Mesir
Organisasi kementrian didirikan untuk mengadministrasikan
laporan untuk perdana menteri
Menteri membuat laporan bulanan terkait dengan hasil
pemungutan pajak.
Distrik menyimpan catatan kekayaan sebagai dasar
pemungutan pajak.
Babilonia
Praktik pencatatan telah dilakukan dalam berbagai
kegiatan untuk menghasilkan pendapatan dan produksi
Sejarah Organisasi Sektor Publik
Yunani
Pemerintah membagi secara adil sumber pendapatan
yang diterima oleh Phartenon
Telah mengembangkan berbagai metode pencatatan
barang yang berharga.
Praktik akuntansi digunakan untuk mendukung
mekanisme pajak
Pencatatan transaksi di Genoa transaksi keuangan
antar pemerintah yang berkuasa dan rakyat
Sejarah Organisasi Sektor Publik
Gereja
Administrasi keuangan gereja telah dilakukan dengan
rapi
Islam
Pencatatan kekayaan mendukung penghitungan zakat
pada zaman pemerintahan khalifah
Baitul mal sebagai bendahara / keuangan negara
telah memiliki pencatatan yang rapi.
Sejarah Organisasi Sektor Publik
Inggris abad 15
Pemerintah berusaha melakukan mengatur semua
pertahanan.
Pelaporan keuangan dirinci lebih rinci tenaga kerja,
metode produksi, tipe dan kualitas barang, harga
penjualan dan metode pemasaran
Sejarah Organisasi Sektor Publik
Abad 19-20
Mulai menyamakan akuntansi sektor publik sebagai proses
pencatatan pajak yang dipungut oleh pemerintah.
Pejabat publik sebagai penanggungjawab pengumpulan
pajak dan pembelanjaannya.
Dimulainya praktik audit atas dana pemerintah
Namun pejabat pemerintah yang mengaudit juga memiliki
tanggung jawab administrasi lain.
Perkembangan Profesi Akuntan Sektor
Publik
Perkembangan Profesi Akuntan Sektor Publik di Inggris:
1880 - Institute of Chartered Accountants - di Inggris dan Wales.
1885 - The Corporate Treasurers and Accounting Institute.
Kemudian muncul Orgaisasi Chartered Institute of Publik Finance and
Accounting yang melakukan sertifikasi para pekerja di sektor publik.
Akhir abad ke 19, Akuntansi di pemerintah daerah atau kota praja dan
perusahaannya disebut akuntansi sektor publik.
2. redistribusi pendapatan,
4. penyediaan barang dan jasa publik yang tidak bisa disediakan oleh
sektor swasta, dengan maksud untuk meningkatkan kesejahteraan dan
palayanan umum kepada masyarakat (publik).
5. Pengertian Organisasi Sektor Publik adalah suatu entitas yang memiliki
aktivitas berhubungan dengan usaha untuk menghasilkan barang dan
layanan publik dalam rangka memenuhi kebutuhan dan hak publik
(Mardiasmo, 2002).
Ruang lingkup Organisasi SP
Adapun domain organisasi sektor publik di wilayah Republik Indonesia
secara struktural meliputi (Rosjidi 2001):
1. Lembaga-lembaga Negara
3. Pemerintah Daerah
4. Unit Swadana
Pemerintahan
(Governmental)
Lembaga
Lembaga dana pendidikan
(foundation) (educational)
Kesehatan dan
Lembaga amal kesejahteraan
(charitable) (hospital and
welfare)
Keagamaan
(religious)
Hubungan Akuntansi privat dengan
Akuntansi sektor publik
Akuntansi sesuai domainnya
menjadi disiplin ilmu yang
memfasilitasi bagi organisasi
dalam upaya penataan terhadap
pengelolaan sumberdaya yang
dimiliki suatu entitas organisasi
tersebut berikut proses pelaporan
sebagai wujud
pertanggungjawabannya
SISTEM PENGUKURAN KINERJA
Setelah suatu sistem pengelolaan keuangan terbentuk, perlu disiapkan suatu alat untuk mengukur kinerja
dan mengendalikan pemerintahan agar tidak terjadi KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme), tidak adanya
kepastian hukum dan stabilitas politik, dan ketidakjelasan arah dan kebijakan pembangunan (Mardiasmo,
2002a).
Pengukuran kinerja memiliki kaitan erat dengan akuntabilitas, seperti halnya akuntabilitas memiliki kaitan
erat dengan NPM. Untuk memantapkan mekanisme akuntabilitas, diperlukan manajemen kinerja yang
didalamnya terdapat indikator kinerja dan target kinerja, pelaporan kinerja, dan mekanismereward and
punishment (Ormond and Loffler, 2002). Indikator pengukuran kinerja yang baik mempunyai
karakteristik relevant, unambiguous, cost-effective, dan simple (Accounts Commission for Scotland, 1998)
serta berfungsi sebagai sinyal atau alarm yang menunjukkan bahwa terdapat masalah yang memerlukan
tindakan manajemen dan investigasi lebih lanjut (Jackson, 1995).
Tuntutan baru muncul agar organisasi sektor publik memperhatikan value for money yang
mempertimbangkan input, output, dan outcome secara bersama-sama. Dalam pengukuran kinerja value for
money, efisiensi dapat dibagi menjadi dua, yaitu: efisiensi alokasi (efisiensi 1), dan efisiensi teknis atau
manajerial (efisiensi 2). Efisiensi alokasi terkait dengan kemampuan mendayagunakan sumber
daya input pada tingkat kapasitas optimal. Efisiensi teknis terkait dengan kemampuan mendayagunakan
sumber daya input pada tingkat output tertentu (dapat dilihat pada Gambar 1).
Pengukuran Kinerja Sektor Publik
Public Scorecard
Sistem manajemen strategik berbasis BSC yang mengakomodasi konsep-konsep di
atas seperti value for money, NPM, dan best value meliputi sistem pengukuran
kinerja. Scorecard sektor publik berbeda dengan scorecard sektor swasta, karena
sektor publik lebih berfokus pada pelayanan masyarakat bukan pada profit, tidak
mempunyai shareholders, lebih berfokus pada kondisi regional dan nasional, lebih
dipengaruhi oleh keadaan politik, dan mempunyaistakeholders yang lebih beragam
dibandingkan dengan sektor swasta.
Scorecard merefleksikan ukuran kinerja komprehensif yang mencerminkan
lingkungan kompetitif dan strategi yang digunakan. Scorecard berfokus pada
strategi yang diterapkan bukan pada pengendalian penerapan scorecard(Hoque,
2002), meskipun pengawasan terhadap scorecard perlu dilakukan mengingat fokus
strategi terus berubah seiring dengan perubahan kondisi sosial ekonomi
masyarakat (Accounts Commission for Scotland, 1998).
Pengukuran kinerja dilakukan dengan mempertimbangkan empat perspektif
BSCyaitu perspektif financial, customer, internal business dan learning and
growth (Kaplan and Norton, 1992 dalam Quinlivan, 2000) secara proporsional.
Dengan demikian, pemerintah seharusnya tidak hanya diukur dengan kinerja
keuangan, tetapi juga kinerjanya dalam memenuhi kebutuhan masyarakat secara
ekonomis, efisien, dan tepat sasaran.
E. PERBEDAAN ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
DENGAN SEKTOR SWASTA
SEKTOR PUBLIK
1. Faktor Tujuan
Organisasi
Nir laba (non profit oriented)
Contoh;
Puskemas
Tujuan didirikaanya;
1. Pelayanan bidang
kesehatan
Lanjutan
PT Pertamina, Tujuan didirikannya adalah;
1. Mengusahakan keuntungan berdasarkan prinsip
pengelolaan Perseroan secara efektif dan efisien.
2. Memberikan kontribusi dalam meningkatkan
kegiatan ekonomi untuk kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat.
lanjutan
E. PERBEDAAN ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
DENGAN SEKTOR SWASTA
Pembedaan tersebut diatas lebih ditekankan pada aspek public goods and services.
F. PERSAMAAN KARAKTERISTIK ORGANISASI
SEKTOR PUBLIK DENGAN ORGANISASI SWASTA
Analisa PEndapatan
PILIHAN PUBLIK
Institusi Publik SISI BELANJA
Keseimbangan Publik Pendidikan
Kesehatan
Pemilihan Umum Soasial
Pertahanan dsb
Karakteristik Kebijakan publik
1. Untuk mencapai efisiensi pasar - kondisi dimana produksi barang sama
dengan keinginan pasar - mensyaratkan adanya informasi yang lengkap
menenai pasar baik bagi produsen maupun konsumen dan peraturan
pemerintah diperlukan untuk menjamin persyaratan kelengkapan informasi
itu.
2. Peraturan pemerintah diperlukan untuk mengoreksi penyimpangan yang
terjadi bila terdapat kondisi persaingan yang tidak efisien.
3. Pertukaran barang dan jasa tertentu dalam mekanisme pasar perlu ada
proteksi dari pemerintah untuk melindungi pelaku pasar.
4. Timbulnya masalah eksternalitas (akan dibahas lebih lanjut pada bab
mendatang) perlu dipecahkan oleh pemerintah, melalui anggaran, subsidi
dan pajak.
5. Perlunya peran sosial yang dilakukan oleh pemerintah dalam distribusi
pendapatan dan kesejahteraan dalam mekanisme pasar.
6. Kebijakan publik diperlukan untuk menjamin kesempatan kerja, stabilitas
harga dan tingkat pertumbuhan ekonomi.
Kriteria yang Digunakan untuk
Mengevaluasi Kebijakan Publik
1. Equity & Fairness (Keadilan dan kewajaran)
Suatu kebijakan publik dapat diuji dengan berbagai
pertanyaan: Apa yang dimaksud dengan kewajaran
dalam persepsi sosial dan seberapa fair suatu
kebijakan publik terhadap isu hak kepemilikan?
Sebagai contoh, apakah wajar menutup perusahaan
yang menyebabkan polusi udara dibandingkan dengan
kesempatan kerja yang disediakan oleh usaha
tersebut? Apakah wajar menutup bisnis penebangan
hutan untuk menyelamatkan habitat burung hantu?
Atau, apakah wajar bagi keluarga tanpa anak harus
membayar pajak pendidikan?
Lanjutan
2. Economic Efficiency (Efisiensi Ekonomi)
Kebijakan publik dapat dianalisis dari sudut Pareto Efficiency yaitu
alokasi sumber daya dari kondisi yang tidak mungkin melalui
perubahan alokasi sehingga mencapai kondisi dimana seseorang
atau beberapa orang mengalami kepuasan lebih baik tanpa
menyebabkan pihak lain terbebani.
3. Paternalism (Sistem Paternal)
Kebijakan publik dapat dievaluasi dari asumsi bahwa pemerintah
adalah pihak yang paling mengetahui permasalahan penduduk
suatu negara dan pemerintah bebas menentukan kebijakan apa
saja. Sebagai contoh, orang tidak akan menabung dalam jumlah
yang cukup untuk pensiun sehingga pemerintah harus
mengalokasikan penerimaan pajak agar penduduk usia lanjut
dapat memperoleh manfaat.
Lanjutan
4. Freedom of choice (Kebebasan Individu)
Dalam asas demokrasi, kebebasan individu dalam perekonomian
memungkinkan pertukaran sukarela atau mempromosikan proses
pengambilan keputusan sukarela yang didasarkan atas
pertimbangan dagang yang bebas biaya transfer antar pihak yang
bertransaksi. Sehingga salah satu indikator keberhasilan kebijakan
publik adalah apakah kebijakan pemerintah dapat mendorong
kebebasan individu dalam bertransaksi ekonomi.
5. Stabilization (Stabilisasi)
Kebijakan publik dapat dianalisis dengan menilai apakah kebijakan
yang diambil pemerintah mampu meningkatkan pengeluaran
agregat? Atau apakah ekonomi sektor swasta - yang dapat
memberi pekerjaan pada setiap orang - perlu diintervensi
pemerintah?
Lanjutan
6. Trade Off
Secara umum, ekonom menekankan efisiensi dan keadilan sebagai
kriteria melakukan evaluasi atas kebijakan publik. Akan tetapi,
mungkin ada konflik yang substansial antara beberapa kriteria
tersebut.
Contoh, kebijakan upah minimum mungkin mendorong keadilan,
tetapi hal ini mungkin tidak efisien. Kemudian, welfare economics
telah dipertim angkan sebagai cara pemberian insentif untuk
mengoreksi kebijakan berdasar keadilan sosial.
Suatu kebijakan publik dapat dievaluasi dengan pertanyaan
apakah pilihan kebijakan tidak akan mengorbankan tujuan lainnya
atau apakah manfaat agregat dapat melampaui beban agregat.
Contoh
Struktur Organisasi di Lingkungan
Pemerintah Daerah
1. Perangkat Daerah
2. Dinas
3. Badan
4. Kantor
5. Rumah Sakit
Perangkat Daerah Provinsi
GUBERNUR
DPRD PROV
PERANGKAT DAERAH
SETDA
Ps. 120 (1)
(unsur staf)
PERANGKAT DAERAH
SETDA
Ps. 120 (2)
(unsur staf)
KELURAHAN
Ps. 120 (2) 15
SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI
17
SEKRETARIAT DEWAN PROVINSI.
SEKRETARIAT
DEWAN Eselon II.a.
PROVINSI
18
SETWAN KAB /KOTA.
SEKRETARIAT
Eselon II.b.
DEWAN
KAB / KOTA
19
SUSUNAN ORGANISASI
DINAS PROVINSI.
UPTD Es III.a.
SEKSI = 3
Es IV.a. 20
DINAS KAB/KOTA.
Es II.b.
DINAS
SEKRETARIAT Es III.a.
UPTD Es IV.a.
SEKSI = 3
Es IV.a.
21
BADAN PROVINSI.
Es IV.a.
22
BADAN KAB / KOTA.
Es II.b.
BADAN .
SEKRETARIAT Es III.a.
UPTD Es IV.a.
SUBID= 2
Es IV.a.
23
INSPEKTORAT PROVINSI.
INSPEKTORAT Es II.a.
PROVINSI
SEKRETARIAT Es III.a.
24
INSPEKTORAT KAB / KOTA.
INSPEKTORAT Es II.b.
KAB / KOTA
SEKRETARIAT Es III.a.
25
KANTOR
Es III.a.
KANTOR
SUBBAG TU Es IV.a.
26
RSU Kls. A ROVINSI.
RUSD Es II.a.
Kls A
SEKSI = 2 /
Subbag = 3 Es IV.a. JAFUNG Es IV.a.
27
RSU Kls. A KAB/KOTA
RUSD Es II.a.
Kls A
SEKSI = 2 /
Subbag = 3 Es IV.a. JAFUNG Es IV.a.
28
RSU Kls B PROVINSI.
RSUD Es II.b.
Kls B
SEKSI = 2 / Es IV.a.
Subbag = 3 Es IV.a. JAFUNG
29
RSU Kls B KAB/KOTA.
RSUD Es II.b.
Kls B
SEKSI = 2 / Es IV.a.
Subbag = 3 Es IV.a. JAFUNG
30
RSU Kls C PROVINSI.
RUSD Es III.a.
Kls C
SEKSI = 2 /
Subbag = 3 Es IV.a. JAFUNG Es IV.a.
31
RSU Kls C KAB/KOTA.
RUSD Es III.a.
Kls C
SEKSI = 2 /
Subbag = 3 Es IV.a. JAFUNG Es IV.a.
32
RSU Kls D KAB/KOTA
RSUD
Es III.b.
Kls D
33
RS Khusus Kls A PROVINSI.
RSKD
Kls A Es II.b.
34
RS Khusus Kls A KAB/KOTA.
RSKD
Kls A Es II.b.
35
RS Khusus Kls B PROVINSI.
RSKD Es III.a.
Kls B
36
RS Khusus Kls B KAB/KOTA.
RSKD Es III.a.
Kls B
37
KECAMATAN.
KECAMATAN .. Es III.a.
SEKCAM Es III.b.
Es IV.a.
38
KELURAHAN.
KELURAHAN .. Es IV.a.
SEKKEL Es IV.b.
39
Perangkat Daerah yg berbentuk Dinas dan/atau Badan
yg melaksanakan beberapa bidang urusan pemerintahan,
jumlah bidang dpt terdiri dari paling banyak 7 (tujuh)
Bidang.
40
STAF AHLI
41
PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN
42
KETENTUAN LAIN-LAIN
43
Tugas I
Buatlah perbandingan unit organisasi sektor publik
dengan sektor swasta dengan ketentuan;
Minimal dua kategori:
Misal yang bergerak dibidang kesehatan dan pendidikan
Masing-masing bidang gerak organisasi minimal 3
contoh organisasi baik sektor publik maupun swastanya
Sebutkan tujuan dari masing-masing organisasi tersebut
Tugas perorangan
Tidak boleh sama anatar satu orang dengan orang lain
Boleh diketik atau tulis tangan
TERIMA KASIH