Anda di halaman 1dari 26

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Akuntansi Sektor Publik

2.1.1.1 Pengertian Akuntansi Sektor Publik

Akuntansi sektor publik adalah suatu proses pengumpulan, pencatatan,

pengklasifikasian, analisis, dan pembuatan laporan keuangan untuk

suatu organisasi publik yang menyajikan informasi keuangan kepada

pihak yang memerlukan. 

akuntansi sektor publik bermaksud memberikan transparansi kepada

publik agar hak-hak publik terpenuhi. 

Akuntansi sektor publik lebih menekankan pada pemeriksaaan serta

sistem akuntansi. Standar sistem akuntansi negara khususnya lembaga

pemerintah membuat akuntansi ini menjadi akuntansi yang wajib

disesuaikan dengan standar akuntansi setiap lembaga.

Ukuran prestasi maupun kinerja sektor publik menjadi titik berat dalam

pengembangan akuntansi ini, tekanan pada efektivitas manajemen serta

efisiensi keuangan menjadi titik fokus utama dalam bidang akuntansi

sektor publik.

Akuntansi sektor publik merupakan suatu entitas yang aktivitasnya

berkaitan dengan usaha untuk menghasilkan barang dan pelayanan

publik yang bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan dan hak publik.


Dalam beberapa hal, lembaga sektor publik memiliki kesamaan dengan

swasta. Keduanya sama-sama menggunakan sumber daya yang sama

dan proses pengendalian yang hampir mirip. Namun dalam tugas

tertentu, sektor publik tidak dapat digantikan oleh swasta seperti

halnya pada fungsi pemerintahan.

Pengertian akuntansi sektor publik menurut para ahli :

1. Indra Bastian (2014:6)

Akuntansi sektor publik adalah mekanisme teknik dan analisis

akuntansi yang diterapkan pada lembaga tinggi negara beserta

departemen dibawahnya untuk penerapan pengelolaan berbagai dana

masyarakat.

2. Mardiasmo (2015:14)

Menurut Mardiasmo, akuntansi sektor publik adalah alat informasi baik

dari pemerintah sebagai manajemen atau alat informasi bagi publik.

3. Halim (2014:18)

Akuntansi sektor publik merupakan kegiatan jasa dalam rangka

menyediakan informasi kuantitatif yang bersifat keuangan berdasarkan

entitas pemerintah yang berguna sebagai pengambilan keputusan bagi

pihak-pihak yang berkepentingan.

4. Erlina, dkk (2015)

Akuntansi sektor publik adalah proses pencatatan peristiwa ekonomi

dalam suatu organisasi yang sering dilakukan pada sektor publik

seperti partai politik, masyarakat, sekolah, universitas dan lain-lain.


5. Dwi Ratmono (2015)

Menurut Dwi Ratmono pengertian akuntansi sektor publik adalah

proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, serta pelaporan

transaksi keuangan dari entitas pemerintah daerah guna pengambilan

keputusan ekonomi yang bermanfaat bagi pihak eksternal.

2.1.1.2 Karakteristik Akuntansi Sektor Publik

a. Relevan
Laporan keuangan pada akuntansi sektor publik harus bersifat relevan.

Relevan adalah berisi informasi yang dapat mempengaruhi

pengambilan keputusan serta mengevaluasi peristiwa di masa lalu dan

masa mendatang.

b. Handal

Laporan keuangan pada akuntansi sektor publik memiliki informasi

yang bermanfaat untuk menjadi bahan pertimbangan dengan laporan

keuangan sebelumnya.

c. Mudah Dipahami

Laporan keuangan pada akuntansi sektor publik memiliki karakteristik

informasi yang dapat dengan mudah dipahami oleh semua pihak baik

pihak internal maupun eksternal.

Akuntansi sektor publik berbeda dengan akuntansi swasta. Perbedaan

ini dapat dilihat dari jenis instansi atau lembaga yang menerapkan

sistem akuntansi ini. Akuntansi sektor publik lebih cenderung

berkaitan dengan instansi atau lembaga pemerintahan.


2.1.1.3 Komponen yang Berpengaruh Pada Organisasi Sektor Publik

Komponen yang berpengaruh pada organisasi sektor publik adalah sebagai

berikut :

a. Ekonomi

1. Tingkat inflasi

2. Nilai kurs atau nilai tukar mata uang

3. Tenaga kerja produktif

4. Tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita

5. Infrastruktur atau sarana prasarana

b. Politik

1. Legitimasi hukum pemerintahan

2. Tipe – tipe pemerintahan yang sedang berkuasa

3. Ideologi atau dasar yang dianut

4. Jaringan internasional

5. Hubungan antar negara dengan warga negaranya

6. Hubungan antar Lembaga

c. Kultural

1. Nilai masyarakat

2. Keragaman suku, ras, agama, budaya, dan agama

3. Sejarah atau historis

4. Tingkat Pendidikan

5. Kondisi sisiologis masyarakat

6. Karakteristik masyarakat dari berbagai daerah


d. Demografis

1. Tingkat pertumbuhan penduduk

2. Migrasi, transmigrasi, imigrasi

3. Kesehatan masyarakat

4. Penyebaran usia penduduk

5. Angka harapan hidup

2.1.1.4 Tujuan Akuntansi Sektor Publik

Menurut American Accounting Association (1970) tujuan dari Akuntansi

Sektor Publik adalah sebagai berikut :

1. Management Control

Management control adalah memberikan informasi yang benar –

benar dibutuhkan dalam pengelolaan yang tepat, efisien dan

ekonomis pada operasi dan alokasi sumber daya suatu organisasi

atau lembaga.

2. Accountability

Accountability bertujuan untuk memberikan informasi yang

berguna bagi manajer sektor publik dalam pembuatan laporan

pertanggungjawaban bidang, divisi, ataupun sumber daya yang

berada dibawah naungannya. Selain itu juga bertujuan untuk

melaporkan berbagai kegiatan atas operasi pemerintahan dan

penggunaan anggaran kepada publik.


Sementara itu, menurut kerangka konseptual akuntansi sektor publik

menerangkan bahwa laporan keuangan Pemerintah Daerah harus dapat

menjelaskan tentang berbagai informasi yang memiliki manfaat untuk

menilai akuntabilitas dan pembuatan keputusan yang tepat. Berikut

beberapa tujuan mengenai akuntansi sektor publik :

1. Memberikan informasi mengenai sumber, alokasi, serta

penggunaan sumber daya keuangan.

2. Menyediakan informasi yang berkaitan dengan kecukupan

penerimaan periode berjalan sebagai pembiayaan semua

pengeluaran.

3. Menginformasikan jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan

untuk kegiatan entitas pembuatan laporan sekaligus hasilnya yang

sesuai.

4. Menginformasikan posisi keuangan sesuai dengan kondisi entitas

pembuatan laporan sesuai dengan sumber penerimaan dalam

jangka pendek maupun Panjang.

2.1.1.5 Jenis Akuntansi Sektor Publik

1. Akuntansi Pemerintah (Governmental Accounting)

Akuntansi pemerintahan dalam penerapannya menggunakan data

akuntansi sebagai informasi yang berkaitan dengan berbagai

transaksi ekonomi dan keuangan pemerintah yang diberikan


kepada pihak eksekutif, legistlatif, yudikatif dan masyarakat di

dalamnya.

Pada akuntansi pemerintah ini dapat dibedakan menjadi 2 bagian

yaitu akuntansi pemerintah pusat dan akuntansi pemerintahan

daerah. Sementara itu pada akuntansi pemerintah daerah dibagi

menjadi 2 yaitu : akuntansi provinsi dan akuntansi pemerintah

kabupaten atau kota.

2. Akuntansi Sosial (Social Accounting)

Akuntansi sosial atau Social Accounting merupakan bidang

akuntansi yang mencatat peristiwa ekonomi pada organisasi non

profit dan nirlaba yang dijalankan khusus untuk lembaga makro

seperti partai politik, masjid dan berbagai lembaga masyarakat

lainnya.

2.1.2 Program Indonesia Pintar

2.1.2.1 Pengertian PIP

Program Indonesia Pintar (PIP) adalah program pendidikan yang

diluncurkan oleh pemerintah Indonesia dengan tujuan meningkatkan

aksesibilitas dan kualitas pendidikan bagi siswa dari keluarga miskin.

Program ini bertujuan untuk membantu siswa yang membutuhkan agar

dapat mengakses pendidikan formal dengan lebih baik.

PIP mencakup beberapa komponen utama, antara lain:


a. Bantuan Pendidikan Dasar (BPD): Program ini menyediakan

bantuan biaya pendidikan bagi siswa di tingkat pendidikan dasar

(SD dan SMP). Bantuan ini diberikan dalam bentuk tunjangan atau

subsidi untuk membantu memenuhi biaya pendidikan seperti biaya

sekolah, seragam, dan buku pelajaran.

b. Bantuan Pendidikan Lanjutan (BPL): Program ini memberikan

bantuan biaya pendidikan bagi siswa di tingkat pendidikan

menengah (SMA/SMK/MA). Bantuan ini bertujuan untuk

membantu siswa dalam membiayai biaya pendidikan yang lebih

tinggi seperti biaya sekolah, seragam, buku, dan uang saku.

c. Bantuan Pendidikan Anak Usia Dini (BPAUD): Program ini

memberikan bantuan biaya pendidikan bagi anak usia dini (PAUD)

dari keluarga miskin. Bantuan ini bertujuan untuk mendorong

partisipasi anak-anak dalam pendidikan sejak usia dini.

Melalui Program Indonesia Pintar, pemerintah berupaya meningkatkan

kesempatan pendidikan bagi siswa yang berasal dari keluarga miskin.

Program ini diharapkan dapat mengurangi kesenjangan pendidikan antara

siswa dari keluarga miskin dan siswa dari keluarga mampu, serta

memberikan akses yang lebih luas terhadap pendidikan berkualitas. Dalam

konteks ini, analisis rasio keuangan akan dilakukan untuk mengukur

efektivitas dan efisiensi penggunaan dana dalam Program Indonesia Pintar

dalam memenuhi kebutuhan siswa.


Program Indonesia Pintar (PIP) memiliki beberapa prinsip dan tujuan yang

menjadi landasan pelaksanaannya. Berikut adalah beberapa tujuan utama

dari PIP:

a. Meningkatkan Akses Pendidikan: Salah satu tujuan utama PIP

adalah meningkatkan akses pendidikan bagi siswa dari keluarga

miskin. Program ini bertujuan untuk memastikan bahwa anak-anak

yang berasal dari keluarga miskin memiliki kesempatan yang sama

untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas.

b. Mengurangi Kesenjangan Pendidikan: PIP juga bertujuan untuk

mengurangi kesenjangan pendidikan antara siswa dari keluarga

miskin dan siswa dari keluarga mampu. Dengan memberikan

bantuan biaya pendidikan, diharapkan siswa dari keluarga miskin

dapat mengikuti pendidikan secara setara dengan siswa lainnya.

c. Meningkatkan Partisipasi Pendidikan: PIP ingin mendorong

peningkatan partisipasi anak-anak dari keluarga miskin dalam

pendidikan. Dengan memberikan bantuan biaya pendidikan,

diharapkan akan ada peningkatan jumlah anak yang mendaftar dan

mengikuti pendidikan formal.

d. Meningkatkan Kualitas Pendidikan: Selain meningkatkan akses,

PIP juga memiliki tujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan

yang diberikan. Program ini tidak hanya fokus pada aspek biaya

pendidikan, tetapi juga berupaya untuk meningkatkan kualitas


guru, sarana dan prasarana pendidikan, serta kurikulum yang

relevan dan berkualitas.

Melalui analisis rasio keuangan dalam Tugas Akhir ini, diharapkan dapat

dievaluasi sejauh mana Program Indonesia Pintar telah mencapai tujuan-

tujuannya. Analisis rasio keuangan dapat memberikan wawasan tentang

efisiensi penggunaan dana, kinerja keuangan program, dan dampak

keuangan terhadap pemenuhan kebutuhan siswa. Dengan pemahaman

yang lebih mendalam tentang kinerja keuangan PIP, dapat diambil

langkah-langkah perbaikan yang relevan untuk meningkatkan efektivitas

dan efisiensi program dalam memenuhi kebutuhan siswa.

2.1.1.2 Prinsip Penyelenggaran Program Indonesia Pintar


Program Indonesia Pintar dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai

berikut:

a. Efisien: Diusahakan menggunakan dana dan daya yang ada untuk

mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu yang singkat dan

dapat dipertanggungjawabkan.

b. Efektif: Harus sesuai kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat

memberi manfaat yang besar sesuai dengan sasaran yang

ditetapkan.

c. Transparan: Menjamin adanya keterbukaan yang memungkinkan

masyarakat dapat mengetahui dan mendapatkan informasi

mengenai PIP.

d. Akuntabel: Pelaksanaan kegiatan dapat dipertanggungjawabkan.


e. Kepatutan: Penjabaran program/kegiatan harus dilaksanakan secara

realistis dan proporsional.

f. Manfaat: pelaksanaan program atau kegiatan yang sejalan dengan

prioritas nasional.

2.1.1.3 Tujuan Program Indonesia Pintar

Berdasarkan Permendikbud No. 12 Tahun 2015, Program Indonesia Pintar

adalah salah satu program perlindungan sosial nasional (tercantum dalam

RPJMN 2015-2019) yang bertujuan untuk:

a. Meningkatkan angka partisipasi pendidikan dasar dan menengah.

b. Meningkatkan angka keberlanjutan pendidikan yang ditandai

dengan menurunnya angka putus sekolah dan angka melanjutkan.

c. Menurunnya kesenjangan partisipasi pendidikan antar kelompok

masyarakat, terutama antara penduduk kaya dan penduduk miskin,

antara penduduk laki-laki dan penduduk perempuan, antara

wilayah perkotaan dan perdesaan, dan antar daerah.

d. Meningkatkan kesiapan siswa pendidikan menengah untuk

memasuki pasar kerja atau melanjutkan ke jenjang pendidikan

tinggi.
2.1.1.4 Sasaran dan Kriteria Penerima Manfaat Program Indonesia
Pintar

Berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 1022

Tahun 2015 Tentang Petunjuk Teknis (Juknis) PIP yang disempurnakan

pada Petunjuk Teknis tentang Program Indonesia Pintar Nomor 481 Tahun

2017. Sasaran dan Kriteria Penerima Manfaat Program Indonesia Pintar

adalah:

a. Sasaran Penerima Manfaat Program Indonesia Pintar :

1. Peserta didik/siswa pada Madrasah Ibtidaiyah

2. Peserta didik/siswa pada Madrasah Tsanawiyah, dan

3. Peserta didik/siswa pada Madrasah Aliyah.

4. Anak Usia Sekolah (6 s/d 21 tahun) yang tidak sekolah

( Putus Sekolah)

b. Kriteria :

1. Siswa penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP);

2. Siswa yang berasal dari keluarga penerima Kartu

Sejahtera/Kartu Perlindungan Sosial (KKS/KPS) atau

peserta Program Keluarga Harapan (PKH) tetapi belum

mempunyai Kartu Indonesia Pintar;

3. Apabila masih terdapat sisa kuota dan anggaran, dapat

diberikan kepada siswa madrasah yang orang tuanya tidak

mampu berdasarkan data yang ada di Educational

Management Information System (EMIS) yang dikirim


Kementerian Agama Pusat dan dibuktikan dengan Surat

Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari Desa/Kelurahan;

4. Siswa dari keluarga tidak mampu yang berasal dari

provinsi Papua dan Papua Barat dapat diprioritaskan

menerima manfaat PIP tanpa memiliki KIP/KKS/KPS atau

peserta program PKH dibuktikan dengan

SKRTM/SKTM/SKMM dari Kelurahan/desa/madrasah.

5. Berada pada usia sekolah yakni 6 – 21 tahun Bagi anak

usia sekolah (6-21 tahun) penerima KIP yang tidak terdaftar

di madrasah (putus sekolah) untuk mendapatkan manfaat

Program Indonesia Pintar harus mendaftarkan diri kembali

ke madrasah terlebih dahulu.

c. Persyaratan Madrasah

1. Madrasah Negeri (MIN,MTsN dan MAN);

2. Madrasah Swasta (MI, MTs dan MA) yang memiliki ijin

operasional.

2.1.1.5 Besaran dan Penggunaan Manfaat

Berdasarkan Petunjuk Teknis (Juknis) PIP Siswa Madrasah atau sekolah

yang menjadi sasaran Program Indonesia Pintar dan memenuhi kriteria

yang telah ditentukan akan diberikan dana bantuan pendidikan dengan

rincian sebagai berikut :

a. Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah : Rp.225.000,-/semester

atau Rp. 450.000,-/tahun.


b. Sekolah Menengah Pertama atau Madrasah Tsanawiyah : Rp.

375.000,- /semester atau Rp. 750.000,-/tahun.

c. Sekolah Menengah Atas atau Madrasah Aliyah : Rp. 500.000,-

/semester atau Rp. 1.000.000,-/tahun.

Berdasarkan Petunjuk Teknis PIP, manfaat bantuan Program Indonesia

Pintar digunakan untuk keperluan pendukung biaya pendidikan siswa yang

meliputi:

a. Pembelian buku dan alat tulis;

b. Pembelian pakaian/seragam dan perlengkapan sekolah;

c. Pembayaran transportasi ke madrasah/sekolah; dan

d. Keperluan lain yang berkaitan dengan pembelajaran siswa di

madrasah. Pihak madrasah ikut mengawasi penggunaan manfaat

Program Indonesia Pintar sesuai peruntukannya.

2.1.1.6 Pengelolaan PIP

a. Pengertian Pengelolaan

Pengelolaan dapat di artikan sebagai proses merencanakan,

mengorganisasi, mengarahkan, mengendalikan, dan mengawasi sumber

daya yang tersedia dalam suatu entitas atau organisasi untuk mencapai

tujuan yang telah ditetapkan. Dalam konteks manajemen, pengelolaan

melibatkan penggunaan yang efektif dan efisien dari sumber daya

manusia, keuangan, fisik, informasi, dan waktu untuk mencapai hasil yang

diinginkan.
Menurut Djamarah pengelolaan sama artinya dengan manajemen yang

kata aslinya dari Bahasa Inggris, yaitu management yang berarti

ketatalaksanaan, tata pimpinan, pengelolaan. Sedangkan Choirunnida

menjelaskan pengelolaan berasal dari kata kelola yang berarti

mengendalikan, menyelenggarakan, mengurus, menjalankan yang

mendapat imbuhan pe-an menjadi pengelolaan yang artinya mengurus

suatu perusahaan dan organisasi dan sebagainya.

Dari beberapa definisi di atas dapat dikatakan bahwa pengelolaan dan

manajeman merupakan serangkaian proses kegiatan seperti merencanakan,

mengorganisakan, menyelenggarakan dan mengendalikan, dalam upaya

mengatur dan memberdayagunakan sumber daya manusia, sarana

prasarana untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.

b. Mekanisme PIP

Mekanisme Program Indonesia Pintar (PIP) melibatkan beberapa tahapan

dan prosedur yang harus diikuti oleh pihak-pihak terkait. Berikut adalah

beberapa mekanisme yang umumnya terjadi dalam PIP:

1. Mekanisme Pengusulan

Pengusulan penerima dana PIP dilaksanakan melalui mekanisme

sebagai berikut :

a. Untuk peserta didik dari keluarga pemegang KPS atau KKS

atau KIP, untuk peserta didik sekolah formal, sekolah

mengentri (updating) data peserta didik (nomor


KPS/KKS/KIP) calon penerima PIP 2022 dari keluarga

pemegang KPS/KKS/KIP kedalam aplikasi Dapodik secara

benar dan lengkap. Data ini sekaligus berfungsi sebagai

data usulan peserta didik calon penerima dari tingkat

sekolah ke dinas pendidikan kabupaten/kota dan direktorat

teknis.

b. Peserta didik yang tidak memiliki KPS/KKS/KIP baik

peserta didik sekolah formal maupun peserta didik dari

SKB/PKBM/LKP atau satuan pendidikan nonformal

lainnya dari keluarga miskin/rentan miskin yang tidak

memiliki KPS/KKS/KIP, dapat diusulkan oleh

sekolah/lembaga pendidikan nonformal setelah peserta

didik dari keluarga pemilik KPS/KKS/KIP ditetapkan

sebagai penerima PIP 2022 pada tenggat waktu yang akan

ditentukan kemudian, dengan mekanisme sebagai berikut:

1. Sekolah/SKB/PKBM/LKP/BLK atau satuan

Pendidikan nonformal lainnya menseleksi dan

menyusun daftar peserta didik yang tidak memiliki

KPS/KKS/KIP sebagai calon penerima dana PIP

2022 berdasarkan alokasi sementara sasaran per

kabupaten/kota yang ditetapkan oleh direktorat

teknis dengan prioritas tertentu;


2. Sekolah mengusulkan peserta didik hasil seleksi

sebagai penerima PIP 2022 melalui aplikasi

Verifikasi Indonesia Pintar (VIP) yang tersedia di

laman: pip.kemdikbud.go.id ke dinas pendidikan

kabupaten/kota;

3. Dinas pendidikan kabupaten/kota memberikan

persetujuan dan selanjutnya

menyampaikan/meneruskan ke direktorat teknis

terkait daftar/usulan peserta didik calon penerima

PIP 2022 (dari sekolah formal maupun lembaga

pendidikan non formal). Data ini merupakan usulan

peserta didik calon penerima dari tingkat sekolah ke

direktorat teknis.

Gambar. 2.1 Alur Pengusulan PIP


2. Mekanisme Penetapan Penerima

Mekanisme penetapan penerima dana PIP dilaksanakan melalui

mekanisme berikut:

a. Direktorat teknis menerima usulan calon peserta didik

penerima PIP dari dinas pendidikan

kabupaten/kota/pemangku kepentingan.

b. Direktorat teknis menetapkan peserta didik penerima PIP

yang berasal dari usulan sekolah yang telah disahkan oleh

Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan usulan dari

pemangku kepentingan dalam bentuk surat keputusan (SK)

direktur teknis yang bersangkutan. Untuk usulan SMK yang

berada dibawah binaan propinsi, pengesahan oleh Dinas

Pendidikan Provinsi.

3. Mekanisme Penyaluran

Mekanisme penyaluran dana PIP dilaksanakan melalui mekanisme

berikut :

a. Direktorat teknis menyampaikan daftar penerima PIP 2022

yang tercantum dalam surat keputusan direktur ke lembaga

penyalur untuk dibuatkan rekening.

b. Direktorat Teknis mengajukan Surat Permintaan

Pembayaran (SPP) dan Surat Perintah Membayar (SPM) ke

KPPN untuk diterbitkan Surat Perintah Pencairan Dana

(SP2D) berdasarkan surat keputusan direktorat.


c. KPPN menyalurkan dana sesuai SP2D ke rekening

penyalur atas nama direktorat teknis di lembaga penyalur.

d. Direktorat teknis menyampaikan Surat Perintah Pemindah

bukuan (SP2N) kepada lembaga penyalur untuk

menyalurkan/memindahbukukan dana dari rekening

penyalur langsung ke rekening penerima. Teknis penyaluran

dana diatur dalam perjanjian kerjasama antara direktorat

teknis dengan lembaga penyalur.

e. Direktorat teknis menginformasikan daftar peserta didik

penerima PIP kepada dinas pendidikan kabupaten/kota

dengan melampirkan surat keputusan penerima.

f. Peserta didik mengambil/mencairkan dana PIP di Lembaga

penyalur. Penyaluran dana PIP kepada penerima dilakukan

melalui TabunganKu atau virtual account.

Gambar. 2.2 Alur Pelaksanaan PIP


4. Mekanisme Pengambilan Dana

Pengambilan atau pencairan dana PIP dilakukan oleh peserta didik

di lembaga penyalur dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Membawa dokumen berupa surat keterangan kepala

sekolah/ketua lembaga, foto copy lembar rapor yang berisi

biodata lengkap dengan nama sekolah, NPSN dan NISN serta

KTP orangtua/wali (Untuk SD dan SMP). Untuk SMA

membawa kartu pelajar atau identitas pribadi (KTP/KK).

b. Menandatangani bukti penerimaan dana PIP 2018 yang

disediakan oleh lembaga penyalur.

c. Untuk peserta didik SD, SMP, dan SMK yang belum memiliki

KTP, pengambilan dana beberapa peserta didik harus

didampingi minimal satu orang guru/orang tua/wali.

d. Bagi penerima PIP yang menggunakan TabunganKu hanya

dapat dicairkan oleh yang bersangkutan sesuai dengan identitas

yang tertulis pada buku tabungan.

e. Bagi penerima PIP yang menggunakan virtual account dan

berada di daerah yang sulit untuk mengakses ke lembaga

penyalur (tidak ada kantor lembaga penyalur di kecamatan

sekolah/tempat tinggal peserta didik Sedangkan biaya transport

pengambilan lebih besar dari bantuan yang akan diterima),


maka pengambilan dana PIP 2022 dapat diambil secara kolektif

dengan dikuasakan kepada kepala sekolah/ kepala lembaga

pendidikan atau bendahara sekolah/bendahara Lembaga

pendidikan dengan syarat/ketentuan pengambilan kolektif

sebagai berikut:

1. Surat kuasa kolektif dari orang tua peserta didik penerima PIP

2022 dengan melampirkan dokumen persyaratan pengambilan

sesuai ketentuan;

2. Sekolah/lembaga pendidikan menyampaikan surat permohonan

pencairan kolektif ke dinas pendidikan kabupaten/kota.

3. Dinas pendidikan kabupaten/kota menerbitkan surat

persetujuan pengambilan dana kolektif hanya diberikan kepada

sekolah/lembaga pendidikan, tembusan disampaikan kepada

direktorat teknis terkait;

4. Kepala sekolah yang telah menerima rekomendasi harus

membuat Surat Pertanggungjawaban Mutlak (SPTJM)

pengambilan dana PIP 2022 secara kolektif yang ditandangani

penerima kuasa bermaterai (format terlampir);

5. Penerima kuasa menunjukkan identitas seperti KTP atau SIM

asli pada saat pengambilan dana secara kolektif di lembaga

penyalur; Surat keterangan kepala sekolah/ ketua lembaga; foto

kopi halaman biodata raport masing-masing peserta didik;


6. Dana yang sudah dicairkan oleh penerima kuasa harus segera

diberikan kepada peserta didik penerima yang bersangkutan

paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah pencairan kolektif, dan

pelaporan pencairan kolektif dilakukan paling lambat 10

(sepuluh) hari kerja setelah pencairan kolektif ke Dinas

Pendidikan Kabupaten/Kota.

7. Pengambilan dana untuk peserta didik SD, SMP, dan SMK

dapat diambil pada tanggal 5 sampai dengan 24 setiap

bulannya.

8. Minimal saldo pada rekening tabungan adalah sebesar Rp0,-.

Gambar. 2.3 Alur Pengambilan Dana PIP


2.2 Kajian Penelitian yang Relevan

Berbagai penelitian mengenai Program Indonesia Pintar telah banyak

diteliti sebelumnya. Jurnal dan penelitian yang membahas kemiripan teori

maupun subjek penelitian dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini.

Berikut merupakan penelitian yang dilakukan oleh Budi Widodo (2015)

dalam Skripsi (tugas akhir) meneliti tentang PIP dengan judul Evaluasi

Pemanfaatan Program Indonesia Pintar di SMK Cokroaminoto Pandak.

Penelitian ini mendeskripsikan tentang pemanfaatan dana Program

Indonesia Pintar di SMK Cokroaminoto.

Metode yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif dan kualitatif.

Hasil penelitian ini diketahui bahwa secara umum pelaksanaan Program

Indonesia Pintar sesuai dengan petunjuk teknis yang ada, meliputi: (1)

Aspek Antecedents (kesiapan penerima PIP) termasuk penerima PIP yaitu

sebesar 78,75%, (2) Aspek Transaction (pelaksanaan PIP) termasuk

kategori baik. Hal ini ditunjukkan dengan rata – rata persentase

pelaksanaan PIP yaitu sebesar 74,61%, (3) Aspek Outcomes (pemanfaatan

PIP) termasuk kategori sangat baik. Hal ini ditunjukkan dengan rata – rata

persentase pemanfaatan PIP yaitu sebesar 86,51%. Faktor pendukung

pemanfaatan PIP antara lain: (1) Adanya pendataan awal siswa miskin, (2)

Tim pelaksana PIP selalu sama, (3) Kebijakan sekolah mengelola dana

PIP. Faktor penghambat pemanfaatan PIP: (1) Kurangnya sosialisasi

tentang PIP, (2) Pemberitahuan informasi yang selalu mundur, (3) Waktu
pencairan tidak sesuai dengan kebutuhan, (4) Tidak ada monitoring dari

dinas terkait.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Utami Siti Umayyah (2020) dalam

Skripsi (tugas akhir) meneliti tentang PKH dengan judul Efektivitas

Program Keluarga Harapan Dalam Meningkatkan Graduasi Mandiri Di

Kelurahan Nanggeleng Kecamatan Citamiang Kota Sukabumi. Penelitian

ini mendeskripsikan tentang Keefektivitasan bantuan Program Keluarga

Harapan.

Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif kuantitatif. Hasil

penelitian ini ditemukan hasil penelitian di lapangan dipaparkan dalam

dimensi – dimensi teori yang di ambil dari teori Saxena (2010: 176)

berikut ini :

Untuk mendapatkan pembahasan yang lebih mendalam mengenai

efektivitas Program Keluarga Harapan dalam meningkatkan Graduasi

Mandiri di Kelurahan Nanggeleng Kecamatan Citamiang, faktor

penghambat dalam pelaksanaan program, dan upaya untuk menanggulangi

hambatan tersebut maka peneliti mengembangkan kajian dengan

menggunakan indikator penelitian yang sesuai dengan temuan dilapangan

sebagai berikut :

1. Keterampilan pendamping Program Keluarga Harapan (PKH)

2. Tanggung jawab Keluarga Penerima Manfaat (KPM) meningkatkan

taraf ekonomi

3. Kuantitas pengeluaran
4. Kuantitas keberlangsungan program

5. Ketepatan waktu sosialisasi program

2.3 Kerangka Berfikir

Program Indonesia Pintar (PIP) adalah pemberian bantuan berupa uang

tunai dari pemerintah yang diberikan kepada peserta didik yang orang

tuanya tidak / kurang mampu membiayai pendidikan sebagai kelanjutan

dan perluasan sasaran dari program Bantuan Siswa Miskin (BSM). Tujuan

dari program berdasarkan Permendikbud No. 12 Tahun 2015 adalah untuk

meningkatkan angka partisipasi pendidikan dasar dan menengah,

meningkatkan angka keberlanjutan pendidikan yang ditandai dengan

menurunnya angka putus sekolah, menurunnya kesenjangan partisipasi

pendidikan antar kelompok masyarakat dan, meningkatkan kesiapan siswa

pendidikan menengah. Sasaran dan kriteria penerima manfaat dari

Program Indonesia Pintar (PIP) berdasarkan keputusan Direktur

Pendidikan Islam No. 1022 Tahun 2016 tentang Petujuk Teknis PIP bahwa

sasaran dari penerima adalah peserta didik tingkat SD/MI, SMP/MTs,

SMA/MA, kriteria untuk penerima manfaat salah satunya adalah

pemegang Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang berasal dari Kartu Keluarga

Perlindungan Sosial / Kartu Keluarga Sejahtera (KPS/KKS) dan Program

Keluarga Harapan (PKH). Penggunaan dari PIP juga diperuntukkan

pembelian buku / alat tulis, pembelian pakaian / seragam dan perlengkapan

sekolah, pembayaran transportasi dan keperluan lainnya untuk kebutuhan

sekolah. Besaran manfaat untuk penerima juga berbeda setiap tingkat


pendidikan seperti SD/MI Rp.450.000 per tahun, SMP/MTs Rp. 750.000

per tahun dan SMA/MA Rp.1.000.000 per tahun. Mekanisme dari mulai

pengusulan, penetapan, penyaluran dan pengambilan dana tercantum

dalam Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah No

08/D/PP/2016 tentang Petunjuk Pelaksanaan PIP Tahun 2016. Pengelolaan

dan manajemen merupakan dua kata yang memiliki pengertian yang sama

dan saling berkaitan satu dengan lainnya. Pengelolaan juga melakukan

proses dalam fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan untuk mencapai tujuan

dari manajemen itu sendiri. Manajemen adalah proses yang dilakukan

dengan proses-proses sosial dengan cara perencanaan, pengorganisasian,

memimpin dan mengendalikan upaya organisasi agar tujuan dari proses

manajemen menjadi efektif dan efisien. Dengan demikian dalam penelitian

ini penulis akan melihat pengelolaan PIP yang ada di SMK Plus Al-Farhan

Sukabumi dengan mengacu pada mekanisme berdasarkan teori di atas.

Anda mungkin juga menyukai