KEPUTUSAN
KEPALA BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
NOMOR 23/I/HK/2023
TENTANG
SISTEM KERJA DI LINGKUNGAN
BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA BADAN RISET DAN INOVASI
NASIONAL TENTANG SISTEM KERJA DI LINGKUNGAN
BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 2 Januari 2023
KEPALA
BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL,
ttd.
Mila Kencana
SALINAN
LAMPIRAN
KEPUTUSAN
KEPALA BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
NOMOR 23/I/HK/2023
TENTANG
SISTEM KERJA DI LINGKUNGAN
BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
SISTEM KERJA
DI LINGKUNGAN BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dibentuk melalui Peraturan
Presiden Nomor 78 Tahun 2021 dimana dalam Peraturan Presiden tersebut BRIN
terdiri atas Dewan Pengarah dan Pelaksana. Struktur organisasi Pelaksana terdiri
atas Kepala, Wakil Kepala, Sekretariat Utama, Deputi, Inspektorat Utama serta
Organisasi Riset.
Secara keseluruhan struktur organisasi struktural di lingkungan BRIN
terdiri atas 9 (sembilan) jabatan Eselon I, 43 jabatan Eselon II, 4 (empat) jabatan
Eselon III dan 1 (satu) jabatan Eselon IV. Sedangkan Organisasi Riset merupakan
organisasi nonstruktural yang menyelenggarakan teknis penelitian,
pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi,
penyelenggaraan ketenaganukliran, dan/atau penyelenggaraan keantariksaan,
yang dipimpin oleh Pejabat Fungsional. Gambaran tersebut menunjukkan BRIN
telah mengimplementasikan struktur organisasi yang sederhana dengan lebih
memberdayakan Pejabat Fungsional.
Struktur organisasi BRIN saat ini berdasarkan Peraturan BRIN Nomor 1
Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Riset dan Inovasi Nasional,
sudah tidak lagi melalui tahapan penyederhanaan struktur organisasi dan
penyetaraan jabatan, karena struktur organisasi saat ini sudah sederhana dan
memaksimalkan peran Pejabat Fungsional.
Dalam upaya peningkatan kinerja melalui birokrasi yang sederhana
diharapkan proses pengambilan keputusan berubah menjadi sistem kerja yang
kolaboratif dan dinamis. Bentuk dari transformasi sistem kerja tersebut
menekankan pada kerja tim yang berorientasi pada hasil dengan didukung oleh
tata kelola pemerintahan digital. Dukungan tata kelola pemerintahan tersebut
ditujukan untuk mempercepat pengambilan keputusan yang pada akhirnya akan
bermuara pada pencapaian kinerja bersama. Sehingga saat ini yang diperlukan
adalah terkait menetapkan sistem kerja dengan melakukan penyesuaian
mekanisme kerja dan proses bisnis dengan memanfaatkan sistem pemerintahan
berbasis elektronik. Sistem pemerintahan berbasis elektronik merupakan
dukungan penting yang akan mendorong pencapaian transformasi yang
dilakukan.
Adanya pengaturan terkait sistem kerja diharapkan dapat mendorong
terwujudnya organisasi yang fleksibel dan berorientasi pada hasil, yang
mengedepankan profesionalitas, transparansi dan kompetensi. Dalam
mendukung optimalisasi penerapan sistem kerja ini dibutuhkan kolaborasi antar
dan intra unit organisasi sehingga akan mendorong terwujudnya kualitas output
yang akuntabel. Dalam memenuhi kebutuhan atas kolaborasi tersebut, Pejabat
Fungsional dan Pelaksana dapat ditugaskan baik itu di dalam unit organisasi
maupun antar unit organisasi, sebagaimana diilustrasikan pada Gambar 1.
-5-
Sistem kerja dalam birokrasi yang sederhana selain berorientasi pada hasil
juga harus tetap memperhatikan proses. Atas proses-proses yang dinilai
menghambat pencapaian hasil diperlukan rekayasa ulang. Setiap pegawai di
dalam sistem kerja tersebut diharapkan memiliki kemampuan untuk beradaptasi
dan cekatan dalam menanggapi permasalahan baik dari internal maupun
eksternal organisasi. Penjelasan lebih rinci mengenai sistem kerja di lingkungan
BRIN disampaikan sebagaimana tertuang pada sistematika pedoman.
C. Definisi
1. Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh Pejabat Pembina
Kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau
diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2. Sistem Kerja adalah serangkaian prosedur dan tata kerja yang membentuk
suatu proses aktivitas pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi.
3. Mekanisme Kerja adalah proses dan cara kerja organisasi yang
menggambarkan alur pelaksanaan tugas pegawai ASN yang dilakukan dalam
suatu sistem dengan mengedepankan kompetensi, keahlian dan/atau
keterampilan.
4. Proses Bisnis adalah kumpulan aktivitas terstruktur yang menggambarkan
hubungan kerja yang efektif dan efisien antar unit organisasi untuk
menghasilkan kinerja dan keluaran yang bernilai tambah sesuai dengan
tujuan pendirian organisasi.
5. Pejabat Fungsional adalah Pegawai ASN yang menduduki Jabatan Fungsional.
6. Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) adalah Lembaga pemerintah yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden dalam
menyelenggarakan penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan,
serta invensi dan inovasi, penyelenggaraan ketenaganukliran, dan
penyelenggaraan keantariksaan yang terintegrasi.
-6-
7. Unit Organisasi adalah bagian dari struktur organisasi yang dapat dipimpin
oleh Pejabat Pimpinan Tinggi Madya, Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama,
Pejabat Administrator, Pejabat Pengawas, atau Pejabat Fungsional yang
diangkat untuk memimpin suatu unit kerja mandiri berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
8. Pimpinan Unit Organisasi adalah Pejabat Pimpinan Tinggi Madya, Pejabat
Pimpinan Tinggi Pratama, Pejabat Administrator, Pejabat Pengawas, atau
Pejabat Fungsional yang diangkat untuk memimpin suatu unit organisasi
tertentu.
9. Pejabat Penilai Kinerja adalah atasan langsung dengan ketentuan paling
rendah Pejabat Pengawas atau pejabat lain yang diberi pendelegasian
kewenangan.
10. Penugasan adalah penunjukan atau pengajuan sukarela Pejabat Fungsional
dan Pelaksana untuk melaksanakan tugas tertentu di bawah Pimpinan unit
organisasi dalam periode waktu tertentu sesuai dengan kompetensi, keahlian
dan/atau keterampilan.
11. Organisasi Riset, yang selanjutnya disingkat OR adalah organisasi
nonstruktural yang menyelenggarakan teknis penelitian, pengembangan,
pengkajian, dan penerapan, serta invensi dan inovasi, penyelenggaraan
ketenaganukliran, dan/atau penyelenggaraan keantariksaan.
12. Kelompok Riset adalah sejumlah pejabat fungsional yang mempunyai tugas
sesuai dengan bidang keilmuan dan/atau kepakaran dalam pelaksanaan
tugas teknis penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan, serta
invensi dan inovasi, penyelenggaraan ketenaganukliran, dan/atau
penyelenggaraan keantariksaan.
13. Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) adalah penyelenggaraan
pemerintahan yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
memberikan layanan kepada pengguna SPBE.
14. Hari adalah waktu selama jam kerja berlangsung.
15. Jam Kerja adalah waktu yang dijadwalkan bagi pegawai untuk bekerja.
16. Lokasi Kerja adalah tempat atau ruangan yang telah ditetapkan sebagai
tempat atau ruangan bagi pegawai untuk bekerja.
17. Kepala adalah Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional.
D. Sistematika Pedoman
Sistem Kerja di lingkungan BRIN ini disusun dalam tiga bab, yaitu:
1. Bab I : Pendahuluan, memuat latar belakang, maksud dan tujuan, definisi,
serta sistematika pedoman.
2. Bab II : Sistem Kerja di Lingkungan BRIN, memuat: mekanisme kerja dan
penggambaran alur mekanisme kerja.
3. Bab III : Penutup, memuat rangkuman sistem kerja di lingkungan BRIN.
-7-
BAB II
SISTEM KERJA DI LINGKUNGAN BRIN
Sistem kerja di lingkungan BRIN adalah serangkaian prosedur dan tata kerja
yang membentuk suatu proses aktivitas pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi
BRIN. Sistem kerja di lingkungan BRIN digunakan sebagai instrumen bagi pegawai
ASN BRIN dalam melaksanakan tugas dan fungsi BRIN.
Sistem kerja meliputi mekanisme kerja dan proses bisnis, perlu diatur guna
mendukung tata kelola pemerintahan yang efektif dan efisien di lingkungan BRIN
dengan mengoptimalkan SPBE.
A. Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja digunakan sebagai acuan dalam pengaturan alur
pelaksanaan tugas ASN di lingkungan BRIN yang disesuaikan dengan strategi dari
Pejabat Level I/setara dan/atau Pejabat Level II/setara. Pejabat-pejabat tersebut
dapat memastikan kesiapan dukungan infrastruktur, tata kelola dan sumber daya
yang optimal, serta memastikan kolaborasi dan sinergitas pelaksanaan tugas yang
ada. Adapun mekanisme kerja dapat terbagi menjadi 3 (tiga) tahapan, yaitu:
1. Tahapan Perencanaan
Tahapan perencanaan dimaksudkan untuk memastikan bahwa kinerja
organisasi dapat dilakukan secara sistematis serta logis untuk mencapai tujuan
dengan hasil konkrit adalah rencana kerja. Kegiatan yang dilaksanakan pada
tahapan perencanaan di antaranya:
a. Penyusunan dan penetapan perjanjian kinerja, perumusan strategi
pencapaian target kinerja, serta penugasan Pejabat Fungsional dan
Pelaksana di bawah koordinasi Pejabat Level II/setara oleh Pejabat Level
I/setara.
b. Perumusan strategi pelaksanaan pencapaian target kinerja oleh Pejabat
Level II/setara yang terdiri dari penentuan pelaksanaan tugas dalam bentuk
tim kerja atau individu, penentuan kebutuhan pelibatan Pejabat Fungsional
atau Pelaksana lintas unit, serta kebutuhan atas Ketua Tim.
c. Penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan dan anggaran untuk
pencapaian target kinerja oleh Pejabat Fungsional dan Pelaksana.
2. Tahapan Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan dimaksudkan untuk memastikan kegiatan dan anggaran
dijalankan sesuai dengan rencana, dengan rincian:
a. Penyusunan rincian pelaksanaan kegiatan, pembagian peran dan
pelaksanaan kegiatan oleh Pejabat Fungsional dan Pelaksana, yang
implementasinya menggunakan Matriks Peran Hasil (MPH) di aplikasi
Sistem Informasi Manajemen Kinerja (SIMARIN) BRIN.
b. Monitoring perkembangan dan pemberian umpan balik atas pelaksanaan
kegiatan oleh Pejabat Level II/setara, Pejabat Level III/setara, Pejabat Level
IV/setara, atau Ketua Tim.
c. Penyampaian hasil pelaksanaan kegiatan kepada Pejabat Level II/setara,
Pejabat Level III/setara, Pejabat Level IV/setara, atau Ketua Tim.
3. Tahap Evaluasi
Tahapan Evaluasi dimaksudkan untuk memastikan hasil pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan target yang diharapkan. Kegiatan yang dilakukan pada tahapan
evaluasi adalah reviu atas hasil pelaksanaan tugas Tim Kerja atau individu oleh
Pejabat Level IV/setara, Pejabat Level III/setara, Pejabat Level II/setara dan
Pejabat Level I/setara. Pelaksanaan kegiatan dinyatakan selesai setelah Pejabat
Level I/setara menerima hasil pelaksanaan kegiatan dan dinyatakan telah
sesuai dengan target yang diharapkan.
-8-
PEJABAT PIMPINAN
TINGGI MADYA
Gambar 3. Unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat PTP, dengan Pejabat
PTP pada Pejabat Level II sebagai Pejabat Penilai Kinerja.
PEJABAT PIMPINAN
TINGGI MADYA
PEJABAT PIMPINAN
TINGGI PRATAMA
PEJABAT
ADMINISTRATOR
Gambar 4. Unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat PTP, dengan Pejabat
Administrator pada Pejabat Level III sebagai Pejabat Penilai Kinerja.
- 10 -
PEJABAT FUNGSIONAL
(KEPALA ORGANISASI
RISET)
KELOMPOK JF KELOMPOK JF
DAN PELAKSANA DAN PELAKSANA
PEJABAT FUNGSIONAL
(KEPALA ORGANISASI
RISET)
KELOMPOK JF KELOMPOK JF
DAN PELAKSANA DAN PELAKSANA
d. Unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat Fungsional dan memiliki dua
level struktur di bawahnya (Pejabat Fungsional sebagai Pejabat Penilai
Kinerja)
PEJABAT FUNGSIONAL
PEJABAT
ADMINISTRATOR
PEJABAT PENGAWAS
2. Penugasan
Atas usulan dari Pimpinan unit organisasi, Pejabat Penilai Kinerja
menugaskan Pejabat Fungsional dan Pelaksana untuk membantu
pelaksanaan tugas Pimpinan unit organisasi. Penugasan tersebut dilakukan
setelah penetapan kedudukan Pejabat Fungsional dan Pelaksana.
Penugasan tersebut dilakukan baik dalam unit organisasi atau lintas
unit organisasi. Apabila diperlukan, penugasan dapat dilakukan lintas
instansi pemerintah. Pejabat Fungsional dan/atau Pelaksana tersebut
diberikan surat penugasan dan/atau bukti penugasan tertulis lainnya yang
berbentuk fisik ataupun elektronik baik secara langsung dan/atau melalui
sistem informasi kinerja BRIN.
Adapun penugasan Pejabat Fungsional dan Pelaksana dalam unit
organisasi di lingkungan BRIN dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Penugasan Pejabat Fungsional dan Pelaksana diberikan oleh Pejabat
Penilai Kinerja atau Pimpinan unit organisasi baik secara individu
ataupun dalam tim kerja dengan mempertimbangkan kompetensi,
keahlian dan/atau keterampilan dan mengedepankan profesionalisme,
kompetensi, dan kolaborasi.
b. Pimpinan unit organisasi dapat merupakan Pejabat PTM, Pejabat PTP,
Pejabat Administrator, Pejabat Pengawas, atau Pejabat Fungsional yang
diangkat untuk memimpin suatu unit kerja mandiri berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
c. Penugasan Pejabat Fungsional dan Pelaksana dalam tim kerja dapat
melibatkan 1 (satu) atau lebih jenis jabatan.
d. Penugasan Pejabat Fungsional dan Pelaksana untuk melaksanakan
tugas di bawah Pimpinan unit organisasi ditetapkan oleh Pejabat Penilai
Kinerja bersangkutan atas usulan dari Pimpinan unit organisasi.
e. Seperti halnya kedudukan, penugasan Pejabat Fungsional dan Pelaksana
dilakukan melalui proses perencanaan berdasarkan beban kerja.
f. Pejabat Fungsional dan Pelaksana dapat terlibat untuk melaksanakan
tugas lebih dari 1 (satu) target kinerja, baik berupa tugas rutin atau tugas
insidental yang dilaksanakan dalam waktu tertentu.
Pola penugasan dapat digambarkan dengan struktur penugasan. Atas
pertimbangan tertentu, Pimpinan unit organisasi dapat pula berperan
sekaligus sebagai Pejabat Penilai Kinerja. Beberapa contoh penggambaran
struktur penugasan dalam satu unit organisasi adalah sebagai berikut:
a. Struktur penugasan pada unit organisasi dengan dua level struktur,
dengan Pejabat Level I sebagai Pimpinan unit organisasi yang memiliki
Pejabat Administrator selaku Pejabat Level II sebagai Pejabat Penilai
Kinerja.
PIMPINAN UNIT
ORGANISASI
KELOMPOK JF DAN
PELAKSANA
KELOMPOK JF KELOMPOK JF
DAN PELAKSANA DAN PELAKSANA
Gambar 10. Struktur penugasan pada unit organisasi dengan dua level
struktur, dengan Pejabat Level II sebagai Pejabat Penilai Kinerja sekaligus
sebagai Pimpinan unit organisasi.
Dalam struktur penugasan di atas, akan berlaku beberapa
ketentuan sebagai berikut:
• Pejabat Level I akan menetapkan kinerja Pejabat Level II;
• Pejabat Level II akan memberikan penilaian kinerja sekaligus dapat
memberikan penugasan bagi Pejabat Fungsional dan Pelaksana
melalui Tim Kerja; dan
• Pejabat Level II berperan selaku Pejabat Penilai Kinerja sekaligus
selaku Pimpinan unit organisasi.
Struktur penugasan dengan kondisi di atas diterapkan
mekanisme kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Jabatan PTM
(unit organisasi dengan 2 level struktur, Jabatan PTP sebagai Pejabat
Penilai Kinerja dan Pimpinan unit organisasi).
c. Struktur penugasan pada unit organisasi dengan satu level struktur.
PEJABAT PENILAI
KINERJA DAN PIMPINAN
UNIT ORGANISASI
KELOMPOK JF DAN
PELAKSANA
Gambar 11. Struktur penugasan pada unit organisasi dengan satu level
struktur.
- 14 -
Gambar 12. Struktur penugasan pada unit organisasi dengan tiga level
struktur, dengan Pejabat Level I, Pejabat Level II sebagai Pejabat Penilai
Kinerja selaku Pimpinan unit organisasi, dan Pejabat Level III.
KELOMPOK JF KELOMPOK JF
DAN PELAKSANA DAN
PELAKSANA
Gambar 13. Struktur penugasan pada unit organisasi dengan tiga level
struktur, dengan Pejabat Level I, Pejabat Level II sebagai Pimpinan unit
organisasi dan Pejabat Level III sebagai Pejabat Penilai Kinerja.
KELOMPOK JF KELOMPOK JF
DAN PELAKSANA DAN PELAKSANA
- 16 -
Gambar 14. Struktur penugasan pada unit organisasi dengan tiga level
struktur, dengan Pejabat Level I adalah Pejabat Fungsional sebagai Kepala
OR dan Pejabat Penilai Kinerja, Pejabat Level II adalah Pejabat Fungsional
sebagai Kepala PR, dan Pejabat Level III adalah Pejabat Fungsional sebagai
Ketua Kelompok Riset.
KELOMPOK JF KELOMPOK JF
DAN PELAKSANA DAN PELAKSANA
Gambar 15. Struktur penugasan pada unit organisasi dengan tiga level
struktur, dengan Pejabat Level I adalah Pejabat Fungsional sebagai Kepala
OR, Pejabat Level II adalah Pejabat Fungsional sebagai Kepala PR dan
Pejabat Penilai Kinerja, dan Pejabat Level III adalah Pejabat Fungsional
sebagai Ketua Kelompok Riset.
PEJABAT PEJABAT
PENGAWAS PENGAWAS
KELOMPOK JF KELOMPOK JF
DAN PELAKSANA DAN PELAKSANA
Gambar 16. Struktur penugasan pada unit organisasi dengan tiga level
struktur, dengan Pejabat Level II sebagai Pejabat Penilai Kinerja sekaligus
sebagai Pimpinan unit organisasi.
PEJABAT PEJABAT
ADMINISTRASI ADMINISTRASI
KELOMPOK JF KELOMPOK JF
DAN PELAKSANA DAN PELAKSANA
Gambar 17. Struktur penugasan pada unit organisasi dengan tiga level
struktur, dengan Pejabat Level III sebagai Pejabat Penilai Kinerja.
3. Pelaksanaan Tugas
Pelaksanaan tugas Pejabat Fungsional dan Pelaksana dapat
dilakukan dalam tim kerja atau individu. Beberapa hal yang terkait dengan
pelaksanaan tugas dalam tim kerja adalah:
a. Pelaksanaan tugas dalam tim kerja dapat melibatkan Pejabat Fungsional
dan Pelaksana yang berasal dari satu unit organisasi dan/atau lintas unit
organisasi.
b. Bilamana diperlukan, pelaksanaan tugas dalam tim kerja dapat
- 19 -
8. Pengelolaan Kinerja
Pengelolaan kinerja Pejabat Fungsional dan Pelaksana baik yang
bekerja secara individu maupun dalam tim kerja, terdiri atas:
1) Perencanaan kinerja yang meliputi penetapan dan klarifikasi ekspektasi.
2) Pelaksanaan, pemantauan, dan pembinaan kinerja yang meliputi
pendokumentasian kinerja, pemberian umpan balik berkelanjutan dan
pengembangan kinerja pegawai.
3) Penilaian kinerja yang meliputi evaluasi kinerja pegawai.
4) Tindak lanjut hasil evaluasi kinerja yang meliputi pemberian
penghargaan dan sanksi.
Pengelolaan kinerja Pejabat Fungsional dan Pelaksana dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur
pengelolaan kinerja di lingkungan BRIN.
1. Mekanisme kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat PTM
(Unit organisasi dengan 2 (dua) level struktur, dengan Pejabat Level I sebagai
Pimpinan unit organisasi yang memiliki Pejabat Administrator selaku Pejabat
Level II sebagai Pejabat Penilai Kinerja).
a. Tahapan Perencanaan
Tahapan Perencanaan dimulai dari Pejabat Administrator selaku
Pejabat Penilai Kinerja menyusun dan memberikan penugasan kepada
Pejabat Fungsional dan Pelaksana.
Pejabat Administrator merumuskan target kinerja yang terdiri dari
penentuan pelaksanaan tugas dalam bentuk Tim Kerja atau individu,
penentuan kebutuhan pelibatan Pejabat Fungsional atau Pelaksana serta
penentuan kebutuhan atas Ketua Tim. Penyelesaian target kinerja yang
membutuhkan pelibatan Pejabat Fungsional atau Pelaksana dari lintas
- 24 -
Mekanisme kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat PTM
(unit organisasi dengan 2 level struktur, Pejabat PTM sebagai Pimpinan unit
organisasi yang memiliki Pejabat Administrator selaku Pejabat Level II sebagai
Pejabat Penilai Kinerja) dapat diilustrasikan pada Gambar 18.
2. Mekanisme kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat PTM
(Unit Organisasi dengan 2 (dua) level struktur, Pejabat PTP sebagai Pejabat
Penilai Kinerja dan Pimpinan unit organisasi)
c. Tahapan Evaluasi
Pada tahapan evaluasi, Pejabat PTP meninjau hasil pelaksanaan
kegiatan. Hasil pelaksanaan kegiatan yang telah sesuai dengan target
disampaikan kepada Pejabat PTM untuk ditinjau. Pelaksanaan kegiatan
dinyatakan selesai setelah Pejabat PTM menerima hasil pelaksanaan
kegiatan dan dinyatakan telah sesuai dengan target yang diharapkannya.
Mekanisme kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat PTM
(Unit organisasi dengan 2 level struktur, Pejabat PTP sebagai Pejabat Penilai
Kinerja dan Pimpinan unit organisasi) dapat diilustrasikan pada Gambar 19.
3. Mekanisme kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat PTP
(Unit organisasi dengan 1 Level Struktur, Jabatan PTP sebagai Pejabat Penilai
Kinerja dan Pimpinan unit organisasi)
Mekanisme kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat PTP
(Unit organisasi dengan 1 Level Struktur, Pejabat PTP sebagai Pejabat Penilai
Kinerja dan Pimpinan unit organisasi) dapat diilustrasikan pada Gambar 20.
4. Mekanisme kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat PTM
(Unit organisasi dengan 3 (tiga) level struktur, Pejabat PTM, Pejabat PTP
sebagai Pejabat Penilai Kinerja dan Pimpinan unit organisasi yang mempunyai
Pejabat Administrator).
Mekanisme kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat PTM
(Unit organisasi dengan 3 level Struktur, Pejabat PTM, Pejabat PTP sebagai
Pejabat Penilai Kinerja dan Pimpinan unit organisasi yang mempunyai Pejabat
Administrator) dapat diilustrasikan pada Gambar 21.
5. Mekanisme kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat PTM
(Unit organisasi dengan 3 (tiga) level struktur, Pejabat PTM, Pejabat PTP
sebagai Pimpinan unit organisasi yang mempunyai Pejabat Administrator
sebagai Pejabat Penilai Kinerja).
kepada Pejabat Level III yakni Pejabat Administrator, dengan kata lain Pejabat
Penilai Kinerja Pejabat Fungsional dan Pelaksana pada struktur ini adalah
Pejabat Administrator. Keputusan kedudukan Pejabat Fungsional dan
Pelaksana berada di bawah Pejabat Administrator dilakukan setelah
mempertimbangkan beban kerja dan rentang kendali Pejabat Level III
sehingga pada unit organisasi ini Pejabat Administrator berperan sebagai
Pejabat Penilai Kinerja. Mekanisme kerja pada unit organisasi ini dapat
diuraikan sebagai berikut:
a. Tahapan Perencanaan
Tahapan perencanaan dimulai dari Pejabat PTM menetapkan
perjanjian kinerja. Perjanjian kinerja tersebut digunakan sebagai dasar
penentuan pembagian tanggungjawab target kinerja bagi Pejabat PTP.
Selanjutnya Pejabat PTP akan memberikan arahan dan koordinasi untuk
pelaksanaan kegiatan dan pencapaian target kinerja bersama kepada
Pejabat Administrator untuk pelaksanaan kegiatan dan pencapaian target
kinerja di bawah koordinasinya.
Penyelesaian target kinerja yang membutuhkan pelibatan Pejabat
Fungsional atau Pelaksana dari unit organisasi lain akan melalui proses
permohonan pelibatan Pejabat Fungsional atau Pelaksana lintas unit.
Penyelesaian target kinerja dalam bentuk kegiatan dilakukan baik secara
individu ataupun tim kerja sesuai arahan dan ekspektasi target kinerja
Pejabat Administrator.
Dalam penyelesaian target kinerja yang dilakukan oleh tim kerja,
penunjukan ketua tim kerja merupakan kewenangan Pejabat PTP. Pada
tahapan terakhir dari proses perencanaan, Pejabat Fungsional dan
Pelaksana baik yang bekerja secara individu maupun tim kerja bersama
Pejabat Administrator menyusun rencana pelaksanaan kegiatan, dan
anggaran untuk pencapaian target kinerja.
b. Tahapan Pelaksanaan
Tahapan pelaksanaan dimulai dari penyusunan rincian
pelaksanaan kegiatan dan anggaran oleh Pejabat Fungsional atau
Pelaksana. Penyusunan rincian pelaksanaan kegiatan dan anggaran
tersebut disesuaikan dengan rencana pelaksanaan kegiatan dan anggaran
yang telah disusun sebelumnya. Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh
Pejabat Fungsional atau Pelaksana sesuai perannya. Pembagian peran
dilakukan berdasarkan kompetensi, keahlian dan/atau keterampilan.
Dalam melaksanakan kegiatan, Pejabat Fungsional atau Pelaksana
berkolaborasi dengan semua pihak yang terkait dengan kegiatan tersebut.
Kolaborasi dimaksud terkait sinkronisasi data, kebijakan, dan
pelaksanaan, tetapi tidak terbatas pada hal-hal tersebut saja.
Monitoring perkembangan dan pemberian umpan balik atas
pelaksanaan kegiatan dilakukan secara berkala atau sewaktu-waktu oleh
Pejabat Administrator dan/atau Ketua Tim. Hasil pelaksanaan kegiatan
yang sudah sesuai dengan target, disampaikan kepada Pejabat
Administrator oleh individu atau ketua tim yang selanjutnya oleh Pejabat
Administrator dilaporkan kepada Pejabat PTP.
c. Tahapan Evaluasi
Pada tahapan evaluasi, Pejabat Administrator meninjau hasil
pelaksanaan kegiatan. Hasil pelaksanaan kegiatan yang telah sesuai
dengan target disampaikan kepada Pejabat Administrator untuk ditinjau
yang selanjutnya disampaikan ke Pejabat PTP. Pelaksanaan kegiatan
dinyatakan selesai setelah Pejabat PTP menerima hasil pelaksanaan
kegiatan dan dinyatakan telah sesuai dengan target yang diharapkan.
Mekanisme kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat PTM
(Unit organisasi dengan 3 Level Struktur, Pejabat PTM, Pejabat PTP sebagai
Pimpinan unit organisasi yang mempunyai Pejabat Administrator sebagai
- 29 -
6. Mekanisme kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat Fungsional
(Unit organisasi dengan 3 (tiga) level struktur, Pejabat Fungsional sebagai
Kepala OR dan Pimpinan unit organisasi serta Pejabat Penilai Kinerja, Pejabat
Fungsional sebagai Kepala PR, dan Pejabat Fungsional sebagai Ketua
kelompok Riset).
7. Mekanisme kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat Fungsional
(Unit organisasi 3 (tiga) level struktur, Pejabat Fungsional sebagai Kepala OR
dan Pimpinan unit organisasi, Pejabat Fungsional sebagai Kepala PR dan
Pejabat Penilai Kinerja, dan Pejabat Fungsional sebagai Ketua kelompok
Riset).
8. Mekanisme kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat Fungsional
(Unit organisasi dengan 3 (tiga) level struktur, Pejabat Fungsional sebagai
Pimpinan unit organisasi, Pejabat Administrator sebagai Pejabat Penilai
Kinerja yang mempunyai Pejabat Pengawas).
9. Mekanisme kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat Fungsional
(Unit organisasi dengan 3 (tiga) level struktur, Pejabat Fungsional sebagai
Pimpinan unit organisasi, Pejabat Administrator yang mempunyai Pejabat
Pengawas sebagai Pejabat Penilai Kinerja).
10. Mekanisme kerja pada unit organisasi yang dipimpin oleh Pejabat Fungsional
(Unit organisasi dengan 1 (satu) level struktur, Pejabat Fungsional sebagai
Pejabat Penilai Kinerja dan Pimpinan unit organisasi)
BAB III
PENUTUP
KEPALA
BADAN RISET DAN INOVASI NASIONAL,
ttd.
Mila Kencana