Anda di halaman 1dari 45

SALINAN

KEPALA BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL


REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN
KEPALA BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
NOMOR 23/I/HK/2023
TENTANG
SISTEM KERJA DI LINGKUNGAN
BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL

KEPALA BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL,

Menimbang : a. bahwa untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan


yang efektif dan efisien guna meningkatkan kinerja
pemerintahan dan pelayanan publik, perlu disusun
sistem kerja;
b. bahwa untuk melakukan penyusunan sistem kerja
guna mewujudkan birokrasi yang dinamis, lincah,
dan profesional, diperlukan mekanisme kerja antara
jabatan pimpinan tinggi, jabatan administrasi, dan
jabatan fungsional di lingkungan Badan Riset dan
Inovasi Nasional;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan
Keputusan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional
tentang Sistem Kerja di Lingkungan Badan Riset dan
Inovasi Nasional

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang


Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6037) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2020 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 11
Tahun 2017 tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 647);
-2-

3. Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2021 tentang


Badan Riset dan Inovasi Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 192);
4. Keputusan Presiden Nomor 19/M Tahun 2021
tentang Pengangkatan Kepala Badan Riset dan
Inovasi Nasional;
5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 19 Tahun 2018
tentang Penyusunan Peta Proses Bisnis Instansi
Pemerintah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 411);
6. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 7 Tahun 2022 tentang
Sistem Kerja Pada Instansi Pemerintah Untuk
Penyederhanaan Birokrasi (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2022 Nomor 184);
7. Peraturan Badan Riset dan Inovasi Nasional Nomor 1
Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan
Riset dan Inovasi Nasional (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 977);
8. Keputusan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional
Nomor 79/HK/2021 tentang Hari dan Jam Kerja
Pegawai di Lingkungan Badan Riset dan Inovasi
Nasional;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN RISET DAN INOVASI
NASIONAL TENTANG SISTEM KERJA DI LINGKUNGAN
BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL

KESATU : Menetapkan Sistem Kerja di Lingkungan Badan Riset dan


Inovasi Nasional sebagaimana tercantum dalam Lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan
Kepala Badan ini.

KEDUA : Sistem Kerja sebagaimana dimaksud dalam Diktum


KESATU digunakan sebagai instrumen Aparatur Sipil
Negara dalam melaksanakan tugas dan fungsi unit
organisasi di lingkungan Badan Riset dan Inovasi Nasional.

KETIGA : Biaya untuk melaksanakan Keputusan Kepala Badan ini


bersumber dari anggaran pendapatan dan belanja negara
yang dialokasikan pada bagian anggaran Badan Riset dan
Inovasi Nasional dan/atau sumber lain yang sah dan tidak
mengikat.
-3-

KEEMPAT : Keputusan Kepala Badan ini mulai berlaku pada tanggal


ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 2 Januari 2023

KEPALA
BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL,

ttd.

LAKSANA TRI HANDOKO

SALINAN Keputusan Kepala Badan ini disampaikan kepada Yth.:


1. Pejabat Pimpinan Tinggi Madya dan Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama
di lingkungan Badan Riset dan Inovasi Nasional;
2. Kepala Organisasi Riset dan Kepala Pusat Riset di lingkungan Badan
Riset dan Inovasi Nasional.

Salinan sesuai dengan aslinya


Kepala Biro Hukum dan Kerja Sama,

Mila Kencana

Dokumen ini ditandatangani


secara elektronik
menggunakan sertifikat dari
BSrE, silahkan lakukan
verifikasi pada dokumen
elektronik yang dapat diunduh
dengan melakukan scan QR
Code
-4-

SALINAN
LAMPIRAN
KEPUTUSAN
KEPALA BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
NOMOR 23/I/HK/2023
TENTANG
SISTEM KERJA DI LINGKUNGAN
BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL

SISTEM KERJA
DI LINGKUNGAN BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dibentuk melalui Peraturan
Presiden Nomor 78 Tahun 2021 dimana dalam Peraturan Presiden tersebut BRIN
terdiri atas Dewan Pengarah dan Pelaksana. Struktur organisasi Pelaksana terdiri
atas Kepala, Wakil Kepala, Sekretariat Utama, Deputi, Inspektorat Utama serta
Organisasi Riset.
Secara keseluruhan struktur organisasi struktural di lingkungan BRIN
terdiri atas 9 (sembilan) jabatan Eselon I, 43 jabatan Eselon II, 4 (empat) jabatan
Eselon III dan 1 (satu) jabatan Eselon IV. Sedangkan Organisasi Riset merupakan
organisasi nonstruktural yang menyelenggarakan teknis penelitian,
pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi,
penyelenggaraan ketenaganukliran, dan/atau penyelenggaraan keantariksaan,
yang dipimpin oleh Pejabat Fungsional. Gambaran tersebut menunjukkan BRIN
telah mengimplementasikan struktur organisasi yang sederhana dengan lebih
memberdayakan Pejabat Fungsional.
Struktur organisasi BRIN saat ini berdasarkan Peraturan BRIN Nomor 1
Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Riset dan Inovasi Nasional,
sudah tidak lagi melalui tahapan penyederhanaan struktur organisasi dan
penyetaraan jabatan, karena struktur organisasi saat ini sudah sederhana dan
memaksimalkan peran Pejabat Fungsional.
Dalam upaya peningkatan kinerja melalui birokrasi yang sederhana
diharapkan proses pengambilan keputusan berubah menjadi sistem kerja yang
kolaboratif dan dinamis. Bentuk dari transformasi sistem kerja tersebut
menekankan pada kerja tim yang berorientasi pada hasil dengan didukung oleh
tata kelola pemerintahan digital. Dukungan tata kelola pemerintahan tersebut
ditujukan untuk mempercepat pengambilan keputusan yang pada akhirnya akan
bermuara pada pencapaian kinerja bersama. Sehingga saat ini yang diperlukan
adalah terkait menetapkan sistem kerja dengan melakukan penyesuaian
mekanisme kerja dan proses bisnis dengan memanfaatkan sistem pemerintahan
berbasis elektronik. Sistem pemerintahan berbasis elektronik merupakan
dukungan penting yang akan mendorong pencapaian transformasi yang
dilakukan.
Adanya pengaturan terkait sistem kerja diharapkan dapat mendorong
terwujudnya organisasi yang fleksibel dan berorientasi pada hasil, yang
mengedepankan profesionalitas, transparansi dan kompetensi. Dalam
mendukung optimalisasi penerapan sistem kerja ini dibutuhkan kolaborasi antar
dan intra unit organisasi sehingga akan mendorong terwujudnya kualitas output
yang akuntabel. Dalam memenuhi kebutuhan atas kolaborasi tersebut, Pejabat
Fungsional dan Pelaksana dapat ditugaskan baik itu di dalam unit organisasi
maupun antar unit organisasi, sebagaimana diilustrasikan pada Gambar 1.
-5-

Gambar 1. Mekanisme kerja yang lincah dan fleksibel

Sistem kerja dalam birokrasi yang sederhana selain berorientasi pada hasil
juga harus tetap memperhatikan proses. Atas proses-proses yang dinilai
menghambat pencapaian hasil diperlukan rekayasa ulang. Setiap pegawai di
dalam sistem kerja tersebut diharapkan memiliki kemampuan untuk beradaptasi
dan cekatan dalam menanggapi permasalahan baik dari internal maupun
eksternal organisasi. Penjelasan lebih rinci mengenai sistem kerja di lingkungan
BRIN disampaikan sebagaimana tertuang pada sistematika pedoman.

B. Maksud dan Tujuan


Sistem Kerja digunakan sebagai instrumen bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara
dalam melaksanakan tugas fungsi unit organisasi di lingkungan BRIN. Maksud
dan tujuan penetapan Sistem Kerja di lingkungan BRIN yaitu:
a. mewujudkan proses kerja yang efektif dan efisien;
b. memastikan pencapaian tujuan, strategi, dan kinerja organisasi;
c. mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya manusia; dan
d. mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.

C. Definisi
1. Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau
diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2. Sistem Kerja adalah serangkaian prosedur dan tata kerja yang membentuk
suatu proses aktivitas pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi.
3. Mekanisme Kerja adalah proses dan cara kerja organisasi yang
menggambarkan alur pelaksanaan tugas pegawai ASN yang dilakukan dalam
suatu sistem dengan mengedepankan kompetensi, keahlian dan/atau
keterampilan.
4. Proses Bisnis adalah kumpulan aktivitas terstruktur yang menggambarkan
hubungan kerja yang efektif dan efisien antar unit organisasi untuk
menghasilkan kinerja dan keluaran yang bernilai tambah sesuai dengan
tujuan pendirian organisasi.
5. Pejabat Fungsional adalah Pegawai ASN yang menduduki Jabatan Fungsional.
6. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah Lembaga pemerintah yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden dalam
menyelenggarakan penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan,
serta invensi dan inovasi, penyelenggaraan ketenaganukliran, dan
penyelenggaraan keantariksaan yang terintegrasi.
-6-

7. Unit Organisasi adalah bagian dari struktur organisasi yang dapat dipimpin
oleh Pejabat Pimpinan Tinggi Madya, Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama,
Pejabat Administrator, Pejabat Pengawas, atau Pejabat Fungsional yang
diangkat untuk memimpin suatu unit kerja mandiri berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
8. Pimpinan Unit Organisasi adalah Pejabat Pimpinan Tinggi Madya, Pejabat
Pimpinan Tinggi Pratama, Pejabat Administrator, Pejabat Pengawas, atau
Pejabat Fungsional yang diangkat untuk memimpin suatu unit organisasi
tertentu.
9. Pejabat Penilai Kinerja adalah atasan langsung dengan ketentuan paling
rendah Pejabat Pengawas atau pejabat lain yang diberi pendelegasian
kewenangan.
10. Penugasan adalah penunjukan atau pengajuan sukarela Pejabat Fungsional
dan Pelaksana untuk melaksanakan tugas tertentu di bawah Pimpinan unit
organisasi dalam periode waktu tertentu sesuai dengan kompetensi, keahlian
dan/atau keterampilan.
11. Organisasi Riset, yang selanjutnya disingkat OR adalah organisasi
nonstruktural yang menyelenggarakan teknis penelitian, pengembangan,
pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi, penyelenggaraan
ketenaganukliran, dan/atau penyelenggaraan keantariksaan.
12. Kelompok Riset adalah sejumlah pejabat fungsional yang mempunyai tugas
sesuai dengan bidang keilmuan dan/atau kepakaran dalam pelaksanaan
tugas teknis penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta
invensi dan inovasi, penyelenggaraan ketenaganukliran, dan/atau
penyelenggaraan keantariksaan.
13. Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) adalah penyelenggaraan
pemerintahan yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
memberikan layanan kepada pengguna SPBE.
14. Hari adalah waktu selama jam kerja berlangsung.
15. Jam Kerja adalah waktu yang dijadwalkan bagi pegawai untuk bekerja.
16. Lokasi Kerja adalah tempat atau ruangan yang telah ditetapkan sebagai
tempat atau ruangan bagi pegawai untuk bekerja.
17. Kepala adalah Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional.

D. Sistematika Pedoman
Sistem Kerja di lingkungan BRIN ini disusun dalam tiga bab, yaitu:
1. Bab I : Pendahuluan, memuat latar belakang, maksud dan tujuan, definisi,
serta sistematika pedoman.
2. Bab II : Sistem Kerja di Lingkungan BRIN, memuat: mekanisme kerja dan
penggambaran alur mekanisme kerja.
3. Bab III : Penutup, memuat rangkuman sistem kerja di lingkungan BRIN.
-7-

BAB II
SISTEM KERJA DI LINGKUNGAN BRIN

Sistem kerja di lingkungan BRIN adalah serangkaian prosedur dan tata kerja
yang membentuk suatu proses aktivitas pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi
BRIN. Sistem kerja di lingkungan BRIN digunakan sebagai instrumen bagi pegawai
ASN BRIN dalam melaksanakan tugas dan fungsi BRIN.
Sistem kerja meliputi mekanisme kerja dan proses bisnis, perlu diatur guna
mendukung tata kelola pemerintahan yang efektif dan efisien di lingkungan BRIN
dengan mengoptimalkan SPBE.

A. Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja digunakan sebagai acuan dalam pengaturan alur
pelaksanaan tugas ASN di lingkungan BRIN yang disesuaikan dengan strategi dari
Pejabat Level I/setara dan/atau Pejabat Level II/setara. Pejabat-pejabat tersebut
dapat memastikan kesiapan dukungan infrastruktur, tata kelola dan sumber daya
yang optimal, serta memastikan kolaborasi dan sinergitas pelaksanaan tugas yang
ada. Adapun mekanisme kerja dapat terbagi menjadi 3 (tiga) tahapan, yaitu:
1. Tahapan Perencanaan
Tahapan perencanaan dimaksudkan untuk memastikan bahwa kinerja
organisasi dapat dilakukan secara sistematis serta logis untuk mencapai tujuan
dengan hasil konkrit adalah rencana kerja. Kegiatan yang dilaksanakan pada
tahapan perencanaan di antaranya:
a. Penyusunan dan penetapan perjanjian kinerja, perumusan strategi
pencapaian target kinerja, serta penugasan Pejabat Fungsional dan
Pelaksana di bawah koordinasi Pejabat Level II/setara oleh Pejabat Level
I/setara.
b. Perumusan strategi pelaksanaan pencapaian target kinerja oleh Pejabat
Level II/setara yang terdiri dari penentuan pelaksanaan tugas dalam bentuk
tim kerja atau individu, penentuan kebutuhan pelibatan Pejabat Fungsional
atau Pelaksana lintas unit, serta kebutuhan atas Ketua Tim.
c. Penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan dan anggaran untuk
pencapaian target kinerja oleh Pejabat Fungsional dan Pelaksana.
2. Tahapan Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan dimaksudkan untuk memastikan kegiatan dan anggaran
dijalankan sesuai dengan rencana, dengan rincian:
a. Penyusunan rincian pelaksanaan kegiatan, pembagian peran dan
pelaksanaan kegiatan oleh Pejabat Fungsional dan Pelaksana, yang
implementasinya menggunakan Matriks Peran Hasil (MPH) di aplikasi
Sistem Informasi Manajemen Kinerja (SIMARIN) BRIN.
b. Monitoring perkembangan dan pemberian umpan balik atas pelaksanaan
kegiatan oleh Pejabat Level II/setara, Pejabat Level III/setara, Pejabat Level
IV/setara, atau Ketua Tim.
c. Penyampaian hasil pelaksanaan kegiatan kepada Pejabat Level II/setara,
Pejabat Level III/setara, Pejabat Level IV/setara, atau Ketua Tim.
3. Tahap Evaluasi
Tahapan Evaluasi dimaksudkan untuk memastikan hasil pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan target yang diharapkan. Kegiatan yang dilakukan pada tahapan
evaluasi adalah reviu atas hasil pelaksanaan tugas Tim Kerja atau individu oleh
Pejabat Level IV/setara, Pejabat Level III/setara, Pejabat Level II/setara dan
Pejabat Level I/setara. Pelaksanaan kegiatan dinyatakan selesai setelah Pejabat
Level I/setara menerima hasil pelaksanaan kegiatan dan dinyatakan telah
sesuai dengan target yang diharapkan.
-8-

Berikut digambarkan alur pelaksanaan tugas dalam mekanisme kerja BRIN


dalam Gambar 2.

Gambar 2. Alur Pelaksanaan Tugas Dalam Mekanisme Kerja BRIN

Mekanisme kerja dilaksanakan dengan prinsip:


a. orientasi pada hasil;
b. kompetensi;
c. profesionalisme;
d. kolaboratif;
e. transparansi; dan
f. akuntabel.
Mekanisme kerja terdiri atas:
a. kedudukan;
b. penugasan;
c. pelaksanaan tugas;
d. pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;
e. hari dan jam kerja ASN di lingkungan BRIN;
f. lokasi kerja ASN di lingkungan BRIN;
g. pengelolaan kinerja; dan
h. pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.

Berikut diuraikan mengenai rincian mekanisme kerja sebagai berikut:


1. Kedudukan
Kedudukan merupakan penempatan posisi pegawai ASN BRIN dalam
struktur organisasi sebagai basis pemberian tugas dan tanggung jawab
jabatan. Dengan sistem kerja perlu diberikan pedoman mengenai
kedudukan Pejabat Fungsional dan Pelaksana dalam unit organisasi.
Kedudukan Pejabat Fungsional dan Pelaksana ditentukan berdasarkan
kompetensi, keahlian dan/atau keterampilan yang sesuai dan diperlukan
untuk mencapai kinerja unit organisasi.
Kedudukan Pejabat Fungsional dan Pelaksana dalam unit organisasi
di lingkungan BRIN dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Kedudukan merupakan penggambaran posisi kedudukan Pejabat
Fungsional dan Pelaksana dalam struktur organisasi dengan Pejabat
Penilai Kinerja sebagai atasan langsung, yang tergambarkan dalam
struktur organisasi dan tata kerja.
-9-

b. Pejabat Penilai Kinerja dapat merupakan Pejabat Pimpinan Tinggi


Madya (PTM), Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama (PTP), Pejabat
Administrator, Pejabat Pengawas, atau Pejabat Fungsional yang
diangkat untuk memimpin suatu unit kerja mandiri berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. Penetapan kedudukan Pejabat Fungsional dan Pelaksana dilakukan
melalui proses perencanaan dan dengan mempertimbangkan rentang
kendali dan beban tugas organisasi.
d. Penetapan kedudukan Pejabat Fungsional dan Pelaksana dalam suatu
unit organisasi ditetapkan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian.
Penggambaran kedudukan Pejabat Fungsional dan Pelaksana pada
unit organisasi di lingkungan BRIN terbagi dalam beberapa kondisi sebagai
berikut:
a. Unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat PTM
1) Pejabat PTP sebagai Pejabat Penilai Kinerja

PEJABAT PIMPINAN
TINGGI MADYA

PEJABAT PIMPINAN PEJABAT PIMPINAN


TINGGI PRATAMA TINGGI PRATAMA

KELOMPOK JF DAN KELOMPOK JF DAN


PELAKSANA PELAKSANA

Gambar 3. Unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat PTP, dengan Pejabat
PTP pada Pejabat Level II sebagai Pejabat Penilai Kinerja.

Pada struktur di atas, Kelompok JF dan Pelaksana berkedudukan


berada di bawah Pejabat PTP sebagai Pejabat Level II yang berperan
selaku Pejabat Penilai Kinerja.
2) Pejabat PTP dengan memiliki Pejabat Administrator sebagai Pejabat
Penilai Kinerja

PEJABAT PIMPINAN
TINGGI MADYA

PEJABAT PIMPINAN
TINGGI PRATAMA

PEJABAT
ADMINISTRATOR

KELOMPOK JF DAN KELOMPOK JF DAN


PELAKSANA PELAKSANA

Gambar 4. Unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat PTP, dengan Pejabat
Administrator pada Pejabat Level III sebagai Pejabat Penilai Kinerja.
- 10 -

Pada struktur di atas, Kelompok JF dan Pelaksana berkedudukan


berada di bawah Pejabat PTP sebagai Pejabat Level II dan Pejabat
Administrator sebagai Pejabat Level III yang berperan selaku Pejabat
Penilai Kinerja.

b. Unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama


Pejabat PTP sebagai Pejabat Penilai Kinerja dengan tidak memiliki Pejabat
Administrator

PEJABAT PIMPINAN TINGGI PRATAMA

KELOMPOK JF DAN PELAKSANA

Gambar 5. Unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat Pimpinan Tinggi


Pratama dengan Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama sebagai Pejabat Penilai
Kinerja tidak memiliki Pejabat Administrator.

Pada struktur di atas, Kelompok JF dan Pelaksana berkedudukan


berada di bawah Pejabat PTP sebagai Pejabat Level I yang berperan
selaku Pejabat Penilai Kinerja.
c. Unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat Fungsional
1) Pejabat Fungsional sebagai Kepala Organisasi Riset (OR) dan sebagai
Pejabat Penilai Kinerja

PEJABAT FUNGSIONAL
(KEPALA ORGANISASI
RISET)

PEJABAT FUNGSIONAL PEJABAT FUNGSIONAL


(KEPALA PUSAT RISET) (KEPALA PUSAT RISET)

KELOMPOK JF KELOMPOK JF
DAN PELAKSANA DAN PELAKSANA

Gambar 6. Unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat Fungsional sebagai


Kepala OR sebagai Pejabat Penilai Kinerja tidak memiliki Pejabat
Administrator.

Pada struktur di atas, Pejabat Fungsional sebagai Kepala Pusat Riset,


Kelompok JF dan Pelaksana berkedudukan berada di bawah Pejabat
Fungsional sebagai Kepala OR sebagai Pejabat Level I yang berperan
selaku Pejabat Penilai Kinerja.
- 11 -

2) Pejabat Fungsional sebagai Kepala Pusat Riset (PR) sebagai Pejabat


Penilai Kinerja

PEJABAT FUNGSIONAL
(KEPALA ORGANISASI
RISET)

PEJABAT FUNGSIONAL PEJABAT FUNGSIONAL


(KEPALA PUSAT RISET) (KEPALA PUSAT RISET)

KELOMPOK JF KELOMPOK JF
DAN PELAKSANA DAN PELAKSANA

Gambar 7. Unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat Fungsional dengan


Pejabat Fungsional sebagai Kepala PR sebagai Pejabat Penilai Kinerja tidak
memiliki Pejabat Administrator.

Pada struktur di atas, Kelompok JF dan Pelaksana berkedudukan berada


di bawah Pejabat Fungsional sebagai Kepala PR sebagai Pejabat Level II
yang berperan selaku Pejabat Penilai Kinerja.

d. Unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat Fungsional dan memiliki dua
level struktur di bawahnya (Pejabat Fungsional sebagai Pejabat Penilai
Kinerja)

PEJABAT FUNGSIONAL

PEJABAT
ADMINISTRATOR

PEJABAT PENGAWAS

KELOMPOK JF DAN KELOMPOK JF DAN KELOMPOK JF DAN


PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA

Gambar 8. Unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat Fungsional dengan


Pejabat Fungsional Sebagai Pejabat Penilai Kinerja.

Pada struktur di atas, Pejabat Administrator, Pejabat Pengawas,


Kelompok JF dan Pelaksana di unit organisasi berkedudukan berada
di bawah Pejabat Fungsional sebagai Pejabat Level I yang berperan
selaku Pejabat Penilai Kinerja.
e. Unit organisasi yang masih memiliki lebih dari dua level struktur
Unit organisasi dengan 3 (tiga) level struktur, dimana kedudukan Pejabat
Fungsional dan Pelaksana ditempatkan di bawah Pejabat Level II
dan/atau Pejabat Level III, maka:
• Pejabat Level III dapat menjadi Ketua Tim dalam pelaksanaan
tugas; atau
• Pejabat Fungsional dan Pelaksana dapat ditugaskan sebagai Ketua
Tim dalam pelaksanaan tugas.
- 12 -

2. Penugasan
Atas usulan dari Pimpinan unit organisasi, Pejabat Penilai Kinerja
menugaskan Pejabat Fungsional dan Pelaksana untuk membantu
pelaksanaan tugas Pimpinan unit organisasi. Penugasan tersebut dilakukan
setelah penetapan kedudukan Pejabat Fungsional dan Pelaksana.
Penugasan tersebut dilakukan baik dalam unit organisasi atau lintas
unit organisasi. Apabila diperlukan, penugasan dapat dilakukan lintas
instansi pemerintah. Pejabat Fungsional dan/atau Pelaksana tersebut
diberikan surat penugasan dan/atau bukti penugasan tertulis lainnya yang
berbentuk fisik ataupun elektronik baik secara langsung dan/atau melalui
sistem informasi kinerja BRIN.
Adapun penugasan Pejabat Fungsional dan Pelaksana dalam unit
organisasi di lingkungan BRIN dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Penugasan Pejabat Fungsional dan Pelaksana diberikan oleh Pejabat
Penilai Kinerja atau Pimpinan unit organisasi baik secara individu
ataupun dalam tim kerja dengan mempertimbangkan kompetensi,
keahlian dan/atau keterampilan dan mengedepankan profesionalisme,
kompetensi, dan kolaborasi.
b. Pimpinan unit organisasi dapat merupakan Pejabat PTM, Pejabat PTP,
Pejabat Administrator, Pejabat Pengawas, atau Pejabat Fungsional yang
diangkat untuk memimpin suatu unit kerja mandiri berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. Penugasan Pejabat Fungsional dan Pelaksana dalam tim kerja dapat
melibatkan 1 (satu) atau lebih jenis jabatan.
d. Penugasan Pejabat Fungsional dan Pelaksana untuk melaksanakan
tugas di bawah Pimpinan unit organisasi ditetapkan oleh Pejabat Penilai
Kinerja bersangkutan atas usulan dari Pimpinan unit organisasi.
e. Seperti halnya kedudukan, penugasan Pejabat Fungsional dan Pelaksana
dilakukan melalui proses perencanaan berdasarkan beban kerja.
f. Pejabat Fungsional dan Pelaksana dapat terlibat untuk melaksanakan
tugas lebih dari 1 (satu) target kinerja, baik berupa tugas rutin atau tugas
insidental yang dilaksanakan dalam waktu tertentu.
Pola penugasan dapat digambarkan dengan struktur penugasan. Atas
pertimbangan tertentu, Pimpinan unit organisasi dapat pula berperan
sekaligus sebagai Pejabat Penilai Kinerja. Beberapa contoh penggambaran
struktur penugasan dalam satu unit organisasi adalah sebagai berikut:
a. Struktur penugasan pada unit organisasi dengan dua level struktur,
dengan Pejabat Level I sebagai Pimpinan unit organisasi yang memiliki
Pejabat Administrator selaku Pejabat Level II sebagai Pejabat Penilai
Kinerja.

PIMPINAN UNIT
ORGANISASI

PEJABAT PENILAI KINERJA


DAN PEJABAT
ADMINISTRASI

KELOMPOK JF DAN
PELAKSANA

Gambar 9. Struktur penugasan pada unit organisasi dengan dua level


struktur, dengan Pejabat Level I sebagai Pimpinan unit organisasi dan
Pejabat Level II sebagai Pejabat Penilai Kinerja.
- 13 -

Dalam struktur penugasan di atas akan berlaku beberapa


ketentuan sebagai berikut:
• Pejabat Level I sebagai Pimpinan unit organisasi; dan
• Pejabat Level II akan memberikan penilaian kinerja sekaligus
memberikan penugasan kepada Pejabat Fungsional dan
Pelaksana.
Struktur penugasan dengan kondisi di atas diterapkan mekanisme
kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Jabatan PTM (Unit
Organisasi dengan 2 Level Struktur, Jabatan PTM sebagai Pimpinan unit
kerja dengan memiliki pejabat Administrator sebagai Pejabat Penilai
Kinerja).

b. Struktur penugasan pada unit organisasi dengan dua level struktur,


dengan Pejabat Level II sebagai Pejabat Penilai Kinerja dan sebagai
Pimpinan unit organisasi.

PEJABAT PENILAI KINERJA PEJABAT PENILAI


DAN PIMPINAN UNIT KINERJA DAN PIMPINAN
ORGANISASI UNIT ORGANISASI

KELOMPOK JF KELOMPOK JF
DAN PELAKSANA DAN PELAKSANA

Gambar 10. Struktur penugasan pada unit organisasi dengan dua level
struktur, dengan Pejabat Level II sebagai Pejabat Penilai Kinerja sekaligus
sebagai Pimpinan unit organisasi.
Dalam struktur penugasan di atas, akan berlaku beberapa
ketentuan sebagai berikut:
• Pejabat Level I akan menetapkan kinerja Pejabat Level II;
• Pejabat Level II akan memberikan penilaian kinerja sekaligus dapat
memberikan penugasan bagi Pejabat Fungsional dan Pelaksana
melalui Tim Kerja; dan
• Pejabat Level II berperan selaku Pejabat Penilai Kinerja sekaligus
selaku Pimpinan unit organisasi.
Struktur penugasan dengan kondisi di atas diterapkan
mekanisme kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Jabatan PTM
(unit organisasi dengan 2 level struktur, Jabatan PTP sebagai Pejabat
Penilai Kinerja dan Pimpinan unit organisasi).
c. Struktur penugasan pada unit organisasi dengan satu level struktur.

PEJABAT PENILAI
KINERJA DAN PIMPINAN
UNIT ORGANISASI

KELOMPOK JF DAN
PELAKSANA

Gambar 11. Struktur penugasan pada unit organisasi dengan satu level
struktur.
- 14 -

Dalam struktur penugasan di atas akan berlaku beberapa


ketentuan sebagai berikut:
• Pejabat Level I akan memberikan penilaian kinerja sekaligus
memberikan penugasan bagi Pejabat Fungsional dan Pelaksana; dan
• Pejabat Level I berperan selaku Pejabat Penilai Kinerja sekaligus
selaku Pimpinan unit organisasi.
Struktur penugasan dengan kondisi di atas diterapkan pada
beberapa unit organisasi di antaranya adalah:
1) Mekanisme kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Jabatan PTP
(unit organisasi dengan 1 level struktur, Jabatan PTP sebagai Pejabat
Penilai Kinerja dan Pimpinan unit organisasi).
2) Mekanisme kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat
Fungsional (unit organisasi dengan 1 Level Struktur, Pejabat
Fungsional sebagai Pejabat Penilai Kinerja dan Pimpinan unit
organisasi).

Selain pola penugasan sebagaimana digambarkan dengan struktur


penugasan pada huruf a, b, dan c di atas, terdapat juga pola penugasan
lainnya sebagai berikut:
a. Struktur penugasan pada unit organisasi dengan tiga level struktur,
dengan Pejabat Level I, Pejabat Level II sebagai Pejabat Penilai Kinerja
selaku Pimpinan unit organisasi, dan Pejabat Level III.

PEJABAT PENILAI KINERJA PEJABAT PENILAI


DAN PIMPINAN UNIT KINERJA DAN PIMPINAN
ORGANISASI UNIT ORGANISASI

Gambar 12. Struktur penugasan pada unit organisasi dengan tiga level
struktur, dengan Pejabat Level I, Pejabat Level II sebagai Pejabat Penilai
Kinerja selaku Pimpinan unit organisasi, dan Pejabat Level III.

Dalam struktur penugasan di atas akan berlaku beberapa


ketentuan sebagai berikut:
• Pejabat Level I akan menetapkan kinerja Pejabat Level II;
• Pejabat Level II selaku Pejabat Penilai Kinerja melakukan penilaian
kinerja JF dan Pelaksana; dan
• Pejabat Fungsional dan Pelaksana menerima penugasan dari
Pejabat Level II selaku Pimpinan unit organisasi, dan Pejabat Level
III.
Struktur penugasan dengan kondisi di atas diterapkan mekanisme
kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Jabatan PTM (unit
organisasi dengan 3 level struktur, Jabatan PTM, Pejabat PTP sebagai
Pejabat Penilai Kinerja dan sebagai Pimpinan unit organisasi, dan
Pejabat Administrator).
- 15 -

b. Struktur penugasan pada unit organisasi dengan tiga level struktur,


dengan Pejabat Level I, Pejabat Level II sebagai Pimpinan unit organisasi
dan Pejabat Level III sebagai Pejabat Penilai Kinerja.

PIMPINAN UNIT PIMPINAN UNIT


ORGANISASI ORGANISASI

PEJABAT PENILAI KINERJA DAN PEJABAT PENILAI KINERJA


PEJABAT ADMINISTRASI DAN PEJABAT ADMINISTRASI

KELOMPOK JF KELOMPOK JF
DAN PELAKSANA DAN
PELAKSANA
Gambar 13. Struktur penugasan pada unit organisasi dengan tiga level
struktur, dengan Pejabat Level I, Pejabat Level II sebagai Pimpinan unit
organisasi dan Pejabat Level III sebagai Pejabat Penilai Kinerja.

Dalam struktur penugasan di atas akan berlaku beberapa


ketentuan sebagai berikut:
• Pejabat Level I akan menetapkan kinerja Pejabat Level II;
• Pejabat Level II memberikan penugasan kepada Pejabat Level III;
dan
• Pejabat Level III selaku Pejabat Penilai Kinerja melakukan
penilaian kinerja dan sekaligus memberikan penugasan kepada JF
dan Pelaksana.
Struktur penugasan dengan kondisi di atas diterapkan
mekanisme kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Jabatan PTM
(unit organisasi dengan 3 level struktur, Jabatan PTM, Jabatan PTP
sebagai Pimpinan unit organisasi dan Pejabat Administrator sebagai
Pejabat Penilai Kinerja).

c. Struktur penugasan pada unit organisasi dengan tiga level struktur,


dengan Pejabat Level I adalah Pejabat Fungsional sebagai Kepala
Organisasi Riset dan Pejabat Penilai Kinerja.
PEJABAT PENILAI KINERJA DAN
PIMPINAN UNIT ORGANISASI

KEPALA PUSAT KEPALA PUSAT


RISET RISET

KELOMPOK JF KELOMPOK JF
DAN PELAKSANA DAN PELAKSANA
- 16 -

Gambar 14. Struktur penugasan pada unit organisasi dengan tiga level
struktur, dengan Pejabat Level I adalah Pejabat Fungsional sebagai Kepala
OR dan Pejabat Penilai Kinerja, Pejabat Level II adalah Pejabat Fungsional
sebagai Kepala PR, dan Pejabat Level III adalah Pejabat Fungsional sebagai
Ketua Kelompok Riset.

Dalam struktur penugasan di atas akan berlaku beberapa


ketentuan sebagai berikut:
• Kepala OR sebagai Pejabat Level I dan Pimpinan unit organisasi
menerima penetapan kinerja OR;
• Kepala OR sebagai Pejabat Level I dan Pimpinan unit organisasi
dan Pejabat Penilai Kinerja memberikan penilaian sekaligus
memberikan penugasan kepada Kepala PR sebagai Pejabat Level II;
dan
• Kepala PR sebagai Pejabat Level II dapat memberikan penugasan
kepada Pejabat Fungsional dan Pelaksana melalui Kelompok
Kegiatan yang dipimpin oleh Ketua Kelompok Riset sebagai Pejabat
Level III.
Struktur penugasan dengan kondisi di atas diterapkan
mekanisme kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat
Fungsional sebagai Kepala OR (unit organisasi dengan 3 level struktur,
Kepala OR sebagai Pimpinan unit organisasi dan Pejabat Penilai Kinerja,
Kepala PR, dan Ketua Kelompok Riset).

d. Struktur penugasan pada unit organisasi dengan tiga level struktur,


dengan Pejabat Level I adalah Pejabat Fungsional sebagai Pimpinan unit
organisasi, Pejabat Level II adalah Pejabat Fungsional sebagai Pejabat
Penilai Kinerja.

PIMPINAN UNIT ORGANISASI

PEJABAT PENILAI KINERJA PEJABAT PENILAI KINERJA


DAN KEPALA PUSAT RISET DAN KEPALA PUSAT RISET

KELOMPOK JF KELOMPOK JF
DAN PELAKSANA DAN PELAKSANA

Gambar 15. Struktur penugasan pada unit organisasi dengan tiga level
struktur, dengan Pejabat Level I adalah Pejabat Fungsional sebagai Kepala
OR, Pejabat Level II adalah Pejabat Fungsional sebagai Kepala PR dan
Pejabat Penilai Kinerja, dan Pejabat Level III adalah Pejabat Fungsional
sebagai Ketua Kelompok Riset.

Dalam struktur penugasan di atas akan berlaku beberapa


ketentuan sebagai berikut:
• Kepala OR sebagai Pejabat Level I dan Pimpinan unit organisasi
menerima penetapan kinerja OR;
• Kepala OR sebagai Pejabat Level I dan Pimpinan unit organisasi
memberikan penugasan kepada Kepala PR sebagai Pejabat Level II;
dan
• Kepala PR sebagai Pejabat Level II dan Pejabat Penilai Kinerja
memberikan penilaian sekaligus dapat memberikan penugasan
- 17 -

kepada Pejabat Fungsional dan Pelaksana melalui Kelompok Riset


yang dipimpin oleh Ketua Kelompok Riset sebagai Pejabat Level III.
Struktur penugasan dengan kondisi di atas diterapkan mekanisme
kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat Fungsional
sebagai Kepala OR (unit organisasi dengan 3 level struktur, Kepala OR
sebagai Pimpinan unit organisasi, Kepala PR sebagai Pejabat Penilai
Kinerja, dan Ketua Kelompok Riset).

e. Struktur penugasan pada unit organisasi dengan tiga level struktur,


Pejabat Level II sebagai Pejabat Penilai Kinerja.

PIMPINAN UNIT ORGANISASI

PEJABAT PENILAI KINERJA DAN PEJABAT PENILAI KINERJA DAN


PEJABAT ADMINISTRASI PEJABAT ADMINISTRASI

PEJABAT PEJABAT
PENGAWAS PENGAWAS

KELOMPOK JF KELOMPOK JF
DAN PELAKSANA DAN PELAKSANA

Gambar 16. Struktur penugasan pada unit organisasi dengan tiga level
struktur, dengan Pejabat Level II sebagai Pejabat Penilai Kinerja sekaligus
sebagai Pimpinan unit organisasi.

Dalam struktur penugasan di atas, akan berlaku beberapa


ketentuan sebagai berikut:
• Pejabat Level I sebagai Pimpinan unit organisasi memberikan
penugasan kepada Pejabat Level II; dan
• Pejabat Level II akan memberikan penilaian kinerja sekaligus
memberikan penugasan kepada Pejabat Fungsional dan Pelaksana.

Struktur penugasan dengan kondisi di atas diterapkan


mekanisme kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat
Fungsional (unit organisasi dengan 3 level struktur, Pejabat Fungsional
sebagai Pimpinan unit organisasi, Pejabat Administrator sebagai Pejabat
Penilai Kinerja, dan Pejabat Pengawas).

f. Struktur penugasan pada unit organisasi dengan 3 level struktur,


Pejabat Level III sebagai Pejabat Penilai Kinerja.
- 18 -

PIMPINAN UNIT ORGANISASI

PEJABAT PEJABAT
ADMINISTRASI ADMINISTRASI

PEJABAT PENILAI KINERJA PEJABAT PENILAI KINERJA


DAN PEJABAT PENGAWAS DAN PEJABAT PENGAWAS

KELOMPOK JF KELOMPOK JF
DAN PELAKSANA DAN PELAKSANA

Gambar 17. Struktur penugasan pada unit organisasi dengan tiga level
struktur, dengan Pejabat Level III sebagai Pejabat Penilai Kinerja.

Dalam struktur penugasan di atas, akan berlaku beberapa


ketentuan sebagai berikut:
• Pejabat Level I sebagai Pimpinan unit organisasi memberikan
penugasan kepada Pejabat Level II;
• Pejabat Level II memberikan penugasan kepada Pejabat Level III;
• Pejabat Level III akan memberikan penilaian kinerja sekaligus
memberikan penugasan bagi Pejabat Fungsional dan Pelaksana.
Struktur penugasan dengan kondisi di atas diterapkan
mekanisme kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat
Fungsional (unit organisasi dengan 3 level struktur, Jabatan Fungsional
sebagai Pimpinan unit organisasi, Pejabat Administrator, dan Pejabat
Pengawas sebagai Pejabat Penilai Kinerja).
Kelompok JF dan Pelaksana yang tergambarkan dalam struktur
penugasan merupakan sekumpulan tim kerja dan/atau individu yang
ditugaskan oleh Pimpinan unit organisasi untuk mencapai tujuan dan
kinerja organisasi. Penugasan dalam tim kerja dan/atau individu oleh
Pimpinan unit organisasi kepada Pejabat Fungsional dan Pelaksana
tersebut merupakan strategi dari Pimpinan unit organisasi dalam
mencapai kinerjanya.

Penugasan Pejabat Fungsional dan Pelaksana baik secara individu atau


dalam tim kerja dilakukan melalui dua cara yaitu:
a. Penunjukan.
b. Pengajuan sukarela.
Ketentuan mengenai mekanisme penunjukan dan pengajuan sukarela secara
lebih jelas diatur dalam pedoman pengelolaan kinerja pegawai.

3. Pelaksanaan Tugas
Pelaksanaan tugas Pejabat Fungsional dan Pelaksana dapat
dilakukan dalam tim kerja atau individu. Beberapa hal yang terkait dengan
pelaksanaan tugas dalam tim kerja adalah:
a. Pelaksanaan tugas dalam tim kerja dapat melibatkan Pejabat Fungsional
dan Pelaksana yang berasal dari satu unit organisasi dan/atau lintas unit
organisasi.
b. Bilamana diperlukan, pelaksanaan tugas dalam tim kerja dapat
- 19 -

melibatkan Pejabat Fungsional dan Pelaksana yang berasal dari lintas


Instansi Pemerintah.
c. Dalam tim kerja, Pimpinan unit organisasi dapat menunjuk salah satu
Pejabat Fungsional atau Pelaksana sebagai ketua tim kerja berdasarkan
keahlian dan/atau keterampilan.
d. Pada tim kerja dimana terdapat anggota yang berasal dari lintas unit
organisasi dan/atau lintas Instansi Pemerintah, Pejabat Fungsional atau
Pelaksana yang berperan sebagai ketua tim diutamakan berasal dari unit
organisasi pemilik kinerja tersebut.
e. Jumlah tim kerja dan jumlah Pejabat Fungsional dan Pelaksana dalam tim
kerja merupakan strategi dari Pimpinan unit organisasi.

Pelaksanaan tugas Pejabat Fungsional dan Pelaksana terdiri atas:


a. Pelaksanaan tugas dalam unit organisasi
Pelaksanaan tugas dalam unit organisasi dilakukan Pejabat
Fungsional dan Pelaksana secara individu ataupun dalam tim kerja.
Pelaksanaan tugas dalam unit organisasi secara individu dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Dalam pelaksanaan tugas Pejabat Fungsional atau Pelaksana secara
individu, Pejabat Fungsional atau Pelaksana melaksanakan tugas
sesuai dengan lingkup kegiatan Jabatan Fungsionalnya dan/atau
kompetensi tertentu yang dimiliki Pejabat Fungsional dan Pelaksana
yang diselaraskan dengan tugas, fungsi, dan kinerja Unit Organisasi.
2) Dalam pelaksanaan tugas Pejabat Fungsional atau Pelaksana secara
individu, Pejabat Fungsional atau Pelaksana memperhatikan:
a) arahan dan strategi Pimpinan unit organisasi;
b) target pencapaian kinerja unit organisasi;
c) keselarasan pelaksanaan tugas dan pencapaian kinerja Pejabat
Fungsional atau Pelaksana lain dalam unit organisasi.

Pelaksanaan tugas dalam unit organisasi dalam tim kerja


dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Pelaksanaan tugas Pejabat Fungsional atau Pelaksana dalam tim kerja
dilakukan untuk melaksanakan tugas yang memerlukan keterlibatan
dan kolaborasi Pejabat Fungsional dan/atau Pelaksana dalam unit
organisasi.
2) Tim kerja melaksanakan tugas unit organisasi sesuai arahan dan
strategi Pimpinan unit organisasi.
3) Jika terdapat permasalahan dan kendala dalam pelaksanaan tugas
dan kegiatan, tim kerja dapat menyampaikan permasalahan dan
kendala beserta alternatif rekomendasi kepada Pimpinan unit
organisasi untuk diputuskan dan/atau ditindaklanjuti.
4) Pimpinan unit organisasi memantau dan mengevaluasi secara berkala
pelaksanaan tugas dan kegiatan tim kerja sebagai bahan input
pengambilan keputusan dan pemberian arahan pelaksanaan tugas
dan kegiatan tim kerja.
5) Bilamana diperlukan, dalam melaksanakan tugasnya, tim kerja
berkoordinasi dengan Pejabat lain atau tim kerja lain.
6) Koordinasi tim kerja tersebut dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi tugas dan kegiatan tim kerja.
b. Pelaksanaan tugas yang bersifat lintas unit organisasi
Pelaksanaan tugas lintas unit organisasi dilakukan dalam tim kerja
lintas unit organisasi dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Pelaksanaan tugas Pejabat Fungsional atau Pelaksana dalam tim kerja
lintas unit organisasi dilakukan untuk melaksanakan tugas yang
memerlukan keterlibatan dan kolaborasi Pejabat Fungsional dan/atau
- 20 -

Pelaksana lintas unit organisasi.


2) Tim kerja melaksanakan tugas lintas unit organisasi sesuai arahan
dan strategi Pimpinan unit organisasi pemilik kinerja.
3) Jika terdapat permasalahan dan kendala dalam pelaksanaan tugas
dan kegiatan, tim kerja dapat menyampaikan permasalahan dan
kendala beserta alternatif rekomendasi kepada Pimpinan unit
organisasi pemilik kinerja untuk diputuskan dan/atau
ditindaklanjuti.
4) Dalam hal diperlukan kolaborasi lintas Pimpinan unit organisasi
dalam menyelesaikan permasalahan dan kendala dimaksud, tim kerja
dapat menyampaikan permasalahan dan kendala beserta alternatif
rekomendasi kepada masing-masing Pimpinan unit organisasi dimana
Pejabat Fungsional dan Pelaksana dimaksud berada untuk
ditindaklanjuti sesuai dengan tugas dan fungsi unit organisasi masing-
masing.
5) Bilamana diperlukan, tim kerja dalam melaksanakan tugasnya
berkoordinasi dengan Pejabat lain atau tim kerja lain.
6) Koordinasi tim kerja tersebut dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi tugas dan kegiatan tim kerja.

c. Pelaksanaan tugas yang bersifat lintas Instansi Pemerintah.


Pelaksanaan tugas lintas unit organisasi dilakukan dalam tim kerja
lintas Instansi Pemerintah dengan ketentuan sebagai berikut:
1) Pelaksanaan tugas Pejabat Fungsional atau Pelaksana dalam tim kerja
lintas Instansi Pemerintah dilakukan untuk melaksanakan tugas yang
memerlukan keterlibatan dan kolaborasi Pejabat Fungsional dan/atau
Pelaksana lintas Instansi Pemerintah.
2) Tim kerja lintas Instansi Pemerintah dapat dibentuk untuk
melaksanakan tugas dalam rangka mencapai target kinerja unit
organisasi pemilik kinerja pada Instansi Pemerintah pelaksana fungsi
atau untuk mendukung program strategis lintas Instansi Pemerintah.
3) Tim kerja melaksanakan tugas lintas unit organisasi sesuai arahan dan
strategi Pimpinan unit organisasi pemilik kinerja pada Instansi
Pemerintah pelaksana fungsi atau arahan pimpinan Instansi
Pemerintah pelaksana fungsi.
4) Jika terdapat permasalahan dan kendala dalam pelaksanaan tugas
dan kegiatan, tim kerja dapat menyampaikan permasalahan dan
kendala beserta alternatif rekomendasi kepada Pimpinan unit
organisasi pemilik kinerja pada Instansi Pemerintah pelaksana fungsi
untuk diputuskan dan/atau ditindaklanjuti.
5) Dalam hal diperlukan kolaborasi lintas Pimpinan unit organisasi atau
lintas Instansi Pemerintah dalam menyelesaikan permasalahan dan
kendala dimaksud, tim kerja dapat menyampaikan permasalahan dan
kendala beserta alternatif rekomendasi kepada masing-masing
Pimpinan unit organisasi atau pimpinan Instansi Pemerintah dimana
Pejabat Fungsional dan Pelaksana dimaksud berada untuk
ditindaklanjuti sesuai dengan tugas dan fungsi unit organisasi atau
Instansi Pemerintah masing-masing.
6) Bilamana diperlukan, tim kerja dalam melaksanakan tugasnya
berkoordinasi dengan Pejabat lain atau tim kerja lain.
7) Koordinasi tim kerja tersebut dilakukan pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi tugas dan kegiatan tim kerja.

Pelaksanaan tugas dalam tim kerja diperlukan adanya pembagian


tanggung jawab. Adapun pembagian tanggung jawab Pejabat Penilai Kinerja,
Pimpinan unit organisasi, Ketua Tim, dan Anggota Tim adalah sebagai
berikut:
- 21 -

a. Tanggung jawab Pejabat Penilai Kinerja meliputi:


1) menyusun dan menetapkan rencana kegiatan;
2) menyediakan dukungan sumber daya untuk pelaksanaan kegiatan;
3) memberikan arahan terpadu, input, dan feedback atas
pelaksanaan kegiatan;
4) memastikan kolaborasi dan sinergisitas pelaksanaan tugas antar tim;
dan
5) melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan tugas tim.
b. Tanggung jawab Pimpinan unit organisasi meliputi:
1) menyusun dan menetapkan roadmap dan rencana kerja organisasi;
2) memastikan pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi sejalan dengan
strategi dan tujuan organisasi;
3) memastikan kesiapan dukungan infrastruktur, tata kelola, dan
sumberdaya yang optimal;
4) memastikan pengambilan keputusan yang tepat dan efektif; dan
5) memastikan kolaborasi dan sinergisitas pelaksanaan tugas dan fungsi
antar unit organisasi.
c. Tanggung jawab Ketua Tim meliputi:
1) menyusun rincian pelaksanaan kegiatan;
2) membagi peran anggota tim sesuai dengan kompetensi, keahlian,
dan/atau keterampilan;
3) melaksanaan kegiatan sesuai dengan perencanaan;
4) memberikan umpan balik berkala kepada anggota tim;
5) melaporkan hasil kinerja anggota timnya kepada pejabat penilai
kinerja dan pimpinan unit organisasi yang bersangkutan sebagai
bahan pertimbangan penilaian kinerja Pejabat Fungsional dan
Pelaksana; dan
6) melaksanakan kolaborasi dan sinergisitas pelaksanaan tugas antar
anggota tim.
d. Tanggung jawab anggota tim meliputi:
1) menyusun rencana kerja individu;
2) melaksanakan kinerja sesuai ekspektasi ketua tim; dan
3) melaporkan hasil kinerjanya kepada ketua tim.

4. Pertanggungjawaban Pelaksanaan Tugas


Terdapat dua macam pertanggung jawaban dalam pelaksanaan tugas
yaitu:
a. Pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Pejabat Fungsional atau
Pelaksana secara individu.
Dalam pelaksanaan tugas Pejabat Fungsional atau Pelaksana secara
individu maka Pejabat Fungsional atau Pelaksana melaporkan
pelaksanaan tugas secara langsung kepada Pimpinan unit organisasi.
b. Pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Pejabat Fungsional atau
Pelaksana dalam tim kerja:
1) Pejabat Fungsional dan Pelaksana yang berperan sebagai anggota tim
melaporkan pelaksanaan tugas kepada ketua tim.
2) Pejabat Fungsional dan Pelaksana yang berperan sebagai ketua tim
kemudian melaporkan pelaksanaan tugas tim kerja kepada Pimpinan
unit organisasi.

5. Hari dan Jam Kerja ASN di Lingkungan BRIN


Hari dan jam kerja ASN di lingkungan BRIN diatur sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai hari
dan jam kerja pegawai di lingkungan BRIN, sebagai berikut:
a. Hari dan jam kerja pada unit organisasi di BRIN adalah 5 (lima) hari
kerja, mulai dari hari Senin sampai dengan hari Jumat sebagai berikut:
1) Hari Senin sampai dengan hari Kamis pukul 07.30 – 16.00
- 22 -

Waktu istirahat pukul 12.00 – 13.00


2) Hari Jumat pukul 07.30 – 16.30
Waktu istirahat pukul 11.30 – 13.00
b. Ketentuan tentang hari dan jam kerja sebagaimana dimaksud pada huruf
a dapat dikecualikan bagi unit kerja yang berada di daerah dengan
menyesuaikan aturan pemerintah daerah setempat.
Penyesuaian waktu kerja dengan aturan pemerintah daerah setempat
sebagaimana dimaksud di atas, berlaku bagi pegawai dengan status
penempatan di unit kerja maupun pegawai yang sedang bekerja di Co-
Working Space (CWS) di daerah tersebut.
c. Jumlah jam kerja efektif bagi setiap pegawai dalam 5 (lima) hari kerja
sebagaimana dimaksud dalam huruf a adalah 37,5 (tiga puluh tujuh
koma lima) jam.
d. Pemenuhan Jam Kerja Efektif sebagaimana dimaksud pada huruf a
diperhitungkan secara akumulatif darikehadiran dalam kurun waktu
pukul 06.00 – 18.00 dalam 5 (lima) hari kerja pada minggu yang sama
dengan memperhitungkan secara proporsional apabila ada hari libur di
minggu yang sama.
e. Batasan waktu yang diberikan kepada pegawai untuk mengisi daftar
hadir pada saat masuk kerja paling lama pukul 09.30 dan pada saat
pulang kerja paling cepat pukul 15.00 melalui sistem kehadiran
elektronik.
f. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada huruf a dikecualikan bagi
pegawai yang menjalani jam kerja shift.
g. Pengaturan Hari dan Jam Kerja pegawai sebagaimana tersebut pada
huruf f diatur melalui keputusan Pimpinan unit kerja terkait.
h. Ketentuan mengenai hari dan jam kerja pegawai di lingkungan Badan
Riset dan Inovasi Nasional akan ditetapkan lebih lanjut dengan
Keputusan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional.

6. Lokasi Kerja ASN di Lingkungan BRIN


Dalam rangka mewujudkan organisasi yang adaptif dengan tetap
mengedepankan pemenuhan kinerja organisasi, BRIN menerapkan
kebijakan fleksibilitas bekerja yang memberikan keleluasaan lokasi kerja
bagi ASN BRIN dengan tidak menjadikan kantor sebagai satu-satunya ruang
kantor untuk bekerja. Kebijakan flekibilitas bekerja berlaku bagi ASN BRIN
yang berlokasi di dalam negeri (Negara Indonesia) dan tidak berlaku bagi ASN
BRIN yang berlokasi di luar negeri. Lokasi kerja untuk mendukung kebijakan
ini diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan yang mengatur
mengenai penetapan lokasi kerja di BRIN.
Pelaksanaan secara teknis kebijakan fleksibilitas bekerja dilakukan
oleh masing-masing Kepala unit organisasi dengan mempertimbangkan
karakter pelaksanaan tugas dan fungsi di unit organisasi. Pejabat Fungsional
dan Pelaksana wajib hadir apabila diperlukan kehadirannya di lokasi kerja
sesuai dengan penempatan. Apabila tidak hadir tanpa keterangan, Pimpinan
unit organisasi memiliki kewenangan memberikan sanksi disiplin sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.

7. Pemberian Izin Mengajar


Dalam rangka mendukung ekosistem dan kolaborasi riset dan inovasi
dengan perguruan tinggi, pegawai di lingkungan BRIN diberikan ijin untuk
mengajar di perguruan tinggi sesuai dengan kompetensi yang dimiliki
dengan ketentuan mengajar tidak lebih dari 6 (enam) SKS dalam tiap
semester. Rekomendasi izin mengajar yang diberikan tidak diperuntukkan
untuk memproses Nomor Induk Dosen Khusus (NIDK) bagi Calon Pegawai
Negeri Sipil (CPNS) BRIN.
- 23 -

Surat rekomendasi pemberian izin mengajar dikeluarkan oleh unit


organisasi yang membidangi kepegawaian dengan mempertimbangkan
persetujuan dari Kepala unit organisasi.

8. Pengelolaan Kinerja
Pengelolaan kinerja Pejabat Fungsional dan Pelaksana baik yang
bekerja secara individu maupun dalam tim kerja, terdiri atas:
1) Perencanaan kinerja yang meliputi penetapan dan klarifikasi ekspektasi.
2) Pelaksanaan, pemantauan, dan pembinaan kinerja yang meliputi
pendokumentasian kinerja, pemberian umpan balik berkelanjutan dan
pengembangan kinerja pegawai.
3) Penilaian kinerja yang meliputi evaluasi kinerja pegawai.
4) Tindak lanjut hasil evaluasi kinerja yang meliputi pemberian
penghargaan dan sanksi.
Pengelolaan kinerja Pejabat Fungsional dan Pelaksana dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur
pengelolaan kinerja di lingkungan BRIN.

9. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi


a. BRIN mengutamakan layanan administrasi pemerintahan berbasis
elektronik melalui pemanfaatan aplikasi SPBE yang terintegrasi dalam
mendukung sistem kerja di lingkungan BRIN.
b. Aplikasi SPBE sebagaimana dimaksud berupa aplikasi umum berbagi
pakai.
c. Pimpinan BRIN memastikan setiap unit organisasi menggunakan
aplikasi umum berbagi pakai tersebut.
d. Keterpaduan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam
mendukung sistem kerja dikoordinasikan oleh tim SPBE yang ditunjuk
oleh pimpinan BRIN.

B. Penggambaran Alur Mekanisme Kerja


Penggambaran alur mekanisme kerja merupakan penggambaran dari unit
organisasi yang disesuaikan dengan karakteristik organisasi. Penggambaran alur
mekanisme kerja digunakan sebagai acuan dalam menyesuaikan sistem kerja
yang dilaksanakan di BRIN.

1. Mekanisme kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat PTM
(Unit organisasi dengan 2 (dua) level struktur, dengan Pejabat Level I sebagai
Pimpinan unit organisasi yang memiliki Pejabat Administrator selaku Pejabat
Level II sebagai Pejabat Penilai Kinerja).

Pada unit organisasi 2 (dua) level struktur ini, kedudukan Pejabat


Fungsional dan Pelaksana berada di bawah dan bertanggung jawab langsung
kepada Pejabat Level II yaitu Pejabat Administrator, dengan kata lain Pejabat
Penilai Kinerja Pejabat Fungsional dan Pelaksana pada struktur ini adalah
Pejabat Administrator. Mekanisme kerja pada unit organisasi ini dapat
diuraikan sebagai berikut:

a. Tahapan Perencanaan
Tahapan Perencanaan dimulai dari Pejabat Administrator selaku
Pejabat Penilai Kinerja menyusun dan memberikan penugasan kepada
Pejabat Fungsional dan Pelaksana.
Pejabat Administrator merumuskan target kinerja yang terdiri dari
penentuan pelaksanaan tugas dalam bentuk Tim Kerja atau individu,
penentuan kebutuhan pelibatan Pejabat Fungsional atau Pelaksana serta
penentuan kebutuhan atas Ketua Tim. Penyelesaian target kinerja yang
membutuhkan pelibatan Pejabat Fungsional atau Pelaksana dari lintas
- 24 -

unit organisasi harus melalui proses permohonan pelibatan Pejabat


Fungsional atau Pelaksana lintas unit organisasi.
Pada tahapan terakhir dari proses perencanaan, Pejabat Fungsional
dan Pelaksana baik yang bekerja secara individu maupun tim kerja
bersama Pejabat Administrator menyusun rencana pelaksanaan kegiatan
dan anggaran untuk pencapaian target kinerja.
b. Tahapan Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan dimulai dari penyusunan rincian
pelaksanaan kegiatan dan anggaran oleh Pejabat Fungsional atau
Pelaksana. Penyusunan rincian pelaksanaan kegiatan dan anggaran
tersebut disesuaikan dengan rencana pelaksanaan kegiatan dan anggaran
yang telah disusun sebelumnya. Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh
Pejabat Fungsional atau Pelaksana sesuai perannya. Pembagian peran
dilakukan berdasarkan kompetensi, keahlian dan/atau keterampilan.

Dalam melaksanakan kegiatan, Pejabat Fungsional atau Pelaksana


berkolaborasi dengan semua pihak yang terkait dengan kegiatan tersebut.
Kolaborasi dimaksud terkait sinkronisasi data, kebijakan, dan
pelaksanaan, tetapi tidak terbatas pada hal-hal tersebut saja. Monitoring
perkembangan dan pemberian umpan balik atas pelaksanaan kegiatan
dilakukan secara berkala atau sewaktu- waktu oleh Pejabat Administrator
dan/atau Ketua Tim. Hasil pelaksanaan kegiatan yang sudah sesuai
dengan target, disampaikan kepada Pejabat Administrator oleh individu
atau Ketua Tim.
c. Tahapan Evaluasi
Pada tahapan evaluasi, Pejabat Administrator meninjau hasil
pelaksanaan kegiatan. Hasil pelaksanaan kegiatan yang telah sesuai
dengan target disampaikan kepada Pejabat PTM untuk ditinjau.
Pelaksanaan kegiatan dinyatakan selesai setelah Pejabat PTM menerima
hasil pelaksanaan kegiatan dan dinyatakan telah sesuai dengan target
yang diharapkannya.

Mekanisme kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat PTM
(unit organisasi dengan 2 level struktur, Pejabat PTM sebagai Pimpinan unit
organisasi yang memiliki Pejabat Administrator selaku Pejabat Level II sebagai
Pejabat Penilai Kinerja) dapat diilustrasikan pada Gambar 18.

2. Mekanisme kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat PTM
(Unit Organisasi dengan 2 (dua) level struktur, Pejabat PTP sebagai Pejabat
Penilai Kinerja dan Pimpinan unit organisasi)

Pada unit organisasi 2 (dua) level struktur ini, kedudukan Pejabat


Fungsional dan pelaksana berada di bawah dan bertanggung jawab langsung
kepada Pejabat Level II yakni Pejabat PTP, dengan kata lain Pejabat Penilai
Kinerja Pejabat Fungsional dan Pelaksana pada struktur ini adalah Pejabat
PTP. Keputusan kedudukan Pejabat Fungsional dan Pelaksana berada
dibawah Pejabat PTP dilakukan setelah mempertimbangkan beban kerja dan
rentang kendali Pejabat Level I sehingga pada unit organisasi ini Pejabat PTP
berperan sebagai Pejabat Penilai Kinerja sekaligus Pimpinan unit organisasi.
Mekanisme kerja pada unit organisasi ini dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Tahapan Perencanaan
Tahapan perencanaan dimulai dari Pejabat PTM selaku Pejabat
Penilai Kinerja menyusun dan menetapkan perjanjian kinerja. Perjanjian
kinerja tersebut digunakan sebagai dasar penentuan pembagian
tanggungjawab target kinerja bagi Pejabat PTP. Selanjutnya Pejabat PTM
akan memberikan arahan dan koordinasi untuk pelaksanaan kegiatan dan
pencapaian target kinerja bersama. Atas arahan tersebut kemudian
- 25 -

Pejabat PTP merumuskan strategi pencapaian target kinerjanya. Arahan


dan ekspektasi target kinerja disampaikan Pejabat PTP kepada Pejabat
Fungsional dan Pelaksana di bawah koordinasinya.
Penyelesaian target kinerja yang membutuhkan pelibatan Pejabat
Fungsional atau Pelaksana dari unit organisasi lain akan melalui proses
permohonan pelibatan Pejabat Fungsional atau Pelaksana lintas unit.
Penyelesaian target kinerja dalam bentuk kegiatan dilakukan baik secara
individu ataupun tim kerja sesuai arahan dan ekspektasi target kinerja
Pejabat PTP.
Selanjutnya Pejabat PTP menentukan perlu atau tidaknya
penunjukan ketua tim kerja untuk kegiatan yang dilakukan oleh tim kerja.
Pada tahapan terakhir dari proses perencanaan, Pejabat Fungsional dan
Pelaksana baik yang bekerja secara individu maupun tim kerja bersama
Pejabat PTP menyusun rencana pelaksanaan kegiatan, dan anggaran
untuk pencapaian target kinerja.
b. Tahapan Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan dimulai dari penyusunan rincian
pelaksanaan kegiatan dan anggaran oleh Pejabat Fungsional atau
Pelaksana. Penyusunan rincian pelaksanaan kegiatan dan anggaran
tersebut disesuaikan dengan rencana pelaksanaan kegiatan dan anggaran
yang telah disusun sebelumnya. Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh
Pejabat Fungsional atau Pelaksana sesuai perannya. Pembagian peran
dilakukan berdasarkan kompetensi, keahlian dan/atau keterampilan.
Dalam melaksanakan kegiatan, Pejabat Fungsional atau Pelaksana
berkolaborasi dengan semua pihak yang terkait dengan kegiatan tersebut.
Kolaborasi dimaksud terkait sinkronisasi data, kebijakan, dan
pelaksanaan, tetapi tidak terbatas pada hal-hal tersebut saja.
Monitoring perkembangan dan pemberian umpan balik atas
pelaksanaan kegiatan dilakukan secara berkala atau sewaktu-waktu oleh
Pejabat PTP dan/atau Ketua Tim. Hasil pelaksanaan kegiatan yang sudah
sesuai dengan target, disampaikan kepada Pejabat PTP oleh individu atau
Ketua Tim.

c. Tahapan Evaluasi
Pada tahapan evaluasi, Pejabat PTP meninjau hasil pelaksanaan
kegiatan. Hasil pelaksanaan kegiatan yang telah sesuai dengan target
disampaikan kepada Pejabat PTM untuk ditinjau. Pelaksanaan kegiatan
dinyatakan selesai setelah Pejabat PTM menerima hasil pelaksanaan
kegiatan dan dinyatakan telah sesuai dengan target yang diharapkannya.

Mekanisme kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat PTM
(Unit organisasi dengan 2 level struktur, Pejabat PTP sebagai Pejabat Penilai
Kinerja dan Pimpinan unit organisasi) dapat diilustrasikan pada Gambar 19.

3. Mekanisme kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat PTP
(Unit organisasi dengan 1 Level Struktur, Jabatan PTP sebagai Pejabat Penilai
Kinerja dan Pimpinan unit organisasi)

Pada unit organisasi 1 (satu) level struktur ini, kedudukan Pejabat


Fungsional dan Pelaksana berada di bawah dan bertanggung jawab langsung
kepada Pejabat PTP, dengan kata lain Pejabat Penilai Kinerja Pejabat
Fungsional dan Pelaksana pada struktur ini adalah Pejabat PTP.
Dikarenakan strukturnya pada unit organisasi ini Pejabat PTP juga berperan
sebagai Pimpinan unit organisasi. Mekanisme kerja pada unit organisasi ini
dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Perencanaan dimulai dari Pejabat PTP selaku Pejabat Penilai
- 26 -

Kinerja sekaligus Pimpinan unit organisasi menyusun dan menetapkan


perjanjian kinerja. Selanjutnya Pejabat PTP memberikan arahan dan
merumuskan strategi pencapaian target kinerjanya. Arahan dan
ekspektasi target kinerja disampaikan Pejabat PTP kepada Pejabat
Fungsional dan Pelaksana di bawah koordinasinya.
Penyelesaian target kinerja yang membutuhkan pelibatan Pejabat
Fungsional atau Pelaksana dari unit organisasi lain akan melalui proses
permohonan pelibatan Pejabat Fungsional atau Pelaksana lintas unit.
Penyelesaian target kinerja dalam bentuk kegiatan dilakukan baik secara
individu ataupun tim kerja sesuai arahan dan ekspektasi target kinerja
Pejabat PTP.
Selanjutnya Pejabat PTP menentukan perlu atau tidaknya
penunjukan Ketua tim kerja untuk kegiatan yang dilakukan oleh tim
kerja. Pada tahapan terakhir dari proses perencanaan, Pejabat
Fungsional dan Pelaksana baik yang bekerja secara individu maupun tim
kerja bersama Pejabat PTP menyusun rencana pelaksanaan kegiatan,
dan anggaran untuk pencapaian target kinerja.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan dimulai dari penyusunan rincian
pelaksanaan kegiatan dan anggaran oleh Pejabat Fungsional atau
Pelaksana. Penyusunan rincian pelaksanaan kegiatan dan anggaran
tersebut disesuaikan dengan rencana pelaksanaan kegiatan dan
anggaran yang telah disusun sebelumnya. Pelaksanaan kegiatan
dilakukan oleh Pejabat Fungsional atau Pelaksana sesuai perannya.
Pembagian peran dilakukan berdasarkan kompetensi, keahlian dan/atau
keterampilan.
Dalam melaksanakan kegiatan, Pejabat Fungsional atau Pelaksana
berkolaborasi dengan semua pihak yang terkait dengan kegiatan
tersebut. Kolaborasi dimaksud terkait sinkronisasi data, kebijakan, dan
pelaksanaan, tetapi tidak terbatas pada hal-hal tersebut saja.
Monitoring perkembangan dan pemberian umpan balik atas
pelaksanaan kegiatan dilakukan secara berkala atau sewaktu-waktu oleh
Pejabat PTP dan/atau Ketua Tim. Hasil pelaksanaan kegiatan yang sudah
sesuai dengan target, disampaikan kepada Pejabat PTP oleh individu atau
Ketua Tim.
c. Tahap Evaluasi
Pada tahapan evaluasi, Pejabat PTP meninjau hasil pelaksanaan
kegiatan. Pelaksanaan kegiatan dinyatakan selesai setelah Pejabat PTM
menerima hasil pelaksanaan kegiatan dan dinyatakan telah sesuai
dengan target yang diharapkannya.

Mekanisme kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat PTP
(Unit organisasi dengan 1 Level Struktur, Pejabat PTP sebagai Pejabat Penilai
Kinerja dan Pimpinan unit organisasi) dapat diilustrasikan pada Gambar 20.

4. Mekanisme kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat PTM
(Unit organisasi dengan 3 (tiga) level struktur, Pejabat PTM, Pejabat PTP
sebagai Pejabat Penilai Kinerja dan Pimpinan unit organisasi yang mempunyai
Pejabat Administrator).

Pada unit organisasi 3 (tiga) level struktur ini, kedudukan Pejabat


Fungsional dan Pelaksana berada di bawah dan bertanggung jawab langsung
kepada Pejabat Level II yakni Pejabat PTP, dengan kata lain Pejabat Penilai
Kinerja Pejabat Fungsional dan Pelaksana pada struktur ini adalah Pejabat
PTP. Keputusan kedudukan Pejabat Fungsional dan Pelaksana berada di
bawah Pejabat PTP dilakukan setelah mempertimbangkan beban kerja dan
rentang kendali Pejabat Level II sehingga pada unit organisasi ini Pejabat PTP
- 27 -

berperan sebagai Pejabat Penilai Kinerja dan Pimpinan unit organisasi.


Mekanisme kerja pada unit organisasi ini dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Tahapan Perencanaan
Tahapan perencanaan dimulai dari Pejabat PTM menetapkan
perjanjian kinerja. Perjanjian kinerja tersebut digunakan sebagai dasar
penentuan pembagian tanggungjawab target kinerja bagi Pejabat PTP.
Selanjutnya Pejabat PTP akan memberikan arahan dan koordinasi untuk
pelaksanaan kegiatan dan pencapaian target kinerja bersama kepada
Pejabat Fungsional dan Pelaksana di bawah koordinasinya.
Penyelesaian target kinerja yang membutuhkan pelibatan Pejabat
Fungsional atau Pelaksana dari unit organisasi lain akan melalui proses
permohonan pelibatan Pejabat Fungsional atau Pelaksana lintas unit.
Penyelesaian target kinerja dalam bentuk kegiatan dilakukan baik secara
individu ataupun tim kerja sesuai arahan dan ekspektasi target kinerja
Pejabat PTP.
Selanjutnya Pejabat PTP menentukan perlu atau tidaknya
penunjukan ketua tim kerja untuk kegiatan yang dilakukan oleh tim kerja.
Pada tahapan terakhir dari proses perencanaan, Pejabat Fungsional dan
Pelaksana baik yang bekerja secara individu maupun tim kerja bersama
Pejabat PTP menyusun rencana pelaksanaan kegiatan, dan anggaran
untuk pencapaian target kinerja.
b. Tahapan Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan dimulai dari penyusunan rincian
pelaksanaan kegiatan dan anggaran oleh Pejabat Fungsional atau
Pelaksana. Penyusunan rincian pelaksanaan kegiatan dan anggaran
tersebut disesuaikan dengan rencana pelaksanaan kegiatan dan anggaran
yang telah disusun sebelumnya. Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh
Pejabat Fungsional atau Pelaksana sesuai perannya. Pembagian peran
dilakukan berdasarkan kompetensi, keahlian dan/atau keterampilan.
Dalam melaksanakan kegiatan, Pejabat Fungsional atau Pelaksana
berkolaborasi dengan semua pihak yang terkait dengan kegiatan tersebut.
Kolaborasi dimaksud terkait sinkronisasi data, kebijakan, dan
pelaksanaan, tetapi tidak terbatas pada hal-hal tersebut saja.
Monitoring perkembangan dan pemberian umpan balik atas
pelaksanaan kegiatan dilakukan secara berkala atau sewaktu-waktu oleh
Pejabat PTP dan/atau Ketua Tim. Hasil pelaksanaan kegiatan yang sudah
sesuai dengan target, disampaikan kepada Pejabat PTP oleh individu atau
Ketua Tim.
c. Tahapan Evaluasi
Pada tahapan evaluasi, Pejabat PTP meninjau hasil pelaksanaan
kegiatan. Hasil pelaksanaan kegiatan yang telah sesuai dengan target
disampaikan kepada Pejabat PTP untuk ditinjau. Pelaksanaan kegiatan
dinyatakan selesai setelah Pejabat PTP menerima hasil pelaksanaan
kegiatan dan dinyatakan telah sesuai dengan target yang diharapkannya.

Mekanisme kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat PTM
(Unit organisasi dengan 3 level Struktur, Pejabat PTM, Pejabat PTP sebagai
Pejabat Penilai Kinerja dan Pimpinan unit organisasi yang mempunyai Pejabat
Administrator) dapat diilustrasikan pada Gambar 21.

5. Mekanisme kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat PTM
(Unit organisasi dengan 3 (tiga) level struktur, Pejabat PTM, Pejabat PTP
sebagai Pimpinan unit organisasi yang mempunyai Pejabat Administrator
sebagai Pejabat Penilai Kinerja).

Pada unit organisasi 3 (tiga) level struktur ini, kedudukan Pejabat


Fungsional dan Pelaksana berada di bawah dan bertanggung jawab langsung
- 28 -

kepada Pejabat Level III yakni Pejabat Administrator, dengan kata lain Pejabat
Penilai Kinerja Pejabat Fungsional dan Pelaksana pada struktur ini adalah
Pejabat Administrator. Keputusan kedudukan Pejabat Fungsional dan
Pelaksana berada di bawah Pejabat Administrator dilakukan setelah
mempertimbangkan beban kerja dan rentang kendali Pejabat Level III
sehingga pada unit organisasi ini Pejabat Administrator berperan sebagai
Pejabat Penilai Kinerja. Mekanisme kerja pada unit organisasi ini dapat
diuraikan sebagai berikut:
a. Tahapan Perencanaan
Tahapan perencanaan dimulai dari Pejabat PTM menetapkan
perjanjian kinerja. Perjanjian kinerja tersebut digunakan sebagai dasar
penentuan pembagian tanggungjawab target kinerja bagi Pejabat PTP.
Selanjutnya Pejabat PTP akan memberikan arahan dan koordinasi untuk
pelaksanaan kegiatan dan pencapaian target kinerja bersama kepada
Pejabat Administrator untuk pelaksanaan kegiatan dan pencapaian target
kinerja di bawah koordinasinya.
Penyelesaian target kinerja yang membutuhkan pelibatan Pejabat
Fungsional atau Pelaksana dari unit organisasi lain akan melalui proses
permohonan pelibatan Pejabat Fungsional atau Pelaksana lintas unit.
Penyelesaian target kinerja dalam bentuk kegiatan dilakukan baik secara
individu ataupun tim kerja sesuai arahan dan ekspektasi target kinerja
Pejabat Administrator.
Dalam penyelesaian target kinerja yang dilakukan oleh tim kerja,
penunjukan ketua tim kerja merupakan kewenangan Pejabat PTP. Pada
tahapan terakhir dari proses perencanaan, Pejabat Fungsional dan
Pelaksana baik yang bekerja secara individu maupun tim kerja bersama
Pejabat Administrator menyusun rencana pelaksanaan kegiatan, dan
anggaran untuk pencapaian target kinerja.
b. Tahapan Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan dimulai dari penyusunan rincian
pelaksanaan kegiatan dan anggaran oleh Pejabat Fungsional atau
Pelaksana. Penyusunan rincian pelaksanaan kegiatan dan anggaran
tersebut disesuaikan dengan rencana pelaksanaan kegiatan dan anggaran
yang telah disusun sebelumnya. Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh
Pejabat Fungsional atau Pelaksana sesuai perannya. Pembagian peran
dilakukan berdasarkan kompetensi, keahlian dan/atau keterampilan.
Dalam melaksanakan kegiatan, Pejabat Fungsional atau Pelaksana
berkolaborasi dengan semua pihak yang terkait dengan kegiatan tersebut.
Kolaborasi dimaksud terkait sinkronisasi data, kebijakan, dan
pelaksanaan, tetapi tidak terbatas pada hal-hal tersebut saja.
Monitoring perkembangan dan pemberian umpan balik atas
pelaksanaan kegiatan dilakukan secara berkala atau sewaktu-waktu oleh
Pejabat Administrator dan/atau Ketua Tim. Hasil pelaksanaan kegiatan
yang sudah sesuai dengan target, disampaikan kepada Pejabat
Administrator oleh individu atau ketua tim yang selanjutnya oleh Pejabat
Administrator dilaporkan kepada Pejabat PTP.
c. Tahapan Evaluasi
Pada tahapan evaluasi, Pejabat Administrator meninjau hasil
pelaksanaan kegiatan. Hasil pelaksanaan kegiatan yang telah sesuai
dengan target disampaikan kepada Pejabat Administrator untuk ditinjau
yang selanjutnya disampaikan ke Pejabat PTP. Pelaksanaan kegiatan
dinyatakan selesai setelah Pejabat PTP menerima hasil pelaksanaan
kegiatan dan dinyatakan telah sesuai dengan target yang diharapkan.

Mekanisme kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat PTM
(Unit organisasi dengan 3 Level Struktur, Pejabat PTM, Pejabat PTP sebagai
Pimpinan unit organisasi yang mempunyai Pejabat Administrator sebagai
- 29 -

Pejabat Penilai Kinerja) dapat diilustrasikan pada Gambar 22.

6. Mekanisme kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat Fungsional
(Unit organisasi dengan 3 (tiga) level struktur, Pejabat Fungsional sebagai
Kepala OR dan Pimpinan unit organisasi serta Pejabat Penilai Kinerja, Pejabat
Fungsional sebagai Kepala PR, dan Pejabat Fungsional sebagai Ketua
kelompok Riset).

Pada unit organisasi 3 (tiga) level struktur ini, kedudukan Pejabat


Fungsional dan Pelaksana berada di bawah dan bertanggung jawab langsung
kepada Ketua Kelompok Riset sebagai Pejabat Level III, yang berada di bawah
dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala PR sebagai Pejabat Level II.
Kepala PR berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala OR
sebagai Pejabat Level I dan sebagai Pimpinan unit organisasi. Dengan kata
lain Pejabat Penilai Kinerja Pejabat Fungsional sebagai Kepala PR pada
struktur ini adalah Kepala OR.
Keputusan kedudukan Pejabat Fungsional yang berada di bawah
Kepala OR dilakukan dengan mempertimbangkan beban kerja dan rentang
kendali Pejabat Level I sehingga pada unit organisasi ini Pejabat Fungsional
sebagai Kepala OR berperan sebagai Pejabat Penilai Kinerja. Mekanisme kerja
pada unit organisasi ini dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Tahapan Perencanaan
Tahapan perencanaan dimulai dari Pejabat Fungsional sebagai
Kepala OR menerima penetapan kinerja Organisasi Riset. Selanjutnya
Kepala OR memberikan arahan dan koordinasi kepada Kepala PR dan
Ketua Kelompok Riset untuk pelaksanaan kegiatan dan pencapaian target
kinerja di bawah koordinasinya.
Penyelesaian target kinerja yang membutuhkan pelibatan Pejabat
Fungsional atau Pelaksana dari unit organisasi lain akan melalui proses
permohonan pelibatan Pejabat Fungsional atau Pelaksana lintas unit.
Penyelesaian target kinerja dalam bentuk kegiatan dilakukan baik secara
individu ataupun kelompok kegiatan sesuai arahan dan ekspektasi target
kinerja Kepala OR.
Dalam penyelesaian target kinerja yang dilakukan oleh kelompok
kegiatan, penunjukan Ketua Kelompok Riset dilakukan oleh Kepala PR.
Pada tahapan terakhir dari proses perencanaan, Pejabat Fungsional baik
yang bekerja secara individu maupun kelompok kegiatan bersama Kepala
OR dan Kepala PR menyusun rencana pelaksanaan kegiatan, dan
anggaran untuk pencapaian target kinerja.
b. Tahapan Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan dimulai dari penyusunan rincian
pelaksanaan kegiatan dan anggaran oleh Pejabat Fungsional. Penyusunan
rincian pelaksanaan kegiatan dan anggaran tersebut disesuaikan dengan
rencana pelaksanaan kegiatan dan anggaran yang telah disusun
sebelumnya. Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh Pejabat Fungsional
atau Pelaksana sesuai perannya. Pembagian peran dilakukan
berdasarkan kompetensi, keahlian dan/atau keterampilan.
Dalam melaksanakan kegiatan, Pejabat Fungsional atau Pelaksana
berkolaborasi dengan semua pihak yang terkait dengan kegiatan tersebut.
Kolaborasi dimaksud terkait sinkronisasi data, kebijakan, dan
pelaksanaan, tetapi tidak terbatas pada hal-hal tersebut saja.
Monitoring perkembangan dan pemberian umpan balik atas
pelaksanaan kegiatan dilakukan secara berkala atau sewaktu-waktu oleh
Kepala OR. Hasil pelaksanaan kegiatan yang sudah sesuai dengan target,
disampaikan kepada Kepala OR oleh individu atau Ketua Kelompok Riset.
c. Tahapan Evaluasi
Pada tahapan evaluasi, Kepala OR meninjau hasil pelaksanaan
- 30 -

kegiatan. Hasil pelaksanaan kegiatan yang telah sesuai dengan target


disampaikan kepada Kepala OR untuk ditinjau. Pelaksanaan kegiatan
dinyatakan selesai setelah Kepala OR menerima hasil pelaksanaan
kegiatan dan dinyatakan telah sesuai dengan target yang diharapkan.

Mekanisme kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat


Fungsional sebagai Kepala OR (Unit organisasi dengan 3 (tiga) level struktur,
Pejabat Fungsional sebagai Kepala OR dan pimpinan unit organisasi serta
Pejabat Penilai Kinerja, Pejabat Fungsional sebagai Kepala PR, dan Pejabat
Fungsional sebagai Ketua Kelompok Riset) dapat diilustrasikan pada Gambar
23.

7. Mekanisme kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat Fungsional
(Unit organisasi 3 (tiga) level struktur, Pejabat Fungsional sebagai Kepala OR
dan Pimpinan unit organisasi, Pejabat Fungsional sebagai Kepala PR dan
Pejabat Penilai Kinerja, dan Pejabat Fungsional sebagai Ketua kelompok
Riset).

Pada unit organisasi 3 (tiga) level struktur ini, kedudukan Pejabat


Fungsional dan Pelaksana berada di bawah dan bertanggung jawab langsung
kepada Ketua Kelompok Riset sebagai Pejabat Level III, yang berada di bawah
dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala PR sebagai Pejabat Level II.
Dengan kata lain Pejabat Penilai Kinerja Pejabat Fungsional sebagai Ketua
Kelompok Riset pada struktur ini adalah Kepala PR.
Keputusan kedudukan Pejabat Fungsional yang berada di bawah
Kepala PR dilakukan dengan mempertimbangkan beban kerja dan rentang
kendali Pejabat Level II sehingga pada unit organisasi ini Pejabat Fungsional
sebagai Kepala PR berperan sebagai Pejabat Penilai Kinerja. Mekanisme kerja
pada unit organisasi ini dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Tahapan Perencanaan
Tahapan perencanaan dimulai dari Pejabat Fungsional sebagai
Kepala OR menerima penetapan kinerja organisasi riset. Selanjutnya
Kepala OR memberikan arahan dan koordinasi untuk pelaksanaan
kegiatan dan pencapaian target kinerja bersama Kepala PR dan Ketua
Kelompok Riset. Kepala PR memberikan arahan dan koordinasi kepada
Ketua Kelompok Riset untuk pelaksanaan kegiatan dan pencapaian target
kinerja di bawah koordinasinya.
Penyelesaian target kinerja yang membutuhkan pelibatan Pejabat
Fungsional atau Pelaksana dari unit organisasi lain akan melalui proses
permohonan pelibatan Pejabat Fungsional atau Pelaksana lintas unit.
Penyelesaian target kinerja dalam bentuk kegiatan dilakukan baik secara
individu ataupun kelompok kegiatan sesuai arahan dan ekspektasi target
kinerja Kepala OR.
Dalam penyelesaian target kinerja yang dilakukan oleh kelompok
kegiatan, penunjukan Ketua Kelompok Riset dilakukan oleh Kepala PR.
Pada tahapan terakhir dari proses perencanaan, Pejabat Fungsional baik
yang bekerja secara individu maupun kelompok kegiatan bersama Kepala
OR dan Kepala PR menyusun rencana pelaksanaan kegiatan, dan
anggaran untuk pencapaian target kinerja.
b. Tahapan Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan dimulai dari penyusunan rincian
pelaksanaan kegiatan dan anggaran oleh Pejabat Fungsional. Penyusunan
rincian pelaksanaan kegiatan dan anggaran tersebut disesuaikan dengan
rencana pelaksanaan kegiatan dan anggaran yang telah disusun
sebelumnya. Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh Pejabat Fungsional
atau Pelaksana sesuai perannya. Pembagian peran dilakukan
berdasarkan kompetensi, keahlian dan/atau keterampilan.
- 31 -

Dalam melaksanakan kegiatan, Pejabat Fungsional atau Pelaksana


berkolaborasi dengan semua pihak yang terkait dengan kegiatan tersebut.
Kolaborasi dimaksud terkait sinkronisasi data, kebijakan, dan
pelaksanaan, tetapi tidak terbatas pada hal-hal tersebut saja.
Monitoring perkembangan dan pemberian umpan balik atas
pelaksanaan kegiatan dilakukan secara berkala atau sewaktu-waktu oleh
Kepala OR. Hasil pelaksanaan kegiatan yang sudah sesuai dengan target,
disampaikan kepada Kepala OR oleh individu atau Ketua Kelompok Riset.
c. Tahapan Evaluasi
Pada tahapan evaluasi, Kepala PR meninjau hasil pelaksanaan
kegiatan. Hasil pelaksanaan kegiatan yang telah sesuai dengan target
disampaikan kepada Kepala PR untuk ditinjau yang selanjutnya
disampaikan ke Kepala OR. Pelaksanaan kegiatan dinyatakan selesai setelah
Kepala PR menerima hasil pelaksanaan kegiatan dan dinyatakan telah sesuai
dengan target yang diharapkan.

Mekanisme kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat


Fungsional sebagai Kepala OR (Unit organisasi dengan 3 (tiga) level struktur,
Pejabat Fungsional sebagai Kepala OR dan pimpinan unit organisasi, Pejabat
Fungsional sebagai Kepala PR dan Pejabat Penilai Kinerja, dan Pejabat
Fungsional sebagai Ketua Kelompok Riset dapat diilustrasikan pada Gambar
24.

8. Mekanisme kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat Fungsional
(Unit organisasi dengan 3 (tiga) level struktur, Pejabat Fungsional sebagai
Pimpinan unit organisasi, Pejabat Administrator sebagai Pejabat Penilai
Kinerja yang mempunyai Pejabat Pengawas).

Pada unit organisasi 3 (tiga) level struktur ini, kedudukan Pejabat


Fungsional dan Pelaksana berada di bawah dan bertanggung jawab langsung
kepada Pejabat Level II yakni Pejabat Administrator, dengan kata lain Pejabat
Penilai Kinerja Pejabat Fungsional dan Pelaksana pada struktur ini adalah
Pejabat Administrator. Keputusan kedudukan Pejabat Fungsional dan
Pelaksana berada di bawah Pejabat Administrator dilakukan setelah
mempertimbangkan beban kerja dan rentang kendali Pejabat Level II
sehingga pada unit organisasi ini Pejabat Administrator berperan sebagai
Pejabat Penilai Kinerja. Mekanisme kerja pada unit organisasi ini dapat
diuraikan sebagai berikut:
a. Tahapan Perencanaan
Tahapan perencanaan dimulai dari Pejabat Fungsional sebagai
Pimpinan unit organisasi memberikan arahan dan koordinasi untuk
pelaksanaan kegiatan dan pencapaian target kinerja bersama kepada
Pejabat Administrator untuk pelaksanaan kegiatan dan pencapaian target
kinerja di bawah koordinasinya.
Penyelesaian target kinerja yang membutuhkan pelibatan Pejabat
Fungsional atau Pelaksana dari unit organisasi lain akan melalui proses
permohonan pelibatan Pejabat Fungsional atau Pelaksana lintas unit.
Penyelesaian target kinerja dalam bentuk kegiatan dilakukan baik secara
individu ataupun tim kerja sesuai arahan dan ekspektasi target kinerja
Pejabat Administrator.
Dalam penyelesaian target kinerja yang dilakukan oleh tim kerja,
penunjukan ketua tim kerja merupakan kewenangan Pejabat
Administrator. Pada tahapan terakhir dari proses perencanaan, Pejabat
Fungsional dan Pelaksana baik yang bekerja secara individu maupun tim
kerja bersama Pejabat Administrator menyusun rencana pelaksanaan
kegiatan, dan anggaran untuk pencapaian target kinerja.
b. Tahapan Pelaksanaan
- 32 -

Tahapan pelaksanaan dimulai dari penyusunan rincian


pelaksanaan kegiatan dan anggaran oleh Pejabat Fungsional atau
Pelaksana. Penyusunan rincian pelaksanaan kegiatan dan anggaran
tersebut disesuaikan dengan rencana pelaksanaan kegiatan dan anggaran
yang telah disusun sebelumnya. Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh
Pejabat Fungsional atau Pelaksana sesuai perannya. Pembagian peran
dilakukan berdasarkan kompetensi, keahlian dan/atau keterampilan.
Dalam melaksanakan kegiatan, Pejabat Fungsional atau Pelaksana
berkolaborasi dengan semua pihak yang terkait dengan kegiatan tersebut.
Kolaborasi dimaksud terkait sinkronisasi data, kebijakan, dan
pelaksanaan, tetapi tidak terbatas pada hal-hal tersebut saja.
Monitoring perkembangan dan pemberian umpan balik atas
pelaksanaan kegiatan dilakukan secara berkala atau sewaktu-waktu oleh
Pejabat Administrator dan/atau Ketua Tim. Hasil pelaksanaan kegiatan
yang sudah sesuai dengan target, disampaikan kepada Pejabat
Administrator oleh individu atau Ketua Tim yang selanjutnya oleh Pejabat
Administrator dilaporkan kepada Pejabat Fungsional sebagai Pimpinan
unit organisasi.
c. Tahapan Evaluasi
Pada tahapan evaluasi, Pejabat Administrator meninjau hasil
pelaksanaan kegiatan. Hasil pelaksanaan kegiatan yang telah sesuai
dengan target disampaikan kepada Pejabat Administrator untuk ditinjau
yang selanjutnya disampaikan ke Pejabat Fungsional sebagai Pimpinan
unit organisasi. Pelaksanaan kegiatan dinyatakan selesai setelah Pejabat
Administrator menerima hasil pelaksanaan kegiatan dan dinyatakan
telah sesuai dengan target yang diharapkan.

Mekanisme kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat


Fungsional sebagai Pimpinan unit organisasi (Unit organisasi dengan 3 (tiga)
level struktur, Pejabat Fungsional sebagai Pimpinan unit organisasi, Pejabat
Administrator sebagai Pejabat Penilai Kinerja yang mempunyai Pejabat
Pengawas) dapat diilustrasikan pada Gambar 25.

9. Mekanisme kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat Fungsional
(Unit organisasi dengan 3 (tiga) level struktur, Pejabat Fungsional sebagai
Pimpinan unit organisasi, Pejabat Administrator yang mempunyai Pejabat
Pengawas sebagai Pejabat Penilai Kinerja).

Pada unit organisasi 3 (tiga) level struktur ini, kedudukan Pejabat


Fungsional dan Pelaksana berada di bawah dan bertanggung jawab langsung
kepada Pejabat Level III yakni Pejabat Pengawas, dengan kata lain Pejabat
Penilai Kinerja Pejabat Fungsional dan Pelaksana pada struktur ini adalah
Pejabat Pengawas. Keputusan kedudukan Pejabat Fungsional dan Pelaksana
berada di bawah Pejabat Pengawas dilakukan setelah mempertimbangkan
beban kerja dan rentang kendali Pejabat Level III sehingga pada unit
organisasi ini Pejabat Pengawas berperan sebagai Pejabat Penilai Kinerja.
Mekanisme kerja pada unit organisasi ini dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Tahapan Perencanaan
Tahapan perencanaan dimulai dari Pejabat Fungsional sebagai
Pimpinan unit organisasi memberikan arahan dan koordinasi untuk
pelaksanaan kegiatan dan pencapaian target kinerja bersama kepada
Pejabat Administrator. Selanjutnya pejabat Administrator memberikan
arahan dan koordinasi kepada Pejabat Pengawas untuk pelaksanaan
kegiatan dan pencapaian target kinerja di bawah koordinasinya.
Penyelesaian target kinerja yang membutuhkan pelibatan Pejabat
Fungsional atau Pelaksana dari unit organisasi lain akan melalui proses
permohonan pelibatan Pejabat Fungsional atau Pelaksana lintas unit.
- 33 -

Penyelesaian target kinerja dalam bentuk kegiatan dilakukan secara


individu. Apabila diperlukan, penyelesaikan target kinerja dalam bentuk
kegiatan dapat dilakukan secara tim kerja dengan mempertimbangkan
arahan dan ekspektasi target kinerja Pejabat Pengawas. Dalam
penyelesaian target kinerja yang dilakukan oleh tim kerja, penunjukan
ketua tim kerja merupakan kewenangan Pejabat Pengawas.
Pada tahapan terakhir dari proses perencanaan, Pejabat Fungsional
dan Pelaksana baik yang bekerja secara individu maupun tim kerja
bersama Pejabat Pengawas menyusun rencana pelaksanaan kegiatan, dan
anggaran untuk pencapaian target kinerja.
b. Tahapan Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan dimulai dari penyusunan rincian
pelaksanaan kegiatan dan anggaran oleh Pejabat Fungsional atau
Pelaksana. Penyusunan rincian pelaksanaan kegiatan dan anggaran
tersebut disesuaikan dengan rencana pelaksanaan kegiatan dan anggaran
yang telah disusun sebelumnya. Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh
Pejabat Fungsional atau Pelaksana sesuai perannya. Pembagian peran
dilakukan berdasarkan kompetensi, keahlian dan/atau keterampilan.
Dalam melaksanakan kegiatan, Pejabat Fungsional atau Pelaksana
berkolaborasi dengan semua pihak yang terkait dengan kegiatan tersebut.
Kolaborasi dimaksud terkait sinkronisasi data, kebijakan, dan
pelaksanaan, tetapi tidak terbatas pada hal-hal tersebut saja.
Monitoring perkembangan dan pemberian umpan balik atas
pelaksanaan kegiatan dilakukan secara berkala atau sewaktu-waktu oleh
Pejabat Pengawas dan/atau Ketua Tim. Hasil pelaksanaan kegiatan yang
sudah sesuai dengan target, disampaikan kepada Pejabat Pengawas oleh
individu atau Ketua Tim yang selanjutnya oleh Pejabat Pengawas
dilaporkan kepada Pejabat Administrator.
c. Tahapan Evaluasi
Pada tahapan evaluasi, Pejabat Pengawas meninjau hasil
pelaksanaan kegiatan. Hasil pelaksanaan kegiatan yang telah sesuai
dengan target disampaikan kepada Pejabat Pengawas untuk ditinjau yang
selanjutnya disampaikan ke Pejabat Administrator. Pelaksanaan kegiatan
dinyatakan selesai setelah Pejabat Pengawas menerima hasil
pelaksanaan kegiatan dan dinyatakan telah sesuai dengan target yang
diharapkan.
Mekanisme kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat
Fungsional sebagai Pimpinan unit organisasi (Unit organisasi dengan 3 (tiga)
level struktur, Pejabat Fungsional sebagai Pimpinan unit organisasi, Pejabat
Administrator yang mempunyai Pejabat Pengawas sebagai Pejabat Penilai
Kinerja) dapat diilustrasikan pada Gambar 26.

10. Mekanisme kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat Fungsional
(Unit organisasi dengan 1 (satu) level struktur, Pejabat Fungsional sebagai
Pejabat Penilai Kinerja dan Pimpinan unit organisasi)

Pada unit organisasi 1 (satu) level struktur ini, kedudukan Pejabat


Fungsional dan pelaksana berada di bawah dan bertanggung jawab langsung
kepada Pejabat Level 1 yaitu Pejabat Fungsional yang memimpin unit
organisasi, dengan kata lain Pejabat Penilai Kinerja Pejabat Fungsional dan
pelaksana pada struktur ini adalah Pejabat Fungsional. Pejabat Fungsional
yang memimpin unit organisasi dalam struktur ini berperan juga sebagai
Pimpinan unit organisasi. Mekanisme kerja pada unit organisasi ini
sebagaimana tergambarkan pada gambar diatas dapat diuraikan sebagai
berikut:
a. Tahap Perencanaan
- 34 -

Tahapan Perencanaan dimulai dari Pejabat Fungsional yang


memimpin unit organisasi selaku Pejabat Penilai Kinerja sekaligus selaku
Pimpinan unit organisasi menyusun dan menetapkan perjanjian kinerja.
Pejabat Fungsional yang memimpin unit organisasi akan memberikan
arahan dan merumuskan strategi pencapaian target kinerja yang terdiri
dari penentuan pelaksanaan tugas dalam bentuk Tim Kerja atau individu,
penentuan kebutuhan pelibatan Pejabat Fungsional atau pelaksana
lintas unit serta penentuan kebutuhan atas Ketua Tim. Penyelesaian
target kinerja yang membutuhkan pelibatan Pejabat Fungsional atau
pelaksana dari lintas unit organisasi harus melalui proses permohonan
pelibatan Pejabat Fungsional atau pelaksana lintas unit organisasi.
Pada tahapan terakhir dari proses perencanaan, Pejabat
Fungsional dan pelaksana baik yang bekerja secara individu maupun tim
kerja bersama Pejabat Fungsional yang memimpin unit organisasi
menyusun rencana pelaksanaan kegiatan dan anggaran untuk
pencapaian target kinerja.
b. Tahap Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan dimulai dari penyusunan rincian
pelaksanaan kegiatan dan anggaran oleh Pejabat Fungsional atau
pelaksana. Penyusunan rincian pelaksanaan kegiatan dan anggaran
tersebut disesuaikan dengan rencana pelaksanaan kegiatan dan
anggaran yang telah disusun sebelumnya. Pelaksanaan kegiatan
dilakukan oleh Pejabat Fungsional atau pelaksana sesuai perannya.
Pembagian peran dilakukan berdasarkan kompetensi, keahlian dan/atau
keterampilan.
Dalam melaksanakan kegiatan, Pejabat Fungsional atau pelaksana
berkolaborasi dengan semua pihak yang terkait dengan kegiatan
tersebut. Kolaborasi dimaksud terkait sinkronisasi data, kebijakan, dan
pelaksanaan, tetapi tidak terbatas pada hal-hal tersebut saja. Monitoring
perkembangan dan pemberian umpan balik atas pelaksanaan kegiatan
dilakukan secara berkala atau sewaktu-waktu oleh Pejabat Fungsional
yang memimpin unit organisasi dan/atau Ketua Tim. Hasil pelaksanaan
kegiatan yang sudah sesuai dengan target, disampaikan kepada Pejabat
Fungsional yang memimpin unit organisasi oleh individu atau Ketua Tim.
c. Tahap Evaluasi
Pada tahap evaluasi, Pejabat Fungsional yang memimpin unit
organisasi meninjau hasil pelaksanaan kegiatan. Hasil pelaksanaan
kegiatan yang tidak sesuai dengan target ataupun ekspektasi
dikembalikan kepada individu atau tim kerja untuk disesuaikan kembali.
Pelaksanaan kegiatan dinyatakan selesai setelah Pejabat Fungsional yang
memimpin unit organisasi menerima hasil pelaksanaan kegiatan dan
dinyatakan telah sesuai dengan ekspektasinya.

Mekanisme kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat


Fungsional (Unit organisasi dengan 1 (satu) level struktur, Pejabat Fungsional
sebagai Pejabat Penilai Kinerja dan Pimpinan unit organisasi) dapat
diilustrasikan pada Gambar 27.
- 35 -
GAMBAR 18 – GAMBAR 27
- 36 -
- 37 -
- 38 -
- 39 -
- 40 -
- 41 -
- 42 -
- 43 -
- 44 -
- 45 -

BAB III
PENUTUP

Penyederhanaan birokrasi dilaksanakan melalui tiga tahapan dengan


penyesuaian sistem kerja merupakan tahapan terakhir. Penyesuaian sistem kerja
dilakukan melalui perbaikan dan pengembangan mekanisme kerja dan proses
bisnis dengan memanfaatkan sistem pemerintah berbasis elektronik. Dengan
adanya penyesuaian sistem kerja tersebut diharapkan pelaksanaan tugas Pejabat
Fungsional dan Pelaksana dilakukan dalam suatu sistem kerja dengan
mengedepankan kompetensi, keahlian dan keterampilan. Perbaikan dan
pengembangan mekanisme kerja dalam sistem kerja ini memberikan keleluasaan
pada pimpinan unit organisasi untuk menyusun strategi pencapaian target kinerja.
Terbitnya Keputusan Kepala BRIN tentang pengaturan sistem kerja ini
diharapkan dapat mendorong terwujudnya organisasi yang lebih fleksibel dan
berorientasi pada hasil, yang mengedepankan profesionalitas, transparansi dan
kompetensi. Dalam mendukung optimalisasi penerapan sistem kerja ini
dibutuhkan kolaborasi antar dan intra unit organisasi sehingga akan mendorong
terwujudnya kualitas output yang akuntabel. Dalam memenuhi kebutuhan atas
kolaborasi tersebut, Pejabat Fungsional dan Pelaksana dapat ditugaskan baik itu
di dalam unit organisasi maupun antar unit organisasi.
Sistem kerja dalam birokrasi yang sederhana selain berorientasi pada hasil
juga harus tetap memperhatikan proses. Atas proses-proses yang dinilai
menghambat pencapaian hasil diperlukan rekayasa ulang dan perbaikan terus
menerus. Setiap pegawai di dalam sistem kerja tersebut diharapkan memiliki
kemampuan untuk beradaptasi dan cekatan dalam menanggapi permasalahan
baik dari internal maupun eksternal organisasi.

KEPALA
BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL,

ttd.

LAKSANA TRI HANDOKO

Salinan sesuai dengan aslinya


Kepala Biro Hukum dan Kerja Sama,

Mila Kencana

Anda mungkin juga menyukai