Kelas : XI MIPA 3
Absen : 26
2. PETA KONSEP
a. Petunjuk Umum Penggunaan UKBM
1) Baca dan pahami BTP (Buku Teks Pembelajaran) berikut:
a) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2017). Sejarah Indonesia Kelas XI
Semester 2. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
b) Mustopo, M. H. dkk. (2017). Sejarah Indonesia Program Wajib. Jakarta:
Yudhistira.
c) Rachmawati, H. D. (2016). Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta:
Erlangga.
2) Setelah memahami isi materi, berlatihlah memperluas pengalaman belajar
melalui tugas-tugas atau kegiatan-kegiatan belajar 1, 2, dan 3, baik yang harus
kalian kerjakan sendiri maupun bersama teman sebangku atau teman lainnya
sesuai instruksi guru.
3) Kerjakan tugas-tugas di buku kerja yang sudah kalian siapkan sebelumnya.
4) Apabila kalian yakin sudah paham dan mampu menyelesaikan permasalahan-
permasalahan dalam kegiatan belajar, kalian boleh sendiri atau mengajak
teman lain yang sudah siap untuk mengikuti tes formatif agar kalian dapat
belajar ke UKBM berikutnya (jika belum memenuhi KKM kalian harus
mempelajari ulang materi ini kemudian minta tes lagi sampai memenuhi
KKM).
5) Jangan lupa melalui pembelajaran ini kalian dapat mengembangkan sikap jujur,
peduli, dan bertanggungjawab, serta dapat mengembangkan kemampuan
berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi, kreativitas.
b. Pendahuluan
Sebelum masuk pada materi, coba amati baik-baik gambar di bawah ini.
Pertanyaan:
1. Apa
\ yang Anda ketahui tentang gambar tersebut?
kemerdekaan Indonesia?
c. Kegiatan Inti
Kegiatan Belajar 1
Uraian singkat materi
Jelas bahwa janji tersebut kabur sekali, dan pelaksanannya pun lambat.
Mengapa terjadi kelambatan? jika dibandingkan dengan Filipina dan Burma yang
masing-masing pada tanggal 1 Agustus 1943 telah diberi kemerdekaan oleh Jepang.
Alasan pertama karena pemimpin-pemimpin Indonesia belum mengadakan perjanjian
apapun sebelumnya tentang perumusan pemberian kemerdekaan.
d) Berikut adalah rumusan awal Pancasila yang tercantum pada Piagam Jakarta:
Rumusan pada sila pertama ternyata menuai kritik dari berbagai pihak karena dianggap
memiliki narasi yang cukup berbeda dari Pancasila yang digunakan sebagai falsafah hidup
bangsa Indonesia.
Beberapa tokoh perwakilan dari Indonesia Timur menyatakan keberatan dengan sila pertama
dalam rumusan tersebut. Alasan yang mereka kemukakan adalah bahwa rakyat Indonesia
tidak hanya berasal dari kalangan muslim saja.
Perbedaan pendapat dan pemahaman inilah yang akhirnya membuat sila pertama pada
rumusan Pancasila dalam Piagam Jakarta diubah menjadi seperti yang kita kenal saat ini,
yaitu 'Ketuhanan yang Maha Esa'.
Dalam sidang tanggal 29 Mei 1945, Moh Yamin mengusulkan lima dasar
negara yang disampaikan dalam pidatonya secara tidak tertulis. Lima usulan dasar
negara Moh Yamin, yaitu peri kebangsaan, peri kemanusiaan, peri ketuhanan,
peri kerakyatan, dan kesejahteraan rakyat.
Kegiatan Belajar 2
Uraian singkat materi
PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA
A. Peristiwa Rengasdengklok
Pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945 Amerika Serikat menjatuhkan bom
atom di kota Hirosima dan Nagasaki. Kedua Bom atom tersebut mengakibatkan
korban jiwa yang sangat besar dan menghancurkan berbagai fasilitas. Pemerintah
Jepang benarbenar dalam kesulitan. Pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang
menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Ketiga tokoh bangsa Indonesia yang
dipanggil Pemerintah Jepang telah kembali ke tanah air. Keadaan politik di
Indonesia telah terjadi perubahan sangat drastis. Para tokoh yang terus mengikuti
perkembangan perang dunia II mempunyai ide untuk segera memproklamasikan
kemerdekaan, tanpa menunggu keputusan Jepang. Perbedaan pendapat sempat
terjadi dalam mengambil keputusan kapan proklamasi kemerdekaan dinyatakan.
Perbedaan pendapat terjadi antara golongan tua atau para tokoh PPKI, dengan
golongan muda yang terwakili dalam beberapa perkumpulan.
Golongan muda mendesak agar Indonesia segera memproklamirkan
kemerdekaan, sementara golongan tua menghendaki proklamasi menunggu
perkembangan keputusan Jepang. Golongan tua beralasan untuk menghindari
pertumpahan darah, mengingat pasukan Jepang masih banyak yang ada di
Indonesia. Para anggota PPKI seperti Sukarno dan Hatta tetap menginginkan
proklamasi dilakukan sesuai mekanisme PPKI. Mereka beralasan bahwa
kekuasaan Jepang di Indonesia belum diambil alih. Golongan muda tetap
menginginkan proklamasi kemerdekaan dilaksanakan sesegera mungkin. Para
pemuda mendesak agar Sukarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan
secepatnya. Mereka beralasan bahwa saat itu Indonesia sedang mengalami
kekosongan kekuasaan (vacum of power). Pertentangan pendapat antara
golongan tua dan golongan muda inilah yang melatarbelakangi terjadinya
peristiwa Rengasdengklok.
Sikap golongan muda diputuskan dalam rapat di Pegangsaan Timur Jakarta
pada tangal 15 Agustus 1945. Rapat ini dihadiri oleh Chairul Saleh, Djohar Nur,
Kusnandar, Subadio, Subianto, Margono, Armansyah, dan Wikana. Rapat yang
dipimpin Chairul Saleh ini memutuskan bahwa kemerdekaan Indonesia adalah
hak dan masalah rakyat Indonesia sendiri, bukan menggantungkan kepada pihak
lain. Keputusan rapat kemudian disampaikan oleh Darwis dan Wikana kepada
Soekarno dan Hatta di Pegangsaan Timur No.56 Jakarta. Golongan muda
mendesak mereka untuk memaklumatkan Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal
16 Agustus 1945. Namun, Soekarno tetap bersikap keras pada pendiriannya
bahwa proklamasi harus dilaksanakan melalui PPKI. Oleh karena itu, PPKI harus
segera menyelenggarakan rapat. Pro dan kontra yang mencapai titik puncak
inilah akhirnya mengantarkan terjadinya peristiwa Rengasdengklok. Golongan
muda memutuskan membawa Sukarno dan Hatta ke luar Jakarta dengan tujuan
untuk menjauhkan Sukarno dan Hatta dari pengaruh Jepang. Golongan muda
memilih Shodanco Singgih untuk melaksanakan pengamanan terhadap Sukarno
dan Hatta. Sukarno dan Hatta kemudian dibawa ke Rengasdengklok yang ada di
sebelah Timur Jakarta.
Di Jakarta terjadi dialog antara golongan muda yang diwakili oleh Wikana
dan golongan tua Ahmad Subardjo. Dialog tersebut mencapai kata sepakat bahwa
Proklamasi Kemerdekaan harus dilaksanakan di Jakarta, dan diumumkan pada
tanggal 17 Agustus 1945. Ahmad Subardjo ke Rengasdengklok dalam rangka
menjemput Sukarno dan Hatta setelah dialog tersebut. Kepada para golongan
muda, Ahmad Subardjo memberi jaminan bahwa Proklamasi Kemerdekaan akan
diumumkan pada tanggal 17 Agustus 1945, dan selambat-lambatnya pukul 12.00.
Adanya jaminan tersebut membuat Cudanco Subeno selaku Komandan Kompi
PETA Rengasdengklok bersedia melepaskan Sukarno dan Hatta untuk kembali
ke Jakarta dalm rangka mempersiapkan kelengkapan untuk melaksanakan
Proklamasi Kemerdekaan.
B. Perumusan Teks Proklamasi kemerdekaan Indonesia
Sukarno dan Hatta akhirnya menyetujui Proklamasi Kemerdekaan segera
dikumandangkan. Sukarno dan Hatta tiba di Jakarta pada pukul 23.00, lalu
menuju rumah kediaman Laksamada Maeda. Pertemuan di rumah Laksamana
Maeda dianggap tempat yang aman dari ancaman tindakan militer Jepang, karena
Maeda adalah Kepala Kantor Penghubung Angkatan Laut di daerah kekuasaan
Angkatan Darat. Di kediaman Maeda itulah rumusan teks proklamasi disusun.
Sukarni, Mbah Diro, dan BM. Diah dari golongan muda hadir dalam pertemuan
itu untuk menyaksikan perumusan teks proklamasi. Berdasarkan pembicaraan
antara Sukarno, Hatta, dan Ahmad Subardjo, diperoleh rumusan teks proklamasi
yang ditulis tangan oleh Sukarno yang berbunyi:
Proklamasi :
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia.
Hal-hal jang mengenai pemindahan kekuasaan, dll, diselenggarakan dengan tjara
saksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen’05
Atas nama bangsa Indonesia
Soekarno/Hatta
(tandatangan Soekarno)(tandatangan Hatta)
C. Proklamasi Kemerdekaan
Pagi hari tanggal 17 agustus 1945 di rumah Sukarno di Jalan Pegangsaan
Timur 56 Jakarta sudah dipadati oleh massa menjelang pembacaan teks
proklamasi. Dr. Muwardi memerintahkan kepada Latief Hendraningrat untuk
menjaga keamanan pelaksanaan upacara. Latif dalam melaksanakan pengamanan
dibantu oleh Arifi Abdurrahman untuk mengantisipasi gangguan tentara Jepang.
Di tempat lain Fatmawati mempersiapkan bendera yang dijahit dengan tangan.
Ukuran bendera tersebut masih belum standar seperti ukuran bendera saat ini.
Upacara dipimpin oleh Latief Hendraningrat tanpa protokol. Latief segera
memimpin barisan untuk berdiri dengan sikap sempurna. Sukarno juga
mempersiapkan diri, kemudian beliau menuju mikrofon. Sebelum membacakan
teks proklamasi, Sukarno membacakan pidato singkat. Sukarno membacakan
teks proklamasi setelah pidato singkatnya disampaikan. Latief dan Suhud
mengibarkan bendera merah putih secara perlahan-lahan setelah pembacaan
proklamasi selesai. Bendera merah putih dinaikan dan diiringi lagu Indonesia
Raya yang secara spontan dinyanyikan oleh para hadirin. Upacara ditutup dengan
sambutan Wakil Walikota Suwiryo dan Muwardi. Dengan demikian, prosesi
upacara proklamasi kemerdekaan selesai dilaksanakan. Proklamasi kemerdekaan
ini merupakan tonggak berdirinya negara Republik Indonesia yang berdaulat.
- Latihan 2
1. Jelaskan latar belakang terjadinya peristiwa Rengasdengklok!
Kegiatan Belajar 3
Uraian singkat materi
PEMBENTUKAN PEMERINTAHAN REPUBLIK INDONESIA
Pada 17 Agustus 1945, akhirnya proklamasi kemerdekaan dilakukan di
depan rumah Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, karena apabila
dilakukan di lapangan Ikada dikhawatirkan dapat menimbulkan bentrokan antara
rakyat dengan pihak militer Jepang. Usul itu disetujui dan pembacaan naskah
Proklamasi Kemerdekaan Indonesia berlangsung di Pegangsaan Timur No 56
pada Jum’at, 17 Agustus 1945 pukul 10.30 waktu Jawa zaman Jepang (pukul
10.00) pada saat bulan puasa. Keesokan harinya pada 18 Agustus 1945, PPKI
mengadakan sidang untuk pertama kalinya. Dalam Sidang itu berhasil ditetapkan
Undang-Undang Dasar (UUD) hasil rancangan Panitia Kecil di dalam Panitia
Hukum Dasar, yang diketuai oleh Soepomo sebagai UUD bagi negara Indonesia.
UUD ini kemudian dikenal sebagai UUD 1945.
Meskipun demikian, UUD 1945 tidak sama persis dengan rancangan UUD
yang dibuat oleh Panitia Kecilnya Soepomo. Ada beberapa perbedaan, yaitu; (1)
Kata Mukkaddimah diganti dengan kata Pembukaan; (2) Sila Pertama yang
semula (dalam Piagam Jakarta) berbunyi: “KeTuhanan dengan kewajiban
menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diganti dengan kalimat:
“Ketuhanan Yang Maha Esa”; (3) Pasal 6 yang semula (dalam batang tubuh
UUD) berbunyi: “Presiden ialah orang Indonesia asli yang beragama Islam”,
diganti dengan “Presiden ialah orang Indonesia asli”; (4) Pasal 28 yang semula
(dalam batang tubuh UUD) berbunyi “Negara berdasarkan atas Ke-Tuhanan
dengan kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya” diganti
dengan “Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”; (5) (pasal ini
kemudian menjadi Pasal 29). (6) Wakil presiden yang semula dua diubah
menjadi satu.
PPKI dalam sidangnya itu selain memutuskan mengesahkan UUD 1945
sebagai UUD bagi Bangsa Indonesia, juga membuat keputusan penting lainnya.
Keputusan penting itu adalah pengangkatan Soekarno dan M. Hatta masing-
masing sebagai Presiden dan Wakil Presiden Indonesia. Selain itu, atas usul
Soekarno dibentuk sebuah Komite Nasional yang mampu dikumpulkan dengan
cepat pada masa-masa genting, karena anggota-anggota PPKI banyak yang akan
meninggalkan Jakarta. Tugas komite itu adalah sebagai badan pembantu presiden
selama kondisi di Indonesia masih dalam kondisi darurat.
Politik
Dalam aspek politik, tentunya Indonesia memiliki kedaulatan rakyat yaitu pengakuan dari
segenap rakyat Indonesia bahwa pemerintahan Indonesia sebagai kekuasaan pemerintahan
tertinggi dan terlepas dari segala bentuk penjajahan. Inilah yang diperjuangkan oleh rakyat
Indonesia sejak dulu.
Sosial
Segala bentuk diskriminasi rasial dihapuskan dari bumi bangsa Indonesia. Selain itu juga,
semua warga negara Indonesia dinyatakan memiliki hak dan kewajiban yang sama dalam
segala bidang. Tidak ada perbedaan suku, agama, dan sebagainya. Hanya ada satu kata, yakni
Indonesia.
Ekonomi
Dalam aspek ekonomi, terdapat kewenangan bagi bangsa Indonesia untuk menuju
masyarakat sejahtera dengan kekuasaan menguasai dan mengelola sumber-sumber daya
ekonomi secara mandiri. Tidak ada lagi monopoli-monopoli dan perampasan hak kekayaan
negara oleh bangsa asing.
Budaya
Makna proklamasi dalam aspek budaya bagi adalah negara Indonesia memiliki kepribadian
nasional yang berasal dari kebudayaan bangsa indonesia itu sendiri. Nilai-nilai kepribadian
bangsa ini tecermin dalam Pancasila mulai dari ketuhanan, kemanusiaan, persatuan,
demokrasi, hingga keadilan sosial.
Pendidikan
Dalam aspek yang terakhir, pendidikan di Indonesia dapat merdeka seutuhnya ketika seluruh
rakyat Indonesia baik wanita maupun pria, baik yang miskin maupun yang kaya, dapat
menempuh pendidikan yang sesuai. Standar kualitas setiap lembaga pendidikan mempunyai
kesamaan taraf guna membangun generasi yang berkualitas.
Jadi, itulah tadi beberapa makna proklamasi dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan
bernegara. Seluruh makna tersebut dapat dirangkum menjadi satu, yakni Indonesia telah
sampai ke pintu gerbang kemerdekaan yang merdeka, berdaulat, adil, dan makmur.
d. Penutup
Setelah kalian belajar bertahap dan berlanjut melalui kegiatan belajar 1, 2, dan 3
isilah tabel berikut untuk mengukur diri kalian terhadap materi yang telah kalian
pelajari. Jawablah sejujurnya terkait dengan penguasaan materi pada UKBM ini.
Dimana Posisimu?
Ukurlah diri kalian dalam menguasai materi mengembangkan pendapat dalam
teks eksposisi dalam rentang 0-100, tuliskan ke dalam kotak yang tersedia.
LATIHAN SOAL-SOAL
A B
C D
a. Siapakah tokoh yang ada pada gambar tersebur?
A : Soekarni
B : Ir. Soekarno
C : Mohamad Ibnu Sayuti
D : Drs. H. Mohammad Hatta
b. Coba jelaskan peranan tokoh tersebut pada masa peristiwa sekitar proklamasi
Kemerdekaan Indonesia!
1. Soekarni
Soekarni lahir pada 14 Juli 1916 di Blitar. Selama hidupnya, ia aktif dalam
perjuangan kemerdekaan dan pernah bekerja di kantor berita Domei, Sendenbu, dan kantor
pusat Seinendan.
2. Ir. Soekarno
Soekarno berperan sebagai pembaca teks proklamasi. Ia lahir pada 6 Juni 1901 di
Blitar, Jawa Timur. Ia diketahui aktif berjuang sebelum kemerdekaan dengan menjadi
anggota Pusat Tenaga Rakyat (Putera), hingga ketua PPKI.
Sayuti Melik menjadi salah satu tokoh proklamasi dan berperan sebagai pengetik
naskah. Sebelumnya, naskah proklamasi ditulis tangan dengan beberapa perubahan, setelah
disetujui diserahkan kepada Sayuti.
4. Mohammad Hatta
Mohammad Hatta ikut dalam perumusan teks proklamasi. Ia juga mengajukan usul untuk
menandatangani teks proklamasi oleh seluruh tokoh yang hadir di rumah Laksamana Maeda
saat itu.
Pria yang lahir di Sumatera Barat, 12 Agustus 1902 ini ikut mendampingi Soekarno saat
pembacaan teks proklamasi. Ia pun diangkat menjadi wakil Presiden mendampingi Soekarno
sebagai Presidennya.
C - B - A- E - D - F
3. Buatlah sejarah singkat TNI dan bagaimana perkembangan sampai sekarang dalam
bentuk diagram periodisasi!
Tentara Nasional Indonesia (TNI) sejak didirikan mengalami banyak perkembangan
dan penyempurnaan organisasi untuk mencapai efektifitas dan efisiensi dalam melaksanakan
perannya.
Berawal dari pembentukan organisasi Badan Keamanan Rakyat (22 Agustus 1945)
selanjutnya berkembang menjadi Tentara Keamanan Rakyat (5 Oktober 1945). Tentara
Keamanan Rakyat kemudian berubah nama menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) (23
Januari 1946). TNI secra resmi berdiri pada tanggal 3 Juni 1947 sebagai persatuan dua
kekuatan bersenjata.
Tahun 1962, TNI digabungkan dengan Kepolisian Negara (Polri) menjadi Angkatan
Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Pada 1 April 1999, TNI dan Polri secara resmi
kembali dipisah. Sebutan ABRI sebagai tentara dikembalikan menjadi TNI.
TNI dibagi Menjadi 3 Matra/Angkatan yaitu Tentara Nasional Angkatan Darat (TNI-
AD), Tentara Nasional Angkatan Udara (TNI-AU), dan Tentara Nasional Angkatan Laut
(TNI-AL).
SEMOGA SUKSES,
KALIAN ADALAH GENERASI CERDAS DAN BERKARAKTER