Anda di halaman 1dari 6

Vape vs Rokok: Mana yang Lebih Aman?

Selain rokok tembakau, vape atau vapor juga sudah menjadi bagian dari gaya hidup anak-anak muda
masa kini. Banyak yang mengira bahwa vape atau rokok elektrik adalah alternatif yang lebih aman
dibandingkan dengan rokok tembakau yang punya bahaya cukup jelas. Banyak juga yang membanding-
bandingkan lebih bahaya vape atau rokok tanpa tahu kandungan dari keduanya secara rinci. Sebenarnya,
mana yang lebih aman di antara vape versus (vs) rokok?
Pengertian vape vs rokok
Rokok adalah tembakau yang telah dikeringkan dan dibungkus dengan kertas. Rokok mengandung
sekitar 600 zat di dalamnya dan menghasilkan 7.000 bahan kimia.
Setidaknya ada 69 bahan kimia yang bisa menyebabkan kanker dan beracun.
Sementara itu, rokok elektrik, sering disebut juga vape, awalnya diciptakan di Cina pada tahun 2003
oleh seorang apoteker untuk mengurangi asap rokok.
Awalnya, vape bertujuan untuk membantu orang-orang ingin berhenti merokok.

Vape terdiri dari sebuah baterai, sebuah cartridge yang berisi cairan, dan sebuah elemen pemanas yang
dapat menghangatkan sekaligus menguapkan cairan tersebut ke udara.
Produk ini mengandung nikotin, yaitu zat adiktif yang juga ditemukan dalam tembakau. Nikotin yang
terdapat di dalam vape merupakan zat yang juga terdapat pada rokok tembakau.
Baik itu rokok maupun vape keduanya sama-sama dikonsumsi dengan cara dihirup.
Membandingkan rokok vs vape bisa dilihat dari kandungan plus bahaya senyawa di dalamnya untuk
kesehatan.
Perbedaan kandungan vape vs rokok
Vape (rokok elektrik) vs rokok tembakau kerap disandingkan untuk dicari tahu mana yang lebih aman
atau lebih bahaya dibandingkan yang lainnya.
Namun, sebelum mengetahui aman atau tidaknya, Anda perlu tahu dulu kandungan rokok vs vape.
Berbagai kandungan rokok
Rokok dan asapnya mengandung berbagai bahan kimia berbahaya, di antaranya:
 Asetaldehida, senyawa yang ada dalam lem dan dapat menjadi penyebab kanker atau
karsinogen.
 Aseton, senyawa yang berguna untuk menghapus cat kuku. Namun, paparan jangka panjangnya
bisa merusak hati serta ginjal.
 Arsenik, senyawa dalam racun tikus serta pestisida. Senyawa ini biasanya ada di dalam asap
rokok.
 Acrolein, bahan di dalam gas air mata. Senyawa ini bisa mengiritasi mata serta saluran
pernapasan bagian atas. Zat ini juga bersifat karsinogen.
 Amonia, senyawa yang menyebabkan asma dan meningkatkan tekanan darah. Amonia biasanya
banyak digunakan dalam bahan pembersih.
 Benzene, senyawa yang menurunkan jumlah sel darah merah dan membahayakan organ
reproduksi seseorang.
 Kadmium, senyawa pelapis logam antikarat dan bahan pembuat baterai. Kadmium bisa merusak
otak, ginjal, dan hati.
 Kromium, senyawa yang bisa menyebabkan kanker paru-paru jika terpapar terlalu lama. Selain
pada rokok, kromium biasanya ada dalam perawatan kayu, pengawet kayu, dan pelapis logam.
 Formaldehyde, senyawa yang banyak ada dalam kayu lapis, papan serat, dan papan partikel.
Paparannya bisa menyebabkan kanker hidung, merusak sistem pencernaan, kulit, dan paru-paru.
 Nitrosamines, senyawa yang bisa menyebabkan mutasi DNA dan beberapa di antaranya
diketahui sebagai karsinogen.
 Toluene, bahan kimia yang banyak berguna dalam pelarut, termasuk pada cat. Toluene punya
banyak efek merugikan yaitu membuat seseorang menjadi linglung, hilang ingatan, mual, lemah,
dan lainnya.
 Tar, senyawa yang ketika asap rokok dihirup, 70 persennya akan tetap menempel di paru-paru
dalam bentuk zat cokelat. Lama-lama, tar yang terkumpul di dalam paru bisa menyebabkan
kanker. Senyawa ini yang menyebabkan orang menganggap rokok lebih aman saat membahas
bahaya vape vs rokok.
 Karbon monoksida, gas beracun karena orang bisa dengan mudah menghirupnya tanpa
menyadarinya. Karbon monoksida juga sangat berbahaya karena bisa menurunkan fungsi otot
dan jantung.
Selain yang telah disebutkan, ada satu kandungan rokok yang tak kalah berbahaya dari kandungan
lainnya. Senyawa itu adalah nikotin.
Kandungan-kandungan di atas yang membuat bahaya rokok semakin nyata saat masuk dan terhirup oleh
tubuh.
Itu sebabnya, setelah mulai berhenti merokok, ada beragam reaksi tubuh yang bisa Anda rasakan.

Nikotin
Nikotin adalah senyawa yang membuat seseorang ingin terus merokok lagi dan lagi. Ini merupakan
senyawa candu yang ada di dalam rokok.
Senyawa ini akan mencapai otak dalam waktu 15 detik setelah dihirup. Selain di dalam rokok, senyawa
yang satu ini juga ditemukan dalam insektisida.
Nikotin adalah zat yang bisa membahayakan kesehatan ibu dan janin.
Jika membandingkan kadarnya yang ada di dalam vape vs rokok, kandungan nikotin di dalam rokok
tembakau umumnya jauh lebih besar.
Berbagai kandungan vape
Cairan vape biasanya mengandung nikotin, propilen glikol, gliserin, perasa, dan bahan kimia lainnya.
Namun, sama seperti rokok, asap vape atau aerosolnya mengandung zat-zat yang bahaya untuk
kesehatan.
Uap yang keluar ini bukanlah uap air biasa. Uap pada vape punya berbagai zat yang biasanya membuat
ketagihan dan dapat menyebabkan penyakit paru, jantung, hingga kanker.
Adapun dilansir dari American Cancer Society, di bawah ini adalah bahan yang umumnya terkandung
dalam vape dan asapnya:

1. Nikotin
Vape (vapor) vs rokok sama-sama mengandung nikotin.
Sama seperti pada rokok, nikotin di dalam vape sangatlah candu hingga keinginan untuk
mengonsumsinya sulit dikendalikan.
Kandungan nikotin dalam rokok elektrik sangat bervariasi tergantung produk. Ada yang banyaknya
hampir menyerupai rokok tembakau, ada juga yang lebih rendah.
Namun yang jelas, cara penggunaan vape juga memengaruhi seberapa banyak nikotin yang dikonsumsi.
Orang yang menggunakan vape juga berisiko mengalami ketergantungan. Ini karena tabung dengan
tegangan tinggi pada vape dapat mengalirkan nikotin dalam jumlah besar ke dalam tubuh.
2. Volatile organic compounds (VOC)
Volatile organic compounds adalah senyawa organik yang mudah menguap contohnya propilen glikol.
Propilen glikol adalah zat yang biasanya digunakan untuk menghasilkan kabut pada panggung.
Pada tingkat tertentu, VOC bisa menyebabkan sejumlah gejala tak mengenakkan, seperti:
 iritasi mata, hidung, paru-paru, dan tenggorokan,
 sakit kepala,
 mual, dan
 berpotensi merusak hati, ginjal, serta sistem saraf.
3. Bahan kimia perasa
Ada banyak penelitian yang menunjukkan bahwa rasa-rasa pada vape mengandung bahan kimia yang
disebut dengan diacetyl.
Diacetyl merupakan senyawa yang kerap dikaitkan dengan penyakit paru serius yaitu bronchiolitis
obliterans atau paru-paru popcorn.
Artinya, kandungan vape vs rokok sama-sama berakibat buruk pada paru-paru.
4. Formaldehyde
Formaldehyde adalah zat penyebab kanker yang bisa terbentuk ketika cairan vape terlalu panas.
Senyawa ini biasanya banyak digunakan dalam kayu lapis, papan serat, dan papan artikel.
Formaldehyde berisiko menyebabkan kanker hidung, merusak sistem pencernaan, kulit, dan paru-paru.
Akan tetapi, sulit untuk mengetahui secara pasti apa saja bahan kimia yang ada di dalam rokok elektrik.
Pasalnya sebagian besar produk kerap tidak mencantumkan semua zat yang ada di dalamnya.

Rokok vs vapor, mana yang lebih aman?


Situs Smoke Free menyebut perbedaan utama antara vape vs rokok tradisional adalah pada kandungan
tembakaunya.
Hanya rokok tradisional yang mengandung tembakau, vape umumnya tidak. Namun, bukan berarti hal
ini bisa jadi tolak ukur mana yang lebih berbahaya antara rokok vs vape.
Ini karena bukan hanya tembakau yang menyebabkan kanker dan penyakit serius lainnya. Ada banyak
kandungan di dalam vape maupun rokok yang punya efek negatif untuk kesehatan.
Rokok tradisional mengandung daftar bahan kimia yang terbukti berbahaya dan vape memiliki beberapa
bahan kimia yang sama.
Oleh karena itu, bahaya vape atau rokok elektrik tetap ada dan patut dirisaukan.

Kanker paru-paru, emfisema, penyakit jantung, dan penyakit serius lainnya umumnya berkembang
setelah seseorang mengonsumsi rokok selama bertahun-tahun.
Hingga saat ini tidak ada fakta yang membuktikan bahwa bahaya atau dampak vape lebih rendah
dibandingkan dengan rokok.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah memberi peringatan kepada seluruh negara di dunia untuk
melarang anak-anak, ibu hamil, dan wanita usia produktif untuk mengisap rokok elektrik.
Oleh karena itu, rokok elektrik vs rokok tembakau sama-sama punya bahaya yang tak bisa diabaikan.
Jadi, akan jauh lebih baik jika Anda menjauhi rokok tembakau dan vape demi kesehatan yang lebih baik.
Kerap Dianggap Aman, Kenali 5 Bahaya Vape bagi Kesehatan

Bahaya vape atau vapor kerap dianggap lebih sedikit daripada rokok tembakau, seperti rokok kretek dan
rokok filter. Padahal, cairan vape tetap mengandung nikotin yang diekstrak dari tembakau. Bedanya,
cairan vape ini juga dicampur berbagai macam rasa yang menggugah selera. Lantas, apa saja bahaya
vape atau rokok elektrik untuk kesehatan? Simak penjelasan berikut ini.
Apa saja bahaya vape untuk kesehatan?
Sebelum mengulas tentang bahaya rokok vape atau vapor untuk kesehatan, sebaiknya Anda memahami
tentang vape itu sendiri.
Vape adalah rokok elektronik berisi liquid vape atau cairan dengan macam-macam rasa dan tidak
memakai tembakau.

Meskipun begitu, cairan vape tetap mengandung nikotin yang diekstrak dari tembakau tetapi sudah
dicampur berbagai macam perasa.
Artinya, bahaya merokok vape dan rokok konvensional mungkin mirip bahkan sama. Beberapa bahaya
rokok vape atau vapor yang dapat mengintai Anda di antaranya akan dibahas di bawah ini.
1. Menyebabkan kecanduan
Nikotin adalah zat adiktif yang membuat seseorang menginginkan rokok lagi dan lagi. Para pengguna
vape bahkan lebih berisiko terekspos nikotin.
Pasalnya, perangkat rokok elektrik, terutama tabungnya dengan tegangan yang lebih tinggi dapat
mengalirkan nikotin dalam jumlah besar ke dalam tubuh.
Kecanduan nikotin dapat membuat Anda kesulitan untuk melepaskannya. Alhasil, tubuh menunjukkan
gejala fisik tertentu saat Anda mencoba lepas, misalnya pusing dan mual.
2. Mengganggu perkembangan otak pada remaja
Selain yang telah disebutkan di atas, nikotin dapat membahayakan perkembangan otak remaja yang
terus berkembang sampai sekitar usia 25 tahun.
Centers for Disease Control and Prevention menyebutkan bahwa penggunaan nikotin dapat merusak
bagian otak yang mengontrol:
 perhatian,
 pembelajaran,
 suasana hati, dan
 kontrol impuls.
Nikotin bisa mengganggu proses pembuatan ingatan atau keterampilan baru yang dibangun di antara sel-
sel otak. Padahal, proses ini lebih cepat dilakukan pada otak remaja daripada orang dewasa.
3. Meningkatkan risiko penyakit paru-paru
Efek samping vape lainnya adalah berbagai penyakit paru-paru, sama seperti yang diakibatkan dari
rokok konvensional.
American Lung Association menyebutkan bahwa kandungan vape, yaitu acrolein, juga digunakan untuk
membunuh gulma.
Senyawa ini dapat menyebabkan cedera paru-paru akut dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan
asma.
Tak hanya itu, perasa pada vape juga menyebabkan bahaya pada sel paru-paru. Ketika Anda
mengonsumsinya dengan dosis tinggi, perasa ini dapat membunuh sel-sel normal paru-paru.
Salah satu perasa yang ditemukan dalam vape adalah bahan kimia diacetyl. Bahan ini dapat
meningkatkan penyakit paru-paru yang serius.
4. Menimbulkan risiko penyakit kardiovaskular
Uap nikotin dari vape mengandung bahan yang dapat meningkatkan produksi dan kadar hormon
adrenalin.
Jika lama dibiarkan begitu saja, kondisi ini berpotensi meningkatkan risiko adanya serangan jantung dan
kematian mendadak.
Nikotin dapat memicu produksi hormon adrenalin yang biasanya hanya akan meningkat bila Anda
sedang terancam atau stres.
Hormon ini kemudian meningkatkan detak jantung supaya darah bisa mengalir lebih deras ke seluruh
bagian tubuh.
Ketika jantung dipaksa untuk bekerja terlalu keras, risiko berbahaya seperti serangan jantung pun
muncul.
Jika Anda menggunakan liquid vape secara terus-terusan atau rutin, risiko terkena efek samping pun
semakin meningkat.

5. Menyebabkan keracunan nikotin


Tidak hanya berdampak pada paru-paru, pemakaian nikotin dalam jumlah besar berpotensi
menyebabkan keracunan. Gejala dari keracunan nikotin umumnya berupa mual dan muntah.
Dalam kasus yang parah, pengguna akan mengalami kejang dan depresi pernapasan. Tentu saja
keracunan yang akut juga dapat menyebabkan kematian.
Sekitar 30-60 miligram (mg) nikotin dapat membunuh orang dewasa. Biasanya, satu botol kecil cairan
vape mengandung 100 mg nikotin.
Risiko kematian tetap ada jika anak-anak atau orang dewasa ‘mengonsumsi’ banyak cairan tersebut.
Jadi, Anda mesti berhati-hati pada kadar nikotin yang masuk ke dalam tubuh Anda.
Setelah melihat bahaya yang dihasilkan dari penggunaan rokok vape, Anda bisa mengambil kesimpulan
bahwa vape sama berbahayanya dengan rokok.
Oleh karena itu, sebenarnya cara yang paling aman untuk melindungi diri adalah dengan berhenti
merokok, baik itu rokok eletrik, rokok tembakau, maupun shisha.
Anda bisa menghentikan kebiasaan ini dengan berbagai cara, seperti minum obat berhenti merokok,
pakai cara alami berhenti merokok, hingga menjalani terapi berhenti merokok.
Jenis terapi berhenti merokok bisa meliputi terapi pengganti nikotin dan terapi hipnotis.
Namun, jika Anda memang sedang menggunakan rokok elektrik untuk tujuan khusus seperti berhenti
merokok, Anda bisa pilih vape yang tidak mengandung nikotin.

Anda mungkin juga menyukai