Lampiran SK Kualifikasi Dan Pendidikan Staf
Lampiran SK Kualifikasi Dan Pendidikan Staf
7
d. Kualifikasi khusus / kompetensi yang ditetapkan dalam proses rekruitmen adalah:
Dokumen file kepegawaian seluruh staf di rumah sakit dikelola oleh bagian SDM.
Isi file kepegawaian meliputi :
1) Daftar riwayat hidup.
2) Ijazah.
3) SIP.
4) STR.
5) Sertifikat.
6) SK Pengangkatan.
7) Surat Penugasan Klinis/Surat Penugasan Kerja Klinis/Surat Tugas Kerja.
8) Rincian Kewenangan Klinis.
9) UraianTugas.
10) Dokumen Kredensial/Rekredensial.
11) DokumenUji Kompetensi.
12) Hasil Medical Check Up.
13) Evaluasi Kinerja Karyawan.
14) Riwayat Pekerjaan.
8
4) K3RS
5) Hak Pasien dan Keluarga
6) PPI
b. Orientasi khusus sesuai unit kerjanya masing-masing
Orientasi khusus yang dilaksanakan di unit masing – masing dilakukan selama 7
Hari
4. Setelah jangka waktu orientasi selesai, evaluasi dilakukan oleh koordinator / manager
yang bersangkutan. Apabila hasil evaluasi tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka
karyawan tersebut harus mengikuti program remedial yang lamanya 1/3 dari masa
orientasi khusus dan akan dievaluasi kembali setelahnya.
5. Materi-materi pada orientasi umum akan diulang secara berkala dan termasuk dalam
program diklat. Karyawan akan diberikan sertifikat orientasi apabila masa orientasi
telah selesai dilaksanakan
6. Tata Laksana Orientasi
a. Setiap karyawan baru / mutasi / rotasi / demosi / promosi mendapatkan
pengarahan langsung dari atasan langsungnya terkait dengan materi-materi yang
harus dipelajari dan dikuasai.
b. Karyawan baru / mutasi / rotasi / demosi / promosi melakukan jadwal kegiatan
yang sudah diatur dengan pendampingan dari satu orang.
c. Setiap hari, sebelum jadwal pulang, karyawan baru / mutasi / rotasi / demosi
promosi wajib menghadap ke atasan langsungnya untuk berdiskusi mengenai hasil
pembelajaran hariannya untuk mendapatkan pengarahan selanjutnya.
d. Setelah semua kegiatan yang sudah dijadwalkan terpenuhi, sesuai dengan batas
waktu yang ditetapkan, karyawan baru / mutasi / rotasi / demosi / promosi wajib
mendapatkan evaluasi penilaian hasil belajar dari atasan langsungnya.
e. Hasil evaluasi belajar akan menentukan keputusan penempatan
9
pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya (pendidikan, registrasi, izin,
kewenangan, pelatihan, dan pengalaman).
4. Proses Kredensial
a. RS melaksanakan proses kredensial terhadap tenaga medis, keperawatan/bidan
dan tenaga kesehatan lainnya.
1) Kredensial tenaga medis dilakukan oleh SubKomite Kredesnsial atau untuk
tahap awal oleh tim kredensialing (tim khusus yang dibentuk berdasarkan SK
Direktur RS AS-SHOFWAN) dengan memberikan clinical privilege
(kewenangan klinis) pada awal penerimaan.
2) Rekredensial dilakukan oleh Subkomite Kredensial pada akhir masa
berlakunya Surat Penunjukkan Klinis (3 tahun) atau apabila terjadi perubahan
uraian tugas / keahlian.
3) Subkomite Kredensial akan menentukan kewenangan klinis dari hasil
kredensial / rekredensial, dan memberikan rekomendasi untuk penerbitan
Surat Penunjukkan Klinis.
4) Prosedur kredensial, rekredensial, pemberian kewenangan klinis dan
penerbitan Surat Penunjukkan Klinis dijelaskan lebih lanjut dalam Peraturan
Internal Staf Medis.
b. Kredensial tenaga kesehatan tertentu dilakukan oleh kepegawaian dan manager
yang bersangkutan pada awal penerimaan. Kredensial meliputi lisensi,
pendidikan, pelatihan dan pengalaman.
c. Kredensial untuk Perawat
Data yang dibutuhkan dalam proses kredensial perawat adalah :
1) Surat Ijin Praktek yang berlaku atau jika masih dalam pengurusan, surat izin
praktek dapat diwakilkan dengan surat keterangan dalam pengurusan dari
organisasi profesi
2) Rekomendasi atau Surat Keterangan Kerja dari RS sebelumnya (jika sudah
pernah bekerja) (Rekomendasi atau Surat Keterangan dari sumber
primer/lembaga pendidikan Rekomendasi atau Surat Keterangan lain).
d. Kredensial untuk Tenaga Kesehatan Tertentu lainnya. Data yang dibutuhkan
dalam proses kredensial tenaga kesehatan tertentu lainnya adalah :
1) Surat Ijin yang berlaku bila ada
2) Sertifikat pendidikan dan pelatihan yang sesuai
3) Rekomendasi atau Surat Keterangan Kerja dari RS sebelumnya (jika sudah
pernah bekerja)
5. Rincian Kewenangan Klinis
Rincian kewenangan klinis merupakan suatu rincian dari uraian pekerjaan atau
kewenangan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dalam melakukan pelayanan
kesehatan. Setiap perubahan dari kewenangan klinis tenaga kesehatan harus mendapat
persetujuan pada saat proses rekredensial.
Rincian kewenangan klinis dapat mencakup derajat kompetensi, uraian jabatan, dan
cakupan pelayanan kesehatan di tempat kerja. Saat ini, rincian kewenangan klinis
tenaga kesehatan berdasarkan ketentuan kompetensi profesi dalam pelayanan
kesehatan.
10
Kewenangan klinis untuk tenaga kesehatan dengan masa kerja kurang dari satu tahun,
maka akan diberikan kewenangan klinisnya untuk satu tahun kedepan melalui
supervisi dan pendampingan penanggung jawab pelayanan masing-masing profesi
serta harus dilakukan rekredensial kembali setelah satu tahund ari kredensial awal
untuk memperbaharui atau menambah kewenangan yang telah diberikan untuk tenaga
kesehatan tersebut.
6. Perubahan Rincian Kewenangan Klinis
Pada permohonan perubahan rincian kewenangan klinis, pemohon harus melampirkan
perubahan terhadap rincian kewenangan klinis apabila menginginkan modifikasi
terkait rincian kewenangan klinis. Perubahan rincian klinis profesi tertentu harus
mempertimbangkan persyaratan sebagai berikut:
a. Dokumentasi kualifikasi pengajuan kredensial
b. Dokumentasi log book
c. Hasil penialaian kinerja
d. Pertimbangan kesehatan fisik dan kondisi mental tenaga kesehatan
e. Pertimbangan perilaku Pekerja
7. Pencabutan kewenangan klinis adalah suatu proses evaluasi ulang terhadap
kewenangan klinis tenaga kesehatan yang telah diberikan melalui proses krendensial /
rekredensial untuk dicabut kewenangan yang bersangkutan dalam penugasan
klinisnya pada periode tertentu. Mekanisme pencabutan. SPK menggunakan
pertimbangan peer group dan Tim Kredensial Tenaga Kesehatan Lain dengan suatu
alasan yang dapat menjadi kriteria pencabutan. Berikut merupakan kriteria
pencabutan:
a. Tenaga Kesehatan yang bersangkutan telah pindah atau keluar
b. Tenaga Kesehatan yang bersangkutan telah terbukti melakukan pelanggaran etika
dan disiplin tingkat berat
c. Tenaga Kesehatan yang bersangkutan memiliki gangguan jiwa atau fisik
d. Tenaga kesehatan yang bersangkutan tidak melakukan pelayanan
sesuai profesionya lebih dari dua tahun
e. Tenaga kesehatan yang memberikan pernyataan secara tertulis bahwa tidak
melakukan tugas fungsional keprofesiannya.
12
c. Peserta pendidikan menyerahkan fotokopi dari sertifikat training yang diikutinya
untuk disimpan di berkas karyawan, kecuali pendidikan yang dibiayai oleh RS
maka sertifikat asli disimpan di berkas kepegawaian.
8. RS menjamin ketersediaan waktu, sarana dan prasarana, termasuk tenaga pengajar
yang dibutuhkan untuk mendukung pelaksanaan diklat bagi setiap karyawan
9. Untuk menilai keberhasilan program diklat, RS membuat program evaluasi meliputi
a. Evaluasi terhadap pengajar
b. Evaluasi terhadap peserta pelatihan
c. Evaluasi terhadap pelaksanaan pelatihan secara keseluruhan
13
5. Hasil dari evaluasi kinerja tahunan menjadi dasar pertimbangan dalam proses
rekredensial dalam pemberian kewenangan medis yang dilakukan setelah berakhirnya
masa berlaku Surat Penunjukkan Klinis (3 tahun).
6. Tenaga Manajerial
a. Direktur dan Wakil Direktur Rumah Sakit dievaluasi setiap tahun oleh Direktur
Corporate
b. Manajer dievaluasi oleh Direktur
7. Tenaga Kesehatan Tertentu dan tenaga non kesehatan :
a. Setiap staf bekerja sesuai dengan jumlah jam kerja yang ditentukan oleh
Undang-undang ketenagakerjaan yaitu 40 jam/minggu, dengan waktu kerja yang
akan diatur kemudian menurut kebutuhan unit masing-masing di RS AS-
SHOFWAN
b. Setiap staf akan dievaluasi kinerjanya minimal satu tahun sekali, atau pada saat
melalui proses tahapan karyawan yang dilakukan oleh koordinator dan atau
manager yang terkait dengan menggunakan Lembar Evaluasi Kinerja yang
meliputi Kualitas Individu dan Kompetensi masing-masing profesi.
X. KEBIJAKAN CUTI
1. Dalam pelaksanaan pemberian ijin tidak masuk kerja/cuti/istirahat, pimpinan Rumah
Sakit dan atau pejabat yang berwenang mengutamakan kepentingan operasional
Rumah Sakit, dan mempertimbangkan kebutuhan atau kepentingan Pekerja.
14
2. Setiap pelaksanaan cuti harus melalui persetujuan atasan Pekerja yang bersangkutan
Divisi Human Resources atau pejabat lain yang ditunjuk untuk mempertimbangkan
beban Pekerjaan yang akan ditinggalkan.
3. Untuk cuti tahunan yang telah direncanakan wajib diajukan min. 2 (dua) minggu
sebelumnya, sedangkan cuti tahunan yang mendadak harus diambil wajib diajukan 3
(tiga) hari sebelumnya.
4. Dalam hal ada keperluan yang amat mendesak atau bersifat darurat, Rumah Sakit
dapat memanggil kembali Pekerja yang sedang cuti. Dalam kondisi demikian sisa
cuti Pekerja yang bersangkutan akan diatur kembali oleh Perusahaan dengan tidak
mengurangi hak cuti Pekerja yang bersangkutan.
5. Pekerja yang menjalani cuti tahunan tetap berhak mendapat upah penuh, fasilitas,
tunjangan serta hak-hak lainnya.
6. Pekerja yang telah memperpanjang cuti, tanpa izin dan persetujuan atasan
sebelumnya, maka dianggap sebagai tidak hadir tanpa alasan yang sah (mangkir).
7. Selain Cuti Tahunan dan cuti di luar tanggungan, Pekerja juga memiliki hak cuti
khusus yang diatur dalam Peraturan Perusahaan seturut dengan Undang-Undang
Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003.
19
a. Keputusan pengangkatan status Pekerja dari kontrak menjadi tetap sesuai dengan
pencapaian target kinerja Pekerja selama masa kontraknya. SK berfungsi sebagai
pengakuan status kepegawaian dan dokumen Rumah Sakit yang sah.
b. Setiap pengangkatan pegawai menjadi Pekerja tetap / kontrak harus dinyatakan
secara sah. Pengesahan pengakatan pegawai harus dinyatakan dengan Surat
Keputusan Direksi Rumah Sakit AS-SHOFWAN
c. Pengangkatan untuk menjadi Pekerja kontrak / tetap, diajukan kepada Kepala
Divisi / Departmen sampai dengan ke Direktur Rumah Sakit.
d. Kepala Departemen yang bermaksud mengajukan pengangkatan sebagai Pekerja
kontrak wajib mengevaluasi kinerja Pekerja, dengan menggunakan
e. Form Penilaian Kinerja masa kontrak dengan persetujuan dari Kepala Divisi dan
Direktur Rumah Sakit.
f. Pengangkatan status Pekerja menjadi tetap dinyatakan di dalam SK Karyawan
Tetap yang dibuat oleh Divisi Human Resources dan ditandatangani oleh Direktur
Rumah Sakit.
20
b. Melakukan identifikasi kejadian tindak kekerasan dalam rangka penanggulangan
tindak kekerasan Pekerja.
c. Berkoordinasi dengan pihak/lembaga terkait dalam rangka penyelesaiantindak
kekerasan.
d. Memberikan rehabilitasi dan/atau fasilitasi kepada Pekerja yang
mengalamitindakan kekerasan.
e. Melaporkan kepada aparat penegak hukum setempat apabila terjadi
tindakkekerasan yang mengakibatkan luka fisik berat/cacat/kematian.
f. Berkaitan dengan keterlibatan Pekerja dalam kekerasan di tempat kerja, RS AS-
SHOFWAN akan memberikan sanksi kepada Pekerja dalam rangka pembinaan,
berupa :
1) Teguran lisan;
2) Teguran tertulis; dan
3) Tindakan lain yang bersifat edukatif
4) Pemberhentian sementara (skorsing) atau Pemutusan Hubungan Kerja
7. Tata Laksana
a. Menetapkan ”Kode Etik” yang berisi peraturan dan etika karyawan untuk
memandu karyawan dalam bersikap dan berperilaku di tempat kerja, serta
mewajibkan seluruh karyawan untuk menandatangani pernyataan pemahaman.
b. Memberlakukannya sanksi bagi pelanggaran “Kode Etik”
c. Pengawasan terhadap lokasi pelayanan yang terpencil dan terisolasi,
ruangperawatan dan area pelayanan lain
d. Semua tamu yang masuk ke Rumah Sakit harus memakai identitas
yangdikeluarkan oleh Security
e. Semua pengunjung yang mencurigakan diperiksa dan atau diinvestigasioleh
petugas Security
f. Semua pengunjung diluar jam kunjungan rumah sakit, baik di luar jam kantor, di
luar jam pelayanan maupun di luar jam besuk di daftarkan dan dicatat oleh
Security
g. Melindungi Pekerja (termasuk pasien) dengan dua kode darurat non medis sebagai
berikut:
21
1 CODE GREY Situasi berbahaya yang a. Lindungi atau Berusaha untuk
berhubungandengan pertahankandiri sendiri mengurangi tingkat
Gangguan penutupan akses keluar dan hubungi risiko/ bahaya dengan
apabila terjadi tindakan pos sekuriti Untuk memantau ketatdaerah
Keamanan penculikan, kehilangan atau mengaktifkan Code / ruang perawatan
tindakan penyanderaan Grey yang terpencil
ataukekerasan fisik diduga b. Meningkatkan
masih ada di area rumah kewaspadaan
sakit lingkungan kerja
terhadap orangyang
mencurigakan
2 CODE Situasi berbahaya a. Jangan panik, jangan a. Melaporkan
mengambil resiko yang ke Koordinator
BLACK dimana terjadi tindakan dapat mencelakakandiri Keadaan darurat
Kekerasan, kejahatan/kekerasan di sendiri gedung dan keamanan
penyanderaan, dalam lingkungan rumah b. Melaporkan kepada b. Konsultasi
ancaman sakit dengan ancaman fisik posSekuriti Untuk dengan kepolisian
bom danatau ancaman korban menghidupkanCode setempat
jiwa yang membutuhkan Black
penanganan segera dari
institusi terkait (kepolisian,
penjinak bom dll)
22
5 Hasil Evaluasi Kinerja √ √ √ √
6 Catatan Harian Karyawan √ √ √
7 Hasil Interview/test √ √ √
tertulis/psikotest
8 Hasil kredensial √ √ √
9 Surat Lamaran √ √ √ √
10 Riwayat Hidup √ √ √ √ √
11 Ijazah terakhir √ √ √ √ √
12 Sertifikat yang terkait √ √ √ √ √
keahliannya
13 Surat Tanda Registrasi √ √ √
(Pharmacist
14 Surat Ijin Praktek √ √ √
)
15 Surat Ijin Kerja √
16 Surat Konfirmasi Pendidikan √ √ √ √
17 Surat referensi dari tempat Bila ada
kerja lama
23
c. Pemeriksaan Kesehatan Berkala; Adanya pelaksanaan kegiatan pemeriksaan
kesehatan berkala bagi staf/pegawai yang dilakukan sekali dalam 3 (tiga) tahun di
unit khusus yang terdiri dari :
1) Unit Kamar Operasi : Pemeriksaan darah rutin, HbsAg dan HIV.
2) Unit Rawat Intensif : Pemeriksaan darah rutin, dan Foto thorax.
3) Unit Laboratorium : Pemeriksaan darah rutin, HbsAg, HIV.
4) Unit Radiologi : Pemeriksaan darah rutin dan Foto thorax.
5) Unit Gizi & Dapur : Pemeriksaan darah rutin dan Swab anus.
6) Unit Sanitasi : Pemeriksaan darah rutin, HbsAg dan HIV.
7) Unit Linen & Laundry : Pemeriksaan darah rutin, HbsAg dan HIV
e. Pemberian vaksin dan imunisasi untuk karyawan berisiko tertular penyakit karena
pekerjaan, bekerjasama dengan bagian K3RS dan INOK.
f. Pelaporan pajanan dan insiden kecelakaan kerja bagi staf/pegawai yang tertusuk
jarum, benda tajam dan cairan tubuh yang terkontaminasi.
g. Pengobatan dan atau konseling
2. Tata Laksana
a. Pemeriksaan Kesehatan Khusus bagi Calon staf/pegawai
Setelah semua proses ujian tes tertulis dan wawancara dinyatakan lulus, Oleh Ka
Unit/Instalasi, ataupun Ka. Sub. Bid Personalia maka dilakukan pemeriksaan
kesehatan seperti pemeriksaan darah rutin, HbsAg, SGOT SGPT, dan Thorax
foto kepada calon staf/pegawai Rumah Sakit AS-SHOFWAN. Mengisi Formulir
Pemeriksaan Foto Thorax dan Formulir Laboratorium Rumah Sakit AS-
SHOFWAN untuk pemeriksaan darah.
b. Pemeriksaan Kesehatan Berkala
1) Menyusun SPO dan melakukan sosialisasi pemeriksaan kesehatan Khusus
bagi staf/pegawai di Unit kamar operasi, Unit rawat intensif, Unit
laboratorium, Unit radiologi, Unit Gizi & Dapur, Unit Sanitasi dan Unit Linen
& Dapur di Rumah Sakit AS-SHOFWAN
2) Melakukan Monitoring Kesehatan staf/pegawai di unit/instalasi yang berisiko
tinggi dengan memantau angka kesakitan di unit/instalasi yang berisiko.
3) Melakukan pelaporan hasil monitoring kesehatan khusus kepada kepala
pelayanan medis untuk tenaga dokter dan tenaga keperawatan, dan kepada
kepala penunjang medis dan non medis untuk tenaga kesehatan professional
lain dan tenaga non kesehatan rumah sakit.
4) Pemeriksaan Kesehatan berkala dilakukan sekali dalam 3 (tiga) tahun yang
terdiri dari:
o Unit Kamar Operasi : Pemeriksaan darah rutin, HbsAg dan HIV.
o Unit Rawat Intensif : Pemeriksaan darah rutin, dan Foto thorax.
o Unit Laboratorium : Pemeriksaan darah rutin, HbsAg, HIV.
o Unit Radiologi : Pemeriksaan darah rutin dan Foto thorax.
o Unit Gizi & Dapur : Pemeriksaan darah rutin dan Swab anus.
o Unit Sanitasi : Pemeriksaan darah rutin, HbsAg dan HIV.
o Unit Linen & Laundry : Pemeriksaan darah rutin, HbsAg dan HIV.
5) Pelaporan pajanan dan insiden kecelakaan kerja
24
Menyusun SPO Penatalaksanaan tertusuk jarum, benda tajam dan cairan
terkontaminasi. Melaporkan setiap kasus kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja oleh Ka. Unit/Instalasi dan diteruskan ke Panitia K3.
6) Menyusun SPO dan melakukan sosialisasi tentang pengobatan dan konseling
terhadap staf/pegawai yang terpapar penyakit infeksius di Rumah Sakit AS-
SHOFWAN .
PENUTUP
Kebijakan ini dibuat untuk dapat dilaksanakan di RS AS-SHOFWAN. Kebijakan ini
bersifat dinamis serta wajib dievaluasi setiap 1 tahun sekali.
Ditetapkan di : Bekasi
Pada tanggal : 06 April 2022
DIREKTUR RS AS SHOFWAN
25