Penerapan Tarif Puskesmas Unit Cost Atau Peraturan Daerah Perda
Penerapan Tarif Puskesmas Unit Cost Atau Peraturan Daerah Perda
374
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan penerapan penggunaan tarif pelayanan
Puskesmas di Kabupaten Sleman dengan menggunakan perhitungan unit cost atau-
kah dengan peraturan daerah yang memberikan subsidi pada setiap jenis pelayanan
kesehatan yang diberikan.
Besaran tarif Puskesmas yang harus dibayarkan oleh pasien tergantung pada jenis pe-
layanan yang diberikan dengan retribusi untuk setiap kali kunjungan yang diper-
lakukan sama untuk semua jenis pelayanan yang meliputi karcis sebesar Rp. 600 dan
rekam medis pasien sebesar Rp. 1.500 .
Besaran tarif yang harus dibayarkan oleh pasien sebesar unit cost yang dihitung de-
ngan jumlah indeks dikalikan dengan unit cost obat ditambah dengan retribusi kun-
jungan, dari hasil perhitungan tersebut sebagai dasar oleh Pemerintah daerah dalam
menetukan besaran subsidi untuk masing-masing jenis pelayanan yang diberikan oleh
Puskesmas. Besaran subsidi yang diberikan oleh Pemerintah daerah berkisar antara
5% sampai dengan 64%.
Sumber pembiayaan Puskesmas da- berarti telah mengetahui berapa biaya yang
pat berasal dari pemerintah, bantuan pemba- harus dikorbankan untuk membuat suatu
ngunan sarana dari masyarakat dalam produk.
bentuk retribusi (tarif) atau jasa pelayanan
kesehatan yang dibayarkan oleh masyarakat. Penentuan harga pokok berdasar
Tarif merupakan partisipasi masyarakat da- aktivitas
lam mendukung pembiayaan Puskesmas, Adalah sistem yang terdiri atas dua
sehingga penerapan tarif sebaiknya mem- tahap yaitu pertama melacak biaya pada ber-
perhatikan tingkat kemampuan ekonomi dan bagai aktivitas, dan kemudian ke berbagai
psikologis masyarakat. Penetapan tarif pada produk. Penentuan harga pokok produk se-
pelayanan kesehatan seharusnya memperha- cara konvensional juga melibatkan dua ta-
tikan faktor-faktor internal organisasi pela- hap, namun pada tahap pertama, biaya-
yanan kesehatan yang meliputi biaya satuan biaya tidak dilacak ke aktivitas melainkan
(unit cost) yang diperlukan dalam kebijakan ke suatu unit organisasi. Baik pada sistem
pembiayaan pelayanan kesehatan serta fak- konvensional maupun sistem Activity Based
tor eksternal pelayanan kesehatan, antara la- Costing (ABC), tahap ke dua meliputi pela-
in kemauan dan kemampuan membayar ma- cakan biaya ke berbagai produk. Perbedaan
syarakat pengguna jasa layanan kesehatan. prinsip perhitungan diantara kedua metode
tersebut adalah jumlah cost driver yang di-
Kajian Teori gunakan. Sistem penentuan harga pokok se-
cara ABC menggunakan cost driver dalam
Biaya jumlah yang jauh lebih banyak diban-
Biaya merupakan objek yang dicatat, dingkan dengan dalam system konvensional
digolongkan, diringkas dan disajikan oleh yang hanya menggunakan satu atau dua cost
akuntansi biaya. Proses pencatatan, penggo- driver berdasarkan unit. Sebagai hasilnya,
longan, peringkasan dan penyajian serta pe- metode ini meningkatkan ketelitian. Namun
nafsiran informasi biaya tergantung untuk ditinjau dari sudut manajerial, bagaimana-
siapa proses tersebut ditujukan. Proses akun- pun juga sisten ABC menawarkan lebih dari
tansi biaya dapat ditujukan untuk memenuhi hanya ketelitian informasi tentang biaya dari
kebutuhan pemakai luar perusahaan maupun berbagai aktivitas. Pengetahuan atas biaya
kebutuhan pemakai dalam perusahaan. dari berbagai aktivitas tersebut memungkin-
Biaya dalam arti luas adalah pengorbanan kan para manajer untuk menfokuskan diri
sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan pada aktivitas-aktivitas yang memberikan
uang yang telah terjadi atau yang kemung- peluang untuk melakukan penghematan bi-
kinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. aya dengan cara: menyederhanakan aktivi-
Dalam arti sempit biaya dapat diartikan se- tas, melaksanakan aktivitas dengan lebih efi-
bagai pengorbanan sumber ekonomi untuk sien, meniadakan aktivitas yang tak bernilai
memperoleh aktiva atau disebut pula dengan tambah.
istilah harga pokok”. (Mulyadi, 2000). Agar biaya dapat dibebankan dengan
Untuk menghasilkan manfaat saat ini mudah dan akurat, maka perlu adanya pe-
dan di masa depan, maka pihak pengambil nelusuran biaya yaitu pembebanan aktual
kebijakan harus merencanakan dan mengen- dari biaya ke objek biaya dengan menggu-
dalikan dengan baik penentuan biaya karena nakan ukuran yang dapat diamati pada kon-
informasi biaya memberikan kerangka ber- sumsi sumber daya oleh objek biaya. Don R.
pikir untuk mengelola masukan agar nilai Hansen dan Maryanne M. Mowen dalam
masukan yang dikorbankan lebih rendah bukunya “Akuntansi Manajemen”, yang
dari nilai keluaran yang diperoleh. Dari itu diterjemahkan oleh Ancella A. Hermawan
dapat diketahui bagaimana biaya dan kecen- mengemukakan penelusuran biaya ke objek
derungannya. Dengan memahami biaya biaya dapat terjadi melalui: penelusuran
Penerapan Tarif Puskesmas: Unit Cost atau Peraturan Daerah (Perda)? 376
langsung dan penelusuran penggerak (Han- sumsi atau membeli barang-barang yang di-
sen, Mowen, 1999). subsidi oleh pemerintah dengan harga jual
Penelusuran langsung merupakan yang rendah (Suparmoko, 2003). Subsidi
suatu proses pengidentifikasian dan pembe- merupakan alokasi anggaran yang disalur-
banan biaya yang berkaitan secara khusus kan melalui perusahaan/lembaga yang mem-
dan secara fisik dengan suatu objek. Penelu- produksi, menjual barang dan jasa, yang
suran langsung paling sering dicapai melalui memenuhi hajat hidup orang banyak sede-
pengamatan secara fisik. Penggunaan bahan mikian rupa, sehingga harga jualnya dapat
dan tenaga kerja dapat di observasi secara fi- dijangkau masyarakat. Belanja subsidi ter-
sik, maka dari itu pembebanan biayanya da- diri dari subsidi energi (subsidi BBM, BBN,
pat dibebankan langsung ke objek biaya. LPG tabung 3 kg, dan LGV serta subsidi
Akan tetapi tidak semua biaya bisa dibeban- listrik) dan subsidi nonenergi (subsidi pa-
kan ke objek biaya dengan menggunakan ngan, subsidi pupuk, subsidi benih, subsidi
penelusuran langsung, karena seringkali ti- PSO, subsidi bunga kredit program, dan
dak mungkin atau tidak mudah mengamati subsidi pajak/DTP).
secara fisik berapa jumlah pasti sumber daya Kebijakan subsidi yang dilakukan
yang sedang dikonsumsi oleh objek biaya. pemerintah selalu menimbulkan pendapat
Pendekatan yang menggunakan da- pro dan kontra. Ada kalangan yang berpen-
lil sebab akibat untuk mengidentifikasikan dapat bahwa subsidi itu tidak sehat sehingga
berbagai faktor (penggerak) yang dapat berapapun besarnya, subsidi harus dihapus-
diamati dan yang mengukur konsumsi sum- kan dari APBN. Sementara pihak lain ber-
ber daya objek biaya. Penggerak (driver) pendapat bahwa subsidi masih diperlukan
adalah faktor yang menyebabkan perubahan untuk mengatasi masalah kegagalan pasar.
penggunaan sumber daya, penggunaan akti- Pelaksanaan subsidi perlu pengubahan pola
vitas biaya dan pendapatan. Penelusuran subsidi sesuai dengan kondisi. Misalkan,
penggerak adalah penggunaan penggerak pengalihan subsidi secara bertahap dari
untuk membebankan biaya ke objek biaya. subsidi harga yang kurang efektif dan tidak
Walaupun tidak seakurat penelusuran lang- tepat sasaran kepada subsidi bahan-bahan
sung, jika hubungan sebab akibat, keaku- kebutuhan pokok bagi masyarakat kurang
ratan yang tinggi dapat diharapkan. Penelu- mampu (targeted subsidy) (Munawar, 20-
suran penggerak menggunakan dua jenis 13). Walaupun penyediaan anggaran subsidi
penggerak dalam menelusuri biaya ke objek oleh Pemerintah dalam beberapa tahun ter-
biaya yaitu penggerak sumber daya dan akhir ini jumlahnya mengalami peningkatan
penggerak aktivitas. Penggerak sumber daya yang cukup besar, penyediaan anggaran
mengukur permintaan sumber daya atau subsidi tersebut harus tetap memperhatikan
aktivitas dan digunakan untuk membeban- kemampuan keuangan negara.
kan biaya sumber daya ke aktivitas, sedang-
kan penggerak aktivitas mengukur permin- Manfaat Subsidi
taan aktivitas oleh objek biaya dan diguna- Kebijakan pemberian subsidi biasa-
kan untuk membebankan biaya aktivitas ke nya dikaitkan kepada barang dan jasa yang
objek biaya. memiliki positif eksternalitas dengan tujuan
agar untuk menambah output dan lebih
Subsidi banyak sumber daya yang dialokasikan ke
Subsidi (transfer) adalah salah satu barang dan jasa tersebut. Dalam hal ini me-
bentuk pengeluaran pemerintah yang juga liputi pula bidang kesehatan dan teknologi
diartikan sebagai pajak negatif yang akan tinggi. Secara umum pelaksanaan subsidi
menambah pendapatan mereka yang mene- yang dilakukan oleh pemerintah dirasakan
rima subsidi atau mengalami peningkatan manfaatnya oleh masyarakat konsumen
pendapatan riil apabila mereka mengkon- maupun produsen antara lain:
Penerapan Tarif Puskesmas: Unit Cost atau Peraturan Daerah (Perda)? 377
(1) Membantu peningkatan kualitas ekono- secara mandiri dalam menentukan kegiatan
mi; pelayanan namun tidak mencakup aspek
(2) Membantu golongan yang berpendapa- pembiayaan (Ilham A, 2008).
tan rendah dalam hal pemenuhan kebu- Puskesmas merupakan unit pelaya-
tuhan ekonomi; nan kesehatan yang letaknya berada paling
(3) Mencegah terjadinya kebangkrutan bagi dekat ditengah-tengah masyarakat dan
pelaku usaha. mudah dijangkau dibandingkan dengan unit
pelayanan kesehatan lainya (Rumah Sakit
Dampak negatif dari Subsidi Swasta maupun Negeri). Fungsi Puskesmas
Namun, pelaksanaan subsidi juga pu- adalah mengembangkan pelayanan keseha-
nya dampak negatif antara lain: tan yang menyeluruh seiring dengan misiya.
(1) Subsidi menciptakan alokasi sumber da- Pelayanan kesehatan tersebut harus bersifat
ya yang tidak efisien. Karena konsumen menyeluruh atau yang disebut dengan Com-
membayar barang dan jasa pada harga prehensive Health Care Service yang meli-
yang lebih rendah daripada harga pasar puti aspek promotive, preventif, curative,
maka ada kecenderungan konsumen ti- dan rehabilitatif. Prioritas yang harus di-
dak hemat dalam mengkonsumsi barang kembangkan oleh Puskesmas harus diarah-
yang disubsidi. Karena harga yang di- kan ke bentuk pelayanan kesehatan dasar
subsidi lebih rendah daripada biaya ke- (basic health care services) yang lebih me-
sempatan (opportunity cost) maka terjadi ngedepankan upaya promosi dan pence-
pemborosan dalam penggunaan sumber gahan (public health service).
daya untuk memproduksi barang yang Seiring dengan semangat otonomi
disubsidi. daerah, maka Puskesmas dituntut untuk
(2) Subsidi menyebabkan distorsi harga. mandiri dalam menentukan kegiatan pelaya-
Menurut Basri, subsidi yang tidak trans- nannya yang akan dilaksanakan. Tetapi
paran dan tidak well-targeted akan pembiayaannya tetap didukung oleh peme-
mengakibatkan: rintah. Sebagai organisasi pelayanan man-
a. Subsidi besar yang digunakan untuk diri, kewenangan yang dimiliki Puskesmas
program populis cenderung mencip- juga meliputi: kewenangan merencanakan
takan distorsi baru dalam perekono- kegiatan sesuai masalah kesehatan di wi-
mian. layahnya, kewenangan menentukan kegiatan
b. Subsidi menciptakan suatu inefisien- yang termasuk public goods atau private
si. goods serta kewenangan menentukan target
c. Subsidi tidak dinikmati oleh mereka kegiatan sesuai kondisi geografi Puskesmas.
yang berhak (Basri, 2002) Jumlah kegiatan pokok Puskesmas diserah-
(3) Subsidi dapat mengganggu pasar dan kan pada tiap Puskesmas sesuai kebutuhan
memakan biaya ekonomi yang besar. masyarakat dan kemampuan sumber daya
(4) Mematikan para pesaing, dalam arti pi- yang dimiliki, namun Puskesmas tetap
hak swasta yang dirugikan. melaksanakan kegiatan pelayanan dasar
yang menjadi kesepakatan nasional.
Puskesmas Visi dan misi Puskesmas di Indo-
Suatu unit organisasi yang bergerak nesia merujuk pada program Indonesia Se-
dalam bidang pelayanan kesehatan yang hat 2010. Hal ini dapat kita lihat pula dalam
berada di garda terdepan dan mempunyai SPM (Standar Pelayanan Minimal). Standar
misi sebagai pusat pengembangan pelayanan Pelayanan Minimal adalah suatu standar
kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dengan batas-batas tertentu untuk mengukur
dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib
dan terpadu untuk masyarakat di suatu wi- daerah yang berkaitan dengan pelayanan
layah kerja tertentu yang telah ditentukan dasar kepada masyarakat yang mencakup:
Penerapan Tarif Puskesmas: Unit Cost atau Peraturan Daerah (Perda)? 378
jenis pelayanan, indikator, dan nilai (bench- pekarangan seluas 18.704 ha (32,69%),
mark). Pelaksanaan Urusan Wajib dan Stan- hutan rakyat seluas 1.592 ha (2,77%), hutan
dar Pelayanan Minimal (UW-SPM) diatur negara seluas 1.335 ha (2,32%) kolam
dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan seluas 370 ha (0,64%) dan lain-lain seluas
Republik Indonesia No. 1457/MENKES/ 5.536 ha (9,63%).
SK/X/2003 dibedakan atas : UW-SPM yang Secara administratif Kabupaten Sle-
wajib diselenggarakan oleh seluruh kabu- man terdiri dari 17 kecamatan dengan 86
paten/kota di seluruh Indonesia dan UW- desa dan 1212 dusun, dengan jumlah 2.890
SPM spesifik yang hanya diselenggarakan RW dan 6.961 RT dari 86 desa dengan jum-
oleh kabupaten/kota tertentu sesuai keadaan lah penduduk pada pertengahan tahun 2012
setempat. UW-SPM wajib meliputi penye- sebesar 1.120.417 jiwa, terdiri dari laki-laki
lenggaraan pelayanan kesehatan dasar, pe- 560.835 jiwa dan perempuan 559.582 jiwa.
nyelenggaraan perbaikan gizi masyarakat, Tingkat kepadatan penduduk 1.949 jiwa/
penyelenggaraan pemberantasan penyakit km2, rasio jenis kelamin laki-laki per wanita
menular, penyelenggaraan promosi keseha- sebesar 100,22 dengan laju pertumbuhan
tan. Sedangkan UW-SPM spesifik meliputi penduduknya 0,9%, rasio beban tanggungan
pelayanan kesehatan kerja, pencegahan dan kelompok produktif per kelompok tidak
pemberantasan penyakit malaria. Hal ini produktif 52,91% artinya setiap 100 orang
diperkuat dengan Peraturan Pemerintah Re- produktif menanggung sebanyak 52 orang
publik Indonesia No. 65 Tahun 2005 tentang tidak produktif, dan rata-rata jumlah jiwa
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Stan- per KK (family size) 3-4 jiwa/KK.
dar Pelayanan Minimal. Struktur penduduk di Kabupaten
Sleman tahun 2012 tergolong produktif,
Metode Penelitian artinya proporsi penduduk usia 15-64 tahun
Rancangan penelitian yang diguna- mempunyai proporsi terbesar (70%) hal ini
kan adalah dengan menggunakan analisis juga terlihat dari angka beban ketergan-
data sekunder untuk sektor layanan dasar tungan yakni ratio jumlah penduduk usia
kesehatan Puskesmas di Kabupaten Sleman produktif (15-64 tahun) dengan jumlah
dengan membandingkan hasil perhitungan penduduk usia tidak produktif (0-14 th dan >
unit cost untuk Puskesmas di kabupaten 65 tahun lebih) sekitar 30%. Dengan melihat
Sleman dengan Peraturan Bupati Sleman data diatas berarti 100 penduduk usia pro-
tentang harga dasar tarif pelayanan kese- duktif menanggung 53 orang penduduk usia
hatan, tarif kunjungan poliklinik, dan rekam tidak produktif.
medis pasien pada Puskesmas. Pembangunan kesehatan di Kabupa-
ten Sleman diselenggarakan dengan berda-
Hasil Penelitian dan Pembahasan sarkan pada perikemanusiaan, pemberda-
yaan dan kemandirian, adil dan merata, serta
Profil Kesehatan Kabupaten Sleman pengutamaan dan manfaat dengan perhatian
Kabupaten Sleman terletak diantara khusus pada penduduk rentan, antara lain
o
107 15’ 03’’ dan 100° 29’ 30’’ lintang se- ibu, bayi, anak, lanjut usia dan keluarga mis-
latan. Wilayah Kabupaten Sleman berke- kin. Pembangunan kesehatan dilaksanakan
tinggian antara 100–2500 m dari permukaan melalui peningkatan :1) Upaya kesehatan, 2)
laut. Jarak terjauh utara–selatan ± 32 km, pembiayaan kesehatan 3) Sumberdaya manusia
timur–barat ±35 km. Luas wilayah Kabu- kesehatan, 4) sediaan farmasi, alat kesehatan,
paten Sleman seluas 18 % dari luas wilayah dan makanan, 5) manajemen dan informasi
Pemda DIY atau seluas 574,82 ha. Dari luas kesehatan, dan 6) Pemberdayaan masyarakat.
Upaya tersebut dilakukan dengan memperha-
wilayah tersebut termanfaatkan untuk tanah tikan dinamika kependudukan, epidemiologi
sawah seluas 23.426 ha (40,75%), tanah penyakit, perubahan ekologi dan lingkungan,
tegalan seluas 6.429 ha (11,18%), tanah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
Penerapan Tarif Puskesmas: Unit Cost atau Peraturan Daerah (Perda)? 379
(IPTEK), serta globalisasi dan demokrasi de- disajikan tidak hanya komitmen regional
ngan semangat kemitraan dan kerjasama lintas maupun komitmen nasional yang dilaksana-
sektoral. kan tetapi juga harus mengikuti komitmen
Sejak pelaksanaan desentralisasi global.
sampai saat ini Kabupaten Sleman sebagai
salah satu Kabupaten di DIY, telah banyak Jenis Biaya Puskesmas
memberikan kontribusi terhadap pencapaian Jenis Biaya di Puskesmas meliputi
derajat kesehatan masyarakat. Salah satu biaya investasi, biaya pemeliharaan dan bi-
indikator pencapaiannya adalah diperoleh- aya operasional. Supriyanto (2000) menge-
nya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mukakan cara perhitungan biaya satuan di
dengan nilai 78,79 pada tahun 2012 dan unit produksi dengan jenis output lebih dari
menempati peringkat 13 dari 497 Kabupa- satu macam, yaitu dengan cara menghitung
ten/Kota di Indonesia, dan indikator IPKM Relative Value Unit (RVU).
(Indeks Pembangunan Kesehatan Masyara- Dalam penghitungan RVU ini dicari
kat) berdasarkan hasil riskesdas tahun 2010 semua biaya yang dipakai dalam melakukan
mendapatkan peringkat ke tujuh Kabupa- pelayanan, yang meliputi: biaya obat, bahan
ten/Kota secara keseluruhan Nasional. Ke- habis pakai, biaya pemakaian alat dan biaya
berhasilan Pembangunan bidang kesehatan pegawai. Biaya investasi yang digunakan
tersebut tidak terlepas peran dari pemerin- dalam penghitungan unit cost pada Pus-
tah, masyarakat dan swasta. kesnmas di Kabupaten Sleman adalah biaya
Kabupaten Sleman melalui Dinas investasi yang disetahunkan annualized in-
Kesehatan dalam melaksanakan kebijakan vestment cost (AIC). Untuk barang invent-
bidang kesehatan sesuai dengan Sistem taris berupa gedung perkantoran, kendaraan
Kesehatan Daerah (SKD) yang dituangkan bermotor seperti mobil Puskesmas keliling
dalam Keputusan Bupati Sleman No. 114/ dan sepeda motor, serta alat-alat medis dan
Kep.KDH/A/2007 telah mempunyai blue non medis.
print yang jelas. Ada 5 hal yang menjadi Selain biaya investasi, dalam peng-
fokus pengembangan kesehatan di Kabupa- hitungan biaya satuan pada Puskesmas di
ten Sleman, yaitu : a) Perubahan paradigma Kabupaten Sleman juga memperhatikan
kesehatan, b) Penataan organisasi, c) Pe- biaya operasional yang dikeluarkan oleh
ngembangan Sumber Daya Kesehatan, d) Puskesmas dalam memberikan pelayanan
Pembiayaan kesehatan dan e) Sarana kesehatan. Biaya-biaya operasional ini meli-
dan prasarana kesehatan. Melalui SKD ini puti: gaji pegawai, alat tulis kantor, biaya;
akan lebih mempertegas kebijakan pemba- listrik, air, telepon, bahan habis pakai medis,
ngunan kesehatan di Kabupaten Sleman baik dan biaya perjalanan dinas.
yang sudah berjalan maupun kegiatan-
kegiatan yang akan dikembangkan, sehingga Tarif Puskesmas di Kabupaten Sleman
semua kegiatan yang berkaitan dengan Tarif yang masih berlaku untuk Pus-
pembangunan kesehatan mengacu pada kesmas di Kabupaten Sleman saat ini ada-
SKD tersebut. lah tarif menurut Peraturan Bupati Sleman
Dalam bidang informasi juga telah Nomor: 13/Per.Bup/2006 tentang: peruba-
mengalami perubahan yang mendasar dima- han atas Keputusan Bupati Sleman Nomor
na tuntutan akan terwujudnya sistem infor- 09/Kep.KDH/A/2003 tentang harga dasar
masi yang terpadu sebagai bagian dari hasil perhitungan unit cost jenis pelayanan
sistem kesehatan daerah diharapkan juga kesehatan, tarif kunjungan poliklinik, dan
membawa dampak yang sangat luas rekam medis pasien pada Puskesmas. Dalam
terhadap perkembangan daerah secara peraturan Bupati ini tarif yang berlaku
umum, lebih-lebih dalam memasuki abad adalah tarif yang telah diberikan subsidi
ke-21 banyak perkembangan/informasi yang oleh Pemerintah Derah, dalam hal ini
Penerapan Tarif Puskesmas: Unit Cost atau Peraturan Daerah (Perda)? 380
penghitungan unit cost dalam peraturan ini yang meliputi karcis sebesar Rp. 600 dan
digunakan sebagai dasar dalam penetapan rekam medis pasien sebesar Rp. 1.500
subsidi oleh Pemerintah daerah. sehingga untuk retribusi kunjungan sebesar
Rp. 2.100. Untuk besaran tarif yang harus
Harga Dasar Hasil Perhitungan Unit Cost dibayarkan oleh pasien sebesar unit cost
Besaran tarif yang harus dikeluarkan yang dihitung dengan jumlah indeks dika-
untuk pasien berbeda-beda tergantung pada likan dengan unit cost obat ditambah dengan
jenis pelayanan yang diberikan, adapun re- retribusi kunjungan. Untuk besaran tarif
tribusi untuk setiap kali kunjungan diperla- masing-masing jenis pelayanan sebelum di-
kukan sama untuk semua jenis pelayanan subsidi seperti pada tabel 1.
Besaran tarif yang dikeluarkan oleh Adapun untuk besaran tarif setelah
pasien untuk pelayanan puskesmas sebelum dilakukan subsidi oleh pemerintah berkisar
disubsidi berkisar antara Rp. 5.600 untuk antara Rp. 2.400 untuk pelayanan Keur
pelayanan Keur Dokter sampai dengan dokter sampai dengan Rp. 87.050 untuk
Rp. 93.150 untuk pelayanan operasi gigi. pelayanan operasi gigi.
Besaran subsidi yang diberikan oleh adapun subsidi yang paling besar diberikan
pemerintah berkisar antara Rp. 3.100 sampai untuk jenis pelayanan rawat jalan umum
dengan Rp. 6.100 atau sebesar 5 % sampai sebesar Rp. 6.100 dan paling rendah adalah
dengan 64 % dari setiap jenis pelayanan pelayanan pemeriksaan calon pengantin
yang diberikan oleh Puskesmas (tabel 2) sebesar Rp. 2.100.
Penerapan Tarif Puskesmas: Unit Cost atau Peraturan Daerah (Perda)? 382
Dungtji Munawar. 2013. Memahami Pe- Rudi Handoko dan Pandu Patriadi. 2005.
ngertian dan Kebijakan Subsidi dalam “Evaluasi Kebijakan Subsidi non BBM”,
APBN. Kajian Ekonomi dan Keuangan, Volume
9, Nomor 4. Desember.
Faisal Basri. 2002. Perekonomian Indonesia:
Tantangan dan Harapan bagi Kebang-
Penerapan Tarif Puskesmas: Unit Cost atau Peraturan Daerah (Perda)? 383
Supriyanto. 2000. Analisis Biaya Satuan dan kan Analisis Biaya Satuan. Surabaya:
Penyesuaian Tarif Pelayanan Puskes- FKH Unair.
mas. Surabaya: AKK FKM Unair.
http://erwan29680.wordpress.com/2010/04/
Sukamertha Made, Nurul Thinni. 2007. Ra- 10/pengantar-mengenai-subsidi-dan-
sionalisasi Tarif Puskesmas Berdasar- contervailling-di-dalam-perdagangan.