SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Hukum Jurusan Ilmu hukum
Pada Fakultas Syariah Dan Hukum
UIN Alauddin Makassar
Oleh
NURAFNI FARADILLAH
NIM. 10400117023
ILMU HUKUM
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2020
i
ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Menyatakan dengan sesungguhnya dan penuh kesadaran bahwa skripsi ini benar
merupakan hasil kasrya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain baik sebagian maupun
keseluruhan. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dan
merujuk berdasarkan pada kode etik ilmiah.
,
Nurafni Faradillah
iii
PENGESAHAN SKRIPSI
DEWAN PENGUJI :
Diketahui Oleh :
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum
UIN Alauddin Makassar,
v
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih dengan tidak
mengurangi rasa hormat kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu
persatu, secara khusus peneliti haturkan kepada:
vi
2. Bapak Dr. Muammar Bakry, Lc., M. Ag selaku Dekan beserta wakil dekan
I, II, III, dan IV fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar.
3. Bapak Dr. Rahman Syamsuddin, S.H.,M.H selaku Ketua Jurusan Ilmu
Hukum fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar.
4. Bapak Abd. Rais Asmar, S.H.,M.H selaku Sekretaris jurusan Ilmu Hukum
fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar.
5. Ibu Istiqamah, S.H.,M.H sebagai dosen fakultas Syariah dan Hukum
sekaligus sebagai pembimbing I penulis yang senantiasa membantu
membimbing dan memotivasi penulis.
6. Ibu Dr. Andi Safriani, S.H.,M.H sebagai dosen fakultas Syariah dan
Hukum sekaligus pembimbing II penulis yang senantiasa dengan penuh
kesabaran membantu membimbing dan memotivasi penulis.
7. Pak Ahkam Jayadi, S.H..,M.H sebagai dosen fakultas Syariah dan Hukum
sekaligus sebagai penguji I yang senantiasa menguji penulis dengan penuh
kritikan yang logis.
8. Pak Dr. Hamsir, S.H.,M.Hum sebagai dosen fakultas Syariah dan Hukum
sekaligus sebagai penguji II yang senantiasa menguji penulis dengan
penuh kesabaran serta masukan-masukan yang positif.
9. Seluruh dosen, pejabat dan staf fakultas Syariah dan Hukum UIN
Alauddin Makassar dan khususnya dosen-dosen jurusan Ilmu Hukum yang
senantiasa mengajar penulis.
10. Kepada seluruh teman-teman kelas Ilmu Hukum A angkatan 2017 atas
dukungan dan doanya untuk penulis selama ini.
Demikian tugas akhir ini penulis buat, semoga penulisan hukum ini dapat
bermanfaat bagi siapapun yang membacanya, khususnya mahasiwa(i) Jurusan
Ilmu Hukum, atas segala ucapan yang tidak berkenan di hati dalam skripsi ini,
maka penulis mohon maaf atas itu.
Penulis,
Nurafni Faradillah
10400117023
vii
PEDOMAN TRANSLITERASI
1. Konsonan
ب Ba B Be
ت Ta T Te
ج Jim J Je
د Dal D De
ر Ra R Er
س Sin S Es
viii
bawah)
غ Gain G Ge
ف Fa F Ef
ق Qaf Q Qi
ك Kaf K Ka
ل Lam L El
م Mim M Em
ن Nun N En
و Wau W We
ه Ha H Ha
ٌ Ya Y Ye
Hamzah ( )ءyang terletaj di awal kata megikuti vokalnya tanpa diberi tanda
apapun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda
(„).
2. Vokal
َا Fathah A A
ِا Kasrah I I
َا ḍammah U U
ix
Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara
ى
َ fatḥahdan yā‟ Ai a dan i
3. Maddah
Maddah atau vocal panjang yang lambanya berupa harakat dan huruf,
transliterasinya berupa huruf dan tanda , yaitu:
Tanda
fatḥahdan alif
| َا...ي... Ā a dan garis di atas
َ atauyā‟
x
4. Ta‟ Marbutah
Transliterasi untuk tā‟ marbūṭahada dua , yaitu: tā‟ marbūṭah yang hidup
atau mendapat harakat fathah, kasrah, dan dammah, yang transliterasinya
[t]. Sedangkan tā‟ marbūṭah yang mati atau terdapat harakat sukun
transliterasinya adalah [h].
5. Syaddah (Tasydid)
Syaddah atau tasydid yang dalam system tulisan Arab dilambangkan
syaddah Jika huruf يber-tasydid di akhir sebuah kata dan didahului oleh
huruf kasrah(ًّ) ِى, maka ia ditransliterasi seperti huruf maddah menjadi (i).
6. Kata Sandang
Kata sandang dalam system tulisan Arab dilambangkan dengan huruf (alif
seperti biasa, al-, baik di ikuti oleh huruf syamsiah maupun huruf
7. Hamzah
Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof („) hanya berlaku bagi
hamzah yang terletak di tengah dan akhir kata. Namun, bila hamzah
berupa alif.
xi
8. Penulisan kata Arab yang Lazim digunakan dalam Bahasa Indonesia
Kata, istilah atau kalimat Arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau
kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari perbendaharaan bahasa
Indonesia, atau sudah sering ditulis dalam tulisan bahasa Indonesia, tidak
lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya Al-Qur‟an (dari al-
menjadi bagian dari satu rangkaian teks Arab, maka mereka harus
Walau system tulisan Arab tidak mengenal huruf capital (All Capt), dalam
menuliskan huruf awal nama dari (orang, tempat, bulan) dan huruf awal
kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata sandang (al-), maka yang
ditulis dengan huruf capital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan
huruf awal kata sandangnya. Jika terletak pada awal kalimat, maka huruf A
xii
yang sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul referensi yang
didahului oleh kata sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun
xiii
xiv
DAFTAR ISI
JUDUL.......................................................................................................................................................i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI......................................................ii
PENGESAHAN SKRIPSI............................................................................iii
KATA PENGANTAR...................................................................................iv
PEDOMAN TRANSLITERASI...................................................................vi
DAFTAR ISI..................................................................................................xii
ABSTRAK......................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................10
C. Pengertian Judul dan Ruang Lingkup Penelitian...................................15
D. Kajian Pustaka.......................................................................................15
E. Metode Penelitian..................................................................................16
F. Tujuan dan Kegunaan Penelitian...........................................................18
xv
BAB III TINJAUAN TENTANG PELANGGARAN DALAM
PENANGANAN WABAH COVID 19.........................................................40
BAB V PENUTUP.........................................................................................89
A. Kesimpulan............................................................................................89
B. Saran......................................................................................................90
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................91
LAMPIRAN-LAMPIRAN..............................................................................103
DAFTAR RIWAYAT HIDUP........................................................................107
xvi
ABSTRAK
Nim : 10400117023
xvii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
2
corona yang berasal dari Wuhan, China dengan Riwayat kontak kasus positif
COVID 19.
Masih berlanjut pada tanggal 29 Februari tahun 2020, NT akhirnya dirujuk
ke Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, meskipun keadaan NT
sudah membaik dalam artian tidak lagi mengalami demam tetapi masih dalam
keadaan batuk pada saat itu. Dan juga pada tanggal 1 Maret tahun 2020, dokter
pada akhirnya mengambi spesimen berupa nasofaring, orofaring, serum, dan
sputum. Sampel tersebut kemudian dikirim ke Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) serta pengambilan Bronchoalveolar
lavage (BAL) akan dilakukan pengiriman susulan. Sehingga kasus yang dialami
NT ini termasuk dalam kategori pengawasan atau pemantauan langsung.
Adapun kasus kedua yang dirasakan oleh seorang ibu berinisial MD dari
putrinya yang berinisial NT, bermula pada tanggal 20 Februari tahun 2020 MD ini
melakukan kontak fisik lanngsung dengan anaknya saat itu yang diduga terjangkit
COVID 19. Dan berlanjut pada tanggal 22 Februari tahun 2020 dua hari setelah
peristiwa tersebut, MD telah memperlihatkan gejala dari infeksi virus corona. MD
juga berobat ke Rumah Sakit yang sama dengan putrinya yaitu di RS Mitra Depok
dengan hasil diagnosis tifoid dan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), akhirnya
MD divonis terjangkit COVID 19 sama seperti putrinya. Kemudian pada tanggal
29 Februari tahun 2020, akhirnya ibu dan anak ini dirujuk ke RSPI Sulianto
Saroso. Dan pada tanggal 1 Maret tahun 2020 prosedur yang diterapkan oleh
rumah sakit sama dengan putrinya, dokter juga mengambil specimen yang sama
seperti nasofaring, orofaring, serum dan juga sputum. Sampel ini juga dikirim
pada tempat yang sama yaitu ke Litbangkes dan kasus MD ini juga sama dengan
kasus putrinya yang masuk kedalam kategori pengawasan dan pengamatan
langsung.
Dengan adanya beberapa kasus tersebut maka pada hari Senin, tanggal 2
Maret tahun 2020, Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa kedua orang
tersebut positif terjangkit virus corona Wuhan, China atau COVID 19 yang
merupakan kasus pertama di Indonesia sekaligus menjadi suatu ketetapan bahwa
Indonesia pada saat itu juga telah resmi terinfeksi oleh COVID 19. Dengan
3
1
Halodoc, “Kronologi Lengkap Virus Corona Masuk di Indonesia”,
https://www.halodoc.com/artikel/kronologi-lengkap-virus-corona-masuk-indonesia , diakses pada
hari Sabtu, tanggal 18 Juli 2020, pukul 23.00.
2 Nasional Okezone, “Update Corona di Indonesia 9 Oktober 2020 : Positif 324.658
Orang, Sembuh 247.667 & Meninggal 11.67”,
https://nasional.okezone.com/read/2020/10/09/337/2291098/update-corona-di-indonesia-9-
oktober-2020-positif-324-658-orang-sembuh-247-667-meninggal-11-677, diakses pada hari Jumat,
tanggal 09 Oktober 2020, pukul 19.00
3 Fix Makassar, “Update Covid-19 di Sulsel: Jumlah Kasus Harian Sembuh Covid-19
per 9
Oktober 2020 Capai 111 Kasus”,
https://fixmakassar.pikiran-rakyat.com/sulsel/pr-57816195/update-covid-19-di-sulsel-jumlah-
4
Makassar, jumlah pasien yang positif covid 19 pada tanggal 09 Oktober tahun
2020, sebanyak 1.894 orang dengan rincian kasus terkonfirmasi tanpa gejala
(simptomatik) 467 orang, terkonfirmasi tanpa gejala (asimptomatik) tercatat 1.427
orang, pasien yang sembuh 31 orang (total 1502) dan meninggal dunia 2 orang
4
(total 662), sedangkan kasus suspek 276 orang.
Dengan adanya data yang menggambarkan semakin merebaknya wabah
covid 19 dan semakin meningkatnya jumlah penderita covid 19 ini, maka khusus
di Indonesia pemerintah telah mengeluarkan status darurat bencana terhitung
mulai tanggal 29 Februari tahun 2020 hingga tanggal 29 Mei tahun 2020 terkait
pandemi virus coroa ndengan jumlah waktu 91 hari. Namun seiring dengan
semakin meningkatnya penyebaran COVID 19, status darurat bencana tersebut
masih diperpanjang hingga sekarang. Adapun langkah-langkah penanganan awal
yang telah dilakukan pemerintah untuk dapat menyelesaikan kasus luar biasa ini,
salah satunya adalah dengan mensosialisasikan gerakan social distancing dan
karantina wilayah. Konsep social distancing ini menjelaskan bahwa untuk dapat
mengurangi bahkan memutus mata rantai infeksi COVID 19 seluruh orang harus
menjaga jarak aman dengan orang lainnya minimal 1 meter, dan tidak melakukan
kontak fisik langsung dengan orang lain, dan juga menghindari pertemuan massal
5
di luar rumah.
10
Dana Riksa Buana, “ Analisis Masyarakat Indonesia dalam Menghadapi Pandemi
Virus Corona (Covid 19) dan Kiat Menjaga Kesejahteraan Jiwa, Jurnal, (Universitas Mercu
Buana 2020), h. 1
11
Peraturan Walikota Makassar No. 36 Tahun 2020 tentang Percepatan Pengendalian
Corona Virus Desease 2019 (COVID 19)
8
12
orang dan barang yang menggunakan moda transport. Dengan adanya peraturan-
peraturan tersebut, maka bagi yang melakukan pelanggaran akan dikenakan sanksi
sosial, di mana bagi pelanggar akan disuruh untuk melakukan push up sebanyak-
banyaknya, membersihkan jalan raya dan juga fasilitas umum lainnya, namun jika
sanksi sosial tidak membuat para pelanggar jera maka akan dikenakan sanksi pidana
berupa kurungan penjara, sedangkan sanksi denda akan diterapkan bagi warga yang
tidak memakai masker dengan nominal denda sebanyak 250.000,-(dua ratus lima
puluh ribu) hingga 1.000.000,- ( satu juta rupiah).
Saat ini, Peraturan Wali Kota Makassar yang diterapkan adalah Peraturan
Wali Kota Makassar No. 51 Tahun 2020 tentang Penerapan Disiplin Penegakan
Hukum Protokol Kesehatan Sebagai Upaya Pencegahan dan Pengendalian Corona
Virus Disease (Covid 19) dan Perwali Kota Makassar No. 53 Tahun 2020 tentang
12 Peraturan Wali Kota Makassar No. 22 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan PSBB di Kota
Makassar Provinsi Sulawesi Selatan
13 Peraturan Wali Kota Makassar Nomor 31 Tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan
Protokol Kesehatan di Kota Makassar
9
Hal demikian dijelaskan oleh seorang Dr. Alexandra Stockwell yang telah
beralih profesi menjadi pakar hubungan dan pendiri Calm in Chaos,
mengungkapkan bahwa kondisi semacam itu terbilang wajar, disebabkan karena
para orang tua sudah mengalami berbagai era sebelumnya yang mungkin penuh
dengan kecemasan, kekhawatiran, kepanikan daripada adanya wabah covid 19 ini.
14Merdeka.com, “Lusa, Warga yang Tak Gunakan Masker Akan Dikenakan Sanksi Sosial”
https://m.merdeka.com/peristiwa/lusa-warga-makassar-yang-tak-gunakan-masker-akan- dikenakan-sanksi-
sosial.html, diakses pada hari Kamis, tanggal 17 Desember 2020, pukul 20.37
10
Seperti dimulai dari adanya perang yang berkecamuk sewaktu mereka kecil atau
muda hingga berbagai persoalan yang dihadapi dalam masa sekarang ini. Hingga
sampai pada satu titik, mereka seperti merasa punya hak kuasa untuk melakukan
apapun yang mereka inginkan, selama kondisi tubuh mereka masih mendukung.
Dan kebanyakan dari lansia saat ini masih terbilang kuat fisik, sehat, fit sehingga
mereka seperti “menolak” atau muncul rasa ketidakinginan yang dirasakan oleh
lansia yang masuk kategori rentan terpapar virus Corona. Sehingga saat ada
himbauan dari pemerintah untuk menjaga jarak dan tidak melakukan kontak fisik
langsung, tidak keluar rumah atau mengurangi aktivitas di luar ruangan hingga
dianjurkan agar melakukan kekarantinaan kesehatan, para lansia langsung
15
merespon hal tersebut dengan menyatakan tidak nyaman.
15
Liputan 6, “5 Langkah Jelaskan Karantina Pandemi Virus Corona Covid 19 pada
Lansia”, https://www.liputan6.com/bola/read/4212882/5-langkah-jelaskan-karantina-pandemi-
virus-corona-covid-19-pada-lansia, diakses pada hari Rabu 11 Juni 2020, pukul 21.00
11
B. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini yang menjadi masalah dalam fokus penelitian penulis
adalah “Bagaimanakah Penerapan Sanksi Bagi Masyarakat yang Melakukan
Pelanggaran terhadap Ketentuan Perundang-undangan dalam Penanganan Wabah
Covid 19 di Makassar berdasarkan peninjauan seluruh jenis sanksi baik di dalam
ketentuan pidana maupun di luar ketentuan pidana yang diupayakan dalam
penanganan wabah covid 19” serta “Sejauh manakah dampak yang ditimbulkan
dari implementasi ketentuan perundang-undangan dalam penanganan wabah
Covid 19 ditinjau dari segi sosiologi hukum”.
1. Kata tinjauan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata
„tinjau‟ yang berarti melihat, menjenguk, memeriksa, dan meneliti untuk
kemudian menarik kesimpulan. Kemudian tinjauan adalah hasil dari
kegiatan meninjau, pandangan, pendapat, (sesudah menyelidiki atau
16
mempelajari).
2. Sosiologi hukum adalah cabang sosiologi di bidang hukum yang mengkaji
soal hubungan timbal balik antara hukum dengan masyarakat serta fakta-
17
fakta sosial yang terjadi secara empiris dan analitis.
3. Penerapan adalah suatu perbuatan menerapkan, mengimplemetansikan,
mempraktekkan, dan mengaktualisasikan yang dilakukan oleh individu
maupun golongan atau kelompok dengan maksud untuk mencapai suatu
18
target atau tujuan yang telah ditentukan atau ditetapkan.
4. Ketentuan perundang-undangan adalah segala peraturan tertulis yang
dikeluarkan oleh pejabat atau lingkungan jabatan yang berwenang
yang berisi aturan tingkah laku yang mengikat secara umum (abstrak
19
umum). Dalam hal penelitian ini ketentuan perundang-undangan
yang dimaksud adalah berfokus kepada segala jenis ketentuan
perundang-undangan atau penegakan hukum yang berkaitan dengan
upaya pencegahan wabah covid 19. Diantaranya, Undang-undang No.
6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan, Peraturan Pemerintah
No. 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular,
Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor
HK.02.01/MENKES/202/2020 Tahun 2020 tentang Protokol Isolasi
Diri Sendiri dalam Penanganan Coronavirus Disease (COVID-19),
Peraturan Wali Kota Makassar No. 22 Tahun 2020 tentang
Pelaksanaan PSBB Di Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan,
Peraturan Walikota Makassar No. 36 Tahun 2020 tentang Percepatan
20
Peraturan Walikota Makassar No. 36 Tahun 2020 tentang Percepatan Pengendalian
Corona Virus Desease 2019 (COVID 19) Di Kota Makassar
21 Peraturan Wali Kota Makassar No. 22 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan PSBB Di
Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan
22 Peraturan Wali Kota Makassar Nomor 31 Tahun 2020 tentang Pedoman
Pelaksanaan Protokol Kesehatan di Kota Makassar
15
23
Disease 2019 dan Peraturan Wali Kota Makassar No. 53 Tahun 2020
tentang Pedoman Penerapan Protokol Kesehatan Pada Pelaksanaan Kegiatan
Pernikahan, Resepsi Pernikahan dan Pertemuan di Kota Makassar adalah
setiap orang yang tidak mematuhi protokol kesehatan pada pelaksanaan
kegiatan pernikahan, dan setiap orang yang tidak mematuhi protokol
24
kesehatan pada kegiatan pertemuan di Kota Makassar.
23 Peraturan Wali Kota Makassar No. 51 Tahun 2020 tentang Penerapan Disiplin
dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan sebagai Upaya Pencegahan dan Pengendalian Corona
Virus Disease 2019
24 Peraturan Wali Kota Makassar No. 53 Tahun 2020 tentang Pedoman Penerapan
Protokol Kesehatan Pada Pelaksanaan Kegiatan Pernikahan, Resepsi Pernikahan dan Pertemuan di
Kota Makassar
25 F.G Winarno, Covid 19: Pelajaran Berharga dari Sebuah Pandemi (Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2020), h. 2
26 Nahla Shihab, Covid 19: Kupasan Ringkas yang Perlu Anda Ketahui (Jakarta:
Literati, 2020), h. 1-2
16
D. Kajian Pustaka
Kelima buku di atas saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya,
dikarenakan isi dari bab dan sub bab dari buku-buku tersebut ada yang tidak
dibahas dalam satu buku namun dijelaskan pada buku yang selanjutnya atau
sejenis. Tetapi, esensi yang terdapat pada buku-buku di atas masing-masing
berkaitan dengan pokok bahasan mengenai Tinjauan Sosiologi Hukum Penerapan
Sanksi bagi Masyarakat yang Melakukan Pelanggaran dalam Penanganan Wabah
Covid 19 di Makassar.
E. Metodologi Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian kepustakaan
(library research). Penelitian ini mengacu kepada data atau bahan-bahan yang
berkaitan langsung dengan topik permasalahan yang diangkat. Sumber datanya
bisa diperoleh dari banyak sumber yang tertulis, seperti buku-buku, undang-
undang, surat edaran, jurnal, ensiklopedia, website, dan karya tulis ilmiah yang
berkaitan dengan topic permasalahan.
2. Pendekatan Penelitian
Metode pendekatan yang dipakai dalam penelitian peneliti adalah metode
Socio Legal Approach. Metode penelitian Socio Legal Approach yaitu metode
18
3. Sumber Data
Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi pustaka dalam berbagai buku
yang diakses melalui repository perguruan tinggi, artikel-artikel dari website,
peraturan perundang-undangan khususnya Peraturan Wali Kota Makassar terkait
covid 19, jurnal-jurnal yang dapat diakses secara online baik menyangkut tentang
penerapan sanksi bagi masyarakat dalam penanganan wabah covid 19 di Makassar
28
maupun jurnal-jurnal ilmiah lainnya yang menyangkut hukum secara umum.
29
Satrioth, “Penulisan Skripsi dengan Metode Yuridis”,
https://satriofh.blogspot.com/2016/11/penulisan-skripsi-dengan-metode-yuridis.html, diakses pada
hari Kamis, taggal 18 Juni 2020, pukul 21.15
20
2. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini diantara lain:
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi ilmu
pengetahuan khususnya di bidang hukum dengan adanya data yang
menujukkan bahwa bagaimana tinjauan sosiologi hukum penerapan sanksi
bagi masyarakat yang melakukan pelanggaran dalam penanganan wabah
covid 19 di Makassar, sehingga dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan
sebagai acuan atau referensi terhadap penelitian-penelitian selanjutnya.
b. Dengan adanya penelitian ini peneliti berharap dapat menghasilkan sebuah
kontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang hukum
khususnya pada hukum pidana maupun konstribusi kepada masyarakat
Indonesia khususnya di Makassar.
c. Penelitian ini diharapkan pula dapat memberikan pemahaman kepada
masyarakat luas tentang bagaimanakah penerapan sanksi bagi masyarakat
yang melakukan pelanggaran terhadap ketentuan perundang-undangan dalam
penanganan wabah covid 19 di Makassar, sehingga dapat menjadi referensi
dan acuan dalam menangani permasalahan terkait sanksi akibat pelanggaran
yang dilakukan oleh masyarakat selama wabah covid 19 tersebut.
BAB II
TINJAUAN TENTANG PENERAPAN SANKSI BAGI
MASYARAKAT
Sosiologi hukum terbagi menjadi dua yaitu sosiologi hukum empiric dan
sosiologi ukum kontemplatif. Sosiologi hukum empirik mengumpulkan bahan-
bahannya dari sudut perspektif eksternal, artinya dari suatu titik berdiri pengamat
yang mengobservasi. Sedangkan sosiologi hukumm kontemplatif berbeda dengan
sosiologi hukum empiric, baginya suatu perspektif eksternal tidak dapat diteria
33
sehubungan dengan aspek yang dipelajarinya.
30
Amran Suadi, Sosiologi Hukum Penegakan: Realitas dan Nilai Moralitas Hukum
(Jakarta: Kencana, 2018), h. 3
31
Rianto Adi, Sosiologi Hukum: Kajian Hukum Secara Sosiologis (Jakarta: Yayasan
Pustaka Obor Indonesia, 2012), h. 22
32 Muhammad Zainal, Pengantar Sosiologi Hukum (Yogyakarta: Deepublish, 2019), h.
22
33 Otje Salman dan Anthon F Susanto, Teori Hukum (Bandung: PT Refika Aditama,
2008), h. 61
21
22
23
lainnya seperti ekonomi, politik, sosial, budaya, agama dan lain-lain. Hukum
sebagai gejala sosial yang bersifat empiris, dapat dipelajari sebagai independent
variable maupun sebagai dependent variable. Hukum yang dipelajari sebagai
dependent variable merupakan resultante (hasil) dari berbagai kekuatan dalam
proses sosial dan studi tersebut dikenal sebagai Sosiologi Hukum. Dilain pihak,
hukum dipelajari sebagai independent variable menimbulkan pengaruh dampak
kepada berbagai aspek kehidupan sosial yang demikian dikenal sebagai studi
34
hukum masyarakat.
c. Wibawa Hukum
2. Jenis-jenis Sanksi
a. Sanksi Pidana
Sanksi pidana adalah sanksi yang lebih tajam bila karena bisa mengenai
42
harta benda, kehormatan, badan, bahkan mengancam nyawa seseorang. Sanksi
pidana sesungguhnya bersifat reaktif terhadap suatu perbuatan dan berfokus pada
perbuatan salah seseorang lewat pengenaan penderitaan (agar yang bersangkutan
menjadi jera) dan sangat jelas bahwa sanksi pidana lebih menekankan unsur
pembalasan (pengimbalan). Dan sanksi pidana bertujuan untuk memberikan
penderitaan istimewa kepada pelanggar supaya ia merasakan akibat perbuatannya.
Selain ditujukan pada pengenaan penderitaan terhadap pelaku, sanksi pidana juga
43
merupakan bentuk pernyataan pencelaan terhadap perbuatan si pelaku.
42 Ketut Merta dkk, Buku Ajar Hukum Pidana (Denpasar: Universitas Udayana, 2016),
h.
22
43 Sholehuddin, Sistem Sanksi dalam Hukum Pidana (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2004), h. 32-33
28
KUHP sebagai induk atau sumber utama hukum pidana telah terperinci
jenis-jenis pidana, sebagaimana dalam Pasal 10 KUHP. Menurut stelsel KUHP,
pidana dibedakan menjadi 2 kelompok, antara pidana pokok dengan pidana
tambahan:
1) Pidana mati
2) Pidana penjara
3) Pidana kurungan
4) Pidana denda
5) Pidana tutupan (ditambahkan berdasarkan UU No. 20 Tahun
44
Andi Sofyan, dan Nur Azisa, Hukum Pidana (Makassar, Pustaka Pena Pers, 2016), h.
88
29
93 terdapat ancaman pidana paling lama 1 tahun penjara bagi masyarakat yang
45
tidak mematuhi atau melanggar pelenggaraan kesehatan.
b. Sanksi Denda
Sanksi denda adalah hukuman yang diberikan kepada individu atau
kelompok dengan cara menjatuhi denda atau sejumlah uang yang harus dibayar
sebagai akibat dari tindakan melawan hukum yang telah dilakukan oleh individu
46
atau kelompok itu.
Hal ini juga terdapat pada beberapa aturan lain seperti Peraturan Gubernur
Nomor 41 Tahun 2020 tentang Pengenaan Sanksi terhadap Pelanggaraan
Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Penanganan Corona Virus
47
Disease (COVID 19) Di Provinsi Khusus Ibu Kota Jakarta , dalam hal ini telah
45
Nasional Kompas, “Langkah Hukum di tengah Penanganan Wabah Covid 19”,
https://nasional.kompas.com/read/2020/04/06/10272001/langkah-hukum-di-tengah penanganan-
wabah-covid-19-ini-pelanggaran-yang?page=all, diakses pada hari Kamis, tanggal 23 Juli 2020,
pukul 00.35
46 Kamus Tokopedia, “Denda”, https://kamus.tokopedia.com/d/denda/, diakses
pada hari Kamis, tanggal 23 Juli 2020, pukul 00.46
47 Peraturan Gubernur Nomor 41 Tahun 2020 tentang Pengenaan Sanksi terhadap
Pelanggaraan Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Penanganan Corona Virus
Disease (COVID 19) Di Provinsi Khusus Ibu Kota Jakarta
30
diterapkan di daerah DKI Jakarta bahwa siapapun yang terdapat tidak memakai
48
masker saat keluar rumah maka akan dikenakan denda sebesar Rp. 250.000.
c. Sanksi Administratif
Sanksi administratif secara luas dapat dipahami sebagai sanksi yang
dijatuhkan oleh pembentuk suatu peraturan tanpa intervensi oleh pengadilan atau
tribunal. Dalam pengertian lain, sanksi administratif berarti reaksi negative yang
dapat diterapkan oleh badan administrasi dalam menanggapi pelanggaran undang-
undang, peraturan, atau keputusan individual, dan dianggap sebagai ssanksi
49
hukuman pidana dengan konvensi eropa tentang hak asasi manusia.
d. Sanksi Sosial
Sanksi sosial adalah hukuman atau efek jera yang diberikan oleh
masyarakat kepada setiap anggotanya yang melakukan pelanggaran terhadap
aturan hukum yang telah ditetapkan, dimana sanksi sosial ini memiliki batas
48
MediaIndonesia,“HukumPelanggarCovid19”,https://mediaindonesia.com/editorials/
detail_editorials/2009-hukum-pelanggar-protokol-covid-19, diakses pada hari Kamis, tanggal 23
Juli 2020, pukul 00.58
49 Sri Nur Hari Susanto, “Jurnal Hukum Karakter Yuridis Sanksi Hukum
Administrasi: Suatu Pendekatan Komparasi”, Jurnal, (Universitas Diponegoro), h. 131-132
50 Sindonews, “Akibat Melanggar Aturan PSBB Izin Usaha Toko Agung dicabut”,
https://makassar.sindonews.com/read/18493/710/akibat-melanggar-aturan-psbb-izin-usaha-toko-
agung-dicabut-1588691130, diakses pada hari Kamis, tanggal 22 Juli 2020, pukul 01.15
31
waktu yang sangat pendek, berbeda dengan sanksi lainnya yang telah menetapkan
jangka waktu yang panjang penerapan sanksi tersebut.
51
Sonora, “Ditemukan Tak Pakai Masker Pj Walikota Makassar Minta Dihukum
Bersihkan Jalan”, https://www.sonora.id/read/422235841/ditemukan-tak-pakai-masker-pj-
walikota-makassar-minta-dihukum-bersihkan-jalan?page=all, diakses pada hari Kamis, tanggal 23
Juli 2020, pukul 01.34
52
MediaIndonesia,“HukumPelanggarProtokolCovid19”,https://mediaindonesia.com/
editorials/detail_editorials/2009-hukum-pelanggar-protokol-covid-19, diakses pada hari Kamis,
tanggal 23 Juli 2020, pukul 01.40
53 Rahman Syamsuddin dan Ismail Aris, Merajut Hukum di Indonesia (Jakarta:
Mitra Wicana Media, 2014), h. 13
32
wabah covid 19 ini. Sejalan dengan teori efek Dunning Kruger maka masyarakat
yang memikili vukup pengetahuan dan referensi literature akan dapat mematuhi
55
dan melaksanakan anjuran pemerintah dengan baik dan maksial.
2. Karakteristik COVID-19
Sub-family virus corona dikategorikan ke dalam empat genus; α, β, γ, d an
δ Selain virus baru ini (COVID 19), ada tujuh virus corona yang telah diketahui
menginfeksi manusia. Kebanyakan virus corona menyebabkan infeksi saluran
pernapasan atas (ISPA), tetapi Middle East Respiratory Syndrome Coronavirus
(MERSr CoV), severe acute respiratory syndrome associated coronavirus (SARSr
CoV) dan novel coronavirus 2019 (COVID-19) dapat menyebabkan pneumonia
ringan dan bahkan berat, serta penularan yang dapat terjadi antar manusia. Virus
55
Dana Riksa Buana, “ Analisis Masyarakat Indonesia dalam Menghadapi Pandemi
Virus Corona (Covid 19) dan Kiat Menjaga Kesejahteraan Jiwa”, Jurnal, (Universitas Mercu
Buana, 2020), h. 2-4
56 Safrizal ZA dkk, Pedoman Umum Menghadapi Pandemi Covid 19 (Jakarta, 2020),
h. 3
35
corona sensitif terhadap sinar ultraviolet dan panas, dan dapat di nonaktifkan
(secara efektif dengan hampir semua disinfektan kecuali klorheksidin). Oleh
karena itu, cairan pembersih tangan yang mengandung klorheksidin tidak
direkomendasikan untuk digunakan dalam wabah ini.
a. Karakteristik Epidemiologi
Angka fatalitas kasus (CFR) tergantung pada ketersediaan layanan
kesehatan, usia dan masalah kesehatan dalam populasi, dan jumlah kasus yang
tidak terdiagnosis. Penelitian terdahulu telah menghasilkan angka tingkat fatalitas
kasus antara 2% dan 3%; pada Januari 2020. WHO menyimpulkan bahwa tingkat
fatalitas kasus adalah sekitar 3%, dan 2% pada Februari 2020 hanya di Provinsi
Hubei. WHO memperkirakan rasio fatalitas infeksi rata-rata (IFR, mortalitas di
antara yang terinfeksi) berkisar antara 0,8% - 0,9%. Sebuah penelitian
observasional terhadap sembilan orang tidak menemukan penularan vertikal dari
ibu terhadap bayi yang baru lahir. Juga, sebuah penelitian deskriptif di Wuhan
tidak menemukan bukti penularan virus melalui hubungan Pedoman Umum
Menghadapi 11 PANDEMI COVID-19 seks, tetapi beberapa ahli mencatat bahwa
penularan selama hubungan seks dapat terjadi melalui rute lain.
b. Karakter Etiologi
57
Anung Sugihantono dkk, Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus
Disease 19 (Jakarta: Galih Alesya Timur, 2020), h. 22
36
c. Karakteristik Klinis
a. Social Distancing
Penularan covid 19 terjadi ketika orang sakit berkontak erat dengan orang
sehat. Untuk mencegahnya, masyarakat diminta untuk menjaga jarak, atau sering
disebut dengan social distancing. Dan WHO menyebutnya sebagai physical
60
distancing.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Arti istilah
„social distancing‟ atau „pembatasan sosial‟ adalah menghindari tempat umum,
menjauhi kerumunan, dan menjaga jarak optimal 2 meter dari orang lain. Karena
dengan adanya pemabatasan jarak, penyebaran covid 19 ini diharapkan dapat
berkurang.
Isolasi artinya memisahkan orang yang sudah sakit dengan orang yang
tidak sakit untuk mencegah terjadinya penyebaran covid 19, sedangkan karantina
artinya memisahkan dan membatasi setiap kegiatan orang yang sudah terpapar
covid 19 namun belum menunjukkan gejala. Bagi OTG isolasi mandiri dilakukan
di rumah selama 10 hari sejak pengambilan specimen diagnosis konfrimasi, baik
isolasi mandiri di rumah maupun di fasilitas publik yang disiapkan pemerintah.
60
Malida Magista dan Nuzul Sri Hertani, Buku Saku Desa Tangguh Covid 19
(Yogyakarta, 2020), h. 12
39
c. Lockdown
61
Erlina Burhan dkk, Pedoman Tatalaksana Covid 19 Edisi 2 (Jakarta: Perhimpunan
Dokter Paru Indonesia, 2020), h. 8-13
62
Alodokter, “Beragam Istilah terkait Virus Corona dan Covid 19”,
https://www.alodokter.com/beragam-istilah-terkait-virus-corona-dan-covid-19, diakses pada hari
Jumat, tanggal 24 Juli 2020, pukul 20.24
40
2) Orang dengan demam suhu diatas 38 derajat atau riwayat demam atau
ISPA dan pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat
kontak dengan kasus konfirasi covid 19.
3) Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang membutuhkan perawatan
di rumah sakit dan tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis
yang meyakinkan.
OTG merupakan orang yang tidak mengalami gejala covid 19, tetapi ada
riwayat melakukan kontak langsung dengan pasien yang terjangkit positif covid
64
19. OTG tetap harus melakukan isolasi mandiri di rumah selama 14 hari
dipantau melalui telepon oleh petugs pemantau, dan melakukan kontrol setelah 14
hari isolasi mandiri.
63 Fathiyah Isbaniah dkk, Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Corona Virus Disease 19
(Jakarta: Galih Alesya Timur, 2020), h. 13
64 Pemerintah Provinsi Riau, Buku Digital Ketua RT/RW Kader Posyandu Se-
Provinsi Riau Tanggap Covid 19 (Riau, 2020), h. 6
41
h. Herd Immunitiy
65
Alodokter, “Beragam Istilah terkait Virus Corona dan Covid 19”,
https://www.alodokter.com/beragam-istilah-terkait-virus-corona-dan-covid-19, diakses pada hari
Jumat, tanggal 24 Juli 2020, pukul 20.24
42
BAB III
1. Teori Behaviorisme
Teori behaviorisme adalah teori yang berkarakter psikologi, yang
mengajarkan bahwa manusia tidak dipengaruhi oleh bawaan lahir (kecerdasan,
emosional, ketahanan tubuh, penyakit bawaan, genetic), tetapi faktor yang lebih
penting untuk mengetahui sikap tindak manusia ialah memengaruhi serta
membentuk tingkah laku manusia ialah kebiasaan yang terus menerus
dilakukannya sebagai respon terhadap lingkungannya, respon ini dapat
diidentifikasi dan diukur untuk mengetahui seberapa besar respons yang
diiberikan terhadap stimulus internal maupun eksternal. Respons oleh manusia
terhadap lingkungannya melalui factor stimulus tersebut dapat dibentuk atau
dimodifikasi dengan jalan pemberian hadiah (reward), atau dengan jalan
pengadaan berbagai bentuk discouragement atau hukuman dalam sebuah proses
eksperimen yang disebut dengan conditioning. Karena itu, kaum behaviorisme ini
merupakan pendukung dari teori tabula rasa, yakni teori yang mengajarkan bahwa
manusia lahir tidak membawa apa-apa (seperti kertas putih), dimana sikap dan
watak tersebut menjadi berbeda-beda karena pengaruh dari lingkungannya sejak
66
dia mulai menjalani proses kehidupannya.
Dalam hal ini kaitannya dengan penanganan wabah covid 19, adalah
bahwa teori behaviorisme didasarkan pada tingkah laku masyarakat menyikapi
atau mengindahkan sejumlah aturan-aturan yang telah dibuat oleh pemerintah
2. Teori Struktualisme
Teori struktualisme adalah teori yang berusaha untuk memahami aspek-
aspek kemasyarakatan yang bertitik tolak dari pendekatan kepada struktur bahasa
yang dipergunakan oleh masyarakat tersebut, kemudian juga ke struktur dasar
masyarakat (underlying structure), yang menganggap subjek atau aktor bukan
sebagai variable bebas, tetapi lebih merupakan variable yang tidak bebas, yang
selalu dipengaruhi dan dikungkung oleh struktur masyarakat, struktur mana
terdapat dalam pikiran alam bawah sadar masyarakat. Karena titik fokusnya yaitu
terhadap “struktur bahasa” maka kepada paham ini kemudian disebut dengan
67
istilah “struktualis”.
3. Teori Fungsionalisme
Teori fungsionalisme mengajarkan bahwa secara teknis masyarakat dapat
dipahami dengan melihat sifatnya sebagai suatu analisis sistem sosial, dan
subsitem sosial, dengan pandangan bahwa masyarakat pada hakikatnya tersusun
kepada bagian-bagian secara struktural, di mana dalam masyarakat tersebut
terdapat berbagai sistem-sistem dan faktor-faktor, yang satu sama lain mempunyai
peran dan fungsinya masing-masing, saling berfungsi, dan mendukung dengan
tujuan agar masyarakat tersebut dapat terus bereksistensi, di mana tidak ada satu
bagian pun dalam masyarakat yang dapat dimengerti tanpa mengikutsertakan
bagian yang lan, dan jika salah satu bagian dari masyarakat yang berubah, akan
terjadi gesekan-gesekan dan goyangan-goyangan ke bagian yang lain dari
masyarakat ini. Jadi, paham fungsionalisme ini lebih menitikberatkan
perhatiannya kepada faktor dan peranan dari masing-masing individu (secara
mikro) yang terdapat dalam masyarakat ini. Sehingga, paham fungsionalisme
lebih banyak berbicara tentang struktur-struktur makro dari masyarakat, lembaga-
lembaga ekonomi, social dan budaya, stratifikasi dan integrasi dalam masyarakat,
norma-norma, nilai-nilai dan fenomena-fenomena makro lainnya dalam
masyarakat.
Dalam hal ini, teori di atas berfungsi untuk meninjau sejauh mana
hubungan timbal balik yang terjadi antara hukum dengan masyarakat, hal ini
berkaitan erat dengan aturan-aturan yang dibuat oleh penguasa negara dalam
penanganan wabah covid 19, telah muncul berbagai kejadian seperti masyarakat
tidak menerapkan atau mengabaikan berbagai himbauan atau anjuran pemerintah
terkait covid 19 ini yang telah menjangkiti sejumlah masyarakat.
5. Teori Etnometodologi
Teori etnometodologi berisikan sekumpulan pengetahuan, serangkaian
prosedur, dan sejumlah pertimbangan atau metode tentang kehidupan alamiah
masyarakat biasa sehari-hari, yang ditandai dengan bahasa yang digunakan, di
mana masalah-masalah kemasyarakatan ini diartikan sebagai masalah yang
diselesaikan secara rutin, praktis dan kontinu (tanpa banyak menggunakan
pikiran), dalam kehidupan sehari-hari dari anggota masyarakat, dengan
menggunakan penalaran praktis mereka menurut common sense dari para
member/anggota masyarakat, bukan menggunakan logika yang abstrak teoritis,
sehingga aktor (anggota masyarakat) dengan logikanya sendiri hidup dan
berkembang terus menerus, di mana mereka harus hidup dalam suatu organisasi
dan tatanan masyarakat alamiah yang merupakan produk masyarakat setempat.
Dengan demikian hal yang menjadi contoh adalah pemerintah dalam
membuat suatu aturan mengenai penanganan wabah covid 19 harus sesuai dengan
kemampuan masyarakat dalam memahami aturan tersebut serta kebiasaan
masyarakat sehari-hari di tengah pandemi covid 19 ini bukan semata-mata
menggunakan logika abtsrak yang teoritis.
6. Teori Fenomologi
Teori fenomologi mengajarkan dan mengamati kenyataan (fenomena)
sosial dan menganggapnya sebagai sesuatu yang berada dan menganggapnya
sebagai sesuatu yang berada di luar individu (aktor), dan tidak tergantung pada
makna yang diberikan oleh individu, tetapi bahkan kenyataan sosial ini dapat
memengaruhi individu. Kalaupun ada makna terhadap kenyataan sosial yang
dapat diberikan oleh individu merupakan makna yang diberikan oleh kesadaran
subjektif dari si aktor. Karena itu, teori fenomologi merupakan teori yang
47
7. Teori Sistem
Teori sistem merupakan teori yang berpandangan dinamis terhadap realitas
masyarakat dan budaya yang merupakan kumpulan dari sub sistem psikologis dan
sosio kultural yang didasari atas proses arus balik informasi, yang berproses
secara sibernetika, susb-sub sistem ini banyak ragamnya, misalnya yang terdiri
dari (a) subsistem struktur dan proses, (b) subsistem ekuilibrium dan evolusi, dan
(c) subsistem makrokopis yang berisikan morfostatis (mempertahankan sistem)
dan morfogenesis (pembaruan, perluasan, dan perubahan sistem), yang
menekankan analisisnya antara lain terhadap masalah individu-biologis, adaptasi
dan stabilitas, pencapaian tujuan ke masyarakat, mekanisme sosialiasasi, dan
69
system pertahanan, sebagai sebuah evolusi dalam masyarakat.
Berdasarkan penjelasan teori diatas, berkaitan erat dengan sikap atau
budaya masyarakat yang dinamis, seperti beberapa masyarakat taat dan patuh
akan himbauan pemerintah dalam penanganan wabah covid 19, dan sebagian
masyarakat lainnya tidak patuh akan hal itu, mereka tetap melakukan budaya atau
kebiasaannya semasa normal jauh sebelum adanya covid 19, dengan tetap
beraktifitas di luar rumah, liburan bahkan jalan-jalan ke wilayah yang terpapar
covid 19.
8. Teori Konflik
Konsep dasar teori konflik adalah kekuasaan dan penggunaannya. Teori ini
beranggapan bahwa konflik yang terjadi diantara kelompok-kelompok yang
mencoba menggunakan kontrol atas suatu situasi. Teori konflik mempunyai
asumsi bahwa siapa yang memiliki kekuasaan yang lebih tinggi dala kelas sosial
maka akan memiliki powerful members pada masyarakat. Dengan kekuasaan
yang dimiliki mereka dapat mempengaruhi pembuatan keputusan, juga dapat
70
memaksakan nilai-nilai terhadap kelas sosial yang lebih rendah.
70 Lilik Mulyadi, Kapita Selekta: Hukum Pidana dan Victimologi (Jakarta: Intan
Sejati Klaten, 2007), h. 105-106
49
Dengan demikian teori aktor terbagi menjadi dua, pertama ada pihak aktor
yang bersifat mendominasi yaitu penguasa negara dan kedua ada yang namanya
objek aktor yaitu masyarakat pada umumnya, maka hal ni mengandung makna
bahwa aktor tersebut adalah pemerintah atau penguasa negara yang membuat
suatu aturan terkait upaya pengendalian wabah covid 19 dan objek aktor yaitu
masyarakat dalam hal ini juga memiliki peran dalam menanggulangi wabah covid
19 dengan mematuhi segala jenis peraturan yang telah dibuat dan ditetapkan oleh
pemerintah.
50
Karena itu, lahirnya paham critical legal studies dalam bidang hokum juga
karena terpengaruh oleh “teori kritis” (critical theory) yang berkembang sejak
decade 1960-an, yang merupakan perkembangan barudalam berbagai bidang ilmu,
khususnya bidang ilmu social dan kemanusiaan, seperti dalam bidang seni,
71
sosiologi dan ilmu social, ilmu kebudayaan, seni, estetika, dan lain-lain.
Pada prinsipnya, teori kritis atau Critical Legal Studies menolak anggapan
ahli hukum tradisional yang mengatakan sebagai berikut:
Adapun maksud dari teori kritis tersebut yaitu bahwa masyarakat memiliki
pemikiran kritis persoalan kebijakan-kebijakan pemerintah yang telah dibuat
mengenai penerapan hukum terhadap penyesuaiannya ke dalam kehidupan
masyarakat terfokus kepada kebijakan pemerintah persoalan upaya mengatasi
wabah covid 19 yang menginfeksi sejumlah masyarakat.
Asas lex superior derogate legi inferior artinya peraturan yang lebih tinggi
mengesampingkan peraturan yang lebih rendah (asas hierarki). Hans Kelsen dalam
“Teori Aquo” membahas mengenai jenjang norma hukum, ia berpendapat bahwa
norma-norma hukum itu berjenjang-jenjang dan berlapis-lapis dalam suatu
hierarki tata susunan. Yaitu digunakan apabila terjadi pertentangan, dalam hal ini
yang diperhatikan adalah peraturan perundang-undangan. Misalnya, ketika terjadi
pertentangan peraturan pemerintah dalam hal penanganan wabah covid 19 dengan
undang-undang penanganan wabah covid 19 maka yang digunakan adalah
undang-undang tersebut karena undang-undang lebih tinggi derajatnya disbanding
dengan peraturan pemerintah.
Asas lex specialis derogate legi generalis adalah peraturan yang bersifat
umum dikesampingkan oleh peraturan yang bersifat khusus dengan syarat
73
peraturan dimaksud dalam hierarki yang sejajar. Misalnya, peraturan umum
yang mengatur tentang penanganan wabah covid 19 dengan peraturan khusus
yang mengatur tentang penanganan wabah covid 19, maka yang digunakan adalah
peraturan khusus tersebut dan peraturan yang umum dikesampingkan.
Asas lex posterior derogate legi priori adalah peraturan yang berlaku
belakangan membatalkan peraturan perundang-undangan yang berlaku terdahulu.
Misalnya, pemerintah membuat peraturan baru dalam hal penanganan wabah atau
penyakit terkhusus dalam hal ini covid 19, maka peraturan yang lama terkait
73
Jumadi. "MAKNA ISTILAH DAN BAHASA HUKUM DALAM KONTEK KEADILAN."
Jurisprudentie: Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Syariah dan Hukum 3.1 (2016): 51-62., h. 9
52
wabah atau penyakit tidak dipakai lagi, tetapi peraturan yang baru menggantikan
74
peraturan lama tersebut.
•ر ِم ْن ُك ۚ ْم
ِ •َّس• ْو َ•ل َواُولِى ااْل َ ْمُ ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذي َْن ٰا َمنُ ْٓوا اَ ِط ْيعُوا هّٰللا َ َواَ ِط ْي ُع••وا الر
ُ از ْعتُ ْم ِف ْي َش • ْي ٍء فَ • ُر ُّد ْوهُ اِلَى هّٰللا ِ َوالر
َّس • ْو ِل اِ ْن ُك ْنتُ ْم تُْؤ ِمنُ• ْ•و َن َ َفَا ِ ْن تَن
ك َخ ْي ٌر َّواَحْ َس ُن تَْأ ِويْل َ ِبِاهّٰلل ِ َو ْاليَ ْو ِم ااْل ٰ ِخ ۗ ِر ٰذل
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah
Rasul (Muhammad) dan Ulil Amri (Pemegang Kekuasaan) diantara kamu.
Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah
kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan
lebih baik diantaranya”.
76
Detik Hukum, “Teori Efektifitas Hukum Menurut Soerjono Soekanto”,
https://detikhukum-wordpress-
com.cdn.ampproject.org/v/s/detikhukum.wordpress.com/2015/09/29/teori-efektivitas-hukum-
menurut-soerjono
soekanto/amp/?amp_js_v=a2&_gsa=1&usqp=mq331AQHKAFQArABIA%3D
%3D#aoh=160821
07819099&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&_tf=From%20%251%24s&shar
e=https%3A%2F%2Fdetikhukum.wordpress.com%2F2015%2F09%2F29%2Fteori-efektivitas-
hukum-menurut-soerjono-soekanto%2F, diakses pada hari Kamis, tanggal 17 November 2020,
pukul 21.28
54
77
Safrizal ZA dkk, Pedoman Umum Menghadapi Pandemi Covid 19 (Jakarta, 2020), h.
40-47
BAB IV
Pencabutan izin usaha ini juga atas rekomendasi dari tim teknis Dinas
Perdagangan Kota Makassar. “Dari Pihak Toko New Agung sendiri sudah tiga
kali diberi teguran, namun tidak diindahkan. Kemudian surat edaran dari kepala
dinas perdagangan terkait imbauan jadwal operasional aktivitas juga tidak
57
58
diindahkan, dan hal itu telah dilakukan sebanyak 2 kali. Kemudian satpol PP juga
turut memberi teguran sebanyak 3 kali, sehingga atas pertimbangan tersebut maka
Andi Bukti selaku Kepala Dinas Penanaman Modal mencabut izin usaha Toko
New Agung.
Hingga saat ini, baru Toko New Agung yang dicabut izin usahanya karena
melanggar aturan PSBB. Untuk selanjutnya tinggal menunggu rekomendasi dari
tim teknis Disdag Kota Makassar, jika ada toko usaha lain yang melanggar dan
78
patut untuk dicabut izin usahanya.
Sementara untuk pelanggaran lain yang telah dilakukan oleh warga Kota
Makassar, sebagaimana dalam Peraturan Wali Kota Makassar No. 36 Tahun 2020
tentang Percepatan Pengendalian Corona Virus Desease 2019 (COVID 19) di
Kota Makassar terkait Pembatasan Pergerakan Lintas Antar Daerah dalam pasal 6
ayat 1 menjelaskan bahwa “setiap orang yang ingin masuk ke Kota Makassar dan
keluar dari Kota Makassar, diwajibkan untuk melengkapi diri dengan surat
keterangan rekomendasi Covid-19 dari Gugus Tugas dan/atau Rumah
Sakit/Puskesmas daerah asal dan berlaku selama 14 hari setelah diterbitkan.
78
Sindo News, “Akibat Melanggar Aturan PSBB Izin Usaha Toko Agung Dicabut”,
https://makassar.sindonews.com/newsread/18493/710/akibat-melanggar-aturan-psbb-izin-usaha-
toko-agung-dicabut-1588691130, diakses pada hari Selasa, tanggal 05 Januari 2020, pukul 21.07
59
79
Suara.Com, “Warga Makassar Masuk Makassar Harus Punya Sura Bebas Virus
Corona”, https://www.suara.com/news/2020/07/13/104220/warga-masuk-makassar-harus- punya-
surat-bebas-virus-corona?page=1, diakses pada hari Selasa, tanggal 05 Januari 2020, pukul 21.07
80
Andi Safriani, “Hakikat Hukum Dalam Perspektif Perbandingan Hukum”, Jurnal
Jurisprudentie 5.2 (2018), h. 22
81 News Detik.Com, “Sanksi Pelanggar Protokol Kesehatan di Kota Makassar: KTP-
Izin
UsahaDicabut”,:https://news.detik.com/berita/d-5060957/sanksi-pelanggar-protokol-
60
85 News Detik.com, “Operasi Yustisi 6 Warga Tak Pakai Masker di Makassar dirapid
Test”, https://news.detik.com/berita/d-5173367/operasi-yustisi-6-warga-tak-pakai-masker-di-
makassar-dirapid-test, diakses pada hari Selasa, tanggal 05 Januari 2020, pukul 22.04
67
86 News Detik.com, “Operasi Yustisi di Ujung Pandang Warga Tak Bermasker Kabur
Lihat
Petugas”, https://news.detik.com/berita/d-5173027/operasi-yustisi-di-ujung-pandang-warga- tak-
bermasker-kabur-lihat-petugas, diakses pada hari Selasa, tanggal 05 Januari 2020, pukul 22.04
68
69
87
Sulsel Suara.com, “Warga Makassar Disuruh Bersihkan Toilet Karena Melanggar
Protokol”,https://sulsel.suara.com/read/2020/09/16/152835/warga-makassar-ini-disuruh-
bersihkan-toilet-karena-melanggar-protokol?ref=terkini_sulsel_list_7, diakses pada hari Selasa,
tanggal 05 Januari 2020, pukul 22.04
70
88 Liputan 6.Com, “Ketika Warga Makassar Setap Hari Harus Disanksi Karena
Langgar Protokol Kesehatan”, https://www.liputan6.com/regional/read/4395222/ketika-warga-
makassar-setiap-hari-harus-disanksi-karena-langgar-protokol-kesehatan, diakses pada hari Selasa,
tanggal 05 Januari 2020, pukul 22.04
71
Kota Makassar mulai dari Perwali No. 22 tahun 2020 tentang Pelaksanaan PSBB
Di Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan sampai dengan Perwali No. 53
Tahun 2020 tentang Pedoman Protokol Kesehatan Pada Pelaksanaan Kegiatan
Pernikahan, Resepsi dan Pertemuan di Kota Makassar. Dengan ini, peneliti juga
mengaitkan kasus-kasus atau praktek-praktek yang telah terjadi di lapangan
selama ini dengan teori-teori pendekatan progresif yang digagas oleh Satjipto
Rahardjo.
a. Hukum progresif itu untuk manusia bukan manusia untuk hukum. Pada
hakikatnya setiap manusia itu baik, sehingga sifat ini layak menjadi modal
dalam membangun kehidupan berhukumnya. Hukum bukan menjadi raja
(segalanya), tetapi sekedar alat bagi manusia untuk memberi rahmat kepada
dunia dan kemanusiaan. Hukum tidak ada untuk dirinya sendiri melainkan
untuk sesuatu yang lebih luas dan lebih besar, maka setiap diperbaiki, bukan
manusia yang dipaksa-paksa untuk dimasukkan ke dalam skema hukum. Di
sini sistem hukum perlu ditempatkan dalam alur deep-ecology. Kata-kata
kunci pada butir ini seyogyanya juga dapat dieja sebagai hukum untuk
konteks kehidupan sejagat, di mana manusia bukan lagi titik sentral satu-
satunya. Dalam hal ini, kaitannya dengan penerapan sanksi dalam
penanganan wabah covid 19, memiliki arti bahwa bukan lagi masyarakat
yang menjadi titik sentral satu-satunya, karena hukum diciptakan untuk
manusia bukan manusia untuk hukum, sehingga segala ketentuan perundang-
undangan dalam hal ini Perwali Kota Makassar diciptakan untuk dipatuhi
oleh masyarakatnya sendiri, dengan ini juga jika masyarakat dibiasakan
dengan pendekatan-pendekatan persuasif akan hukum maka nanti masyarakat
dapat sadar akan hal itu.
b. Hukum progresif itu harus pro rakyat dan pro keadilan. Harus berpihak
kepada rakyat. Keadilan harus ditempatkan di atas peraturan sebagaimana
73
tujuan hukum itu sendiri. Namun, bila yang terjadi adalah sebaliknya, maka
tentu yang patut untuk dipertanyakan adalah apa yang salah dan di mana letak
90
kesalahannya. Sehingga para penegak hukum harus berani menerobos
kekakuan teks (diistilahkan sebagai “mobilisasi hukum”) jika memang teks
itu mencederai rasa keadilan rakyat. Prinsip pro rakyat dan pro keadilan ini
merupakan ukuran-ukuran untuk menghindari agar progresivisme ini tidak
mengalami kemerosotan, penyelewengan, penyalahgunaan dan hal negative
lainnya. Dalam hal ini, segala ketentuan perundang-undangan dalam
penanganan wabah covid 19 yang dibuat oleh pemerintah haruslah mendapat
persetujuan dari masyarakat sendiri dan juga membawa keadilan untuk
masyarakat, dan pemerintah juga harus mementingkan kepentingan
masyarakat jangan semata-mata hanya untuk kepentingan pemerintah itu
sendiri, seperti langsung memberi denda bagi warga yang melanggar akan
tetapi sebaiknya pemerintah memberikan edukasi terlebih dahulu kepada
masyarakat itu sendiri.
c. Hukum progresif bertujuan mengantarkan manusia kepada kesejahteraan dan
kebahagiaan. Hukum harus memiliki tujuan lebih jauh daripada yang
diajukan oleh falsafah liberal. Pada falsafah liberal, hukum harus
menyejahterakan dan membahagiakan. Hal ini juga sejalan dengan cara
pandang orang timur yang memberikan pengutamaan pada kebahagiaan.
Dalam hal ini, ketentuan perundang-undangan dalam penanganan wabah
covdi 19 yang telah dibuat oleh pemerintah Kota Makassar, harus dapat
mengantarkan masyarakatnya kepada kesejahteraan dan dapat membuat
masyarakatnya menjadi bahagia dengan adanya aturan-aturan tersebut.
d. Hukum progresif selalu dalam proses menjadi (law as a process, law in the
making). Hukum bukan institusi yang final, melainkan ditentukan oleh
kemampuannya mengabdi kepada manusia. Ia terus menerus membangun dan
mengubah dirinya menuju kepada tingkat kesempurnaan yang lebih baik.
Setiap tahap dalam perjalanan hukum adalah putusan-putusan yang dibuat
kekuatan hukum adalah sikap yang tidak realistis dan keliru. Di sisi lain,
masyarakat ternyata memiliki kekuatan otonom untuk melindungi dan menata
dirinya sendiri. Kekuatan ini untuk sementara tenggelam di bawah dominasi
hukum modern yang notabene adalah hukum negara. Untuk itu, hukum
progresif sepakat memobilisasi kekuatan otonom masyarakat (mendorong
publik). Dengan ini, jelas bahwa aturan-aturan penanganan wabah covid 19
yang dibuat oleh pemerintah memiliki kemampuan yang terbatas, sehingga
mempercayakan segala sesuatu kepada aturan-aturan tersebut adalah sikap
yang tidak realistis, karena pada kenyataannya masyarakat juga memiliki
kemampuan untuk melindungi dirinya sendiri.
h. Hukum progresif membangun negara hukum yang berhati nurani. Dalam
bernegara hukum, yang utama adalah kultur, “the cultural primacy”. Kultur
yang dimaksud adalah kultur pembahagiaan rakyat keadaan tersebut dapat
dicapai apabila kita tidak berkutat pada “the legal structure of the state”
melainkan hasu lebih mengutamakan “a state with conscience”. Dalam bentuk
pertanyaan, hal tersebut akan berbunyi: “bernegara hukum untuk apa?” dan
dijawab dengan: “bernegara untuk mebahagiakan rakyat”. Dengan ini, sudah
jelas bahwa lagi-lagi segala peraturan yang dibuat oleh pemerintah dalam hal
ini aturan terkait penanganan wabah covid 19, haruslah memperhatikan
kultur, di mana kultur yang dimaksud adalah kultur kebahagiaan rakyat.
a. Aspek Politik
Selain pilkada, dampak yang paling dirasakan pada bidang politik adalah
teguran dari Presiden Joko Widodo kepada jajaran menteri Kabinet Indonesia
Maju. Teguran disampaikan dalam sidang kabinet paripurna pada 18 Juni karena
91
Satria Sukananda, “Pendekatan Teori Hukum Progresif dalam Menjawab
Permasalahan Kesenjangan Hukum (Legal Gaps) di Indonesia”, Jurnal Hukum Ekonomi Syariah,
(Universitas Islam Indonesia 1, no. 2 (2018), h. 149-151
77
program dan dana yang dikucurkan tidak mengalir secara optimal hingga ke
92
masyarakat.
92
Kompas, “Pandemi dari Kesehatan, Ekonomi hingga Politik”
https://bebas.kompas.id/baca/riset/2020/07/17/pandemi-dari-kesehatan-ekonomi-hingga-politik/,
diakses pada hari Kamis, tanggal 07 Januari 2020, pukul 14.00
93 Tasrif, “Dampak Covid 19 terhadap Perubahan Struktur Sosial Budaya dan Ekonomi”,
Jurnal Universitas Negeri Yogyakarta 3 no. 2 (2020): h. 99
94 Tamasia Anastasia, “Ini Alasan Resepsi Pernikahan Dilarang Saat Pandemi Virus
Corona”, https://m-klikdokter-com.cdn.ampproject.org/v/s/m.klikdokter.com/amp/3638193/ini-
alasanresepsipernikahandilarangsaatpandemiviruscorona?
amp_js_v=a2&_gsa=1&usqp=mq331AQHKAFQArABIA%3D
%3D#aoh=16184996425024&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&_tf=From
%20%251%24s&share=https %3A%2F%2Fwww.klikdokter.com%2Finfo-sehat%2Fread
%2F3638193%2Fini-alasan-resepsi-pernikahan-dilarang-saat-pandemi-virus-corona, diakses pada
hari Kamis, tanggal 15 April 2020, pukul 23.20
78
95 Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia, “Buku Saku Polri Menghadapi Covid
19”, (Jakarta, 2020), h. 21
96 Wikipedia, “Dampak pandemi koronavirus terhadap kegiatan keagamaan”,
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Dampak_pandemi_koronavirus_terhadap_kegiatan_keagamaan ,
diakses pada hari Kamis tahun 2020, pukul 23.34
79
97
Berita Jatim.com, “Bukan Hanya Ojol Terdampak Covid-19, Pikirkan Nasib Dai
Kampung”, https://beritajatim.com/politik-pemerintahan/mufti-bukan-hanya-ojol-terdampak-
covid-19-pikirkan-nasib-dai-kampung/, diakses pada hari Kamis 2020, pukul 23.46
80
keramaian. Protocol ini tidak hanya berlaku untuk bidang ekonomi saja melainkan
pada bidang lainnya seperti pendidikan dan agama.
Survei telah dilakukan terhadap 100 orang pedagang makanan yang berada
di Sumatera Barat, jambi dan Riau. Berdasarkan survey ini didapatkan 72,3%
pedangan yang berjualan secara offline beralih menggunakan cara online selama
pandemic berlangsung. Hal ini dilakukan agar perekonomian mereka tetap
berjalan. Namun, banyak juga diantara pedagang tersebut masih mengizinkan
pelanggannya makan di tempat dengan syarat mematuhi protocol kesehatan dan
ada yang tidak membolehkan pelanggan makan di tempat.
Indonesia hanya tumbuh sebesar 2,97 persen, turun jauh dari pertumbuhan sebesar
5,02 persen pada periode yang sama 2019 lalu. Kinerja ekonomi yang melemah
ini turut pula berdampak pada situasi ketengakerjaan Indonesia.
seperti jasa pendidikan, jasa kesehatan dan kegiatan sosial serta jasa keuangan dan
asuransi. Hal ini kemungkinan terjadi karena pada kuartal I 2020, produk
domestic bruto (PDB) sektor ini mengalami dengan periode yang sama pada 2019.
Kedua, pasca tenaga kerja pasca krisis. Tim riset SMERU menyebutkan,
setidaknya ada empat poin utama yang akan mendorong terjadinya perubahan
lanskap passer tenaga kerja pasca krisis ekonomi dan pandemi covid 19.
Pertama, tingkat penyerapan tenaga kerja tidak akan sebesar jumlah tenaga
kerja yang terkena PHK. Selisih tenaga kerja yang tidak terserap ini, kemudian
akan masuk ke dalam kelompok pengangguran. Ketua tim riset menyusun catatan
kebijakan dengan mengatakan bahwa kemungkinan besar penagngguran, baik
angkatan kerja baru dan mereka yang terPHK karena krisis, akan bekerja pada
sektor-sektor informal. Oleh sebab itu yang perlu diantispasi dalam menyusun
program pemulhan ekonomi pasca krisis diharapkan juga mengarah pada sektor-
sektor informal agar produktifitas mereka dapat ditingkatkan.
Keempat, sistem alih daya (outsourching) dan pekerja kontrak akan lebih
diminati oleh pelaku usaha. Sebab, keduanya memberikan fleksibilitas tinggi
kepada perusahaan dalam hubungannya dengan tenaga kerja. Fleksibilitas yang
dimaksud adalah hubungan ketenagakerjaan yang non-standard seperti tenaga
kerja paruh waktu atau tenaga kerja dengan kontrak harian. Fleksibilitas ini dinilai
menjadi menarik bagi pelaku usaha untuk mengimbangi dengan situasi dunia
usaha yang masih dinamis di masa mendatang. Selain itu, perlu juga
dipertimbangkan skema unemployment benefit untuk melindungi para tenaga
kerja yang sewaktu-waktu kehilangan pendapatan, missal karena kehilangan
101
pekerjaan atau mereka yang dirumahkan dan tidak mendapatkan gaji.
e. Aspek Hukum
f. Aspek Keamanan
g. Aspek Kesehatan
Dampak kesehatan yang ditimbulkan tidak hanya dari sisi Covid 19,
seperti penambahan kasus positif dan kekurangan alat kesehatan. Dari sisi
kesehatan lainnya, dampak yang lebih luas juga dirasakan oleh masyarakat.
101 Kompas.com, “Pandemi Covid-19, Apa Saja Dampak pada Sektor Ketenagakerjaan
Indonesia”, https://www.kompas.com/tren/read/2020/08/11/102500165/pandemi-covid-19-apa-
saja-dampak-pada-sektor-ketenagakerjaan-indonesia-?page=all, diakses pada hari Kamis, tanggal
07 Januari 2020, pukul 23.20
102 Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia, “Buku Pedoman Polri Menghadapi
Covid 19”, (Jakarta, 2020), h. 22
86
a. Aspek Pendidikan
103
Kompas, “Pandemi dari Kesehatan, Ekonomi hingga Politik”
https://bebas.kompas.id/baca/riset/2020/07/17/pandemi-dari-kesehatan-ekonomi-hingga-
politik/, diakses pada hari Kamis, tanggal 07 Januari 2020, pukul 15.35
87
Terkait dengan biaya internet untuk belajar daring, dari total masyarakat
yang beranggota keluarga yang masih bersekolah, bagi kalangan miskin atau kelas
ke bawah mengalami keberatan untuk memenuhi itu semua. Di mana untuk biaya
makan mereka sangat pusing dan kesulitan untuk mencarinya atau memenuhinya
apalagi untuk memenuhi biaya internet sebesar 100 ribu rupiah/bulan agar dapat
melaksanakan belajar daring. Begitu pula dengan masyarakat kalangan menengah
cukup kesulitan untuk melaksanakan sistem belajar daring ini.
Dengan adanya scenario sistem belajar seperti itu, terdapat bantuan dari
pemerintah akan tetapi tidak merata pembagiannya. Melihat kondisi tersebut ,
bagaimana peluang masyarakat miskin dapat kembali bangkit dalam
mengembangkan usahanya yang berskala mikro atau usaha kecil? Kebijakan
pemerintah Kota Makassar yang meminta masyarakat mematuhi protokol
kesehatan tidak hanya membatasi dalam hal bersosialisasi dengan masyarakat
lainnya. Akan tetapi, membatasi ruang gerak masyarakat miskin untuk bertahan
hidup dan juga membuat roda perekonomian mereka lambat untuk dapat bangkit
dan berkembang kembali ditambah lagi harus memenuhi kebutuhan anaknya
untuk melanjutkan pendidikan dengan harus mengikuti bejalar daring (online)
88
karena layanan yang diberikan pemerintah tidak merata sehingga tidak semua
104
dapat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan kehidupannya.
b. Aspek Ekonomi
Dari hasil kajian tim peneliti LOGOV Celebes, dilaporkan bahwa terdapat
6 sektor lapangan usaha yang paling terdampak akibat merebaknya COVID 19 di
Kota Makassar. Tiga sector diantaranya, yaitu sektor perdagangan, industry
pengolahan, dan konstruksi rata-rata di atas 10 persen per tahun dalam satu dekade
terakhir. Sementara itu, 3 sektor terdampak lainnya adalah sektor penyediaan
akomodasi, makan dan minum, sektor jasa perusahaan dan sektor transportasi.
Berdasarkan hasil proyeksi dengan skenario belum diberlakukannya PSBB, sektor
perdagangan, industry pengolahan, dan penyediaan akomodasi, makan dan minum
berada pada level pertumbuhan negative. Sedangkan 3 (tiga) sektor lainnya
mengalami penurunan pertumbuhan negative. Sedangkan tiga sektor lainnya
mengalami penurunan pertumbuhan, yaitu sektor transportasi (1,1%), konstruksi
(2,6%) dan jasa perusahaan (3,3%). Tingkat pertumbuhan setiap sektor menjadi
lebih dalam tinggi memperhatikan hasil proyeksi dengan scenario
diberlakukannya PSBB, yaitu berkisar antara 1,8%-4,08% di akhir tahun 2020.
berturut-turut, peluang ekonomi yang hilang dengan dua scenario tersebut adalah
3,6 triliun dan 6,36 triliun. Di sisi lain, kemiskinan dan sektor tenaga kerja juga
akan terdampak. Kemiskinan diproyeksikan akan naik mencapai level 7%,
sedangkan tingkat pengangguran terbuka juga akan naik hingga 17,30% di tahun
2020.
105 Logov Celebes, Dampak Ekonomi Covid 19: Rekomendasi PSBB dan Implementasinya di
Kota Makassar, (Makassar, 2020), h. 2-3
90
Selain itu, terdapat sektor lain yang juga terdampak pandemi Covid 19
yaitu sektor perikanan mulai dari rantai produksi perikanan yaitu nelayan sampai
ke industry dan kuliner perikanan. Saat pandemi Covid 19, volume dan nilai
produksi perikanan dari Makassar menjadi turun drastis, profesi nelayan dan
operator jasa seperti Pappalimbang kapal regular hingga eksportir hasil laut sangat
terpukul. Hasil laut tetap tersedia, tetapi daya beli masyarakat yang rendah dan
tiadanya sarana transportasi membuat harga ikan sempat jaruh hingga 60 persen.
Di Kota Makassar, restoran banyak yang tutup, padahal dari restoran inilah
masyarakat nelayan bsa mendapatkan harga yang bagus. Ikan-ikan biasanya dijual
pada restoran. Rumput laut pun harganya turun, hanya udang yan bertahan nilai
jualnya. Dampaknya pun bisa dirasakan para nelayan dan pengusaha apalagi sejak
ditutupnya akses masuk ke wilayah kota atau sebaliknya.
Pada semester yang sama pada tahun 2020, komposisi dan jumlahnya
berubah atau turun. Dari data yang disediakan BKIPM Makassar Nampak bahwa
rumput laut masih dominan hingga 75,9%, lalu karaginan 8,7%, vanamei 5,5%,
gurita 1,8% dan tuna 1,7%. Total komoditi 65 ton dengan nilai Rp 2,36 triliun dan
komoditi lain 7% atau turun sekitar 2%, di mana tahun lalu 6.683, 453 ton senilai
106
Rp 627,1 miliar menjadi 4,586,64 ton senilai Rp 489,06 miliar.
Tidak terbantahkan bahwa tingkat hunian memang sangat anjlok, saat itu
hanya berada di angka 2-8% sehingga konsekuensinya para karyawan harus
dirumahkan. Sementara jika tidak dirumahkan maka gaji mereka tetap akan
dipangkas, bahkan hanya menerima pada kisaran 25,50 atau 75%.
106 Mongabay, “Dampak Pandemi di Pesisir Makassar dari Penggantian Wali Kota
hingga
Belitan Patron Client Perikanan”, https://www.mongabay.co.id/2020/09/14/dampak-pandemi-di-
pesisir-makassar-dari-penggantian-wali-kota-hingga-belitan-patron-client-perikanan-bagian-1/,
diakses pada hari Kamis, tanggal 07 Januari 2020, pukul 22.00
92
di sulsel, enam kabupaten lainnya sampai saat ini belum mengkonfirmasi pekerja
terdampak.
c. Aspek Politik
107 Antarnews, “PHRI: 1.257 Karyawan Hotel di Sulsel Di rumahkan Dampak COVID-19”,
https://m-antaranewscom.cdn.ampproject.org/v/s/m.antaranews.com/amp/berita/1625030/
phri1257karyawanhoteldisulseldirumahkandampakcovid19?
amp_js_v=a2&_gsa=1&usqp=mq331AQHKAFQArABIA%3D
%3D#aoh=16100282546802&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&_tf=From
%20%251%24s&share=https%3A%2F%2Fwww.antaranews.com%2Fberita%2 F1625030%2Fphri-
1257-karyawan-hotel-di-sulsel-dirumahkan-dampak-covid-19, diakses pada hari Kamis, tanggal 07 Januari
2020, pukul 22.25
93
108 Kompas.com, “Kasus Covid–19 Masih Tinggi, Gubernur Sulsel Ganti Pj Wali Kota
Makassar”,https://ampkompascom.cdn.ampproject.org/v/s/amp.kompas.com/regional/read/20
20/06/25/09433221/kasuscovid19masihtinggigubernursulselgantipjwalikotamakassar?amp_js_v=
a2&_gsa=1&usqp=mq331AQHKAFQArABIA%3D%3D#aoh=16184524946928&referrer=https
%3A%2F%2Fwww.google.com&_tf=From%20%251%24s , diakses pada hari Kamis, tanggal 15
April 2020, pukul 22.50
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
94
95
B. SARAN
Adi Rianto, Sosiologi Hukum: Kajian Hukum Secara Sosiologis, Jakarta: Yayasan
Pustaka Obor Indonesia, 2012.
Efendi Jonaedi dan Johnny Ibrahim, Metode Penelitian Hukum: Normatif dan
Fuady Munir, Aliran Hukum Kritis, Jakarta: PT. Cittra Aditya Bakti, 2003.
96
97
Magista Malida dan Nuzul Sri Hertani, Buku Saku Desa Tangguh Covid 19,
Yogyakarta: Ilustrasi Freepik, 2020.
Merta Ketut dkk, Buku Ajar Hukum Pidana, Denpasar: Universitas Udayana,
2016.
Mulyadi Lilik, Kapita Selekta: Hukum Pidana dan Victimologi, Jakarta: Intan
Sejati Klaten, 2007.
Pemerintah Provinsi Riau, Buku Digital Ketua RT/RW Kader Posyandu Se-
Provinsi Riau Tanggap Covid 19, Riau, 2020.
98
Salman Otje dan Anthon F Susanto, Teori Hukum, Bandung: PT Refika Aditama,
2008.
Shihab Nahla, Covid 19: Kupasan Ringkas yang Perlu Anda Ketahui, Jakarta:
Literati, 2020.
Sofyan Andi dan Nur Azisa, Hukum Pidana, Makassar: Pustaka Pena Pers, 2016.
Suadi Amran, Sosiologi Hukum Penegakan, Realitas dan Nilai Moralitas Hukum,
Jakarta: Kencana, 2018.
Sudika Mangku Dewa Gede, Pengantar Ilmu Hukum, Jawa Tengah: Lakeisha,
2020.
Winarno F.G, Covid 19: Pelajaran Berharga dari Sebuah Pandemi, Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 2020.
Za Zafrisal dkk, Pedoman Umum Menghadapi Pandemi Covid 19, Jakarta: 2020.
99
JURNAL:
Hari Susanto Sri Nur, Hukum Karakter Yuridis Sanksi Hukum Administrasi: Suatu
Pendekatan Komparasi, Jurnal, (Universitas Diponegoro, 2020).
Peraturan Wali Kota Makassar No. 22 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan PSBB Di
Kota Makassar Provinsi Sulawesi Selatan
Peraturan Wali Kota Makassar No. 51 Tahun 2020 tentang Penerapan Disiplin
Penegakan Hukum Protokol Kesehatan Sebagai Upaya Pencegahan dan
Pengendalian Corona Virus Disease (Covid 19)
Perwali Kota Makassar No. 53 Tahun 2020 tentang Pedoman Protokol Kesehatan
Pada Pelaksanaan Kegiatan Pernikahan, Resepsi dan Pertemuan di Kota
Makassar.
WEBSITE:
Kids Grid, “Perbedaan Isolasi dan Karantina terkait Pandemi Virus Corona”,
https://kids.grid.id/read/472117073/perbedaan-isolasidankarantinaterkaitpandemi-
virus-corona?page=all, diakses pada hari Kamis, tanggal 18 Juni 2020, pukul 21.00
esia-9-oktober-2020-positif-324-658-orang-sembuh-247-667-meninggal-11-677,
diakses pada hari Jumat, tanggal 09 Oktober 2020, pukul 19.00
Fix Makassar, “Update Covid-19 di Sulsel: Jumlah Kasus Harian Sembuh Covid-
19 per 9 Oktober 2020 Capai 111 Kasus”, https://fixmakassar.pikiran-
Rakyat.com/sulsel/pr-57816195/update-covid-19-di-sulsel-jumlah-kasusharian-
sembuh-covid-19-per-9-oktober-2020-capai-111-kasus, diakses pada hari Jumat,
tanggal 09 Oktober 2020, pukul 19.00
Gejala”, https://sulsel.suara.com/read/2020/09/10/180601/kasus-covid-19-di-
makassar-meningkat-ribuan-orang-tanpa-gejala?page=all, diakses pada hari
Jumat, tanggal 09 Oktober 2020, pukul 19.00
Merdeka.com, “Lusa, Warga yang Tak Gunakan Masker Akan Dikenakan Sanksi
Sosial” https://m.merdeka.com/peristiwa/lusa-warga-makassar-yang-tak-gunakan-
masker-akan-dikenakan-sanksi-sosial.html, diakses pada hari Kamis, tanggal 17
Desember 2020, pukul 20.37
teoriefektivitashukummenurutsoerjonosoekanto/amp/?
amp_js_v=a2&_gsa=1&usqp=mq331AQHKAFQArABIA%3D
%3D#aoh=16082107819099&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&_tf=From%20%251%24s&share=https%3A%2F
%2Fdetikhukum.wordpress.com%2F2015%2F09%2F29%2Fteori-efektivitas-
hukum-menurut-soerjono-soekanto%2F, diakses pada hari Kamis, tanggal 17
November 2020, pukul 21.28
Suara.Com, “Warga Makassar Masuk Makassar Harus Punya Sura Bebas Virus
Corona”, https://www.suara.com/news/2020/07/13/104220/warga-masuk-
makassar-harus-punya-surat-bebas-virus-corona?page=1, diakses pada hari Selasa,
tanggal 05 Januari 2020, pukul 21.07
makassarinidisuruhbersihkantoiletkarenamelanggarprotokol?
ref=terkini_sulsel_list_7, diakses pada hari Selasa, tanggal 05 Januari
2020, pukul 22.04
https://www.mongabay.co.id/2020/09/14/dampak-pandemi-di-pesisir-
makassar-dari-penggantian-wali-kota-hingga-belitan-patron-client-perikanan-
bagian-1/, diakses pada hari Kamis, tanggal 07 Januari 2020, pukul 22.00
%2Fwww.google.com&_tf=From%20%251%24s&share=https%3A%2F
%2Fwww.klikdokter.com%2Finfosehat%2Fread%2F3638193%2Fini-alasan-
resepsi-pernikahan-dilarang-saat-pandemi-viruscorona, diakses pada hari Kamis,
tanggal 15 April 2020, pukul 23.20
Berita Jatim.com, “Bukan Hanya Ojol Terdampak Covid-19, Pikirkan Nasib Dai
Kampung”, https://beritajatim.com/politik-pemerintahan/mufti-bukan-hanya-ojol-
terdampak-covid-19-pikirkan-nasib-dai-kampung/, diakses pada hari Kamis 2020,
pukul 23.46
LAMPIRAN-LAMPIRAN
109
110
111
112
Pada tahun yang sama, penulis diterima menjadi mahasiswi Jurusan Ilmu Hukum,
Fakultas Sya’riah dan Hukum, UIN Alauddin Makassar melalui jalur SNMPTN. Kemudian
pada bulan Oktober-November penulis mengikuti Kuliah Kerja Nyata Dari Kampung
(KKN-DK) di Kelurahan Tetebatu, Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa Peovinsi
Sulawesi Selatan.
Dengan perjuangan yang cukup panjang disertai proses yang cukup berat. Penulis
akhirnya berhasil menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir perkuliahan pada tanggal 29
April tahun 2020 dengan predikat Cumlaude dengan masa studi 3 tahun 6 bulan. Semoga
dengan penulisan skripsi ini dapat memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan
khususnya dalam bidang hukum.