Anda di halaman 1dari 2

AMANKAH VAPE SEBAGAI PENGGANTI ROKOK TEMBAKAU?

Maraknya industri vape di Indonesia beberapa tahun terakhir ini tentunya membuat kita
bertanya-tanya. Apakah vape jauh lebih aman dibanding rokok? Ataukah vape memiliki bahaya
yang sama seperti rokok?
Vape atau rokok elektrik adalah sebuah inovasi sebagai pengganti rokok biasa dari
bentuk rokok konvensional menjadi rokok modern . Tren vape di Indonesia semakin meningkat,
dilansir dari rakyat medika, hingga tahun 2020 tercatat sudah lebih dari dua juta orang Indonesia
yang menjadi pengguna HPTL atau hasil pengolahan tembakau lainnya. https://rmco.id/baca-
berita/ekonomi-bisnis/33566/jumlah-pengguna-meningkat-konsumen-vape-butuh-regulasi-
khusus
Vape sering dianggap dapat mengurangi penggunaan rokok tembakau, bahkan membantu
perokok untuk berhenti merokok. Banyak orang yang menganggap bahkan percaya bahwa vape
lebih sehat, lebih aman dan mampu mengurangi resiko akan timbulnya berbagai penyakit yang
seringkali menyerang para perokok aktif, seperti batuk, gangguan pernapasan, dan penyakit-
penyakit lainnya. Padahal, merokok dengan vape juga bisa menyebabkan masalah kesehatan
seperti penyakit jantung dan paru-paru.
Tidak hanya itu, masyarakat Indonesia yang awalnya tidak pernah merokok, akhirnya
banyak juga yang ikut menggunakan vape. Kenapa? Karena umumnya tergoda akan sensasi
aneka aroma dari cairan vape seperti aroma creamy, cokelat, buah-buahan, bahkan aroma susu,
berbeda dengan aroma asap rokok yang sangat mengganggu kenyamanan orang-orang di sekitar.
Vape sama seperti rokok tembakau, tetap mengandung nikotin dan zat kimia lain yang
berbahaya. Bedanya vape menggunakan sistem penghantar nikotin elektronik yang menghasilkan
campuran aerosol yang mengandung cairan beraroma dan nikotin. Terdapat tiga komponen
utama dalam vape yaitu baterai, elemen pemanas, dan tabung atau cartridge yang mengandung
nikotin, propilen glikol serta penambah rasa. Vape bekerja dengan cara memanaskan cairan yang
ada didalam tabung dan ketika dihisap akan menghasilkan uap air, atau seperti asap pada rokok
konvensional.

Pada tahun 2018, National akademi of science engineering and medicine merilis laporan
yang meninjau lebih dari 800 studi. Laporan tersebut menjelaskan bahwa penggunaan vape dapat
menyebabkan risiko kesehatan seperti batuk, mengi, dan peningkatan eksaserbasi asma karena
vape mengandung dan mengeluarkan sejumlah zat yang berpotensi beracun.
Studi lainnya dari university of north Carolina bahwa kandungan vape seperti propilen
glikol dan gliserin bersifat racun bagi sel. Kandungan lainnya seperti asetaldehid, akrolein,
formaldehid dapat menyebabkan penyakit paru-paru atau PPOK serta penyakit jantung.
Vape berpengaruh terhadap saluran pernapasan, sistem saraf pusat dan sistem kekebalan
tubuh. Pada saluran pernapasan, vape dapat menyebabkan batuk, iritasi pada saluran pernapasan
atas dan bawah, bronkospasme, bronchitis dan emfisema akibat reaksi inflamasi dari stress
oksidatif. Vape juga mengurangi sistem kekebalan tubuh, sedangkan untuk sistem saraf pusat,
vape dapat mengubah fungsi otak yang mempengaruhi suasana hati, memori, kemampuan
belajar, merusak neuron dan menyebabkan tremor serta kejang otot. Vape juga bersifat
karsinogenik atau memicu kanker karena setelah diuapkan propilen glikol berubah menjadi
propilen oksida yang merupakan karsinogen kelas 2B. efek lainnya seperti mual, muntah,
dermatitis kontak, iritasi mata, mulut dan, tenggorokan.
Bahan-bahan kimia yang terkandung pada rokok dapat menyebabkan sel-sel yang
melapisi pembuluh darah menjadi bengkak dan meradang, sehingga dapat mempersempit
pembuluh darah dan menimbulkan berbagai penyakit seperti : (tunjukkin gambarnya)
1. Atherosclerosis
2. Penyakit jantung coroner
3. Stroke
4. PAD atau penyakit arteri perifer yang bisa terjadi pada tangan dan kaki. Pada kasus
yang lebih parah anggota tubuh yang terinfeksi harus diamputasi
5. Abdominal aorta aneurisma, yaitu kondisi dimana terjadi kelemahan pada dinding
pembuluh darah aorta sehingga bisa berisiko pecah yang dapat mengancam jiwa.

Baik mengonsumsi rokok ataupun vape, kedua nya sama-sama memiliki dampak negatif.


Tidak ada yang lebih baik, karena sama-sama membuat kecanduan dan membahayakan
bagi kesehatan tubuh kita. Meskipun efek yang didapat bukan secara langsung saat ini
tetapi efeknya bisamuncul suatu saat nanti. Lebih baik kita sama-sama menghindari
keduanya agar tubuh kita tetap sehat.
Sumber : Fatima Z. Alshbool. Journal of the American Heart Association. Impact of Electronic Cigarettes
on the Cardiovascular System, Volume: 6, Issue: 9, DOI: (10.1161/JAHA.117.006353)

Anda mungkin juga menyukai