Anda di halaman 1dari 93

PELAKSANAAN PERATURAN NAGARI SUNGAI TARAB

NOMOR 7 TAHUN 2022 TENTANG PASAR NAGARI


DALAM PERSPEKTIF SIYASAH TANFIDZIYAH

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat


Guna Meraih Gelar Sarjana Hukum (SH)
pada Prodi Hukum Tata Negara

Oleh:
FARHAN PEBRIAN
NIM:1913030125

PRODI HUKUM TATA NEGARA (JINAYAH SIYASAH)


FAKULTAS SYARI’AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
IMAM BONJOL PADANG
1445 H/2023 M
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Farhan Pebrian
Nim : 1913030125
Prodi : Hukum Tatanegara
Fakultas : Syariah
Dengan ini saya menyatakan bahwa sejauh yang saya ketahui, dalam
skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar
kesarjanaan di suatu perguruan tinggi. Sepanjang pengetahuan saya tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang
lain, melainkan yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam
daftar kepustakaan.

Padang, 14 September 2023


Membuat Pernyataan

Farhan Pebrian
NIM. 1913030125

ii
iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Farhan Pebrian
Nim : 1913030125
Prodi : Hukum Tatanegara
Judul Skripsi : Pelaksanaan Peraturan Nagari Sungai Tarab
Nomor 7 Tahun 2022 tentang Pasar Nagari dalam
Perspektif Siyasah Tanfidziyah

Dengan ini menyatakan persetujuan publikasi karya ilmiah untuk


kepentingan akademi pada fakultas syari’ah UIN Imam Bonjol Padang

Padang, 14 September 2023


Membuat Pernyataan

FARHAN PEBRIAN
NIM. 1913030125

iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul "Pelaksanaan Peraturan Nagari Sungai Tarab


Nomor 7 Tahun 2022 tentang Pasar Nagari Dalam Perspektif Siyasah
Tanfidziyah", disusun oleh Farhan Pebrian NIM. 1913030125 telah
memenuhi persyaratan Ilmiah dan dapat disetujui untuk diajukan ke sidang
munaqasyah skripsi.
Dengan persetujuan ini diberikan untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Padang, 13 September 2023


Disetujui Oleh,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Hamda Sulfinadia, M.Ag Supardi, S.Ag., M.H


NIP. 197705062007012034 NIP. 197503022009011008

v
vi
ABSTRAK

Skripsi dengan judul Pelaksanaan Peraturan Nagari Sungai Tarab


Nomor 7 Tahun 2022 Tentang Pasar Nagari Perspektif Siyasah
Tanfidziyah. Ditulis oleh Farhan Pebrian Nim 1913030125 Prodi Hukum Tata
Negara Fakultas Syariah UIN Imam Bonjol Padang. Skripsi ini dilatarbelakangi
oleh banyaknya pedagang di Pasar Nagari Sungai Tarab yang masih berjualan
di sepanjang bahu jalan, padahal Peraturan Nagari Sungai Tarab Nomor 7
Tahun 2022 tentang Pasar Nagari telah mengatur hal tersebut. Pertanyaan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pertama bagaimana pelaksanaan
Peraturan Nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun 2022 tentang Pasar Nagari di
Nagari Sungai Tarab, kedua apakah faktor pendukung dan penghambat dalam
pelaksanaan Peraturan Nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun 2022 tentang
pasar dan ketiga bagaimana tinjauan siyasah tanfidziyah terhadap
pelaksanaan Peraturan Nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun 2022 tentang
pasar. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis empiris yang dengan
kata lain adalah jenis penelitian lapangan. Adapun data dikumpulkan melalui
observasi, wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian
menunjukkan bahwa yang pertama, pelaksanaan Peraturan Nagari Sungai
Tarab Nomor 7 Tahun 2022 tentang Pasar Nagari belum terlaksana dengan
baik karena sebagian besar pedagang tidak mengetahui tentang adanya aturan
yang melarang berjualan di bahu jalan sepanjang pasar Nagari Sungai Tarab.
Kedua, faktor yang menjadi pendukung peraturan nagari ini yaitu adanya
pasar untuk berdagang dan ada aturan tentang pasar, sosialisasi dan
pengawasan. Sedangkan faktor yang menjadi penghambat pelaksanaannya
yaitu, pengetahuan pedagang yang kurang mengenai Peraturan Nagari Sungai
Tarab Nomor 7 Tahun 2022 tentang Pasar, sarana dan prasarana pasar yang
belum memadai. Ketiga, tinjauan siyasah tanfidziyah terhadap Peraturan
Nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun 2022 tentang Pasar Nagari belum secara
sempurna dilakukan oleh pedagang pasar dan pihak pemerintah nagari karena
masih ada prinsip keadilan yang belum terlaksana di dalam peraturan nagari
dalam hal penempatan pedagang dalam berjualan di sekitar pasar nagari.
Peraturan Nagari ini dari segi substansi telah mengacu kepada kemaslahatan
yang ada dalam siyasah tanfidziyah namun masih ada prinsip-prinsip dari
siyasah tanfidziyah yang belum terpenuhi dalam aspek pelaksanaannya.

Kata Kunci : Pelaksanaan , Siyasah Tanfidziyah

vii
‫اَّلل ال هر ْْحَ ِن ال هرِح ْيم‬
ِ‫بِس ِم ه‬
ْ
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi rabbil’aalamin segala puji dan rasa syukur atas kehadirat


Allah subhabahu wa ta’ala yang tidak pernah berhenti mencurahkan rahmat
dan karunia-Nya kepada semua hamba-Nya, terutama kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pelaksanaan
Peraturan Nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun 2022 tentang Pasar
Nagari dalam Perspektif Siyasah Tanfidziyah. Shalawat berangkaikan
salam semoga selalu tersampaikan kepada Baginda Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬yang

telah mewariskan untuk senantiasa berpegang teguh kepada dua pedoman


yang ditinggalkan untuk umatnya, yaitu al-Qur’an dan Sunnah Rasul shalallahu
’alaihi wasallam.
Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi sebagian persyaratan untuk
memperoleh gelar Sarjana Hukum (SH) program Strata Satu (S.1) pada Prodi
Hukum Tata Negara Fakultas Syari'ah UIN Imam Bonjol Padang. Ucapan
terimakasih yang setulus-tulusnya dan tak terhingga penulis sampaikan
kepada orang yang sangat berarti dalam kehidupan penulis, Ayahanda
Yulisman dan Ibunda Evfariwanty. Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya
Penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah memberi dukungan baik
materil maupun moril dalam menyelesaikan skripsi ini kepada :
1. Rektor UIN Imam Bonjol Padang Ibu Prof. Dr. Martin Kustati, M.Pd
beserta Wakil Rektor Bidang Akadmik dan Kelembagaan Bapak Dr.
Yasrul Huda M.A, Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Keuangan,
Bapak Dr. Testru Hendra M.Ag dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan
dan Kerjasama, Bapak Walhendri S.Ag, M.Si, Ph.D dan seluruh jajarannya.
2. Dekan Fakultas Syari'ah, Bapak Dr. Ikhwan, S.H, M.Ag, Wakil Dekan
BidangAkademik dan Kelembagaan Bapak Dr. Abrar, M.Ag, Wakil Dekan
Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan Ibu Dr.

viii
AzhariahKhalida, M.Ag dan Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan
Kerjasama,Ibu Dr. Ridha Mulyani S.H, M.H
3. Ketua Program Studi Hukum Tata Negara Bapak Alfadli, M.Ag dan
Sekretaris Program Studi Hukum Tata Negara Bapak Mhd Yazid, M.H
4. Penasehat Akademi (PA) Bapak Dr. Afrinal S.Sos., M.H yang selama ini
dengan sabar dan memberikan masukan untuk kemajuan penulisan
skripsi.
5. Ibu Dr. Hamda Sulfinadia, M.Ag dan Bapak Supardi, S.Ag., M.H selaku
pembimbing I dan Pembimbing II, yang telah memberikan bimbingan
dan arahan semaksimal mungkin, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
Semoga ilmu dan bimbingan yang diberikan dapat menjadi ladang amal
serta memberikan manfaat yang lebih besar nantinya.
6. Seluruh dosen, karyawan dan karyawati, pimpinan Fakultas Syari’ah
Universitas Islam Negeri Imam Bonjol Padang

7. Bagian Pemerintah Nagari Sungai Tarab, Wali Nagari Sungai Tarab,


Badan Permusyawaratan Rakyat Nagari Sungai Tarab dan pelaku usaha
di Pasar Nagari Sungai Tarab yang membantu dalam penelitian ini.

8. Ucapan terimakasih yang setulus-tulusnya dan tak terhingga penulis


sampaikan kepada adik penulis Putri Balqis beserta keluarga tercinta di
kampung halaman.
9. Senior-senior JS-HTN yang memberikan motivasi dan masukan dalam
penyelesaian skripsi.
10. Kepada rekan-rekan seperjuangan HTN D BP 19 yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu yang menyemangati penulis dalam menyelesaikan
skripsi.
11. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada abang penulis Ajun
Komisaris Polisi (AKP) Ronny Az, S.H.,M.H dan abang Nasrul A, S.Sos.,
M.M yang telah memberikan motivasi dan edukasinya kepada penulis.
12. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada sahabat-sahabat
penulis di kos Pemondokan Tuanku Nan Renceh kamar 24.

ix
Akhir kata, do'a beserta ucapan terimakasih penulis kepada semua
pihak yang telah berpartisipasi baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas partisipasi bantuan dan kerjasamanya,
serta menjadi amal shaleh hendaknya. Semoga karya ilmiah ini memberikan hikmah
dan manfaat bagi semua pihak, terutama bagi penulis sendiri, Aamiin

Padang, 9 September 2023


Penulis

Farhan Pebrian
NIM. 1913030125

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.................................................. ii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH.................. iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................................ iv
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................. v
KATA PENGANTAR............................................................................................. vi
ABSTRAK............................................................................................................. ix
DAFTAR ISI........................................................................................................... x
DAFTAR TABEL................................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR............................................................................................... xiii

BAB I. PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah............................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................... 8
1.3 Pertanyaan Penelitian................................................................. 8
1.4 Tujuan Penelitian........................................................................... 8
1.5 Signifikansi Penelitian................................................................. 8
1.6 Studi Literatur................................................................................. 9
1.7 Landasan Teori............................................................................... 12
1.8 Metode Penelitian.......................................................................... 15

BAB II. PERATURAN NAGARI DAN SIYASAH TANFIDZIYAH


2.1 Peraturan Nagari
2.1.1 Pengertian dan Dasar Hukum Peraturan
Nagari.............................................................................. 19
2.1.2 Muatan Materi Peraturan Nagari......................... 23
2.1.3 Proses Pembentukan Peraturan Nagari............. 25
2.1.4 Peraturan Nagari Sungai Tarab Nomor 7
Tahun.2022 ................................................................... 28
2.2 Siyasah Tanfidziyah
2.2.1 Pengertian Siyasah Tanfidziyah ........................... 30
2.2.2 Ruang Lingkup Siyasah Tanfidziyah ................... 32
2.2.3 Dasar Hukum Siyasah Tanfidziyah ...................... 34
2.2.4 Pembagian Kekuasaan al-sulthah...... 37

BAB III. PROFIL PASAR NAGARI SUNGAI TARAB


3.1 Sejarah Singkat Nagari Sungai Tarab ............................... 39
3.2 Letak dan Keadaan Geografis Pasar Nagari Sungai
Tarab …………………………………………………………………. 41
3.3 Profil Pasar Nagari Sungai Tarab ...................................... 42
3.4 Tugas dan Peran Pemerintah Nagari Sungai Tarab ... 44

xi
BAB IV. TINJAUAN SIYASAH TANFIDZIYAH TERHADAP
PELAKSANAAN PERATURAN NAGARI SUNGAI
TARAB NOMOR 7 TAHUN 2022 tentang PASAR
NAGARI
4.1. Pelaksanaan Peraturan Nagari Sungai Tarab
Nomor 7 Tahun 2022 Tentang Pasar Nagari .................. 48
4.2 Faktor Pendukung dan Penghambat dalam
Pelaksanaan Peraturan Nagari Sungai Tarab
Nomor 7 Tahun 2022 Tentang Pasar Nagari .................. 58
4.3 Tinjauan Siyasah Tanfidziyah Terhadap
Pelaksanaan Peraturan Nagari Sungai Tarab
Nomor 7 Tahun 2022 Tentang Pasar Nagari .................. 64

BAB V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan...................................................................................... 75
5.2. Saran ................................................................................................... 76

DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN
BIODATA

xii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sistem Pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagai negara


kesatuan menganut asas desentralisasi dalam penyelenggaraan
pemerintahan, ini dibuktikan dengan memberikan kesempatan dan
keleluasaan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi di daerah.
Lahirnya Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah yang mengatakan bahwa pemerintah daerah merupakan instrumen
pokok dalam penyelenggaraan pemerintah daerah yang membawa perubahan
yang mendasar dalam paradigma penyelenggaraan pemerintahan daerah
sampai ke jajaran pemerintahan terendah, yaitu pemerintah desa atau
pemerintahan nagari di Sumatera Barat. Selama ini dalam sistem
penyelenggaraan pemerintahan masih dilakasanakan secara terpusat
(sentralistik) dengan kebijakan yang didominasi pemerintahan pusat (top
down) dimana masyarakat cenderung dipaksa untuk melaksanakan kebijakan
pemerintahan pusat (Widjaja 2005,5).
Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 8 Tahun 2021
tentang Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Nagari. Berdasarkan
otonomi daerah terhadap urusan penyelenggaraan pemerintahan daerah dan
setiap pemerintahan daerah mempunyai bagian atau batas tanggung jawab
dan peran dari daerah yang dipimpinnya seperti provinsi di pimpin oleh
seorang gubernur, kabupaten/kota dipimpin oleh bupati/wali kota,
kecamatan dipimpin oleh camat dan pemerintahan paling terendah adalah
desa atau nagari yang pemimpinnya adalah kepala desa atau wali nagari.
Nagari adalah kesatuan masyarakat yang berpedoman dengan adat
istiadatnya yang mempunyai batasan dan wewenang dalam mengatur segala
bentukkepentingan masyarakat yang berhubungan dengan adat istiadat yang
berlaku dari zaman nenek moyang dahulu di lingkup wilayah nagari dan

1
2

diakui oleh adat daerah itu sendiri. Untuk menjalankan berupa mengatur dan
memberikan pelayanan kepada masyarakat nagari terbentuklah
pemerintahan nagari selain wali nagari dan perangkat nagari ada juga dalam
bentuk legislatif dibentuklah Badan Permusyawaratan Rakyat Nagari.

Penyebutan lain dari desa di Sumatera Barat adalah dengan istilah


nagari. Hal ini tercantum dalam Pasal 6 ayat (2) Undang-undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa yang menyatakan bahwa penyebutan desa/desa
adat yang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) penyebutannya disesuaikan
dengan penyebutan yang berlaku di daerah setempat. Di Sumatera Barat,
Nagari diumpamakan sebagai Negara yang kecil yang di dalamnya terdapat
alat-alat perlengkapan nagari yang disebut pemerintahan nagari (Anwar
1997,24).
Pada sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia yang
membagi daerah Indonesia atas daerah-daerah besar dan kecil, dengan bentuk
dan susunan tingkatan pemerintahan terendah adalah desa atau kelurahan.
Pada konteks ini, pemerintahan desa merupakan bagian dari sistem
penyelenggaraan pemerintahan nasional yang langsung berada d ibawah
pemerintahan Kabupaten (Aviandri 2015, 1).
Pemerintah desa adalah penyelenggara urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan Negara
KesatuanRepublik Indonesia (NKRI) Pasal 1 ayat 2 Undang- Undang Nomor 6
Tahun 2014. Penyelenggara pemerintah desa merupakan sub sistem dari
penyelenggaraan pemerintahan, sehingga nagari memiliki kewenangan untuk
mengatur dan menguruskepentingan masyarakatnya.
Perkembangan otonomi daerah, memunculkan ide untuk
mengembalikan sistem pemerintahan di Sumatera Barat kepada sistem
pemerintahan nagari. Di daerah Sumatera Barat timbul suatu istilah yang
dikenal dengan “babaliak ka nagari’’. Hal ini ditindak lanjuti oleh pemerintah
provinsi Sumatera Barat dengan mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 9
Tahun 2001 tentang Pemerintah Nagari. Pada Perda ini dinyatakan bahwa
3

pemerintah terendah di Sumatera Barat adalah nagari, yang kemudian direvisi


dengan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2007bahwa nagari adalah kesatuan
masyarakat hukum adat yang memiliki kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan filosofi adat Minangkabau ( Adat basandi Syarak, syarak Basandi
Kitabullah) dan atau berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat dalam
wilayah Provinsi Sumatera Barat(Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2007).
Berdasarkan hal di atas, dapat dipahami bahwa nagari di Sumatera
Barat sebagai kesatuan masyarakat hukum dipandang sebagai daerah
setingkat desa yang memiliki wewenang yang sama, perlakuan yang sama dari
pemerintah dan pemerintah daerah. Perbedaannya hanyalah dalam
pelaksanaan hak asal usul dan berkaitan dengan adat istiadat masyarakat
setempat.
Pada Undang -Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang desa pada Pasal 8
Angka (2) “Pembentukan Desa ditetapkan dengan Peraturan Daerah
Kabupaten atau Kota dengan mempertimbangkan prakarsa masyarakat desa,
asal usul, adat istiadat, kondisi sosial budaya masyarakat desa serta
kemampuan dan potensi desa pada dasarnya masing-masing daerah
mempunyai arti yang berbeda ,salah satu nama desa di Provinsi Sumatera
Barat adalah Nagari.
Pada Provinsi Sumatera Barat nagari adalah pembagian wilayah
administratif sesudah kecamatan, istilah nagari merupakan pergantian desa
yang digunakan di provinsi dalam hal tersebut Pemerintah Sumatera Barat
merevisi Peraturan tersebut menjadi Peraturan Daerah Provinsi Sumatera
Barat Nomor 2 Tahun 2007 Tentang Pokok- Pokok Pemerintahan Nagari yang
sebagaimana acuan bagi Pemerintahan Nagari untuk menjalankan sistem
Pemerintahan Negara Republik Indonesia.
Di Minangkabau, nagari dapat diumpamakan sebagai sebuah negara
kecil yang di dalamnya terdapat alat-alat perlengkapan nagari yang disebut
pemerintahan nagari. Disini tugasnya adalah mengatur dan mengurus urusan
ke nagarian termasuk urusan adat yang merupakan masalah kental dalam
4

masyarakat Minangkabau.(Anwar 1997,24)


Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa menjalankan
sistem pemerintahan nagari, nagari dipimpin oleh wali nagari yang dipilih
secara demokratis oleh masyarakat di nagari tersebut. Dalam melaksanakan
pemerintahan nagari wali nagari dibantu oleh staff dan kaur serta lembaga-
lembaga yang telah dipilih sesuai dengan musyawarah dan mufakat dari
masyarakat nagari. Nagari di Sumatera Barat sebagai kesatuan masyarakat
hukum dipandang sebagai daerah setingkat desa yang memiliki wewenang
yang sama, perlakuan yang sama dari pemerintah dan pemerintah daerah.
Perbedaannya hanyalah dalam pelaksanaan hak asal usul dan berkaitan
dengan adat istiadat masyarakat setempat.
Untuk mengatur dan mengurusi kepentingan masyarakat Nagari
dibentuklah pemerintahan nagari. Menurut Peraturan Daerah Kabupaten
Tanah Datar Nomor 4 Tahun 2008 Tentang Nagari, Pemerintahan Nagari
adalah penyelenggaraan urusan pemerintah yang dilaksanakan oleh
Pemerintahan Nagari dan Badan Permusyawaratan Rakyat Nagari
berdasarkan asal usul Nagari di Wilayah Provinsi Sumatera Barat yang berada
dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. .(Peraturan
Daerah Kabupaten Tanah Datar Nomor 4 Tahun 2008 tentang Nagari)
Di samping walinagari, organisasi Pemerintahan Nagari disebut dengan
istilah Badan Permusyawaratan Rakyat Nagari (BPRN). Lembaga tersebut
disebut Badan Permusyawaratan Rakyat Nagari (BPRN) untuk daerah
Kabupaten Tanah Datar, Badan Musyawarah Nagari (BAMUS) diluar
Kabupaten Tanah Datar, dan Badan Permusyawaratan Desa di Pemerintahan
Desa. Untuk penyebutan yang berbedatetapi memiliki fungsi yang sama, yaitu
sebagai mitra kerja dari Pemerintahan Nagariatau Pemerintahan Desa.
Badan Permusyawaratan Rakyat Nagari (BPRN) merupakan Wakil
Jorong yang dipilih secara demokratis yang dimaksud dengan demokratis
yaitu dilakukan melalui musyawarah dan mufakat atau dalam bentuk lain yang
disepakati melalui musyawarah yang difasilitasi oleh pihak walinagari.
5

pemerintahan nagari tidak terlepas dari pengawasan, baik pengawasan secara


internal maupun eksternal. Agar penyelenggaraan pemerintah di nagari
benar-benar memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat di suatu
nagari.(Azan 2016, 6)
Pasal 1 ayat 12 Peraturan Kabupaten Tanah Datar Nomor 4 Tahun 2008
tentang Nagari, menjelaskan pengertian Badan Permusyawaratan Rakyat
Nagari sebagai berikut: “Badan Permusyawaratan Rakyat Nagari (BPRN)
adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Nagari sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan nagari. Anggota BPRN adalah wakil dari lembaga unsur
masyarakat, yaitu unsur niniak mamak, alim ulama, cadiak pandai, bundo
kanduang, dan pemuda yang ditetapkan dengan cara musyawarah dan
mufakat pada setiap unsur”.
BPRN merupakan lembaga legislatif ditingkat nagari. BPRN
berkedudukan sebagai unsur penyelenggara pemerintahan nagari. Anggota
BPRN merupakan wakil dari penduduk nagari berdasarkan keterwakilan
wilayah yang pengisiannya secara demokrasi melalui musyawarah yang
berfungsi sebagai berikut: Menetapkan peraturan nagari bersama
pemerintahan nagari, menetapkan APD nagari bersama pemerintahan nagari
dan pengawasan. (Perda Tanah Datar No 4 Tahun 2008, Pasal 34, Paragraf 2).
Di Indonesia setiap kebijakan pemerintahan harus diawasi. Mengapa
pemerintah mesti dan harus diawasi. Hal tersebut karena pemerintah
memakai uang rakyat, harus mengatur rakyat dengan baik dan benar. Fungsi
mengatur diserahkan pada eksekutif yang selanjutnya diawasi oleh legislatif
(Syafei 2016, 131). Jadi dapat penulis simpulkan sama halnya dengan
pemerintah pusat dan pemerintah daerah, sebagai pemerintahan terendah di
tata negara Indonesia, pemerintah nagari harus diawasi dalam menjalankan
setiap kebijakannya. Berdasarkan hal tersebut mengapa BPRN harus dibentuk
untuk pengawasan terhadap pemerintahan nagari dan bagaimana
pelaksanaan terhadap peraturan yang telah dibuat di suatu nagari. Peraturan
6

Nagari Sungai Tarab Nomor 7 tahun 2022 tentang Pasar Nagari di nagari
sungai tarab di sana penulis melihat bahwa peraturan tersebut belum berjalan
sesuai dengan peraturan karena masih banyak ditemukan pelanggaran
terhadap peraturan tersebut seperti di dalam peraturan tersebut dijelaskan
bahwa pedagang pasar tidak dibolehkan berjualan di bahu jalan di sepanjang
pasar nagari sungai tarab, karena dapat menyebabkan kemacetan akan tetapi
para pedagang tidak mematuhi peraturan tersebut.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh informasi bahwa di
Pemerintahan Nagari Sungai Tarab:
“Di Nagari Sungai Tarab, Badan Permusyawaratan Rakyat Nagari sudah
membuat Anggaran Pendapatan Belanja Nagari dan RPJM dan juga telah
membuat Peraturan Nagari Sungai Tarab tentang kebersihan, ketertiban,
keindahan lingkungan dan narkoba ,tetapi belum terealisasikan terhadap
masyarakat Nagari Sungai Tarab. (Chandra, 2023).

Berdasarkan wawancara di atas, bahwasanya di Nagari Sungai Tarab


sudah ada peraturan nagari atau peraturan nagari secara tertulis. Namun
belum terealisasikan terhadap masyarakat nagari Sedangkan aturan telah
dibuat oleh Badan Permusyawaratan Rakyat Nagari sebagai legislatif di
nagari. Tim penggerak nagari ini dibentuk harus melibatkan semua lembaga
unsur.
Sistem pemerintahan ketatanegaraan Islam setiap umat manusia
harus mengikuti pemimpinnya untuk kemaslahatan bersama baik itu aturan
yang dibuat oleh pemimpin atau manusia dan aturan yang diperintahkan oleh
Allah secara tertulis dalam al-Quran untuk kepentingan umatnya, maka
penulis kaitkan dengan fiqh siyasah tahfidziyyah. Fiqh Siyasah Tahfidziyyah
dalam pemerintah Islam istilah eksekutif dikenal dengan Tahfidziyyah,
lembaga ini diduduki oleh khalifah, dan dikenal dengan istilah Tasri’iyyah
lembaga ini diduduki oleh Majelis Syuro sedangkan Qadhi atau hakim berada
pada posisi Yudikatif yang dikenal dengan Qada’iyah. Sedangkan menurut
ulama terkemuka di Indonesia, sebagaimana yang dikutip T. M Hasbi, Fiqih
Siyasah Tahfidziyyah adalah kekuasaan untuk menjalankan undang-undang
7

pada jajaran kabinet dalam suatu pemerintah.(Hasbi 2007, 30)

Sebagaimana pelaksanaan amanat yang dibebankan oleh


pemerintah pusat dan pemerintah daerah, pemerintah desa mempunyai
wewenang untuk menegakkan keadilan sebagaimana dalam al-Qur’an
dijelaskan dalam surat An-Nisa’ (4) ayat 58 yang berbunyi:
‫الله نِعِ َّما‬ ِ ِ ِ ِٓ ِ ِ
ّٰ ‫َّاس اه ْن هَْت ُك ُم ْوا ِِبلْ هع ْد ِل ۗ ا َّن‬ ‫الله هَيُْمُرُك ْم اه ْن تُ هؤُّدوا ْاْله ٰمنٰت ا ٰل اه ْهل هها هواذها هح هك ْمتُ ْم بهْ ه‬
ِ ‫ي الن‬ ّٰ ‫ا َّن‬
ِ ‫يعِظُ ُكم بِهٖ ۗ اِ َّن ٰالل هكا هن هَِسي عا ب‬
‫ص ْ ًْيا‬ ‫ًْ ه‬ ‫ّه‬ ْ ‫ه‬
Terjemahannya :
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang
berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di
antara manusia supaya kamu menengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha
Mendengar lagi Maha Melihat”.(Q.S An-Nisa (4): 58)

Berdasarkan penjelasan ayat ini dijelaskan bahwa Allah menyuruh


kepada menyampaikan amanat dan menetapkan hukum yang adil, jadi
pemerintahan nagari sungai tarab membuat peraturan tentang keadilan
dalam berdagang untuk ini dalam hal penempatan lapak para pedagang demi
kemaslahatan bersama. Jelas hubungannya Pelaksanaan Peraturan Nagari
Sungai Tarab Nomor 7 Tahun 2022 Tentang Pasar. Dalam hal ini setiap aturan
hendaknya dilaksanakan secara baik.

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas penulis


tertarik untuk melakukan penelitian skripsi dengan judul yaitu “Pelaksanaan
Peraturan Nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun 2022 Tentang Pasar
Nagari Dalam Perspektif Siyasah Tanfidziyah”
8

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian; bagaimana pelaksanaan Peraturan Nagari
Sungai Tarab Nomor 7 Tahun 2022 tentang Pasar Nagari dalam Perspektif
Siyasah Tahfidziyah?

1.3 Pertanyaan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, yang
menjadi pertanyaan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan Peraturan Nagari Sungai Tarab Nomor 7
Tahun 2022 Tentang Pasar Nagari di Nagari Sungai Tarab?
2. Apakah faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan
Peraturan Nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun 2022 Tentang Pasar?
3. Bagaimana tinjauan Siyasah Tanfidziyah Terhadap Pelaksanaan
Peraturan Nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun 2022 Tentang Pasar
Nagari?
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dan akan diperoleh dengan
adanya penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pelaksanaan Peraturan Nagari Sungai Tarab Nomor
7 Tahun 2022 Tentang Pasar Nagari di Nagari Sungai Tarab.
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam
pelaksanaan Peraturan Nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun 2022
Tentang Pasar.
3. Untuk mengetahui tinjauan Siyasah Tanfidziyah Terhadap pelaksanaan
Peraturan Nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun 2022 tentang Pasar
Nagari.
1.5 Signifikansi Penelitian
1. Secara Teori

Penelitian bermanfaat untuk mengembangkan pengetahuan tentang


hukum, khususnya dibidang hukum tata negara yang berkaitan dengan
9

pemerintah daerah terutama desa/nagari, dengan menguraikan pelaksanaan


peraturan nagari nomor 7 tahun 2022 tentang pasar nagari untuk
menciptakan kesejahteraan masyarakat nagari terutama dari nagari yang
menjadi sampel peneliti teliti.
2. Secara Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu manfaat bagi


mahasiswa dan masyarakat yang membaca karya ilmiah ini khususnya
tentang pelaksanaan peraturan nagari dan berguna bagi masyarakat nagari
dan pemerintahan nagari dalam mengemban tugas-tugas dimasa yang akan
datang.
1.6 Studi Literatur

Untuk mengetahui bahwa penelitian yang dilakukan ini sudah diteliti


atau belum dan mengetahui perbedaan serta kesamaan dalam suatu
penelitian terdahulu, maka terdapat beberapa penelitian yang relevan dengan
tema penelitian yang penulis pilih diantaranya sebagai berikut: Skripsi yang
ditulis oleh Sofyan 2016 Universitas Islam Raden Intan Lampung yang
berjudul “Partisipasi Masyarakat dalam Proses Penyusunan Peraturan Desa di
Desa Toapaya Selatan Kecamatan Toapaya Kabupaten Bintan” pertanyaan
penelitiannya apa yang menjadi faktor penyebab rendahnya partisipasi
masyarakat Toapaya selatan dalam proses penyusunan peraturan Desa di
Desa Toapaya Selatan. Dari penelitian ini mempunyai kesimpulan yaitu bahwa
kepala desa dan badan permusyawaratan desa , merupakan lembaga yang
telah diamanatkan oleh UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
sebagai lembaga yang berfungsi untuk penyerapan dan penyaluran aspirasi
masyarakat (Sofyan, 2016). Perbedaan dengan penelitian yang peneliti teliti
yaitu pelaksanaan nya bagaimana sedangkan pada penelitian ini tentang
rendahnya partisipasi masyarakat dalam proses penyusunan peraturan desa.

Selanjutnya penelitian yang ditulis oleh Dwi Wahyuni 2022 Universitas


Negeri Padang yang berjudul “ Analisis Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014
10

terkait Pengembangan Desa dalam Pemnuhan Hak Masyarakat (Studi Kasus


pada Nagari III Koto Kecamatan Rambatan Kabupaten Tanah Datar”.
Pertanyaan penelitian sebagai berikut: Bagaimana Peran Pemerintah Nagari
III Koto Kecamatan Rambatan dalam pemenuhan hak masyarakat
berdasarkan pasal 68 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
Penelitian ini mempunyai kesimpulan yaitu : peran pemerintah dalam
pemenuhan hak masyarakat berdasarkan Pasal 68 Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa di Nagari III Koto Kecamatan Rambatan belum
maksimal terlaksana seluruhnya, dan belum sesuai dengan amanat Undang-
Undang (Wahyuni , 2022). Perbedaan dengan penelitian yang peneliti teliti
yaitu pelaksanaan nya bagaimana pelaksanaan peraturan nagari yang telah
dibuat sedangkan pada penelitian ini tentang Bagaimana Peran Pemerintah
Nagari III Koto Kecamatan Rambatan dalam pemenuhan hak masyarakat
berdasarkan pasal 68 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Leditia Anastasya (2019)


Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang dalam skripsinya yang
berjudul “Pengaruh Beban Kerja Terhadap Kinerja Perangkat Nagari Dalam
Pengelolaan Keuangan Nagari di Kabupaten Tanah Datar”. Metode penelitian
kualitatif dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut: bagaimana pengaruh
beban kerja terhadap kinerja perangkat nagari dalam pengelolaan keuangan
nagari di Kabupaten Tanah Datar. Dari penelitian ini mempunyai kesimpulan
yaitu : Secara keseluruhan beban kerja memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja perangkat nagari dalam pengelolaan keuangan nagari di
Kabupaten Tanah Datar dengan nilai kontribusi sebesar 4,3% . (Anastasya,
2019) Perbedaan dengan penelitian yang peneliti teliti yaitu tentang pengaruh
beban kerja terhadap kinerja wali nagari sedangkan penelitian yang penelitian
mengkaji mengenai bagaimana pelaksanaan peraturan nagari yang telah
dibuat.
11

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Naimullah (2019) dengan


judul Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam Pembentukan
Peraturan Desa di Desa Sesela Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok
Barat Tahun 2019. Pertanyaan penelitian sebagai berikut : bagaimanakah
peran badan permusyawaratan desa (BPD) dalam pelaksanaan Pembentukan
Peraturan Desa di Desa Sesela Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok
Barat Tahun 2019 dan faktor-faktor apa saja penghambat dan pendukung
peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam pelaksanaan Pembentukan
Peraturan Desa di Desa Sesela Kecamatan Gunung Sari Kabupaten Lombok
Barat Tahun 2019 (Naimullah, 2019). Pada penelitian yang penulis teliti
mengenai pelaksanaan peraturan nagari sedangkan penelitian ini
menyimpulkan bahwa kemandirian politik di desa sangat dipengaruhi
karakteristik Pemerintah Desa dan BPD.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Barqah Nosi Helpia (2020)


Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang dalam skripsinya yang
berjudul “Pelaksanaan Peraturan Kepala Desa Nomor 4 Tahun 2019 Tentang
Uang Adat di Desa Koto Mudik”. Pertanyaan penelitian sebagai berikut :
bagaimana pelaksanaan peraturan kepala desa nomor 4 tahun 2019 tentang
uang adat di desa koto mudik (Helpia , 2020). Penelitian ini mempunyai
kesimpulan pelaksanaan peraturan ini masih belum efektif, masih terdapat
beberapa permasalahan dalam pelaksanaan seperti kurang tegas perangkat
desa dan pemangku adat dalam penetapan denda uang adat.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Fiqqri Fajar


Nugroho (2016) Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam NegeriSunan
Kali Jaga Yogyakarta dalam skripsinya yang berjudul “Pengawasan Badan
Permusyawaratan Desa dalam Perencanaan Pembangunan Desa di Kecamatan
Margoyoso Kabupaten Pati (Telaah Atas Pelaksanaan PERDA Nomor 4 Tahun
2007 Tentang BadanPermusyawaratan Desa). Pertanyaan penelitian sebagai
berikut : bagaimana pengawasan yang dilakukan oleh BPD dalam perencanaan
pembangunan desa. (Nugroho 2016, 6) penelitian ini mempunyai kesimpulan
12

yaitu Pengawasan BPD di Kecamatan Margoyoso mempunyai wewenang


pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa atau keputusan kepala
desa. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) sebagai
peraturan desa di Kecamatan Margoyoso sebagai dokumen perencanaan
pembangunan Desa yang dilakukan dengan cara pemantauan, pemeriksaan,
dan penilaian (Nugroho 2016, 8). Adapun perbedaan penelitian tersebut
dengan penelitian yang penulis lakukan adalah pengawasan terhadap
perencanaan pembangunannya sedangkan penulis membahas mengenai
pelaksanaan peraturan nagari tentang pasar.

1.7 Landasan Teori


1. Pemerintah Nagari
Nagari adalah pembagian wilayah administratif sesudah
kecamatan di Provinsi Sumatera Barat. Serta nagari juga diartikan sebagai
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur urusan pemerintah, kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak, asal usul, dan/atau hak
tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia. (Atrianto 2017, 46). Untuk menjalankan
tanggung jawab pemerintahan nagari perluadanya konsep dan arah yang
jelas bagaimana membangun kemandirian Nagari dari sisi ekonomi, politik
dan sosial budaya menuju terciptanya tatanan Pemerintahan yang baik.
(Efendi 2000, 23)

Berdasarkan sejarah desa/nagari merupakan cikal bakal


terbentuknya masyarakat politik dan pemerintahan di Indonesia, jauh
sebelum negara bangsa ini terbentuknya, nagari merupakan Institusi
otonom dengan tradisi,adat istiadat dan hukumnya sendiri serta relatif
mandiri. (Raldi 1997, 75) Menurut Peraturan Daerah Provinsi Sumatera
Barat Nomor 2 Tahun 2007 tentang Ketentuan Pokok Pemerintahan
Nagari dalam Pasal 1 angka 3, menjelaskan pengertian nagari sebagai
berikut: “Nagari adalah kesatuan masyarakat hukum adat dalam daerah
13

Provinsi Sumatera Barat, yang terdiri dari himpunan beberapa suku yang
mempunyai wilayah yang tertentu batas-batasnya, mempunyai harta
kekayaan sendiri, berhak mengatur dan mengurus rumah tanggannya,
dan memilih pimpinan pemerintahannya”. Sementar wilayah nagari
meliputi kesatuan wilayah hukum adat dengan batas-batas tertentu yang
sudah berlaku secara turun temurun”(Peraturan Daerah Sumatera Barat
Nomor 2 Tahun 2007)

Nagari diselenggarakan oleh pemerintah nagari. Penyelenggaraan


pemerintahan nagari berdasarkan asas: Kepastian hukum, tertib
penyelenggaraan pemerintahan, tertib kepentingan umum, keterbukaan,
proporsionalitas, profesionalitas, akuntabilitas, efektivitas dan efisiensi,
kearifan lokal, keberagaman dan partisipatif. Pemerintah Nagari adalah
wali nagari yang dibantu oleh perangkat nagari. Pemerintahan Nagari
merupakan hal terpenting dalam nagari. Pemerintahan Nagari mengatur
seluruh kepentingan masyarakat nagari termasuk dalam hal
pembangunan nagari. Pasal 29 angka 1, wali nagari bertugas :
menyelenggarakan pemerintah nagari, melaksanakan pembangunan
nagari, pembinaan kemasyarakatan nagari dan pemberdayaan
masyarakat nagari.

2. Siyasah Tanfidziyyah

Kaya siyasah yang berasal dari kata syasya, berarti mengatur,


mengurus dan memerintah atau pemerintahan, politik dan pembuatan
kebijaksanaan. Pengertian kebahasaan ini mengisyaratkan bahwa tujuan
siyasah adalah mengatur, mengurus, dan membuat kebijaksanaan atas
sesuatu yang bersifat politis untuk mencakup sesuatu. Siyasah menurut
bahasa adalah mengandung beberapa arti yaitu, mengatur , mengurus,
memerintah, memimpin, membuat kebijaksanaan, pemerintahan dan
politik. Siyasah secara terminologis dalam lisan al-Arab, siyasah adalah
mengatur atau memimpin sesuatu dengan cara membawa kepada
kemaslahatan. Dari uraian tentang fiqh dan siyasah maka dapat ditarik
14

kesimpulan yakni, fiqh siyasah adalah ilmu yang mempelajari mengenai


aturan dalam tata cara bermasyarakat dan bernegara melalui segala
bentuk aturan hukum yang ada (Pulungan 1994).

Berdasarkan dari uraian, dapat dipahami bahwa fiqh siyasah adalah


ilmu tentang segala urusan umat dan negara dalam segala bentuk hukum,
aturan serta kebijaksanaan yang dibuat oleh pemimpin sesuai dengan
syariat demi terwujudnya pemerintahan yang membawa kemaslahatan
bagi semua.

Pemerintah Islam eksekutif dikenal dengan Tahfidziyyah, lembaga


yang diduduki oleh khalifah, dan dikenal dengan istilah Tasri’iyyah
lembaga ini diduduki oleh Majelis Syuro sedangkan Qadhi atau hakim
berada pada posisi Yudikatif yang dikenal dengan Qada’iyyah. Menurut al-
Maududi, lembaga eksekutif dalam Islam dinyatakan dengan istilah ul al-
amr tidak hanya terbatas untuk lembaga eksekutif, yudikatif dan untuk
kalangan yang lebih luas. Untuk istilah ul al-amr mengalami penyempitan
untuk mewakili lembaga-lembaga yang hanya berfungsi sebagai eksekutif.
Sedangkan untuk kepala negara al Maududi menyebutnya sebagai Amir
dan dikesempatan lain sebagai Khalifah. Pada konteks al-Quran dan as-
sunnah, umat Islam diperintahkan untuk menaatinya dengan syarat
lembaga eksekutif ini mentaati Allah dan Rasul serta menjauhi dosa dan
larangan Nya. Sebagai mana dijelaskan dalam al-Quran Surah an-Nisa [4]
: 111.

‫اللُ هعلِْي ًما هحكِْي ًما‬ ِ ِ ِ ِ ‫ْس‬ ِ


ّٰ ‫ب ا ْْثًا فهاََّّنها يهكْسبُهٖ هع ٰلى نه ْفسهٖ ۗ هوهكا هن‬
ْ ‫هوهم ْن يَّك‬
Terjemahannya:
Siapa yang berbuat dosa sesungguhnya dia mengerjakannya untuk merugi
kandirinya sendiri. Allah Maha Mengetahui lagi Maha bijaksana. ( An-Nisa’
(4) : 111)
Penjelasan ayat menjelaskan berbuat atau mengerjakan sesuatu
dalam pelaksanaan tugas Al-Sulthah Tahfidziyah adalah melaksanakan
undang-undang. Negara memiliki kewenangan untuk menjabarkan
15

perundang-undangan yang telah dirumuskan. Hal ini Negara melakukan


kebijaksanaan baik yang berhubungan di dalam negeri maupun
menyangkut hubungan antara negara atau hubungan internasional.
1.8 Metode Penelitian

Metode Penelitian adalah cara melakukan sesuatu dengan


menggunakan pikiran secara seksama untuk mencapai tujuan dengan cara
mencari,mencatat, merumuskan dan menganalisis hingga menyusun laporan
(Ahmad 2007, 1). Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,
2016:2). Metode penelitian menjelaskan semua langkah yang dikerjakan
penelitian dari awal hingga akhir dengan tujuan untuk mendapatkan data dan
informasi mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan masalah yang diteliti
sehingga mendapatkan jawaban yang dicari. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif
analisis.
1.8.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan dalam karya ilmiah ini adalah


penelitian field research (penelitian lapangan) yaitu penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh
subjek penelitian dengan cara deskripsi dalam bentuk kata kata dan
bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah (Moleong 2006, 6). Untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dilakukan di
Pasar Nagari Sungai Tarab untuk melakukan wawancara terhadap pihak
pemerintah nagari dan pedagang di Pasar Nagari Sungai Tarab untuk
memperoleh data yang dinginkan. Lokasi penelitian yang penulis lakukan
di Pasar Nagari Sungai Tarab, Kec. Sungai Tarab, Kab. Tanah Datar.
16

1.8.2 Sumber Data


Data adalah segala informasi yang dijadikan dan diolah untuk suatu
kegiatan penelitian sehingga dapat dijadikan sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan. Kemudian sumber data dapat berupa benda,
gerak, manusia, dan sebagainya, dalam penelitian ini penulis mencari dari:

1. Sumber data primer, yaitu data yang didapatkan secara langsung dari
subjek yang teliti melalui wawancara dengan Wali Nagari Sungai Tarab,
ketua Badan Permusyawaratan Rakyat Nagari Sungai Tarab dan enam
orang pedagang pasar di Pasar Nagari Sungai Tarab.

2. Sumber data sekunder, yaitu data pendukung dari literatur


kepustakaan yang diperoleh dari buku-buku, jurnal dan referensi lain
yang relevan dengan objek yang diteliti.
1.8.3 Teknik Pengumpulan Data

Alat pengumpulan data adalah suatu perangkat yang dilakukan


untuk memperoleh data tentang fenomena yang ada dan diharapkan
(Nazir 2006,174). Penelitian ini metode atau istrumen yang digunakan
untuk menggunakan data adalah:

1. Observasi

Observasi adalah aktivasi pengamatan terhadap suatu proses atau


objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan
dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah
diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan
untuk melanjutkan suatu penelitian. Observasi atau pengamatan secara
langsung bagaimana pelaksanaan peraturan Nagari Sungai Tarab No 7
Tahun 2022 tentang pasar nagari dalam perspektif siyasah tanfidziyah.
Waktu pengamatan dilakukan setelah adanya peraturan nagari ini
diterbitkan dan tempat pengamatan dilakukan di Pasar Nagari Sungai
Tarab
17

2. Wawancara

Wawancara adalah salah satu metode pengumpulan data dengan


berkomunikasi yakni melalui kontak atau hubungan pribadi antara
pengumpul data dengan responden, sumber data yang dimaksud adalah
Wali Nagari Sungai Tarab, Badan Permusyawaratan Rakyat Nagari Sungai
Tarab, tokoh masyarakat dan pedagang yang berjualan setiap hari pasar
di Nagari Sungai Tarab. Penulis melakukan wawancara dengan 8 orang,
tentang pelaksanaan peraturan nagari nomor 7 tahun 2022 tentang
pasar.

3. Dokumentasi

Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data berupa


sumber-sumber tertulis yang mengandung keterangan dan penjelasan
pemikiran serta tentang fenomena yang aktual dan sesuai dengan masalah
penelitian. Teknik dokumentasi dilakukan dengan cara mencari data
tentang hal yang bersangkutan dengan penelitian ini berupa berbentuk
tulisan, gambar dan atau karya-karya monumental dari seseorang.
Dokumentasi dapat dilakukan dengan cara melakukan pemotretan penulis
bersama responden dalam bentuk foto.

1.8.4 Teknik Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, maka langka berikutnya adalah


penulis mengolah dan menganalisis data yang berbentuk kualitatif, guna
memudahkan pemecahan masalah yang hendak dilaksanakan. Metode
yang digunakan adalah metode deskriptif analisis yaitu penelitian yang
menggambarkan segala sesuatu sesuai dengan kenyataan yang ada di
lapangan. Peneliti memaparkan hasil-hasil penelitian serta memberikan
analisa (Sunggono 1997, 36) yang berkenaan dengan pelaksanaan
peraturan nagari Sungai Tarab nomor 7 tahun 2022 tentang pasar nagari
perspektif siyasah tanfidziyah.

Sumber informasi dalam penelitian ini adalah pernyataan yang


18

diberikan oleh Wali Nagari Sungai Tarab, Ketua Badan Permusyawaratan


Rakyat Nagari Sungai Tarab dan pedagang pasar di Pasar Nagari Sungai
Tarab. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui permasalahan yang diteliti
secara gamblang dan fokus dengan menggambarkan bagaimana
pelaksanaan Peraturan Nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun 2022 tentang
Pasar dalam Perspektif Siyasah Tanfidziyah.
BAB II
PERATURAN NAGARI DAN SIYASAH TANFIDZIYAH

2.1 Peraturan Nagari


2.1.1 Pengertian dan Dasar Hukum Peraturan Nagari
Istilah di Sumatera Barat, desa berarti nagari. Jadi peraturan nagari
sama dengan peraturan desa. Peraturan desa dibuat oleh pemerintah desa
yaitu BPD (Badan Permusyawaratan Desa) bersama kepala desa, dalam istilah
Sumatera Barat bahwa peraturan nagari dibentuk oleh pemerintahan nagari
yaitu BAMUS (Badan Permusyawaratan) nagari atau BPRN (Badan
Permusyawaratan Rakyat Nagari) bersama wali nagari. Peraturan desa tidak
memerlukan pengesahan bupati tetapi wajib disampaikan kepada bupati
selambat-lambatnya 2 minggu setelah ditetapkan dengan keputusan kepala
desa (Supriady 2002, 27).
Sebagai negara hukum, seluruh kebijakan pemerintah, termasuk
pemerintah nagari, meski mengacu kepada peraturan perundang-undangan
yang berlaku (ius constitutum). Peraturan perundang-undangan yang berlaku
di tingkat nagari disebut dengan peraturan nagari (selanjutnya disebut
pernag) atau di tempat lain yang mempraktikkan pemerintahan desa disebut
dengan nomenklatur atau peraturan desa (Iswari,2019 Vol 17).
Berdasarkan hal di atas, dapat dipahami bahwa peraturan nagari
merupakan peraturan hukum tertinggi pada tingkat nagari yang dihormati
dan dipatuhi oleh seluruh komponen masyarakat, melalui pemerintahan
nagari sendiri yang terdiri dari perangkat nagari dan badan permusyawaratan
rakyat nagari serta masyarakat nagari. Peraturan Perundang-undangan yang
ditetapkan oleh wali nagari setelah dibahas dan disepakati bersama badan
musyawarah nagari, setelah ditetapkan peraturan perudang-undang yang
berlaku di tingkat nagari seluruh kebijakan mengacu kepada peraturan
perundang-undang tesebut.

19
20

Peraturan nagari tidak termasuk ke dalam hirarki peraturan perundang-


undangan sebagaimana diatur Pasal 7 ayat (1) Undang-undang Nomor 12
Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(selanjutnya disebut UU pembentukan Peraturan Perundang-undangan).
Dasar keabsahasan berlakunya peraturan nagari mengacu kepada ketentuan
Pasal 1 angka 7 Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa :
“Peraturan desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh
kepala desa setelah dibahas dan disepakati bersama badan permusyawaratan
desa”. Dapat dipahami bahwa kedudukan peraturan desa dan nagari
sebagaimana disebutkan UU Desa adalah termasuk dalam kategori peraturan
perundang-undangan di tingkat desa atau nagari. Oleh karena itu,
kedudukannya sangat penting dalam rangka mewujudkan tertib hukum di
tingkat nagari.
Pasal 7 ayat (2) huruf c UU No. 10 tahun 2004 tentang pembentukan
peraturan perundang-undangan, peraturan desa merupakan salah satu
kategori peraturan daerah termasuk jenis peraturan perundang-undangan.
Peraturan desa sebelum UU No. 12 Tahun 2011 mempunyai payung hukum
yaitu otonomi daerah yaitu UU No 32 tahun 2004 tentang pemerintahan
daerah karena dalam pasal 209 UU No 32 tahun 2004 memberikan
kewenangan kepada Badan Permusyawaratan Desa (BPD) bersama Kepala
Desa untuk menetapkan peraturan desa, menampung dan menyalurkan
aspirasi masyarakat. (UU No 32 Tahun 2004, Pasal 209)
Peraturan desa diatur sesuai dengan adat istiadat setempat. Hal ini
menggambarkan Negara Indonesia sebagai negara yang demokrasi karena
peraturan harus berdasarkan aspirasi masyarakat, peraturan desa
menyesuaikan dengan keadaan masyarakat setempat. Peraturan desa
merupakan peraturan tertinggi di desa yang dibuat oleh kepala desa bersama
dengan BPD (Badan Permusyawaratan Desa) yang bersumber pada peraturan
daerah dan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat setempat. Hirarki
peraturan perundang-undangan menurut UU No. 10 Tahun 2004 diantara lain
21

Undang-Undang 1945 Negara Republik Indonesia, Undang-Undang atau


Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang, Peraturan Pemerintah,
Peraturan Presiden, Peraturan Daerah Provinsi, Peraturan Daerah Kabupaten
dan Peraturan Desa atau Peraturan Setingkat (Tuti 2022, 68).
Undang- Undang Nomor 10 tahun 2004 terlihat jelas bahwa peraturan
desa diakui dalam hirarki perundang-undangan. Secara tidak langsung akan
mempunyai peraturan desa maka kebijakan-kebijakan tentang desa baik dari
segi pembangunan desa maupun dari segi anggaran pendapatan dan belanja
desa dapat dituangkan sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat
setempat yang ditetapkan oleh kepala desa bersama dengan BPD (Badan
Permusyawaratan Desa). Hal ini akan terlihat kemandirian desa yang
mengatur masyarakatnya berdasarkan otonomi, partisipasi, keanekaragaman
serta pemberdayaan masyarakat setempat. Peraturan Desa menurut PP No 72
Tahun 2005 Pasal 1 adalah peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh
BPD bersama kepala desa .
Peraturan desa dibentuk dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
desa karena keberadaan peraturan desa menjadi penting sebagai check and
balances bagi pemerintah desa dan BPD. Kedudukan peraturan desa dalam
penyelenggaraan pemerintahan desa sangat penting maka penyusunan
peraturan desa tersebut harus didasarkan kepada kebutuhan dan kondisi desa
setempat serta tidak boleh merugikan kepentingan umum. Peraturan desa
juga sebagai produk politik yang harus disusun secara demokratis dan
partisipatif (Solekhan 2012, 64).
Badan Permusyawaratan Rakyat Nagari (BPRN) berperan sebagai
pembantu dari wali nagari. Anggaran pendapatan dan belanja nagari
selanjutnya disingkat APB nagari adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan nagari yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah
nagari dan BPRN yang ditetapkan dengan peraturan nagari (Sjahmunir,
2006:23). BPRN merumuskan peraturan nagari bersama wali nagari, dalam
perumusan tersebut BPRN melibatkan elemen masyarakat dalam
22

pembentukan peraturan nagari, agar nantinya peraturan nagari tersebut tidak


bertentangan dengan kehendak dari masyarakat, dan tidak bertentangan pada
unsur-unsur demokrasi.
Badan permusyawaratan rakyat nagari dan wali nagari merumuskan
peraturan nagari, dengan memuat seluruh materi dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan nagari dan pemberdayaan masyarakat. Pada
tahap perumusan ini BPRN dan wali nagari harus memperhitungkan klausul
yang terdapat di dalam rancang peraturan nagari agar tidak bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi dan atau
bertentangan dengan UUD 1945. Rancangan peraturan nagari tersebut, harus
memuat mengenai penjabaran pelaksanaan penyelenggaraan nagari yang
lebih bersifat pengaturan.
Pada perancangan peraturan nagari, masyarakat juga berhak dalam
memberikan masukan secara lisan atau secara tertulis. Atas hal tersebut
sebenarnya dalam penyelenggaraan pemerintahan nagari dikepalai oleh
seorang wali nagari. Salah satu yang menjadi kewenangan wali nagari adalah
membentuk sebuah peraturan nagari dengan persetujuan bersama dengan
badan permusyawaratan rakyat nagari. Hal ini diatur dalam Pasal 14 angka (1)
Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 2 Tahun 2007 tentang
Pokok-Pokok Pemerintahan Nagari, yang menyatakan bahwa peraturan
nagari ditetapkan oleh wali nagari dengan persetujuan bersama badan
musyawarah nagari atau badan permusyawaratan rakyat nagari.
Namun pemerintah kabupaten juga seolah-olah tidak mempunyai
panduan atau acuan yang jelas bagaimana mengawasi peraturan nagari
tersebut. Pengawasan yang dilakukan baru terfokus kepada peraturan nagari
yang mengatur tentang anggaran pendapatan belanja nagari, dan itu pun
sifatnya lebih banyak menyesuaikan nomenklatur anggaran dengan pagu dana
yang disediakan bagi nagari. Sementara terhadap peraturan nagari yang lain
baru akan mendapat perhatian pemerintah daerah apabila ada permasalahan
terhadap peraturan nagari tersebut. Peraturan nagari dalam sistem
23

perundang-undangan di Indonesia setelah perubahan UUD 1945 dan berbagai


produk hukum lainnya seperti Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah dan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-undangan serta Undang-undang Nomor
6 Tahun 2014 tentang Desa(Data Base Nagari Sungai Tarab,2022).
Peraturan nagari termasuk salah satu dari bentuk produk hukum yang
dibuat secara resmi oleh lembaga yang kedudukannya diakui oleh peraturan
perundang-undangan lebih tinggi. Demikian produk perundang-undangan
yang mengikuti prosedur pembentukannya kepada norma-norma
pembentukan peraturan perundangan lebih tinggi dipandang sah sebagai
produk hukum yang mengatur kehidupan masyarakat. Peraturan hukum yang
lebih tinggi memberikan pedoman teknis penyusunan dan asas-asas yang
mesti dimuat dalam peraturan hukum. Peraturan perundang-undangan
sebagai hukum tertulis harus disusun atau dibentuk secara hirarki karena
merupakan bagian dari sistem hukum (Efendi 2015, 28).
2.1.2 Muatan Materi Peraturan Nagari
Jenis peraturan perundang-undangan ialah undang-undang. peraturan
pemerintah, keputusan presiden yang memperoleh delegasi dari undang-
undang atau peraturan pemerintah, keputusan menteri dan keputusan
lembaga non-departemen yang memperoleh delegasi dari peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi. Masing-masing jenis peraturan
perundang-undangan mempunyai fungsi sendiri-sendiri. Seperti undang-
undang antara lain berfungsi mengatur lebih lanjut hal-hal yang diminta oleh
ketentuan UUD dan ketetapan MPR. Undang-undang merupakan wadah
pengaturan hal-hal yang merupakan materi muatan yang khas (Attamimi 1992
, 9).
Peraturan pemerintah berfungsi mengatur lebih lanjut hal-hal yang
diatur oleh undang-undang. Keputusan presiden mengatur hal-hal yang
didelegasikan oleh peraturan pemerintah dan hal-hal lain di bidang
penyelenggaraan pemerintahan negara yang tidak di atur dalam undang-
24

undang atau peraturan pemerintah. Untuk mengetahui materi muatan


berbagai jenis peraturan perundang-undangan perlu diketahui terlebih
dahulu materi muatan undang-undang karena materi muatan jenis peraturan
perundang-undangan lainnya merupakan materi muatan sisa. Secara garis
besar, Undang-undang adalah wadah sekumpulan materi tertentu, meliputi :
1. Hal-hal yang oleh hukum dasar ( batang tubuh UUD 1945 dan TAP
MPR) diminta secara tegas ataupun tidak untuk ditetapkan oleh
undang-undang.
2. Hal-hal yang menurut asas dianut Negara Republik Indonesia sebagai
negara berdasar atas hukum atau rechstaat diminta untuk diatur
dengan undang-undang.
3. Hal-hal yang menurut asas dianut pemerintah Negara Republik
Indonesia yaitu sistem konstitusi atau Constitutioneel System diminta
diatur dengan undang-undang. (Attamimi, 1992 : 10)
Ketiga kumpulan materi tersebut dapat dikemukakan sembilan butir
rincian materi yang pengaturan salah satunya harus dituangkan dalam
undang-undang. Materi lainnya di luar butir-butir tersebut dapat diatur tanpa
memerlukan persetujuan DPR, seperti dapat diatur dengan keputusan
presiden. UUD 1945 sebelum perubahan Pasal 5 ayat (1) menetapkan
mengenai siapa pembuat undang-undang dengan rumusan : “Presiden
memegang kekuasaan membentuk undang-undang dengan persetujuan DPR”,
tetapi yang menjadi materi muatan undang-undang tidak disebutkan. Undang-
undang Dasar 1945 tidak pernah menyebutkan mengapa sesuatu masalah
harus diatur dalam undang-undang sedangkan masalah yang lainnya tidak
perlu diatur dalam undang-undang tetapi cukup diatur dalam peraturan
perundang-undangan yang lain. Para ahli umumnya berpendapat materi
muatan udang-undang dalam arti formele wet atau formell Gezetz tidak
ditentukan lingkup materinya, mengingat undang-undang merupakan
perwujudan kedaulatan raja atau kedaulatan rakyat, sedangkan kedaulatan
bersifat mutlak, keluar tidak tergantung pada siapa pun dan dapat menjadi
materi muatan undang-undang kecuali bila undang-undang tidak
berkehendak mengatur atau menetapkannya (Farida, 2002 : 235)
25

Menurut A. Hamid S. Attamimi berpendapat bahwa materi muatan


undang-undang Indonesia merupakan hal yang penting untuk kita teliti dan
cari, karena pembentukan undang-undang suatu negara tergantung pada cita
negara dan teori bernegara yang di anutnya, pada kedaulatan dan pembagian
kekuasaan dalam negaranya, pada sistem pemerintahan negara yang
diselenggarakannya. Apabila dilihat pada hirarki peraturan perundang-
undangan Indonesia, maka hal tersebut bukan hanya ditetapkan semata-mata
akan tetapi hal itu lebih dikarenakan peraturan perundang-undangan
Indonesia selain dibentuk oleh lembaga yang berbeda masing-masing
mempunyai fungsi sekaligus materi muatan yang berbeda sesuai dengan
jenjangnya sehingga tata susunan, fungsi dan materi muatan peraturan
perundang-undangan selalu membentuk hubungan fungsional antara
peraturan yang satu dengan yang lainnya. Pasal 4 ayat (1) UUD 1945
ditentukan bahwa Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan
pemerintahan menurut Undang-undang Dasar (Attamimi 1992, 11).
2.1.3 Proses Pembentukan Peraturan Nagari
Pembentukan suatu aturan merupakan suatu proses yang sangat
sakral, mengingat aturan yang memiliki pengaruh yang besar terhadap
kehidupan masyarakat, baik itu cakupan masyarakat luas maupun cakupan
masyarakat yang lebih sempit (Nurwanty 2021, 765). Oleh karena itu, perlu
kehati-hatian dalam proses pembentukan peraturan, baik itu peraturan
perundang-undangan maupun peraturan di bawahnya yang memiliki berbagai
tahapan harus diselesaikan, termasuk peraturan nagari meliputi 3 tahap, di
antaranya:
1. Tahap penyusunan kerangka peraturan nagari
Disebut juga sebagai tahap perencanaan atau persiapan sebelum
merumuskan rancangan peraturan nagari, tahap ini merupakan tahap awal
mencakup penampungan aspirasi dari masyarakat, terutama berkaitan
dengan kebutuhan dari masyarakat. Proses persiapan atau perencanaan ini
bisa dilakukan oleh seluruh anggota badan musyawarah, wali nagari,
26

maupun lembaga pemberdayaan masyarakat.


2. Tahap Penyusunan dan Pembahasan Materi Peraturan Nagari
Draf dari badan musyawarah sebelum dibahas bersama wali nagari
akan dibahas terlebih dahulu dalam internal badan musyawarah. Draf
rancangan peraturan nagari telah disepakati dahulu dalam internal badan
musyawarah dan Wali nagari, selanjutnya dibahas bersama melalui tahap
rapat konsultasi. Pembahasan draf peraturan nagari bisa dilaksanakan oleh
badan musyawarah maupun Wali nagari, namun masing-masing tetap
harus mengundang dan hadir di saat rapat konsultasi.
Pelaksanaan rapat konsultasi guna memperbaiki (menambah atau
mengurangi) substansi materi pengaturan, baik itu bunyi atau penulisan
ayat, pasal maupun bab pada rancangan Peraturan Nagari. Setelah rapat
konsultasi draf akan dibawa ke pihak atau lembaga terkait guna meminta
masukan terhadap peraturan yang telah disepakati oleh badan
musyawarah dan wali nagari dan dilanjutkan ke tahap rapat koordinasi
yang diadakan badan musyawarah.
3. Tahap Finalisasi Rancangan Peraturan Nagari
Draf yang telah dibahas oleh badan musyawarah, wali nagari, pihak
yang akan dimintai untuk memberi masukan dan masyarakat akan
dilanjutkan ke tahap rapat penetapan. Bamus akan menetapkan rancangan
peraturan yang telah dibahas yang kemudian akan didaftarkan atau
diserahkan ke pemerintahan kabupaten untuk dievaluasi. Evaluasi
ditujukan untuk mengetahui apakah rancangan peraturan nagari masih ada
perbaikan atau tidak, jika terdapat perbaikan maka diberikan waktu paling
lama 20 hari setelah hasil evaluasi diterima. Namun apabila peraturan
nagari tidak diperbaiki dan tetap diberlakukan, maka peraturan nagari
akan dibatalkan.
Penyusunan Peraturan Desa yang diprakarsai oleh kepala desa:

1. Rancangan peraturan desa yang telah disusun, wajib dikonsultasikan


kepada masyarakat desa
27

2. Rancangan peraturan desa dapat dikonsultasikan kepada Camat untuk


mendapatkan masukan.
3. Konsultasi diutamakan kepada masyarakat atau kelompok masyarakat
yang terkait langsung dengan substansi materi pengaturan.
4. Masukan dari masyarakat desa dan camat digunakan pemerintah desa
untuk tindaklanjut proses penyusunan rancangan peraturan desa.
5. Rancangan peraturan desa yang telah dikonsultasikan disampaikan
kepala desa kepada BPD untuk dibahas dan disepakati Bersama(Data
Base Nagari Sungai Tarab,2021).

Penyusunan peraturan desa yang diprakarsai oleh BPD (Badan


Permusyawaratan Desa)

1. Pembahasan BPD mengundang kepala desa untuk membahas dan


menyepakati rancangan peraturan desa.
2. Penetapan, rancangan peraturan desa yang telah ditanda tangani
kepala desa dan disampaikan kepada sekretaris desa untuk
diundangkan.
3. Pengundangan, sekretaris desa mengundangkan peraturan desa dalam
lembaran desa.
4. Penyebarluasan. Penyebarluasan dilakukan oleh pemerintah desa dan
BPD sejak penetapan rencana penyusunan rancangan peraturan desa,
penyusunan Rancangan Peratuan Desa, pembahasan Rancangan
Peraturan Desa, hingga pengundangan peraturan desa(Data Base
Nagari Sungai Tarab,2021).

Undang-Undang No.6 Tahun 2014 tentang Desa atau sering disebut


dengan Undang-Undang Desa, Peraturan desa adalah peraturan perundang-
undangan yang ditetapkan oleh kepala desa setelah dibahas dan disepakati
bersama BPD. Peraturan desa (Perdes) merupakan kerangka hukum
kebijakan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di
lingkup desa. Penetapan peraturan desa merupakan penjabaran atas berbagai
kewenangan yang dimiliki desa dengan mengacu pada ketentuan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi. Sebagai sebuah produk hukum,
peraturan desa tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi
dan tidak boleh merugikan kepentingan umum.
Peraturan desa diproses secara demokratis dan partisipatif. Masyarakat
desa memiliki hak untuk mengusulkan atau memberikan masukan kepada
28

kepala desa dan BPD dalam proses penyusunan peraturan desa. Peraturan
desa yang mengatur kewenangan desa berdasarkan hak asal usul dan
kewenangan berskala lokal dalam pelaksanaannya diawasi oleh masyarakat
desa dan BPD(Masterplan Desa,2020). BPD dapat menyusun dan
mengusulkan rancangan peraturan desa, kecuali untuk rancangan peraturan
desa tentang rencana pembangunan jangka menengah desa
(RPJMDes), rancangan peraturan desa tentang rencana kerja pemerintah desa
(RKPDes), rancangan peraturan desa tentang APB desa (APBDes), dan
rancangan peraturan desa tentang laporan pertanggungjawaban realisasi
pelaksanaan APBDes. Rancangan peraturan desa dapat diusulkan oleh anggota
BPD kepada pimpinan BPD untuk ditetapkan sebagai rancangan peraturan
desa usulan BPD(Masterplan Desa,2020).
Pemetaan bentang, dari bentang sosial, budaya, ekonomi, lingkungan,
teknologi, hingga sumber daya manusia diperlukan dalam menyusun
rancangan peraturan desa atau Raperdes. Pemetaan lingkungan tersebut
membantu penyusunan ruang lingkup peraturan desa, membentuk konsep,
visi, dan misi dari sebuah desa, dan membantu dalam menentukan strategi
serta arahan yang dimuat dalam peraturan desa. Proses yang panjang dalam
penyusunan peraturan desa seringkali membutuhkan pendampingan dari
para tenaga ahli yang berkompeten di bidang penyusunan dokumen peraturan
dan perencanaan desa. Untuk itu diperlukan penyusunan rancangan
peraturan desa sebagai perangkat dasar legitimasi penyelenggaraan
pemerintahan desa dan sebagai fungsi pengendali pemerintahan dan
pembangunan di desa. (Masterplan Desa, 2020).
2.1.4 Peraturan Nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun 2022
Undang-Undang No 10 Tahun 2004 terlihat jelas bahwa peraturan desa
diakui dalam hirarki perundang-undangan, secara tidak langsung akan
mempunyai kekuatan hukum serta bersifat mengikat dalam pelaksanaannya.
Adanya peraturan desa maka kebijakan-kebijakan tentang desa baik dari segi
pembangunan desa maupun dari segi anggaran pendapatan dan belanja desa
29

dapat dituangkan sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat setempat


yang ditetapkan oleh kepala desa bersama dengan BPD (Badan
Permusyawaratan Desa). Hal ini akan terlihat kemandirian desa yang
mengatur masyarakatnya berdasarkan otonomi, partisipasi, keanekaragaman
serta pemberdayaan masyarakat setempat. Peraturan desa menurut PP no 72
tahun 2005 Pasal 1 adalah “Peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh
BPD bersama Kepala Desa”. (PP No. 72 Tahun 2005, Pasal 1)
Peraturan nagari termasuk salah satu dari bentuk produk hukum yang
dibuat secara resmi oleh lembaga yang kedudukannya diakui oleh peraturan
perundang-undangan lebih tinggi. Produk perundang-undangan yang
mengikuti prosedur pembentukannya kepada norma-norma pembentukan
peraturan perundangan lebih tinggi dipandang sah sebagai produk hukum
yang mengatur kehidupan masyarakat. Karena, peraturan hukum yang lebih
tinggi memberikan pedoman teknis penyusunan dan asas-asas yang mesti
dimuat dalam peraturan hukum. Peraturan perundang-undangan sebagai
hukum tertulis harus disusun atau dibentuk secara hierarkis karena
merupakan bagian dari sistem hukum (Efendi 2014, 28).
Peraturan desa dibentuk dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
desa karena keberadaan peraturan desa menjadi penting sebagai check and
balances bagi pemerintah desa dan BPD. Kedudukan peraturan desa dalam
penyelenggaraan pemerintahan desa sangat penting maka penyusunan
peraturan desa tersebut harus didasarkan kepada kebutuhan dan kondisi desa
setempat serta tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundangan yang
lebih tinggi dan tidak boleh merugikan kepentingan umum. Peraturan desa
juga sebagai produk politik yang harus di susun secara demokratis dan
partisipasif.
Pada Peraturan Nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun 2022 tentang Pasar
melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap hasil pelaksanaan peraturan
nagari tersebut dan masyarakat sebagai penerima peraturan nagari juga
mempunyai hak untuk melakukan monitoring dan evaluasi terhadap
30

pelaksanaan peraturan nagari. Peraturan Nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun


2022 tentang pasar dibentuk dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan
nagari karena keberadaan peraturan nagari menjadi penting sebagai check
and balances bagi pemerintah nagari sungai tarab dan badan
permusyawaratan rakyat nagari sungai tarab.
Merujuk pada prinsip desentralisasi dan otonomi daerah, pemerintah
desa atau yang disebut dengan nama lain (nagari) oleh peraturan perundang-
undangan diberi kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat. Pengaturan tersebut berdasarkan asal usul dan adat
istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Peraturan perundang-undangan
tersebut di Sumatera Barat disebut peraturan nagari (Kartini 2018, 8)
2.2 Siyasah Tanfidziyah
2.2.1 Pengertian Siyasah Tanfidziyah
Pemerintah Islam istilah eksekutif dikenal dengan Tahfidziyah,
lembaga ini diduduki oleh khalifah, dan dikenal dengan istilah Tasri’iyyah
lembaga oleh Majelis Syuro sedangkan qadhi atau hakim berada pada posisi
yudikatif yang dikenal dengan qada’iyyah.
Menurut al-Maududi, lembaga eksekutif dalam Islam dinyatakan
dengan istilah ul al-amr tidak hanya terbatas untuk lembaga eksekutif,
yudikatif dan untuk kalangan yang lebih luas lagi (Iqbal 2009,70). Namun
dikarenakan praktek pemerintah Islam tidak menyebut secara istilah secara
khusus untuk badan-badan di bawah kepala negara yang bertugas meg- excute
ketentuan perundang-undangan seperti Diwan al-Kharaj (Dewan Pajak),
Diwan Al Ah das (Kepolisian). Wali untuk setiap daerah, sekretaris pekerjaan
umum, Diwan al- Jnd (Militer) (Iqbal 2009, 73). Sebagainya yang berstruktur
dengan jelas sejak masa pemerintahan Umar bin Khattab.
Maka untuk hal ini ul al-amr mengalami penyempitan untuk mewakili
lembaga-lembaga yang hanya berfungsi sebagai eksekutif. Sedangkan untuk
kepala negara al-Maududi menyebutnya sebagai Amir dan di kesempatan lain
31

sebagai khalifah dalam konteks al-Quran dan as- sunnah, umat Islam
diperintahkan untuk menaatinya dengan syarat lembaga eksekutif ini menaati
Allah dan Rasul serta menjauhi dosa dan larangan nya. Sebagai mana di
jelaskan dalam al-Quran Surah An-nisa (4): 111.

‫اللُ هعلِْي ًما هحكِْي ًما‬ ِ ِ ِ ِ ‫ْس‬ ِ


ّٰ ‫ب ا ْْثًا فهاََّّنها يهكْسبُهٖ هع ٰلى نه ْفسهٖ ۗ هوهكا هن‬
ْ ‫هوهم ْن يَّك‬
Terjemahannya :
“Dan barang siapa berbuat dosa, maka sesungguhnya dia mengerjakan
untuk (kesulitan) dirinya sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui, Maha bijak-
sana” (Q.S An-nisa(4): 111)

Penjelasan ayat di atas berbuat atau mengerjakan sesuatu dalam


pelaksanaan tugas al-Sulthah Tahfidziyah adalah melaksanakan Undang-
undang. Negara memiliki kewenangan untuk menjabarkan dan
mengaktualisasikan Perundang-undangan yang telah dirumuskan. Hal ini
negara melakukan kebijaksanaan baik yang berhubung di dalam negeri
maupun menyangkut hubungan antara negara atau hubungan internasional.
Kaidah Tahfidziyah atau Ushuliyah al-Tasriyyah adalah tata aturan yang
dijadikan pedoman ijtihad para mujtahid dalam rangka realisasi tujuan
hukum(Iqbal 2009, 77).
Siyasah tanfidziyyah merupakan salah satu bagian terpenting dalam
sistem pemerintah Islam karena menyangkut tentang pelaksanaan peraturan
perundang-undangan negara. Membahas tentang tata kerja pemerintahan
oleh lembaga eksekutif. Disini negara memiliki kewenangan untuk
menjabarkan dan mengaktualisasikan perundang-undangan yang telah
dirumuskan. Dalam hal ini negara melakukan kebijaksanaan baik yang
berhubungan dengan dalam negeri maupun yang menyangkut dengan
hubungan negara sesama negara. Siyasah tanfidziyah memiliki prinsip-prinsip
diantara lain :
a. Prinsip hak dan kewajiban negara dan rakyat
Semua warga negara dijamin hak-hak dasar tertentu. Menurut Subhi
Mahmassani dalam bukunya Arkan Huquq al-Insan, beberapa hak warga
negara yang perlu dilindungi adalah jaminan terhadap keamanan pribadi,
32

harga diri dan harta benda, kemerdekaan untuk mengeluarkan pendapat


dan berkumpul, hak untuk mendapatkan pelayanan hukum secara adil
tanpa diskriminasi, hak untuk mendapatkan pendidikan yang layak serta
keamanan untuk melakukan aktifitas-aktifitas ekonomi. Prinsip hak dan
kewajiban rakyat mereka bebas dalam mencari nafkah untuk memenuhi
kebutuhan rumah tangga dan rakyat juga dituntut untuk patuh kepada
pemimpinnya sebagaimana pelaksanaan hak dan kewajiban negara dan
rakyat.
b. Prinsip penegakan hukum
Prinsip yang memiliki kekuasaan tertinggi dalam suatu negara.
Penegakan hukum yang mutlak dan legal adalah milik Allah. Penegakan
tersebut dipraktekkan dan diamanahkan kepada manusia selaku
khalifah di muka bumi. Abu al-A’la al-Maududi menyebut penegakan
hukum dengan asas pertama dalam teori politik Islam. Penegakan
hukum ini terletak di dalam kehendak-Nya seperti yang dapat dipahami
dari syari’ah. syari’ah sebagai sumber dan kedaulatan yang aktual dan
konstitusi ideal, tidak boleh dilanggar. Sedang masyarakat Muslim, yang
diwakili oleh konsensus rakyat (ijma’ al-ummah), memiliki kedaulatan
dan hak untuk mengatur diri sendiri.
c. Prinsip keadilan
Prinsip keadilan ditemukan dalam Al-Quran Surat An-Nisa ayat 58
dan 135 dijelaskan bahwa Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya dan menyuruh apabila menetapkan
hukum di antara manusia suapay kamu menetapkan dengan adil. Allah
memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu.
d. Prinsip Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Amar Ma’ruf Nahi Munkar adalah sebuah mekanisme check and
balancing dalam sistem politik Islama. Sistem ini terlembaga dalam Ahlul
Halli wa aqdi, wilayat al Hisbah serta wilayat al Qadha. Seorang
pemimpin dalam pandangan mayoritas Islam (sunni) bukan seorang
33

yang suci (ma’shum), oleh karenanya sangat mungkin untuk dikritisi dan
dinasehati.
e. Prinsip amanah dan taat
Amanah adalah lawan dari khianat, ia tidak diberikan kecuali kepada
orang yang dinilai oleh pemebrinya dapat memelihara dengan baik apa
yang diberikannya itu (Shihab, 2004 : 480). Dapat penulis simpulkan
amanah adalah suatu yang diserahkan pada pihak lain untuk dipelihara
dan dikembalikan bila tiba saatnya atau bila diminta oleh pemiliknya.
f. Prinsip Musyawarah
Prinsip musyawarah juga didapati dalam surat As Syura: 38. Syura
dan Ijma’ adalah proses pengambilan keputusan dalam semua urusan
kemasyarakatan yang dilakukan melalui konsensus dan konsultasi
dengan semua pihak. Kepemimpinan negara dan pemerintahan harus
ditegakkan berdasarkan persetujuan rakyat melalui pemilihan secara
adil, jujur, dan amanah. Sebuah pemerintahan atau sebuah otoritas
yang ditegakkan dengan cara-cara otoriter dan tiran adalah tidak
sesuai dengan prinsip Islam.
2.2.2 Ruang Lingkup Siyasah Tanfidziyah
a. Konsep Imamah
Konsep Imamah berasal dari kata umat, jamaknya umam yang artinya
umat, rakyat atau bangsa. Dalam bahasa Inggrisnya disebut nation, people
(Ibrahim 1995, 65). Menurut kamus Munawir, imamah bermakna imam atau
pemimpin, kata itulah muncul perkataan imamah(Kamus Al-Munawir,1997).
Secara harfiah arti imam adalah pemimpin yang memiliki pengikut yang tidak
dibatasi oleh ruang waktu dan tempat. Imamah menurut doktrin Syi’ah adalah
tentang kepemimpinan politik dan spiritual dalam khilafah yang harus
dipegang oleh salah seorang imam dari keturunan Sayyidina Ali bin Abi Thalib
setelah Nabi Muhammad meninggal (Zamhari 2021, 27).
Imamah sebagai sebuah lembaga politik yang sangat sentral dan penting
dalam negara, mempunyai tugas utama yakni menjalankan fungsi kenabian
34

dalam melindungi agama dan mengatur dunia. Imam dipilih melalui sebuah
pemilihan yang dilakukan oleh yang berhak memilih. Menurutnya
perlembagaan imamah dilakukan karena adanya perintah Agama bukan
karena pertimbangan akal. Alasannya firman Allah swt, QS. Anisa’/4 : 59
ِ ِ َّ ‫الله هواه ِطْي عُوا‬
ِ ُ‫الر ُس ْوهل وا‬ ِ ِ
ُ‫ول ْاْله ْم ِر مْن ُك ْم فها ْن تهنه هاز ْعتُ ْم ِ ْف هش ْيء فه ُرُّد ْوه‬ ‫ۗه‬ ّٰ ‫ياهيُّ هها الَّذيْ هن اٰ همنُ ْٓوا اهطْي عُوا‬
ِ ٰ ْ ‫الرسوِل اِ ْن ُكْن تم تُؤِمنُو هن ِِب ٰللِ والْي وِم‬ ِٰ ‫ࣖ اِ هل‬
‫اْل ِخ ِر ٰذل ه‬
‫ك هخ ْْير َّواه ْح هس ُن هَتْ ِويْ ًل‬ ْ ‫ُْ ْ ْ ّ ه ه‬ ْ ُ َّ ‫الل هو‬
ّ
Terjemahannya :
“ Wahai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Muhammad) dan ulil amri (pemegang kekuasaan)di antara kamu.
Kemudian jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka
kembalikanlah kepada Allah dan Rasul, jika kamu beriman kepada Allah dan
hari kemudian, yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik
akibatnya”. (Q.S Annisa (4): 59)

b. Bai’at
Bai’at adalah suatu kewajiban bagi seluruh kaum muslimin, sekaligus
merupakan hak setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan. Bai’at
dinyatakan sebagai hak kaum muslimin, karena fakta bai’at itu sendiri
menunjukkan hal semacam itu. Sebab bai’at diberikan oleh kaum muslimin.
Banyak hadis Rasulullah yang menjelaskan terjadinya bai’at kaum muslimin
kepada Rasulullah saw. seperti Hadis yang diriwayatkan dari Syaukani dalam
as Sailul Jarrar , berkata :
‫ واستول على كل قطر من األقطار سلطان؛ اتفق أهله على‬،‫ ووقع اْلختلف بي أهله‬،‫ملا اتسعت أقطار اإلسلم‬
‫أنه إذا مات ِبدروا بنصب من يقوم مقامه‬. ‫ بل هو إمجاع املسلمي أمجعي منذ‬،‫وهذا معلوم ْل خيالف فيه أحد‬
‫قبض رسول هللا إل هذه الغاية‬

Terjemahannya :
“Ketika wilayah kekuasaan Islam telah tersebar di penjuru dunia, terjadilah
banyak perpecahan diantara mereka, dan di setiap pecahan wilayah itu
berkuasalah sultannya masing-masing, maka bersepakatlah kaum muslimin
bahwa apabila pemimpinnya meninggal, mereka akan segera mengangkat
penggantinya untuk menegakkan urusannya. Hal ini telah dimaklumi dan
tidak diselisihi oleh seorang pun ulama, bahkan menjadi ijma’ seluruh kaum
muslimin sepeninggal Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam.”
Adapun mengenai akad bai’at, cukup dan dianggap sah apabila hanya
dilakukan oleh jumhur ahlul halli wal aqdi. Tidak disyaratkan kesertaan
35

seluruh masyarakat dalam suatu wilayah untuk melaksanakan akad baiat.


Demikianlah praktik Khulafaur Rasyidin dan salafussalih, mereka
mencukupkan dengan baiatnya ahlul halli wal aqdi terhadap waliyyul amr”
(Bulughul Maram).
Maksud dari penjelasan Hadis di atas adalah kewajiban bagi seluruh
kaum muslimin apabila terjadi perpecahan wilayah harus segera mengangkat
penggantinya untuk menjalankan dan menegakkan urusan. Bai’at ini dianggap
sah apabila hanya dilakukan oleh jumhur ahlul halli wal aqdi.
c. Ahlul Halli wal aqdi

Ahl Al-Hall Wa al-aqd adalah sebuah lembaga atau dewan yang berwenang
dalam memutuskan tentang pengangkatan seorang pemimpin dalam sistem
politik Islam atau yang disebut sebagai khalifah. Dewan Ahl al Hall Wa al-aqd
bisa mengangkat ataupun menurunkan khalifah yang sedang berkuasa atas
nama rakyat, dengan berbagai sebab yang telah diperhitungkan dalam Majelis
Syuro. Secara kehabsahan atau terminologis, Ahl al Hall Wa al-Aqd adalah
orang-orang yang melepas dan mengikat. Literatur fiqih, Ahl Hall Wa Al-aqd
adalah orang-orang yang memenuhi syarat untuk mengikat dan
membubarkan, yaitu membuat keputusan-keputusan. Ahl al-Hall Wa al-Aqd
diartikan dengan orang-orang yang mempunyai wewenang untuk
melonggarkan dan mengikat atau Dewan Perwakilan Rakyat (Abdul,2005: 82).
Hubungan ini tepat sekali definisi yang dilakukan oleh Abdul Karim Zaidan
bahwa Ahl al-Hal Wa Al-aqd ialah orang-orang yang berkecimpung langsung
dengan rakyat yang telah memberikan kepercayaan kepada mereka. Mereka
menyetujui pendapat wakil-wakil itu karena ikhlas, konsekuen, takwa, adil,
dan kecermelangan pikiran serta kegigihan mereka di dalam
memperjuangkan kepentingan rakyatnya (Pulungan 2002, 66-67).
d. Wizarah ( Kementerian)

Imam Al-Mawardi menjelaskan wizarah dari segi bahasa yaitu di ambil


dari kata al-wizru yang artinya bebanan, karena wazir memikul beban kepala
negara. Kedua di ambil dari kata al-wazar yang artinya tempat kembali karena
kepala negara selalu kembali kepada pendapat dan pertolongan wazirnya.
36

Ketiga diambil dari kata Al-Jazru yang artinya punggung karena kepala negara
yang kuat didukung oleh wazirnya, sebagaimana badan yang dikuatkan oleh
tulang punggung (Manzhur 2016, 108).
Wazir terdiri dari dua, yaitu wazir tadwidl (mandat penuh) dan wazir
tanfidz (pelaksana). Meskipun ada sarjana muslim yang menyamakan wazir
tafwidl dengan perdana menteri atau wakil presiden, dan menyamakan wazir
tanfidz dengan menteri lainnya. Wazir tanfidz otoritasnya amat lemah dan
syaratnya sangat sedikit, wazir tanfidz hanyalah mediator antara rakyat
dengan penjabat. Wazir tanfidz hanya mengerjakan apa yang diperintahkan
oleh pemimpin (Zuhaily 2014, 54).
2.2.3 Dasar Hukum Siyasah Tanfidziyah
a. Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah sumber pokok aturan agama Islam yang utama dijadikan
dasar dalam menentukan hukum al-Qur’an merupakan kalam Allah yang berisi
firman-firman Allah dalam bentuk ragam hukum di dalamnya. Karena al
Qur’an diyakini berasal dari Allah dan teks-teksnya dianggap suci, maka setiap
muslim harus mengakuinya sebagai pondasi segala macam superstruktur
Islam. Para tokoh-tokoh muslim banyak mencatat bahwasanya al-Qur’an
merupakan satu-satunya sumber yang paling tinggi dalam menentukan
hukum-hukum lainnya, karena al-Qur’an tidak pernah mengalami kondisi dan
perubahan apa pun walau perkembangan zaman terus berjalan (Ibrahim
1995, 51). Siyasah Tanfidziyah tidak lepas dari al-Qur’an maupun Hadist,
maqashid syariah yang menjadi dasar pengetahuan tentang kehidupan
kemasyarakatan kaitannya dengan pemerintah dimana hasil dari pemikiran
tersebut menjadi pengendali dan pengatur bagi kehidupan rakyat dalam
hubungannya dengan pemimpin dan pemerintah, dalam menjalankan
pemerintahan secara baik dan benar.
b. Hadis
Sebagaimana keadaannya al-Quran, Sunnah (Al-Hadis) nabi juga
berkedudukan sebagai sumber hukum atau ushul syar’iyah dan juga sebagai
37

dalil hukum syara’ , kedudukan sebagai sumber hukum syara’ atau ushul
syar’iyah adalah karena sunnah nabi Muhammad SAW, karena di dalam
mengandung norma-norma yang di dalamnya mengandung hukum syara’ dan
dari padanya digali serta ditemukan dan dirumuskan hukum syara’ di dalam
al-Qur’an terdapat kata sunnah dalam 16 tempat yang tersebar dengan arti
kebiasaan yang berlaku dan jalan yang diikuti (Fahmi 2014, 226). Proses
periwayatan Sunnah (Al Hadis) biasanya disaksikan oleh beberapa orang yang
mengetahui langsung kejadiannya tersebut dan disampaikan dari generasi ke
generasi sejak zaman nabi hingga akhir dari perawi yang meriwayatkannya
dengan meneliti sederetan perawi yang berkesinambungan.
c. Ra’yu (Nalar)
Ra’yu secara etimologi artinya melihat kata ra’yu (melihat) tergantung apa
yang menjadi objek perbuatan melihat itu. Adalah akal pikiran manusia yang
memenuhi syarat untuk berusaha, dengan seluruh kemampuannya untuk
memahami kaidah-kaidah hukum yang fundamental yang umumnya terdapat
dalam Sunnah Nabi, dan merumuskan menjadi garis-garis hukum yang dapat
diterapkan kasus tertentu.
Penggunaan ra’yu secara kolektif, ialah hasil hukum yang ditetapkan
berdasarkan penalaran yang sama atau kesepakatan tentang penetapan
hukum, sedangkan jika secara perseorangan apa yang dicapai oleh seorang
mujtahid tentang hukum suatu masalah belum tentu sama dengan apa yang
telah dicapai oleh mujtahid lain mengenai masalah yang sama.
d. Ijma’
Ijma secara etimologi mengandung dua arti yaitu, sebagai ketetapan hati
untuk melakukan sesuatu atau keputusan berbuat sesuatu, serta mengandung
arti sepakat atau kesepakatan menurut al-Amidi: ijma adalah kesepakatan
sejumlah ahlul halil wa ‘aqd (para ahli yang berkopenten mengurus umat) dari
umat Muhammad pada suatu masa atas hukum suatu masalah.
Tingkatan kualitas ijma’ digolongkan menjadi dua di antaranya:
38

1. Ijma’ sharih
Yaitu ijma yang terjadi setelah semua mujtahid dalam suatu masa
mengemukakan pendapatnya tentang hukum tertentu secra jelas dan
terbuka, baik melalui ucapan, melalui tulisan atau dalam bentuk perbuatan
dan seluruh pendapat mereka menghasilkan hukum yang sama atas hukum
tersebut.
2. Ijma’ sukuti
Ialah ijma’ yang berdasarkan kesepakatan ulama melalui cara seorang
mujtahid atau lebih mengemukakan pendapat tentang hukum suatu
masalah dalam masa tertentu, kemudian pendapat tersebut tersebar luas
dan diketahui orang banyak dan tidak ada di antara seorang mujtahid pun
yang mengemukakan pendapat yang berbeda atau menyanggah.
e. Qiyas
Qiyas merupakan suatu cara ra’yu untuk menggali hukum syara’ yang
dalam hal yang nash al-Quran dan Sunnah tidak menetapkan hukumnya secara
jelas. Dasar pemikiran qiyas pada sebenarnya ialah mengenai kaitan erat
antara hukum dengan sebab karena hampir dalam setiap hukum di luar bidang
ibadah dapat diketahui alasan rasional ditetapkannya hukum itu oleh Allah
SWT. secara etimologi, qiyas berarti mengukur, membanding sesuatu dengan
yang semisalnya Qiyas menurut terminologi dalam istilah hukum menurut al-
Ghazali dalam al-Mustashfa ialah menggunakan sesuatu yang diketahui
kepada sesuatu yang diketahui dalam hal menetapkan hukum pada keduanya
atau meniadakan hukum dari keduanya disebabkan ada hal yang sama antara
keduanya, dalam penetapan hukum atau peniadaan hukum. Adapun Qiyas
terbagi menjadi beberapa kelompok yaitu Qiyas aqwa adalah analogi yang illat
hukum cabangnya (far’u) lebih kuat daripada illat pada hukum dasarnya, Qiyas
mushawi adalah qiyas yang kekuatan illat pada hukum cabngnya sama dengan
hukum asalnya dan Qiyas al-Adhaf adalah analogi yang illat pada hukum
cabangnya (far’) lebih lemah daripada dalam kitab ar-Risallah imam Syafi’i
membagi qiyas kedalam dua bidang yakni qiyas al-ma’na (analogi yang
39

didasarkan sebab hukum dan qiyas al-Syaba) analogi yang didasarkan pada
kemiripan (Wahid 2009, 14).

2.2.4 Pembagian Kekuasaan al-sulthah al-Tanfidziyah


a. Imamah/Imam
Kata imamah dalam Fiqh siyasah mendefinisikan dengan khalifah
keduanya menunjukkan pengertian kepemimpinan tertinggi dalam negara
Islam. Istilah imamah banyak digunakan di kalangan Syi’ah, sedangkan istilah
khilafah lebih populer penggunaannya dalam masyarakat Sunni. Imamah
berasal dari kata umat, jamaknya umam yang artinya umat, rakyat, atau
bangsa. Bahasa Inggrisnya disebut nation, people. Jadi imam berarti pemimpin
atau orang yang di depan. Kata imam dalam bahasa Arab tidak menunjukkan
arti kesucian hidup, dan imam adalah orang yang mempunyai pengikut, baik
dia sholeh maupun tidak (Wahid 2009, 14).
b. Khilafah/Khalifah
Khilafah dalam terminologi politik Islam adalah sistem pemerintahan
Islam yang meneruskan sistem pemerintahan Rasulullah SAW dengan segala
aspeknya yang berdasarkan al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW. Sedangkan
khalifah adalah pemimpin tertinggi umat Islam sedunia, atau disebut dengan
imam a’zham yang sekaligus menjadi pemimpin negara Islam sedunia atau
disebut dengan khilafat al-muslim.
c. Imarah/Amir
Imarah merupakan ma dar dari mira yang berarti ke’ miraan atau
pemerintahan kata mir di masa Khulafaur al- Rasyidin digunakan sebagai gelar
bagi penguasa daerah atau gubernur, juga sebagai komando militer, serta
jabatan-jabatan penting, seperti amirul mukminin, amirul muslimin, amirul al-
umar, sedangkan dalam Kamus Inggris diartikan sebagai “orang yang
memerintah, komandan, kepala dan raja” (Syukur,2014:225). Secara umum
penggunaan kata amir yang berarti pemimpin komunitas muslim muncul
dalam pertemuan di balai aqifah bani sa’idah. Gelar mirul mukminin
diselamatkan pertama kali kepada khalifah Umar bin Khatab. Pada era
40

Abbasiyah banyak membatasi hubungan dengan pemerintah pusat (khalifah)


dan mendirikan dinasti-dinasti kecil yang berdaulat seperti ulun (Syukur
2014, 229).
BAB III
PROFIL PASAR NAGARI SUNGAI TARAB

3.1 Sejarah Singkat Nagari Sungai Tarab


Membuat atau menjelaskan sejarah Nagari Sungai Tarab agak sulit untuk
menuliskan secara tepat, hal ini disebabkan karena sejarah Nagari Sungai
Tarab di Provinsi Sumatera Barat tidak ada bentuk yang tertulis dalam buku
secara jelas, berlainan dengan sejarah desa di luar Provinsi Sumatera Barat,
tapi walaupun demikian untuk menggambarkan atau menjelaskan asal usul
sejarah nagari di Provinsi Sumatera Barat berpedoman kepada cerita-cerita
atau pesan-pesan dari leluhur orang di minang kabau seperti yang
diungkapkan dalam pepatah atau pantun di bawah ini:
Birik-birik tabang kasamak
Dari samak tabang ka halaman
Tibo di halaman mamakan padi
Dari mamak turun kamanakan
Baitu juo sampai kini

Bertindak dari ungkapan pantun di atas yang kami terima secara turun
temurun, maka sejarah Nagari Sungai Tarab dapat kami uraikan sebagai
berikut: Di berbagai tambo alam Minangkabau “Mengatakan bahwa Nagari
Sungai Tarab adalah nagari tertua nomor dua di Minangkabau setelah
Pariangan Padang Panjang”. Nagari Sungai Tarab tidak bisa terlepas dari
rangkaian peristiwa demi peristiwa di alam Minangkabau sangat kait
berkaitan dengan keadaan Nagari Sungai Tarab seperti :
1. Jika dilihat dari sisi Limbago Adat Minangkabau, maka kedudukan Nagari
Sungai Tarab sebagai pemuncak alam koto piliang
2. Nagari Sungai Tarab adalah merupakan pusat kerajaan bungo setangkai
yang di awali dengan kedatangan nenek moyang dari puncak gunung
merapi
3. Jika dilihat dari Kerajaan Pagaruyung, maka Nagari Sungai Tarab dengan
tuanku panitahannya berfungsi sebagai perdana menteri kerajaan
pagaruyung yang dikenal dengan ketua basa ampek balai (Data Base Nagari
Sungai Tarab,2021).
Menurut Profesor Dr. Bahder Djohan mengungkapkan dalam seminar
nasional sejarah dan kebudayaan Minangkabau yang dihadiri oleh puluhan

41
42

pakar sejarah dari dalam dan luar negeri dengan makalahnya yang berjudul
“Manusia Minang Sebagai suatu fenomena sosiologik” bahwa sejak empat ribu
tahun yang lalu mulailah perpindahan penduduk atau nenek moyang dari
daratan Asia menepat ke Pulau Andalas (Data Base Nagari Sungai Tarab,2021).
Kemudian ditambahkan oleh Drs. Mid Djaml dalam bukunya berjudul “
Menyingi Tambo Alam Minangkabau” mengatakan bahwa asal penduduk
Nagari Sungai Tarab adalah dikiaskan dalam pepatah sebagai berikut :
Dari mano asa titiak palito
Dari baliak telong nan batali
Dari mano asa niniak kito
Iyo dari puncak gunung marapi

Setelah turun dari puncak gunung merapi maka satu kelompok yang
dipimpin oleh Srimaha Rajo Dirajo menuju tempat di Tantolan, kemudian
berselang beberapa tahun lamanya datang pula satu kelompok yang dipimpin
oleh Dt. Katumanggungan dan membuat kampung yang diberi nama dengan
binuang sati (daerah binuang suku mandahiling, Jorong Sungai Tarab, Nagari
Sungai Tarab) dan kampung Binuang Sati inilah mengalir sebuah sungai yang
airnya sangat jernih sekali dan dipinggirnya terdapat beberapa batang tarok.
Berasal sebuah sungai dan beberapa batang tarok inilah asal mula atau
sebutan Nagari Sungai Tarok dan akhirnya kemudian di rubah menjadi Nagari
Sungai Tarab (Data Base Nagari Sungai Tarab,2021).
Berdasarkan hal di atas, dapat dipahami bahwa asal mula Nagari Sungai
Tarab ini dipimpin oleh Srimaha Rajo Dirajo dan beberapa tahun kemudian
datang kelompok yang dipimpin oleh Dt. Katumanggungan di suatu daerah
yang diberi nama binuang sati, di sinilah mengalir sebuah sungai dan dipinggir
sungai tersebut ada tanaman yang dinamakan batang tarok. Semenjak itulah
nama daerah tersebut menjadi Nagari Sungai Tarab.
43

3.2 Letak dan Keadaan Geografis Pasar Nagari Sungai Tarab


Nagari Sungai Tarab adalah salah satu wilayah di Kabupaten Tanah Datar
terletak pada 100 28’26’’. 100 36’63’’ BT dan 0 22’08’’ – 0 27’18’’ LS
mempunyai luas 12,96 Ha dengan ketinggian berada pada 500-650 M di atas
permukaan laut. Secara keseluruhan Nagari Sungai Tarab memiliki luas
wilayah daratan sebesar 12,96 Ha. Jorong dengan persentase luas terbesar
yaitu Jorong Sungai Tarab dengan luas mencapai 6,8 Ha. Sementara itu luas
wilayah paling kecil adalah Jorong Koto Hiliang dengan luas wilayah 2.4 Ha.
Sebagian besar dari wilayah tersebut saat ini terdiri atas hutan lebat dan
kebun campuran ( Data Statistik Nagari Sungai Tarab, 2021).
Secara rata-rata Nagari Sungai Tarab memiliki suhu antara 21-27 derajat
celcius serta curah hujan antara 450 mm per tahun, kelembaban udara 60%-
0% dan keadaan topografi bergelombang dengan kemiringan lahan 10%-30%
sehingga tanahnya cukup subur dan iklim yang mendukung untuk daerah
pertanian, oleh karena itu Nagari Sungai Tarab sangat terkkenal dengan hasil
pertanian (Data Statistik Nagari Sungai Tarab,2021). Ketinggian wilayah
daratan Nagari Sungai Tarab sangat bervariasi yaitu antara 450 – 550 m di atas
permukaan laut dengan daerah tertinggi adalah Jorong Koto Hiliang.
Sedangkan tingkat curah hujan 250 mm/bulan dengan rata-rata hari hujan
mencapai 15 hari dalam 1 bulan pada tahun 2012 (Data Statistik Nagari Sungai
Tarab, 2021)
Pasar Nagari Sungai Tarab berjarak sekitar 5 kilometer dari ibu kota
Kabupaten Tanah Datar. Nagari Sungai Tarab secara adminitrasi berbatasan
langsung dengan daerah lain sebelah Utara berbatasan dengan Nagari
Sumanik ,sebelah Selatan berbatasan dengan Nagari Gurun, sebelah Barat
berbatasan dengan Nagari Koto Tuo dan sebelah Timur berbatasan dengan
Nagari Sungayang. Berdasarkan ketentuan administratif, Nagari Sungai Tarab
terdiri dari empat jorong diantarnya, Jorong Koto Hiliang, Jorong Sungai
Tarab, Jorong Tiga Batur dan Jorong Koto Panjang.
44

3.3 Profil Pasar Nagari Sungai Tarab

Pasar sebagai era tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih dari
satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar tradisional,
pertokoan, mall, pusat perdagangan maupun sebutan lainnya. Pemerintahan
di Nagari Sungai Tarab telah banyak perubahan seiring perjalanan waktu.
Kehidupan sehari-hari, keberadaan pasar sangat penting. Hal ini dikarenakan
apabila ada kebutuhan yang tidak dapat dihasilkan sendiri, maka kebutuhan
tersebut dapat diperoleh di pasar (Darwis 1984, 23).
Nagari Sungai Tarab mempunyai pasar tradisional atau masyarakat
setempat biasa menyebutnya dengan balai. Pasar Sungai Tarab ini awal mula
nya berdiri sejak masa pemerintahan Abdul Gani yang pada saat itu menjabat
sebagai Wali Nagari Sungai Tarab dari tahun 1945 sampai 1951. Awal mulanya
pasar nagari ini didirikan atau dibentuk karena pada saat itu di lokasi sekarang
yang menjadi pasar, adanya sekelompok masyarakat yang menjual hasil dari
kebunnya yang berasal dari empat jorong yang ada di Nagari Sungai Tarab.
Nagari Sungai Tarab merupakan nagari yang memiliki sumber daya alam yang
kaya. Untuk memenuhi kebutuhan, masyarakat Nagari Sungai Tarab memiliki
mata pencaharian sebagai petani dan berkebun, setelah hasil dari bertani dan
berkebun didapatkan itulah yang kemudian dijual oleh masyarakat di Pasar
Nagari Sungai Tarab.
Pasar Nagari Sungai Tarab berada di pinggir Jalan Raya Batusangkar-
Bukittinggi. Sebagai pasar yang cukup besar, pemerintah nagari menetapkan
dari zaman dulu sampai sekarang waktu pasar setiap Hari Rabu dan di hari
biasa pasar Nagari Sungai Tarab tetap buka untuk memenuhi kebutuhan
pangan masyarakat nagari. Pasar Nagari Sungai Tarab adalah pasar
tradisional yang dibangun dan dikelola oleh Pemerintah Nagari Sungai Tarab
dan badan usaha milik nagari. Fasilitas yang ada di dalam Pasar Nagari Sungai
Tarab merupakan kerja sama dengan badan usaha milik nagari sebagai wadah
penunjang berjualan bagi para pedagang, wadah yang disediakan adalah
tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki atau dikelola oleh
45

pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat. Pasar tradisional yang


dimiliki Nagari Sungai Tarab sangat memperhitungkan kondisi sosial ekonomi
masyarakat. Pasar Nagari Sungai Tarab merupakan pasar barang konsumsi
jika dikelompokkan menurut jenis barang, karena pasar barang konsumsi
merupakan suatu pasar yang memperjualbelikan berbagai jenis barang yang
dapat dikonsumsi guna memenuhi kebutuhan hidup manusia. Pasar
tradisional Nagari Sungai Tarab menyediakan fasilitas yang menjamin
kebersihan, kesehatan, keamanan, ketertiban dan kenyamanan ruang publik.
Area parkir yang dimiliki Pasar nagari Sungai Tarab berjumlah empat titik
lokasi parkir yang telah disediakan oleh pihak pengelola pasar bagi
pengunjung pasar yang ingin berbelanja di Pasar Nagari Sungai Tarab.
Sejak awal Nagari Sungai Tarab berdiri sampai tahun 1916 Dt. Bandaharo
Putiah diangkat menjadi Wali Nagari Sungai Tarab pertama dalam Kesatuan
Republik Indonesia yang pada saat itu juga Dt. Bandaharo Putiah merupakan
penghulu pucuk yang dikenal dengan tuanku panitahan. Selanjutnya Nagari
Sungai Tarab dipimpin oleh Iskandar Dt. Rangkayo Mansyur yang memakai
istilah tuak palo sunguik (1916-1925). Setelah masa kepemimpinan Iskandar
Dt. Rangkayo Mansyur habis dilanjutkan oleh Abdul Latief Dt. Simaradjo dari
tahun 1925 sampai dengan 1935 yang memaki istilah tuak palo gaek. Selang
sepuluh tahun kepemimpinan Abdul Latief Dt. Simaradjo habis, maka
dilanjutkan sistem pemerintahan oleh Djamaluddin Dt. Djomangkuto sejak
tahun 1935 hingga 1945. Pemerintahan Nagari Sungai Tarab dari tahun 1945
sampai dengan 1951 dipimpin oleh Abdul Gani yang memakai istilah tuak palo,
pada saat kepemimpinan Abdul Gani pasar nagari mulai berkembang hingga
saat sekarang(Data Base Nagari Sungai Tarab ,2022).
Pemerintah Nagari Sungai Tarab mempunyai visi dan misi, yaitu:
Visi : Mengoptimalkan potensi Nagari Sungai Tarab bermoral, beragama,
berpendidikan dan berbudaya serta beradat.
Misi :
1. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang akuntabel, efektif dan efisien.
46

2. Meningkatkan pemahaman masyarakat dalam kehidupan beragama,


beradat, dan berbudaya.
3. Berperan aktif menyiapkan dan mengembangkan SDM yang berkualitas
dan berdaya saing.
4. Pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui usaha kecil dan koperasi, serta
bidang pertanian, peternakan dan perikanan.
5. Mengembangkan kreasi dan inovasi anak nagari di bidang olah raga, seni
dan budaya yang berorientasi prestasi.
6. Mewujudkan pembangunan infrastruktur yang layak bagi masyarakat dan
pemerintahan nagari (Data Base Nagari Sungai Tarab,2021).

3.4 Tugas dan Peran Pemerintah Nagari Sungai Tarab


Perda Provinsi Sumatera Barat Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pokok-
Pokok Pemerintahan Nagari menjelaskan bahwa dalam mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat nagari perlu dibentuk pemerintahan
nagari dan pembentukan pemerintahan nagari tersebut diatur dengan
Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. Ini sesuai dengan amanat Perda Nomor 2
Tahun 2007 tentang Nagari Pasal 5 ayat (2), yang mengamanatkan kepada
pemerintahan kabupaten/kota untuk membentuk peraturan daerah
kabupaten/kota, salah satunya Pemerintah Kabupaten Tanah Datar yang telah
membentuk peraturan (Perda Sumatera Barat Nomor 2 Tahun 2007).
Daerah Kabupaten Tanah Datar Nomor 4 Tahun 2008 tentang Nagari
(yang selanjutnya disebut dengan Perda Nagari). Pemerintahan nagari
menurut Pasal 1 ayat (8) Perda Nagari adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Nagari dan Badan
Permusyawaratan Rakyat Nagari (BPRN) berdasarkan asal usul Nagari di
Wilayah Provinsi Sumatera Barat yang berada di dalam sistem Pemerintahan
NKRI. Selanjutnya dalam Pasal 1 ayat (9) menyebutkan bahwa yang dimaksud
dengan pemerintah nagari adalah wali nagari dan perangkat nagari. wali
nagari menjadi pimpinan pemerintah nagari (Perda Tanah Datar Nomor 4
Tahun 2008).
Perda Kabupaten Tanah Datar Nomor 4 Tahun 2008. Tentang nagari,
dalam Perda ditegaskan bahwa pemerintah nagari adalah penyelenggaraan
pemerintah yang dilaksanakan oleh pemerintahan nagari wali nagari dan
47

perangkat nagari (sebagai eksekutif dan badan permusyawaratan rakyat


nagari (sebagai legislatif).
1. Tugas Wali Nagari
Wali nagari bertugas menyelenggarakan pemerintahan nagari, wali nagari
memiliki peran yang sangat penting karena wali nagari merupakan pemimpin
penyelenggaraan pemerintahan nagari sesuai dengan asas pemerintahan desa
seperti kepastian hukum, tertib kepentingan umum, kearifan lokal,
keberagaman, dan partisipatif oleh karena itu setiap kegiatan yang
dilaksanakan di nagari harus diketahui dan mendapat persetujuan dari wali
nagari terlebuh dahulu karena hal ini mencakup wilayah kekuasaannya.
Wali nagari yang dibantu oleh perangkat nagari dalam melaksanakan tugas
menyelenggarakan pemerintahan nagari adalah membuat rencana kegiatan
anggaran nagari, menjalankan kegiatan administrasi nagari, dan membuat
peraturan nagari.
2. Fungsi wali nagari
a. Menyelenggarakan pemerintahan nagari, tata praja pemerintahan,
penetapan peraturan di nagari, pembinaan masalah pertanahan,
pembinaan masalah ketentraman dan ketertiban, melakukan upaya
perlindungan masyarakat, administrasi kependudukan, dan penataan
dan pengelolaan wilayah.
b. Melaksanakan pembangunan, pembangunan sarana prasarana nagari,
dan pembangunan bidang pendidikan dan kesehatan.
c. Pembinaan kemasyarakatan, pelaksanaan hak dan kewajiban
masyarakat di bidang budaya, ekonomi, politik, lingkungan hidup,
pemberdayaan keluarga, pemuda, olahraga dan karang taruna, dan
d. Menjaga hubungan kemitraan dengan lembaga masyarakat dan lembaga
lainnya (Data Base Nagari Sungai Tarab,2021)

3. Wewenang wali nagari


a. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan nagari.
b. Mengangkat dan memberhentikan perangkat nagari.
c. Memegang kekuasaan pengelolaan keuangan dan aset nagari.
d. Menetapkan peraturan nagari.
e. Menetapkan anggaran pendapatan dan belanja nagari
f. Membina kehidupan masyarakat nagari.
g. Membina ketentraman dan ketertiban masyarakat nagari.
48

h. Membina dan meningkatkan perekonomian nagari serta


mengintegrasikannya agar mencapai perekonomian skala produktif
untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat nagari.
i. Mengembangkan sumber pendapatan nagari.
j. Mengusulkan dan menerima pelimpahan sebagian kekayaan negara
guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat nagari.
k. Mengembangkan kehidupan sosial budaya masyarakat nagari.
l. Memanfaatkan teknologi tepat guna.
m. Mengoordinasikan pembangunan nagari secara partisipatif.
n. Mewakili nagari di dalam dan di luar pengadilan atau menunjuk kuasa
hukum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan,dan
o. Melaksanakan wewenang lain yang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan (Data Base Nagari Sungai Tarab,2021).

4. Larangan Wali Nagari


a. Merugikan kepentingan umum.
b. Membuat keputusan yang menguntungkan diri sendiri, anggota
keluarga, pihak lain, dan/atau golongan tertentu.
c. Menyalahgunakan wewenang, tugas, hak, dan/atau kewajibannya.
d. Melakukan tindakan diskriminatif terhadap warga dan/atau golongan
masyarakat tertentu.
e. Melakukan tindakan meresahkan sekelompok masyarakat desa.
f. Melakukan kolusi, korupsi, dan nepotisme, menerima uang, barang,
dan/atau jasa dari pihak lain yang dapat memengaruhi keputusan atau
tindakan yang akan dilakukannya.
g. Menjadi pengurus partai politik.
h. Menjadi anggota dan/atau pengurus organisasi terlarang.
i. Merangkap jabatan sebagai ketua dan/atau anggota badan
permusyawaratan desa, anggota DPRI, DPD RI, DPRD Provinsi atau
DPRD Kabupaten/Kota, dan jabatan lain yang ditentukan dalam
peraturan perundang-undangan.
j. Ikut serta dan/atau terlibat dalam kampanye pemilihan umum dan/atau
pemilihan kepala daerah.
k. Melanggar sumpah/janji jabatan dan
l. Meninggalkan tugas selama 30 hari kerja berturut-turut tanpa alasan
yang jelas dan tidak dapat dipertanggung jawabkan. (UU No.6 Tahun
2014).

Berdasarkan hal di atas, dapat dipahami bahwa pemerintah Nagari Sungai


Tarab mempunyai tugas pokok-pokok pemerintahan dalam mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat nagari, selain itu wali nagari juga
mempunyai tugas untuk menyelenggarakan pemerintahan nagari sebagai
49

penyelenggaraan pemerintah nagari sesuai dengan asas seperti kepastian


hukum, tertib kepentingan umum, kearifan lokal, keberagaman dan
partisipatif. Wali nagari juga mempunyai tugas melaksanakan pembangunan
nagari dan pemberdayaan masyarakat nagari dan menjaga hubungan mitra
dengan lembaga masyarakat dan lembaga lainnya. Wali nagari juga wajib
menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan nagari kepada
pemerintah daerah.
Berdasarkan hal di atas, dapat dipahami bahwa wali nagari dilarang
merugikan kepentingan umum, menyalahgunakan wewenang atau kewajiban,
wali nagari juga dilarang melakukan kolusi, korupsi dan nepotisme. Selain itu
juga dilarang menjadi pengurus partai politik, merangkap jabatan, ikut terlibat
dalam kampanye dan meninggalkan tugas selama tiga puluh hari kerja
berturut-turut tanpa dengan alasan yang jelas.
BAB IV
TINJAUAN SIYASAH TANFIDZIYAH TERHADAP PELAKSANAAN
PERATURAN NAGARI SUNGAI TARAB NOMOR 7 TAHUN 2022
TENTANG PASAR NAGARI

4.1 Pelaksanaan Peraturan Nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun 2022


tentang Pasar Nagari
Nagari sebagai nama lain dari desa terdapat di Provinsi Sumatera Barat.
Peraturan nagari ditetapkan oleh kapalo nagari setelah dibahas dan disepakati
bersama badan permusyawaratan nagari merupakan kerangka hukum dan
kebijakan dalam penyelenggaraan pemerintahan nagari dan pembangunan
nagari. Keberadaan peraturan nagari mendapatkan dasar hukum yang kuat
paksa keberadaan peraturan desa kembali diakui sebagai peraturan
perundang-undangan berdasarkan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014
tentang Desa yang diakui dalamnya mengatur khusus mengenai peraturan
desa. Untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat, desa
memerlukan peraturan yaitu peraturan desa yang dibentuk untuk
mengefektifkan implementasi kewenangan tersebut ( Sunarno, 2016 : 11).
Provinsi Sumatera Barat, istilah peraturan desa pada pemerintahan nagari
disebut dengan peraturan nagari (Pernag). Peraturan nagari mempunyai arti
penting dan bertujuan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan
masyarakat melalui peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta
masyarakat, serta peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan
prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan kekhususan
suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia ( Manan,
2010 : 25).
Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukan dengan wali nagari,
ketua badan permusyawaratan rakyat nagari dan 6 orang pedagang di pasar
Nagari Sungai Tarab. Dari enam orang pedagang pasar yang diwawancarai ada
tiga pedagang pasar yang tidak mengetahui tentang adanya larangan berjualan
di bahu jalan sepanjang lokasi pasar karena dapat membahayakan
keselamatan dan ketertiban di lingkungan pasar Nagari Sungai Tarab.

50
51

Pedagang yang penulis wawancara itu umumnya ibu-ibu yang tidak


mendapatkan lapak untuk berjualan di dalam pasar.
Berikut adalah hasil wawancara dengan beberapa pedagang yang
berdagang di bahu jalan di Nagari Sungai Tarab. Informasi ini menjelaskan
bagaimana pelaksanaan peraturan Nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun 2022
tentang Pasar Nagari. Pada Peraturan Nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun
2022 tentang Pasar Nagari ini menjelaskan bahwa dilarang untuk berjualan di
bahu jalan sepanjang pasar nagari, karena dapat mengganggu ketertiban dan
kenyamanan umum, namun para pedagang tetap saja berjualan di bahu jalan
sepanjang Pasar Nagari Sungai Tarab ini.
Wawancara dengan pedagang tomat yang bernama ibu Ani memberikan
informasi berikut ini :
Ibu alah lamo manggale disiko alah hampia 7 tahun lamonyo. Salamo
manggaleh ambo tidak tahu kalau urang manggaleh tidak dibulihaan
manggaleh di topi jalan ko. Ambo kalau untuk peraturan iyo indak paham
do apolai peraturan nagari nomor 7 tahun 2022 ko ntah apo isinyo karano
awak cuman urang manggaleh yang indak terlalu mangoroti bona tentang
hukum. Kalau dicaliak dampak dari aturan ko tantu ado dampaknyo jua
bali yang tidak banyak bona samo kurangnyo jua bali. Salamoko alun ado
ambo mancaliak pemerintah nagari dalam melakukan pengawasan iko.
Saat ko pelaksanaan peraturan nagari ko alun nampak bona tajalan lai
karano masih ado urang manggaleh yang manggunoan bahu jalan ko
untuk manggaleh. Kini ambo punyo kendala untuak mandapekaan urang
balanjo gale ambo ko. Latakkan urang manggale ko sasuai samo apo yang
inyo jua. Pengaruh gadangnyo macet ko nyo karano urang balanjo yang
baok motor pai ka balai malatakan motor di sembarang tampek ajo. Ambo
sabagai urang manggaleh namonyo sampai kini alun ado pernah
mandapekaan sosialisasi dari pemerintah nagari lai mengenai peraturan
nagari tu. Untuak sarana dan prasarana di balai ko alun cukuiak lai
bantuak tampek mck nyo yang alun tarawat bana buliah dikatoan indak
barasiah sahinggo ambo jo pai kasitu tidak nyaman dek nyo. Untuak
restribusi balai ko ambo pribadi maraso tabarek untuak mambayia nyo
karano ambo indak menikmati hak ambo untuak dapek manggaleh di
dalam balai. Pengawasan ka balai yang dilakukan dek pemerintah nagari
ado babarapo kali ka balai melakukan pengawasan tapi ambo indak takuik
kapado pengawasan itu. (Lesnani, 2023).

Maksud wawancara ibu Lesnani di atas adalah beliau sudah lama


berdagang di sini, menurutnya berdagang di bahu jalan selama 7 tahun ini
52

tidak ada masalah, beliau juga belum mendapatkan sosialisasi mengenai


peraturan nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun 2022 Tentang Pasar Nagari.
Sampai saat ini menurutnya pemerintah nagari secara penuh belum
menerapkan aturan sesuai dengan peraturan nagari sungai tarab nomor 7
tahun 2022 tentang pasar nagari. Pemerintah nagari telah melakukan
pengawasan terhadap pedagang pasar namun saya tidak terlalu mengidahkan
pengawasan yang dilakukan. Kendala yang dialami ibu Lesnani adalah sulit
mendapatkan pebeli dagangannya.
Selanjutnya pedagang cabe yang bernama ibu Nurleli juga memberikan
informasi berikut ini:
Ibuk alah hampia 8,5 tahun manggaleh lado di balai baa ko. Ibuk salamo
manggaleh ko tidak tahu kalau ado larangan manggale di topi jalan ko,
ibuk tidak lo mangarati do samo peraturan nagari sungai tarab nomor 7
tahun 2022 karano karajo ibuk ko manggaleh nyo anak jadi untuak aturan
tui buk tidak mangaroti do anak mungkin anak mangaroti karano anak
urang yang lai sakolah. Dampak dari peraturan ko yo godang dampaknyo
anak karano bakurang jua bali ibuk satiok manggale di balai baa ko.
Salamo ko ibuk manggale alun ado mancaliak pengawasan lai mengenai
peraturan nagari ko yang dikarajoan dek pihak yang bewenang namonyo.
Mode kini peraturan nagari ko alun nampak karano masih banyak juo
urang yang manggaleh yang manggunoan bahu jalan ko untuak
manggaleh. Kalau untuak kendala nyo ibuk agak tabedo jadinyo karano
untuak mandapekaan urang balanjo akibatnyo ibuk tidak banyak dapek
piti. Latakaan urang manggaleh tu sasuia jo apo yang inyo galeh kok dapek.
Pangaruah nyo godang yang ibuk caliak bantuak macet, kalau alah macet
alah sakik kapalo mancaliaknyo sobab macet ko urang yang balanjo
malatakaan onda nyo di sembarang tampek sajo di tapi jalan sajo baa ka
indak macet. Ibuk sebagai urang manggale sampai kini alun pernah
mandapekaan sosialisasi namonyo dari pemerintah nagari mengenai
peraturan nagari ko. Untuak sarana dan prasarana di balai ko alun langkok
bana lai bantuak penyediaan lapak yang indak banyak bona dan urang
manggaleh ko tidak tertib jadinyo. Ibuk yang manggaleh di bahu jalan ko
maraso keberatan untuak mambayia restribusi yang diminta dek petugas
balai karano ibuk tidak mendapekkan hak untuak manggaleh di dalam
balai. Untuak pengawasan ka balai yang dilakuan dek pemerintah nagari
ado beberapa kali yang ibuk caliak namun kami tetap manggale bantuak
biaso karano kami tidak tahu tentang hukum apolai mengenai peraturan
nagari ko. (Nurleli, 2023).
53

Maksud wawancara ibu Nurleli di atas adalah beliau sudah lama


berdagang di sini, menurutnya berdagang di bahu jalan selama ini ini tidak ada
masalah, beliau juga belum mendapatkan sosialisasi mengenai peraturan
nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun 2022 Tentang Pasar Nagari. Sampai saat
ini menurutnya pemerintah nagari secara penuh belum menerapkan aturan
sesuai dengan peraturan nagari sungai tarab nomor 7 tahun 2022 tentang
pasar nagari. Kendala yang dialami ibu Nurleli adalah sulit mendapatkan
pembeli dagangannya. Pemerintah nagari telah melakukan pengawasan
terhadap pedagang pasar namun saya tidak terlalu mengidahkan pengawasan
yang dilakukan. Ibu Nurleli juga keberatan restribusi yang dilakukan oleh
petugas pasar setiap hari pasar yang harus dibayarkan.
Selanjutnya pedagang kentang yang bernama ibu Liberti juga memberikan
informasi berikut ini:
Awak alah lamo manggaleh di balai baa ko mungkin alah 4 tahun lamonyo.
Awak tidak tahu do kalau urang manggaleh tidak buliah manggaleh di topi
jalan ko, awak banyak saketeknyo lai paham dengan peraturan nagari ko
karano awak pernah mandongou sosialisasi tentang peraturan nagari
sungai tarab nomor 7 tahun 2022 ko. Dampak dari peraturan nagari ko
sabonou nyo banyak dampaknyo ma diak tapi karano indak adonyo
tampek manggale yang disadion di dalam balai. Saat ko pelaksanaan
peraturan nagari ko alun nampak bana lai karano masih banyak jo urang
yang manggale dan manggunoan topi jalan godang ko untuak manggale.
Saat ko awak mancaliak kendala nyo awak payah untuak mandapekaan
urang balanjo gale awak ko yang imbas nyo ka pendapatan awak. Kalau
dapek latakaan urang manggaleh ko sasuai samo apo yang inyo juo ciek
surang. Pangaruahnyo yo macet tadi lah karano urang balanjo ko tidak
tertib dalam memarkirkan onda nyo kalau inyo balanjo di tapi jalan ko.
Awak sampai kini alun pernah mandapekaan sosialisasi yang sempurna
lai dari pemerintah nagari mengenai penerpan pelaksanaan peraturan
naagri sungai tarab nomor 7 tahun 2022 tentang pasar. Untuak sarana dan
prasarana nyo di balai ko yo alun cukuiak lai bantuak penyediaan lapak se
lah meja yang indak ado untuak urang manggaleh sayua sayua dan yang
manggaleh indak lo tertib dalam manggaleh. Tantu awak maraso tabarek
dalam mambayia restribusi balai ko karano ambo indak mandapekaan hak
untuak manggaleh di dalam balai tadi dan untuak pengawasan namonyo
ka balai yang dilakuan samo pemerintah nagari alah ado tapu awak tetap
sajo dalam manggaleh nyo. (Liberti, 2023).
54

Maksud wawancara ibu Liberti di atas adalah beliau sudah lama


berdagang di sini, menurutnya berdagang di bahu jalan selama ini ini tidak ada
masalah, beliau juga belum mendapatkan sosialisasi mengenai peraturan
nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun 2022 Tentang Pasar Nagari. Sampai saat
ini menurutnya pemerintah nagari secara penuh belum menerapkan aturan
sesuai dengan peraturan nagari sungai tarab nomor 7 tahun 2022 tentang
pasar nagari. Kendala yang dialami ibu Nurleli adalah sulit mendapatkan
pembeli dagangannya. Pemerintah nagari telah melakukan pengawasan
terhadap pedagang pasar namun saya tidak terlalu mengidahkan pengawasan
yang dilakukan. Ibu Nurleli juga keberatan restribusi yang dilakukan oleh
petugas pasar setiap hari pasar yang harus dibayarkan.
Selanjutnya pedagang kentang yang bernama ibu Nurbei juga
memberikan informasi berikut ini:
Alah 5 tahun lamonyo ambo manggaleh di balai baa ko. Ambo tidak tahu
kalau urang manggaleh tidak dibulihan untuak manggale di tapi jalan ko,
ambo tidak paham do tentang peraturan nagari ko karano ambo karajo
hanya manggale kantang dan indak paham do mengenai hukum. Dampak
dari peraturan ko ambo kehilangan tampek dalam manggale. Salamo ko
ambo manggale alun pernah mancaliak adonyo pengawasan mengenai
peraturan nagari yang dilakuan samo pemerintah nagari. Untuak saat kini
ambo mancaliak pelaksanaan peraturan nagari ko alun ado yang
menjalankannyo karano masih banyak urang manggale manggunoan topi
jalan ko untuak manggale. Ambo mancaliak kini kendala yang ambo
rasoan agak payah untuak mandapekaan urang yang mambali gale ambo
yang akibatnyo pendapatan ambo bakurang satiok hari balai. Tampekaan
urang manggale tu sasuai samo apo yang inyo jua. Pangaruah nyo
kemacetan karano yo urang balanjo malatakaan onda di topi jalan sajo,
urang manggale malataakan barang gale nyo di tapi jalan lo dek itu sobab
macet tadi. Ambo sebagai pedagang sampai kini alun pernah
mandapekaan sosialisasi dari pemerintah nagari lai tentang peraturan
nagari ko. Untuak sarana nyo alun memadai lai bantuak penyediaan
tompek manggale yang alun cukuiak. Tantu ambo maraso tabarek untuak
mambayia beo balai ko karano ambo tidak mandapekaan hak yang samo
jo urang yang manggaleh didalam balai dan untuak pengawasan ka balai
yang dilakukan dek pemerintah nagari ko ado babarapo kali yang ambo
caliak namun kami tetap sajo manggale disiko nyo (Nurbei, 2023).
55

Maksud wawancara ibu Nurbei di atas adalah beliau sudah lama


berdagang di sini, menurutnya berdagang di pinggir jalan tidak ada
permasalahan, beliau juga belum mendapatkan sosialisasi mengenai
peraturan nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun 2022 Tentang Pasar Nagari.
Sampai saat ini menurutnya pemerintah nagari belum menerapkan aturan
sesuai dengan peraturan nagari sungai tarab nomor 7 tahun 2022 tentang
pasar nagari. Kendala yang dialami ibu Nurbei adalah sulit mendapatkan
pembeli dagangannya. Pemerintah nagari telah melakukan pengawasan
terhadap pedagang pasar namun saya tidak terlalu mengidahkan pengawasan
yang dilakukan. Ibu Nurbei juga keberatan restribusi yang dilakukan oleh
petugas pasar setiap hari pasar yang harus dibayarkan.
Selanjutnya pedagang kentang yang bernama ibu Wina juga memberikan
informasi berikut ini:
Alah 2,5 tahun manggaleh ibuk disiko. Awak tahu kalau urang manggale
dilarang untuak manggaleh di tapi jalan ko karano dapek mengakibatkan
kemacetan dan manggadua ketertiban umum, awak indak terlalu paham ,
tapi banyak saketeknyo awak paham samo peraturan nagari sungai tarab
nomor 7 tahun 2022 tentang pasak ko. Dampak dari peraturan ko awak
kehilangan tampek untuak manggaleh. Salamo ko awak manggaleh alun
pernah mancaliak pengawasan mengenai peraturan iko lai yang dilakuan
samo pihak yang bersangkutan. Saat ko pelaksanaan peraturan nagari ko
alun terlihat karano masih banyak pedagang yang manggaleh
manggunoan pinggir jalan yang ado disekitaran balai baa ko. Untuak kini
awak masih mancaliak kendala nyo dan maraoan malahan bantuak
pendapatan awak yang kurang jadinyo dan urang balanjo indak ado lo do.
Latakaan lah urang manggaleh ko sasuai samo apo yang inyo jua.
Pangaruah gadangnyo awak caliak macet karano urang balanjo yang tagak
di topi jalan sahinggo macet jadinyo, urang manggaleh malatakaan barang
nyo ditapi jalan lo. Awak mancaliak urang manggaleh alun pernah
mandapekaan sosialisasi dari pemerintah nagari mengenai penerapan
pelaksanaan peraturan nagari sungai tarab nomor 7 tahun 2022 tentang
pasa nagari ko. Untuak prasarana dan sarana di baali ko alun langkok lai
bantuak penyediaan lapak dan tampek manggaleh alun langkok. Tantu
awak maraso tabarek untuak mambayia restribusi ko karano awak indak
mandapekaan fasilitas yang samo dalam manggaleh dan untuak
pengawasan ka balai yang dilakuan oleh pemerintah nagari ko ado
babarapo kali sajo yang ambo caliak namu kami tetap sajo manggaleh
disiko (Wina, 2023).
56

Maksud wawancara ibu Wina di atas adalah beliau baru 2.5 tahun
berdagang di sini, menurutnya berdagang di pinggir jalan ada permasalahan
karena dapat menyebabkan kemacetan dan mengganggu ketertiban umum,
beliau juga belum mendapatkan sosialisasi mengenai peraturan nagari Sungai
Tarab Nomor 7 Tahun 2022 Tentang Pasar Nagari. Sampai saat ini
menurutnya pemerintah nagari belum menerapkan aturan ini secara penuh
sesuai dengan peraturan nagari sungai tarab nomor 7 tahun 2022 tentang
pasar nagari. Kendala yang dialami ibu Wina adalah sulit mendapatkan
pembeli dagangannya karena pedagang lebih banyak belanja ke dalam pasar .
Pemerintah nagari telah melakukan pengawasan terhadap pedagang pasar
namun saya tidak terlalu mengidahkan pengawasan yang dilakukan .Ibu Wina
juga keberatan dalam membayar restribusi yang dilakukan oleh petugas pasar
setiap hari pasar yang harus dibayarkan karena menurutnya tidak sesuai
fasilitas yang dia dapatkan dengan apa yang ibu Wina bayar.
Selanjutnya pedagang kentang yang bernama ibu Rat juga memberikan
informasi berikut ini:
Ambo alah lamo manggaleh disiko. Alah 3 tahun lamonyo. Ambo lai tahu
nyo kalau urang manggaleh indak dibuliahann manggaleh di tapi jalan ko
karano manggadua kenyamanan di dakek balai ko. Ambo indak paham,
tapi banyak saketeknyo ambo tahu kalau peraturan nagari iko. Dampak
dari peraturan nagari ko ambo kehilangan tampek dalam manggaleh gale
ambo dan indak banyak mandapekaan piti, sedangkan ambo paralu piti
untuak anak sekolah. Salamoko ambo alun pernah mancaliak adonyo
pengawasan mengenai peraturan nagari yang dilakuan oleh pihak yang
berwenag. Saat ko pelaksanaan peraturan nagari alun terlihat bana karena
masih ado pedagang yang manggaleh dan mangguonoan pinggir jalan
untuak manggaleh. Saat kini ambo marasoan kendalanyo yaitu sulik
untuak mandapekaan urang yang mambali gale ambo. Sediakan dan
latakaan urang manggaleh ko sasuai samo apo ajo yang inyo jua.
Pangaruah gadangnyo ambo caliak kemacetan satiok hari balai. Ambo
sebagai urang manggale sampai saat kini alun pernah mandapekaan
sosisalisasi secara panuah dari pemerintah nagari mengenai penerapan
pelaksanaan peraturan nagari nomor 7 tahun 2022 tentang pasak o cuman
ambo banyak saketeknyo lai dapek informasi tentang pasar nagari ko.
Untuak sarana dan prasarana di bali ko alun memadai lai bantuak
penyediaan lapak dan tampek manggaleh yang alun lengkap. Tantu ambo
tabarek terhadap restribusi ko yang ditagih samo petugas pasar karano
57

ambo indak mandapekaan hak berjualan di dalam balai dan untuak


pengawasan ka balai yang dilakuan samo pemerintah nagari ado babarapo
kali sajo ambo caliak namu ambo tetap manggaleh (Rat, 2023).
Maksud wawancara ibu Rat di atas adalah beliau hampir 3 tahun
berdagang di sini, menurutnya berdagang di pinggir jalan ini menimbulkan
permasalahan karena dapat menyebabkan kemacetan dan mengganggu
ketertiban umum serta kenyamanan dalam berbelanja bagi para pembeli,
beliau juga belum mendapatkan sosialisasi mengenai peraturan nagari Sungai
Tarab Nomor 7 Tahun 2022 Tentang Pasar Nagari, beliau hanya mendapatkan
informasi mengenai peraturan ini hanya dari mulut ke mulut. Sampai saat ini
menurutnya pemerintah nagari belum menerapkan aturan ini secara penuh
sesuai dengan Peraturan Nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun 2022 Tentang
Pasar Nagari. Kendala yang dialami ibu Rat adalah sulit untuk mendapatkan
pembeli dagangannya karena pedagang lebih suka berbelanja ke dalam pasar.
Pemerintah nagari telah melakukan pengawasan terhadap pedagang pasar
namun saya tidak terlalu mengidahkan pengawasan yang dilakukan. Ibu Rat
juga keberatan dalam membayar restribusi yang dilakukan oleh petugas pasar
setiap hari pasar yang harus dibayarkan karena menurutnya tidak pantas ia
membayar restribusi tersebut karena tidak mendapatkan lapak dalam
berjualan yang ada di dalam pasar.
Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan pedagang di atas,
maka pelaksanaan peraturan nagari sungai tarab nomor 7 tahun 2022 tentang
pasar nagari masih belum efektif dikarenakan sebagian besar para pedagang
masih berjualan di bahu jalan pasar dan seharusnya pedagang itu hanya
diperbolehkan berjualan di dalam pasar nagari sebagai mana telah diatur
dalam Peraturan Nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun 2022 Tentang Pasar
Nagari.
Penjabaran Pedagang banyak tidak mengetahui akan peraturan nagari ini
dikarenakan dari hasil wawancara, beberapa orang pedagang mengatakan
bahwa mereka tidak pernah mendapatkan sosialisi dari pemerintah nagari
terhadap Peraturan Nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun 2022 tentang Pasar
58

Nagari.

Pihak pemerintah nagari menyatakan bahwa pihak mereka telah


melakukan sosialisasi mengenai Peraturan Nagari Sungai Tarab Nomor 7
Tahun 2022 tentang Pasar Nagari. Seperti yang disampaikan oleh Wali Nagari
Sungai Tarab :
“Kita sudah melakukan sosialisasi kepada para pedagang di pasar Nagari
Sungai Tarab, memberikan himbauan dan kesadaran kepada pedagang,
namun ditemukan beberapa kendala saat mensosialisasikan peraturan
nagari ini seperti pedagang tidak mendengarkan sosialisasi yang
disampaikan oleh pihak pemerintah nagari” (Romi, 2023).
Hasil wawancara dengan Ketua Badan Permusyawaratan Rakyat Nagari
Sungai Tarab juga mengatakan telah melaksanakan tugas dan fungsinya dalam
memberikan sosialisasi dan himbauan guna meningkatkan pengetahuan dan
kesadaran masyarakat terhadap peraturan nagari ini :
“Kami di badan permusyawaratan rakyat nagari telah memberikan
himbauan dan kesadaran kepada para pedagang agar lebih sadar
mengenai Peraturan Nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun 2022 tentang
Pasar Nagari ini, namun kendala yang kami lihat di lapangan para
pedagang tidak mendengarkan himbauan yang kami
sampaikan”(Susi,2023).
Mengenai waktu pelaksanaan sosialisasi ini, dilakukan di pagi hari, seperti
yang dikatakan oleh Ketua Badan Permusyawaratan Rakyat Nagari Sungai
Tarab :
“Kita melaksanakan sosialisasi ini kepada para pedagang di saat pagi hari,
karena pada pagi itu para pedagang lumayan banyak yang berjualan di
pasar Nagari Sungai Tarab”(Susi,2023).
Selain memberikan himbauan agar pedagang lebih tertib dalam berjualan,
pihak pemerintah Nagari Sungai Tarab juga terus berupaya menghimbau dan
menumbuhkan kesadaran pedagang agar berjualan secara tertib.
Terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaan sosialisasi, seperti yang
dikatakan Wali Nagari Sungai Tarab :
“Pemerintah Nagari Sungai Tarab memiliki keterbatasan untuk
mengawasi hal tersebut terus menerus, petugas sedikit dan di pasar
memiliki latar belakang yang berbeda. Tetapi kami tetap melakukan
59

pendekatan kepada para pedagang” (Romi,2023)


Melakukan upaya sosialisasi tentu akan sulit apabila para pedagang harus
dijumpai satu persatu, karena jumlah petugas yang sedikit berbanding terbalik
dengan jumlah pedagang yang begitu banyak serta latar belakang pedagang
yang berbeda juga akan berpengaruh terhadap keberhasilan sosialisasi dan
pengetahuan pedagang.
Secara sistematis penulis menyimpulkan berdasarkan wawancara dengan
para pedagang pasar untuk pelaksanaan Peraturan Nagari Sungai Tarab
Nomor 7 Tahun 2022 tentang Pasar masih belum terlaksana, berdasarkan
wawancara yang penulis lakukan dengan pedagang pasar semua pedagang
pasar belum melaksanakan aturan yang telah dibuat oleh pemerintah nagari.
Hal yang melatarbelakangi para pedagang masih tetap berjualan di bahu jalan
karena belum tersedianya lapak yang cukup untuk berjualan bagi pedagang di
area dalam Pasar Nagari Sungai Tarab dan belum ada rencana untuk
melakukan renovasi di dalam pasar yang akan dilakukan oleh pemerintahan
nagari. Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan para pedagang
pasar, pedagang pasar akan patuh terhadap aturan yang buat oleh pemerintah
nagari apabila pemerintah nagari sudah menyiapkan tempat atau lapak yang
layak bagi pedagang untuk berjualan dan tidak akan menganggu ketertiban
dan kenyamanan umum lagi.
Berdasarkan uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Peraturan
Nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun 2022 tentang Pasar Nagari belum
terlaksana secara maksimal disebabkan peraturan nagari ini baru, sosialisasi
yang dilakukan oleh pemerintah nagari yang belum tepat sasaran sehingga
enam dari sepuluh orang pedagang yang penulis wawancara para pedagang
tidak mengetahui mengenai aturan ini.
4.2 Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan Peraturan
Nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun 2022 tentang Pasar Nagari

Adapun faktor pendukung dan penghambat dari pelaksanaan Peraturan


Nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun 2022 tentang Pasar Nagari yaitu :
60

1. Faktor Pendukung

Faktor pendukung dari terlaksananya Peraturan Nagari Sungai Tarab


Nomor 7 Tahun 2022 adalah:
a. Adanya Pasar Nagari Sungai Tarab dengan adanya pasar nagari ini maka
peraturan nagari yang dibuat dapat diterapkan dan dilaksanakan. Pasar
nagari ini sebelumnya dikelola oleh badan usaha milik nagari. Hasil
wawancara dengan Wali Nagari Sungai Tarab:
“Yang melatarbelakangi kami dari pemerintahan nagari untuk membuat
peraturan nagari karena pelaksanaannya sudah ada yakni di pasar nagari.
Sebelum ini pasar nagari dikelola oleh badan usaha milik nagari yang
sebelumnya belum mempunyai peraturan tentang pasar.”(Romi,2023).

Maksud wawancara dengan Bapak Romi, di atas adalah yang


melatarbelakangi peraturan nagari tersebut di buat ialah tempat
pelaksaanaan nya sudah jelas yakni pasar nagari.
b. Sosialisasi dari pihak Pemerintah Nagari Sungai Tarab. Hasil wawancara
dengan Wali Nagari Sungai Tarab :

“Kita untuk sosialisasi ini semua pihak turun ke lapangan, kita


memberikan himbauan dengan menggunakan alat pengeras suara seperti
toa, karena kalau dikumpulkan waktu untuk sosialisasi ini pedagang tidak
memiliki waktu karena mereka sibuk dalam berjualan”(Romi,2023).

Maksud wawancara dengan Bapak Romi di atas pemerintah Nagari Sungai


Tarab telah melakukan sosialisasi kepada seluruh pedagang pasar dengan
menggunakan alat pengeras suara. Bapak Romi juga menyampaikan bahwa
untuk sosialisasi ini tidak mungkin seluruh pedagang pasar dikumpulkan
untuk mensosialisasikan peraturan nagari tersebut dikarenakan para
pedagang sibuk dalam menjual barang dagangannya.
Selanjutnya penulis juga melakukan wawancara dengan Ketua Badan
Permusyawaratan Rakyat Nagari yang juga menjelaskan :
“Kita sudah melakukan sosialisasi kepada para pedagang yang berjualan
di pasar nagari sungai tarab, dengan menggunakan fasilitas yang nagari
punya seperti toa sebagai alat pengeras suara”(Susi,2023).
61

Sosialisasi dilakukan dengan menggunakan alat pengeras suara dengan


tujuan agar mempermudah jangkauan dan mengefisiensikan waktu dan dalam
penyampaiannya tidak hanya didengar oleh pedagang saja namun juga
pembeli itu sendiri.
c. Pengawasan
Pemerintah Nagari Sungai Tarab juga melakukan sosialisasi dan
pengawasan, seperti yang disampaikan oleh Wali Nagari Sungai Tarab.
“Kami melakukan datang secara mendadak ke pedagang, kami cek namun
masih banyak pedagang yang masih berjualan di bahu jalan, namun untuk
yang jualan di dalam pasar mereka sebagian sudah tertib dalam
berjualan”(Romi,2023).
Pedagang pasar nagari yang berjualan di Pasar Nagari Sungai Tarab juga
telah mendapatkan pengawasan dari Pemerintah Nagari Sungai Tarab, seperti
yang disampaikan salah seorang pedagang yang penulis wawancarai bersama
Ibu Nurleli pedagang cabe di Pasar Nagari Sungai Tarab.
“Untuk pengawasan ke pasar yang dilakukan oleh pemerintah nagari itu
ada beberapa kali yang kami lihat namun kami tetap berjualan seperti
biasa saja”(Nurleli,2023).

Hasil pengecekan yang dilakukan oleh pemerintah nagari dapat


disimpulkan bahwa kesadaran pedagang pasar terhadap Peraturan Nagari
Sungai Tarab Nomor 6 Tahun 2022 tentang Pasar Nagari masih sangat jauh
dari kata maksimal karena dari pihak pemerintah nagari sungai tarab telah
melakukan pengawasan kepada para pedagang pasar sebagaimana hasil
wawancara penulis dengan salah seorang pedagang cabe Ibu Nurleli, ibu
Nurleli menjelaskan bahwa pihak pemerintah nagari telah melakukan
pengawasan namun kami tetap berjualan di bahu jalan.
d. Pedagang pasar di Pasar Nagari Sungai Tarab. Hasil wawancara dengan
Wali Nagari Sungai Tarab :

“Di Pasar Nagari Sungai Tarab ini banyak pedagang yang menjual barang
dagangannya, jadi kami melihat subjek hukum nya itu ialah pedagang
pasar ”(Romi,2023).
62

Maksud wawancara dengan Bapak Romi di atas pemerintah Nagari Sungai


Tarab melihat adanya subjek hukum dalam pelaksanaan peraturan nagari
tersebut karena di pasar nagari tersebut banyak para pedagang yang menjual
barang dagangannya.
e. Fasilitas Pasar Kurang. Hasil wawancara dengan Wali Nagari Sungai Tarab

“Di Pasar Nagari Sungai Tarab fasilitas nya belum terlalu lengkap dan
untuk pedagang yang berjualan di dalam pasar nagari itu sudah kami
melakukan penataan agar tertib dalam berjualan bagi para pedagang.
Kami juga telah menyediakan payung pasar dan meja untuk pedagang
”(Romi,2023).
Maksud wawancara dengan Bapak Romi di atas pemerintah Nagari Sungai
Tarab menjelaskan bahwa di Pasar Nagari Sungai Tarab pemerintah nagari
telah melakukan penataan tempat berdagang bagi pedagang dan untuk
fasilitas seperti payung pasar dan meja untuk berjualan sudah disediakan.
f. Masyarakat
Masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling berinteraksi dan
bergaul dengan kepentingan yang sama. Hasil wawancara dengan Wali Nagari
Sungai Tarab :
“Penduduk Nagari Sungai Tarab seluruhnya berbelanja ke pasar nagari
untuk membeli kebutuhan nya, dan di sana juga kami telah
menyampaikan atau mensosialisasikan mengenai peraturan nagari ini
”(Romi,2023).
Maksud wawancara dengan Bapak Romi di atas penduduk Nagari Sungai
Tarab setiap hari pasar seluruhnya berbelanja di Pasar Nagari Sungai Tarab
untuk membeli kebutuhannya dan pemerintah nagari juga telah memberikan
sosialisasi kepada masyarakat mengenai peraturan nagari tersebut.
2. Faktor Penghambat
Faktor penghambat terlaksananya Peraturan Nagari Sungai Tarab Nomor
7 Tahun 2022 tentang Pasar Nagari adalah :
a. Pengetahuan pedagang yang kurang
Salah satu faktor yang berperan penting dalam mengefektifkan suatu
peraturan adalah kesadaran hukum masyarakat. Masyarakat harus menyadari
bahwa dalam proses penegakan hukum, bukan merupakan tanggung jawab
63

aparatur penegak hukum semata, tetapi merupakan tanggung jawab


masyarakat.
Hasil wawancara dengan Wali Nagari Sungai Tarab :
“ Masyarakat terutama pedagang pasar yang berjualan di Pasar Nagari
Sungai Tarab belum memiliki kesadaran terhadap aturan berjualan di area
Pasar Nagari Sungai Tarab, maka sering berjualan di bahu jalan sepanjang
Pasar Nagari Sungai Tarab”(Romi,2023).
Pedagang pasar nagari yang berjualan di Pasar Nagari Sungai Tarab juga
telah mendapatkan pengawasan namun pedagang belum banyak mengetahui
pengetahuan tentang hukum. Seperti yang disampaikan salah seorang
pedagang yang penulis wawancara oleh Ibuk Nurleli pedagang cabe di Pasar
Nagari Sungai Tarab.
“Untuk pengawasan ke pasar yang dilakukan oleh pemerintah nagari itu
ada beberapa kali yang kami lihat namun kami tetap berjualan seperti
biasa saja karena kami di sini sebagai pedagang pasar tidak mengetahui
pengetahuan tentang bidang hukum ini terutama mengenai peraturan
nagari ini” (Nurleli,2023).
Maksud wawancara dengan Bapak Romi dan Ibu Nurleli sebagai pedagang
cabe di pasar nagari sungai tarab, di atas adalah pemerintah nagari telah
melakukan pengawasan namun belum memiliki kesadaran terhadap
peraturan nagari tersebut dan respon para pedagang pasar terhadap suatu
aturan sangat ditentukan dengan pengetahuan masyarakat terutama
pedagang pasar terhadap aturan tersebut. Pengetahuan pedagang pasar
terhadap Peraturan Nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun 2022 tentang Pasar
Nagari dapat dikatakan lemah sehingga respon yang didapatkan dari
pedagang pasar tidak sejalan dengan harapan pemerintah nagari. Dilihat dari
hal kesadaran ini, pedagang pasar belum menyadari sepenuhnya bahwa
pemberlakuan peraturan nagari ini dalam rangka menjaga ketertiban. Hal ini
terlihat dari masih adanya pedagang pasar yang masih berjualan di bahu jalan
sehingga mengganggu ketertiban umum.
b. Kurangnya Pengawasan dari Pemerintah Nagari Sungai Tarab
Kurangnya pengawasan dan solusi maksimal dari pemerintah nagari juga
menjadi faktor kendala dalam penerapan peraturan nagari ini.
64

Wali Nagari Sungai Tarab yang menyatakan:


“Salah satu yang menjadi faktor pendukung dan penghambat peraturan
nagari ini adalah kurangnya pengawasan baik itu dari petugas pasar dan
pihak pemerintah nagari”(Romi,2023).
Mengenai solusi dalam mengatasi kendala pelaksanaan peraturan ini
Ketua Badan Permusyawaratan Rakyat Nagari Sungai Tarab mengatakan
bahwa :
“Kami dari pihak legislatif nya nagari berharap kepada orang yang paham
mengenai peraturan ini agar ada jalan keluar untuk menerapkan
peraturan ini agar berjalan dengan sesuai harapan”(Susi,2023).
Maksud wawancara dengan Ibu Susi, di atas adalah pihak badan
permusyawaratan rakyat nagari berharap kepada masyarakat yang paham
tentang hukum agar memberikan edukasi kepada masyarakat supaya
peraturan nagari ini dapat berjalan sesuai harapan.
c. Fasilitas Pasar Kurang
Fasilitas pasar merupakan alasan utama mengapa perlu adanya sebuah
pasar yang diciptakan oleh pembuat kebijakan, dengan adanya pasar yang
sesuai dengan standar operasional nya diharapkan kegiatan jual beli yang
dilakukan oleh masyarakat dapat meminimalisir tindakan yang tidak patut
dilakukan salah satunya yang berdampak kepada ketertiban umum.
Pemerintah Nagari Sungai Tarab membuat sebuah regulasi mengenai
bagaimana agar para pedagang tertib dalam berjualan dan tidak mengganggu
ketertiban umum, karena letak Pasar Nagari Sungai Tarab di jalan lintas
provinsi yang menghubungi ke kabupaten atau kota. Pembuatan regulasi ini
tidak hanya mempertimbangkan masa sekarang tapi juga masa akan datang.
Hasil wawancara dengan Wali Nagari Sungai Tarab :
“Untuk fasilitas di pasar nagari ini masih belum lengkap, seperti tempat
mandi cuci kakus kita yang belum ada, dan minimnya kios di pasar nagari
ini, karena pembangunan pasar nagari belum tahu kapan akan di lakukan
dan untuk kios yang sudah ada sekarang ini merupakan pembangunan
dari beberapa tahun yang lewat”(Romi,2023).

Adapun faktor lain penghalang Peraturan nagari ini tidak berjalan efektif
yaitu fasilitas pasar yang kurang, pasar hanya memiliki kios-kios yang sudah
65

dibangun beberapa tahun yang lalu. Seperti yang disampaikan oleh Wali
Nagari Sungai Tarab :
“Pedagang yang berjualan di bahu jalan tersebut tidak dapat kita
melakukan penekanan karena fasilitas kita untuk mereka berdagang yang
masih kurang”(Romi, 2023).
Kurang lengkap nya fasilitas yang dimiliki pasar nagari juga menjadi
faktor penghambat dalam pelaksanaan peraturan nagari tersebut.
d. Membayar Restribusi Pasar
Seluruh pedagang pasar yang berjualan di lokasi pasar nagari sungai tarab
diwajibkan untuk membayar restribusi pasar bagi seluruh pedagang yang
berjualan di pasar Nagari Sungai Tarab atau uang kebersihan pasar,
sebagaimana hasil wawancara penuli dengan Bapak Romi sebagai Wali Nagari
Sungai Tarab:
“Pedagang yang berjualan di bahu jalan tersebut tetap kami minta uang
kebersihannya atau restribusi nya karena setelah ia berdagang akan
menimbulkan sampah yang banyak berserakan di lokasi pasar”(Romi,
2023).

Maksud wawancara dengan Bapak Romi selaku Wali Nagari Sungai Tarab
menjelaskan bahwa seluruh pedagang pasar diminta untuk wajib dalam
membayar uang kebersihan atau restribusi pasar karena setelah berdagang
sampah pedagang banyak yang berserakan.
Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa faktor yang menjadi pendukung
peraturan nagari ini yaitu adanya pasar nagari, sosialisasi, pengawasan,
adanya pedagang dan masyarakat sebagai subjek hukum dalam pelaksanaan
Peraturan Nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun 2022 tentang Pasar Nagari dan
fasilitas untuk berjualan di pasar nagari tersebut telah difasilitasi oleh
pemerintah nagari. sedangkan faktor penghambat yaitu kurangnya
pengetahuan masyarakat mengenai peraturan nagari tersebut, fasilitas pasar
yang masih kurang dan membayar restribusi pasar bagi pedagang pasar yang
berjualan di seluruh lokasi sekitaran Pasar Nagari Sungai Tarab.
66

4.3 Tinjauan Siyasah Tandfiziyah terhadap Pelaksanaan Peraturan


Nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun 2022 tentang Pasar Nagari

Menurut al-Quran dan Hadis, umat Islam diperintah untuk mentaati ulil
amri atau pemimpin negara, kalau pemimpin tersebut mentaati Allah dan
Rasul-Nya serta tidak melakukan dosa dan pelanggaran terhadap
kepemimpinannya. Tugas dari khalifah dalam prinsip siyasah tandfiziyah
adalah berkaitan dengan penegakkan hukum. Pelaksana kekuasaan tertinggi
adalah pemerintah yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan dari
masyarakat. Kebijakan yang diambil oleh pemerintah tidak boleh
menyimpang dari nilai-nilai ajaran Islam, kebijakannya juga harus sesuai
dengan semangat nash dan kemaslahatan. Dalam perspektif Islam tidak lepas
dari Al-Quran, sunnah dan nabi serta praktik yang dikembangkan oleh al-
khulafah serta pemerintah Islam sepanjang sejarah. Siyasah tanfidziyyah
merupakan kajian yang tidak asing dalam Islam. Fiqh siyasah tanfidziyah
adalah salah satu bagian terpenting dalam sistem pemerintahan Islam karena
menyangkut tentang pelaksanaan peraturan perundang-undangan.
Tugas Al-Sulthah Tanfidziyah adalah melaksanakan undang-undang.
Disini negara memiliki kewewenangan untuk menjabarkan dan
mengaktualisasikan perundang-undangan yang telah dirumuskan tersebut.
Dalam hal ini negara melakukan kebijaksanaan baik yang berhubungan
dengan dalam negeri maupun yang menyangkut dengan hubungan sesama
negara (hubungan internasional). Fiqih Siyasah Tanfudziyah diperuntukkan
bagi setiap individu agar menyadari kewajiban mereka dan melaksanakannya
Peraturan Perundang-undangan dengan penuh keikhlasan. Di samping
kewajiban yang harus ditunaikan tersebut, ajaran Islam juga menyatakan
bahwa setiap individu juga memiliki hak-hak yang dijamin dan dilindungi.
Pemerintah nagari memiliki hak, wewenang dan juga kewajiban untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan yang ada di daerah mereka dan juga
mengurus apa saja kepentingan masyarakatnya, kewenangan dalam
mengurus pemanfaatan sarana dan prasarana di pasar juga menjadi
67

wewenang pemerintah nagari. Oleh karena itu pemerintah nagari


mengeluarkan Peraturan Nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun 2022 tentang
Pasar Nagari, agar pemanfaatan pasar nagari bisa meningkatkan
perekonomian.
Siyasah Tanfidziyah menjelaskan bahwa pemerintah Islam memiliki tugas
untuk mengatur dan mengurus segala hal yang di dalamnya memerlukan
pengaturan sehingga masyarakat menjadi teratur dan bisa mencapai
kemaslahatan. Untuk mencapai kemaslahatan tersebut maka pemerintah
Nagari Sungai Tarab selaku pemegang kendali daerah Nagari Sungai Tarab
memiliki suatu kebijaksanaan dengan membuat Peraturan Nagari Sungai
Tarab Nomor 7 Tahun 2022 tentang Pasar Nagari berdasarkan beberapa
prinsip Siyasah Tanfidziyah :
1. Prinsip hak dan kewajiban negara dan rakyat

Berdasarkan hasil penelitian, prinsip hak dan kewajiban negara dan


rakyat ini belum terpenuhi dalam pelaksanaan Pernag Nomor 7 Tahun 2022
di Pasar Nagari Sungai Tarab. Sebab berdasarkan prinsip ini negara memiliki
kewajiban untuk membuat peraturan baik ditingkat pusat maupun daerah
menjamin hak rakyatnya, seperti hak mendapatkan tempat berjualan yang
layak. Dalam hal ini negara sudah melaksanakan kewajibannya yaitu membuat
Peraturan Nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun 2022 tentang Pasar Nagari
sebagai upaya agar ketertiban umum dapat berjalan dengan lancar. Namun
pedagang pasar masih enggan melakukan kewajibannya sebagai warga negara
untuk mentaati peraturan yang telah di buat tersebut. Hal ini dapat dilihat dari
hasil wawancara dengan pedagang cabe di Pasar Nagari Sungai Tarab tersebut
“Saya tahu ada aturan tentang larangan berjualan di bahu jalan ini, tapi
hanya di sini saya bisa berjualan dan di sini saya bisa mendapatkan uang”
”(Nurleli, 2023).
Wawancara tersebut dan beberapa hasil wawancara dengan pedagang
lainnya yang telah penulis uraikan di atas dapat diketahui bahwa para
pedagang masih enggan melakukan kewajibannya sebagai warga negara
karena terdapat beberapa kendala.
68

Prinsip hak dan kewajiban rakyat mereka bebas dalam mencari nafkah
untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga nya dan rakyat juga dituntut untuk
patuh kepada pemimpinnya sebagaimana pelaksanaan hak dan kewajiban
negara dan rakyat, negara dan rakyat mempunyai wewenang untuk taat dalam
ketetepan hukum yang adil sebagaimana dalam al-Quran dijelaskan dalam
surat An-Nisa ayat 59 yang berbunyi :
ِ‫ول ْاْلهم ِر ِمنْ ُكم فهاِ ْن تهنهاز ْعتُم ِف هشيء فهرُّدوه اِ هل ٰالل‬ َّ ‫الله هواه ِطْي عُوا‬ ِ ِ
ّ ُْ ُ ْ ْ ْ ‫ه‬ ْ ْ ِ ُ‫الر ُس ْوهل هوا‬ ّٰ ‫ياهيُّ هها الَّذيْ هن اٰ همنُ ْٓوا اهطْي عُوا‬
ِ ۗ ٰ ْ ‫الرسوِل اِ ْن ُكْن تم تُؤِمنُو هن ِِب ٰللِ والْي وِم‬
‫اْل ِخ ِر ٰذل ه‬
‫ك هخ ْْير َّواه ْح هس ُن هَتْ ِويْ ًل‬ ْ ‫ُْ ْ ْ ّ ه ه‬ ْ ُ َّ ‫هو‬

Terjemahannya :
“Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul
(Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) di antara kamu.
Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah
kepada Allah (Al-Qur'an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada
Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih
baik akibatnya”. (Q.S An-Nisa (4) :59)

Berdasarkan penjelasan ayat yang dijelaskan bahwa taat kepada Allah


dan Rasul dan pemegang kekuasaan dan jika ada perbedaan pendapat
kembalikan kepada al-Quran dan Sunnah. Pada pelaksanaan Peraturan Nagari
Sungai Tarab Nomor 7 Tahun 2022 tentang Pasar, masih ditemukan para
pedagang yang tidak mematuhi pemimpin dalam suatu wilayah agar
terciptanya ketertiban dan kenyamanan di Nagari Sungai Tarab.

2. Prinsip Penegakan Hukum


Prinsip adalah dasar, asas atau kebenaran yang menjadi pokok dasar
berpikir dan bertindak (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1988 : 701). Jadi, yang
dimaksud dengan prinsip-prinsip penegakan hukum adalah asas-asas
kebenaran yang menjadi dasar untuk penegakan hukum dalam masyarakat,
yang tanpanya mustahil hukum dapat ditegakkan.
Prinsip penegakan hukum oleh Pemerintah Nagari Sungai Tarab dalam
pelaksanaan Peraturan Nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun 2022 belum
terpenuhi penegakan hukum nya. Artinya penegakan hukum tersebut belum
69

terlaksana secara maksimal.Sebab ketika ada pelanggaran terhadap peraturan


nagari ini, pemerintah nagari tidak menindaknya karena tidak ada nya sanksi
denda dan pidana yang mengatur tentang pelanggaran terhadap peraturan
nagari ini. Seperti yang disampaikan oleh Wali Nagari Sungai Tarab :
“Kami dari pihak pemerintah nagari belum memberikan sanksi terkait
pedagang pasar yang berjualan di bahu jalan ini, baru sebatas himbauan
guna menumbuhkan kesadaran bagi masyarakat”(Romi, 2023).

Hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa pihak pemerintah belum


memberikan sanksi terhadap pedagang pasar yang melanggar aturan ini.
Penegakan hukum yang dilakukan oleh Pemerintah Nagari Sungai Tarab
mengenai peraturan nagari tersebut masih lemah karena Pemerintah Nagari
Sungai Tarab belum memberikan pengawasan dan sosialisasi yang tidak tepat
sasaran. Prinsip-prinsip penegakan hukum dalam al-Quran, dijelaskan dalam
ayat di bawah ini menurut penulis cukup representatif, ayat tersebut adalah
sebagai berikut :
ۗ
‫ض ُّل هعلهْي هها هوهْل ته ِزُر هوا ِزهرةر ِّوْزهر اُ ْخ ٰر ۗى‬
ِ ‫ض َّل فهاََِّّنها ي‬
‫ه‬
ِ ِ ِ
‫هم ِن ْاهته ٰدى فهاََّّنها يه ْهتهد ْي لنه ْف ِسهٖۚ هوهم ْن ه‬
ِ
‫هوهما ُكنَّا ُم هع ّذبِ ْ ه‬
‫ي هح ّٰت نهْب هع ه‬
‫ث هر ُس ْوًْل‬
Terjemahannya :
“Barangsiapa berbuat sesuai dengan petunjuk (Allah), maka sesungguhnya itu
untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barang siapa tersesat maka
sesungguhnya (kerugian) itu bagi dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa
tidak dapat memikul dosa orang lain, tetapi Kami tidak akan menyiksa
sebelum Kami mengutus seorang rasul.”. (Q.S Al-Isra (17) :15)

Berdasarkan penjelasan ayat yang dijelaskan bahwa barang siapa berada


di atas petunjuk dan mengikuti jalan kebenaran, maka sesungguhnya pahala
perbuatan itu hanya kembali kepadanya. Namun yang penulis lihat masih
belum efektif mengenai penegakan hukum bagi yang melanggar Peraturan
Nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun 2022 tentang Pasar Nagari.
3. Prinsip Keadilan
Keadilan dalam terminologi al-Quran disebut dengan dua istilah yakni al-
Qisth dan al-adl. Keduanya merupakan prinsip yang paling mendasar dalam
penegakan hukum (Ahmad, 1994 : 887). Prinsip keadilan belum terpenuhi
70

oleh Pemerintah Nagari Sungai Tarab dalam pelaksanaan peraturan nagari


tersebut dan prinsip itu harus ditegakkan dalam masyarakat sehingga prinsip
keadilan dalam Pelaksanaan Peraturan Nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun
2022 belum terpenuhi, sebab proses mengenai peraturan tersebut tidak
dilakukan secara menyeluruh. Dampak yang ditimbulkan banyak dari
pedagang yang tidak mengetahui, dan berdampak kurang maksimalnya
terhadap penetapan peraturan nagari tersebut.
Prinsip-prinsip keadilan , dijelaskan dalam ayat di bawah ini adalah
sebagai berikut :

‫ي اِ ْن‬ ِ ِ ٓ ِِ ۤ ِ ِ ‫ٰٰٓيهيُّها الَّ ِذين اٰمنُوا ُكونُوا قه َّو ِام‬


‫ي ِِبلْق ْسط ُش هه هداءه ّٰلل هوله ْو هع ٰلى اهنْ ُفس ُك ْم اهِو الْ هوال هديْ ِن هو ْاْلهقْ هربِ ْ ه‬ ‫ه ْ ه ه ْ ْ ْ ْه‬
ۗ
ِ ‫الل اهو ٰل ِبِِما فه هل تهتَّبِعوا ا ْْل ٰٓوى اه ْن تهع ِدلُوا واِ ْن ته ْلوٖ ٓۚا اهو تُع ِر‬ ِ ِ
ّٰ ‫ض ْوا فها َّن‬
‫الله‬ ُ ْ ْ ‫ْ ْ ه‬ ‫ُ ه‬ ‫يَّ ُك ْن هغنيًّا اهْو فهق ْ ًْيا فه ُّٰ ْ ه‬
‫هكا هن ِِبها ته ْع هملُ ْو هن هخبِ ْ ًْيا‬
Terjemahannya :
“Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi
saksi karena Allah, walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu bapak
dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka
Allah lebih tahu kemaslahatan (kebaikannya). Maka janganlah kamu
mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika
kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka
ketahuilah Allah Mahateliti terhadap segala apa yang kamu kerjakan”. (Q.S An-
Nisa (4) :135)

Berdasarkan penjelasan ayat yang dijelaskan bahwa ayat tersebut


memberikan pesan yang sangat padat dan mendalam berkaitan dengan
pentingnya prinsip keadilan. Pada pelaksanaan Peraturan Nagari Sungai Tarab
Nomor 7 Tahun 2022 tentang Pasar Nagari penulis sudah melihat pemerintah
nagari dalam menegakkan keadilan, keadilan di sini ialah persamaan tempat
dalam lokasi berjualan pada hari pasar, penegakan keadilan secara terus
menerus tiada henti dalam kehidupan ini.
4. Prinsip Amar Ma’ruf Nahi Munkar
Secara terminologi arti Ma’ruf Nahi Munkar ialah mengajak kepada
perbuatan yang baik dan mencegah kepada perbuatan munkar. Secara
etimologi amar berarti adalah perintah, ajakan, himbauan bahkan juga berarti
71

permohonan, ma’ruf artinya baik, layak, patut. Nahi munkar berarti melarang,
mencegah dan munkar berarti durhaka (Ahmad, 1997 : 1462). Prinsip ini
mengajak kepada setiap orang untuk melakukan kebaikan dan mencegah
kemunkaran secara konstitusional dengan cara membuat peraturan
perundang-undangan di tingkat pusat dan peraturan daerah di tingkat
provinsi dan kabupaten atau kota. Prinsip ini sudah terpenuhi, sebab
Peraturan Nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun 2022 dibuat untuk
ketentraman dan ketertiban masyarakat.
Prinsip Amar Ma’ruf Nahi Munkar , dijelaskan dalam ayat di bawah ini
adalah sebagai berikut :
ۤ
ِ ٰ ِ ‫اْل ِْي وَيْمرو هن ِِبلْمعرو‬ ِ ِ
‫ف هويهنْ هه ْو هن هع ِن الْ ُمنْ هك ِر ۗ هواُول ِٕى ه‬
‫ك ُه ُم الْ ُم ْفل ُح ْو هن‬ ْ ُ ْ ‫هولْته ُك ْن ّمنْ ُك ْم اَُّمةر يَّ ْدعُ ْو هن ا هل ْهْ ه ه ُ ُ ْ ه‬
Terjemahannya :
“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang
mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”. (Q.S Ali-Imran(3)
:104)

Berdasarkan penjelasan ayat yang dijelaskan bahwa ayat tersebut


memerintahkan kepada perbuatan kebajikan dan melarang kepada perbuatan
yang munkar dan perintah atau mengajak diri dan orang lain melakukan hal-
hal yang di pandang baik oleh agama dan melarang atau mencegah diri dan
orang lain untuk melakukan hal-hal yang dilarang oleh syariat. Pada Peraturan
Nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun 2022 tentang Pasar sudah terlaksana
untuk hal hal yang baik dan melarang kepada yang dilarang syariat.
5. Prinsip Amanah dan Taat
Amanah adalah lawan dari khianat, ia tidak di berikan kecuali kepada
orang yang dinilai oleh pemberinya dapat memelihara dengan baik apa yang
diberikannya itu (Shihab, 2004 : 480). Dapat penulis simpulkan manah adalah
suatu yang diserahkan pada pihak lain untuk dipelihara dan di kembalikan bila
tiba saatnya atau bila di minta oleh pemiliknya.
Prinsip ini dalam Pernag Nomor 7 Tahun 2022 di Pasar Nagari Sungai
Tarab belum terpenuhi. Sebab masih ada pedagang yang tidak mematuhi
72

peraturan tersebut di Pasar Nagari Sungai Tarab. Hal ini dapat diketahui
berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang penulis lakukan baik
dengan pedagang ataupun pemerintah seperti wali nagari dan badan
permusyawaratan rakyat nagari. Hal ini masyarakat tidak amanah dalam
menjalankan kewajibannya sebagai warga negara. Dilihat dari segi lain
pemerintah juga tidak amanah dalam menjalankan tugas dan fungsinya dalam
peraturan nagari ini.
Prinsip amanah dan taat , dijelaskan dalam ayat di bawah ini adalah
sebagai berikut :
ِ ِ ِ ِٓ ِ ِ
ّٰ ‫َّاس اه ْن هَْت ُك ُم ْوا ِِبلْ هع ْد ِل ۗ ا َّن‬
‫الله‬ ‫الله هَيْ ُمُرُك ْم اه ْن تُ هؤُّدوا ْاْله ٰمنٰت ا ٰل اه ْهل هها هوا هذا هح هك ْمتُ ْم بهْ ه‬
ِ ‫ي الن‬ ّٰ ‫ا َّن‬
ِ ‫نِعِ َّما يعِظُ ُكم بِهٖ ۗ اِ َّن ٰالل هكا هن هَِسي عا ب‬
‫ص ْ ًْيا‬ ‫ًْ ه‬ ‫ّه‬ ْ ‫ه‬
Terjemahannya :
“Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang
mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”. (Q.S An-Nisa(4)
:58)

Berdasarkan penjelasan ayat yang dijelaskan bahwa amanah adalah


sesuatu yang diserahkan kepada pihak lain untuk dipelihara dan dikembalikan
bila saatnya diminta oleh pemilik. Pada Pelaksanaan Peraturan Nagari Sungai
Tarab Nomor 7 Tahun 2022 tentang Pasar dijelaskan bahwa setiap orang yang
berjualan disekitaran pasar di minta untuk membayar uang restribusi pasar
namun untuk ped agang yang berjualan di bahu jalan mereka merasa
keberatan dalam membayar restribusi pasar yang diminta setiap hari pasar.
6. Prinsip Musyawarah
Musyawarah merupakan esensi ajaran Islam yang wajib ditetapkan dalam
kehidupan sosial umat Islam. Syura memang merupakan tradisi Arab Pra
Islam yang sudah temurun. Oleh Islam tradisi ini dipertahankan karena syura
merupakan tuntutan abadi dari kodrat manusia sebagai makhluk sosial
(Ahmad, 1995 : 203). Pembentukan peraturan nagari ini telah memenuhi
prinsip musyawarah karena didasarkan pada asas kekeluargaan yang
mencerminkan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam pengambilan
73

keputusannya karena dalam prosedur pembuatan peraturan ini telah sesuai


dengan peraturan perundang-undangang yang berlaku.
Seperti yang dikatakan oleh Wali Nagari Sungai Tarab:
“ Dalam menciptakan Peraturan Nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun 2022
tentang Pasar Nagari telah sesuai teknis penyusunan sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku”(Romi,2023).

Permasalahan yang ada setelah adanya peraturan tersebut tentu ada,


dapat dilihat bagaimana di dalam permasalahan yang ada di siyasah
tanfidziyah mengenai hubungan atara pemimpin di satu pihak dan rakyatnya
di pihak lain dan serta kelembagaan yang ada di masyarakat, oleh karena itu
dalam siyasah tanfidziyah terdapat pengaturan terkait realisasi kemaslahatan
manusia serta memenuhi kebutuhannya dengan tujuan untuk mewujudkan
kemaslahatan dengan adanya pemerintah nagari yang melakukan kebijakan.
Prinsip musyawarah , dijelaskan dalam ayat di bawah ini adalah sebagai
berikut :

‫ٰه ْم يُنْ ِف ُق ْو هن‬ ِ َّ ‫استه هجابُ ْوا لِهرِّبِِ ْم هواهقه ُاموا‬ ِ


ُ ‫الص ٰلوةه هواهْمُرُه ْم ُش ْوٰرى بهْي نه ُه ْم هوِمَّا هرهزقْ ن‬ ْ ‫هوالَّذيْ هن‬
Terjemahannya :
“dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhan dan
melaksanakan salat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah
antara mereka; dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami
berikan kepada merek”. (Q.S As-Syura(42) :38)

Berdasarkan penjelasan ayat yang dijelaskan bahwa Begitu pentingnya


musyawarah bagi kehidupan manusia, maka al-Qur’an mengisyaratkan
kepentingan sebagai kewajiban bagi seorang muslim dan menjadikan sistem
ini sebagai salah satu undang-undang bagi hukum Islam. Dapat disimpulkan
bahwa pemerintah Nagari Sungai Tarab telah melakukan musyawarah
sebelum merancang Peraturan Nagari Sungai Tarab Nomo 7 Tahun 2022
tentang Pasar bersama badan permusyawaratan rakyat nagari, kerapatan adat
nagari dan lembaga masyarakat nagari.
Oleh karena itu berdasarkan penjelasan di atas penulis dapat mengambil
kesimpulan bahwa peraturan nagari ini dari segi substansi telah mengacu
kepada kemaslahatan yang ada dalam siyasah tanfidziyah namun masih
74

terdapat beberapa prinsip-prinsip dari siyasah tanfidziyah yang belum


terpenuhi dalam aspek pelaksanaanya.
Secara sistematis penulis menyimpulkan berdasarkan wawancara dengan
Wali Nagari Sungai Tarab, Badan Permusyawaratan Rakyat Nagari Sungai
Tarab dan pedagang pasar di Pasar Nagari Sungai Tarab, bahwa praktek
pelaksanaan Peraturan Nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun 2022 tentang
Pasar dalam perspektif siyasah tanfidziyah. Siyasah tanfidziyah menjelaskan
pemerintah Islam memiliki tugas untuk mengatur dan mengurus segala hal
yang di dalamnya memerlukan peraturan sehingga masyarakat menjadi
teratur dan bisa mencapai kemaslahatan. Namun berdasarkan wawancara
penulis dengan pedagang lakukan disimpulkan bahwa para pedagang masih
enggan melakukan kewajibannya sebagai warga negara. Untuk prinsip
penegakan hukum yang dilakukan oleh pemerintah nagari Sungai Tarab
penulis mendapatkan kesimpulan dengan mewawancarai wali nagari
mengenai penegakan hukum namun pemerintah nagari yang membuat
peraturan nagari tersebut belum ada aturan yang mengatur bagi pedagang
pasar yang melanggar peraturan nagari tersebut. Prinsip keadilan dalam
siyasah tanfidziyah menjelaskan bahwa prinsip ini harus dipenuhi oleh
pemerintah dan prinsip ini harus ditegakkan dalam masyarakat, namun untuk
prinsip keadilan ini sesuai dengan hasil wawancara penulis dengan wali nagari
Sungai Tarab mendapatkan kesimpulan bahwa pemerintah nagari belum
menyediakan lokasi berjualan yang tepat bagi pedagang yang masih berjualan
di bahu jalan karena belum adanya rencana untuk melakukan renovasi
terhadap pasar nagari.
Prinsip siyasah tanfidziyah mengenai prinsip Amar Ma’ruf Nahi Munkar
ialah mengajak kepada perbuatan yang baik dan mencegah kepada perbuatan
munkar, pemerintah Nagari Sungai Tarab beserta jajaran telah mengajak para
pedagang pasar terutama yang berjualan di Pasar Nagari Sungai Tarab untuk
patuh dan taat kepada peraturan yang telah ada dan telah memberikan
himbauan, ajakan, dan perintah mengenai pelaksanaan peraturan Nagari
75

Sungai Tarab tersebut. Prinsip amanah dan taat sebagaimana dijelaskan pada
prinsip siyasah tanfidziyah menjelaskan bahwa memelihara yang diberikan
oleh orang lain kepada seseorang, namun yang penulis amati untuk prinsip
amanah dan taat pedagang pasar yang berjualan belum mentaati aturan yang
dibuat oleh kepala pemerintahan pada daerah tersebut sebagaimana
wawancara penulis dengan pedagang. Prinsip terakhir yang dijelaskan pada
prinsip-prinsip siyasah tanfidziyah yaitu prinsip musyawarah, pada prinsip ini
dapat penulis simpulkan sesuai dengan hasil wawancara dengan Wali Nagari
Sungai Tarab, pemerintah Nagari Sungai Tarab telah melakukan musyawarah
sebelum membuat peraturan nagari tersebut secara bersama yang dilakukan
dengan badan permusyawaratan rakyat nagari, kerapatan adat nagari dan
lembaga pemberdayaan masyarakat.
Berdasarkan uraian dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip yang ada
pada siyasah tanfidziyah terhadap Peraturan Nagari Sungai Tarab Nomor 7
Tahun 2022 tentang Pasar Nagari belum terpenuhi. Prinsip siyasah tanfidziyah
yang belum terpenuhi adalah pemerintah nagari belum melaksanakan prinsip
penegakan hukum terhadap Peraturan Nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun
2022 tentang Pasar Nagari yang kedua prinsip keadilan, pemerintah nagari
belum melaksanakan prinsip keadilan berdasarkan hasil wawancara penulis
dengan pedagang pasar dan prinsip amanah dan taat penulis simpulkan
bahwa pedagang pasar tidak patuh dan tunduk kepada pemimpin di Nagari
Sungai Tarab. Prinsip amanah dan taat sebagaimana dijelaskan pada prinsip
siyasah tanfidziyah menjelaskan bahwa memelihara yang diberikan oleh orang
lain kepada seseorang, namun yang penulis amati untuk prinsip amanah dan
taat pedagang pasar yang berjualan belum mentaati aturan yang dibuat oleh
kepala pemerintahan pada daerah tersebut sebagaimana wawancara penulis
dengan pedagang. Prinsip-prinsip siyasah tanfidziyah yang sudah terpenuhi
prinsip Amar Ma’ruf Nahi Munkar ialah mengajak kepada perbuatan yang baik
dan mencegah kepada perbuatan munkar, pemerintah Nagari Sungai Tarab
beserta jajaran telah mengajak para pedagang pasar terutama yang berjualan
76

di Pasar Nagari Sungai Tarab untuk patuh dan taat kepada peraturan yang
telah ada dan telah memberikan himbauan mengenai pelaksanaan peraturan
Nagari Sungai Tarab tersebut. Kedua prinsip musyawarah, pada prinsip ini
dapat penulis simpulkan sesuai dengan hasil wawancara dengan Wali Nagari
Sungai Tarab, pemerintah Nagari Sungai Tarab telah melakukan musyawarah
sebelum membuat peraturan nagari tersebut secara bersama yang dilakukan
dengan badan permusyawaratan rakyat nagari, kerapatan adat nagari dan
lembaga pemberdayaan masyarakat.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan pada


bab sebelumnya dapat diambil beberapa kesimpulan:
1. Pelaksanaan Peraturan Nagari Sungai Tarab Nomor 7 Tahun 2022 tentang
Pasar Nagari di Pasar Nagari Sungai Tarab belum terlaksana dengan baik
karena mayoritas pedagang yang berjualan di pinggir jalan atau bahu jalan
tidak mengetahui tentang berjualan di Pasar Nagari Sungai Tarab dalam
pengendalian ketertiban dan kenyamanan yang ada dalam peraturan
nagari ini
2. Faktor yang menjadi pendukung pelaksanaan Peraturan Nagari Nomor 7
Tahun 2022 tentang Pasar Nagari adanya pasar nagari yang dimiliki
Nagari Sungai Tarab, adanya pedagang pasar sebagai subjek hukum dalam
peraturan nagari, fasilitas pasar yang disediakan oleh pemerintahan
nagari, sosialisasi dan pengawasan terhadap peraturan nagari ini.
Sedangkan faktor penghambat yaitu, pengetahuan pedagang yang masih
kurang, kurangnya pengawasan dan solusi maksimal dari pemerintah
Nagari Sungai Tarab, fasilitas pasar yang ada di dalam pasar kurang
sehingga pedagang tetap berjualan di bahu jalan dan para pedagang pasar
diwajibkan dalam membayar restribusi pasar.
3. Tinjauan Siyasah Tanfidziyah terhadap Pelaksanaan Peraturan Nagari
Nomor 7 Tahun 2022 tentang Pasar Nagari, dari segi substansi telah
mengacu kepada kemaslahatan yang dalam siyasah tanfidziyah. Namun
masih ada beberapa prinsip yang belum terpenuhi dalam aspek
pelaksanaannya di antara lain pemerintah nagari belum melaksanakan
prinsip keadilan, pemerintah nagari belum melaksanakan prinsip
keadilan dalam hal ini mengenai pembayaran restribusi pasar yang wajib
dibayarkan oleh seluruh pedagang yang berjualan di sekitaran Pasar
Nagari Sungai Tarab, namun bagi pedagang yang berjualan di luar pasar
nagari atau di pinggir jalan itu mereka diwajibkan juga membayar

77
78

restribusi pasar sedangkan para pedagang tersebut tidak mendapatkan


fasilitas yang sama dengan pedagang yang berjualan di dalam pasar nagari
sehingga pedagang yang berjualan di luar diwajibkan untuk membayar
restribusi pasar nagari tersebut.
5.1 Saran
1. Diharapkan kepada pemerintah khusunya kepada Pemerintah Nagari
Sungai Tarab agar dapat mensosialisasikan peraturan nagari Sungai Tarab
Nomor 7 tahun 2022 tentang pasar nagari secara menyeluruh terutama
kepada pedagang pasar yang masih berjualan di pinggir jalan yang dapat
membahayakan keselamatan mereka dalam berjualan, karena masih ada
pedagang yang tidak mengetahui adanya peraturan ini di samping itu
Pemerintah Nagari Sungai Tarab diharapkan memperkuat pengawasan
dan memberikan solusi terbaik kepada pedagang pasar yang belum
mendapatkan tempat dalam pasar untuk berjualan.
2. Diharapkan kesadaran pedagang pasar Nagari Sungai Tarab yang
berjualan di pinggir jalan atau di bahu jalan terhadap pentingnya dalam
menjaga ketertiban dan kenyamanan dalam pemanfaatan fasilitas umum.
3. Diharapkan kepada masyarakat yang mengerti atau memiliki kesadaran
mengenai hukum agar memberikan edukasi kepada masyarakat yang
belum memiliki kesadaran terhadap aturan.
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan Terjemahannya.

Abdul Wahib. 2009. Ilmu Ushul al-fiqh, Dar al-Qolam

Aldo, Aviandri. 2015. Peranan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Dalam


menjalankan Fungsi Pengawasan Pemerintah Desa Studi Kasus Pada
Desa Sukoharjo Kecamatan Kidul Kabupaten Kediri, Skripsi, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional
“Vetera” Jawa Timur.

Amiruddin, dan Zainal Asikin. 2010. Pengantar Metode Penelitian Hukum.


Jakarta: Rajawali Pers.

Anwar Chairul, 1997. Hukum Adat Indonesia Meninjau Adat Minangkabau.


Jakarta: PT. Rineka Cipta. A. Fuad Usfa. 2006.

Attamimi, A. Hamid S. 1992. Teori Perundang Undangan Indonesia, Jakarta

Azan Muhammad,“Peran Badan Musyawarah Nagari (Bamus) Dalam


Melakukan Pengawasan Terhadap Penyelenggaraan Pemerintahan
Nagari Di Nagari Canduang Koto Laweh Kabupaten Agam Provinsi
Sumatera Barat”, Tesis, (Padang: Universitas Andalas,2016)

Bambang Sunggono. 1997. Metode Penelitian Hukum. Jakarta: PT. Jasa


Grafindo Persada.

Charles Simabura, 2011. Konstitusional Pembatalan Peraturan Daerah


Melalui Keputusan Menteri Dalam Negeri, Jurnal Konstitusi, PUSaKO
FH-UA, Vol.IV No.1, Juni 2011 hal.137-162

Chilid Narabuko, Abu Ahmad. 2007. Metode Penelitian Perpustakaan. Jakarta:


Yayasan Obor Indonesia.

Dedy Supriady Bratakusumah dan Dadang Solihin, 2002. Otonomi


Penyelenggaraan Pemerintah Daerah. Jakarta:Gramedia.

Djamluddin, 1994. Psikologi Islami, Solusi Islam Atas Problem Psikologi.


Yogyakrta: Pustaka Pelajar.

Data Base Nagari Sungai Tarab 2021-2022

Farid Abdul Khalid, 2005. Fiqh Politik Islam. Jakarta:Kencana.

Fauzi Iswari, 2020. Partisipasi Masyarakat dalam Melalui Konsultasi Publik


dalam Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, Jurnal Ilmu
Hukum, Vol 17

Haw Widjaja.2005.Kepemimpinan Pemerintah Indonesia. Jakarta: Raja


Grafindo Persada.

H. Koester, 1997. Perspektif Lingkungan Desa dan Kota, UI Press, Jakarta; Surya
Prahara, Jurnal Pelangi Research of Education and Development,
Kewenangan Badan Musyawarah (BAMUS) Nagari Dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan Nagari Di Kabupaten Agam, STKIP PGRI
Sumatera Barat, Vol. 6 No. 1 Desember2013 Halaman 53-61

Inu Kencana Syafei.2016.Sistem Administrasi Negara Republik Indonesia.


Jakarta: Bumi Aksara.

Maria Farida, 2002. Kedudukan Materi Muatan Peraturan Pemerintah


Pengganti Undang-Undang. Yogyakarta.

Muhammad Iqbal. 2009. Kontektualisasi Doktrin Politik Islam. Jakarta:Gaya


Media

Muhammad Solekhan. 2012, Penyelenggaraan Pemerintah Desa. Malang


:Setara Press

Nazir Mohamad . 1998. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. 2006

Nusyirman Efendi, Pandangan Kebudayaan Minangkabau terhadap Ekonomi,


Makalah disampaikan pada diskusi, model Alternatif Nagari dalam
Kontek kekinian, diselenggarakan P3SD Padang, Gedung Genta
Budaya 27 April 2000.

Pangestu Sari Rahayu, 2021. Pengaruh Jumlah Penduduk. Malang

Ronny Hanitejo.1990.Metode Penelitian Hukum dan Jurimetri. Jakarta: Ghalia


Indonesia

Sugiyono.2016.Metode Penelitian R dan Kualitatif, Kualitatif D. Bandung:


Alfabeta

Suyuthi Pulungan, 2002. Ajaran, Sejarah dan Pemikiran Fiqh Siyasah.


Jakarta:Raja Grafindo.

Suwaid Fahmi, 2014. Hadist Nabi dan Fungsinya Dalam Hukum Islam,
Jakarta:Gema Insani Press.

Usman Efendi, 2014. Keimagrasian dan Peraturan Pemerintah. Jakarta:Media


Imigrasi
Widjaja Haw,2005. Kepemimpinan Pemerintah Indonesia. Jakarta :Raja
Grafindo Persada.

Zuhaili, 2014. Tafsir Al-Munir. Jakarta:Gema Insani

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Pengganti Undang-Undang Nomor


32 Tahun 2004

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005

Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor 7 Tahun 2018 Tentang


Nagari

Peraturan Daerah Kabupaten Tanah Datar Nomor 4 Tahun 2008 Tentang


Nagari

Anda mungkin juga menyukai