Anda di halaman 1dari 108

IMPLEMENTASI PERATURAN BUPATI NOMOR 52 TAHUN2020

TENTANG PENERAPAN DISIPLIN DAN PENEGAKAN


HUKUM PROTOKOL KESEHATAN
DALAMPENANGANAN COVID-19
DI KABUPATEN
BERAU

OLEH:
MUHAMMAD FAHMI ANWAR
1601131366

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS SYARIAH
PRODI HUKUM TATA NEGARA
BANJARMASIN
2021 M / 1442
IMPLEMENTASI PERATURAN BUPATI NOMOR 52 TAHUN 2020
TENTANG PENERAPAN DISIPLIN DAN PENEGAKAN
HUKUM PROTOKOL KESEHATAN
DALAM PENANGANAN COVID-19
DI KABUPATEN
BERAU

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Syariah


untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Guna Mencapai Gelar Sarjana
dalam Ilmu Hukum Islam

Oleh:

Muhammad Fahmi Anwar

1601131366

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI


FAKULTAS SYARIAH
PRODI HUKUM TATANEGARA
(SIYASAH SYARIYYAH)
BANJARMASIN
2021 M/ 1442 H

i
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

ii
PERSETUJUAN

iii
Skripsi yang berjudul : Implementasi Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2020
Tentang Penerapan Disiplin Dan Penegakan Hukum
Protokol Kesehatan Dalam Penanganan Covid-19 Di
Kabupaten Berau
Ditulis oleh : Muhammad Fahmi Anwar
NIM : 1601131366
Fakultas : Syariah
Program : Strata-1 (S1)
Program Studi : Hukum Tata Negara
Tahun Akademik : 2021/2022
Tempat dan Tanggal Lahir : Tanjung Redeb, 02 Juni 1998
Alamat : Jl. Flamboyan Nomor 19 Kelurahan Karang Ambun
Kecamatan Tanjung Redeb

Setelah diteliti dan diadakan perbaikan seperlunya, kami dapat menyetujuinya


untuk dipertahankan di depan Sidang Tim Penguji Skripsi Fakultas Syariah UIN
Antasari Banjarmasin.

Banjarmasin,

Pembimbing I Pembimbing II

H. Bahran, S.H., M.H. Muhammad Haris, S.H., M.Kn.

NIP. 196106051994031002 NIP.1981611172011011005

Mengetahui,
Ketua Program Studi Hukum Tata Negara
Fakultas Syariah
UIN Antasari Banjarmasin,

Arie Sulistyoko, S.Sos., M.H.

NIP. 197901182005011004

iv
PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul “Implementasi Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun


2020 Tentang Penerapan Disiplin Dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan
Dalam Penanganan Covid-19 Di Kabupaten Berau”, ditulis oleh Muhammad
Fahmi Anwar, telah diujikan dalam Sidang Tim Penguji Skripsi Fakultas Syariah
UIN Antasari Banjarmasin pada:
Hari :
Tanggal :
Dinyatakan LULUS dengan predikat:

Dekan Fakultas Syariah

UIN Antasari Banjarmasin

Dr. H. Jalaluddin, M.Hum.

NIP. 196611261991021002

Tim Penguji

1.
( Ketua)
2.
(Anggota)

3.
(Anggota)

4.
(Anggota)

v
ABSTRAK

Muhammad Fahmi Anwar, 2021. Implementasi Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun


2020 Tentang Penerapan Disiplin Dan Penegakan Hukum Protokol
Kesehatan Dalam Penanganan Covid-19 Di Kabupaten Berau.
Skripsi Program Studi hukum Tata Negara (SiyasahSyar’iyah)
Fakultas Syariah. Pembimbing (I) H. Bahran, S.H., M.H., (II)
Muhammad Haris, M.Kn.
Kata Kunci: Implementasi, Penerapan, Disiplin, Penegakan, Hukum, Protokol
Kesehatan, Penanganan, dan Covid-19
Penelitian yang di dasari oleh ketertarikan Penulis terhadap lonjakan
yang sangat signifikan terjadi di kecamatan Tanjung Redeb Kabupaten
Berau. Padahal ketika itu sudah ada aturan yang mengatur bagaimana
menghadapi pandemi yang sedang berlangsung.
Tujuan dari melakukan penelitian ini untuk melihat bagaimana
Implementasi dan penegakan yang dilakukan oleh pejabat daerah sesuai
dengan Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2020.
Penelitian ini adalah penelitian hukum empiris, di mana Penulis harus
turun langsung kelapangan guna untuk mencari data-data yang diperlukan.
Pendekatan yang di gunakan adalah pendekatan kualitatif dikarenakan
penelitian tentang riset yang deskriptif dan mengutamakan analisis di mana
landasan teori dijadikan pemandu penelitian agar sesuai dengan fakta-fakta.
Teknik pengumpulan data yang di gunakan adalah wawancara dan
dokumentasi. Informasi yang diperoleh kemudian dianalisis yang kemudian
dibuat sebuah kesimpulan berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian
ini.
Hasil yang didapatkan bahwasanya pemberlakuan Peraturan Bupati
Nomor 52 Tahun 2020 ini terhambat karena kurang komunikasinya antara
petugas serta kelalaian petugas yang melonggarkan penegakkan protokol
kesehatan kemudian hal ini juga di dukung dari tingkah laku masyarakat
yang acuh terhadap himbauan petugas dan tidak ada efek jeranya dari sanksi
yang di berikan petugas kepada masyarakat.

vi
MOTTO

“Banyak hal yang harus di gapapain.”

vii
KATA PERSEMBAHAN

Di dunia ini tak ada yang memiliki kesempurnaan melainkan

kesempurnaan Allah SWT, Shalawat dan Salam yang selalu tercurahkan kepada

junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Karya tulis ini yang tidak memiliki kesempurnaan yang ku persembahkan

kepada Bapa dan Ibu tercinta, Alm. Aspriadi AA dan Endang Sumanti, serta

adikku Ahmad Rofian, terima kasih atas segala do’a kalian yang selalu

mengiringi langkahku.

Terimakasih yang tak terhingga kepada Keluarga yang tak pernah henti-

hentinya menegur dan mengingatkanku disaat akhlak dan perilakuku tak sesuai

dengan yang seharusnya.

Terima kasih kepada dosen pembimbing I dan pembimbing II yang sudah

membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Terima kasih kepada ketua

jurusan hukum tatanegara, dosen hukum tatanegara serta seluruh dosen-dosen

fakultas syariah.

Terima kasih tidak lupa saya ucapkan kepada teman saya Vira

Rahmiyani, Nur Rahmah Fuji Asniza Nadia Octaviani, dan Muhammad Rahim

serta teman-teman hukum tatanegara angkatan 2016 lokal C dan Lokal A yang

selalu setia memberikan semangat, selalu membantu dari awal hingga selesainya

skripsi ini.

Terima kasih kepada teman-teman yang juga terlibat dalam uraian kisah perjalanan

hidup Saya selama berada di perantauan, terkhusus kepada Muhamad Rahman ,

Muhammad Noor Ikhsan, Fahrul Ayin.

Terima kasih pula kepada Kawan-kawan Laspekta yang selalu ada disaat saya

membutuhkan ketika saya merasa stres.

vii
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA

Fonem konsonan Bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab

dilambangkan dengan huruf, dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan

dengan huruf dan sebagian dilambangkan dengan tanda, atau sebagian

dilambangkan dengan huruf dan tanda sekaligus.

Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158/1987 dan 0543 b/U/1987,

tanggal 22 Januari 1988, sebagai berikut:

A. Konsonan Tunggal
Huruf Na Huruf Latin Keterangan

Arab ma

‫ا‬ Alif Tidak Tidak dilambangkan

dilambangkan

‫ب‬ Ba’ B Be

‫ت‬ Ta’ T Te

‫ث‬ Ṡa' Ṡ Es (dengan titik di

atas)

‫ج‬ Jim J Je

‫ح‬ Ḥa' Ḥ Ha (dengan titik di

bawah)

‫خ‬ Kha’ Kh Ka dan Ha

‫د‬ Dal D De

‫ذ‬ Żal Żal Zet (dengan titik di

atas)

‫ر‬ Ra’ R Er

‫ز‬ Zai Z Zet

‫س‬ Sin S ES

‫ش‬ Syin Sy Es dan ye

viii
‫ش‬ Ṣad Ṣ Es (dengan titik di

bawah)

‫ض‬ Ḍad Ḍ De (dengan titik di

bawah)

‫ط‬ Ṭa' Ṭ Te (dengan titik di

bawah)

‫ظ‬ Ẓa' Ẓ Zet (dengan titik di

bawah)

‫ع‬ ‘Ain ‘ Koma terbalik di atas

‫غ‬ Ghai G Ge

‫ف‬ Fa’ F Ef

‫ق‬ Qaf Q Qi

‫ك‬ Kaf K Ka

‫ل‬ Lam L ‘el

‫م‬ Mim M ‘em

‫ن‬ Nun N’ ‘en

‫و‬ Wau W We

‫ه‬ Ha' H Ha

‫ء‬ Ham ' Apostrof

zah

‫ي‬ Yā' Y Ye

B. Konsonan Rangkap Karena Syaddah Ditulis Rangkap

m‫متعقدين‬ Ditulis Muta’aqqin

‫عدة‬ Ditulis ‘Iddah

ix
C. Ta’ Marbutah
Apabila dimatikan ditulis h

‫هبة‬ Ditulis Hibbah

‫جزية‬ Ditulis Jizyah

(ketentuan ini tidak diperlukan bagi kata-kata arab yang sudah terserap

ke dalam bahasa Indonesia, seperti salat, zakat dan sebagainya, kecuali

dikehendaki lafal aslinya). Bila diikuti dengan kata sandang “al” serta

bacaannya kedua itu terpisah, maka ditulis dengan h.

‫كرمة ألولياء‬ Ditulis Karāamahalauliyā‘

Apabila ta’ marbutah hidup dengan harakat, fathah, kasrah dan

dhammah ditulis t.

‫زكاة الفطر‬ Ditulis Zakātul-fitri

D. Vokal Pendek

ِ ‫ـــ‬ Kasrah Ditulis I

َ ‫ـــ‬ Fathah Ditulis A

ُ ‫ـــ‬ Dammah Ditulis U

E. Vokal Panjang

1 Fathah + alif Ditulis ā -

‫جا هلية‬ jāhiliyyah

2 Fathah + ya’ mati Ditulis ā- yas‘ā

‫يسعى‬

3 Kasrah + ya’ mati Ditulis - karim

x
‫كريم‬

4 Dhammah + wawu mati Ditulis û - furud

‫فروض‬

F. Vokal Rangkap
1 Fathah + ya’ mati Ditulis ai-

‫بينكم‬ Bainakum

2 Fathah + wawu mati Ditulis au- Qaulun

‫قول‬

G. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata dipisahkan Dengan

Apostrof

‫أأنتم‬ Ditulis a‘antum

‫أعدة‬ Ditulis u‘iddah

‫لئن شكر تم‬ Ditulis la‘insyakartum

H. Kata Sandang Alif + Lam


Apabila diikuti huruf qamariyyah ditulis dengan menggunakan huruf “al”
‫القران‬ Ditulis al-Qur’ān

‫القياس‬ Ditulis al-Qiyās

‫السماء‬ Ditulis as-Samā

‫الشمس‬ Ditulis asy-Syams

I. Penulisan Kata-Kata dalam Rangkaian Kalimat

‫ذوي الفروض‬ Ditulis Żawial-furud atau

Żawilfurud

‫أهل السنة‬ Ditulis ahl as-sunnah atau

ahlussunnah

Apabila diikuti huruf syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf


syamsiyyah yang mengikutinya, dengan menghilangkan huruf “al” nya.

xi
KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الر حمن الرحيم‬

‫الحمد هلل رب العالمين الصالةوالسالم على أشرف األنبياء و المرسلين سيدنا وموال نا محمد وعلى أله‬

‫و‬

‫ اما بعد‬.‫أصحابه أجمعين ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين‬

Segala puji hanyalah bagi Allah SWT, atas segala limpahkan karunia, nikmat,

dan petunjuk-Nya sehingga pada akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat

serta salam selalu kita hanturkan kepada panutan Nabi Besar Muhammad SAW,

keluarga, sahabat dan para pengikut beliau hingga akhir zaman. Lepas dari khilaf dan

segala kekurangan, penulis merasa sangat bersyukur telah menyelesaikan skripsi yang

berjudul “ Implementasi Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2020 Tentang Tentang

Penerapan Disiplin Dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Dalam Penanganan

Covid-19 Di Kabupaten Berau”, sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar

strata satu Sarja Hukum Fakultas Syariah UIN Antasari Banjarmasin. Pada

kesempatan ini dengan setulus hati penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Jalaluddin, M. Hum, selaku Dekan Fakultas Syariah UIN

Antasari Banjarmasin.

2. Bapak Arie Sulistyoko, S.Sos., M.H., selaku ketua jurusan Hukum Tatanegara

(SiyasahSyariyyah) Fakultas Syariah UIN Antasari Banjarmasin yang

memberikan bimbingan selama penelitian berstudi di Fakultas Syariah UIN

Antasari Banjarmasin.

3. Bapak H, Bahran, S.H, M.H selaku pembimbing I dan Ibu Muhammad Haris

M.Kn. selaku pembimbing II yang memberikan bimbingan, pengetahuan,

kritik dan saran kepada peneliti dalam penelitian skripsi ini.

4. Seluruh Dosen Fakultas Syariah UIN Antasari Banjarmasin yang selama ini

memberikan ilmu dan pendidikan kepada penulis sampai penulis dapat

menyelesaikan studi di Fakultas Syariah UIN Antasari Banjarmasin.

xii
5. Nofian Hidayat, S. IP., M. Ap., Kabid Kedaruratan Dan Logistik BPBD Kab.

Berau, Dani Apriatmaja, SurvivalanceCovid RSUD Abdul Rivai Kabupaten

Berau, Drs. H. Iswahyudi, Apt., M. Kes., Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten

Berau, Abdul Razak, Kepala Bidang PPDH SATPOL PP Kabupaten Berau,

Achmad Syarif, S,h.,M.H. Li., Kasubag Bantuan Hukum dan HAMtelah

membantu melengkapi data dalam penyusunan skripsi ini.

6. Kepala Perpustakaan UIN Antasari Banjarmasin dan Kepala Perpustakaan

Fakultas Syariah UIN Antasari Banjarmasin beserta seluruh staf karyawan dan

karyawati yang telah melayani peneliti dalam peminjaman sejumlah literatur

untuk menyusun skripsi ini.

7. Masyarakat Kecamatan Tanjung Redeb Kabupaten Berau yang menjadi

subjek penelitian, sehingga penelitian yang dilakukan penulis bisa menjadi

sebuah skripsi.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

membantu penulis, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam

penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.

Semoga semua bantuan yang diberikan mendapat ganjaran disisi Allah SWT.

Akhirnya, penulis berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para

pembacanya. Amin YaaRabbAl’alamin

Banjarmasin, 15 November 2021

Penyusun

(MUHAMMAD FAHMI ANWAR)

NIM.1601131366

xiii
DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.................................................................i


PERSETUJUAN........................................................................................................i
PENGESAHAN.........................................................................................................i
ABSTRAK.................................................................................................................i
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-INDONESIA............................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB I........................................................................................................................1
PENDAHULUAN....................................................................................................1
A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................1
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................1
D. Signifikansi Penelitian.................................................................................1
E. Definisi Operasional....................................................................................1
F. Kajian Pustaka.............................................................................................1
G. Sistematika Penulisan..................................................................................1
BAB II.......................................................................................................................1
KETENTUAN TENTANG IMPLEMENTASI PERATURAN BUPATI DAN
KEPATUHAN PROTOKOL KESEHATAN...............................................................1
A. Kebijakan Publik.........................................................................................1
B. Implementasi Kebijakan Publik..................................................................1
C. Model Implementasi Kebijakan Publik.......................................................1
D. Hukum Protokol Kesehatan........................................................................1
E. Teori Hukum...............................................................................................1
F. Kesadaran Hukum.......................................................................................1
G. Ketaatan Hukum..........................................................................................1

xiii
BAB III.....................................................................................................................1
METODE PENELITIAN.........................................................................................1
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian..................................................................1
B. Lokasi Penelitian.........................................................................................1
C. Subjek dan Objek Penelitian.......................................................................1
D. Data dan Sumber Data.................................................................................1
E. Teknik Pengumpulan Data..........................................................................1
F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data........................................................1
G. Tahapan Penelitian......................................................................................1
BAB IV.....................................................................................................................1
PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA.......................................................1
A. Profil Kecamatan Tanjung Redeb...............................................................1
B. Penyajian Data.............................................................................................1
C. Analisi Data.................................................................................................1
BAB V......................................................................................................................1
PENUTUP................................................................................................................1
A. Simpulan......................................................................................................1
B. Saran............................................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................1
LAMPIRAN..............................................................................................................1

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara kesatuan pada dasarnya adalah negara berdaulat yang

diselenggarakan sebagai satu kesatuan. Pemerintahan pusat adalah yang

tertinggi dan satuan-satuan pemerintah daerah masing-masing hanya

menjalankan kekuasaan yang telah dipilih oleh pemerintah pusat untuk

didelegasikan. Menurut para ahli negara kesatuan adalah negara yang

memiliki wewenang secara terperinci terdapat pada provinsi-provinsi.

Adapun residu kekuatannya terletak pada Pemerintah Pusat negara

Kesatuan.1

Menurut Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik

Indonesia tahun 1945 dalam Pasal 1 Ayat (1), bahwasanya Indonesia

adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik. Kemudian, dilanjutkan

dengan penjelasan tentang pembagian kekuasaan di Indonesia dalam

Pasal 18 Ayat (1), bahwasanya Negara Kesatuan Republik Indonesia

dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu terbagi lagi

atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap Provinsi, Kabupaten, dan Kota itu

mempunyai Pemerintah Daerah, yang diatur dengan Undang-Undang.

1
Moh. Kusnardi ,Harmaily Ibrahim , Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia,
cetakan ke-7, Jakarta, 1988. Hal. 169

1
2

Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah,

diselenggarakan terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib

yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah provinsi merupakan urusan

dalam skala provinsi yang meliputi 16 buah urusan. Urusan pemerintahan

provinsi yang bersifat pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara

nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat

sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang

bersangkutan.2

C.F Strong menyebutkan bahwa “Pemerintahan daerah adalah

organisasi, yang diletakkan padanya hak untuk melaksanakan kekuasaan

berdaulat atau tertinggi. Pemerintahan dalam arti luas merupakan sesuatu

yang lebih besar daripada suatu badan atau kelompok.” 3Pada dasarnya

aspek-aspek dibidang ekonomi, sosial, kesehatan, budaya, dan pariwisata di

daerah masing-masing menjadi tanggung jawab pemerintah daerah itu

sendiri. Tetapi, segala ketentuan yang menyangkut kepentingan rakyat akan

ditinjau oleh Pemerintah Pusat, yang nantinya dapat disetujui atau bahkan

ditolak.

Pada kenyataannya dalam menjalankan pemerintahan, aspek-aspek

tersebut di atas memiliki ketergantungan satu sama lain dalam kelancaran

2
Ardiansyah, ,AdministrasiPemerintah Daerah dalam Analisa, Jakarta, 2015. hlm.
43
3
Badan Pengkajian MPR RI, PelaksanaanOtonomiDaerah,(Jakarta: Badan
Pengkajian MPR RI, 2018), hlm. 50
3

pemerintahan di suatu negara. Seperti aspek dibidang ekonomi akan

berpengaruh pada moral masyarakat, yang menjadikan masyarakat tersebut

memiliki kelas sosial. Keterkaitan tersebut berujung pada satu aspek yang

sangat vital bila terganggu di dalam suatu negara, yaitu aspek kesehatan.

Jika aspek kesehatan dalam Negara terganggu, maka seluruh aspek-

aspek dalam menjalankan pemerintahan akan stagnan, atau terhenti. Antara

lain, ketika di dalam suatu negara terjadi musibah penyakit yang menyebar

maka negara tersebut akan menerapkan suatu kebijakan untuk menghentikan

masalah tersebut, dengan mengesampingkan aspek-aspek lain. Pada masa

sekarang ini, jika membicarakan aspek kesehatan maka kita akan

membicarakan pandemi yang kini tengah menghantui hampir seluruh negara

yang ada di dunia, karena persebarannya yang cepat dan banyaknya jumlah

negara yang menganggap pandemi ini tidak berbahaya.

Pandemi ini bukan yang pertama terjadi, sebenarnya pandemi yang

berskala besar dan lebih berbahaya sudah pernah terjadi di dunia, seperti

pandemi blackdeath. Pandemi blackdeathsendiri terjadi antara tahun 1346–

1351 yang diduga berasal dari Asia Timur dan ada juga yang mengatakan

dari Asia Tengah, kemudian, menyebar ke sepanjang jalur sutra dan

mencapai Krimea pada tahun 1347. Kemudian, wabah tersebut dibawa oleh

kutu yang hidup di tikus hitam yang berpergian dengan kapal dagang Genoa,

kemudian, menyebar ke cekungan Mediterania hingga mencapai Afrika,


4

Asia Barat dan seluruh Eropa melalui Konstatinopel, Sisilia dan

Semenanjung Italia. Pada akhirnya pandemi ini telah menewaskan lebih dari

30% hingga 60% populasi penduduk Eropa, dan secara total pandemi ini

telah mengurangi total seluruh penduduk dunia dari 475 juta jiwa menjadi

350–375 juta pada abad ke 14.4

Menarik pembelajaran dari pandemi terdahulu seharusnya Indonesia

bisa mengatasi pandemi ini dengan baik. Sebagaimana di dalam hadis telah

dijelaskan sebagai berikut :

ِ ‫ق َأ ْخبَ َرنَا َحبَّانُ َح َّدثَنَا دَا ُو ُد بْنُ َأبِي ْالفُ َرا‬


‫ت َح َّدثَنَا َع ْب ُد هَّللا ِ بْنُ ب َُر ْي َدةَ ع َْن‬ َ ‫َح َّدثَنَا ِإس‬
ُ ‫ْحا‬

ْ َ‫َأل‬m‫لَّ َم َأنَّهَا َأ ْخبَ َر ْتنَا َأنَّهَا َس‬m‫ ِه َو َس‬mْ‫لَّى هَّللا ُ َعلَي‬m‫ص‬


‫ت‬ َ ‫ج النَّبِ ِّي‬
ِ ْ‫ةَ َزو‬m‫يَحْ يَى ب ِْن يَعْمَ َر ع َْن عَاِئ َش‬

ُ‫لَّ َم َأنَّه‬m ‫ ِه َو َس‬m‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي‬


َ ِ ‫ نَبِ ُّي هَّللا‬m‫ُون فََأ ْخبَ َرهَا‬
ِ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ع َْن الطَّاع‬
َ ِ ‫ُول هَّللا‬
َ ‫َرس‬

َ ‫ا ُء فَ َج َعلَهُ هَّللا ُ َرحْ مَ ةً لِ ْلمُ ْؤ ِمنِينَ فَلَي‬mm‫كَانَ عَ َذابًا يَ ْب َعثُهُ هَّللا ُ َعلَى َم ْن يَ َش‬
‫ ٍد يَقَ ُع‬mmْ‫ْس ِم ْن َعب‬

‫ ُل‬m‫َب هَّللا ُ لَهُ ِإاَّل كَانَ لَهُ ِم ْث‬ ِ ُ‫صابِرًا يَ ْعلَ ُم َأنَّهُ لَ ْن ي‬
َ ‫صيبَهُ ِإاَّل مَا َكت‬ ُ ‫الطَّاعُونُ فَيَ ْم ُك‬
َ ‫ث فِي بَلَ ِد ِه‬

‫َأجْ ِر ال َّش ِهي ِد تَابَ َعهُ النَّضْ ُر ع َْن دَا ُو َد‬

“Telah menceritakan kepada kami Ishaq telah mengabarkan kepada

kami Habban telah menceritakan kepada kami Daud bin Abu Al Furat telah

menceritakan kepada kami Abdullah bin Buraidah dari Yahya bin Ya'mar

dari 'Aisyah istri Nabi ‫ ﷺ‬bahwa dia pernah mengabarkan kepada kami,

bahwa dia pernah bertanya kepada Rasulullah ‫ ﷺ‬mengenai penyakit lepra,

4
https://en.wikipedia.org/wiki/Black_Death
5

lantas Nabiyullah‫ ﷺ‬memberitahukan kepadanya, "Bahwa penyakit lepra

merupakan azab yang Allah timpakan terhadap siapa yang dikehendaki-

Nya, dan menjadikannya sebagai rahmat bagi orang-orang yang beriman.

Tidaklah seseorang yang berada di wilayah yang terjangkit penyakit lepra,

kemudian, ia tetap tinggal di negerinya dan selalu bersabar, ia mengetahui

bahwa penyakit tersebut tidak akan menjangkiti nya kecuali apa yang Allah

tetapkan kepadanya, maka baginya seperti pahalanya orang yang mati

syahid." Hadis ini juga di perkuat oleh riwayat An Nadlr dari Daud.5

Kemudian, pada Hadis yang lain Nabi Bersabda :

‫ ِد هَّللا ِ ب ِْن عَا ِم ٍر َأ َّن‬m‫ب ع َْن َع ْب‬ ٌ ِ‫َح َّدثَنَا َع ْب ُد هَّللا ِ بْنُ يُوسُفَ َأ ْخبَ َرنَا َمال‬
ٍ ‫هَا‬m‫ك ع َْن ا ْب ِن ِش‬

‫رَّحْ َم ِن‬m‫ ُد ال‬m‫ُع َم َر َخ َر َج ِإلَى ال َّشْأ ِم فَلَ َّما َكانَ بِ َسرْ َغ بَلَ َغهُ َأ َّن ْال َوبَا َء قَ ْد َوقَ َع بِال َّشْأ ِم فََأ ْخبَ َرهُ َع ْب‬

ٍ ْ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل ِإ َذا َس ِم ْعتُ ْم بِ ِه بَِأر‬


‫ ِه‬m ‫ َد ُموا َعلَ ْي‬m ‫ض فَاَل تَ ْق‬ َ ‫ف َأ َّن َرس‬
َ ِ ‫ُول هَّللا‬ ٍ ْ‫بْنُ عَو‬

‫ فِ َرارًا ِم ْنه‬m‫ض َوَأ ْنتُ ْم بِهَا فَاَل ت َْخ ُرجُوا‬


ٍ ْ‫َوِإ َذا َوقَ َع بَِأر‬

“Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yusuf telah

mengabarkan kepada kami Malik dari Ibnu Syihab dari Abdullah bin Amr’

bahwa Umar pernah bepergian menuju Syam, ketika dia sampai di daerah

Sargha, diberitahukan kepadanya bahwa negeri Syam sedang terjangkiti

wabah penyakit menular, lantas Abdurrahman bin “Auf memberitahukan

kepadanya bahwa Rasulullah SAW bersabda, “ Jika kalian mendengar

5
Sahih Bukhari, Hadits no.5293 ( Fathul Bari, Hadits no. 5734)
6

wabah tersebut menjangkiti suatu negeri, maka janganlah kalian berada di

dalamnya, maka janganlah kalian keluar dan lari darinya.”6

Di sisi lain, keterlambatan pemerintah pusat menangani pandemi ini

menyebabkan pemerintah daerah bergerak terlebih dahulu. Dalam hal ini

pemerintah daerah bukan ingin menyalahi peraturan di dalam negara dengan

mendahului membuat keputusan tanpa perintah langsung dari presiden

sebagai pusat pemerintahan. Sesuai dengan UU Nomor 23 tahun 2014 Pasal

1 Ayat (6) tentang Pemerintahan Daerah, bahwa pemerintah daerah berhak

mengurusi kepentingan masyarakat di dalam daerah kekuasaannya.

Hal ini terlihat dari langkah pemerintah pusat yang terlambat,

mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020 tentang

Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan

Covid-19 (PP PSBB), pada tanggal 31 Maret 2020, padahal jumlah

terkonfirmasi positif covid-19 telah mencapai 1200 (seribu dua ratus) orang.7

PSBB mengatur liburnya sekolah dan tempat kerja, pembatasan

kegiatan keagamaan, serta pembatasan kegiatan di tempat umum. Padahal,

hal tersebut telah dilakukan oleh beberapa pemerintah daerah, misalnya

kebijakan ‘lockdown’ lokal yang diambil Bupati Tegal sejak tanggal 23

Maret 2020, dengan cara menutup akses masuk kota dengan beton

movableconcretebarrier (MBC). Serupa dengan Bupati Tegal, Gubernur


6
Sahih Bukhari, Hadits no.5293 ( Fathul Bari, Hadits no. 5734)
https://ombudsman.go.id/artikel/r/artikel--tarik-menarik-penanganan-covid-19
7
7

Papua juga melakukan penutupan akses keluar-masuk dari pelabuhan,

bandara, jalur darat, termasuk Pos Lintas Batas Negara, sejak 26 Maret 2020.

Gubernur Bali, sejak 27 Maret 2020, telah menegaskan kepada masyarakat

untuk tidak berkumpul, bekerja, belajar dan beribadah di luar rumah. Dan

beberapa daerah lainnya, yang tentu saja tujuan utamanya adalah untuk

melindungi masyarakat dari penyebaran Covid-19.8

Pemerintah pun telah mengeluarkan aturan hukum yang mengatur

bagaimana seharusnya menghadapi pandemi ini, tetapi jumlah kasus pasien

positif Covid-19 terus bertambah. Padahal di tempat-tempat umum telah

terpasang anjuran untuk menjalankan protokol kesehatan. Salah satu daerah

yang terus bertambah pasien positif Covid-19 adalah provinsi Kalimantan

Timur terkhusus Kabupaten Berau. Menurut data dari Dinas Kesehatan

Kabupaten Berau, jumlah penderita Covid-19 di kabupaten Berau sebelum

adanya Peraturan Bupati ini, Kasus pertama terhitung dari bulan Maret

sampai dengan 15 September 2020 menunjukkan kenaikan yang lambat

dengan kasus yang dikonfirmasi berjumlah 226 orang yang berarti rata-rata

per bulannya sekitar 38 orang terinfeksi Covid-19, 1 kematian, dan 148

Sembuh dengan rata-rata 25 orang per bulannya.

Kemudian, ketika peraturan ini dikeluarkan terhitung dari publikasi

peraturan bupati ini dari tanggal 16 September hingga saat ini 18 maret 2021

Ibid.
8
8

menunjukkan kenaikan sangat pesat. Kasus yang dikonfirmasi sampai

sekarang berjumlah 3.449 dengan rata-rata per bulannya 575 orang yang

terinfeksi Covid-19, berbanding lurus dengan angka kematian yang juga

melonjak dalam kurun waktu 6 bulan setelah peraturan Bupati ini

dikeluarkan yaitu mencapai 70 orang yang berarti rata-rata setiap bulannya

ada 12 orang yang meninggal akibat Covid-19, kemudian, angka

kesembuhan yang mencapai 3.306 dengan rata-rata 551 orang per bulannya.

Berkaitan dengan kasus positif terpapar virus Covid-19 yang naik

begitu pesat hingga bulan Juni tahun 2021, untuk memperkecil

daerah/tempat penelitian maka Penulis mengkhususkan penelitian di salah

satu kecamatan yang ada di Berau, yaitu di Kecamatan Tanjung Redeb . Hal

ini dikarenakan sebagian masyarakat di Kecamatan Tanjung Redeb masih

ada yang belum menaati protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah.

Faktanya, masih banyak masyarakat yang berpergian ke swalayan atau ke

tempat ibadah tidak menggunakan masker.

Di sisi lain, masih ada sebagian masyarakat di Tanjung Redeb yang

melakukan perjalanan keluar daerah melewati jalur darat untuk menghindari

Rapid Test, sebagai salah satu syarat untuk melakukan perjalanan keluar

daerah. Begitu pun setelah melakukan perjalanan dari luar daerah banyak

masyarakat yang mengabaikan untuk melakukan karantina mandiri.


9

Maka dari itu, setiap harinya masyarakat yang terpapar virus Covid-19

terus bertambah secara signifikan. Hal inilah yang membuat Penulis tertarik

untuk mengkaji dan meneliti lebih dalam mengenai kebijakan-kebijakan

Pemerintah pusat dan daerah dalam menangani pandemi ini, dan

menjadikannya sebagai bentuk karya ilmiah skripsi dengan judul

“Implementasi Peraturan Bupati Nomor 52 tahun 2020 Tentang

Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan dalam

Penanganan Covd-19 di Kabupaten Berau “

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Implementasi Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2020

Tentang Penerapan Disiplin Dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan

dalam Penanganan Covid-19 di Kecamatan Tanjung Redeb Kabupaten

Berau?

2. Bagaimana Penegakan Hukum Protokol Kesehatan dalam Penanganan

Covid-19 di Kecamatan Tanjung Redeb Kabupaten Berau ?


10

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Implementasi Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2020

Tentang Penerapan Disiplin Dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan

dalam Penanganan Covid-19 Di Kabupaten Berau.

2. Untuk mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi Implementasi

Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2020 Tentang Penerapan Disiplin Dan

Penegakan Hukum Protokol Kesehatan dalam Penanganan Covid-19 Di

Kabupaten Berau.

D. Signifikansi Penelitian

Signifikansi penelitian disebut juga dengan manfaat penelitian, di

mana sebuah hasil penelitian hendaknya bermanfaat bagi kepentingan negara

dan masyarakat (segi praktis) serta dapat memberikan sumbangan pemikiran

bagi perkembangan ilmu pengetahuan (segi teoritis).

1. Sebagai tambahan wawasan khususnya bagi Penulis dibidang ilmu

hukum terkhusus pemerintahan dan pembagian kekuasaannya dalam

menangani wabah penyakit.

2. Sebagai sumbangsih pemikiran Penulis bagi pihak-pihak yang

memerlukan informasi dalam penelitian yang mendalam.

3. Menambah khazanah kepustakaan, terkhusus perpustakaan fakultas

Syari’ah serta perpustakaan UIN Antasari Banjarmasin pada umumnya.


11

4. Untuk memenuhi tugas akhir kuliah untuk memperoleh gelar sarjana S1

Hukun Tata Negara (Siyasah) pada Fakultas Syari’ah UIN Antasari

Banjarmasin.

E. Definisi Operasional

Agar terarahnya pemahaman dan untuk menghindari kesalahan dalam

memahami terhadap judul dan masalah yang akan diteliti maka dari judul

“Implementasi Peraturan Bupati Nomor 52 tahun 2020 Tentang

Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Dalam Penanganan Covid-19

Di Kabupaten Berau” Penulis akan menjelaskan istilah-istilah di judul yang

dimaksud :

1. Implementasi memiliki arti penerapan suatu rencana yang telah di susun

secara matang melalui pertimbangan dengan melihat situasi keadaan 9,

dalam judul di atas implementasi berarti penerapan rencana dari

Pemerintah Daerah Kabupaten Berau yang sudah di susun dalam

Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2020.

2. Penanganan merupakan suatu tindakan atau cara yang dilakukan dalam

mengatasi suatu masalah.10 Dalam judul di atas penanganan yang

dimaksud adalah tindakan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dalam

mencegah wabah Covid-19.


9
Indra Santoso, KamusPraktis Bahasa Indonesia, Surabaya, 1987. Hal. 189
10
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/penanganan
12

3. Covid-19 atau Corona Virus Desease 2019 adalah penyakit menular yang

disebabkan oleh SevereAcuteRespirantorySyndromeCorona Virus-2.11

4. Protokol Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bupati

Nomor 52 Tahun 2020 Tentang Penerapan Disiplin Dan Penegakan

Hukum Protokol Kesehatan dalam Penanganan Covid-19 Di Kabupaten

Berau pasal 1 yaitu tahapan yang harus ditempuh oleh setiap orang ,

kelompok, atau lembaga pada saat akan melakukan aktivitas dengan cara

memeriksa suhu tubuh, mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun /

handsanitizer, menggunakan masker serta menjaga jarak agar tidak

terjadi kerumunan.12

F. Kajian Pustaka

Sejauh penelaahan Penulis mengenai penelitian tentang

“Implementasi Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2020 Tentang

Penerapan Disiplin Dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan dalam

Penanganan Covid-19 Di Kabupaten Berau.” Masih belum ada yang

meneliti. Namun dalam upaya untuk lebih memudahkan para pembaca, maka

Penulis menggunakan beberapa penelitian terdahulu untuk memberikan

sedikit gambaran dan perbedaan-perbedaannya dengan penelitian yang

diangkat oleh Penulis.

11
PeraturanBupatiNomor 52 Tahun 2020 TentangPenerapanDisiplin Dan Penegakan
Hukum Protokol Kesehatan, Pasal 1.
12
Ibid.
13

1. Skripsi yang ditulis oleh RISHAL (2016) tentang “Evaluasi

Implementasi Peraturan Daerah Kota Padang Panjang Nomor 14 Tahun

2011 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Rabies.” Universitas

Andalas.

Penelitian ini menjelaskan bagaimana Pemerintah Daerah kota

Padang Panjang belum efektif dalam menjalankan Perda Kota Padang

Panjang Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Pencegahan dan Penanganan

Rabies ini dibuktikan dengan data semakin bertambahnya penderita

rabies.13

2. Jurnal yang ditulis oleh Wiwik Trapsilowati dan Aryani Pujiyanti

tentang “Implementasi Peraturan Daerah Tentang Pengendalian Demam

Berdarah Dangue di Kota Semarang.” Balai Besar Penelitian dan

Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit.

Jurnal ini mengangkat tentang meningkat pesatnya penderita demam

berdarah di Kota Semarang yang bisa menjadikannya sebagai Kejadian

Luar Biasa (KLB), jurnal ini bertujuan untuk mengevaluasi implementasi

Peraturan Daerah kota semarang dalam menangani wabah penyakit

demam berdarah.14

Rishal, EvaluasiImplementasiPeraturan Daerah Kota Padang Panjang Nomor 14


13

Tahun 2011 tentangPencegahan dan Penanggulangan Rabies, Universitas Andalas, 2016.


14
WiwikTrapsilowati dan AryaniPujiyanti, “ImplementasiPeraturan Daerah
TentangPengendalianDemamBerdarahDangue di Kota Semarang”, Vektora Volume 10,
Nomor 2 (2018) :Hal. 117
14

Penelitian yang Penulis angkat memiliki kesamaan dengan dua

penelitian terdahulu di atas, yaitu sama-sama mengangkat tentang

Implementasi an Peraturan Daerah dalam menanggulangi penyakit menular.

Perbedaannya terdapat pada objek yang ditanggulangi oleh Pemerintah

Daerah menggunakan Perda yang ada. Dalam Skripsi Rishal tentang “

Evaluasi Implementasi Peraturan Daerah Kota Padang Panjang Nomor 14

Tahun 2011 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Rabies.” Universitas

Andalas. Objek yang ditanggulangi adalah penyakit menular Rabies.

Sedangkan dalam jurnal yang ditulis oleh Wiwik Trapsilowati dan Aryani

Pujiyanti tentang “Implementasi Peraturan Daerah Tentang Pengendalian

Demam Berdarah Dangue di Kota Semarang.” Balai Besar Penelitian dan

Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit. Objek yang ditanggulangi

adalah wabah penyakit Demam Berdarah Dangue. Penulis sendiri dalam hal

ini mengangkat tentang penanganan Wabah Penyakit menular Covid-19 oleh

Pemerintah Daerah Kabupaten Berau.

G. Sistematika Penulisan

Penyusunan skripsi ini disusun secara sistematis dan terdiri dari lima

bab, dengan masing-masing bab memiliki persoalan yang berbeda tetapi

memiliki keterikatan satu dengan yang lainnya, sehingga membuat


15

harmonisasi dalam skripsi ini. Kemudian, Penulis akan merincikan

sistematik Penyusunan sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang Masalah,

Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Signifikansi Penelitian, Definisi

Operasional, Kajian Pustaka, serta Sistematika Penulisan.

BAB II Landasan Teori Bab yang terdiri dari teori-teori yang

berkaitan dengan kebijakan publik, implementasi kebijakan publik, hukum

protokol kesehatan, Teori Hukum, Kesadaran Hukum, dan Ketaatan Hukum.

BAB III Metode Penelitian, Bab ini akan menguraikan tentang jenis

dan pendekatan penelitian, Lokasi penelitian, data dan sumber data teknik

pengumpulan data, dan analisis data.

BAB IV Penyajian Data Dan Laporan Penelitian, Bab ini berisi tentang

data-data yang sudah didapatkan Penulis dari hasil penelitian tentang

implementasi penanganan Covid-19 dan cara-cara dari pihak-pihak yang

terkait dengan penegakan hukum protokol kesehatan di kecamatan Tanjung

Redeb Kabupaten Berau.

BAB V Penutup, Berisi simpulan dan saran-saran yang menjadi bagian

akhir dari penelitian ini, yang memuat tentang hasil dari penelitian dalam

penelitian yang di sajikan secara singkat dan jelas.


16
BAB II

KETENTUAN TENTANG IMPLEMENTASI

PERATURAN BUPATI DAN KEPATUHAN PROTOKOL

KESEHATAN

A. Kebijakan Publik

Kebijakan publik adalah suatu rangkaian pilihan-pilihan yang saling

berhubungan yang dibuat oleh lembaga atau pejabat pemerintah pada

bidang-bidang yang menyangkut tugas pemerintahan, seperti pertahanan

keamanan, energi, kesehatan, pendidikan, kesejahteraan masyarakat,

kriminalitas, perkotaan dan lain-lain, atau tindakan yang dibuat dan

dilaksanakan oleh pemerintah, yang dampaknya menjangkau atau dirasakan

oleh seluruh lapisan masyarakat. Sedangkan menurut Mr. Sugiono bahwa

kebijakan publik adalah usaha bersama dari warga masyarakat untuk

membagi resources yang ada di dalam masyarakat secara damai dan adil

serta sifatnya yang mengikat.15

Menurut Meriam Budiardjo, Kebijakan adalah suatu kumpulan

keputusan yang diambil oleh seorang pelaku atau kelompok politik, dalam

Taufiqurokhman,.KebijakanPublikPendelegasianTanggung
15
Jawab Negara
KepadaPresidenSelakauPenyelenggaraPemerintahan, Jakarta, 2014. Hal. 49

17
18

usaha memilih tujuan dan cara untuk mencapai tujuan itu. Pada prinsipnya,

pihak yang membuat kebijakan-kebijakan itu mempunyai kekuasaan untuk

melaksanakannya. Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa

kebijakan ialah suatu rangkaian tindakan yang mempunyai tujuan, nilai-nilai,

dan praktek-praktek yang terarah dimana dilaksanakan oleh seseorang,

kelompok, atau pemerintah dalam suatu lingkungan untuk memecahkan

suatu permasalahan.16

Menurut Beberapa akademisi seperti Robert Eyestone, Kebijakan

Publik adalah Hubungan aktivitas satu unit pemerintah dengan

lingkungannya, Richard Rose, Kebijakan publik adalah Serangkaian

kegiatan yang saling berhubungan beserta segenap konsekuensinya, Thomas

Dye, Kebijakan publik adalah Apapun yang dipilih pemerintah untuk

dilakukan ataupun tidak dilakukan, Dan Richard Hula menurutnya

Kebijakan publik adalah Kemahiran pemerintah untuk mewujudkan tujuan-

tujuan sosial.17

Menurut Willian Dunn bahwa kebijakan sebagai suatu pendekatan

terhadap pemecahan masalah-masalah sosial. Dalam orientasinya Dunn lebih

menekankan Bagaimana hakekat permasalahannya, makna terhadap

Miriam Budiarjo. Dasar-Dasar IlmuPolitik, Jakarta, 2008. Hal. 20


16
17
Taufiqurokhman. KebijakanPublikPendelegasian... loc. cit.
19

pemecahan masalah tersebut dan hasil yang akan diharapkan dari kebijakan

tersebut dalam memecahkan masalah-masalah sosial.18

Sementara itu, Koontz dan O’Donnel mendefinisikan kebijakan

sebagai pernyataan umum dari pengerian yang memandu pemikira dalam

pembuatan keputusan.19

Menurut Anderson, kebijakan adalah suatu tindakan yang mempunyai

tujuan yang dilakukan seseorang pelaku atau sejumlah pelaku untuk

memecahkan suatu masalah. Selanjutnya Anderson mengklasifikasi

kebijakan, policy, menjadi dua yaitu, substantif dan prosedural. Kebijakan

substantif yaitu apa yang harus dikerjakan oleh pemerintah sedangkan

kebijakan prosedural yaitu siapa dan bagaimana kebijakan tersebut

diselenggarakan. Ini berarti, kebijakan publik adalah kebijakan-kebijakan

yang dikembangkan oleh badan-badan dan pejabat-pejabat pemerintah.20

Selanjutnya tentang kebijakan publik menurut Dye, mengemukakan :

“Publicpolicyiswhatevergovermentschoosetodoor not todo”, konsep ini

menjelaskan bahwa kebijakan publik adalah apapun yang dipilih oleh

pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan. Menurutnya bahwa

apabila pemerintah memilih untuk melakukan sesuatu maka harus ada tujuan

18
Ibid Hal. 50
19
Koontz dan O’Donnel. PrincipleofManagementanAnalysisofManagementFunction. 5th
Edision. (New York: McGraw-Hill Book Company). Hal 113
20
Anderson. PublcPolicy Making ThirdEdition. (USA: HoughtonMiffin Company. Hal
113
20

dan kebijakan negara tersebut harus meliputi semua tindakan pemerintah,

bukan semata-mata pernyataan keinginan pemerintah atau pejabatnya.

Disamping itu sesuatu yang tidak dilaksanakan oleh pemerintah pun

termasuk kebijakan negara. Hal ini disebabkan “sesuatu yang tidak

dilakukan” oleh pemerintah akan mempunyai pengaruh yang sama besarnya

dengan “sesuatu yang dilakukan oleh pemerintah”.21

Selanjutnya, Dunn mengemukakan bahwa proses analisis kebijakan

adalah serangkaian aktivitas intelektual yang dilakukan di dalam proses

kegiatan yang pada dasarnya bersifat politis. Aktivitas politis tersebut

dijelaskan sebagai proses pembuatan kebijakan dan diaktualisasikan sebagai

serangkaian tahap yang saling bergantung yang diatur menurut waktu

penyususnan agenda, formulasi kebijakan, adopsi kebijakan, implementasi

kebijakan, dan penilaian kebijakan.22

Menurut Younis, membagi kebijakan publik atas tiga tahap yakni:

formasi dan desain kebijakan, implementasi kebijakan, dan evaluasi

kebijakan.23

Jadi, dari Penjelasan di atas Bahwa kebijakan Publik adalah suatu

keputusan yang diambil oleh pejabat pemerintah yang bertujuan untuk

21
Dye R Thomas, UnderstandingPublicPolicyAnalysis, Pearson
Education’UpperSaddleRiver’NewJersey. Hal 1
22
Dun, Willian N, PublicPolicyAnalysis : An Intruduction, Prentce_Ha, Inc,
EnglewoodCliffs, Hal 22
23
Younis, Talib, Ed, ImplementationofPublicPolicy, (Sydney : Dartmouth), Hal 3
21

menyelesaikan masalah-masalah publik yang mana kebijakan Negara

berbentuk peraturan daerah berupa penetapan tindakan-tindakan dari

pemerintah, baik kebijakan Negara untuk melakukan sesuatu maupun tidak

melakukan sesuatu mempunyai dan dilandasi dengan maksud dan tujuan

tertentu. Serta senantiasa ditujukan bagi kepentingan seluruh anggota

masyarakat.

B. Implementasi Kebijakan Publik

Implementasi kebijakan publik sebagai salah satu aktivitas dalam

proses kebijakan publik, sering bertentangan dengan yang diharapkan,

bahkan menjadikan produk kebijakan itu sebagai menjadi batu sandungan

bagi pembuat kebijakan itu sendiri. Itulah sebabnya implementasi kebijakan

publik, diperlukan pemahaman yang mendalam tentang studi kebijakan

publik.

Menurut Djadja Saefullah bahwa studi kebijakan publik tersebut dapat

dipahami dari dua perspektif, yakni ;

1. Perspektif politik, bahwa kebijakan publik di dalamnya perumusan,

implementasi, maupun evaluasinya pada hakekatnya merupakan

pertarungan berbagai kepentingan publik di dalam mengalokasikan


22

dan mengelola sumber daya (resources) sesuai dengan visi, harapan

dan 66 prioritas yang ingin diwujudkan.

2. Perspektif administratif, bahwa kebijakan publik merupakan ihwal

berkaitan dengan sistem, prosedur, dan mekanisme, serta

kemampuan para pejabat publik di dalam menerjemahkan dan

menerapkan kebijakan publik, sehingga visi dan harapan yang

diinginkan tercapai dan diwujudkan di dalam realitas.

Sementara itu, menurut Josy Adiwisastra menjelaskan, bahwa :

“Implementasi kebijakan merupakan sesuatu yang penting. Kebijakan publik

yang dibuat hanya akan menjadi ‘macan kertas’ apabila tidak berhasil

dilaksanakan. Keberhasilan implementasi kebijakan publik kadangkala tidak

hanya memerlukan rasionalitas, tapi juga kemampuan pelaksana untuk

memahami dan merespon harapan-harapan yang berkembang di masyarakat,

dimana kebijakan publik tersebut akan dilaksanakan.24

Menurut Abdul Wahab implementasi kebijakan adalah: Pelaksanaan

keputusan kebijakan dasar, biasanya dalam bentuk Undang-Undang, namun

dapat pula berbentuk perintah-perintah atau keputusan-keputusan eksekutif

yang penting atau keputusan badan peradilan lazimnya, keputusan tersebut

mengidentifikasikan masalah yang diatasi, menyebutkan secara tegas tujuan

24
Arifin Tahir Kebijakanpublik dan Good Governance, Gorontalo, 2018. Hal. 69
23

atau sasaran yang ingin dicapai, dan berbagai cara untuk mengatur proses

implementasinya.25

Sehubungan dengan itu Anderson menyatakan bahwa dalam

mengimplementasikan suatu kebijakan ada empat aspek yang harus

diperhatikan26, yaitu:

1. Siapa yang dilibatkan dalam implementasi.

2. Hakikat proses administrasi.

3. Kepatuhan atas suatu kebijakan.

4. Efek atau dampak dari implementasi.

Pandangan ini menunjukkan bahwa implementasi kebijakan

merupakan suatu proses yang dinamis yang melibatkan secara terus menerus

usaha-usaha untuk mencapai apa yang mengarah pada penempatan suatu

program ke dalam tujuan keputusan yang diinginkan. Selain itu, di dalam

kebijakan implementasi terdapat 2 (dua) variabel yang sangat mempengaruhi

terselenggaranya suatu implementasi, yaitu variabel Sumber Daya Manusia

dan Sumber Daya Modal.

1. Sumber Daya Manusia

a. Motivasi Mengandung makna sebagai suatu ungkapan kebutuhan

seseorang yang bersifat pribadi dan internal.

Ibid Hal. 68
25

26
Ibid Hal. 72
24

b. Kepemimpinan Mengandung makna sebagai suatu aktivitas untuk

mempengaruhi orang-orang agar diarahkan mencapai tujuan organisasi.

c. Kinerja Mengandung makna sebagai hasil yang dicapai oleh seseorang

menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan tertentu.

2. Sumber Daya Modal

a. Biaya dan Manfaat Mengandung makna membandingkan suatu

kebijakan dengan cara menghitung total biaya dan total keuntungan

yang diukur dalam bentuk uang.

b. Biaya dan Efektivitas Mengandung makna membandingkan suatu

kebijakan dengan cara mengkuantifikasi total biaya dan akibat yang

diukur dalam bentuk pelayanan.

C. Model Implementasi Kebijakan Publik

Dimensi paling inti dari kebijakan publik adalah proses kebijakan. Di

sini kebijakan publik dilihat sebagai sebuah proses kegiatan atau sebagai

satu kesatuan sistem yang bergerak dari satu bagian ke bagian lain secara

sinambung, saling menentukan dan saling membentuk.


25

Proses ini dalam hal kerjanya juga memiliki, beberapa bentuk role

modelnya dalam artian lain, banyak bentuk dari pengimplementasian

kebijakan publik, tapi dengan tujuan yang sama.

Model pertama adalah model yang paling klasik, yakni model yang

diperkenalkan oleh Donald Van Meter dan Carl Van Horn tahun 1975.

Model ini mengandaikan bahwa implementasi kebijakan berjalan secara

linear dari kebijakan publik, implementator, dan kinerja kebijakan publik.

Beberapa variabel yang dimasukkan sebagai variabel yang mempengaruhi

kebijakan publik adalah variabel berikut :27

1. Aktivitas implementasi dan komunikasi antar organisasi

2. Karakteristik agen pelaksana/implementator

3. Kondisi ekonomi, sosial, dan politik

4. Kecenderungan (disposition) pelakasana/ implementor

Kesemua variabel tersebut di atas membentuk sikap pelaksana

terhadap kebijakan yang mereka implementasikan dan menentukan seberapa

tinggi kinerja kebijakannya.28

Model yang kedua adalah model yang dikembangkan Daniel

Mazmanian dan Paul A. Sabatier tahun 1983. yang mengemukakan bahwa

27
NuryantiMustari. PemahamanKebijakanPublikFormulasi, Implementasi, dan
EvaluasiKebijakanPublik, Yogyakarta, 2015. Hal. 150
28
Ibid Hal. 150
26

implementasi adalah upaya melaksanakan keputusan kebijakan. Model

Mazmanian dan Sabatier disebut Model Kerangka Analisis Implementasi (a

frameworkforimplementationanalysis).29Mazmanian-Sabatier

mengklasifikasikan proses implementasi kebijakan ke dalam tiga variabel,

yaitu:

1. Variabel Independen Mudah-tidaknya masalah dikendalikan yang

berkenaan dengan indikator masalah teori dan teknis pelaksanaan,

keragaman objek, dan perubahan seperti apa yang dikehendaki.

2. Variabel Intervening Diartikan sebagai kemampuan kebijakan untuk

menstrukturkan proses implementasi dengan indikator kejelasan dan

konsistensi tujuan, dipergunakannya teori kausal, ketepatan alokasi

sumber dana, keterpaduan hirarkis di antara lembaga pelaksana, aturan

pelaksana dari lembaga pelaksana, dan perekrutan pejabat pelaksana yang

memiliki keterbukaan kepada pihak luar, variabel di luar kebijakan yang

mempengaruhi proses implementasi yang berkenaan dengan indikator

152 Kebijakan Publik kondisi sosio-ekonomi dan teknologi, dukungan

publi, sikap dan risorsis konstituen, dukungan pejabat yang lebih tinggi,

serta komitmen dan kualitas kepemimpinan dari pejabat pelaksana.

3. Variabel Dependen Yaitu tahapan dalam proses implementasi kebijakan

publik dengan lima tahapan, yang terdiri dari: pertama, pemahaman dari

lembaga/badan pelaksana dalam bentuk disusunnya kebijakan pelaksana.


Ibid Hal. 152
29
27

Kedua, kepatuhan objek. Ketiga, hasil nyata. Ke-empat, penerimaan atas

hasil nyata. Terakhir, kelima, tahapan yang mengarah pada revisi atas

kebijakan yang dibuat dan dilaksanakan, baik sebagian maupun

keseluruhan kebijakan yang bersifat mendasar.

Model di atas menyiratkan sebuah pengakuan bahwa meskipun

formulasi kebijakan dulunya telah dirumuskan melalui proses bargaining,

konflik maupun persuasi, tidak berarti para pelaku menghentikan

desakannya ketika kebijakan mulai diimplementasikan. Justru para pelaku

tersebut, baik politisi, kelompok penekan, birokrat tingkat atas maupun

bawah, dan kelompok sasaran sendiri seringkali lebih intensif

memperjuangkan kepentingannya pada tahap implementasi.

D. Hukum Protokol Kesehatan


Hukum Protokol Kesehatan adalah panduan atau tata cara kegiatan

yang dilakukan dalam rangka menjamin individu dan masyarakat tetap sehat

terlindung dari penyakit tertentu. Tujuan penerapan protokol kesehatan

adalah untuk meningkatkan upaya pencegahan dan pengendalian COVID-19

bagi masyarakat di tempat dan fasilitas umum dalam rangka mencegah

terjadinya episenter/kluster baru selama masa pandemi. Prinisp utama

protokol kesehatan adalah perlindungan kesehatan

individu dan perlindungan kesehatan masyarakat


28

Menurut Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

HK.01.07/MENKES/382/2020 Tentang Protokol Kesehatan Bagi

Masyarakat Di Tempat Dan Fasilitas Umum Dalam Rangka Pencegahan Dan

Pengendalian Corona Virus Disease2019 (COVID-19), Ruang lingkup

protokol kesehatan ini meliputi upaya pencegahan dan pengendalian

COVID-19 di tempat dan fasilitas umum dengan memperhatikan aspek

perlindungan kesehatan individu dan titik-titik kritis dalam perlindungan

kesehatan masyarakat, yang melibatkan pengelola, penyelenggara, atau

penanggung jawab tempat dan fasilitas umum serta masyarakat pengguna.

Masyarakat memiliki peran penting dalam memutus mata rantai

penularan COVID-19 agar tidak menimbulkan sumber penularan

baru/cluster pada tempat-tempat dimana terjadinya pergerakan orang,

interaksi antar manusia dan berkumpulnya banyak orang. Masyarakat harus

dapat beraktivitas kembali dalam situasi pandemi COVID-19 dengan

beradaptasi pada kebiasaan baru yang lebih sehat, lebih bersih, dan lebih

taat, yang dilaksanakan oleh seluruh komponen yang ada di masyarakat serta

memberdayakan semua sumber daya yang ada. Peran masyarakat untuk

dapat memutus mata rantai penularan COVID-19 (risiko tertular dan

menularkan) harus dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan.

Protokol kesehatan secara umum harus memuat Perlindungan Kesehatan

Individu dan perlindungan kesehatan masyarakat.


29

H. Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2020

Lahirnya peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2020 tentang Penerapan

Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan dalam Penanganan

Covd-19 di Kabupaten Berau, di dasari dari kesadaran pemerintah tentang

kebutuhan masyarakat pada kepastian hukum karena keadaan yang

menuntut.

Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2020 ini berdasarkan pada Pasal 18

ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945,Undang-UndangNomor 27 Tahun 1959 Tentang Penetapan Undang-

Undang Darurat Noor 3 Tahun 1953 Tentang Perpanjangan Pembentukan

Daerah Tingkat II Di Kalimantan, Undang-Undang Nomor 23 Thun 2014

Tentang Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-

Undang Nomor 9 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-

Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, Undang-

Undang Nomor 6 Tahun 2018 Tentang Kekarantinaan Kesehatan, Peraturan

Presiden Nommor 82 Tahun 2020 Tentang Komite Penanganan

CoronaViruseDisease2019 (Covid-19) Dan Pemulihan Ekonomi Nasional,

dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2020 Tentang


30

Percepata Penanganan Corona Virus Disease2019 di Lingkungan

Pemerintahan Daerah.

Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2020 berisi 11 Bab Dan 32 Pasal,

yang mana didalamnya memuat beberapa peraturan Bab I memuat tentang

ketentuan umum yang mengatur Daerah yang dimaksud adalah Kabupaten

Berau dan semua yang di sebutkan seperti Bupati, Masyarakat, Pemerintah

Daerah, Kejaksaan, Polisi, TNI, Satpol PP, Perangkat Daerah dan semua

yang memiliki wewenang dalam menangani masalah pandemi ini adalah

satuan kerja yang memiliki kewenangan di dalam kawasan daerah

Kabupaten Berau. Kemudian maksud dan tujuan Peraturan Bupati Nomor 52

Tahun 2020.

Bab II dan III memuat tentang Ruang Lingkup dan Pelaksanaan

Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2020. Kemudian, di Bab IV memuat

tentang tata cara penanganan seperti pemeriksaan dan isolasi mandiri. Bab

V, VI, VII memuat tentang sosialisasi, edukasi, partisipasi masyarakat,

penegakan disiplin protokol kesehatan, serta pemantauan, evaluasi dan

pelaporan. Bab IX berisi tentang sanksi-sanksi yang akan di berikan kepada

masyarakat yang melanggar ketentuan-ketentuan yang telah di sebutkan

pada Bab-bab sebelumnya. Kemudian Bab X dan XI berisi pembiayaan dan

Penutup.
31

E. Teori Hukum

1. Teori Hukum Perilaku J.W. Haris menegaskan bahwa Teori Hukum

Perilaku ini berusaha untuk mencari konsep-konsep yang dapat

menjelaskan makna dari pernyataan-pernyataan tentang perilaku manusia

yang dapat diamati. Inti teorinya dideskripsikan, sebagai berikut:30

a. Pola-pola perilaku masyarakat merupakan sandaran untuk menjelaskan

konsep-konsep seperti kontrak, hak, kewajiban, kepemilikan, korporasi

dalam kerangka sistem hukum dan peraturan hukum.

b. Peraturan hukum merupakan sistem hukum yang menurut Ilmu Hukum

tidak lain menjadi mesin keadilan bagi lembaga penegakan hukum,

dan menurut ilmu sosial sebagai “aturan situasi” fokus pada problem

perilaku dan psikologi.

c. Konsep-konsep hukum seperti kontrak, hak, kewajiban, kepemilikan,

korporasi, peraturan hukum dalam analisisnya diperkaya karena

pengaruh sosiologi, sehingga berkaitan dengan konsep-konsep sosial

lainnya.

d. Dalam setiap masyarakat memiliki ‘peraturan primer’ (primaryrule)

dan ‘peraturan sekunder’ (secondaryrule). Peraturan primer paling

sedikit berkaitan dengan tiga persoalan pokok yaitu: kekerasan

(violence), pencurian (theft), dan penipuan (deception) memerlukan

I Dewa GedeAtmadjar. I Nyoman Putu Budiartha. Teori-Teori Hukum, Malang, 2018.


30

Hal. 129
32

pressure sosial berupa paksaan fisik dan kewajiban yang berada pada

‘peraturan sekunder’ (secondaryrule) terdiri atas tiga norma yaitu:

norma pengakuan, norma perubahan, dan norma adjudikasi

(penghukuman atau penyelesaian sengketa).

e. Kesatuan dari ‘peraturan pertama’ (primaryrule) dan ‘peraturan kedua’

(secondaryrule) sebagai satu kesatuan merupakan sistem hukum fokus

utamanya untuk menganalisis tugas (duty) selanjutnya untuk

menganalisis konsep-konsep lainnya berkenaan dengan standard pola-

pola perilaku masyarakat. Penilaian dari J.W. Harris terhadap “Teori

Hukum Perilaku”, dikemukakan, ditinjau dari sisi metodologi teori ini

dapat menjembatani Ilmu Hukum dengan Ilmu-ilmu sosial lainnya,

sehingga dapat memperkaya konsep-konsep hukum dengan konsep-

konsep sosial pada umumnya. Disisi lain sesuai dengan pandangan

J.W. Harris, kesatuan ‘peraturan primer’ (primaryrule) dan ‘peraturan

sekunder’ (secondaryrule) bukan hanya jantung sistem hukum, tetapi

sarana yang punya potensi kuat untuk menganalisis teka-teki dari

teoritis hukum dan teoritis politik

2. Teori Keadaan Dasar Hukum Responsif.

Nonet dan Selznick menengarai bahwa pencarian hukum responsif

dipicu pemikiran aliran Realisme Hukum Amerika yang ditopang oleh

filsafat pragmatisme. Teori Kepentingan Sosial dari RoscouPound secara


33

eksplisit mengembangkan model hukum responsif. Postulat yang diajukan

“hukum yang baik” merupakan representasi keadilan prosedural harus

dilengkapi dengan keadilan substantif yang menjadi dasar legitimasi bagi

hukum responsif. Kemudian, sejalan dengan hal tersebut Hukum

Responsif menempatkan hukum sebagai sarana respons terhadap

ketentuan-ketentuan sosial dan aspirasi publik. Sesuai dengan sifatnya

yang terbuka, maka tipe hukum ini mengedepankan akomodasi untuk

menerima perubahan-perubahan sosial demi mencapai keadilan dan

emanisi publik. Karakteristik tipe hukum responsif dapat diidentifikasi,

yaitu:31

a. Legitimasi hukum berdasarkan pada keadilan substantif bukan

keadilan prosedural;

b. Aturan hukum tunduk pada asas-asas dan kebijakan publik;

c. Penalaran bertujuan, memperluas kompetensi kognitif;

d. Diskresi diperluas, tetapi untuk tujuan yang dapat

dipertanggungjawabkan;

e. Moralitas mencakup moralitas rakyat dan moralitas kerja sama;

f. Hukum dan aspirasi politik terintegrasi; percampuran kekuasaan

(blendingpower);

g. Partisipasi akses diperluas, juga integrasi hukum dan pembelaan

terhadap masyarakat.

Ibid Hal. 135


31
34

F. Kesadaran Hukum
Indonesia merupakan negara yang didasarkan atas hukum. Artinya

adalah bahwa Negara Indonesia bukan didasarkan pada kekuasaan belaka.

Kecuali daripada itu, pemerintah didasarkan atas sistem konstitusi dan tidak

bersifat absolut atau kekuasaan yang tidak terbatas. Tentang hal itu

Penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan sebagai berikut:

a. Indonesia ialah Negara yang berdasar atas hukum (rechtsstaat). Negara

Indonesia berdasar atas hukum (rechtsstaat) tidak berdasarkan

kekuasaan belaka (Machtsstaat).

b. Sistem Konstitusional. Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi

(Hukum Dasar) tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak

terbatas).

Dengan demikian, secara konstitusional supremasi hukum diakui di

Indonesia. Hal ini berarti bahwa masalah kesadaran hukum dan kepatuhan

hukum terkait di sini, oleh karena penegakan ruleoflaw.

ruleoflawsendiriberarti :32

a. Penegakan hukum yang sesuai dengan ukuran-ukuran tentang hukum

yang baik atau hukum yang buruk.

32
I GustiNgurah Dharma Laksana. I Gusti Agung Mas RwaJayantiari,dkk. Buku Ajar
Sosiologi Hukum, Bali, 2017. Hal. 51
35

b. Kepatuhan dari warga-warga masyarakat terhadap kaidah-kaidah

hukum yang dibuat serta diterapkan oleh badan-badan legislatif,

eksekutif dan yudikatif.

c. Kaidah-kaidah hukum harus selaras dengan hak-hak asasi manusia.

d. Negara mempunyai kewajiban untuk menciptakan kondisi sosial yang

memungkinkan terwujudnya aspirasi manusia dan penghargaan yang

wajar terhadap martabat manusia.

e. Adanya badan yudikatif yang bebas dan merdeka yang akan dapat

memeriksa serta memperbaiki setiap tindakan yang sewenang-wenang

dari badan-badan eksekutif dan legislatif. Jadi, kesadaran sebenarnya

menunjuk pada interdependensi mental dan interpenetrasi mental yang

masing-masing berorientasi pada “aku” nya manusia dan pada “kami”

nya.

Kesadaran hukum mengacu kepada cara-cara memahami hukum dan

institusi-institusi hukum yaitu pemahaman-pemahaman yang memberikan

makna kepada pengalaman dan tindakan orang-orang. Bagi Ewick dan

Silbey, “kesadaran hukum” terbentuk dalam tindakan dan karenanya

merupakan persoalan praktik untuk dikaji secara empiris. Dengan kata lain,

kesadaran hukum adalah persoalan “hukum sebagai perilaku”, dan bukan “

hukum sebagai aturan, norma atau asas”.


36

G. Ketaatan Hukum
Ketaatan hukum sangat berkaitan erat dengan kesadaran hukum,

dimana ketaatan hukum merupakan salah satu output dari kesadaran itu

sendiri. Ketaatan hukum, merupakan sifat dari masyarakat dalam

pengimplementasian suatu kebijakan atau aturan.

Ketaatan hukum ini terjadi karena sebab yang di kemukakan oleh H.C.

Kelman, pertama ketaatan hukum yang di lakukan oleh masyarakat di karena

kan takut akan hukuman yang di berikan oleh pembuat aturan. Kedua

ketaatan yang di lakukan oleh seseorang terjadi karena seseorang tersebut

takut akan rusaknya hubungannya dengan orang lain. Ketiga ketaatan yang

terjadi di karena kan seseorang tersebut meyakini bahwa aturan tersebut

memang berkesesuaian dengan apa yang di yakininya, tidak bertentangan

ataupun tidak memojokkannya.33

Achmad
33
Ali, MenguakTeori Hukum (Legal Theory) dan
TeoriPeradilan(Judicialprudence); TermasukInterprestasiUndangUndang (Legisprudence) Vol. 1
Pemahaman Awal, Jakarta, 2010. Hal 347.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian hukum empiris, di mana

Penulis harus turun langsung kelapangan guna untuk mencari data-data yang

diperlukan. Pada Penelitian ini Membahas tentang Implementasi Peraturan

Bupati Nomor 52 Tahun 2020 tentang Penerapan Disiplin dan Penegakan

Hukum Protokol Kesehatan dalam penanganan Covid-19 di Kabupaten

Berau lebih tepatnya di kecamatan Tanjung Redeb.

Pendekatan kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini dikarenakan

penelitian tentang riset yang deskriptif dan mengutamakan analisis di mana

landasan teori dijadikan pemandu penelitian agar sesuai dengan fakta-fakta.34

B. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian dari Penulis terletak di Kecamatan Tanjung Redeb

sebagai pusat pemerintahan Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur.

Alasan Penulis memilih lokasi ini di karena kan Perda yang di keluarkan

oleh Pemerintah Daerah yang sudah berlangsung selama setahun, namun

Hardani,Nur HikmatulAuliya, Grad.Cert.BiotechHelminaAndriani, Roushandy


34

Asri Fardani, JumariUstiawaty, EviFatmiUtami, Dhika Juliana Sukmana,., Ria


RahmatulIstiqomah, , MetodePenelitianKualitatif dan Kuantitatif, Yogyakarta, 2020. Hal. 18

36
37

angka kenaikan justru meningkat ketika peraturan tersebut sudah berjalan

selama itu. Jadi Penulis meyakini perlu diadakan penelitian lebih lanjut

disebabkan kenaikan yang pesat itu.

Kecamatan Tanjung Redeb menjadi pilihan Penulis memilih penelitian

di karena kan di kecamatan ini yang menjadi penyebaran virus Covid-19

yang paling banyak dengan status penularan yang sangat tinggi. Selain itu, di

kecamatan ini juga yang menjadi pintu gerbang keluar masuknya para

pendatang dan pusat dari perusahaan-perusahaan besar.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek penelitian ini adalah masyarakat yang berdomisili di kecamatan

Tanjung Redeb dan Petugas penegak Hukum Protokol Kesehatan

termasuk di dalamnya BPBD, Instansi Rumah Sakit dan Dinas Kesehatan.

2. Objek penelitian ini adalah implementasi Peraturan Bupati Nomor 52

Tahun 2020 tentang Penerapan Disiplin dan Penegakkan Hukum Protokol

Kesehatan dalam Penanganan Covid-19 Di Kabupaten Berau.

D. Data dan Sumber Data

E. Data

1) Data primer dalam Implementasi Peraturan Bupati Nomor 52

tentang Penerapan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol


38

Kesehatan dalam penanganan Covid-19 di Kabupaten Berau adalah

hasil wawancara Penulis dengan narasumber-narasumber yang

bersangkutan berkaitan dengan Implementasi ini.

2) Data Sekunder merupakan data pendukung dalam Implementasi

Peraturan Bupati Nomor 52 tentang Penerapan Disiplin dan

Penegakan Hukum Protokol Kesehatan dalam penanganan Covid-

19 di Kabupaten Berau yaitu catatan-catatan, berita, laporan tentang

peningkatan jumlah pasien yang positif maupun yang sembuh,

arsip-arsip kebijakan yang dikeluarkan Pemda Berau setelah

dikeluarkannya Peraturan Bupati ini, dan data lainnya sesuai dengan

masalah yang diteliti.

F. Sumber Data

1) Responden, orang yang berperan sebagai narasumber atau orang

memberikan informasi pada saat wawancara.35 Responden berasal

dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Rumah sakit,

serta Dinas Kesehatan Kabupaten Berau.

2) Dokumen merupakan bukti tertulis untuk melengkapi penelitian. 36

Baik yang berasal dari media cetak maupun media sosial.

35
Ibid. Hal. 21

Ibid. Hal. 16
36
39

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Proses pengumpulan data secara sistematis terhadap objek

penelitian yang diangkat baik secara langsung ataupun tidak. 37 Observasi

di lakukan pada saat pelaksanaan PPKM di daerah Kecamatan Tanjung

Redeb.

2. Wawancara

Proses pengumpulan data dengan percakapan yang berbentuk tanya

jawab dengan para narasumber.38 Baik secara langsung maupun virtual

yang bersifat tertutup di karenakan ada hal-hal yang tidak bisa di

publikasi untuk umum berkaitan dengan implementasi Peraturan Bupati

Nomor 52 Tahun 2020 tentang Penerapan Disiplin dan Penegakan

Hukum Protokol Kesehatan dalam penanganan Covid-19 di Kabupaten

Berau.

3. Dokumentasi

Mengumpulkan arsip-arsip dan data-data lain dengan cara

mencatatnya data tersebut diperoleh dari dokumen-dokumen yang

berkaitan dengan implementasi Peraturan Bupati tersebut sebagai validasi

telah melakukan penelitian.39

Ibid. Hal. 13
37

Ibid. Hal. 14
38

Ibid. Hal. 16
39
40

H. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Teknik Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan

melalui beberapa tahapan sebagai berikut:

a. Editing, yaitu memeriksa dan menelaah kembali terhadap data yang

terkumpul dari informan, untuk mengetahui kekurangan dan

kelengkapannya, sehingga dapat diadakan penggalian lebih lanjut

bila diperlukan, agar dapat melanjutkan ke tahap penyempurnaan.

b. Kategorisasi, yaitu melakukan penilaian terhadap data yang sudah

diedit berdasarkan permasalahannya, sehingga tersusun secara

sistematis.

2. Analisis Data

Analisis data dilakukan secara deskriptif, data tersebut hasil dari

wawancara Penulis dengan Responden mengenai Implementasi Peraturan

Bupati Nomor 52 Tahun 2020 tentang Penerapan Disiplin dan Penegakan

Hukum Protokol Kesehatan dalam penanganan Covid-19 di Kabupaten

Berau. Dalam menganalisis Penulis akan mendeskripsikan dan

menggambarkan bagaimana Pengimplementasian tersebut menggunakan

Teori-Teori yang telah Penulis sebutkan di Bab terdahulu.


41

I. Tahapan Penelitian

Penyelesaian penyusunan skripsi ini hingga menjadi sebuah karya

ilmiah dalam bentuk sebuah skripsi yang siap untuk dimunaqasahkan, maka

ditempuh tahapan-tahapan sebagai berikut:

1. Tahapan Pendahuluan

Pada tahapan ini, Penulis terlebih dahulu mempelajari permasalahan

yang akan diteliti, kemudian dituangkan dalam bentuk desain operasional

penelitian, seterusnya dikonsultasikan dengan dosen pembimbing untuk

memperoleh persetujuan dan diajukan kepada biro skripsi. Setelah

dinyatakan diterima dengan disertai Surat Penetapan Judul (SPJ) serta

penetapan dosen pembimbing I dan pembimbing II, maka dikonsultasikan

kembali untuk diadakan perbaikan seperlunya, lalu kemudian

diseminarkan proposal tersebut pada hari Senin tanggal 19 April 2021.

2. Tahap Pengumpulan Data

Pada tahapan ini, Penulis mengurus surat riset, kemudian

mengumpulkan data yang ada hubungannya dengan penelitian ini, lalu

melakukan penelitian lapangan dengan melakukan wawancara langsung

kepada informan yang sesuai dengan lokasi dan metode penelitian yang

ditentukan, sehingga diperoleh data mengenai Implementasi Peraturan

Bupati Nomor 52 Tahun 2020 tentang Penerapan Disiplin dan Penegakan

Hukum Protokol Kesehatan dalam penanganan Covid-19 di Kabupaten


42

Berau, serta alasan masyarakat yang mematuhi Protokol Kesehatan dan

Para aparat yang melakukan Penegakan Protokol Kesehatan. Untuk

melakukan riset ini maka diperlukan waktu selama 3 bulan dari tanggal 1

Juli 2021 sampai 1 Oktober 2021 sesuai surat perintah riset yang

dikeluarkan Fakultas Syariah UIN Antasari Banjarmasin.

3. Tahap Pengolahan dan Analisis Data

Pada tahapan ini, setelah semua data berkumpul maka Penulis

mengolah dan menganalisis secara intensif terhadap data yang diperoleh

berdasarkan teknik editing, semuanya dituangkan dalam penyajian data

yang berisikan gambaran lokasi penelitian dan laporan hasil penelitian

serta dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dalam rangka perbaikan

penelitian.

4. Tahap Penyusunan Laporan

Pada tahapan ini, Penulis menyusun secara sistematis terhadap data

yang sudah diperoleh berdasarkan sistematika Penulisannya. Untuk

kesempurnaannya, maka dikonsultasikan secara intensif dengan dosen

pembimbing I dan II, dan diadakan perbaikan-perbaikan, sehingga

dianggap sempurna dan menjadi karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi

yang siap untuk dimunaqasahkan.


BAB IV

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA

A. Profil Kecamatan Tanjung Redeb

Kecamatan Tanjung Redeb merupakan salah satu kecamatan sekaligus

pusat pemerintahan Kabupaten Berau. Jumlah Penduduk Kecamatan ini

berjumlah 67.861, dengan luas wilayah 24,42 km2, dengan kepadatan

penduduk 2.777,07 jiwa/km2.

Batas-batas wilayah Kecamatan Tanjung redeb yaitu:

- Utara : Kecamatan Gunung Tabur

- Timur : Kecamatan Sambaliung

- Selatan : Kecamatan Sambaliung

- Barat : Kecamatan Teluk Bayur

Saat ini Kecamatan Tanjung Redeb terbagi menjadi 6 kelurahan, antara

lain:

1. Bugis

2. Gayam

3. Gunung Panjang

4. Karang Ambun

43
44

5. Sungai Bedungun

6. Tanjung Redeb

Sementara itu keberagaman agama dan budaya menjadi bagian dari

masyarakat Kecamatan Tanjung Redeb. Berdasarkan data Badan Pusat

Statistik Kabupaten Berau Tahun 2020 mencatat bahwa 86,33%

penduduknya memeluk agama Islam, kemudian Kekristenan 12,69 di mana

Protestan 9,49% dan Katolik 3,20%. Kemudian yang memeluk agama Budha

0,85% dan sebagian kecil beragama Hindu 0,11% dan lainnya 0,03%.

Sementara itu, terdapat 39 bangunan Masjid, 20 bangunan gereja

Protestan, 1 bangunan gereja Katolik, dan 2 bangunan Vihara.

Tabel 4.1

Keberagaman Agama dan Budaya di Kecamatan Tanjung Redeb

N Agama Persentase

1 Islam 86,33%

2 Protestan 9,49%

3 Katolik 3,20%
45

4 Budha 0,85%

5 Hindu 0,11%

6 Lainnya 0,03%

B. Penyajian Data

Penulis berupaya menyajikan data-data yang akurat yang Penulis dapat

dari hasil wawancara dengan Narasumber yang terkait langsung dengan

Pengimplementasian Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2020 Tentang

Penerapan Disiplin Dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Dalam

Penanganan Covid-19 Di Kabupaten Berau, lebih spesifik lagi tepatnya di

Kecamatan Tanjung Redeb dan Narasumber yang terkena dampak dari

Pengimplementasian Tersebut.

1. Narasumber Terkait Implementasi

a. Nama : Nofian Hidayat, Sip., M. Ap.

TTL : Tanjung Redeb, 08, November 1988


46

Alamat : Jln. karang Mulyo Rt. 05, kelurahan karang

Ambun

Jabatan : Kabid Kedaruratan Dan Logistik BPBD Kab.

Berau

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Nofian Hidayat merupakan Kabid bidang Kedaruratan Dan

Logistik BPBD Kabupaten Berau. Menurut beliau Implementasi

Peraturan Bupati ini menjadi sulit di akibatkan oleh masyarakat itu

sendiri. Mereka acuh pada sosialisasi yang di berikan oleh petugas,

menganggap remeh virus Covid-19. Beliau menceritakan ketika beliau

mengadakan sosialisasi keliling menggunakan pengeras suara dari

mobil dinas BPBD, serta menyemprotkan cairan disinfektan,

masyarakat bukannya mengapresiasi hal tersebut melainkan mendemo

kantor BPBD kab. Berau. Mereka mengeluhkan terganggu dengan hal-

hal yang di lakukan tersebut. Mereka beranggapan bahwa virus

tersebut belum masuk ke daerah Kabupaten Berau, terkhusus

Kecamatan Tanjung Redeb.40

Beliau juga menceritakan lika-liku beliau dalam menegakkan

protokol kesehatan di kecamatan Tanjung Redeb, bermula dari

NofianHidayat, S. IP., M. Ap., KabidKedaruratan Dan Logistik BPBD Kab. Berau,


40

WawancaraPribadi, 6 Agustus 2021


47

penolakan tersebut yang berujung pada demo masyarakat. Kemudian,

ketika virusCovid-19 sudah mulai memasuki Kecamatan Tanjung

Redeb barulah para masyarakat berebut untuk mendapatkan

disinfektan tersebut. Yang menyebabkan antrean dimana-mana. Hal ini

berimbas pada disinfektan yang menjadi langka di kabupaten Berau,

terkhusus kecamatan Tanjung Redeb.41

Hal ini terus terjadi di mana ada penanganan sosialisasi yang

dilakukan oleh BPBD masih saja ada penolakan oleh masyarakat, hal

ini terus berulang hingga masyarakat mulai merasa tercekik keadaan.

Masyarakat mulai bisa menerima keadaan ketika mereka sudah

merasakan bagaimana sulitnya kehidupan karena Covid-19 ini, di

mulai dari PSBB hingga yang terbaru adalah PPKM untuk membatasi

ruang gerak masyarakat agar virus tersebut dapat di kurangi.

Awal dari Implementasi ini kenaikan jumlah penderita bisa di

tekan sehingga kenaikannya tidak drastis, hingga pada pertengahan

peraturan bupati ini di terapkan jumlah penderita pun menurun.

Kemudian efek dari penurunan ini maka masyarakat di beri

kelonggaran untuk beraktivitas seperti biasa. Namun hal ini yang

menjadi titik balik persebaran Covid-19 di Kabupaten Berau

Khususnya di Kecamatan Tanjung Redeb yang menjadi pusat

NofianHidayat, S. IP., M. Ap., KabidKedaruratan Dan Logistik BPBD Kab. Berau,


41

WawancaraPribadi, 6 Agustus 2021


48

pemerintahan dan akses keluar masuk pariwisata. Di mulai pada bulan

April tahun 2021 hingga Agustus 2021 kenaikan penderita Covid-19

meningkat drastis dari sudah turun sampai 50 orang saja naik sampai

200 kali lipat. Hal ini di karena kan banyaknya masyarakat yang

langsung bepergian ketika akses dibuka.42

BPBD pun sampai kewalahan untuk penanganan pasien-pasien

yang membludak, belum lagi kasus-kasus kematian yang tiap harinya

bisa mencapai lima orang. Jadi, menurutnya Implementasi ini berhasil

namun karena masyarakat sangat tidak betah berada di rumah, dengan

alasan stres dan sumpek mereka mengabaikan larangan-larangan yang

telah di tetapkan oleh pemerintah. Padahal sanksi sosial seperti

menghukum di tempat atau dengan membayar denda. Maka dari itu

lonjakan penderita tidak bisa di hindari. Kemudian untuk penegakan

dan penerapan disiplin protokol kesehatan, beliau mengatakan bahwa

masyarakat di sini, enggan untuk menerapkannya sebelum

mengalaminya. Jadi, untuk menangani sebelum hal tersebut terjadi,

menjadi lebih sulit sulit. Terbukti setelah lonjakan Covid-19 di

kabupaten Berau, barulah masyarakat mematuhi segala ketentuan-

ketentuan pemerintah yang di buat.43

NofianHidayat, S. IP., M. Ap., KabidKedaruratan Dan Logistik BPBD Kab. Berau,


42

WawancaraPribadi, 6 Agustus 2021


43
NofianHidayat, S. IP., M. Ap., KabidKedaruratan Dan Logistik BPBD Kab. Berau,
WawancaraPribadi, 6 Agustus 2021
49

b. Nama : Dani Apriatmaja

TTL : Tanjung Redeb, 30 April 1989

Alamat : Jalan Andika Blok 6 No. 1

Jabatan : SurvivalanceCovid PNS RSUD Abdul Rivai

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Dani Apriatmaja merupakan salah satu dari satgas covid di

RSUD Abdul Rivai, beliau adalah orang yang berhubungan langsung

dengan para pasien penderita Covid-19 dari gejala ringan maupun

yang berat. Beliau mengatakan bahwa banyak dari pasien ini yang

tertular virus ini melalui transmisi lokal. Mereka tidak ke mana-mana

diam di rumah akan tetapi keluarga merekalah yang menjadi karier

virus tersebut hingga sampai mereka. Dani juga menyayangkan bahwa

para pasien Covid-19 baru sadar bahwa virus ini sangat berbahaya

ketika mereka sudah terkena. Mereka yang belum terkena hanya bisa

menyepelekannya tanpa tahu bagaimana perjuangan untuk sembuh

dari virus ini.44

Menurut Dani kebijakan pemerintah untuk membatasi kegiatan

masyarakat sudah tepat, namun kurangnya komunikasi antar Satgas

Covid, media dan masyarakat menjadikan penanganan Covid-19 Di

Dani Apriatmaja, Survivalance


44
Covid RSUD Abdul RivaiKabupatenBerau,
Wawancara Daring, 14 Agustus 2021
50

Kabupaten Berau khususnya Kecamatan Tanjung Redeb menjadi

kurang efektif.45 Dalam kasusnya media menyebarkan berita-berita

yang di anggap oleh satgas sangat sensitif, yang mana jika berita itu di

naikkan akan mengakibatkan kesalahpahaman masyarakat yang

berujung pada mengkambing hitam kan Rumah Sakit. Hal ini baru saja

terjadi terang Dani, beberapa Hari yang lalu, Di mana salah seorang

keluarga terkonfirmasi Covid-19 mengamuk dengan menuduh bahwa

Rumah Sakit meng-Covidkan Keluarganya.46

Maka dari itu menurut Dani, Implementasi ini akan berjalan

lancar apabila terbangun sinergi yang baik antara petugas lapangan dan

media, supaya masyarakat tidak mempunya pola pikir yang salah

kepada petugas. Yang memudahkan petugas juga dalam penegakan

disiplin protokol kesehatan.47

c. Nama : Drs. H. Iswahyudi, Apt., M.Kes

TTL : Balikpapan, 25 Juni 1966

45
Dani Apriatmaja, Survivalance Covid RSUD Abdul RivaiKabupatenBerau,
Wawancara Daring, 14 Agustus 2021

Dani Apriatmaja, Survivalance


46
Covid RSUD Abdul RivaiKabupatenBerau,
Wawancara Daring, 14 Agustus 2021
47
Dani Apriatmaja, Survivalance Covid RSUD Abdul RivaiKabupatenBerau,
Wawancara Daring, 14 Agustus 2021
51

Alamat : Jalan Andhika Blok 3 Rt. 10 Kelurahan

Gayam

Jabatan : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Berau

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Bapak Iswahyudi adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten

Berau, Dinas Kesehatan sendiri memantau statistik persebaran virus

Covid-19 di Kabupaten Berau. Menurut beliau lonjakan statistik

persebaran virus yang terjadi pada Akhir tahun hingga sekarang ini di

sebabkan oleh pelonggaran kegiatan masyarakat pada saat persebaran

Covid-19 mulai menurun. Hal ini juga menjadi lebih parah lagi dengan

arus mudik lebaran, di mana penderita di dominasi oleh karyawan-

karyawan tambang yang baru saja kembali dari kampung

halamannya.48

Kemudian, menurut beliau kurangnya kesadaran para kaum

muda yang masih saja melakukan kegiatan di luar rumah, seperti

nongkrong di tempat-tepat yang sulit di prediksi oleh petugas. Sebab

ini lah yang menjadikan transmisi lokal persebaran virus ini menjadi

penyebab lain selain arus balik oleh para karyawan-karyawan

Drs. H. Iswahyudi, Apt., M. Kes., Kepala Dinas Kesehatan KabupatenBerau,


48

WawancaraPribadi, 18 Agustus 2021


52

tambang. Para kaum muda ini menjadi karier atau pembawa virus

tersebut ke keluarga-keluarga mereka.49

Tracking yang di lakukan oleh Dinas Kesehatan pada OTG pun

mengalami kendala di karena kan keterbatasan alat dan lab yang bisa

untuk melakukan hanya di Klinik Swasta. Namun, dalam beberapa

minggu ke depan Dinas Kesehatan telah merencanakan untuk

memfasilitasi Lab di RSUD Abdul Rivai agar bisa memeriksa Tes

PCR agar tidak menumpuk di satu Lab Swasta tersebut. Kemudian

dalam hal melakukan vaksinisasi Dinas Kesehatan menargetkan dalam

sehari bisa memberikan 3000 dosis Vaksin, yang tersebar di berbagai

kecamatan termasuk kecamatan Tanjung Redeb yang menjadi fokus

untuk di rampungkan terlebih dahulu.50

Jika dalam beberapa minggu ke depan kasus Covid-19 tidak

kunjung menurun, maka besar kemungkinan bagi Dinas Kesehatan

Untuk membuka Rumah Sakit Darurat. Sebagai ruang isolasi

tambahan untuk penderita dengan gejala ringan.

d. Nama : Abdul Razak

TTL : Bondowoso, 14 Januari 1967

Drs. H. Iswahyudi, Apt., M. Kes., Kepala Dinas Kesehatan KabupatenBerau,


49

WawancaraPribadi, 18 Agustus 2021

Drs. H. Iswahyudi, Apt., M. Kes., Kepala Dinas Kesehatan KabupatenBerau,


50

WawancaraPribadi, 18 Agustus 2021


53

Alamat : Jalan Mangkubumi Rt. 5

Jabatan : Kepala Bidang PPHD ( Penegakan Produk Hukum

Daerah ) SATPOL PP

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Bapak Abdul Razak Merupakan Kepala Bidang PPDH di

SATPOL PP Kabupaten Berau. SATPOL PP dalam Implementasi

sendiri memiliki tugas sebagai garda terdepan dalam melakukan

pendisiplinan dan penerapan protokol kesehatan. Selain itu SATPOL

PP juga menjadi penegak hukuman yang telah tercantum di dalam

Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2020.

Menurutnya pengimplementasian ini sudah mereka usahakan

dengan sebaik mungkin, melakukan operasi yustisi untuk menegakkan

mensosialisasikan dan mengedukasi masyarakat mengenai Peraturan

Bupati Nomor 52 Tahun 2020. Namun di pelaksanaannya masih

banyak masyarakat yang tidak menaati bahkan yang masih keras

kepala dan melawan. Karena itu setelah memberikan teguran berupa

teguran secara tertulis maupun lisan. Aparat melakukan tindakan

dimana sanksi yang diberikan berupa sanksi sosial yaitu pushup di


54

tempat, membersihkan area sekitar dan apabila masih melanggar maka

akan di kenakan denda sebesar Rp. 150.000 per orang.51

Menurut Abdul Razak dari data pelanggaran yang dilakukan

terkumpul denda yang di masukkan kekas daerah sebesar Rp.

80.000.000. Denda ini di dapat dari pelanggaran yang dilakukan baik

oleh masyarakat maupun pelaku usaha yang tidak menaati protokol

kesehatan. Abdul Razak juga menuturkan bahwa dari penegakan yang

dilakukan ini masih banyak juga masyarakat yang tetap melanggar,

untuk menyikapi hal tersebut SATPOL PP pun melakukan operasi

yustisi lebih giat lagi untuk melakukan edukasi dan sosialisasi yang

lebih atraktif agar masyarakat bisa mengerti dengan baik bagaimana

tujuan dari Peraturan ini dan bahaya dari Covid-19.52

e. Nama : Achmad Syahid, S.H. M.H. Li.

TTL : Tanjung Redeb, 20 September 1979

Alamat : Jalan Gunung Panjang Nomor 97

Jabatan : Kasubag Bantuan Hukum Dan HAM, Biro Hukum

Kabupaten Berau

Jenis Kelamin : Laki-Laki

51
Abdul Razak, KepalaBidang PPDH SATPOL PP KabupatenBerau,
WawancaraPribadi15 Oktober 2021
52
Abdul Razak, KepalaBidang PPDH SATPOL PP KabupatenBerau,
WawancaraPribadi15 Oktober 2021
55

Bapak Achmad Syahid merupakan salah satu Kasubag dari Biro

Hukum Kabupaten Berau. Menurut beliau Peraturan Bupati Nomor 52

Tahun 2020 ini telah di telaah dan di kaji dengan seksama oleh

aparatur yang berkaitan dengan pembuatan Peraturan-peraturan daerah

di kabupaten Berau. Mulai dari kajian untuk kepastian hukum yang di

dapat oleh masyarakat, keadilannya dan manfaatnya.

Menurutnya Peraturan ini dibuat sudah disesuaikan dengan

kebutuhan yang diperlukan masyarakat dalam menghadapi Virus

Covid-19. Menurutnya bahwa peraturan ini dibuat bukan untuk

menakut-nakuti masyarakat tapi lebih kepada edukasi untuk

masyarakat agar lebih sadar dan paham bahwa virus ini memang

benar-benar ada.53

Menurut Achmad Syarif peraturan ini susah untuk ditaati oleh

masyarakat karena masyarakat yang belum terbiasa, sesuatu yang baru

adalah salah satu hal yang sulit untuk dilaksanakan, ungkapnya.

Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2020 ini dibuat dengan tujuan agar

masyarakat lebih optimis kepada pemerintah bahwa dengan bersama-

sama kita akan bisa melewati pandemi ini. Namun hal yang

disayangkannya adalah kepatuhan masyarajat yang masih kurang

terhadap peraturan tersebut.54


AchmadSyarif,
53
S,h.,M.H. Li., KasubagBantuan Hukum dan HAM,
WawancaraPribadi, 20 Oktober 2021
54
AchmadSyarif, S,h.,M.H. Li., KasubagBantuan Hukum dan HAM,
WawancaraPribadi, 20 Oktober 2021
56

2. Narasumber Terkait Dampak Implementasi

a. Nama : Juan

Umur : 32 Tahun

Alamat : Jalan Mangga 2

Pekerjaan : Pedagang Kuch-Kuch Hot Tahu

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Juan adalah salah satu pedagang dari sekian banyak pedagang

yang terkena dampak dari pemberlakuan Implementasi Peraturan

Bupati Nomor 52 Tahun 2020 ini. Menurut Juan omzet yang ia peroleh

menurun drastis dari yang biasa ia dapatkan. Penurunannya sangat

signifikan hingga bisa mencapai angka 50 %. Menurut Juan

Pembatasan pemerintah ini sebenarnya sangat baik, dan sosialisasi

yang di lakukan oleh lurah pun sangat aktif dan jelas. Namun baginya

pembatasan ini seperti pedang bermata dua, jika tidak di terapkan ia

takut keluarganya akan menjadi korban dari Virus ini, namun ketika

Implementasi di terapkan, penghasilannya menjadi berkurang.

Alasannya untuk tetap membuka kedai Kuch-kuch hot tahunya karena


57

memenuhi kebutuhan sehari-hari, tapi dengan tidak memberikan

pelanggan untuk i dine in di kedainya. Menurut Juan banyak juga

pelanggannya yang mayoritasnya anak muda berbelanja ke tempatnya

tanpa menggunakan masker.55

Menurutnya pengimplementasian Peraturan Bupati Nomor 52

Tahun 2020, bisa berjalan baik jika konsistensi para petugas di

pertahankan dan kesadaran masyarakat menjadi lebih tinggi dalam

menghadapi Virus Covid-19.56

b. Nama : Agus Winaryo

Umur : 49 Tahun

Alamat : Jalan Kapten P. Tendean

Pekerjaan : Pemilik Warung Makan

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Agus merupakan pemilik salah satu warung makan di kecamatan

Tanjung Redeb. Warung makan milik Agus terbilang sangat ramai

sebelum virus Covid-19 merebak. Namun ketika Virus ini menyebar

dan pembatasan kegiatan masyarakat di laksanakan untuk memenuhi

Implementasi Peraturan Bupati, omzet yang ia dapatkan menurun

55
Juan, Pedagang, Wawancaraterbuka, 20 Agustus 2021
56
Juan, Pedagang, Wawancaraterbuka, 20 Agustus 2021
58

drastis. Ini di sebabkan di batasinya jam operasional dan pelarangan

untuk makan di tempat oleh pemerintah.

Menurut Agus penerapan Protokol kesehatan ini hanya ketat di

awal ketika sudah memasuki beberapa hari mulai melonggar ini

terbukti dari adanya pelanggan yang masih bisa mencuri kesempatan

untuk makan di tempat. Ketika Agus menolak pelanggan tersebut tetap

bersikukuh untuk tetap makan di tempat. Hal itu terlihat dari

pernyataan Agus yang mengatakan bahwa ia menerima orang untuk

dine in di warung makannya karena paksaan dari pelanggannya

padahal ia sudah mengingatkannya, agar tidak terlihat petugas ia

menutup pintu depan. Pelanggan yang melakukan hal tersebut buakn

sedikit, katanya. Bahkan bisa lebih dari lima orang dan mereka tidak

merenggangkan jarak saat makan. Padahal saat makan itu kita

membuka masker dan paling riskan untuk terkena virus.57

Agus juga berpendapat bahwa Penerapan ini bisa berjalan lancar

jika saja petugas menjalakannya dengan disiplin selain mendisiplinkan

masyarakat, petugas juga harus disiplin dalam pengimplementasian

Peraturan Bupati tahun 2020 ini. Bukan hanya ketat di awal penerapan

akan tetapi tidak berkelanjutan, dan menjadikan virus ini terus

berulang.58

57
AgusWinaryo, PemilikRumahMakan, WawancaraPribadi, 25 Agustus 2021
58
AgusWinaryo, PemilikRumahMakan, WawancaraPribadi, 25 Agustus 2021
59

c. Nama : Putri Nurul Hidayah

Umur : 24 Tahun

Alamat : Jalan Pulau Panjang

Pekerjaan : Wirausaha

Jenis Kelamin : Perempuan

Putri merupakan pengusaha muda yang menggantungkan

ketersediaan barangnya dari ada tidaknya penerbangan menuju

Kabupaten Berau, selain melalui jalur udara putri juga menggunakan

transportasi darat untuk mendatangkan barangnya dari Samarinda.

Menurut Putri dengan pemberlakuan dan penerapan Peraturan

Bupati Nomor 52 Tahun 2020 ini benar-benar membatasi ruang

geraknya. Sedianya dia bisa melakukan jasa titip atau jastip dalam

sebulan mencapai 3 atau 4 kali, namun setelah adanya pembatasan

kegiatan masyarakat kedatangan pesawat menjadi terbatas. Dalam

sebulan saja penerbangan hanya ada 2 kali menurut Putri, Hal ini

mempengaruhi ketersediaan barang yang di jualnya.59

Masalah perizinan berangkat yang ketat membuatnya tak bisa

berbuat banyak dan hanya bisa mengharapkan kondisi kembali normal.

59
Putri Nurul Hidayah, Wirausaha, Wawancarapribadi, 1 September 2021
60

Penerapan Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2020 ini menurutnya

sudah berjalan baik dan penegakan protokol kesehatan pun sudah

cukup rasanya dan terasa sangat ketat. Hal ini berdasar pada

kebiasaannya yang biasa untuk mengerjakan pesanan atau orderan

pelanggan di cafe-cafe yang sudah tak bisa lagi di lakukannya.60

Tabel 4.2

Hasil Wawancara Petugas Penegak Hukum Protokol Kesehatan dan Pedagang

yang terkena Dampak Penegakkan

No NAMA INSTANSI PENDAPAT

1 Nofian Hidayat, Sip., BPBD Kab. Berau Penerapan terhambat dikarenakan


M. Ap. sifat acuh masyarakat terhadap
himbauan, padahal petugas sudah
memberikan sosialisasi.
2 Dani Apriatmaja PNS RSUD Abdul Rivai Penerapan terhambat dikarenakan
kurangnya komunikasi antar
bidang petugas dalam penegakkan
protokol kesehatan.
3 Drs. H. Iswahyudi, Kepala Dinas Kesehatan Kab. Penerapan tidak berjalan lancar di
Apt., M.Kes Berau karena kan kurangnya kesadaran
kaum pemuda, kemudian
ketersediaan vaksin yang terbatas
menjadikan terhambatnya
vaksinasi dikarenakan harus
menunggu vaksin tersebut.
4 Abdul Razak KABID PPHD SATPOL PP Sosialisasi terhadap masyarakat
sudah di gencarkan dengan
Operasi Yustisi yang di lakukan 4
kali dalam sehari dan sanksi-
sanksi yang sesuai dengan
Peraturan Bupati Nomor 52
60
Putri Nurul Hidayah, Wirausaha, Wawancarapribadi, 1 September 2021
61

Tahun 2020 akan tetapi


kurangnya pemahaman dan
kesadaran masyarakat menjadikan
terhambatnya penerapan ini.
5 Achmad Syahid, S.H. Bagian Hukum Kab. Berau Peraturan Bupati Nomor 52
M.H. Li Tahun 2020 merupakan bukti
bahwa Pemerintah Daerah peduli
dengan keadaan masyarakat, yang
melahirkan kepastian hukum
untuk masyarakat dan ingin
memberikan pemahaman dengan
adanya peraturan ini, masyarakat
tidak berjuang sendiri dalam
menghadapi Virus ini
6 Juan Pedagang Kuch-kuch Hot Tahu Penerapan ini sudah bagus akan
tetapi pemahaman yang di
lakukan petugas tidak hanya
kepada pedagang-pedagang
7 Agus Winaryo PemilikWarung Makan Kurang disiplinnya petugas salam
menjalankan penerapan Peraturan
Bupati Nomor 52 Tahun 2020
8 Putri Nurul Hidayah Pemilik Jasa Titip Makanan Luar Penerapan yang dilakukan
Kota Petugas dalam ha izin
keberangkatan sudah sangat bagus
dan ketat

C. Analisi Data

Hasil deskripsi wawancara terhadap Implementasi Peraturan Bupati

nomor 52 Tahun 2020 Tentang Penerapan Disiplin Dan Penegakan Hukum

Protokol Kesehatan Dalam Penanganan Covid-19 Di Kabupaten Berau, lebih

spesifik lagi tepatnya di Kecamatan Tanjung Redeb menunjukkan beberapa


62

poin yang ditelah ditemukan. Secara garis besar data yang diperoleh dapat

menjawab permasalahan penelitian, setelah deskripsi wawancara diperoleh

maka perlu ditindak lanjuti dengan menganalisis. Supaya lebih teratur dan

sistematis, maka data ini disajikan sesuai dengan rumusan masalahnya.

1. Implementasi Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2020 Tentang

Penerapan Disiplin Dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan

dalam Penanganan Covid-19 Di Kabupaten Berau

Pemberlakuan Peraturan Bupati nomor 52 Tahun 2020 Tentang

Penerapan Disiplin Dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Dalam

Penanganan Covid-19 Di Kabupaten Berau, bertujuan untuk menekan

angka penyebaran virus Covid-19 di Kabupaten Berau Khususnya di

Kecamatan Tanjung Redeb. Namun seiring berjalannya waktu ledakan

angka persebaran Covid-19 justru terjadi. Padahal peraturan ini sudah

di berlakukan kurang lebih dalam jangka waktu 10 bulan. Semua ini di

akibatkan karena turunnya pengetatan kegiatan masyarakat yang di

lakukan pemerintah.

Meledaknya angka persebaran Covid-19 ini terjadi karena

adanya pengabaian himbauan dari pemerintah oleh masyarakat. Seperti

tidak melakukan karantina setidaknya 5 hari atau 2 minggu setelah

bepergian, bepergian tidak menaati protokol kesehatan, serta aktivitas


63

di luar rumah yang intens tanpa menggunakan masker. Hal ini lah yang

menjadikan persebaran virus meningkat pesat.

Seharusnya sebagai masyarakat yang bijak kita yang diwajibkan

untuk menaati protokol kesehatan yang telah ditentukan oleh Peraturan

Bupati Nomor 52 Tahun 2020, dalam rangka untuk menjaga

kemaslahatan masyarakat bersama. Agar, implementasi Peraturan

Bupati ini dapat berjalan lancar.

Analisa dalam perspektif teori hukum responsif menurut

Nonet&Selznickyaitu Teori hukum responsif sendiri ialah

menghendaki agar hukum senantiasa peka terhadap perkembangan

masyarakat, dengan karakternya yang menonjol. Hukum atau

Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2020, disahkan karena keinginan

pemerintah kabupaten untuk memberikan kepastian hukum kepada

masyarakat dengan menyesuaikan keadaan agar hukum atau Peraturan

Bupati Nomor 52 Tahun 2020 tersebut peka terhadap perkembangan

masyarakat, tetapi masyarakatnya sendirilah yang acuh terhadap

hukum itu, maka dari itu permasalahan ini menjadi hambatan tersendiri

dalam penegakan Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2020 ini. Hal ini

terlihat dari banyaknya sosialisasi dan penyesuaian dari petugas untuk

menegakkan peraturan ini dimulai dari operasi yustisi yang

dilaksanakan oleh BPBD dan SATPOL PP untuk menegakkan

Peraturan Bupati nomor 52 Tahun 2020 akan tetapi, masih saja banyak
64

pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat yang mengakibatkan

meningkat tajamnya persebaran virus Covid-19.

Analisa dalam perspektif teori hukum perilaku menurut J.W.

Haris, sebenarnya pemberlakuan Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun

2020 ini sudah sesuai karna menyangkut perkembangan perilaku

masyarakat seiring dengan maraknya persebaran Covid-19. Maka dari

itu, mengenai secondaryrule dalam kesatuan pola perilaku masyarakat

yang di bahas oleh teori ini maka penghukuman dari pemerintah sudah

sangat tepat. Penghukumannya sendiri merupakan sanksi sosial yang

disaksikan langsung oleh masyarakat atau berupa denda. Hal ini

terlihat dari tindakan yang dilakukan oleh petugas. Dimana, petugas

langsung memberikan sanksi tersebut kepada masyarakat yang tidak

menaati protokol kesehatan di tempat, lebih tepatnya hal ini terjadi

ditempat-tempat yang ramai pengunjung. Kemudian untuk denda yang

diberikan melihat dari jumlah denda yang mencapai angkat80 juta, hal

ini berarti masyarakat masih belum sadar maksud dari pemberian

hukuman oleh petugas tersebut.

Analisa dalam perspektif kesadaran hukum menurut Edwick dan

Silbey, kesadaran hukum terbentuk dari perilaku Masyarakat, ketika

masyarakat merasa ada yang salah pada lingkungannya masyarakat

akan memperbaikinya sendiri. Kesadaran hukum sendiri masih jauh

dari perilaku yang diperlihatkan masyarakat, dimana pelanggaran-


65

pelanggaran masih banyak dilakukan oleh masyarakat. Hingga saat ini

menurut informan Abdul Razak masih saja di dapati masyarakat yang

tidak menggunakan masker ditempat-tempat umum seperti sekolah,

rumah ibadah, supermarket, restoran, dan tempat-tempat yang ramai.

Analisa dalam perspektif ketaatan hukum menurut H.C. Kelman

ialah, pertama ketaatan hukum yang di lakukan oleh masyarakat di

karenakan takut akan hukuman yang di berikan oleh pembuat aturan,

hal ini masih jauh dari perilaku masyarakat Tanjung Redeb di karena

kan mereka menaati hanya bila Petugas ada dan kembali melanggar

bila petugas pergi.Kesulitan untuk mendisiplinkan karena masyarakat

sudah sangat pintar dalam melihat keadaan. Kedua ketaatan yang di

lakukan oleh seseorang terjadi karena seseorang tersebut takut akan

rusaknya hubungannya dengan orang lain, hal hanya terlihat ketika

masyarakat sudah terjepit keadaan sekali. Ketika Petugas memberikan

sosialisasi tentang peraturan disiplin protokol kesehatan masyarakat

menyepelekan namun ketika orang tersayang sudah terkena Virus

Covid-19 ini barulah mereka meminta tolong kepada petugas. Ketiga

ketaatan yang terjadi di karena kan seseorang tersebut meyakini bahwa

aturan tersebut memang berkesesuaian dengan apa yang di yakininya,

tidak bertentangan ataupun tidak memojokkannya. Poin ini terlihat

hanya dari mereka-mereka yang sudah terkena Covid-19,dimana para

pasien yang sudah terkena virus ini menjadi betul-betul menjaga


66

kebersihan. Hal ini sangat disayangkan, bahwasanya yang telah sadar

akan bahaya virus ini hanya mereka yang hampir merenggut nyawa

tapi masih diberi kesempatan untuk sehat kembali.

Menurut Analisa diatas kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh

Satuan Petugas Kabupaten Berau dalam menangani pandemik ini

pelaksanaannya yang tercatum pada BAB III Pasal 5 dan 6,

Pemerintah Daerah telah melakukannya dengan melarang kegiatan di

tempat-tempat ibadah, kemudian melarang kegiatan belajar-mengajar

di sekolahan dengan menggantinya ke pembelajaran daring, kemudian

menerapkan jam kantor setengah hari atau menetapkan hari kantor

secara selang seling, vaksinasi pun sudah berjalan agar bisa menekan

penyebaran virus ini, vaksinasi ini dilaksanakan oleh instansi-instansi

kantor. Adapun Operasi Yustisi dimana operasi ini menjadi kegiatan

utama dari petugas dalam pemberlakuan Peraturan Bupati Nomor 52

Tahun 2020. Operasi yustisi ini sekaligus menjadi edukasi oleh

pemerintah daerah terhadap masyarakat menyesuaikan dengan

Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2020 BAB V Tentang Sosialisais,

Edukasi dan Partisipasi Masyarakat.


67

2. Penegakkan Hukum Protokol Kesehatan dalam Penanganan Covid-

19 di Kecamatan Tanjung Redeb Kabupaten Berau

Pada hakikatnya sistem hukum merupakan satu kesatuan sistem

besar yang tersusun atas sub-sub sistem yang lebih kecil, yaitu sistem

pendidikan hukum, pembentuk hukum penerapan hukum dan lain-lain

yang hakikatnya merupakan sistem tersendiri dengan proses tersendiri

pula. Hal ini menunjukkan sistem hukum sebagai suatu kompleksitas

sistem yang membutuhkan kecermatan yang tajam untuk memahami

keutuhan prosesnya.

Penegakan hukum tidak hanya diharapkan dari kinerja aparat

penegak hukum, tetapi harus didukung oleh sarana yang memadai.

Sehingga penegakan hukum tidak saja dilakukan melalui perundang-

undangan, namun juga bagaimana memberdayakan aparat dan fasilitas

umum. Disisi lain yang harus dilakukan ialah bagaimana menciptakan

budaya hukum masyarakat yang kondusif untuk penegakan hukum.

Sebenarnya sosialisasi sudah dilakukan dengan melibatkan lurah

setempat untuk mempermudah penjelasan Peraturan Bupati kepada

masyarakat. Tetapi kesadaran warga dan tuntutan untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari yang menjadikan alasan masyarakat untuk tidak

mematuhi aturan. Padahal dalam penegakkan ini Petugas telah

melakukan Operasi Yustisi yang mana dalam Operasi Yustisi ini

dilakukan Razia masker dan Razia tempat-tempat umum, Operasi


68

Yustisidilakukan dalam sehari 4 kali, di mana setiap razia tersebut

masyarakat yang di dapati tidak taat padaProtokol Kesehatan berkisar

10 orang. Hukuman yang diberikan petugas bagi masyarakat yang

tidak taat tersebut di kenakan sanksi sosial untuk melakukan

pushupdan membersihkan lingkungan sekitar, kemudian jika warung

makan atau Cafe yang melanggar Protokol Kesehatan maka denda

yang di berikan oleh Petugas dengean besaran yang sudah di tentukan

dalam Peraturan Bupati Nomor 52 tahun 2020. Akibat hal ini

penegakan Hukum Protokol Kesehatan menjadi terhambat karena

banyaknya kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi.

Hal ini menjadi cerminan bagi petugas bahwa Sosialisasi harus

dilakukan lebih atraktif agar mereka yang menyepelekannya sadar

bahwa melindungi kesehatan itu lebih penting daripada mengobatinya.

Sebenarnya seluruh masyarakat sudah tahu dengan Peraturan Bupati

ini karena persebarannya yang tidak hanya melalui petugas tapi

melalui media sosial dan di tempel pada setiap rumah makan atau

tempat nongkrong yang disinyalir akan mengakibatkan keramaian.

Namun lagi-lagi kembali ke kesadaran masyarakatnya yang perlu di

tingkatkan.

Analisa dalam perspektif teori hukum perilaku yang

mengartikan Peraturan hukum merupakan sistem hukum yang menurut


69

Ilmu Hukum tidak lain menjadi mesin keadilan bagi lembaga

penegakan hukum, dan menurut ilmu sosial sebagai “aturan situasi”

fokus pada problem perilaku dan psikologi. Penegakan hukum

protokol kesehatan di sini sebenarnya sudah dilaksanakan petugas

dengan benar namun hasil yang di harapkan tidak sesuai di karena kan

faktor-faktor yang menjurus ke arah perilaku dan kepentingan

masyarakat padahal dalam artinya penegakan hukum itu fokus pada

perilaku dan psikologi. Berarti penegakan hukum ini tidak berjalan

dengan baik karena terjadi output yang tidak berkesesuaian. Seperti hal

yang di sampai kan oleh Informan Juan dimana dia sudah menaati

himbauan dari pemerintah setempat namun masyarakatnya lah yang

tidak mematuhi hal tersebut sebagai penjual, Juan juga tidak bisa

berbuat banyak untuk hal tersebut. Dia hanya menegur masyarakat

tersebut.

Analisa menurut teori hukum responsif, yang menyatakan

hukum atau aturan yang mengikuti perkembangan sudah sangat pas

dengan Peraturan bupati Nomor 52 Tahun 2020 karena Peraturan ini

dikeluarkan karena mengikuti perkembangan keadaan diaman terdesak

dengan pandemi Covid-19. Namun masyarakat yang kurang bisa untuk

menaati aturan ini mengenai penegakan hukum protokol kesehatan.

Masyarakat kecamatan Tanjung Redeb banyak yang acuh terhadap

aturan tersebut. Padahal Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2020ini


70

sudah disesuaikan oleh Bagian Hukum Kabupaten Berau, namun

karena perilaku masyarakat yang dinamis menjadikan peraturan

tersebut menjadi diabaikan oleh masyrakat.

Analisa menurut teori kesadaran hukum yang mengartikan

bahwa kesadaran hukum mengacu kepada cara-cara memahami hukum

dan institusi-institusi hukum yaitu pemahaman-pemahaman yang

memberikan makna kepada pengalaman dan tindakan orang-orang. Hal

ini berarti para masyarakat kecamatan Tanjung Redeb masih kurang

memahami apa yang dimaksud dari Implementasi Peraturan Bupati

Nomor 52 ini. Padahal dalam penyampaian peraturan tersebut saat di

lakukannya implementasi para petugas sudah memberikan gambaran

pengalaman bagaimana mereka yang terdahulu terkena virus Covid-19.

Akan tetapi masyarakat masih saja tidak sadar dan tidak paham dan

masih saja beraktivitas seperti biasa.

Analisa menurut teori ketaatan hukum, Ketaatan hukum sangat

berkaitan erat dengan kesadaran hukum, dimana ketaatan hukum

merupakan salah satu output dari kesadaran itu sendiri. Ketaatan

hukum, merupakan sifat dari masyarakat dalam pengimplementasian

suatu kebijakan atau aturan. Dikarenakan kesadaran hukum tidak

terlihat dari perilaku masyarakat Tanjung Redeb yang masih saja tidak

menggunakan masker di tempat umum, kemudian masih sering


71

melakukan nongkrong maka dari itu ketaatan hukum pun tidak

tercermin dan masih sangat kurang dari masyarakat Tanjung redeb.

Penegakkan oleh Pemerintah Daerah hasil dari kegiatan yang di

sebutkan di poin satu ialah penerapan sanksi-sanksi oleh Satuan

Petugas yang telah di tetapkan oleh Peraturan bupati nomor 52 Tahun

2020 pada BAB VI pasal 14, 15, dan 16. Dimana Sanksi tersebut

berupa Teguran dari petugas, denda, sanksi sosial berupa

membersihkan lingkungan sekitar, push up, hingga pencabutan izin

berjualan. Hal ini semua telah dilakukan oleh Pemerintah Daerah

dengan intensitas pelanggaran per hari mencapai 15 mencakup

perorangan dan badan usaha. Umlah yang dikumpulkan denda dari

sanksi ini mencapai angka 80 juta dimana dana tersebut di jadikan

untuk kas Daerah.


BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Implementasi Peraturan

Bupati Nomor 52 Tahun 2020 tentang Penerapan Disiplin Dan Penegakan

Hukum Protokol Kesehatan dalam Penanganan Covid-19 di Kecamatan

Tanjung Redeb Kabupaten Berau, ialah :

1. Implementasi Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2020 Tentang

Penerapan Disiplin Dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan dalam

Penanganan Covid-19 di Kecamatan Tanjung Redeb Kabupaten Berau,

dalam penerapannya masyarakat diberikan sosialisasi tentang Peraturan

Bupati Nomor 52 Tahun 2020 tentang Penerapan Disiplin Dan Penegakan

Hukum Protokol Kesehatan dalam Penanganan Covid-19, dengan

Intensitas yang sangat tinggi hingga 4 kali dalam sehari. Dilain sisi

petugas juga melibatkan para lurah untuk memudahkan komunikasi

kepada pedagang-pedagang, namun tidak berjalan lancar. Hal ini di

sebabkan oleh tingkah laku masyarakat yang masih acuh terhadap

himbauan petugas, padahal dalam penegakkan protokol kesehatan petugas

72
73

memberikan sanksi-sanksi pada masyarakat yang melanggar berupa

denda dan sanksi sosial seperti pushupdan membersihkan lingkungan

sekitarnya. selain tingkah acuh masyarakat terhambatnya penerapan

Peraturan Bupati Nomor 52 Tahun 2020 ini di karena kan sering miss

komunikasinya diantara petugas serta kelonggaran dan kurang waspada

dalam penegakkan protokol kesehatan karena persebaran virus yang

sudah menurun.

2. Penegakan yang dilakukan pemerintah dalam upaya pencegahan dan

penanganan Covid-19di Kecamatan Tanjung Redeb Kabupaten Berau

sebenarnya sudah berjalan dengan baik. Namun, perilaku masyarakat lah

menjadi hambatan bagi penegakan Implementasi Peraturan Bupati Nomor

52 Tahun 2020. Hal ini dikarenakan masyarakat harus memenuhi

kebutuhan dapurnya, disisi lain ada juga masyarakat yang enggan menaati

protokol di karena kan tidak terbiasa, ini yang dimaksud dari kebiasaan

baru. Masyarakat masih menganggap bahwa penegakan ini hanya

memberatkan dan belum sadar kan bahaya virus ini. Dan efek jera dari

sanksi-sanksi yang di berikan petugas tidak berefek banyak dalam

memberikan pengertian kepada masyrakat.

B. Saran

1. Petugas penegakan Implementasi ini harus lebih meningkatkan

komunikasi antar sub bidang yang menangani berbagai kejadian yang


74

terjadi di kala pandemi ini. Agar tidak terjadi miss komunikasi lagi seperti

yang disampaikan oleh bapa Dani Apriatmaja. Kemudian para petugas

pun harus lebih atraktif lagi dalam menyampaikan tujuan dari Peraturan

Bupati Nomor 52 Tahun 2020 ini, agar masyarkat bisa memahami bahwa

perjuangan masyarakat untuk keluar dari pandemi ini tidak sendiri,

namun bersama dengan pemerintah daerah.

2. Masyarakat hendaknya memiliki kesadaran dalam menghadapi pandemi

ini. Maksudnya di lain sisi memang masyarakat harus memenuhi

kebutuhan sehari-hari tapi diiringi dengan ketaatan terhadap protokol

kesehatan yang telah di tetapkan oleh pemerintah. Karena apa yang telah

dirumuskan oleh pejabat daerah hal itu telah melalui kajian-kajian yang

disesuaikan dengan keadaan di tempat. Kemudian pembelajaran dalam

lalinya penegakkan ini dapat menjadi antisipasi kita terhadap gelombang

ke tiga Virus Covid-19 yang di perkirakan akan terjadi pada bulan

Desember
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Perundang-undangan:

Peraturan bupati Nomor 52 Tahun 2020 tentang Penerapan disiplin dan Penegakan

Hukum Protokol Kesehatan

Buku/ Kitab/Jurnal/Artikel/Skripsi :

Sahih Bukhari

Ali, A. (2010). Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori

Peradilan(Judicialprudence); Termasuk Interprestasi Undang-Undang

(Legisprudence) Vol. 1 Pemahaman Awal. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Anderson. (1984). Public Policy Making Third Edition. USA: Houghthon Miffin

Company.

Badan Pengkajian MPR RI. (2018). Kajian Akademik Pelaksanaan Otonomi Daerah.

Jakarta, Indonesia: Badan Pengkajian MPR RI.

Budiarjo, M. (2008). Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Umum.
Dr. Ardiansyah M.Si. (2015). Administrasi Pemerintahan Daerah dalam Kajian dan

Analisa. Jakarta, Indonesia: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Prof. Dr. Moestopo Beragama.

Dun, W. (1981). Public Policy Analysis : An Intruduction. USA: Prentce¬_Ha. Inc,

Englewood Cliffs, N.J.07632.

Ed, T. Y. (1990). Implementation of Public Policy. Sydney: Dartmouth.

Hardani, Andriani, H., Ustiawaty, J., Utami, E. F., Istiqomah, R. R., Fardani, R. A., . .

. Auliya, N. H. (2020). Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantatif. (H. Abadi,

Ed.) Yogyakarta: Pustaka Ilmu Group.

Harold Knootz, & O’Donne, C. (1972). Principle of Management an Analysis of

Management Function, 5th Edition. New York: Mc Graw-Hll Book

Company.

Kusnardi, M., & Ibrahim, H. (1988). Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia

(Cetakan ke 7 ed.). Jakarta, Indonesia: Pusat Studi hukum Tata Negara

Indonesia Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan CV "Sinar Bakti".

Mandasari, Z. (2020). Tarik Menarik Penanganan Covid-19.

Rishal. (2016). Evaluasi Implementasi Peraturan Daerah Kota Padang Panjang

Nomor 14 Tahun 2011 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Rabies.

Skripsi. Universitas Andalas, Padang.


Santoso, I. (1987). Kamus Praktis Bahasa Indonesia. Surabaya: Pustaka Dua.

Thomas, D. R. (2008). Understanding Public Policy. New Jersey: Pearson Education’

Upper Saddle River’.

Trapsilowati, W., & Pujiyanti, A. (2018, Oktober). IMPLEMENTASI PERATURAN

DAERAH TENTANG PENGENDALIAN DEMAM BERDARAH DENGUE

DI KOTA SEMARANG. Vektora Volume 10 Nomor 2, Oktober 2018, 10,

117-124.

Internet:

https://en.wikipedia.org/wiki/Black_Death, di akses pada 15 September

https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/penanganan, 29 Oktober

https://ombudsman.go.id/artikel/r/artikel--tarik-menarik-penanganan-covid-19

29Oktober

Wawancara:

Nofian Hidayat, S. IP., M. Ap., Kabid Kedaruratan Dan Logistik BPBD Kab. Berau,

Wawancara Pribadi, 6 Agustus 2021

Dani Apriatmaja, SurvivalanceCovid RSUD Abdul Rivai Kabupaten Berau,

Wawancara Daring, 14 Agustus 2021

Drs. H. Iswahyudi, Apt., M. Kes., Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Berau,


Wawancara Pribadi, 18 Agustus 2021
Abdul Razak, Kepala Bidang PPDH SATPOL PP Kabupaten Berau, Wawancara
Pribadi 15 Oktober 2021

Achmad Syarif, S,h.,M.H. Li., Kasubag Bantuan Hukum dan HAM, Wawancara

Pribadi, 20 Oktober 2021

Juan, Pedagang, Wawancara terbuka, 20 Agustus 2021

Agus Winaryo, Pemilik Rumah Makan, Wawancara Pribadi, 25 Agustus 2021

Putri Nurul Hidayah, Wirausaha, Wawancara pribadi, 1 September 2021


LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1 Nama : Muhammad Fahmi Anwar

2 Tempat Dan TanggalLahir : Tanjung Redeb, 02 Juni 1998


3 Agama : Islam

4 Kebangsaan : Indonesia

5 Status : Mahasiswa

6 Alamat : Jln. Flamboyan Nomor 19 Kelurahan


Karang Ambun, Kecamatan Tanjung
Redeb, Kabupaten Berau
7 Pendidikan : - SD Negeri 002 Tanjung Redeb
- MTsN Tanjung Redeb
- Pondok Pesantren Ibnul Amin
Pamangkih
8 Pengalaman Organisasi : Anggota UKM Olahraga Fakultas
Syariah
9 Nama Orang Tua
- Ayah : Alm. Aspriadi AA
- Pekerjaan : -

: Endang Sumanti
- Ibu
: PNS (Non Guru)
- Pekerjaan
10 Saudara 1 (satu) orang : Ahmad Rofian

Anda mungkin juga menyukai