Anda di halaman 1dari 68

Pengantar Akuntansi Sektor Publik

Abdul Rohman SE, Msi


Sejarah Singkat ASP
Sejarah organisasi sektor publik sebenarnya sudah ada
sejak ribuan tahun yang lalu. Dalam bukunya, Vernon Kam
(1989) menjelaskan bahwa praktik akuntansi sektor publik
sebenarnya telah ada sejak ribuan tahun sebelum masehi.
Kemunculannya lebih dipengaruhi pada interaksi yang
terjadi pada masyarakat dan kekuatan sosial didalam
masyarakat.
Kekuatan sosial masyarakat, yang umumnya berbentuk
pemerintahan organisasi sektor publik ini, dapat
diklasifikasikan dalam:
Semangat kapitalisasi (Capitalistic Spirit).
Peristiwa politik dan ekonomi (Economic and Politic Event).
Inovasi teknologi (Technology Inovation).
Sejarah Organisasi Sektor Publik

Mesir
Organisasi kementrian didirikan untuk mengadministrasikan
laporan untuk perdana menteri
Menteri membuat laporan bulanan terkait dengan hasil
pemungutan pajak.
Distrik menyimpan catatan kekayaan sebagai dasar
pemungutan pajak.
Babilonia
Praktik pencatatan telah dilakukan dalam berbagai
kegiatan untuk menghasilkan pendapatan dan produksi
Sejarah Organisasi Sektor Publik

Yunani
Pemerintah membagi secara adil sumber pendapatan
yang diterima oleh Phartenon
Telah mengembangkan berbagai metode pencatatan
barang yang berharga.
Praktik akuntansi digunakan untuk mendukung
mekanisme pajak
Pencatatan transaksi di Genoa transaksi keuangan
antar pemerintah yang berkuasa dan rakyat
Sejarah Organisasi Sektor Publik

Gereja
Administrasi keuangan gereja telah dilakukan dengan
rapi
Islam
Pencatatan kekayaan mendukung penghitungan zakat
pada zaman pemerintahan khalifah
Baitul mal sebagai bendahara / keuangan negara
telah memiliki pencatatan yang rapi.
Sejarah Organisasi Sektor Publik

Inggris abad 15
Pemerintah berusaha melakukan mengatur semua
pertahanan.
Pelaporan keuangan dirinci lebih rinci tenaga kerja,
metode produksi, tipe dan kualitas barang, harga
penjualan dan metode pemasaran
Sejarah Organisasi Sektor Publik

Abad 18 Perubahan mendasar


Inisiatif individu lebih dihargai dan diberi peluang
seluas-luasnya
Revoluasi industri
Pengembangan akuntansi keuangan dan manajemen di
perusahaan lebih dipicu oleh perkembangan praktik
akuntansi sektor publik.
Sejarah Organisasi Sektor Publik

Abad 19-20
Mulai menyamakan akuntansi sektor publik sebagai proses
pencatatan pajak yang dipungut oleh pemerintah.
Pejabat publik sebagai penanggungjawab pengumpulan
pajak dan pembelanjaannya.
Dimulainya praktik audit atas dana pemerintah
Namun pejabat pemerintah yang mengaudit juga memiliki
tanggung jawab administrasi lain.
Perkembangan Profesi Akuntan Sektor
Publik
Perkembangan Profesi Akuntan Sektor Publik di Inggris:
1880 - Institute of Chartered Accountants - di Inggris dan Wales.
1885 - The Corporate Treasurers and Accounting Institute.
Kemudian muncul Orgaisasi Chartered Institute of Publik Finance and
Accounting yang melakukan sertifikasi para pekerja di sektor publik.

Akhir abad ke 19, Akuntansi di pemerintah daerah atau kota praja dan
perusahaannya disebut akuntansi sektor publik.

Perkembangan Profesi Akuntan Sektor Publik di Indonesia:


Berdirinya Ikatan Akuntan Indonesia yang mulai memunculkan
Kompartemen Akuntan Sektor Publik. Kompartemen ini mewadahi para
pekerja bidang akuntansi dan akuntan yang bekerja di organisasi sektor
publik.
Pengertian Organisasi Sektor Publik
1. Definisi yang dsampaikan Rowan Jones dan Maurice Pendlebury, dalam
bukunya Public Sector Accounting mengatakan Sektor publik sebagai; The
govenrment provides mesures of the accumulated public sector debt and of
the public borrowing requirement for the year.
2. Definisi dari International Federation of Accountants dalam Pronouncement
tahun 2005 yang dinyatakan dalam IPSAS:
the term public sector refers to national governments, regional (e.g., state,
provincial, territorial) governments, local (e.g., city, town) governments and
related governmental entities (e.g., agencies, boards, commissions and
enterprises).
3. Definisi dari Indra bastian:
Sektor publik dalam artian luas dimaknai sebagai bidang yang
membicarkan metode manajemen negara.
Sektor publik dalam artian sempit dimaknai sebagai pembahasan pajak
dan kebijakan perpajakan.
lanjutan
4. Rosjidi tahun 2001:
birokrasi dan kesatuan ekonomi yang ditangani oleh pemerintah sesuai
dengan kewenangannya dalam rangka memerankan fungsi untuk:
1. alokasi sumber-sumber ekonomi yang langka,

2. redistribusi pendapatan,

3. pengendalian stabilitas ekonomi, serta

4. penyediaan barang dan jasa publik yang tidak bisa disediakan oleh
sektor swasta, dengan maksud untuk meningkatkan kesejahteraan dan
palayanan umum kepada masyarakat (publik).
5. Pengertian Organisasi Sektor Publik adalah suatu entitas yang memiliki
aktivitas berhubungan dengan usaha untuk menghasilkan barang dan
layanan publik dalam rangka memenuhi kebutuhan dan hak publik
(Mardiasmo, 2002).
Ruang lingkup Organisasi SP
Adapun domain organisasi sektor publik di wilayah Republik Indonesia
secara struktural meliputi (Rosjidi 2001):
1. Lembaga-lembaga Negara

2. Pemerintah Pusat dan Instansi Vertikal Pemerintah Pusat di Daerah

3. Pemerintah Daerah

4. Unit Swadana

5. Aparatur Perekonomian Negara dan Daerah

Domain atau ruang lingkup yang dimaksud adalah (Mardiasmo, 2002):


1. Badan-badan pemerintahan (pemerintah pusat, daerah, dan unit kerja
pemerintah).
2. Perusahaan milik negara (BUMN, BUMD, BHMN), yayasan, organisasi
politik dan organisasi masa, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),
Universitas, dan organisasi nirlaba lainya.
Bentuk-bentuk organisasi Sektor Publik:

Pemerintahan
(Governmental)

Lembaga
Lembaga dana pendidikan
(foundation) (educational)

Kesehatan dan
Lembaga amal kesejahteraan
(charitable) (hospital and
welfare)
Keagamaan
(religious)
Hubungan Akuntansi privat dengan
Akuntansi sektor publik
Akuntansi sesuai domainnya
menjadi disiplin ilmu yang
memfasilitasi bagi organisasi
dalam upaya penataan terhadap
pengelolaan sumberdaya yang
dimiliki suatu entitas organisasi
tersebut berikut proses pelaporan
sebagai wujud
pertanggungjawabannya
SISTEM PENGUKURAN KINERJA
Setelah suatu sistem pengelolaan keuangan terbentuk, perlu disiapkan suatu alat untuk mengukur kinerja
dan mengendalikan pemerintahan agar tidak terjadi KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme), tidak adanya
kepastian hukum dan stabilitas politik, dan ketidakjelasan arah dan kebijakan pembangunan (Mardiasmo,
2002a).
Pengukuran kinerja memiliki kaitan erat dengan akuntabilitas, seperti halnya akuntabilitas memiliki kaitan
erat dengan NPM. Untuk memantapkan mekanisme akuntabilitas, diperlukan manajemen kinerja yang
didalamnya terdapat indikator kinerja dan target kinerja, pelaporan kinerja, dan mekanismereward and
punishment (Ormond and Loffler, 2002). Indikator pengukuran kinerja yang baik mempunyai
karakteristik relevant, unambiguous, cost-effective, dan simple (Accounts Commission for Scotland, 1998)
serta berfungsi sebagai sinyal atau alarm yang menunjukkan bahwa terdapat masalah yang memerlukan
tindakan manajemen dan investigasi lebih lanjut (Jackson, 1995).
Tuntutan baru muncul agar organisasi sektor publik memperhatikan value for money yang
mempertimbangkan input, output, dan outcome secara bersama-sama. Dalam pengukuran kinerja value for
money, efisiensi dapat dibagi menjadi dua, yaitu: efisiensi alokasi (efisiensi 1), dan efisiensi teknis atau
manajerial (efisiensi 2). Efisiensi alokasi terkait dengan kemampuan mendayagunakan sumber
daya input pada tingkat kapasitas optimal. Efisiensi teknis terkait dengan kemampuan mendayagunakan
sumber daya input pada tingkat output tertentu (dapat dilihat pada Gambar 1).
Pengukuran Kinerja Sektor Publik
Public Scorecard
Sistem manajemen strategik berbasis BSC yang mengakomodasi konsep-konsep di
atas seperti value for money, NPM, dan best value meliputi sistem pengukuran
kinerja. Scorecard sektor publik berbeda dengan scorecard sektor swasta, karena
sektor publik lebih berfokus pada pelayanan masyarakat bukan pada profit, tidak
mempunyai shareholders, lebih berfokus pada kondisi regional dan nasional, lebih
dipengaruhi oleh keadaan politik, dan mempunyaistakeholders yang lebih beragam
dibandingkan dengan sektor swasta.
Scorecard merefleksikan ukuran kinerja komprehensif yang mencerminkan
lingkungan kompetitif dan strategi yang digunakan. Scorecard berfokus pada
strategi yang diterapkan bukan pada pengendalian penerapan scorecard(Hoque,
2002), meskipun pengawasan terhadap scorecard perlu dilakukan mengingat fokus
strategi terus berubah seiring dengan perubahan kondisi sosial ekonomi
masyarakat (Accounts Commission for Scotland, 1998).
Pengukuran kinerja dilakukan dengan mempertimbangkan empat perspektif
BSCyaitu perspektif financial, customer, internal business dan learning and
growth (Kaplan and Norton, 1992 dalam Quinlivan, 2000) secara proporsional.
Dengan demikian, pemerintah seharusnya tidak hanya diukur dengan kinerja
keuangan, tetapi juga kinerjanya dalam memenuhi kebutuhan masyarakat secara
ekonomis, efisien, dan tepat sasaran.
E. PERBEDAAN ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
DENGAN SEKTOR SWASTA

SEKTOR PUBLIK
1. Faktor Tujuan
Organisasi
Nir laba (non profit oriented)

Contoh;
Puskemas
Tujuan didirikaanya;
1. Pelayanan bidang
kesehatan
Lanjutan
PT Pertamina, Tujuan didirikannya adalah;
1. Mengusahakan keuntungan berdasarkan prinsip
pengelolaan Perseroan secara efektif dan efisien.
2. Memberikan kontribusi dalam meningkatkan
kegiatan ekonomi untuk kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat.
lanjutan
E. PERBEDAAN ORGANISASI SEKTOR PUBLIK
DENGAN SEKTOR SWASTA

SEKTOR PUBLIK SEKTOR SWASTA


2. Faktor Sumber 2. Faktor Sumber
Pembiayaan Organisasi Pembiayaan Organisasi
Pajak, Internal:
retribusi, LYD,
laba BUMN/BUMD, modal,
utang, penjualan aktiva.
obligasi pemerintah, Eksternal:
charging for services, Hutang
privatisasi
Lanjutan perbedaan
Publik
3. Faktor Pola
Pertanggungjawaban
Organisasi:
Pemerintah Pusat
Forum Rapat Paripurna DPR
RI
Laporan
Pertanggungjawaban
Kepala Negara
Pemerintah Daerah
Forum Rapat
paripurna DPRD
Laporan
pertanggungjawban
Lanjutan perbedaan
Publik
4. Faktor Struktur organisasi
Organisasi:
Birokratis,
kaku,
Hirarkis
Sesuai dengan regulasi yang
mengatur
Tidak dapat diubahsesuai
keinginan manajemen
Lanjutan perbedaan
5. Karakteristik anggaran dan 5. Karakteristik anggaran dan
stakeholder Organisasi stakeholder Organisasi
Terbuka untuk publik Tertutup untuk publik

6. Faktor Sistem akuntansi 6. Faktor Sistem akuntansi


Kas atau modifikasian Akrual
Akrual 2015
Lanjutan perbedaan
7. Regulasi terkait 7. Regulasi terkait
dengan produk: dengan produk:
Tergantung Regulasi Tergantung pasar

8. Faktor Pengendalian 8. Faktor Pengendalian


dan penilaian dan penilaian
terhadap Kinerja : terhadap Kinerja :
Realisasi Anggaran ROI, Net Incomes Sales
Lanjutan perbedaan
Disamping perbedaan diatas masih ada perbedaan
seperti yang ditulis oleh Norman Flyn dalam bukunya
The Public sector Management yang menyebutkan:
1. Public goods and services sebagai eksternalitas atau sebagai
benefit.
2. Bagaimana layanan yang dihasilkan tersebut didanai?
3. Siapa yang memiliki fasilitas layanan dan dikelola oleh
siapa?
4. Apakah public goods and services dinikmati oleh orang yang
membayar saja atau oleh setiap orang?

Pembedaan tersebut diatas lebih ditekankan pada aspek public goods and services.
F. PERSAMAAN KARAKTERISTIK ORGANISASI
SEKTOR PUBLIK DENGAN ORGANISASI SWASTA

Kedua sektor tersebut, yaitu sektor publik dan sektor swasta


merupakan bagian utuh atau satu kesatuan dari sistem
ekonomi makro di suatu negara dan keduanya
menggunakan sumber daya yang kurang lebih juga relatif
yang sama untuk mencapai tujuan organisasi masing-masing.
Keduanya menghadapi masalah yang kurang lebih juga
sama, yaitu masalah kelangkaan terhadap keberadaan
atau ketersediaan sumber daya (scarcity of resources),
sehingga baik sektor publik maupun sektor swasta dituntut
untuk menggunakan sumber daya organisasi secara
ekonomis, efektif dan efisien (value for money).
Keduanya sama-sama menerapkan saintifik manajemen
dalam proses pengelolaan sumberdaya yang dimiliki.
Lanjutan persamaan
3. Proses pengendalian manajemen, termasuk manajemen
saintifik keuangan, pada dasarnya sama di kedua sektor.
Kedua sektor sama-sama membutuhkan informasi yang
handal dan relevan untuk melaksanakan fungsi manajemen,
yaitu: Perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian.
4. Pada beberapa hal, kedua sektor menghasilkan produk
yang sama, misalnya: baik pemerintah maupun swasta
sama-sama bergerak di bidang transportasi massa,
pendidikan, kesehatan, penyediaan energi, telekomunikasi
dan sebagainya.
5. Kedua sektor terikat pada peraturan perundangan dan
ketentuan hukum lain yang disyaratkan pada masing-masing
organisasi.
Keuangan Publik
Keuangan publik adalah bagian ilmu ekonomi yang mempelajari aktivitas finansial
pemerintah. Yang termasuk pemerintah disini adalah seluruh unit pemerintah dan
institusi atau organisasi pemegang otoritas publik lainnya yang dikendalikan dan
didanai oleh pemerintah.
Keuangan publik menjelaskan belanja publik dan teknik-teknik yang digunakan
oleh pemerintah untuk membiayai belanja tersebut.
Keuangan publik juga menganalisis pengeluaran publik untuk membantu kita dalam
memahami mengapa jasa tertentu harus disediakan oleh negara dan mengapa
pemerintah menggantungkannya pada jenis-jenis pajak tertentu.
Dalam keuangan publik, sebagai contoh, uraian-uraian mengapa pertahanan
nasional harus dikelola oleh negara sedangkan makanan diserahkan kepada
swasta dan mengapa suatu negara menggunakan komposisi berbagai jenis pajak -
bukan pada pajak tunggal - merupakan hal-hal yang dibahas didalamnya.
Ruang Lingkup Keuangan Publik
Ruang lingkup Keuangan Publik dapat digambarkan
dalam bagan berikut ini.
INTERVENSI Pendapatan :
PEMERNTAH Pajak
Eksternalitias barang Non Pajak
dan jasa publik Hutang
Infor Tidak Lengkap
Ketiadaan pasar
Stabilitas Ekonomi Pemerntah

Analisa PEndapatan
PILIHAN PUBLIK
Institusi Publik SISI BELANJA
Keseimbangan Publik Pendidikan
Kesehatan
Pemilihan Umum Soasial
Pertahanan dsb
Karakteristik Kebijakan publik
1. Untuk mencapai efisiensi pasar - kondisi dimana produksi barang sama
dengan keinginan pasar - mensyaratkan adanya informasi yang lengkap
menenai pasar baik bagi produsen maupun konsumen dan peraturan
pemerintah diperlukan untuk menjamin persyaratan kelengkapan informasi
itu.
2. Peraturan pemerintah diperlukan untuk mengoreksi penyimpangan yang
terjadi bila terdapat kondisi persaingan yang tidak efisien.
3. Pertukaran barang dan jasa tertentu dalam mekanisme pasar perlu ada
proteksi dari pemerintah untuk melindungi pelaku pasar.
4. Timbulnya masalah eksternalitas (akan dibahas lebih lanjut pada bab
mendatang) perlu dipecahkan oleh pemerintah, melalui anggaran, subsidi
dan pajak.
5. Perlunya peran sosial yang dilakukan oleh pemerintah dalam distribusi
pendapatan dan kesejahteraan dalam mekanisme pasar.
6. Kebijakan publik diperlukan untuk menjamin kesempatan kerja, stabilitas
harga dan tingkat pertumbuhan ekonomi.
Kriteria yang Digunakan untuk
Mengevaluasi Kebijakan Publik
1. Equity & Fairness (Keadilan dan kewajaran)
Suatu kebijakan publik dapat diuji dengan berbagai
pertanyaan: Apa yang dimaksud dengan kewajaran
dalam persepsi sosial dan seberapa fair suatu
kebijakan publik terhadap isu hak kepemilikan?
Sebagai contoh, apakah wajar menutup perusahaan
yang menyebabkan polusi udara dibandingkan dengan
kesempatan kerja yang disediakan oleh usaha
tersebut? Apakah wajar menutup bisnis penebangan
hutan untuk menyelamatkan habitat burung hantu?
Atau, apakah wajar bagi keluarga tanpa anak harus
membayar pajak pendidikan?
Lanjutan
2. Economic Efficiency (Efisiensi Ekonomi)
Kebijakan publik dapat dianalisis dari sudut Pareto Efficiency yaitu
alokasi sumber daya dari kondisi yang tidak mungkin melalui
perubahan alokasi sehingga mencapai kondisi dimana seseorang
atau beberapa orang mengalami kepuasan lebih baik tanpa
menyebabkan pihak lain terbebani.
3. Paternalism (Sistem Paternal)
Kebijakan publik dapat dievaluasi dari asumsi bahwa pemerintah
adalah pihak yang paling mengetahui permasalahan penduduk
suatu negara dan pemerintah bebas menentukan kebijakan apa
saja. Sebagai contoh, orang tidak akan menabung dalam jumlah
yang cukup untuk pensiun sehingga pemerintah harus
mengalokasikan penerimaan pajak agar penduduk usia lanjut
dapat memperoleh manfaat.
Lanjutan
4. Freedom of choice (Kebebasan Individu)
Dalam asas demokrasi, kebebasan individu dalam perekonomian
memungkinkan pertukaran sukarela atau mempromosikan proses
pengambilan keputusan sukarela yang didasarkan atas
pertimbangan dagang yang bebas biaya transfer antar pihak yang
bertransaksi. Sehingga salah satu indikator keberhasilan kebijakan
publik adalah apakah kebijakan pemerintah dapat mendorong
kebebasan individu dalam bertransaksi ekonomi.
5. Stabilization (Stabilisasi)
Kebijakan publik dapat dianalisis dengan menilai apakah kebijakan
yang diambil pemerintah mampu meningkatkan pengeluaran
agregat? Atau apakah ekonomi sektor swasta - yang dapat
memberi pekerjaan pada setiap orang - perlu diintervensi
pemerintah?
Lanjutan
6. Trade Off
Secara umum, ekonom menekankan efisiensi dan keadilan sebagai
kriteria melakukan evaluasi atas kebijakan publik. Akan tetapi,
mungkin ada konflik yang substansial antara beberapa kriteria
tersebut.
Contoh, kebijakan upah minimum mungkin mendorong keadilan,
tetapi hal ini mungkin tidak efisien. Kemudian, welfare economics
telah dipertim angkan sebagai cara pemberian insentif untuk
mengoreksi kebijakan berdasar keadilan sosial.
Suatu kebijakan publik dapat dievaluasi dengan pertanyaan
apakah pilihan kebijakan tidak akan mengorbankan tujuan lainnya
atau apakah manfaat agregat dapat melampaui beban agregat.
Contoh
Struktur Organisasi di Lingkungan
Pemerintah Daerah
1. Perangkat Daerah
2. Dinas
3. Badan
4. Kantor
5. Rumah Sakit
Perangkat Daerah Provinsi

GUBERNUR
DPRD PROV

PERANGKAT DAERAH

SETDA
Ps. 120 (1)
(unsur staf)

DINAS DRH LTD SET DPRD


(unsur pelaksana) (unsur penunjang) (unsur pelayanan)

Ps. 120 (1) Ps. 120 (1) Ps. 120 (1) 14


Perangkat Daerah Kab/Kota
BUP/WALKOT
DPRD KAB/KOTA

PERANGKAT DAERAH
SETDA
Ps. 120 (2)
(unsur staf)

LTD SET DPRD


DINDA (unsur pelayanan)
(unsur penunjang)
(unsur pelaksana)

Ps. 120 (2) Ps. 120 (2)


Ps. 120 (2) KECAMATAN
Ps. 120 (2)

KELURAHAN
Ps. 120 (2) 15
SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI

SETDA Eselon I.b.


PROVINSI

ASISTEN ASISTEN ASISTEN ASISTEN Es. II.a.

BIRO = 3 Es. II.b.

BAGIAN = 4 Es. III.a.

SUBBAG = 3 Es. IV.a.


Cat : klasifikasi minimal & sedang = 3 Ass. 16
SETDA KAB / KOTA

SETDA Eselon II.a.


Kab / Kota

ASISTEN ASISTEN ASISTEN ASISTEN Eselon II.b.

BAGIAN = 4 Eselon III.a.

SUBBAG = 3 Eselon IV.a.

Cat : klasifikasi minimal & sedang = 3 Ass.

17
SEKRETARIAT DEWAN PROVINSI.

SEKRETARIAT
DEWAN Eselon II.a.
PROVINSI

BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN Eselon III.a.

SUBBAG = 3 Eselon VI.a.

18
SETWAN KAB /KOTA.

SEKRETARIAT
Eselon II.b.
DEWAN
KAB / KOTA

BAGIAN BAGIAN BAGIAN BAGIAN Eselon III.a.

SUBBAG = 3 Eselon IV.a.

19
SUSUNAN ORGANISASI

DINAS PROVINSI.

DINAS Eselon II.a.

SEKRETARIAT Eselon III.a.

SUBBAG SUBBAG SUBBAG Es IV.a.

BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG Es III.a.

UPTD Es III.a.
SEKSI = 3

Es IV.a. 20
DINAS KAB/KOTA.

Es II.b.
DINAS

SEKRETARIAT Es III.a.

SUBBAG SUBBAG SUBBAG Es IV.a.

BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG Es III.b.

UPTD Es IV.a.
SEKSI = 3

Es IV.a.
21
BADAN PROVINSI.

BADAN . Eselon II.a.

SEKRETARIAT Eselon III.a.

SUBBAG SUBBAG SUBBAG Es IV.a.

BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG Eselon III.a.

UPTD Eselon III.a.


SUBID= 2

Es IV.a.

22
BADAN KAB / KOTA.

Es II.b.
BADAN .

SEKRETARIAT Es III.a.

SUBBAG SUBBAG SUBBAG Es IV.a.

BIDANG BIDANG BIDANG BIDANG Es III.b.

UPTD Es IV.a.
SUBID= 2

Es IV.a.
23
INSPEKTORAT PROVINSI.

INSPEKTORAT Es II.a.
PROVINSI

SEKRETARIAT Es III.a.

SUBBAG SUBBAG SUBBAG Es IV.a.

IRBAN IRBAN IRBAN IRBAN Es III.a.

JAFUNG JAFUNG JAFUNG JAFUNG


AUDITOR AUDITOR AUDITOR AUDITOR

24
INSPEKTORAT KAB / KOTA.

INSPEKTORAT Es II.b.
KAB / KOTA

SEKRETARIAT Es III.a.

SUBBAG SUBBAG SUBBAG Es IV.a.

IRBAN IRBAN IRBAN IRBAN Es III.b.

JAFUNG JAFUNG JAFUNG JAFUNG


AUDITOR AUDITOR AUDITOR AUDITOR

25
KANTOR

Es III.a.
KANTOR

SUBBAG TU Es IV.a.

SEKSI SEKSI SEKSI Es IV.a.

26
RSU Kls. A ROVINSI.

RUSD Es II.a.
Kls A

WADIR ADM WADIR . WADIR . WADIR . Es II.b.

BAG = 3 Es III.b. BID = 3 Es III.b.

SEKSI = 2 /
Subbag = 3 Es IV.a. JAFUNG Es IV.a.

27
RSU Kls. A KAB/KOTA

RUSD Es II.a.
Kls A

WADIR ADM WADIR . WADIR . WADIR .

BAG = 3 Es III.b. BID = 3 Es III.b.

SEKSI = 2 /
Subbag = 3 Es IV.a. JAFUNG Es IV.a.

28
RSU Kls B PROVINSI.

RSUD Es II.b.
Kls B

WADIR ADM WADIR . WADIR . Es III.a.

BAG = 3 Es III.b. Es III.b.


BID = 3

SEKSI = 2 / Es IV.a.
Subbag = 3 Es IV.a. JAFUNG

29
RSU Kls B KAB/KOTA.

RSUD Es II.b.
Kls B

WADIR ADM WADIR . WADIR . Es III.a.

BAG = 3 Es III.b. Es III.b.


BID = 3

SEKSI = 2 / Es IV.a.
Subbag = 3 Es IV.a. JAFUNG

30
RSU Kls C PROVINSI.

RUSD Es III.a.
Kls C

BAGIAN BIDANG BIDANG BIDANG Es III.b.

SEKSI = 2 /
Subbag = 3 Es IV.a. JAFUNG Es IV.a.

31
RSU Kls C KAB/KOTA.

RUSD Es III.a.
Kls C

BAGIAN BIDANG BIDANG BIDANG Es III.b.

SEKSI = 2 /
Subbag = 3 Es IV.a. JAFUNG Es IV.a.

32
RSU Kls D KAB/KOTA

RSUD
Es III.b.
Kls D

SUBBAG SEKSI . SEKSI . Es IV.a.

33
RS Khusus Kls A PROVINSI.

RSKD
Kls A Es II.b.

WADIR ADM Es III.a WADIR . Es III.a

BAG = 3 Es III.b BID = 3 Es III.b

Subbag = 2 Es IV.a. SEKSI = 2 / Es IV.a.


JAFUNG

34
RS Khusus Kls A KAB/KOTA.

RSKD
Kls A Es II.b.

WADIR ADM Es III.a WADIR . Es III.a

BAG = 3 Es III.b BID = 3 Es III.b

Subbag = 2 Es IV.a. SEKSI = 2 / Es IV.a.


JAFUNG

35
RS Khusus Kls B PROVINSI.

RSKD Es III.a.
Kls B

SUBBAGIAN SEKSI . SEKSI . SEKSI . Es IV.a.

36
RS Khusus Kls B KAB/KOTA.

RSKD Es III.a.
Kls B

SUBBAGIAN SEKSI . SEKSI . SEKSI . Es IV.a.

37
KECAMATAN.

KECAMATAN .. Es III.a.

SEKCAM Es III.b.

Es IV.b. SUBBAG SUBBAG SUBBAG

SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI

Es IV.a.

38
KELURAHAN.

KELURAHAN .. Es IV.a.

SEKKEL Es IV.b.

SEKSI SEKSI SEKSI SEKSI Es IV.b.

39
Perangkat Daerah yg berbentuk Dinas dan/atau Badan
yg melaksanakan beberapa bidang urusan pemerintahan,
jumlah bidang dpt terdiri dari paling banyak 7 (tujuh)
Bidang.

40
STAF AHLI

KDH dapat dibantu Staf Ahli (5 orang)


Pegawai Negeri Sipil
Diluar Tupoksi OPD
Eselon II.a (Prov.), II.b (Kab/Kota)

41
PEMBINAAN DAN PENGENDALIAN

Pengendalian OPD Prov oleh Pemerintah dan


Pengendalian OPD Kab/Kota oleh Gubernur
Dilaks melalui fasilitasi
Waktu utk fasilitasi 15 hari
Tdk tepat waktu dpt ditetapkan langsung oleh PEMDA ybs
Pembatalan perda yg tdk melaks hsl evaluasi dan asistensi oleh Pemerintah
Perda disampaikan kpd MDN utk Prov, kpd Gub utk Kab/kota 15 hari
setelah ditetapkan tembusan MDN
MDN melaks fasilitasi, pemantauan dan evaluasi dgn Menpan.

42
KETENTUAN LAIN-LAIN

Penetapan OPD daerah otonom baru dgn persetujuan pemerintah.

Pengecualiasn Organisasi Otsus/istimewa, ditetapkan MDN dgn Menpan.


Pembentukan lembaga lain dlm rangka pelaks kebijakan pemerintah (mis
BNN, Sek KPI, Staf Ahli ditetapkan MDN dgn Menpan.
Pembentukan Perangkat Gubernur dgn persetujuan pemerintah
Pedoman Teknis dgn PER MDN koord dgn Instansi terkait
OPD yang melaks pola pengelolaan keuangan BLU dgn pedoman Menpan.
Perijinan pelayanan terpadu
Penerapan Jafung
Penyesuaian 1 tahun

43
Tugas I
Buatlah perbandingan unit organisasi sektor publik
dengan sektor swasta dengan ketentuan;
Minimal dua kategori:
Misal yang bergerak dibidang kesehatan dan pendidikan
Masing-masing bidang gerak organisasi minimal 3
contoh organisasi baik sektor publik maupun swastanya
Sebutkan tujuan dari masing-masing organisasi tersebut
Tugas perorangan
Tidak boleh sama anatar satu orang dengan orang lain
Boleh diketik atau tulis tangan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai