Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PANCASILA

KASUS PELANGGARAN PANCASILA DAN PASAL UUD 1945

Dosen Pengampu :

Wendi Muhammad Fadhli.,S.Farm.,Apt.,M.H

Disusun Oleh :

Pian Evendi (202201202)

1E Keperawatan

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNIVERSITAS WIDYA NUSANTARA

TAHUN 2023
A. KASUS

PEMBUNUHAN ANGELINE DAN PELANGGARAN UU AGRARIA


2015

JAKARTA, GRESNEWS.COM – Ada sisi menarik dari kasus


pembunuhan bocah berusia 8 tahun Angeline Margriet Megawe. Sisi menarik
itu adalah masalah warisan yang diduga sebagai motif ibu angkat Angeline,
Margriet ini membunuh gadis kecil itu.

Dugaan terkuak dari adanya dokumen perjanjian adopsi yang dibuat pada
24 Mei 2007 silam. Pasal 2 dokumen perjanjian adopsi Angeline yang
disahkan notaris Anneke Wibowo menyebutkan: "Pihak kedua (Margriet)
akan dianggap menjadi ahli waris dari anak yang diangkat tersebut, bila anak
tersebut meninggal dunia tanpa meninggalkan surat wasiat," tulis dokumen
tersebut.

Yang jadi soal dalam kasus pembunuhan Angeline ini bukanlah masalah
warisan itu sendiri, tetapi soal status ibu angkat Angeline yang merupakan
seorang WNI yang menikah dengan warga negara asing bernama Douglas.

Salah satu harta Douglas berdasarkan keterangan dari Kepala Dinas Desa
Canggu, Putu Siarta, adalah Villa di Jalan Raya Babakan Desa Canggu,
Kabupaten Badung, Bali yang diperkirakan luasnya mencapai 100 meter
persegi. Selebihnya kepolisian masih menelusuri harta Douglas yang bisa jadi
ada kaitannya dengan kemungkinan motif pembunuhan karena persoalan
warisan.

Di sinilah timbul pertanyaan terkait hak Douglas selaku warga negara asing
untuk bisa memiliki property & tanah yang sebenarnya dilarang dalam hukum
Indonesia. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok
Agraria mengatur larangan kepemilikan tanah dan hak guna bangunan oleh
warga negara asing. Dan sepanjang yang diketahui hingga kini, Douglas
hingga wafatnya tak pernah mengubah status kewarganegaraannya menjadi
warga negara Indonesia.
B. PEMBAHASAN

1. SILA PANCASILA DAN PASAL UUD 1945 YANG TIDAK SESUAI

a. Pancasila

1. Sila ke-1 Ketuhanan Yang Maha ESA

Pada kasus ini terjadi ketidaksesuaian terhadap sila ke-1 yang mana
merenggut nyawa seseorang sama halnya dengan mengambil hak yang
telah di berikan oleh Tuhan YME kepada pribadi masing masing manusia.

2. Sila Ke-2 Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab

Pasalnya negara memiliki ideologi Pancasila yang di dalamnya


menjujung nilai kemanusian dan keadilan malah warga negaranya
melakukan hal yang bertentangan dengan nilai tersebut. "Kasus ini
menghantam keras sila ke 2, kemanusiaan yang adil dan beradab. Lebih
ironis lagi karena kejadian ini muncul didalam sebuah keluarga

b. Pasal-Pasal UUD 1945

1. Pasal 28A-28J

Engeline memiliki HAM yang melekat sejak dia lahir dan Margriet jelas
telah melanggar hukum dengan melenyapkan HAM anak angkatnya
tersebut. Salah satu hukum perundang-undangan yang menjamin HAM
adalah UUD 1945 terutama Pasal 28A-28J.

Pasal 28A

Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan
kehidupannya.** )

Pasal 28 B

(1) Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan


melalui perkawinan yang sah.** )
(2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang
serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.** )

Pasal 28C

(1) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan


kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh
manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi
meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.**)

(2) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan


haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan
negaranya.**)

Pasal 28D

(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan


kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan
hukum.**)

(2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan
perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.**)

(3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan.**)

(4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.** )

Pasal 28E

(1) Setiap orang berhak memeluk agama dan beribadat menurut agamanya,
memilih pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih
kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di wilayah negara dan
meninggalkannya, serta berhak kembali.** )

(2) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan,


menyatakan pikiran dan sikap, sesuai dengan hati nuraninya.**)
(3) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan
mengeluarkan pendapat.**)

Pasal 28F

Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi


untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak
untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang
tersedia.** )

Pasal 28G

(1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga,


kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya,
serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan
untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.**)

(2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang
merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka
politik dari negara lain.** )

Pasal 28H

(1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,
dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan.**)

(2) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk
memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai
persamaan dan keadilan.** )

(3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan


pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.**)
(4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik
tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh
siapapun.** )

Pasal 28I

(1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak untuk kemerdekaan
pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak
untuk diakui sebagai pribadi dihadapan hukum, dan hak untuk tidak
dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia
yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun.** )

(2) Setiap orang bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar
apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang
bersifat diskriminatif itu.**)

(3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras


dengan perkembangan zaman dan peradaban.**)

(4) Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi


manusia adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah.** )

(5) Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan
prinsip negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi
manusia dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundang-
undangan.**)

Pasal 28J

(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain dalam
tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.** )

(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk
kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan
maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas
hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil
sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan
ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.** )

Selain itu ketidaksusuaian pasal yang terjadi pada kasus yaitu :

2. Pasal 21 Ayat (3) UU Pokok Agraria berisi aturan bagi orang asing yang
setelah UU ini disahkan mendapatkan hak milik karena warisan tanpa
wasiat atau pencampuran harta karena perkawinan dan bagi WNI yang
mempunyai hak milik tapi kehilangan kewarganegaraannya, wajib
melepaskan hak dalam jangka waktu satu tahun sejak diperolehnya hak
tersebut. Jika dalam waktu satu tahun maka hak tersebut terhapus karena
hukum dan tanahnya jatuh pada negara dengan hak pihak lain yang
membebaninya tetap berlangsung.

3. Pasal 36 Ayat (1) UU Pokok Agraria mengatur pihak yang mempunyai


hak guna bangunan yaitu WNI dan badan hukum yang didirikan menurut
hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia. Pasal-pasal di atas jelas
melarang adanya kepemilikan baik dalam status hak milik dan hak guna
bangunan bagi warga negara asing.

2. FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA

Faktor pemicu terjadinya kasus pembunuhan ini yaitu adanya krisis


ekonomi yang dialami oleh keluarga Margriet Christina Megawe dan
diduga adanya masalah hak kepemilikan warisan dari anak angkatnya
yaitu Angeline

3. PENYELESAIANNYA

Majelis Hakim Pengadilan Negeri Denpasar, Bali, memvonis ibu angkat


Angeline, Margriet Christina Megawe dengan hukuman penjara seumur
hidup. Margriet dinyatakan terbukti membunuh Angeline secara
berencana."Memutuskan terdakwa dipenjara seumur hidup," kata Ketua
Majelis Hakim Edward Harris, Senin (29/2/2016).Vonis hakim ini sesuai
dengan tuntutan jaksa. Dalam tuntutannya, jaksa menyatakan Margriet
melanggar Pasal 340 KUHP dan dakwaan kedua melanggar Pasal 76 ayat
1 juncto Pasal 88 Undang-Undang 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan
Anak dan dakwaan ketiga melanggar Pasal 76B jo Pasal 77B UU
Perlindungan Anak, dakwaan keempat Pasal 76 a jo Pasal 77 UU
Perlindungan Anak.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.gresnews.com/berita/hukum/140186-kasus-pembunuhan-angeline-
dan-pelanggaran-uu-pokok-agraria

https://baixardoc.com/documents/kasus-angeline-mencoreng-nilai-luhur-
pancasila-5ccdf671ed885

https://www-kompasiana-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.kompasiana.com/
amp/petra0117/5c02c1ed6ddcae26fc3a4c53/pelanggaran-ham-pada-kasus-
pembunuhan-engeline-megawe?
amp_gsa=1&amp_js_v=a9&usqp=mq331AQIUAKwASCAAgM
%3D#amp_ct=1680420735537&amp_tf=Dari
%20%251%24s&aoh=16804205311792&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&ampshare=https%3A%2F%2Fwww.kompasiana.com
%2Fpetra0117%2F5c02c1ed6ddcae26fc3a4c53%2Fpelanggaran-ham-pada-
kasus-pembunuhan-engeline-megawe

https://www-kompasiana-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.kompasiana.com/
amp/petra0117/5c02c1ed6ddcae26fc3a4c53/pelanggaran-ham-pada-kasus-
pembunuhan-engeline-megawe?
amp_gsa=1&amp_js_v=a9&usqp=mq331AQIUAKwASCAAgM
%3D#amp_ct=1680420735537&amp_tf=Dari
%20%251%24s&aoh=16804205311792&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&ampshare=https%3A%2F%2Fwww.kompasiana.com
%2Fpetra0117%2F5c02c1ed6ddcae26fc3a4c53%2Fpelanggaran-ham-pada-
kasus-pembunuhan-engeline-megawe

Anda mungkin juga menyukai