Anda di halaman 1dari 100

i

Kemuliaan Hanya Bagi Allah!


(Indonesian: To God Be The Glory!)
By Harold Camping

All rights reserved, including the right of


reproduction in whole or in part in any form.

Published and printed by


Family Stations, Inc.
Oakland, California 94621
U.S.A.

On the Internet: www.familyradio.com


E-mail: international@familyradio.com

09-18-09

ii
Kemuliaan Hanya Bagi Allah!

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................... v

Bab 1
Misteri tentang Bagaimana Seseorang Bisa Menerima Kebenaran ................ 1

Bab 2
Kegagalan Pemahaman Tradisional tentang Rencana Penghakiman ............. 7
Di Manakah Belas Kasihan Allah? .......................................................... 10
Kasih Manusia terhadap Manusia ........................................................... 13

Bab 3
Allah, Hakim dari Seluruh Bumi ....................................................................... 23
Proses Penghakiman Allah ...................................................................... 26
Apakah Neraka Itu? ................................................................................. 28
Lautan Api ............................................................................................... 29
Orang Kaya dan Lazarus ......................................................................... 33

Bab 4
Kapan Kristus Mati? ........................................................................................... 38
Kristus Mendemonstrasikan Apa yang
Dilakukan-Nya untuk Menyelamatkan Kita ............................................ 39
Sudah Selesai ........................................................................................... 44
Pengampunan yang Menakjubkan ........................................................... 45

Bab 5
Rencana Penghakiman Allah ............................................................................. 47
Mereka yang Tidak Terpilih yang Mati Sebelum Hari Penghakiman ..... 51
Umat Pilihan yang Belum Menerima Keselamatan ................................ 52
Mereka yang Diselamatkan dan Sekarang Masih Hidup di Dunia Ini .... 53
Orang yang Tidak Terpilih yang Masih Hidup pada tanggal
21 Mei 2011 ............................................................................................. 53
Kebangkitan Orang-orang yang Belum Menerima Keselamatan ............ 54

iii
Orang-Orang Percaya Menghakimi Orang yang Belum
Menerima Keselamatan ........................................................................... 57
Perang Harmagedon ................................................................................ 58
Simpulan .................................................................................................. 61
Setiap Mata Akan Melihat ....................................................................... 65

Bab 6
Sebuah Kerajaan yang Diciptakan untuk Mendemonstrasikan
Kemuliaan dan Hikmat Kristus ......................................................................... 70
Umat Pilihan: 200 Juta Orang ................................................................ 75
Jutaan Orang yang Belum Menerima Keselamatan Telah Mati
Tanpa Sadar Akan Murka Allah .............................................................. 78

Bab 7
Keselamatan ......................................................................................................... 86

Indeks Ayat-ayat Kitab Suci ............................................................................... 90

iv
Kata Pengantar

B uku ini merupakan kelanjutan dari buku We Are Almost There! (Kita
Sudah Hampir Tiba). Dalam buku We Are Almost There!, dengan kasih karunia Allah,
kita mampu memperlihatkan bahwa Alkitab mengajarkan dengan kepastian yang
mutlak bahwa awal dari hari penghakiman, yang waktunya bersamaan dengan saat
pengangkatan, jatuh pada tanggal 21 Mei 2011. Allah telah menyediakan bagi kita
informasi yang mengejutkan ini dengan tepat sebagaimana telah dijanjikan-Nya.
Dalam Pengkhotbah 8:5,6, Allah menyatakan:

... hati orang berhikmat mengetahui waktu pengadilan ... karena untuk
segala sesuatu ada waktu pengadilan,

Sepanjang masa kerja gereja, Allah telah menyembunyikan informasi


mengenai waktu itu, dan suatu pemahaman tentang rencana penghakiman Allah, dari
seluruh umat manusia termasuk gereja-gereja. Dan selain itu, Allah menempatkan
banyak pernyataan dalam Alkitab yang mengajarkan bahwa Kristus akan datang
sebagai seorang pencuri di malam hari. Ini dilakukan untuk membuat gereja
memusatkan perhatian mereka untuk mengabarkan Injil ke dalam dunia (lihat Kisah
Para Rasul 1:6-8).
Karena keterangan tentang waktu berkaitan erat dengan rencana penghakiman
Allah, maka rencana penghakiman Allah sama sekali salah dipahami sepanjang 1.995
tahun dari masa kerja gereja. Akan tetapi, adalah tujuan Allah bahwa pada masa
terakhir dari keberadaan bumi, orang-orang percaya sejati harus memperingatkan
dunia tentang jadwal waktu Allah dan rencana-Nya untuk menghancurkan dunia ini.
Ia telah memberikan sejumlah informasi yang tepat kepada orang-orang percaya sejati
mengenai rincian waktu tentang akhir dunia. Karena kaitan yang erat antara jadwal
waktu Allah dengan peristiwa dan penghakiman yang mengagumkan ini, Ia juga
memberikan sejumlah besar keterangan terinci mengenai rencana penghakiman-Nya
kepada orang-orang percaya sejati. Allah telah memberikan keterangan ini kepada
orang-orang percaya sejati sehingga mereka, seperti Nuh dan Yunus, dapat
memperingatkan dunia tentang bencana yang sedang mengancam ini.
Wahyu zaman akhir tentang waktu dan penghakiman ini merupakan bukti
tentang kasih dan belas kasihan Allah yang sulit diukur dalamnya. Berapa banyak
orang di kota Niniwe yang jahat akan berseru kepada Allah untuk memohon belas
kasihan jika Nabi Yunus menyatakan secara sederhana bahwa Allah Israel akan
menghancurkan mereka karena kejahatan mereka? Berapa banyak orang dalam gereja
sedang berseru memohon belas kasihan kepada Allah karena kepada mereka telah
diajarkan bahwa pada suatu hari kelak Kristus akan datang bagaikan seorang pencuri
di malam hari?
Sebenarnya, pengajaran yang mengatakan bahwa Kristus akan datang
bagaikan seorang pencuri di waktu malam merupakan suatu pengajaran yang sangat

v
menyenangkan. Masa kerja gereja mulai lebih dari 1900 tahun yang lalu dan Kristus
belum datang untuk mengakhiri keberadaan dunia ini. Oleh karena itu, orang dengan
akal sehatnya dapat percaya bahwa kemungkinan besar Ia tidak akan datang pada
masa hidup kita. Apakah mereka menyadarinya atau tidak, orang-orang yang ada di
dalam gereja, kira-kira dua milyar orang, telah mengembangkan suatu kecintaan
terhadap dunia ini. Kecuali untuk hal-hal seperti peperangan dan penyakit menular,
dunia ini merupakan sebuah tempat yang menyenangkan untuk hidup. Di situlah
umat manusia dapat menemukan teman-teman, kebahagiaan, karier, kesenangan,
tujuan dan sebagainya. Bumi bukanlah sebuah tempat yang sempurna, namun orang
lebih suka untuk hidup di dalamnya ketimbang untuk mati dan kehilangan segala
potensi yang ada. Demikianlah, mereka tak mau memikirkan tentang dunia ini yang
akan segera berakhir.
Jadi, kecuali bagi orang-orang percaya sejati, yang sadar bahwa Allah telah
memberikan suatu jadwal waktu yang tepat tentang kesudahan dunia, dan yang
percaya dengan sepenuh hati bahwa hal itu benar dan tepat, yang lainnya akan
menekankan entah Kristus akan datang bagaikan seorang pencuri di malam hari,
atau bahwa akhir zaman tidak akan datang sepanjang manusia masih harus
menyelesaikan masalah-masalah, seperti pemanasan global, dan seterusnya.
Oleh karena itu, buku ini akan dibaca dan dihargai hanya oleh mereka yang
benar-benar mempercayai Allah dan menyadari bahwa itu merupakan suatu berkat
yang besar dan belas kasihan Allah sehingga Ia menyediakan keterangan ini bagi
mereka yang benar-benar mempercayai isi Alkitab. Kami sangat merekomendasikan
bahwa pembaca buku ini juga membaca We Are Almost There! (Kita Sudah Hampir
Tiba!) Kedua buku ini tersedia secara gratis dari Radio Keluarga. Untuk memperoleh
buku ini, tulislah surat kepada Radio Keluarga/Family Radio, Oakland, California,
94621, USA, atau telepon ke 1-800-543-1459. Kedua buku ini juga tersedia di Internet
dengan alamat www.familyradio.com.

vi
Bab 1
Misteri tentang Bagaimana Seseorang Bisa Menerima
Kebenaran

Cara setiap orang berpikir dan percaya merupakan sebuah hasil dari gagasan-
gagasan yang telah diterimanya sebagai kebenaran dan dapat dipercaya. Gagasan-
gagasan ini mungkin saja telah disuguhkan kepadanya di masa lalu atau ini merupakan
gagasan-gagasan baru yang disuguhkan saat ini. Sementara gagasan-gagasan
tambahan disuguhkan, gagasan-gagasan ini akan disaring dan diuji dari sudut pandang
gagasan-gagasan yang sudah diterimanya sebagai kebenaran dan dapat dipercaya.
Ini jelas merupakan keadaan yang terjadi ketika kita berbicara tentang
pemahaman kehidupan beragama. Sekali kita telah mempelajari gagasan-gagasan
keagamaan tertentu, dan kita telah menerimanya sebagai kebenaran, kelihatannya
tidaklah mungkin untuk menerima gagasan apa pun sebagai kebenaran yang tidak
selaras dengan gagasan-gagasan yang sudah kita terima sebelumnya sebagai
kebenaran.
Demikianlah, seorang Katolik Roma yang terlatih dengan baik akan tetap
menjadi seorang Katolik Roma, seorang anggota gereja Baptis akan tetap menjadi
seorang Baptis, seorang penganut Budha akan tetap menjadi seorang Budha dan
seterusnya. Itulah sebabnya sebagian besar orang yang terkasih yang menjadi anggota
sebuah gereja tidak dapat menerima gagasan bahwa Allah sudah selesai berurusan
dengan gereja-gereja, dan Ia telah memerintahkan orang-orang untuk meninggalkan
gereja dan Iblis telah ditempatkan untuk memerintah di sana, dan bahwa Roh Kudus
telah meninggalkan gereja-gereja sehingga tak seorang pun yang berada di bawah
wewenang dari gereja mana pun dapat menerima keselamatan.
Orang-orang terkasih ini telah diajarkan dan telah menerima sebagai
kebenaran, bahwa gereja setempat mereka merupakan sebuah lembaga ilahi, bahwa
Allah memerintah di situ, dan dengan demikian, alam maut tak pernah bisa menguasai
mereka. Pemahaman tersebut telah terkunci ke dalam pemikiran mereka sebagai
suatu kebenaran yang tak bisa diperdebatkan. Oleh karena itu, gagasan apa pun yang
disuguhkan kepada mereka dari Alkitab akan disaring dan diuji dengan doktrin
pengajaran mereka, yang mereka yakini sebagai kebenaran.
Ketika kepada mereka disuguhkan gagasan-gagasan baru dari Alkitab yang
mengajarkan bahwa kita sudah tiba pada akhir dari masa kerja gereja, mereka tidak
memiliki kemampuan untuk menyelidikinya dengan objektivitas apa pun. Betapapun
terbukanya keyakinan mereka terhadap kebenaran Alkitab, sebenarnya mereka sama
sekali tak mampu menerima kebenaran baru. Itulah sebabnya dewasa ini, begitu sedikit
orang yang meninggalkan gereja sebagai ketaatan mereka terhadap perintah Allah
untuk meninggalkannya.
Keadaan ini telah menjadi sangat serius dewasa ini karena sedikitnya ada
tiga alasan yang sangat penting. Ketiganya adalah sebagai berikut:

1
1. Kita sedang hidup dalam sebuah dunia yang sudah sangat dekat dengan
akhir zaman. Dan pada zaman akhir, Allah merencanakan untuk
melepaskan meterai yang telah ditempatkan-Nya dalam sejumlah besar
keterangan tentang zaman akhir dalam Alkitab. Oleh karena itu, kita
seharusnya berharap bahwa sejumlah besar keterangan yang sebelumnya
kita anggap sebagai kebenaran dari Alkitab, kini harus dipelajari
kembali.
2. Kita sedang berada dalam suatu masa yang disebut sebagai masa
kesusahan besar, ketika Allah sedang menguji mereka yang menyatakan
diri mereka sebagai orang-orang percaya sejati. Sifat dari orang percaya
sejati ini ialah bahwa ia ingin menjadi benar dan taat terhadap apa pun
dan segala sesuatu yang tertulis dalam Alkitab.
3. Melalui ujian-ujian ini, Allah sedang memisahkan gandum, yaitu orang-
orang percaya sejati, dari lalang, yaitu orang-orang yang percaya bahwa
mereka adalah orang-orang percaya sejati, namun mereka belum
menerima keselamatan.
Saat pengujian ini meliputi keseluruhan periode 8.400 hari (23 tahun) dari
masa kesusahan besar, yang dimulai sejak 21 Mei 1988 dan berlangsung sampai
tanggal 21 Mei 2011. Pada hari itulah, hari penghakiman dimulai dan akan
berlangsung terus sampai tanggal 21 Oktober 2011.
Alkitab adalah sebuah kitab rohani dan satu-satunya jalan supaya setiap orang
dapat memahami kebenaran dari Alkitab secara benar ialah jika Allah membuka mata
rohani mereka. Oleh karena itu, dengan mengetahui bahwa kita telah menerima
beberapa gagasan yang belum matang dan salah sebagai kebenaran, yang kita sendiri
tak mau melepaskannya, maka kita harus datang kepada Allah, untuk memohon belas
kasihan-Nya, sambil berdoa bahwa Ia akan membuka pikiran kita dari pikiran atau
gagasan apa pun yang bertentangan dengan firman-Nya.
Masalah ketidakmampuan kita untuk menyerahkan gagasan-gagasan yang
disuguhkan Alkitab saat ini memperlihatkan kepada kita bahwa berada di pihak
yang salah merupakan sesuatu yang sangat menyedihkan dewasa ini dan juga dalam
hubungannya dengan sebuah kebenaran penting lainnya, yaitu keterangan waktu dalam
Alkitab. Fakta bahwa banyak di antara kita menganalisis masalah waktu dengan
menggunakan keterangan waktu yang ada di dalam Alkitab hanya sebagai sebuah
ilustrasi.
Buku We Are Almost There! (Kita Sudah Hampir Tiba!) yang tebalnya 70
halaman merupakan sebuah hasil dari pemahaman Alkitab secara sungguh-sungguh
selama 50 tahun mengenai jadwal waktu sejarah. Selain itu, bahan dalam buku itu
telah dikemukakan ribuan jam pada program Radio Keluarga, Forum Terbuka.
Kesimpulan dari semua pemahaman ini ialah kebenaran bahwa Kristus tidak akan
datang bagaikan seorang pencuri di waktu malam, melainkan pada sebuah hari, sebuah
bulan, dan sebuah tahun yang sudah disingkapkan Allah kepada orang-orang percaya
sejati dalam Alkitab.
Kini, misalkan buku We Are Almost There! itu diberikan kepada seorang
anggota gereja yang saleh dan pintar yang kepadanya selalu diajarkan bahwa Kristus

2
akan datang sebagai seorang pencuri di malam hari. Ia setuju untuk membaca buku
ini dan memberikan suatu pujian yang menyenangkan dan tulus. Setelah membaca
beberapa halaman, ia mendapati bahwa buku itu tidak mengajarkan bahwa Kristus
akan datang seperti seorang pencuri di waktu malam. Langsung, sistem pertahanan
dirinya dalam keadaan siaga dan ia mungkin berpikir, “Buku ini sesat. Saya tahu
terlalu banyak ayat yang mengajarkan bahwa tak seorang pun yang tahu kapan Kristus
akan kembali. Saya akan bersalah kalau melanjutkan buku dengan pengajaran bidat
seperti ini.” Dan di dalam hatinya, ia merasa ia telah memberikan suatu pujian yang
menyenangkan dan tulus terhadap buku ini.
Apa yang gagal disadarinya dan yang tak dapat disadarinya karena di dalam
hatinya sudah tertanam gagasan, yaitu sesungguhnya sepanjang masa kerja gereja,
semua yang diizinkan Allah untuk diketahui orang percaya sejati mana pun tentang
akhir zaman ialah bahwa Kristus akan datang bagaikan seorang pencuri di waktu
malam. Dalam Kisah Para Rasul Pasal 1, para rasul sudah mengajukan pertanyaan,
sebagaimana kita baca dalam ayat 6:

Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: “Tuhan, maukah


Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?”

Mereka ingin mengetahui kapan kerajaan Allah akan disempurnakan. Dan


Yesus menjawab mereka, sebagaimana kita baca dalam ayat 7 dan 8:

Jawab-Nya: “Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang


ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya. Tetapi kamu akan
menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan
menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan
sampai ke ujung bumi.”

Dengan kata lain, ada sebuah pekerjaan yang harus dilakukan, yaitu
mengabarkan Injil ke seluruh dunia. Itulah tugas gereja sepanjang masa kerja gereja
dan pikiran mereka tidak boleh dipenuhi dengan bertanya-tanya tentang tibanya zaman
akhir.
Oleh karena itu, Allah menjelaskan secara sangat gamblang bahwa apa yang
dapat diketahui sepanjang masa kerja gereja ialah bahwa Ia akan datang seperti seorang
pencuri di malam hari. Tak seorang pun dapat mengetahui hari atau jam dari
kedatangan-Nya. Untuk selama kira-kira 1.900 tahun, sepanjang masa kerja gereja,
tidak ada petunjuk-petunjuk.
Tetapi anak Allah yang sejati akan terus-menerus membaca Alkitabnya dan
selalu ingin tahu lebih banyak lagi tentang kebenaran Allah. Dan kemudian ia
menemukan dalam Yehezkiel 3:17 dan Yehezkiel 33 bahwa ia adalah seorang penjaga
yang harus memperingatkan dunia tentang waktu kedatangan Kristus. Dan kemudian
keterangan tentang waktu mulai muncul ke permukaan, dimulai dengan keterangan
bahwa tahun penciptaan adalah 11.013 s.M. Dan demi sedikit, garis waktu dari sejarah
dunia mulai terkuak. Ia dapat mulai memahami pentingnya keterangan tentang waktu
dalam Alkitab.

3
Pastilah ini merupakan sebuah jalan di mana Allah sedang menolong banyak
orang untuk menguji diri mereka, untuk melihat apakah mereka sebenarnya sedang
melayani allah, yaitu gereja mereka, pendeta mereka, kepercayaan mereka, atau apa
pun selain Allah yang ada di dalam Alkitab. Sesungguhnya hal ini menekankan
bahwa kita semua sangat bergantung pada Roh Kudus untuk memimpin kita kepada
kebenaran. Adalah baik bahwa kita dapat dengan rendah hati berdoa dan mengakui
bahwa di dalam kecakapan dan hikmat kita, kita tidak mengetahui apa-apa. Kita
dapat memohon agar Tuhan membuka mata hati kita kepada kebenaran.
Ada suatu program pengujian utama tambahan yang telah ditempatkan Allah
dalam Alkitab yang akan berlangsung selama masa 23 tahun (8,400 hari) dari masa
kesusahan besar. Hal itu berkaitan dengan proses penghakiman Allah.
Sepanjang masa kerja gereja, pemahaman yang umum tentang penghakiman
yang benar yang dilakukan Allah terhadap orang jahat dapat diringkaskan dengan
gagasan bahwa pada hari kiamat, Kristus akan duduk di singgasana penghakiman.
Setiap orang jahat yang sudah mati sebelumnya akan dibangkitkan kembali untuk
mengambil giliran mereka, bersama dengan semua orang jahat yang belum mati,
untuk dihakimi satu demi satu oleh Kristus. Mereka akan kedapatan bersalah karena
melakukan tak terhitung banyaknya dosa dan akan dihukum ke dalam sebuah tempat
yang disebut neraka, di mana mereka akan mengalami siksaan untuk selama-lamanya.
Pada dasarnya itu merupakan pola pikir yang sudah tak bisa berubah dari
sebagian besar orang di dunia yang mengaku percaya pada ajaran Alkitab. Dan itu
adalah suatu kebenaran bagi mereka apakah mereka masih berada di dalam sebuah
gereja setempat atau apakah mereka telah meninggalkan gereja karena mereka telah
memahami bahwa masa kerja gereja telah berakhir. Hal itu telah menjadi suatu
pemahaman dasar dari sebagian besar gereja sepanjang masa kerja gereja. Oleh karena
itu, orang-orang terkasih ini percaya bahwa mereka dapat, dalam suatu cara yang
objektif dan tidak berpihak, menganalisis ayat mana pun dari Alkitab yang mungkin
berhubungan dengan penghakiman dan menerima kebenaran. Akan tetapi, tanpa Roh
Kudus yang membuka pikiran mereka, mereka tidak mungkin sampai pada kebenaran.
Namun pada saat ini, ketika kita sudah berada begitu dekat dengan zaman
akhir, dan Allah telah menyingkapkan sejumlah besar kebenaran baru tentang masa
kerja gereja dan jadwal waktu tentang hari kiamat, Ia juga mengungkapkan banyak
kebenaran baru tentang proses penghakiman. Sebenarnya, kita akan mendapati bahwa
pemahaman tradisional tentang Kristus sebagai Hakim pada zaman akhir, bahwa Ia
akan membuang orang-orang jahat ke dalam neraka untuk selamanya untuk mengalami
penderitaan karena terkena murka Allah, sama sekali tidak tepat dengan pengajaran
yang benar dari Alkitab mengenai proses penghakiman Allah.
Satu masalah lain harus dicatat sementara kita berupaya untuk memahami,
setepat mungkin, kebenaran-kebenaran Alkitab. Adalah tujuan Allah untuk menahan,
sampai sangat dekat dengan akhir dunia, pengungkapan sebagian besar kebenaran
mengenai jadwal waktu dan keadaan secara alami dari proses penghakiman Allah.
Oleh karena itu, Allah menulis Alkitab sehingga memiliki banyak ayat rumit yang
tak mudah untuk dipahami.
Satu metode yang digunakan Allah untuk membuatnya sangat sulit bagi
seseorang untuk sampai pada kebenaran ialah dengan menuliskan ayat-ayat tersebut
sedemikian rupa sehingga, secara tata bahasa, ayat-ayat ini dapat dipahami untuk

4
mengajarkan dua gagasan yang saling berlawanan, baik sebuah gagasan yang benar
dan sebuah gagasan yang salah. Misalnya, Allah menulis dalam 1 Timotius 3:15,
“...yakni jemaat [gereja] dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar
kebenaran.” Secara tata bahasa, adalah benar untuk memahami dari ayat ini bahwa
adalah gereja yang menjadi tiang penopang dan dasar kebenaran. Kebetulan inilah
cara Gereja Katolik Roma dan Gereja Reform mengajarkan ayat ini.
Akan tetapi, adalah sama tepatnya untuk memahami bahwa ayat ini
mengajarkan bahwa Allah yang hidup adalah tiang penopang dan dasar kebenaran.
Ayat ini telah dibentuk dengan sangat hati-hati oleh Allah sehingga menjadi sebuah
jebakan. Dengan mengikuti aturan Allah dan dengan sangat hati-hati menyelidiki
firman Allah, sambil membandingkan satu kitab dengan kitab lainnya di dalam Alkitab,
kita dapat mengetahui yang mana dari kedua pemahaman ini yang benar. Jika gereja
adalah tiang penopang dan dasar kebenaran Alkitab, maka jemaat lokal mana pun
memiliki hak spiritual untuk mengajarkan dan kemungkinan bahkan memodifikasi,
apa pun yang diajarkan ayat-ayat yang ada di dalam Alkitab, karena gereja adalah
dasar dari kebenaran. Di pihak lain, jika Allah adalah tiang penopang dan dasar
kebenaran, maka satu-satunya jalan kita dapat menemukan apa yang sedang diajarkan
oleh sebuah ayat yang sulit dipahami maknanya ialah dengan saksama menyelidiki
isi Alkitab disertai dengan banyak berdoa kepada Allah supaya Ia boleh, melalui
firman-Nya, Alkitab, mengungkapkan kebenaran yang sebenarnya. Jelaslah ini harus
menjadi satu-satunya pengajaran yang benar dari satu ayat yang khusus ini.
Dengan cara yang sama Allah telah menyembunyikan sejumlah besar
kebenaran yang ada di dalam Alkitab yang berhubungan dengan rencana penghakiman
Allah. Sejumlah besar ayat kelihatannya mengajarkan dengan sangat jelas dan dengan
tepat pandangan tradisional yang mengatakan bahwa pada akhir dari dunia ini, Allah
akan membuat setiap orang dan semua orang yang tidak terpilih yang sudah mati
dan belum diselamatkan untuk dibangkitkan kembali untuk muncul di hadapan Kristus
sebagai Hakim. Mereka akan ditemukan bersalah, dan akan dihukum dengan
penderitaan yang amat sangat, bahwa mereka akan mengalami masa depan dalam
sebuah tempat yang disebut Neraka.
Akan tetapi, ayat-ayat yang sama ini dapat juga dipahami secara tepat
sehingga mengajarkan pemahaman yang benar yang selaras dengan sempurna dengan
pengajaran bahwa pada tanggal 21 Oktober 2011, seluruh alam semesta, bersama
dengan semua orang yang tidak terpilih dan tidak diselamatkan, akan dimusnahkan
semuanya.
Misalnya, Alkitab berbicara tentang “hukuman kekal” atau “api yang tak
dapat dipadamkan”. Ungkapan-ungkapan ini dapat dipahami sebagai kutukan atau
api yang harus dialami secara terus-menerus untuk selamanya di masa depan. Atau
ungkapan-ungkapan ini dapat dipahami dengan benar sehingga bermakna bahwa kutuk
atau api ini adalah suatu keadaan alami dimana orang yang menerima kutuk atau api
ini akan seutuhnya dimusnahkan sehingga dalam waktu kapan pun di masa depan,
mereka tidak akan pernah dapat hidup kembali.
Bagaimana kita tahu yang mana merupakan pemahaman yang benar?
Pemahaman yang benar seharusnya jelas ketika kita menyelidiki Alkitab dan
mendapati bahwa kata “hidup” atau “dalam keadaan hidup” tidak pernah digunakan
dalam hubungannya dengan mereka yang telah mati secara jasmaniah sebagai orang-

5
orang yang tidak diselamatkan, dan yang dibangkitkan kembali (lihat bagian
“Kebangkitan Kembali Orang yang Belum Diselamatkan”). Kita harus ingat bahwa
seseorang harus tetap hidup untuk bisa bertahan menderita siksaan.
Lebih daripada itu, Allah dalam kebaikan-Nya yang menakjubkan
memberikan kepada kita sebuah contoh tentang api yang kekal. Ketika kota Sodom
dihancurkan, api itu secara harafiah membakar, setidaknya selama beberapa hari.
Namun, api yang menghancurkan Sodom dan Gomorah disebutkan sebagai “api yang
kekal”. Kita membaca dalam Yudas 7:

sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan
cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-
kepuasan yang tak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai
peringatan kepada semua orang.

Oleh karena itu kita dapat memastikan bahwa untuk alasan-alasan ini dan
alasan-alasan lain dalam Alkitab, kita dapat mengetahui bahwa pandangan tradisional
tentang kutukan kekal adalah salah. Ketika orang yang tidak dipilih mati, ia akan
selamanya mati, baik secara jasmaniah maupun jiwa. Kebenaran ini akan
dikembangkan selanjutnya sementara kita beranjak ke bab berikutnya.

6
Bab 2
Kegagalan Pemahaman Tradisional tentang Rencana
Penghakiman

Dalam beberapa tahun belakangan ini, kita telah mempelajari bahwa sebelum
hari penghakiman ada masa 8.400 hari(23 tahun) yang disebut masa kesusahan besar.
Pada masa itu, Allah terutama menguji semua orang dari semua gereja, apakah mereka
termasuk orang-orang percaya sejati atau tidak. Yang dimaksudkan ialah apakah
pikiran mereka masih terkunci dengan dugaan gagasan sebelumnya yang dipegang
oleh gereja mereka atau mereka siap untuk mendengarkan dan menaati semua yang
diajarkan Alkitab, walaupun banyak doktrin hanya baru sekarang ini diungkapkan.
Sepanjang periode masa kesusahan besar, di mana kita sedang hidup sekarang,
kita menemukan bahwa Allah menggunakan banyak ujian yang berfungsi untuk
memisahkan gandum dari lalang. Saat pengujian ini dinyatakan dalam Wahyu 3:10,
di mana kita membaca:

Karena engkau menuruti firman-Ku, untuk tekun menantikan Aku,


maka Aku pun akan melindungi engkau dari hari [jam – KJV] pencobaan
yang akan datang atas seluruh dunia untuk mencobai mereka yang diam
di bumi.

Dalam ayat ini, ungkapan “jam-jam pencobaan”, atau penghakiman,


berhubungan dengan masa kesusahan besar selama 8.400 hari. Selama masa itu,
banyak pencobaan atau ujian akan terjadi. Beberapa contoh dari hal-hal yang telah
kita pelajari adalah sebagai berikut:

1. Masa kerja gereja sudah berakhir.

2. Ada hari yang tepat untuk hari penghakiman

3. Ada pemahaman yang tepat tentang proses penghakiman Allah.

4. Ada pemahaman yang tepat tentang segala sesuatu yang berhubungan


dengan keselamatan.

5. Ada pemahaman bahwa Allah telah menyembunyikan banyak


kebenaran penting dalam Alkitab yang hanya disingkapkan ketika akhir
zaman telah dekat.

6. Kita harus mengirimkan pesan itu kepada dunia bahwa keselamatan


masih bisa diperoleh dewasa ini dan akan terus terjadi sampai hari
terakhir dari masa kesusahan besar, yaitu 21 Mei 2011.

7
7. Kita harus memperingatkan dunia bahwa ketika hari penghakiman itu
tiba, tidak akan pernah lagi ada kemungkinan menerima keselamatan
atau aspek apa pun tentang belas kasihan Allah.

Isi Alkitab tetap sama hari ini seperti dahulu ketika kitab itu selesai ditulis,
kira-kira 1.900 tahun yang lalu. Akan tetapi, sampai hari ini, tak seorang pun, tak
peduli betapapun cerdik atau setianya mereka, atau betapa rendah hatinya mereka
melayani Allah sebagai Juruselamat mereka, tak seorang pun mampu dengan tepat
menentukan dari Alkitab tahun penciptaan, tahun terjadinya air bah pada zaman Nuh,
atau hari kelahiran Yesus. Demikian juga, tak seorang pun mampu secara tepat
memahami banyak rincian tentang proses penghakiman Allah.
Konsekuensinya, sebagaimana disebutkan sebelumnya, sepanjang masa kerja
gereja persetujuan umum yang dipegang para ahli teologi dan pakar Alkitab yang
paling berdedikasi bahwa tak seorang pun yang mengetahuinya, dengan ketepatan
apa pun, saat kedatangan kembali Kristus pada akhir dunia. Secara umum orang
menyetujui pernyataan dalam Alkitab bahwa Kristus akan datang “seperti pencuri
pada malam” (1 Tesalonika 5:2; 2 Petrus 3:10), untuk menyelesaikan pertanyaan
tentang saat kedatangan kembali Kristus.
Demikian juga, mengenai sifat dan karakter dari penghakiman Allah terhadap
orang-orang yang belum menerima keselamatan, orang secara umum memahami
bahwa pada hari kiamat, Kristus akan kelihatan secara kasat mata untuk menghakimi
semua orang yang tidak diselamatkan di dunia ini. Mereka yang telah mati akan
dibangkitkan kembali sehingga menjadi sadar kembali supaya bisa dihakimi. Dan
kemudian mereka yang masih hidup pada hari kiamat dan mereka yang dibangkitkan
kembali akan didapati bersalah dan dihukum dalam keadaan hidup untuk selamanya
di suatu tempat yang disebut neraka. Bagian-bagian Alkitab seperti 2 Korintus 5:10
dan Roma 14:10,11 dan bagian-bagian lain, dengan jelas mengajarkan hal itu.
Namun Allah berjanji dalam Pengkhotbah 8:5,6, di mana kita membaca:

Siapa yang mematuhi perintah tidak akan mengalami perkara yang


mencelakakan, dan hati orang berhikmat mengetahui waktu pengadilan,
karena untuk segala sesuatu ada waktu pengadilan, dan kejahatan
manusia menekan dirinya.

Dan Allah menyatakan dalam Daniel 12:9:

Tetapi ia menjawab: “Pergilah, Daniel, sebab firman ini akan tinggal


tersembunyi dan termeterai sampai akhir zaman.

Karena waktu dan penghakiman sangat berhubungan dengan waktu akhirnya,


oleh karena itu kita dapat berharap bahwa karena kita sudah sangat dekat dengan
akhirnya, pada saat ini kita akan mengetahui lebih banyak lagi tentang jadwal waktu
sejarah dan rincian dari proses penghakiman Allah.
Sesungguhnya, kita telah mempelajari, seluruhnya dari Alkitab, hari, bulan,
dan tahun yang tepat kapan pengangkatan akan terjadi, yaitu kapan seluruh orang
percaya akan diangkat ke surga. Kita juga telah mempelajari, dengan sangat tepat,

8
kapan alam semesta dan bumi dan semua sistemnya akan seutuhnya dihancurkan
oleh api.*
Pada saat ini, dengan cara yang sama, Allah telah membuka pemahaman
kita sehingga kita dapat mengetahui lebih banyak lagi tentang program penghakiman
Allah. Allah telah menyingkapkan dengan sangat jelas jadwal waktu dari peristiwa-
peristiwa tentang akhir dunia dan hal itu akan menolong kita sehingga kita sekarang
memiliki suatu pemahaman yang lebih tepat tentang program penghakiman-Nya.
Kita akan menemukan bahwa program penghakiman Allah dimulai sebelum
dosa masuk ke dalam dunia dan itu akan digenapi ketika bumi dan seluruh isinya
dihancurkan dengan api (2 Petrus 3:10).
Sementara kita dengan saksama menyelidiki rencana penghakiman Allah,
kita akan menyelidiki beberapa kata kunci, seperti “maut” dan “penghancuran” dan
juga, hal-hal seperti dipermalukan, kehilangan warisan, penderitaan fisik yang luar
biasa, dan akhirnya pemusnahan. Akan tetapi, sebelum kita melakukannya, kita
sebaiknya mencatat beberapa dari kesalahan-kesalahan dan kesulitan-kesulitan yang
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pemahaman tradisional dari proses
penghakiman Allah.
Pada dasarnya setiap gereja sepanjang masa kerja gereja percaya bahwa salah
satu dari tugas utamanya ialah mengajar orang bagaimana cara menerima keselamatan.
Oleh karena itu, setiap gereja mengembangkan suatu rencana yang sama sekali tidak
Alkitabiah, yang mereka percayai sepenuhnya selaras dengan ajaran Alkitab, dengan
mana mereka mengajarkan bahwa keselamatan pasti mereka peroleh bagi mereka
yang mengikuti rencana mereka.
Bagian yang sangat penting dari rencana mereka ialah suatu peringatan
bernada keras yang mengatakan bahwa kalau mereka tidak memilih keselamatan,
mereka akan menerima kutuk yang kekal. Pemahaman yang biasa diajarkan tentang
kutuk yang kekal ialah bahwa orang yang belum menerima keselamatan akan disiksa
di bawah murka Allah untuk selamanya dalam sebuah tempat bernama neraka. Mereka
percaya bahwa suatu konsekuensi dosa yang mengerikan seharusnya sangat menolong
dan mendorong orang untuk memahami kebutuhan mereka yang sangat besar akan
keselamatan.
Orang-orang diberitahu bahwa mereka dapat menerima keselamatan ini dan
konsekuensinya, dijamin bahwa mereka tidak akan pernah harus menderita di neraka,
jika mereka dengan setia mengikuti rencana keselamatan yang diajarkan oleh gereja
atau penginjil. Paket tersebut mencakup hal-hal seperti baptisan, doa orang berdosa,
pengakuan iman, keanggotaan gereja, memberikan persepuluhan, mengikuti
Perjamuan Kudus, menerima Kristus, dan seterusnya. Begitu mereka telah diyakinkan
oleh pendeta gereja, imam, para penatua, atau diaken bahwa mereka telah menerima
keselamatan, mereka juga menerima penghiburan yang sangat besar bahwa mereka
tidak akan pernah masuk ke dalam neraka yang kekal.
Tak lama kemudian, sebuah masalah timbul. Misalkan, seorang anak mati
dalam keadaan belum selamat. Karena bahkan sebuah dosa membuat manusia sama

*Informasi ini dengan saksama dilaporkan dalam buku Kita Sudah Hampir Tiba!, yang tersedia dengan
cuma-cuma dari Radio Keluarga

9
bersalahnya seperti ia telah melanggar seluruh hukum Tuhan (Yakobus 2:10), maka
menurut doktrin tersebut, anak yang belum diselamatkan akan menerima siksaan
kekal karena dosa kekanak-kanakannya.
Apakah memang benar bahwa Allah yang penuh dengan belas kasihan dan
adil akan membawa anak itu ke dalam penderitaan yang mengerikan untuk selama-
lamanya karena ia telah mati dalam keadaan belum selamat? Pertanyaan yang serius
ini dihadapi para ahli teologi, dan berbagai penyelesaian terhadap pertanyaan ini
dikembangkan dan menjadi sebuah bagian yang penting dari setiap dogma gereja.
Misalnya, gereja Katolik mengembangkan gagasan bahwa jika anak itu
dibaptiskan ketika ia masih bayi, itu akan menghapus kesalahan apa pun dari dosa
asal Adam. Itu akan menempatkan anak itu di bawah pemeliharaan dan keamanan
gereja, yang apabila peraturan-peraturannya diikuti dengan saksama, akan menjamin
bahwa murka Allah tidak akan pernah menimpa orang itu.
Gereja Reformasi mengikuti sesuatu rencana yang serupa, walaupun mereka
jauh lebih dekat kepada kebenaran daripada gereja Katolik Roma. Mereka juga percaya
dan mengajarkan bahwa bayi yang dibaptiskan di dalam gereja masuk ke dalam suatu
hubungan perjanjian rohani dengan Allah sehingga jika peraturan-peraturan gereja
diikuti dengan setia, keselamatan pasti akan diperoleh.
Gereja-gereja yang mengikuti doktrin Armenia tentang kehendak bebas,
seperti gereja-gereja Baptis, mengembangkan suatu penyelesaian yang sama sekali
berbeda. Mereka memutuskan bahwa Alkitab mengajarkan bahwa ada suatu usia
tertentu di mana seseorang sudah bisa bertanggung jawab atas perbuatannya. Itu
berarti bahwa sebelum seorang anak mencapai usia tertentu, ia tidak bertanggung
jawab untuk dosa apa pun kepada Allah dan oleh karena itu, tidak dapat diancam
dengan hukuman masuk ke neraka sebelum ia mencapai usia tertentu. Demikianlah,
jika seorang anak mati sebelum ia mencapai usia tersebut, ia tidak akan dihukum
oleh Allah.
Semua doktrin di atas tidak memiliki landasan Alkitab yang kuat, walaupun
sampai saat ini, semua doktrin ini diajarkan dengan ketulusan sepenuhnya di dalam
gereja-gereja di seluruh dunia.

Di Manakah Belas Kasihan Allah?

Dan sebuah masalah lain muncul dalam hubungan dengan kesimpulan bahwa
hukuman atas dosa adalah disiksa untuk selamanya di sebuah tempat yang disebut
neraka. Banyak orang yang mengolok-olok Alkitab dengan mengajukan suatu
pertanyaan yang sangat masuk akal, “Anda mengatakan Allah dalam Alkitab itu penuh
dengan belas kasihan dan adil; jadi, apakah Anda benar-benar percaya bahwa Allah
yang penuh dengan belas kasihan dan adil itu akan menyiksa seseorang yang telah
menjalani suatu kehidupan yang sehat, bermoral dengan menempatkan orang itu dalam
sebuah tempat yang disebut neraka, di mana ia akan sangat menderita untuk
selamanya? Allah seperti apakah yang dikisahkan dalam Alkitab itu? Dan bagaimana
gagasan itu selaras dengan pernyataan dalam Alkitab yang mengatakan bahwa Allah
tidak berkenan dengan kematian orang fasik?” (Yehezkiel 18:23 dan 32).
Pertanyaan-pertanyaan seperti ini telah dipertimbangkan dengan serius oleh
banyak gereja. Sebagai konsekuensinya, mereka telah mengembangkan sebuah

10
pendekatan untuk mendorong orang untuk menerima rencana keselamatan yang bisa
Anda lakukan sendiri. Bukannya menekankan hal yang negatif, yaitu suatu
penderitaan kekal, mereka mengubah penyampaian keselamatan mereka untuk
menekankan hal yang positif dan berkata, “Allah mengasihi Anda dan Ia memiliki
suatu rencana yang menakjubkan bagi hidup Anda. Anda dapat menjadi bagian dari
rencana ini dengan menerima Yesus.” Dengan kata lain, mereka menyatakan,
“Bergabunglah dengan kami, maka Anda tidak perlu lagi merasa khawatir tentang
ketakutan tersebut, dari waktu ke waktu, yang masuk ke dalam pikiran dan hati Anda
karena Anda tahu bahwa ada Allah, dan pada suatu hari kelak, Anda harus menjawab
Dia.” Gereja-gereja ini belum meninggalkan gagasan tentang penderitaan kekal,
namun secara sederhana mereka telah mengabaikan sampai pada tingkatan tertentu
sesuatu yang seharusnya mereka pikirkan.
Kita selanjutnya boleh mencatat bahwa Alkitab mengajarkan bahwa, “upah
dosa adalah maut...” (Roma 6:23a). Pengajaran tradisional yang khas secara efektif
menyatakan, “‘Upah dosa’ berarti bahwa pada hari kiamat, siapa pun yang bukan
orang pilihan Allah (mereka yang tidak diselamatkan) harus dibangkitkan kembali
sehingga mereka dapat berdiri di hadapan Kristus sebagai Hakim mereka. Di sana
mereka akan didapati bersalah, dan oleh karena itu, dihukum untuk terus-menerus
mengalami penderitaan dan siksaan kekal di sebuah tempat yang disebut neraka.”
Mereka yang memegang posisi tradisional tidak akan mengakui hal ini, tetapi mereka
harus konsisten dengan pemahaman mereka tentang penghakiman, itu juga berarti
bahwa karena kita dikandung dan dilahirkan dalam dosa (Mazmur 51:5), maka setiap
bayi yang digugurkan yang tidak termasuk orang pilihan dan setiap bayi yang mati
dan setiap anak yang mati yang tidak termasuk orang pilihan, juga harus menerima
proses penghakiman yang mengerikan ini.
Gagasan tradisional hasil pikiran manusia yang mengerikan tentang proses
penghakiman Allah ini sangat berlawanan dengan hukum Allah. Gagasan tersebut
dirancang dengan sedikit atau tanpa pemahaman bahwa keseluruhan isi Alkitab, yang
adalah firman Allah, merupakan hukum Allah. Secara efektif, pernyataan-pernyataan
seperti “upah dosa adalah maut” dan “pada hari engkau memakannya, pastilah
engkau mati” dianggap sebagai pengajaran dari mulut Allah, ketimbang sebagai
hukum Allah yang utama.
Secara mutlak kita harus memahami bahwa Firman Allah sepenuhnya sama
dengan Kristus sendiri. Allah berkata, “Firman itu telah menjadi manusia dan diam
di antara kita” (Yohanes 1:14a). Firman Allah berotoritas secara mutlak sama seperti
Kristus sendiri. Ibrani 4:12,13 menyatakan:

Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang
bermata dua mana pun; ia menusuk amat dalam sampai memisahkan
jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan
pertimbangan dan pikiran hati kita. Dan tidak ada suatu makhluk pun
yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan
terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan
pertanggungan jawab.

Demikianlah, ketika Allah mengatakan kepada Adam bahwa pada hari ia

11
memakan buah terlarang itu, ia pasti akan mati, Allah sedang menyatakan hukum-
Nya kepada Adam. Hukum itu memiliki otoritas Kristus sendiri sepenuhnya atas
Adam sehingga ketika Adam melanggar hukum itu, Adam langsung dinyatakan
bersalah oleh hukum itu sehingga ia harus mati.
Ketika Allah menghancurkan Sodom dan Gomorah dan seluruh dunia pada
zaman Nuh, orang-orang itu tidak perlu untuk berdiri lebih dahulu di hadapan Kristus
sebagai Hakim sehingga mereka dapat dihukum mati. Mereka telah melanggar hukum
Allah, dan setiap kali mereka berdosa, hukum Allah sekali lagi menghukum mereka
bahwa mereka harus mati .
Sebenarnya, ketika siapa pun yang belum diselamatkan mati, tak peduli
bagaimana caranya ia mati, sebenarnya pada saat itu ia telah dijatuhi hukuman sebagai
bayaran atas dosa-dosanya. Karena pengajaran tradisional tentang rencana
penghakiman Allah tidak melihat pada keseluruhan isi Alkitab sebagai hukum Allah
dan bahwa setiap kata berotoritas sama seperti Kristus sendiri, maka itu merupakan
suatu rencana penghakiman yang dirancang oleh pikiran manusia. Karena rencana
Allah ialah menyembunyikan banyak kebenaran tentang waktu dan penghakiman
sehingga kebenaran-kebenaran ini tidak akan disingkapkan kepada umat manusia
sampai ketika kita sudah sangat dekat dengan akhir waktu, maka Alkitab ditulis dalam
gaya bahasa yang sangat rumit dan membingungkan. Allah bertujuan agar tak seorang
pun memahami semua yang diajarkan Alkitab tentang waktu dan penghakiman sampai
saat ini. Allah merencanakan bahwa kebenaran-kebenaran penting ini tidak dapat
dipahami sampai ketika dunia sudah dekat dengan akhir waktu. Demikianlah, Allah
mengizinkan ajaran tradisional yang salah tentang proses penghakiman Allah diajarkan
di dalam gereja-gereja, bahkan Ia mengizinkan gereja-gereja mengajarkan rencana
keselamatan buatannya sendiri.
Jadi, bahkan dewasa ini, ada para pakar Alkitab yang jujur dan memiliki
maksud baik yang terus berupaya untuk membenarkan pemahaman tradisional tentang
rencana penghakiman Allah dengan menyelidiki dengan saksama ungkapan demi
ungkapan di dalam Alkitab. Akan tetapi, mereka menyaring ungkapan ini melalui
pemahaman tradisional yang setengah jadi dan tidak benar tentang program
penghakiman Allah yang mereka percaya sebagai kebenaran. Itu merupakan suatu
tugas yang tak mungkin dan tanpa pengharapan karena rencana penghakiman
tradisional tidak mengenali otoritas seutuhnya dari setiap kata dalam Alkitab sebagai
hukum Allah.
Kesimpulannya, kita tentu saja dapat mengatakan bahwa sepanjang masa
kerja gereja, ada isu-isu yang belum terselesaikan dalam hubungannya dengan suatu
pemahaman yang benar tentang penghukuman atas dosa. Hal ini sepenuhnya dapat
dipahami ketika kita ingat bahwa sejumlah besar informasi mengenai rincian dan
situasi dari akhir waktu telah dimeteraikan dalam Alkitab sehingga hal itu tidak dapat
dipahami. Allah membuat bahasa Alkitab sangat rumit dan sulit untuk dipahami
sehingga kebenaran-kebenaran ini akan tetap tersembunyi sampai ketika kita sangat
dekat dengan akhir waktu.
Akan tetapi, sementara kita mendekati akhir waktu, Allah bertujuan agar
sejumlah besar informasi tentang hal ini dikenal orang. Yang menyedihkan, kebenaran-
kebenaran yang sekarang disingkapkan ini akan ditolak oleh gereja-gereja, yang
mempercayai sepenuhnya pada pengakuan iman, dogma, dan kesimpulan-kesimpulan

12
teologis mereka sendiri. Hal ini terutama benar demikian karena kita akan mendapati
bahwa gagasan tentang menderita secara kekal dalam neraka sebagai konsekuensi
dari dosa tidaklah benar. Demikianlah, suatu cara atau alat utama yang digunakan
untuk mendorong orang untuk menerima keselamatan telah disingkirkan.
Selanjutnya gereja-gereja merasa sangat puas dengan pemahaman mereka
saat ini tentang Alkitab. Mereka tidak memahami atau ingin memahami bahwa itu
adalah rencana Allah bahwa pada hari-hari terakhir ini, banyak kebenaran tambahan
akan mengalir dari Alkitab. Misalnya, kita telah belajar sebelumnya dalam pelajaran
ini bahwa sepanjang masa kerja gereja, gereja-gereja menyimpulkan, berdasarkan
pada penelitian mereka secara saksama tentang Alkitab, bahwa Kristus akan datang
sebagai seorang pencuri di waktu malam. Akan tetapi, kini kita sudah berada sangat
dekat dengan akhir waktu, Allah telah memberikan informasi yang memadai kepada
orang-orang percaya sejati, yang hanya bersumber dari Alkitab, sehingga kita tahu
dengan sangat tepat tentang hari, bulan dan tahun dari akhir dunia.
Demikian juga, kita sekarang belajar dari Alkitab sejumlah besar informasi
yang lebih jelas dan terinci mengenai penghakiman. Ingatlah apa yang telah kita
pelajari dari Penkhotbahp 8:5,6, di mana Allah berkata,

Siapa yang mematuhi perintah tidak akan mengalami perkara yang


mencelakakan, dan hati orang berhikmat mengetahui waktu pengadilan,
karena untuk segala sesuatu ada waktu pengadilan, dan kejahatan
manusia menekan dirinya.

Kita tidak boleh heran bahwa gereja-gereja terus melawan kesimpulan-


kesimpulan mengenai waktu, yang telah kita pelajari dari Alkitab, dan bahwa mereka
akan menentang simpulan-simpulan yang berkaitan dengan karakter dan sifat dari
penghakiman, yang juga merupakan hasil dari pelajaran Alkitab yang saksama. Tetapi
kita seharusnya bersukacita bahwa karena kita sudah begitu dekat dengan akhir waktu,
Allah sedang menyingkapkan kepada orang-orang percaya sejati banyak kebenaran
Alkitab yang telah tersembunyi dalam Alkitab selama 1.900 tahun lebih.

Kasih Manusia terhadap Manusia

Sebelum kita meninggalkan penyelidikan kita saat ini tentang pemahaman


tradisional sekitar proses penghakiman Allah, kita akan melihat satu masalah lain
yang memusatkan perhatian pada subjek ini. Hal ini berkaitan dengan perintah Allah
bahwa kita harus mengasihi sesama kita.

Dalam Matius 22:36, kepada Yesus ditanyakan:

“Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?”

Dalam ayat-ayat 37 sampai dengan 40, kita membaca jawaban Yesus:

Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap


hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.

13
Itulah hukum yang terutama dan yang pertama. Dan hukum yang kedua,
yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.
Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para
nabi.”

Berdasarkan Yohanes 14:21, kita tahu bahwa mengasihi Allah sama dengan
menjalankan hukum-hukum-Nya. Di sana kita membaca:

Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang


mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh
Bapa-Ku dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-
Ku kepadanya.”

Kita juga tahu bahwa perintah-perintah-Nya ada di seluruh Alkitab. Oleh


karena itu, orang yang sudah diselamatkan, orang percaya sejati, memiliki suatu
kerinduan yang sinambung untuk taat kepada seluruh pengajaran Alkitab.
Akan tetapi, dalam kerangka yang sama di mana Allah mengatakan agar kita
mengasihi Allah dengan segenap hati dan jiwa dan kekuatan dan pikiran, Ia
memberikan perintah supaya Anda mengasihi sesama Anda seperti Anda mengasihi
diri sendiri. Demikianlah, Allah memilih salah satu aspek dari kasih kita terhadap
Allah dengan menekankan pentingnya mengasihi sesama kita, tetapi Ia juga
memberikan kita suatu standar melalui mana kita harus mengukur kasih kita terhadap
sesama kita. Itu berarti bahwa kasih kita terhadap sesama kita harus setara dengan
kasih kita terhadap diri kita sendiri.
Kita belajar dari perumpamaan tentang orang Samaria yang baik hati (Lukas
10:29-37) bahwa sesama kita ialah siapa pun yang belum menerima keselamatan
yang membutuhkan pertolongan rohani dan dengan demikian mereka adalah sesama
kita juga. Oleh karena itu, sebenarnya, sesama kita ialah setiap orang yang ada di
dalam dunia. Itulah sebabnya kami mengirimkan Injil yang berharga ke dalam dunia.
Siapa pun yang belum menerima keselamatan memerlukan pertolongan kita. Dan
tentu saja, Allah menggunakan Alkitab untuk menyelamatkan mereka yang terpilih
untuk diselamatkan.
Karena kita harus mengasihi sesama kita seperti kita mengasihi diri kita
sendiri, kita harus benar-benar merindukan hal yang terbaik bagi mereka. Hal yang
terbaik yang dapat terjadi pada mereka ialah keselamatan. Akan tetapi, bagaimana
situasinya jika seseorang mati dalam keadaan belum selamat? Apakah kita masih
harus mengasihi dia? Alkitab menjawab pertanyaan itu dalam Matius 5:44, di mana
kita membaca:

Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi


mereka yang menganiaya kamu.

Kecenderungan bahwa banyak dari para musuh ini akan menerima


keselamatan sangatlah tidak mungkin. Namun demikian, kita harus mengasihi mereka.
Kasih kita terhadap mereka yang belum menerima keselamatan bahkan setelah
kematian mereka didemonstrasikan oleh Daud dan Yesus. Selama kira-kira 15 tahun

14
terakhir dari kehidupan Raja Saul, ia mencoba segala cara untuk membunuh Daud.
Namun demikian, ketika Raja Saul mati, Daud mengekspresikan kesedihan dan
kasihnya dalam ayat-ayat seperti 2 Samuel 1:19 dan 24, di mana kita membaca:

Kepermaianmu, hai Israel, mati terbunuh di bukit-bukitmu! Betapa


gugur para pahlawan!... Hai anak-anak perempuan Israel, menangislah
karena Saul, yang mendandani kamu dengan pakaian mewah dari kain
kirmizi, yang menyematkan perhiasan emas pada pakaianmu.

Dan dalam 2 Samuel 2:5, di mana kita membaca:

maka Daud mengirim orang kepada orang-orang Yabesh-Gilead dengan


pesan: “Diberkatilah kamu oleh TUHAN, karena kamu telah
menunjukkan kasihmu kepada tuanmu, Saul, dengan menguburkannya.

Daud memperlihatkan kasih dan rasa hormatnya untuk musuh yang sudah
mati, Raja Saul, tetapi ia mengekspresikan kasihnya bahkan lebih besar lagi atas
anaknya yang jahat, Absalom. Ketika Absalom kira-kira berusia 25 tahun, ia mulai
berencana jahat terhadap ayahnya, Daud. Kerinduannya ialah untuk mengambil alih
takhta Israel dari tangan ayahnya. Sebenarnya pemberontakannya dan tindak anarkhi
yang dihasilkannya menjadi begitu lantang dikumandangkan sehingga Daud dipaksa
untuk melarikan diri dari Yerusalem sehingga Absalom tidak akan membunuh dia.
Akan tetapi kasih Daud yang sangat besar bagi anak laki-lakinya yang jahat
dan tidak dapat dipercaya, yang akhirnya dibunuh oleh seorang jenderal dalam pasukan
Daud, diekspresikan dengan sangat kuat dalam 2 Samuel 18:33, di mana kita membaca:

Maka terkejutlah raja dan dengan sedih ia naik ke anjung pintu gerbang
lalu menangis. Dan beginilah perkataannya sambil berjalan: “Anakku
Absalom, anakku, anakku Absalom! Ah, kalau aku mati menggantikan
engkau, Absalom, anakku, anakku!”

Kasih Daud terhadap Absalom mengekspresikan kasih yang seharusnya kita


tunjukkan terhadap sesama kita. Kita tidak boleh bersukacita atas kematian seorang
musuh, melainkan kita harus bersedih karena mereka akan mengalami murka Allah
yang yang menimpa semua orang yang tidak menerima keselamatan.
Bahkan lebih dramatis lagi, kita melihat kasih Kristus terhadap mereka yang
harus mengalami murka Allah. Dalam Lukas 19:41-44 kita membaca:

Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu, Ia menangisinya,
kata-Nya: “Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau
mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang
hal itu tersembunyi bagi matamu. Sebab akan datang harinya, bahwa
musuhmu akan mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung
engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan, dan mereka akan
membinasakan engkau beserta dengan pendudukmu dan pada
tembokmu mereka tidak akan membiarkan satu batu pun tinggal

15
terletak di atas batu yang lain, karena engkau tidak mengetahui saat,
bilamana Allah melawat engkau.”

Dalam ayat-ayat ini kita membaca bahwa Yesus menangisi Yerusalem, yang
di dalam konteks ini menggambarkan semua orang yang belum menerima keselamatan
dalam bangsa Israel dan mereka yang tetap berada dalam gereja-gereja, yang akan
mengalami murka Allah sepenuhnya atas dosa-dosa mereka. Mereka seharusnya sudah
merasa diberkati karena sudah belajar dari Alkitab. Mereka telah belajar begitu banyak
tentang kasih dan belas kasihan Allah. Namun mereka telah membelokkan kebenaran-
kebenaran Alkitab menjadi doktrin-doktrin yang lebih menyenangkan mereka. Mereka
terus berkanjang dalam kesombongan mereka. Kita mungkin memandang mereka
sebagai anarkhis rohani, yang pasti layak menerima murka Allah.
Tetapi Yesus menangisi mereka. Bayangkan, Allah sendiri menangis karena
Ia harus menghukum mereka yang memberontak terhadap-Nya. Tidaklah
mengherankan bahwa kita membaca dalam Yehezkiel 33:11:

Katakanlah kepada mereka: Demi Aku yang hidup, demikianlah firman


Tuhan ALLAH, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, ...

Kita telah belajar bahwa Allah harus menjatuhkan penghukuman ke atas


orang-orang dan sahabat-sahabat yang kita kasihi yang belum menerima keselamatan
dan ke atas setiap orang yang tetap belum menerima keselamatan, dan hal itu membuat
kita sedih. Tetapi kesedihan itu banyak berkurang karena kita tahu sahabat kita tidak
lagi menderita begitu ia meninggal. Akan tetapi, jika pemahaman tradisional itu benar,
yaitu orang yang belum menerima keselamatan akan disiksa secara abadi dalam sebuah
tempat yang disebut neraka, kita sesungguhnya harus sangat sedih ketika sahabat-
sahabat kita yang belum menerima keselamatan meninggal. Jika sahabat kita telah
hidup secara sembrono di dunia ini, menikmati semua kesukaan dan kenikmatan
yang disediakan dunia, namun mencampakkan Alkitab, kita akan terus bersedih cukup
lama setelah kematiannya ketika kita berpikir tentang penderitaannya yang kekal
dan sinambung.
Tetapi kini, Alkitab menyediakan koreksian kepada pemahaman kita tentang
penghakiman. Walaupun sahabat kita mati dengan mencampakkan Alkitab, walaupun
adalah mengerikan bahwa ia telah menyangkali warisan yang menakjubkan tentang
hidup kekal dan kesukaaan dan kemuliaan menjadi pewaris bersama dengan Kristus
dalam langit yang baru dan bumi yang baru, dan walaupun adalah mengerikan untuk
menyadari bahwa kematiannya merupakan suatu hukuman yang memalukan di bawah
kutuk Allah, masih ada kabar baik. Setidaknya kita dapat memastikan dengan mutlak
bahwa kematian dari sahabat kita berarti ia tidak akan pernah lagi menderita kesakitan
dan penderitaan. Karena kehidupannya sudah berakhir.
Yang menyedihkan, ada banyak orang yang benar-benar percaya bahwa
mereka sudah menerima keselamatan telah menjadi sangat marah dengan pengajaran
yang ditetapkan dalam Alkitab dan dijabarkan dalam buku ini. Kita tidak bisa berbuat
apa-apa selain tercengang menghadapi reaksi kemarahan mereka. Kita tahu bahwa
ada banyak orang yang merasa yakin bahwa mereka sudah menerima keselamatan,
tetapi sebenarnya mereka belum selamat. Akan tetapi, karena mereka benar-benar

16
yakin bahwa mereka sudah selamat, mereka berupaya sebaik mungkin untuk menjalani
kehidupan sebagai seorang yang sudah menerima keselamatan. Namun karena mereka
belum selamat, itu berarti bahwa baik dalam tubuh maupun dalam jiwa, mereka masih
mengasihi dunia ini dan semua kenikmatan yang diberikannya. Oleh karena itu,
berupaya untuk hidup sebagai seorang yang sudah menerima keselamatan merupakan
suatu kehidupan yang berat. Dalam hati mereka, mereka masih mengasihi dunia ini,
dan karena mereka percaya bahwa mereka sudah selamat, mereka tahu mereka tidak
boleh mengasihi dunia. Jadi, kehidupan yang dijalaninya sangat sulit dan tidak
membahagiakan bagi mereka. Mereka harus hidup sepertinya mereka tidak tidak
menginginkan dunia ini, namun demikian mereka setengah mati menginginkan
dunia ini.
Persoalan muncul ketika seorang sahabat meninggal, seorang sahabat yang
tidak memperhatikan ajaran Alkitab dan yang menikmati dengan bebas semua
kebahagiaan yang dapat diberikan dunia ini. Sahabat ini harus membayar mahal untuk
kebahagiaan yang dinikmatinya dari dunia ini. Dari sudut pandang penghakiman
tradisional, ia seharusnya menderita siksaan kekal di sebuah tempat bernama neraka.
Sudahkah orang yang sedang kita pertimbangkan ini, yang menurut pandangan
tradisional sudah diselamatkan tetapi sebenarnya belum, harus dihukum selamanya
di sebuah tempat yang bernama neraka? Betapa mengerikannya hal itu.
Akan tetapi, kini kita belajar bahwa pandangan tradisional tentang rencana
Allah untuk penghukuman atas dosa itu memiliki kelemahan. Pandangan ini sama
sekali menyangkali kemurahan hati, belas kasihan, dan keadilan Allah. Pandangan
ini sepenuhnya dirancang berdasarkan hikmat manusia. Tak ada kebenaran di
dalamnya. Pandangan tradisional ini menutupi kekejaman hakiki dan kurangnya belas
kasihan yang merupakan bagian dari sifat umat manusia yang belum menerima
keselamatan. Mungkin tidaklah tepat untuk memperingatkan bahwa kita seharusnya
tidak pernah boleh berupaya untuk menghapuskan dan menggantikan rencana Allah
yang berbelas kasihan dan adil dengan konsep kita tentang belas kasihan dan keadilan.
Allah memberikan janji yang indah ini dalam Pengkhotbah 8:5,6:

Siapa yang mematuhi perintah tidak akan mengalami perkara yang


mencelakakan, dan hati orang berhikmat mengetahui waktu pengadilan,
karena untuk segala sesuatu ada waktu pengadilan, dan kejahatan
manusia menekan dirinya.

Selama ribuan tahun kata-kata ini telah dibaca oleh para ahli teologi dan
pakar Alkitab tanpa dapat dipahami. Ini disebabkan waktu pengadilan berkaitan
dengan akhir waktu dan rencana Allah untuk memeteraikan jenis informasi ini dan
hanya menyingkapkannya pada waktu kita memasuki zaman akhir (Daniel 12:4).
Allah memastikan kita akan hal ini sementara kita menyaksikan bagaimana Allah,
pada saat ini dalam sejarah, ketika kita sudah sangat dekat dengan akhir dunia, telah
menyingkapkan dengan banyak bukti tentang hari dan tahun kapan dunia ini akan
berakhir. Demikianlah pada saat ini, setiap orang berhikmat, yaitu setiap orang percaya
sejati, dapat mengetahui dari Alkitab tentang jadwal waktu sejarah yang ditetapkan
Allah sepanjang jalan menuju hari terakhir (lihat buku Kita Sudah Hampir Tiba!).

17
Namun janji dari Pengkhotbah 8:5,6 ini juga berbicara tentang “pengadilan”.
Kata “pengadilan” kadang-kadang digunakan sebagai sebuah persamaan kata untuk
kata-kata “hukum” dan “perintah” dan “prinsip umum”. Misalnya, kita membaca
dalam Mazmur 119:106, “Aku ... berpegang pada hukum-hukum-Mu yang adil.”
Akan tetapi, biasanya kata “penghakiman” atau “pengadilan” digunakan
untuk menandakan konsekuensi dari melanggar hukum Allah. Inilah cara hal itu
digunakan dalam ayat-ayat dalam kitab Pengkhotbah yang sedang kita selidiki saat
ini, di mana kita membaca, “Karena untuk segala sesuatu ada waktu pengadilan.”
Itu berarti bahwa untuk setiap tujuan ada waktunya kapan hal itu akan dilaksanakan
dan sebuah konsekuensi dari hasil yang diperoleh dari pencapaian tujuan tersebut.
Konsekuensi itu ialah penghakiman dan hukuman, jika apa yang dilakukan melanggar
hukum Allah.
Kita telah belajar bahwa pengajaran utama tentang informasi waktu dalam
Alkitab berfokus pada akhir waktu, ketika semua dari aktivitas penghakiman Allah
akan diselesaikan. Oleh karena itu, kita dapat dengan mudah memahami mengapa
waktu pengadilan berhubungan erat dalam ayat-ayat itu. Semua dari proses
penghakiman Allah akan diselesaikan pada akhir dunia.
Kita tidak heran bahwa posisi tradisional yang telah diajarkan sebagian besar
gereja sepanjang masa kerja gereja (misalnya: Kristus akan datang sebagai seorang
pencuri di waktu malam, 2 Petrus 3:10), semuanya telah digantikan dengan wahyu
tambahan yang telah diberikan Allah kepada kita. Jika kita mengambil hanya dari
sumber Alkitab saja, kita telah mempelajari bahwa kita dapat mengetahui hari, bulan,
dan tahun secara tepat tentang peristiwa-peristiwa pada akhir waktu. Akan tetapi,
sepanjang masa kerja gereja, tujuan Allah ialah agar gereja-gereja mengajarkan bahwa
Kristus akan datang sebagai seorang pencuri di waktu malam. Kita tahu bahwa hal
ini benar karena apa yang kita baca dalam Kisah Para Rasul 1:6:
Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: “Tuhan, maukah
Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?”
Para rasul, yang mengepalai gereja yang mula-mula, ingin mengetahui kapan
Allah akan menyelesaikan pemulihan kerajaan Allah. Dalam pikiran mereka, mereka
menginginkan Dia untuk mendirikan sebuah kerajaan di bumi. Kristus menjawab
mereka, seperti yang kita baca dalam Kisah Para Rasul 1:7:
Jawab-Nya: “Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang
ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya.

Kemudian Yesus lebih banyak mengajar tentang karakter dari kerajaan itu.
Kisah Para Rasul 1:8 menyatakan:
Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas
kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh
Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”

Ketiga ayat ini mengajarkan kita bahwa pada masa kerja gereja, akan timbul
rasa ingin tahu yang besar tentang jadwal waktu dari akhir dunia ini. Akan tetapi,

18
gereja sepanjang masa kerja gereja tidak tertarik pada pertanyaan itu, tetapi mereka
harus menfokuskan sepenuhnya pada mandat yang diberikan kepada mereka, yaitu
menyebarkan Injil ke seluruh dunia. Oleh karena itu, sepanjang kurun waktu 1.995
tahun dari masa kerja gereja, mereka harus memahami bahwa tak seorang pun dapat
mengetahui waktu dari akhir dunia ini, tetapi bahwa Kristus akan datang seperti
seorang pencuri di waktu malam.
Akan tetapi, menjelang waktu dari akhir dunia, orang-orang percaya sejati
harus diberikan waktu yang tepat tentang akhir dari dunia secara tepat. Oleh karena
itu, dewasa ini, Allah telah membuka mata kita kepada suatu pemahaman yang tepat
dari keseluruhan jadwal waktu sejarah sehingga kita dapat mengetahui hari, bulan,
dan tahunnya secara tepat. Hal ini memampukan orang-orang percaya sejati untuk
melaksanakan tanggung jawab kita untuk memperingatkan dunia. Setiap orang percaya
adalah seorang penjaga. Kita membaca dalam Yehezkiel 33:2-7:

“Hai anak manusia, berbicaralah kepada teman-temanmu sebangsa dan


katakanlah kepada mereka: Kalau Aku mendatangkan pedang atas
sesuatu negeri dan bangsa negeri itu mengambil seorang dari antara
mereka dan menetapkan dia menjadi penjaganya dan penjaga ini
melihat pedang itu datang atas negerinya, lalu meniup sangkakala untuk
memperingatkan bangsanya, kalau ada seorang yang memang
mendengar suara sangkakala itu, tetapi ia tidak mau diperingatkan,
sehingga sesudah pedang itu datang ia dihabiskan, darahnya tertimpa
kepadanya sendiri. Ia mendengar suara sangkakala, tetapi ia tidak mau
diperingatkan, darahnya tertimpa kepadanya sendiri. Kalau ia mau
diperingatkan, ia menyelamatkan nyawanya. Sebaliknya penjaga, yang
melihat pedang itu datang, tetapi tidak meniup sangkakala dan
bangsanya tidak mendapat peringatan, sehingga sesudah pedang itu
datang, seorang dari antara mereka dihabiskan, orang itu dihabiskan
dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab
atas nyawanya dari penjaga itu. Dan engkau anak manusia, Aku
menetapkan engkau menjadi penjaga bagi kaum Israel. Bilamana
engkau mendengar sesuatu firman dari pada-Ku, peringatkanlah
mereka demi nama-Ku.

Dalam 1 Tesalonika 5:2-6, kita membaca tentang perubahan dari pengajaran


bahwa Kristus akan datang sebagai seorang pencuri di waktu malam kepada
pengajaran bahwa kita adalah para penjaga. Oleh karena itu program Allah
membutuhkan suatu pengetahuan tentang waktu pengadilan .
Karena waktu pengadilan begitu dekat berhubungan, apakah ini berarti
bahwa pengajaran-pengajaran tradisional tentang penghakiman juga akan digantikan
dengan pengajaran baru dari Alkitab?
Inilah tepatnya apa yang kami temukan sebagai kebenaran. Kunci kepada
kebenaran ini ialah bahwa waktu sudah sepenuhnya terjalin ke dalam susunan dari
proses penghakiman Allah. Oleh karena itu, pengetahuan yang pasti tentang jadwal
waktu terakhir dari sejarah bumi membutuhkan suatu penganalisisan kembali secara
keseluruhan dari pandangan tradisional manapun tentang proses penghakiman Allah.

19
Dengan kata lain, tidaklah mungkin untuk memiliki suatu pandangan yang
benar secara alkitabiah tentang penghakiman sebelum kita mempelajari, langsung
dari Alkitab, suatu pandangan waktu yang benar. Karena Allah telah mengungkapkan
begitu banyak informasi baru tentang waktu, kita seharusnya tidak menjadi heran
dengan kebenaran baru yang luar biasa yang akan kita pelajari sekarang.
Ketika Allah akhirnya menyingkapkan kepada kita jadwal waktu secara tepat
dari peristiwa-peristiwa tentang akhir dunia, kita mendapati bukan hanya hari yang
terakhir dari masa kerja gereja secara tepat (21 Mei 1988) dan durasi dari masa
kesusahan besar (8.400 hari atau 23 tahun penuh), tetapi juga waktu tentang periode
hari penghakiman (21 Mei 2011 sampai 21 Oktober 2011). Dengan informasi waktu
yang tepat ini, kita juga dengan sangat cepat mulai mempelajari semakin banyak
tentang proses keseluruhan penghakiman Allah. Hal ini tidak mengherankan karena
sebagaimana telah kita catat, Alkitab menghubungkan waktu pengadilan bersama-
sama.
Sebelum kita menyelidiki proses penghakiman Allah secara lebih terinci,
adalah tepat untuk memberikan beberapa komentar tentang periode masa kesusahan
besar, yang begitu berkaitan erat dengan hari penghakiman. Ingatlah, masa kerja
gereja berakhir pada tanggal 21 Mei 1988 yang juga merupakan hari pertama dari
8.400 hari dari masa kesusahan besar. Pada gilirannya, masa kesusahan besar akan
berakhir pada tanggal 21 Mei 2011, yang juga merupakan hari pertama dari periode
153 hari dari hari penghakiman.
Ada dua ayat dalam Alkitab yang kelihatannya membuat masa periode
kesusahan besar menjadi bagian dari hari penghakiman. Yang pertama ialah Lukas
21:22, di mana kita membaca:

sebab itulah masa pembalasan di mana akan genap semua yang ada
tertulis.

Yang kedua ialah Pertama Petrus 4:17:

Karena sekarang telah tiba saatnya penghakiman dimulai, dan pada


rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi. Dan jika
penghakiman itu dimulai pada kita, bagaimanakah kesudahannya
dengan mereka yang tidak percaya pada Injil Allah?

“Rumah Allah” merupakan rujukan kepada semua jemaat setempat, yang


sudah ditinggalkan oleh Roh Kudus dan ditempatkan di bawah kekuasaan Iblis.
Mereka dihukum karena mereka telah jauh menyimpang dari Injil yang benar.
Demikianlah, mereka berada di bawah penghakiman. Tetapi itu jauh berbeda dari
hari penghakiman, yaitu periode lima bulan dari 21 Mei 2011 sampai 21 Oktober
2011, ketika setiap manusia di seluruh bumi akan menerima hukuman terakhir atas
dosa-dosanya. Tentu saja hukuman ini tidak akan menimpa orang-orang percaya sejati,
yang akan diangkat, atau ditangkap di udara untuk bertemu dengan Kristus pada
tanggal 21 Mei 2011.
Masa kesusahan besar merupakan waktu ujian, terutama dalam gereja-gereja,
tetapi juga di seluruh dunia, ketika Allah sedang memisahkan gandum (orang-orang

20
percaya sejati) dari lalang (mereka yang percaya mereka sudah menerima keselamatan,
tetapi sebenarnya belum).
Wahyu 3:10 menjabarkan periode ini sebagai “hari pencobaan”. Kata
“pencobaan” dapat juga diterjemahkan sebagai “pengadilan” atau “ujian”. Kita telah
mempelajari banyak ujian yang dinyatakan oleh Allah selama beberapa tahun
belakangan ini. Ujian-ujian ini termasuk subjek-subjek tentang doktrin yang penting
dan pertanyaan-pertanyaan seperti yang berikut ini:

1. Dapatkah sebuah gereja memperlihatkan seseorang bagaimana cara


untuk menerima keselamatan?

2. Apakah kita memahami bahwa pada saat ini Allah sedang


menyingkapkan sejumlah besar informasi penting dari Alkitab?

3. Apakah kita dengan jelas memahami bahwa setiap kata dalam bahasa-
bahasa asli Alkitab berasal dari mulut Allah?

4. Keseluruhan Alkitab merupakan kitab hukum Allah bagi umat manusia,


dan hal itu akan mendatangkan hukuman bila tidak ditaati.

5. Masa kerja gereja telah berakhir pada tahun 1988; jadi, tak seorang pun
yang dapat menerima keselamatan ketika berada di bawah otoritas dari
jemaat setempat. Sebenarnya Allah telah menempatkan Iblis di dalam
gereja-gereja supaya memerintah di sana. Demikianlah, Allah telah
memerintahkan mereka yang rindu untuk taat kepada Allah untuk keluar
dari jemaat setempat.

6. Sepanjang masa kerja gereja, tujuan Allah ialah agar orang-orang percaya
sejati seharusnya memikirkan bahwa Kristus akan datang sebagai
seorang pencuri di waktu malam. Tetapi kini, orang-orang percaya sejati
seharusnya mengetahui hari, bulan, dan tahun secara tepat dari
kedatangan-Nya. Hal ini memungkinkan mereka untuk dengan setia
memperingatkan dunia tentang waktu dari akhir dunia. Jika orang
bersikeras dengan gagasan bahwa Ia akan datang seperti seorang pencuri
di waktu malam, itu hanya akan mengunci mereka kepada suatu jalan
yang akan membawa kepada kehancuran tiba-tiba yang akan menimpa
mereka (1 Tesalonika 5:1-4).

7. Sepanjang masa kerja gereja, Allah mengizinkan gagasan tradisional


dan sama sekali salah tentang proses penghakiman Allah berlaku. Tetapi,
kini Allah sedang memberikan kita suatu pandangan yang lebih jauh ke
dalam sifat sesungguhnya dari proses penghakiman Allah. Itu juga
merupakan suatu arena pengujian, apakah kita benar-benar mengasihi
musuh-musuh kita?

8. Seluruh dunia sedang diuji dalam hal mereka sedang diperingatkan

21
tentang akhir dunia yang sudah ada di depan mata. Akankah mereka
tetap berada dalam posisi menolak, sebagaimana halnya dunia pada
zaman Nuh dahulu, atau akankah beberapa orang memberikan reaksi
terhadap peringatan itu, sebagaimana yang dilakukan orang Niniwe
ketika Yunus memperingatkan mereka tentang kehancuran yang akan
segera terjadi?

Allah menyatakan dalam Wahyu 3:10 bahwa Ia akan menjaga orang-orang


percaya sejati dari saat pengadilan. Bagi orang-orang percaya sejati, yang sangat
ingin menaati semua perintah Allah, ujian-ujian yang didaftarkan di atas bukanlah
suatu pencobaan karena orang-orang percaya memiliki suatu kerinduan untuk taat.
Tetapi bagi orang bukanpercaya dalam gereja-gereja dan dalam dunia, masing-masing
dari ujian atau pencobaan ini seharusnya mengatakan kepada mereka bahwa jika
mereka menolak untuk taat, maka mereka akan mengalami kesulitan berhadapan
dengan Allah.
Yang menakjubkan, 6.100 hari terakhir dari 8.400 hari periode masa
kesusahan besar merupakan suatu waktu ketika sejumlah besar orang, yang tak
terhitung banyaknya, menerima keselamatan.
Namun demikian, kita sekarang seharusnya kembali kepada penelitian tentang
suatu pemahaman yang lebih tepat tentang proses penghakiman Allah. Dalam bab
berikutnya, kita akan melihat lebih dekat lagi pada Allah sebagai Hakim dari seluruh
dunia.

22
Bab 3
Allah, Hakim dari Seluruh Bumi

Dalam pelajaran ini, kita sedang berupaya untuk belajar setepat mungkin
tentang rencana penghakiman Allah terhadap dunia ini. Suatu rencana penghakiman
jelas akan melibatkan seorang hakim. Hakim itu adalah Allah sendiri. Dalam pikiran
kita, kita langsung memperoleh gambaran tentang seorang hakim yang berada di
hadapan seorang tertuduh yang sedang berdiri di hadapannya. Hakim itu akan
mendengarkan dengan saksama dan mempertimbangkan pengakuan dari pelbagai
saksi dan dari tertuduh sehingga ia dapat menentukan kesalahan atau ketidakbersalahan
dari tertuduh, dan kemudian memberikan suatu hukuman yang tepat secara hukum
jika tertuduh kedapatan bersalah.
Itu sangat serupa dengan pandangan tradisional tentang proses penghakiman
yang alkitabiah. Dalam pandangan itu, Hakimnya adalah Kristus. Sang tertuduh
adalah setiap orang yang belum menerima keselamatan. Waktunya ialah akhir dari
dunia ini. Hukumannya ialah disiksa selamanya dalam sebuah tempat bernama neraka.
Kita sekarang mengetahui bahwa pandangan tradisional itu sangat salah.
Sementara pandangan itu dipegang oleh hampir semua gereja sepanjang masa kerja
gereja, pandangan itu didasarkan pada pemahaman manusia tentang keadilan
ketimbang kebenaran Alkitab.
Untuk bersikap jujur terhadap mereka yang telah memegang sikap tradisional,
kita harus menyadari bahwa sikap itu juga dipupuk oleh cara Allah menulis Alkitab.
Kita telah mempelajari bahwa Allah tidak bermaksud untuk menyingkapkan rincian
dari rencana-rencana Allah untuk akhir dunia sampai dunia ini sudah hampir tiba
pada akhirnya. Oleh karena itu, karena kita sedang berada pada saat tersebut, ketika
akhir dunia ini sudah ada di depan mata, kita sekarang tahu secara tepat waktu dari
akhir dunia. Demikian juga, baru sekarang, ketika Allah membuka mata kita kepada
kebenaran Alkitab yang tidak pernah diungkapkan di masa lalu, kita seharusnya belajar
tentang peran Sang Hakim sesuai dengan ajaran Alkitab.
Dalam kitab Raja-raja dalam Perjanjian Lama, kita belajar tentang aktivitas-
aktivitas para hakim seperti Yosua, Gideon, Yefta, Samson dan seterusnya. Kita
mendapati bahwa tugas utama mereka ialah menghancurkan musuh-musuh Israel.
Itu berarti bahwa mereka diharapkan menyediakan perdamaian dan keamanan bagi
bangsa itu.

Dalam 1 Samuel 8:20, kita membaca bahwa Israel meminta seorang raja:

maka kami pun akan sama seperti segala bangsa-bangsa lain; raja kami
akan menghakimi kami dan memimpin kami dalam perang.

Dan dalam Hakim-hakim 2:16, Allah menyatakan:

Maka TUHAN membangkitkan hakim-hakim, yang menyelamatkan


mereka dari tangan perampok itu.

23
Kita juga melihat hal ini dalam pernyataan-pernyataan seperti yang
berikut ini.

Mazmur 7:9: TUHAN mengadili bangsa-bangsa. Hakimilah aku,


TUHAN, apakah aku benar, dan apakah aku tulus ikhlas.

Mazmur 7:12: Allah adalah Hakim yang adil

Mazmur 9:20: Bangkitlah, TUHAN, janganlah manusia merajalela;


biarlah bangsa-bangsa dihakimi di hadapan-Mu!

Mazmur 26:2: Ujilah aku, ya TUHAN, dan cobalah aku; selidikilah


batinku dan hatiku.

Mazmur 67:4: Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-


sorai, sebab Engkau memerintah bangsa-bangsa dengan adil, dan
menuntun suku-suku bangsa di atas bumi. S e l a

Mazmur 72:2-5: Kiranya ia mengadili umat-Mu dengan keadilan dan


orang-orang-Mu yang tertindas dengan hukum!... Kiranya ia memberi
keadilan kepada orang-orang yang tertindas dari bangsa itu, menolong
orang-orang miskin, tetapi meremukkan pemeras-pemeras!

Mazmur 103:6: TUHAN menjalankan keadilan dan hukum bagi segala


orang yang diperas.

Roma 14: 10,11: .... Sebab kita semua harus menghadap takhta
pengadilan Allah.
Karena ada tertulis: “Demi Aku hidup, demikianlah firman Tuhan,
semua orang akan bertekuk lutut di hadapan-Ku dan semua orang akan
memuliakan Allah.”

2 Korintus 5:10: Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan


Kristus,

Wahyu 20:12: Dan aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri
di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan dibuka juga sebuah
kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang mati dihakimi
menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam
kitab-kitab itu.

Dari ayat-ayat ini kita mempelajari bahwa hakim itu memiliki tugas sebagai
penguasa, atau sebagai pemerintah atas orang-orang. Tentu saja, itu termasuk tugas
memastikan kesalahan atau ketidakbersalahan dalam sebuah pengadilan. Kita sudah
belajar bahwa Allah, sebagai Hakim seluruh bumi, telah memberikan hukum Allah,
seluruh isi Alkitab, untuk melaksanakan tugas menemukan kesalahan dan menghukum

24
mereka kepada penghukuman di neraka. (Kita kemudian akan belajar bahwa neraka
itu adalah kematian.)
Akan tetapi, permasalahannya harus jelas bahwa Allah memerintah atas
seluruh dunia, setiap manusia sepanjang hidupnya sedang berdiri di hadapan Allah
sebagai Hakim dunia. Secara rohani, Allah yang melindungi orang miskin dan orang
piatu anak yatim, dan melalui firman-Nya, Ia mendatangkan hukuman setiap kali
sebuah dosa dilakukan. Sementara Allah memerintah sebagai Hakim atas seluruh
bumi, Ia mengambil banyak tindakan untuk melaksanakan kerinduan-Nya sebagai
seorang raja. Beberapa contoh adalah sebagai berikut.

1. Allah menghakimi kaum pilihan sebelum dasar bumi diletakkan. Ia


menempatkan hukuman mereka pada Kristus yang adalah Anak Domba
yang disembelih sejak sebelum dunia dijadikan (Wahyu 13:8).

2. Allah menulis hukum Allah (Alkitab), menghubungkan sepenuhnya


dengan Allah sendiri (Firman telah menjadi manusia, Yohanes 1:14),
dengan demikian memberikan firman Allah otoritas yang setara dengan
Allah sehingga firman Allah bisa menjatuhkan hukuman.

3. Ia telah menetapkan hukum bahwa Yesus Kristus akan menjadi Imam


Besar yang mempersembahkan Anak Domba dan Ia juga menjadi Anak
Domba yang dipersembahkan.

4. Ia menetapkan fakta yang menakjubkan bahwa rasa malu dan kutuk yang
dialami Yesus Sang Anak Domba, sementara Ia membayar bagi dosa-
dosa umat pilihan, harus dipandang oleh semua orang di bumi. Allah
mencatat rincian tentang demonstrasi ini dalam Alkitab sehingga seluruh
dunia dapat membacanya.

5. Ia telah mendekritkan bahwa hasil dari ketaatan orang-orang percaya


sejati, terutama yang diperlihatkan dalam peristiwa pengangkatan,
merupakan suatu penghakiman terhadap orang-orang yang belum
menerima keselamatan, terutama mereka yang sudah memiliki Alkitab.

6. Ia menumbangkan raja-raja dan menaikkan raja-raja.

7. Ia mengatur semua persoalan yang dialami setiap manusia.

8. Ia menentukan jadwal waktu sejarah dan menetapkan proses


penghakiman sepenuhnya.

9. Tak ada sesuatu pun yang terjadi di mana pun di seluruh dunia, pada
saat kapan pun dalam sejarah dunia, yang berada di luar pengetahuan
dan otoritas-Nya yang sempurna.

10. Kita akan belajar bahwa fokus dari semua aktivitas Kristus sebagai Hakim

25
seluruh bumi pada hari penghakiman adalah menyerahkan seluruh orang
percaya sejati dengan aman masuk ke dalam surga dan juga menyebabkan
penggenapan hukuman-Nya ke atas semua orang yang belum menerima
keselamatan di seluruh dunia.

11. Sebagai Hakim dan Penguasa dunia, Ia memberikan Iblis tanggung jawab
tertentu untuk berkuasa dan mengizinkan dia untuk masuk ke dalam
surga pada masa 11.000 tahun pertama dari sejarah. Kemudian Kristus
membuang Iblis dari surga dan menyingkirkan banyak dari aktivitasnya
yang menguasai, memberikan pukulan yang mematikan dan seterusnya
ketika Ia berada di atas kayu salib.

12.Allah juga menempatkan Iblis dalam gereja-gereja untuk menguasai setiap


gereja pada masa 8.400 hari dari masa kesusahan besar dan pada masa
153 hari dari hari penghakiman.

Sesungguhnya dalam peran Allah sebagai Hakim dan Penguasa, tugas-Nya


jauh lebih besar dan lebih luas daripada seorang hakim manusia yang ditugaskan
untuk menemukan kesalahan atau ketidakbersalahan orang-orang tertuduh.

Proses Penghakiman Allah

Kini setelah kita pelajari tentang jangkauan aktivitas yang luas yang tercakup
di bawah kepemimpinan Allah sebagai Raja, sebagai Pemerintah, dan sebagai Hakim
dari seluruh bumi, kita seharusnya sekarang menentukan penghukuman yang sudah
didekritkan Allah bagi dosa. Kita belajar dari Alkitab bahwa ada lima aspek utama
dari hukuman yang mengerikan itu. Aspek-aspek itu adalah sebagai berikut.

1. Kematian dari “hidup di dalam Kristus”. Umat manusia diciptakan


dengan hidup di dalam Kristus, yang kita sebut kehidupan rohani. Itu
merupakan suatu kehidupan rohani untuk apa Adam dan oleh karena
itu, seluruh umat manusia, diciptakan. Akan tetapi, kehidupan rohani
itu diberikan kepada manusia secara bersyarat. Jika mereka berdosa,
mereka akan kehilangan hidup ini dan mati secara rohani. Ini merupakan
jenis kehidupan yang sama yang kita terima pada saat Allah memberikan
kepada kita suatu jiwa baru yang sudah dibangkitkan kembali, kecuali
pada saat itu kehidupan tersebut disebut sebagai hidup kekal karena
semua dosa kita telah ditutup dengan darah Kristus. Tetapi ketika Adam
tidak taat, ia menjadi mati secara rohani. Ia tidak lagi memiliki kehidupan
apa pun dalam Kristus. Ia dan semua umat manusia yang adalah
keturunan tubuh Adam menjadi mati secara rohani, mati dalam
pelanggaran dan dosa.

2. Kematian tubuh dan jiwa, yang dapat kita sebut sebagai kematian secara
fisik.

3. Rasa malu yang sangat besar.

26
4. Kehilangan warisan Kerajaan Allah, di mana seharusnya kita hidup
kekal bersama dengan Kristus.

5. Kehancuran yang menjamin bahwa pribadi yang dihakimi tidak pernah


dapat lagi memasuki baik kehidupan secara rohani maupun jasmani.

Dalam Wahyu 20:11-13, kita membaca:

Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di
atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak
ditemukan lagi tempatnya. Dan aku melihat orang-orang mati, besar
dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab. Dan
dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Dan orang-orang
mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada
tertulis di dalam kitab-kitab itu. Maka laut menyerahkan orang-orang
mati yang ada di dalamnya, dan maut dan kerajaan maut menyerahkan
orang-orang mati yang ada di dalamnya, dan mereka dihakimi masing-
masing menurut perbuatannya.

Ini merupakan gambar tiga dimensi tentang orang bukanpilihan (mereka yang
tak pernah direncanakan Allah untuk menerima keselamatan), yang berdiri di hadapan
Allah. Ada sebuah takhta besar berwarna putih, yang hanya dapat dihubungkan dengan
Allah sebagai Penguasa, Hakim seluruh manusia di bumi. Dia yang duduk
(memerintah) di atas takhta itu hanya bisa menunjuk kepada Allah, sebagai Penguasa
tertinggi yang akan memusnahkan alam semesta ini, dan dari firman-Nya seluruh
langit dan bumi akan lenyap.
Orang mati berdiri di sana di hadapan Allah. Setiap orang dari setiap suku
bangsa, sepanjang waktu hidupnya, berdiri di hadapan Allah. Dalam konteks ini,
mereka semua adalah orang bukanpilihan yang secara rohani mati sejak zaman Adam
(dalam Adam, semua mati, 1 Korintus 15:22). Ini berarti bahwa walaupun mereka
secara jasmaniah hidup selama beberapa waktu lamanya, dari sejak dalam kandungan
mereka tidak memiliki hidup di dalam Kristus. Mereka mati secara rohani. Dalam
gambar ini kita melihat kitab-kitab terbuka yang dengan jelas memiliki catatan tentang
dosa-dosa mereka. Kepada orang-orang ini dijatuhkan hukuman setiap saat mereka
berbuat dosa. Hal itu terjadi demikian karena hukum Allah, yaitu seluruh isi Alkitab,
digunakan Allah untuk mendatangkan penghukuman. Mereka dihakimi oleh hukum
Allah setiap kali mereka berbuat dosa yang sudah dicatat dalam kitab-kitab ini.
Ada juga sebuah sebuah kitab lain yang disebut kitab kehidupan. Nama-
nama mereka tidak ditemukan dalam kitab kehidupan. Oleh karena itu, bukanlah
tujuan Allah untuk menyelamatkan mereka. Mereka semua berada di bawah hukuman
mati dan pada akhirnya, akan menjadi sangat jelas bahwa mereka tidak pernah dapat
menjadi hidup kembali sementara mereka dicampakkan ke dalam lautan api. Dalam
Wahyu 20, dalam ayat 12 dan 13 kata kerja “dihakimi” berada dalam bentuk ‘lampau’
yang berarti secara terus-menerus mereka telah menjadi subjek dari penghakiman.
Demikianlah, ayat 13 mengajarkan bahwa dalam gambar ini, orang yang belum
menerima keselamatan yang sudah mati dan berada di dalam kubur, dalam kehidupan

27
mereka secara sinambung telah berada di bawah penghakiman Allah sebagaimana
firman Allah menghukum mereka. Sebagai bagian terakhir dari proses penghakiman
Allah yang sinambung pada hari penghakiman, mereka akan dikeluarkan dari kubur
mereka untuk terakhir kalinya dipermalukan dan kemudian jasad mereka akan
dihancurkan selamanya.
Dalam Wahyu 20:13 kita membaca tentang mereka yang terkubur dalam
lautan. Ini dapat menjadi suatu rujukan bagi yang sudah mati secara rohani yang
secara jasmaniah hidup dan dilambangkan dengan gelombang lautan (Yesaya 57:20;
Yudas 13). Atau hal itu dapat merujuk kepada mereka yang binasa di dalam laut,
seperti mereka yang binasa dalam air bah di zaman Nuh. Sebagai tambahan, mereka
yang mati dan berada dalam neraka atau mati dan berada dalam kubur (yaitu, mereka
yang masih hidup secara jasmaniah, tetapi mati secara rohani, bersama dengan mereka
yang sebelumnya telah mati dan telah dikuburkan), juga akan dipermalukan untuk
terakhir kalinya di hadapan Allah pada hari penghakiman.1
Akhirnya, kematian dan neraka, atau kematian dan kubur, dicampakkan ke
dalam lautan api. Dalam 1 Korintus 15:26, kita membaca:

Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.

Kemudian kita belajar bahwa lautan api disebut kematian kedua dan hal itu
menekankan bahwa orang yang belum menerima keselamatan tidak akan pernah,
tidak pernah lagi menjadi sadar kembali atau hidup kembali. Mereka akan musnah
untuk selama-lamanya.

Apakah Neraka Itu?

Kata yang paling sering dihubungkan dengan penghakiman Allah atas dosa
ialah kata “neraka”. Apa yang dapat kita pelajari dari Alkitab tentang kata ini? Dalam
Perjanjian Lama, kata ini dapat ditemukan lebih dari 30 kali dan selalu dalam kata
Ibrani “sheol”. Kata “sheol” juga diterjemahkan lebih dari 30 kali sebagai kata “kubur”
dan tiga kali sebagai kata “liang kubur”.
Dalam Perjanjian Baru, kata Yunani “hades” biasanya diterjemahkan
“neraka”, tetapi juga dapat diterjemahkan “kubur”. Lagi pula, beberapa kali, kata
“neraka” berasal dari kata Yunani “gehenna” dan sekali dari kata Yunani “tartaroo”.
Kata Ibrani “sheol” dan kata Yunani “hades” dapat diterjemahkan sebagai
kata “neraka” atau sebagai kata “kubur”, tergantung pada konteksnya. Pada saat-saat

1
Ada dua ayat yang harus diperhatikan dengan lebih saksama. Kedua ayat ini muncul untuk
mengajarkan bahwa untuk pastinya, setiap manusia harus muncul di hadapan takhta penghakiman
Allah untuk memberikan pertanggungjawaban atas dosa-dosa mereka. Ayat-ayat ini ialah Matius
12:36 dan Roma 14:12. Dalam Alkitab versi LAI, kita membaca, “Tetapi Aku berkata kepadamu:
Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari
penghakiman.” Dan “Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab
tentang dirinya sendiri kepada Allah.” Dalam kedua ayat itu pengajarannya seharusnya adalah,
“untuk memberikan atau membayar.” Bayarannya ialah murka Allah, yaitu kematian. Pada akhir
waktu, orang yang belum menerima keselamatan menerima hukuman sebagai bayaran atas dosa-
dosa mereka. Penghukuman yang dibutuhkan untuk hukuman ini berlaku bagi setiap orang dan
setiap dosa.

28
tertentu konteksnya akan mengizinkan terjemahan yang mana pun, yang menunjukkan
hubungan yang erat dari kata “kubur” dan “neraka”. Kedua kata itu secara erat
berhubungan dengan kematian. Hal ini dapat dipahami ketika kita membaca, “Sebab
upah dosa ialah maut” (Roma 6:23), dan “Orang yang berbuat dosa, itu yang
harus mati...” (Yehezkiel 18:20). Hal itu sejalan dengan konsep yang diberikan
dalam 1 Korintus 15:26, “Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut.”
Hal itu juga membuat Wahyu 21:1 dapat dipahami, dan di situ, kita membaca:

Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit
yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan laut pun tidak
ada lagi.

Kata “laut” dalam Alkitab sering digunakan sebagai sebuah gambar atau
lambang dari “neraka”. Misalnya, 2000 babi, yang dimasuki roh-roh jahat, mati dalam
danau (Markus 5:13). Ketika rencana penghakiman Allah selesai, tidak akan ada lagi
kematian, tidak ada lagi neraka. Kematian dan neraka tidak akan ada lagi.
Demikianlah, kita harus memahami bahwa neraka itu sama dengan kubur,
dalam hal itu kubur sepenuhnya disamakan dengan kematian. Kenyataan ini membawa
kita kepada pertanyaan berikutnya: Apakah lautan api itu?

Lautan Api

Dalam lima ayat Alkitab, ada rujukan kepada lautan api. Ayat-ayat itu adalah
sebagai berikut:

Wahyu 19:20: Maka tertangkaplah binatang itu dan bersama-sama


dengan dia nabi palsu, yang telah mengadakan tanda-tanda di depan matanya,
dan dengan demikian ia menyesatkan mereka yang telah menerima tanda dari
binatang itu dan yang telah menyembah patungnya. Keduanya dilemparkan
hidup-hidup ke dalam lautan api yang menyala-nyala oleh belerang.

Wahyu 20:10: dan Iblis, yang menyesatkan mereka, dilemparkan ke


dalam lautan api dan belerang, yaitu tempat binatang dan nabi palsu itu, dan
mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya.

Wahyu 20:14,15: Lalu maut dan kerajaan maut itu dilemparkanlah ke


dalam lautan api. Itulah kematian yang kedua: lautan api. Dan setiap orang
yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia
dilemparkan ke dalam lautan api itu.

Wahyu 21:8: Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak


percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-
tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan
mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan
belerang; inilah kematian yang kedua.”

29
Yang penting, Wahyu 20:14 menyatakan bahwa kematian dan neraka (atau
maut dan kubur) dicampakkan ke dalam lautan api. Ingatlah kita telah belajar dari 1
Korintus 15:26 bahwa “Musuh yang terakhir, yang dibinasakan ialah maut”.
Namun dalam ayat-ayat ini kita belajar bahwa maut dicampakkan ke dalam lautan
api, yang selanjutnya disebut kematian kedua (Wahyu 20:14). Lagi pula, kita telah
mempelajari dari Wahyu 21:1 bahwa ketika langit dan bumi baru tercipta, lautan
(neraka dan maut) tidak akan ada lagi. Demikianlah, lautan api sudah berakhir.
Kemudian dalam pelajaran ini, kita akan belajar bahwa Tuhan Yesus Kristus
mati dua kali dalam hubungannya dengan penebusan. Ia mati sebelum dunia dijadikan
sebagai Anak Domba yang disembelih (Wahyu 13:8). Ia juga mati ketika Ia disalibkan
di atas kayu salib, menunjukkan kepada kita dan dunia bagaimana Ia membayar untuk
dosa-dosa kita. Penggandaan dari penghukuman yang diterima-Nya selaras dengan
prinsip yang ditunjukkan dalam Kejadian 41:32, yaitu bahwa apa yang disampaikan
sampai dua kali sudah ditetapkan Allah.
Demikian juga, Allah berbicara tentang penggandaan penghukuman bagi
mereka yang belum menerima keselamatan dalam Yeremia 17:18 dan dalam Wahyu
18:6, di mana kita membaca:

Balaskanlah kepadanya, sama seperti dia juga membalaskan, dan


berikanlah kepadanya dua kali lipat menurut pekerjaannya,
campurkanlah baginya dua kali lipat di dalam cawan pencampurannya;

Allah menyatakan dalam Wahyu 18:8:

Sebab itu segala malapetakanya akan datang dalam satu hari, yaitu
sampar dan perkabungan dan kelaparan; dan ia akan dibakar dengan
api, karena Tuhan Allah, yang menghakimi dia, adalah kuat.”

Dalam ayat ini, Allah mengajarkan kepada kita bahwa dalam satu hari, yang
menunjuk kepada hari penghakiman, akan terjadi kematian dan kelaparan, dan Babel
(lihat Wahyu 18:2) akan dibakar dengan api. Dibakar dengan api berkaitan dengan 2
Petrus 3:10, di mana kita membaca:

Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan
lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan
hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan
hilang lenyap.

Pembakaran dengan api yang merupakan kematian yang kedua, berkaitan


dengan kematian kedua dengan lautan api. Akhir yang penghabisanlah yang menjamin
bahwa tidak pernah akan ada lagi kemungkinan apa pun untuk hidup. Hal itu berkaitan
dengan kata Yunani “gehenna”, yang ditemukan dalam beberapa tempat dalam Alkitab
dan telah diterjemahkan sebagai kata “neraka”. Misalnya, kita membaca dalam Markus
9:43,44:

Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik


engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan

30
utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka [kata Yunani gehenna],
ke dalam api yang tak terpadamkan; [di tempat itu ulatnya tidak akan
mati, dan apinya tidak akan padam.]

Api yang tidak akan pernah dipadamkan adalah lautan api. Rujukan kepada
api dalam Alkitab berhubungan dengan Ibrani 12:9, di mana Allah disebut sebagai
“api yang menghanguskan”. Ketika seseorang terbakar oleh api yang berasal dari
Allah ini, orang itu tidak pernah dapat hidup kembali.
Kemudian, kita akan mempelajari bahwa dalam ungkapan “ulatnya tidak
akan mati”, kata “ulat” disamakan dengan rasa malu. Bahwa kematiannya bukan
sekadar berarti bahwa orang yang belum menerima keselamatan itu dihukum dengan
rasa malu dan tidak pernah mungkin rasa malu itu dihilangkan. Demikian juga,
ungkapan “apinya tidak akan padam” berarti bahwa ia tidak akan pernah hidup
kembali.
Kita harus ingat bahwa di dalam Adam, umat manusia diciptakan untuk hidup
selamanya, walaupun itu dengan syarat tertentu. Akan tetapi, karena dosa, umat
manusia menjadi tunduk pada kematian. Tetapi karena ia diciptakan dalam citra Allah
untuk hidup selamanya, apakah mungkin bahwa pada suatu saat kelak di masa depan,
setelah membayar atas upah dosa-dosanya, ia dapat hidup kembali? Jawabannya
ialah tidak! Untuk menekankan fakta yang khidmat ini, Allah berbicara tentang sebuah
lautan api, api yang tidak dapat dipadamkan, penghukuman kekal, tentang ulat yang
tidak akan mati, dan asap dari siksaan mereka membumbung ke atas untuk selamanya.
Semua ungkapan ini berhubungan dengan kematian kedua, lautan api. Api,
penghukuman, asap, dan ulat itu kekal, di dalamnya tidak akan pernah ada lagi
kehidupan.
Ungkapan-ungkapan ini menunjukkan bahwa hal itu merupakan jaminan
mutlak bahwa tidak akan pernah ada lagi kehidupan bagi mereka yang belum menerima
keselamatan. Faktanya ialah bahwa mereka seutuhnya terbakar sehingga tidak ada
kemungkinan mereka bisa hidup kembali. Konsep penghentian dari eksistensi orang
yang belum menerima keselamatan ditekankan dalam banyak ayat Alkitab. Misalnya,
dalam bagian-bagian berikut ini.

Nahum 1:6,8: Siapakah yang tahan berdiri menghadapi geram-Nya? Dan


siapakah yang tahan tegak terhadap murka-Nya yang bernyala-nyala?
Kehangatan amarah-Nya tercurah seperti api, dan gunung-gunung batu
menjadi roboh di hadapan-Nya.....dan menyeberangkan mereka pada
waktu banjir. Ia menghabisi sama sekali orang-orang yang bangkit
melawan Dia, dan musuh-Nya dihalau-Nya ke dalam gelap.

Maleakhi 4:1: Bahwa sesungguhnya hari itu datang, menyala seperti


perapian, maka semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat
fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang
itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar
dan cabang mereka.

Yesaya 10:23: Sungguh, kebinasaan yang sudah pasti akan dilaksanakan


di atas seluruh bumi oleh Tuhan, TUHAN semesta alam.

31
Kata Ibrani yang diterjemahkan sebagai “menghanguskan” juga
diterjemahkan sebagai “hangus” atau “Kuhabiskan”.
Dalam Yeremia 46:28, kita membaca:

Maka engkau, janganlah takut, hai hamba-Ku Yakub, demikianlah


firman TUHAN, sebab Aku menyertai engkau: segala bangsa yang ke
antaranya engkau Kuceraiberaikan akan Kuhabiskan, tetapi engkau
ini tidak akan Kuhabiskan. Aku akan menghajar engkau menurut
hukum, tetapi Aku sama sekali tidak memandang engkau tak bersalah.”

Lagi pula, kata “binasa” digunakan kira-kira 100 kali dalam Perjanjian Lama
dan kira-kira 30 kali dalam Perjanjian Baru. Dalam setiap ayat, hal itu menekankan
suatu penghentian dari hidup. Misalnya, Ayub 4:20 menyatakan:

Di antara pagi dan petang mereka dihancurkan, dan tanpa dihiraukan


mereka binasa untuk selama-lamanya.

Selanjutnya, bentuk-bentuk dari kata-kata “hancur” dan “penghancuran”


digunakan lebih dari 500 kali dalam Alkitab.
Di pihak lain, kata “siksaan” tidak ditemukan sama sekali dalam Perjanjian
Lama, dan hanya 22 kali dalam Perjanjian Baru. Dan kami menemukan bahwa konteks
di dalam mana kata “siksaan” ini digunakan dapat berasal dalam cakupan ayat-ayat
berikut ini:

1. Siksaan dari orang yang belum menerima keselamatan sementara mereka


mendengar Injil yang sejati (Wahyu 11:10).

2. Siksaan sebagai dampak dari penderitaan suatu penyakit (Matius 8:6;


Matius 4:24).

3. Siksaan akibat disengat kalajengking (Wahyu 9:5).

4. Kata Yunani yang biasanya diterjemahkan sebagai “siksaan” juga


diterjemahkan “mendatangkan kesulitan”, ketika Alkitab berbicara
tentang jiwa Lot yang benar yang “mengalami kesulitan” oleh karena
dosa-dosa orang Sodom (2 Petrus 2:8).

5. Kata Yunani yang diterjemahkan “siksaan” juga diterjemahkan


“kesedihan” (Lukas 2:48; Kisah Para Rasul 20:38).

6. Siksaan dengan api (Wahyu 14:10; Lukas 16:24).

Kita telah mempelajari bahwa akhir yang penghabisan dari proses


penghakiman Allah adalah kematian. Konsep ini didukung sepenuhnya oleh
penggunaan banyak kata-kata dalam Alkitab seperti “binasa”, “hancur”, dan
“penghancuran”. Kebetulan, kita boleh mencatat bahwa penggunaan kata-kata seperti

32
“kematian”, “mati”, dan “maut” dapat ditemukan lebih dari 1.300 kali dalam Alkitab.
Kalau begitu tidaklah mengherankan Alkitab menyatakan bahwa musuh terakhir
yang harus dihancurkan ialah maut (1 Korintus 15:26).

Orang Kaya dan Lazarus

Kini kita akan mengulas perumpamaan tentang orang kaya dan Lazarus yang
dicatat dalam Lukas 16. Pemahaman yang tidak memadai akan perumpamaan ini
telah menimbulkan suatu pemahaman yang salah tentang proses penghakiman Allah.
Perumpamaan ini menerangkan tentang dua individu. Orang kaya memiliki
semua kesukacitaan dan penghiburan yang dapat diberikan dunia ini, namun ia belum
menerima keselamatan. Sedangkan orang miskin itu, Lazarus, tak memiliki apa pun
yang baik dari dunia ini, namun ia sudah menerima keselamatan. Akhirnya, keduanya
meninggal. Orang kaya itu dikuburkan dan Lazarus dibawa oleh para malaikat ke
pangkuan Abraham (Lukas 16:22). Berada di pangkuan Abraham merupakan sebuah
gambaran tentang seseorang yang menerima berkat tertinggi di hadirat Allah.
Dikuburkan adalah ditempatkan dalam sebuah kubur.
Perumpamaan itu kemudian dilanjutkan dengan pembicaraan antara orang
kaya yang sudah mati dengan Abraham (Allah), yang berada di dalam surga. Ingatlah
kita telah belajar bahwa kubur dan maut itu sama dengan neraka. Oleh karena itu,
adalah benar untuk mengatakan bahwa orang kaya itu berada di neraka (Lukas 16:23).
Tetapi kita harus memahami bahwa memandang ke atas dan melihat Lazarus berada
di pangkuan Abraham dan berbicara kepada Abraham, semua merupakan suatu
penafsiran. Yang dimaksudkan ialah Allah telah menetapkan suatu gambaran imajinatif
yang lengkap atau suatu gambar tiga dimensi untuk menyampaikan suatu kebenaran
rohani. Kebenaran-kebenaran ini mencakup pengajaran-pengajaran penting seperti
yang berikut ini.

1. Orang kaya itu meminta kepada Abraham untuk mengutus Lazarus


dengan membawa setetes air untuk menyejukkan lidahnya (Lukas 16:24).
Tidak ada belas kasihan atau kasih karunia bagi mereka yang telah mati
dalam keadaan belum menerima keselamatan.

2. Ada suatu jurang yang dalam antara surga dan neraka. Surga adalah
kehidupan kekal. Neraka adalah mati untuk selamanya. Mereka yang
sudah mati tidak akan pernah hidup kembali.

3. Orang kaya itu menginginkan agar Abraham mengutus Lazarus kepada


lima saudaranya karena pikirnya suatu mukjizat seperti itu akan
mengubah mereka menjadi orang-orang percaya. Kebenarannya ialah
mereka sudah memiliki kitab Musa dan para nabi, yaitu Alkitab. Jika
mereka tidak mau percaya kepada ajaran Alkitab, maka mereka tidak
akan percaya bahkan jika mereka menyaksikan beberapa mukjizat hebat.

4. Orang kaya itu tersiksa dalam nyala api itu. Kata Yunani yang
diterjemahkan sebagai “kesakitan” digunakan hanya dalam ayat 24,

33
dalam ayat 25 (“engkau sangat menderita”), dalam Lukas 2:48 dan dalam
Kisah Para Rasul 20:38. Kata Ungkapan “nyala api” menekankan bahwa
orang kaya itu sedang dihukum oleh Allah, yang adalah api yang
menghanguskan (Ibrani 12:29). Kata “siksaan”, yang didefinisikan
dengan penggunaannya dalam Kisah Para Rasul 20:38 dan Lukas 2:48,
menunjukkan sifat dan karakter dari siksaan yang sedang dialaminya.
Oleh karena itu, kita akan melihat dengan saksama pada kata ini
sebagaimana kata ini digunakan dalam dua ayat berikut ini.
Kisah Para Rasul 20:38: Mereka sangat berdukacita, terlebih-lebih karena
ia katakan, bahwa mereka tidak akan melihat mukanya lagi. Lalu
mereka mengantar dia ke kapal.
Lukas 2:48: Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah
mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: “Nak, mengapakah Engkau
berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas
mencari Engkau.”
Dalam kedua ayat ini, kata yang diterjemahkan sebagai “tersiksa” dalam
Lukas 16 diterjemahkan sebagai “dukacita”. Dukacita ini tak ada hubungannya dengan
rasa sakit jasmani. Itu adalah dukacita karena tidak bertemu lagi dengan orang-orang
yang dikasihi. Orang kaya itu sedang tersiksa karena ia sedang berduka sehingga ia
tidak pernah dapat lagi bersukacita dan memperoleh penghiburan yang telah
dialaminya ketika hidup di bumi, sementara Lazarus sudah aman dan selamat dengan
berkat terbesar untuk selamanya.
Dengan kata lain, perumpamaan tentang orang kaya dan Lazarus sama sekali
tidak mengajarkan kepada kita tentang rasa sakit abadi di sebuah tempat bernama
neraka. Perumpamaan ini mengajarkan tentang hukuman karena kehilangan semua
berkat yang diperolehnya selama hidup ini dan tidak memperoleh berkat apa-apa
dalam hidup kekal. Perumpamaan ini menolong kita untuk memahami pengalaman
Esau. Ia adalah anak sulung. Oleh karena itu, ia memiliki hak kesulungan, yang
termasuk hak memperoleh warisan ganda. Namun ia mencampakkan hak
kesulungannya itu dan menjualnya untuk semangkok sup (Kejadian 25:29-34).
Di dalam Adam, setiap manusia memiliki hak kesulungan, hak lahir. Yesus
menjelaskan hal ini dalam perumpamaan anak yang hilang. Kepada anak yang lebih
tua, sang ayah berkata dalam Lukas 15:31, “Anakku, engkau selalu bersama-sama
dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu.” Hak lahir mencakup
warisan ganda dari hak kesulungan (Ulangan 21:17). Dan pernyataan “segala
kepunyaanku adalah kepunyaanmu” mencakup hidup kekal dan menjadi pewaris
bersama-sama dengan Kristus (Roma 8:17).
Karena dosa-dosa kita, yang dilambangkan dengan semangkuk sup, kita
telah kehilangan hak kesulungan kita. Kita telah kehilangan hak untuk hidup dalam
Kristus, yang kita sebut sebagai kehidupan rohani, dan yang diperuntukkan bagi
mereka yang sudah menerima keselamatan adalah hidup kekal. Kita telah kehilangan
hak untuk menjadi pewaris bersama dengan Kristus dalam langit baru dan bumi baru.
Itulah merupakan bagian integral dari hukuman besar yang harus kita bayar karena
dosa-dosa kita.

34
Tak ada kata-kata yang dapat menjelaskan dengan memadai tentang
kehilangan yang mengejutkan yang dialami orang yang belum menerima keselamatan
ketika, karena dosa-dosanya, ia kehilangan hidup kekal bersama dengan Kristus dan
ia tidak akan memerintah bersama dengan Kristus sepanjang kekekalan dan mereka
tidak akan menjadi pewaris dari langit yang baru dan bumi yang baru bersama-sama
dengan Kristus. Hal itu tentu saja menjadi bagian besar dari siksaan yang akan dialami
mereka yang memasuki lima bulan terakhir dari eksistensi bumi. Dan mereka akan
menyadari hal itu karena mereka ditinggalkan di belakang ketika pengangkatan terjadi,
mereka tidak akan pernah menerima bagian apa pun dari hak kesulungan mereka.
Siksaan yang menyedihkan dari orang kaya dalam kubur yang juga dapat
disebut neraka, pasti memberikan kita beberapa gagasan tentang siksaan besar
(kedukaan) yang akan menimpa milyaran anggota gereja yang telah merasa yakin
bahwa mereka telah diselamatkan, namun pada saat pengangkatan, mereka tertinggal
di belakang. Tidaklah mengherankan, sebagaimana kita sekarang pelajari, mereka
akan meratap dan menggertakkan gigi mereka dan menghujat Allah. Kita sedang
mempelajari bahwa reaksi utama dari mereka yang menyadari bahwa mereka untuk
selamanya berada di luar Kerajaan Allah merupakan suatu kesedihan yang sangat
mendalam. Hal ini juga diajarkan melalui reaksi Esau yang mencampakkan hak
kesulungannya dan menjualnya kepada Yakub untuk semangkuk sup. Dalam Ibrani
12:16,17 kita membaca:

Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu
yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk
sepiring makanan. Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak
menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk
memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan
mencucurkan air mata.

Kira-kira dua milyar orang yang hidup saat ini yang menyebut diri mereka
“Kristen” dan sebagian besar dari mereka berhubungan erat sampai tingkatan tertentu
dengan sebuah gereja setempat. Sementara kita memandang pada gereja-gereja
setempat di sekitar kita, hampir semua anggota gereja ini gagal untuk mempercayai
nasihat Alkitab untuk meninggalkan gereja karena Allah sudah selesai menggunakan
gereja untuk mengabarkan Injil. Sebagian besar dari mereka masih percaya bahwa
Kristus akan datang sebagai seorang pencuri di waktu malam, dan bahwa kita tidak
dapat mengetahui secara tepat waktu dari akhir dunia. Sebagian besar dari mereka
mempercayai Injil buatan manusia sendiri dan mereka tidak memiliki pemahaman
yang benar tentang prinsip yang mengatakan bahwa Kristus telah melakukan semua
karya-Nya untuk menyelamatkan kita. Sebagian besar dari mereka masih percaya
dalam pemahaman tradisional tentang proses penghakiman Allah, yang diajarkan
secara salah bahwa pada hari terakhir, orang yang belum menerima keselamatan
akan mendapatkan hukuman siksaan yang mengerikan yang akan dialami terus-
menerus untuk selamanya di sebuah tempat bernama neraka.
Hampir dua milyar anggota gereja ini akan mendapati pada tanggal 21 Mei
2011 bahwa mereka telah ditinggalkan di belakang. Alkitab mencatat bahwa kedukaan

35
mereka akan seperti kedukaan (siksaan) yang dialami orang kaya dalam perumpamaan
yang baru saja kita teliti. Kita baca dalam Lukas 13:28:

Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi, apabila kamu akan
melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi di dalam
Kerajaan Allah, tetapi kamu sendiri dicampakkan ke luar.

Ketika hari penghakiman dimulai pada tanggal 21 Mei 2011, di seluruh dunia,
jutaan orang percaya akan diubahkan seketika menjadi tubuh-tubuh rohani dan kekal
dan diangkat ke langit, terlihat jelas oleh mereka yang ditinggalkan di belakang.
Lagi pula, di seluruh dunia, kubur-kubur akan terbuka, dan tubuh-tubuh orang percaya
sejati yang telah mati akan diubahkan, dan mereka juga akan diangkat ke surga. Ini
termasuk tubuh-tubuh dari Abraham, Ishak, dan Yakub. Orang-orang gereja yang
ditinggalkan di belakang akan sangat terkejut sementara mereka menyadari bahwa
mereka masih sepenuhnya berada di bawah murka Allah. Dan di dalam kepedihan
hati yang sangat mendalam, mereka akan menangis, namun demikian, mereka juga
akan menggertakkan gigi mereka, memperlihat kemarahan mereka yang besar terhadap
Allah. Saat itu benar-benar akan menjadi suatu saat yang sangat menyedihkan bagi
semua anggota gereja.
Allah mencatat hal ini dalam sejumlah ayat, misalnya, Matius 8:11,12; Matius
13:49,50; Matius 13:41,42; Matius 25:30. Beberapa dari ayat-ayat ini menekankan
bahwa di mana ratapan dan kertakan gigi berlangsung, hal itu disebut sebagai dapur
api. “Lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan
terdapat ratapan dan kertakan gigi (Matius 13:50). Hal ini sejajar dengan keluhan
orang kaya dalam Lukas 16:24: “...aku sangat kesakitan (sedih) dalam nyala api
ini.” Ingatlah, Allah adalah api yang menghanguskan (Ibrani 12:29). Berada di bawah
murka-Nya sama dengan berada di dalam dapur api.
Demikianlah, kita belajar bahwa melalui perumpamaan ini, di mana seorang
yang sudah mati digambarkan berbicara kepada Allah yang ada di surga (Abraham),
kepada kita diberikan banyak informasi tentang betapa seriusnya murka Allah itu.
Hukuman yang paling memalukan dan mengerikan bagi kejahatan mana pun
adalah hukuman mati. Pada dasarnya tidak ada rasa sakit secara fisik jenis apa pun
yang dikaitkan dengan pelaksanaan hukuman mati, namun demikian hukuman ini
oleh manusia dianggap sebagai hukuman yang paling berat. Mengapa demikian?
Hal itu demikian karena orang yang telah dijatuhi hukuman mati itu telah
dipermalukan karena haknya untuk hidup telah diambil dari dirinya. Ia dapat saja
memutuskan untuk mengambil nyawanya sendiri dengan melakukan bunuh diri. Ia
dapat membahayakan nyawanya dengan ikut berperang di medan tempur atau ikut
mendaki gunung tinggi yang berbahaya. Ia dapat memperoleh ganjaran dari
kejahatannya dengan menghabiskan beberapa tahun di penjara. Tetapi pada saat
sesamanya menyatakan bahwa dengan rasa malu yang teramat besar, hidupnya akan
diambil dari dirinya, ia berada di bawah kendali dari apa yang dianggap sebagai
hukuman yang paling mengerikan dan memalukan.
Kita mungkin tidak menyadari hal itu, namun hukuman yang berlaku di
bumi ini merupakan suatu gema atau refleksi dari hukuman yang telah dicanangkan

36
Allah atas dosa. Sebenarnya, Allah mencatat dalam Alkitab tentang penghukuman
yang paling memalukan yang dapat pernah kita bayangkan dan hukuman itu berkaitan
dengan keselamatan kita. Tentu saja, kita sedang berbicara tentang kematian Tuhan
dan Juruselamat kita yang penuh berkat. Oleh karena itu, kita seharusnya dengan
sangat saksama memandang pada kematian-Nya karena dari kejadian itu, kita akan
belajar bukan hanya bagaimana rasa malu itu selaras ke dalam proses penghakiman
itu, tetapi kita juga akan belajar lebih banyak lagi tentang penghukuman Allah
seutuhnya ke atas kita.

37
Bab 4
Kapan Kristus Mati?

Informasi pertama yang mengherankan yang kita pelajari sementara kita


dengan saksama mempelajari semua yang diajarkan Allah kepada kita dalam Alkitab
tentang penebusan ialah bahwa hal itu sudah selesai dilakukan sebelum Allah
menciptakan umat manusia. Dalam Wahyu 13:8, kita membaca, “...Anak Domba,
yang telah disembelih.... sejak dunia dijadikan” Kita membaca dalam Ibrani 4:3:

Sebab kita yang beriman, akan masuk ke tempat perhentian seperti


yang Ia katakan: “Sehingga Aku bersumpah dalam murka-Ku: Mereka
takkan masuk ke tempat perhentian-Ku,” sekalipun pekerjaan-Nya
sudah selesai sejak dunia dijadikan.

Dan kita membaca dalam Matius 25:34:

Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya:
Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang
telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.

Ayat-ayat ini dengan jelas mengajarkan bahwa semua karya yang dibutuhkan
untuk menyelamatkan sudah diselesaikan sejak sebelum dunia dijadikan.
Kini kita dapat memahami ayat-ayat yang berbicara tentang Dia sebagai
“Anak-Nya yang tunggal”. Diperanakkan membutuhkan awal. Tetapi Kristus sudah
ada sejak kekekalan yang lampau (Kolose 1:17). Oleh karena itu, Ia tidak memiliki
awal. Akan tetapi, dalam Roma 1:14 kita membaca:

dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari


antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus
Kristus Tuhan kita.

Dan dalam Kolose 1:18, kita membaca bahwa Ia “...yang sulung, yang
pertama bangkit dari antara orang mati.”

Menurut ayat-ayat ini, Kristus pasti telah dibangkitkan dari kematian. Dan
karena Ia adalah Anak Domba yang disembelih (dibunuh) sejak dunia dijadikan, Ia
juga pasti telah dibangkitkan dari antara orang mati sejak dunia dijadikan. Ungkapan
“Sejak dunia dijadikan” harus dipahami sebagai “sebelum dunia dijadikan” karena
kita membaca dalam Ibrani 1:2:

maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan
perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak
menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam
semesta.

38
Karena kebangkitan Kristus dari kematian merupakan tindakan terakhir dari
penebusan dosa, kita tahu, bahkan sementara kita membaca dalam Ibrani 1:2 bahwa
karena Kristus sebagai Anak Allah telah menciptakan dunia, keseluruhan tindakan
penebusan dosa sudah dilakukan sebelum Penciptaan. Kristus tidak dapat disebut
sebagai Anak sebelum Ia dibangkitkan dari kematian. Bagaimana semua itu bisa
dicapai itu adalah urusan Allah, tetapi hal itu secara pasti adalah benar karena Alkitab
itu mutlak benar. Demikianlah, kita sekarang dapat memahami ayat-ayat seperti yang
berikut ini:

2 Timotius 1:9,10 menyatakan: Dialah yang menyelamatkan kita dan


memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan
kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri,
yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum
permulaan zaman dan yang sekarang dinyatakan oleh kedatangan
Juruselamat kita Yesus Kristus, yang oleh Injil telah mematahkan kuasa
maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa.

Ibrani 1:5: Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab


itu Allah, Allah-Mu telah mengurapi Engkau dengan minyak sebagai
tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutu-Mu.”

Yohanes 1:18: Tidak seorang pun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak
Tunggal Allah, yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang menyatakan-
Nya.

Matius 3:17: lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan:


“Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan.”

Kristus Mendemonstrasikan Apa yang Dilakukan-Nya untuk Menyelamatkan


Kita

Akan tetapi, jika Kristus telah melakukan semua karya untuk menyelamatkan
yang telah dipilih-Nya untuk diselamatkan (umat pilihan) sebelum Ia menciptakan
dunia, mengapa Ia harus sampai mati di atas kayu salib? Allah menjawab pertanyaan
itu. Dalam Lukas 3:6 Allah menyatakan:

dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan.

Dalam 1 Petrus 1:20 Ia selanjutnya menyatakan:

Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi karena kamu baru


menyatakan diri-Nya pada zaman akhir.

Dinyatakan berarti dilihat, diperlihatkan kepada umum, didemonstrasikan.


Allah menyediakan jalan bagi keselamatan kita dalam suatu perbuatan kasih yang

39
berada di luar pemahaman manusia. Ia mengutus Yesus ke bumi ini untuk
mendemonstrasikan secara jasmaniah dan harafiah kepada dunia apa yang sudah
dilakukan-Nya untuk membayar dosa-dosa umat pilihan.
Allah berbicara melalui perumpamaan-perumpamaan. Pada saat-saat tertentu
perumpamaan-perumpamaan ini terlihat sebagai suatu lukisan besar atau suatu gambar
tiga dimensi, yang mengilustrasikan kebenaran Alkitab.2 Ingatlah lukisan tentang
orang kaya dalam kubur, yang disebut neraka, berbicara kepada Abraham, yang
melambangkan Allah. Ia merasa sedih karena ia telah kehilangan segala sesuatu dan
karena ia mengalami murka Allah, sementara Lazarus, yang berada di pangkuan
Abraham memiliki segala sesuatu, yaitu hidup yang kekal. Ia aman dan ia adalah
pewaris bersama dengan Kristus.
Lukisan itu itu sesuatu yang kecil dibandingkan dengan lukisan hidup di
mana karakter utamanya, Tuhan Yesus Kristus, mewakili diri-Nya sendiri. Dalam
lukisan ini, kita melihat Dia menerima suatu tubuh alami dan jasmaniah seperti tubuh
kita dengan dilahirkan dari perawan Maria. Allah menjabarkan hal ini dalam Ibrani
10:4-7, di mana kita membaca:

Sebab tidak mungkin darah lembu jantan atau darah domba jantan
menghapuskan dosa. Karena itu ketika Ia masuk ke dunia, Ia berkata:
“Korban dan persembahan tidak Engkau kehendaki — tetapi Engkau
telah menyediakan tubuh bagiku —. Kepada korban bakaran dan
korban penghapus dosa Engkau tidak berkenan. Lalu Aku berkata:
Sungguh, Aku datang; dalam gulungan kitab ada tertulis tentang Aku
untuk melakukan kehendak-Mu, ya Allah-Ku.”

Perhatikanlah peralihan dari korban dan persembahan kepada Yesus sendiri,


yang adalah tubuh yang disiapkan untuk mendemonstrasikan apa yang telah terjadi
sebelum dunia dijadikan.
Demikianlah, ketika Yesus pergi ke salib, Ia berada di situ bukan untuk
membayar dosa-dosa kita. Pembayaran itu sudah lunas lebih dari 11,000 tahun
sebelumnya. Tetapi dalam kasih karunia-Nya yang besar, Ia rela untuk menjalani
semua penderitaan untuk menanggung murka Allah mewakili mereka untuk siapa Ia
telah datang untuk menyelamatkan sehingga kita dapat melihat dengan mata kita
sendiri (melalui Alkitab), pembayaran besar yang perlu dilakukan.
Kini kita dapat lebih memahami mengapa Ia berkata, “Ya Bapa-Ku, jikalau
sekiranya mungkin, biarlah cawan ini lalu dari pada-Ku, tetapi janganlah seperti
yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki” (Matius 26:39).
Dan bertanya, “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?”
(Matius 27:46). Keadilan Allah tidak membutuhkan agar bayaran bagi dosa-dosa
umat pilihan dibayarkan dua kali. Ini merupakan tindakan ekstra yang tidak perlu
terjadi menurut kasih Allah yang luar biasa. Hal ini sudah diantisipasi oleh Allah.
Musa (hukum Allah) menghantam batu karang itu (Kristus) dua kali (Bilangan 20:11)
2
Sebuah lukisan hidup adalah sebuah gambar tiga dimensi yang terdiri dari orang-orang dan/atau
objek-objek yang mewakili beberapa tindakan dan adegan sejarah. Lukisan serupa seperti
perumpamaan dalam hal itu bukanlah kejadian sebenarnya, melainkan sebuah lambang dari
peristiwa tersebut.

40
ketika hanya satu pukulan saja yang dibutuhkan untuk mengeluarkan air (Keluaran
17:6). Yesaya 40:2 menyatakan:

tenangkanlah hati Yerusalem dan serukanlah kepadanya, bahwa


perhambaannya sudah berakhir, bahwa kesalahannya telah diampuni,
sebab ia telah menerima hukuman dari tangan TUHAN dua kali lipat
karena segala dosanya.

Kini kita memahami bahwa Kristus menderita sekali untuk membayar lunas
dosa-dosa kita dan Ia menderita untuk kedua kalinya untuk mendemonstrasikan
bagaimana cara Ia membayar dosa-dosa kita. Kini kita dapat memahami mengapa
Pilatus, gubernur Romawi, mengulangi berkali-kali, “Aku tidak mendapati kesalahan
apa pun pada orang ini” (Lukas 23:4, 22; Yohanes 19:4,6; juga lihat Matius 27:19,24).
Kristus berdiri di hadapan dia dalam keadaan sama sekali tidak berdosa. Namun Ia
harus dihukum seolah-olah Ia telah dibebani dengan semua dosa dari mereka yang
dipilih untuk menerima keselamatan untuk mendemonstrasikan bagaimana Ia
menderita bagi dosa-dosa itu. Yang aneh, justru imam kepalalah yang mengutuk Yesus.
Matius 20:18 mengatakan:

“Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan


kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan
menjatuhi Dia hukuman mati.

Yohanes 11:50,51 menyatakan:

dan kamu tidak insaf, bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang
mati untuk bangsa kita dari pada seluruh bangsa kita ini binasa.” Hal
itu dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar
pada tahun itu ia bernubuat, bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu,

Dan dalam Yohanes 19:7 kita membaca:

Jawab orang-orang Yahudi itu kepadanya: “Kami mempunyai hukum


dan menurut hukum itu Ia harus mati, sebab Ia menganggap diri-Nya
sebagai Anak Allah.”

Di sepanjang Alkitab, imam besar merupakan suatu lambang dari Yesus,


Sang Imam Besar Agung. Adalah menjadi tugas imam besar untuk menyembelih
anak domba.
Jadi, Pilatus, sang gubernur, yang memiliki hak secara hukum untuk
menghukum Yesus, untuk menyenangkan hati orang-orang Yahudi, memberikan
perintah supaya Yesus dihukum melalui penyaliban. Penyaliban, kemungkinan besar
merupakan hukuman yang paling memalukan yang pernah dirancang manusia. Dalam
penyaliban Kristus, kita mempelajari tiga pelajaran paling penting mengenai hal
berikut ini.

41
1. Rasa malu, kutuk, dan penderitaan yang mendalam yang dialami Kristus
ketika melakukan pembayaran atas dosa-dosa kita.

2. Rasa malu dan kutuk yang akan menimpa orang-orang yang tidak
menerima keselamatan dan penderitaan mendalam tambahan yang akan
diemban oleh mereka yang dalam keadaan hidup masuk ke dalam hari
penghakiman.

3. Keajaiban dari sebelas jam pengampunan.

Ketika Kristus tergantung di atas kayu salib, Ia menjadi tontonan dari mereka
yang berada di bawah kutuk Allah. Untuk memahami makna dari keadaan terkutuk,
kita harus melihat pada pohon ara, yang dikutuk Yesus (Markus 11:14). Pohon ara,
yang melambangkan bangsa Israel sepanjang masa Perjanjian Lama, dikutuk ketika
Kristus berkata, “”Jangan lagi seorang pun makan buahmu selama-lamanya!”
Demikianlah, kutukan terhadap pohon ara mengajarkan bahwa, secara efektif, bangsa
Israel secara kekal dihancurkan, sampai kelak digunakan kembali oleh Allah sebagai
suatu sumber berkat.
Dalam cara yang sama, ketika umat manusia dikutuk karena dosa-dosa
mereka, itu berarti bahwa mereka harus menerima hukuman penuh yang dituntut
oleh hukum Allah, hukuman yang akan berakhir dengan kehancuran abadi. Kita
membaca dalam Ulangan 28:20:

TUHAN akan mendatangkan kutuk, huru-hara dan penghajaran ke


antaramu dalam segala usaha yang kaukerjakan, sampai engkau punah
dan binasa dengan segera karena jahat perbuatanmu, sebab engkau
telah meninggalkan Aku.

Selanjutnya, kita membaca dalam Ulangan 28:45:

Segala kutuk itu akan datang ke atasmu, memburu engkau dan mencapai
engkau, sampai engkau punah, karena engkau tidak mendengarkan
suara TUHAN, Allahmu dan tidak berpegang pada perintah dan
ketetapan yang diperintahkan-Nya kepadamu;

Inilah kutuk yang ditempatkan ke atas Yesus ketika Ia membayar untuk dosa-
dosa kita sebelum dunia dijadikan. Kemudian, Ia mendemonstrasikan kutuk itu ketika
Ia terpaku di atas kayu salib, seperti dinyatakan oleh Galatia 3:13:

Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan
menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis: “Terkutuklah orang yang
digantung pada kayu salib!”

Demikianlah, kita dapat mengetahui, sementara kita memandang pada Yesus


yang tergantung di atas kayu salib sedang berada di bawah kutuk Allah, itu berarti
bahwa setiap orang yang belum menerima keselamatan akan mengakhiri hidupnya
dengan mengalami kehancuran kekal.

42
Kita harus melihat dengan saksama pada pemandangan yang mengerikan
dari Yesus yang sedang disalibkan. Sebagaimana telah kita catat, pelaksanaan
penyaliban mungkin merupakan cara yang paling kejam, paling jahat, paling
mengerikan, dan paling memalukan di mana hak hidup seseorang diambil dari dirinya.
Ada suatu penderitaan yang mendalam ketika paku ditancapkan kepada tangan dan
kaki-Nya. Ada suatu rasa malu yang besar ketika pakaian-Nya dilucuti sehingga Ia
tergantung dalam keadaan tanpa busana. Faktanya Ia menjadi tontonan banyak orang,
ketika banyak orang yang terdiri dari warga Yahudi dan bahkan siapa pun di dalam
dunia ini dapat melihat rasa malu yang dialami-Nya. Faktanya bahwa selama berjam-
jam ia harus menerima olok-olokan dan penghinaan dan ejekan dari mereka yang
menginginkan kematian-Nya. Sebenarnya, tak ada rencana hukuman yang lebih berat
atau memalukan daripada penyaliban.
Ketika kita memandang pada Golgota tempat Yesus disalibkan, kita melihat
tiga salib. Dua di antaranya adalah para penjahat yang dihukum melalui cara yang
mengerikan dan memalukan ini. Di antara keduanya, pada salib ketiga, setiap pribadi
yang didatangi Yesus untuk diselamatkan sedang tergantung. Tidak, kita tidak berada
di sana secara pribadi. Juruselamat kita, Tuhan Yesus Kristus, sedang tergantung di
situ menunjukkan kepada kita bahwa Ia adalah pengganti kita. Ini adalah kematian
yang seharusnya kita alami sebagai hukuman atas dosa-dosa kita. Alkitab dengan
jelas menyatakan dalam Galatia 2:20, “Aku tersalib bersama dengan Kristus”).
Yesus dimasukkan ke dalam kalangan para pelanggar hukum (Yesaya 53:12;
Markus 15:28). Adalah tujuan Allah untuk memperlihatkan kepada kita, melalui suatu
cara yang dramatis, rencana penghakiman Allah. Pertama-tama, ingatlah bahwa
disalibkan itu sama dengan menerima kutuk Allah. Keseluruhan drama Golgota, di
mana salib-salib itu berdiri, dibayangi dengan kutuk Allah ke atas kita, di mana kita
akan dihancurkan semuanya. Kematian yang paling memalukan yang dapat kita
bayangkan terpampang dengan jelas. Dua penjahat, melambangkan semua orang di
seluruh dunia, yang akan menerima hukuman seperti yang tertulis dalam hukum Taurat.
“Karena upah dosa adalah maut” (Roma 6:23). Mereka berada di bawah kutuk
hukum Taurat. Hukum Taurat mengutuk mereka untuk dihukum melalui suatu
kematian yang paling memalukan dan terkutuk. Orang mati melalui ribuan cara yang
berbeda, tetapi tidak ada yang lebih memalukan daripada penyaliban. Dan ketika
mereka mati, mereka tidak akan pernah hidup kembali. Oleh karena itu, mereka akan
kehilangan warisan hidup kekal dan warisan langit baru dan bumi baru. Mereka
harus membayar suatu harga yang sangat besar demi kesenangan yang mereka alami,
dosa-dosa yang mereka lakukan dalam hidup ini.
Kita telah belajar bahwa bagian terbesar dari hukuman atas dosa ialah
hilangnya sukacita dan berkat dari hidup ini, bersama dengan hilangnya warisan
kerajaan Allah, yang mencakup baik hidup kekal dan warisan langit baru dan bumi
baru. Tentu saja adalah benar bahwa mereka yang mati sebelum saat pengangkatan
tidak menyadari hal ini. Namun ini merupakan sebuah fakta, sebagaimana diajarkan
oleh perumpamaan orang kaya dan Lazarus dalam Lukas 16. Ketika orang kaya itu
melihat Lazarus berada di pangkuan Abraham, yang secara rohani mengarahkan mata
kita kepada warisan kekal orang percaya, ia membandingkan bahwa dengan
keadaannya yang menyedihkan di mana ia tidak pernah lagi bisa merasakan
kenikmatan dari hidup sebelumnya, dan ia tak pernah juga bisa menikmati kepuasan

43
batin dan kebahagiaan tertinggi karena menerima warisan rohani. Sesungguhnya ia
sangat sedih karena menerima bagian dari murka Allah.
Sebagaimana telah kita pelajari, pengetahuan tentang kehilangan warisan
yang mengerikan ini secara harafiah akan dialami oleh milyaran orang yang akan
masuk ke dalam hari penghakiman, pada lima bulan terakhir dari keberadaan bumi.
Ketika masih tetap hidup, mereka akan melihat orang-orang percaya sejati sementara
mereka terangkat ke dalam kemuliaan tertinggi, sementara mereka sendiri tetap berada
di bumi dalam lembah kematian yang mengerikan ini. Sesungguhnya, hal ini
membuktikan bahwa suatu bagian yang tak terpisahkan dari hukuman atas dosa ini
ialah hilangnya suatu warisan. Fakta bahwa beberapa orang mati tanpa mengetahui
mereka telah kehilangan warisan itu tidak mengubah fakta bahwa karena dosa-dosa
mereka, sebagai bagian dari hukuman itu adalah mereka kehilangan warisan yang
sangat berharga ini.

Sudah Selesai

Lukisan hidup yang memperlihatkan bagaimana Yesus menanggung murka


Allah atas dosa-dosa kita berakhir ketika Yesus berseru, “Sudah selesai.” Itu
merupakan suatu penderitaan mendalam dan mengerikan yang harus ditanggung
Kristus untuk kedua kalinya. Akan tetapi, yang kedua kali ini bukanlah sebagai suatu
upaya untuk membayar dosa-dosa kita, tetapi untuk memperlihatkan kepada kita dan
para penguasa dan kerajaan bagaimana Ia telah menderita, sebelum dunia dijadikan,
untuk melakukan pembayaran secara lunas.
Tiga jam dalam kegelapan ini, yang terjadi setelah Kristus berseru, “Allah-
Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” harus mencakup fakta yang
mengagumkan bahwa, ketika pada awal waktu, Kristus telah membayar lunas upah
dosa-dosa kita. Ia telah mati dan harus dibangkitkan kembali. Kebenaran ini
dinyatakan dengan jelas dalam Mazmur 16:10, “Sebab Engkau tidak menyerahkan
aku ke dunia orang mati.” Neraka adalah maut. Demikianlah, sebelum pembayaran
atas dosa selesai dilaksanakan, Kristus harus dibangkitkan dari kematian. Itulah
sebabnya sejak saat itu Kristus dapat dan akan disebut sebagai Anak Allah, seperti
yang kita baca dalam kitab Roma 1:4. Ketika Ia berseru di atas kayu salib, “Sudah
selesai,” hal itu berarti bahwa lukisan itu, demonstrasi tentang penderitaan Kristus,
telah berakhir.
Akan tetapi, sebelum Ia mengatakan “Sudah selesai” ada satu lagi
demonstrasi. Itu adalah misteri tiga jam ketika Kristus ditinggalkan oleh Allah. Tiga
jam masa kegelapan itu untuk selanjutnya mendemonstrasikan kengerian penderitaan
yang telah dialami Kristus.
Akan tetapi, untuk menjelaskan fakta bahwa Ia telah mati dan dibangkitkan
kembali kepada kehidupan, Allah menyediakan sebuah lukisan atau demonstrasi
bahwa Yesus benar-benar sudah dibangkitkan dari kematian. Itu sebenarnya
merupakan lukisan yang terdiri atas dua bagian. Bagian pertama adalah demonstrasi
dari banyak kubur yang terbuka. Setelah kebangkitan Yesus pada hari Minggu pagi,
ada banyak tubuh yang keluar dari kubur dan masuk ke kota kudus (Matius 27:51-
53). Kota kudus ini pastilah menunjuk kepada surga karena sekali tabir bait Allah
robek menjadi dua bagian, ketika Kristus masih tergantung di atas kayu salib, bait

44
Allah itu tidak lagi menjadi tempat kudus. Oleh karena itu, Yerusalem bukan lagi
sebuah kota kudus. Yerusalem baru adalah kota kudus dan itu adalah sebuah kota
surgawi. Demikianlah, tubuh-tubuh yang yang sudah dibangkitkan itu sebenarnya
merupakan suatu demonstrasi dari pengangkatan. Tetapi sementara Allah berulang
kali menunjukkan dalam 1 Korintus 15, jika Kristus belum dibangkitkan dari kematian,
tidak mungkin ada kebangkitan dari siapa pun yang sudah mati. Demikianlah
kebangkitan dari tubuh-tubuh ini pada hari Minggu pagi mendemonstrasikan bahwa
sesungguhnya Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati.
Tetapi ada sebuah bagian lain dari lukisan ini, yang diberikan untuk
memastikan bahwa Kristus benar-benar telah bangkit dari orang mati. Dalam jiwa-
Nya, Kristus naik ke surga. Tubuh-Nya tanpa jiwa-Nya ditempatkan dalam kubur.
Sementara berada di dalam kubur, tubuh-Nya tidak menjadi rusak. Tubuh-Nya tidak
bisa menjadi rusak karena jika demikian halnya, hal itu akan memperlihatkan bahwa
karya Kristus, ketika Ia membayar bagi dosa-dosa umat pilihan sebelum dunia
dijadikan, belumlah selesai sepenuhnya. Oleh karena itu, kebangkitan Kristus dari
kubur hanya dapat menjadi suatu demonstrasi.
Faktanya, ialah ketika tubuh-Nya ditempatkan dalam kubur, dan dalam
keberadaan jiwa-Nya Ia berada di surga. Demikianlah, dalam lukisan ini Allah
melambangkan pengangkatan dengan mengalami suatu kebangkitan tubuh-Nya yang
sebenarnya dari sebuah kubur yang sesungguhnya dan tubuh yang sesungguhnya itu
bangkit dari kubur yang terbuka ketika tabir bait Allah terbelah dua dari atas sampai
ke bawah.
Sebelum kita meninggalkan lukisan tentang Kristus yang sedang menderita
sebagai penjahat yang memalukan dan terkutuk, kita harus memandang pada satu
bagian lagi dari demonstrasi ini.

Pengampunan yang Menakjubkan

Ketika seorang penjahat harus dihukum karena kejahatannya, ia dapat


dihukum dengan suatu hukuman yang memalukan. Tidak ada harapan untuk merubah
hukuman mati, kecuali melalui grasi dari penguasa. Di banyak negara, termasuk
Amerika Serikat, penguasa tertinggi memiliki hak untuk mengampuni tertuduh yang
telah dihukum mati. Dan demikianlah, sebelum pelaksanaan hukuman itu berlangsung,
sahabat-sahabat tertuduh dapat berupaya sekuat tenaga supaya ia dapat memperoleh
pengampunan dan dengan demikian diselamatkan dari kematian yang memalukan
yang direncanakan baginya. Sesungguhnya, kadang-kadang seorang tertuduh boleh
menerima suatu pengampunan pada jam kesebelas, yaitu beberapa saat sebelum ia
dihukum mati.
Allah telah menyediakan pengampunan seperti itu bagi semua kepada siapa
Ia telah datang untuk menyelamatkan. Hal ini diketengahkan dengan indah dalam
kitab Yesaya. Dalam Yesaya 54:7,8 Allah menyatakan:

Hanya sesaat lamanya Aku meninggalkan engkau, tetapi karena kasih


sayang yang besar Aku mengambil engkau kembali. Dalam murka yang
meluap Aku telah menyembunyikan wajah-Ku terhadap engkau sesaat
lamanya, tetapi dalam kasih setia abadi Aku telah mengasihani engkau,

45
firman TUHAN, Penebusmu.

Kemudian dalam Yesaya 55:7,8 Ia berkata:

Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat


meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka
Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi
pengampunan dengan limpahnya. Sebab rancangan-Ku bukanlah
rancanganmu, dan jalanmu bukanlah jalan-Ku, demikianlah firman
TUHAN.

Pada jam kesebelas, salah satu dari penjahat yang disalibkan bersama dengan
Kristus mendengar kata-kata indah yang keluar dari mulut Yesus, “Sesungguhnya
hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus”
(Lukas 23:43). Betapa menakjubkan! Pada hari itu, ia yang memulai sebagai penjahat
yang sedang menjalani hukuman, ia berakhir dengan pulang ke rumah dalam
kemuliaan dari seorang anak Allah. Ini merupakan pengampunan yang diterima setiap
orang pilihan Allah.

46
Bab 5
Rencana Penghakiman Allah

Melalui belas kasihan Allah, kita sekarang mampu mengetahui rencana


penghakiman Allah dan jadwal waktu sejarah dengan lebih jelas; oleh karena itu,
kita seharusnya berupaya untuk menerapkannya dan memahaminya dengan sejelas
mungkin. Kita harus merasa yakin bahwa semua dari kesimpulan kita itu berasal
dari Alkitab dan keseluruhan isinya selaras dengan apa yang diajarkan dalam Alkitab.
Pada tahun 11.013 SM, Kristus, sebagai Anak Allah, menciptakan alam
semesta ini. Karena Alkitab menyatakan kepada kita bahwa Anak adalah Sang
Pencipta, kita sekarang dapat mengetahui bahwa kematian Kristus, sebagai Anak
Domba sejak sebelum dunia diciptakan, pastilah terjadi sebelum penciptaan. Ia
menciptakan orangtua pertama kita, Adam dan Hawa, dalam citra Allah untuk
memerintah atas segala ciptaan. Mereka sempurna dalam segala hal. Mereka dan
keturunan mereka, sebagai anak-anak Allah, seharusnya berada bersama dengan Allah
untuk selamanya dalam kemuliaan dan kebahagiaan tertinggi. Mereka diciptakan
dengan suatu tubuh, dengan napas kehidupan, dan dengan satu esensi jiwa atau roh.
Dan Allah mulai memberi mereka hukum-hukum melalui mana mereka harus
hidup dalam kebahagiaan terbesar dan juga, Ia mulai menguji kesetiaan mereka kepada
Allah. Salah satu dari hukum-hukum pertama yang diberikan kepada mereka ialah
jika mereka pernah tidak menaati Allah, mereka akan mati (Kejadian 2:17).
Allah adalah Dia yang mahabesar yang mengetahui secara sangat terinci
masa depan dari apa pun dan segala sesuatu. Allah tahu bahwa tak lama setelah
penciptaan, umat manusia akan tidak menaati-Nya. Oleh karena itu, bahkan sebelum
hal itu terjadi, Allah telah memikirkan suatu bagian dari umat manusia, yang akan
muncul dari orangtua pertama kita, Adam dan Hawa, supaya mereka dapat
diselamatkan dari kematian, hukuman atas dosa, yang dituntut oleh hukum Allah.
Dalam proses pelaksanaan program penyelamatan ini, Allah sendiri akan
dimuliakan secara menakjubkan sementara semua lambang dan ciri-Nya yang tak
tertandingi akan diperlihatkan. Semuanya akan diperlihatkan bukan hanya kepada
umat manusia, tetapi juga kepada semua pemerintah dan penguasa, yang tidak kita
kenal, tetapi ada karena upaya Allah sepanjang kekekalan di masa sebelumnya (Efesus
3:10,11). Kita membaca dalam 2 Tesalonika 1:10:

apabila Ia datang pada hari itu untuk dimuliakan di antara orang-orang


kudus-Nya dan untuk dikagumi oleh semua orang yang percaya, sebab
kesaksian yang kami bawa kepadamu telah kamu percayai.

Tak lama setelah diciptakan sebagai makhluk yang sempurna, orangtua


pertama kita (semua bangsa berasal dari mereka berdua), tidak menaati Allah. Oleh
karena itu, mereka dan seluruh umat manusia yang berasal dari keturunan mereka
seharusnya telah dihukum secara langsung sebagai upah dari dosa. Akan tetapi, karena
Allah sudah membayar dosa-dosa dari banyak keturunan Adam dan Hawa, kematian

47
secara fisik tidak dapat dilakukan secara langsung. Mereka harus hidup cukup lama
untuk melahirkan anak-anak. Anak-anak ini harus hidup cukup lama untuk melahirkan
anak dan seterusnya sampai semua orang yang telah dipilih Allah telah dilahirkan
dan diselamatkan dari hukuman mati yang merupakan akibat dari dosa-dosa mereka.
Karena banyak orang terpilih untuk diselamatkan dari dosa-dosa mereka tidak akan
dilahirkan sampai sejauh 13.000 tahun setelah penciptaan, dunia harus tetap ada sampai
saat itu.
Oleh karena itu, adalah benar bahwa orangtua pertama kita, dan seluruh
umat manusia yang pada akhirnya akan keluar dari jasad mereka, mengalami kematian
dan itu berarti kita tidak lagi memiliki kehidupan di dalam Kristus, yang kita sebut
sebagai kehidupan rohani. Dan juga, kita menerima hukuman mati secara jasmaniah
pada saat Adam dan Hawa berdosa. Namun demikian, Allah memberikan persyaratan
bahwa semua orang harus tetap hidup secara jasmaniah dan memiliki suatu jiwa
yang berfungsi atau memiliki esensi roh untuk jangka waktu tertentu yang akan
berakhir di mana saja dari langsung pada suatu waktu setelah pembuahan sampai
setelah lebih dari 900 tahun kehidupan mereka di dalam tubuh. Namun secara rohani,
semua mati. Hidup di dalam Kristus, yang menjadi hidup kekal ketika umat pilihan
diselamatkan, tidaklah menjadi bagian dari eksistensi orang yang belum menerima
keselamatan. Infeksi dosa yang memasuki umat manusia ketika Adam dan Hawa
berdosa diteruskan kepada setiap dari keturunan mereka. Baik di dalam tubuh maupun
di dalam jiwa, dosa berkuasa.
Alkitab menekankan bahwa umat manusia sudah mati dalam dosa. Bukti
dari kematian rohani ini ialah bahwa tidak ada orang yang tidak pernah berbuat dosa,
kecuali Yesus (Roma 5:12; 2 Korintus 5:21; 1 Petrus 2:22). Setiap dosa menyebabkan
hukuman mati secara tubuh, dan hal itu dinyatakan secara lebih kuat terhadap orang
berdosa.
Kita menggunakan istilah “kematian rohani” ketika berbicara tentang orang
yang belum menerima keselamatan; Alkitab merujuk kepada mereka sebagai orang
yang telah “mati oleh karena dosa-dosa dan pelanggaran-pelanggaran mereka” (Efesus
2:5; Kolose 2:13). Mereka, baik di dalam tubuh maupun jiwa, telah diputuskan dari
kehidupan di dalam Allah, yang merupakan kehidupan rohani yang mereka miliki
pada awalnya, sebelum Adam jatuh ke dalam dosa. Ingatlah, setiap manusia berasal
dari Adam sehingga ketika ia berdosa, kita semua berdosa (1 Korintus 15:22).
Walaupun kehidupan mereka telah diputuskan dari Allah, mereka dapat terus
melanjutkan hidup di dalam tubuh (dengan suatu eksistensi kesadaran), dalam tubuh
dan jiwa. Kehidupan secara tubuh berakhir ketika seseorang mati sehingga jika ia
belum menerima keselamatan, baik dalam tubuh dan jiwa, ia mati secara kekal. Untuk
memiliki hidup di dalam Kristus atau hidup kekal, kepada manusia itu harus diberikan
suatu jiwa dan suatu tubuh baru.
Kehidupan ini dalam Kristus diberikan kepada setiap orang yang sudah
dipilih Allah untuk menerima keselamatan. Kehidupan ini diberikan kepada seorang
pilihan pada saat Allah menerapkan firman Allah di dalam kehidupan orang itu.
Pada saat itu, jiwa yang lama dari orang itu yang sudah mati digantikan dengan jiwa
baru yang hidup kekal di mana ia tidak pernah lagi berkeinginan untuk berbuat dosa
(1 Yohanes 3:9). Ia terus menjalani kehidupannya dalam tubuh yang rohaninya sudah
mati, tetapi kepadanya sudah diberikan jaminan bahwa pada saat pengangkatan, tubuh

48
yang rohaninya sudah mati akan seketika diubahkan ke dalam tubuh “di dalam Kristus”
yang kekal (1 Tesalonika 4:13-17, 1 Korintus 15:51,52).
Baik umat pilihan, baik yang mungkin maupun yang mungkin belum
mengalami berkat dari suatu jiwa yang sudah mengalami kebangkitan, dan umat
bukanpilihan, yang secara tubuh hidupdengan jiwa yang berfungsi, diajarkan, melalui
Alkitab, banyak hal tentang situasi hidupnya yang berdosa, dan juga, tentang sifat
dan ciri mulia dari Allah. Kita hidup dalam sebuah dunia yang indah yang dipenuhi
dengan tak terhitung banyaknya tanaman, binatang, dan seterusnya, yang diciptakan
Allah dan secara luar biasa memamerkan kuasa penciptaan-Nya yang agung dan
mulia.
Selanjutnya, melalui Alkitab, Allah memberikan kepada umat manusia semua
rincian tentang belas kasihan-Nya untuk menolong mereka yang telah dipilih-Nya
untuk menerima keselamatan. Karena kita hidup dalam waktu yang sudah sangat
dekat dengan zaman akhir, Allah kini sedang menyingkapkan banyak rincian yang
menjabarkan tentang rencana-Nya untuk tahun-tahun penutupan dan hari-hari terakhir
dalam sejarah. Dalam buku Kita Sudah Hampir Tiba! kami sudah menetapkan,
langsung dari Alkitab, jadwal waktu secara tepat dari setiap peristiwa terakhir.
Kita telah mempelajari bahwa jemaat-jemaat setempat merupakan
perlambangan eksternal dari kerajaan Allah di seluruh dunia selama 1.995 tahun
(tahun 33 sampai 1988), dan kemudian, pada tanggal 21 Mei 1988, Allah telah selesai
dengan aspek dari program keselamatan-Nya, dan Ia mulai mempersiapkan gereja-
gereja dan dunia untuk peristiwa-peristiwa menjelang akhir waktu.
Pada hari itu, Allah menempatkan Iblis dalam semua gereja dan Ia
mengizinkan dia untuk berkuasa dalam semua gereja di seluruh dunia. Pada saat
yang bersamaan, Allah meninggalkan gereja-gereja sejauh itu berkaitan dengan hal
keselamatan. Ia juga mulai memberikan kepada mereka yang masih berada di gereja-
gereja suatu penipuan terhadap diri sendiri sehingga mereka mulai mempercayai
kebohongan (2 Tesalonika 2:11). Selanjutnya, orang-orang percaya sejati
dibungkamkan di gereja-gereja sementara mereka diusir atau sementara mereka
menaati perintah Allah untuk keluar dari sana.
Ini adalah beberapa cara yang mulai digunakan Allah dalam gereja-gereja
sementara Ia mempersiapkan orang-orang dalam gereja untuk berada di bawah
penghakiman Allah. Alkitab memperingatkan dalam 1 Petrus 4:17 bahwa “pada
rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi”.
Pada saat yang bersamaan, mulai 21 Mei 1988, kepada Iblis diberikan lebih
banyak kebebasan untuk menyebabkan dosa semakin banyak dilakukan orang, bukan
hanya di gereja-gereja, tetapi juga di luar gereja. Kita membaca dalam Wahyu 13:7:

Dan ia diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus


dan untuk mengalahkan mereka; dan kepadanya diberikan kuasa atas
setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa.

Sebenarnya, 21 Mei 1988 merupakan awal dari peristiwa akhir waktu yang
sangat signifikan yang akan berlangsung selama 23 tahun penuh (8.400 hari), berakhir
pada tanggal 21 Mei 2011. Alkitab menyebut periode 8.400 hari ini sebagai masa
“kesusahan besar”. Periode masa kesusahan besar yang berlangsung selama 8.400

49
hari ini, di mana kita sekarang sedang menjalaninya, merupakan waktu ketika Allah
sedang mempersiapkan gereja-gereja di seluruh dunia dan dunia itu sendiri untuk
memasuki zaman akhir.
Pada paruh pertama dari 2.300 hari (21 Mei 1988 sampai 7 September 1994)
sebenarnya tak ada seorang pun yang menerima keselamatan. Akan tetapi, karena
masih ada banyak umat pilihan yang belum diselamatkan Allah, pada tanggal 7
September 1994, Allah memulai suatu program keselamatan secara besar-besaran di
mana Ia akan menyelamatkan semua umat pilihan satu demi satu (Matius 24:22).
Masa panen raya orang-orang percaya ini sepenuhnya terjadi kepada orang-orang
yang ada di luar gereja. Periode ini akan terus berlangsung selama 6.100 hari, paruh
kedua dari periode masa kesusahan besar yang berlangsung selama 8.400 hari.
Sepanjang periode 6.100 hari ini, gereja-gereja dan dunia akan menjadi penuh dengan
dosa sementara Allah terus mempersiapkan mereka yang belum terpilih untuk
menerima keselamatan untuk masa terakhir mereka.
Kemudian pada tanggal 21 Mei 2011, rencana keselamatan Allah bagi dunia
akan tiba-tiba berakhir. Semua yang sudah menjadi orang-orang percaya sejati pada
masa 13.000 tahun sebelumnya dan telah mati akan mendapati tubuh mereka
dibangkitkan kembali sebagai tubuh rohani yang sudah dimuliakan. Mereka akan
ditangkap (diangkat) di hadapan orang-orang yang belum menerima keselamatan
yang masih berada di bumi pada saat itu. Pada saat yang bersamaan, semua orang
percaya sejati yang masih hidup pada saat itu akan seketika diubahkan dan berada
bersama dengan Kristus untuk selamanya. Mereka juga akan diangkat di hadapan
orang-orang yang belum menerima keselamatan. Pada saat yang sama, tulang-tulang
apa pun dari sisa jasad yang masih ada di dalam kubur atau dalam lautan atau di
mana pun orang yang belum menerima keselamatan dikuburkan, akan dikeluarkan
(dilempar ke luar dari kubur mereka) dan akan terserak di seluruh dunia dalam
persiapan untuk dihancurkan seluruhnya pada tanggal 21 Oktober 2011 ketika seluruh
alam semesta akan dihancurkan oleh api. Selanjutnya, pencemaran dari sisa-sisa jasad
mereka akan mendatangkan rasa malu yang terakhir terhadap mereka di mata Allah
dan pemerintah dan para penguasa surgawi.
Diawali pada tanggal 21 Mei 2011 dan berlanjut selama 153 hari, situasi di
bumi akan menjadi sangat mengerikan. Alkitab mengatakan bahwa akan ada ratapan
dan kertakan gigi (Matius 8:11,12, 13:42; Lukas 13:28). Tidak ada lagi kemungkinan
untuk menerima keselamatan. Demikianlah, tidak akan ada lagi belas kasihan.
Alkitab menjabarkan saat itu dalam suatu gaya bahasa yang begitu menakutkan
(Ulangan 28:16-68; Wahyu 9:1-21), bahwa itu mungkin menggambarkan jatuhnya
bom nuklir atau sesuatu yang setara dengan jatuhnya bom nuklir. Dalam kasus mana
pun, kematian akan terlihat di mana-mana.

Dan akan tiba hari terakhir dari keberadaan bumi. Kita membaca dalam 2
Petrus 3:10:

Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan
lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan
hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan
hilang lenyap.

50
Alkitab menyatakan kepada kita bahwa pada akhirnya, maut dan neraka
dicampakkan ke dalam lautan api (Wahyu 20:14). Lagi pula, Allah menjelaskan
akhir dari dunia ini dan memberikan kepada manusia beberapa pandangan ke dalam
masa depan yang kekal dan mulia yang menunggu mereka yang telah ditolong Allah.
Pada saat yang sama, melalui Alkitab, Allah menjelaskan akhir dari kematian yang
akan menimpa setiap orang yang tidak direncanakan Allah untuk diselamatkan dari
kematian mutlak yang harus menimpa mereka karena dosa.
Sementara Allah telah mengajarkan kita secara lebih jelas tentang rincian
rencana keselamatan Allah, kita telah pelajari dari Alkitab bahwa orang-orang dunia
akan dibagi menjadi beberapa kelompok yang berbeda. Kelompok-kelompok ini
adalah sebagai berikut.

1. Mereka yang tidak dipilih, yaitu mereka yang tidak dipilih untuk
menerima keselamatan dan tidak akan pernah menerima keselamatan
dan telah mati sebelum hari penghakiman.

2. Mereka yang dipilih, mereka yang harus diselamatkan Allah karena


mereka telah dipilih untuk menerima keselamatan dan yang masih hidup,
tetapi masih belum menerima keselamatan.

3. Mereka yang dipilih dan telah menerima keselamatan dan sekarang masih
hidup di dunia ini.

4. Mereka yang tidak dipilih dan belum meninggal.

5. Mereka yang dipilih dan sudah meninggal.

Mereka yang Tidak Terpilih yang Mati Sebelum Hari Penghakiman

Sejumlah besar orang, yang pada sebelum permulaan waktu, tidak dipilih
oleh Allah untuk menerima keselamatan. Hanya Allah yang tahu siapakah mereka
itu. Mereka hidup dalam dunia ini selama suatu periode waktu dan kemudian mereka
mati. Mereka mati tanpa menyadari bahwa kematian mereka merupakan suatu
penghukuman yang memalukan di mata Allah dan di mata para pemerintah dan
penguasa surgawi. Setiap kali mereka berdosa, mereka mempermalukan Allah dan
membawa diri mereka lebih jauh di bawah kutuk Allah.
Lagi pula, ketika mereka mati, mereka mungkin mengalami kesedihan karena
mereka tidak lagi mampu menikmati hal-hal yang baik dari dunia ini. Akan tetapi,
jika mereka mati dalam sebuah kecelakaan atau ketika mereka sedang tidur, mereka
bahkan tidak menyadari kehilangan itu secara langsung. Mereka tidak sadar bahwa
kematian mereka berarti bahwa mereka sama sekali tidak pernah mungkin menerima
warisan yang sangat indah yang mungkin saja menjadi milik mereka karena mereka
diciptakan untuk menjadi anak-anak Allah. Karena setiap pribadi ada di dalam Adam,
orangtua kita yang pertama, ketika ia diciptakan, kita diciptakan dengan hak
kesulungan dari anak sulung. Hak kesulungan itu mencakup warisan hidup kekal.
Namun hal itu bersyarat. Hal itu sejajar dengan situasi yang dialami Esau. Jika Esau

51
tidak berdosa dengan menolak hak kesulungannya, yang merupakan miliknya yang
sah karena secara tubuh dilahirkan sebagai anak sulung, maka itu akan tetap menjadi
miliknya. Jika Adam dan Hawa tidak jatuh ke dalam dosa, mereka akan terus untuk
selamanya memiliki hak kesulungan itu. Itu berarti bahwa nama mereka tidak pernah
dihapuskan dari kerajaan Allah. Seperti Esau, orang-orang yang mati dalam keadaan
belum selamat telah menjual hak kesulungan mereka untuk semangkuk sup. Kita
dapat memandang semangkuk sup itu sebagai sesuatu yang melambangkan
kenikmatan seketika yang dapat diberikan dosa. Hal itu sudah diawali dengan dosa
Adam.
Demikianlah, walaupun orang-orang ini mati tanpa kesadaran apa pun akan
hukuman besar yang mereka harus bayar atas dosa-dosa mereka, hal itu tidak
mengubah fakta bahwa mereka telah membayar hukuman itu. Hukuman itu adalah
kehilangan hak kesulungan mereka, yaitu kerajaan Allah. Hal ini secara gamblang
mendemonstrasikan belas kasihan Allah yang sangat besar.
Akan tetapi, walaupun mereka sudah mati dan tidak pernah sadar kembali,
Allah belum selesai berurusan dengan mereka. Tulang-tulang mereka atau sisa-sisa
apa pun dari jasad mereka, akan dilemparkan keluar dari kubur mereka pada tanggal
21 Mei 2011, yaitu hari pengangkatan, yang bertepatan dengan hari pertama dari
Hari Penghakiman. Sisa-sisa dari jasad mereka akan berserakan sebagai sesuatu
yang najis atau sesuatu yang busuk di atas tanah sehingga jasad mereka akan tersingkap
kepada suatu kenajisan yang paling memalukan untuk menjadi santapan burung nasar,
anjing, cacing dan lain-lain. Pada saat terakhir, mereka akan sangat dipermalukan di
hadapan Allah dan di hadapan pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa
surgawi.
Akhirnya, pada tanggal 21 Oktober 2011, hari terakhir dari Hari
Penghakiman, sisa-sisa jasad mereka, bersama dengan bumi dan seluruh alam semesta,
akan dibakar dengan api dan dihancurkan selamanya.

Umat Pilihan yang Belum Menerima Keselamatan

Ada orang-orang yang hidup di bumi ini yang terpilih untuk menerima
keselamatan, tetapi pada saat ini, mereka masih belum menerimanya. Karena mereka
adalah umat pilihan Allah dan Kristus adalah Anak Domba yang disembelih sejak
dunia belum dijadikan, hukuman atas dosa-dosa dari kelompok orang ini sudah
dibayar lunas sebelum mereka dilahirkan. Oleh karena itu, Allah tidak dapat
menghancurkan mereka. Mereka masih mati secara rohani, namun mereka secara
tubuh masih hidup dengan suatu jiwa yang berfungsi; situasinya sama seperti mereka
yang bukanpilihan Allah dan pada akhirnya akan dihancurkan untuk selamanya.
Akan tetapi, karena dosa-dosa semua orang pilihan telah ditutupi oleh
kematian Yesus, Allah harus menyelamatkan mereka (harus mengampuni dosa
mereka), sebelum mereka mati secara tubuh atau sebelum terjadi pengangkatan, yang
akan terjadi pada tanggal 21 Mei 2011. Pada saat mereka menerima keselamatan,
mereka akan menjadi suatu bagian dari kelompok orang yang sudah menerima
keselamatan yang akan diangkat Allah pada tanggal 21 Mei 2011.

52
Mereka yang Diselamatkan dan Sekarang Masih Hidup di Dunia Ini

Kelompok orang-orang ini terus bertumbuh semakin besar karena Allah


dewasa ini sedang menyelamatkan sejumlah besar orang yang tak terhitung
banyaknya. Kepada mereka sudah diberikan suatu jiwa baru yang sudah mengalami
kebangkitan. Jika mereka mati sebelum 21 Mei 2011, dalam keberadaan jiwa mereka
yang kekal, mereka seketika akan memerintah di surga bersama dengan Kristus. Pada
tanggal 21 Mei 2011 tubuh-tubuh mereka yang sudah mati akan keluar dari kubur-
kubur sebagai tubuh rohani yang kekal dan tubuh mereka akan ditangkap (diangkat)
untuk berada bersama dengan Kristus. Demikianlah, sepanjang kekekalan di masa
depan, mereka akan memiliki suatu kepribadian yang utuh, tubuh dan jiwa, yang
akan hidup dan memerintah bersama dengan Kristus.
Jika mereka masih hidup pada tanggal 21 Mei 2011, kepada mereka akan
langsung diberikan suatu tubuh yang hidup yang baru dan kekal. Dan mereka akan
diangkat untuk hidup selamanya bersama dengan Kristus.

Orang yang Tidak Terpilih yang Masih Hidup pada Tanggal 21 Mei 2011

Kelompok orang ini, yang jumlahnya sangat besar, pada umumnya sudah
pernah mendengar peringatan bahwa akhir dunia sudah hampir tiba. Namun mereka
tidak menaruh perhatian kepadanya. Mereka tidak menaruh perhatian kepada hal itu
karena secara tersirat mereka mempercayai ajaran-ajaran gereja mereka, yaitu Kristus
akan datang seperti seorang pencuri di waktu malam, dan oleh karena itu, mereka
tidak perlu memperhatikan apa yang mereka percayai sebagai ajaran-ajaran salah
tentang kembalinya Kristus. Atau kemungkinan besar, dalam kasih mereka terhadap
dunia ini, mereka tidak menaruh perhatian kepada peringatan itu karena mereka tidak
ingin dunia ini berakhir.
Selama lebih dari 1.900 tahun, Alkitab mengajarkan bahwa Kristus akan
datang sebagai seorang pencuri di waktu malam, dan Ia belum datang juga. Oleh
karena itu, banyak orang berpikir adalah masuk akal untuk percaya bahwa Ia tidak
akan datang untuk mengakhiri dunia ini untuk kurun waktu sedikitnya 100 tahun lagi
atau lebih. Demikianlah, mereka diyakinkan bahwa mereka akan terus menikmati
dunia ini sepanjang waktu hidup yang biasa mereka harapkan. Tetapi ketika waktu
yang tepat diberikan, sebuah tanggal yang hanya akan terjadi beberapa tahun lagi di
masa depan, itu merupakan hal yang sama sekali diterima oleh mereka. Oleh karena
itu, mereka seutuhnya tidak ingin mendengarkan informasi yang sekarang kita terima
dari Alkitab.
Sebagai suatu hukuman tambahan bagi orang-orang yang telah mendengar
peringatan dan menolak untuk menaruh perhatian kepadanya, kelompok orang ini
akan masuk, dalam keadaan hidup secara tubuh, ke dalam periode yang berlangsung
selama lima bulan yang disebut sebagai Hari Penghakiman, yang dimulai dengan
pengangkatan orang-orang percaya sejati pada tanggal 21 Mei 2011. Mereka akan
melihat orang-orang diangkat sementara mereka ditinggalkan di belakang. Mereka
akan meratap dan menggertakkan gigi mereka kepada Allah dalam kemarahan. Lebih
lanjut, selama periode lima bulan itu, mereka akan menderita kesedihan yang sangat

53
mendalam yang disebabkan oleh wabah penyakit yang akan dimulai dengan sebuah
gempa bumi yang dahsyat yang akan terjadi pada hari pertama. Jika mereka mati
pada masa periode lima bulan ini dan sejumlah besar orang akan mengalaminya,
maka tubuh mereka yang sudah mati akan berserakan di atas tanah. Akhirnya, pada
tanggal 21 Mei 2011, seluruh alam semesta, termasuk bumi dan seluruh karyanya,
akan dibakar, dan mereka tidak akan pernah hidup kembali.

Kebangkitan Orang yang Belum Menerima Keselamatan

Kita telah belajar bahwa ketika seorang yang bukanpilihan mati, ia akan
mati baik dalam keadaan tubuh maupun jiwa. Selanjutnya, ia tidak akan pernah
hidup lagi. Alkitab, di bagian mana pun tidak pernah berbicara tentang orang yang
belum menerima keselamatan yang telah mati secara jasmaniah dapat hidup kembali.
Namun ada beberapa ayat yang sedikitnya menyimpulkan bahwa mereka akan hidup
lagi sehingga mereka selanjutnya dapat mengalami murka Allah. Kita seharusnya
menyelidiki dengan hati-hati ayat-ayat ini. Kita akan mempelajari bahwa ayat-ayat
ini memperlihatkan kepada kita bagaimana rasa malu yang menimpa orang yang
belum menerima keselamatan berlanjut sepanjang jalan sampai kepada hari terakhir
dari keberadaan dunia ini. Kita membaca dalam Kisah Para Rasul 24:15:

Aku menaruh pengharapan kepada Allah, sama seperti mereka juga,


bahwa akan ada kebangkitan semua orang mati, baik orang-orang yang
benar maupun orang-orang yang tidak benar.

Dan dalam Yohanes 5:28,29, kita membaca:

Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa
semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya, dan
mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup
yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk
dihukum.

Dalam Daniel 12:2 Allah berkata:

Dan banyak dari antara orang-orang yang telah tidur di dalam debu
tanah, akan bangun, sebagian untuk mendapat hidup yang kekal,
sebagian untuk mengalami kehinaan dan kengerian yang kekal.

Ayat-ayat ini berbicara tentang orang mati yang belum menerima keselamatan
yang hidup kembali dan mendengar suara Allah. Bagaimana mungkin, jika orang itu
belum dihidupkan kembali terlebih dahulu sehingga ia dapat mendengar suara Allah?
Jawabannya dapat ditemukan dalam Yehezkiel 37, di mana baik dalam bahasa
perumpamaan maupun dalam bahasa harafiah, Allah mengajukan pertanyaan itu.
Dalam ayat 4 dan 5, Allah menyatakan:

Lalu firman-Nya kepadaku: “Bernubuatlah mengenai tulang-tulang ini


dan katakanlah kepadanya: Hai tulang-tulang yang kering, dengarlah

54
firman TUHAN! Beginilah firman Tuhan ALLAH kepada tulang-tulang
ini: Aku memberi nafas hidup di dalammu, supaya kamu hidup kembali.

Dalam ayat-ayat ini, Allah mengatakan bahwa sebelum napas kehidupan


memasuki ke dalam diri mereka, tulang-tulang kering ini tidak dapat mendengarkan
Firman Tuhan. Secara rohani, Allah sedang menyatakan bahwa mereka yang
direncanakan-Nya akan diselamatkan adalah seperti tulang-tulang kering yang tak
memiliki kehidupan di dalam diri mereka. Secara rohani mereka mati, walaupun
mereka secara tubuh masih hidup. Namun Allah dapat memberikan orang yang mati
secara rohani ini telinga untuk mendengar, yang dilakukan-Nya sementara Ia
membangkitkan mereka dari kematian rohani kepada hidup kekal.
Dan Allah berbicara dalam suatu bahasa yang harafiah, yang dapat dipahami
oleh manusia yang tinggal di bumi ketika selanjutnya Ia menyatakan dalam Yehezkiel
37:12,13:

Oleh sebab itu, bernubuatlah dan katakan kepada mereka: Beginilah


firman Tuhan ALLAH: Sungguh, Aku membuka kubur-kuburmu dan
membangkitkan kamu, hai umat-Ku, dari dalamnya, dan Aku akan
membawa kamu ke tanah Israel. Dan kamu akan mengetahui bahwa
Akulah TUHAN, pada saat Aku membuka kubur-kuburmu dan
membangkitkan kamu, hai umat-Ku, dari dalamnya.

Ayat-ayat ini dapat dipahami secara rohani, tetapi ayat-ayat ini juga
mengajarkan suatu kebenaran harafiah yang berlaku di bumi. Pada saat pengangkatan,
tubuh-tubuh yang sudah mati dari umat pilihan akan mendengar suara-Nya dan akan
bangkit. Kepada tubuh-tubuh mereka akan diberikan hidup kekal karena mereka
akan dibangkitkan dengan tubuh kekal yang sudah dipermuliakan dan tidak dapat
binasa (1 Korintus 15:44).
Akan tetapi, bahkan sementara tubuh-tubuh mati dari umat pilihan itu
mendengar Firman Allah sebelum kepada mereka diberikan napas (Yehezkiel 37:4,5),
tulang-tulang atau sisa-sisa jasad dari mereka yang belum menerima keselamatan,
sementara mereka juga sama-sama berada dalam keadaan mati, dapat mendengar
Firman Allah. Prinsip yang ditetapkan Allah dalam Yehezkiel 37 ialah bahwa Ia dapat
memerintahkan apa pun untuk menaati kehendak-Nya, sebagaimana yang diinginkan-
Nya. Misalnya, ingatlah Markus 4:39 dan 41, di mana kita membaca:

Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu:
“Diam! Tenanglah!” Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh
sekali.....Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang
lain: “Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danau pun taat
kepada-Nya?”

Supaya angin dan gelombang menaati perintah Yesus, mereka harus


dibangunkan untuk mendengar suara-Nya. Demikian juga, tulang-tulang mati dan
sisa jasad dari mereka yang belum menerima keselamatan dapat dibangkitkan kembali
untuk mendengar suara Allah tanpa menjadi hidup dalam artian yang sesungguhnya.

55
Itulah apa yang akan terjadi ketika Allah melemparkan sisa-sisa jasad orang-orang
yang mati dalam keadaan belum menerima keselamatan keluar dari kubur pada saat
hari penghakiman dimulai. Sisa-sisa jasad ini akan terlihat seperti sampah atau kotoran
di atas tanah.
Kita harus menyadari betapa berhati-hatinya Allah menuliskan ketiga ayat
yang berbicara tentang suatu kebangkitan dari orang mati. Dalam Kisah Para Rasul
24:15 Allah menyatakan bahwa akan ada suatu kebangkitan bagi orang-orang yang
tidak benar. Kelihatannya hal itu menunjukkan bahwa kebangkitan orang yang belum
selamat serupa seperti kebangkitan orang-orang percaya. Akan tetapi dalam Yohanes
5:29 Allah mengadakan perjanjian bahwa orang yang belum menerima keselamatan
dibangkitkan untuk menerima kutuk. Kata “kutuk” menunjukkan beberapa aspek
dari penghukuman yang akan diterima orang yang belum selamat atas dosa-dosa
mereka. Sekarang penghukuman yang bagaimanakah yang ada dalam pikiran Allah?
Ayat ketiga, Daniel 12:2 mengatakan kepada kita apa yang ada dalam pikiran
Allah. Itu merupakan kebangkitan untuk mempermalukan dan menerima penghinaan.
Ini akan terjadi ketika tubuh dan tulang mereka dibangkitkan dari kubur dan
dilemparkan ke atas tanah sehingga mereka akan dipermalukan di hadapan mereka
yang masih hidup pada awal hari penghakiman dan di hadapan Allah dan di hadapan
pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di surga. Kejadian yang menyedihkan
ini dijabarkan dalam Yeremia 7:33 sampai 8:2, di mana kita membaca:

bahkan mayat bangsa ini akan menjadi makanan burung-burung di


udara serta binatang-binatang di bumi dengan tidak ada yang
mengganggunya. Di kota-kota Yehuda serta di jalan-jalan Yerusalem
akan Kuhentikan suara kegirangan dan suara sukacita, suara pengantin
laki-laki dan suara pengantin perempuan, sebab negeri itu akan menjadi
tempat yang tandus. Pada masa itu, demikianlah firman TUHAN,
tulang-tulang raja-raja Yehuda, tulang-tulang pemuka-pemukanya,
tulang-tulang imam-imam, tulang-tulang nabi-nabi dan tulang-tulang
segenap penduduk Yerusalem akan dikeluarkan dari dalam kubur
mereka dan diserakkan di depan matahari, di depan bulan dan di depan
segenap tentara langit yang dahulunya dicintai, diabdi, diikuti,
ditanyakan dan disembah oleh mereka. Semuanya itu tidak akan
dikumpulkan dan tidak akan dikuburkan; mereka akan menjadi pupuk
di ladang.

Dalam Nahum 3:5,6 Allah berkata:

Lihat, Aku akan menjadi lawanmu, demikianlah firman TUHAN


semesta alam; Aku akan mengangkat ujung kainmu sampai ke mukamu
dan akan memperlihatkan auratmu kepada bangsa-bangsa dan
kemaluanmu kepada kerajaan-kerajaan. Aku akan melemparkan
barang keji ke atasmu, akan menghina engkau dan akan membuat
engkau menjadi tontonan.

56
Orang-Orang Percaya Menghakimi Orang yang Belum Menerima Keselamatan

Pada awal Hari Penghakiman, 21 Mei 2011, ketika tubuh-tubuh orang mati
dari Niniwe terlihat diangkat ke angkasa untuk berada bersama dengan Kristus, itu
akan menjadi suatu penghakiman dan penjatuhan hukuman ke atas mereka yang
ditinggalkan di belakang. Orang-orang Niniwe mengenali kejahatan mereka dan
dengan penuh kerendahan hati bertobat dan berseru kepada Allah memohon belas
kasihan, sambil berharap bahwa mudah-mudahan Allah tidak akan menghancurkan
mereka. Alkitab menginformasikan kita bahwa Allah dalam belas kasihan-Nya
memang menyelamatkan mereka.
Fakta bahwa tubuh-tubuh rohani orang Niniwe yang sudah dibangkitkan
diangkat ke atas awan-awan menekankan tentang dosa dari mereka yang tertinggal
di belakang. Penjatuhan hukuman ini terutama sekali benar bagi mereka yang telah
percaya bahwa mereka sudah selamat, tetapi yang kepercayaannya adalah kepada
gereja mereka atau baptisan mereka dan seterusnya. Dalam pemahaman tersebut,
mereka akan menerima hukuman yang lebih besar daripada orang-orang yang belum
pernah mengenal ajaran Alkitab. Pengangkatan orang-orang Niniwe, yang akan
dengan jelas memperlihatkan bahwa mereka telah menerima keselamatan, merupakan
bukti yang kuat bahwa mereka yang tertinggal di belakang belum menerima
keselamatan dan pasti mereka berada di bawah murka Allah. Hal itu menjelaskan
bagian-bagian seperti yang berikut ini.

Matius 12:41: Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan


bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-
orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan
sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus!

Wahyu 2:26: Dan barangsiapa menang dan melakukan pekerjaan-Ku


sampai kesudahannya, kepadanya akan Kukaruniakan kuasa atas
bangsa-bangsa;

Wahyu 3:9: Lihatlah, beberapa orang dari jemaah Iblis, yaitu mereka
yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak
demikian, melainkan berdusta, akan Kuserahkan kepadamu.
Sesungguhnya Aku akan menyuruh mereka datang dan tersungkur di
depan kakimu dan mengaku, bahwa Aku mengasihi engkau.

1 Korintus 6:2,3: Atau tidak tahukah kamu, bahwa orang-orang kudus


akan menghakimi dunia? Dan jika penghakiman dunia berada dalam
tangan kamu, tidakkah kamu sanggup untuk mengurus perkara-perkara
yang tidak berarti? Tidak tahukah kamu, bahwa kita akan menghakimi
malaikat-malaikat? Jadi apalagi perkara-perkara biasa dalam hidup
kita sehari-hari.

Kita diingatkan akan 1 Petrus 2:12, di mana kita membaca:

57
Milikilah cara hidup yang baik di tengah-tengah bangsa-bangsa bukan
Yahudi, supaya apabila mereka memfitnah kamu sebagai orang durjana,
mereka dapat melihatnya dari perbuatan-perbuatanmu yang baik dan
memuliakan Allah pada hari Ia melawat mereka.

Dalam konteks ini, ungkapan “memuliakan Allah pada hari Ia melawat


mereka” berhubungan dengan mereka yang akan dihukum atas dosa-dosa mereka,
bahkan sama seperti Akhan yang dikatakan akan memuliakan Allah ketika ia akan
menerima hukuman atas dosa-dosanya (Yosua 7:18-26).
Demikianlah, kita dapat memahami bahwa ketika orang yang belum
menerima keselamatan mengenali bahwa seseorang telah benar-benar menerima
keselamatan (sebagaimana terbukti melalui pengangkatan orang itu), hal itu
mendatangkan penghukuman dan penjatuhan hukuman ke atas mereka yang berpikir
mereka telah diselamatkan, tetapi kini mereka ternyata belum menerima keselamatan
karena mereka tertinggal di belakang pada saat terjadi pengangkatan. Mereka dihukum
(dikutuk) oleh orang-orang percaya sejati yang telah diangkat.
Sebenarnya itulah yang akan terjadi di seluruh dunia pada tanggal 21 Mei
2011 ketika tubuh-tubuh dari orang-orang percaya sejati yang sebelumnya telah mati,
bersama dengan semua orang percaya sejati yang masih hidup pada saat itu, terangkat
untuk berada bersama dengan Kristus. Ini akan menjadi suatu penghukuman yang
sangat besar di seluruh dunia, dan terutama menimpa mereka yang berada dalam
gereja-gereja di seluruh dunia, yang pada masa kerja gereja diwakili oleh dua belas
suku bangsa Israel (Wahyu 7:4-8; Matius 19:28). Itu akan menjadi bukti bahwa semua
yang tertinggal di belakang berada di bawah penghukuman Allah yang kekal.
Kepenuhan jumlah (yang digambarkan melalui angka 12) dari semua orang
percaya yang memerintah bersama dengan Kristus akan menghakimi baik dunia
maupun gereja (12 suku bangsa, lihat Matius 19:28) berdasarkan fakta bahwa mereka
hidup kekal bersama dengan Kristus sedangkan dunia serta gereja akan benar-benar
dihancurkan untuk selamanya dalam api yang tak pernah padam.

Perang Harmagedon

Perang Harmagedon, yang dibicarakan dalam kitab Wahyu, adalah apa yang
sedang kita bicarakan saat ini. Pasukan orang-orang percaya sejati, yang berada dalam
keadaan selamat dan aman pada saat itu berada bersama dengan Kristus, tidak benar-
benar terlibat dalam peperangan jenis apa pun melawan orang yang belum menerima
keselamatan. Akan tetapi, ada bukti kuat yang mengatakan bahwa mereka telah
menerima keselamatan benar-benar akan terlihat di seluruh dunia pada saat terjadi
pengangkatan. Ini akan menjadi suatu penghakiman dan penjatuhan hukuman secara
besar-besaran terhadap pasukan dari orang-orang yang belum menerima keselamatan
yang tertinggal di belakang pada saat terjadi pengangkatan.
Firman Allah sendiri mendatangkan penghakiman ke atas orang berdosa,
dan demikian juga, bukti keselamatan yang nyata dalam kehidupan mereka yang
telah diangkat merupakan suatu penghakiman atas orang yang belum menerima
keselamatan. Kita membaca dalam Ibrani 11:7:

58
Karena iman, maka Nuh — dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang
belum kelihatan — dengan taat mempersiapkan bahtera untuk
menyelamatkan keluarganya; dan karena iman itu ia menghukum dunia,
dan ia ditentukan untuk menerima kebenaran, sesuai dengan imannya.

Fakta bahwa bahtera itu mendatangkan keselamatan pada Nuh ketika air
bah melanda merupakan suatu penghakiman pada orang yang belum menerima
keselamatan yang binasa dalam air bah itu, bahkan ketika firman Allah itu sendiri
mendatangkan penghukuman kepada mereka yang melanggarnya.
Bagaimana pasukan yang terdiri dari orang-orang yang belum menerima
keselamatan akan berperang dalam perang Harmagedon? Allah mengatakan dalam
Yoel 3:9-16:

Maklumkanlah hal ini di antara bangsa-bangsa: bersiaplah untuk


peperangan, gerakkanlah para pahlawan; suruhlah semua prajurit
tampil dan maju! Tempalah mata bajakmu menjadi pedang dan pisau-
pisau pemangkasmu menjadi tombak; baiklah orang yang tidak berdaya
berkata: “Aku ini pahlawan!” Bergeraklah dan datanglah, hai segala
bangsa dari segenap penjuru, dan berkumpullah ke sana! Bawalah
turun, ya TUHAN, pahlawan-pahlawan-Mu! Baiklah bangsa-bangsa
bergerak dan maju ke lembah Yosafat, sebab di sana Aku akan duduk
untuk menghakimi segala bangsa dari segenap penjuru. Ayunkanlah
sabit, sebab sudah masak tuaian; marilah, iriklah, sebab sudah penuh
tempat anggur; tempat-tempat pemerasan kelimpahan, sebab banyak
kejahatan mereka. Banyak orang, banyak orang di lembah penentuan!
Ya, sudah dekat hari TUHAN di lembah penentuan! Matahari dan bulan
menjadi gelap, dan bintang-bintang menghilangkan cahayanya. TUHAN
mengaum dari Sion, dari Yerusalem Ia memperdengarkan suara-Nya,
dan langit dan bumi bergoncang. Tetapi TUHAN adalah tempat
perlindungan bagi umat-Nya, dan benteng bagi orang Israel.

Seperti sepuluh anak dara yang dibicarakan dalam Matius 25, yang terbangun
ketika Mempelai laki-laki (yaitu Kristus) datang, demikian juga pada awal dari hari
penghakiman, orang yang belum menerima keselamatan harus siap untuk berperang
dengan mereka yang sudah menerima keselamatan. Peperangan mereka akan
menimbulkan rasa frustrasi dan kemarahan besar sementara mereka meratap dan
menggertakkan gigi mereka karena mereka tertinggal di belakang.

Matius 7:22,23: Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-
Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan
mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi
nama-Mu juga? Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada
mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari
pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!”

Matius 8:11,12: Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan datang dari
Timur dan Barat dan duduk makan bersama-sama dengan Abraham,

59
Ishak dan Yakub di dalam Kerajaan Sorga, sedangkan anak-anak
Kerajaan itu akan dicampakkan ke dalam kegelapan yang paling gelap,
di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.”

Matius 13:49,50: Demikianlah juga pada akhir zaman: Malaikat-malaikat


akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar, lalu
mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan
terdapat ratapan dan kertakan gigi.

Lukas 13:26-28: Maka kamu akan berkata: Kami telah makan dan
minum di hadapan-Mu dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota
kami. Tetapi Ia akan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana
kamu datang, enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang
melakukan kejahatan! Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi,
apabila kamu akan melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua
nabi di dalam Kerajaan Allah, tetapi kamu sendiri dicampakkan ke luar.

Wahyu 16:10,11: Dan malaikat yang kelima menumpahkan cawannya


ke atas takhta binatang itu dan kerajaannya menjadi gelap, dan mereka
menggigit lidah mereka karena kesakitan, dan mereka menghujat Allah
yang di sorga karena kesakitan dan karena bisul mereka, tetapi mereka
tidak bertobat dari perbuatan-perbuatan mereka.

Dalam Wahyu 17:14 Allah berbicara tentang perang ini dan di sana kita
membaca:

Mereka akan berperang melawan Anak Domba. Tetapi Anak Domba


akan mengalahkan mereka, karena Ia adalah Tuan di atas segala tuan
dan Raja di atas segala raja. Mereka bersama-sama dengan Dia juga
akan menang, yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan yang
setia.”

Akhir dari peperangan itu dijabarkan, misalnya, dalam Wahyu 19:19-21:

Dan aku melihat binatang itu dan raja-raja di bumi serta tentara-tentara
mereka telah berkumpul untuk melakukan peperangan melawan
Penunggang kuda itu dan tentara-Nya. Maka tertangkaplah binatang
itu dan bersama-sama dengan dia nabi palsu, yang telah mengadakan
tanda-tanda di depan matanya, dan dengan demikian ia menyesatkan
mereka yang telah menerima tanda dari binatang itu dan yang telah
menyembah patungnya. Keduanya dilemparkan hidup-hidup ke dalam
lautan api yang menyala-nyala oleh belerang. Dan semua orang lain
dibunuh dengan pedang, yang keluar dari mulut Penunggang kuda itu;
dan semua burung kenyang oleh daging mereka.

Kita akan belajar bahwa akhir dari perang ini ialah ketika Allah
menghancurkan seluruh alam semesta.

60
Simpulan

Kita sekarang seharusnya menyimpulkan apa yang sudah kita pelajari dalam
hubungan denga proses penghakiman Allah sementara hal itu berhubungan dengan
peristiwa-peristiwa zaman akhir dari dunia ini.

1. Pandangan tradisional, yang mengajarkan bahwa setiap orang yang belum


menerima keselamatan secara harafiah akan berdiri di hadapan Kristus
sebagai Hakim dan ia akan didapati bersalah dan kemudian dihukum
untuk mengalami siksaan yang menyedihkan selamanya dalam sebuah
tempat yang disebut neraka, adalah salah.

2. Masa kerja gereja berakhir pada tanggal 21 Mei 1988. Periode waktu
selanjutnya, tepatnya 8,400 hari lamanya, berakhir pada tanggal 21 Mei
2011. Periode itu disebut sebagai Masa Kesusahan Besar.

3. Masa Kesusahan Besar dibagi menjadi dua periode waktu. Periode


pertama berlangsung dari 21 Mei 1988 sampai 7 September 1994. Selama
masa itu, pada dasarnya tak seorang pun di seluruh dunia menerima
keselamatan. Periode kedua berlangsung selama 6.100 hari, yang
berlangsung mulai dari 7 September 1994 sampai dengan 21 Mei 2011.
Pada masa ini, tak seorang pun yang menerima keselamatan di dalam
gereja-gereja, tetapi di luar lingkungan gereja sejumlah besar orang benar-
benar menerima keselamatan. Alkitab secara khusus menekankan bahwa
akan ada banyak orang yang memperoleh keselamatan yang berhubungan
erat dengan Ismail, anak laki-laki Abraham. Selanjutnya, Alkitab
menekankan bahwa banyak dari antara mereka yang terakhir mengenal
Alkitab akan masuk ke dalam kerajaan Allah.

4. Keseluruhan periode dari masa kesusahan besar yang berlangsung


selama 8.400 hari akan menjadi suatu masa ketika Allah sedang
memisahkan orang-orang percaya sejati (umat pilihan) dari mereka yang
mengklaim sebagai orang-orang percaya, tetapi sebenarnya bukan. Allah
membuat pemisahan ini dengan mengadakan sejumlah arena pengujian,
seperti hal-hal yang ditemukan dalam prinsip-prinsip berikut ini.

a. Setiap kata dalam bahasa-bahasa asli di mana Alkitab ditulis berasal


dari mulut Allah.
b. Setiap kata dalam Alkitab merupakan hukum Allah yang memiliki
otoritas yang sama seperti Allah sendiri.
c. Percaya adalah suatu upaya yang kita lakukan sendiri, sehingga tak
seorang pun dapat percaya sedemikian rupa sehingga ia dapat
menerima keselamatan. Semua upaya yang harus dilakukan untuk
menyelamatkan seseorang telah dilakukan oleh Kristus, lama
sebelum orang itu dilahirkan.
d. Walaupun Alkitab sudah berusia hampir 1.900 tahun, dan sejak
penulisannya sudah lengkap, tak ada kata-kata yang telah

61
ditambahkan. Dewasa ini, ketika kita sudah sangat dekat dengan
akhir waktu, sejumlah besar kebenaran baru sedang disingkapkan
oleh Roh Kudus.
e. Masa kerja gereja sudah berakhir dan Allah memerintahkan orang-
orang untuk meninggalkan gereja. Iblis telah dibiarkan untuk
memerintah di sana dan Allah tidak lagi menyelamatkan orang-orang
di dalam gereja.
f. Kristus kini telah menyingkapkan bahwa Ia tidak akan datang seperti
pencuri di waktu malam.
g. Allah telah memberikan orang-orang percaya hari, bulan, dan tahun
yang tepat tentang kedatangan-Nya kembali sehingga dunia dapat
diperingatkan.
h. Allah telah memberikan orang-orang percaya sejati banyak informasi
baru dari Alkitab mengenai rincian tentang proses penghakiman
Allah.
i. Allah sedang memberikan kepada seluruh dunia waktu yang tepat
dari akhir dunia sehingga mereka memiliki kesempatan untuk
bertobat dan berseru kepada Allah untuk memohon belas kasihan,
sebagaimana yang dilakukan orang-orang Niniwe ketika Yunus
memperingatkan mereka tentang kehancuran yang akan segera
menimpa mereka. Mereka yang adalah orang-orang percaya sejati
yang tertarik dengan sungguh dengan apa yang diajarkan Alkitab
dan mereka mengenalinya sebagai satu-satunya otoritas mereka.
Mereka dengan hati-hati akan memeriksa pengajaran-pengajaran ini
dan mempercayainya. Sedangkan bagi orang-orang yang
mempercayai ajaran gereja mereka atau doktrin gereja mereka atau
pemikiran mereka sendiri, pengajaran-pengajaran ini merupakan
suatu ujian yang sangat berat. Mereka yang tidak dipilih untuk
menerima keselamatan akan mengalami kesulitan berhadapan
dengan pengajaran-pengajaran ini.

5. Masa kesusahan besar akan berakhir tanggal 21 Mei 2011, yang juga
merupakan awal dari Hari Penghakiman, yang juga disebut sebagai “Hari
Tuhan”. Hari Penghakiman akan berlangsung selama 153 hari sampai
tanggal 21 Oktober 2011 yang juga merupakan akhir dari dunia ini.

6. 21 Mei 2011 akan menandai akhir dari program keselamatan Allah.


Pada hari itu, pengangkatan dari semua umat pilihan (orang yang telah
benar-benar diselamatkan) akan terjadi. Tubuh-tubuh dari mereka yang
sudah selamat akan dibangkitkan sebagai tubuh-tubuh rohani yang mulia.
Orang-orang percaya yang masih hidup pada hari itu seketika akan
menerima tubuh-tubuh rohani yang baru dan mereka juga akan diangkat
untuk berada bersama dengan Kristus selamanya.

7. Hampir tujuh milyar orang akan ada di bumi pada saat itu, dan mereka
akan menyaksikan pengangkatan orang-orang percaya sejati. Mereka

62
yang tertinggal dibelakang akan dibagi menjadi dua kelompok. Kira-
kira sepertiga dari mereka atau kira-kira dua milyar dari mereka, adalah
orang-orang gereja. Mereka memiliki sejumlah pengetahuan tentang
Alkitab dan percaya bahwa mereka adalah orang-orang Kristen. Sisa
dari kelompok itu akan terdiri dari semua sisa dari orang-orang di dunia
yang tertinggal dibelakang.

8. Hari yang mengagumkan itu, 21 Mei 2011, akan diawali dengan hari-
hari yang sangat luar biasa, pada waktu itu di seluruh dunia kegiatan
bisnis akan berlangsung seperti biasanya.

9. Akan tetapi, pada hari itu, akan terjadi sebuah gempa bumi yang sangat
besar, sehingga di seluruh dunia, setiap kubur, setiap tempat pemakaman
akan terbuka. Dan sisa-sisa jasad orang-orang yang terkubur di dalamnya
akan terlembar ke atas permukaan tanah. (Kecuali sisa-sisa jasad dari
orang-orang percaya sejati karena sisa jasad mereka akan menjadi tubuh
mulia yang diangkat ke angkasa.)

10. Gempa bumi ini akan menciptakan suatu kerusakan besar di seluruh
dunia, menimbulkan banyak tsunami, menghancurkan sistem pengairan
dan pembangkit tenaga listrik dan seterusnya. Demikianlah, akan terjadi
bala penyakit dalam skala besar.

11. Ini akan menjadi waktu kesedihan yang mendalam bagi jemaat gereja.
Mereka berpikir bahwa mereka adalah orang-orang yang akan diangkat.
Tiba-tiba, mereka akan menyadari bahwa mereka telah ditinggalkan di
belakang dan berada di bawah murka Allah sepenuhnya. Secara dramatis
mereka menyadari bahwa mereka tidak dapat lagi menikmati
penghiburan dan kerinduan untuk menikmati hidup dalam dunia saat
ini. Lebih buruk lagi, mereka akan tahu bahwa mereka akan selamanya
terputus dari hidup kekal bersama dengan Kristus dan menjadi pewaris
dari langit yang baru dan bumi yang baru. Lagi pula, mereka akan
sangat dipermalukan di hadapan mereka yang tidak tahu apa-apa tentang
Alkitab, tetapi sekarang melihat bahwa kekristenan mereka sama sekali
salah dan munafik. Lebih daripada itu, mereka akan merasa sangat
malu di hadapan Allah dan pemerintah-pemerintah dan penguasa-
penguasa di surga. Di hadapan mata Allah kematian mereka akan menjadi
pelaksanaan hukuman yang mendatangkan rasa malu karena mereka
sepenuhnya berada di bawah kutuk Allah. Dan mereka akan mengalami
rasa sakit secara tubuh, sebagai dampak dari menyebarnya wabah
penyakit menular yang akan melanda seluruh dunia. Mereka semua akan
mati (akan dihukum dengan rasa malu di hadapan Allah) pada hari dan
hari sebelum hari terakhir, 21 Oktober 2011.

12. Sisa dari kelompok orang yang tidak pernah mengklaim sebagai orang-
orang Kristen dan yang tertinggal dibelakang ketika orang-orang percaya

63
diangkat ke angkasa, juga akan mengalami kesedihan karena mengetahui
bahwa hidup mereka akan terpisah dari sukacita dan aspirasi kehidupan
yang sedang mereka nikmati sekarang di bumi ini. Mereka juga akan
mengalami penderitaan fisik yang berat, sebagai dampak dari wabah
penyakit menular yang menjangkiti mereka. Mereka juga akan
dipermalukan di hadapan Allah dan para pemerintah dan penguasa
surgawi. Mereka akan mati pada hari itu atau sebelum hari yang terakhir,
21 Oktober 2011. Kematian mereka akan menjadi hukuman yang
memalukan di hadapan Allah dan pemerintah dan penguasa surgawi.

13. Pada saat pengangkatan terjadi, semua kubur akan terbuka, dan semua
mayat, tulang, debu, abu atau sisa jasad apa pun yang masih tersisa dari
orang-orang, dan belum terangkat, akan diserakkan seperti sampah di
atas bumi. Burung nasar, anjing, dan cacing akan menyantap mayat-
mayat ini. Orang-orang ini, pada saat kematiannya, tidak tahu betapa
besar hukuman yang mereka harus bayar untuk dosa-dosa mereka.
Banyak di antara mereka dikubur dengan penghormatan besar, namun
di hadapan Allah, kematian mereka merupakan hukuman yang
memalukan. Sebagian besar dari mereka menyadari kematian mereka
akan menjauhkan mereka dari kesukaan dan harapan untuk hidup ini,
tetapi tak seorang pun sadar betapa besar hukuman yang mereka bayar
dengan kehilangan hak kesulungan, warisan hidup kekal dan surga baru
dan bumi baru.

14. Dengan keadaan sisa jasad mereka yang terlempar keluar dari kubur,
itu merupakan rasa malu yang sangat besar yang harus dialami orang–
orang itu, walaupun mereka sendiri, sudah lama mati dan tidak akan
menyadarinya. Allah menekankan rasa malu dari dosa karena membuka
semua tempat pemakaman dari orang-orang itu sehingga sisa-sisa jasad
mereka dapat diserakkan. Sisa-sisa jasad mereka akan dipermalukan di
depan mata Allah, di depan mata pemerintah-pemerintah dan penguasa-
penguasa di surga, dan di depan mata mereka yang tertinggal di belakang
yang harus mengalami hari penghakiman. Semakin banyak pengetahuan
mereka tentang hukum Allah, semakin besar rasa malu mereka di
hadapan Allah dan makhluk-makhluk surgawi.

15. Pada akhir dari masa 153 hari dari saat yang sangat mengerikan ini,
yang disebut Hari Penghakiman (21 Mei sampai 21 Oktober 2011)
akhir dari dunia ini akan segera tiba. Bumi dan segala yang ada di
atasnya akan dibakar habis, bahkan ketika seluruh alam semesta akan
dihancurkan. Sejarah dunia yang berusia 13.023 tahun dan semua yang
berlangsung di dalamnya tidak akan diingat lagi.

16. Orang-orang peraya sejati, yang akan diangkat, akan hidup untuk
selamanya dalam sukacita dan kebahagiaan terbesar sebagai mempelai
perempuan Kristus dan akan memerintah bersama Dia untuk selamanya.

64
17. Cara-cara umum dengan mana Allah mendatangkan hukuman atas dosa
dan menjatuhkan hukuman kepada orang-orang berdosa untuk menerima
hukuman atas dosa, sebagaimana dijabarkan dalam Alkitab, merupakan
hukum Allah. Namun Allah juga menggunakan kehidupan orang-orang
percaya sejati menjadi penjatuhan hukuman atas orang berdosa. Hal ini
terutama benar pada hari pengangkatan. Semua orang percaya yang
diangkat di hadapan para jemaat gereja yang tertinggal di belakang akan
menjadi kesaksian yang luar biasa bahwa Firman Allah, sebagaimana
diikuti oleh mereka yang diangkat, adalah mutlak benar dan dapat
dipercaya. Itu akan menjadi suatu demonstrasi yang sangat jelas dan
bukti bahwa jemaat gereja dan yang lain yang tertinggal di belakang
belum menaati Firman Allah.

Pemahaman tradisional tentang rencana penghakiman Allah, yang


mengajarkan bahwa orang berdosa akan berada di neraka untuk selamanya, menderita
siksaan yang menakutkan, sepenuhnya bertentangan dengan pengajaran Alkitab.

Setiap Mata Akan Melihat

Kira-kira 2000 tahun yang lalu Tuhan Yesus Kristus secara pribadi datang
ke dalam dunia ini. Ia datang secara sangat sederhana dan dalam tubuh manusia
sebagai Anak Allah dan juga sebagai Anak Manusia. Ribuan orang dalam bangsa
Israel memiliki hak istimewa untuk melihat Dia dalam kurun waktu selama hampir
40 tahun. Ia kemudian kembali ke surga, tetapi Ia berjanji Ia akan kembali lagi. Pada
saat Ia kembali ke surga, dua malaikat berkata kepada para rasul, sebagaimana yang
kita baca dalam Kisah Para Rasul 1:11:

...., mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang


terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan
cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga.”

Untuk datang kembali “dengan cara yang sama” merupakan suatu istilah
yang tidak begitu jelas. Istilah itu bisa berarti bahwa Ia akan datang kembali terlihat
sama seperti yang dilakukan-Nya ketika Ia naik ke surga. Ketika Ia datang untuk
pertama kalinya, Ia datang sebagai Anak Allah dan sebagai Anak Manusia. Dan
“dalam cara yang sama” dapat berarti, misalnya, bahwa Ia akan datang kembali sebagai
Anak Allah, tetapi dalam kemuliaan yang besar. Kita harus menyelidiki Alkitab untuk
mempelajari lebih banyak lagi mengenai peristiwa yang menakjubkan ini, yaitu
kedatangan Tuhan Yesus untuk kedua kalinya.
Kita sudah belajar bahwa saat kedatangan Yesus yang kedua kalinya harus
bersamaan waktunya dengan saat pengangkatan, yang pada gilirannya bersamaan
dengan hari pertama dari masa 153 hari dari hari penghakiman. Tanggal itu adalah
21 Mei 2011. Pada hari itu, kubur-kubur akan terbuka, dan semua jasad dari mereka
yang sebelumnya telah menerima keselamatan akan dibangkitkan sebagai tubuh-tubuh
rohani yang dimuliakan. Pada saat yang bersamaan, bangkai-bangkai, tulang-tulang,
dan seterusnya dari orang-orang yang belum menerima keselamatan yang sebelumnya

65
telah mati akan dilempar ke luar dari kubur-kubur sebagai kotoran di atas tanah.
Mereka yang masih hidup dan adalah orang-orang percaya sejati akan seketika
diubahkan menjadi tubuh-tubuh surgawi dan akan diangkat ke surga di hadapan semua
yang tertinggal di belakang. Sesungguhnya, kira-kira enam setengah milyar orang
yang tertinggal di belakang juga akan tahu bahwa Yesus sudah datang. Dan kita
dapat merasa sangat yakin bahwa pada saat pengangkatanlah setiap mata akan melihat
Yesus pada saat kedatangan-Nya yang kedua kalinya.
Demikianlah kita dapat memastikan bahwa kedatangan Kristus, ketika setiap
mata akan melihat-Nya, mengenalinya sebagai pengangkatan. Itulah sebabnya
mengapa Ia akan datang “dengan awan-awan” (Wahyu 1:7), dan ungkapan “dengan
awan-awan” menunjukkan bahwa Ia telah datang untuk menghukum. Ingatlah, hari
pengangkatan juga merupakan hari pertama dari periode 153 hari, yaitu hari
penghakiman.
Akan tetapi, tak ada suatu bagia pun dalam Alkitab yang mengajarkan bahwa
pada hari pengangkatan, orang-orang yang belum menerima keselamatan akan melihat
Yesus secara nyata dan kasat mata. Namun demikian, kitab Wahyu 1:7 menyatakan
bahwa “setiap mata akan melihat Dia”.
Solusi dari teka-teki ini dapat ditemukan, misalnya, dalam Yohanes 1:51,
di mana kita membaca bahwa Yesus mengatakan kepada Natanael:

Lalu kata Yesus kepadanya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya


engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun
naik kepada Anak Manusia.”

Apakah kita membaca di bagian mana pun dalam Alkitab yang mengatakan
bahwa Natanael pernah secara nyata melihat langit terbuka dan melihat para malaikat
secara nyata turun naik ke surga kepada Tuhan Yesus?
Tentu saja Alkitab tidak mencatat hal seperti itu. Akan tetapi, jika kita ingat
bahwa kata “malaikat” dapat diterjemahkan “utusan” dan setiap orang percaya adalah
seorang utusan dari Injil, maka kita tahu bahwa Natanael akan melihatnya. Ketika
orang menerima keselamatan, secara rohani mereka dinaikkan ke surga melalui Yesus
Kristus (Efesus 2:6). Dengan kata lain, ketika kepada kita diberikan anugerah
keselamatan, kita secara rohani berada di surga bersama dengan Kristus karena kita
telah diberikan jiwa baru yang sudah dibangkitkan. Dalam waktu seketika,
sebagaimana pada zaman dahulu, kita naik ke surga bersama dengan apa yang sudah
dilakukan Yesus bagi kita. Dan oleh karena itu, kita harus giat melayani di bumi ini
sebagai para duta Kristus.
Dengan kata lain, Yesus mengatakan kepada Natanael bahwa ia akan melihat
orang menerima keselamatan dan kemudian mereka akan digunakan oleh Kristus
untuk menyebarkan Injil. Gagasan yang sama tentang melihat Kristus di masa depan,
dengan menjadi seorang saksi dari perbuatan-perbuatan Kristus di masa sekarang,
dilihat dalam pernyataan yang diberikan Yesus katakan kepada para imam besar yang
jahat, Kayafas, dalam Matius 26:63,64, di mana kita membaca:

Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: “Demi
Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias,

66
Anak Allah, atau tidak.” Jawab Yesus: “Engkau telah mengatakannya.
Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat
Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di
atas awan-awan di langit.”

Kayafas mati kira-kira 2000 tahun yang lalu dan tidak akan pernah hidup
kembali. Kayafas pernah menyaksikan Yesus di atas kayu salib, dan ia kemudian ia
menjadi sadar sepenuhnya bahwa Yesus bangkit dari orang mati. Ia sudah cukup
mengenal isi Alkitab pada masanya (Perjanjian Lama), mengetahui bahwa Yesus
memenuhi segala persyaratan untuk menjadi Mesias. Sebagai imam besar, Kayafas
seharusnya telah mengenal Mazmur 16:10, di mana kita membaca:

sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak
membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan.

Lihat juga Matius 27:62-66, Matius 28:11-15, dan Daniel 7:13,14.

Banyak hal supernatural yang terjadi pada saat penyaliban itu berlangsung,
hal-hal supernatural yang berhubungan erat dengan nubuatan Alkitab. Kayafas, imam
besar seharusnya telah mengenal dengan baik nubuat-nubuat Perjanjian Lama yang
berhubungan dengan kedatangan Mesias, dan sebab itu, ia seharusnya mampu melihat
bahwa sesungguhnya, Yesus adalah Kristus yang akan datang sebagai Penguasa
tertinggi di bumi dan yang akan menyelesaikan keseluruhan proses penghakiman.
Bila kini kita kembali membahas kepada nubuat yang mengatakan bahwa
setiap mata akan melihat Yesus, sekarang kita mengetahui hal itu karena peristiwa
pengangkatan yang sangat besar dan peristiwa-peristiwa yang menyebabkan
terbukanya semua kubur, setiap orang akan akan tahu bahwa Kristus telah datang. Ia
harus datang untuk menyempurnakan keselamatan orang-orang percaya dan Ia akan
harus datang untuk menyelesaikan proses penghakiman terhadap mereka yang tidak
menerima keselamatan.
Karena sangat pentingnya hari pengangkatan, kita sekarang akan menyelidiki
dua bagian lain dari Alkitab yang membicarakan bahwa setiap orang akan melihat
kedatangan Yesus. Kita akan menyelidiki Matius 24:27-31, di mana kita membaca:

Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan
cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak
Manusia. Di mana ada bangkai, di situ burung nazar berkerumun.”
“Segera sesudah siksaan pada masa itu, matahari akan menjadi gelap
dan bulan tidak bercahaya dan bintang-bintang akan berjatuhan dari
langit dan kuasa-kuasa langit akan goncang. Pada waktu itu akan
tampak tanda Anak Manusia di langit dan semua bangsa di bumi akan
meratap dan mereka akan melihat Anak Manusia itu datang di atas
awan-awan di langit dengan segala kekuasaan dan kemuliaan-Nya. Dan
Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dengan meniup
sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan
orang-orang pilihan-Nya dari keempat penjuru bumi, dari ujung langit
yang satu ke ujung langit yang lain.

67
Ayat-ayat ini dengan jelas mengajarkan bahwa kedatangan Kristus akan
terlihat di seluruh dunia. Itu berarti bukti bahwa Ia telah datang akan dilihat di setiap
tempat di seluruh dunia. Fakta bahwa semua bangsa di bumi akan meratap (ayat 30)
bersamaan dengan ungkapan “meratap dan menggertakkan gigi” yang kita temukan
di bagian lain dalam Alkitab. Sesungguhnya, semua bahasa dari ayat-ayat ini
berhubungan erat dengan apa yang sudah kita pelajari mengenai hari pengangkatan.
Tetapi, mengapa ayat 28 disisipkan ke dalam bagian ini? Justru pengajaran
yang menyatakan bahwa akan ada bangkai yang akan mendatangkan burung-burung
nazar. Jelaslah, burung-burung nazar ini ada di sana untuk menyantap bangkai-bangkai
yang sudah dilempar ke luar dari kubur-kubur. Hadirnya bangkai-bangkai dengan
jelas mengajarkan bahwa ketika Alkitab berbicara tentang kebangkitan orang benar
dan orang jahat, hal itu dengan tegas tidak mengimplikasikan bahwa orang yang
belum selamat akan dibangkitkan kepada suatu keadaan yang sadar. Sebaliknya, hal
itu mengajarkan bahwa orang yang belum selamat akan dibangkitkan (dilempar ke
luar dari kubur) untuk diserakkan. Mereka selanjutnya akan dipermalukan di depan
mata Allah dan makhluk-makhluk surgawi lainnya.
Semakin banyak pengetahuan seseorang tentang firman Allah tanpa menerima
keselamatan, semakin besar rasa malu yang dialaminya di hadapan Allah. Ini
merupakan bagian dari penghukuman. Itulah sebabnya Yesus menunjukkan bahwa
Kapernaum, sebuah kota yang pernah dilayani Yesus beberapa waktu yang lalu, namun
demikian tak ada seorang pun yang menerima keselamatan, akan mengalami hukuman
yang lebih berat daripada Sodom. Sodom mengetahui sangat sedikit tentang Firman
Allah. Kita membaca dalam Matius 11:23,24:

Dan engkau Kapernaum, apakah engkau akan dinaikkan sampai ke


langit? Tidak, engkau akan diturunkan sampai ke dunia orang mati!
Karena jika di Sodom terjadi mujizat-mujizat yang telah terjadi di
tengah-tengah kamu, kota itu tentu masih berdiri sampai hari ini. Tetapi
Aku berkata kepadamu: Pada hari penghakiman, tanggungan negeri
Sodom akan lebih ringan dari pada tanggunganmu.”

Demikian juga, seorang pengkhotbah atau guru Alkitab yang belum


menerima keselamatan yang masih hidup pada Hari Penghakiman, tergantung dari
berapa banyak yang diketahuinya tentang isi Alkitab, akan dipermalukan di depan
mata Allah dan dunia dan seperti seseorang ketika ia mati, sebagai bagian dari
penghukumannya.
Sebuah bagian lain harus kita lihat ialah Lukas 17:36,37, di mana kita
membaca:

[Kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang
lain akan ditinggalkan.] Kata mereka kepada Yesus: “Di mana, Tuhan?”
Kata-Nya kepada mereka: “Di mana ada mayat, di situ berkerumun
burung nasar.”

Dua orang sedang berada di ladang. Satu diambil. Ia adalah seorang percaya
sejati dan ia diangkat untuk bersama dengan Kristus. Yang satu lagi belum selamat,

68
dan oleh karena itu, ia ditinggalkan. Kemudian muncul pertanyaan, di mana ia
ditinggalkan? Jawabannya ialah bahwa ia ditinggalkan di tempat tubuh itu berada
dan burung-burung nazar berkerumun. Ketika Alkitab berbicara tentang burung nazar
(bentuk tunggal) biasanya Alkitab sedang berbicara tentang Allah yang datang dalam
penghakiman atau kasih Allah yang berbelas kasihan bagi umat-Nya (Ulangan 33:11).
Namun, ketika kata “burung nazar” dalam bentuk jamak, ungkapan itu digunakan
untuk menyatakan bahwa mereka sedang menyantap seperti burung-burung nazar di
atas bangkai (Matius 24:28). Demikianlah, kita dapat memahami bahwa mereka
yang tertinggal di belakang pada saat pengangkatan adalah kumpulan bangkai yang
telah terlempar ke luar dari kubur-kubur.

69
Bab 6
Sebuah Kerajaan yang Diciptakan untuk
Mendemostrasikan Kemuliaan dan Hikmat Kristus

Sejauh ini kita dengan tulus telah menyelidiki Alkitab sehingga kita boleh
mengetahui, setepat mungkin, proses penghakiman Allah. Namun ada sebuah
pertanyaan yang sangat penting yang belum kita coba jawab. Namun demikian itu
adalah sebuah pertanyaan yang sangat penting sehingga kita harus menyelidiki Alkitab
untuk melihat apakah Alkitab sungguh-sungguh bisa menyediakan sebuah jawaban.
Pertanyaannya ialah: APAKAH TUJUAN ALLAH DALAM MENCIPTAKAN
DUNIA INI DAN KEMUDIAN SETELAH 13.023 TAHUN,
MENGHANCURKANNYA?
Untuk mulai mencari sebuah jawaban atas pertanyaan yang sangat penting
ini, kita harus belajar apa yang harus dikatakan Allah tentang pemerintah-pemerintah
dan penguasa-penguasa yang sudah diciptakan-Nya dalam surga dan oleh sebab itu,
kita akan melihat pada ayat-ayat berikut ini.

Kolose 1:16: karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu,


yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak
kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun
penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.

Efesus 3:10: supaya sekarang oleh jemaat diberitahukan pelbagai ragam


hikmat Allah kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa
di sorga,

Kolose 2:10: dan kamu telah dipenuhi di dalam Dia. Dialah kepala semua
pemerintah dan penguasa.

Alkitab juga berbicara tentang masa depan dari pemerintah-pemerintah dan


penguasa-penguasa dalam Efesus 1:21:

Jauh lebih tinggi dari segala pemerintah dan penguasa dan kekuasaan
dan kerajaan dan tiap-tiap nama yang dapat disebut, bukan hanya di
dunia ini saja, melainkan juga di dunia yang akan datang.

Tambahan pula, ada beberapa ayat yang berbicara tentang pemerintah-


pemerintah dan penguasa-penguasa sementara mereka berkaitan dengan pemerintahan
manusia di bumi dan pemerintahan Iblis di bumi.

Roma 8:38:Sebab aku yakin, bahwa baik maut, maupun hidup, baik
malaikat-malaikat, maupun pemerintah-pemerintah, baik yang ada
sekarang, maupun yang akan datang,

70
Efesus 6:12: karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan
daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-
penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan
roh-roh jahat di udara.

Kolose 2:15: Ia telah melucuti pemerintah-pemerintah dan penguasa-


penguasa dan menjadikan mereka tontonan umum dalam kemenangan-
Nya atas mereka.

Titus 3:1: Ingatkanlah mereka supaya mereka tunduk pada pemerintah


dan orang-orang yang berkuasa, taat dan siap untuk melakukan setiap
pekerjaan yang baik.

Efesus 6:12 menggunakan istilah “di udara” karena hal itu merujuk kepada
anggota-anggota gereja yang berupaya untuk melayani Allah, sepanjang masa kerja
gereja, sementara berada di bawah pengaruh Iblis. Ketika membahas ayat-ayat ini,
sangatlah jelas bahwa dalam kekekalan di masa lalu, Allah sangat aktif dalam
mendirikan pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa surgawi, yang semuanya
tak terpisahkan atau merupakan bagian dari keseluruhan kerajaan Allah. Hal ini
terbukti benar bukan hanya di masa lalu, melainkan juga akan terus berlanjut di masa
depan (Efesus 1:21).
Ketika kita menyelidiki Alkitab untuk mempelajari apa yang yang diharapkan
dari masing-masing pemerintah dan penguasa ini, yang semuanya berada di dalam
kerajaan Allah, kita akan mengharapkan hal-hal berikut ini.

1. Hanya Allah saja Penguasa tertinggi dari masing-masing pemerintah dan


penguasa yang merupakan bagian dari kerajaan Allah (Efesus 1:19-23).

2. Tujuan kehadiran setiap warga kerajaan Allah ialah untuk memuliakan


Allah.

3. Dosa bukanlah bagian dari kerajaan Allah, dan oleh karena itu, tidak
memiliki tempat dalam kerajaan-kerajaan ini.

4. Warga kerajaan Allah tidak menikah dan dinikahkan (Matius 22:30).

5. Kerajaan Allah merupakan suatu kerajaan kekal yang tidak pernah bisa
dihancurkan (Daniel 6:26).

Setelah mempelajari beberapa prinsip dasar di atas mana kerajaan Allah


dibangun, kita memandang dengan rasa heran kepada kerajaan Allah sebagaimana
yang hadir saat ini di planet bumi. Kerajaan ini kelihatannya melanggar setiap ciri
dari apa yang seharusnya dimiliki suatu pemerintah dan penguasa yang diperintah
oleh Allah.
Ketika kita dengan saksama menyelidiki kerajaan ini yang berhubungan erat
dengan planet bumi, kita melihat bahwa dalam awal kelahirannya, banyak hal ganjil

71
muncul yang kelihatannya tidak selaras dengan harapan normal kita tentang kerajaan
Allah. Ia memasukkan Taman Eden ke dalamnya. Mengapa Allah mau melakukan
hal itu? Sebuah taman (Taman Eden) dalam sebuah dunia yang kelihatannya dengan
sempurna dan indah sedang menunjuk kepada suatu saat ketika kerajaan Allah
(dilambangkan dengan Taman Eden), akan berada dalam suatu dunia yang penuh
dengan dosa.
Kedua, mengapa Allah menciptakan dunia ini di mana orang harus menikah
dan masuk dalam lembaga pernikahan. Tindakan ini membuat umat manusia
bertambah banyak sehingga secara nyata bermilyar orang akan terinfeksi oleh dosa
karena dosa ini sudah hadir dalam tubuh Adam.
Ketiga, karena Allah tahu maksud hati sebelum kerinduan untuk berbuat
dosa berkembang (Ibrani 4:12), oleh karena itu Ia pasti sudah tahu akan kerinduan
malaikat Lucifer untuk menjadi seorang raja (Yesaya 14:13,14). Mengapa Ia
mengizinkan Lucifer untuk memasuki Taman Eden?
Akhirnya, mengapa di dalam dunia baru yang sempurna ini, Allah mau
memberikan sebuah pohon dengan nama yang menimbulkan rasa ingin tahu dan
eksotik, “Pohon pengetahuan baik dan buruk”, dan membuat Adam dan Hawa
menyadari akan kehadirannya dengan memerintahkan mereka untuk tidak
menyantapnya dan juga, membuat Lucifer sadar akan pohon tersebut dan tentang
perintah itu. Penyelesaiannya ditemukan dalam pernyataan Allah yang tertulis di
Efesus 3:10:

supaya sekarang oleh jemaat diberitahukan pelbagai ragam hikmat


Allah kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di sorga,

Dalam ayat ini Allah mengungkapkan kepada kita bahwa sepanjang kekekalan
di masa lalu, Allah telah menciptakan beberapa jenis organisasi surgawi. Segala
sesuatu dalam organisasi-organisasi ini harus diketengahkan kepada pemandangan
selama 13.023 tahun yang akan memperlihatkan hikmat dan kemuliaan Tuhan Yesus
Kristus.
Untuk mencapai hal ini, kira-kira 13.000 tahun yang lalu, Allah menciptakan
satu lagi organisasi surgawi, yaitu dunia kita. Ini merupakan sebuah organisasi yang
luar biasa karena harus memiliki orang-orang yang menikah dan mempunyai anak.
Alkitab menyatakan kepada kita bahwa dalam surga, orang tidak menikah. Namun
Allah bertujuan supaya organisasi ini yang diawali dengan dua orang, Adam dan
Hawa, akan berkembang menjadi milyaran. Organisasi ini berbeda dalam hal
keadaannya yang berada di bawah kutuk Allah karena dosa hadir di mana-mana.
Organisasi ini berbeda karena diperlihatkan kepada semua organisasi surgawi lainnya
yang telah diciptakan Allah dalam kekekalan di masa lalu. Organisasi ini berbeda
karena Allah menyebutkan tanggal, bulan, dan tahun secara tepat tentang akhir
keberadaannya. Organisasi ini berbeda karena pada akhir dari keberadaannya, 200
juta dari penduduknya akan dibawa ke surga sebagai mempelai perempuan Kristus,
untuk memerintah bersama Kristus untuk selamanya.
Organisasi ini juga berbeda karena dalam sebagian besar dari keberadaannya,
diperintah oleh satu malaikat jahat yang sudah jatuh ke dalam dosa bernama Lucifer
atau Iblis. Karena ingin menguasai, Lucifer telah menaklukkan umat manusia dengan

72
membuat lebih dahulu Hawa dan kemudian Adam untuk tidak menaati Allah. Dalam
pertimbangan kita, Allah seharusnya langsung menghancurkan Lucifer karena
tindakannya yang memalukan itu. Tetapi Allah mengizinkan dia untuk menjadi
penguasa utama di bumi dan penduduknya selama 11.000 tahun dari keberadaannya.
Justru dalam dunia seperti inilah Allah mulai membangun kerajaan Allah di bumi.
Semua pertanyaan dan penelaahan ini sahih karena Kristus adalah Anak
Domba yang disembelih sejak sebelum dunia dijadikan. Hal ini meyakinkan kita
bahwa Allah sepenuhnya merancang pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa
dari dunia ini karena tahu bahwa mereka akan menjadi pemerintah dan penguasa
dosa. Bumi akan menjadi dan dirancang untuk menjadi suatu kerajaan yang sama
sekali berbeda dengan yang sudah diciptakan Allah sepanjang kekekalan di masa
lalu.
Tetapi mengapa? Mengapa bumi diciptakan begitu berbeda dari semua
pemerintah dan penguasa di dalam surga?
Yang mengagumkan, sejumlah besar malaikat menjadi kaki tangan Lucifer
dalam rencana jahatnya untuk menjadi raja, sehingga mereka, di bawah kutuk Allah,
menjadi setan-setan atau roh jahat (Yudas 6). Akan tetapi, tidak ada catatan Alkitab
tentang sebuah pemberontakan terhadap otoritas Allah, hanya yang satu ini saja,
sehingga dengan demikian menunjukkan bahwa Allah mengizinkan pemberontakan
yang satu ini untuk melanjutkan rencana Allah bagi bumi ini.
Fakta bahwa Allah menempatkan Lucifer dalam Taman Eden, bahkan
sebelum Lucifer sendiri mengetahuinya bahwa ia ingin menjadi seorang raja (lihat
Yesaya 14:13,14 dan Ibrani 4:12), merupakan ciri khas dari cara Allah kadang-kadang
menggunakan mereka yang jahat untuk mencapai tujuan-tujuan-Nya. Dua contoh
adalah Nebukadnezar, raja Babel, dan sepuluh saudara yang menjual Yusuf ke dalam
perbudakan (Kejadian 50:15,20).
Allah tahu dengan sangat baik bahwa ada milyaran orang yang berasal dari
keturunan Adam (Ibrani 7:9,10; 1 Korintus 15:22). Ketika Adam memberontak, setiap
orang dari milyaran orang ini akan dihukum mati, tetapi Allah sudah melakukan
persiapan untuk menyelamatkan 200 juta dari orang-orang ini. Untuk mencapai hal
itu, Allah pertama-tama menyiapkan dua kitab. Kitab pertama menyebutkan setiap
orang yang akan menjadi keturunan Adam. Kitab kedua, yang disebut sebagai kitab
Anak Domba, memiliki 200 juta nama di dalamnya. Orang-orang ini harus
diselamatkan oleh Allah sendiri dengan menjadi Juruselamat mereka. Kemudian
Allah sendiri di dalam pribadi Tuhan Yesus Kritus, dibebani dengan setiap dosa dari
kedua ratus juta orang ini. Dan mendapati diri-Nya didakwa bersalah atas semua
dosa ini, Ia mengalami suatu kematian yang memalukan untuk mewakili masing-
masing orang-orang ini. Ia adalah Anda Domba yang disembelih sejak dunia belum
dijadikan. Sebenarnya, hukuman yang mengerikan ini menimpa Kristus sebelum
dunia ini diciptakan. Kita membaca dalam 1 Petrus 1:20:

Ia telah dipilih sebelum dunia dijadikan, tetapi karena kamu baru


menyatakan diri-Nya pada zaman akhir.

Dan dalam Matius 25:34, kita membaca:

73
Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya:
Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang
telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.

Dan dalam 2 Timotius 1:9,10, kita membaca:

Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan


kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan
maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada
kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman dan yang sekarang
dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang oleh
Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak
dapat binasa.

Lihat juga Ibrani 4:3.


Neraka berarti kematian. Mati berarti semua segala kehidupan sirna untuk
selamanya. Yesus berkata, misalnya, dalam Mazmur 16:10:

sebab Engkau tidak menyerahkan aku ke dunia orang mati, dan tidak
membiarkan Orang Kudus-Mu melihat kebinasaan.

Karena Ia sudah menang atas maut. Jiwanya bangkit dari antara orang mati.
Hal ini dibuktikan dalam Roma 1:4, di mana kita membaca:

dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari


antara orang mati, bahwa Ia adalah Anak Allah yang berkuasa, Yesus
Kristus Tuhan kita.

Ayat ini juga mengajarkan kita bahwa hanya karena Kristus bangkit dari
kubur (Neraka), Ia dapat dipanggil Anak Allah. Kristus tidak memiliki awal. Ia
adalah Allah yang kekal dari masa lalu yang kekal. Anak tidak memiliki awal. Hal
ini ditekankan oleh pernyataan Allah dalam Yohanes 3:16,.... mengaruniakan Anak-
Nya yang tunggal.” Tunggal mengacu kepada suatu awal. Bagaimana Allah bisa
berbicara tentang Kristus memiliki sebuah awal? Ia memiliki suatu awal dalam hal Ia
mati dan kemudian hidup kembali. Demikianlah, sekali Ia bangkit dari kematian, Ia
dapat disebut sebagai Anak Allah. Walaupun Kristus adalah Allah yang kekal, sebelum
Ia dapat menciptakan dunia, Ia harus bangkit dari kematian. Hal ini dibuktikan dalam
Ibrani 1:2:

maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan
perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak
menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam
semesta.

Pada gilirannya, hal ini membuktikan bahwa pembayaran lunas atas doa kaum
dosa-dosa umat pilihan sudah dilakukan sebelum penciptaan alam semesta.

74
Oleh karena itu, pertanyaan yang boleh diajukan ialah: “Apakah memang
perlu Kristus harus mati sampai dua kali untuk membayar lunas dosa-dosa kita?”
Ingatlah perumpamaan historis dari Keluaran 17:6:

Maka Aku akan berdiri di sana di depanmu di atas gunung batu di


Horeb; haruslah kaupukul gunung batu itu dan dari dalamnya akan
keluar air, sehingga bangsa itu dapat minum.” Demikianlah diperbuat
Musa di depan mata tua-tua Israel.

Gunung batu melambangkan Kristus. Musa melambangkan hukum Allah.


Air melambangkan Injil Keselamatan yang menjadi tersedia karena Kristus dihukum
untuk memuaskan tuntutan hukum Taurat. Dalam kutipan ini, kita belajar bahwa
Kristus, sang gunung batu, dipukul satu kali oleh Musa, hukum Taurat itu; dan air
(keselamatan) mengalir dari gunung batu tersebut.
Akan tetapi, dalam Bilangan 20:10,11, Musa memukul gunung batu itu dua
kali dan air mengalir ke luar. Dengan melakukan hal itu, Musa bertindak melewati
apa yang sudah diperintahkan Allah kepadanya, dan dengan demikian Musa ditolak
menerima hak istimewa untuk memimpin Israel menyeberangi Sungai Yordan
memasuki Tanah Perjanjian.
Dengan kata lain, gunung batu dipukul dua kali ketika semua yang dibutuhkan
hanyalah dipukul satu kali saja. Yesus dihukum dua kali walaupun pembayaran lunas
atas dosa-dosa kita hanya menuntut bahwa Ia harus dihukum hanya sekali saja.
Oleh karena itu, kita merasa yakin bahwa kali kedua Ia dihukum, saat Ia
tergantung di atas kayu salib, bukanlah untuk membayar upah dosa. Sementara kita
mempelajarinya, itu merupakan suatu demonstrasi tentang bagaimana ia telah
membayar atas upah dosa-dosa kita sebelum dunia ini diciptakan.

Umat Pilihan: 200 Juta Orang

Yang menimbulkan rasa ingin tahu kita, Allah dalam hikmat-Nya memberikan
angka untuk jumlah orang yang telah dipilih-Nya untuk menerima keselamatan.
Kita dapat merasa yakin bahwa keseluruhan jumlah yang tepat dari orang-
orang yang direncanakan Allah untuk diselamatkan adalah 200 juta orang. Ini
termasuk setiap orang yang akan diangkat pada tanggal 21 Mei 2011. Pada hari yang
menakjubkan itu, tubuh setiap orang percaya sejati yang pernah hidup dan kemudian
mati akan dibangkitkan dari kematian dan diangkat untuk berada bersama dengan
Kristus. Pada saat yang bersamaan, setiap orang percaya sejati akan diberikan tubuh
kekal yang sudah mengalami kebangkitan dan diangkat sebagai satu pribadi yang
utuh ke dalam surga.
Dalam Wahyu 9:14 mereka (orang-orang percaya sejati) dibicarakan sebagai
empat malaikat yang terikat di Sungai Efrat. Sementara Sungai Efrat mengalir
melewati Babel, dalam Alkitab, Allah umumnya menghubungkannya dengan tanah
perjanjian, yaitu tanah Israel (Kejadian 15:18; Ulangan 1:7,11:24; Yosua 1:4 dan
seterusnya). Sungai itu melambangkan bagian terjauh dari kerajaan Allah, yang
dilambangkan dengan tanah Israel.

75
Semua umat pilihan, yaitu semua yang akan diangkat, pada saat ini
dihubungkan dengan Kerajaan Allah, namun mereka diikat dekat (Sungai Efrat)
Kerajaan Allah. Hal ini karena mereka sepenuhnya dihubungkan dengan kerajaan
Allah ketika keselamatan mereka disempurnakan pada saat mereka menerima tubuh
kebangkitan mereka. Mereka disebut sebagai empat malaikat atau empat utusan
karena angka empat menyatakan jangkauan yang paling penuh. Angka empat
menekankan bahwa mereka akan ditemukan di seluruh dunia dan termasuk orang-
orang yang menerima keselamatan.
Kita harus belajar dan memahami bahwa demonstrasi yang menakjubkan ini
tentang kemuliaan dan hikmat Allah ini berlangsung untuk selamanya sehingga hal
itu tidak akan pernah terjadi lagi.
Kita membaca dalam Wahyu 1:18:

Aku adalah ... Yang Hidup. Aku telah mati, namun lihatlah, Aku hidup,
sampai selama-lamanya dan Aku memegang segala kunci maut dan
kerajaan maut.

Perkataan “Aku hidup, sampai selama-lamanya” menjamin bahwa jenis


demonstrasi ini tidak akan pernah terjadi lagi.
Angka 200 juta diberikan dua kali. Dalam Wahyu 9:16 angka yang diberikan
adalah “dua ribu laksa” (200 juta). Pada saat itu Alkitab mengatakan, “...aku
mendengar jumlah mereka.” Gaya bahasa ini memastikan kita bahwa hal ini
ditetapkan oleh Allah dan akan segera terjadi (Kejadian 41:32).3
Mereka menunggang kuda, dengan demikian menyamakan diri mereka
dengan pasukan surgawi yang dijabarkan dalam Wahyu 19:11-16, di mana kita
membaca:

Lalu aku melihat sorga terbuka: sesungguhnya, ada seekor kuda putih;
dan Ia yang menungganginya bernama: “Yang Setia dan Yang Benar”,
Ia menghakimi dan berperang dengan adil. Dan mata-Nya bagaikan
nyala api dan di atas kepala-Nya terdapat banyak mahkota dan pada-
Nya ada tertulis suatu nama yang tidak diketahui seorang pun, kecuali
Ia sendiri. Dan Ia memakai jubah yang telah dicelup dalam darah dan
nama-Nya ialah: “Firman Allah.” Dan semua pasukan yang di sorga
mengikuti Dia; mereka menunggang kuda putih dan memakai lenan
halus yang putih bersih. Dan dari mulut-Nya keluarlah sebilah pedang
tajam yang akan memukul segala bangsa. Dan Ia akan menggembalakan
mereka dengan gada besi dan Ia akan memeras anggur dalam kilangan
anggur, yaitu kegeraman murka Allah, Yang Mahakuasa. Dan pada
jubah-Nya dan paha-Nya tertulis suatu nama, yaitu: “RAJA SEGALA
RAJA DAN TUAN DI ATAS SEGALA TUAN.”

3
Alkitab memberikan jumlah angka yang tepat tentang mereka yang terlepas dari kehancuran
dunia pada saat air bah terjadi: delapan. Alkitab memberikan angka yang tepat tentang mereka
yang terlepas dari kehancuran Niniwe pada masa Yunus: 120.000 (Yunus 4:11). Oleh karena itu,
kita tidak usah merasa heran bahwa Allah memberikan kita angka yang tepat tentang mereka yang
menerima keselamatan: 200 juta.

76
Allah menunjukkan sasaran khusus mereka adalah sepertiga dari umat
manusia, sebagaimana kita baca dalam Wahyu 9:15:

Maka dilepaskanlah keempat malaikat yang telah disiapkan bagi jam


dan hari, bulan dan tahun untuk membunuh sepertiga dari umat
manusia.

Dalam Alkitab, sepertiga bagian pada awalnya dihubungkan dengan orang-


orang percaya sejati, yang tadinya ditemukan terutama dalam gereja-gereja di seluruh
dunia. Kita membaca tentang mereka dalam Zakharia 13:9:

Aku akan menaruh yang sepertiga itu dalam api dan akan memurnikan
mereka seperti orang memurnikan perak. Aku akan menguji mereka,
seperti orang menguji emas. Mereka akan memanggil nama-Ku, dan
Aku akan menjawab mereka. Aku akan berkata: Mereka adalah umat-
Ku, dan mereka akan menjawab: TUHAN adalah Allahku!”

Akan tetapi, karena gereja-gereja dengan cepat menjadi murtad, Allah


berbicara tentang mereka, terutama dalam kitab Wahyu, sebagai sepertiga bagian
yang harus dihancurkan oleh Allah.
Secara prinsip, Allah membuat orang-orang menjadi korban dari murka Allah
pada saat mereka melanggar hukum-Nya. Melanggar hukum Allah membuat orang
menerima hukuman mati. Tetapi juga, akan ada penjatuhan hukuman terhadap mereka
yang mengklaim taat kepada ajaran Alkitab. Akan dibuktikan kelak bahwa mereka
tidak taat dengan fakta bahwa mereka tidak diangkat. Mereka termasuk kepada yang
sepertiga bagian. Demikianlah, mereka yang tidak diangkat digambarkan dalam Wahyu
9:17,18, di mana kita membaca:

Maka demikianlah aku melihat dalam penglihatan ini kuda-kuda dan


orang-orang yang menungganginya; mereka memakai baju zirah, merah
api dan biru dan kuning belerang warnanya; kepala kuda-kuda itu sama
seperti kepala singa, dan dari mulutnya keluar api, dan asap dan
belerang. Oleh ketiga malapetaka ini dibunuh sepertiga dari umat
manusia, yaitu oleh api, dan asap dan belerang, yang keluar dari
mulutnya.

Mereka yang mengklaim sebagai orang-orang percaya, tetapi tertinggal di


belakang pada saat pengangkatan selanjutnya akan dihukum oleh fakta bahwa mereka
menerima murka Allah yang diberikan pada hari penghakiman. Itulah yang diajarkan
Allah dalam bagian-bagian berikut ini,

Matius 12:41,42: Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan


bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-
orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan
sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus! Pada waktu
penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama angkatan ini

77
dan ia akan menghukumnya juga. Sebab ratu ini datang dari ujung
bumi untuk mendengar hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di
sini lebih dari pada Salomo!”

Lukas 22:30: bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku
di dalam Kerajaan-Ku dan kamu akan duduk di atas takhta untuk
menghakimi kedua belas suku Israel.

Semua yang akan terjadi terlihat jelas ketika para ahli teologi berbicara tentang
perang Harmagedon. Pasukan orang benar sudah diangkat. Orang-orang gereja akan
meratap dan menggertakkan gigi mereka (Matius 8:11,12; 13:42,50; 22:13; 24:51;
25:30; Lukas 13:28), karena mereka telah tertinggal di belakang.

Jutaan Orang yang Belum Menerima Keselamatan Telah Mati Tanpa Menyadari
Akan Murka Allah

Yang mengherankan kita, kita mempelajari bahwa sebagian besar orang


yang telah mati atau akan mati sebelum 21 Mei 2011, tidak pernah merasakan atau
sadar akan murka Allah yang menimpa mereka karena dosa-dosa mereka. Bagaimana
hal ini mungkin terjadi? Kita telah belajar bahwa murka Allah itu terdiri dari beberapa
tahap. Murka Allah itu terdiri dari hal-hal berikut.

1. Rasa malu yang besar.

2. Hukuman (mati, neraka).

3. Hilangnya hak istimewa dalam hidup ini.

4. Hilangnya warisan hidup kekal, bersama dengan hilangnya warisan surga


yang baru dan bumi yang baru.
5. Kehancuran kekal, tak pernah ada lagi.

Sementara semua hukuman ini menimpa orang-orang yang belum selamat,


biasanya, orang-orang ini mati tanpa memiliki kesadaran bahwa kematiannya
merupakan dampak dari dosa dalam hidupnya. Jika ia adalah seorang anggota gereja,
ia mungkin percaya dalam pandangan tradisional bahwa orang-orang berdosa akan
masuk ke dalam neraka di mana mereka untuk disiksa selamanya. Tetapi hal ini
tidak menjadi masalah baginya karena ia sudah merasa yakin bahwa ia sudah
mengalami kelahiran baru, mengaku anggota dari gereja tersebut.
Sesungguhnya dalam kehidupan sebagian besar umat gereja, dan sering dalam
kehidupan orang yang ada di luar gereja, mereka yakin bahwa kematian merupakan
suatu saat yang mengagumkan untuk memasuki suatu tempat yang lebih baik.
Demikianlah, kematian dipandang sebagai suatu saat kemenangan, walaupun hal itu
dipengaruhi dengan kesedihan karena perpisahan dari orang-orang yang dikasihi dan
dari hal-hal baik yang dinikmati orang itu dalam hidup ini.
Akan tetapi, orang yang belum selamat yang telah mati sekarang benar-benar
mati untuk selamanya. Ia tidak pernah mengalami murka Allah secara sadar. Memang

78
benar, pada saat pengangkatan, sisa-sisa dari jasad tubuhnya yang ditempatkan dalam
kubur akan dicampakkan ke luar secara memalukan dari kubur, untuk dipermalukan
oleh Allah di depan para penghuni surgawi. Namun, orang yang belum menerima
keselamatan tidak akan memiliki pengetahuan akan hal ini secara sadar. Memang
benar, ia telah kehilangan hak kesulungannya, yaitu hidup kekal dan warisan surga
yang baru dan bumi yang baru, namun ia sama sekali tidak menyadarinya.
Selanjutnya, sepanjang umur dari orang-orang ini, sering mereka mengalami
kenikmatan dan kebahagiaan besar. Mereka telah mengalami hal-hal seperti kasih
keluarga dan kenikmatan hidup dalam sebuah dunia yang indah. Demikianlah, hidup
dan mati semuanya baik, walaupun mereka tidak pernah menerima keselamatan. Kalau
begitu, di mana murka Allah menimpa orang-orang ini yang tak pernah menerima
keselamatan ini? Entah bagaimana, kelihatannya kita telah salah dalam pemahaman
kita tentang proses penghakiman Allah.
Tetapi kita telah kehilangan jalan kita. Sebaliknya, kita mempelajari bahwa
fokus utama dari dunia ini bukanlah pada program keselamatan Allah atau pada
rencana penghakiman Allah. Fokus utama dunia ini bertumpu pada hikmat dan
kemuliaan Allah. Ingatlah kita belajar bahwa tujuan Allah dalam menciptakan umat
manusia dan menempatkannya di dalam dunia ini ialah untuk menyediakan suatu
gambaran yang sangat besar supaya semua pemerintah dan penguasa di surga dapat
melihat hikmat dan kemuliaan Allah yang sangat besar, sementara Allah mengerjakan
rencana keselamatan-Nya sepanjang lebih dari 13.000 tahun yang penuh dengan dosa.
Oleh karena itu, misalnya, kita mendapati bahwa sementara Allah membenci
orang berdosa (Mazmur 5:5), di mana murka ilahi-Nya menimpa dia, walaupun
demikian Ia memiliki belas kasihan dan kelembutan yang luar biasa terhadap seluruh
ciptaan-Nya, termasuk orang-orang berdosa. Dalam Matius 5:45, kita membaca:
Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang
di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang
yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang
yang tidak benar.
Renungkanlah tentang berkat-berkat besar yang mengalir dari sinar matahari
yang indah dan hujan yang baik yang mengairi bumi. Mereka yang tidak dipilih
untuk menerima keselamatan dapat menikmati berkat-berkat ini satu demi satu seperti
mereka yang menerima keselamatan.
Belas kasihan Kristus yang mencakup seluruh umat manusia diperlihatkan
di dua tempat dalam Alkitab di mana kita membaca bahwa Yesus menangis. Dalam
Yohanes 11:33-35, kita membaca kata-kata emosional ini:
Ketika Yesus melihat Maria menangis dan juga orang-orang Yahudi
yang datang bersama-sama dia, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat
terharu dan berkata: “Di manakah dia kamu baringkan?” Jawab
mereka: “Tuhan, marilah dan lihatlah!” Maka menangislah Yesus.

Allah yang kekal, Tuhan Yesus, memperlihatkan ketertekanan jiwa-Nya


secara empatik karena kematian telah memasuki dunia ini. Dalam Lukas 19:41-44,
kita membaca:

79
Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu, Ia menangisinya,
kata-Nya: “Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau
mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang
hal itu tersembunyi bagi matamu. Sebab akan datang harinya, bahwa
musuhmu akan mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung
engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan, dan mereka akan
membinasakan engkau beserta dengan pendudukmu dan pada
tembokmu mereka tidak akan membiarkan satu batu pun tinggal
terletak di atas batu yang lain, karena engkau tidak mengetahui saat,
bilamana Allah melawat engkau.”

Yerusalem seperti yang digambarkan dalam Alkitab di sini terdiri dari semua
umat Israel dan semua organisasi gereja, yang secara eksternal melambangkan kerajaan
Allah, dan telah menjadi murtad. Demikianlah, anggota-anggota mereka sedang
berjalan menuju ke neraka. Mereka telah mengolok-olok Allah. Mereka telah
menetapkan rencana-rencana keselamatan mereka sendiri. Mereka telah menyesatkan
ajaran Alkitab dan seterusnya. Namun, Kristus menangis karena Ia harus
mendatangkan murka-Nya secara penuh ke atas mereka. Dapatkah kita melihat
sekarang betapa mulianya Kristus itu, sebagaimana Dia adanya, dengan menangisi
Yerusalem, menunjukkan belas kasihan-Nya kepada kita dan kepada para pemerintah
dan penguasa surgawi? Tidaklah mengherankan Allah berkata, sebagaimana kita
baca dalam Yehezkiel 33:11, “Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik.”
Ini semua disaksikan oleh pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa
surgawi dalam perjalanan waktu menuju surga. Mereka melihat suatu dunia selama
11.000 tahun diperintah oleh satu malaikat jahat Iblis. Mereka melihat bagaimana
beberapa orang diselamatkan, yaitu delapan orang, ketika Allah memperingatkan
dunia tentang kehancuran yang mengancam akan segera datang pada zaman Nuh.
Mereka melihat kesetiaan Abraham, dan ketidaksetiaan bangsa Israel, yang binasa di
padang gurun karena ketidakpercayaan mereka. Mereka menyaksikan bangsa Israel
dihancurkan karena kejahatannya oleh bangsa Asyur, dan bangsa Yehuda oleh bangsa
Babel.
Bagaimana Kristus akan mengelola sebuah dunia yang berisi bermilyar orang
yang mati secara rohani yang dikuasai oleh Iblis?
Bagaimana Kristus akan mengelola sebuah dunia di mana di dalamnya setiap
warganya mengalami kematian secara rohani, menjadi hamba dari dosa dan Iblis?
Bagaimana Allah dapat mengelola sebuah alam semesta yang sudah dikutuk
di mana di dalamnya hidup orang-orang terkutuk, di mana hanya ada sedikit orang
yang ditarik untuk menjadi umat Allah?
Fokus terakhir adalah ada pada gereja yang kekal, 200 juta orang yang
namanya ada tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba. Bagaimana mereka
dapat hidup di antara milyaran orang jahat yang dikuasai Iblis, yang bermusuhan
dengan Kristus dan kemudian ditarik keluar dari sana?
Bagaimana Allah dapat mengelola sebuah dunia di mana di dalamnya
sebagian besar penduduknya mengalami kematian secara rohani yang dikuasai oleh
Iblis, tetapi dalam dunia yang sama itu ada sejumlah kecil orang yang sudah terpilih

80
untuk menerima keselamatan, namun belum diselamatkan, dan beberapa yang benar-
benar sudah diselamatkan?
Planet kita diciptakan untuk memperlihatkan hikmat dan kemuliaan Allah
dalam situasi yang paling sulit dan tak mungkin dilakukan. Perwujudan yang paling
penuh dari kemuliaan-Nya dilihat pada fakta bahwa Allah sendiri menjadi Juruselamat.
Sepanjang semua kejadian ini, pemerintah-pemerintah dan penguasa-
penguasa menyaksikan kelembutan, kebaikan, pengampunan, belas kasihan, dan
kesabaran Allah. Dan kemudian mereka menyaksikan penjelmaan Allah menjadi
manusia. Allah mengambil bentuk seorang manusia dan datang secara pribadi ke
dalam dunia ini untuk langsung memperlihatkan bagaimana Ia telah menderita sebelum
bumi dijadikan untuk mewakili 200 juta orang untuk mereka Ia datang.
Mereka melihat Dia sebagai seorang guru yang rendah hati yang juga tetap
sebagai Allah. Mereka melihat Dia dihina dan ditolak oleh manusia. Mereka melihat
Dia mengalami penghukuman yang paling memalukan dan terkutuk ketika Ia
tergantung di atas kayu salib.
Mereka juga melihat belas kasihan-Nya yang amat besar sementara seorang
pencuri yang berada pada sebuah salib lain di dekatnya mula-mula mengejek Yesus
dan kemudian memohon, “Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang
sebagai Raja” (Lukas 23:42). Dan tepat di sana menjelang kematiannya dari manusia
yang hina ini, mereka menyaksikan dia menerima pengampunan penuh.
Mereka menyaksikan gambaran mulia dari kebangkitan Kristus, diikuti
dengan keselamatan dari kira-kira 3.000 orang pada saat Roh Kudus dicurahkan.
Betapa mulianya Allah dan mereka melihat kemuliaan-Nya dalam semua pekerjaan
ini.
Dan umat manusia yang menjadi penghuni planet bumi memiliki hak istimewa
untuk menyaksikan hikmat dan kemuliaan Kristus dengan membaca Alkitab dengan
hati-hati.
Tetapi kemudian dunia akan tiba pada awal dari hari penghakiman, tanggal
21 Mei 2011. Lebih dari 6,5 milyar orang masih hidup pada saat itu dan mereka akan
memasuki periode penghakiman selama 153 hari dan mereka akan tahu secara pasti
bahwa mereka berada di bawah murka Allah karena dosa-dosa mereka. Sebagian
besar dari mereka secara sadar akan mengalami murka Allah.
Mengapa ada perubahan mendadak? Mereka adalah jenis orang-orang yang
sama yang selama 13.000 tahun telah menjalani kehidupan mereka dengan aman di
muka bumi ini. Tetapi jika mereka masih hidup pada tanggal 21 Mei 2011, tiba-tiba
akan terjadi gempa bumi yang sangat besar yang akan membunuh banyak di antara
mereka (Wahyu 16:18). Kematian akan terlihat di mana-mana. Kesakitan dan
penderitaan besar akan terlihat di mana-mana.
Perbedaan bagi orang-orang ini dijabarkan dalam apa yang kita baca dalam
Lukas 12:45-48:

Akan tetapi, jikalau hamba itu jahat dan berkata di dalam hatinya:
Tuanku tidak datang-datang, lalu ia mulai memukul hamba-hamba laki-
laki dan hamba-hamba perempuan, dan makan minum dan mabuk,
maka tuan hamba itu akan datang pada hari yang tidak disangkakannya,
dan pada saat yang tidak diketahuinya, dan akan membunuh dia dan

81
membuat dia senasib dengan orang-orang yang tidak setia. Adapun
hamba yang tahu akan kehendak tuannya, tetapi yang tidak
mengadakan persiapan atau tidak melakukan apa yang dikehendaki
tuannya, ia akan menerima banyak pukulan. Tetapi barangsiapa tidak
tahu akan kehendak tuannya dan melakukan apa yang harus
mendatangkan pukulan, ia akan menerima sedikit pukulan. Setiap orang
yang kepadanya banyak diberi, dari padanya akan banyak dituntut,
dan kepada siapa yang banyak dipercayakan, dari padanya akan lebih
banyak lagi dituntut.”

Kita sedang hidup dalam suatu masa ketika Allah telah memberikan kepada
kita, dengan sangat tepat, jadwal waktu dari akhir dunia ini. Informasi ini diberikan
kepada dunia, dan semakin banyak diketahui oleh penduduk dunia, supaya orang-
orang yang belum diselamatkan dapat berseru meminta belas kasihan. Kita berharap
bahwa sejumlah besar orang, seperti penduduk Niniwe pada zaman Yunus, akan
mengalami belas kasihan Allah.
Memang benar, ada saat-saat di masa lalu ketika ada pengajaran yang
mengatakan bahwa pada hari ini dan hari itu, adalah saat akhir dari dunia ini. Namun,
sekarang peringatan akan waktu kedatangan kembali Kristus dan hari penghakiman
jauh berbeda dengan yang sebelumnya. Ayat-ayat di atas menunjukkan akan betapa
pentingnya memberikan perhatian kepada peringatan-peringatan Alkitab tentang akhir
dunia. Misalnya, prinsip-prinsip berikut ini terintegrasi ke dalam peringatan ini.

1. Keseluruhan Alkitab merupakan hukum Allah, dan setiap kata dalam


bahasa-bahasa aslinya berasal langsung dari mulut Allah. Demikianlah,
gereja dan dunia seharusnya tahu bahwa Alkitab merupakan pemegang
otoritas yang tertinggi, jauh lebih besar daripada yang dikenali
sebelumnya. Ajaran Alkitab harus didengarkan dan ditaati.

2. Informasi waktu dari Alkitab yang menunjukkan tanggal 21 Mei 2011


dan 21 Oktober 2011 memiliki banyak bukti dalam Alkitab yang
menjamin ketepatan dari hari-hari ini. Ini merupakan informasi
mengejutkan yang tak pernah diketahui dunia sebelumnya dan tentu saja
itu akan mempengaruhi seluruh dunia.

3. Informasi tentang waktu ini tersedia di seluruh dunia melalui Internet


dan radio gelombang pendek. Informasi ini tersedia secara gratis dan
bisa dikirimkan melalui jasa pos dalam banyak bahasa kepada siapa pun
yang memintanya melalui surat ataupun menelepon untuk
memperolehnya. Setiap orang harus menyadari hal itu.

4. Secara umum, orang-orang akan mengolok-olok dan menghina informasi


tentang waktu ini dan banyak orang akan menyangkal sepenuhnya.

5. Mereka yang tidak diangkat pada tanggal 21 Mei 2011 akan mati pada
hari itu atau pada suatu saat atau sebelum 21 Oktober 2011, pada saat

82
mana seluruh dunia akan dibakar dengan api. Ketika kematian terjadi,
tidak akan ada kesadaran selanjutnya tentang murka Allah.

Akan tetapi, sebelum kematian terjadi, akan ada suatu kesadaran yang kuat
tentang murka Allah, sementara mereka yang sedang menjalani kehidupan tetap berada
di bawah penderitaan karena bala penyakit yang tak tertahankan oleh dunia pada
Hari Penghakiman, 153 hari sejak 21 Mei 2011 sampai 21 Oktober 2011. Mereka
akan mengalami hal-hal yang sangat mengerikan sebagai berikut ini.

1. Rasa malu dan kutukan karena berada di bawah murka Allah.

2. Pengetahuan bahwa sukacita dan penghiburan dan hal-hal lainnya dari


dunia ini sudah berakhir.

3. Pengetahuan bahwa mereka tidak memiliki warisan di masa depan.


Hanya kematian yang menunggu mereka, dan itu akan tiba tidak lebih
dari tanggal 21 Oktober 2011.

4. Rasa sakit dan penderitaan jasmaniah itu yang akan menimpa semua
yang masih hidup pada saat itu.

5. Pengetahuan bahwa tidak akan ada lagi belas kasihan dari Allah.

Kehancuran dari alam semesta ini akan menjadi peristiwa sejarah terakhir
yang disaksikan oleh para pemerintah dan penguasa surgawi. Hal itu memperlihatkan
kemuliaan dan hikmat Allah.
Penyuguhan murka Allah ini benar-benar merupakan sesuatu yang sangat
menyedihkan. Hal itu terutama sangat menyedihkan dan mengerikan ketika kita ingat
bahwa semua akan terjadi dalam waktu beberapa bulan saja. Dan tidak ada
kemungkinan penundaan. Itu akan terjadi.
Tetapi pikirkanlah betapa besar belas kasihan Allah itu. Ia dapat mewujudkan
pengangkatan dan hari penghakiman dengan datang bagaikan seorang pencuri di
waktu malam, dan pada saat itu sebagian besar orang di bumi tidak memperoleh
peringatan apa pun. Namun, Allah dalam belas kasihan-Nya memberikan kita jadwal
waktu untuk mengetahui peringatan tersebut tentang penghakiman yang semakin
mendekat yang akan melanda dunia. Yang menyedihkan, bagi mereka yang
menyangkali fakta itu karena mereka tidak menginginkan dunia ini berakhir, Ia akan
datang bagaikan seorang pencuri di waktu malam.
Selanjutnya, Allah memberikan contoh tentang kota kuno dan jahat Niniwe
dalam kitab Yunus. Mereka tidak tahu sedikit pun tentang Alkitab dan mereka
memiliki 40 hari atau kurang untuk bereaksi terhadap peringatan itu. Kita dapat
menarik pelajaran dari mereka.

1. Secara tersirat mereka percaya kepada Allah. Mereka tidak


berargumentasi dengan Allah.

83
2. Mereka memandang pada diri mereka sendiri dengan jujur, mengenali
fakta bahwa mereka adalah orang-orang berdosa dan layak menerima
murka Allah.

3. Secara terbuka mereka memperlihatkan kerendahan hati mereka dengan


duduk sambil mengenakan baju karung dan abu. Ini dilakukan oleh
hamba yang paling rendah dan yang paling tinggi dan oleh pejabat yang
paling besar, sang raja sendiri.

4. Mereka berpaling dari dosa mereka dan langsung berupaya untuk


menjalani suatu kehidupan yang berkenan kepada Allah.

5. Mereka tidak menuntut kepada Allah, namun mereka memohon kepada


Allah supaya bilamana mungkin Allah mau mengubah pikiran-Nya dan
tidak menghancurkan mereka.

Kita juga harus menaruh perhatian serius kepada reaksi penduduk pada zaman
Nuh sementara kepada mereka diperingatkan bahwa kehancuran akan segera terjadi.
Sungguh menakutkan membaca reaksi yang umum terhadap akhir dunia,
penghancuran yang terjadi pada masa kita hidup, akan serupa dengan yang terjadi
pada zaman Nuh. Kita membaca dalam Matius 24:37-39:

“Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya


kelak pada kedatangan Anak Manusia. Sebab sebagaimana mereka pada
zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan,
sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, dan mereka tidak
tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka
semua, demikian pulalah halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.

Satu hal yang pasti. Satu-satunya reaksi yang aman dan tepat terhadap
berita tentang kehancuran yang semakin mendekat ini seharusnya adalah perubahan
dalam sasaran saya, aspirasi saya, rencana-rencana saya, tujuan saya, harapan-harapan
saya dalam dunia ini. Tiba-tiba, saya seharusnya menyadari bahwa satu-satunya
masalah penting yang harus saya fokuskan ialah fakta bahwa dalam beberapa bulan
ke depan, dunia ini akan segera berakhir. Dalam sisa beberapa bulan ini, hal apakah
yang paling penting bagi hidup saya dan bagi kehidupan keluarga saya? Pastilah itu
tak ada hubungannya dengan berupaya membuat hidup saya lebih nyaman di dunia
ini.
Sebenarnya, jika saya seorang percaya sejati, saya harus tahu bahwa saya,
sebagai seorang penjaga, seharusnya memiliki keprihatinan yang besar bahwa bukan
hanya kepada keluarga saya, tetapi kepada seluruh dunia yang harus menerima berita
yang mengerikan tentang kehancuran dunia yang semakin mendekat.
Dengan kata lain, jika fakta-fakta mengenai semakin dekatnya akhir dunia
tidak secara serius menyebabkan suatu perubahan besar dan perilaku saya secara
langsung dan sasaran saya, saya lebih baik dengan jujur menjawab pertanyaan: Apakah
saya benar-benar percaya pada kebenaran Alkitab bahwa 21 Mei 2011 merupakan

84
hari pengangkatan dan awal dari hari penghakiman? Ingatlah peringatan dari Lukas
12:47.
Allah tetap sama, baik kemarin maupun hari ini dan sampai selama-lamanya
(Ibrani 13:8).
Orang Niniwe memperlihatkan kepada kita jalan, dan kita harus mengikuti
jalan itu sekarang bahwa kita tahu dengan pasti bahwa Hari Penghakiman sudah
sangat dekat. Allah telah menunjukkan dengan sangat pasti bahwa pada hari ini, ada
sejumlah besar orang banyak yang tak terhitung banyaknya, sedang diselamatkan
(Wahyu 7:9-14). Allah menekankan bahwa Ia tidak membedakan bangsa (Roma 2:11).
Demikianlah, ada suatu pengharapan besar bagi Anda. Anda memiliki suatu
kemungkinan besar yang sama seperti siapa pun di dunia ini untuk menjadi salah
satu orang pilihan Allah.
Mulailah membaca Alkitab dan berdoalah supaya Allah dapat menolong Anda
untuk menjadi semakin taat kepada ajaran Alkitab. Mohonkan kerendahan hati kepada
Allah. Hanya karena Anda seorang pendeta atau seorang anggota gereja yang setia
selama banyak tahun, hal itu tidak menempatkan Anda pada posisi yang mendukung
Anda untuk menerima keselamatan. Tidak ada kedudukan yang istimewa. Dan gereja
Anda dan pendeta Anda atau doktrin Anda mungkin selama ini telah menjadi allah
Anda karena Allah adalah apa pun yang telah ditempatkan sebagai keyakinan di
dalam hati kita. Kepercayaan kita seharusnya hanya pada Alkitab. Walaupun ada
banyak hal dalam Alkitab yang tidak kita pahami, kita masih harus memahaminya
bahwa semua isinya berasal dari mulut Allah.
Jangan berhenti untuk berseru kepada Allah untuk memohon belas kasihan-
Nya. Tetapi lakukan hal itu sambil selalu mengingat bahwa tak seorang pun dari
antara kita layak untuk menerima belas kasihan Allah. Oleh karena itu, kita terus
berseru kepada Dia, sambil memohon, sambil meminta, “Ya, Tuhan, apakah mungkin
bahwa, saya juga, bisa menerima keselamatan?”

85
Bab 7
Keselamatan

Siapa atau di mana orang-orang berdosa yang tak dapat dikirim ke neraka?
Tak seorang pun yang tahu. Satu-satunya saat ketika kita benar-benar dapat
mengetahui bahwa kita adalah salah satu orang pilihan Allah ialah ketika kita menerima
dari Allah suatu jiwa baru yang sudah mengalami kebangkitan. Ketika hal itu terjadi,
kita akan tahu hal itu terjadi hanya karena Allah telah memilih kita untuk menerima
keselamatan dan Ia telah seutuhnya menyediakan keselamatan bagi kita. Kita akan
tahu bahwa keselamatan kita sepenuhnya merupakan kasih karunia dan belas kasihan
Allah dan kita tak melakukan upaya apapun sehingga kita dapat menerima
keselamatan.
Ketika Allah memberikan seseorang sebuah hati baru dan sebuah roh baru
(Yehezkiel 36: 26), Allah sedang menyiapkan orang itu untuk menjalani hidup kekal
bersama Dia. Hati yang baru atau roh yang baru, yang juga disebut suatu jiwa baru
yang sudah dibangkitkan, mengubah hidup kita sehingga kita memiliki suatu kerinduan
yang sinambung untuk melakukan kehendak Allah. Lebih dari itu, hati kita merasa
sedih ketika kita berdosa, namun masih mungkin untuk berbuat dosa karena kita
hidup dalam tubuh yang belum diselamatkan. Oleh karena itu, sebelum kita menjadi
warganegara kekal dalam surga baru dan bumi baru, kepada kita juga akan diberikan
suatu tubuh rohani yang baru yang sudah mengalami kebangkitan. Allah dapat
memberikan suatu jiwa baru kepada siapa pun yang telah dipilih Allah, kapan pun
dalam kehidupan seorang umat pilihan. Hal itu bisa terjadi sebelum kelahiran atau
satu menit sebelum ia mati. Itu merupakan suatu tindakan yang sepenuhnya diprogram
Allah.
Akan tetapi, itu akan berlangsung sementara orang pilihan itu sedang
mendengarkan firman Allah (Roma 10:17). Itulah sebabnya kami berusaha untuk
mendorong setiap orang di dunia untuk mendengarkan Alkitab. Sebenarnya kita
diperintahkan oleh Allah untuk memberitakan firman Allah ke seluruh dunia sehingga
setiap orang dapat mendengarkan Alkitab.
Menempatkan orang-orang dalam suatu lingkungan yang mau mendengarkan
firman Allah adalah menempatkan mereka di bawah perintah-perintah Allah kepada
umat manusia untuk menaati Alkitab. Untuk menaati Alkitab, kita perlu membaca
dan mendengarkan Alkitab. Kita diperintahkan untuk menerima keselamatan. Kita
diperintahkan untuk bertobat dari dosa-dosa kita. Kita diperintahkan untuk memohon
belas kasihan Allah. Orang yang belum menerima keselamatan diperintahkan untuk
berusaha memasuki kerajaan Allah (Lukas 13:24). Kata “berusaha” berasal dari kata
Yunani yang berarti menderita siksaan. Itu adalah seperti seorang pelari yang menderita
siksaan atau berusaha untuk menjadi seorang pemenang dalam sebuah perlombaan.
Inilah di mana misteri tentang keselamatan itu berada. Karena Allah
menciptakan manusia dalam citra-Nya, dalam gambar dan rupa Allah sendiri,
walaupun manusia itu mati secara rohani, ia harus berupaya dengan semua

86
kekuatannya untuk mengikuti perintah-perintah Allah. Oleh karena itu ia harus dengan
saksama mendengarkan firman Allah, sambil berupaya untuk menaati perintah-
perintah Allah. Bagaimana Allah menghubungkannya dengan upaya ini merupakan
suatu misteri. Tentu saja kita tidak pernah boleh mempercayai bahwa upaya saya
untuk memasuki kerajaan Allah itu suatu keunggulan dalam cara apa saja. Juga segala
upaya saya dengan cara apa pun tidak akan menjamin bahwa saya akan menerima
keselamatan.
Adalah benar bahwa dalam upaya saya, saya akan semakin berkenalan dengan
kitab hukum Allah, Alkitab. Adalah benar bahwa dalam upaya saya, saya akan semakin
mencari kehendak Allah, ketimbang kehendak saya sendiri. Adalah benar bahwa dalam
upaya saya, saya akan mendapati diri saya menjadi rendah hati sambil memohon
kepada Allah untuk memperoleh belas kasihan-Nya. Adalah benar bahwa dalam upaya
saya, saya akan semakin menyadari bahwa saya harus menunggu sepenuhnya pada
Tuhan, jika memang Ia berencana untuk menyelamatkan saya. Adalah benar bahwa
dalam upaya saya, saya memiliki suatu pengharapan besar bahwa saya juga dapat
menjadi salah satu orang pilihan Allah. Adalah benar bahwa hari ini, Allah sedang
menyelamatkan sejumlah besar orang yang tak terhitung jumlahnya dan saya juga
kemungkinan bisa tercakup ke dalam bilangan tersebut.
Adalah juga benar bahwa Allah menguasai orang yang belum menerima
keselamatan dan orang yang sudah menerima keselamatan. Itu berarti bahwa pada
akhirnya Allah dapat menyebabkan orang yang belum menerima keselamatan
melakukan kehendak-Nya dari saat ke saat, walaupun Allah tidak berencana untuk
menyelamatkan orang itu. Demikian juga, sementara seseorang yang belum menerima
keselamatan sedang berupaya memasuki kerajaan Allah, apa pun yang dilakukannya
yang merupakan ketaatan kepada Allah mungkin merupakan petunjuk bahwa Allah
sedang bekerja di dalam dirinya, walaupun ia bukanlah termasuk salah satu dari umat
pilihan Allah. Atau mungkin saja bahwa upaya orang itu sendiri, bersamaan dengan
upayanya, adalah untuk menaati Allah. Atau mungkin saja itu merupakan gabungan
dari tindakan Allah dan tindakan manusia. Hanya Allah yang mengetahui dengan
tepat apa yang sedang terjadi dalam kehidupan seseorang.
Namun semua yang disebutkan tadi adalah urusan Allah. Orang yang belum
menerima keselamatan tidak perlu memutuskan apakah itu merupakan tindakan Allah
atau tindakannya sendiri yang sedang terjadi dalam hidupnya. Semua yang
diketahuinya secara pasti ialah bahwa jika ia menerima keselamatan, itu sepenuhnya
merupakan karya Kristus. Dalam Yoel 2:12,13, kita membaca:

“Tetapi sekarang juga,” demikianlah firman TUHAN, “berbaliklah


kepada-Ku dengan segenap hatimu, dengan berpuasa, dengan menangis
dan dengan mengaduh.” Koyakkanlah hatimu dan jangan pakaianmu,
berbaliklah kepada TUHAN, Allahmu, sebab Ia pengasih dan
penyayang, panjang sabar dan berlimpah kasih setia, dan Ia menyesal
karena hukuman-Nya.

Jika seorang yang belum menerima keselamatan mendapati bahwa, ia makin


lama makin membenci dosa dan jauh lebih bahagia ketika ia melakukan kehendak
Allah, dan ia memiliki suatu kerinduan yang sinambung untuk menaati semua perintah

87
dalam Alkitab, itu mungkin berarti bahwa Roh Allah sedang bersaksi dengan rohnya
bahwa ia sudah diselamatkan.
Kita harus ingat bahwa Allah memiliki hak yang sah untuk memerintahkan
umat manusia untuk menaati hukum-hukum-Nya. Karena manusia diciptakan dalam
citra dan serupa seperti Allah, maka manusia, seperti Allah sendiri, sepenuhnya tunduk
pada hukum Allah, Alkitab. Jika seseorang hidup dalam dunia ini dan belum pernah
mendengar apa pun dari Alkitab, Allah harus mengatur bagi orang itu untuk bisa
mendengar Alkitab jika orang itu adalah salah satu dari umat pilihan Allah. Itu dapat
terjadi kapan saja dalam kehidupan orang itu.
Akan tetapi, Alkitab sangat memperhatikan mereka yang membaca Alkitab
atau siapa yang mendengar perintah-perintah Allah hanya dengan telinga jasmaniah
mereka, namun tidak betul-betul mendengarkan Alkitab. Bagaimana mungkin? Dalam
Ulangan 28:45, kita membaca:

Segala kutuk itu akan datang ke atasmu, memburu engkau dan mencapai
engkau, sampai engkau punah, karena engkau tidak mendengarkan
suara TUHAN, Allahmu dan tidak berpegang pada perintah dan
ketetapan yang diperintahkan-Nya kepadamu;

Dan dalam Yeremia 29:17-19, kita membaca:

Beginilah firman TUHAN semesta alam: Sesungguhnya, Aku akan


mengirim pedang, kelaparan dan penyakit sampar ke antara mereka,
dan Aku akan membuat mereka seperti buah ara yang busuk dan
demikian jeleknya, sehingga tidak dapat dimakan.
Aku akan mengejar mereka dengan pedang, kelaparan dan penyakit
sampar, dan Aku akan membuat mereka menjadi kengerian bagi segala
kerajaan di bumi, menjadi kutuk, kedahsyatan, suitan dan aib di antara
segala bangsa ke mana mereka Kuceraiberaikan,
sebagai ganjaran bahwa mereka tidak mendengarkan perkataan-Ku,
demikianlah firman TUHAN, yang telah Kusampaikan kepada mereka
terus-menerus dengan perantaraan hamba-hamba-Ku, yakni para nabi;
tetapi kamu tidak mendengarkannya, demikianlah firman TUHAN.

Kata “mendengarkan” dalam dua peringatan ini, yang khas dari banyak
peringatan-peringatan serupa yang dicatat dalam Alkitab, berarti mendengarkan dan
menaati. Allah sedang mengajarkan bahwa jika kita mendengar kata-kata Alkitab
dengan mata jasmaniah kita, namun tidak berupaya untuk menaati apa yang kita
dengarkan, itu sama dengan tidak mendengarkan firman Allah. Orang seperti itu
telah dengan sengaja menempatkan diri mereka di luar suatu lingkungan di mana
Allah sedang berbicara. Gagasan mereka yang masih berupa prasangka mengenai
keselamatan atau pengajaran apa pun tentang Alkitab menghalangi mereka untuk
dengan rendah hati mendengarkan dan merindukan untuk menaati perintah-perintah
dan kebenaran Alkitab.
Akan tetapi, masih ada pengharapan, bahkan harapan yang sangat besar,
bagi mereka yang kini dengan rendah hati mengakui dosa mereka dan yang berpaling

88
dari gagasan-gagasan yang masih berupa prasangka, yang berupaya dengan tulus
untuk menaati seluruh ajaran Alkitab dan dengan kerendahan hati berseru kepada
Allah memohon belas kasihan-Nya.
Adalah benar bahwa Alkitab mengajarkan bahwa murka Allah kini sedang
menimpa setiap orang yang ada dalam gereja yang ada di seluruh dunia. Selama
1.995 tahun gereja telah menjadi perwakilan eksternal dan resmi Allah tentang kerajaan
Allah. Yang menyedihkan, dalam nama Allah dan sementara mengklaim bahwa Alkitab
adalah otoritas mereka, mereka mengajarkan, dan terus mengajarkan, banyak doktrin
yang berlawanan dengan ajaran Alkitab. Selanjutnya, Iblis dan bukan Kristus, yang
kini menjadi penguasa rohani mereka. Dewasa ini, tidak ada pengharapan bagi gereja
mana pun yang ada di seluruh dunia. Mereka yang tetap berada di dalamnya sedang
dipersiapkan untuk memasuki hari penghakiman.
Hanya dengan berpaling dari keadaan yang secara rohani melayani Iblis dan
dengan melarikan diri dari gereja setempat dan datang dengan hati yang hancur secara
rohani kepada Allah yang diajarkan dalam Alkitab, dan mau mendengarkan firman
Allah, pengharapan tersedia bagi siapa pun.

SEMOGA ALLAH BERBELAS KASIHAN.

89
Kemuliaan Hanya bagi Allah
Indeks Ayat-ayat Kitab Suci

Kitab Kitab Kitab


Pasal: Ayat (-Ayat), Pasal: Ayat (-Ayat), Pasal: Ayat (-Ayat),
Halaman Halaman Halaman
Kejadian Ayub 18:32, 10
2:17 47 4:20, 33 33:2-7, 19
15:18 76 33. 3
25:29-34 35 Mazmur 33:11, 15, 80
41:32 30, 76 5:5, 79 36:26, 86
50:15 74 7:8, 23 37, 55, 56
50:20 74 7:11, 24 37:4-5, 55, 56
9:19, 24 37:12-13, 55
Keluaran 16:10, 44, 66, 77
17:6 40, 75 26:1, 24 Daniel
51:5, 10 6:26, 71
Bilangan 67:4, 24 7:13-14, 14
20:11 40 72:1-4, 24 12:2, 55, 56
103:6, 24 12:4, 17
Ulangan 119:109 18 12:9, 61
1:7 76
11:24 76 Pengkhotbah Yoel
21:17 34 8:5-6, 8, 13, 17, 18 2:12-13, 87
28:16, 53, 69 8:5-7, v 3:9-16, 59
28:20, 42
28:45, 42, 88 Yesaya Junus
33:11, 69 10:23, 32 4:11, 76
14:13-14, 67, 73
Josua 53:12, 43 Nahum
1:4, 76 54:7-8, 45 1:6, 32
7:18-26, 58 55:7-8, 45 1:8, 32
57:20, 28 3:5-6, 57
Hakim-hakim
2:16, 23 Jeremia Zakharia
7:33-8:2, 57, 58 13:9, 77
1 Samuel 17:18, 30
8:20, 23 29:17-19, 87, 88 Maleakhi
46:28, 32 4:1, 32
2 Samuel
1:19, 15 Yehezkiel Matius
1:24, 15 3:17, 3 3:17, 39
2:5, 15 18:20, 29 4:24, 33
18:33, 16 18:23, 10 5:44, 14

90
Kitab Kitab Kitab
Pasal: Ayat (-Ayat), Pasal: Ayat (-Ayat), Pasal: Ayat (-Ayat),
Halaman Halaman Halaman

5:45, 79 Lukas 1:7, 7


7:22-23, 59 2:48, 33, 34, 38 1;7-8, 7, 8
8:6, 33 3:6, 39 1:8, 8
8:11-12, 35, 51, 59 10:29-37, 14 1:11, 64
11:23-24, 28, 29 12:45-48, 82 20:38, 33, 34, 38
12: 28, 29 12:47, 84 24:15, 55, 56, 62
12:36, 28 13:24, 86
12:41, 35, 57 13:26-28, 59 Roma
12:41-42, 77 13:28, 30, 51, 78 1:4, 38, 44, 74
13:42, 35, 56, 78 15:31, 34 2:11, 84
13:49-50, 35, 59 16, 43 5:12, 49
13:50, 35, 78 16:22, 33 6:23, 10, 29, 43
19:28, 58 16:23, 34 8:17, 34
20:18, 40 16:24, 33, 34, 35 8:38, 70
22:13, 78 16:25, 34 10:17, 86
22:30, 71 17:36-37, 67 14:10-11, 7, 25
22:36, 13 19:41-44, 79 14:12, 28
22:37-40, 13 21:22, 20
24:22, 50 22:30, 77 1 Korintus
24:27-31, 65, 67 23:4, 44 6:2-3, 57
24:28, 67, 68 23:22, 44 15, 44
24:37-39, 84 23:42, 80 15:22, 28, 49, 74
24:51, 78 23:43, 45 15:26, 28, 29, 30,
25:30, 35, 78 23:46, 44 33
25:34, 38, 82 15:44, 56
26:39, 40 Yohanes 15:51-52, 49
26:63-64, 66 1:14, 10, 26
27:19, 40 1:18, 39 2 Korintus
27:24, 40 1:51, 64 5:10, 7, 25
27:46, 40 3:16, 75 5:21, 49
27:51-53, 44 5:28-29, 55
27:62-66, 66 5:29, 56 Galatia
28:11-15, 66 11:33-35, 79 2:20, 43
11:50-51, 40, 41 3:13, 43
Markus 14:21, 13, 14
4:39, 56 19:7, 42 Efesus
4:41, 56 19: 4, 4, 44 1:19-23, 59
5:13, 29 19:6 44 1:21, 70, 71
9:43-44, 30 2:5, 49, 66
11:14, 42 Kisah Para Rasul 3:10, 70, 72
15:28, 43 1:6, 2, 17 3:10-11, 47
1:6-8, v 6:12, 70, 71

91
Kitab Kitab Kitab
Pasal: Ayat (-Ayat), Pasal: Ayat (-Ayat), Pasal: Ayat (-Ayat),
Halaman Halaman Halaman
Kolose 4:12, 71, 72 2:26, 57
1:16, 70 4:12, 13, 10, 11 3:9, 57
1:17, 38 7:9-10, 74 3:10, 6, 22
1:18, 38 10:4-7, 40 7:4-8, 58
2:10, 70 11:7, 58 7:9-14, 84
2:13, 49 12:16, 17, 34 9:1-21, 51
2:15, 70 12:29, 32, 35 9:5, 33
13:8, 84 9:14, 76
1 Tesalonika 9:15, 77
4:13-17, 49 Yakobus 9:17-18, 77
5:1-4, 8 22 2:10, 9 11:10, 33
5:2, 7 13:7, 50
5:2-6, 19 1 Petrus 13:8, 30
1:20, 39, 74 14:10, 33
2 Tesalonika 2:12, 57, 58 16:10, 11, 59
1:10, 47 2:22, 49 16:18, 82
2:11, 50 4:17, 20, 50 17:14, 61
18:6, 30
1 Timotius 2 Petrus 18:8, 30
3:15, 4 2:8, 33 19:11-16, 76
3:10, 7, 39, 51 19:19-21, 61
2 Timotius 19:20, 29
1:9, 82 1 Yohanes 20:10, 29
1:9-10 39, 74 3:9, 9 20:11-13, 27
20:12, 25, 28
Titus Yudas 20:13, 28
3:1, 71 6, 72 20:14, 30, 51
13, 5, 28 20:14, 15, 29
Ibrani 21:1, 29, 30
1:2, 38, 75 Wahyu 21:8, 29, 30
1:5, 39 1:7, 64
4:3, 38, 74 1:18, 76

92
93
94

Anda mungkin juga menyukai