1. Pangeran Diponegoro
Belanda berhasil menangkap Pangeran Diponegoro beserta pada 20 April 1830 . Beliau
ditawan di Benteng Amsterdam. Selanjutnya, ia pun dipindahkan ke Makassar. Ia
meninggal pada 8 Januari 1855, dan dimakamkan di Makassar; tempat peristirahatan
terakhirnya.
2. Cut Nyak Dien
Pada tahun 1875, Teuku Umar mencoba untuk mendekati Belanda. Hal tersebut berlanjut
dengan Teuku Umar beserta pasukannya pergi untuk “menyerahkan diri” kepada Belanda
pada 30 September 1893.Strategi Teuku Umar berhasil sehingga Belanda menjadikan Teuku
Umar sebagai komandan unit pasukan Belanda yang memiliki kekuasaan penuh.Saat
memiliki kekuatan yang cukup besar, Teuku Umar mengumpulkan pasukan orang Aceh.
Lalu, mereka mengambil perlengkapan senjata dari Belanda.
Mengetahui bahwa telah dikhianati, Belanda marah dan berusaha untuk menangkap Cut Nyak
Dien dan Teuku Umar. Belanda menyewa orang Aceh untuk memata-matai Teuku Umar.
Hingga Belanda mendapat informasi bahwa Teuku Umar akan meyerang Meulaboh.
Sehingga, Teuku Umar mati karena tertembak peluru.
Cut Nyak Dien tetap memimpin perlawanan terhadap Belanda di daerah pedalaman
Meulaboh dengan pasukan kecilnya. Pasukan Cut Nyak Dien terus bertempur hingga kalah
pada 1901. Cut Nyak Dien juga sudah semakin tua. Beliau ditangkap dan dipenjarakan oleh
Belanda, karena seorang pengawal Cut Nyak Dien membocorkan lokasi markas Cut Nyak
Dien. Beliau menginggal pada 1908.
3. Tuanku Imam Bonjol
Ketika kesulitan, Kaum Adat meminta bantuan kepada Belanda pada 1821 yang justru
mempersulit keadaan, sehingga pada1833 Kaum Adat dan Kaum Padri bersatu
melawan Belanda.
Pada Oktober 1837, Tuanku Imam Bonjol diundang Belanda ke Palupuh untuk
berunding. Saat tiba, Tuanku Imam Bonjol langsung ditangkap dan diasingkan ke
Cianjur. Lalu dipindahkan ke Ambon dan akhirnya ke Lotak. Beliau meninggal dunia
pada tanggal 8 November 1864.
4. R.A. Kartini
5. Kapitan Pattimura
Pattimura lahir pada 8 Juni 1783. Ayah bernama Frans Matulesi, sedangkan ibunya
bernama Fransina Silahoi. Ia adalah pahlawan yang berjuang melawan VOC Belanda.
Pada tanggal 16 Mei 1817, peperangan melawan Belanda terjadi dibawah pimpinan
Pattimura. Mereka berhasil merebut benteng Duurstede. Rakyat Saparua di bawah
kepemimpinan Kapitan Pattimura tersebut berhasil merebut benteng Duurstede.
Belanda tidak mau menyerah. Mereka mengirim lebih banyak pasukan dengan senjata
yang lebih modern untuk merebut kembali benteng Duurstede. Pasukan Pattimura
kewalahan dan mundur. Akhirnya, pasukan Pattimura hanya dapat menguasai benteng
selama 3 bulan.
Pasukan Belanda yang dikirim kemudian untuk merebut kembali benteng itu juga
dihancurkan pasukan Kapitan Pattimura. Alhasil, selama tiga bulan benteng tersebut
berhasil dikuasai pasukan Kapitan Patimura. Namun, Belanda tidak mau
menyerahkan begitu saja benteng itu. Belanda kemudian melakukan operasi besar-
besaran dengan mengerahkan pasukan yang lebih banyak dilengkapi dengan
persenjataan yang lebih modern. Pasukan Pattimura akhirnya kewalahan dan terpukul
mundur.
Kapitan Pattimura dan beberapa pasukannya berhasil ditangkap Belanda dan dibawa
ke Ambon. Ia dibujuk untuk bekerja sama dengan Belanda, tetapi selalu ditolak oleh
Pattimura. Pada akhirnya, Pattimura dihukum gantung pada 16 Desember 1817 di
Ambon.