SKRIPSI
Oleh:
FARHAN PEBRIAN
NIM:1913030125
Farhan Pebrian
NIM. 1913030125
ii
iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
FARHAN PEBRIAN
NIM. 1913030125
iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Pembimbing I Pembimbing II
v
vi
ABSTRAK
vii
اَّلل ال هر ْْحَ ِن ال هرِح ْيم
ِبِس ِم ه
ْ
KATA PENGANTAR
viii
AzhariahKhalida, M.Ag dan Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan
Kerjasama,Ibu Dr. Ridha Mulyani S.H, M.H
3. Ketua Program Studi Hukum Tata Negara Bapak Alfadli, M.Ag dan
Sekretaris Program Studi Hukum Tata Negara Bapak Mhd Yazid, M.H
4. Penasehat Akademi (PA) Bapak Dr. Afrinal S.Sos., M.H yang selama ini
dengan sabar dan memberikan masukan untuk kemajuan penulisan
skripsi.
5. Ibu Dr. Hamda Sulfinadia, M.Ag dan Bapak Supardi, S.Ag., M.H selaku
pembimbing I dan Pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan
dan arahan semaksimal mungkin, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Semoga ilmu dan bimbingan yang diberikan dapat menjadi ladang amal
serta memberikan manfaat yang lebih besar nantinya.
6. Seluruh dosen, karyawan dan karyawati, pimpinan Fakultas Syari’ah
Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang
ix
Akhir kata, do'a beserta ucapan terimakasih penulis kepada semua
pihak yang telah berpartisipasi baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas partisipasi bantuan dan kerjasamanya,
serta menjadi amal shaleh hendaknya. Semoga karya ilmiah ini memberikan hikmah
dan manfaat bagi semua pihak, terutama bagi penulis sendiri, Aamiin
Farhan Pebrian
NIM. 1913030125
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.................................................. ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH.................. iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................. v
KATA PENGANTAR............................................................................................. vi
ABSTRAK............................................................................................................. ix
DAFTAR ISI........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................... xiii
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................... 8
1.3 Pertanyaan Penelitian................................................................. 8
1.4 Tujuan Penelitian........................................................................... 8
1.5 Signifikansi Penelitian................................................................. 8
1.6 Studi Literatur................................................................................. 9
1.7 Landasan Teori............................................................................... 12
1.8 Metode Penelitian.......................................................................... 15
xi
BAB IV. TINJAUAN SIYASAH TANFIDZIYAH TERHADAP
PELAKSANAAN PERATURAN NAGARI SUNGAI
TARAB NOMOR 7 TAHUN 2022 tentang PASAR
NAGARI
4.1. Pelaksanaan Peraturan Nagari Sungai Tarab
Nomor 7 Tahun 2022 Tentang Pasar Nagari .................. 48
4.2 Faktor Pendukung dan Penghambat dalam
Pelaksanaan Peraturan Nagari Sungai Tarab
Nomor 7 Tahun 2022 Tentang Pasar Nagari .................. 58
4.3 Tinjauan Siyasah Tanfidziyah Terhadap
Pelaksanaan Peraturan Nagari Sungai Tarab
Nomor 7 Tahun 2022 Tentang Pasar Nagari .................. 64
BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan...................................................................................... 75
5.2. Saran ................................................................................................... 76
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN
BIODATA
xii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
diakui oleh adat daerah itu sendiri. Untuk menjalankan berupa mengatur dan
memberikan pelayanan kepada masyarakat nagari terbentuklah
pemerintahan nagari selain wali nagari dan perangkat nagari ada juga dalam
bentuk legislatif dibentuklah Badan Permusyawaratan Rakyat Nagari.
Nagari Sungai Tarab Nomor 7 tahun 2022 tentang Pasar Nagari di nagari
sungai tarab di sana penulis melihat bahwa peraturan tersebut belum berjalan
sesuai dengan peraturan karena masih banyak ditemukan pelanggaran
terhadap peraturan tersebut seperti di dalam peraturan tersebut dijelaskan
bahwa pedagang pasar tidak dibolehkan berjualan di bahu jalan di sepanjang
pasar nagari sungai tarab, karena dapat menyebabkan kemacetan akan tetapi
para pedagang tidak mematuhi peraturan tersebut.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh informasi bahwa di
Pemerintahan Nagari Sungai Tarab:
“Di Nagari Sungai Tarab, Badan Permusyawaratan Rakyat Nagari sudah
membuat Anggaran Pendapatan Belanja Nagari dan RPJM dan juga telah
membuat Peraturan Nagari Sungai Tarab tentang kebersihan, ketertiban,
keindahan lingkungan dan narkoba ,tetapi belum terealisasikan terhadap
masyarakat Nagari Sungai Tarab. (Chandra, 2023).
Provinsi Sumatera Barat, yang terdiri dari himpunan beberapa suku yang
mempunyai wilayah yang tertentu batas-batasnya, mempunyai harta
kekayaan sendiri, berhak mengatur dan mengurus rumah tanggannya,
dan memilih pimpinan pemerintahannya”. Sementar wilayah nagari
meliputi kesatuan wilayah hukum adat dengan batas-batas tertentu yang
sudah berlaku secara turun temurun”(Peraturan Daerah Sumatera Barat
Nomor 2 Tahun 2007)
2. Siyasah Tanfidziyyah
1. Sumber data primer, yaitu data yang didapatkan secara langsung dari
subjek yang teliti melalui wawancara dengan Wali Nagari Sungai Tarab,
ketua Badan Permusyawaratan Rakyat Nagari Sungai Tarab dan enam
orang pedagang pasar di Pasar Nagari Sungai Tarab.
1. Observasi
2. Wawancara
3. Dokumentasi
19
20
kepala desa dan BPD dalam proses penyusunan peraturan desa. Peraturan
desa yang mengatur kewenangan desa berdasarkan hak asal usul dan
kewenangan berskala lokal dalam pelaksanaannya diawasi oleh masyarakat
desa dan BPD(Masterplan Desa,2020). BPD dapat menyusun dan
mengusulkan rancangan peraturan desa, kecuali untuk rancangan peraturan
desa tentang rencana pembangunan jangka menengah desa
(RPJMDes), rancangan peraturan desa tentang rencana kerja pemerintah desa
(RKPDes), rancangan peraturan desa tentang APB desa (APBDes), dan
rancangan peraturan desa tentang laporan pertanggungjawaban realisasi
pelaksanaan APBDes. Rancangan peraturan desa dapat diusulkan oleh anggota
BPD kepada pimpinan BPD untuk ditetapkan sebagai rancangan peraturan
desa usulan BPD(Masterplan Desa,2020).
Pemetaan bentang, dari bentang sosial, budaya, ekonomi, lingkungan,
teknologi, hingga sumber daya manusia diperlukan dalam menyusun
rancangan peraturan desa atau Raperdes. Pemetaan lingkungan tersebut
membantu penyusunan ruang lingkup peraturan desa, membentuk konsep,
visi, dan misi dari sebuah desa, dan membantu dalam menentukan strategi
serta arahan yang dimuat dalam peraturan desa. Proses yang panjang dalam
penyusunan peraturan desa seringkali membutuhkan pendampingan dari
para tenaga ahli yang berkompeten di bidang penyusunan dokumen peraturan
dan perencanaan desa. Untuk itu diperlukan penyusunan rancangan
peraturan desa sebagai perangkat dasar legitimasi penyelenggaraan
pemerintahan desa dan sebagai fungsi pengendali pemerintahan dan
pembangunan di desa. (Masterplan Desa, 2020).
2.1.4 Peraturan Nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun 2022
Undang-Undang No 10 Tahun 2004 terlihat jelas bahwa peraturan desa
diakui dalam hirarki perundang-undangan, secara tidak langsung akan
mempunyai kekuatan hukum serta bersifat mengikat dalam pelaksanaannya.
Adanya peraturan desa maka kebijakan-kebijakan tentang desa baik dari segi
pembangunan desa maupun dari segi anggaran pendapatan dan belanja desa
29
sebagai khalifah dalam konteks al-Quran dan as- sunnah, umat Islam
diperintahkan untuk menaatinya dengan syarat lembaga eksekutif ini menaati
Allah dan Rasul serta menjauhi dosa dan larangan nya. Sebagai mana di
jelaskan dalam al-Quran Surah An-nisa (4): 111.
yang suci (ma’shum), oleh karenanya sangat mungkin untuk dikritisi dan
dinasehati.
e. Prinsip amanah dan taat
Amanah adalah lawan dari khianat, ia tidak diberikan kecuali kepada
orang yang dinilai oleh pemebrinya dapat memelihara dengan baik apa
yang diberikannya itu (Shihab, 2004 : 480). Dapat penulis simpulkan
amanah adalah suatu yang diserahkan pada pihak lain untuk dipelihara
dan dikembalikan bila tiba saatnya atau bila diminta oleh pemiliknya.
f. Prinsip Musyawarah
Prinsip musyawarah juga didapati dalam surat As Syura: 38. Syura
dan Ijma’ adalah proses pengambilan keputusan dalam semua urusan
kemasyarakatan yang dilakukan melalui konsensus dan konsultasi
dengan semua pihak. Kepemimpinan negara dan pemerintahan harus
ditegakkan berdasarkan persetujuan rakyat melalui pemilihan secara
adil, jujur, dan amanah. Sebuah pemerintahan atau sebuah otoritas
yang ditegakkan dengan cara-cara otoriter dan tiran adalah tidak
sesuai dengan prinsip Islam.
2.2.2 Ruang Lingkup Siyasah Tanfidziyah
a. Konsep Imamah
Konsep Imamah berasal dari kata umat, jamaknya umam yang artinya
umat, rakyat atau bangsa. Dalam bahasa Inggrisnya disebut nation, people
(Ibrahim 1995, 65). Menurut kamus Munawir, imamah bermakna imam atau
pemimpin, kata itulah muncul perkataan imamah(Kamus Al-Munawir,1997).
Secara harfiah arti imam adalah pemimpin yang memiliki pengikut yang tidak
dibatasi oleh ruang waktu dan tempat. Imamah menurut doktrin Syi’ah adalah
tentang kepemimpinan politik dan spiritual dalam khilafah yang harus
dipegang oleh salah seorang imam dari keturunan Sayyidina Ali bin Abi Thalib
setelah Nabi Muhammad meninggal (Zamhari 2021, 27).
Imamah sebagai sebuah lembaga politik yang sangat sentral dan penting
dalam negara, mempunyai tugas utama yakni menjalankan fungsi kenabian
34
dalam melindungi agama dan mengatur dunia. Imam dipilih melalui sebuah
pemilihan yang dilakukan oleh yang berhak memilih. Menurutnya
perlembagaan imamah dilakukan karena adanya perintah Agama bukan
karena pertimbangan akal. Alasannya firman Allah swt, QS. Anisa’/4 : 59
ِ ِ َّ الله هواه ِطْي عُوا
ِ ُالر ُس ْوهل وا ِ ِ
ُول ْاْله ْم ِر مْن ُك ْم فها ْن تهنه هاز ْعتُ ْم ِ ْف هش ْيء فه ُرُّد ْوه ۗه ّٰ ياهيُّ هها الَّذيْ هن اٰ همنُ ْٓوا اهطْي عُوا
ِ ٰ ْ الرسوِل اِ ْن ُكْن تم تُؤِمنُو هن ِِب ٰللِ والْي وِم ِٰ ࣖ اِ هل
اْل ِخ ِر ٰذل ه
ك هخ ْْير َّواه ْح هس ُن هَتْ ِويْ ًل ْ ُْ ْ ْ ّ ه ه ْ ُ َّ الل هو
ّ
Terjemahannya :
“ Wahai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Muhammad) dan ulil amri (pemegang kekuasaan)di antara kamu.
Kemudian jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah kepada Allah dan Rasul, jika kamu beriman kepada Allah dan
hari kemudian, yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya”. (Q.S Annisa (4): 59)
b. Bai’at
Bai’at adalah suatu kewajiban bagi seluruh kaum muslimin, sekaligus
merupakan hak setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan. Bai’at
dinyatakan sebagai hak kaum muslimin, karena fakta bai’at itu sendiri
menunjukkan hal semacam itu. Sebab bai’at diberikan oleh kaum muslimin.
Banyak hadis Rasulullah yang menjelaskan terjadinya bai’at kaum muslimin
kepada Rasulullah saw. seperti Hadis yang diriwayatkan dari Syaukani dalam
as Sailul Jarrar , berkata :
واستول على كل قطر من األقطار سلطان؛ اتفق أهله على، ووقع اْلختلف بي أهله،ملا اتسعت أقطار اإلسلم
أنه إذا مات ِبدروا بنصب من يقوم مقامه. بل هو إمجاع املسلمي أمجعي منذ،وهذا معلوم ْل خيالف فيه أحد
قبض رسول هللا إل هذه الغاية
Terjemahannya :
“Ketika wilayah kekuasaan Islam telah tersebar di penjuru dunia, terjadilah
banyak perpecahan diantara mereka, dan di setiap pecahan wilayah itu
berkuasalah sultannya masing-masing, maka bersepakatlah kaum muslimin
bahwa apabila pemimpinnya meninggal, mereka akan segera mengangkat
penggantinya untuk menegakkan urusannya. Hal ini telah dimaklumi dan
tidak diselisihi oleh seorang pun ulama, bahkan menjadi ijma’ seluruh kaum
muslimin sepeninggal Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam.”
Adapun mengenai akad bai’at, cukup dan dianggap sah apabila hanya
dilakukan oleh jumhur ahlul halli wal aqdi. Tidak disyaratkan kesertaan
35
Ahl Al-Hall Wa al-aqd adalah sebuah lembaga atau dewan yang berwenang
dalam memutuskan tentang pengangkatan seorang pemimpin dalam sistem
politik Islam atau yang disebut sebagai khalifah. Dewan Ahl al Hall Wa al-aqd
bisa mengangkat ataupun menurunkan khalifah yang sedang berkuasa atas
nama rakyat, dengan berbagai sebab yang telah diperhitungkan dalam Majelis
Syuro. Secara kehabsahan atau terminologis, Ahl al Hall Wa al-Aqd adalah
orang-orang yang melepas dan mengikat. Literatur fiqih, Ahl Hall Wa Al-aqd
adalah orang-orang yang memenuhi syarat untuk mengikat dan
membubarkan, yaitu membuat keputusan-keputusan. Ahl al-Hall Wa al-Aqd
diartikan dengan orang-orang yang mempunyai wewenang untuk
melonggarkan dan mengikat atau Dewan Perwakilan Rakyat (Abdul,2005: 82).
Hubungan ini tepat sekali definisi yang dilakukan oleh Abdul Karim Zaidan
bahwa Ahl al-Hal Wa Al-aqd ialah orang-orang yang berkecimpung langsung
dengan rakyat yang telah memberikan kepercayaan kepada mereka. Mereka
menyetujui pendapat wakil-wakil itu karena ikhlas, konsekuen, takwa, adil,
dan kecermelangan pikiran serta kegigihan mereka di dalam
memperjuangkan kepentingan rakyatnya (Pulungan 2002, 66-67).
d. Wizarah ( Kementerian)
Ketiga diambil dari kata Al-Jazru yang artinya punggung karena kepala negara
yang kuat didukung oleh wazirnya, sebagaimana badan yang dikuatkan oleh
tulang punggung (Manzhur 2016, 108).
Wazir terdiri dari dua, yaitu wazir tadwidl (mandat penuh) dan wazir
tanfidz (pelaksana). Meskipun ada sarjana muslim yang menyamakan wazir
tafwidl dengan perdana menteri atau wakil presiden, dan menyamakan wazir
tanfidz dengan menteri lainnya. Wazir tanfidz otoritasnya amat lemah dan
syaratnya sangat sedikit, wazir tanfidz hanyalah mediator antara rakyat
dengan penjabat. Wazir tanfidz hanya mengerjakan apa yang diperintahkan
oleh pemimpin (Zuhaily 2014, 54).
2.2.3 Dasar Hukum Siyasah Tanfidziyah
a. Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah sumber pokok aturan agama Islam yang utama dijadikan
dasar dalam menentukan hukum al-Qur’an merupakan kalam Allah yang berisi
firman-firman Allah dalam bentuk ragam hukum di dalamnya. Karena al
Qur’an diyakini berasal dari Allah dan teks-teksnya dianggap suci, maka setiap
muslim harus mengakuinya sebagai pondasi segala macam superstruktur
Islam. Para tokoh-tokoh muslim banyak mencatat bahwasanya al-Qur’an
merupakan satu-satunya sumber yang paling tinggi dalam menentukan
hukum-hukum lainnya, karena al-Qur’an tidak pernah mengalami kondisi dan
perubahan apa pun walau perkembangan zaman terus berjalan (Ibrahim
1995, 51). Siyasah Tanfidziyah tidak lepas dari al-Qur’an maupun Hadist,
maqashid syariah yang menjadi dasar pengetahuan tentang kehidupan
kemasyarakatan kaitannya dengan pemerintah dimana hasil dari pemikiran
tersebut menjadi pengendali dan pengatur bagi kehidupan rakyat dalam
hubungannya dengan pemimpin dan pemerintah, dalam menjalankan
pemerintahan secara baik dan benar.
b. Hadis
Sebagaimana keadaannya al-Quran, Sunnah (Al-Hadis) nabi juga
berkedudukan sebagai sumber hukum atau ushul syar’iyah dan juga sebagai
37
dalil hukum syara’ , kedudukan sebagai sumber hukum syara’ atau ushul
syar’iyah adalah karena sunnah nabi Muhammad SAW, karena di dalam
mengandung norma-norma yang di dalamnya mengandung hukum syara’ dan
dari padanya digali serta ditemukan dan dirumuskan hukum syara’ di dalam
al-Qur’an terdapat kata sunnah dalam 16 tempat yang tersebar dengan arti
kebiasaan yang berlaku dan jalan yang diikuti (Fahmi 2014, 226). Proses
periwayatan Sunnah (Al Hadis) biasanya disaksikan oleh beberapa orang yang
mengetahui langsung kejadiannya tersebut dan disampaikan dari generasi ke
generasi sejak zaman nabi hingga akhir dari perawi yang meriwayatkannya
dengan meneliti sederetan perawi yang berkesinambungan.
c. Ra’yu (Nalar)
Ra’yu secara etimologi artinya melihat kata ra’yu (melihat) tergantung apa
yang menjadi objek perbuatan melihat itu. Adalah akal pikiran manusia yang
memenuhi syarat untuk berusaha, dengan seluruh kemampuannya untuk
memahami kaidah-kaidah hukum yang fundamental yang umumnya terdapat
dalam Sunnah Nabi, dan merumuskan menjadi garis-garis hukum yang dapat
diterapkan kasus tertentu.
Penggunaan ra’yu secara kolektif, ialah hasil hukum yang ditetapkan
berdasarkan penalaran yang sama atau kesepakatan tentang penetapan
hukum, sedangkan jika secara perseorangan apa yang dicapai oleh seorang
mujtahid tentang hukum suatu masalah belum tentu sama dengan apa yang
telah dicapai oleh mujtahid lain mengenai masalah yang sama.
d. Ijma’
Ijma secara etimologi mengandung dua arti yaitu, sebagai ketetapan hati
untuk melakukan sesuatu atau keputusan berbuat sesuatu, serta mengandung
arti sepakat atau kesepakatan menurut al-Amidi: ijma adalah kesepakatan
sejumlah ahlul halil wa ‘aqd (para ahli yang berkopenten mengurus umat) dari
umat Muhammad pada suatu masa atas hukum suatu masalah.
Tingkatan kualitas ijma’ digolongkan menjadi dua di antaranya:
38
1. Ijma’ sharih
Yaitu ijma yang terjadi setelah semua mujtahid dalam suatu masa
mengemukakan pendapatnya tentang hukum tertentu secra jelas dan
terbuka, baik melalui ucapan, melalui tulisan atau dalam bentuk perbuatan
dan seluruh pendapat mereka menghasilkan hukum yang sama atas hukum
tersebut.
2. Ijma’ sukuti
Ialah ijma’ yang berdasarkan kesepakatan ulama melalui cara seorang
mujtahid atau lebih mengemukakan pendapat tentang hukum suatu
masalah dalam masa tertentu, kemudian pendapat tersebut tersebar luas
dan diketahui orang banyak dan tidak ada di antara seorang mujtahid pun
yang mengemukakan pendapat yang berbeda atau menyanggah.
e. Qiyas
Qiyas merupakan suatu cara ra’yu untuk menggali hukum syara’ yang
dalam hal yang nash al-Quran dan Sunnah tidak menetapkan hukumnya secara
jelas. Dasar pemikiran qiyas pada sebenarnya ialah mengenai kaitan erat
antara hukum dengan sebab karena hampir dalam setiap hukum di luar bidang
ibadah dapat diketahui alasan rasional ditetapkannya hukum itu oleh Allah
SWT. secara etimologi, qiyas berarti mengukur, membanding sesuatu dengan
yang semisalnya Qiyas menurut terminologi dalam istilah hukum menurut al-
Ghazali dalam al-Mustashfa ialah menggunakan sesuatu yang diketahui
kepada sesuatu yang diketahui dalam hal menetapkan hukum pada keduanya
atau meniadakan hukum dari keduanya disebabkan ada hal yang sama antara
keduanya, dalam penetapan hukum atau peniadaan hukum. Adapun Qiyas
terbagi menjadi beberapa kelompok yaitu Qiyas aqwa adalah analogi yang illat
hukum cabangnya (far’u) lebih kuat daripada illat pada hukum dasarnya, Qiyas
mushawi adalah qiyas yang kekuatan illat pada hukum cabngnya sama dengan
hukum asalnya dan Qiyas al-Adhaf adalah analogi yang illat pada hukum
cabangnya (far’) lebih lemah daripada dalam kitab ar-Risallah imam Syafi’i
membagi qiyas kedalam dua bidang yakni qiyas al-ma’na (analogi yang
39
didasarkan sebab hukum dan qiyas al-Syaba) analogi yang didasarkan pada
kemiripan (Wahid 2009, 14).
Bertindak dari ungkapan pantun di atas yang kami terima secara turun
temurun, maka sejarah Nagari Sungai Tarab dapat kami uraikan sebagai
berikut: Di berbagai tambo alam Minangkabau “Mengatakan bahwa Nagari
Sungai Tarab adalah nagari tertua nomor dua di Minangkabau setelah
Pariangan Padang Panjang”. Nagari Sungai Tarab tidak bisa terlepas dari
rangkaian peristiwa demi peristiwa di alam Minangkabau sangat kait
berkaitan dengan keadaan Nagari Sungai Tarab seperti :
1. Jika dilihat dari sisi Limbago Adat Minangkabau, maka kedudukan Nagari
Sungai Tarab sebagai pemuncak alam koto piliang
2. Nagari Sungai Tarab adalah merupakan pusat kerajaan bungo setangkai
yang di awali dengan kedatangan nenek moyang dari puncak gunung
merapi
3. Jika dilihat dari Kerajaan Pagaruyung, maka Nagari Sungai Tarab dengan
tuanku panitahannya berfungsi sebagai perdana menteri kerajaan
pagaruyung yang dikenal dengan ketua basa ampek balai (Data Base Nagari
Sungai Tarab,2021).
Menurut Profesor Dr. Bahder Djohan mengungkapkan dalam seminar
nasional sejarah dan kebudayaan Minangkabau yang dihadiri oleh puluhan
41
42
pakar sejarah dari dalam dan luar negeri dengan makalahnya yang berjudul
“Manusia Minang Sebagai suatu fenomena sosiologik” bahwa sejak empat ribu
tahun yang lalu mulailah perpindahan penduduk atau nenek moyang dari
daratan Asia menepat ke Pulau Andalas (Data Base Nagari Sungai Tarab,2021).
Kemudian ditambahkan oleh Drs. Mid Djaml dalam bukunya berjudul “
Menyingi Tambo Alam Minangkabau” mengatakan bahwa asal penduduk
Nagari Sungai Tarab adalah dikiaskan dalam pepatah sebagai berikut :
Dari mano asa titiak palito
Dari baliak telong nan batali
Dari mano asa niniak kito
Iyo dari puncak gunung marapi
Setelah turun dari puncak gunung merapi maka satu kelompok yang
dipimpin oleh Srimaha Rajo Dirajo menuju tempat di Tantolan, kemudian
berselang beberapa tahun lamanya datang pula satu kelompok yang dipimpin
oleh Dt. Katumanggungan dan membuat kampung yang diberi nama dengan
binuang sati (daerah binuang suku mandahiling, Jorong Sungai Tarab, Nagari
Sungai Tarab) dan kampung Binuang Sati inilah mengalir sebuah sungai yang
airnya sangat jernih sekali dan dipinggirnya terdapat beberapa batang tarok.
Berasal sebuah sungai dan beberapa batang tarok inilah asal mula atau
sebutan Nagari Sungai Tarok dan akhirnya kemudian di rubah menjadi Nagari
Sungai Tarab (Data Base Nagari Sungai Tarab,2021).
Berdasarkan hal di atas, dapat dipahami bahwa asal mula Nagari Sungai
Tarab ini dipimpin oleh Srimaha Rajo Dirajo dan beberapa tahun kemudian
datang kelompok yang dipimpin oleh Dt. Katumanggungan di suatu daerah
yang diberi nama binuang sati, di sinilah mengalir sebuah sungai dan dipinggir
sungai tersebut ada tanaman yang dinamakan batang tarok. Semenjak itulah
nama daerah tersebut menjadi Nagari Sungai Tarab.
43
Pasar sebagai era tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari
satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional,
pertokoan, mall, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya. Pemerintahan
di Nagari Sungai Tarab telah banyak perubahan seiring perjalanan waktu.
Kehidupan sehari-hari, keberadaan pasar sangat penting. Hal ini dikarenakan
apabila ada kebutuhan yang tidak dapat dihasilkan sendiri, maka kebutuhan
tersebut dapat diperoleh di pasar (Darwis 1984, 23).
Nagari Sungai Tarab mempunyai pasar tradisional atau masyarakat
setempat biasa menyebutnya dengan balai. Pasar Sungai Tarab ini awal mula
nya berdiri sejak masa pemerintahan Abdul Gani yang pada saat itu menjabat
sebagai Wali Nagari Sungai Tarab dari tahun 1945 sampai 1951. Awal mulanya
pasar nagari ini didirikan atau dibentuk karena pada saat itu di lokasi sekarang
yang menjadi pasar, adanya sekelompok masyarakat yang menjual hasil dari
kebunnya yang berasal dari empat jorong yang ada di Nagari Sungai Tarab.
Nagari Sungai Tarab merupakan nagari yang memiliki sumber daya alam yang
kaya. Untuk memenuhi kebutuhan, masyarakat Nagari Sungai Tarab memiliki
mata pencaharian sebagai petani dan berkebun, setelah hasil dari bertani dan
berkebun didapatkan itulah yang kemudian dijual oleh masyarakat di Pasar
Nagari Sungai Tarab.
Pasar Nagari Sungai Tarab berada di pinggir Jalan Raya Batusangkar-
Bukittinggi. Sebagai pasar yang cukup besar, pemerintah nagari menetapkan
dari zaman dulu sampai sekarang waktu pasar setiap Hari Rabu dan di hari
biasa pasar Nagari Sungai Tarab tetap buka untuk memenuhi kebutuhan
pangan masyarakat nagari. Pasar Nagari Sungai Tarab adalah pasar
tradisional yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah Nagari Sungai Tarab
dan badan usaha milik nagari. Fasilitas yang ada di dalam Pasar Nagari Sungai
Tarab merupakan kerja sama dengan badan usaha milik nagari sebagai wadah
penunjang berjualan bagi para pedagang, wadah yang disediakan adalah
tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki atau dikelola oleh
45
50
51
Maksud wawancara ibu Wina di atas adalah beliau baru 2.5 tahun
berdagang di sini, menurutnya berdagang di pinggir jalan ada permasalahan
karena dapat menyebabkan kemacetan dan mengganggu ketertiban umum,
beliau juga belum mendapatkan sosialisasi mengenai peraturan nagari Sungai
Tarab Nomor 7 Tahun 2022 Tentang Pasar Nagari. Sampai saat ini
menurutnya pemerintah nagari belum menerapkan aturan ini secara penuh
sesuai dengan peraturan nagari sungai tarab nomor 7 tahun 2022 tentang
pasar nagari. Kendala yang dialami ibu Wina adalah sulit mendapatkan
pembeli dagangannya karena pedagang lebih banyak belanja ke dalam pasar .
Pemerintah nagari telah melakukan pengawasan terhadap pedagang pasar
namun saya tidak terlalu mengidahkan pengawasan yang dilakukan .Ibu Wina
juga keberatan dalam membayar restribusi yang dilakukan oleh petugas pasar
setiap hari pasar yang harus dibayarkan karena menurutnya tidak sesuai
fasilitas yang dia dapatkan dengan apa yang ibu Wina bayar.
Selanjutnya pedagang kentang yang bernama ibu Rat juga memberikan
informasi berikut ini:
Ambo alah lamo manggaleh disiko. Alah 3 tahun lamonyo. Ambo lai tahu
nyo kalau urang manggaleh indak dibuliahann manggaleh di tapi jalan ko
karano manggadua kenyamanan di dakek balai ko. Ambo indak paham,
tapi banyak saketeknyo ambo tahu kalau peraturan nagari iko. Dampak
dari peraturan nagari ko ambo kehilangan tampek dalam manggaleh gale
ambo dan indak banyak mandapekaan piti, sedangkan ambo paralu piti
untuak anak sekolah. Salamoko ambo alun pernah mancaliak adonyo
pengawasan mengenai peraturan nagari yang dilakuan oleh pihak yang
berwenag. Saat ko pelaksanaan peraturan nagari alun terlihat bana karena
masih ado pedagang yang manggaleh dan mangguonoan pinggir jalan
untuak manggaleh. Saat kini ambo marasoan kendalanyo yaitu sulik
untuak mandapekaan urang yang mambali gale ambo. Sediakan dan
latakaan urang manggaleh ko sasuai samo apo ajo yang inyo jua.
Pangaruah gadangnyo ambo caliak kemacetan satiok hari balai. Ambo
sebagai urang manggale sampai saat kini alun pernah mandapekaan
sosisalisasi secara panuah dari pemerintah nagari mengenai penerapan
pelaksanaan peraturan nagari nomor 7 tahun 2022 tentang pasak o cuman
ambo banyak saketeknyo lai dapek informasi tentang pasar nagari ko.
Untuak sarana dan prasarana di bali ko alun memadai lai bantuak
penyediaan lapak dan tampek manggaleh yang alun lengkap. Tantu ambo
tabarek terhadap restribusi ko yang ditagih samo petugas pasar karano
57
Nagari.
1. Faktor Pendukung
“Di Pasar Nagari Sungai Tarab ini banyak pedagang yang menjual barang
dagangannya, jadi kami melihat subjek hukum nya itu ialah pedagang
pasar ”(Romi,2023).
62
“Di Pasar Nagari Sungai Tarab fasilitas nya belum terlalu lengkap dan
untuk pedagang yang berjualan di dalam pasar nagari itu sudah kami
melakukan penataan agar tertib dalam berjualan bagi para pedagang.
Kami juga telah menyediakan payung pasar dan meja untuk pedagang
”(Romi,2023).
Maksud wawancara dengan Bapak Romi di atas pemerintah Nagari Sungai
Tarab menjelaskan bahwa di Pasar Nagari Sungai Tarab pemerintah nagari
telah melakukan penataan tempat berdagang bagi pedagang dan untuk
fasilitas seperti payung pasar dan meja untuk berjualan sudah disediakan.
f. Masyarakat
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling berinteraksi dan
bergaul dengan kepentingan yang sama. Hasil wawancara dengan Wali Nagari
Sungai Tarab :
“Penduduk Nagari Sungai Tarab seluruhnya berbelanja ke pasar nagari
untuk membeli kebutuhan nya, dan di sana juga kami telah
menyampaikan atau mensosialisasikan mengenai peraturan nagari ini
”(Romi,2023).
Maksud wawancara dengan Bapak Romi di atas penduduk Nagari Sungai
Tarab setiap hari pasar seluruhnya berbelanja di Pasar Nagari Sungai Tarab
untuk membeli kebutuhannya dan pemerintah nagari juga telah memberikan
sosialisasi kepada masyarakat mengenai peraturan nagari tersebut.
2. Faktor Penghambat
Faktor penghambat terlaksananya Peraturan Nagari Sungai Tarab Nomor
7 Tahun 2022 tentang Pasar Nagari adalah :
a. Pengetahuan pedagang yang kurang
Salah satu faktor yang berperan penting dalam mengefektifkan suatu
peraturan adalah kesadaran hukum masyarakat. Masyarakat harus menyadari
bahwa dalam proses penegakan hukum, bukan merupakan tanggung jawab
63
Adapun faktor lain penghalang Peraturan nagari ini tidak berjalan efektif
yaitu fasilitas pasar yang kurang, pasar hanya memiliki kios-kios yang sudah
65
dibangun beberapa tahun yang lalu. Seperti yang disampaikan oleh Wali
Nagari Sungai Tarab :
“Pedagang yang berjualan di bahu jalan tersebut tidak dapat kita
melakukan penekanan karena fasilitas kita untuk mereka berdagang yang
masih kurang”(Romi, 2023).
Kurang lengkap nya fasilitas yang dimiliki pasar nagari juga menjadi
faktor penghambat dalam pelaksanaan peraturan nagari tersebut.
d. Membayar Restribusi Pasar
Seluruh pedagang pasar yang berjualan di lokasi pasar nagari sungai tarab
diwajibkan untuk membayar restribusi pasar bagi seluruh pedagang yang
berjualan di pasar Nagari Sungai Tarab atau uang kebersihan pasar,
sebagaimana hasil wawancara penuli dengan Bapak Romi sebagai Wali Nagari
Sungai Tarab:
“Pedagang yang berjualan di bahu jalan tersebut tetap kami minta uang
kebersihannya atau restribusi nya karena setelah ia berdagang akan
menimbulkan sampah yang banyak berserakan di lokasi pasar”(Romi,
2023).
Maksud wawancara dengan Bapak Romi selaku Wali Nagari Sungai Tarab
menjelaskan bahwa seluruh pedagang pasar diminta untuk wajib dalam
membayar uang kebersihan atau restribusi pasar karena setelah berdagang
sampah pedagang banyak yang berserakan.
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang menjadi pendukung
peraturan nagari ini yaitu adanya pasar nagari, sosialisasi, pengawasan,
adanya pedagang dan masyarakat sebagai subjek hukum dalam pelaksanaan
Peraturan Nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun 2022 tentang Pasar Nagari dan
fasilitas untuk berjualan di pasar nagari tersebut telah difasilitasi oleh
pemerintah nagari. sedangkan faktor penghambat yaitu kurangnya
pengetahuan masyarakat mengenai peraturan nagari tersebut, fasilitas pasar
yang masih kurang dan membayar restribusi pasar bagi pedagang pasar yang
berjualan di seluruh lokasi sekitaran Pasar Nagari Sungai Tarab.
66
Menurut al-Quran dan Hadis, umat Islam diperintah untuk mentaati ulil
amri atau pemimpin negara, kalau pemimpin tersebut mentaati Allah dan
Rasul-Nya serta tidak melakukan dosa dan pelanggaran terhadap
kepemimpinannya. Tugas dari khalifah dalam prinsip siyasah tandfiziyah
adalah berkaitan dengan penegakkan hukum. Pelaksana kekuasaan tertinggi
adalah pemerintah yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan dari
masyarakat. Kebijakan yang diambil oleh pemerintah tidak boleh
menyimpang dari nilai-nilai ajaran Islam, kebijakannya juga harus sesuai
dengan semangat nash dan kemaslahatan. Dalam perspektif Islam tidak lepas
dari Al-Quran, sunnah dan nabi serta praktik yang dikembangkan oleh al-
khulafah serta pemerintah Islam sepanjang sejarah. Siyasah tanfidziyyah
merupakan kajian yang tidak asing dalam Islam. Fiqh siyasah tanfidziyah
adalah salah satu bagian terpenting dalam sistem pemerintahan Islam karena
menyangkut tentang pelaksanaan peraturan perundang-undangan.
Tugas Al-Sulthah Tanfidziyah adalah melaksanakan undang-undang.
Disini negara memiliki kewewenangan untuk menjabarkan dan
mengaktualisasikan perundang-undangan yang telah dirumuskan tersebut.
Dalam hal ini negara melakukan kebijaksanaan baik yang berhubungan
dengan dalam negeri maupun yang menyangkut dengan hubungan sesama
negara (hubungan internasional). Fiqih Siyasah Tanfudziyah diperuntukkan
bagi setiap individu agar menyadari kewajiban mereka dan melaksanakannya
Peraturan Perundang-undangan dengan penuh keikhlasan. Di samping
kewajiban yang harus ditunaikan tersebut, ajaran Islam juga menyatakan
bahwa setiap individu juga memiliki hak-hak yang dijamin dan dilindungi.
Pemerintah nagari memiliki hak, wewenang dan juga kewajiban untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan yang ada di daerah mereka dan juga
mengurus apa saja kepentingan masyarakatnya, kewenangan dalam
mengurus pemanfaatan sarana dan prasarana di pasar juga menjadi
67
Prinsip hak dan kewajiban rakyat mereka bebas dalam mencari nafkah
untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga nya dan rakyat juga dituntut untuk
patuh kepada pemimpinnya sebagaimana pelaksanaan hak dan kewajiban
negara dan rakyat, negara dan rakyat mempunyai wewenang untuk taat dalam
ketetepan hukum yang adil sebagaimana dalam al-Quran dijelaskan dalam
surat An-Nisa ayat 59 yang berbunyi :
ِول ْاْلهم ِر ِمنْ ُكم فهاِ ْن تهنهاز ْعتُم ِف هشيء فهرُّدوه اِ هل ٰالل َّ الله هواه ِطْي عُوا ِ ِ
ّ ُْ ُ ْ ْ ْ ه ْ ْ ِ ُالر ُس ْوهل هوا ّٰ ياهيُّ هها الَّذيْ هن اٰ همنُ ْٓوا اهطْي عُوا
ِ ۗ ٰ ْ الرسوِل اِ ْن ُكْن تم تُؤِمنُو هن ِِب ٰللِ والْي وِم
اْل ِخ ِر ٰذل ه
ك هخ ْْير َّواه ْح هس ُن هَتْ ِويْ ًل ْ ُْ ْ ْ ّ ه ه ْ ُ َّ هو
Terjemahannya :
“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu.
Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah
kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada
Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih
baik akibatnya”. (Q.S An-Nisa (4) :59)
permohonan, ma’ruf artinya baik, layak, patut. Nahi munkar berarti melarang,
mencegah dan munkar berarti durhaka (Ahmad, 1997 : 1462). Prinsip ini
mengajak kepada setiap orang untuk melakukan kebaikan dan mencegah
kemunkaran secara konstitusional dengan cara membuat peraturan
perundang-undangan di tingkat pusat dan peraturan daerah di tingkat
provinsi dan kabupaten atau kota. Prinsip ini sudah terpenuhi, sebab
Peraturan Nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun 2022 dibuat untuk
ketentraman dan ketertiban masyarakat.
Prinsip Amar Ma’ruf Nahi Munkar , dijelaskan dalam ayat di bawah ini
adalah sebagai berikut :
ۤ
ِ ٰ ِ اْل ِْي وَيْمرو هن ِِبلْمعرو ِ ِ
ف هويهنْ هه ْو هن هع ِن الْ ُمنْ هك ِر ۗ هواُول ِٕى ه
ك ُه ُم الْ ُم ْفل ُح ْو هن ْ ُ ْ هولْته ُك ْن ّمنْ ُك ْم اَُّمةر يَّ ْدعُ ْو هن ا هل ْهْ ه ه ُ ُ ْ ه
Terjemahannya :
“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang
mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”. (Q.S Ali-Imran(3)
:104)
peraturan tersebut di Pasar Nagari Sungai Tarab. Hal ini dapat diketahui
berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan baik
dengan pedagang ataupun pemerintah seperti wali nagari dan badan
permusyawaratan rakyat nagari. Hal ini masyarakat tidak amanah dalam
menjalankan kewajibannya sebagai warga negara. Dilihat dari segi lain
pemerintah juga tidak amanah dalam menjalankan tugas dan fungsinya dalam
peraturan nagari ini.
Prinsip amanah dan taat , dijelaskan dalam ayat di bawah ini adalah
sebagai berikut :
ِ ِ ِ ِٓ ِ ِ
ّٰ َّاس اه ْن هَْت ُك ُم ْوا ِِبلْ هع ْد ِل ۗ ا َّن
الله الله هَيْ ُمُرُك ْم اه ْن تُ هؤُّدوا ْاْله ٰمنٰت ا ٰل اه ْهل هها هوا هذا هح هك ْمتُ ْم بهْ ه
ِ ي الن ّٰ ا َّن
ِ نِعِ َّما يعِظُ ُكم بِهٖ ۗ اِ َّن ٰالل هكا هن هَِسي عا ب
ص ْ ًْيا ًْ ه ّه ْ ه
Terjemahannya :
“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang
mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”. (Q.S An-Nisa(4)
:58)
Sungai Tarab tersebut. Prinsip amanah dan taat sebagaimana dijelaskan pada
prinsip siyasah tanfidziyah menjelaskan bahwa memelihara yang diberikan
oleh orang lain kepada seseorang, namun yang penulis amati untuk prinsip
amanah dan taat pedagang pasar yang berjualan belum mentaati aturan yang
dibuat oleh kepala pemerintahan pada daerah tersebut sebagaimana
wawancara penulis dengan pedagang. Prinsip terakhir yang dijelaskan pada
prinsip-prinsip siyasah tanfidziyah yaitu prinsip musyawarah, pada prinsip ini
dapat penulis simpulkan sesuai dengan hasil wawancara dengan Wali Nagari
Sungai Tarab, pemerintah Nagari Sungai Tarab telah melakukan musyawarah
sebelum membuat peraturan nagari tersebut secara bersama yang dilakukan
dengan badan permusyawaratan rakyat nagari, kerapatan adat nagari dan
lembaga pemberdayaan masyarakat.
Berdasarkan uraian dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip yang ada
pada siyasah tanfidziyah terhadap Peraturan Nagari Sungai Tarab Nomor 7
Tahun 2022 tentang Pasar Nagari belum terpenuhi. Prinsip siyasah tanfidziyah
yang belum terpenuhi adalah pemerintah nagari belum melaksanakan prinsip
penegakan hukum terhadap Peraturan Nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun
2022 tentang Pasar Nagari yang kedua prinsip keadilan, pemerintah nagari
belum melaksanakan prinsip keadilan berdasarkan hasil wawancara penulis
dengan pedagang pasar dan prinsip amanah dan taat penulis simpulkan
bahwa pedagang pasar tidak patuh dan tunduk kepada pemimpin di Nagari
Sungai Tarab. Prinsip amanah dan taat sebagaimana dijelaskan pada prinsip
siyasah tanfidziyah menjelaskan bahwa memelihara yang diberikan oleh orang
lain kepada seseorang, namun yang penulis amati untuk prinsip amanah dan
taat pedagang pasar yang berjualan belum mentaati aturan yang dibuat oleh
kepala pemerintahan pada daerah tersebut sebagaimana wawancara penulis
dengan pedagang. Prinsip-prinsip siyasah tanfidziyah yang sudah terpenuhi
prinsip Amar Ma’ruf Nahi Munkar ialah mengajak kepada perbuatan yang baik
dan mencegah kepada perbuatan munkar, pemerintah Nagari Sungai Tarab
beserta jajaran telah mengajak para pedagang pasar terutama yang berjualan
76
di Pasar Nagari Sungai Tarab untuk patuh dan taat kepada peraturan yang
telah ada dan telah memberikan himbauan mengenai pelaksanaan peraturan
Nagari Sungai Tarab tersebut. Kedua prinsip musyawarah, pada prinsip ini
dapat penulis simpulkan sesuai dengan hasil wawancara dengan Wali Nagari
Sungai Tarab, pemerintah Nagari Sungai Tarab telah melakukan musyawarah
sebelum membuat peraturan nagari tersebut secara bersama yang dilakukan
dengan badan permusyawaratan rakyat nagari, kerapatan adat nagari dan
lembaga pemberdayaan masyarakat.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
77
78
H. Koester, 1997. Perspektif Lingkungan Desa dan Kota, UI Press, Jakarta; Surya
Prahara, Jurnal Pelangi Research of Education and Development,
Kewenangan Badan Musyawarah (BAMUS) Nagari Dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan Nagari Di Kabupaten Agam, STKIP PGRI
Sumatera Barat, Vol. 6 No. 1 Desember2013 Halaman 53-61
Suwaid Fahmi, 2014. Hadist Nabi dan Fungsinya Dalam Hukum Islam,
Jakarta:Gema Insani Press.