Anda di halaman 1dari 9

Rangkuman Materi Kuliah BAB I

Akuntansi Sektor Publik

Nama Novita Nurariska


NIM 205221124
Kelas Akuntansi Syariah 6D
Dosen Pengampu Anim Rahmayati, SEI, M. Si.

MEMAHAMI AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

A. PENGERTIAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


Menurut Sujarweni Akuntansi adalah suatu aktivitas jasa yang terdiri
dari mencatat, mengklasifkasikan, dan melaporkan kejadian atau transaksi
ekonomi yang akhirnya akan menhasilkan suatu informasi keuangan yang
akanbdibutuhkan oleh pihak-pihak tertentu untuk pengambilan keputusan.
Sektor Publik adalah semua yang berhubungan dengan kepentingan
publik dan tentang penyediaan barang dan jasa yang ditujukan untuk publik,
dibayarkan melalui pajak dan pendapatan negara lainnya yang sudah diatur
dalam hukum. Jadi akuntansi sektor publik dapat didefnisikan sebagai aktivitas
jasa yang terdiri dari mencatat, mengklasifkasikan, dan melaporkan kejadian
atau transkasi ekonomi yang akhirnya akan menghasilkan suatu informasi
keuangan yang akan dibutuhkan oleh pihak-pihak tertentu untuk pengambilan
keputusan, yang diterapkan pada pengelolaan dana publik di lembaga-lembaga
tinggi negara dan departemen-departemen dibawahnya.
Tujuan dari akuntansi sektor publik menurut American Accounting
Association (AAA) adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi yang diperlukan untuk mengelola secara
tepat, efsien dan ekonomis atas alokasi suatu sumber daya yang
dipercayakan kepada organisasi. Tujuan ini terkait dengan
pengendalian manajemen (manajemen kontrol). Tujuan ini terkait
dengan akuntabilitas.

Terdapat 2 bagian dalam Akuntansi Sektor Publik, yaitu:

1. Akuntansi Manajemen Sektor Publik


Mempelajari bagaimana membuat informasi akuntansi yang
relevan dan handal ditujukan pada pimpinan dengan maksud untuk
perencanaan (perencanaan strategic, pemberian informasi biaya,
penilaian Investasi, dan penganggaran, penentuan biaya pelayanan,
penilaian kinerja) dan pengendalian (mengukur pencapaian kinerja
manajemen dengan cara pencapaian target yang sesuai dengan
program yang sudah direncanakan).
2. Akuntansi Keuangan Sektor Publik
Mempelajari bagaimana menghasilkan transaksi-transaksi
organisasi sektor publik tersebut dibukukan, sehingga akan
menghasilkan laporan keuangan pada periode tertentu bagi
organisasi sektor publik. Adapun tujuan penyajian laporan
keuangan adalah memberikan informasi yang digunakan dalam
pengambilan keputusan, digunakan sebagai bentuk
pertanggungjawaban pemegang organisasi, dan evaluasi kinerja
pimpinan organisasi.

Secara garis besar, jenis-jenis organisasi sektor publik diata dapat dibagi
menjadi 3 yaitu:
1. Instansi Pemerintahan Instansi pemerintah merupakan organisasi
sektor publik yang berbentuk pemerintahan dalam suatu negara terdiri
dari:

a. Pemerintah Pusat termasuk di dalamnya adalah kementerian,


misalnya departemen tenaga kerja, departemen dalam negeri,
departemen sosial, departemen keuangan, dan lain-lain. Lembaga dan
badan Negara seperti KPU, KPK, dan lain-lain.

b. Pemerintah Daerah, misalnya satuan kerja perangkat daerah


seperti dinas perhubungan, dinas kesehatan, dan lain sebagainya.

2. Organisasi Nirlaba milik Pemerintah

a. Organisasi nirlaba milik pemerintah misalnya perguruan


tinggi negeri, rumah sakit negeri.

b. yayasan-yayasan milik pemerintah misalnya Badan Layanan


Umum (BLU) dan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

3. Organisasi Nirlaba milik Swasta Organisasi nirlaba yang dimiliki


swasta misalnya sekolah swasta, rumah sakit swasta.

Komponen lingkungan yang mempengaruhi organisasi sektor publik meliputi:

1. Faktor ekonomi, yang terjadi di suatu negara meliputi tingkat inflasi,


pertumbuhan pendapatan perkapita, nilai tukar rupiah, pertumbuhan ekonomi,
lapangan pekerjaan, tenaga kerja dan lain sebaginya.

2. Faktor politik, yang melipputi para pejabat dan penguasa, legitimasi


pemerintahan, hubungan negara dengan masyarakatnya, ideology politik,
hubungan dengan dunia internasional, dsb.

3. Faktor kultural, meliputi ragam ras, suku, budaya, bahasa, agama, sejarah
bangsa, sosial masyarakat, karakteristik masyarakat, dan tingkat pendidikan.
4. Faktor demografi, meliputi pertumbuhan penduduk, struktur usia pendidik,
kesehatan, dan migrasi.

5 Elemen value of money :

1. Elemen ekonomi, dapat memperoleh input dengan kualitas yang baik


dengan harga yang rendah.

2. Efsiensi, dapat memeproleh hasil capaian output yang maksimum


dengan input yang minimal dan berkualitas baik.

3. Efektivitas, dapat mencapai target yang sesuai dengan program yang


sudah dianggarkan.

4. Keadilan, dapat memberikan pelayanan publik yang maksimal dan


kesejahteraan ekonomi yang baik.

5. Pemerataan, dapat menggunakan uang publik untuk kepentingan


publik, bukan kepentingan golongan tertentu.

B. AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DAN AKUNTANSI PEMERINTAH

Akuntansi sektor publik terdiri dari akuntansi pemerintahan, akuntansi


rumah sakit, akuntansi pendidikan, akuntansi yayasan dan akuntansi organisasi
nirlaba lain yang didirikan bukan untuk mencari keuntungan semata-mata.

C. SEJARAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


1. Mesir Kuno 3000-1000 SM

Dalam pemerintahan ada organisasi kementerian, tugasnya adalah


membuat laporan bulanan yang berasal dari hasil-hasil pemerintahan Mesir
diantarannya adalah hasil pajak dari masing-masing distrik diseluruh
wilayah Mesir kuno. Disitulah praktek akuntansi sektor publik sudah ada.
2. Babilonia 3000-1000 SM

Pemerintahan Babilonia telah membuat pencatatan keuangan dalam


rangka memperoleh pendapatan dan produksi pemerintahan saat ini.

3. Yunani Klasik 1000-800 SM


Dalam pemerintahannya ada menteri yang bertugas untuk mencatat
barang dan jasa yang diterima oleh polisi. Pencatatan pajak polisi juga telah
dikenal pada masa ini.
4. Roma pada abad 1-5
Pemerintahan Romawi kuno telah mengenal sistem pencatatan
akuntansi untuk pemungutan pajak pemerintahan. Pada tahun 900 M
kekaisaran Romawi kehilangan kendali atas Italia, dan Genoa adalah salah
satu kota Italia yang merdeka pada masa itu. Genoa pada 1200 M, pada
masa itulah praktek pencatatan transaksi keuangan sektor publik ada, bukti
berupa transaksi keuangan pemerintahan yang berkuasa dan rakyat.
5. Awal abad 15 M
Praktek pencatatan keuangan di negara Inggris dilakukan lebih rinci.
Pada abad 18 m revolusi industri muncul di Inggris. Revolasi industri yaitu
perubahan yang cepat dibidang ekonomi dari kegiatan ekonomi agraris ke
ekonomi industri yang menggunakan mesin untuk membuat bahan mentah
menjadi barang jadi.
6. Abad ke-19 dan ke-20
Interpretasi yang salah mulai muncul dengan penyamaan akuntansi
sektor publik adalah proses pencatatan penarikan pajak yang dipungut pihak
pemerintah. Di Inggris, penekanan ini dinyatakan dalam penunjukkan
pejabat publik sebagai penanggung jawab pengumpulan pajak, sekaligus
pembelanjaan dana kerajaan.
Satu-satunya perkembangan di masa itu adalah dimulainya praktik audit
dana pemerintah. Di tahun 1832, dibentuk komisi audit yang melaporkan
ke Dewan Perwakilan Rakyat tentang pelaksanaan pengeluaran dana.
D. KARAKTERISTIK AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
Karakteristik organisasi sektor publik:
1. Tujuan didirikan organisasi sektor publik untuk menyejahterakan
masyarakat dan tidak mencari keuntungan atau laba sebagai hasil akhirnya.
2. Aktivitas Pelayanan publik misalnya bidang bantuan hukum, pendidikan,
kesehatan, keamanan, transportasi publik, dan penyediaan pangan.
3. Sumber Pembiayaan Dari dana masyarakat, misalnya pungutan pajak,
retribusi, laba Negara, pendapatan Negara, pinjaman pemerintah yang sah dan
tidak bertentangan dengan perundangundangan yang berlaku.
4. Pola pertanggungjawaban Pertanggungjawaban kepada rakyat/masyarakat
dengan melalui perwakilan seperti Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), dewan
Perwakilan Daerah (DPD), Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), serta
dalam yayasan dan LSM seperti dewan pengurus.
5. Kultur Organisasi Birokrasi, mempunyai struktur organisasi yang jelas dan
tegas
6. Penyusunan Anggaran Disusun bersama rakyat melalui perwakilan-
perwakilannya.
7. Stake holder Organisasi sektor publik dimiliki oleh masyarakat/rakyat
(instansi pemerintahan, organisasi nirlaba milik pemerintah). Dimiliki
lembaga-lembaga swasta (organisasi nirlaba milik swasta).
Sedangkan untuk ciri-ciri dari Organisasi Sektor Publik meliputi:
1. Dijalankan tidak untuk mencari keuntungan fnansial.

2. Dimiliki secara kolektif oleh publik

3. Kepemilikan atas sumber dayatidak digambarkan dalam bentuk saham yang


dapat diperjualbelikan.
4. Keputusan-keputusan yang terkait kebijakan maupun operasi didasarkan
pada konsensus.

E. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN SEKTOR PUBLIK DENGAN


ORGANISASI BISNIS/SWASTA

Karakteristik Sektor Publik Sektor Swasta


Penyediaan Layanan
Publik seperti, layanan
kesehatan, Untuk
Tujuan Organisasi pendidikan, Memperoleh
transportasi, Laba.
pengairan,
penerangan, dll.
Berasal dari
Dari modal
pemerintah yang
pribadi ataupun
Sumber Pembiayaan berasal dari pajak,
sekelompok
retribusi, pendapatan
orang.
daerah, dsb.
Kepada pemilik
Pertanggungjawaban Kepada Masyarakat.
modal.
Fleksibel, sesuai
Struktur organisasi kehendak
Struktur Organisasi
yang birokratis. manajemen dan
pemilik modal.
Karakteristik Anggaran tidak
Wajib dipublikasikan.
Anggaran dipublikasikan.
Tidak begitu
Proses Bernuansa Politis bernuansa
politis

F. PERAN AKUNTANSI DALAM ORGANISASI SEKTOR PUBLIK


Akuntansi merupakan bentuk akuntabilitas publik, transparansi, dan
prediktabilitas kinerja perusahaan. Sehingga penekanan besar ditujukan
pada organisasi publik yang menghendaki keterbukaan, transparasi,
perlakuan adil, ketidakberpihakan dan prediktabilitas. Adanya konsep NPM
dan value money dapat menjadi solusi dalam mengatasi masalah buruknya
pengeloaan organisasi sektor publik yang dahulu terkesan tidak efsien dan
akuntabel. Akuntabilitas publik merupakan pemberian informasi dan
pengungkapan atas aktivitas dan kinerja fnansial pemerintahan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan.
G. ENTITAS DALAM AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK
- Akuntansi Pemerintahan terbagi menjadi 2 yaitu:
1. Entitas Pelaporan Entitas Pelaporan adalah unit dalam struktur
pemerintahan (pusat dan daerah) yang terdiri atas satu atau lebih
entitas akuntansi yang menurut ketentuan perundang-undangan
wajib menyampaikan Laporan Keuangan.
2. Entitas Akuntansi Entitas Akuntansi unit Pemerintahan Pengguna
Anggaran yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan
menyusun laporan keuangan untuk digabungkan dengan Entitas
Keuangan. Entitas Akuntasi pada SAI adalah Sekjen, Dirjen, Badan,
Eselon 2, dan Eselon 3, yang dilaksanakan Unit Akuntansi Eselon I
(UEA I) dan Unit Akuntansi Wilayah (UAW).
H. PENERAPAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK DI INDONESIA
Perkembangan sektor publik yang semakin pesat ditandai dengan
adanya 3 paket undang-undang di bidang keungan negara:
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang
memuat kekuasaan pengelolaan keuangan negara, APBN/APBD, hubungan
keuangan antara pemerintah dan Bank Indonesia. Reformasi tersebut
mendorong lahirnya SAP (Standar Akuntansi Pemerintahan) PP No. 24
tahun 2005.
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung jawab Keuangan Negara.
4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dam Pemerintah Daerah.
6. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2003 tentang Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum.
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah.
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan
dan Kinerja Instansi Pemerintah.
9. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan. Standar akuntansi pemerintahan dinyatakan dalam bentuk
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) terdiri dari PSAP 01-
12.
Terdapat 4 prinsip dasar pengelolaan keuangan negara yang telah
dirumuskan dalam Undang-Undang bidang keuangan negara, yaitu:
1. Akuntabilitas (pertanggungjawaban dari pemegang manajemen
organisasi untuk memeberikan informasi tentang segala aktivitas dan
kegiatan organisasi kepada pihak pemilik organisasi) berdasar hasil atau
kinerja.
2. Keterbukaan dalam setiap transaksi pemerintah.
3. Pemberdayaan manajer profesional.
4. Adanya lembaga pemeriksa eksternal yang kuat, profesional, dan
mandiri serta dihindarinya duplikasi dalam pelaksanaan pemeriksaan

Anda mungkin juga menyukai