Anda di halaman 1dari 19

PANDUAN

PENGGUNAAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI


(BMHP) DAN PENGGUNAAN ULANG (RE-USE)
ALAT SEKALI PAKAI

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO


DINAS KESEHATAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUMBERREJO
Jl. Raya Sumberrejo No. 231 Telp. (0353) 331530

1
DAFTAR ISI

COVER ……………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………… ii
BAB I DEFINISI …………………………………………………………….. 1
BAB II RUANG LINGKUP …………………………………………………. 2
BAB III TATA LAKSANA …………………………………………………. 3
BAB IV DOKUMENTASI …………………………………………………... 12
BAB V PENUTUP …………………………………………………………… 13

ii
2009 tentang Kesehatan;
3. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;
4. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36
Tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan;
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 77
Tahun 2015 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Nomor 27 Tahun 2017 Tentang Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian infeksi di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan;
7. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 129/MENKES/SK/II/2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1128 Tahun
2022 tentang Standar Akreditasi Rumah Sakit;
9. Peraturan Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 13
Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Kabupaten Bojonegoro sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan
Daerah Kabupaten Bojonegoro Nomor 8 Tahun 2021;
10. Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 9 Tahun 2018
tentang Pola Tata Kelola Rumah Sakit Umum daerah
Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro;
11. Peraturan Bupati Bojonegoro Nomor 96 Tahun 2021
tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Daerah pada Dinas Kesehatan
Kabupaten Bojonegoro;
12. Keputusan Bupati Bojonegoro Nomor
188/226/KEP/412.013/2017 tentang Penetapan
Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum Daerah Secara Penuh pada Rumah Sakit Umum
Daerah Kelas D Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro.
Lampiran : Keputusan Direktur RSUD Sumberrejo
Nomor : 440/0889/412.202.2/2022
Tanggal : 14 Juni 2022

PANDUAN PENGGUNAAN BAHAN MEDIS HABIS PAKAI (BMHP) DAN


PENGGUNAAN ULANG (RE-USE) ALAT SEKALI PAKAI

BAB I
DEFINISI

Pengawasan peralatan single use dan reuse adalah proses menetapkan


kondisi untuk penggunaan ulang (reuse) dari alat sekali pakai (single use)
terhadap peralatan / bahan medis dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit.
 Alat single use adalah alat medis dysposible yang dinyatakan oleh pabrik
untuk penggunaan sekali pakai.
 Alat reuse adalah alat medis yang oleh rekomendasi pabrik dapat digunakan
kembali.
 Alat single use - re use adalah alat medis single use yang akan digunakan
kembali oleh karena pertimbangan pengadaan sulit di dapat dan harga yang
mahal yang diatur dalam kebijakan.

1
BAB II
RUANG LINGKUP

Pada umumnya peralatan dan atau bahan medis (cairan infus, kateter,
benang dan yang sejenis) tercetak tanggal kadaluarsanya. Bila tanggal
kadaluwarsa pada bahan-bahan ini telah terlewati, pabrik tidak menjamin
sterilitas, keamanan atau stabilitas dari item tersebut. Beberapa bahan memuat
pernyataan yang mengindikasikan bahwa isinya adalah steril sepanjang kemasan
utuh. Peralatan sekali pakai (single-use) mungkin bisa di re use dalam keadaan
khusus.
Ada dua risiko terkait single-use dan reuse peralatan sekali pakai. Ada
peningkatan risiko infeksi dan ada risiko bahwa performa peralatan tersebut
mungkin tidak adekuat atau tidak memuaskan setelah diproses ulang.
Instalasi terkait yang berhubungan dengan peralatan yang bisa digunakan
sekali pakai ( single use ) atau bisa dipakai ulang ( re use ) adalah :
1. IGD PONEK Terintegrasi
2. Ruang Perawatan Intensive / Kritis ( ICU, NICU )
3. Kamar Operasi

Beberapa alat medis sekali pakai dan / BMHP dapat digunakan lagi
dengan persyaratan spesifik tertentu. Rumah sakit menetapkan ketentuan tentang
penggunaan kembali alat medis sekali pakai sesuai dengan peraturan perundang –
undangan dan standar profesional meliputi :
a) Alat dan material yang dapat dipakai kembali ;
b) Jumlah maksimum pemakaian ulang dari setiap alat secara spesifik;
c) Identifikasi kerusakan akibat pemakaian dan keretakan yang menandakan
alat tidak dapat dipakai;
d) Proses pembersihan setiap alat yang segera dilakukan sesudah pemakaian
dan mengikuti protokol yang jelas;
e) Pencantuman identifikasi pasien pada bahan medis habis pakai untuk
hemodialysis;
f) Pencatatan bahan habis pakai yang re use di rekam medis; dan
g) Evaluasi untuk menurunkan resiko infeksi bahan medis habis pakai yang
di re use

2
BAB III
TATA LAKSANA

Dengan berkembangnya teknologi dan tuntutan patient safety, maka


peralatan yang digunakan baik langsung maupun tidak langsung sangat
mempengaruhi keselamatan pasien. Hal ini terkait kontaminasi yang ditimbulkan
jika digunakan kembali. Alat single use – re use harus memperhatikan syarat –
syarat yang direkomendasikan yaitu kondisi alat masih baik, tidak rusak, tidak
cacat, mudah di gunakan kembali. Oleh sebab itu dilakukan aturan peralatan yang
single use dan re-use sebagai berikut :
1. Peralatan yang single-use (sekali pakai)
a. Berupa benda tajam
b. Yang bersentuhan langsung dengan cairan tubuh pasien
c. Yang penggunaannya dilakukan secara septik.

a) Peralatan yang bisa dipakai ulang ( re use )


Beberapa alat medis sekali pakai dan atau BMHP dapat digunakan lagi
dengan persyaratan spesifik tertentu. Berikut alat yang dapat dipakai
kembali ;
1. Jackson Rees
2. Sirkuit CPAP
3. Stilet ETT
4. Endotracheal Tube Non Kingking
5. Elektro Surgical Finger Switch Pencil
b) Jumlah maksimum pemakaian ulang dari setiap alat secara spesifik;

No. Alat Medis Frekuensi Identifikasi Proses Kontrol


Penggunaan pemeriksaan
Ulang & tanda-tanda
Proses kerusakan
1 Jackson Rees 4 kali - Alat tidak 1. Beri kode pada alat
pemakaian (3 berubah yang akan di reuse
kali re use bentuk dan berupa penandaan
dengan suhu berubah warna “Huruf dan Angka”
rendah / - Tidak ada Bila kode angka telah
plasma) keretakan mencapai 3 kali re

3
- Tidak berubah use maka untuk alat
fungsi berikutnya / alat baru
menggunakan kode
yang sama.
2. Catat jumlah re use
pada alat dengan
memberikan tanda “
garis” sesuai jumlah
re use yang sudah
dilakukan dan catat di
buku catatan re use.
3. Setelah batas
frekuensi penggunaan
alat habis, alat tidak
boleh digunakan lagi
4. Bila alat rusak
sebelum waktunya,
alat tidak boleh
digunakan.
2 Sirkuit 4 kali - Alat tidak 1. Beri kode pada alat
CPAP pemakaian (3 berubah yang akan di re use
kali re use bentuk dan berupa penandaan
dengan suhu berubah warna “Huruf dan Angka”
rendah / - Tidak ada Bila kode angka
plasma) keretakan telah mencapai 3
- Tidak berubah kali re use maka
fungsi untuk alat
berikutnya / alat
baru menggunakan
kode yang sama.
2. Catat jumlah re use
pada alat dengan
memberikan tanda “
garis” sesuai jumlah
re use yang sudah
dilakukan dan catat

4
di buku catatan
reuse.
3. Setelah batas
frekuensi
penggunaan alat
habis, alat tidak
boleh digunakan
lagi
4. Bila alat rusak
sebelum waktunya,
alat tidak boleh
digunakan.
3 Stilet ETT 4 kali - Alat tidak 1. Beri kode pada alat
pemakaian (3 berubah bentuk yang akan di re use
kali re use dan berubah berupa penandaan
dengan suhu warna “Huruf dan Angka”
rendah / - Alat tidak rapuh Bila kode angka
plasma) - Tidak berubah telah mencapai 3
fungsi kali re use maka
untuk alat
berikutnya / alat
baru menggunakan
kode yang sama.
2. Catat jumlah re use
pada alat dengan
memberikan tanda “
garis” sesuai jumlah
re use yang sudah
dilakukan dan catat
di buku catatan re
use.
3. Setelah batas
frekuensi
penggunaan alat
habis, alat tidak
boleh digunakan

5
lagi
4. Bila alat rusak
sebelum waktunya,
alat tidak boleh
digunakan.
4 Endotracheal 4 kali - Tidak berubah 1. Beri kode pada alat
Tube Non pemakaian (3 bentuk dan yang akan di reuse
Kinking kali re use berubah warna berupa penandaan
dengan suhu - Tidak rapuh “Huruf dan Angka”
rendah / - Tidak berubah Bila kode angka
plasma) fungsi telah mencapai 3
kali re use maka
untuk alat
berikutnya / alat
baru menggunakan
kode yang sama.
2. Catat jumlah re use
pada alat dengan
memberikan tanda “
garis” sesuai jumlah
re use yang sudah
dilakukan dan catat
di buku catatan re
use.
3. Setelah batas
frekuensi
penggunaan alat
habis, alat tidak
boleh digunakan
lagi
4. Bila alat rusak
sebelum waktunya,
alat tidak boleh
digunakan.

6
5 Electro 4 kali - Tidak berubah 1. Beri kode pada alat
Surgical pemakaian (3 bentuk dan yang akan di re use
Finger kali re use warna berupa penandaan
dengan suhu
Switch - Tidak rapuh “Huruf dan Angka”
rendah /
Pencil - Tidak berubah Bila kode angka
plasma)
fungsi telah mencapai 3
kali re use maka
untuk alat
berikutnya / alat
baru menggunakan
kode yang sama.
2. Catat jumlah re use
pada alat dengan
memberikan tanda “
garis” sesuai jumlah
re use yang sudah
dilakukan dan catat
di buku catatan re
use.
3. Setelah batas
frekuensi
penggunaan alat
habis, alat tidak
boleh digunakan
lagi
4. Bila alat rusak
sebelum waktunya,
alat tidak boleh
digunakan.

c) Identifikasi kerusakan akibat pemakaian dan keretakan yang menandakan alat


tidak dapat dipakai;
Alat single use yang akan digunakan kembali harus di nilai oleh user (operator),
apakah masih memenuhi syarat, tidak berubah bentuk, tidak berubah warna, tidak
cacat dan masih berfungsi optimal saat akan digunakan kembali.

7
d) Proses pembersihan setiap alat yang segera dilakukan sesudah pemakaian dan
mengikuti protokol yang jelas;
Tingkat disinfeksi atau sterilisasi tergantung pada kategori peralatan medis dan
atau bahan medis habis pakai (BMHP).

Tingkat
Penerapan Proses Penyimpanan Contoh alat
resiko
Kritikal Benda yang  Pre Cleaning dengan Sterilisasi harus  Mata bor
dimasukkan cara merendam alat dijaga :  Instrumen
ke jaringan dengan cairan bedah /
 bungkus alat
yang normal enzymatic operasi
harus kering.
steril atau ke (Steryzime) selama
 kemasan tidak
sistem 10 menit
robek
vascular dan  Cuci satu persatu
membutuhka alat, lakukan  Bungkusan harus

n sterilisasi. penyikatan dan dibuat dengan

bilas dibawah air menghambat

mengalir. bioefektif selama

 Desinfeksi dengan penyimpanan.

cara merendam  simpan alat steril


menggunakan pada area steril
cairan cairan guna melindungi
Sterald Opa selama dari kontaminasi
10 menit kemudian lingkungan.
alat dikjeringkan di  Alat steril yang
mesin pengering tidak
 Lakukan sterilisasi dibungkus harus
dengan segera dipakai
menggunakan
mesin autoclave.

8
Semi Benda yang  Pre Cleaning dengan Simpan pada daerah  Laringoscope
kritikal menyentuh cara merendam alat bersih dan kering  Alat
selaput lender dengan cairan guna melindungi dari Bronchoscopy
atau kulit yang enzymatic kontaminasi  Stilet
tidak intak dan (Steryzime) selama lingkungan ETT
membutuhkan 10 menit
disinfeksi  Cuci satu persatu
tingkat tinggi alat, lakukan
penyikatan dan
bilas dibawah air
mengalir.
 Desinfeksi dengan
cara merendam
menggunakan
cairan cairan
Sterald Opa
selama 10 menit
kemudian alat
dikeringkan di
mesin pengering
 Alat siap
digunakan
Catatan : Alat semi
kritikal akan lebih
baik jika sterilkan.
Penggunaan mesin
sterilisator dengan
menggunakan suhu
rendah /
sterilisator plasma.

9
Non Benda yang  Bersihkan alat dengan Simpan dalam Alat non
kritikal menyentuh menggunakan keadaan bersih invasif:
kulit intak detergent desinfektan ditempat yang kering  Manset
tetapi tidak (Septalkan) tensimeter
menyentuh  Angin-anginkan alat  Termometer
selaput lender, sampai kering  Tourniquet
dan  Alat siap digunakan  Tensi meter
membutuhkan kembali.  Bed pan
disinfeksi
tingkat rendah

bbv

e) Pencantuman identifikasi pasien pada bahan medis habis pakai untuk


hemodialysis;
RSUD Sumberrejo tidak melaksanakan Pelayanan hemodialysis.
f) Pencatatan bahan medis habis pakai yang reuse direkam medis;
Menggunakan form khusus yang mencantumkan : nama alat, kode alat, jumlah
re use dan tanggal sterilisasi
g) Evaluasi untuk menurunkan resiko infeksi bahan medis habis pakai yang di-
reuse
Dilakukan pencatatan di buku re use terkait identifikasi penilaian tanda-tanda
kerusakan
Ada 2 risiko jika menggunakan lagi (re use) alat sekali pakai. Terdapat
risiko tinggi terkena infeksi dan juga terdapat risiko kinerja alat tidak cukup
atau tidak dapat terjamin sterilitas serta fungsinya. Dilakukan pengawasan
terhadap proses untuk memberikan atau mencabut persetujuan penggunaan
kembali alat medis sekali pakai yang di proses ulang.
h) Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam sterilisasi :
1) Alat instrumen yang dapat disterilisasi ulang adalah :
a. Fisik peralatan setelah proses sterilisasi ulang peralatan tidak berubah
keutuhan, fungsional, baik perubahan fisik, kimia biologis.
b. Proses pembersihannya mampu menjamin membersihkan semua jenis
kotoran biologis dari setiap pemakaian yang sebelumnya dan peralatan
bebas dari zat pyrogenis (tes pyrogenisitas dari pabrik).
c. Bahan yang digunakan tidak menimbulkan zat toksik akibat reaksi
kimia dengan pelarut atau zat pembersih.
d. Produsen alat yang bersangkutan menerapkan siklus-siklus peralatan

10
bersertifikat yang merupakan cara-cara yang telah ditentukan dan
diabsahkan untuk pemastian kesterilan, uji-uji untuk keutuhan
kemasan, pemeriksaan dan pengendalian prosedur dengan pencatatan
pemakaian alat tersebut.
2) Semua permohonan untuk memakai kembali peralatan disposible atau
3) sekali pakai saja harus tercatat, diketahui dan disetujui oleh Komite PPI
untuk memungkinkan pengembangan protokol langkah demi langkah
untuk proses ulang.

11
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi dilakukan sesuai dengan kegiatan monitoring oleh tim PPI, ini
dilakukan secara periodik. Kegiatan monitoring dilaksanakan oleh IPCLN dan
IPCN selanjutnya dievaluasi dan dilaporkan kepada Komite PPI RS. Melalui
Komite PPIRS maka akan diteruskan kepada PMKP dan dilaporkan kepada
Direktur.

12
RSUD SUMBERREJO
Jl. Raya Sumberrejo No 231 Bojonegoro

RE USE BAHAN MEDIS HABIS PAKAI

No. Nama Alat Kode Re Use Ke Tanggal Tangal TTD &


Steril Pemakaian Nama
Petugas

Perawat

Anda mungkin juga menyukai