Anda di halaman 1dari 18

PERCOBAAN UJI KARAKTERISTIK ARUS DAN

TEGANGAN FOTOVOLTAIK
Maya Budiarti

Abstrak

Telah dilakukan Percobaan Uji Karakteristik Arus dan Tegangan Sel


Fotovoltaik pada hari Kamis (29 Maret 2007). Tujuan dari percobaan ini adalah
untuk memahami arus tegangan, melakukan pengukuran karakteristik sel surya
terhadap variabel intensitas cahaya dan menggambarkan arus (I) dan tegangan (V)
untuk berbagai intensitas cahaya. Dari sini kami dapat mengukur besarnya arus
dengan menggeser arus tahanan sehingga didapatkan nilai tegangan yang
diinginkan. Perhitungan data untuk metode analitik dan grafik menggunakan
komputer dengan software MS. Excel. Dari percobaan ini didapat nilai E ss = Vmax
yaitu 1,0 volt dan nilai r pada nilai satu desimal sama untuk semua sudut yaitu 3,3
ohm dan nilai r untuk nilai dua desimal pada sudut pertama yaitu 2,7 ohm, pada
sudut kedua yaitu 3,03 ohm dan pada sudut ketiga yaitu 4 ohm.

Kata kunci : sel fotovoltaik, intensitas cahaya

Abstrack

The experiment of examine flow charactarestic and fotovoltaic cell


voltage has been done at Thursday (March, 29st 2007). Intention of this attempt is
to understand about flow voltage, execute measuring of charactaresistic
fotovoltaic cell to glow intensity subject and make a picture of flow (I) and
voltage (V) to another glow intensity. From here we can measure value of flow
by move flow resistance until get values of voltage. Data calculation for the
methodof analitic and graph using the computer by software of MS. Excel. From
this experiment obtained by value Ess = Vmax is 1,0 volt and value of r with one
decimal is same for all angle is 3,3 ohm and value r for two decimal for one angle
is 2,7 ohm, for two angle is 3,03 and for three angle is 4 ohm.

Keyword : fotovoltaic cell, glow intensity

1
I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sel surya (fotosel) adalah suatu alat yang jalannya arus listrik dipengaruhi
oleh penyinaran elektromagnet. Prinsip kerja alat ini adalah emisi fotoelektron
(fotolistrik). Jika alat tersebut dikenai sinar, akan mengakibatkan terlepasnya
elektron dari permukaan. Fotosel dapat dipakai untuk mengukur kekuatan cahaya
(pada kamera) dan pada proyektor film untuk menimbulkan suara. Fotosel
digunakan juga pada baterai matahari (solar battery), seperti pada kalkulator dan
jam tangan, yang berfungsi sebagai penampung energi dari cahaya yang
mengenainya. Prinsip dasar sel surya serupa dengan sebuah dioda, yaitu
persambungan dua jenis semikonduktor.
Pada umumnya bahan semikonduktor yang digunakan untuk pembuatan
sel surya berasal dari golongan IVA pada susunan tabel periodik kimia, seperti
silikon (Si) dan germanium (Ge) atau paduan golongan IIIA dengan VA seperti
Galium-Arsenid (GaAs). Salah satu contoh bahan sel surya adalah kristal silikon
(c-Si). Bahan ini merupakan silikon murni (elektron valensi 4) yang diberi
pengotoran (inpuriti) bervalensi 3 sehingga menjadi silikon tak murni
(kekurangan sebuah elektron). Silikon jenis ini kemudian diberi nama silikon
tipe-p. sebuah silikon murni yang diberi pengotoran bervalensi 5 (kelebihan
sebuah elektron) juga menghasilkan silikon tak murni tipe-n. Sambungan kedua
jenis silikon ini akan membentuk persambungan (junction) PN. Pada batas
sambungan akan timbul sebuah celah energi atau energy gap (Eg) yang membatasi
pita valensi dengan pita konduksi.
Pada semikonduktor c-Si, energi-gapnya sebesar 1,11 eV, artinya bila
elektron pada pita valensi Si memperoleh energi foton yang lebih besar dari 1,11
eV maka elektron itu akan mampu melewati celah energi dan berpindah menuju
pita konduksi. Perpindahan elektron – elektron ini menyebabkan terjadinya aliran
elektron pada pita konduksi hingga terjadilah aliran arus listrik.
Berangkat dari sinilah kami mengadakan percobaan uji karakteristik arus dan
tegangan sel fotovoltaik ini.

2
B. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah memahami arus tegangan, melakukan
pengukuran karakteristik sel surya terhadap variabel intensitas cahaya dan
menggambarkan arus (I) dan tegangan (V) untuk berbagai intensitas cahaya.

3
II. DASAR TEORI

Sel surya merupakan sebuah piranti yang mampu mengubah secara


langsung cahaya (energi foton) menjadi energi listrik. Proses pengubahan energi
ini terjadi melalui efek kuantum (efek fotovoltaik) sehingga sel surya dikenal juga
sebagai sel fotovoltaik (sel surya). Prinsip dasar sel surya serupa dengan sebuah
dioda, yaitu persambungan dua jenis semikonduktor.
Pada umumnya bahan semikonduktor yang digunakan untuk pembuatan
sel surya berasal dari golongan IVA pada susunan tabel periodik kimia, seperti
silikon(Si) dan germanium (Ge) atau paduan golongan IIIA dengan VA seperti
Galium-Arsenid (GaAs). Silikon merupakan unsur metaloid (semi logam) dan
berbentuk serbuk atau dalam bentuk kristal hitam keabu – abuan. Di alam silikon
tidak terdapat dalam keadaan bebas, tetapi dalam bentuk senyawa silikon dioksida
dan dalam bentuk silikat kompleks yang terdapat pada beberapa jenis batuan
kuarsa. Germanium merupakan unsur metaloid (semi logam) yang keras, rapuh
dan berwarna putih keabu – abuan. Germanium mempunyai kesamaan sifat kimia
dengan karbon, silikon, timah dan timbal. Di alam, germanium terdapat dalam
jumlah yang sedikit dalam biji perak, tembaga, seng dan mineral germanit
(mengandung 8% germanium). Salah satu contoh bahan sel surya adalah kristal
silikon (c-Si). Bahan ini merupakan silikon murni (elektron valensi 4) yang diberi
pengotoran (inpuriti) bervalensi 3 sehingga menjadi silikon tak murni
(kekurangan sebuah elektron). Silikon jenis ini kemudian diberi nama silikon
tipe-p. sebuah silikon murni yang diberi pengotoran bervalensi 5 (kelebihan
sebuah elektron) juga menghasilkan silikon tak murni tipe-n. Sambungan kedua
jenis silikon ini akan membentuk persambungan (junction) PN. Pada batas
sambungan akan timbul sebuah celah energi atau energy gap (Eg) yang membatasi
pita valensi dengan pita konduksi.
Pada semikonduktor c-Si, energi-gapnya sebesar 1,11 eV, artinya bila
elektron pada pita valensi Si memperoleh energi foton yang lebih besar dari 1,11
eV maka elektron itu akan mampu melewati celah energi dan berpindah menuju

4
pita konduksi. Perpindahan elektron – elektron ini menyebabkan terjadinya aliran
elektron pada pita konduksi hingga terjadilah aliran arus listrik.
Deskripsi matematis yang merupakan syarat agar elektron berpindah dari
pita valensi ke pita energi dinyatakan dalam bentuk
(4-1)
dengan h dan υ masing – masing adalah konstanta Planck (6,63 x 10 -34 Js) dan
frekuensi ini dapat dinyatakan sebagai hubungan

(4-2)

untuk dan masing – masing menyatakan laju dan panjang-gelombang


cahaya.
Perpindahan elektron – elektron dari pita valensi ke pita konduksi
menimbulkan dua macam gerak pembawa muatan, yaitu gerak elektron – elektron
pada pita konduksi dan gerak hole*) (lubang) pada pita valensi dengan arah gerak
kedua pembawa muatan tersebut saling berlawanan. Total gerak pembawa
muatan tersebut menimbulkan arus listrik pada rangkaian luar yang secara
sederhana dilukiskan pada Gambar 4.1.

Gambar 4.1. Proses pembangkitan arus listrik pada sel surya


*) Hole adalah ruang yang ditinggalkan oleh elektron dengan nilai muatan +1.6x10-19 C

5
Arus keluaran (I) serta tegangan (V) yang dihasilkan ketika sel
memperoleh penyinaran merupakan karakteristik setiap sel surya. Karakteristik
ini selalu disajikan dalam bentuk kurva hubungan I dan V. Hasil penelitian
menunjukan bahwa karakteristik sel surya dipengaruhi oleh intensitas cahaya dan
suhu permukaan sel. Dalam percobaan ini dilakukan pengamatan untuk
membuktikan ketergantungan karakteristik sel surya c-Si pada suhu kamar
terhadap variasi intensitas cahaya. Kurva I-V yang merupakan karakteristik
tersebut tersaji dalam Gambar 4.2.

Gambar 4.2. pengaruh intensitas cahaya terhadap karakteristik arus tegangan sel
surya

Dari Gambar 4.2 terlihat bahwa arus keluaran (I) berbanding lurus dengan
intensitas cahaya, sedangkan tegangan (V) berubah secara logaritmik. I sc
menyatakan arus hubung singkat dan Voc menyatakan tegangan listrik rangkaian
terbuka. Arus dan tegangan maksimum terjadi pada saat sel surya menghasilkan
daya (jumlah watt) maksimum.

6
III. METODE

A. Waktu dan Tempat


Hari/tanggal : Kamis, 29 Maret 2007
Waktu : 09.00 WIB – selesai
Tempat : Laboratorium Eksperimen Fisika, MIPA Universitas
Jenderal Soedirman

B. Alat dan Bahan


Peralatan yang digunakan dalam percobaan ini adalah:
1. Satu set photovoltaik (ukuran 20mm x 20mm)
2. Satu buah MMD untuk Voltmeter (range 0 – 50 volt)
3. Satu buah MMD untuk Ammeter (range 0 – 5 ampere)
4. Satu buah Rheostat (tahanan geser)
5. Kabel penghubung
6. Satu buah lampu neon

C. Cara Kerja
1. Mengukur GGL sel surya
ketika dikenai cahaya tanpa dihubungkan ke hambatan geser
2. Mengeset peralatan seperti
Gambar 4.3
3. Mengatur tahanan geser
hingga diperoleh arus dan tegangan sel surya.
4. Mencatat nilai tegangan yang
terbaca pada voltmeter dengan selisih 0.4 volt.
5. Mencatat nilai arus yang
terbaca pada amperemeter.
6. Menggambarkan kurva V
terhadap I dan membandingkan dengan Gambar 4.2.

7
7. Mengulangi semua prosedur
di atas untuk intensitas cahaya yang berbeda dan menghasilkan
nilai arus pada nilai satu desimal dan dua desimal.

Rs Gambar 4.3. Skema susunan


V Peralatan uji arus dan
Es
tegangan sel surya
s

8
D. Diagram Alir

Mulai

Mengukur GGL sel surya ketika


dikenai cahaya tanpa dihubungkan ke
hambatan geser

Mengeset peralatan seperti


Gambar 4.3

Mengatur tahanan geser sampai


dihasilkan V dengan selisih 0,4

Mencatat nilai V dan I yang


dihasilkan

Melakukan percobaan untuk


menghasilkan arus dengan nilai
satu desimal dan dua desimal

Selesai

9
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

I. Perhitungan arus untuk nilai satu desimal

 Perhitungan GGl sel surya

 Sudut pertama Vmax = 1,0 volt


 Sudut kedua Vmax = 1,0 volt
 Sudut ketiga Vmax = 1,0 volt
Sehingga Ess = Vmax

 Perhitungan hambatan dalam sel surya

Jadi,

10
Data Hasil Perhitungan

 
I II III
     
     
V V
NO (Volt) I (mA) r (Volt) I (mA) r V(Volt) I (mA) r
1 1 0.2 3.3 1 0.2 3.3 1 0.2 3.3
2 0.96 0.2 3.3 0.96 0.2 3.3 0.96 0.2 3.3
3 0.92 0.2 3.3 0.92 0.2 3.3 0.92 0.2 3.3
4 0.88 0.2 3.3 0.88 0.2 3.3 0.88 0.2 3.3
5 0.84 0.2 3.3 0.84 0.2 3.3 0.84 0.2 3.3
6 0.8 0.2 3.3 0.8 0.3 3.3 0.8 0.2 3.3
7 0.76 0.3 3.3 0.76 0.3 3.3 0.76 0.2 3.3
8 0.72 0.3 3.3 0.72 0.3 3.3 0.72 0.2 3.3
9 0.68 0.3 3.3 0.68 0.3 3.3 0.68 0.2 3.3
10 0.64 0.3 3.3 0.64 0.3 3.3 0.64 0.2 3.3
11 0.6 0.3 3.3 0.6 0.3 3.3 0.6 0.2 3.3
12 0.56 0.3 3.3 0.56 0.3 3.3 0.56 0.2 3.3
13 0.52 0.3 3.3 0.52 0.3 3.3 0.52 0.2 3.3
14 0.48 0.3 3.3 0.48 0.3 3.3 0.48 0.2 3.3
15 0.44 0.3 3.3 0.44 0.3 3.3 0.44 0.2 3.3
16 0.4 0.3 3.3 0.4 0.3 3.3 0.4 0.2 3.3
17 0.36 0.3 3.3 0.36 0.3 3.3 0.36 0.3 3.3
18 0.32 0.3 3.3 0.32 0.3 3.3 0.32 0.3 3.3
19 0.28 0.3 3.3 0.28 0.3 3.3 0.28 0.3 3.3
20 0.24 0.3 3.3 0.24 0.3 3.3 0.24 0.3 3.3
21 0.2 0.3 3.3 0.2 0.3 3.3 0.2 0.3 3.3
22 0.16 0.3 3.3 0.16 0.3 3.3 0.16 0.3 3.3
23 0.12 0.3 3.3 0.12 0.3 3.3 0.12 0.3 3.3
24 0.08 0.3 3.3 0.08 0.3 3.3 0.08 0.3 3.3
25 0.04 0.3 3.3 0.04 0.3 3.3 0.04 0.3 3.3
26 0 0.3 3.3 0 0.3 3.3 0 0.3 3.3

Ket :
Lampu P = 23 watt
Catu daya = 220 v
Resistor geser = 4200 ohm

11
GRAFIK HUBUNGAN ANTARA TEGANGAN (V)
DAN ARUS (I)

0.35

0.3

0.25
ARUS (I) Series1
0.2
Series2
0.15 Series3

0.1

0.05

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
TEGANGAN (V)

Gambar 1. Grafik hubungan antara tegangan (V) dan arus (I)

II. Perhitungan arus untuk 2 desimal.

 Perhitungan GGl sel surya

 Sudut pertama Vmax = 1,0 volt


 Sudut kedua Vmax = 1,0 volt
 Sudut ketiga Vmax = 1,0 volt
Sehingga Ess = Vmax

 Perhitungan hambatan dalam sel surya

Jadi,

Data hasil perhitungan

12
 
I II III
     
     
V V
NO (Volt) I (mA) r (Volt) I (mA) r V(Volt) I (mA) r
1 1 0.23 2.70 1 0.22 3.03 1 0.19 4.00
2 0.96 0.24 2.70 0.96 0.23 3.03 0.96 0.2 4.00
3 0.92 0.25 2.70 0.92 0.24 3.03 0.92 0.2 4.00
4 0.88 0.26 2.70 0.88 0.25 3.03 0.88 0.21 4.00
5 0.84 0.27 2.70 0.84 0.26 3.03 0.84 0.22 4.00
6 0.8 0.28 2.70 0.8 0.27 3.03 0.8 0.23 4.00
7 0.76 0.28 2.70 0.76 0.28 3.03 0.76 0.23 4.00
8 0.72 0.29 2.70 0.72 0.29 3.03 0.72 0.23 4.00
9 0.68 0.3 2.70 0.68 0.29 3.03 0.68 0.23 4.00
10 0.64 0.31 2.70 0.64 0.3 3.03 0.64 0.23 4.00
11 0.6 0.32 2.70 0.6 0.3 3.03 0.6 0.23 4.00
12 0.56 0.33 2.70 0.56 0.3 3.03 0.56 0.23 4.00
13 0.52 0.34 2.70 0.52 0.31 3.03 0.52 0.24 4.00
14 0.48 0.35 2.70 0.48 0.31 3.03 0.48 0.24 4.00
15 0.44 0.35 2.70 0.44 0.31 3.03 0.44 0.24 4.00
16 0.4 0.35 2.70 0.4 0.31 3.03 0.4 0.24 4.00
17 0.36 0.35 2.70 0.36 0.32 3.03 0.36 0.24 4.00
18 0.32 0.36 2.70 0.32 0.32 3.03 0.32 0.24 4.00
19 0.28 0.36 2.70 0.28 0.32 3.03 0.28 0.24 4.00
20 0.24 0.36 2.70 0.24 0.32 3.03 0.24 0.24 4.00
21 0.2 0.36 2.70 0.2 0.32 3.03 0.2 0.24 4.00
22 0.16 0.37 2.70 0.16 0.33 3.03 0.16 0.24 4.00
23 0.12 0.37 2.70 0.12 0.33 3.03 0.12 0.24 4.00
24 0.08 0.37 2.70 0.08 0.33 3.03 0.08 0.25 4.00
25 0.04 0.37 2.70 0.04 0.33 3.03 0.04 0.25 4.00
26 0 0.37 2.70 0 0.33 3.03 0 0.25 4.00

Ket :
Lampu P = 23 watt
Catu daya = 220 v
Resistor geser = 4200 ohm

13
GRAFIK HUBUNGAN ANTARA TEGANGAN (V) DAN
ARUS (I)

0.4
0.35
0.3
0.25 Series1
ARUS (I)
0.2 Series2

0.15 Series3

0.1
0.05
0
0 0.5 1 1.5
TEGANGAN (V)

Gambar 2. Grafik hubungan antara tegangan (V) dan arus (I)

B. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini kami mencoba membuktikan bahwa arus keluaran
(I) serta tegangan (V) yang dihasilkan ketika memperoleh penyinaran merupakan
karakteristik setiap sel surya. Kemudian karakteristik sel surya tersebut
dipengaruhi oleh intensitas cahaya dan suhu permukaan sel.
Dari data pertama untuk nilai satu desimal didapatkan nilai arus pada sudut
pertama, kedua dan ketiga untuk tegangan dengan selisih 0,4 volt. Dari data
tersebut kita dapat mencari nilai r dan didapatkan nilai 3,3 untuk setiap sudut sel
surya yang diukur nilai arusnya. Dari gambar 1 telihat bahwa arus keluaran (I)
berbanding lurus dengan intensitas cahaya, sedangkan tegangan (V) berubah
secara logaritmik.
Dari data kedua untuk nilai dua desimal didapatkan nilai arus pada sudut
pertama, kedua dan ketiga untuk tegangan (V) dengan selisih 0,4 volt. Dari data
tersebut kita dapat mencari nilai r, untuk sudut pertama nilai r yang didapat adalah
2,7 volt, untuk sudut yang kedua didapat nilai r yaitu 3,03 volt dan pada sudut
yang ketiga didapat nilai r yaitu 4 volt. Dari gambar 2 telihat bahwa arus keluaran
(I) berbanding lurus dengan intensitas cahaya, sedangkan tegangan (V) berubah
secara logaritmik.
Gambar 1 dan gambar 2 menunjukan bahwa arus keluaran berbanding lurus
dengan intensitas cahaya, sedangkan tegangannya berubah secara logaritmik.

14
Sehingga percobaan yang kami lakukan dapat dikatakan berhasil karena sesuai
dengan kaidah referensi yang ada.

15
V. KESIMPULAN

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dalam percobaan uji karakteristik


arus dan tegangan sel fotovoltaik dapat disimpulkan bahwa :
1) Sel surya merupakan sebuah piranti yang mampu mengubah secara
langsung cahaya (energi foton) menjadi energi listrik.
2) Arus keluaran (I) dan tegangan (V) dihasilkan ketika sel surya
memperoleh penyinaran.
3) Dari nilai arus dan tegangan yang didapat setelah melakukan percobaan,
kita mendapatkan r dengan nilai satu desimal untuk semua sudut yaitu 3,3
ohm
4) Sedangkan untuk r dengan nilai dua desimal, untuk sudut pertama yaitu
2,7 ohm, untuk sudut kedua yaitu 3,03 ohm, untuk sudut ketiga yaitu 4
ohm.

16
DAFTAR PUSTAKA

Setiawan, Hidayat, Lilik. 2004. Kamus Fisika Bergambar. Bandung:Intan Sejati


Sunardi. 2006. 116 Unsur Kimia Deskripsi dan Pemanfaatannya. Bandung:Yrama
Widya
Tim Dosen Fisika Eksperimen. 2007. Praktikum Fisika Eksperimen II.
Purwokerto

17
18

Anda mungkin juga menyukai