TEGANGAN FOTOVOLTAIK
Maya Budiarti
Abstrak
Abstrack
1
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sel surya (fotosel) adalah suatu alat yang jalannya arus listrik dipengaruhi
oleh penyinaran elektromagnet. Prinsip kerja alat ini adalah emisi fotoelektron
(fotolistrik). Jika alat tersebut dikenai sinar, akan mengakibatkan terlepasnya
elektron dari permukaan. Fotosel dapat dipakai untuk mengukur kekuatan cahaya
(pada kamera) dan pada proyektor film untuk menimbulkan suara. Fotosel
digunakan juga pada baterai matahari (solar battery), seperti pada kalkulator dan
jam tangan, yang berfungsi sebagai penampung energi dari cahaya yang
mengenainya. Prinsip dasar sel surya serupa dengan sebuah dioda, yaitu
persambungan dua jenis semikonduktor.
Pada umumnya bahan semikonduktor yang digunakan untuk pembuatan
sel surya berasal dari golongan IVA pada susunan tabel periodik kimia, seperti
silikon (Si) dan germanium (Ge) atau paduan golongan IIIA dengan VA seperti
Galium-Arsenid (GaAs). Salah satu contoh bahan sel surya adalah kristal silikon
(c-Si). Bahan ini merupakan silikon murni (elektron valensi 4) yang diberi
pengotoran (inpuriti) bervalensi 3 sehingga menjadi silikon tak murni
(kekurangan sebuah elektron). Silikon jenis ini kemudian diberi nama silikon
tipe-p. sebuah silikon murni yang diberi pengotoran bervalensi 5 (kelebihan
sebuah elektron) juga menghasilkan silikon tak murni tipe-n. Sambungan kedua
jenis silikon ini akan membentuk persambungan (junction) PN. Pada batas
sambungan akan timbul sebuah celah energi atau energy gap (Eg) yang membatasi
pita valensi dengan pita konduksi.
Pada semikonduktor c-Si, energi-gapnya sebesar 1,11 eV, artinya bila
elektron pada pita valensi Si memperoleh energi foton yang lebih besar dari 1,11
eV maka elektron itu akan mampu melewati celah energi dan berpindah menuju
pita konduksi. Perpindahan elektron – elektron ini menyebabkan terjadinya aliran
elektron pada pita konduksi hingga terjadilah aliran arus listrik.
Berangkat dari sinilah kami mengadakan percobaan uji karakteristik arus dan
tegangan sel fotovoltaik ini.
2
B. TUJUAN
Tujuan dari percobaan ini adalah memahami arus tegangan, melakukan
pengukuran karakteristik sel surya terhadap variabel intensitas cahaya dan
menggambarkan arus (I) dan tegangan (V) untuk berbagai intensitas cahaya.
3
II. DASAR TEORI
4
pita konduksi. Perpindahan elektron – elektron ini menyebabkan terjadinya aliran
elektron pada pita konduksi hingga terjadilah aliran arus listrik.
Deskripsi matematis yang merupakan syarat agar elektron berpindah dari
pita valensi ke pita energi dinyatakan dalam bentuk
(4-1)
dengan h dan υ masing – masing adalah konstanta Planck (6,63 x 10 -34 Js) dan
frekuensi ini dapat dinyatakan sebagai hubungan
(4-2)
5
Arus keluaran (I) serta tegangan (V) yang dihasilkan ketika sel
memperoleh penyinaran merupakan karakteristik setiap sel surya. Karakteristik
ini selalu disajikan dalam bentuk kurva hubungan I dan V. Hasil penelitian
menunjukan bahwa karakteristik sel surya dipengaruhi oleh intensitas cahaya dan
suhu permukaan sel. Dalam percobaan ini dilakukan pengamatan untuk
membuktikan ketergantungan karakteristik sel surya c-Si pada suhu kamar
terhadap variasi intensitas cahaya. Kurva I-V yang merupakan karakteristik
tersebut tersaji dalam Gambar 4.2.
Gambar 4.2. pengaruh intensitas cahaya terhadap karakteristik arus tegangan sel
surya
Dari Gambar 4.2 terlihat bahwa arus keluaran (I) berbanding lurus dengan
intensitas cahaya, sedangkan tegangan (V) berubah secara logaritmik. I sc
menyatakan arus hubung singkat dan Voc menyatakan tegangan listrik rangkaian
terbuka. Arus dan tegangan maksimum terjadi pada saat sel surya menghasilkan
daya (jumlah watt) maksimum.
6
III. METODE
C. Cara Kerja
1. Mengukur GGL sel surya
ketika dikenai cahaya tanpa dihubungkan ke hambatan geser
2. Mengeset peralatan seperti
Gambar 4.3
3. Mengatur tahanan geser
hingga diperoleh arus dan tegangan sel surya.
4. Mencatat nilai tegangan yang
terbaca pada voltmeter dengan selisih 0.4 volt.
5. Mencatat nilai arus yang
terbaca pada amperemeter.
6. Menggambarkan kurva V
terhadap I dan membandingkan dengan Gambar 4.2.
7
7. Mengulangi semua prosedur
di atas untuk intensitas cahaya yang berbeda dan menghasilkan
nilai arus pada nilai satu desimal dan dua desimal.
8
D. Diagram Alir
Mulai
Selesai
9
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Jadi,
10
Data Hasil Perhitungan
I II III
V V
NO (Volt) I (mA) r (Volt) I (mA) r V(Volt) I (mA) r
1 1 0.2 3.3 1 0.2 3.3 1 0.2 3.3
2 0.96 0.2 3.3 0.96 0.2 3.3 0.96 0.2 3.3
3 0.92 0.2 3.3 0.92 0.2 3.3 0.92 0.2 3.3
4 0.88 0.2 3.3 0.88 0.2 3.3 0.88 0.2 3.3
5 0.84 0.2 3.3 0.84 0.2 3.3 0.84 0.2 3.3
6 0.8 0.2 3.3 0.8 0.3 3.3 0.8 0.2 3.3
7 0.76 0.3 3.3 0.76 0.3 3.3 0.76 0.2 3.3
8 0.72 0.3 3.3 0.72 0.3 3.3 0.72 0.2 3.3
9 0.68 0.3 3.3 0.68 0.3 3.3 0.68 0.2 3.3
10 0.64 0.3 3.3 0.64 0.3 3.3 0.64 0.2 3.3
11 0.6 0.3 3.3 0.6 0.3 3.3 0.6 0.2 3.3
12 0.56 0.3 3.3 0.56 0.3 3.3 0.56 0.2 3.3
13 0.52 0.3 3.3 0.52 0.3 3.3 0.52 0.2 3.3
14 0.48 0.3 3.3 0.48 0.3 3.3 0.48 0.2 3.3
15 0.44 0.3 3.3 0.44 0.3 3.3 0.44 0.2 3.3
16 0.4 0.3 3.3 0.4 0.3 3.3 0.4 0.2 3.3
17 0.36 0.3 3.3 0.36 0.3 3.3 0.36 0.3 3.3
18 0.32 0.3 3.3 0.32 0.3 3.3 0.32 0.3 3.3
19 0.28 0.3 3.3 0.28 0.3 3.3 0.28 0.3 3.3
20 0.24 0.3 3.3 0.24 0.3 3.3 0.24 0.3 3.3
21 0.2 0.3 3.3 0.2 0.3 3.3 0.2 0.3 3.3
22 0.16 0.3 3.3 0.16 0.3 3.3 0.16 0.3 3.3
23 0.12 0.3 3.3 0.12 0.3 3.3 0.12 0.3 3.3
24 0.08 0.3 3.3 0.08 0.3 3.3 0.08 0.3 3.3
25 0.04 0.3 3.3 0.04 0.3 3.3 0.04 0.3 3.3
26 0 0.3 3.3 0 0.3 3.3 0 0.3 3.3
Ket :
Lampu P = 23 watt
Catu daya = 220 v
Resistor geser = 4200 ohm
11
GRAFIK HUBUNGAN ANTARA TEGANGAN (V)
DAN ARUS (I)
0.35
0.3
0.25
ARUS (I) Series1
0.2
Series2
0.15 Series3
0.1
0.05
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
TEGANGAN (V)
Jadi,
12
I II III
V V
NO (Volt) I (mA) r (Volt) I (mA) r V(Volt) I (mA) r
1 1 0.23 2.70 1 0.22 3.03 1 0.19 4.00
2 0.96 0.24 2.70 0.96 0.23 3.03 0.96 0.2 4.00
3 0.92 0.25 2.70 0.92 0.24 3.03 0.92 0.2 4.00
4 0.88 0.26 2.70 0.88 0.25 3.03 0.88 0.21 4.00
5 0.84 0.27 2.70 0.84 0.26 3.03 0.84 0.22 4.00
6 0.8 0.28 2.70 0.8 0.27 3.03 0.8 0.23 4.00
7 0.76 0.28 2.70 0.76 0.28 3.03 0.76 0.23 4.00
8 0.72 0.29 2.70 0.72 0.29 3.03 0.72 0.23 4.00
9 0.68 0.3 2.70 0.68 0.29 3.03 0.68 0.23 4.00
10 0.64 0.31 2.70 0.64 0.3 3.03 0.64 0.23 4.00
11 0.6 0.32 2.70 0.6 0.3 3.03 0.6 0.23 4.00
12 0.56 0.33 2.70 0.56 0.3 3.03 0.56 0.23 4.00
13 0.52 0.34 2.70 0.52 0.31 3.03 0.52 0.24 4.00
14 0.48 0.35 2.70 0.48 0.31 3.03 0.48 0.24 4.00
15 0.44 0.35 2.70 0.44 0.31 3.03 0.44 0.24 4.00
16 0.4 0.35 2.70 0.4 0.31 3.03 0.4 0.24 4.00
17 0.36 0.35 2.70 0.36 0.32 3.03 0.36 0.24 4.00
18 0.32 0.36 2.70 0.32 0.32 3.03 0.32 0.24 4.00
19 0.28 0.36 2.70 0.28 0.32 3.03 0.28 0.24 4.00
20 0.24 0.36 2.70 0.24 0.32 3.03 0.24 0.24 4.00
21 0.2 0.36 2.70 0.2 0.32 3.03 0.2 0.24 4.00
22 0.16 0.37 2.70 0.16 0.33 3.03 0.16 0.24 4.00
23 0.12 0.37 2.70 0.12 0.33 3.03 0.12 0.24 4.00
24 0.08 0.37 2.70 0.08 0.33 3.03 0.08 0.25 4.00
25 0.04 0.37 2.70 0.04 0.33 3.03 0.04 0.25 4.00
26 0 0.37 2.70 0 0.33 3.03 0 0.25 4.00
Ket :
Lampu P = 23 watt
Catu daya = 220 v
Resistor geser = 4200 ohm
13
GRAFIK HUBUNGAN ANTARA TEGANGAN (V) DAN
ARUS (I)
0.4
0.35
0.3
0.25 Series1
ARUS (I)
0.2 Series2
0.15 Series3
0.1
0.05
0
0 0.5 1 1.5
TEGANGAN (V)
B. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini kami mencoba membuktikan bahwa arus keluaran
(I) serta tegangan (V) yang dihasilkan ketika memperoleh penyinaran merupakan
karakteristik setiap sel surya. Kemudian karakteristik sel surya tersebut
dipengaruhi oleh intensitas cahaya dan suhu permukaan sel.
Dari data pertama untuk nilai satu desimal didapatkan nilai arus pada sudut
pertama, kedua dan ketiga untuk tegangan dengan selisih 0,4 volt. Dari data
tersebut kita dapat mencari nilai r dan didapatkan nilai 3,3 untuk setiap sudut sel
surya yang diukur nilai arusnya. Dari gambar 1 telihat bahwa arus keluaran (I)
berbanding lurus dengan intensitas cahaya, sedangkan tegangan (V) berubah
secara logaritmik.
Dari data kedua untuk nilai dua desimal didapatkan nilai arus pada sudut
pertama, kedua dan ketiga untuk tegangan (V) dengan selisih 0,4 volt. Dari data
tersebut kita dapat mencari nilai r, untuk sudut pertama nilai r yang didapat adalah
2,7 volt, untuk sudut yang kedua didapat nilai r yaitu 3,03 volt dan pada sudut
yang ketiga didapat nilai r yaitu 4 volt. Dari gambar 2 telihat bahwa arus keluaran
(I) berbanding lurus dengan intensitas cahaya, sedangkan tegangan (V) berubah
secara logaritmik.
Gambar 1 dan gambar 2 menunjukan bahwa arus keluaran berbanding lurus
dengan intensitas cahaya, sedangkan tegangannya berubah secara logaritmik.
14
Sehingga percobaan yang kami lakukan dapat dikatakan berhasil karena sesuai
dengan kaidah referensi yang ada.
15
V. KESIMPULAN
16
DAFTAR PUSTAKA
17
18