Materi Bab 7 Akidah KLS X
Materi Bab 7 Akidah KLS X
3. Radikalisme
a. Makna Radikalisme
Kata radikalisme sebagai turunan kata”radikal” bersifat netral dan tidak terkait dengan
masalah agama. Radikal berasal dari bahasa latin yaitu “ radix “ yang berarti “ akar “. Secara
etimologi kata radikal mengandung arti segala sesuatu yang sifatnya mendasar sampai
keakar akarnya atau sampai pada prinsipnya . Sikap radikal akan mendorong perilaku
individu untuk membela secara mati-matian mengenai suatu kepercayaan, keyakinan,
agama atau ideologi yang dianutnya.
Paham radikalisme sering kali dikaitkan dengan agama /mengatasnamakan agama, padahal
semua agama tidak mengajarkan kekerasan. Radikalisme atas nama agama ini tidak jarang
menimbulkan konplik sampai pada puncaknya terjadinya terorisme yang membahayakan
stabilitas dan keamanan negara. Akhirnya radikalisme ini menjadi penyebab peperangan
yang menimbulkan rasa tidak aman. Pada taraf terendah, radikalisme mengganggu
keharmonisan dan kerukunan masyarakat seperti klaim sesat, bid’ah dan kafir bagi
kalangan yang tidak sepakat dengannya.
Beberapa faktor yang menjadi penyebab radikalisme :
1. Pengetahuan agama yang setengah-setengah melalui proses belajar yang doktriner
2. Memahami islam dari kulitnya saja tetapi minim wawasan tentang esensi agama
3. Disibukan oleh masalah sekunder sembari melupakan masalah-masalah primer
4. Lemah dalam wawasan sejarah dan sosiologi sehingga fatwa-fatwa mereka sering
bertentangan dengan kemaslahatan umat, akal sehat, dan semangat zaman
b. Ciri-ciri Radialisme
1. Intoleransi dengan orang lain yang memilki perbedaan pandangan dan mengingkari kata
kebinekaan yang ada di indonesia.
2. Sikap berlebihan
3. Memaksakan kehendak degan berbagai dalil termasuk dalil agama
4. Menggunakan cara-cara kekerasan, baik verbal ataupun pisik, yang menumbuhkan
kecemasan ( teror ) dan penghancuran fisik ( Vandalisme ) kepada orang lain yang tidak
sepaham
5. Merasa dirinya paling benar, sehingga tidak mau mendengarkan argumentasi dari
kelompok lain
c. Islam menentang radikalisme
Sikap melampaui batas tidak akan membuahkan hasil yang baik dalam semua urusan,
apalagi dalam urusan agama. Sebagai mana sabda Rasulullah :
Artinya :” Hindarilah oleh kalian tindakan melampaui batas ( ghuluw ) dalam beragama
sebab sungguh ghuluw dalam beragama telah menghancurkan orang sebelum kalian.
( HR. An Nasa’i dan Ibnu majah )
Berlebih lebihan dalam agama adalah dengan melakukan sesuatu yang melampai batas
dengan kekerasan dan kekakuan. Islam dengan tegas menolak radikalisme karena sangat
membahayakan, merusak syari’ah dan ibadah umat islam, merusak tatanan dan ideologi
negara, bahkan menimbulkan teroris dan pembunuhan. Maka faham radikalisme harus
dihentikan penyebarannya dengan berbagai macam cara, diantaranya adalah dengan
meningkatkan pemahaman agama secara kaffah atau sempurna, baik melalui pendidikan
formal maupun non formal. Meningkatkan rasa toleransi dengan cara menghormati
perbedaan yang ada, serta harus mewaspadai adanya pengaruh-pengaruh dari paham yang
mempengaruhi terhadap radikalisme.