Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan

Disusun oleh :
Kelompok 4

Lisma

Nabila
Nadia
Zahra
Faisal
Alfian
Nabil

SMAN 5 GARUT
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat, Inayah, taufik dan hinayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dalam memahami akhir periode dakwah
Rasulullah di kota Mekkah.
Penulis mengakui masih banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh
karena itu diharapkan kepada pembaca untuk memberikan masukan-masukan
yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................I-i

DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1

1.1. Latar Belakang...................................................................................................1


1.2. Rumusan Masalah..............................................................................................1
1.3. Tujuan................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2

2.1. Definisi Al-Qur’an.............................................................................................2


2.2. Definisi Ilmu Pengetahuan.................................................................................2
2.3. Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan.......................................................................3
3.1. Simpulan............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Islam merupakan sebuah agama yang dapat dikategorikan sebagai agama
terbesar dan terbanyak dianut oleh masyarakat global sekarang ini. Al-Qur’an
yang merupakan sebuah kitab suci agama Islam yang langsung diwahyukan oleh
Allah kepada Nabi Muhammad SAW menjadi bahan acuan dan juga pengantar
hidup kaum muslim di dunia. Tetapi tanpa kita sadari bahwa pada ayat-ayat yang
terkandung di dalam Al-Qur’an terdapat ilmu-ilmu duniawi.
Selain dapat difungsikan sebagai pedoman hidup kaum muslim, Al-Qur’an
juga banyak mengandung ayat-ayat yang mengharuskan kita sebagai kaum
muslim untuk menuntut ilmu pengetahuan semasa hidupnya karena Allah akan
mengangkat derajat orang-orang yang memiliki ilmu pengetahuan. Kita sebagai
umat muslim diwajibkan untuk menuntut ilmu agar derajatnya dinaikkan oleh
Allah.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa itu Al-Qur’an?
2. Apa itu ilmu pengetahuan?
3. Bagaimana hubungan Al-Qur’an dan ilmu pengetahuan?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui apa itu Al-Qur’an.
2. Mengetahui apa itu ilmu pengetahuan.
3. Mengetahui bagaimana hubungan Al-Qur’an dan ilmu pengetahuan.

1
BAB II
PEMBAHASAN

1.
2.
2.1. Definisi Al-Qur’an
Secara Bahasa (etimologi) Al Qur'an merupakan mashdar (kata benda) dari
kata kerja Qoro’a (‫ )قرأ‬yang bermakna Talaa (‫ )تال‬keduanya berarti: membaca, atau
bermakna Jama’a (mengumpulkan, mengoleksi). Anda dapat menuturkan, Qoro-’a
Qor’an Wa Qur’aanan (‫)قرأ قرءا وقرآنا‬. Berdasarkan makna pertama (Yakni: Talaa)
maka ia adalah mashdar (kata benda) yang semakna dengan Ism Maf’uul, artinya
Matluw (yang dibaca). Sedangkan berdasarkan makna kedua (Yakni: Jama’a)
maka ia adalah mashdar dari Ism Faa’il, artinya Jaami’ (Pengumpul, Pengoleksi)
karena ia mengumpulkan/mengoleksi berita-berita dan hukum-hukum.
Sedangkan secara Syari’at (terminologi) Al-Qur’an diartikan Kalam Allah
yang diturunkan kepada Rasul dan penutup para Nabi-Nya, Nabi Muhammad
SAW yang diawali dengan surat Al-Fatihah dan di akhiri dengan surat An-Naas.
Allah menurunkan Al-Qur’an dengan malaikat Jibril sebagai pengantar wahyu
yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW di Gua Hiro pada tanggal 17
Ramadhan ketika Nabi Muhammad SAW berusia 41 tahun. Surat pertama yang
diterima Nabi Muhammad adalah surat Al-Alaq ayat 1 sampai 5. Sedangkan Al-
Qur’an terakhir turun pada tanggal 9 Dzulhijjah tahun 10 Hijriyah yakni surat Al-
Maidah ayat 3.
Perlu diketahui bahwa Al-Qur’an tidak turun sekaligus, namun sedikit demi
sedikit baik beberapa ayat, langsung satu surat, potongan ayat dan lain-lain.
Turunnya ayat dan surat dalam Al-Qur’an disesuaikan dengan kejadian yang ada
atau sesuai dengan keperluan. Lama Al-Qur’an diturunkan ke bumi adalah kurang
lebih 22 tahun, 2 bulan dan 22 hari.

2
2.2. Definisi Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan dapat didefinisikan sebagai sunnatullah yang
didokumentasikan dengan baik, yang ditemukan oleh manusia melalui pemikiran
dan karyanya yang sistematis. Ilmu pengetahuan akan berkembang mengikuti
kemajuan kualitas pemikiran dan aktivitas manusia. Pertumbuhan ilmu
pengetahuan seperti proses bola salju, yaitu dengan berkembang ilmu
pengetahuan, manusia tahu lebih banyak mengenai alam semesta ini yang
selanjutnya meningkatkan kualitas pemikiran dan karyanya yang selanjutnya
membuat ilmu pengetahuan berkembang lebih pesat lagi.1
Definisi lainnya, Ilmu adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan
dalam alam manusia. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup
pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan
pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik
diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu.
Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berpikir
lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya.
Tanpa petunjuk dari Allah, manusia tidak akan mampu meningkatkan
pemahamannya mengenai alam semesta ini melalui ilmu pengetahuan. Manusia,
bagaimanapun telah dilengkapi oleh Allah dengan sarana biologis yang banyak
seperti struktur akal dan fisik yang memungkinkan dia mengembangkan ilmu dan
pengetahuan untuk memahami alam semesta. Tetapi ilmu pengetahuan akan
berkembang di dalam keterbatasan manusia sendiri. Tidak setiap unsur alam
semesta bisa diamati dengan akurat oleh ilmu pengetahuan. Contohnya sifat fisik
dan kimiawi dari organisme relatif sulit untuk dipelajari dan dipahami.2

1
Abdul Majid bin Aziz Al-Zidani, Mukjizat Al-Qur’an dan As-Sunnah tentang IPTEK (cet.1;
Jakarta: Gema Insani Press, 1997) h.192
2
Ibid. h.193

3
2.3. Al-Qur’an dan Ilmu Pengetahuan
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa menurut Al-Qur’an, manusia adalah
makhluk yang berpotensi untuk menguasai ilmu pengetahuan.

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati
nurani, agar kamu bersyukur. (QS. An-Nahl [16] : 78)

Kandungan ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah mengaruniai manusia


pendengaran dan penglihatan agar dapat belajar dan bergerak. Dengan
penglihatan, manusia mengetahui segala benda di sekitarnya dan dengan
pendengaran manusia belajar pengetahuannya. Bayangkan yang akan terjadi saat
sesosok bayi tidak dapat melihat dan mendengar hingga masa dewasanya. Dirinya
akan lumpuh karena gerak motoriknya tidak berkembang. Dia juga akan menjadi
seorang yang bisu atau gagu karena tidak mengetahui apa yang harus
diucapkannya.
Hati nurani merupakan karunia ketiga yang diberikan kepada manusia. Hati
nurani menjadi pengarah hidup dan pengendali tindakan manusia. Dalam
kehidupannya, manusia dihadapkan pada berbagai keadaan dan pilihan.
Adakalanya manusia mendapati pilihan yang mengarah pada jalan yang sesat dan
cenderung tergerak mengikuti hawa nafsu. Dalam keadaan seperti inilah hati
nurani berperan. Hati nurani mengingatkan manusia terhadap arah yang benar
dalam hidupnya. Hati nurani membisikkan ilham kebaikan dalam jiwa manusia.
Apabila manusia mengikuti arahan hati nurani maka ia akan menuju kebenaran
yang ada dalam fitrah manusia, yaitu menuju Allah SWT.

4
Dalam kaitannya ayat tersebut dengan ilmu pengetahuan, bahwa manusia
telah diberikan anugerah oleh Allah berupa penglihatan dan pendengaran untuk
digunakan dalam mencari ilmu pengetahuan. Tidak hanya itu, dalam mencari ilmu
pengetahuan manusia juga wajib menggunakan hati nuraninya supaya terlindungi
dari perilaku menyalahgunakan ilmu yang telah di dapat dan hal-hal buruk
lainnya.

Dan Dia ajarkan kepada Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian Dia
perlihatkan kepada para malaikat seraya berfirman, “Sebutkan kepada-Ku nama
semua (benda) ini, jika kamu benar.” (QS. Al-Baqarah [2] : 31)

Mereka menjawab, “Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa
yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh, Engkau Yang Maha
Mengetahui, Maha Bijaksana.” (QS. Al-Baqarah [2] : 32)

Dia (Allah) berfirman, “Wahai Adam! Beritahukan kepada mereka nama-nama


itu!” Setelah dia (Adam) menyebutkan nama-namanya, berfirman, “Bukankah
telah Aku katakan kepadamu bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan

5
Aku mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan?”
(QS. Al-Baqarah [2] : 33)

Kandungan ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah menunjukkan ilmu serta


hikmah-Nya. Mewajibkan kita beribadah hanya kepada-Nya. Mengajarkan kepada
nabi Adam nama-nama semua yang ada (benda) di muka bumi, kemudian Allah
memberitahukan hal yang sama kepada para malaikat sebagai makhluk yang
paling mulia dan paling mengetahui, namun mereka tak mampu membuktikan hal
itu dan mengumumkan pengakuan mereka tersebut. Lalu Nabi Adam
memberitahukannya kepada malaikat dan menyebutkan nama-nama itu satu
persatu. Di sini tampaklah kemuliaan nabi Adam atas mereka. Allah lebih tahu
tentang apa-apa yang ada di seluruh Alam. Allah menciptakan manusia juga
dengan kepintaran, akal, dan hawa nafsunya yang dianggap tidak baik oleh
malaikat. Padahal, malaikat itu tidak tahu apa-apa dengan kehendak Allah SWT.
Dalam kaitannya ayat tersebut dengan ilmu pengetahuan, bahwa Allah telah
menciptakan manusia dilengkapi dengan akal yang bahkan kemampuannya lebih
baik dari malaikat. Akal yang diberikan Allah kepada manusia sudah semestinya
digunakan dengan baik, khususnya dalam mencari ilmu pengetahuan. Hal ini juga
membuktikan bahwa Allah tidak pernah menciptakan segala sesuatu dengan sia-
sia.

Lalu mereka berdua bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba


Kami, yang telah Kami berikan rahmat kepadanya dari sisi Kami, dan yang telah
Kami ajarkan ilmu kepadanya dari sisi Kami. (QS. Al-Kahf [18] : 65)

Kandungan ayat tersebut menjelaskan bahwa ilmu merupakan karunia


terbesar yang diberikan oleh Allah SWT. Tidak ada makhluk maupun seorang
manusia yang lebih berilmu dari-Nya. Dalam ayat ini juga terdapat kisah Nabi

6
Khidir yang menunjukkan bahwa Islam memberikan kedudukan yang sangat
istimewa kepada guru. Oleh karena itu, kita sebagai siswa harus memelihara adab
dengan gurunya dan harus bersedia mendengar penjelasan seorang guru dari awal
hingga akhir sebelum nantinya dapat bertindak di luar perintah guru.
Dalam kaitannya ayat tersebut dengan ilmu pengetahuan, bahwa tidak semua
umat manusia mendapatkan ilmu pengetahuan langsung dari Allah. Tetapi, secara
bertahap Allah berikan melalui orang-orang pilihan dan dipercaya sebagai guru.
Setelah itu guru membagikan ilmu tersebut kepada murid dan khalayak untuk
dipelajari, diolah, dan dikembangkan bersama-sama.

Hanya, perlu diingat bahwa tujuan utama dari kepemilikan ilmu pengetahuan
tidak semata-mata untuk mencerdaskan akal pikiran, mempunyai kemampuan
berdebat dan berdiskusi, tetapi untuk meningkatkan keimanan dan keyakinan
kepada Allah SWT.3

3
Afzalur Rahman, (1981) Ensiklopedia Ilmu dalam Al-Qur’an : Rujukan Terlengkap Isyarat-
isyarat Ilmiah dalam Al-Qur’an, Terjemahan : Taufik Rahman, (cet.1; Bandung: Mizania, 2007)
h.114

7
BAB III
PENUTUP

1.
2.
3.
3.1. Simpulan
Membahas hubungan antara Al-Qur’an dan ilmu pengetahuan bukan dinilai
dari banyak atau tidaknya cabang-cabang ilmu pengetahuan yang dikandungnya,
tetapi yang lebih utama adalah melihat : adakah Al-Qur’an atau jiwa ayat-ayatnya
menghalangi atau mendorong ilmu pengetahuan. Di samping itu, tujuan mencari
ilmu adalah untuk meningkatkan amal ibadah yang kita tujukan dalam mencari
ridho-Nya, sekaligus untuk meningkatkan kualitas amal saleh bagi kepentingan
hidup kemanusiaan. Orang yang paling baik dalam pandangan islam adalah orang
yang paling bermanfaat bagi kehidupan umat manusia. Pemaparan ayat-ayat Al-
Qur’an tentang pentingnya ilmu tersebut lebih bertujuan untuk menunjukkan
kebesaran Allah SWT, serta mendorong manusia seluruhnya mengadakan
observasi dan penelitian agar lebih menguatkan iman Kepada-Nya. Pemaparan-
pemaparan dalam bab pembahasan secara tidak langsung menerangkan, bahwa
ilmu pengetahuan dan Al-Qur’an memiliki kaitan erat. Akan tetapi keterkaitan
antara keduanya disesuaikan dengan porsi yang sesuai.

8
DAFTAR PUSTAKA

Majid, Abdul bin Aziz Al-Zidani. 1997. Mukjizat Al-Qur’an dan As-Sunnah
tentang IPTEK. Jakarta: Gema Insani Press.

Rahman, Afzalur. 1981. Ensiklopedia Ilmu dalam Al-Qur’an : Rujukan


Terlengkap Isyarat-isyarat Ilmiah dalam Al-Qur’an (terj : Taufik Rahman).
Bandung: Mizania.
Syahidin. 2009. Menelusuri Metode Pendidikan dalam Al-Qur’an. Bandung:
Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai