Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MENDALAMI PUISI

Disusun Oleh:

Fajar Al Mubarok RA

KELAS X IPS 4

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT


DINAS PENDIDIKAN
SMA NEGERI 5 GARUT
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat
tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada guru dan teman-
teman yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan tepat waktu. Saya berharap semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk para pembaca. Saya yakin masih banyak
kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
saya. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................i

DAFTAR ISI ...............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang .................................................................................................................1

B. Permasalahan ..................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Mengidentifikasi Komponen Penting dalam Puisi ........................................................2

B. Mendemonstrasikan Puisi……………..................................................................................3

C. Menganalisis Unsur Pembangun Puisi ..........................................................................5

D. Menulis Puisi ....................................................................................................................7

E. Mengulas puisi yang telah Dibaca .................................................................................7

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................................................9
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan dan seni kreatif yang obyeknya adalah
manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sebagai seni
kreatif yang menggunakan manusia dan segala macam segi kehidupannya maka ia tidak saja
merupakan suatu media untuk menyampaikan ide, teori, atau sistem berpikir, tetapi juga
merupakan media untuk menampung ide, teori, atau sistem berpikir manusia. Sebagai karya
kreatif, sastra harus mampu melahirkan suatu kreasi yang indah dan berusaha menyalurkan
kebutuhan keindahan manusia. Di samping itu, sastra harus pula mampu menjadi wadah
penyampaian ide-ide yang dipikirkan dan dirasakan oleh sastrawan tentang kehidupan umat
manusia.

Karya sastra secara umum bisa dibedakan menjadi tiga: puisi, prosa, dan drama.
Beberapa ahli yang merumuskan pengertian puisi menggunakan berbagai pendekatan. Batasan
puisi dengan menggunakan pendekatan psikolinguistik, karena puisi merupakan karya seni yang
tidak saja berhubungan dengan masalah bahasa tetapi juga berhubungan dengan masalah jiwa.
Dengan pendekatan itu Slamet Mulyana menyimpulkan bahwa puisi adalah sintesis dari pelbagai
peristiwa bahasa yang telah tersaring semurni-murninya dan pelbagai proses jiwa yang mencari
hakikat pengalamannya, tersusun dengan sistem korespondensi dalam salah satu bentuk.

B. Rumusan Masalah

Apa pengertian puisi?

Apa saja unsur-unsur puisi?

Apa saja jenis-jenis puisi menurut zamannya?

Apa saja jenis-jenis puisi menurut bentuknya?

Apa yang dimaksud dengan puisi kontemporer?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Komponen Penting dalam Puisi

Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang sangat populer. Lintuk memahami lebih
jelas mengenai puisi, berikut ini beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian puisi. Suberli
dkk (2015), puisi adalah salah satu bentuk karya sastra yang banyak disukai karena disajikan
dalam bahasa yang indah dan sifatnya yang imajinatif. Puisi adalah ekspresi dari pengalaman
imajinatif, yang hanya bernilai serta berlaku dalam ucapan atau pernyataan yang bersifat
kemasyarakatan yang diutarakan dengan bahasa yang mempergunakan setiap rencana yang
matang dan bermanfaat (Lascelles dalam Djojosuroto, 2005). Puisi merupakan salah satu jenis
karya sastra yang mewakili perasaan penulisnya. Puisi sering disebut sebagai seni merangkai
kata yang di dalamnya menyiratkan hubungan tanda dengan makna (Yunus, 2015).

Intinya dari tiga pendapat para ahli di atas puisi dapat diartikan sebagai karya sastra yang sangat
erat kaitannya dengan pengalaman imajinatif dan perasaan penulis, kemudian ditulis dengan
pilihan diksi yang indah dan memiliki hubungan tanda dengan makna. Perlu diketahui pula
bahwa terdapat tiga komponen penting puisi yang perlu dipahami, berikut ini penjelasannya:

1. Menentukan suasana puisi

ketika mendengar lagu pastilah kamu akan merasakan suatu perasaan baik sedih, bahagia,
kecewa, gelisah, marah, dan perasaan lainnya. Perasaan tersebut tercipta bukan hanya karena
musik lagu tersebut saja, tetapi juga lirik lagu. Sama halnya ketika sedang membaca sebuah
puisi, kamu juga akan mendapat sebuah perasaan tersebut Perasaan itulah yang disebut suasana
puisi Lebih sederhananya, suasana puisi merupakan keadaan jiwa atau psikologis pembaca
setelah membaca puisi. Setiap judul puisi akan memgakibatkan suasana puisi yang berbeda
ketika dibaca. Hal tersebut karena ada ruh yang ditaruh oleh penyair, sehingga membuat
perasaan pembaca larut dan menimbulkan suasana puisi.

2. Menentukan tema puisi

semua karya sastra pastilah memiliki tema, contohnya adalah puisi. Tema ini merupakan
gagasan pokok atau ide pokok yang mendasari terciptanya sebuah puisi. Jenis tema beragam,
mulai tema agama, kemanusiaan. cinta-kasih, budaya, kritik sosial, dan sebagainya. Sehingga,
tak salah jika tema dapat dikatakan sebagai inti permasalahan yang ingin disampaikan penyair
kepada pembaca. Nah, untuk menentukan tema, pembaca harus mengamati diksi-diksi yang
sering keluar dalam puisi yang diidentifikasi, Diksi-diksi itulah yang dapat menjadi kata kunci
karena membawa kita ke tema. Misalnya, tema cinta pastilah diksi-diksi yang digunakan tidak
jauh dari cinta dan konotasinya, dan seterusnya.

3. Menentukan makna puisi


makna atau juga biasa dikenal dengan amanat merupakan pesan yang disampaikan penulis
puisi pada pembaca. Pesan tersebut dapat tersirat maupun tersurat. Tentu saja, setiap pembaca
akan menemukan makna yang sama ataupun berbeda dengan pembaca lain. Hal tersebut karena
setiap pembaca bebas untuk memapresiasi atau menafsirkan makna puisi sendiri-sendiri. Makna
atau pesan tersebut dapat ditemukan lebih dari satu oleh setiap pembaca akan menemukan
jumlah makna puisi berbeda dengan yang lain.

B. Mendemonstrasikan Puisi

1. Membacakan puisi dengan memerhatikan vokal, ekspresi, dan intonasi yang baik

Ada beberapa hal yang harus dipahami ketika akan membacakan puisi, yaitu dengan mengetahui
cara membacanya. Berikut adalah cara-caranya:

1) Rima dan irama, artinya dalam membaca puisi tidak terlalu cepat ataupun terlalu lambat.
Membaca puisi berbeda dengan membaca sebuah teks biasa karena puisi terikat oleh rima dan
irama sehingga dalam membaca puisi tidak terlalu cepat ataupun juga terlalu lambat.

2) Artikulasi atau kejelasan suara, artinya suara kita dalam membaca puisi harus jelas.
misalnya saja dalam mengucapkan huruf-huruf vokal a, i, u, c, o, ai, au

3) Ekspresi mimik wajah, artinya ekspresi wajah kita harus bisa disesuaikan dengan isi puisi.
Ketika puisi yang kita bacakan adalah puisi sedih, maka ekspresi mimik wajah kitapun harus bisa
menggambarkan isi puisi sedih tersebut 4) Mengatur pernapasan, artinya pernapasan harus diatur
jangan tergesa-gesa

5) Sehingga tidak akan mengganggu ketika membaca puisi. Penampilan, artinya kepribadian
atau sikap kita saat di panggung, usahakan terkesan tenang, tak gelisah, tak gugup, berwibawa,
dan meyakinkan tidak demam panggung

Selain hal-hal di atas, ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika akan membacakan puisi
yaitu sebagai beikut:

1. Vokal

Suara yang dihasilkan harus benar. Salah satu unsur dalam vokal ialah artikulasi kejelasan
pengucapan. Kejelasan artikulasi dalam mendemonstrasikan puisi sangat dibutuhkan. Bunyi
vokal seperti a, i, u, e, o, ai, au, dan sebagainya harus jelas terdengar, demikian pula dengan
bunyi-bunyi konsonan

2. Ekspresi
Ekspresi ialah pengungkapan atau proses menyatakan yaitu memperlihatkan atau menyatakan
maksud, gagasan, dan perasaan. Ekspresi mimik atau perubahan raut muka harus ada, namun
haruslah proporsional sesuai dengan kebutuhan menampilkan gagasan puisi secara tepat.

3. Intonasi tekanan dinamik dan tekanan tempo

Intonasi ialah ketepatan penyajian dalam menentukan keras-lemahnya pengucapan suatu kata.
Intonasi terbagi menjadi dua yaitu tekanan dinamik tekanan pada kata- kata yang dianggap
penting dan teknanan tempo cepat lambat pengucapan suku kata atau kata.

Dalam mendemonstrasikan puisi, kita dapat menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:

1. Membaca dalam hati puisi tersebut berulang-ulang.

2. Memberikan ciri pada bagian-bagian tertentu, misalnya tanda jeda. Jeda pendek dengan tanda
dan jeda panjang dengan tanda. Penjedaan panjang diberikan pada frasa, sedangkan penjedaan
panjang diberikan pada akhir klausa atau kalimat kalimat

3. Memahami suasana, tema, dan makna puisinya.

4. Menghayati suasana, tema, dan makna puisi untuk mengekspresikan puisi yang kita baca

2. Memusikalisasikan puisi dengan memerhatikan makna puisi

Tujuan musikalisasi puisi adalah memudahkan pendengar memahami makna puisi yang ingin
disampaikan penyairnya. Lagi pula, dengan dijadikan nyanyian, sebuah puisi akan lebih mudah
diingat oleh pendengarnya. Selain disajikan secara utuhsebagai sebuah lagu, ada juga yang
berpendapat bahwa musikalisasi puisi adalah pembacaan puisi diiringi musik atau gabungan
antara keduanya. Untuk memusikalisasikan puisi, tidak harus menggunakan alat musik lengkap.
Bisa saja hanya menggunakan gitar, suling, bahkan mungkin saja menggunakan instrumen lagu
lain, yang utama adalah musik dan lagu harus tetap mempertahankan makna yang hendak
disampaikan penyairaya. Oleh karena itu, pemahaman tentang suasana, tema, dan makna puisi
menjadi sangat penting sebelum memusikalisasikan puisi.

C. Menjelaskan Unsur Pembangun Puisi

Adapun unsur-unsur pembangun puisi yaitu:

a. Unsur Intrinsik

Unsur intrinsik adalah unsur yang terdapat di dalam karya sastra (puisi). Unsur intrinsik terbagi
menjadi dua yaitu, unsur batin dan unsur fisik.

1. Tema, adalah pokok pikiran dasar untuk mengembangkan dan membuat puisi.
2. Rasa, yaitu sikap penyair terhadap pokok permasalahan yang terdapat dalam puisinya,
Pengungkapan tema dan rasa erat kaitannya dengan latar belakang sosial dan psikologi penyair,
misalnya latar belakang pendidikan, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kedudukan dalam
masyarakat, usia, pengalaman sosiologis dan psikologis, dan pengetahuan.

3. Nada, yaitu sikap penyair terhadap pembacanya, Nada juga berhubungan dengan tema dan
rasa Penyair dapat menyampaikan tema dengan nada menggurui. mendikte, bekerja sama dengan
pembaca untuk memecahkan masalah, menyerahkan masalah begitu saja kepada pembaca,
dengan nada sombong, menganggap bodoh dan rendah pembaca, dll.

4. Amanat/tujuan/maksud, yaitu pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau
pendengar.

5. Gaya Bahasa, dalam sebuah puisi akan banyak dijumpai rangkaian kata yang bersifat
konotatif, berlebihan, ataupun terkesan merendahkan diri. Inilah yang disebut sebagai gaya
bahasa dalam puisi. Biasanya tiap penulis cenderung memiliki gaya bahasanya sendiri, yang
paling mudah dilihat melalui malas-malas, seperti ironi. Jadi, gaya bahasa merupakan cara
pemakaian bahasa dalam karangan atau bagaimana seorang pengarang mengungkapkan sesuatu
yang akan dikemukakan. personifikasi, metafora, eufemisme, bahkan tak jarang ada yang
menggunakan majas

6. Rima, yaitu kesamaan nada atau bunyi. Rima bisa dijumpai tidak hanya di akhir tiap larik atau
baris, namun dapat juga berada di antara tiap kata dalam baris

7. Tipografi, yaitu bentuk penulisan puisi. Secara umum, sering ditemukan puisi dalam bentuk
baris, namun ada juga puisi yang disusun dalam bentuk fragmen fragmen bahkan dalam bentuk
yang menyerupai apel, zigzag ataupun model lainnya.

8. Imaji, penyair juga sering menciptakan pengimajian atau pencitraan dalam puisinya.
Pengimajian dapat berupa kata atau rangkaian kata-kata yang dapat memperjelas apayang ingin
disampaikan oleh penyair karena menggugah rasa imajinasi pembaca melalui penginderaan.

9. Kata Konkret, ada keinginan penyair untuk menggambarkan sesuatu secara lebih konkret atau
berwujud. Oleh karena itu, dipilih kata-kata yang membuat segala hal terkesan dapat disentuh.
Bagi penyair, hal itu dirasakan lebih jelas.

b. Unsur Ekstrinsik Puisi

Unsur ekstrinsik puisi adalah unsur yang terdapat di luar karya sastra (puisi). Beberapa unsur
yang dimaksud antara lain:

1. Unsur Biografi, unsur biografi ini adalah latar belakang pengarang. Latar belakang cukup
berpengaruh dalam pembuatan puisi, misalkan penulis puisi yang latar belakangnya berasal dari
keluarga miskin, maka jika ia membuat puisi akan sangat menyentuh hati para pembacanya,
yang terbawa dari latar belakang penulis sehingga mampu dikesankan dalam sebuah puisi

2. Unsur Sosial, unsur sosial sangat erat kaitanya dengan kondisi masyarakat ketika puisi itu

dibuat. Misalkan puisi itu dibuat ketika masa orde baru menjelang berakhir. Pada saat itu kondisi
masyarakat itu sedang sangat kacau dan keadaan pemerintahan pun sangat carut marut, sehingga
puisi yang dibuat pada saat itu adalah puisi yang mengandung sindiran-sindiran terhadap
masyarakat

3. Unsur Nilai, unsur nilai dalam puisi ini meliputi unsur yang berkaitan dengan pendidikan,
seni, ekonomi, politik, sosial, budaya, adat-istiadat, hukum, dan lain- lain. Nilai yang terkandung
dalam puisi menjadi daya tarik tersendiri sehingga sangat memengaruhi baik atau tidaknya puisi.

D. Menulis Puisi

Ibu

Rupa beku nan sayu

Terpaku-paku

Menatapku, memandangku

Membimbing dan mendoakanku

Sosok rapuh yang bersimpuh

Lurus menatap jauh

Itu aku

Telah melengahkanmu

Engkau tetap merangkulku

Engkau tetap sabar

Engkau tetap tersenyum


Engkau tetap tenang mengawasiku

Pernah aku menjauh

Bakan menjarang

Saatku pulang engkau masih menyongsong badan

Engkau adalah ibu

Dengan peluh selalu pelipurku

Dalam suka dan duka

Tanpa harap balasan jasa

E. Mengulas Puisi yang telah di baca

Maknanya: Ibu seorang wanbita yang tangguh yang mampu membesarkan anak-anaknya
tanpa mengeluh,meskpun cape dan di saat sakit ibu selalu ada buat anak-anaknya.
BAB III

PENUTUPAN

A.Kesimpulan

Puisi dapat diartikan sebagai karya sastra yang sangat erat kaitannya dengan pengalaman
imajinatif dan perasaan penulis, kemudian ditulis dengan pilihan diksi yangindah dan memiliki
hubungan tanda dengan makna. Dalam puisi terdapat tiga komponen penting yang perlu
dipahami yaitu menentukan suasana puisi, menentukan tema puisi.danmenentukan makna
puisi.Kemudian dalam mendemonstrasikan puisi, dapat digunakan teknik-teknik sebagai berikut:
membaca dalam hati puisi tersebut berulang-ulang; memberikan ciri pada bagian- bagian
tertentu; memahami suasana, tema, dan makna puisinya; dan menghayati suasana,tema, dan
makna puisi untuk mengekspresikan puisi yang kita baca.Selain itu adapun unsur-unsur
pembangun puisi yaitu unsur intrinsik yang maksudnyaadalah unsur yang terdapat di dalam
karya sastra (puisi) dan unsur ekstrinsik yang artinyaadalah unsur yang terdapat di luar karya
sastra (puisi).Berkaitan dengan ciri-ciri puisi tentu ada berbagai ciri baik secara umum dan
khusustergantung juga dengan jenis puisinya. Adapun jenis puisi yaitu dibedakan menjadi
puisilama dan puisi baru. Selanjutnya penulis juga memiliki maksud dan tujuan ketika membuat
puisi. Tentunya maksud dan tujuan setiap penulis juga berbeda-beda. Umumnya penulismembuat
puisi untuk mengungkapkan isi hatinya, dan hal-hal yang berkecamuk dalamdirinya yang tidak
dapat ia sampaikan secara lisan. Namun ada juga penulis yang membuat puisi sekadar untuk
kesenangan semata. Kesemuanya itu tentu dapat emmberikan manfaat baik bagi penulis maupun
pembacanya.Proses menulis puisi dapat diawali dengan keinginan menuliskan segala sesuatu
yangdirasakan atau dipikirkan. Untuk dapat menuangkan ide, gagasan, atau pengalaman ke
dalam bentuk puisi perlu latihan dan pengetahuan tentang puisi yang memadai.
Denganmengandalkan pengalaman-pengalaman dalam latihan belaka, tanpa didasari teori,
tuntutan,atau pengetahuan tentang puisi yang memadai, mungkin sulit meraih hasil yang
maksimal.

Anda mungkin juga menyukai