KATA PENGANTAR 1
BAB I PENDAHULUAN 4
1.1 Landasan Hukum 4
1.2 Tujuan Program dan Indikator Keberhasilan 4
1.2.1 Tujuan Pelaksanaan Program Roots Indonesia 4
1.2.2 Indikator Keberhasilan Program Roots Indonesia 5
1.3 Latar Belakang 5
1.4 Hasil Program Roots 6
1.5 Cara Kerja Program Roots Indonesia 7
1.5.1 Tahap Pelaksanaan Program Roots Indonesia 8
1.5.2 Skema Pendanaan Program Roots Indonesia 9
1.5.2.1 SMP 10
1.5.2.2 SMA 10
1.5.2.3 SMK 11
2
BAB V PEMANTAUAN DAN EVALUASI 31
5.1 Survei Akhir Kegiatan 31
5.2 Keberlanjutan Program Roots di sekolah 31
5.3 Keberlanjutan Program Roots di tingkat daerah 32
DAFTAR LAMPIRAN 33
Lampiran 1 Surat Perizinan Orang Tua 33
Lampiran 2 Lembar Persetujuan Peserta Didik 35
Lampiran 3 Contoh Google Form Pemilihan Agen Perubahan 38
Lampiran 4 Contoh Kertas Suara Pemilihan Agen Perubahan 39
3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 20023 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
2. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak;
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2020
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2020–2024;
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2021
tentang Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 156);
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 101 Tahun 2022
tentang Strategi Nasional Penghapusan Kekerasan Terhadap Anak
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan
Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan;
7. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2021 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor
963);
8. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2022 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun
2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Tahun 2020–2024; dan
9. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2022 tentang Petunjuk Teknis
Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Satuan Pendidikan.
4
1.2.1 Tujuan Pelaksanaan Program Roots Indonesia
1. Menyamakan pemahaman tentang pencegahan dan
penanganan perundungan dan tindak kekerasan di sekolah
2. Mencegah, menanggulangi, serta meminimalkan
perundungan dan tindak kekerasan yang terjadi di sekolah
3. Mewujudkan nilai-nilai utama Penguatan Pendidikan
Karakter melalui program pencegahan perundungan
4. Menghasilkan fasilitator pencegahan perundungan di tingkat
nasional (fasilitator nasional), daerah (fasilitator guru), dan
sekolah (agen perubahan) yang terlatih untuk melakukan
program Roots Indonesia
5. Mendorong sekolah untuk membentuk peserta didik sebagai
agen perubahan yang difasilitasi oleh fasilitator guru terkait
dengan pencegahan perundungan dan tindak kekerasan di
sekolah
8
Roots Day pada akhir program. Jika diperlukan penyesuaian waktu,
sekolah diizinkan untuk melakukannya pada periode sebelum
penerimaan peserta didik baru tahun 2024.
1.5.2.2 SMA
Pendanaan program Roots Indonesia di jenjang SMA akan
menggunakan skema dana BOSP sesuai dengan
Permendikbudristek Nomor 63 Tahun 2022. Mekanisme
penggunaan dana BOSP untuk program Roots Indonesia 2023
adalah sebagai berikut:
a. melakukan penganggaran untuk pelaksanaan program Roots di
RKAS dalam kategori ekstrakurikuler sesuai dengan kebutuhan
di tiap-tiap satuan pendidikan (contoh: alat tulis, peralatan untuk
Roots Day, dan kudapan untuk siswa dan fasilitator guru);
b. melakukan koordinasi dengan dinas pendidikan provinsi terkait
dengan perubahan anggaran (apabila alokasi anggaran direvisi
pada tengah tahun);
c. mengajukan persetujuan terkait dengan perubahan anggaran
tersebut di RKAS;
d. menggunakan dana BOSP yang telah dianggarkan dan
disalurkan untuk pelaksanaan Roots di tiap-tiap satuan
pendidikan sesuai dengan ketentuan program Roots dan BOSP;
dan
e. membuat dan mengumpulkan laporan pertanggungjawaban
sesuai dengan ketentuan program Roots dan BOSP.
1.5.2.3 SMK
Pendanaan program Roots Indonesia untuk SMK akan
menggunakan skema dana BOS sesuai dengan
Permendikbudristek Nomor 63 Tahun 2022. Mekanisme
penggunaan dana BOSP untuk program Roots Indonesia 2023
adalah sebagai berikut:
10
a. melakukan penganggaran untuk pelaksanaan program Roots
di RKAS dalam kategori ekstrakurikuler sesuai dengan
kebutuhan di tiap-tiap satuan pendidikan (contoh: alat tulis,
peralatan untuk Roots Day, dan kudapan untuk siswa dan
fasilitator guru);
b. melakukan koordinasi dengan dinas pendidikan provinsi
terkait dengan perubahan anggaran (apabila alokasi anggaran
direvisi pada tengah tahun);
c. mengajukan persetujuan terkait dengan perubahan anggaran
tersebut di RKAS;
d. menggunakan dana BOSP yang telah dianggarkan dan
disalurkan untuk pelaksanaan Roots di tiap-tiap satuan
pendidikan sesuai dengan ketentuan program Roots dan
BOSP; dan
e. membuat dan mengumpulkan laporan pertanggungjawaban
sesuai dengan ketentuan program Roots dan BOSP.
Kebutuhan Jumlah
11
BAB II PENDAFTARAN SEKOLAH
DAN FASILITATOR GURU
2.1 Persyaratan Sekolah
Sekolah jenjang SMP, SMA, dan SMK baik negeri maupun swasta
yang terpilih menjadi target fokus dalam program Roots Indonesia
dapat menggunakan dana bantuan operasional satuan pendidikan
(BOSP) untuk mengimplementasikan program Roots. Berikut ini
persyaratan bagi sekolah yang akan mengimplementasi program Roots
Indonesia.
13
g. Berkoordinasi dengan orang tua untuk mendapatkan izin bagi
peserta didik untuk berpartisipasi dalam kegiatan Roots
16
3.2 Langkah-Langkah Pemilihan Agen
Perubahan
Pemilihan peserta didik yang akan menjadi agen perubahan dilakukan oleh
setiap sekolah yang menjadi bagian dari Roots Indonesia. Terdapat dua opsi
yang dapat dilakukan sekolah untuk melaksanakan proses pemilihan agen
perubahan.
1. Menggunakan Google Forms
a. Sekolah atau fasilitator guru membuat Google Forms menggunakan
template yang tersedia di Lampiran 3.
b. Sekolah atau fasilitator guru menyebarkan tautan Google Forms
kepada semua peserta didik.
c. Semua peserta didik mengisi formulir yang telah disebarkan oleh
sekolah atau fasilitator guru. Setiap peserta didik hanya memiliki
kesempatan satu kali untuk mengisi formulir tersebut.
d. Sekolah atau fasilitator guru akan mengonsolidasi hasil isian formulir.
Agen perubahan akan dipilih berdasarkan kategori berikut:
1) peserta didik urutan teratas: 21 peserta didik dari urutan teratas
yang mewakili 3 jenjang angkatan (7 peserta didik perwakilan
setiap angkatan);
2) peserta didik urutan tengah: 6 peserta didik dari urutan tengah
(bisa dari semua angkatan);
3) peserta didik urutan terbawah: 3 peserta didik dari urutan
terbawah (bisa dari semua angkatan).
17
2. Pemungutan Suara
a. Sekolah atau fasilitator guru membuat kartu pemungutan suara cetak
menggunakan template yang tersedia di Lampiran 4.
b. Sekolah atau fasilitator guru menyebarkan kartu pemungutan suara
cetak dan mengumumkan mekanisme pengumpulan kartu suara
kepada peserta didik.
c. Semua peserta didik mengisi kartu pemungutan suara cetak yang
telah disebarkan oleh sekolah atau fasilitator guru. Setiap peserta
didik hanya dapat mengisi satu kartu pemungutan suara.
d. Sekolah atau fasilitator guru mengonsolidasi hasil pengumpulan kartu
pemungutan suara. Agen perubahan akan dipilih berdasarkan
kategori berikut:
1) peserta didik urutan teratas: 21 peserta didik dari urutan teratas
yang mewakili 3 jenjang angkatan (7 peserta didik perwakilan
setiap angkatan);
2) peserta didik urutan tengah: 6 peserta didik dari urutan tengah
(bisa dari semua angkatan);
3) peserta didik urutan terbawah: 3 peserta didik dari urutan
terbawah (bisa dari semua angkatan).
Dalam pemilihan agen perubahan perlu diperhatikan beberapa hal berikut ini.
1. Keseimbangan jumlah antara agen perubahan laki-laki dan perempuan
perlu dipastikan sehingga kita dapat menjamin inklusivitas dan melibatkan
peserta didik tanpa membedakan suku, agama, ras, dan antargolongan.
2. Jika sekolah memiliki kebijakan untuk mengurangi aktivitas ekstrakurikuler
kelas 9 dan 12 yang akan fokus untuk mempersiapkan kelulusan, sekolah
dapat mengalokasikan kuota agen perubahan untuk kelas 7, 8, 10, dan
11.
Jika ada peserta didik yang tidak mendapatkan izin dari orang tua/wali,
koordinasikan dengan tim untuk memilih peserta didik lain dengan urutan di
bawah peserta didik tersebut (jika diperlukan), atau lanjutkan kegiatan agen
perubahan dengan jumlah peserta didik yang ada.
19
BAB IV PELAKSANAAN PROGRAM
ROOTS
4.1 Format Penyampaian Program Roots
Penyampaian Program Roots Indonesia kepada Agen
Perubahan
20
Penyampaian Program Roots Indonesia kepada Agen
Perubahan
21
Sebagai syarat penyelesaian program Roots Indonesia, agen
perubahan diharuskan mengikuti sepuluh pertemuan wajib dari modul
Roots Indonesia serta melaksanakan Roots Day, secara luring atau
daring. Selain 10 modul wajib tersebut, Roots Indonesia juga memiliki
5 modul tambahan yang dapat dilakukan sebagai bagian dari persiapan
Roots Day di sekolah.
22
Sesi Materi Soft Skills yang Dibentuk
23
4.2. Persiapan dan Panduan Pelaksanaan
Program Roots
Dalam pelaksanaan setiap pertemuan Roots, fasilitator guru berperan sangat
penting untuk memastikan kualitas penyampaian informasi kepada agen
perubahan, baik materi pengenalan maupun diskusi kelompok. Fasilitator
guru diharapkan mampu membuat situasi belajar yang menyenangkan,
aman, dan inklusif menggunakan berbagai teknik fasilitasi dan menyiapkan
diri dengan beragam situasi emosional.
25
Berikut ini perincian dari beberapa tahapan atau prosedur yang dapat
dilakukan pihak sekolah jika menemukan kasus perundungan di sekolah
(khususnya di kalangan peserta didik).
26
wali kelas dapat menginformasikan orang tua/wali korban dan
pelaku terkait insiden yang terjadi.
d. Pihak sekolah dapat melibatkan komunitas orang tua/komite
untuk mengawal kasus dan memastikan bahwa penanganan
berpihak pada korban.
e. Jika insiden melibatkan pihak dari sekolah lain, perlu dijalin
komunikasi lintas satuan pendidikan untuk pengambilan
tindakan bersama.
f. Sekolah wajib melindungi identitas pelapor untuk mencegah
potensi tindakan balas dendam.
29
Fasilitator guru akan diberi panduan persiapan dan pelaksanaan Roots
Day. Persiapan yang perlu dilakukan oleh fasilitator guru dan agen
perubahan adalah sebagai berikut.
1. Menentukan tanggal, waktu, durasi, dan format kegiatan Roots
Day.
2. Berdiskusi bersama agen perubahan untuk menentukan agenda
dan desain acara Roots Day. Contoh agenda acara
pelaksanaan Roots Day dapat dibaca di panduan pelaksanaan.
3. Meminta agen perubahan untuk mempersiapkan materi-materi
yang diperlukan pada setiap agenda acara. Fasilitator guru juga
harus berdiskusi dengan agen perubahan untuk menentukan
peran tiap agen perubahan selama acara, seperti menjadi
pembawa acara, mempresentasikan poster, mempresentasikan
tabel perilaku positif.
4. Meminta agen perubahan untuk melakukan kegiatan sosialisasi
dan publikasi terkait Roots Day kepada seluruh peserta didik di
sekolah melalui WhatsApp dan media sosial seperti Facebook,
Instagram, dan lain-lain.
30
BAB 5. Pemantauan, Evaluasi, dan
Keberlanjutan
5.1. Pemantauan dan Evaluasi Pelaksanaan
Satuan pendidikan yang mengikuti program Roots Indonesia
diharapkan dapat mengikuti proses pemantauan dan evaluasi yang
akan dilaksanakan oleh Puspeka di akhir tahun. Survei tersebut akan
digunakan sebagai basis untuk mengetahuin efektifitas dari
pelaksanaan program Roots Indonesia. Evaluasi dapat berbentuk
kuantitatif (seperti survei) atau kualitatif (seperti wawancara peserta)
yang akan dilaksanakan secara terstruktur. Satuan pendidikan
diharapkan dapat berperan aktif dalam mengikuti dan menyukseskan
evaluasi tersebut.
31
5.3 Keberlanjutan Program Roots di tingkat
daerah
Upaya penghapusan kekerasan di satuan pendidikan merupakan
prioritas bersama yang perlu mendapatkan dukungan dari
Pemerintah Daerah dan kolaborasi dari semua pihak. Dalam
pelaksanaan Program Roots, Dinas Pendidikan dan Pemerintah
Daerah diharapkan mendukung pelaksaan Program Roots di sekolah
target dan perluasan intervensi dengan memberikan dukungan
sebagai berikut :
Saat ini ada lebih dari 7.000 satuan pendidikan jenjang SMP, SMA,
dan SMK yang telah mengikuti BIMTEK Program Roots dan
menghasilkan lebih dari 13.000 fasilitator. Dinas Pendidikan dapat
membangun jejaring Program Roots di daerah melalui kolaborasi
dengan satuan pendidikan yang telah melaksanakan Program Roots
dan melibatkan Fasilitator Nasional yang tersedia di masing-masing
daerah. Dengan terciptanya jejaring Program Roots, diharapkan
sekolah dapat membagikan praktik baik pelaksanaan Program Roots
atau membentuk komunitas antiperundungan di tingkat daerah.
32
Daftar Lampiran
SURAT PERIZINAN
Hormat kami,
Nama anak : ….
Kelas : ….
Tanggal :…
Tanda tangan :…
34
Lampiran 2: Lembar Persetujuan Peserta Didik
36
Saya sudah membaca lembar informasi untuk
kegiatan ini. Informasi mengenai partisipasi di
kegiatan ini sudah saya pahami dengan jelas.
Kelas :…
Tanggal :…
Tanda tangan :…
37
Lampiran 3: Contoh Google Form Pemilihan
Agen Perubahan
38
Lampiran 4: Contoh Kertas Suara Pemilihan
Agen Perubahan
39