Anda di halaman 1dari 83

HALAMAN COVER

TINJAUAN PRAKTIK JUAL BELI PAKAIAN BEKAS DI


MEDIA SHOPPE DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF
DAN HUKUM ISLAM

SKRIPSI

Oleh:
DIMAS RUSANDRA ADI SAPUTRA
NIM : 201818933008

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH


SEKOLAH TINGGI ILMU SYARIAH DARUL FALAH
BONDOWOSO
2023
HALAMAN JUDUL

TINJAUAN PRAKTIK JUAL BELI PAKAIAN BEKAS DI


MEDIA SHOPPE DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF
DAN HUKUM ISLAM

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Hukum(SH)

Oleh:
DIMAS RUSANDRA ADI SAPUTRA
NIM : 201818933008

PROGRAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARI’AH


SEKOLAH TINGGI ILMU SYARIAH DARUL FALAH
BONDOWOSO
2023
i
PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul “TINJAUAN PRAKTIK JUAL BELI PAKAIAN BEKAS


DI MEDIA SHOPPE DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN HUKUM
ISLAM” yang di tulis oleh Dimas Rusandra Adi Saputra, telah di setujui untuk di
uji dan di pertahankan di depan dewan penguji skripsi.

Bondowoso,
Pembimbing I

Musram Doso, S.H. M.H.


NIP. 21160884404

Bondowoso,
Pembimbing II

Iklil Hasbiyalla, S.Sy., M.H.


NIP. 2110109104

ii
PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “TINJAUAN PRAKTIK JUAL BELI PAKAIAN BEKAS


DI MEDIA SHOPPE DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN HUKUM
ISLAM” yang di tulis oleh Dimas Rusandra Adi Saputra ini,telah di pertahankan
di depan dewan penguji Skripsi Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Darul Falah
Bondowoso pada hari tanggal ..dan di terima sebagai salah satu
persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum (SH).

DEWAN PENGUJI
1. Ketua Penguji :
2. Anggota :
a. Penguji Utama:
b. Penguji I :
c. Penguji II :

Bondowoso,
Mengesahkan STIS Darul Falah
Ketua,

Sutriyono S.Ag.,M.M

iii
ABSTRAK

Dimas Rusandra Adi Saputra, 2022. Tinjauan Praktik Jual Beli Pakaian Bekas
Di Media Shoppe Dalam Perspektif Hukum Positif Dan Hukum Islam. Skripsi.
Program Studi Ahwalus Syakhsiyah Sekolah Tinggi Ilmu Syari’ah Darul Falah
Bondowoso.
Kata Kunci : Jual Beli Pakain Bekas, Media Shoppe, Hukum Islam dan Hukum
positif

Maraknya pakaian bekas yang beredar di Indonesia sedikit banyak


berpengaruh terhadap daya beli masyarakat, seperti yang terjadi pada
beberapa toko di Pasar Perumnas Way Halim Bandar Lampung. Harga
yang relatif murah dan terjangkau bagi semua kalangan adalah yang
melatarbelakangi para pembeli membeli pakaian bekas.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana sistem jual
beli pakaian bekas di Pasar Perumnas Way Halim Bandar Lampung dan
bagaimana perspektif hukum Islam tentang sistem jual beli pakaian bekas
di Pasar Perumnas Way Halim Bandar Lampung. Adapun penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah sistem jual beli pakaian bekas di Pasar
Perumnas Way Halim Bandar Lampung telah sesuai dengan ketentuan
hukum Islam.Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research)
yang bersifat deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan, mencatat,
dan menganalisis, mengenai bagaimana sistem jual beli pakaian bekas di
Pasar Perumnas Way Halim Bandar Lampung. Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan metode observasi, dan wawancara.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan praktik
jual beli pakaian bekas di Pasar Perumnas Way Halim Bandar Lampung
dilihat dari sisi pandangan hukum Islam dari segi subjeknya jual beli ini
adalah sah, karena telah memenuhi rukun dan syarat dalam bermu ’amalah,
tetapi dibatalkan dari segi objeknya karena jual beli ini ilegal, meski masih

iv
tergolong aman untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari oleh para
pembeli, tetapi tetap dilarang karena sesuai dengan peraturan Menteri
Perdagangan mengenai larangan impor pakaian bekas yang dapat
menimbulkan kerugian bagi para pembeli karena dapat menimbulkan
berbagai macam penyakit, serta dapat merugikan industri dalam negeri.

v
KATA PENGANTAR
Segala puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
Azzawajalla yang telah memberikan hidayah dan taufiqnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini walaupun jauh dari sempurna. Sholawat dan salam
penulis haturkan keharibaan baginda Rosulullah SAW, keluarganya, para
sahabatnya, serta para penyambung dan penerus risalahnya.
Penulis skripsi ini bukanlah semata mata hasil murni penulisan
melainkan bantuan dari berbagai pihak yang telah sudih dan ikhlas meluangkan
waktu, tenaga dan pikirannya demi terselesainya skripsi ini, sehingga penulis
menyampaikan penghargaan yang setinggi tingginya dan mengucapkan banyak
banyak terimakasih kepada yang terhormat.
1. Sutriyono, S.Ag., M.M. Selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Syariah
Darul Falah Bondowoso yang telah memberikan ijin dan bimbingan
yang bermanfaat.
2. Syaiful Bakri, S.H., M.H. selaku Pembantu Ketua I Sekolah Tinggi
Ilmu Syariah Darul Falah Bondowoso yang telah banyak memberikan
informasi tentang kegiatan akademik.
3. Usman, S.Sy., M.H. Selaku Ketua Program Studi Hukum Keluarga
Islam Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Darul Falah Bondowoso yang
selalu memotivasi kami dan telah memberikan dukungan moral bagi
kami terhadap kelancaran dan penyelesaian skripsi ini.
4. Musram Doso, S.H., M.H. Selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan motivasi, sekaligus memberikan banyak ilmu dan
bimbingan dengan penuh kesabaran, petunjuk dan arahan dalam
penyusunan skripsi.
5. Iklil Hasbiyallah, S.Sy., M.H. Selaku Dosen Pembimbing II yang
telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga
penelelian ini berjalan dengan lancer sampai selesai.
6. Seluruh Dosen Sekolah Tinggi Ilmi Syariah Darul Falah Bondowoso
yang telah banyak memberikan ilmu, mendidik dan membimbing
selama penulisan menempuh Pendidikan dialmamater tercinta.
vi
7. Kepada kedua orang tua yang telah memberikan dukungan serta
semangat kepada penulis sehingga menjadi penyemangat utama bagi
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Teman teman seperjuangan di Sekokah Tinggi Ilmu Syariah Darul
Falah Bondowoso yang senantiasa memberikan motivasi dan
dukungan hingga terselesaikannya skripsi ini.
9. Sayangku widad yang telah membantu sampai berakhirnya skripsi ini
semoga jodoh dunia akhirat.
Semoga penyusunan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulisan pada
khususnya dan pembaca pada umumnya.

Bondowoso, ..
Penulis

DIMAS RUSANDRA ADI SAPUTRA


NIM. 201818903005

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER................................................................................................i
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
PERSETUJUAN......................................................................................................ii
PENGESAHAN......................................................................................................iii
ABSTRAK..............................................................................................................iv
KATA PENGANTAR............................................................................................vi
DAFTAR ISI........................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Konteks Penelitian........................................................................................1
B. FOKUS PENELITIAN.................................................................................5
C. TUJUAN PENELITIAN...............................................................................5
D. MANFAAT PENELITIAN...........................................................................6
E. DEFINISI ISTILAH.....................................................................................6
F. SISTEMATIKA PENULISAN.....................................................................7
BAB II KAJIAN PUSTAKA..................................................................................9
A. Penelitian Terdahulu.....................................................................................9
B. Kajian Teori................................................................................................14
BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................34
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian.................................................................34
B. PENDEKATAN PENELITIAN.................................................................34
C. Jenis Penelitian............................................................................................35
D. LOKASI PENELITIAN..............................................................................35
E. Kehadiran Peneliti.......................................................................................37
F. Subjek Penelitian.........................................................................................38
G. Sumber Data................................................................................................39
H. Tekhnik Pengumpulan Data........................................................................39

viii
I. Analisis Data...............................................................................................40
J. Keabsahan Data...........................................................................................42
K. Tahap Penelitian..........................................................................................43
BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS.....................................................45
A. Paparan Data dan Analisis..........................................................................45
B. Pembahasan Temuan...................................................................................52
BAB V PENUTUP................................................................................................66
A. KESIMPULAN...........................................................................................66
B. Saran............................................................................................................67
DAFTAR RUJUKAN............................................................................................68
PERNYATAAN KEASLIAN................................................................................70
LAMPIRAN...........................................................................................................71
RIWAYAT HIDUP 73

ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Konteks Penelitian

Pada masa sekarang ini cara melakukan jual beli mengalami

perkembangan. Umumnya jual beli dilakukan oleh penjual dan pembeli yang

bertemu secara langsung dan ada barang yang diperjual belikan, namun saat

ini jual beli dapat dilakukan tanpa perlu adanya pertemuan antara penjual dan

pembeli. Jual beli seperti ini menggunakan media internet dan disebut dengan

jual beli online.

Dalam transaksi jual beli di media shopee penjual dan pembeli tidak

perlu bertemu secara langsung namun pembeli dapat memilih barang yang

dibutuhkannya dalam bentuk pemesanan barang yang diperjual belikan hanya

ditunjukkan dalam bentuk gambar yang dilengkapi dengan memudahkan

pembisnis atau pembeli untuk menghemat waktu dan biaya karena promosi,

pemesanan, dan pembayaran bisa dilakukan secara online dan pengiriman juga

mudah karena banyak penyedia jasa pengiriman paket. Hal ini berbeda dengan

bisnis shoppe dimana seseorang harus melakukan promosi maupun

pembayaran dengan berbagai tempat yang berbeda sehingga menyita waktu

dan menguras biaya.

Indonesia ini banyak yang tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya,

hal ini banyak orang yang memicu yang cendrung membeli pakaian bekas dari

pada pakaian baru. Kondisi seperti ini terjadi Karena perekonomian yang

sangat lemah sehingga untuk memenuhi kebutuhan hidupnya pun sangat sulit

apalagi untuk membeli sebuah pakaian baru.

1
2

Proses jual beli dalam pasal 1457 KUHPdt berarti suatu perjanjian

dimana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu bemda

dan pihak lain untuk membayar harga benda yang telah diperjanjikan. 1

Sedangkan dalam islam, jual beli yaitu disebut dengan al-ba ’I yang berarti

menjual, mengganti dan menukar sesuatu dengan yang lain. Lafal al-ba ’I

dalam bahasa arab terkadang digunakan untukpengertian lawannya, yakni kata

asy-syira’ (beli).

Pakaian adalah kebutuhan pokok yang sangat penting bagi manusia,

Karena bisa melindungi diri dari panas, dingin juga memperindah penampilan.

Secara rasio barang bekas tidak terlepas dari sifat cacat selain melihat barang

yang dijual pembeli membutuhkan tempat, sehingga melihat barangnya secara

langsung dan mengidentifikasi kecacatan barang tersebut atau tidak dengan

kekurangan barang yang dijual, karena cacat menurut bahasa apa-apa yang

dapat menghilangkan kejadian suatu barang yang menyebabkan berkurangnya

keaslian barang tersebut.2Adapun bekas mempunyai beberapa pengertian yaitu

bisa diartikan dengan tanda tertinggal atau tersisa yang sebelumnya sudah

terpakai, atau sesuatu yang tertinggal sebagai sisa yang sudah rusak, yang

tidak digunakan lagi dan sebagainya. Dan melalui barang bekas ini

memungkinkan bagi mereka untuk tidak perlu mengeluarkan uang banyak

agar bisa memilkinya.

Jual beli pada dasarnya dibolehkan oleh ajaran islam. Dalam hukum

ekonomi islam hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan transaksi jual

beli adalah barang yang diperjual belikan harus halal dan dengan jalan yang
1
AbdulKadir Muhammd, Hukum Perdata Indonesia (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, Informasi
(Jogjakarta: Deepublish, 2018),hlm. 18.
2
Ahmad Azhar Basir, Azas-Azas Muamalah, (Yogyakarta: Fakultas UII,1993,) 83.
3

halal pula. Kebolehan ini didasarkan kepada firman Allah dalam surat An-

Nisa' ayat 29 sebagai berikut

‫ْأ‬ ‫ٰا‬ ‫ٰٓي‬


‫َاُّيَها اَّلِذ ْيَن َم ُنْو ا اَل َت ُك ُلْٓو ا َاْم َو اَلُك ْم َبْيَنُك ْم ِباْلَباِط ِل ِآاَّل َاْن َتُك ْو َن ِتَج اَر ًة َع ْن َتَر اٍض‬

‫ِّم ْنُك ْم ۗ َو اَل َتْقُتُلْٓو ا َاْنُفَس ُك ْم ۗ ِاَّن َهّٰللا َك اَن ِبُك ْم َر ِح ْيًم ا‬

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan


harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.
dan janganlah kamu membunuh dirimu[287]; Sesungguhnya Allah
adalah Maha Penyayang kepadamu.

Salah satu aspek halal dalam jual beli menurut perspektif hukum

ekonomi islam adalah jual beli yang mengandung dari unsur gharar dan

tadlis ,judi, riba, dan segala perbuatan yang dilarang oleh syariat. 3Setiap

transaksi dalam islam harus didasarkan pada prinsip kerelaan kedua belah

pihak (‘an taradhim) yang merasa dicurangi atau ditipu. Karena sebabnya

adanya sesuatu yang uknow to one party (keadaan dimana salah satu pihak

tidak mengetahui informasi yang diketahui pihak lain) dalam bahasa fikihnya

disebut dengan istilah tadlis.4

Sebenarnya tak semua pakaian bekas bisa jadi barang reject atau

barang yang tidak bisa masuk retail alhasil dijual dengan harga yang

terjangkau, kegiatan ini bisa dikenal dengan istilah thrifhshop. Bisnis tersebut

sedang trend di kalangan milenial, banyak yang tertarik menjadi konsumen

dan bahkan menjadi pedagang atau reseller karena selain untuk memenuhi

kebutuhan sandang sebagian kalangan masyarakat.

Praktik jual beli pakaian bekas di media online shoppe sangat

memudahkan bagi penjual karena hanya melakukan packing barang saat

3
Amir Syaifuddin, Garis-garis besar fiqh (Bogor: Pernada Media, 2003). h. 198
4
Mardani, Hukum Ekonomi Syariah di Indonesia (Bandung: PT. Refika Aditama, 2011), h,195.
4

terdapat pembeli, kemudian barang akan diambil oleh jasa kirim sesuai waktu

yang ditentukan. Sedangkan untuk pembeli lebih memilih shopee karena

sangat menghemat waktu tidak perlu pergi ketoko thrift secara langsung

melainkan dengan menggunakan hp, serta sistem pembayaran yang bervariasi

bisa dengan melalui rekening bersama, COD, dan alfamart atau indomaret

sehingga sangat memudahkan bagi pembeli. Kedua pandangan hukum

ekonomi islam terhadap jual beli online shoppe pakaian bekas dapat dikatakan

sesuai dengan syariat islam.

Jual beli yang dilarang dalam islam tidak dilarang namun islam sangat

memerhatikan unsur-unsur dalam transaksi jual beli artinya bahwa semua

kegitan bermuamalah termasuk jual beli. Agar jual beli dapat dilaksanakan

secara sah dan memberikan manfaat yang tepat maka mengikuti rukun dan

syarat dari jual beli dapat dilakukan secara benar,jujur dan adil. Mengenai jual

beli kita juga harus mengetahui tentang adanya hukum-hukum dan aturan-

aturan jual beli sendiri itu seperti apa, apakah jual beli yang dilaksanakan

sudah sesuai dengan hukum islam atau belum. Oleh Karena itu, seseorang

yang melakukan dunia usaha harus memahami dan mengetahui hal-hal yang

berhubungan dengan jual beli sah atau tidak. Islam juga mengajarkan bahwa

hubungan dalam masyarakat harus dilakukan atas dasar pertimbangan yang

mendatangkan manfaat dan menghindarkan mudharat. Selain itu hukum islam

memberikan solusi sebagai pelengkap dari pada rukun dan syarat sah jual beli

yang telah terpenuhi yakni berupa khiyar. Khiyar adalah hak pilih antara

pelaku akad untuk meneruskan atau memebatalkan jaul beli. Perlu diketahui

hukum asal jual beli adalah mengikat, karena tujuan jual beli adalah
5

memindahkan kepemilikan. Hanya saja syariat menetapkan hak khiyar dalam

jual beli sebagai bentuk kasih saying terhadap kedua pelaku akad.

Jual beli merupakan transaksi paling kuat dalam dunia perniagaan. Jual

beli memilki peranan penting dalam meningkatkan kesejahteraan hidup

manusia. Menurut Jumhur Ulama salah satu yang menjadi rukun dan syarat

sah jual beli dalam hijab dan qabul, dimana terdapat syarat yang terkait

dengan hijab dan qabul yaitu hijab dan qabul dilakukan dalam satu majelis.

Dengan kata lain dalam melakukan jual beli dilakukan dengan cara

bertemunya antara penjual dan pembeli sehingga terciptalah ijab dan qabul ini

dalam satu tempat.

Berdasarkan latar belakang diatas , maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul : tinjauan praktik Jual beli Pakaian Bekas

Di Media Shoppe dalam Perspektif Hukum Positif dan Hukum Islam.

B. FOKUS PENELITIAN
1. Bagaimana Praktik jual beli pakaian bekas di media shoppe ?

2. Bagaimana perspektif hukum islam dan hukum positif tentang jual

beli pakaian bekas di media shoppee?

C. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian adalah :

1 Untuk mengetahui bagaimana praktek jual beli pakaian bekas di media

shopee

2 Untuk mengetahui bagaimana perspektif hukum islam dan hukum

positif tentang jual beli pakaian bekas di media Shoppe


6

D. MANFAAT PENELITIAN

Dalam penelitian ini penulis berharap dapat memberikan manfaat baik

secara teoritis maupun praktis, manfaat tersebut :

1. Secara teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memeberikan pemahaman kepada

masyarakat khususnya menganai pengembangan hukum ekonomi islam

yang terkait dengn praktek jual beli pakaian bekas di media shoppee dalam

hukum positif dan hukum islam. Penelitian ini juga diharapkan agar dapat

dijadikan sebagai rujukan dalam menggali informasi-informasi yang dapat

digunakan untuk penelitian selanjutnya

2. Secara praktis

Adapun manfaat secara praktis, penelitian ini dapat memberikan

kontribusi pemikiran dan komprehensif apakah sudah sesuai Khususnya

pada hukum positif dan hukum islam , terutama yang berkaitan dengan

jual beli di media shopee

E. DEFINISI ISTILAH
Untuk mempermudah pemahaman terhadap istilah dalam penelitian ini

maka dijelaskan maknanya sebagai berikut :

1. Jual Beli

Jual beli adalah menukar suatu barang dengan barang yang lain dengan

cara tertentu. Sesuai dengan ketentuan hukum adalah memenuhi

persyaratan-persyaratan, rukun-rukun, dan hal-hal yang ada kaitannya

dengan jual beli sehingga bila syarat-syarat dan rukunnya tidak terpenuhii

berarti tidak sesuai dengan ketentuan syara;.

2. Pakaian Bekas
7

Pakaian bekas adalah sesuatu yang harus bagi laki-laki dan perempuan,

sebab pakaian adalah penutup yang melindungi sesuatu yang dapat

menyebabkan malu apabila terlihat oleh orang lain. Jadi pakaian adalah

barang yang dipakai atau dikenakan oleh manusia, seperti baju, celana,

rok, dan lain sebagainya. Baju bekas yakni baju yang pernah dipakai

sebelumnya

3. Media Online Shoppe

Media Online shopee adalah segala jenis atau bentuk format media

aplikasi yang hanya bisa diakses lewat internet. Format media tersebut

berupa teks, foto, dan video. Penjualan online shopee yaitu transaksi yang

dilakukan via online yang artinya menggunakan platform seperti website

yang dihubungkan dengan internet.

F. SISTEMATIKA PENULISAN
Sistematika penulisan ini bertujuan agar penyusunan penelitian terarah

sesuai dengan bidang kajian untuk mempermudah penulisan, dalam penelitian

ini terbagi atas empat bab, dari empat bab tersebut terdiri dari sub bab, dimana

antara satu dengan yang lain saling berkaitan sebagai peulisan yang utuh.

Adapun penulisan adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini metode penelitian yang berfungsi menunjukkan langkah-

langkah untuk memulai penelitian. Akan diuraikan mengenai pendahuluan

yang terdiri dari :

Latar Belakang Masalah, Fokus Kajian, Tujuan Penelitian, Manfaat

Penelitian, Definisi Istilah, Metode Penelitian, dan Sistematika Pembahasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


8

Pada bab kedua membahas mengenai landasan teori yang digunakan

berdasarkan hasil pembahasan sub Bab I yang di dalamnya berisi tentang

praktik jual beli pakaian bekas di media online dan offline menurut perspektif

ekonomi islam, pengertian jual beli, hukum jual beli, Rukun dan syarat

jual beli, jual beli yang dilarang dalam islam

BAB III HASIL PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

Pada bab ini memaparkan tentang hasil penelitian yang digunkan

peneliti berisi tentang pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian ,

subjek peneliti, teknik pengumpulan data, analitis data, keabsahaan data, dan

tahap-tahap penelitian

BAB IV PENUTUP

Pada bab empat yaitu merupakan bagian akhir analisis atau penkajian

yang memuat kesimpulan yang telah dihasilkan dari penelitian yang telah

dilakukan. Kemudian membuat saran yang akan diberikan oleh peneliti

terhadap penelitian yang akan dilakukan.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Berikut penulis akan memaparkan beberapa karya ilmiah milik orang

lain tentang kajian tentanng tinjauan praktek jual beli pakaian bekas

1. Nama penulis NUR AHMAD AWALUDDIN tahun 2018, judul penelitian

sistem jual beli pakaian bekas impor perspektif ekonomi islam (studi

pedagang pasar borong kota Makassar). Kesimpulan pada skripsi,

penulis menjelaskan sebagai berikut : tinjauan Praktik jual beli pakaian

bekas dalam karung ini dilakukan antara pedagang pakaian bekas dengan

agen kemudian pedagang menjual pakaian bekas dengan eceran atau

satuan. Sistem jual beli pada pasar Cakar borong Makassar mengandung

unsur yang dilarang dalam islam yaittu unsur tadlis dan gharar.

2. Nama penulis Nama penulis ELPIDA SARI SIREGAR tahun 2022, judul

penelitian tinjauan praktik jual beli baju bekas dikota tanjung bekasi.

Kesimpulan pada jurnal, penulis menjelaskan sebagai berikut : Praktik jual

beli baju bekas di kota tanjung balai adalah hal yang biasa dilakukan oleh

para pedagang dan konsumen, permasalahannya adalah kondisi benda

tersebut tidak dapat dilihat langsung oleh pembeli yang ingin di jual

kembali.Syarat-syarat tersebut objek yang diperjual belikan telah diatur

dalam kompilasi hukum ekonomi syariah.

3. Nama penulis MOCH KHOIRUL ANWAR tahun 2022, judul penelitian

perspektif hukum ekonomi islam pada jual beli pakaian bekas.

Kesimpulan pada jurnal, penulis menjelaskan sebagai berikut: Praktik jual

9
10

beli yang dilakukan @calmae telah sesuai demgan syarat jual beli menurut

islam, namun jika di telusuri dari awal barang terdapat kemudharatan di

dalamnya dikarenakan barang tersebut didapatkan secara illegal dan

melanggar hukum ekspor impor yang berlaku di Indonesia.

4. Nama penulis SINTA OKVIANI tahun 2022, judul penelitian jual beli

baju bekas secara online perspektif fikih muamalah (studi kasus di

kecamatan kejobong kabupaten probolinggo). Kesimpulan pada skripsi,

penulis menjelaskan sebagai berikut : Jual beli baju bekas model business

to cosumer di Desa Timbang adalah tingkat konsumtif masyarakat

terhadap baju bekas yang masih tinggi, pendapatan masyarakat yang pas-

pasan dan trend atau gaya hidup. Jual beli baju bekas model business to

cosumer adalah boleh asal memenuhi syarat dan rukun yaitu adanya akad

dan ijab dan qabul.

5. Nama penulis AHMAD MUNIF, judul penelitian praktik jual beli

pakaian bekas menggunakan sistem borongan menurut perspektif

ekonomi islam. Kesimpulan pada jurnal, penulis menjelaskan sebagai

berikut : Jual beli grosir adalah jual beli yang dapat diukur, ditimbang,

atau dihitung kembali, sementara itu salah satunya syarat jual beli adalah

penjual dan pembeli harus mengetahui hakikat bentuk.

6. Nama penulis ISMY UMMY MARFI’AH tahun 2022, judul penelitian

jual beli pakaian bekas (thrifting) melalui media sosial instagram

menurut hukum ekonomi syariah (studi kasus mahasiswa UMS

Surakarta). Kesimpulan pada skripsi, penulis menjelaskan sebagai

berikut: Praktik jual beli pakaian bekas di instagram dilakukan melalui


11

beberapa tahapan dari memposting foto produk hinga terjadinya

kesepakatan ijab dan qabul anatara penjual dan pembeli. Pelaksanaan jual

beli pakaian bekas melalui media sosial instagram ini banyak memberi

kemaslahatan dna menurut perspektif hukum ekonomi syariah apabila

ditinjau dari fiqh muamalah sudsh memberikan kemaslahatan baik bagi

penjual maupun pembeli.

7. Nama penulis, EMILIANASARI PUTRI WICAKSONO tahun 2020, judul

penelitian perspektif ekonomi islam terhadap jual beli online pakaian

bekas impor pada akun instagram @hum2ndstuff, kesimpulan pada

jurnal, penullis menjelaskan sebagai berikut : Praktik jaul beli online

pakian bekas yang dilakukan antara pedagang dan agen yaitu dengan

pembelian langsung pada tempat distributor, kemudian pedagang menjual

kembali secara eceran melalui media sosial. System jual beli yang

dilakukan oleh akun instagram @hum2ndstuff diperbolehkan karena

memenuhi syarat dan rukun dalm jual beli dengan diketahuinya pakaian

yang dijaul oleh calon pembeli juga tidak mengandung unsur negative di

dalamnya.

8. Nama penulis RAZALI tahun 2018, judul penelitian perspektif ekonomi

syariah tentang jual beli pakaian bekas di pajak melati medan,

kesimpulan pada skripsi, penulis menjelaskan sebagai berikut; Sistem jual

beli pakaian bekas pada pajak Melati Medan yang dilakukan antara agen

dan pedagang di pasar lhuksukon mengandungunsur ba”I najasy, gharar,

dan tadlis karena pedagang ecerandi pasar lhuksukon dalm melakukan

transaksi pemebelian pakaian bekas merek tidak dapat mengetahui isi


12

abrang dlama gelondongan atau bal yang dia beli di agen sehinga

menimbulkan ketidak jelasan barang dalam gelondongan.

9. Nama penulis AHMAD FAUZI tahun 2019, judul penelitian jual beli

pakaian bekas dalam perspektif fiqh muamalah iqtishadiyah,

kesimpulan pada jurnal, penulis menjelaskan sebagai berikut: Jual beli

pakaian bekas tidak melanggar syariat tetapi menimbulkan kebersihan dan

pemutusan hubungan kerja di industri produksi pakaian.

10. Nama penulis MOHAMMAD MIDKHOL HUDA tahun 2022, judul

penelitian praktik jual beli pakaian bekas berdasarkan aspek hukum

islam, kesimpulan pada jurnal penulis menjelaskan sebagai berikutz:

Maraknya baju bekas yang beredar di Indonesia kurang lebih

mempengaruhi daya beli masyarakat. Harga yang relatif murah dan

terjangkau untuk semua kalangan adalah alas an mengapa pembeli pakaian

bekas.

Tebel 2.1
Mapping Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Persamaan Perbedaan


1 Nur Ahmad Sistem Jual Menggunakan Lokasi penelitian
Awaluddin Beli Pakaian metode
Bekas Impor kualitatif
Perspektif
Ekonomi Islam
(Studi
Pedagang Pasar
Borong Kota
Makassar)
2 Elpida Sari Praktek Jual Menggunakan Lokasi Penelitian
Siregar Beli Baju metode
Bekas di Kota kualitatif
Tanjung Balai
3 Moch Perspektif Menggunakan Lokasi Penelitian
Khoirul Ekonomi Islam metode
Anwar Pada Jual Beli kualitatif
13

Pakaian Bekas
Impor
4 Sinta Okviani Jual Beli Baju Menggunakan Lokasi penelitian,
Bekas Secara metode Fokus
Online kualitatif penelitiannya yaitu
Perspektif perspektif fikih
Fikih muamalah
Muamalah
(Studi Kasus di
Kecamatan
Kejobong
Kabupaten
Probolinggo)
5 Ahmad Praktik Jual Menggunakan Lokasi penelitian
Munif Beli Pakaian mtode kualitatif
Bekas
Menggunakan
Sistem
Borongan
Menurut
Perspwktif
Hukum Islam
6 Ismy Ummy Jual Beli Menggunakan Lokasi Penelitian
Marfi’ah Pakaian Bekas metode
(Thrifting) kualitatif
Melalui Media
Sosial
Instagram
Menurut
Perspektif
Hukum
Ekonomi
Syariah (Studi
Kasus
Mahasiswa
UMS
Surakarta)
7 Emilianasari Perspektif Menggunakan Lokasi penelitian
Putri Ekonomi Islam metode
Wicaksono Terhadap Jual kualitatif,
Beli Online
Pakaian Bekas
Impor Pada
Akun
Instagram
8 Razali Perspektif Menggunakan Lokasi penelitian
Ekonomi metode
Syariah kualitatif
14

Tentang Jual
Beli Pakaian
Bekas Di Pajak
Melati Medan
9 Ahmad Fauzi Jual Beli Menggunakan Lokasi penelitian
Pakaian Bekas metode
Dalam kualitatif
Perspektif Fiqh
Muamalah
Iqtishadiyah
10 Mohammad Praktek Jual Menggunakan Fokus penelitian
Midkhol Beli Pakaian metode yaitu aspek hukum
Huda Bekas kualitatif islam
Berdasarkan
Aspek Hukum
Islam

B. Kajian Teori

Pada bagian ini berisi tentang pembahasan teori yang dijadikan sebagai

perspektif dalam melakukan penelitian, pembahasan teori secara lebih meluas

dan mendalam sehingga akan memperdalam wawasan peneliti dalam

mengkaji permasalahan yang hendak dipecahkan dalam rumusan masalah.5

1. Jual Beli online shopee

Jual beli dalam istilah fiqh disebut dengan al-ba’I yang berarti

menjual, mengganti dan menukar sesuatu dengan yang lain. Lafal al-ba ’I

dalam bahasa arab terkadang digunakan untukpengertian lawannya, yakni

kata asy-syira’ (beli). Dengan demikian, kata al-ba’I berarti jual, tetapi

sekaligus juga beli.6 Dari sumber lain menyebutkan bahwa pengertian jual

beli adalah pemberian harta karena menerima harta dengan ikrar

penyerahan dan tanggung jawab (ijab qabul) dengan cara yang

5
Tim Penyusun, pedoman Penulisan karya Ilmiah, Institut Agama Islam Negeri Jember, hal 46,
6
Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah, (Jakarta:Gaya Media Pratama,2000), H.111
15

diijinkan.Sedangkan menurut istilah syara’ jual beli adalah menukar harta-

harta menurut cara-cara yang sudah disepakati.7

Pengertian jual beli menurut bahasa adalah menukar barang dengan

sesuatu. Dari sumber lain menyebutkan bahwa pengertian menjual adalah

memberikan sesuatu karena ada pemberian (imbalan yang tertentu).Dari

definisi di atas dapat diketahui bahwa jual beli adalah proses tukar

menukar barang oleh seseorang (penjual) dengan seseorang yang lain

(pembeli) yang dilakukan dengan cara-cara tertentu yang menyatakan

kepemilikan untuk selamanya dan didasari atas saling merelakan tidak ada

unsur keterpaksaan atau pemaksaan keduanya.

Secara istilah terdapat berbagai macam pendapat mengenai definisi

jual beli, sebagaimana halnya yang telah dikemukakan oleh ulama

mazhab. Yaitu Hanafiah, Malikiyah, Syafi’iyah, dan Hanabilah, sebagai

berikut :

a) Sebagaimana dijelaskan Hanafiyah, bahwa jual beli memiliki dua

arti yaitu arti khusus dan umum

b) Arti khusus jual beli adalah menukar benda dengan dua mata uang

(emas dan perak) dan semacamnya, atau tukar menukar barang

dengan uang atau semacamnya menurut cara yang khusus.8

c) Arti umum, Ulama Hanafiyah secara umum mendefinisikan jual

beli sebagai tukar harta dengan harta menurut cara yang khusus,

harta mencakup zat (barang) atau uang

7
Rahma Syafe’I, Fiqh Muamalah, (Bandung:CV Pustaka Setia,2002), h.73
8
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (Jakarta:Amzah,2010),h.175
16

d) Sebagimana pendapat Malikiyah, bahwa jual beli memiliki dua arti

yaitu arti khusus dan umum.

e) Arti khusus pandangan Ulama Malikiyah mengenai jual beli secara

khusus adalah akad mu’awadhah (timbal balik) atas selain manfaat

dan bukan pula untuk menikmati kesenangan, bersifat

mengalahkan salahsatu imbalannya bukan emas dan perak,

objeknya jelas dan bukan utang.

f) Arti umum sebagaimana halnya Ulama Hanafiyah, selain dari arti

khusus Ulama Malikiyah juga memandang jual beli dari sisi

umumnya, bahwa jual beli akad mu’awadhah (timbal balik) atas

selain fanfaat dan bukan pula untuk menoikmati kesenangan.

g) Dikemukakan oleh Syafi’iyah bahwa jual beli adalah sebagai

berikut.

Beda dari ulama madzhab di atas, baik Ulama Hanafiyah maupun

ulama malikiyah, syafi’iyah tidak membagi arti jual beli kedalam dua

katagori secara umum maupun secara khusus, Syafi’iyah berpendapat

bahwa jual beli menurutsyra’ adalah satu akad yang mengandung tukar

menukar harta dengan harta dengan syarat yang akan diuraikan nanti untuk

memperoleh kepemilikan atas benda atau manfat untuk waktu selamanya.9

Pendapat Hanabilah mengenai definisi jual beli, sebagai berikut.

1) Ulama Hambali berpendapat bahwa jual beli menurut syara ’ adalah

tukar menukar harta dengan harta, atau tukar menukar manfaat yang

mubah untuk waktu selamanya, bukan riba dan bukan utang.

9
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat, (cet 1 Jakarta: Amzah,20100,h.176
17

2) Menurut beberapa pendapat di atas mengenai difinisi tentang jual beli

menurut syara adalah suatu kegiatan tukar menukar harta dengan harta

dengan jasa yang saling menguntungkan atau bermanfaat bagi satu

sama lain yang artinya jual beli tersebut harus terhindar dari mudharat

atau seperti terhindar dari gharar dan riba.

Setelah akad dinyatakan sah apabila disertai dengan lafazh jual dan

beli, bentuk kata kerja yang dipakai adalah kata kerja masa lalu (sighat

madhiyah). Misalnya penjual berkata, “Telah kujual padamu”, dan

pemebeli berkata, :Telah kubeli dirimu”.10

Menurut Undang- undang hukum perdata pasal 1457 menjelaskan

arti dari jual beli yaitu merupakan suatu perjanjian yang mana pihak satu

mengikatkan dirinya untuk menyerakan suatau benda dan pihak lain untuk

membayar harga yang telah dijanjiakan.11

Jual beli berarti menukar suatu barang yang lain dengan cara

tertentu atau akad yang berarti aturan jual beli akan sah apabila terdapat

ijab qabul diucapkan oleh pembeli dan diterima dengan suka hati oleh

penjual.ulama tidak membedakan antara kedua jenis jualan tersebut.

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) jual beli diartikan sebagai

“persetujuan saling mengikat antara penjual yakni pihak yang

menyerahkan barang dan pembeli sebagai pihak yang membayar harga

barang yang dijual.

a. Jual Beli Online

10
Ibnu Rasyid, Bidayatul Mujtahid,terj. M.A.Abdrurrahman, A. Haris Andullah, (Cet. 1
Semarang: Penerbit Asy-Syifa’, 1990),h.95
11
R. Subekti, Kitab Undang - Undang Hukum Perdata , (Jakarta: PT Pradnya Paramita, 2006),
366.
18

Jual beli online adalah aktivitas dimana penjual dan pembeli

tidak harus ketemu dalam proses transaksi jual beli dan tidak

melakukan yang namanya negoisasi secara langsung akan tetapi secara

online dengan menggunakan smartphone dan computer.

Seperti dalam proses jual beli pada umumnya akan tetapi dalam

jual beli online dinilai lebih praktis karena bisa dilakukan dimana saja

dan kapan saja dengan jangkauan yang tidak memakan banyak waktu,

melalui suatu forum atau situs jual beli online yang juga sudah

menyediakan banyak barang yang dapat di perjual belikan. Jual beli

online juga memiliki dampak positif terhadap masyarakat karena

dianggap lebih cepat, mudah, dan murah. Saat ini jual beli online

berkembang dengan pesat dalam forum internet, khususnya dalam

forum jual beli seperti salah satu yaitu aplikasi shopee.

Perbedaan antara jual beli dipasar dengan jual beli online yaitu

dari proses transaksi yang bertemu langsung dan tidak bertemu tapi

dengan menggunakan teknologi internet. Akan tetapi masing-masing

melakukan transaksi jual beli yang saling tukar menukar.

Kelebihan dan kekurangan dalam jual beli online. Ada beberapa

kelebihan dalam melakukan jual beli secara online, diantaranya:

1) Dapat dilakukan dalam jangka waktu 24 jam

2) Lebih cepat, praktis, dan menghemat waktu

3) Proses perbandingan harga yang cepat dan mudah

4) Bisa dilakukan oleh siapapun

5) Investasi yang lebih murah


19

Selain kelebihan terdapat juga kekurangan dalam melakukan

jual beli secara online diantaranya:

1) Kualitas produk yang belum tentu sama dengan barang asli

2) Potensi dari risiko penipuan

b. Hukum Jual Beli

Jual beli menurut hukum islam yaitu diperbolehkan begitupun

dengan jual beli pakaian bekas di media online shopee hukumnya

diperbolehkan dengan ketentuan mengikuti ketentuan yang ada dalam

islam. Berikut ini ayat Al-Quran, As-sunnah yang menjadi dasar

hukum dari jual beli.

1 Al-Quran

Al-Quran adalah dasar hukum yang menduduki tingkat

pertama dalam menentukan hukum-hukum yang berlaku dalam

kehidupan beragama. Dalam masalah jual beli terdapat beberapa

penjelasan yang melatarbelakangi jual beli, diantaranya adalah

dalam (Q. S. Al-Baqarah/2:275) berbunyi :

‫َاَّلِذ ْيَن َيْأُك ُلْو َن الِّر ٰب وا اَل َيُقْو ُم ْو َن ِااَّل َك َم ا َيُقْو ُم اَّل ِذ ْي َيَتَخَّبُط ُه الَّش ْيٰط ُن‬

‫ِم َن اْلَم ِّۗس ٰذ ِلَك ِب َاَّنُهْم َق اُلْٓو ا ِاَّنَم ا اْلَبْي ُع ِم ْث ُل الِّر ٰب وۘا َو َاَح َّل ُهّٰللا اْلَبْي َع‬

‫َو َح َّر َم الِّر ٰب وۗا َفَم ْن َج ۤا َء ٗه َم ْو ِع َظٌة ِّم ْن َّرِّبٖه َفاْنَتٰه ى َفَلٗه َم ا َس َلَۗف َو َاْم ُر ٓٗه‬
‫ٰۤل‬
‫ِاَلى ِهّٰللاۗ َو َم ْن َعاَد َفُاو ِٕىَك َاْص ٰح ُب الَّناِر ۚ ُهْم ِفْيَها ٰخ ِلُد ْو َن‬

Artinya: orang-orang yang Makan (mengambil) ribatidak dapat

berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang

kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila.


20

Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan

mereka berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli

itu sama dengan riba, Padahal Allah telah menghalalkan

jual beli dan mengharamkan riba. orang-orang yang telah

sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus

berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang

telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan

urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang kembali

(mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-

penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.12

Ayat di atas secara umum tapi tegas memberikan gambaran

tentang hukum kehalalan jual beli dan mengharamkan riba,

meskipun keduanya (jual beli dan riba) sama-sama mencari

keuntungan ekonomi, namun terdapat perbedaan yang mendasar

dan signifikan terutama dari sudut pandang cara memperoleh

keuntungan disamping tanggung jawab resiko kerugian yang

kemungkinan timbul dari usaha ekonomi itu sendiri.13

QS. An-Nisa’ 29

‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا اَل َتْأُك ُلْٓو ا َاْم َو اَلُك ْم َبْيَنُك ْم ِباْلَباِط ِل ِآاَّل َاْن َتُك ْو َن ِتَج اَر ًة َع ْن‬
‫َتَر اٍض ِّم ْنُك ْم ۗ َو اَل َتْقُتُلْٓو ا َاْنُفَس ُك ْم ۗ ِاَّن َهّٰللا َك اَن ِبُك ْم َر ِح ْيًم ا‬
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil,
kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan
suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu
membunuh dirimu Sesungguhnya Allah adalah Maha
Penyayang kepadamu.

12
Departemen Agama RI Al-Quran dan Terjemahnya, (Semarang;Asy-Syifa’. 1980, h.69
13
Ak-Hafidh Ibnu Hajar Al Asqalani, Bulughul Maram Min Adilatil Ahkam. Penerjemah
21

Ayat tersebut menekan kan pada kerelaan kedua belah

pihak. Walaupun kerelaan adalah sebuah hal yang tersembunyi

dilunuk hati namun dapat terlebih tanda-tandanya

2 As-Sunnah

As-sunnah menurut istilah syara’ islah ucapan, perbuatan

atau pengakuan Rasulluah Saw. Umat Islam sepakat bahwa segala

sesuatu yang keluar dari Rasulluah baik berupa ucapan, perbuatan

atau penetapan yang mengarah pada hukum atau tuntutan dan

sampai kepada kita dengan sanad yang shahih adalah hujjah bagi

umat islam.

: ‫َع ْن ِرَفاَع َة ْبِن َر اِفٍع َر ِض َي ُهَّللا َع ْنُه { َأَّن الَّنِبَّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ُس ِئَل‬

‫ َو ُك ُّل َبْيٍع َم ْبُروٍر } َر َو اُه اْلَبَّز اُر‬، ‫ َع َم ُل الَّرُج ِل ِبَيِدِه‬: ‫َأُّي اْلَكْس ِب َأْط َيُب ؟ َقاَل‬

‫َو َص َّح َح ُه اْلَح اِكم‬

Artinya :“Dari Rafi’ah bin Rafi’ah, sesungguhnya Nabi Muhammad

SAW ditanya: apa kejadian yang paling utama atau baik?

Rasul mnejawab,”pekerjaan seorang laki-laki dengan

tangannya dan setiap jual beli yang mabrur (diberkahi).

(HR. Ahmad 4: 141. Hasan Lighairihi.

Ada beberapa faedah dari hadits diatas yaitu sebagai

berikut:

a Bertawakal dengan cara kita bekerja

b Sahabat Nabi mencari kerja halal dengan semnagat bukan

hanay mencari pekerjaan yang penghasilannya banyak


22

c Pekerjaan seseorang dengan tangannya adalah pekerjaan yang

paling baik, karena Rasulullah mendahulukan pekerjaan

dengan tangan, kemudian jual beli yang mabrur

d Apakah pekerjaan yang paling utama (paling bagus)? Pekerjaan

yag paling bagus adalah pekerjaan yang sesuai dengan keadaan

setiap orang, dan saling mendukung antara mukmin yang satu

dengan yang lainnya.

e Bekeraja lebih utama dan baik dari pada meminta-minta

(mengemis)

3 Hukum jual beli online adalah sah alias boleh. Hal ini seringkali

jadi perdebatan seiring perkembangan zaman hingga tingginya

aktivitas jual beli di e-commerce. Mengutip NU Online, hukum

akad (transaksi) jual beli melalui alat elektronik sah, apabila

sebelum transaksi kedua belah pihak sudah melihat mabi ’ (barang

yang diperjual belikan) atau telah dijelaskan baik sifat maupun

jenisnya, serta memenuhi syarat-syarat dan rukun jual beli lainnya

dengan dasar pengambilan hukum.

Jual beli menurut mazhab Hanafi terdapat dua definisi yaitu:

a Jual beli merupakan saling menukarkan harta mellaui cara

tertentu

b Tukar menukar sesuatu yang diingini dengan yang sepdan

melalui cara tertentu yang bermanfaat.

Sedangkan menurut mazhab Maliki, Syafi’I dan hambali,

menjelaskan bahwa jual beli adalah saling menukar harta dengan


23

harta dalam bentuk pemindahan milik dan kepemilikan. Hukum

jual beli terdapat dalam Al-Quran, Hadist dan ijma ulama.

Menurut landasan ijma’ para ulama’ telah sepakat bahwa

jual beli diperboehkan dengan alasan manusia tidak akan mampu

mencukupi kebutuhan dirinya sendiri, tanpa bantuan orang lain.

Dengan demikian, bantuan atau barang milik orang lain yang

dibutuhkannaya tersebut, harus barang lainnya yang sesuai.14

Kandungan ayat-ayat diatas dan hadist-hadist yang

dikemukakan diatas sebagai dasar jual beli, para ulama’ fiqh

mengambil kesimpulan bahwa jual beli itu hukumnya mubha

(boleh). Namun, menurut Iman Asy-Syatibi (ahli fiqh mazhab iman

maliki), hukumnya bisa berubah wajib dalam situasi tertentu.

Sebagai contoh dikemukakannya, bila suatu waktu praktek iktikaf

yaitu penimbunan barang, sehingga persediaan (stok) hilang dari

took dan harga melonjak naik, maka pemerintah boleh memaksa

para pedagang untuk menjual barang-barang sesuai dengan harga

pasar sebelum terjadi pelonjakan harga barang itu, Para pedagang

wajib memenuhi ketentuan pemerintah dalam menentukan harga di

pasar.15

c. Rukun Jual Beli

Rukun jual beli adalah adanya akad ijab dan qabul. Akad ijab

qabul ini bisa dengan bentuk perkataan ataupun perbedaan. Ijab adalah

perkataan penjual seperti ucapan “saya menjual baju ini seharga lima
14
Rahmat Syafei, Fiqh Muamalah, (Bandung: CV.Pustaka Setia,2006), h. 75
15
Ali Hasan, Berbagai Macam transaksi Dalam Islam (Fiqh Muamalah), (Jakarta:PT. Raja
Grafindo Persada), h. 117.
24

ribu” adapun ijab qabul dalam bentuk perbuatan mengambil dan

memberi, penjual memberikan barang kepada pembeli, kemudian

pembeli mengambil barangnya sekaligus menyerahkan uang

pembayarannya.

Menurut mazhab Hanafi rukun jual beli hanya satu, yaitu sighat

atu ijab Kabul yang menunjukkan aktifitas jual beli atau tindakan yang

menunjukkan kerelaan (keridhaan) masing-masing pihak dalam jual

beli untuk suatu pertukaran kepemilikan, baik berupa perkataan

ataupun perbuatan. Perjanjian jual beli merupakan perbuatan hukum

yang mempunyai konsekuensi terjadinya peralihan hak atas sesuatu

barang dari pihak penjual kepada pihak pembeli, maka dengan

sendirinya dalam perbuatan hukum ini haruslah dipenuhi rukun dan

syaratsahnya jual beli.

Adapun yang menjadi rukun dalam perbuatan hukum jual beli

terdiri dari:

1) Adanya orang yang berakad atau al-muta’ aqidain (penjual dan

pembeli)

2) Ada sighat (lafal ijab dan qabul)

3) Ada barang yang dibeli

4) Ada nilai tukar pengganti barang16

d. Syarat Jual Beli

Syarat dalam jual belil dibagi menjadiempat macam yaitu syarat

terwujudnya akad, syarat pelaksanaan jual beli, syarat sah dan syarat

mengikat. Syarat-syarat ini ditujukan agar tidak menjerumuskan kita


16
Nasroen Harun, MA, Fiqh Muamalah, Cet,2 (Jakarta: Gaya Media Pratama Jakarta,2007) h.115
25

dalam keburukan bagi pihak yang melakukan jual beli dan tidak

muncul kerugian.

1) Syarat terwujudnya akad

Syarat ini termasuk salah satu yang harus dijalankan dan

terdiri dari orang yang melangsungkan akad, tempat

berlangsungnya akad, dan objek yang dijadikan akad. Syarat yang

berkaitan dengan orang yang melangsungkan akad dibagi menjadi

dua yaitu: Pelaku jual beli wajib berakan dan mumayyiz, Bagi anak

kecil dan orang gila maka hukumnya tidak sah, namun menurut

Hanafiyah dalam syaratnya tidak termasuk jadi bagi anak kecil

yang melakukan jual beli hukumnya sah. Pelalku jual beli harus

melebihi satu orang, karena dalam jual beli harus ada pihak yang

memeberi dan menerima.

Sedangkan syarat dalam akad yaitu kesesuaiannya ijab dan

qabul, lalu dalam tempat berlangsungnya akad harus dalma satu

majelis. Begitu juga syarat bersangkutan dengan barang sebagai

objek akad terdiir dari empat yaitu;

1) Adanya kejelasan dalam barang yang dijadikan objek jual beli.

Apabila barangnya tidak jelas atau tidak ada bukti maka jual

beli itu tidak sah.

2) Barang yang dijadikan objek harus memiliki manfaat, halal,

dan dapat dimilki, disimpan, bermakna dan tidka menyebabkan

kerugian
26

3) Objek yang dijual belikan secara utuh harus milik sendiri,

bukan milik orang lain. Barang yang tidak jelas

kepemilikannay maka dianggap tidak sah.

4) Status barang harus bisa diserahkan17

Kemudian syarat jual beli yang terdiri dari ijab dan qabul

ada tiga :

1) Ijab dan qabul harus dilakukan oleh orang yang ahli dalam

hukum, Maksudnya pihak yang melakukannya harus berakal,

mumayyiz dan paham akan hak dan kewajiban yang dilakukan

dalam akad. Syarat ini termasuk syarat untuk pihak yang

emlakukan akad bukan sighat akad. Berhubungan dengan

syarat ini, bagi akad dengan kiasan, tilisan maupun isyarat

diperbolehkan selama pihak yang melakukannya paham dengan

ketentuan dari syarat diatas.

2) Kesesuaian dalam ijab dan qabul pembeli menjawab semua

yang diucapkan penjual. Jika pembeli menanggapi penjual

melebihi ijab maka jual beli tetap sah. Namun jika pembeli

menanggapi kurang dari yang diucapkan penjual maka jual beli

dianggap tidak sah. Karena kesesuaian yang dimaksud dalam

system pembayaran dan harga yang sesuai.

3) Ijab dan qabul berada dalam satu majelis. Namun jika pihak

jual beli tidak berada dalam satu tempat yang sama saling

17
Ismelia, “Analisis Hukum positif Dan Hukum Islam Terhadap Jual Beli pakaian Bekas Impor, ”
38.
mengetahui seperti melewati surat atau media lain maka

dianggap sah.18

Syarat pelaksanaan jual beli dibagi menjadi dua, yaitu:

1) Kepemilikan dan kekuasaannya, Maksudnya kedua belah pihak

yang berperan harus ahli hukum dan memiliki kewenanagan

dalam pelaksanaan jual beli barang

2) Barang atau objek yang diperjual belikan harus murni milik

penjual tanpa ada keterikatan dengan orang lain.

Syarat sah jual beli terdpat memiliki dua macam yaitu

syarat umum dan syarat khusus. Syarat umum termasuk dengan sah

yang sudah dijelaskan diatas dengan empat syarat tambahan, yaitu:

1) Diketahuinya barang dan harga secara jelas/nyata

2) Dilarang untuk jual beli yang sifatnya sementara. Karen

kegiatan jual beli merupakan perpindahan hak kepemilikan

seutuhnya tanpa batas waktu tertentu.

3) Dalam jual beli barang harus mengandung manfaat. Tidak sah

hukumnya bagi jual beli yang tidak mengandung mnafaat

didalamnya.

4) Tidak diperbolehkan jual beli yang mengandung syarat

didalamnya dan bisa merusak transaksi.

Kemudian terdapat 5 syarat khusus, diantaranya :

18
Ismelia, 39.

27
1) Penyerahan barang yang dijadikan objek transaksi dan

seandainya barang itu bisa diserahkan kemudian

dikhawaatirkan akan rusak apabila tidak lekas diserahkan.

2) Apabila sudah diketahui harga awal jual beli murabahah,

tauliyah dan wadiah

3) Memiliki nilai yang sama antara barang dan harga pengganti.

4) Terwujudnya syarat salam, seperti dalam pemberian uang

modal ketika jual beli salam

5) Barang yang ditukarkan tidak termasuk utang piutang.19

e. Macam-macam jual beli

Ditinjau dari segi hukum

Ditinjau dari segi hukumnya jual beli diedakan menjadi tiga

yaitu, jual beli shahih. Bathil, dan fassid

1) Jual beli shahih

Dikatakan jual beli shahih karena jual beli tersebut sesuai dengan

ketentuan syara’ yaitu terpenuhinya syarat dan rukun jual beli yang

telah ditentuikan

2) Jual beli bathil

Yaitu jual beli yang salah satu rukunnya tidak terpenuhi atau jual

beli itu pada dasarnya dan sifatnyatidak disyariatkan. Misalnya,

jual beli yang dilakukan oleh anak-anak, orang gila atau barang-

barang yang diharamkan syara’ (bangkai, darah, babi, dan khamar)

3) Jual beli fasid

19
Ismelia, 40.

28
Yaitu jual beli yang secara prinsip tidak beretentangan dengan

syara’ namun terdapat sifat-sifat tertentu yang mengahalangi

keabsahannya

f. Jual Beli yang dilarang dalam islam

Jual beli yang dilarang dalam islam sangatlah banyak. Jumhur

ulama, hukum jual beli terbagi menjadi dua, yaitu jual beli shahih dan

jual beli fasid, sedangkan menurut ulama hanafiah jual beli terbagi

tiga, jual beli sahih, fasad, dan batal.

Jual beli yang dilarang dan diharamkan dalam islam

diantaranya sebagai berikut :

1) Menjual kepada seseorang yang masih menawar penjualan orang

lain, atau membeli barang yang masih ditawar orang lain.

Misalnya, “tolaklah harga tawarnya itu, nanti aku yang membeli

dengan harga yang lebih mahal.” Hal ini dilarang karena akan

menyakiti orang lain.

2) Membeli dengan tawaran harga yang sangat tinggi, tetapi

sebetulnya dia tidak menginginkan benda tersebut, melainkan

hanya bertujuan supaya orang lain tidak membelinya.

3) Membeli sesuatu sewaktu hargnya sedang naik dan sangat

dibutuhkan oleh masyarakat, kemudian barang tersebut disimpan

dan kemudian dijual setelah harganya sudah melambung tinggi.

4) Mencegat atau melarang orang-orang yang datang dari desa diluar

kota, dan membeli barangnya sebelum mereka sampai kepasar dan

sewaktu mereka belum mengetahui harga pasar. Hal ini tidak

29
diperbolehkan karena dapat merugikan orang lain yang datang ke

pasar dan mengecewakan penjual dipasar karena barang tersebut

tidak sampai dipasar.

5) Mejual suatu barang yang berguna, tetapi kemudian dijadikan alat

maksiat oleh pembelinya, misalnya menjual anggur kepada orang-

orang yang biasa membuat khamr dengan anggur tersebut.

6) Membeli barang yang sudah dibeli orang lain yang dalam masa

khiyar.

7) Jual beli secara arbun yaitu membeli barang dengan membayar

sejumlah harga lebih dahulu, sebagai uang muka. Kalau tidak maka

diteruskan pembelian. Maka uang itu hilang, dihibahkan kepada

penjual.

8) Jual beli najasy (propaganda palsu), yaitu menaikkan harga bukan

karena tuntutan semestinya, melainkan hanya semata-mata ingin

mengetahui orang lain (agar mau membeli barang tersebut)

9) Menjual sesuatu yang haram adalah haram. Misalnya jual beli

babi,khamar, makanan dan minuman yang diharamkan secara

umum juga patung, lambing salib, berhala dan sejenisnya.

Pembolehan dalam menjual memperdagangkannya berarti

mendukung praktik maksiat, merangsang untuk melkaukannya,

mempermudah orang untuk melakukannya, serta mendekatkan

mereka kepadanya.

10) Jual beli yamg tidak transparan,setiap transaksi yang memberi

peluang terjadinya persengkataan. Karena barang yang dijual tidak

30
transparan,atau ada unsur penipuan yang dapat membangkitkan

permusuhan antara dua belah pihak yang bertransaksi, atau salah

satu pihak menipu pihak lain dan dilarang oleh Nabi saw. Misalnya

menjual calon anak yang masih berada dalam tulang punggung

binatang jantan atau anak unta yang masih dalam kandungan,

barang yang ada diudara atau ikan yang masih ada air dan semua

jual beli yang masih ada unsur ketidak transparannya.

g. Tujuan dan hikmah jual beli dalam islam

Islam adalah agama yang tidak hanya mengatur interaksi manusia

dengan manusia dengan sang pencipta, tetapi juga menggoreskan pedoman

dalam interaksi dengan manusia lainnya, tidak terkecuali dalam bidang

perdagangan secara prinsip dalam melegalkan perdagangan, karena

perdagangan merupakan salah satu cara manusia bisa memenuhi

kebutuhannya. Namun, tentu saja terdapat sejumlah syarat yang harus

dipatuhi dalam dunia usaha perdagangan. Agar praktik perdagangan

tersebut tidak lepas kendali, maka para pedagang harus memgang tegah

tujuan jual beli dan hikmah jual beli.

1. Tujuan jual beli

Tujuan jual beli, bahwa manusia adalah makhluk sosial dan

mempunyai ketergantungan satu denganyang lainnya. Karena Allah

swt menyariatkan jual beli sebagai salah satu sarana manusia

memenuhi kebutuhannya. Dalam transaksi jual beli jelas tergambar

adanya hubungan antara satu orang dengan lainnya, dimana seseorang

memberikan sesuatu yang dia miliki untuk kemudian ia memperoleh

31
sesuatu yang berguna untuk orang lain sesuai kebutuhan masing-

masing. Sebagai salah satu sarana manusia dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya ialah dengan jual beli. Dengan jual beli itu

tergambar adanya hubungan antara satu orang dengan yang lainnya.

Hal ini bisa dilihat dalam pengertian jual beli yaitu dengan adanya

pihak penjual dan pembeli.20

2. Hikmah jual beli

Allah swt dalam menjadikan setiap peraturan kepada ciptanya

penuh dengan hikmah, seperti hikmah jual beli adalah terpenuhinya

kebutuhan seseorang atas sesuatu yang dimilki saudaranya tanpa

kesulitan dan bahaya.

Pada dasarnya boleh tidaknya jual beli terhadap suatu benda

tergantung pada sifat-sifatnya. Apabila benda tersebut dianggap baik

dan wajar maka diperbolehkan untuk menjualnya. Dan yang

diharapkan dalam islam adalah jual beli yang dilakukan dengan

kejujuran, tidak ada kesamaran atau penipuan atau segala sesuatu yang

akan menimbulkan fitnah diantara keduanya.

h. Resiko Jual Beli

Yang dimaksud resiko dalam hukum perjanjian adalah

kewajiban memikul yang disebabkan karena sesuatu kejadian di luar

kesalahan salah satu pihak. Dari pengertian tersebut dapat diambil

20
Lets Belajar, https://lets.belajar.blogspot.ocm/2011/II/pemgertian-dan-tujuan-jual-beli.html di
akses pada tanggal 10 Agustus 2016.

32
kesimpulan bahwa resiko dalam jual beli adalah suatu peristiwa yang

mengakibatkan barang tersebut (yang dijadikan objek perjanjian jual

beli) mengalami kerusakan. Peristiwa tidak dikehendaki oleh kedua

belah pihak. Adapun tentang terjadinya kerusakan barang dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

1) Kerusakan barang sebelum serah terima

2) Kerusakan barang sesudah serah terima Pembeli baru

menjadi pemilik barang yang dibelinya itu jika telah

dilakukan penyerahan.

Menurut Pasal 612 ayat (1) KUHPerdata menyerahkan benda

bergerak kecuali yang tidak bertubuh, dilakukan dengan

penyerah

33
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam suatu karya ilmiah, metode merupakan strategi yang

utama dan mempunyai peran yang penting, karena dalam metode

penelitian pada dasarnya merupakan cara untuk mendapatkan data

dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Oleh karena itu penulis

menggunakn metode sebagai berikut

B. PENDEKATAN PENELITIAN

Untuk memeperoleh data yang lengkap dalam penelitian ini.

Maka dalam penelitian ini menggunakan metode pendekatan penelitian

kualitatif deskriptif. Berdasarkan objek kajian dalam peneliti maka

dapat dikategorikan bahwa peneliti menggunakan pendekatan

Normatif dan Sosiologis. Adapun pendekatan normatif yaitu

pendekatan yang bermuara pada teks-teks keagaaman yaitu alquran

dan al hadits, serta pendapat ulama. Pendekakatan sosiologis yaitu

pendekatan yang di kaitkan dengan teori-teori sosial khususnya

sosiologi keluarga. Dengan menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal

yang lain disebutkan.

Penelitian dilakukan dengan wawancara, mencari sumber-

sumber rujukan yang relevan dengan kajian yang akan diteliti, seperti

dari jurnal terbaru, buku, majalah, dan bahan-bahan yang akan

dimasukkan ke dalam kajian, maka selanjutnya pemakalah

34
35

menganalisis konsep tersebut untuk selanjutnya mengambil beberapa

simpulan dari rumusan maslah yang telah di tentukan di awal

C. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah menggunakan penelitian kualitatif dengan

model penelitian descriptive research. Menurut Sugiono (2016) bahwa

penelitian descriptive merupakan metode untuk menggambarkan suatu hasill

penelitian. Descriptive research menggunakan survey untuk mengumpulkan

data mengenai berbagai subjek. Data tersebut digunakan untuk mengetahui

seberapa jauh suatu kondisi berbeda di temukan pada subjek yang di teliti.

Pada tipe penelitian deskriptif, secara umum tidak diperlukan rumusan

hipotesis, hal ini dikarenakan bahwa pemikiran penelitian deskriptif jawaban

terhadap permasalahan yang diteliti hanya bisa diperoleh melalui data empiris

dari lapangan. Oleh karena itu, penelitian deskriptif juga tidak ditemukan

variabelvariabel yang dapat dihubungkan secara teori atau konsep. Penelitian

ini termasuk dalam penelitian kualitatif karena prosedur dalam penelitian

menggunakan data deskriptif yang menghubungkan antara aspek kualitas dan

nilai-nilai atau makna dalam sebuah fakta. Proses penelitian atau pengambilan

data informasi dalam penelitian ini diambil dengan mendatangi secara

langsung ke lokasi penelitian. Dengan demikian, penelitian ini merupakan

penelitian lapangan atau (field research)

D. LOKASI PENELITIAN

Dalam melaksanakan kegiatan penelitian ini maka penulis memilih

objek penelitian di toko pakaian bekas


36

1. Sejarah Singkat Berdirinya Toko ThrifhShop


Pakaian Bekas ini merupakan usaha di bidang fashion. Pakaian bekas

mulai dijual sejak tahun Pemilik toko pakaian bekas ini milik awal mula

munculnya jualan pakaian bekas ini , selain ini juga owner memulai bisnis ini

karena menurutnya dengan berjualan thrifshop banyak memiliki peminat dari

beberapa kalangan, jual beli ini dilakukan di media online dan offline.

Aktivitas perdagangan dimulai dari pukul sampai dengan pukul

Di media online terdiri di media instagram dan shopee di akun . Jual

beli ini menjual baju, jaket, celana, dan hoodie dimana owner ini memilih

beberapa merek yang memiliki banyak peminat diantaranya merek yang

berasal dari korea, Malaysia, Cina. Dalam Proses penjualan pakaian bekas

bekas memilih pakaian sesuai selera yang sering dicari beliau memilih pakaian

berdasarkan fashion sesuai kalangan mulai dari anak-anak, remaja, hingga

dewasa. Sebelum dijual barang owner melakukan pengelolaan atau perawatan

dari pakaian tersebut tidaklah begitu sulit, barang yang baru datang kemudian

mencuci pakaian-pakaian ini mneggunakan deterjen untuk menghilangkan

bercak-bercak, kotor, dan bau yang tidak enak. Owner juga sangat

memperhatikan dalam kebersihan baju, agar saat dijual dalam keadaan benar-

benar bersih, kemudian setelah pakaian itu bersih beliau memberinya pewangi

pakaian kemudian menyetrikanya. Bagi pembeli yang ini memesan di media

online bisa langsung mengunjungi akun instagram atau langsung memesan di

akun shopee. Dalam proses pembayaran pembeli lebih banyak yang

menggunakan metode pembayaran via online. Dan juga ada pembeli yang

langsung datang ke toko, dari peneliti yang sudah wawancara ke konsumen


37

beliau lebih memilih beli langsung datang ke toko untuk melihat kualitas

pakian yang di jual.

2. Letak Geografis Toko Pakaian Bekas


Pakaian bekas ini terletak di JL. Kyai Hamid No.108, Kampung Arab,

Kecamatan Bondowoso Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur kode pos68217.

Tepatnya di sebelah Jembatan Bin Ali dan di pinggir jalan raya sebelah selatan

dan utara. Toko Thrif Shop Cewek berada di sebelah selatan jalan sedangkan

Toko ThrifShop Cowok berada di sebalah Utara Jalan

3. Visi dan Misi Toko Pakaian bekas


Visi

a. Menjadi toko thrifshop yang mampu memberikan kesan puas dan

nyaman di hati pelanggan

b. Mengembangkan potensi di dalam diri dalam berbisnis Toko

Thrifshop untuk menajdikan yang lebih unggul dalam berbisnis

E. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti dalam hal ini sangatlah penting dan utama. Bahwa dalam

penelitian kualitatif kehadiran peneliti sendiri atau bantuan orang lain merupakan

alat pengumoul data utama.

Sesuai dengan penelitian kualitatif, kehadiran peneliti di lapangan sangat

penting dan diperlukan secara optimal.peneliti merupakan instrument kunci utama

dalam mengungkapkan makna sekaligus sebagai alat pengumpul data. Karena itu

peneliti juga terlibat dalam kehidupan orang-orang yang diteliti sampai pada

tingkat keterbukaan antara kedua belah pihak.


38

Oleh karena itu dalam penelitian ini peneliti terjun langsung ke lapangan

untuk mengamati dan mengumpulkan data yang di butuhkan. Peneliti melakukan

penelitian ke toko pakaian bekas dari tanggal 09 mei sampai tanggal 28 juni

2023.adapun data-data yang di butuhkan dalam penelitian ini adalah data-data

tinjauan praktik jual beli pakaian bekas di media shoppe dalam perspektif hukum

posotif dan hukum islam.

F. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah pihak yang terkait dalam jenis pakaian

bekas diantaranya:

1. Distributor
Distributor adalah pedagang yang membeli atau mendapatkan produk

barang dagangan dari tangan pertama atau produsen secara langsung

dari penyalur barang.21

a) Agen/pembeli

Agen/pembeli adalah wakil perusahaan penyalur atau pedagang

perantara

b) Pembeli/Konsumen

Pembeli/konsumen adalah setiap orang pemakai barang atau jasa

yang tersedia dalam masyarakat baik kepentingan diri sendiri,

keluarga, orang lain, makhluk hidup lain dan tidak untuk

diperdagangkan.22

21
Rahmat Tsuharjanaa, Blogspot, http:rahmatsuharjana.blogspot.com/2021/05/ pengertian-
distributor.html di akses Tanggal 10 agustus 2016.
22
https;//id.m.wikepedia.org/wiki/konsumen, diakses pada tanggal 30 desember 2016, jam 08.00.
39

G. Sumber Data

Sumber data yang dikumpulkan dalam penelitian ini :

1. Sumber data primer. Sumber yang mengenai tinjauan praktik jual beli

pakaian bekas di media online shopee menurut perspektif undang-undang

konvensional dan hukum islam.

2. Sumber data sekunder, sumber data yang diambil dari literature-literature

berupa buku-buku, kitab-kitab atau dan yang lain sebagainya.

H. Tekhnik Pengumpulan Data

Di dalam penelitian ini diperluakan data yang akurat, sehingga metode

pengumpulan data yang digunakan harus sesuai degngan objek yang akan diteliti.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai

berikut :

1. Library reseach (literature studi) Menurut Sugiono (2018), studi

kepustakaan yang berkaitan denga kajian teritis dan refrensi lain yang

berkaitan dengan nilai, budaya, dan norma yang berkembang pada situasi

sosial dan norma berkembang pada situasi sosial yang diteliti, selain itu

studi kepustakaan sangat penting dalam melakukan penelitian, hal ini

dikarenakan penelitian tidak akan lepas dari literature-literatur yang

berhubungan dengan permasalahan yang dihadapi yakni literature dalam

tinjauan praktik jual beli pakaian bekas pada media online shopee menurut

perspektif undang-undang konvensional dan hukum islam. Langkah ini di

pakai sebagai landasan teoritis serta pedoman dalam menganalisa masalah.


40

2. Dokumentasi yaitu mencari data yang dilakukan dengan cara menelaah

buku-buku, karangan ilmiah, artikel-artikel yang dimuat di berbagai media

massa maupun dimuat di situs-situs internet akan dijadikan sebagai bahan

penelitian. Maka yang menjadi data dokumentasi dalam penelitian ini

adalah berupa dokumen-dokumen yang diperlukan seperti macam-macam

pakaian bekas, dokumentasi praktik jual beli pakaian bekas.

I. Analisis Data

Analisis data adalah bagian dari proses pebgujian data yang digunakan

hasilnya sebagai bukti yang memadai untuk menarik simpulan penelitian

Sugiono (2018). Tujuan dari analisis data dalam penelitian memberikan

jawaban terhadap rumusan masalah yang telah diajukan dalam penelitian serta

berbagai bahan yang berguna untuk membuat simpulan dan saran yang

berguna untuk kebijakan penelitian selanjutnya.

Sepanjang proses penelitian dengan menggunakan bebrapa teknik

analisis sebagai berikut:

1. Reduksi data (data reduction)


Merupakan proses pemilihan, pemusat perhatian pada

penyederhanaan, pengabtraan, dan transformasi data kasar yang muncul

dari catatan-catatan tertulis dilapangan.

2. Penyajian data (data display)


Merupakan kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun,

sehingga memberi adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Setelah data di reduksi , maka alur penting berikutnya dalam

analisis data adalah penyajian data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian


41

data biasa di lakukan dalam bentuk uraian singkat, hubungan antar

kategori, dan sejenisnya yang paling sering digunakan untuk menyajikan

data dalam penelitian kualitatif adalah dengan tek yang bersifat naratif.

Penyajian data yang di penliti buta berupa teks deskriptif. Penyajian data

semacam ini peneliti dipilih karena menurut peneliti lebih mudah difahami

dan dilakukan.

3. Wawancara
Wawancara berarti mengumpulkan data secara langsung dari

sumbernya. Wawancara juga mengarahkan narasumber untuk membahas

suatu permasalahan tertentu. Proses pengumpulan data dengan teknik

wawancara biasanya berupa Tanya jawab lisan daling berhdapan secara

fisik. Wawancara terbagi menjadi dua, yaitu wawancara terstruktur dsn

tidak terstruktur yang dapat dilakukan dengan (face to face) ataupun

dengan telepon. Penelitian ini akan menggunakan teknik wawancara

terstruktur

4. Kesimpulan akhir
Lanngkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal

yang di kemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak

ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap

pengumpulan data berikutnya. Kesimpulan lebih baik dilakukan sejak

awal penelitian, sebagaimana yang di katakana Naution sejka semula

peneliti berusaha untuk mencari makna yang di kumpulkannya, hal-hal

yang sering timbul.


42

Data yang berhasil dikumpulkan selanjutnya di analisis

menggunakan metode deskriptif, yaitu denga pola pikir induktif.

1) Teknik deskriptif

Teknik deskriptif adalah teknik untuk menggambarkan atau

menjelaskan data yang terkait. Atau yang berhubungan dengan tinjaun

praktik jual beli pakaian bekas di nedia online shopee dan argumentasi

atau alas an-alasan mengapa dilakukan jual beli pakaian bekas

kemudian dianalisis secara umum menurut perspektif undang-undang

konvensional dan hukum islam.

2) Teknik Indukatif

Teknik indukatif adalah dengan cara mengambil sumber data

yang bersifat khusus.23 Yaitu dari hasil penelitian tentang jual beli

pakaian bekas dan argumentasi dan alas an-alasan dilakukan jual beli

pakaian bekas kemudian analisis secata umum menurut persperktif

undang-undang konvensional dan hukum islam

Ketiga cara analisis data yang disebutkan di atas, saling

behubungan dan berlangsung terus menerus selama penelitian

dilakukan. Jadi analisis adalah kegiatan yang dilakukan oleh peneliti

dari awal sampai akhir.

J. Keabsahan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi sumber, yakni,

Bila peneliti melakukan pengumpulan data dengan triangulasi, maka

sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji kredibilitas

23
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Cetakan Ii,(Yogyakarta : UGM,1997), h.66.
43

data yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan

data dan berbagai sumber data. Dalam penelitian kualitatif, triangulasi ini

merujuk pada pengumpulan data sebanyak mungkin dari berbagai sumber

(manusia,latar, dan kejadian) melalui berbagai metode, Triangulasi ini

menguntungkan peneliti dalam 2 hal yaitu:

1. Mengurangi resiko terbatasnya kesimpulan pada metode dan sumber

tertentu.

2. Meningkatkan validitas kesimpulan sehingga lebih merambah pada ranah

yang lebih luas.

Oleh karena itu dengan menggunakan teknik triangulasi dalam

pengumpulan data akan memperoleh data yang lebih konsisten, tuntas, dan

pasti.

K. Tahap Penelitian

Pada bagian ini menjelaskan tentang uraian rencana pelaksanaan

penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, mulai dari penelitian terdahulu

sampai pada penulisan laporan.

Adapun tahapan tersebut sebagai berikut:

1. Mentukan judul dengan melihat kajian pustaka dan tema bersangkutan,

sesuaikan juga dnegan tujuan dan dasar pada penelitian.

2. Membuat latar belakang yang mencakup mengapa penelitian ini harus

dilakukan, apa tujuannnya, dan apa masalah yang ini di pecahkan.

3. Rancang langkah penelitian, mulai dari pengumpulan materi awal,

pencarian, sumber materi, analisis data awal yang dimiliki, cara

pengambilan data, serta kebutuhan penelitian


44

4. Tahap penulisan laporan, peneliti menganalisa data yang di peroleh dari

lapangan. Setelah memperoleh data yang telah dianalisa, peneliti menulis

laporan.
BAB IV
PAPARAN DATA DAN ANALISIS

A. Paparan Data dan Analisis

Paparan data dan hasil penelitian merupakan proses lanjutan dalam

menulis skripsi, setelah proses pengumpulan data di lapangan dirasa cukup

maka penelitian bisa dihentikan. Data hasil penelitian disesuaikan dengan alat-

alat pengumpulan data lalu kemudian dikemukakan secara terperinci sesuai

dengan bukti yang telah diperoleh selama penelitian.

Penelitian ini berjudul “ Tinjauan Praktik Jual Beli Pakaian Bekas di

Media Online Shopee Menurut hukum positif dan Hukum Islam” Berdasarkan

Penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti pada jual beli pakaian bekas

maka data yang didapatkan adalah sebagai berikut:

1. Sistem Jual Beli Pakaian Bekas di Media Online Shopee

Pakaian bekas yang dijual oleh bak di toko thrifshop Bondowoso

mulai dari pakaian anak-anak, remaja hingga pakaian dewasa. Terdiri atas

pakaian anak-anak seperti kaos, jaket, celana, sedangkan pakaian wanita

seperti dress, celana, kaos wanita, hoodie, jaket, kemeja. Banyak diantara

pembeli yang berasal dari berbagai kalangan seperti ibu rumah tangga,

anak muda hingga dewasa.

Proses transaksi jual beli yang dilakukan para penjual pakaian

bekas ini sama seperti halnya proses transaksi jual beli pakaian bekas pada

umumnya. Hanya saja membedakan objeknya saja. Adapun ketentuan

harga tidak sembarang ditentukan oleh para penjual dan para distributor

45
46

pakaian bekas, melainkan tergantung pada bahan dan kualitas dari pakaian

bekas tersebut.

Pengelolaan dan perawatan dari pakaian tersebut tidaklah sulit,

barang yang baru datang kemudian dipilih satu persatu dan di tempatkan

atau pengelolaan khusus untuk pakaian bekas ini karena waktu yang begitu

singkat dan banyaknya pakaian yang masuk sangat tidak memungkinkan

apabila pakaian-pakaian tersebut dikelola secara khusus oleh para

penjual.24

Setelah proses perawatan baju beliau memotret pakaian itu dengan

menggunakan latar belakang yang estetik agar bisa menarik pembeli.

Setelah proses pemotretan beliau menaruk pakaian sesuai tempat yang

sudah disediakan di toko thrifshop dan mengunggah foto tiap produk

dengan gambar keseluruhan baju dan label yang tertera dalam baju. Dalam

caption tiap produk tercantum merek barang, warna, ukuran barang, harga,

kekurangan barang dan juga proses pembayaran yang dilakukan.

A. Harga

Harga yang murah ,adalah salah satu alasan seseorang untuk membeli

barang yang diinginkan. Mereka mau membeli barang dengan nilai tukar

yang sesuai dengan produk yang mereka beli.selisih harga sedikit saja

memberikan pengaruh besar terhadap daya beli konsumen.

Berdasarkan data penelitian yang dilakukan oleh Arohman,

harga memberikan kontribusi sebesar 68,9% terhadap daya beli

konsumen untuk berbelanja. Angka ini menunjukkan bahwa harga

24
Hasil wawancara dengan Ibu Ani (Penjual Pakaian Bekas), tanggal 20 September 2018
47

mampu mendorong seseorang untuk membelanjakan uangnya demi

suatu barang..

Dari hasil wawancara dengan Ibu Septiana Catur Wulan

selaku pemilik toko Pakaian Bekas mengatakan “harga dari setiap

pakaian berbeda-beda, harga pakaian bekas yang di ecer dari harga

10.000 hingga 300.000 sesuai dengan kualitas pakaian dan merk

pakaian.”25 bekas yang di jualkan”

Dari hasil wawancara ibu bahwasannya pakaian bekas

tergolong murah, tetapi untuk kualitas pakaian bekas masih cukup

bagus.

Dengan demikian, salah satu faktor yang mempengaruhi

seseorang untuk membeli baju bekas diantaranya adalah harga

barang yang murah.

a. Promosi

Promosi merupakan salah satu sarana bagi perusahaan

untuk memperkenalkan produk yang dihasilkan oleh perusahaan

kepada masyarakat. Oleh karen itu perusahaan harus

melakukan suatu promosi supaya produk dapat diketahui oleh

masyarakat luas.

Dari hasil wawancara, Ibu selaku pemilik toko pakaian

bekas:

“ Promosinya melalui media Online seperti Ig, Shopee,

WA dan juga melakukan siaran live di media online

25
Wawancara Owner Pakaian Bekas, Septiana Catur Wulan, Wawancara pada tanggal 21 Maret
2023
48

Instagram, dan juga Shopee dalam satu Minggu dua kali

melakukan siaran live”

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembelian Pakaian Bekas

Pakaian pada dasarnya merupakan kebutuhan yang sangat penting

bagi manusia, namun perkembangan zaman dan teknologi saat ini justru

mendorong seseorang untuk ikut tren fashion untuk memenuhi kebutuhan

fashion dan gaya hidup hemat melalui pembelian baju bekas sebagai

penunjang penampilan masyarakat.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian baju bekas di

Kabupaten Bondowoso sebagai berikut :

a) Tingkat Konsumtif Masyarakat

Indonesia merupakan Negara dengan tingkat konsumtif

masyarakat yang tinggi. Budaya konsumtif ini tidak melulu hanya

tumbuh dalam masyarakat perkotaan namun juga sudah merambah

kepada masyarakat pedesaan. Hal ini dilator belakangi oleh adanya

sistem jual beli online yang memudahkan akses masyarakat dalam

pemenuhan kebutuhan sandang.

Perilaku konsumtif merupakan tindakan dimana konsumen

membeli sebuah produk hanya untuk memuaskan keinginan dan ego

semata.26Tingkat konsumtif inilah yang melatar belakangi maraknya

penjualan baju bekas karena minat masyarakat terhadap baju bekas

masih sangat tinggi.

26
Ni Made Indah Krisna Dewi, dkk. “Implikasi penjualan Pakaian Bekas Impor Bagi konsumen di
Kota Denpasar”, Jurnal Interpretasi Hukum, Vol 1, No. 1, 2020, hlm, 2017.
49

“ Karena modelnya bagus, kualitas juga bagus. Modelnya juga

cenderung tidak pasaran, harganya juga murah, dan saya tetap

dapat tampil trendi dengan harga yang terjangkau.”27

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa konsumen,

penulis menyimpulkan bahwa pembelian baju bekas dilatar belakangi

oleh harga yang murah, kualitas barang yang relatif masih bagus atau

layak pakai, Oleh karena itu tingkat konsumtif masyarakat Kabupaten

Bondowoso terhadap baju bekas relatif tinggi.

Simpulan tersebut diambil berdasarkan hasil analisis yang

menunjukkan bahwa perilaku konsumtif diartikan sebagai perilaku

membeli sebuah produk di media online sudah habis. Berdasarkan

pendapat tersebut beberapa hasil wawancara juga menunjukkan hasil

yang sama, yaitu sebagai berikut :

Berkaitan dengan hal tersebut, peneliti mewawancarai Bapak

Agus selaku konsumen pakaian bekas beliau mengatakan:

“ Saya suka belanja pakaian bekas di toko ini dari media offline

ataupun online, karena harga murah, pengiriman dan

pengemasannya cepat, dan gratis ongkir pula.”28

Berdasarkan hasil wawancara dengan,mbak uli menyimpulkan

bahwa “pembelian baju bekas dilatar belakangi oleh harga yang murah,

kualitas barang yang relatif atau layak pakai serta keinginan untuk

menggunakan baju bermerek dengan harga yang sesuai di kantong”

27
Supriyati, Pembeli, Wawancara pada 20 Januari 2022.
28
Wawancara Bapak Agus, Wawancara pada tanggal 13 Meo 2023
50

Berdasarkan pendapat tersebut beberapa hasil wawancara

dengan mbak Nabila juga menunjukkan hasil yang sama, yaitu sebagai

berikut :

“ suka dengan pakaian bekas karena barang tersebut masih

layak dipakai, bahannya bagus, hanya saja harus dikelola dengan

baik sebagaimana mestinya, serta harganya yang sangat

terjangkau.

b) Gaya Hidup

Sikap yang menunjukkan bagaimana cara seorang hidup,

memebelanjakan uangnya dan mengalokasikan waktu termasuk dalam

definisi gaya hidup. Seseorang yang memiliki gaya hidup tingg,

kebanyakan akan mengikuti trend yang sedang berlangsung, terutama

dalam hal fashion, karena harus selalu mengikuti trend dengan biaya

tang relatif sedikit. Bagi kalangan atas, gaya hidup seperti itu mungkin

dapat dengan mudah dijangkau, namun untuk kalangan menengah ke

bawah akan memilih jalan lain agar dapat mengikuti trend fashion,

yakni dengan membeli baju bekas.

Kualitas produk yang ditawarkan juga cukup menarik minat

pembeli, yaitu dapat memperoleh baju bermerek dengan harga yang

jauh lebih murah dan harga barunya. Sehingga alas an inilah yang

mempengaruhi gaya hidup seseorang untuk membeli baju bekas.

Pendapat-pendapat ini di buktikan dengan hasil wawancara

berikut ini :

“Karena sedang trend mba. ”


51

“ Karena modelnya bagus-bagus dan terjangkau lebih

murah dan cocok untuk kantong anak muda ”

“ Menurut Mbak Rina membeli pakaian bekas disini

dimulai dari dirinya melihat-lihat beberapa toko pakaian

thrifshop di media sosial, karna kelihatannya bagus jadi

ingin membeli, dan melihat alamat toko yang menjual

keesokannya langsung mendatangi dan ternyata tertarik

untuk membelinya karena harga yang relatif murah dan

kualitasnya lumayan bagus. Jadi lebih memilih membeli

pakaian bekas dari pada pakaian baru yang dijual di mall

atau toko-toko biasanya”29

Pendapat-pendapat tersebut diperkuat dengan hasil penelitian

yang menyebutkan bahwa membeli baju bekas merupakan suatu pilihan

yang lebih ramah lingkungan, baju-baju bekas memiliki kualitas tinggi

dan proses produksi hingga finishing yang sangat baik, sehingga

mampu bertahan terhadap kemungkinan-kemungkinan buruk selama

pemakaian, baju bekas juga bersifat ekslusif karena tidak ada yang

menyamai, trend fashion sejatinya merupakan roda yang berputar, gaya

dan trend fashion hari ini dan esok akan mengambi inspirasi dari trend

fashion masa lalu dan selalu berputar lagi.30

“ Menurut Mas Taufik ia suka membeli pakaian bekas disini


terutama yang saya cari disini adalah Hoodie karen kualitasnya
bagus dan harganya murah. HargaHoodie disini juga beragam-

29
Wawancara Rifqatul Husna, wawancara pada 22 Maret 2023

30
Ayuni Setyanungsih, dkk, “Kuasa Baju Bekas, Kode Kultural Feyen Baju Bekas dalam Ranah
Industri Kreatif”. Jurnal industri Kreatif dan Kewirausahaan, Vol. 1, No, 1,2018, hlm, 16.
ragam dari harga 40.000 hingga 65.000. Karna Hoodienya yang
selalu beli disini nyaman saat dipakai sehari-hari.31

Menurut mas Aidy mengatakan bahwa adanya thrif shop ini

sangat membantu untuk menghemat dan menyesuaikan budget dalam

kebutuhan sandang, khususnya kebutuhan untuk bergaya kekinian

dengan harga yang sangat terjangkau bahkan mempunyai harga yang

miring. Adanya thrif shop ini pun dapat turut menjaga lingkungan dan

bumi dari meningkatnya limbah pakaian. Adanya thrift shop pun

meningkatkan kreatifitas dalam mencocokan dan memilih outfit-outfit

yang ada di toko thrrif shop.32

B. Pembahasan Temuan
Dalam sub bab ini akan dijelaskan beberapa uraian pembahasan yang

akan sesuai dengan hasil penelitian, sehingga pada pembahasan ini peneliti

akan menjelaskan hasil penelitian dengan teori yang telah dijelaskan pada bab

sebelumnya. Data-data yang di peroleh dari pengamatan wawancara

mendalam serta dokumentasi sebagaimana telah peneliti deskripsikan pada

analisis data kualitatif yang kemudian diidentifikasikan agar sesuai dengan

tujuan yang diharapkan.

Berikut adalah pemaparan dari pembahasan yang akan di

komunikasikan dengan teori-teori yang dijadikan sebagai landasan oleh

peneliti dalam penelitian.

31
Wawancara Taufik Maulidi, Wawancara pada 21 Maret 2023.
32
Wawancara Aidy Masykuro, Wawancara pada 03 April 2023

52
1. Praktik Jual Beli Pakaian Bekas di Media Shopee Menurut Hukum

Positif

Praktik jual beli online pakaian bekas pada aplikasi Shopee tidak ada

bedanya dengan praktik jual beli online pakaian pada umumnya.

Hukum jual beli online menurut hukum negara (Undang-Undang)

dalam aturan perniagaan online, dapat diterapkan KUHPerdata. Secara

analogis, dalam pasal 1320 KUHPerdata dijelaskan bahwa suatu persetujuan

adalah suatu perbuatan dimana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya

terhadap satu orang lain lebih. Untuk sahnya suatu perjanjian jual beli,

terdapat syarat-syarat yang diatur di dalam pasal 1320 KUHPerdata yang

menentukan bahwa syarat sah suatu perjanjian sebagai berikut; 1. Kesepakatan

para pihak 2. Kecakapan untuk membuat perjanjian 3. Suatu hal tertentu; dan

4. Sesuatu sebab yang halal. Apabila unsur pertama (kesepakatan) dan unsur

kedua (kecakapan) tidak terpenuhi, maka perjanjian tersebut dapat dibatalkan.

Sedangkan apabila tidak terpenuhi unsur ketiga (suatu hal tertentu) dan unsur

keempat (suatu sebab yang halal) maka perjanjian tersebut adalah batal demi

hukum.Sebagaimana dalam praktik jual beli online pakaian bekas impor,

unsur yang pertama adanya kesepakatan para pihak. Kesepakatan yang

dimaksud di sini adalah kesepakatan tersebut lahir dari kehendak para pihak

tanpa adanya unsur kekhilafan, paksaan, ataupun penipuan. Sebagai contoh,

jika seorang pembeli menyepakati perjanjian jual beli pakaian bekas impor

dimana terdapat cacat pada barang tanpa ia ketahui, maka pembeli dapat

mengajukan pembatalan dan pengembalian barang atas perjanjian jual beli

tersebut.Unsur yang kedua, kecakapan untuk membuat perjanjian. Istilah

53
kecakapan yang dimaksud dalam hal ini berarti wewenang para pihak untuk

membuat perjanjian KUHPerdata menentukan bahwa setiap orang dinyatakan

cakap untuk membuat perjanjian, kecuali jika menurut undang-undang

dinyatakan tidak cakap. Menurut Pasal 1330 KUHPerdata, orang-orang yang

dinyatakan tidak cakap adalah mereka yang:

1. Belum dewasa, berarti mereka yang belum berusia 21 (dua puluh

satu) tahun atau belum menikah.2. Berada di bawah pengampunan, seseorang

dianggap berada di bawah pengampunan apabila ia sudah dewasa, namun

karena keadaan mental atau pikirannya yang dianggap kurang sempurna maka

dipersamakan dengan orang yang belum dewasa.Shopee telah membuat syarat

dan ketentuan bagi penggunanya. Yaitu untuk penjual diwajibkan meng-

pluoad foto KTP sebagai bukti bahwa penjual adalah pihak yang memiliki

tanggung jawab meskipun belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun.

Sedangkan untuk pembeli, belum ada aturan mengenai batas usia, tetapi bagi

pembeli yang mengaktifkan fitur Shopee Paylater akan diwajibkan meng-

uploadfoto KTP.Unsur yang ketiga, sesuatu hal tertentu. Suatu perjanjian

harus memiliki objek yang jelas. Objek tersebut tidak hanya berupa barang

dalam bentuk fisik, namun juga dapat berupa jasa yang dapat ditentukan

jenisnya. Sebagai contoh, dalam menjual produk di aplikasi Shopee, pembeli

meng-uploud gambar produk yang disertai dengan harga dan deskripsinya

seperti jenis, ukuran, warna, fungsi, hingga detail komposisi produk

tersebut.Unsur yang terakhir yaitu suatu sebab yang halal. Sebab yang halal

berhubungan dengan isi perjanjian itu sendiri, dimana perjanjian tersebut

dibuat berdasarkan tujuan yang tidak bertentangan dengan hukum yang

54
berlaku. Perjanjian yang dibuat berdasarkan sebab yang tidak benar atau

dilarang membuat perjanjian tersebut menjadi tidak sah.Sebab yang tidak halal

adalah sebab dilarang oleh Undang-Undang, berlawanan dengan norma

kesusilaan, atau ketertiban umum. Nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat

dimana perjanjian tersebut dibuat. Seperti halnya ketika seseorang melakukan

perjanjian jual beli pakaian bekas impor, maka perjanjian tersebut menjadi

tidak sah. Hal ini dikarenakan adanya peraturan yang melarang pakaian bekas

impor, yaitu Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen,

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 Tentang Perdagangan, dan Peraturan

Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 51/MDAG/PER/7/2015

Tentang Larangan Impor Pakaian Bekas.Sejalan dengan Peraturan Perundang-

undangan, Shopee mempunyai kebijakan bahwa Penjual dilarang menjual

produk yang dilarang oleh Undang-Undang yang berlaku di Republik

Indonesia. Adapun produk Penjual yang Shopee turunkan telah melanggar

Permendag Nomor 12 Tahun 2020 Tentang Barang Dilarang Impor salah

satunya adalah pakaian bekas.

2. Praktik Jual Beli Pakaian Bekas di Media Online Shopee Menurut

Hukum Islam

Jual beli merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang banyak

dilakukan oleh semua manusia dan sangat dianjurkan oleh Rasulluah

untuk menjemput rejeki. Jual beli yang dilakukan setiap waktu oleh

manusia. Namun tidak semua jual beli yang dilakukan oleh masyrakat

muslim sudah dilakukan sesuai hukum islam yang benar. Justru masih

banyak masyarakat muslim yang tidak tahu bagaumana ketentuan jual beli

55
yang sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan pada hukum islam.

Terkait aturan juak beli mneurut islam sudah diatur dengan baik pada Al-

Quran dan Hadist yang menjadi sumber hukum dalam penentuan semua

hukum islam. Mengenai jual beli bahkan tidak hanya memberikan aturan

untuk penjual saja, namun juga pembeli dan objek yang dijadikan jual beli

tersebut. Jual beli yang baik adalah jual beli yang sesuai dengan syariat

Islam, dengan memenuhi semau ketentuan rukun dan syaratnya. 33Jual beli

yang baik menurut perspektif hukum islam adalah jual beli yang

memenuhi ketentuan dengan hukum islam, dengan memenuhi rukun dan

syaratnya. Terkait aturan jual beli menurut islam sudah diatur dengan baik

pada Al-Quran dan Hadist yang menjadi sumber hukum dalam penentuan

semua hukum islam mengenai jual beli bahkan tidak hanya memberikan

aturan untuk penjual saja, namun juga pembeli dan objek yang dijadikan

jual beli tersebut.

Jual beli yang baik menurut persepktif hukum islam adalah jual beli

yang memenuhi ketentuan sesuai dengan hukum islam, dengan memenuhi

rukun dan syaratnya. Selain itu adanya unsur yang jelas pada transaksi jual

beli yang dilakukan. Dalam jual beli kita harus mampu membedakan jual

beli yang kita lakukan itu apakah baik untuk kita atau tidak. Juga harus

mampu menjauhkan diri dari perbuatan jual beli yang dilarang seperti riba,

gharar, jual beli bathil, fasid, dll.

33
Nur Ahmad Awaluddin, “Sistem Jual Beli Pakaian Bekas Dalam Karung Perspektif Ekonomi
Islam,” Advanced Optical Materials, 10, no. 1 (2018):62,
https://doi.org/10.1103/PhysRevB.101.089902%0Ahttp;//dx.doi.org/10.1038/s41467-019-13856-
1%0Ahttp://dx.doi.org/10.1038/s41467-020-14365-2%0Ahttp://dx.doi.org/10.1038/s41

56
Adapun syarat yang harus di penuhi dalam jual beli tersebut antara

lain :

a. Objek jual beli haruslah suci

b. Objek jual beli harus mempunyai manfaat

c. Barang tersebut kepunyaan penjual, kepunyaan yang diwakilkan atau

yang mengusahakan

d. Barang tersebut juga diketahui kedua belah pihak

Berdasarkan pengertian tersebut, maka akad yang dilakukan oleh

orang yang melakukan jual beli pakaian bekas adalah pemilik toko online

dan pembeli sebagai penerima ijab. Ijab dalam jual beli online dan offline

dilakukan berdasarkan keinginan dari setiap pihak tanpa ada paksaan dari

siapapun.akad dalam jual beli online biasanya tertera sebelum pembeli

melakukan pembayaran.

57
a. Adanya pihak yang berakad

Syarat dan rukun jual beli adalah adanya pihak yang berakad,

yaitu adanya penjual dan pembeli yang melakukan akad jual beli.

Adapun syarat akad jual beli adalah islam (diisyaratkan bagi pembelian

benda-benda tertentu, seperti Al-Quran), berakal, atas kehendak sendiri

dan baligh atau telah dewasa serta tidak mubadzir dan boros. Dalam

transaksi jual beli pakaian

Praktik jual beli baju bekas atau dikenal dengan thrift shop

menjadi sebuah fenomena transaksi bisnis. Jual beli baju bekas saat ini

sedang menjadi trend, selain karena factor berkembangnya thrif shop

menjadi bisnis baru bagi masyarakat. Sistem pembelian baju bekas

secara online dan offline yang cukup mudah juga menjadi faktor

berkembangnya bisnis ini. Perbedaan antara jual beli di media online

dan offline menurut tanggapan dari seluruh informan yang

disimpulkan oleh penulis yaitu sistem pembelian jual beli online

terbilang cukup mudah dan lebih praktis karena pembeli dapat

melakukan dimana dan kapan pun dengan waktu yang sangat

terjangkau. Pembeli hanya membuat akun di platform jual beli online,

seperto shopee, instagram, dan marketplace shopping untuk dapat

melakukan transaksi. Setelah pembeli memiliki akun, pembeli dapat

segera menggunakannya dengan melihat foto pakaian yang akan dibeli

pada fitur yang di sediakan. Proses transaksi juga terbilang mudah

pembeli dapat melakukan pembayaran menggunakan transfer antar

bank atau melakukan pembayaran melalui Indomaret dan Alfamrt. Dan

58
barang yang sudah dibeli kemudian akan diantar dengan jasa ekspedisi

yang sudah dipilih sebekum pembeli melakukan checkout. Sedangkan

offline juga dianggap lebih baik jika pembeli bisa langsung datang ke

toko, dan melihat langsung kondisi dan kualitas pakaian yang di jual.

Dalam praktiknya, barang yang akan diperjual belikan di media

online akan di deskripsikan dalam kolom deskripsi, jenis bahan,

ukuran, dan kondisi. Oleh karena itu, setiap orang yang akan membeli

baju bekas melalui platform tentunya sudah faham dengan deskripsi

barang dan konsekuensinya yang didapat apabila terjadi kerusakan

barang. Sehingga konsumen yang akan membeli tidak merasa tertipu

karena baju yang dibelinya merupakan pakaian bekas. Menurut hasil

observasi, secara umum pakaian bekas yang diperjual belikan dalam

marketplace merupakan pakaian bekas yang masih sangat layak pakai.

Oleh karena itu, pakaian bekas sebagai obejk jual beli dalam penelitian

ini merupakan barang dengan kualitas bagus dan layak untuk di perjual

belikan secara online dan offline kepada para pengguna pakaian bekas.

Hasil penelitian dari informan bahwasannya dalam praktik jual

beli menurut perspektif ekonomi islam tentunya harus mengetahui

bagaimana hukum dan ketentuan dalam jual beli online, karena jual

beli secara online dan offline hukumnya sama hanya membedakan

tempat transaksinya.

3. Perspektif Hukum Islam dan Hukum Positif tentang Jual Beli

Pakaian Bekas di Media Online Shopee

59
Jual beli di masyarakat merupakan kegiatan rutinitas yang

dilakukan setiap waktu oleh semua manusia. Tetapi jual beli yang benar

menurut hukum Islam belum tentu semua orang muslim

melaksanakannya. Bahkan ada pula yang tidak tahu sama sekali tentang

ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh hukum islamdalm hal jual beli.

Di dalam Al-Quran dan Hadist yang merupakan sumber hukum islam

banyak memberikan contoh atau mengatur bisnis yang benar menurut

Islam. Bukan hanya untuk penjual saja tetapi juga untuk pembeli.

Sekarang ini lebih bayak penjual yang lebih mengutamakan keuntungan

individu tanpa berpedoman pada ketentuan-ketentuan hukum islam.setiap

manusia yang lahir di dunia ini pasti saling membutuhkan orang lain, akan

selalu melakukan tolong menolong dalam menghadapi berbagai kebutuhan

yang beraneka ragam, salah satunya dilaukan dengan cara berbisnis atau

jual beli merupakan interaksi sosial antar manusia yang berdasarkan rukun

dan syarat yang telah di tentukan. Jual beli diartikan sebagai al-ba ’I, al-

Tijarah, dan al-Mubadalah. Pada intinya jual beli merupakan suatu

pinjaman tukar menukar barang atau benda yang mempunyai manfaat

untuk penggunanya, kedua belah pihak sudah menyepakati perjanjian

yang telah dibuat.

menurut Undang-Undang Konvensional (Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen dan Undang-Undang

Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik).

Perlindungan konsumen merupakan segala upaya yang menjamin

adanya

60
kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen. Hal

initertuang didalam Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Perlindungan

Konsumen. Dalam melakukan suatu hubungan hukum antara penjual

dan pembeli hanya dilakukan secara lisan mengenai harga barang dan

jenis barang yang diperjualbelikan, tidak adanya suatu perjanjian

tertulis yang ditandatangani antara

para pihak sehingga disini hak daripada konsumen dapat saja dicidera

oleh penjual dalam Praktik Jual Beli Pakaian Bekas.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul :Tinjauan Praktik Jual Beli Pakaian

Bekas Di Media Shopee Menurut Undang-Undang Konvensional dan

Hukum Islam

Jual beli dalam islam khususnya dalam pandangan Imam Syafi’I

hukumnya adalah boleh menurut Ijam’, yaitu kesepakatan Mujtahid bahwa

jual beli sebagai sebuah sarana mencari rizki telah di praktekkan sejak

zaman Nabi Muhammad SAW dan masih diakui sebagai sarana mencari

rizki yang sah. Pendapat para ulama ini merujuk pada konsep jual beli

konvensional secara umum. Sementara, jual beli online merupakan konsep

jual beli baru dan memerlukan kajian secara mendalam terutama dalam

pandangan hukum islam mengenai hal tersebut.

61
Imam Syafi’i menyebutkan bahwa jual beli memiliki tiga rukun

yaitu, akad atau ijab qabul, pihak yang berakad dan objek akad. Adapun

analisis berdasarkan rukun tersebut adalah :

1. Adanya akad dan ijab qabul

Akad secara bahasa berarti mengikatkan antara dua sisi sesuatu baik

berupa ikatan konkret maupun abstrak. Akad menurut Ulama Syafi;I

terbagi menjadi dua, yaitu secara umum dan khusus. Adapun

pengertian akad secara umum sebagai berikut :

Segala sesuatu yang ingin dilkasanakan oleh seseorang, baik dari

keinginan satu pihak saja seperti waqaf maupun berasal dari keinginan

dua belah pihak seperti jual beli, baik berasal dari satu orang maupun

dua orang.

Sedangkan secara khusus, yaitu:

Mengaitkan Ijab (Penyerahan) dan Qabul (Penerimaan) sesuai

ketentuan Syariat yang berdampak pada hukum tertentu.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka akad yang dilakukan oleh orang

yang melakukan jual beli baju bekas adalah pemilik toko online dan

pembeli sebagai penerima ijab. Ijab dalam jaul beli online dilakukan

berdasarkan keinginan dari setiap pihak tanpa ada paksaan dari

siapapun. Akad dalam jual beli online biasanya tertera sebelum

pembeli melakukan pembayaran, inilah yang membedakan anatara jual

beli offline dan online.

Syarat dalam ijab dan qabul (Akad) syarat sah dalam ijab dan qabul

terdapat tiga syarat berikut ini :

62
a. Kedua belah pihak yang melakukan akad telah baligh

b. Ijab qabul dilakukan dalam satu majlis

c. Qabul harus eseuai dengan qabul

2. Adanya pihak yang berakad

Syarat dan rukun rukun jual beli adalah adanya pihak yang berakad,

yaitu adanya penjual dan pembeli yang melakukan akad jual beli.

Adapun syarat akad jual beli adalah islam. Syarat subjek jual beli

(Aqaid) subjek jual beli adalah orang yang melakukan transaksi jual

beli. Aqaid harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Kedua belah pihak berakal sehat dan tidak gila

b. Kedua belah pihak sudah baligh

c. Salah satu pihak tidak dalam paksaan atau dalam keadaan tertekan

d. Tidak boros

Baligh berarti genap menginjak usia lima belas tahun, sama saja

antara laki-laki dan perempuan. Jika laki-laki ditandai dengan

mimpi basah, sementara perempuan ditandai dengan haid. Jika

kedua hal tersebut mereka alami sebelum menginjak usia lima

belas tahun, maka saat itu mereka sudah dinggap baligh.

3. Objek akad

Objek akad berarti barang yang akan di perjual belikan. Objek menjadi

syarat sahnya jual beli karena tanpa ada barang yang di perjual belikan

aka rukun dan syaratnya tidak sah. Maka dalam penelitian ini, objek

akad yang dimaksud adalah pakaian bekas yang dijual secara retail

melalui media online dan offline.

63
Adapun syarat objek jual beli (Ma’qud Alaih) Ulama fiqh sepakat

bahwa jual beli akan dianggap sah apabila Ma’qud Alaih adalah

sebagai berikut:

a. Barang yang tetap atau bermanfaat

b. Suci barangnya

c. Dapat diserah terimakna

d. Dapat dilihat oleh orang-orang yang melakukan akad

e. Tidak bersangkutan milik orang lain

f. Mengetahui dan melihat sendiri keadaan barang baik mengenai

hitungan, takaran, timbangan, atau kualitasnya

g. Dan tidak ada larangan dari syara’

Dalam syarat jual beli terkait objek, barang yang diperjual belikan

dapat dimanfaatkan dan bermanfaat bagi manusia. Pakaian yang

dijadikan objek dalam jual beli ini merupakan barang suci yang

dapat digunakan untuk mendapatkan pakaian bekas tersebut

dilarang.

jual beli online juga tidak bertentangan dengan rukun dan syarat

dalam sistem hukum perikatan Islam. Adapun yang diharamkan

dalam transaksi jual beli online, yaitu transaksi yang di dalamnya

terdapat unsur-unsur haram, seperti riba, gharar (penipuan),

bahaya, ketidakjelasan, merugikan hak orang lain, pemaksaan, dan

barang atau jasa yang menjadi objek transaksi adalah halal, bukan

yang diharamkan seperti khamr, bangkai, babi, narkoba, judi

online, dan sebagainya. Selain itu, transaksi jual beli online juga

64
mengandung aspek kemaslahatan berupa kemudahan dan efisiensi

waktu. Didalam fikih, ditemukan adanya kesepakatan ulama

terhadap transaksi jual beli melalui surat dan perantara, sehingga

jual beli online dapat dianalogikan sebagai jual beli melalui surat

atau perantara selama dilakukan atas dasar prinsip kejujuran dan

prinsip suka sama suka (kerelaan). Dalam hukum positip dapat

mengacu pada UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen dan Undang-undang Informasi dan Transaksi

Elektronik (UU ITE)

65
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang berhasil dihimpun oleh peneliti

dalam judul skripsi “Tinjauan Praktik Jual Beli Pakaian Bekas di Media

shopee menurut Hukum Positif Dan Hukum Islam’ maka dapat disimpulkan :

1. Praktik jual beli pakaian bekas yang dilakukan oleh konsumen menurut

Hukum islam di media shopee telah memenuhi rukun dan syarat.

Sedangkan jual beli yang diterapkan oleh penjual pakaian bekas menurut

penulis sesuai dengan penerapan hukum islam karena dalam jual beli itu

sesuai dengan rukun dan syaratnya, dimana adanya akad antara jual beli

yaitu penjual dan pembeli yang saling mengucapkan harga sesuai

kesepakatan, adanya pelaku jual beli yaitu penjual dan pembeli saling

memenuhi syarat (baligh dan berakal, dan tidak ada paksaan dalam

pembelian.

Sedangkan menurut Hukum positif

2. Faktor yang menyebabkan banyaknya penjual pakaian bekas adalah

tingginya minat konsumen terhadap pakaian bekas karena kondisi dan

merek pakaian bekas dalam kondisi yang masih sangat bagus dan layak

untuk dipakai. Jual beli pakaian bekas di media online Shopee tergolong

mudah dalam melakukan transaksi karna tidak harus ketemu langsung

dengan penjual, di media online Shopee juga terdapat deskripsi

ukuran.Proses transaksi juga terbilang mudah pembeli dapat melakukan

66
67

pembayaran menggunakan transfer antar bank atau melakukan

pembayaran melalui Indomaret dan Alfamrt. Dan barang yang sudah dibeli

kemudian akan diantar dengan jasa ekspedisi yang sudah dipilih sebekum

pembeli melakukan checkout. Sedangkan offline juga dianggap lebih baik

jika pembeli bisa langsung datang ke toko, dan melihat langsung kondisi

dan kualitas pakaian yang di jual.

Dalam praktiknya, barang yang akan diperjual belikan di media online

akan di deskripsikan dalam kolom deskripsi, jenis bahan, ukuran, dan

kondisi. Oleh karena itu, setiap orang yang akan membeli baju bekas

melalui platform tentunya sudah faham dengan deskripsi barang dan

konsekuensinya yang didapat apabila terjadi kerusakan barang.

B. Saran

Pembeli harus cerdas memilih pakaian yang akan dibeli, dimana pembeli

harus melihat kualitas suatu barang agar tidak merasa dirugikan atas apa

yang telah dibelinya.


DAFTAR RUJUKAN

Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008).

Al-Quran dan Terjemahannya

Aziz Abdul Dahlan, Ensiklopedia Hukum Islam, Jakarta : Ictiar Baru Van Hoeve,
1996

Widjaya Gunawan, dan Muljadi Kartini, Jual Beli, Jakarta:PT. Raja Grafindo
Persada,2004

Agustina, Hafifah. “Perspektif Hukum Islam Tentang Jual Beli Pakaian


Bekas(Studi di Pasar Perumnas Way Halim Bandar Lampung) ”. Skripsi,
Lampung: Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung, 2018.

Runto Hediana & Dasuki Ahmad, Transaksi Jual Beli Online Perspektif Ekonomi
Islam, IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

Achnad Zurohman, Eka Rahayu, Januari 2019. Jual beli online dalam perspektif
ekonomi islam. Iqtishodiyah, Vol.05 No.01

Putra. D. M. 2019. Jual Beli Online Berbasis Media Sosial Dalam Perspektif
Ekonomi Islam.Journal Of Shariah Economic Research, Vol.03 No.01

Awaludin, Nur Ahmad, “Sistem Jual Beli Pakaian Bekas Dalam Karung
Perspektif Ekonomi Islam.”

Suma Amin Muhammad. Tafsir Ayat Ekonomi, Jakarta: Paragonamata Jaya, 2013

Triantika Nafa Amelsi,dkk. “Tinjauan Hukum Islam Tentang Pelaksanaan Jual


beli Online Melalui Ecommerce Menurut Pasal 1320 KUHPerdata”
Jurnal Ensiklopedia Review, Vol. 2, No. 2,Juni 2020.

Fauzi, Ahmad . Jual Beli Pakaian Bekas dalam Perspektif Fikih Muamalah
Iqtishodiyah:, Iqtishodia: Jurnal Ekonomi Syariah, Vol,4, No,2,2019

Nimpono, Hanjoyo Bono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Pandom


Media nusantara. 2014.

Haroen Nasrun.Fiqh Muamalah.Cet 2 Jakarta:Gaya Media Pratama.200.

Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Cetakan II, (Yogyakarta : Pustaka


Pelajar,1998), h.9

68
69

Ramadhani, Nafiah Friska. 2021. “Tinjauan Hukum Islam Terhadap Sistem Jual
Beli Pakaian Bekas di Gang Puthuk Madiun.” Skripsi. Institut Agama
Islam Negeri Ponorogo

Indriati, Dewi Sri. “Penerapan Khiyar Dalam Jual Beli .” Ilmiah Al-Syir’ah 2, No 2
Accessed May 2 2021.
http://journal.iain-manado.ac.id/index.php/JIS/article/view/220/93

Bashofi, Anas. 2020. “Praktik Jual Beli Pakaian Menggunakan Sistem Borongan
Menurut Perspektif Hukum Islam”Skripsi. Sekolah Tinggi Ekonomi
Syariah

Safitri, Desi. “ Praktek Jual Beli Paian Bekas di Pasar Sangkumpal Bonang Kota
Padangsidimpuan Ditinjau dari Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah
KHES“ Skripsi S1, Institut Agama Islam Negeri Padangsidimpuan,
2019.

Salim, Munir. “Jual Beli Secara Online Menurut Pandangan Hukum Islam ”.Jurnal
Al-daulah, Vol.6, No. 2, Desember 2017.

Hhtp://www.sarjanaku.com/2011/08/jual-beli-dalam-islam-pengertian-hukum,
Diakses pada tanggal 10 agustus 2016.jam 12:18
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda di bawah ini saya:

Nama : DIMAS RUSANDRA ADISAPUTRA

NIM : 201818933008

Prodi : Hukum Ekonomi Syari’ah

Program : Strata 1

Instuti : Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Darul Falah Bondowoso

Dengan bersungguh-sungguh menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan

adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian-bagian yang di

rujuk sumbernya.

Bondowoso,
Saya yang Menyatakan,

DIMAS RUSANDRA ADISAPUTRA


NIM. 201818933008

70
LAMPIRAN
SDA

71
72
RIWAYAT HIDUP

Dimas Rusandra Adi Saputra. lahir pada tanggal 13 april 1998 , anak ke 1, dari

pasangan ayah bernama H.syamsul arifin dan ibu HJ. Raudatul mubarokah. Saat

ini peneliti bertempat tinggal Desa pandak Kecamatan klabang kabupaten

Bondowoso Jawa Timur. Pendidikan Sekolah Dasar penelitin di selesaikan pada

tahun 2011 di SDN pandak 01. Kemudian, di tahun yang sama menempuh

pendidikan di MTS Ibrahimy walisongo hingga tahun 2014. Pada tahun 2014

peneliti melanjutkan pendidikan di MA Ibrahimy walisongo hingga Tahun 2017.

Pada Tahun 2018, peneliti melanjutkan pendidikan di perkuliahan dan terdaftar

sebagai Mahasiswa di Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Darul Falah dengan bidang

yang ditekuni yaitu program studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Syariah.

Dengan ketekunan dan motifasi tinggi untuk terus belajar dan berusaha mencapai

cita-cita, penulis telah berhasil menyelesaikan tugas akhir skripsi ini. Semoga

dengan penulisan tugas akhir ini mampu memberikan kontribusi positif bagi dunia

pendidikan.

73

Anda mungkin juga menyukai