Anda di halaman 1dari 8

ULAMA’ PEWARIS PARA NABI UNTUK BERDAKWAH

MELISA (210305037 )

ABSTRAK

Setelah meninggal Rasullah SAW bukan berarti matinya juga penyebaran islam itu

tetapi pada saat inilah para sahabat mengambil peran dalam melanjutkan dakwah yang telah

di dirikan dan disebarkan oleh Rasullah SAW, maka dari itu para penerus dakwah baginda

harus memiliki ilmu pengetahuan yang sama ratanya dengan rasullah dan itu menjadi alasan

adanya hadist tentang pentingnya menuntut ilmu karna waktu sili berganti setiap bergantinya

masa maka orang yang berperan pada masa itu pun akan berganti. Maka dari itu kita harus

mempersiapkan penerus dakwah Rasullah SAW dimasa yang akan datang .

A. Pendahuluan

Allah dalam memberikan petunjuk kepada manusia melalui utusan-utusan Nya

(para Rasul). Rasul diberi tugas oleh Allah untuk memberikan kabar gembira dan

peringatan kepada manusia. Namun, ketika rasul sudah tiada, maka tugas rasul

tersebut diwariskan kepada para ulama.1 Salah satu tugas dai adalah mengajak

manusia kepada jalan Allah. Oleh karena itu dai perlu meniru Rasulullah yang

merupakan Uswah Hasanah. Tulisan ini bermaksud menjawab pertanyaan apakah

tugas para Nabi/Rasul? dan bagaimana kriteria dai yang dapat menjadi pewaris nabi?

‫ت بِِإ ْذ ِن‬
ِ ‫ق بِ ْالخَ ي َْرا‬ َ ‫ ْال ِكت‬I‫ثُ َّم َأوْ َر ْثنَا‬
ِ َ‫م ُم ْقت‬Iُْ‫م ظَالِ ٌم لِنَ ْف ِس ِه َو ِم ْنه‬Iُْ‫َاب الَّ ِذينَ اصْ طَفَ ْينَا ِم ْن ِعبَا ِدنَا ۖ فَ ِم ْنه‬
ٌ ِ‫ص ٌد َو ِم ْنهُ ْم َساب‬

َ ِ‫﴾هَّللا ِ ۚ ٰ َذل‬
٣٢ ﴿ ‫ك هُ َو ْالفَضْ ُل ْال َكبِي ُر‬

1
As-sabuniy, Muhammad Ali. Kenabian dan para Nabi . Surabaya : PT.Bina Ilmu , 1993.hlm. 6-7.
Kemudian kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih

di antara hamba-hamba kami” (QS. Fathir/35: 32).

Sesungguhny para nabi itu tidak mewariskan kekayaan atau jabatan tetapi

yang mereka mewariskan ilmu mereka, maka barang siapa yang mengambil warisan

tersebut maka ia akan menjadi pewaris yang akan meneruskan estapet dakwah para

Nabidan Rasul dalam menyampaikan ajaran agama Allah SWT

Maka dari itu Allah sangat memuliakan orang yang menuntut ilmu apalagi

para hambanya yang mempelajari akan ilmu agama Allah SWT lalu

meimplementasikan dan menyampaikan kepada ummat manusia dalam mengajak

kepada kebaikan.

B. Pembahasan

َ َّ‫ث بَلَ َغنِي َأن‬


‫ك تُ َح ِّدثُهُ ع َْن‬ ٍ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم لِ َح ِدي‬ َ ُ‫فَقَا َل يَا َأبَا ال َّدرْ دَا ِء ِإنِّي ِجْئت‬
َ ‫ك ِم ْن َم ِدينَ ِة ال َّرسُو ِل‬

‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُو ُل‬


َ ِ ‫ل هَّللا‬Iَ ‫ْت َرسُو‬
ُ ‫ال فَِإنِّي َس ِمع‬ ُ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َما ِجْئ‬
َ َ‫ت لِ َحا َج ٍة ق‬ َ ِ ‫َرسُو ِل هَّللا‬

‫ض ُع َأجْ نِ َحتَهَا ِرضًا‬


َ َ‫ُق ْال َجنَّ ِة َوِإ َّن ْال َماَل ِئ َكةَ لَت‬ ْ َ‫ك طَ ِريقًا ي‬
Iِ ‫طلُبُ فِي ِه ِع ْل ًما َسلَكَ هَّللا ُ بِ ِه طَ ِريقًا ِم ْن طُر‬ َ َ‫َم ْن َسل‬

‫ف ْال َما ِء َوِإ َّن‬


ِ ْ‫ض َو ْال ِحيتَانُ فِي َجو‬
ِ ْ‫ت َو َم ْن فِي اَأْلر‬
ِ ‫ب ْال ِع ْل ِم َوِإ َّن ْال َعالِ َم لَيَ ْستَ ْغفِ ُر لَهُ َم ْن فِي ال َّس َم َوا‬
ِ ِ‫لِطَال‬

‫ب َوِإ َّن ْال ُعلَ َما َء َو َرثَةُ اَأْل ْنبِيَا ِء َوِإ َّن‬
ِ ‫فَضْ َل ْال َعالِ ِم َعلَى ْال َعابِ ِد َكفَضْ ِل ْالقَ َم ِر لَ ْيلَةَ ْالبَ ْد ِر َعلَى َساِئ ِر ْال َك َوا ِك‬

ِ ‫ظ َوافِ ٍر َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد بْنُ ْال َو ِز‬


‫ير‬ ٍّ ‫ ْال ِع ْل َم فَ َم ْن َأ َخ َذهُ َأخَ َذ بِ َح‬I‫ َواَل ِدرْ هَ ًما َو َّرثُوا‬I‫اَأْل ْنبِيَا َء لَ ْم يُ َو ِّرثُوا ِدينَا ًرا‬

‫يب ْبنَ َش ْيبَةَ فَ َح َّدثَنِي بِ ِه ع َْن ع ُْث َمانَ ب ِْن َأبِي َسوْ َدةَ ع َْن َأبِي ال َّدرْ دَا ِء‬ َ َ‫ال ِّد َم ْشقِ ُّي َح َّدثَنَا ْال َولِي ُد ق‬
ُ ِ‫ال لَق‬
َ ِ‫يت َشب‬

ُ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم بِ َم ْعنَاه‬


َ ‫يَ ْعنِي ع َْن النَّبِ ِّي‬

Artinya Dikisahkan oleh Katsir bin Qays7: Katsir bin Qays berkata: Aku sedang

duduk dengan Abud Darda' di masjid Damaskus. Seorang pria datang kepadanya dan

berkata: Abud Darda, saya datang kepada Anda dari kota Rasulullah ( (‫ه‬II‫لى هللا علي‬II‫ص‬
‫وسلم‬untuk sebuah tradisi yang saya dengar Anda ceritakan dari Rasulullah ( ‫صلى هللا عليه‬

‫)وسلم‬. Saya datang bukan untuk tujuan lain. Dia berkata: Saya mendengar Rasulullah

berkata: Jika seseorang bepergian di jalan untuk mencari ilmu, Allah akan menyebabkan

dia melakukan perjalanan di salah satu jalan surga. Malaikatakan mengepakkan

sayapnya dalam kesenangan besar dengan orang yang mencari ilmu, penghuni langit dan

bumi dan ikanikan di perairan yang dalam akan meminta pengampunan bagi orang yang

berilmu. Keutamaan orang yang berilmu atas orangorang saleh adalah seperti bulan, di

malam purnama, di atas bintang-bintang yang lain.

Orang yang berilmu adalah pewaris para nabi, dan para nabi tidak meninggalkan

dinar maupun dirham, hanya menyisakan ilmu, dan siapa yang mengambilnya mendapat

bagian yang banyak.

Setiap orang yang mempermudah jalan baik dirinya atau orang lain dalam menuntut

ilmu maka sesungguhnya dia sedang membuat jalannya ke syurga. Menjelaskan tentang

keutamaan menuntut ilmu,keutamaan orang yang mempunyai Ilmu, yang mana Rasulallah

menjelaskan bahwa orang yang menuntut ilmu di naungi oleh malaikat, dan malaikat

mengepalkanm sayapnya bagi para menuntut ilmu, sedangkan keutamaan orang yang alim

atau orang yang berilmu adalah, bumi, langit dan isinya beristigfar untuknya,memohonkan

ampun bagi orang yang mempunyai ilmu.

Selanjutnya Rasulallah SAW menjelaskan perbedaan orang yang berilmu dan orang

yang hanya beramal tanpa ilmu, dalam Kitab Tanqihul Qaul dijelaskan bahwa orang yang

berilmu maksudnya disni adalah orang yang mempunyai Ilmu lalu ia mengamalkan dan

menyebarkan ilmu tersebut atau biasa disebut Berdakwah atau mengajar, hal itu lebih baik

dari seorang hamba yang hanya beribadah siang dan malam tanpa Ilmu, rasulallah

mengumpamakan bagaikan Bulan purnama yang bersinar di atas bintang-bintang, bahwa


bintang tidak akan kelihatan jika ada bulan purnama, dalam arti orang alim lebih

bercahaya lebih utama dari pada orang yang ahli ibadah.

Pada penggalan terakhir dari hadis tersebut, rasulallah menjelaskan bahwa orang

rasulallah SAW meninggalkan atau mewariskan pada ummatnya adalah ilmu, ilmu untuk

disampaikan lagi kepada ummat ummat setelahnya, untuk diamalkan sebagaimana

Rasulallah SAW mengamalkannya. karena rasulallah SAW tidak mewariskan Harta benda

melalaikan hanya Ilmu untuk di Amalkan.

Quraish Shihab dalam membahas Ulama sebagai pewaris Nabi, menyebutkan bahwa

yang disebut ulama adalah orang yang mempunyai pengetahuan kawniyyah (fenomena

alam) dan qur’aniyyah.2 Yang dimaksut oleh Quraish shihab adalah bagaiamana seorang

ulama’ ia harus mampu mempelajari atau mengamati akan keadaan alam disekitarnya dan

juga bisa memahami dan mengerti bagaimana dalam pengkajian ilmu Qur’aniyyah untuk

diterapkan dalam keseharian maka bisa disimpulkan dari ungkapan yang diatas seorang

ulama’ harus bisa memahami dua jenis keilmuan tersebut yaitu langit dan bumi dalam

QS. Al- Ankabut 29:49 Allah bersabda :

٤٩ ﴿ َ‫ور الَّ ِذينَ ُأوتُوا ْال ِع ْل َم ۚ َو َما يَجْ َح ُد بِآيَاتِنَا ِإاَّل الظَّالِ ُمون‬
ِ ‫ص ُد‬ ٌ ‫ات بَيِّن‬
ُ ‫َات فِي‬ ٌ َ‫﴾بَلْ هُ َو آي‬

“Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orangorang yang

diberi ilmu dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat kami kecuali orang-orang yang

zalim”. (QS. al-‘Ankabu>t/29:49)

Ulama pewaris para nabi diartikan oleh al-Mawardi, bahwasanya mereka (ulama)

kedudukan dalam agama setingkat dengan nabi.3dari ungkapan ini kita bisa sama-sama
2
shihab, Qurash. Membumikan Al-Qur'an . Bandung : Mizan, 1994,hlm.382.
3
Malik, Hatta Abdul. “Dai sebagai Ulama Pewaris Para Nabi.” Jurnal Komunika, 2015: 28,hlm 28.
perhatikan ayat diatas bagaimana dituntutnya para calon ulama atau pewaris nabi untuk

menuntut ilmu apalagi memperdalam nilai-nilai agama

Para Nabi SAW tentu merupakan ciptaan Allah SWT yang terbaik di Bumi. Maka,

ahli waris mereka haruslah yang terbaik dari ciptaan setelah mereka. Siapa? Mereka

adalah ulama, dan sudah diketahui dengan baik bahwa warisan berpindah dari pewaris ke

ahli waris secara langsung yang menempati posisi setelahnya.

Para ulama tidak dapat menggantikan para nabi, tetapi mereka berperan untuk

berdakwah di jalan Allah SWT dan mengajarkan agamanya seperti para Nabi. karena

Ulama adalah mereka yang takut kepada Allah subhanahu wata’ala sebagaimana firman-

Nya:

ِ ‫﴾ِإنَّ َما يَ ْخ َشى هَّللا َ ِم ْن ِعبَا ِد ِه ْال ُعلَ َما ُء ۗ ِإ َّن هَّللا َ ع‬
ۗ ٢٨ ﴿ ‫َزي ٌز َغفُو ٌر‬

“…Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama.

Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Fathir: 28)

Interaksi antara ulama dengan umatnya juga tidak terlepas dari konteks al-Qur’an dan

Hadis, seperti memberikan kabar gembira dan peringatan, menyeru kepada Allah,

memberikan penerang bagi kaumnya yang dalam kegelapan, membacakan dan mengajarkan

al-Qur’an, mensucikan umatnya, dan sebagai mana di atas yang telah disebutkan tentang

karakteristik nabi.

Ulama yang dipilih oleh Allah menjadi pewaris nabi, jika dilihat dari karakteristik nabi, maka

akan sulit didapatkan. Namun, bukan berarti tidak ada dan tidak mungkin dicapai. Pencapaian

menjadi ulama yang dipilih untuk menjadi pewaris nabi juga melalui proses yang tidak mudah

untuk dilakukan. Untuk pencapaiannya, penulis lebih cenderung kepada dunia tasawuf atau

thariqah yang terbiasa melakukan riyad}ah-riyad}ah untuk pendekatan kepada Allah.

C. Kaitan Hadist dengan Ilmu manajemen


Jadi kaitan hadist ini dengan ilmu manajemen yaitu yang bisa penulis tangkap dari

hadist yaitu jadi penulis tidak bisa memasukkan hadist ini dari salah satu fungsi atau

aspek dalam manajemen karna ilmu pengetahuan itu bisa menyentuh segala aspek

kehidupan manusia, jadi termasuk jg pada manajemen memerluka orang berilmu atau

berpengetahuan tinggi didalamnya karna segala aspek manajemen itu tidak lepas dari

orang-orang yang berilmu atau berpengetahuan dalam manajemen, contohnya ada orang

yang menjual jasa planning bussniess dan karya tersebut itu tidak dilakukan dengan

sengaja tanpa adanya keterlibatan ilmu yang mendasari nya, atau juga ada ketika manajer

menyusun sebuah planning bussniess seorang planner pasti sudah memperlajari segala

aspek dalam planning tersebut seperti peluang, tantangan ,kekuatan, kelemahan,

kelebihan nya dan apa saja kemungkinan yang akan terjadi terhadap planning bussniess

tersebut. Sama juga seperti dalam evaluation, proses evaluation juga memerlukan orang-

orang yang berilmu atau berpengetahuan kalau tidak pasti dia akan menyalahkan atau

membenar hasil kinerja dari bawahan tanpa menganalisisnya dengan sebuah ilmu .

D. Penutup
Alhamdulillah segala puji kepada allah yang telah memberi kemudahan kepada saya
selaku penulis untuk menyelesaikan tugas hadist manajemen dakwah , saya selaku
penyusun berterima kasih kepada Bapak Subhan Abdullah Acim yang telah memberi
tugas ini yang bertema” Ulama’ adalah pewaris para Nabi dalam berdakwah berkat tugas
ini bisa memberi tambahan wawasan penulis berkaitan dengan topik ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak
kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidak
sempurnaan yang para pembaca temukan dalam paper ini. Penulis juga mengharap
adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam paper ini.
E. Daftar pustaka

As-sabuniy, Muhammad Ali. Kenabian dan para Nabi . Surabaya : PT.Bina Ilmu , 1993.

Malik, Hatta Abdul. “Dai sebagai Ulama Pewaris Para Nabi.” Jurnal Komunika, 2015: 28.

shihab, Qurash. Membumikan Al-Qur'an . Bandung : Mizan, 1994.

Anda mungkin juga menyukai