Anda di halaman 1dari 58

generasi hebat

berkarakter
ii Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Pemerintah
KATA
PENGANTAR
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 82 Tahun
2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Satuan Pendidikan
merupakan salah satu instrumen untuk penguatan pendidikan karakter di satuan
pendidikan, yang sejak 2010 sudah menjadi Gerakan Nasional. Satuan pendidikan,
khususnya di tingkat sekolah menengah pertama merupakan sarana strategis untuk
pembentukan nilai-nilai karakter. Jika suasana lingkungan pembelajaran terganggu
karena adanya tindak kekerasan, maka proses pembentukan nilai-nilai karakter pun akan
terganggu. Karena itu, penyelenggaraan pembelajaran harus aman, nyaman dan
menyenangkan serta terbebas dari tindak kekerasan.
Penguatan karakter menjadi kunci utama untuk menyiapkan generasi yang siap meng-
hadapi tantangan era abad 21. Nilai-nilai inilah yang harus tertanam di lingkungan ma-
syarakat, terutama di lingkungan satuan pendidikan, khususnya di tingkat sekolah me-
nengah pertama yang menjadi pondasi awal dalam pembentukan karakter .
Untuk menjawab berbagai persoalan tersebut Direktorat Sekolah Menengah Pertama
tahun 2021 menyusun petunjuk pelaksanaan bantuan pemerintah untuk pencegahan
perundungan sebagai upaya konkret untuk mencegah terjadinya tindak kekerasan di satuan
pendidikan, sekaligus mampu menanggulangi kejadian tindak kekerasan. Harapannya,
tidak ada lagi kasus kekerasan fisik, emosional dan seksual yang menimpa anak-anak kita.
Petunjuk pelaksanaan ini disusun sebagai bahan informasi operasional dalam pengelolaan
dan pelaksanaan bantuan. Petunjuk ini berisi informasi tentang pengelolaan bantuan
pemerintah dari aspek administrasi dan aspek teknis sehingga dapat menjadi acuan
bagi sekolah, agar melaksanakan program bantuan dengan penuh amanah dan
bertanggungjawab.
Jakarta, 31 Maret 2021
Direktur Sekolah Menengah Pertama,

Drs. Mulyatsyah, MM.


NIP. 196407141993041001

Bersama Kita Bisa Menghentikan Perundungan iii


DAFTAR
PENGERTIAN
1. Sesuai Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan
Atas UndangUndang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak, kekerasan adalah setiap perbuatan terhadap anak yang berakibat
timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, psikis, seksual,
dan/atau penelantaran, termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan,
pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum.
2. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak
Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan mendefinisikan tindak
kekerasan adalah perilaku yang dilakukan secara fisik, psikis, seksual,
dalam jaringan (daring), atau melalui buku ajar yang mencerminkan
tindakan agresif dan penyerangan yang terjadi di lingkungan satuan
pendidikan dan mengakibatkan ketakutan, trauma serta kerusakan.
Adapun perundungan merupakan tindakan mengganggu, mengusik terus-
menerus, atau menyusahkan.
3. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
mendefinisikan bullying (dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai
“penindasan/risak”) merupakan segala bentuk penindasan atau kekerasan
yang dilakukan dengan sengaja oleh satu orang atau sekelompok orang
yang lebih kuat atau berkuasa terhadap orang lain, dengan tujuan untuk
menyakiti dan dilakukan secara terus menerus.
4. UNESCO mendefinisikan perundungan (bullying) merupakan pola perilaku
yang dilakukan secara sengaja, berulang-ulang, dan terdapat perbedaan
kekuatan bertujuan untuk menyakiti yang dilakukan satu atau lebih orang
kepada satu atau lebih orang lain.

iv Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Pemerintah


5. The World Health Organization (WHO) mendefinisikan tindak kekerasan
adalah penggunaan secara sadar kekuatan fisik atau kekuasaan, baik
dalam bentuk tindakan maupun ancaman terhadap seorang individu
yang dilakukan individu lain atau kelompok tertentu. Kekerasan tersebut
kemungkinan besar dapat berakibat pada cedera fisik, kematian, gangguan
psikologis, serta berdampak negatif dan merusak perkembangan individu.
Adapun definisi bullying adalah bentuk penganiayaan yang berbagai ragam
yang terjadi di sekolah atau di tempat kerja yang terjadi secara berulang-
ulang.
6. Menurut UNICEF, perundungan merupakan perilaku yang disengaja,
berulang-ulang, dan terdapat perbedaan kekuatan untuk bertujuan
menyakiti, baik secara fisik, melalui verbal, atau perilaku. Anak laki-laki
cenderung terlibat dalam perundungan fisik, sedangkan anak perempuan
cenderung terlibat dalam perundungan verbal/psikologis.
7. Kegiatan ekstrakurikuler/kegiatan relevan lainnya adalah salah satu
kegiatan atau aktivitas tambahan yang dilakukan di luar jam pelajaran
yang dilakukan baik di sekolah atau di luar sekolah dengan tujuan untuk
mendapatkan tambahan pengetahuan, keterampilan, wawasan dan
membentuk karakter peserta didik sesuai dengan minat dan bakat.
8. Bantuan Pemerintah Pencegahan Perundungan di Sekolah Menengah
Pertama adalah bantuan operasional dalam bentuk dana hibah sebagai
pembiayaan untuk edukasi pencegahan perundungan dan tindak kekerasan
di Sekolah.
9. Sekolah Penggerak adalah sekolah (negeri dan swasta) yang mengikuti
program sekolah penggerak yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Bersama Kita Bisa Menghentikan Perundungan v


DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR iii
DAFTAR PENGERTIAN iv
DAFTAR ISI vi

KEPUTUSAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN


SATJAN KERJA DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH
PERTAMA 1

BAB I PENDAHULUAN 7
B. Dasar Hukum 9
C. Tujuan 11
D. Sasaran 11
E. Hasil yang Diharapkan 12
F. Prinsip Pelaksanaan Bantuan 12

BAB II PENGELOLAAN PELAKSANAAN BANTUAN 15


A. Karakteristik Bantuan 15
B. Kriteria Penerima Bantuan 15
C. Alur Penetapan Sekolah 16
D. Tahap Pelaksanaan 16
E. Pengelolaan Bantuan Pemerintah 17

vi Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Pemerintah


BAB III MEKANISME PENDANAAN 19
A. Sumber Dana 19
B. Besaran Alokasi Dana 19
C. Peruntukan Dana 19
D. Proses Pencairan dan Penyaluran Dana 22
E. Pengelolaan Bantuan Pemerintah 23

BAB IV MONITORING, EVALUASI, PELAPORAN,


DAN SANKSI 27
A. Pemantauan (Monitoring) 27
B. Evaluasi 28
C. Pelaporan 29
D. Sanksi 29

BAB V PENUTUP 31
LAMPIRAN 32
Surat Pengantar 33
Format 1 : Surat Perjanjian Pemberian Bantuan
(SPPB) Pencegahan Perundungan
Tahun 2021 34
Format 2 : Kuitansi 39
Format 3 : Surat Pertanggungjawaban Mutlak
(SPTJM) 40
Format 4 : Pakta Integritas 41
Format 5 : Laporan Pertanggungjawaban
Penggunaan Dana Bantuan Pemerintah
Pencegahan perundungan Tahun 2021 42
Format 6 : Format Buku Bank 44
Format 7 : Format Buku Pembantu Kas Tunai 45
Format 8 : Format Buku Kas Umum 46

Bersama Kita Bisa Menghentikan Perundungan vii


viii Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Pemerintah
KEPUTUSAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN
SATUAN KERJA DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
NOMOR : 0847/C4/DM.01.03/2021

TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN PEMERINTAH
PENCEGAHAN PERUNDUNGAN
DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
TAHUN ANGGARAN 2021

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KUASA PENGGUNA ANGGARAN


SATUAN KERJA DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Menimbang : Bahwa untuk melaksanakan ketentuan pasal 4 huruf g dan pasal 5 angka
7 Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan
Dasar, dan Pendidikan Menengah Nomor 4060/C/Hk/2020 Tahun 2020
tentang Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah di Lingkungan Direktorat
Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan
Menengah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah
Nomor 8040/C/Hk/2020 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur
Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan
Menengah Nomor 4060/C/Hk/2020 Tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis
Bantuan Pemerintah di Lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan
Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, perlu
menetapkan Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Direktorat Sekolah
Menengah Pertama tentang Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Pemerintah
Pencegahan Perundungan di Sekolah Menengah Pertama Tahun
Anggaran 2021;

Bersama Kita Bisa Menghentikan Perundungan 1


Mengingat
: 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1979 tentang
Kesejahteraan Anak.;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang
Hak Asasi Manusia;
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor
78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor
5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
6 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 tentang
Sistem Peradilan Pidana Anak;
7 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2014 tentang
Perubahan;
Atas Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan
Saksi dan Korban;
8 Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perubahan Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan
Anak;
9 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Penyandang Disabilitas;
10 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017 tentang
Kesetaraan Gender;
11 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2017 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota;
12 Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 tentang Ratifikasi
Konvensi Hak-hak Anak;
13 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008
tentang Pembinaan Kesiswaan;
14 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti;
15 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan
Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan;
16 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2017
tentang Penguatan Pendidikan Karakter;
2 Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Pemerintah
17 Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4864);
18 Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 Tentang
Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157);
19 Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423);
20 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter di
Satuan Pendidikan Formal;
21 Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2017 tentang Perlindungan
Khusus Bagi Anak Penyandang Disabilitas;
22 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang
Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada
Kementerian Negara/Lembaga sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016;
23 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 111/PMK.06/2016 tentang
Tata Cara Pelaksanaan Pemindahtanganan Barang Milik Negara;
24 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 45 Tahun 2019 Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2020;
25 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 32 Tahun
2019 tentang Pedoman Umum Penyaluran Bantuan Pemerintah di
Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan;
26 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14 Tahun
2020 tentang Pedoman Barang/Jasa oleh Satuan Pendidikan;
27 Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun
2020 tentang Pencegahan Corona Virus Disease (Covid-19) Pada
Satuan Pendidikan; dan

Bersama Kita Bisa Menghentikan Perundungan 3


28 Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan
Dasar, dan Pendidikan Menengah Nomor 4060/C/Hk/2020 Tahun
2020 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah di Lingkungan
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar,
dan Pendidikan Menengah sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan
Dasar, dan Pendidikan Menengah Nomor 8040/C/Hk/2020 tentang
Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia
Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Nomor 4060/C/
Hk/2020 Tahun 2020 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah
di Lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah.

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN TENTANG
PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN PEMERINTAH PENCEGAHAN
PERUNDUNGAN DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA TAHUN
ANGGARAN 2021
KESATU : Menetapkan Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Pemerintah Pencegahan
Perundungan di Sekolah Menengah PertamaTahun Anggaran 2021
yang selanjutnya disebut Bantuan Pencegahan Perundungan di Sekolah
Menengah Pertama Tahun 2021 sebagaimana tercantum dalam lampiran
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Kuasa
Pengguna Anggaran ini;
KEDUA : Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 31 Maret 2021

Kuasa Pengguna Anggaran


Direktorat Sekolah Menengah Pertama,

Drs. Mulyatsyah, MM.


NIP. 196407141993041001

4 Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Pemerintah


LAMPIRAN
PERATURAN KUASA PENGGUNA ANGGARAN
SATUAN KERJA DIREKTORAT SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
NOMOR : 0847/C4/DM.01.03/2021

TENTANG

PETUNJUK PELAKSANAAN BANTUAN PEMERINTAH


PENCEGAHAN PERUNDUNGAN DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
TAHUN ANGGARAN 2021

Bersama Kita Bisa Menghentikan Perundungan 5


6 Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Pemerintah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perundungan merupakan salah satu bentuk kekerasan teman sebaya yang banyak
terjadi di satuan pendidikan dan sering kali menghambat anak mendapatkan haknya
untuk tumbuh dan berkembang. Survei Nasional Pengalaman Hidup Anak dan
Remaja tahun 2018 (SNPHAR 2018) menunjukkan bahwa 2 dari 3 anak perempuan
atau laki-laki berusia 13-17 tahun pernah mengalami setidaknya satu jenis
kekerasan selama hidupnya. 3 dari 4 anak-anak dan remaja yang pernah mengalami
satu jenis kekerasan atau lebih melaporkan bahwa pelaku kekerasan yang dialami
adalah teman atau sebayanya. Sementara itu, data nasional Global Health School
Survey mengenai perundungan di sekolah pada tahun 2015 menyatakan bahwa lebih
dari 21% anak-anak usia 13-15 tahun atau sama dengan 18 juta anak melaporkan
mengalami perundungan dalam satu bulan terakhir. Menurut studi PISA (Program
Penilaian Pelajar Internasional) pada tahun 2018, 41% pelajar berusia 15 tahun
pernah mengalami perundungan setidaknya beberapa kali dalam satu bulan.
Perundungan dapat menimbulkan dampak jangka pendek maupun jangka panjang
bagi korban maupun pelaku. Perilaku agresif di kalangan remaja, termasuk kekerasan
dan perundungan, dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental sepanjang
masa kehidupan. Pada tahun 2015, Menteri Sosial menyampaikan bahwa hampir
40% kasus bunuh diri di Indonesia disebabkan oleh perundungan. Perundungan
juga mempengaruhi fungsi sosial seseorang serta mendorong performa belajar
yang buruk. Bahkan paparan yang lebih besar terhadap perundungan menunjukkan
keterkaitan dengan kinerja membaca yang lebih rendah (PISA, 2018).
Perundungan yang terjadi di kalangan peserta didik di satuan pendidikan merupakan
fenomena yang mengkhawatirkan dan perlu dicegah maupun ditanggulangi
dengan melibatkan semua pihak, mulai dari peserta didik sendiri, orang tua/wali,
tenaga pendidik, tokoh masyarakat, dan tentunya pemerintah. Pemerintah, salah
satunya melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)

Bersama Kita Bisa Menghentikan Perundungan 7


2020-2024 berupaya meningkatkan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya
saing dengan peningkatan kualitas anak, perempuan, dan pemuda. Ada pun arah
kebijakan dan strategi dalam RPJMN tersebut adalah melalui perwujudan Indonesia
layak anak melalui penguatan sistem perlindungan anak untuk memastikan anak
menikmati haknya. Salah satu strategi mencakup peningkatan partisipasi anak
dalam pembangunan, dan penguatan upaya pencegahan berbagai tindak kekerasan
pada anak, termasuk perkawinan anak, dan bentuk-bentuk pekerjaan terburuk
untuk anak.
Isu strategis dalam mendukung pencapaian pembangunan dalam RPJMN 2020-
2024 adalah belum mantapnya pendidikan karakter dan budi pekerti. Oleh
karena itu, diperlukan pemantapan pendidikan agama, karakter, dan budi pekerti
yang mencakup pengembangan budaya belajar dan lingkungan sekolah yang
menyenangkan dan bebas dari kekerasan (bullying free school environment). Oleh
karena itu, diperlukan berbagai program dan strategi untuk mempersiapkan anak
agar sesuai dengan target RPJMN, yakni menjadi Sumber Daya Manusia yang
berkualitas dan berdaya saing dengan meningkatkan partisipasi anak.
Pengembangan sumber daya anak melalui pendidikan karakter dan budi pekerti
merupakan bagian dari upaya untuk memenuhi hak-hak anak untuk menjamin
kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang, mendapatkan perlindungan
dari segala bentuk kekerasan, eksploitasi, diskriminasi, serta berpartisipasi.
Anak sebagai individu yang sedang berkembang dan belum matang baik secara
fisik, mental, maupun sosial membuat anak rentan mengalami dan melakukan
perundungan. Karena itu, diperlukan partisipasi berbagai pihak salah satunya
satuan pendidikan untuk melakukan tindakan yang proaktif melindungi anak
dari berbagai tindak kekerasan, baik dengan mempromosikan hak-hak anak,
pencegahan, dan penanggulangan tindak kekerasan pada anak. Hal ini juga sejalan
dengan rekomendasi kunci UNICEF berdasarkan Program Pencegahan Perundungan
Indonesia, yakni mengimplementasikan program-program pencegahan
perundungan dan kekerasan dari teman sebaya.
KEMENDIKBUD sendiri menunjukkan komitmen untuk mencegah tindak
perundungan di lingkungan sekolah dengan menerbitkan regulasi mengenai
Pencegahan dan Penanggulangan Tindak kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan
melalui PERMENDIKBUD Nomor 82 Tahun 2015. Tahun 2021, Direktorat Sekolah
Menengah Pertama mendukung sepenuhnya tindakan pencegahan perundungan

8 Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Pemerintah


di sekolah melalui alokasi bantuan pemerintah, yang diharapkan dapat mendukung
upaya dan komitmen sekolah dalam mencegah perundungan pada peserta didik.
Agar bantuan pemerintah ini dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, perlu
dibuat aturan dan ketentuan yang harus dilaksanakan oleh sekolah sebagai
penerima bantuan pemerintah. Untuk itu disusun Petunjuk Pelaksanaan Bantuan
Pemerintah Perundungan, yang memuat informasi umum dan informasi khusus,
mekanisme dan penyaluran, serta tata kelola bantuan pemerintah.

B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan
Anak.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem
Peradilan Pidana Anak.
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2014 tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 tentang Perlindungan Saksi dan
Korban;
6. Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak
7. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang
Disabilitas.
8. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2017 tentang Kesetaraan
Gender.
9. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan.
10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2017 tentang Pembagian Urusan
Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota.

Bersama Kita Bisa Menghentikan Perundungan 9


11. Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990 tentang Ratifikasi Konvensi Hak-hak
Anak.
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Pembinaan Kesiswaan;
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 82
Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di
Lingkungan Satuan Pendidikan.
15. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 87 Tahun 2017 tentang
Penguatan Pendidikan Karakter.
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter di Satuan Pendidikan
Formal.
17. Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik
Indonesia Nomor 4 Tahun 2017 tentang Perlindungan Khusus Bagi Anak
Penyandang Disabilitas.
18. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme
Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/
Lembaga sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 173/PMK.05/2016;
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 45
Tahun 2019 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Pendidikan
Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2020;
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 32 Tahun 2019 tentang
Pedoman Umum Penyaluran Bantuan Pemerintah di Lingkungan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan;
21. Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan
Pendidikan Menengah Nomor 4060/C/Hk/2020 Tahun 2020 tentang Petunjuk
Teknis Bantuan Pemerintah di Lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan
Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah sebagaimana

10 Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Pemerintah


telah diubah dengan Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Nomor 8040/C/Hk/2020 tentang
Perubahan atas Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Nomor 4060/C/Hk/2020 Tahun
2020 tentang Petunjuk Teknis Bantuan Pemerintah di Lingkungan Direktorat
Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan
Menengah; dan
22. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama,
Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Nomor 04/KB/2020, Nomor 737
Tahun 2020, Nomor HK.01.08/Menkes/7093/2020, Nomor 420-3987 Tahun
2020 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Tahun Ajaran
2020/2021 dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Coronavirus
Disease 2019 (COVID-19) .

C. Tujuan

1. Mendukung terciptanya relasi yang harmonis antar peserta didik;


2. Memfasilitasi peserta didik untuk mengembangkan karakter yang positif dan
berbudi pekerti guna mencegah terjadinya perundungan di lingkungan sekolah
maupun di luar sekolah;
3. Membentuk karakter peserta didik yang mampu memberikan dukungan bagi
teman sebayanya yang mengalami perundungan dan mendorong teman sebaya
untuk tidak melakukan perundungan;
4. Mendorong terlaksananya kegiatan pencegahan perundungan dan promosi
perilaku anti perundungan.

D. Sasaran
Sasaran penerima bantuan pemerintah perundungan untuk tahun 2021
diprioritaskan kepada sekolah penggerak. Ada pun target peserta dari penerima
bantuan pemerintah perundungan adalah peserta didik di satuan pendidikan.

Bersama Kita Bisa Menghentikan Perundungan 11


E. Hasil yang Diharapkan
Hasil yang diharapkan dari Bantuan Pemerintah Perundungan untuk tahun 2021
adalah:

1. Terbentuknya relasi yang harmonis di lingkungan sekolah;


2. Terbentuknya karakter peserta didik yang memiliki karakter positif dan berbudi
pekerti guna mencegah terjadinya perundungan di lingkungan sekolah maupun
di luar sekolah;
3. Terbentuknya karakter peserta didik yang mampu memberikan dukungan bagi
teman sebayanya yang mengalami perundungan dan mencegah teman sebaya
melakukan perundungan;
4. Terlaksananya kegiatan prevensi dan promosi Perundungan di lingkungan
sekolah.

F. Prinsip Pelaksanaan Bantuan


Pelaksanaan bantuan didasarkan pada prinsip-prinsip:

1. Efisien, yaitu menggunakan dana dan daya yang ada untuk mencapai sasaran
yang ditetapkan dan dapat dipertanggungjawabkan;

2. Efektif, yaitu sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan dapat
memberikan manfaat yang sebesar-besarnya;

3. Akuntabilitas, yaitu penerima bantuan mampu mempertanggungjawabkan


dana yang diterima dengan hasil sesuai sasaran yang ditetapkan;

4. Transparansi, yaitu adanya keterbukaan kepada masyarakat mulai dari awal


sampai akhir pekerjaan secara transparan dan demokratis, Bentuk keterbukaan
diterapkan pada prosedur administrasi, prosedur keuangan, jadwal pelaksanaan,
dan penggunaan dana;

5. Pemberdayaan warga sekolah secara aktif dalam pelaksanaan bantuan


pencegahan perundungan dalam setiap tahapan kegiatan. Keterlibatan mulai
dari perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pemeliharaan.

12 Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Pemerintah


Ada pun dalam pelaksanaannya, segala bentuk program dan implementasi
pelaksanaan program kegiatan, dilakukan dengan menerapkan prinsip-prinsip
utama dalam Konvensi Hak Anak yakni:

1. Mempertimbangkan Kelangsungan Hidup dan Perkembangan. Pendidik dan


satuan pendidikan dalam melaksanakan program maupun memberikan
pelayanan perlu berfokus pada hak anak untuk hidup serta didasarkan pada
perkembangan fisik, psikologis, emosional, sosial, dan spiritual anak.
2. Non-Diskriminasi. Semua hak anak yang diakui dan terkandung dalam KHA
harus diberlakukan kepada setiap anak tanpa pembedaan apa pun. Pendidik dan
satuan pendidikan dalam melaksanakan program dan memberikan pelayanan
harus dilakukan tanpa ada diskriminasi dari sisi usia, jenis kelamin, ras, agama,
budaya, disabilitas dan bentuk diskriminasi lainnya.
3. Mengutamakan Kepentingan Terbaik bagi Anak. Semua program dan
implementasi program yang menyangkut anak, maka perlu mempertimbangkan
apa yang terbaik bagi anak dalam pembahasan dan pengambilan keputusan.
4. Partisipasi Anak. Pendapat anak terutama yang menyangkut hal-hal yang
dapat mempengaruhi kehidupannya, perlu diinformasikan dan didengarkan
pandangannya, serta dilibatkan dalam setiap pengambilan keputusan. Program
dan implementasi program perlu menekankan partisipasi anak karena tujuan
akhir dalam program ini akan mempengaruhi kehidupan anak. Hal ini dapat
dilakukan dengan melalui kegiatan-kegiatan diskusi dimana anak mampu
mengungkapkan ide-ide dan pendapatnya.

Bersama Kita Bisa Menghentikan Perundungan 13


14 Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Pemerintah
BAB II
PENGELOLAAN
PELAKSANAAN BANTUAN
A. Karakteristik Bantuan
Bantuan dana ini diberikan secara utuh dan tidak boleh dilakukan pemotongan
dengan alasan apapun oleh pihak manapun dan dilaksanakan secara swakelola.

B. Kriteria Penerima Bantuan

Kriteria sekolah calon penerima bantuan pemerintah untuk Pencegahan


Perundungan sebagai berikut:
1. Tercantum dalam Sistem Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah
(DAPODIKDASMEN);
2. Tidak sedang menerima bantuan sejenis di tahun anggaran berjalan;
3. Merupakan sekolah penggerak.
Sementara itu, kriteria dari peserta didik yang akan mengikuti program atau
kegiatan adalah sebagai berikut:
1. Melibatkan seluruh peserta didik, baik perempuan, laki-laki, maupun siswa/I
disabilitas sesuai dengan proporsi jumlah peserta didik di sekolah.
2. Diutamakan peserta didik yang memiliki relasi baik dengan peserta didik lainnya
agar dapat membawa perubahan dan mempengaruhi teman-temannya setelah
pelaksanaan program. Peserta didik dipilih oleh guru, pembina ekstrakurikuler,
maupun direkomendasikan oleh siswa/I lainnya untuk mengikuti program.
3. Diutamakan peserta didik yang teridentifikasi melakukan atau mengalami
perundungan berdasarkan informasi yang diperoleh dari guru atau siswa/I
lainnya. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kasus perundungan dan
mencegah terjadinya kasus perundungan selanjutnya.

Bersama Kita Bisa Menghentikan Perundungan 15


C. Alur Penetapan Sekolah
Sekolah calon penerima bantuan pemerintah Pencegahan Perundungan merupakan
sekolah yang ditetapkan sebagai Sekolah Penggerak tahun 2021. Dengan
mempertimbangkan daftar calon tersebut, Direktorat Sekolah Menengah Pertama
akan menerbitkan SK Penetapan Sekolah Penerima Bantuan serta menyam-
paikannya kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

D. Tahap Pelaksanaan

Program Bantuan Pemerintah Pencegahan Perundungan di Sekolah Menengah


Pertama Tahun 2021 dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:
1. Sosialisasi Program Kepada Kabupaten/Kota
Direktorat Sekolah Menengah Pertama melaksanakan sosialisasi Bantuan
Pemerintah untuk Pencegahan Perundungan di Sekolah Menengah Pertama
Tahun 2021 kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
2. Penandatanganan Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB)
Direktorat Sekolah Menengah Pertama melaksanakan penandatanganan Surat
Perjanjian Pemberian Bantuan antara Pejabat Pembuat Komitmen dan Kepala
Sekolah penerima bantuan.
3. Bimbingan Teknis Sekolah
Direktorat Sekolah Menengah Pertama melaksanakan bimbingan teknis
kepada sekolah penerima bantuan. Bimbingan teknis ini dimaksudkan untuk
memberikan pemahaman yang cukup ke sekolah mengenai tatacara pengelolaan
bantuan yang akuntabel dan menyampaikan kebijakan, program dan informasi
terkini untuk mendorong terwujudnya perubahan perilaku dan penumbuhan
budi pekerti di sekolah.
4. Pembukaan Rekening Bank
Direktorat Sekolah Menengah Pertama akan membuka rekening atas nama
sekolah penerima bantuan pada bank penyalur yang ditunjuk. Pembukaan

16 Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Pemerintah


rekening atas nama sekolah penerima bantuan ini dimaksudkan selain untuk
mempermudah penyaluran dana juga untuk memastikan bahwa dana tersalur
tepat sasaran kepada sekolah penerima.
5. Penyaluran Dana
Direktorat Sekolah Menengah Pertama akan menyalurkan dana melalui bank
penyalur yang ditetapkan setelah SPPB ditandatangani kedua belah pihak dan
syarat dan ketentuan pencairan terpenuhi.
6. Pelaksanaan Kegiatan
Sekolah penerima bantuan melaksanakan program kerja yang telah ditetapkan
dalam jangka waktu tertentu sesuai petunjuk pelaksanaan Bantuan Pemerintah
Pencegahan Perundungan di Sekolah Menengah Pertama tahun 2021.
7. Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan Evaluasi terhadap pelaksanaan program bantuan ini bertujuan
untuk memastikan program bantuan pemerintah tersebut telah dilaksanakan
di sekolah sesuai petunjuk pelaksanaan yang ditetapkan.
8. Pelaporan
Sekolah penerima Bantuan Pemerintah Pencegahan Perundungan membuat
pelaporan baik secara online dan offline sesuai petunjuk pelaksanaan yang
ditetapkan.

E. Pengelolaan Bantuan Pemerintah

1. Tingkat Pusat
Pengelola bantuan pemerintah di tingkat pusat adalah Direktorat Sekolah
Menengah Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Usia Dini, Pendidikan
Dasar, dan Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
yang memiliki tugas sebagai berikut:
a. Menyusun Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Pemerintah Pencegahan
Perundungan di Sekolah Menengah Pertama Tahun 2021;
b. Melakukan sosialisasi kebijakan dan program pada tingkat pusat dan
kabupaten/Kota;
d. Menetapkan sekolah penerima bantuan;
e. Menyelenggarakan bimbingan teknis kepada sekolah penerima bantuan;

Bersama Kita Bisa Menghentikan Perundungan 17


f. Menandatangani Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB) bersama
Kepala Sekolah penerima bantuan;
g. Melakukan pembukaan akun atas nama sekolah penerima bantuan pada
bank penyalur yang ditunjuk;
h. Memerintahkan bank penyalur untuk menyalurkan dana bantuan ke sekolah
penerima;
i. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan bantuan pemerintah
secara sampling.

2. Tingkat Kabupaten/Kota
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota bertanggungjawab dalam pengawasan
program pada tingkat kabupaten/kota dengan tugas antara lain:
a. Menyampaikan informasi tentang adanya bantuan pemerintah pencegahan
perundungan kepada sekolah;
b. Menjamin terlaksananya bantuan pencegahan perundungan di tingkat
kabupaten/kota;
c. Mengetahui dan membubuhkan tanda tangan dalam SPPB;
d. Melakukan pembinaan dan monitoring terhadap kelancaran pelaksanaan
bantuan pencegahan perundungan dan memastikan keterlaksanaan
program sesuai petunjuk pelaksanaan yang telah ditetapkan.

3. Tingkat Sekolah
Pengelola bantuan pemerintah di tingkat sekolah adalah kepala sekolah yang
memiliki tugas sebagai berikut:
a. Menandatangani Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB);
b. Menandatangani Surat Pernyataan Tanggung jawab Mutlak;
c. Melakukan pencatatan administrasi dan keuangan secara tertib dan
menyimpan seluruh dokumen sebagai arsip sekolah;
e. Mengikuti bimbingan teknis yang dilakukan oleh pusat;
f. Melaksanakan bantuan pemerintah pencegahan perundungan sesuai
petunjuk pelaksanaan yang telah ditetapkan.

18 Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Pemerintah


BAB III
MEKANISME PENDANAAN
A. Sumber Dana

Pendanaan yang dialokasikan untuk Bantuan Pemerintah Pencegahan Perundungan


di Sekolah Menengah Pertama Tahun Anggaran 2021 berasal dari APBN
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berdasarkan DIPA Direktorat Sekolah
Menengah Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Usia Dini, Pendidikan Dasar,
dan Pendidikan Menengah.

B. Besaran Alokasi Dana


Bantuan Pemerintah Pencegahan Perundungan di Sekolah Menengah Pertama
yang akan disalurkan adalah sebesar Rp. 10.000.000 tiap satuan pendidikan.

C. Peruntukan Dana
Bantuan Pemerintah Pencegahan Perundungan di Sekolah Menengah Pertama
tahun 2021 dapat digunakan untuk kegiatan yang ditujukan langsung kepada
peserta didik. Adapun bentuk kegiatan tersebut dapat berupa:
1. Pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman peserta didik
mengenai relasi sehat, mengasah keterampilan peserta didik dalam menciptakan
lingkungan pertemanan yang harmonis, serta mendukung peserta didik dalam
memberikan dukungan pada teman yang mengalami perundungan maupun
mencegah terjadinya perundungan. Materi-materi pelatihan tersebut dapat
mencakuptentang pengenalan perundungan, cara komunikasi positif dalam
membangun relasi sehat dengan teman sebaya, dan dukungan teman sebaya
(peer support).

Bersama Kita Bisa Menghentikan Perundungan 19


2. Promosi perilaku anti perundungan yang melibatkan peserta didik dengan
mengadakan kampanye maupun kegiatan-kegiatan dimana seluruh peserta
didik dapat berpartisipasi secara aktif.
Adapun peruntukan dana bantuan pencegahan perundungan adalah
sebagai berikut:
1. Kegiatan pelatihan pencegahan perundungan di lingkungan sekolah dengan
alokasi anggaran berkisar antara 80% - 85% dimana peruntukan dana dapat
digunakan untuk:
a. Honorarium narasumber kegiatan pelatihan, dimana narasumber
yang dapat memberikan pelatihan adalah narasumber yang memiliki
pengetahuan, pemahaman, maupun keterampilan terkait materi-materi
yang telah ditentukan. Narasumber sangat memungkinkan berasal dari
berbagai kalangan seperti tenaga professional meliputi psikolog, psikiater,
tenaga kesehatan jiwa, pendidik, maupun orang-orang yang ahli pada
bidang tersebut. Sekolah juga dapat bekerja sama dengan berbagai lembaga
pemerintah seperti UPTD PPA/P2TP2A setempat. Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) yang terjun dan menangani kasus-kasus perundungan,
tenaga Kesehatan Jiwa di RSUD atau PUSKESMAS setempat, maupun tenaga
pendidikan. Narasumber dari tenaga pendidik maupun LSM diutamakan
yang telah mengikuti seminar/pelatihan terkait perundungan.
b. Konsumsi pelatihan. Konsumsi pelatihan mencakup konsumsi peserta,
narasumber, dan panitia penyelenggara kegiatan.
c. Penyediaan alat tulis yang diperlukan dalam pelatihan. Dalam hal penye-
diaan alat tulis, penyelenggara perlu berkomunikasi dengan narasumber
terkait kebutuhan alat tulis dalam setiap kegiatan.
d. Penyediaan alat peraga serta alat pendukung teknis lainnya yang dibutuhkan
dalam pelatihan. Penyelenggara perlu berkomunikasi dengan narasumber
terkait kebutuhan alat peraga dan alat pendukung teknis lain yang dibutuhkan
dalam setiap kegiatan.

20 Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Pemerintah


Adapun materi yang ada dalam pelatihan pencegahan perundungan
meliputi:
No Tema Bahasan
• Definisi Perundungan
• Kategori Perundungan
• Beda perundungan dan konflik
pertemanan
• Perilaku perundungan
Materi 1 • Dampak perundungan
1 • Deteksi dini kemungkinan terjadinya
Perundungan
perundungan
• Memberikan bantuan ketika terjadi
perundungan
• Keterampilan untuk menghadapi
perundungan

• Definisi Perundungan
• Jenis-jenis relasi sehat dan relasi
tidak sehat
• Faktor-faktor untuk membangun
Materi 2 relasi sehat
• Mendengar aktif
2 Komunikasi Positif untuk
• Pesan saya (I message)
Membangun Relasi Sehat • Keterampilan komunikasi asertif
• Berani mengatakan tidak pada orang
lain
• Praktik komunikasi positif (role-play)

• Definisi dukungan teman sebaya


• Manfaat dukungan sebaya
• Keterampilan mendengar dalam
memberikan dukungan psikologis
kepada teman sebaya
• Memberikan dukungan psikologis
Materi 3 awal pada teman sebaya
3 • Mendukung teman sebaya
Dukungan Teman Sebaya mengakses bantuan profesional
(rujukan)
• Praktik memberikan dukungan teman
sebaya (role-play)
• Membuat RTL terkait upaya
pencegahan perundungan di
lingkungan sekolah
Bersama Kita Bisa Menghentikan Perundungan 21
2. Promosi perilaku anti perundungan di lingkungan sekolah yang dilakukan oleh
peserta didik dengan alokasi anggaran berkisar antara 15% - 20%, antara lain:
a. Hadiah/penghargaan kampanye pencegahan perundungan melalui media
sosial (Instagram/Youtube/Tiktok);
b. Alat penunjang komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) dan kreasi
peserta didik seperti poster/leaflet/ majalah dinding tentang pencegahan
perundungan berdasarkan kampanye perundungan yang sudah dilakukan;
c. Penghargaan bagi Duta Anti Perundungan.

D. Proses Pencairan dan Penyaluran Dana


Prosedur pencairan dan penyaluran dana untuk bantuan pemerintah pencegahan
perundungan dilakukan melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)
Jakarta III disalurkan melalui bank penyalur. Selanjutnya di salurkan ke rekening
sekolah penerima bantuan oleh bank penyalur sesuai perintah penyaluran dari
Direktorat SMP. Sedangkan tahapan proses pencairan dana sebagai berikut:
1. PPK menerbitkan Surat Perintah Pembayaran Langsung (SPP LS).
2. PPK menyampaikan SPP LS kepada Pejabat Penandatangan Surat Perintah
Membayar (PPSPM) untuk diterbitkan Surat Perintah Membayar (SPM).
3. SPM disampaikan kepada Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN)
Jakarta III sebagai dasar penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D).
4. SP2D yang diterbitkan oleh KPPN Jakarta III disampaikan kepada Bank Penyalur
yang telah ditunjuk.
Dokumen pendukung untuk proses pencairan dana yang harus disediakan oleh
sekolah antara lain:
1. Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB);
2. Kuitansi penerimaan dana dari Sekolah;
3. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM);
4. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTJB);
5. Pakta Integritas;
Sedangkan proses penyaluran dana bantuan dilakukan dengan mekanisme
pembayaran langsung ke rekening sekolah dengan tahapan sebagai berikut:

22 Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Pemerintah


1. Direktorat Sekolah Menengah Pertama menerbitkan SK Penetapan SMP
Penerima Bantuan.
2. Direktorat Sekolah Menengah Pertama menunjuk Bank Penyalur untuk
membuka rekening penerima bantuan sesuai dengan daftar sekolah penerima.
3. Direktorat Sekolah Menengah Pertama melalui Bank Penyalur menyalurkan
dana bantuan ke rekening sekolah yang telah ditetapkan.
4. Sekolah dapat melakukan aktivasi rekening ke bank terdekat setelah dana
disalurkan oleh Bank Penyalur ke rekening sekolah dengan membawa dokumen
sebagai berikut:
- SK kepala sekolah dan bendahara;
- Izin operasional sekolah;
- Identitas diri (KTP) kepala sekolah dan bendahara (yang berwenang untuk
melakukan spesimen tanda tangan);
- NPWP sekolah;
- Surat kuasa akses rekening.

E. Pengelolaan Bantuan Pemerintah


Penggunaan dana Bantuan Pemerintah Pencegahan Perundungan di Sekolah
Menengah Pertama Tahun 2021 untuk pembelian barang dilakukan melalui
mekanisme sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Jenis buku yang digunakan dalam pencatatan pembukuan keuangan yang biasa
digunakan antara lain:
1. Buku Bank
Buku Bank adalah buku yang digunakan untuk mencatat seluruh transaksi bank
baik penerimaan maupun pengeluaran. Setiap transaksi Bank harus dicatat
setiap saat sesuai dengan tanggal kejadiannya. Setiap akhir bulan saldo Buku
Bank harus dicocokkan dengan Rekening Koran.
2. Buku Pembantu Kas Tunai
Buku Pembantu Kas Tunai adalah buku yang digunakan untuk mencatat seluruh
transaksi tunai.Setiap transaksi tunai harus dicatat sesuai dengan tanggal
kejadiannya. Saldo Kas Tunai harus sama dengan fisik uang tunai yang ada di
Bendahara.

Bersama Kita Bisa Menghentikan Perundungan 23


3. Buku Kas Umum
Buku Kas Umum adalah buku yang digunakan untuk mencatat seluruh transaksi
secara detail baik transaksi Bank maupun transaksi Tunai. Buku Kas Umum
harus ditutup setiap akhir bulan. Saldo Buku Kas Umum harus sama dengan
saldo uang tunai di kas kecil ditambah dengan saldo Bank/Rekening Koran.
Pada prinsipnya seluruh kegiatan pengelolaan dana terkait dengan penerimaan
dan penggunaan dana, agar dilakukan langkah-langkah antara lain sebagai berikut:
1. Pembukuan
Sebagai bentuk pertanggungjawaban dan akuntabilitas, pengelolaan dana
bantuan pencegahan perundungan, sekolah penerima bantuan berkewajiban
melaporkan perkembangan pelaksanaan program dalam bentuk SPJ, salinannya
diserahkan ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan dokumen asli disimpan
di sekolah. Seluruh penerimaan dan pengeluaran uang agar dicatat/dibukukan
dalam Buku Kas Umum (BKU), Buku Bank dan Buku Pembantu Kas Tunai (BPKT).
Pengelolaan dana bantuan pencegahan perundungan sepenuhnya menjadi
tanggungjawab sekolah. Kegiatan pengelolaan dana mencakup pencatatan
penerimaan dan pengeluaran uang sehingga memudahkan proses pelaporan
dan pengawasan penggunaan dana. Setiap transaksi keuangan yang dilakukan
oleh sekolah penerima bantuan harus dibukukan. Dalam melakukan pembukuan
keuangan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a) Setiap transaksi harus didukung dengan bukti yang sah;
b) Bukti pengeluaran uang dalam jumlah tertentu harus dibubuhi materai yang
cukup, sesuai dengan ketentuan tentang bea dan materai;
c) Dalam bukti pengeluaran harus jelas uraian mengenai barang/jasa yang
dibayar, tanggal dan nomor bukti;
d) Realisasi pengadaan barang dan jasa yang diterima tidak boleh lebih kecil
dari uang yang dikeluarkan;
e) Dibuat daftar belanja yang terdiri dari nama toko/penjual, alamat toko/
penjual dan jumlah belanja yang dilakukan per kuitansi/nota pembelanjaan;
f) Seluruh penerimaan dan pengeluaran uang agar dicatat/dibukukan dalam
Buku Kas Umum (BKU), Buku Bank dan Buku Pembantu Kas Tunai;
g) Semua transaksi baik penerimaan maupun pengeluaran dibukukan/dicatat
sesuai urutan kejadiannya;

24 Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Pemerintah


h) Setiap akhir bulan, buku kas umum ditutup, dihitung saldonya, dicocokkan
dengan saldo fisik uang yang ada, baik di Kas atau di bank;
i) Buku harian ditulis dengan rapi, lengkap dan bersih.

2. Dokumen pendukung pembukuan


a) Kuitansi/tanda bukti pembayaran/nota/bon asli dari pihak yang
menerima pembayaran,
b) Bukti transaksi lainnya,
c) Fotokopi print out saldo terakhir rekening sekolah, untuk setiap tahap
penarikan,
d) Setiap dokumen yang ditandatangani harus distempel sekolah.
3. Saldo uang tunai
Dana yang belum dibutuhkan harus tetap disimpan di Bank, tidak boleh
dipindahkan pada rekening lain atau disimpan di tempat lain. Jumlah saldo
kas tunai yang ada pada bendahara setiap harinya tidak boleh lebih dari
Rp.2.500.000,-(dua juta lima ratus ribu rupiah).
4. Dana tidak boleh dipergunakan untuk:
a) Memberikan sumbangan, hadiah, uang terima kasih, uang balas jasa, uang
komisi, atau yang sejenis kepada pihak manapun, baik di tingkat pusat,
provinsi, Kabupaten/Kota, kecamatan, Tenaga Teknis, sekolah, maupun
masyarakat;
b) Disimpan di bank dalam jangka waktu lama guna memperoleh bunga;
c) Dipinjamkan kepada siapapun;
d) Membayar lembur guru, bonus, pakaian ataupun konsumsi para guru sehari-
hari;
e) Diinvestasikan pada kegiatan produktif untuk mencari keuntungan.

5. Jasa giro dan sisa dana bantuan pemerintah


Jasa Giro yang timbul di rekening sekolah, wajib dikembalikan ke Kas Negara
melalui aplikasi online e-billing simponi. Apabila dalam pelaksanaan program
pencegahan perundungan di sekolah penerima bantuan sudah tuntas dan
masih ada dana sisa, maka bisa dimanfaatkan untuk program lain dalam rangka
terpenuhinya di lingkungan sekolah dan uang sisa kegiatan yang tidak digunakan
harus disetor kembali ke Kas Negara melalui aplikasi online e-billing simponi.
6. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
PPN adala pajak yang dikenakan atas Transaksi Pembelian Barang/Jasa, Dasar
Hukum yang digunakan adalah sebagai berikut:
Bersama Kita Bisa Menghentikan Perundungan 25
a) UU PPN No. 8 tahun 1983 sebagaimana telah di ubah dengan UU PPN No.
18 tahun 2000 dan perubahan terakhir UU PPN No.42 tahun 2009. Pasal 1
ayat 27, pasal 3A, 4 ayat 1, pasal 7 ayat 1, pasal 13, pasal 14 ayat (1) (2) dan
pasal 16C;
b) PMK NOMOR 231/PMK.03/2019 Tentang Tata Cara Pendaftaran Dan
Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, Pengukuhan Dan Pencabutan
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Serta Pemotongan Dan/Atau
Pemungutan, Penyetoran, Dan Pelaporan Pajak Bagi Instansi Pemerintah.
Bagian Kedua Pemungutan PPN atau PPN dan PPnBM yang Terutang atas
Belanja Pemerintah.
7. Pajak Penghasilan (PPh 22)
PPh 22 adalah pajak atas pembelian barang yang dilakukan oleh bendahara
pemerintah sebagai pemungut pajak. Dasar Hukum yang digunakan adalah
sebagai berikut:
a) UU PPN No.42 tahun 2009, Pasal 22;
b) PMK Nomor 231/PMK.03/2019 Tentang Tata Cara Pendaftaran Dan
Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, Pengukuhan Dan Pencabutan
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Serta Pemotongan Dan/Atau
Pemungutan, Penyetoran, Dan Pelaporan Pajak Bagi Instansi Pemerintah.
Pasal 12.
8. Pajak Penghasilan (PPh 21)
PPh 21 adalah pajak yang dipotong atas penghasilan yang diterima atau diperoleh
oleh pegawai tetap dan atau tidak tetap baik berupa penghasilan yang bersifat
teratur maupun tidak teratur. Hukum yang digunakan adalah sebagai berikut:
a) UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 21
b) PMK Nomor 231/PMK.03/2019 Tentang Tata Cara Pendafaran Dan
Penghapusan Nomor Pokok Wajib Pajak, Pengukuhan Dan Pencabutan
Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak, Serta Pemotongan Dan/Atau
Pemungutan, Penyetoran, Dan Pelaporan Pajak Bagi Instansi Pemerintah.
Pasal 11.
c) Peraturan Dirjen Pajak Nomor Per-16/PJ/2016 Tentang Pedoman Teknis
Tata Cara Pemotongan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal
21 dan/atau Pajak Penghasilan Pasal 26 sehubungan dengan pekerjaan jasa
dan kegiatan orang pribadi. Pasal 16.

26 Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Pemerintah


BAB IV
MONITORING, EVALUASI,
PELAPORAN, DAN SANKSI

A. Pemantauan (Monitoring)
Tujuan dari pemantauan (monitoring) adalah melakukan kontrol terhadap kegiatan
program yang meliputi aspek kualitas, kuantitas dan waktu terhadap seluruh
komponen kegiatan termasuk didalamnya kegiatan administrasi, keuangan,
dan pelaksanaan program. Pemantauan juga dimaksudkan untuk melihat dan
membandingkan apakah pelaksanaan direncanakan sudah sesuai dengan petunjuk
pelaksanaan atau tidak. Sejauh mana kendala dan hambatan ditemui, dan
bagaimana upaya-upaya yang sudah dan harus ditempuh untuk mengatasi kendala
dan hambatan yang muncul selama pelaksanaan program. Melalui monitoring
ini dapat diperoleh umpan balik bagi sekolah atau pihak lain yang terkait untuk
mensukseskan ketercapaian tujuan. Oleh karena itu, penting untuk dilakukan
bersama-sama antara pusat dan daerah melakukan monitoring ini sesuai dengan
kapasitas dan tugas tanggungjawabnya masing-masing. Pemantauan direncanakan
dilakukan berkesinambungan selama kegiatan berlangsung dan dilakukan secara
berjenjang. Pemantauan direncanakan akan melibatkan seluruh unsur terkait baik
dari Direktorat SMP, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan masyarakat, yang dapat
dijelaskan sebagai berikut :
1. Direktorat SMP disesuaikan dengan jadwal dan anggaran biaya yang tersedia,
melaksanakan koordinasi dan monitoring terkait seluruh kegiatan baik pada
jalur struktural maupun jalur fungsional. Termasuk di dalamnya monitoring
terhadap kinerja sekolah secara keseluruhan;
2. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota melakukan koordinasi dan monitoring
terhadap semua kegiatan di dalam wilayah kerjanya, untuk memastikan bahwa
bantuan pencegahan perundungan dilaksanakan sesuai tujuannya dengan tetap
mengacu pada petunjuk pelaksanaan yang telah ditetapkan;

Bersama Kita Bisa Menghentikan Perundungan 27


3. Masyarakat diharapkan berkontribusi melakukan monitoring dengan
memberikan masukan atau laporan kinerja implementasi program yang
dilakukan oleh sekolah, maupun Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, sesuai
dengan porsinya masing-masing. Hasil pemantauan tersebut merupakan
masukan bagi Direktorat SMP.

B. Evaluasi

Evaluasi dilakukan untuk melihat apakah bantuan pemerintah sudah menghasilkan


output yang diharapkan dan berdampak pada perubahan perilaku peserta didik
dimana diharapkan peserta didik dapat menjadi agen untuk mencegah terjadinya
perundungan di lingkungan sekolah. Hasil evaluasi program bantuan Perundungan
antara lain dapat dilihat melalui indikator keberhasilan sebagai berikut:
1. Peserta didik memahami perundungan, keterampilan komunikasi efektif, relasi
sehat, dan peran peserta didik dalam mencegah perundungan di lingkungan
sekolah. Evaluasi ini dapat dilakukan dengan memberikan tes uji pemahaman
perundungan pada peserta didik sebelum rangkaian kegiatan dimulai dan
memberikan tes uji pemahaman kembali setelah peserta pada hari terakhir
kegiatan. Tes uji pemahaman dibuat oleh narasumber berdasarkan topik dan
materi pelatihan yang diberikan. Salah satu indikator keberhasilan kegiatan
adalah apabila terjadi peningkatan skor pemahaman antara sebelum (pre-test)
dan sesudah (post-test) kegiatan dilaksanakan. Selain itu, pada hari terakhir
kegiatan dimana peserta didik diminta mengisi form evaluasi (terlampir)
kegiatan terkait penyelenggaraan serta masukan untuk kegiatan selanjutnya.
2. Peserta didik menjadi agen perubahan dalam mencegah terjadinya
perundungan. Hal ini dapat dilihat secara kualitatif, dimana pihak sekolah
melakukan pengamatan dan melakukan wawancara singkat mengenai tindak
lanjut pelatihan. Sekolah dapat menanyakan kepada peserta mengenai
sejauh mana peserta didik melakukan pendekatan-pendekatan kepada teman
sebayanya yang diduga mengalami atau melakukan perundungan serta upaya
apa yang dilakukan peserta didik untuk mencegah perundungan terjadi.
3. Tersedianya materi promosi dan KIE mengenai perundungan di lingkungan
sekolah.
4. Adanya program lanjutan dari sekolah untuk mempromosikan dan mencegah
terjadinya perundungan di sekolah yang melibatkan peserta didik.
28 Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Pemerintah
C. Pelaporan

Copy laporan akhir pelaksanaan kegiatan dan penggunaan dana bantuan


pemerintah pencegahan perundungan diserahkan kepada Dinas Pendidikan Kota/
Kabupaten. Sedangkan laporan yang asli tetap disimpan di sekolah. Direktorat
Sekolah Menengah Pertama hanya menerima rekap penggunaan dana yang
ditandatangani oleh kepala sekolah.

D. Sanksi
Direktorat SMP memberikan sanksi terhadap penyimpangan pelaksanaan sebagai
berikut:
1. Jika terbukti terjadi penyimpangan, maka sekolah dikenakan sanksi sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan dan hukum yang berlaku.
2. Direktorat SMP berhak menghentikan sebagian atau seluruh program dalam
suatu Kabupaten/Kota atau sekolah penerima bantuan, apabila pelaksanaan
program tidak sesuai dengan butir-butir yang tertuang dalam petunjuk
pelaksanaan. Selanjutnya apabila penghentian pelaksanaan program tersebut
di atas terpaksa dilakukan, maka penyelesaian program tersebut menjadi
tanggung jawab Pemerintah Kabupaten/Kota atau sekolah penerima bantuan
yang bersangkutan.
3. Ketentuan hukum yang berkaitan dengan hal tersebut diatas sepenuhnya
menjadi tanggung jawab sekolah sebagai penerima dana.

Bersama Kita Bisa Menghentikan Perundungan 29


30 Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Pemerintah
BAB V
PENUTUP

Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Pemerintah Pencegahan Perundungan dengan


mekanisme partisipasi masyarakat akan menjadi acuan bagi sekolah, dinas
pendidikan serta pihak-pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program. Dengan
demikian diharapkan terdapat kesamaan pandangan dan persepsi dalam
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi program bantuan pencegahan
perundungan.
Hal-hal yang belum diatur dalam petunjuk pelaksanaan ini akan diatur lebih lanjut
dalam Surat Perjanjian Pemberian Dana Bantuan (SPPB), dan pedoman-pedoman
pendukung lainnya yang dikeluarkan Direktorat SMP. Disamping ketentuan dan
kriteria dalam petunjuk pelaksanaan ini, Direktorat SMP mempertimbangkan
usulan yang disampaikan langsung dari sekolah, maupun dari instansi/lembaga lain
yang relevan.

Bersama Kita Bisa Menghentikan Perundungan 31


LAMPIRAN

32 Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Pemerintah


KOP SEKOLAH

Nomor : ...........,..............
Lampiran : 1 (satu) berkas
Perihal : Dokumen Pencairan Dana Bantuan Pemerintah Pencegahan
Perundungan di SMP Tahun 2021

SURAT PENGANTAR
Yth. Direktur SMP
Up. PPK Peserta Didik
Gd. E. Lt. 17 Komplek Kemendikbud
Jl. Jendral Sudirman Senayan Jakarta

Dalam rangka pemberian bantuan Program Pencegahan Perundungan tahun 2021


dari Direktorat Sekolah Menengah Pertama, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak
Usia Dini, Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan. Maka bersama ini kami serahkan berkas persyaratan calon
penerima dana Bantuan Pencegahan Perundungan SMP:
a. Surat Perjanjian Pemberian Bantuan (SPPB);
b. Kuitansi Penerimaan Dana Bantuan;
c. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak (SPTJM);
d. Pakta Integritas;
e. Program Kerja dan Rencana Anggaran Biaya (RAB).
Demikian berkas ini kami sampaikan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Atas perhatiannya kami mengucapkan terima kasih.

Kepala SMP ……......……

ttd & stempel


…………………………….
NIP ……………………….

Bersama Kita Bisa Menghentikan Perundungan 33


FORMAT 1

SURAT PERJANJIAN PEMBERIAN BANTUAN (SPPB)


PENCEGAHAN PERUNDUNGAN TAHUN 2021
SMP ………...………..
No. : ……………………

Pada hari ini ......... tanggal ………… bulan …… tahun Dua Ribu Dua Satu, kami yang
bertandatangan di bawah:
I. Nama : Maulani Mega Hapsari, S.Ip, MA
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Peserta Didik Direktorat
Sekolah Menengah Pertama
Alamat : Komplek Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Gedung E
Lantai 17, Senayan, Jakarta
Bertindak untuk dan atas nama Pemerintah Republik Indonesia cq Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, yang selanjutnya disebut sebagai Pihak Pertama.

II. Nama : …………………….


Jabatan : Kepala Sekolah ………………..
Alamat : …………………………………
Kabupaten ....................., Provinsi .....................................
Berdasarkan Surat Keputusan Bupati Kabupaten .............. tentang Penetapan
Kepala .................., tanggal ..................... Nomor ……………………. bertindak untuk
dan atas nama sekolah, yang selanjutnya disebut sebagai Pihak Kedua.
Dengan ini menyatakan telah setuju dan sepakat untuk mengikatkan diri dalam
suatu Perjanjian Pemberian Bantuan dengan Direktorat Pembinaan Sekolah
Menengah Pertama dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagaimana tercantum
dalam pasal-pasal tersebut dibawah ini.

Pasal 1
Dasar Pelaksanaan Program

Pelaksanaan program Pencegahan Perundungan sekolah harus dilaksanakan oleh


Pihak Kedua berdasarkan referensi sebagaimana tersebut di bawah ini, yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pekerjaan ini.

34 Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Pemerintah


Adapun dasar-dasar untuk melaksanakan pekerjaan tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Surat Keputusan Direktur Pembinaan SMP tentang Penetapan Sekolah
Penerima Bantuan Pemerintah Pencegahan Perundungan di SMP Tahun 2021,
Nomor ................. tanggal ......................
b. Petunjuk Pelaksanaan Penggunaan Dana Bantuan Pemerintah Pencegahan
Perundungan Tahun 2021, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini,
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Tahun Anggaran 2021.

Pasal 2
Biaya Pelaksanaan Bantuan Pencegahan Perundungan

Pihak Kedua berkewajiban melaksanakan dan bertanggungjawab terhadap


pelaksanaan program Pencegahan Perundungan tersebut dengan biaya sebesar
Rp. 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah).
Dokumen Rencana Pelaksanaan Bantuan Pemerintah Pencegahan Perundungan
yang disusun oleh sekolah terdiri dari program kerja dan Rencana Anggaran Biaya
(RAB) yang disetujui oleh Pihak Pertama, menjadi bagian yang tidak terpisahkan
dengan Surat Perjanjian Pemberian Bantuan ini.

Pasal 3
Jangka Waktu Pelaksanaan Program

Jangka waktu pelaksanaan Bantuan Pemerintah Pencegahan Perundungan sampai


selesai 100% ditetapkan selama 2 (dua) bulan, terhitung dari tanggal ………… dan
berakhir sampai dengan …………..

Pasal 4
Kewajiban dan Tanggung Jawab

a. Pihak Kedua berkewajiban dan bertanggungjawab terhadap proses pelaksanaan


serta hasil pelaksanaan program baik kuantitas maupun kualitas dengan tetap
mengacu kepada Petunjuk Pelaksanaan, dan dokumen rencana pelaksanaan
program yang disetujui Pihak Pertama.
b. Pihak Kedua berkewajiban dan bertanggungjawab atas penggunaan dan
pertanggungjawaban keuangan sesuai dengan tata cara pengelolaan keuangan
negara.

Bersama Kita Bisa Menghentikan Perundungan 35


c. Pihak Kedua berkewajiban melakukan konsultasi dan berkoordinasi dengan
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dalam hal pelaksanaan program serta tugas
dan tanggung jawab para pihak tersebut.

Pasal 5
Sumber Pembiayaan, Tahapan dan Tata Cara Pembayaran

a. Sumber pembiayaan kegiatan dibiayai DIPA Direktorat Pembinaan SMP,


Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar Dan
Pendidikan Menengah, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan SP DIPA –
…………….. tanggal ……………….
c. Tata cara pembayaran sebesar 100% atau sebesar Rp. 10.000.000,- (Sepuluh
juta rupiah) dilakukan sekaligus setelah penandatanganan SPPB dengan
melampirkan kuitansi penerimaan dana beserta dokumen pendukungnya.
d. Pembayaran kepada Pihak Kedua dilakukan melalui rekening Nomor ………………..
pada Bank ………………..atas nama ……………………...

Pasal 6
Perubahan Pelaksanaan Pekerjaan

Dalam pelaksanaan program yang berakibat terjadinya perubahan anggaran biaya


dan volume pelaksanaan pekerjaan, langkah yang harus dilaksanakan adalah:
1. Bila terjadi perubahan dalam pelaksanaan sub-program, maka perubahan yang
dilaksanakan harus dibuat Berita Acara Perubahan;
2. Perubahan pelaksanaan sub-program yang menyebabkan penambahan atau
pengurangan dana bantuan dibuat addendum SPPB.

Pasal 7
Keadaan Memaksa

1. Keadaan memaksa atau “Force Majeure” adalah suatu kejadian yang


menghambat/merusakkan pekerjaan yang terjadi di luar kemampuan kedua
belah pihak, yaitu:
a. Bencana alam (gempa bumi, tanah longsor, dan banjir)
b. Kebakaran
c. Perang, huru-hara, pemberontakan dan epidemi, yang secara keseluruhan
ada hubungan langsung dengan penyelesaian pekerjaan.
2. Apabila terjadi ‘force majeure’ maka Pihak Kedua harus melaporkan hal
tersebut kepada Pihak Pertama secara tertulis disertai dengan bukti-bukti

36 Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Pemerintah


yang sah. Pihak Pertama melakukan evaluasi dan memberi persetujuan atau
menolak force majeure sejak diterimanya laporan Pihak Kedua dalam bentuk
Berita Acara.
3. Apabila Pihak Pertama setuju terjadi “force majeure” dan mengakibatkan
perubahan pelaksanaan pekerjaan, maka pasal 6 ayat 2 berlaku.

Pasal 8
Sanksi

1. Jika Pihak Kedua tidak melaksanakan kegiatan sesuai dengan SPPB, maka Pihak
Kedua wajib menyetor kembali sebesar bantuan yang diterima ke Kas Negara.
2. Jika berdasar hasil evaluasi oleh Pihak Pertama ternyata Pihak Kedua dianggap
melanggar butir-butir kesepakatan dan ketentuan-ketentuan yang tertuang
dalam Petunjuk Pelaksanaan, maka pembayaran kepada Pihak Kedua akan
dihentikan atau dikenakan tindakan pemblokiran dana pada rekening Pihak
Kedua sampai akibat kelalaian telah diperbaiki dan diterima Pihak Kedua.
3. Jika dalam jangka 15 hari kalender setelah menerima peringatan tertulis,
Pihak Kedua masih belum mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki
kelalaiannya, maka Pihak Pertama dapat membatalkan Perjanjian.
4. Jika Pihak Kedua terbukti melakukan penyimpangan terhadap Dokumen SPPB
dan Petunjuk Pelaksanaan, maka Pihak Kedua bertanggung jawab sepenuhnya
dan bersedia untuk diproses sesuai dengan peraturan dan hukum yang berlaku.

Pasal 9
Lain - lain

1. Pihak Kedua berkewajiban melakukan konsultasi dan berkoordinasi dengan


Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dalam hal:
a. Melaporkan hasil pelaksanaan program Pencegahan Perundungan sesuai
Petunjuk Pelaksanaan;
b. Melakukan kontrol terhadap kelancaran pelaksanaan program dan
memastikan keterlaksanaannya sesuai Petunjuk Pelaksanaan;
c. Memberikan saran dan pemecahan masalah yang dihadapi dalam
permasalahan pelaksanaan program.
2. Segala sesuatu yang belum diatur dalam surat perjanjian ini atau perubahan-
perubahan yang dipandang perlu oleh kedua belah pihak akan diatur lebih
lanjut dalam surat perjanjian tambahan (addendum) yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari surat perjanjian ini.

Bersama Kita Bisa Menghentikan Perundungan 37


Pasal 10
Penutup
1. Surat Perjanjian ini dibuat rangkap 3 (tiga), bermaterai Rp. 10.000,- (sepuluh
ribu rupiah) pada ganda pertama sampai dengan ganda ketiga dan selebihnya
cukup tanda tangan dan cap Pihak Pertama dan Pihak Kedua, untuk diberikan
kepada pihak-pihak yang terkait, yang semuanya mempunyai kekuatan hukum
sama.
2. Surat Perjanjian Pemberian Bantuan ini ditandatangani kedua belah pihak pada
hari dan tanggal tersebut diatas.

Pihak Pertama Pihak Kedua


Pejabat Pembuat Komitmen, Kepala ………………….
Kegiatan Peserta Didik
Direktorat SMP


Maulani Mega Hapsari, S.Ip,MA …………………………..
NIP. 197811252001122001 NIP. …………………….

38 Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Pemerintah


FORMAT 2

KUITANSI

Telah diterima dari


: Direktur Pembinaan SMP, Direktorat Jenderal Pendidikan
Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Uang sebesar : Rp. 10.000.000,-
Terbilang : #sepuluh juta rupiah#
Untuk keperluan : Pembayaran Bantuan Pemerintah Pencegahan Perundungan
di SMP ……………, sesuai dengan SPPB tanggal ……nomor
…………………..2021.
………......…….….. 2021
Setuju dibayar, Yang menerima,
Pejabat Pembuat Komitmen Bendahara Kepala Sekolah
Kegiatan Peserta Didik Pengeluaran Pembantu, SMP ……...…….......……

Maulani Mega Hapsari, S.Ip,MA Alfiyadi, SE ………………..……..


NIP. 197811252001122001 NIP. 198111112009101001 NIP. …………..…….

Bersama Kita Bisa Menghentikan Perundungan 39


FORMAT 3

SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK


( SPTJM )

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : ........................................................
NIP. : .......................................................
Nama Sekolah : ........................................................
Alamat Sekolah : ……………………………….……….
Kabupaten/Kota ..............................
Provinsi ………………………………
dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa saya bertanggungjawab
penuh atas penggunaan dana Bantuan Pemerintah Pencegahan Perundungan di
Sekolah Menengah Pertama Tahun 2021.
Apabila di kemudian hari, atas penggunaan dana Bantuan Pemerintah Pencegahan
Perundungan tersebut di atas mengakibatkan kerugian Negara maka saya bersedia
dituntut penggantian kerugian Negara dimaksud sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Bukti-bukti pengeluaran terkait penggunaan dana Bantuan Pemerintah Pencegahan
Perundungan disimpan sesuai dengan ketentuan pada penerimaan bantuan untuk
kelengkapan administrasi dan keperluan pemeriksaan aparat fungsional.
Demikian Surat pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya.
....................,.......................2021
Kepala Sekolah


ttd & stempel

................................................
NIP..........................................

40 Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Pemerintah


FORMAT 4

PAKTA INTEGRITAS

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : ........................................................
NIP. : .......................................................
Jabatan : Kepala Sekolah
Alamat Sekolah : ……………………………….……….
Kabupaten/Kota ..............................
Provinsi ………………………………
Dalam rangka pelaksanaan Pencegahan Perundungan yang dibiayai dari Direktorat
SMP Tahun 2021, dengan ini saya menyatakan bahwa saya:
1. Tidak akan melakukan praktek Korupsi , Kolusi dan Nepotisme (KKN);
2. Akan melaporkan kepada pihak yang berwajib / berwenang apabila mengetahui
ada indikasi Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dalam proses pelaksanaan
Program Pembinaan Pencegahan Perundungan;
3. Akan melaksanakan program Pencegahan Perundungan sesuai dengan
Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Pemerintah Pencegahan Perundungan di SMP
Tahun 2021;
4. Apabila saya melanggar hal-hal yang telah saya nyatakan dalam Pakta Integritas
ini, saya bersedia dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

....................,.......................2021


ttd & stempel

................................................
NIP..........................................

Bersama Kita Bisa Menghentikan Perundungan 41


FORMAT 5

LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN PENGGUNAAN DANA


BANTUAN PEMERINTAH PENCEGAHAN PERUNDUNGAN
TAHUN 2021

Pada hari ini ...........tanggal .............. bulan ..................tahun ............yang bertanda


tangan di bawah ini:
1. Nama : ………………………………….…...……..
NIP : ................................................................
Jabatan : Kepala Sekolah
Alamat : ..................................................................

Selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA

2. Nama : ...……………………………………………
NIP : .................................................................
Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Peserta Didik
Direktorat Sekolah Menengah Pertama
Alamat : .................................................................
Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

Dengan ini menyatakan sebagai berikut:

a). PIHAK PERTAMA telah melaksanakan dan menyelesaikan seluruh (100%)


program kerja sesuai dengan Surat Perjanjian Pemberian Bantuan Pencegahan
Perundungan Nomor .........................
b). PIHAK PERTAMA telah menerima dana bantuan dari PIHAK KEDUA dan telah
dipergunakan untuk keperluan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan Surat
Perjanjian Pemberian Bantuan, dengan rincian sebagai berikut:
a. Jumlah total dana yang telah diterima : ......................
b. Jumlah total dana yang dipergunakan : ......................
c. Jumlah total sisa dana : ......................
c). PIHAK PERTAMA menyatakan bahwa bukti-bukti pengeluaran dana Bantuan
......................... sebesar .................................telah disimpan sesuai dengan
ketentuan sebagai kelengkapan administrasi dan keperluan pemeriksaan
aparat pengawas fungsional

42 Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Pemerintah


d). PIHAK PERTAMA menyerahkan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA
menerima dari PIHAK PERTAMA berupa program Pencegahan Perundungan
dengan nilai dana yang dipergunakan sebesar ..............................
e). PIHAK PERTAMA telah menyetorkan sisa dana bantuan ke Kas Negara sebesar
...................... sebagaimana Bukti Penerimaan Negara (BPN) terlampir. *)
Demikian berita acara ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.

Pihak Pertama Pihak Kedua


Kepala Direktorat SMP
SMP ....................... PPK Kegiatan Peserta Didik


………………………….. Maulani Mega Hapsari, S.Ip,MA
NIP. ……………………. NIP. 197811252001122001

Bersama Kita Bisa Menghentikan Perundungan 43


Format 6 6
FORMAT
FORMAT BUKU BANK
FORMAT BUKU BANK
Bulan : ...................
Bulan : ...................
Nama Sekolah
Nama Sekolah ::
Kabupaten :
Kabupaten :
Provinsi :
Provinsi :

Debet Kredit
No. Tanggal Uraian No. Bukti Saldo (Rp.)
(Rp.) (Rp.)

…………..., ……………..2021
…………..., ……………..2021
Mengetahui
Mengetahui
Kepala Sekolah Bendahara
Kepala
Sekolah
Bendahara


(………….....……) ( ………..…….. )
(………….....……) ( ………..…….. )

44
Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Pemerintah
44 Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Pemerintah
Format 6 7
FORMAT
FORMAT BUKU BANK
FORMAT BUKU PEMBANTU KAS TUNAI
Bulan : ...................
Bulan : ...................
Nama Sekolah
Nama Sekolah ::
Kabupaten :
Kabupaten :
Provinsi :
Provinsi :

Debet Kredit
No. Tanggal Uraian No. Bukti Saldo (Rp.)
(Rp.) (Rp.)

…………..., ……………..2021
…………..., ……………..2021
Mengetahui
Mengetahui
Kepala Sekolah Bendahara
Kepala
Sekolah
Bendahara


(………….....……) ( ………..…….. )
(………….....……) ( ………..…….. )

44
Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Pemerintah
Bersama Kita Bisa Menghentikan Perundungan 45
FORMAT 8
Format 8
FORMAT BUKU
FORMAT BUKU KAS UMUM
KAS UMUM
Bulan : ...................
Bulan : ...................
Nama Sekolah :
Nama Sekolah :
Kabupaten
Kabupaten : :
Provinsi
Provinsi : :

Penerimaan Pengeluaran
No. No. Jenis Jumlah
Tgl Uraian Jumlah (Rp.) Tgl Uraian
Bukti Bukti Biaya (Rp.)

Pada hari ini : ………….. Tanggal ………………… Buku Kas Umum ditutup dengan
Pada keadaan/posisi
hari ini : ………….. Tanggal
Buku sebagai berikut…………………
: Buku Kas Umum ditutup dengan
keadaan/posisi Buku sebagai berikut :
Saldo Buku Kas Umum Rp.
Saldo…………………
Buku Kas Umum Rp. ………………… Terdiri dari
: Terdiri dari : - Saldo
Bank - Saldo
Rp. …………………
Bank Rp. …………………
- Saldo Kas Tunai Rp. …………………
- Saldo Kas Tunai Rp. …………………
Jumlah
Rp. …………………
Jumlah Rp. …………………
…………..., ……………..2021
…………..., ……………..2021
Mengetahui
Mengetahui
Kepala
KepalaSekolah
Sekolah Bendahara
Bendahara


(………….....……) ( ………..…….. )
(………….....……) ( ………..…….. )

46
Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Pemerintah

46 Petunjuk Pelaksanaan Bantuan Pemerintah

Anda mungkin juga menyukai