Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI SENSOR DAN AKTUATOR


(TKF3406)

MODUL TS-9
MOTOR DC

Disusun oleh :
Aditya Dwi Putranto (NIM: 14/363486/TK/41602)

Tgl Praktikum: 10 Oktober 2016


Asisten Praktikum :
Ahmad Sony Alfathani (NIM: 13/346808/TK/40651)

LABORATORIUM SENSOR DAN SISTEM TELEKONTROL


DEPARTEMEN TEKNIK NUKLIR DAN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016
A. TUJUAN PRAKTIKUM
- Melakukan pengendalian kecepatan menggunakan Motor DC

B. DASAR TEORI
Motor DC adalah jenis motor listrik yang bekerja menggunakan sumber
tegangan DC. Motor DC atau motor arus searah sebagaimana namanya, menggunakan
arus langsung dan tidak langsung/direct-unidirectional. Arus langsung akan
menggunakan komutator mekanik sedangkan arus tidak langsung menggunakan
komutator elektrik. Motor DC digunakan pada penggunaan khusus dimana diperlukan
penyalaan torque yang tinggi atau percepatan yang tetap untuk kisaran kecepatan
yang luas.
Komponen Utama Motor DC
1. Kutub Medan Magnet
Secara sederhana digambarkan bahwa interaksi dua kutub magnet akan
menyebabkan perputaran pada motor DC. Motor DC memiliki kutub medan
yang stasioner dan kumparan motor DC yang menggerakan bearing pada
ruang diantara kutub medan. Motor DC sederhana memiliki dua kutub medan:
kutub utara dan kutub selatan. Garis magnetik energi membesar melintasi
bukaan diantara kutub-kutub dari utara ke selatan. Untuk motor yang lebih
besar atau lebih komplek terdapat satu atau lebih elektromagnet.
Elektromagnet menerima listrik dari sumber daya dari luar sebagai penyedia
struktur medan.
2. Kumparan Motor DC
Bila arus masuk menuju kumparan motor DC, maka arus ini akan
menjadi elektromagnet. kumparan motor DC yang berbentuk silinder,
dihubungkan ke as penggerak untuk menggerakan beban. Untuk kasus motor
DC yang kecil, kumparan motor DC berputar dalam medan magnet yang
dibentuk oleh kutub-kutub, sampai kutub utara dan selatan magnet berganti
lokasi. Jika hal ini terjadi, arusnya berbalik untuk merubah kutub-kutub utara
dan selatan kumparan motor DC.
3. Commutator Motor DC
Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya
adalah untuk membalikan arah arus listrik dalam kumparan motor DC.
Commutator juga membantu dalam transmisi arus antara kumparan motor DC
dan sumber daya.
Kelebihan motor DC jika dibandingkan dengan motor AC adalah:
1. Torka dan kecepatannya mudah dikendalikan
2. Torka awalnya besar
3. Performansinya mendekati linier
4. Sistem kontrolnya relatif lebih murah dan sederhana
5. Cocok untuk aplikasi motor servo karena respon dinamiknya yang baik
6. Untuk aplikasi berdaya rendah, motor DC lebih murah dari motor AC

Adapun kekuarangan dari motor DC adalah:


1. Membutuhkan perawatan yang ekstra
2. Lebih besar dan lebih mahal (jika dibandingkan dengan motor AC
induksi)
3. Tidak cocok untuk aplikasi kecepatan tinggi
4. Tidak cocok untuk aplikasi berdaya besar
5. Tidak cocok digunakan pada kondisi lingkungan yang cepat berdebu

Berdasarkan sumber arus eksitasinya, motor DC dapat dibagi menjadi 4 jenis


yaitu motor DC eksitasi terpisah (biasanya berupa motor DC magnet permanen atau
motor stepper), motor DC eksitasi seri, shunt, dan campuran seperti yang
diperlihatkan pada bagan di bawah ini.

Karakteristik motor DC eksitasi terpisah adalah kecepatan motor dan torka


beban mudah untuk dikendalikan serta arus eksitasinya tidak bergantung dengan arus
jangkarnya. Namun motor ini memerlukan dua buah sumber arus DC yang terpisah
yang menjadi kekurangannya.
Pada motor shunt, gulungan medan (medan shunt) disambungkan secara
paralel dengan gulungan kumparan motor DC (A) seperti diperlihatkan dalam gambar
dibawah. Oleh karena itu total arus dalam jalur merupakan penjumlahan arus medan
dan arus kumparan motor DC.

Karakteristik Motor DC Shunt


Berikut tentang kecepatan motor shunt (E.T.E., 1997):
 Kecepatan pada prakteknya konstan tidak tergantung pada beban (hingga torque
tertentu setelah kecepatannya berkurang, lihat Gambar diatas dan oleh karena itu
cocok untuk penggunaan komersial dengan beban awal yang rendah, seperti
peralatan mesin.
 Kecepatan dapat dikendalikan dengan cara memasang tahanan dalam susunan seri
dengan kumparan motor DC (kecepatan berkurang) atau dengan memasang
tahanan pada arus medan (kecepatan bertambah).
Dalam motor seri, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara seri
dengan gulungan kumparan motor DC (A) seperti ditunjukkan dalam gambar
dibawah. Oleh karena itu, arus medan sama dengan arus kumparan motor DC.
Berikut tentang kecepatan motor seri (Rodwell International Corporation, 1997;
L.M. Photonics Ltd, 2002) :
 Kecepatan dibatasi pada 5000 RPM
 Harus dihindarkan menjalankan motor seri tanpa ada beban sebab motor akan
mempercepat tanpa terkendali.
Motor-motor seri cocok untuk penggunaan yang memerlukan torque
penyalaan awal yang tinggi, seperti derek dan alat pengangkat hoist seperti pada
gambar berikut.
Karakteristik Motor DC Seri
Motor Kompon DC merupakan gabungan motor seri dan shunt. Pada motor
kompon, gulungan medan (medan shunt) dihubungkan secara paralel dan seri dengan
gulungan kumparan motor DC (A) seperti yang ditunjukkan dalam gambar dibawah.
Sehingga, motor kompon memiliki torque penyalaan awal yang bagus dan kecepatan
yang stabil. Makin tinggi persentase penggabungan (yakni persentase gulungan
medan yang dihubungkan secara seri), makin tinggi pula torque penyalaan awal yang
dapat ditangani oleh motor ini. Contoh, penggabungan 40-50% menjadikan motor ini
cocok untuk alat pengangkat hoist dan derek, sedangkan motor kompon yang standar
(12%) tidak cocok (myElectrical, 2005).

Karakteristik Motor DC Kompon


C. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kita akan mencoba untuk mengendalikan laju putar
suatu motor DC. Pengendalian laju putar dalam rotasi per menit (rpm) dilakukan
dengan memvariasikan tegangan masukannya. Tegangan diatur melalui potensiometer
yang kemudian dihubungkan dengan modul Arduino untuk diukur besaran tegangan
dan dikonversikan untuk masuk ke transistor yang dihubungkan dengan motor DC.
Berikut merupakan hasil data praktikum yang diperoleh

Tegangan (volt) Kecepatan (rpm)


0 0
0.5 1004
1 1999
1.5 6804
2 9700
2.5 -
3 -
3.5 -
4 -
4.5 -
5 -

Kemudian jika kita plot ke dalam grafik input-output akan mendapatkan hasil seperti
berikut

Grafik hubungan tegangan input dan kecepatan putar


12000

10000 9700
Kecepatan putar (rpm)

8000
6804
6000

4000
1999
2000 1004
0 0 0 0 0 0 0
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
Tegangan masukan (Volt)
Dari hasil pengukuran yang telah dilakukan di atas, dapat diketahui adanya
peningkatan laju putar yang relatif meningkat. Namun, kondisi nyatanya bahwa alat
ukur kecepatan putar, tachometer, tidak bekerja dengan cukup baik sehingga
pengukuran tidak dapat dilanjutkan. Bahkan nilai-nilai hasil pengukuran yang didapat
sebelumnya bisa diragukan ketepatannya. Secara teori, hubungan tegangan input dan
kecepatan putar motor akan mendekati kurva linear dengan gradient positif.
Penggunaan modul Arduino pada rangkaian kendali kecepatan putar kali ini
hanyalah sebagai sensor. Tepatnya untuk mengetahui besaran tegangan input yang
dihasilkan dengan merubah-rubah posisi potensiometer. Sehingga sebenarnya kita
akan dapat mengendalikan kecepatan putar motor tanpa modul set Arduino. Walaupun
konsekuensinya kita tidak dapat mengetahui besarnya tegangan input yang kita
berikan.

D. KESIMPULAN
Kecepatan putar motor DC akan meningkat berbanding lurus dengan tegangan
masukan yang diberikan kepadanya. Semakin besar tegangan masukan semakin besar
pula kecepatan putar motor DC. Pengendalian kecepatan putar motor DC dapat
dilakukan dengan atau tanpa modul Arduino, karena modul Arduino pada rangkaian
ini hanya difungsikan sebagai sensor tegangan masukan yang diatur melalui
potensiometer.

E. DAFTAR PUSTAKA
- http://zonaelektro.net/motor-dc/
- https://indone5ia.wordpress.com/2011/10/13/motor-listrik-arus-searah/

Anda mungkin juga menyukai