Anda di halaman 1dari 8

A.

Efektivitas Pengawasan dan Pengendalian Peredaran Minuman Beralkohol Berdasarkan


Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 3 Tahun 2022

Pengendalian peredaran minuman beralkohol yang dilakukan oleh Pemerintah

Kabupaten Banyuwangi mengacu pada Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 3 Tahun

2022 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 12

Tahun 2015 Tentang Pengawasan, Pengendalian, Peredaran Dan Penjualan Minuman

Beralkohol dengan mengatur perihal tata cara pengawasan dan pengendalian minuman

beralkohol, izin, lokasi, dan sanksi, namun pengawasan dan pengendalian peredaran

minuman beralkohol dinilai belum terlalu efektif, dikarenakan masih terdapat 2 toko

minuman beralkohol yang berlokasi berdekatan dengan rumah ibadah dan 1 toko

minuman beralkohol yang berdekatan dengan tempat pendidikan yaitu :

1. Toko minuman beralkohol Bintang Joyo yang berada di arah tenggara 40

meter dari Gereja Kristus Tuhan Efrata di Jalan Gajah Mada Genteng Kulon.

2. Toko minuman beralkohol Podo Moro yang berada di Jalan Wahid Hasyim

Genteng Kulon 60 meter ke arah selatan dari Madrasah Aliyah Negeri 2

Banyuwangi.

Hal ini bertolak belakang dengan Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 3 Tahun 2022

pasal 12 ayat 2 huruf (b) yang berbunyi : “tempat ibadah, sekolah, pondok pesantren, rumah

sakit, ruang terbuka hijau.“ Ketimpangan ini membuat rancu masyarakat sehingga

mengakibatkan aksi demo dan penutupan paksa terhadap toko-toko minuman beralkohol seperti:

https://timesindonesia.co.id/hukum-kriminal/421849/toko-miras-di-kabupaten-religius-

banyuwangi-menjamur

1. aksi demo penutupan toko minuman beralkohol Banyu Joyo di Genteng;

2. aksi demo penutupan toko minuman beralkohol Banyu Roso di Tegaldlimo;


3. aksi demo penutupan toko minuman beralkohol Banyu Urip di Kabat.

B. Hasil Wawancara

1. Hasil Wawancara di Satuan Polisi Pamong Praja Kecamatan Genteng

Menurut Masruri, Kepala Satpol PP Kecamatan Genteng menerangkan bahwa

kerancuan terhadap toko minuman beralkohol yang beroperasi di dekat lingkungan

sekolah dan rumah ibadah diawali dari munculnya OSS yang menggugurkan aturan

perizinan yang sebelumnya dimana Surat Izin Usaha Perdangangan Minuman Beralkohol

(SIUP-MB) di peroleh melalui Pemerintah Kabupaten yang diawali dengan izin

lingkungan melalui RT RW berubah menjadi hanya dengan cukup mengirim NPWP

secara online.

Sistem OSS memliki kelemahan yaitu tidak adanya pengecekan secara lepangan

perihal lokasi sehingga siapapun yang mengunggah data sangat mudah untuk

mendapatkan SIUP-MB

Masruri menerangkan bahwa pihak Satpol PP sebagai penegak Peraturan Daerah

mendapat kendala untuk menindak lanjuti toko minuman beralkohol yang berlokasi

berdekatan dengan rumah ibadah dan sekolah karena bagaimanapun toko tersebut juga

memiliki kekuatan hukum berupa izin.

2. Hasil Wawancara di Toko Minuman Beralkohol Bintang Joyo

Ilham Santoso selaku Kepala Toko Bintang Joyo, Toko Bintang Joyo telah

beroperasi sejak akhir tahun 2020 mengaku bahwa tidak pernah ada desakan dari

masyarakat maupun dari Satpol PP. mengaku memiliki izin namun tidak bersedia

menunjukkan berkas izin. Mengaku mengakses izin siup mb tanpa melalui oss
3. Hasil Wawancara di Toko Minuman Beralkohol Podo Moro

Jaki (nama samaran) Kepala Toko Podo Moro, Toko Podo Moro beroperasi

sejak tahun 2021 mengaku bahwa pernah ada beberapa ancaman penutupan toko oleh

oknum yang tidak dikenal, tidak pernah ada desakan dari Satpol PP, Mengaku

mendapatkan izin melalui oss.

C. Faktor-faktor yang menjadi kendala dalam Pengawasan dan Pengendalian Peredaran

Minuman Beralkohol Berdasarkan Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 3 Tahun 2022.

Adapun faktor-faktor yang menjadi kendala dalam Pengawasan dan Pengendalian Peredaran

Minuman Beralkohol Berdasarkan Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 3 Tahun 2022 yaitu

1. Hukumnya Sendiri

Tata cara pengenaan saksi administrasi disebutkan dalam pasal 15 butir 1@ yang

berbunyi: ”Penjual minuman beralkohol yang menjual diluar tempat sebagaimana

dimaksud dalam pasal 8 dan pasal 9 serta Penjual Langsung atau Pengecer yang tidak

melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dikenakan sanksi

administrasi dapat berupa : a. Teguran tertulis; b. Penghentian sementara operasional

kegiatan usaha; c. Penghentian tetap operasional kegiatan usaha; d. Pencabutan izin

usaha.“
Penerapan sanksi bagi pelanggar yang terlalu ringan, dimana sanksi hanya berupa teguran

tertulis, penghentian sementara, pengentian tetap, dan pencabutan izin usaha.@ Sanksi bukan

berupa pidana berupa denda ataupun kurungan penjara sehingga tidak membuat efek jera dan

agar pelanggar maupun calon pelaku usaha di bidang minuman beralkohol tidak menyepelekan

ketertiban masyarakat.

2. Penegak Hukum

Satpol PP sebagai penegak hukum tidak tegas dalam melakukan penindakan, meski Toko

Minuman Beralkohol Bintang Joyo dan Podo Moro memiliki SIUP-MB namun kedua

toko tersebut telah melanggar pasal 12@ yang dimana seharusnya telah mendapat

sanksi@ namun kenyataanya Toko Podo Moro tetap beroperasi sejak tahun 2021 dan

Toko Minuman Beralkohol Bintang Joyo tetap beroperasi sejak tahun 2020.

3. PERIZINAN

Perizinan Penjualan minuman beralkohol berdasarkan Peraturan Bupati Banyuwangi

Nomor 3 Tahun 2022 dimuat pada pasal 3 yang berbunyi: “Tata cara permohonan surat izin

usaha perdagangan minuman beralkohol dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan yang berlaku di bidang perizinan berusaha berbasis resiko.” Yang

dimaksud dengan perizinan berbasis resiko pada pasal tersebut dijelaskan pada pasal 1 butir 14

yang berbunyi “Sistem Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik (Online Single

Submission) yang selanjutnya disebut Sistem OSS adalah sistem elektronik terintegrasi yang
dikelola dan diselenggarakan oleh Lembaga OSS untuk penyelenggaraan Perizinan Berusaha

Berbasis Risiko”

Dalam rangka memberikan kepastian hukum dalam proses penyelenggaraan perizinan

berusaha berbasis risiko, Pemerintah melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal telah

menetapkan Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 3 Tahun 2021 tentang

Sistem Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Terintegrasi secara Elektronik yang di dalamnya

mengatur mengenai One Single Submission (OSS). Sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 Peraturan

Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 3 Tahun 2021


, Sistem Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik

(Online Single Submission) yang selanjutnya disebut Sistem OSS adalah sistem elektronik

terintegrasi yang dikelola dan diselenggarakan oleh Lembaga OSS untuk penyelenggaraan

Perizinan Berusaha Berbasis Risiko. Lembaga OSS sendiri merupakan lembaga pemerintah yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang koordinasi penanaman modal.

Sistem OSS merupakan piranti lunak berbasis web yang merupakan gerbang informasi

dan penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko. Sistem OSS terdiri dari 3 (tiga)

subsistem yakni subsistem pelayanan informasi, subsistem perizinan berusaha, dan subsistem

pengawasan. Sistem OSS dapat diakses melalui situs www.oss.go.id yang dikelola dan

diselenggarakan oleh Lembaga OSS untuk penyelenggaraan perizinan berusaha berbasis resiko.

Lembaga OSS sendiri merupakan Lembaga pemerintah yang menyelenggarakan urusan

pemerintah di bidang koordinasi penanaman modal.

Dalam rangka memberikan kepastian hukum dalam proses penyelenggaraan perizinan

berusaha berbasis risiko, Pemerintah melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal telah

menetapkan Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 3 Tahun 2021 tentang
Sistem Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Terintegrasi secara Elektronik yang di dalamnya

mengatur mengenai One Single Submission (OSS). Sebagaimana dimaksud pada Pasal 1 Peraturan

Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 3 Tahun 2021


, Sistem Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik

(Online Single Submission) yang selanjutnya disebut Sistem OSS adalah sistem elektronik

terintegrasi yang dikelola dan diselenggarakan oleh Lembaga OSS untuk penyelenggaraan

Perizinan Berusaha Berbasis Risiko. Lembaga OSS sendiri merupakan lembaga pemerintah yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang koordinasi penanaman modal.

Proses Perizinan SIUP-MB Sebelum Terbitnya OSS

Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 12 Tahun 2015 Tentang Pengawasan,

Pengendalian, Peredaran Dan Penjualan Minuman Beralkohol pasal 3 butir 3 disebutkan

“Ketentuan mengenai Tata Cara Permohonan Surat Izin Usaha Perdagangan Minuman

Beralkohol untuk Pengecer minuman beralkohol, dan Penjual langsung minuman beralkohol

golongan B dan golongan C serta minuman beralkohol golongan B yang mengandung rempah-

rempah, jamu, atau sejenisnya dengan kadar ethanol setinggitingginya 15% (limabelas

perseratus) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.” Peraturan Bupati tentang perizinan

diatur dalam Peraturan Bupati Banyuwangi Nomor 63 Tahun 2011 Tentang Rincian Tugas,

Fungsi, dan Tata Kerja Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Kabupaten Banyuwangi dimana

Bupati memberi wewenang perihal izin kepada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu. @liha BAB

Berikut adalah tata cara permohonan SIUP-MB di Badan Pelayanan Terpadu

https://spm.banyuwangikab.go.id/detail-pelayanan/881200000/999900001
1. Pemohon datang sendiri
2. Mengajukan permohonan kepada kepala Disperindag
3. Membuat Surat Pernyataan
4. Mengisi daftar isi permohonan SIUP-MB
5. Melampirkan pas Foto 4x6 berwarna 2 (dua) lembar.
6. Melampirkan foto copy KTP yang masih berlaku
7. Melampirkan foto copy SIUP dan TDP yang masih berlaku
8. Melampirkan rekomendasi Polres Banyuwangi
9. Melampirkan Surat & nbsp;
10. Melampirkan SKP-A atau SPKL-A dari Kemendag RI
11. Melampirkan Fakta Integritas
12. Persyaratan lengkap, memenuhi syarat, selanjutnya Tinjau Lapangan
13. Setelah di survei, pemohon wajib membayar retribusi

Pada proses diatas terdapat proses tinjau lapangan yang dapat memastikan lokasi

beroperasinya usaha perdagangan minuman beralkohol apakah melawan ketentuan-ketentuan

perundang-undangan atau tidak.

Proses Perizinan SIUP-MB di OSS

Dalam proses permohonan SIUP-MB di OSS

1. Login ke portal oss.go.id

2. Setelah berhasil masuk, pilih menu Perizinan Berusaha lalu klik Permohonan Baru

3. Isi Data Pelaku Usaha

Nama, Jenis Kelamin, Alamat, Nomor Telepon, NPWP dan BPJS jika ada

4. Tambah Bidang Usaha

5. Pilih salah satu izin Perdagangan eceran minuman beralkohol

6. Pilih ruang lingkup kegiatan (pilih minuman beralkohol golongan A atau minuman

beralkohol golongan B dan C)

7. Masukan NPWP

8. Masukan nama usaha


9. Masukan lokasi usaha

10. Masukan modal usaha

Anda mungkin juga menyukai