaan rohani adalah pembinaan kondisi jiwa seseorang untuk
memertinggi moral, budi pekerti yang luhur serta memperkuat keyakinan
beragama, baik dalam hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa,
maupun dalam hubungan manusia dengan sesamanya. Pedoman anggota Polri
dalam pembinaan rohani tertuang dalam Peraturan Kapolri Nomor 10 tahun 2018
tentang Pembinaan rohani, mental dan tradisi di lingkungan Kepolisian Negara
Republik Indonesia.
Materi dalam Pembinaan rohani di lingkungan Polri yaitu keimanan dan
ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, pelaksanaan Ibadah, akhlak dan
moral, toleransi dan kerukunan beragama, dan keluarga bahagia. Nilai pembinaan
rohani berdasarkan akhlak dan moral memuat pedoman: etika dalam berhubungan
dengan Tuhan, etika dalam menjalin hubungan dengan antar sesame manusia,
dan etika dalam berinteraksi dengan lingkungan dan alam sekitar. Nilai pembinaan
rohani berdasarkan toleransi dan kerukunan umat beragama, memuatlmencakup:
kerukunan intern umat beragama, kerukunan antar umat beragama, dan
kerukunan umat beragama dengan pemerintah.
6. Psikologi
Pelaksanaan tes psikologi bagi anggota Polri dan PNS pada Polri
dilaksanakan semenjak mengikuti seleksi menjadi calon anggota Polri atau
menjadi calon PNS Polri. Tujuan tes psikologi untuk mengungkap karakteristik
individual berdasarkan aspek psikologi, nilai dan persyaratan yang ditetapkan
dengan metode tes psikologi tertulis, wawancara psikologi dan/atau metode
lainnya.
Biro Psikologi Mabes dan Bag Psikologi Polda melakukan tes psikologi
kepada personel dalam rangka kepemilikan Senpi dinas, pemeriksaan psikologi
bagi anggota yang bermasalah dan mapping psikologi untuk anggota Polri,
mapping psikologi bertujuan untuk memetakan kondisi psikotoqts dan rekam jejak
psikologis anggota Polri. Pedoman dalam pelaksanaan mapping tes psikologi
terhadap personel berdasarkan Surat Keputusan Kapolri NO.Pol
Skep/960/X1I/2004 tanggal 28 Desember 2004 tentang Pedoman administrasi,
aspeklinstrument dan sistem penilaian pemeriksaan psikologi untuk fungsi teknis
kepolisian.
Mapping psikologi diharapkan dapat dilaksanakan terhadap seluruh anggota
Polri sehingga ada data base hasil tes psikologi sebagai pemetaan anggota sesuai
dengan bakat dan kemampuan di bidang fungsi Kepolisian dan sebagai pedoman
dalam pembinaan karir.
7. Akademik
Nilai secara akademik personel Polri dan PNS Polri dapat diperoleh pada
saat mengikuti pendidikan pembentukan menjadi anggota Polri dan kenaikan
pangkat (PNS Polri), nilai akademik juga dapat diperoleh pada saat personel
melakukan pendidikan kejuruan dan pengembangan. Pendidikan pengembangan
adalah pendidikan lanjutan setelah Pendidikan pembentukan yang bertujuan untuk
meningkatkan kompetensi pegawai negeri pada Polri agar memiliki pengetahuan,
sikap prilaku kepemimpinan dan keterampilan teknis serta kemampuan manajerial.
Personel yang melaksanakan pendidikan dalam level manajerial tingkat tinggi
sampai dengan level manajerial tingkat bawah harus diapresiasi baik dalam segi
kepangkatan, jabatan, dan penghargaan lainnya sehingga harus ada kompetisi
yang adil dan transparan dari seleksi, pada saat pendidikan, sampai dengan pada
saat pelaksanaan tugas. Pelaksanaan pendidikan pembentukan dan pendidikan
pengembangan membutuhkan kompetensi personel yang memiliki kinerja serta
unggul.
Prestasi pada saat pendidikan pembentukan dan pengembangan melalui nilai
akademik, jasmani, sikap dan prilaku disimpan sebagai ketersediaan data profil
kompetensi dan kinerja secara objektif dapat digunakan dalam pendayagunaan
anggota Polri. Proses pendayagunaan anggota Polri yang memiliki prestasi
tersebut sebagaimana diatur dalam Perkap nomor 3 tahun 2019 tentang
Manajemen Talenta disebutkan dalam Perkap tersebut Manajemen Talenta adalah
proses pengelolaan Talenta Polri melalui tahap identifikasi, penetapan, pembinaan,
pengembangan, penugasan, dan pengakhiran untuk kaderisasi pemimpin Polri
masa depan.
Membangun iklim kompetisi positif melalui prestasi akademik dalam hal ini
pendidikan pengembangan dapat mewujudkan sistem pembinaan karir berbasis
meritokrasi. Prioritas dalam jabatan struktural atau fungsional dapat diberikan
kepada personel Polri yang telah lulus melaksanakan Pendidikan manajemen
tingkat atas dan/atau menengah.
C. Nilai Pertimbangan
Nilai pertimbangandapat dilihat dalam aspek-aspek yang tertulis dalam Sistem
Informasi Personel Kepolisian Negara Republik Indonesia (SIPP) yang dibangun dan
dikembangkan untuk mengumpulkan data, mengolah dan menyajikan data tentang
personel Polri yang tepat dan akurat sebagai sarana pendukung dalam menetapkan
kebijakandan pengambilankeputusandi bidang pembinaansumberdaya manusia.
Pengumpulan data informasi Pegawai Negeri pada Polri dilakukan berdasarkan
sumberdata personel sejak diangkat menjadi pegawai Negeripada Polri hingga pension
atau diberhentikan. Data informasi personel anggota Polri dan juga PNS Polri dimuat
dalam bentuk Daftar Riwayat Hidup(DRH) singkatdan Daftar Riwayat Hidup lengkap.
Berdasarkan Daftar Riwayat hidup baik yang singkat dan yang lengkap yang
tersimpan dalam Sistem Informasi Personel Polri (SIPP) dapat memberikan 6 (enam)
nilai pertimbanganyaitu:
8. Data pribadi
Aspek data pribadi dalam riwayat hidup adalah data yang berisikan kolom
nama, pangkat, jabatan saat ini, kesatuan, tempaUtanggallahir, suku/bangsa,dan
agama. Keterangan dari data pribadi tersebut dapat menjadikan penilaian dalam
sistem pembinaan karier personel, sebagai contoh pada saat mau menempatkan
personel yang merupakan masyarakat yang mayoritas kristen dan merupakan
pusat kegiatan agama kristen maka dari data pribadi dapat dilihat sebagai
pertimbangan menempatan personel yang beragama kristen, contoh lain
tempaUtanggal lahir dan juga suku/bangsa dapat dijadikan sebagai referensi
mencari personel dalam mengakomodir penempatan personel yang merupakan
orang asli daerah tersebut (local boy for the local job).
9. Pendidikan
Pendidikan personel juga memiliki nilai dalam pembinaan karir berupa mutasi
dan juga dalam pelaksanaan seleksi pendidikan. Sebagai contoh Personel yang
tidak memiliki pendidikan umum kesarjanaan (min S-1) sesuai dengan PP No. 58
tahun 2010 Perubahan atas Peraturan Pemerintah nomor 27 tahun 1983 tentang
Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana tidak diperbolehkan
menjadi penyidik, sehingga berdasarkan aspek pendidikan dapat dinilai terhadap
penempatan tugas personel. Gelar kesarjanaan juga merupakan persyaratan pada
saat mengikuti pendidikan dan kenaikan pangkat.
D. Assesment Center
Dalam rangka menjamin objektivitas, kualitas, transparansi, dan akuntabilitas
dalam pembinaan karier sehingga memperoleh anggota Polri yang berbudaya unggul,
penilaian 13 Kompetensi personel yang berdasarkan nilai utama, nilai pendukung, dan
nilai pertimbangan akan memperoleh personel yang layak untuk mendapatkan promosi
baik berupa pangkat ataupun jabatan. Assessment Center dilaksanakan sebagai
metode penilaian yang terstandar guna menilai/mengukur potensi dan prediksi
keberhasilan seseorang dalam suatu jabatan melalui beberapa simulasi/alat ukur
berdasarkan kompetensi jabatan dan dilakukan oleh beberapa assessor.
Penilaian kompetensi melalui Assessmen Center ini dilakukan terhadap personel
yang memenuhi persyaratan berdasarkan 13 nilai kompetensi sehingga kompetensi
personel yang memenuhi syarat tersebut dlbandingkan masing-masing individu baik dari
segi pengetahuan, keterampian, sikap dan prilaku, yang diperlukan dalam pelaksanaan
tugas jabatannya secara professional, efektif dan efisien.
IMPLEMENTASI
PENILAlAN 13 KDMPETENSI PERSDNEL
BAB III
IMPLEMENTASI PENILAIAN 13 KOMPETENSI PERSONEL
Berpedoman terhadap konsep di atas, dalarn bab ini diuraikan action plan untuk
mengimplementasikan budaya berkeunggulan yang disesuaikan dengan operasional
pelaksanaan tugas yailu slrategi jangka pendek (14 hari) ,jangka menengah (1bulan) dan
jangka panjang (1 tahun), yang dijabarkan sebagai berikut:
Bobol Penilaian:
«SMK x 50 'Yo) + (LiTPERS x 25 'Yo)) + «KES x 5 'Yo) + (JAS x 5 'Yo)+ (ROH x 5 'Yo)+ (PSI x 5'Yo)+ (AKD x 5'Yo))
Unluk nilai pertimbangan tidak diberikan bobol nilai, dijadikan refersensi untuk pemberian Reward dan Punishment
TATA CARA PENILAIAN 13 BUDAYA BERKEUNGGULAN PERSONEL POLRI DAN PNS POLRI
A. NILAI UTAMA
Yang terdiri dari Nilai: 1. Penilaian Kine~a
2. Catatan Personel
1. Penilaian Kinerja
a) Bobot nilai penilaian kinerja adalah 50%
b) Penilaian kinerja anggota Polri dalam 1 (satu) tahun dilakukan 2 (dua) kali, semester I bulan Januari
s.d Juni dan semester II bulan Juli s.d Oesember.
c) Rentang nilai 0·100, hasil dari penilaian kinerja setiap Semester diinput sebagai nilai utama dengan
persentase 50%.
NO KATEGORI RANGE NILAI NILAI X 50%
1 2 3 4
1 Sangatbaik 81·100
2 Baik 71·80 '.,.....
3 Cukup 61·70 -,
4 Kurang 1-60 -,
....
n Rumus hasil catatan personel adalah 75 ditambah/dikurang skor jenis yang diperoleh dikali dengan
25%.
Contoh 1:
Perwira 'A' tidak memiliki catatan personel dalam satu semester penilaian, maka nilai catatan
personelnya adalah:
(75 + 5) x 25% = 20
Maka hasil penilaian catatan personel Pama 'N adalah 20
Contoh 2:
Perwira "A' memiliki catatan personel, terbukti dan belum selesai, maka nilai catatan personelnya
adalah:
(75-5) x 25% = 17,5
Maka hasil penilaian catatan personel Pama 'A' adalah 17,5
B. NILAI PENDUKUNG
Yang terdiri dari 1. Nilai Kesehatan
2. Nilai Kesamaptaan Jasmani
3. Nilai Pembinaan Rohani
4. Nilai Psikologi
5. Nilai Akademik
1. Nilai Kesehatan
d) Rumus hasil penilaian kesehatan adalah dalam Stakes 1 s.d Stakes 4 dimasukkan dalam range nilai
0·80 berdasarkan keputusan dari Pusdokes atau Siddokes Polda.
2. Nilai Kesamaptaan Jasmani
a) Sobot nilai penilaian jasmani adalah 5%
b) Penilaian jasmani anggota Polri dilaksanakan secara berkala dalam 1 (satu) tahun dilakukan 2 (dua)
kali, semester I bulan Januari s.d Juni dan semester II bulan Juli s.d Desember.
c) Penilaian indeks masa tubuh (IMT), bagi personel yang memiliki berat badan sesuai dengan indek
masa tubuh diberikan penambahan nilai +2. Sementara bagi personel yang berat badannya melebihi
indeks masa tubuh tidak diberikan penambahan nilai.
d) Penilaian jasmani senap Semester diinput sebagai nilai pendukung dengan persentase 5%.
e) Hasil Pengujian jasmani berkala personel yang diisi dalam Sistem Informasi Kesamaptaan Jasmani
Personel Polri (SKIJPP) dituangkan dalam rumus hasil penilaian jasmani dikali dengan 5%.
d) Hasil penilaian rohani dilakukan oleh Biro Watper atau Bag Watper di masing-masing Polda
berdasarkan masukan dan Pembina rohani agama di Satker/Salwil.
4. Nilai Psikologi
a) Bobot nilai pembinaan Psikologi adalah 5%
b) Penilaian Psikologi anggota Polri dilaksanakan secara berkala dalam 1 (satu) tahun dilakukan 2 (dua)
kali, semester I bulan Januari s.d Juni dan semester II bulan Juli s.d Desember.
c) Penilaian Psikologi setiap Semester diinput sebagai nilai pendukung dengan persentase 5%.
NO KATEGORI RANGE NILAI NILAIX5%
1 2 3 4
1 Baik 81-100
2 Cukup 61-80
3 Kurang 41-60
d) Hasil penilaian rohani dilakukan oleh Biro Psi atau Bag Psi di masing-masing Polda berdasarkan hasil
Mapping Psikologi.
5. Nilai Akademik
a) Bobot nilai Akademik adalah 5%
b) Nilai akademik dikelompokan dalam beberapa pertimbangan yaitu: Prestasi Pendidikan pembentukan,
Pendidikan umum, dan Pendidikan pengembangan.
c) Setiap personel dalam penilaian akademik diberikan nilai casar sebesar 70.
d) Penilaian akademik merupakan nilai yang statis berdasarkan prestasi akademik dan Pendidikan setiap
personel, dengan bobot dan indikator sebagai berikut
1) Prestasi Pendidikan pembentukan diberikan hanya kepada personel yang masuk dalam 15%
Peringkat lulusan terbaik Pendidikan Perwira, dengan penambahan 3 poin.
2) Pendidikan umum, strata Pendidikan dan status Pendidikan (Dinas dan Non Dinas) menjadi faktor
penentu.
e) Skor tertinggi dalam penilaian akademik adalah 70+3+3+5=81, skor ini apabila seorang personel
adalah masuk dalam kategori 15% lulusan terbaik pada saat Diktuk, sudah memiliki gelar 53 dari
Dinas, dan sudah mengikuti Pendidikan Stat dan pimpinan tinggi.
C. NILAI PERTIMBANGAN
Nilai pertimbangan tidak termasuk dalam variabel penilaian, tetapi digunakan
sebagai bahan pertimbangan untung mendukung dalam menetapkan kebijakan dan
pengambilan keputusan di bidang pembinaan sumber daya man usia.