Anda di halaman 1dari 25

BAGIAN D

KETENTUAN UMUM JASA LAINNYA

PASAL 1
DEFINISI

Kata-kata, istilah, dan frasa-frasa berikut, yang digunakan di dalam Perjanjian ini, memiliki arti
sebagaimana dijelaskan sebagai berikut:

1. Dokumen Penagihan adalah dokumen-dokumen atau surat-surat permintaan pembayaran dari


Pihak Kedua kepada Pihak Pertama dengan kelengkapan dokumen sebagaimana ditetapkan
dalam Ketentuan Khusus Perjanjian ini.
2. Good Industry Practice adalah metode dan tata cara serta pelaksanaan suatu tingkat
kemampuan, keahlian, kehati-hatian, dan yang secara wajar dan beralasan diharapkan dari
seorang pelaksana yang memiliki kemampuan dan keahlian pada bidang bidang survey dan
penelitian sampling batubara.
3. Hari adalah hari kalender.
4. Jaminan Keuangan adalah pemberian jaminan dari Pihak Kedua kepada Pihak Pertama untuk
menjamin pelaksanaan Pekerjaan berdasarkan Perjanjian ini, termasuk namun tidak terbatas
pada Jaminan Uang Muka, Jaminan Pelaksanaan dan Jaminan Pemeliharaan berupa Bank
Garansi yang dikeluarkan oleh bank pemerintah atau swasta dan telah disetujui oleh Pihak
Pertama.
5. Jangka Waktu Perjanjian adalah jangka waktu berlakunya Perjanjian sebagaimana ditentukan
dalam Bagian A - Ketentuan Khusus Perjanjian ini.
6. Lokasi Kerja adalah lokasi dilakukannya pekerjaan sebagaimana ditentukan dalam Bagian A -
Ketentuan Khusus Perjanjian ini.
7. Nilai Pekerjaan adalah harga tagihan/invoice dari Pihak Kedua kepada Pihak Pertama atas
pelaksanaan Pekerjaan dan/atau sebagian Pekerjaan oleh Pihak Kedua.
8. Pekerjaan adalah jasa sebagaimana ditentukan dalam Bagian A - Ketentuan Khusus Perjanjian
ini.
9. Pekerjaan Tambahan adalah instruksi tertulis dari Pihak Pertama kepada Pihak Kedua untuk
melaksanakan pekerjaan di luar Ruang Lingkup Pekerjaan sebagaimana didefinisikan dalam
Bagian C – Lampiran III Perjanjian ini dengan syarat dan ketentuan sebagaimana disepakati
oleh Para Pihak.
10. Peralatan Pihak Kedua adalah semua peralatan milik Pihak Kedua yang digunakan untuk
menunjang pelaksanaan Pekerjaan.
11. Perjanjian adalah perjanjian ini berikut Ketentuan Umum, Ketentuan Khusus, lampiran-lampiran
dan seluruh amandemen atau addendum yang akan dibuat oleh Para Pihak dan merupakan
satu kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian.
12. Perwakilan Pihak Pertama adalah orang yang ditunjuk dan diberi wewenang untuk mewakili
Pihak Pertama dalam pelaksanaan Pekerjaan dan memimpin proyek yang tugas dan
kewenangannya disebutkan dalam Perjanjian ini.
13. Perwakilan Pihak Kedua adalah orang yang ditunjuk dan diberi wewenang untuk mewakili
Pihak Kedua dalam melaksanakan dan memimpin proyek yang tugas dan kewenangannya
disebutkan dalam Perjanjian ini.
14. Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan selanjutnya disebut
“SMK3L” adalah bagian dari sistem manajemen Pihak Pertama yang digunakan untuk
mengembangkan dan menerapkan kebijakan keselamatan, kesehatan kerja, lingkungan, dan
pengelolaan aspek lingkungan serta risiko keselamatan dan kesehatan kerja.
15. Sub-Kontraktor adalah perseorangan atau suatu badan termasuk di dalamnya namun tidak
terbatas pada tenaga kerja, pekerja lepas, agen, dan/atau supplier yang dipekerjakan oleh Pihak
Kedua untuk melaksanakan sebagian atau seluruh Pekerjaan dalam Perjanjian ini.

PASAL 2
RUANG LINGKUP
Ruang Lingkup Perjanjian ini adalah pelaksanaan Pekerjaaan yang wajib dilakukan Pihak Kedua
kepada Pihak Pertama sebagaimana tersebut dalam Bagian A – Ketentuan Khusus dan/atau Bagian
C – Lampiran-Lampiran pada Perjanjian ini.

PASAL 3

1
NILAI PEKERJAAN, PERSYARATAN PEMBAYARAN,
CARA PEMBAYARAN, DAN DOKUMEN PENAGIHAN
1. Para Pihak sepakat bahwa besarnya Nilai Pekerjaan atas pelaksanaan Pekerjaan oleh Pihak
Kedua adalah sebagaimana tersebut dalam Bagian A - Ketentuan Khusus Perjanjian ini dan
berlaku tetap selama Jangka Waktu Perjanjian.
2. Pembayaran Nilai Pekerjaan dilaksanakan dengan cara dan tahapan sebagaimana tercantum
dalam Bagian A - Ketentuan Khusus Perjanjian ini.
3. Pembayaran atas Nilai Pekerjaan akan dilaksanakan oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua
dalam waktu sebagaimana ditentukan dalam Bagian A - Ketentuan Khusus Perjanjian ini dengan
kelengkapan Dokumen Penagihan dari Pihak Kedua sebagaimana ditentukan dalam Bagian A -
Ketentuan Khusus Perjanjian ini.
4. Pembayaran dilakukan dengan cara pemindahbukuan dari rekening bank Pihak Pertama ke
rekening bank Pihak Kedua, atau dengan cara lain yang disetujui oleh Para Pihak yang akan
ditentukan kemudian pada saat pembayaran.
5. Selama Jangka Waktu Perjanjian, Pihak Kedua tidak akan menuntut kenaikan Nilai Pekerjaan
yang sudah disepakati sebagaimana terlampir dalam Bagian A – Ketentuan Khusus Perjanjian
ini.
6. Pihak Kedua tidak berhak untuk mendapatkan pembayaran atas jumlah tagihan pada saat jatuh
tempo, apabila penyampaian penagihan oleh Pihak Kedua kepada Pihak Pertama tidak sesuai
dengan ketentuan pasal ini dan Bagian A - Ketentuan Khusus Perjanjian ini, kecuali ditentukan
lain oleh Pihak Pertama.
7. Dalam hal terjadi perselisihan jumlah tagihan, Pihak Pertama akan membayar kepada Pihak
Kedua saat jatuh temponya sejumlah nilai yang tidak diperselisihkan dan jumlah yang
diperselisihkan akan diselesaikan dengan upaya terbaik dari Para Pihak. Jika jumlah tersebut
tetap diperselisihkan lebih dari 3 (tiga) bulan, Para Pihak dapat memulai prosedur Penyelesaian
Perselisihan sebagaimana ditetapkan dalam Perjanjian ini.
8. Pihak Kedua wajib mencantumkan kode transaksi di faktur pajak (dua angka pertama dari nomor
faktur pajak) harus menggunakan ‘010’ karena Pihak Pertama berstatus sebagai wajib pungut
PPN.
9. Pembayaran Nilai Pekerjaan akan dilaksanakan oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua paling
lambat 30 (tiga puluh) Hari (kecuali ditentukan lain dalam Bagian A – Ketentuan Khusus
Perjanjian ini) sejak diterimanya Dokumen Penagihan dari Pihak Kedua kepada Pihak Pertama di
Head Office Pihak Pertama di Jakarta, dalam keadaan benar dan dinyatakan lengkap oleh Divisi
Finance HO, yang dilampiri:
a. Surat tagihan (invoice) asli dan bermeterai cukup;
b. Kuitansi asli;
c. Faktur Pajak asli (apabila ada);
d. Berita acara rekonsiliasi Pekerjaan bulanan yang sudah ditandatangani oleh Para Pihak;
dan/atau
e. Dokumen pendukung lainnya yang diatur dalam Bagian A – Ketentuan Khusus Perjanjian.

PASAL 4
PERPAJAKAN
1. Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
a. Nilai Pekerjaan belum termasuk Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dengan nilai sebagaimana
dimaksud dalam Bagian A - Ketentuan Khusus Perjanjian ini.
b. Dalam hal Pihak Kedua akan menagihkan PPN kepada Pihak Pertama, maka Pihak Kedua
harus sudah dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang dibuktikan dengan
mengirimkan copy Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SPPKP) pada saat
mengajukan tagihan pertama kali kepada Pihak Pertama. Pihak Kedua tidak berhak
menagihkan PPN kepada Pihak Pertama apabila Pihak Kedua belum dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak. Pihak Kedua berkewajiban melampirkan copy Surat Pemberitahuan
Nomor Seri Faktur Pajak yang diberikan oleh Kantor Pelayanan Pajak tempat terdaftarnya
Pihak Kedua atas Faktur Pajak yang diterbitkan.
c. Jika Pihak Kedua belum memiliki Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (SPPKP) tetapi
penyerahan setahun melebihi Rp4.800.000.000,00 (empat miliar delapan ratus juta Rupiah),
maka segala sanksi perpajakan akibat hal tersebut akan menjadi tanggung jawab Pihak
Kedua
d. Atas pengenaan PPN tersebut Pihak Kedua harus melampirkan Faktur Pajak Asli, yang
dibuat sesuai peraturan yang berlaku. Apabila Faktur Pajak dibuat tidak sesuai dengan
peraturan perpajakan yang berlaku, maka segala sanksi dan kerugian yang terjadi bagi Pihak
Pertama akan dibebankan kepada Pihak Kedua.

2
2. Pajak Penghasilan (PPh)
a. Nilai Pekerjaan akan dipotong Pajak Penghasilan (PPh) dengan jumlah (persentase)
pengenaan PPh yang ditetapkan dalam Bagian A - Ketentuan Khusus Perjanjian ini. Pihak
Pertama berkewajiban untuk melakukan pemotongan atau pemungutan atas Nilai Pekerjaan
tersebut sesuai dengan tarif PPh yang berlaku.
b. Atas pemotongan atau pemungutan PPh tersebut, Pihak Pertama akan menyetorkan
langsung ke kas Negara Republik Indonesia yang dibuktikan dengan memberikan Bukti
Pemotongan PPh kepada Pihak Kedua.
c. Pihak Pertama wajib menginformasikan di awal kepada Pihak Kedua tentang jumlah
(persentase) pengenaan PPh.
d. Jika Pihak Kedua mengklaim pembebasan dari PPh, maka copy surat keterangan
pembebasan PPh harus dilampirkan pada setiap tagihan yang diajukan.

3. Pajak Lain-Lain
Kecuali sebagaimana telah diatur dalam Perjanjian ini, maka Pihak Kedua harus membayar saat
jatuh tempo atau harus memotong dari pihak-pihak lain dan membayar saat jatuh tempo segala
pajak, komisi, pungutan, dan retribusi yang berlaku berdasarkan hukum dan perundang-
undangan yang berlaku baik di dalam maupun di luar Negara Republik Indonesia dalam
kaitannya dengan pelaksanaan atas Pekerjaan berdasarkan Perjanjian ini.

4. Para Pihak sepakat bahwa apabila terdapat perubahan ketentuan dalam peraturan perpajakan,
maka perlakuan pajak terhadap masing-masing Pihak mengacu pada peraturan perpajakan yang
berlaku.
PASAL 5
JANGKA WAKTU
1. Jangka Waktu Perjanjian adalah sebagaimana ditetapkan dalam Bagian A - Ketentuan Khusus
Perjanjian ini.
2. Jangka Waktu Perjanjian dapat diubah atau diperpanjang berdasarkan kesepakatan Para Pihak
dengan pemberitahuan tertulis terlebih dahulu oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua dan
dibuatkan amandemen atau addendum yang merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak
terpisahkan dari Perjanjian ini.
3. Pihak Pertama berhak setiap saat mengadakan evaluasi atas kinerja Pihak Kedua untuk
menentukan kelangsungan Perjanjian ini.

PASAL 6
PELAKSANAAN PEKERJAAN
1. Pihak Pertama akan mengeluarkan instruksi tertulis kepada Pihak Kedua sebelum
dilaksanakannya Pekerjaan, apabila diperlukan.
2. Pihak Kedua wajib memberitahukan kepada Pihak Pertama apabila pelaksanaan Pekerjaan
mengalami keterlambatan atau gangguan. Pemberitahuan tersebut harus mencakup rincian dari
pelaksanaan Pekerjaan yang mengalami keterlambatan atau gangguan.
3. Pihak Pertama berhak dari waktu ke waktu memberikan kepada Pihak Kedua, instruksi-instruksi
tambahan yang mungkin diperlukan untuk dapat terlaksananya Pekerjaan dengan sempurna
serta untuk memperbaiki cacat atau kekurangan yang ada. Oleh karenanya, Pihak Kedua harus
melaksanakan serta terikat dengan hal-hal tersebut.
4. Pihak Pertama tidak bertanggung jawab atas kerugian atau kerusakan atas Peralatan Pihak
Kedua, peralatan pendukung untuk pelaksanaan Pekerjaan.
5. Kecuali ditetapkan lain dalam Perjanjian ini, semua rencana, gambar, spesifikasi dan
dokumentasi lain yang dibuat oleh atau atas nama Pihak Kedua khususnya untuk pelaksanaan
Perjanjian ini, atau disusun atau diberikan oleh atau atas nama Pihak Pertama , dan semua pola
yang dibuat dari rencana, gambar, dan spesifikasi tersebut akan dan tetap menjadi milik Pihak
Pertama dan tidak boleh digunakan oleh Pihak Kedua selain untuk melaksanakan Pekerjaan
sesuai dengan ketentuan Perjanjian ini. Semua rencana, gambar, dan spesifikasi tersebut harus
diserahkan dalam keadaan dan kondisi baik kepada Pihak Pertama pada saat selesainya
Pekerjaan atau pada saat dilakukannya pengakhiran lebih awal (karena alasan apapun) atas
Perjanjian ini atau pada saat diminta oleh Pihak Pertama karena alasan apapun.

PASAL 7
PEMERIKSAAN, PENGAWASAN DAN TENAGA KERJA PIHAK KEDUA
1. Pemeriksaan oleh Pihak Kedua

3
a. Pemeriksaan atas Lokasi Kerja
1) Pihak Kedua dianggap telah melakukan pemeriksaan di Lokasi Kerja, peralatan
pendukung, serta Peralatan Pihak Kedua yang ada di Lokasi Kerja dan lingkungan di
sekitarnya, sehingga Pihak Kedua dianggap telah memahami kondisi tersebut sebelum
menandatangani Perjanjian, yaitu mengenai Lokasi Kerja, kondisi meteorologi, geologi,
hidrologi, iklim/cuaca, tenaga kerja, akomodasi, bahan bakar, listrik, air, pengangkutan
termasuk sarana untuk mencapai Lokasi Kerja serta akomodasi yang diperlukan, dan
sifat Pekerjaan serta material-material yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan
Pekerjaan berdasarkan syarat-syarat serta standar kinerja sebagaimana ditetapkan
dalam Perjanjian;
2) Pihak Kedua sebelum mengajukan penawarannya, dianggap telah memeriksa dan
menguji Lokasi Kerja dan telah benar-benar tahu mengenai hal tersebut dan semua
kondisi yang tersebut di atas dianggap telah didasarkan pada hasil pemeriksaan dan
pengujian Pihak Kedua sendiri dan secara umum Pihak Kedua dianggap telah
memperoleh segala informasi yang diperlukan, tanpa mengurangi ketentuan-ketentuan
di atas, dalam kaitannya dengan segala risiko, segala kemungkinan serta situasi dan
kondisi yang dapat mempengaruhi pelaksanaan kewajiban Pihak Kedua berdasarkan
Perjanjian;
3) Seluruh syarat dan ketentuan baik sebagian maupun keseluruhan dalam pasal ini yang
tidak dilaksanakan oleh Pihak Kedua tidak membebaskan Pihak Kedua dari kewajiban
dan tanggung jawabnya untuk melaksanakan seluruh ketentuan dalam Perjanjian ini.
b. Kecukupan dari Nilai Pekerjaan
1) Pihak Kedua dianggap telah memperoleh semua informasi yang diperlukan dalam
kaitannya dengan segala risiko, konsekuensi serta situasi dan kondisi yang telah dan
akan mempengaruhi pelaksanaan Pekerjaan serta telah memahami akurasi dan
kecukupan atas Nilai Pekerjaan serta harga-harga lainnya dalam kaitannya dengan
Pekerjaan;
2) Nilai Pekerjaan mencakup seluruh kewajiban Pihak Kedua berdasarkan Rincian Ruang
Lingkup Pekerjaan dalam Bagian B – Ketentuan Khusus Perjanjian ini serta segala hal
yang diperlukan bagi pelaksanaan Pekerjaan.
c. Pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan Perjanjian
Sepanjang tidak bertentangan dengan hukum dan norma yang berlaku, Pihak Kedua harus
melaksanakan Pekerjaan sesuai dengan syarat-syarat dalam Perjanjian.
2. Pengawasan oleh Pihak Kedua
Pihak Kedua harus selalu menerapkan pengawasan terhadap pelaksanaan Pekerjaan, yang
harus disetujui oleh Pihak Pertama, Pihak Kedua harus menugaskan pengawas yang
berkompeten untuk setiap pelaksanaan Pekerjaan dan telah mendapat persetujuan dari
Pengawas Pihak Pertama dimaksud harus mempunyai kewenangan yang cukup terhadap para
tenaga kerja Pihak Kedua. Segala hal yang diketahui oleh para pengawas Pihak Kedua akan
dianggap juga telah diketahui oleh Pihak Kedua.
3. Tenaga Kerja Pihak Kedua
a. Daftar Tenaga Kerja
Sebelum memulai melaksanakan Pekerjaan di Lokasi Kerja, Pihak Kedua harus
menyediakan tenaga kerja sesuai dengan keterampilan, pengalaman, dan kecakapannya
dalam bidangnya serta menyerahkan laporan daftar para tenaga kerjanya yang akan
dipekerjakan di Lokasi Kerja dengan merinci nama dan klasifikasi masing-masing selambat-
lambatnya 7 (tujuh) Hari sebelum tanggal kedatangan tenaga kerja tersebut serta statistik
cedera (termasuk jumlah kehilangan waktu karena cedera dan kehilangan waktu). Pihak
Kedua harus menyerahkan kepada Pihak Pertama data yang sama untuk setiap tenaga kerja
baru yang diajukan untuk dipekerjakan di Lokasi Kerja. Pihak Pertama berhak untuk menolak
masuknya tenaga kerja Pihak Kedua.
b. Waktu Kerja
Waktu kerja akan ditetapkan oleh Pihak Pertama dan waktu kerja Pihak Kedua akan
disesuaikan dengan waktu kerja Pihak Pertama dan apabila Pihak Kedua bermaksud untuk
melakukan perubahan waktu kerja maka Pihak Kedua harus memperoleh persetujuan tertulis
sebelumnya dari Pihak Pertama.
c. Hubungan Kerja
Pihak Kedua wajib bertanggung jawab atas hubungan perburuhan semua orang yang
menjadi tanggung jawabnya dan memenuhi semua ketentuan hukum dan peraturan yang
berlaku di Republik Indonesia. Pihak Kedua harus secepatnya memberitahukan kepada
Pihak Pertama apabila terjadi pemogokan atau perselisihan perburuhan yang mempengaruhi

4
pelaksanaan Perjanjian ini. Pihak Kedua diwajibkan untuk menghadiri pertemuan di Lokasi
Kerja yang diselenggarakan oleh Pihak Pertama.

d. Penggunaan Tenaga Kerja Lokal


Sepanjang dipersyaratkan oleh ketentuan perundang-undangan yang berlaku, Pihak Kedua
didorong untuk mempekerjakan jumlah minimum tenaga kerja lokal yang berasal dari sekitar
wilayah Lokasi Kerja dengan ketentuan bahwa tenaga kerja tersebut memiliki kualitas dan
kemampuan yang diperlukan sehubungan dengan Pekerjaan yang akan dilaksanakannya
e. Kerjasama Antar Tenaga Kerja Pihak Kedua dengan Sub-Kontraktor
Pihak Kedua dan Sub-Kontraktor harus bekerjasama dengan para sub-kontraktor lain di
Lokasi Kerja untuk menjalankan praktek perburuhan dan/atau ketenagakerjaan yang
seragam.
f. Pihak Pertama Berhak untuk Berkeberatan
Pihak Pertama berhak menolak dan meminta kepada Pihak Kedua untuk secepatnya
memulangkan tenaga kerja yang disediakan oleh Pihak Kedua yang menurut pendapat Pihak
Pertama, telah melakukan pelanggaran atau tidak memiliki kompetensi atau telah melalaikan
tugasnya atau keberadaan mereka di Lokasi Kerja dianggap tidak diinginkan oleh Pihak
Pertama, dan selanjutnya yang bersangkutan tidak lagi diizinkan berada di Lokasi Kerja
tanpa mendapatkan izin dari Pihak Pertama. Tenaga kerja yang dikeluarkan dari Lokasi Kerja
tersebut harus segera digantikan dengan yang baru paling lambat 1x24 (satu kali dua puluh
empat) jam setelah tenaga kerja sebelumnya dikeluarkan.
g. Lisensi untuk pelaksanaan Pekerjaan
Tenaga kerja yang menggunakan Peralatan Pihak Kedua dan melakukan pelaksanaan
Pekerjaan harus memiliki semua izin dan lisensi yang diperlukan untuk dapat
mengoperasikan berbagai peralatan yang ditugaskan kepada mereka dan melaksanakan
Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian ini. Pihak Kedua harus menyerahkan
bukti tentang lisensi-lisensi dimaksud kepada Pihak Pertama dan Pihak Pertama berhak
setiap saat dari waktu ke waktu untuk memeriksa semua lisensi dari para tenaga kerja yang
melaksanakan Pekerjaan dari Pihak Pertama.
h. Akomodasi Tenaga Kerja Pihak Kedua
Pihak Kedua harus bertanggung jawab atas akomodasi, makanan, dan fasilitas kesehatan
untuk tenaga kerja dan Sub-Kontraktor dan pekerja mereka dan harus berkonsultasi dengan
Pihak Pertama mengenai pengaturan yang akan dilakukan. Pihak Kedua tidak boleh
mendirikan akomodasi atau bangunan pekerja/staf di Lokasi Kerja tanpa izin tertulis dari
Pihak Pertama.
4. Pemeriksaan Pada Saat Pelaksanaan Pekerjaan
Pihak Pertama setiap saat berhak untuk mengadakan pemeriksaan ke Lokasi Kerja dan Pihak
Kedua wajib menyediakan semua fasilitas, data, dan dokumen yang diperlukan untuk kelancaran
pemeriksaan tersebut.

PASAL 8
PEMERIKSAAN DAN PENGAWASAN OLEH PIHAK PERTAMA
1. Pihak Pertama harus memutuskan apakah setiap Pekerjaan yang dilaksanakan dan barang
yang dipasok telah sesuai dengan Perjanjian dan memenuhi standar, mutu, dan kesempurnaan
kerja seperti yang ditetapkan dalam Perjanjian.
2. Pihak Kedua harus memastikan agar Pihak Pertama atau setiap orang yang diberi kewenangan
olehnya dari waktu ke waktu selalu mempunyai akses ke areal kerja dan setiap bagian darinya
dan Pihak Kedua harus memberikan semua fasilitas yang diperlukan untuk pengawasan,
pemeriksaan, dan pengujian semua bagian areal kerja dan semua barang di tempat
dilakukannya areal kerja atau setiap bagian darinya atau barang-barang yang disimpan atau
dalam proses pembuatan (termasuk tempat Sub-Kontraktor).
3. Untuk keperluan pemeriksaan suatu bagian Pekerjaan, pada setiap saat selama berlakunya
Perjanjian, dengan menyampaikan pemberitahuan, Pihak Pertama dapat memerintahkan Pihak
Kedua (dan siapa saja yang bertindak atas nama Pihak Kedua, apakah atas dasar Sub-
Kontraktor atau cara lain) untuk membongkar atau membuka suatu bagian Pekerjaan dan Pihak
Kedua harus memenuhi arahan tersebut.
4. Jika dalam pemeriksaan ditemukan bahwa suatu bagian Pekerjaan telah sesuai dengan
Perjanjian, seluruh biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan bagian tersebut akibat
pembongkaran atau pembukaan dan perakitan kembali akan ditanggung oleh Pihak Pertama.
Jika suatu bagian Pekerjaan ternyata tidak sesuai dengan Perjanjian, seluruh biaya yang
dikeluarkan sehubungan dengan bagian tersebut termasuk biaya perbaikan atau membuat

5
bagian dari Pekerjaan tersebut sesuai dengan kondisi menurut Perjanjian akan menjadi
tanggungan Pihak Kedua.
5. Menyimpang dari ketentuan ayat 4 pasal ini, jika Pihak Pertama menyampaikan kepada Pihak
Kedua pemberitahuan wajar bahwa ia bermaksud untuk memeriksa suatu bagian Pekerjaan
sebelum selesai, dan Pihak Kedua menyelesaikan bagian Pekerjaan tersebut tanpa terlebih
dahulu memberi Pihak Pertama kesempatan wajar untuk melakukan pemeriksaan, setiap biaya
yang dikeluarkan akibat pembongkaran atau pembukaan dan perakitan kembali akan ditanggung
oleh Pihak Pertama.
6. Tanpa membatasi hak lain Pihak Pertama atau tanggung jawab Pihak Kedua, jika menurut
penilaian Pihak Pertama Pekerjaan yang dilakukan atau barang-barang yang dipasok tidak
sesuai dengan Perjanjian ini, dengan menyampaikan pemberitahuan Pihak Pertama dapat
meminta Pihak Kedua untuk mengeluarkan barang-barang dan/atau memperbaiki bagian dari
Pekerjaan tersebut dalam waktu wajar yang ditetapkan oleh Pihak Pertama. Jika Pihak Kedua
tidak dapat memenuhi permintaan Pihak Pertama sesuai dengan pemberitahuan tersebut dalam
waktu yang telah ditetapkan, maka Pihak Pertama berhak untuk menggunakan jasa pihak lain
untuk keperluan tersebut dan semua biaya, kerugian, atau kerusakan yang timbul sehubungan
dengan hal tersebut akan menjadi tanggungan Pihak Kedua.
7. Setiap tindakan yang dilakukan oleh Pihak Pertama berdasarkan pasal ini tidak akan
membebaskan Pihak Kedua dari tanggung jawabnya atas Pekerjaan dan pelaksanaan
Perjanjian atau kewajiban atau pertanggungjawabannya berdasarkan Perjanjian.
8. Jika Sub-Kontraktor tidak dapat melaksanakan Pekerjaan karena Pihak Kedua tidak mengatur
Sub-Kontraktor sebagaimana mestinya, Pihak Pertama berhak untuk memerintahkan Pihak
Kedua untuk mengganti Sub-Kontraktornya untuk dapat melaksanakan Pekerjaan sesuai
dengan ketentuan Perjanjian.

PASAL 9
PENGUJIAN
1. Pihak Kedua harus melaksanakan pengujian terhadap Pekerjaan atau bagian darinya sesuai
dengan Perjanjian dan secara lain yang mungkin disyaratkan sesuai dengan standar dan aturan,
atau jika tidak ada standar atau aturan demikian sesuai dengan praktek umum yang berlaku.
Kemudian Pihak Pertama dapat melakukan pengujian Pekerjaan dan bagian darinya yang
mungkin secara wajar diperlukan dan lebih lanjut melakukan pengujian yang disyaratkan
kepadanya berdasarkan ketentuan Perjanjian.
2. Seluruh biaya pengujian yang timbul terkait dengan pelaksanaan Pekerjaan ini, sudah termasuk
Nilai Pekerjaan berdasarkan Perjanjian ini.
3. Pihak yang diwajibkan untuk melaksanakan pengujian atau meminta pengujian untuk dilakukan
harus menyampaikan kepada pihak lain pemberitahuan wajar dalam waktu tidak kurang dari lima
(5) Hari atau waktu lain yang disepakati bersama. Pengujian tersebut harus dimulai pada tanggal
tersebut dan pihak yang tidak melaksanakan pengujian tersebut harus bekerjasama penuh dan
berhak untuk diwakili (apakah sendiri atau melalui wakil) dalam pengujian tersebut, namun jika
pihak tersebut tidak hadir pengujian tersebut tetap dilaksanakan.
4. Pengujian harus diulang jika diminta oleh salah satu pihak. Jika pengujian ulang menegaskan
pengujian sebelumnya, semua biaya yang terkait dengan pengujian ulang tersebut akan
ditanggung oleh pihak yang memintanya, namun jika tidak, harus dibayar oleh pihak yang
semula diwajibkan untuk melakukan pengujian.
5. Jika pengujian menunjukkan bahwa setiap bagian dari Pekerjaan tidak sesuai dengan
Perjanjian, Pihak Kedua atas tanggungannya, wajib segera mengubah, memperbaharui atau
mengganti bagian Pekerjaan tersebut dan setiap bagian lain yang terpengaruh olehnya.
6. Dalam ketentuan ini, pengujian adalah termasuk pengambilan contoh dan spesimen, persiapan
bahan dan pekerjaan untuk pengujian, pengemasan dan penanganan contoh dan spesimen dan
pengangkutannya ke tempat pengujian, dan penyusunan hasil pengujian secara tertulis harus
diserahkan kepada pihak lain.

PASAL 10
SANKSI DAN DENDA
1. Apabila Pekerjaan dan tanggung jawab Pihak Kedua tidak terselesaikan dalam Jangka Waktu
Perjanjian sebagaimana ditetapkan dalam Perjanjian ini atau dalam hal Pihak Kedua tidak dapat
memenuhi kinerja yang ditetapkan Para Pihak dalam Standar/Acuan Kerja sebagaimana tersebut
dalam Bagian A – Ketentuan Khusus Perjanjian ini, maka Pihak Kedua akan dikenakan denda
1‰ (satu per seribu) per Harinya sampai dengan maksimum sebesar 5% (lima persen) dari Nilai
Pekerjaan dan/atau ditentukan lain dalam Bagian A – Ketentuan Khusus Perjanjian ini.

6
2. Sanksi dan denda tersebut dalam ayat 1 di atas akan dipotong secara langsung dari pembayaran
Pihak Pertama kepada Pihak Kedua tanpa memerlukan suatu kuasa khusus untuk pemotongan
ataupun persetujuan terlebih dahulu dari Pihak Kedua, Pihak Pertama berhak juga untuk
menentukan pemotongan atau perhitungan sanksi dan denda pada saat pengakhiran Perjanjian.
Pemotongan pembayaran atas denda sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 tidak menyebabkan
berkurangnya tanggung jawab Pihak Kedua untuk menyelesaikan Pekerjaan.
3. Jika Pihak Kedua tidak melaksanakan atau mematuhi setiap kewajiban, syarat, ketentuan atau
kondisi yang terdapat dalam Perjanjian yang harus dilaksanakan atau dipatuhi oleh Pihak Kedua,
maka tanpa memerlukan suatu kuasa khusus dan pemberitahuan sebelumnya kepada Pihak
Kedua, Pihak Pertama berhak menahan pembayaran semua atau sebagian dari jumlah yang
harus dibayar kepada Pihak Kedua sampai kondisi tersebut telah diperbaiki sesuai syarat,
ketentuan, dan jangka waktu yang ditentukan oleh Pihak Pertama.
4. Pembayaran yang ditahan tersebut akan dibayarkan oleh Pihak Pertama kepada Pihak Kedua
selambatnya 30 (tiga puluh) Hari setelah kondisi sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 3 di
atas, telah diperbaiki dan/atau dipenuhi oleh Pihak Kedua sesuai syarat, ketentuan dan jangka
waktu yang ditentukan oleh Pihak Pertama dan telah dinyatakan diterima secara tertulis oleh
Pihak Pertama
5. Jumlah keseluruhan yang dapat ditahan oleh Pihak Pertama sebagaimana disebutkan dalam
ayat 3 pasal ini harus cukup untuk memberi ganti kerugian kepada Pihak Pertama atas
kegagalan Pihak Kedua beserta dengan setiap biaya, ongkos atau pengeluaran yang dikeluarkan
Pihak Pertama sehubungan dengan kegagalan tersebut atau perbaikannya.

PASAL 11
PERWAKILAN-PERWAKILAN
1. Perwakilan Pihak Pertama
a. Pihak Pertama akan menunjuk seorang untuk bertindak sebagai Perwakilan Pihak Pertama;
b. Perwakilan Pihak Pertama berwenang untuk mewakili Pihak Pertama dan bertanggung jawab
untuk dan atas nama Pihak Pertama dalam pelaksanaan Pekerjaan sebagai Perwakilan
Pihak Pertama, serta bertanggung jawab dalam menetapkan penangguhan Pekerjaan,
menunjuk atau menyetujui pihak ketiga, memberikan penilaian kerja Pihak Kedua, menerima
pemberitahuan, menandatangani berita acara, serta menyetujui instruksi tertulis dari Pihak
Pertama kepada Pihak Kedua;
c. Pihak Kedua dalam melaksanakan Pekerjaan di Lokasi Kerja dapat didampingi dan/atau
dibantu oleh Perwakilan Pihak Pertama atau orang yang diberi wewenang oleh Pihak
Pertama untuk melakukan pendampingan agar dapat tercapai hasil Pekerjaan sesuai dengan
Perjanjian.

2. Perwakilan Pihak Kedua


a. Pihak Kedua akan menunjuk seseorang untuk bertindak sebagai Perwakilan Pihak Kedua.
b. Perwakilan Pihak Kedua berwenang untuk mewakili Pihak Kedua dan bertanggung jawab
untuk dan atas nama Pihak Kedua dalam pelaksanaan Pekerjaan sebagai Perwakilan Pihak
Kedua, serta bertanggung jawab dalam melaksanakan instruksi dari Pihak Pertama,
termasuk dapat menyetujui instruksi tertulis dari Pihak Pertama.
c. Pihak Pertama dapat mengajukan keberatan terhadap Perwakilan Pihak Kedua yang ditunjuk
dan dapat meminta Pihak Kedua untuk menggantinya dengan memberikan alasan yang
masuk akal. Penggantian tersebut harus dilaksanakan segera sehingga tidak akan
mempengaruhi pelaksanaan Pekerjaan.
d. Para Pihak wajib menjaga komunikasi yang baik dalam melaksanakan Pekerjaan sesuai
Perjanjian ini. Semua komunikasi antara Para Pihak disampaikan melalui perwakilannya
masing-masing yang sah.
e. Penunjukan Perwakilan Pihak Kedua ditetapkan dalam Bagian A - Ketentuan Khusus
Perjanjian ini atau dapat ditentukan kemudian oleh Para Pihak.

PASAL 12
KESELAMATAN, KEAMANAN KERJA DAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN HIDUP
1. Pihak Kedua wajib mematuhi perundangan-undangan K3LH yang berlaku dalam bidang
pertambangan.
2. Pihak Kedua berkewajiban mematuhi dan melaksanakan kebijakan K3LH yang berlaku di area
kerja Pihak Pertama. Pelaksanaan kepatuhan wajib dilakukan dari level tertinggi sampai level
terendah dan pihak terkait yang terlibat dalam Pekerjaan.
3. Keselamatan Kerja

7
a. Pihak Kedua wajib menerapkan pengelolaan kesehatan dan keselamatan kerja yang sesuai
dengan sifat dan skala operasi serta tingkat risiko dari Pekerjaan yang dilakukan, termasuk
menyediakan sumber daya yang memadai.
b. Pihak Kedua wajib melakukan penilaian bahaya dan risiko serta menetapkan pengendalian
risiko di Lokasi Kerja.
c. Pihak Kedua wajib melakukan identifikasi Top 10 Risks dan memastikan pengendalian risiko
sudah dilakukan dari waktu ke waktu.
d. Pihak Kedua wajib menyediakan Prosedur Kerja Aman (SOP) untuk pedoman bagi
karyawannya untuk melaksanakan Pekerjaan. SOP yang telah disetujui Pihak Pertama wajib
diimplementasikan di Lokasi Kerja.
e. Pihak Kedua wajib membuat Job Safety Analysis apabila SOP belum tersedia, dan meminta
persetujuan dari Pihak Pertama.
f. Pihak Kedua wajib menunjuk PJO yang kompeten untuk memimpin Pekerjaan di Lokasi
Pekerjaan dan PJO wajib mendapatkan otoritas penuh dalam pelaksanaan operasional dan
K3LH di Lokasi Pekerjaan. PJO akan disetujui oleh Pihak Pertama bila kompetensi dan
jabatan sudah sesuai dengan Pekerjaan.
g. Semua karyawan Pihak Kedua yang bekerja di Lokasi Kerja harus mendapat persetujuan
dari Pihak Pertama melalui Perwakilan Pihak Pertama
h. Karyawan Pihak Kedua wajib memiliki kompetensi sesuai dengan Pekerjaan dan Pihak
Kedua wajib memberikan pelatihan kepada karyawannya sesuai dengan risiko dan
kebutuhan Pekerjaan.
i. Semua karyawan, tamu, supplier Pihak Kedua wajib mendapatkan induksi K3LH sebelum
mulai bekerja.
j. Pihak Kedua wajib mengikuti program audit K3LH yang dilakukan oleh Pihak Pertama atau
pemerintah.
k. Dilarang membawa senjata api dan senjata tajam selama memasuki area kerja atau diluar
kepentingan pekerjaan.
l. Pihak Kedua wajib memasang pelindung (safety guard) untuk melindungi karyawan dari
bahaya permesinan yang terdapat benda berputar.
m. Pihak Kedua wajib melaporkan setiap kejadian kecelakaan kerja paling lambat 1 x 24 (satu
kali dua puluh empat) jam setelah kejadian serta tidak boleh mengubah tempat kejadian
kecelakan sebelum mendapat persetujuan dari Pihak Pertama sesuai tingkat risikonya.
n. Pihak Kedua wajib melakukan investigasi paling lambat 2 x 24 (dua kali dua puluh empat)
jam setelah terjadi kecelakaan dan menindaklanjuti semua rekomendasi yang tertulis dalam
Laporan Penyelidikan Kecelakaan sesuai tenggang waktu yang ditetapkan.
o. Pihak Kedua berkewajiban memastikan dirinya dan seluruh tenaga kerja yang berada di
bawah tanggung jawabnya setiap saat selalu mengikuti segala peraturan dan kebijakan
keselamatan kerja Pihak Pertama serta semua arahan yang wajar dari Pihak Pertama
mengenai keselamatan kerja, termasuk baju pelindung, pelindung kepala, kacamata
pelindung, sepatu keselamatan, sabuk keselamatan, alat bantu bernafas/masker serta
perlengkapan untuk menangani bahan-bahan berbahaya dan beracun.
p. Pihak Pertama akan memberikan salinan dari Peraturan Pihak Pertama tentang keselamatan
kerja serta arahan-arahan lainnya kepada Pihak Kedua.
q. Penggunaan atau keberadaan senjata api termasuk pisau panjang serta senjata apapun
yang digunakan untuk berburu, termasuk namun tidak terbatas pada pistol, senapan, cross-
bow, busur dan anak panah, jerat perangkap umpan beracun sangat dilarang dan melanggar
hukum. Setiap tenaga kerja Pihak Kedua dan/atau orang yang dipekerjakan oleh Pihak
Kedua terbukti membawa atau menggunakan senjata sebagaimana dimaksud di atas akan
segera dikeluarkan dari Lokasi Kerja dan dibawa ke kantor polisi.
r. Pihak Kedua harus membatasi dirinya serta orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya
hanya pada Lokasi Kerja serta jalan dan rute yang diizinkan oleh Pihak Pertama untuk keluar
masuk dari dan ke Lokasi Kerja.
s. Setiap orang yang berada di bawah tanggung jawab Pihak Kedua yang tidak mematuhi
peraturan dan arahan sebagaimana dimaksud di atas akan dikenakan larangan masuk ke
area Lokasi Kerja. Pelarangan masuk tersebut tidak mengurangi tanggung jawab Pihak
Kedua terkait dengan pelaksanaan Pekerjaan serta pemenuhan atas kewajiban-
kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini.
t. Pihak Kedua sesegera mungkin memberitahukan kepada Pihak Pertama setiap kejadian
kecelakaan yang menyebabkan seorang tenaga kerjanya tidak dapat melaksanakan
Pekerjaan. Setelah terjadinya suatu kecelakaan di mana terjadi cedera yang mengakibatkan
hilangnya waktu kerja, Pihak Kedua harus menyerahkan kepada Pihak Pertama dalam

8
jangka waktu 24 (dua puluh empat) jam suatu laporan tertulis yang rinci terkait kejadian
kecelakaan dimaksud.
u. Apabila terjadi cedera diri atau kerugian atas harta benda, maka Pihak Kedua harus
memastikan bahwa barang dimaksud tidak diganggu atau dipindahkan sedikit pun sampai
diperbolehkan oleh Pihak Pertama, kecuali jika memang diperlukan untuk mengevakuasi
orang-orang yang cedera atau untuk menghindari kerugian yang lebih besar.
v. Pihak Kedua bertanggung jawab atas kesehatan dan keselamatan karyawan yang
dipekerjakan selama Jangka Waktu Perjanjian.
4. Kesehatan Kerja
a. Pihak Kedua termasuk karyawannya dilarang membawa, mendistribusikan, menjual, dan
mengkonsumsi alkohol & narkotika selama berada di Lokasi Kerja. Para tenaga kerja Pihak
Kedua yang terbukti minum minuman keras di Lokasi Kerja atau terbukti berada di bawah
pengaruh alkohol atau narkoba akan diberhentikan dengan segera. Pemakai narkoba akan
dilaporkan ke instansi pemerintah yang berwenang.
b. Pihak Kedua berkewajiban menerapkan waktu kerja dan istirahat dengan
mempertimbangkan aspek kelelahan kerja (fatigue) sesuai ketentuan/prosedur Pihak
Pertama dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
c. Pihak Kedua berkewajiban melakukan pemeriksaan kesehatan (MCU) kepada calon
pekerja sesuai dengan ketentuan Pihak Pertama dan perundang-undangan yang berlaku
d. Pihak Kedua berkewajiban melakukan pemeriksaan kesehatan (MCU) bagi seluruh pekerja
secara berkala minimal sekali dalam setahun
e. Pihak Kedua berkewajiban menyediakan menu makanan dengan standar gizi kerja yang
memadai dan higiene kepada seluruh pekerjanya
f. Perusahaan berkewajiban menciptakan kondisi dan lingkungan kerja yang sehat untuk
mencegah penyakit & penyakit akibat kerja

5. Perlindungan Lingkungan
a. Pihak Kedua wajib mematuhi peraturan perundangan-undangan yang berlaku dalam bidang
K3LH dan tidak boleh atau terlibat dalam kegiatan yang bisa bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan.
b. Pihak Kedua wajib melakukan pengelolaan limbah secara benar mengacu kepada peraturan
perundang-undangan dan prosedur Pihak Pertama yang masih berlaku.
c. Pihak Kedua wajib melakukan penanganan segera dengan peralatan yang memadai dan
sesuai dengan jenis pencemaran.
d. Pihak Kedua dilarang membuang limbah tanpa melakukan pengelolaan dan bila hal ini
dilakukan dengan dan/atau tanpa sengaja maka biaya dampak langsung dan tidak langsung
wajib ditanggung seluruhnya oleh Pihak Kedua.
e. Prasarana dan sarana serta chemical untuk pengelolaan limbah jika melebihi baku mutu
aturan menjadi tanggung jawab Pihak Kedua.
f. Pihak Kedua wajib mengelola sampah selama Pekerjaan berlangsung dengan memilah jenis
sampah yang ada sesuai prosedur yang telah ditetapkan oleh Pihak Pertama serta
membuang sampah ke tempat yang benar.
g. Pihak Kedua wajib bertanggung jawab penuh, termasuk untuk melaksanakan penanganan
debu dan kebisingan serta telah disetujui Pihak Pertama.
h. Dilarang berburu di dalam Lokasi Kerja termasuk memelihara binatang pemeliharaan.
i. Tidak boleh melakukan pembakaran terbuka dan menimbun sampah di Lokasi Kerja.
j. Pihak Kedua wajib melakukan tindakan yang bijak dan wajar untuk melindungi lingkungan
sesuai dengan peraturan yang berlaku dan wajib mematuhi semua langkah-langkah
perlindungan lingkungan seperti yang diminta oleh Pihak Pertama
k. Hal ini menjadi kebijakan Pihak Pertama untuk memastikan bahwa para personil dan/atau
tamu Pihak Kedua yang diizinkan berkunjung ke Lokasi Kerja tidak merusak atau
mengganggu kondisi alami lingkungan di sekitar Lokasi Kerja. Tanggung jawab untuk
menjaga kondisi alami lingkungan ini tanggung jawab Pihak Kedua dan apabila terjadi
kerusakan yang mengakibatkan timbulnya kerugian yang berdampak langsung dan/atau tidak
langsung maka Pihak Kedua wajib menanggung seluruh biaya dan kerugian yang timbul
tersebut.
l. Pihak Kedua harus memastikan bahwa ketentuan-ketentuan berikut ini telah dipenuhi, di
antaranya:
1) Kewenangan untuk Mengeluarkan Seseorang dari Lokasi Kerja
Pihak Pertama berwenang untuk memerintahkan seseorang, personil Pihak Kedua atau
tamu Pihak Kedua untuk meninggalkan Lokasi Kerja apabila menurut pendapat Pihak

9
Pertama mereka lalai untuk mematuhi ketentuan-ketentuan yang diberlakukan oleh
Pihak Pertama di Lokasi Kerja.
2) Membuang Sampah
Semua kaleng, botol, karton, kemasan, kertas atau sampah apapun harus dibuang di
tempat sampah yang disediakan baik oleh Pihak Kedua maupun Pihak Pertama,
tergantung siapa yang bertanggung jawab menyediakannya, yang diletakkan di area
Lokasi Kerja atau disimpan sementara di kendaraan untuk nantinya dibuang dengan
benar. Tidak diperkenankan untuk membuang sampah di pepohonan dan menjadi
tanggung jawab Pihak Kedua untuk memungut sampah yang ditinggalkan oleh siapapun
di Lokasi Kerja.
3) Kebisingan
Pihak Kedua bertanggung jawab penuh atas suara bising yang timbul akibat
pelaksanaan Pekerjaan dan segala tuntutan lainnya sehubungan dengan hal ini.
4) Area Kerja
Pihak Kedua harus selalu menjaga kebersihan dan kerapihan di Lokasi Kerja, termasuk
jika terdapat saluran utilitas di atas, pipa bawah tanah, saluran air atau kabel yang ada
pada atau di sekitar Lokasi Kerja, Pihak Kedua harus berupaya sedapat mungkin untuk
mengetahui letaknya dan mencegah kerusakan terhadapnya, namun jika terjadi
kerusakan Pihak Kedua harus segera melaporkannya kepada Pihak Pertama. Jika
terjadi kerusakan terhadap saluran, pipa, saluran air atau kabel tersebut karena Pihak
Kedua, biaya atau perbaikan tersebut dan/atau penggantian yang mungkin diperlukan
akan menjadi tanggungan Pihak Kedua.
5) Binatang Peliharaan
Tidak diizinkan untuk memelihara binatang peliharaan di Lokasi Kerja.
6) Pembakaran
Tidak diperkenankan untuk melakukan pembakaran tanpa adanya izin dari Pihak
Pertama. Semua harus mematuhi larangan untuk menyalakan api.
7) Perlindungan dari Bahaya Kebakaran
Pihak Kedua harus mengembangkan suatu rencana yang komprehensif dalam rangka
menanggulangi kebakaran, kecelakaan atau apapun di dalam maupun di sekitar Lokasi
Kerja.
8) Kehidupan Liar dan Senjata Api
Semua kehidupan alam liar harus dilindungi. Meskipun suatu area bukan merupakan
wilayah cagar alam, namun harus diberlakukan seperti demikian. Tidak diperkenankan
untuk membawa senjata api atau senjata apapun yang dapat melontarkan peluru. Tidak
diperkenankan untuk melakukan kegiatan penembakan, menggunakan perangkap
binatang atau perkemahan.
9) Penduduk Setempat
Privasi dan ketenangan hidup dari penduduk lokal harus dipertahankan. Para personil
Pihak Kedua tidak diperkenankan untuk menerobos atau memasuki tanah orang lain
atau mengganggu binatang ternak milik penduduk.
10) Penemuan Benda-Benda Berharga
Semua temuan berupa fosil, bahan mineral, uang logam, artefak dan serta benda-benda
geologi atau arkeologi yang ditemukan di Lokasi Kerja akan menjadi milik Pihak
Pertama. Barang-barang temuan berupa fosil, bahan mineral, uang logam, artefak dan
sejenisnya itu tidak diperbolehkan untuk dipindahkan atau dirusak dengan cara apapun.
Lokasi temuan harus diberi tanda dan Pihak Kedua atau pihak-pihak yang bersangkutan
harus memberitahukan kepada Pihak Pertama tentang sifat dan lokasi temuan yang
dimaksud. Pihak Kedua harus mengambil segala langkah-langkah pencegahan yang
wajar untuk mencegah tenaga kerjanya atau orang lain agar tidak memindahkan atau
merusak barang-barang yang dimaksud dan harus secepatnya sesaat setelah
menemukan dan sebelum dipindahkan, memberitahukan kepada Pihak Pertama tentang
penemuan yang dimaksud serta melaksanakan segala hal yang diistruksikan oleh Pihak
Pertama dalam kaitannya dengan penanganan barang-barang yang dimaksud. Jika
Pihak Kedua harus menderita keterlambatan atau biaya-biaya akibat instruksi tersebut,
maka akan dianggap sebagai Penundaan Pekerjaan oleh Pihak Pertama segala tuntutan
dan gugatan yang timbul mengenai hal-hal sebagaimana disebutkan dalam ayat 3 pasal
ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pihak Kedua.
6. Pihak Kedua harus melaksanakan segala upaya yang wajar untuk mencegah kerugian atau
kerusakan atas Peralatan Pihak Kedua serta peralatan pendukung dari risiko apapun juga.
7. Pihak Kedua harus bertanggung jawab untuk melindungi hasil kerja yang ada serta pekerjaan
yang masih berlangsung oleh Pihak Pertama atau pihak-pihak lainnya yang mungkin bisa

10
terdampak akibat dari pelaksanaan Pekerjaan oleh Pihak Kedua dan bahwa Pihak Kedua juga
harus memperbaiki kerusakan yang ditimbulkannya.
8. Apabila Pihak Kedua atau Perwakilannya tidak hadir dalam waktu yang ditentukan oleh Pihak
Pertama di Lokasi Kerja, maka Pihak Pertama berhak mengambil tindakan untuk mencegah
kerugian dari Pihak Pertama dan mengganti Pihak Kedua dengan pihak lain untuk melaksanakan
Pekerjaan dan atau instruksi tertulis dari Pihak Pertama kepada Pihak Kedua yang sudah
diterbitkan sebelumnya akan menjadi batal dan Pihak Kedua tidak berhak menuntut ganti
kerugian dalam bentuk apapun kepada Pihak Pertama sebagai akibat dari pembatalan ini.
9. Pihak Kedua harus melakukan tindakan yang bijak dan wajar untuk melindungi lingkungan sesuai
dengan peraturan yang berlaku dan harus mematuhi semua langkah-langkah perlindungan
lingkungan seperti yang diminta oleh Pihak Pertama.
10. Pihak Kedua wajib memberi ganti kerugian kepada Pihak Pertama atas setiap kerusakan
terhadap aset Pihak Pertama sebagai akibat kelalaian Pihak Kedua dalam melaksanakan
ketentuan dalam pasal ini.
11. Pihak Kedua harus senantiasa menaati kebijakan dan prosedur Pihak Pertama terhadap
Kesehatan, Keselamatan dan Lingkungan dan memahami sepenuhnya dan memastikan Pihak
Kedua mematuhi semua aspek Kebijakan Studi Dampak Lingkungan dan Kebijakan Kesehatan,
Keselamatan dan Lingkungan.
12. Pihak Kedua bisa mengadopsi kebijakan Pihak Pertama atau menetapkan kebijakannya sendiri
yang akan memiliki standar yang sama atau lebih tinggi terhadap standar Pihak Pertama dan
akan mencakup:
a. Pernyataan Kebijakan Manajemen;
b. Manual Keselamatan;
c. Aturan dan peraturan penting;
d. Perizinan dan Registrasi.
13. Pihak Kedua harus mematuhi semua peraturan perundang-perundangan yang terkait dengan
lingkungan dan tidak boleh atau terlibat dalam kegiatan yang bisa bertentangan dengan
peraturan mengenai lingkungan atau menghilangkan hak dan tanggung jawab Pihak Pertama.
Kondisi lingkungan atau isu yang bisa mempengaruhi hak dan tanggung jawab ini akan segera
dirujuk kepada Perwakilan Pihak Pertama.
14. Dalam kondisi apapun, Pihak Pertama tidak akan dimintai bertanggung jawab atas tindakan atau
kelalaian tenaga kerja dan/atau Perwakilan Pihak Kedua,
15. Pihak Kedua wajib menyimpan catatan dan memberikan laporan tertulis kepada Pihak Pertama
mengenai semua insiden dan kejadian yang menyebabkan cedera, serta kerusakan peralatan
dan lingkungan.
16. Pihak Kedua akan menunjuk pejabat keselamatan dan lingkungan yang akan berkoordinasi
dengan Pihak Pertama dalam semua hal yang menyangkut kesehatan, keselamatan dan
lingkungan.
17. Tanggung Jawab Pihak Kedua
Jika Pihak Kedua diharuskan untuk melaksanakan pekerjaan di Lokasi Kerja dengan
menggunakan para tenaga kerjanya, maka dalam hal ini Pihak Kedua harus:
a. Memperhatikan secara penuh keselamatan dari semua orang yang berhak untuk berada di
Lokasi Kerja; dan
b. Menjaga kondisi Lokasi Kerja agar selalu tertata baik dalam rangka mencegah timbulnya
bahaya bagi orang lain.
18. Jika Pihak Kedua harus mempekerjakan pihak lain di Lokasi Kerja, maka Pihak Kedua harus
meminta mereka untuk juga memenuhi ketentuan-ketentuan tentang keselamatan dan
pencegahan bahaya.

PASAL 13
KEWAJIBAN UMUM DAN TANGGUNG JAWAB
1. Tanggung Jawab Umum Pihak Kedua
Pihak Kedua harus melaksanakan Pekerjaan dan memenuhi kewajiban-kewajibannya
sebagaimana dinyatakan dalam Perjanjian ini, dengan:
a. Memiliki kompetensi, kelayakan, dan standar kerja yang baik serta itikad baik;
b. Menggunakan standar keterampilan, kesungguhan, dan kehati-hatian yang wajar;
c. Harus menerapkan Kaidah Teknik Pertambangan Yang Baik (Good Mining Practice);
dan secara umum Pihak Kedua dianggap telah memperoleh segala informasi yang diperlukan,
tanpa mengurangi ketentuan-ketentuan di atas, dalam kaitannya dengan segala risiko, segala
kemungkinan serta situasi dan kondisi yang dapat mempengaruhi pelaksanaan kewajiban Pihak
Kedua berdasarkan Perjanjian.
2. Tanggung Jawab atas Instruksi atau Perintah atas Pekerjaan

11
Pelaksanaan Pekerjaan oleh Pihak Kedua adalah berdasarkan instruksi dan/atau perintah dari
Pihak Pertama. Atas seluruh Pekerjaan yang dilaksanakan oleh Pihak Kedua serta dinilai telah
tepat oleh Pihak Pertama berdasarkan pada Perjanjian dan/atau instruksi atau perintah Pihak
Pertama, hasil dari Pekerjaan tersebut merupakan tanggung jawab Pihak Kedua. Dalam hal
terjadi kerugian yang disebabkan karena kelalaian/pelanggaran/ketidaksesuaian pelaksanaan
Pekerjaan oleh Pihak Kedua pada uraian Perjanjian dan/atau instruksi atau perintah Pihak
Pertama, maka:
a. Pihak Pertama dilepaskan dari segala bentuk tanggung jawab baik material maupun
immaterial dari Pihak Kedua dan/atau pihak ketiga manapun;
b. apabila Pihak Pertama dan/atau tenaga kerja, perwakilan, Pihak Kedua atau pihak lain yang
dipekerjakan oleh Pihak Pertama menjadi pihak yang dirugikan, maka Pihak Kedua wajib
untuk memberikan penggantian kerugian tersebut.

3. Operasional di Lokasi Kerja dan Metode Operasi


Pihak Kedua harus bertanggung jawab atas kecukupan, stabilitas serta keselamatan dari semua
kegiatan-kegiatan yang dilakukan di Lokasi Kerja serta metode yang digunakan dalam
operasional Peralatan Pihak Kedua dan pemeliharaan peralatan pendukung.
4. Perlindungan atas Hasil Pekerjaan
Pihak Kedua bertanggung jawab penuh untuk melindungi hasil Pekerjaan yang akan digunakan
oleh Pihak Pertama.
5. Tanggung Jawab untuk Merawat, Memperbaiki atau Mengganti Peralatan
Pihak Kedua bertanggung jawab untuk menjaga seluruh Peralatan Pihak Kedua, peralatan
pendukung, atau bagian-bagiannya, serta atas bahan-bahan atau yang nantinya akan digunakan
untuk mendukung pelaksanaan Pekerjaan selama Jangka Waktu Perjanjian, maka Pihak Kedua
wajib mengganti atau memperbaiki kerusakan yang dimaksud sehingga item tersebut kembali
seperti keadaan semula dengan biaya sepenuhnya ditanggung oleh Pihak Kedua.
6. Segala persoalan dan tuntutan tenaga kerja Pihak Kedua ataupun tuntutan dari pihak lain
sehubungan dengan pelaksanaan Pekerjaan ini menjadi tanggung jawab Pihak Kedua, kecuali
segala hal yang berhubungan dengan klaim kepemilikan Lokasi Kerja yang merupakan tanggung
jawab Pihak Pertama.
7. Tanpa mengurangi ketentuan sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini, terlepas dalam keadaan
apapun, masing-masing Pihak tidak bertanggung jawab berdasarkan Perjanjian ini atas akibat-
akibat yang timbul dari kerugian/kerusakan tidak langsung atau kerugian/kerusakan turunan
termasuk namun tidak terbatas pada kehilangan keuntungan, bisnis, kontrak, waktu, bunga,
produksi, peluang, pasar, goodwill, pendapatan atau tabungan yang dapat diantisipasi.

PASAL 14
PERUBAHAN, PENAMBAHAN DAN PENGURANGAN ATAS PEKERJAAN
Pihak Pertama berhak memberikan instruksi dan Pihak Kedua wajib melaksanakan perubahan-
perubahan terhadap Pekerjaan berupa penambahan dan/atau pengurangan (jika ada) Pekerjaan
yang disampaikan oleh Pihak Pertama secara tertulis kepada Pihak Kedua. Para Pihak sepakat
bahwa setiap perubahan, penambahan dan/atau pengurangan Pekerjaan wajib dituangkan terlebih
dahulu dalam Perjanjian Tambahan (amandemen atau adendum) yang ditandatangani oleh Para
Pihak dan merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari Perjanjian ini.

PASAL 15
GARANSI
1. Pihak Kedua menjamin Pekerjaan dan masing-masing bagian darinya terhadap cacat, kelalaian,
kekurangan atau ketidakcukupan berdasarkan kondisi kerja normal umum selama jangka waktu
1 (satu) tahun (atau sampai berakhirnya jangka waktu lain yang ditetapkan dalam Perjanjian)
sejak tanggal penyelesaian Pekerjaan. Atas tanggungannya sendiri Pihak Kedua harus
secepatnya memperbaiki dan mengganti seluruh atau setiap bagian Pekerjaan yang terbukti cacat
sebagaimana tersebut atas penilaian Pihak Pertama dan harus bertanggung jawab atas segala
kerusakan terhadap bagian lain Pekerjaan atau aset Pihak Pertama yang mungkin secara
langsung atau tidak langsung disebabkan oleh cacat atau perbaikan tersebut sehingga kembali
berada dalam kondisi baik dan dapat diterima oleh Pihak Pertama.
2. Jika cacat tersebut tidak diperbaiki oleh Pihak Kedua dalam waktu yang ditentukan oleh Pihak
Pertama setelah ada pemberitahuan mengenai hal tersebut kepadanya, Pihak Pertama dapat
melakukan pekerjaan perbaikan cacat tersebut dengan biaya dan risiko Pihak Kedua namun
tanpa mengurangi hak lain yang mungkin ada pada Pihak Pertama terhadap Pihak Kedua
sehubungan dengan cacat tersebut. Ketentuan garansi ini akan berlaku pada setiap bagian
Pekerjaan yang perlu diperbaiki atau diganti selama jangka waktu garansi.

12
PASAL 16
PERNYATAAN DAN JAMINAN
1. Masing-masing Pihak dengan ini menyatakan dan menjamin bahwa Perjanjian ini merupakan
Perjanjian yang sah dan mengikat Para Pihak dan masing-masing pihak yang menandatangani
Perjanjian ini merupakan pihak yang berwenang untuk bertindak mewakili dan atas nama
perseroannya masing-masing berdasarkan anggaran dasar dan/atau telah memperoleh
persetujuan-persetujuan perseroan untuk menandatangani Perjanjian ini.
2. Masing-masing Pihak dengan ini menyatakan dan menjamin bahwa pelaksanaan Pekerjaan
dalam Perjanjian ini dilakukan berdasarkan asas kepatutan, transparan, dan kewajaran sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Pihak Kedua dalam melaksanakan Pekerjaannya akan memenuhi standar kinerja, menggunakan
prinsip dan prosedur yang berlaku serta sesuai dengan ketentuan dalam Perjanjian ini.
4. Kepatuhan Kepada Hukum dan Peraturan Perundang-Undangan
a. Pihak Kedua wajib, selama Jangka Waktu Perjanjian ini, menjaga keberlakuan perizinan dan
persetujuan yang dipersyaratkan oleh hukum dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku di Negara Republik Indonesia sehubungan dengan pelaksanaan Pekerjaan oleh
Pihak Kedua berdasarkan Perjanjian ini;
b. Pihak Kedua menjamin Pihak Pertama bahwa Pihak Kedua mempunyai alas hak yang sah
dalam melaksanakan Pekerjaan dalam Perjanjian ini dan akan selalu mematuhi setiap
peraturan perundang-undangan dan perizinan dari Pemerintah yang berlaku, tidak melanggar
Hak atas Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Right) termasuk dan tidak terbatas pada
merek, hak cipta, atau hak paten. Pihak Kedua akan membebaskan dan/atau melindungi
Pihak Pertama dari seluruh tanggung jawab dan/atau biaya yang mungkin timbul akibat
kelalaian dan/atau kesalahan Pihak Kedua atau tenaga kerja Pihak Kedua, dan Pihak Kedua
wajib menanggung semua kerugian, kerusakan, kewajiban, tindakan, tuntutan, proses
hukum, klaim, biaya, dan pengeluaran yang mungkin timbul dari, atau diadakan karena
alasan, pelanggaran, wanprestasi, dugaan pelanggaran atau dugaan wanprestasi terhadap
hak paten, rancang bangun, merek dagang, nama, hak cipta atau hak lain yang
kepentingannya dimiliki oleh seseorang atau perusahaan yang timbul dari atau disebabkan
oleh pelaksanaan atau pengoperasian Pekerjaan atau atas perangkat, mesin, perkakas,
peralatan, pekerjaan pemrosesan, bahan, material, segala sesuatu atau metode yang
digunakan atau diberikan oleh Pihak Kedua;
c. Dalam pelaksanaan Pekerjaan, Pihak Kedua selalu mematuhi segala peraturan-peraturan
dan ketentuan-ketentuan yang dikeluarkan oleh Pemerintah Republik Indonesia termasuk
namun tidak terbatas pada peraturan-peraturan tentang ketenagakerjaan, peraturan-
peraturan mengenai pengawasan kesehatan, keselamatan kerja dan perlindungan terhadap
lingkungan, peraturan-peraturan Direktorat Energi dan Sumber Daya Mineral, serta peraturan
pemerintah daerah maupun peraturan lainnya yang terkait dengan pelaksanaan Pekerjaan
oleh Pihak Kedua tersebut;
d. Pihak Kedua harus membantu Pihak Pertama dan memberikan segala informasi yang
diperlukan Pihak Pertama untuk memperoleh izin dan persetujuan dari pihak yang
berwenang di Indonesia yang diperlukan untuk pelaksanaan Pekerjaan;
e. Pihak Kedua tidak boleh mendekati instansi-instansi pemerintah, apakah tingkat nasional
atau daerah. Pihak Kedua harus tetap memberi Pihak Pertama informasi mengenai
kemajuan hubungan dengan pihak Pemerintah yang disetujui;
f. Atas permintaan tertulis Pihak Pertama pada setiap saat dan dari waktu ke waktu, Pihak
Kedua harus memberi Pihak Pertama salinan dokumen atau persetujuan pemerintah yang
diterbitkan oleh instansi berwenang lain sehubungan dengan pelaksanaan Pekerjaan ini.
5. Tenaga Kerja Pihak Kedua
a. Pihak Kedua menyatakan dan menjamin bahwa setiap tenaga kerja Pihak Kedua memiliki
kemampuan penuh, pengalaman, dan kualifikasi yang sesuai, dan secara mental cocok
dengan masing-masing penugasan, serta akan menjalankan layanan yang disyaratkan oleh
Pihak Pertama;
b. Pihak Kedua harus memastikan manajemen dan tenaga kerja kunci tetap mematuhi tingkat
kompetensi minimum bagi setiap penugasannya sesuai dengan undang-undang yang
berlaku, ketetapan, atau kebijakan serta peraturan Pihak Pertama;
c. Pihak Kedua menjamin bahwa Pihak Pertama berhak untuk menyetujui semua tenaga kerja
yang dipekerjakan oleh Pihak Kedua, dan tenaga kerja tersebut, setelah mendapatkan
persetujuan, tidak boleh dipindahkan tanpa mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari
Pihak Pertama. Pihak Pertama berhak dari waktu ke waktu untuk meminta Pihak Kedua
mengganti tenaga kerja Pihak Kedua manapun yang menurut pendapat Pihak Pertama tidak

13
memuaskan dalam menjalankan Pekerjaan. Semua tenaga kerja pengganti harus disetujui
oleh Pihak Pertama;
d. Pihak Kedua harus menjamin bahwa tenaga kerjanya harus menghargai dan mematuhi
semua kebiasaan beragama dan tradisi setempat dalam masyarakat tersebut;
e. Pihak Kedua akan bertanggung jawab atas perilaku dan tindakan dari para tenaga kerja
yang telah disetujui, dan Pihak Pertama berhak untuk meminta Pihak Kedua memindahkan
dan mengganti tenaga kerja yang kehadirannya di Lokasi Kerja dianggap oleh Pihak
Pertama merugikan kepentingan Pihak Pertama. Tenaga kerja pengganti yang memenuhi
semua persyaratan dari Perjanjian ini harus segera disediakan oleh Pihak Kedua atas
biayanya sendiri;
f. Pihak Kedua bertanggung jawab untuk memastikan bahwa tenaga kerja Pihak Kedua yang
dinominasikan untuk Pekerjaan ini selalu ada (available) dan sesuai dengan apa yang
dipersyaratkan oleh Perjanjian ini. Pihak Kedua harus mengatur rotasi, hari libur, cuti, izin
sakit serta ketidakhadiran lainnya bagi para tenaga kerjanya, termasuk dikeluarkannya
tenaga kerja sesuai dengan arahan Pihak Pertama seperti yang ditetapkan di atas.
g. Semua transportasi tenaga kerja Pihak Kedua menjadi tanggung jawab Pihak Kedua atas
biayanya sendiri.
h. Semua transportasi sebagaimana disebutkan dalam huruf (g) ayat ini harus memenuhi
semua persyaratan peraturan perundang-undangan lalu lintas jalan raya dan peraturan
perusahaan Pihak Pertama yang berlaku dan Pihak Kedua harus mematuhi dan
memastikan agar semua pihak yang menjadi tanggung jawab Pihak Kedua memenuhi
peraturan tersebut pada Lokasi Kerja.
i. Pihak Kedua bertanggung jawab atas biaya medis dan rumah sakit terhadap para tenaga
kerjanya, Pihak Kedua wajib melepaskan Pihak Pertama dari segala tanggung jawab yang
timbul atas sengketa/klaim yang diajukan oleh tenaga kerja Pihak Kedua, atau tanggungan
mereka yang timbul dari perawatan medis.
j. Pihak Kedua wajib membayar upah/gaji serta manfaat lain yang harus dibayarkan/diberikan
kepada tenaga kerja Pihak Kedua secara teratur dan wajar sesuai peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Pihak Kedua wajib memberikan ganti rugi dan wajib membebaskan
Pihak Pertama dari sengketa yang mungkin timbul di internal Pihak Kedua.
k. Pihak Kedua harus memperoleh dan menyediakan, atas biayanya sendiri, semua visa, izin
bepergian, izin kerja, exit permit, dan reentry permit, Surat Keterangan Kelakuan Baik
(SKKB) dan semua kewenangan pemerintah atau dokumentasi yang diperlukan dalam
kaitannya dengan masuknya, hadirnya, atau dipekerjakannya dan/atau keluarnya tenaga
kerja Pihak Kedua dari Lokasi Kerja.
l. Pihak Kedua harus memastikan dipatuhinya semua undang-undang dan peraturan
keselamatan yang berlaku serta prosedur keselamatan Pihak Pertama sejauh yang
disyaratkan oleh sifat Pekerjaan tersebut, maka Pihak Kedua akan menyediakan tenaga
kerjanya dengan peralatan keselamatan yang disetujui oleh Pihak Pertama, termasuk tetapi
tidak terbatas dengan: helm, sepatu pengaman, kaos tangan serta masker pernafasan.
6. Peralatan dan Bahan/Material Pihak Kedua
a. Pihak Kedua akan membeli atau menyediakan semua Peralatan Pihak Kedua, suku cadang
dan persediaan, modal kerja, serta alat-alat perkantoran yang diperlukan untuk dioperasikan
dengan tingkat produksi yang dipersyaratkan dan menjalankan Pekerjaan sesuai dengan
persyaratan Perjanjian. Pihak Kedua akan merinci, memesan, mempekerjakan dan
melakukan pemeliharaan terhadap Peralatan Pihak Kedua dengan cara yang profesional.
b. Pihak Kedua sepakat untuk menyediakan Peralatan Pihak Kedua untuk digunakan dalam
menjalankan Pekerjaan atas permintaan Pihak Pertama. Pihak Kedua menjamin bahwa
Pihak Kedua memiliki alas hak yang sah atas Peralatan Pihak Kedua untuk menggunakan
peralatan tersebut, dan tidak terdapat jaminan atau pembebanan atas Peralatan Pihak
Kedua yang akan membatasi penggunaan Peralatan Pihak Kedua tersebut.
c. Pihak Kedua menjamin bahwa akan menyediakan bahan dan/atau alat bantu lainnya yang
diperlukan dalam rangka pelaksanaan Pekerjaan dan atas penyediaannya tersebut
termasuk mekanisme perolehannya telah mempunyai alas hak yang sah dan/atau harus
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
d. Pihak Kedua sepakat untuk memastikan bahwa Peralatan Pihak Kedua tersedia dan
digunakan oleh Pihak Kedua dalam kondisi kerja yang baik, aman, dan efisien dan
dilakukan perawatan terhadap Peralatan Pihak Kedua serta melakukan semua perbaikan
yang diperlukan sehingga Peralatan Pihak Kedua tetap berada pada kondisi kerja yang baik,
aman, dan efisien selama Jangka Waktu Perjanjian.
e. Pihak Kedua menjamin atas biayanya sendiri harus menyediakan semua alat,
perlengkapan, minyak pelumas, suku cadang, bahan, pasokan, dan biaya tak terduga dalam

14
jumlah yang cukup, transportasi, termasuk tetapi tidak terbatas kepada, kendaraan, perahu,
dan tongkang, seperti yang dipersyaratkan untuk operasi, pemeliharaan serta perbaikan
Peralatan Pihak Kedua dalam kaitannya dengan kinerja Pekerjaan.
f. Pihak Kedua menjamin bahwa semua peralatan harus tersedia untuk dioperasikan guna
melaksanakan Pekerjaan, Pihak Kedua harus menyiapkan dan mengelola suku cadang dan
logistik lainnya untuk memastikan pencapaian sasaran yang telah ditentukan.
g. Pihak Kedua bertanggung jawab, atas risiko dan biayanya sendiri, terhadap semua
transportasi untuk Peralatan Pihak Kedua dengan menggunakan cara apapun, baik ke
maupun dari Lokasi Kerja dan di dalam Lokasi Kerja.
h. Jika Peralatan Pihak Kedua atau bahan, suku cadang, atau pasokan operasionalnya harus
diimpor atau ekspor, maka Pihak Kedua harus menyiapkan semua dokumentasi yang perlu
untuk proses pengeluaran dari Bea Cukai. Pihak Kedua harus mematuhi persyaratan
Pemerintah mengenai pemberitahuan tujuan impor/ekspor, kategori impor/ekspor,
persetujuan impor/ekspor, dan pelabuhan impor/ekspor, izin Bea Cukai, pengeluaran dan
bea serta semua biaya dan persyaratan impor ekspor barang lainnya akan menjadi
tanggung jawab Pihak Kedua.
i. Pihak Kedua menjamin bahwa Pihak Pertama berhak untuk memeriksa bagian apapun dari
Peralatan Pihak Kedua sebelum dan selama pelaksanaan Pekerjaan dan meminta Pihak
Kedua untuk memindahkan dari Lokasi Kerja. Peralatan Pihak Kedua yang dirawat dengan
buruk atau tidak benar atau dengan tidak aman atau tingkat ketersediannya dan/atau tingkat
efisiensi rendah dan/atau tidak efisien dan tidak menaati persyaratan yang wajar wajib
dilakukan penggantian atas biaya dari Pihak Kedua.
j. Pihak Pertama tidak bertanggung jawab atas kehilangan, atau kerusakan terhadap
Peralatan Pihak Kedua, baik pada saat berada di Lokasi Kerja, atau saat transit ke, atau dari
Lokasi Kerja.
7. Pihak Kedua dengan ini menyatakan dan menjamin akan membebaskan dan/atau melindungi
Pihak Pertama serta bertanggung jawab terhadap seluruh biaya, klaim, tuntutan, gugatan apapun
atas segala kerugian dan risiko yang mungkin ditanggung oleh Pihak Pertama dan timbul akibat
kelalaian dan/atau kesalahan baik yang disengaja maupun tidak disengaja, yang disebabkan oleh
Pihak Kedua, tenaga kerjanya, serta pihak lain yang ditunjuk oleh Pihak Kedua.
8. Pihak Kedua telah melakukan segala tindakan yang diperlukan untuk menjaga keselamatan dan
perlindungan terhadap tenaga kerja Pihak Kedua maupun pihak lain yang mengadakan kerja
sama dengan Pihak Kedua sehubungan dengan pelaksanaan Pekerjaan ini.

PASAL 17
JAMINAN KEUANGAN
1. Kewajiban menyampaikan Jaminan Keuangan
a. Pihak Kedua harus menyerahkan kepada Pihak Pertama, pada saat atau sebelum
penandatanganan Perjanjian atau pada waktu lainnya sebagaimana ditentukan dalam Bagian
A - Ketentuan Khusus, berupa Jaminan Keuangan, antara lain Jaminan Uang Muka, Jaminan
Pelaksanaan dan Jaminan Pemeliharaan untuk menjamin pelaksanaan Pekerjaan
berdasarkan Perjanjian ini, dengan nilai sebagaimana tersebut dalam Bagian A - Ketentuan
Khusus. Bentuk Jaminan Keuangan tersebut berupa Bank Garansi yang dikeluarkan oleh
bank pemerintah atau swasta dan telah disetujui oleh Pihak Pertama. Biaya-biaya yang
terkait dengan pemenuhan kewajiban berdasarkan Pasal ini ditanggung oleh Pihak Kedua.
b. Para Pihak sepakat bahwa lembaga yang menerbitkan Jaminan Keuangan tersebut akan
mengesampingkan Pasal 1837 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
2. Masa Berlaku
Masa berlaku Jaminan Keuangan, baik Jaminan Uang Muka, Jaminan Pelaksanaan dan Jaminan
Pemeliharaan harus sesuai dengan Jangka Waktu Perjanjian atau setiap Pekerjaan atau
sebagaimana ditentukan dalam Ketentuan Khusus Perjanjian ini ditambah 2 (dua) bulan.
3. Hak Untuk Mencairkan Jaminan Keuangan
Apabila Pihak Kedua melakukan suatu pelanggaran atas Perjanjian, maka Pihak Pertama berhak
untuk segera mencairkan Jaminan Keuangan tersebut dengan jumlah yang sama dengan
kerugian yang diderita oleh Pihak Pertama sebagai akibat dari pelanggaran yang dilakukan Pihak
Kedua. Sebelum melakukan tuntutan atas Jaminan Keuangan, Pihak Pertama dapat
memberitahukan Pihak Kedua mengenai pelanggaran Pihak Kedua yang menimbulkan tuntutan
pencairan Jaminan Keuangan dimaksud.
4. Pihak Kedua wajib memperpanjang masa berlaku atau memperbarui Jaminan Keuangan dalam
hal perpanjangan Perjanjian dan/atau kenaikan biaya terhadap Nilai Pekerjaan dan harus
menyerahkan kepada Pihak Pertama Jaminan Keuangan yang diperpanjang atau diperbarui itu
paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah menerima permintaan dari Pihak Pertama untuk

15
memperpanjang atau memperbarui Jaminan Keuangan dari Pihak Pertama yang harus
mencakup seluruh Jangka Waktu Perjanjian. Pihak Kedua bertanggung jawab atas biaya yang
timbul dalam penyiapan, perpanjangan, dan pembaruan Jaminan Keuangan.
5. Bila Pihak Kedua lalai untuk menyerahkan Jaminan Keuangan, Pihak Pertama dapat menahan
pembayaran yang harus dibayarkan kepada Pihak Kedua berdasarkan Perjanjian ini sejumlah
5% (lima persen) dari Nilai Pekerjaan sampai Pihak Kedua menyerahkan kepada Pihak Pertama
Jaminan Keuangan tersebut atau Pihak Pertama dapat mengakhiri Perjanjian ini sesuai dengan
ketentuan dalam Perjanjian ini.
6. Bila Pihak Kedua gagal untuk melaksanakan semua atau sebagian Pekerjaan atau kewajibannya
yang manapun berdasarkan Perjanjian ini, maka Jaminan Keuangan (atau jumlah yang ditahan
berdasarkan ayat 5 pasal ini) akan dicairkan oleh Pihak Pertama, tanpa mengurangi hak Pihak
Pertama yang lain berdasarkan Perjanjian ini atau hukum yang berlaku.
7. Pada saat berakhirnya masa berlaku Jaminan Pelaksanaan sebagaimana yang ditetapkan dalam
Perjanjian ini, Pihak Kedua harus menyerahkan permintaan tertulis kepada Pihak Pertama terkait
pengembalian Jaminan Pelaksanaan secara penuh dan lengkap, yang mana permintaan
semacam itu harus dialamatkan kepada Pihak Pertama. Jaminan Pelaksanaan akan dilepas oleh
Pihak Pertama dan dikembalikan kepada Pihak Kedua paling lambat 30 (tiga puluh) hari kerja
setelah diterimanya permintaan tersebut, namun dengan syarat bahwa Pihak Kedua saat
mengajukan permintaan pengembalian Jaminan Pelaksanaan juga menyerahkan dokumen-
dokumen berikut ini:
a. Surat pernyataan oleh pejabat yang berwenang Pihak Kedua yang menyatakan bahwa Pihak
Kedua telah secara penuh membayar semua Sub-Kontraktor, vendor, konsultan dan pekerja
yang telah memasok peralatan, material, pekerjaan, atau jasa sehubungan dengan
pelaksanaan Pekerjaan;
b. Surat konfirmasi Pihak Pertama atas penyelesaian Pekerjaan sesuai Perjanjian ini.
8. Ketentuan Jaminan Keuangan dalam pasal ini berlaku apabila dalam Bagian A - Ketentuan
Khusus mengatur adanya Jaminan Keuangan.

PASAL 18
GANTI RUGI
1. Pihak Kedua bertanggung jawab sepenuhnya atas semua kerusakan, kecelakaan, kerugian
(baik material dan immaterial), dan gugatan yang secara langsung ditimbulkan atau diakibatkan
oleh kelalaian Pihak Kedua dalam pelaksanaan dan penyelesaian Pekerjaan, termasuk atas
semua gugatan, proses hukum, kerugian, biaya, pengeluaran apapun yang terkait dengan hal
tersebut. Pihak Kedua harus bertanggung jawab termasuk menanggung atas semua kerugian
serta gugatan yang terkait dengan:
a. kematian atau cedera atas seseorang; atau
b. kerugian atau kerusakan atas suatu harta benda (selain dari Pekerjaan), yang mungkin
timbul dari atau sebagai akibat atas pelaksanaan dan penyelesaian Pekerjaan serta
perbaikan atas kerusakan-kerusakan yang terjadi serta atas semua gugatan, proses hukum,
kerugian, biaya, pengeluaran apapun yang terkait dengan hal tersebut.
2. Ganti kerugian tersebut di atas merupakan kewajiban berlanjut, terpisah dari kewajiban lain
Pihak Kedua dan akan terus berlaku meskipun Perjanjian ini telah berakhir dan Pihak Kedua
dengan ini membebaskan Pihak Pertama dari segala biaya yang timbul sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) pasal ini.

PASAL 19
ASURANSI
1. Pihak Kedua harus mengusahakan, sampai Perjanjian ini selesai seluruhnya, dan untuk
melindungi Pihak Kedua dan Pihak Pertama, semua asuransi seperti yang umum dan seksama
dilakukan sehubungan dengan Perjanjian ini. Asuransi tersebut akan termasuk, namun tidak
terbatas pada berikut ini:
a. Pertanggungan Komersial Umum dan, jika perlu, Pertanggungan Komersial Menyeluruh
(Commercial Umbrella Liability) dengan batas tidak kurang dari US$ 5,000,000 (lima juta
Dollar Amerika Serikat) untuk masing-masing kejadian berkenaan dengan
pertanggungjawaban kepada masyarakat dan US$ 5,000,000 (lima juta Dollar Amerika
Serikat) secara keseluruhan berkenaan dengan pertanggungjawaban produk. Polis tersebut
harus disahkan secara memadai agar termasuk pertanggungan silang, harta benda di
sekeliling, pengurusan, penyimpanan, dan penguasaan, pengawasan, Blanket Contractual
Liability, wilayah hukum seluruh dunia dan kegiatan konstruksi. Asuransi ini akan selalu
berlaku, sebagai polis kerugian pertama jika ada polis asuransi lain yang menutup risiko
yang sama yang berlaku pada saat terdapat klaim.

16
b. Kompensasi tenaga kerja dan Asuransi Pihak Kedua yang mencakup:
i. Batas yang ditentukan hukum berdasarkan hukum yang berlaku di Indonesia atau
Negara tempat penerimaan tenaga kerja tersebut;
ii. Pengesahan yang cukup sehingga mencakup penutupan polis penuh ke semua
wilayah tempat jasa akan diberikan berdasarkan Perjanjian ini.
iii. Asuransi tanggung jawab Pihak Kedua tidak boleh kurang dari US$ 1,000,000 (satu
juta dollar Amerika Serikat) atas salah satu kejadian berkenaan dengan cedera badan
akibat kecelakaan atau penyakit;
iv. Asuransi kompensasi sukarela yang mencakup semua tenga kerja Pihak Kedua yang
tidak diatur dalam undang-undang yang berlaku mengenai kompensasi pekerja.
c. Pertanggungjawaban Mobil dan jika perlu Pertanggungan Commercial Umbrella Liability
dengan batas tidak kurang dari US$ 500,000 (lima ratus ribu Dollar Amerika Serikat) untuk
masing-masing kecelakaan. Pertanggungan tersebut harus mencakup pertanggungjawaban
yang timbul dari mobil yang dimiliki, tidak dimiliki dan/atau disewa yang digunakan oleh
Pihak Kedua. Pertanggungan tersebut harus disahkan secara memadai untuk mencakup
perluasan berikut ini:
i. Kendaraan yang tidak dimiliki atau disewa;
ii. Pertanggungjawaban hukum penumpang.

2. Setiap polis asuransi yang dijelaskan dalam bagian ini harus menyertakan Pihak Pertama
sebagai tambahan yang diasuransikan dan akan berlaku dengan perusahaan asuransi yang
telah disetujui oleh Pihak Pertama.
3. Pihak Kedua berhak untuk mengusahakan, atas tanggungannya sendiri, setiap tambahan jenis
asuransi atau meningkatkan batas di atas yang diatur dalam pasal ini. Jika diminta oleh Pihak
Pertama, Pihak Kedua akan menaikkan batas tersebut, dan setiap biaya tambahan merupakan
biaya tambahan yang dapat diberi penggantian.
4. Masing-masing polis asuransi yang ditutup Pihak Kedua sesuai dengan Pasal ini akan berisi
pernyataan bahwa Polis tersebut tidak akan diubah atau dibatalkan tanpa persetujuan tertulis
kepada Pihak Pertama paling tidak 30 (tiga puluh) Hari sebelum pembatalan polis asuransi.
5. Pihak Kedua akan menyampaikan kepada Pihak Pertama paling lambat 14 (empat belas) Hari
setelah penetapan Perjanjian, namun dan bagaimanapun juga sebelum memulai Pekerjaan,
sertifikat penutupan pertanggungan, yang bagian mukanya terdapat nama proyek dan nomor
Perjanjian. Jika diminta Pihak Kedua harus memberikan salinan sah polis asuransi yang
disyaratkan dalam Perjanjian ini kepada Pihak Pertama dengan ketentuan bahwa Pihak Pertama
harus menjaga kerahasiaan isi polis asuransi kecuali yang diperlukan berkenaan dengan
pengajuan klaim terhadap polis asuransi.
6. Pemeriksaan oleh Pihak Pertama atas asuransi dari Pihak Kedua tidak menyiratkan
terpenuhinya atau merupakan pengesampingan oleh Pihak Pertama atas kewajiban yang
dikenakan terhadap Pihak Kedua atas dasar Perjanjian. Jika Pihak Kedua tidak menutup
asuransi sebagaimana ditetapkan dalam Perjanjian ini, Pihak Pertama berhak, namun tidak
wajib, untuk menutup asuransi tersebut atas tanggungan Pihak Kedua. Pihak Kedua harus
meminta setiap Sub-Kontraktor yang dipekerjakan oleh Pihak Kedua untuk menutup jenis
asuransi tersebut di atas.

PASAL 20
PENANGGUHAN PEKERJAAN
1. Penangguhan oleh Pihak Pertama
a. Pihak Pertama dapat setiap waktu memerintahkan Pihak Kedua untuk menghentikan
sementara (menangguhkan) Pekerjaan baik sebagian atau seluruhnya dengan alasan yang
jelas, baik secara teknis, akibat Keadaan Memaksa (Force Majeure) ataupun alasan SMK3L.
b. Bilamana terjadi keterlambatan Pekerjaan yang dikarenakan tanggung jawab Pihak Pertama,
antara lain dalam hal:
1) terjadi pembatalan/penangguhan Pekerjaan;
2) menunggu pengambilan keputusan; atau
3) keterlambatan oleh keterbatasan Lokasi Kerja;
maka tenggang waktu keterlambatan akan diperhitungkan terhadap batas waktu
penyelesaian Pekerjaan dalam Perjanjian ini.
2. Dimulainya Kembali Pelaksanaan Pekerjaan
Segera setelah diketahui bahwa alasan bagi dilakukannya penangguhan sudah tidak ada lagi,
maka Pihak Pertama akan memerintahkan Pihak Kedua untuk memulai kembali pelaksanaan
Pekerjaan baik sebagian atau seluruhnya, berdasarkan Perjanjian ini dan atas hal tersebut Pihak
Kedua harus segera mematuhinya.

17
PASAL 21
PENGALIHAN DAN SUB-KONTRAKTOR
1. Persetujuan Pihak Pertama atas Pengalihan Pekerjaan oleh Pihak Kedua
a. Tanpa persetujuan tertulis dari Pihak Pertama, Pihak Kedua tidak diperkenankan
menyerahkan sebagian atau seluruh Pekerjaan kepada pihak ketiga atau Sub-Kontraktor.
b. Dalam hal Pihak Kedua telah menyerahkan baik sebagian maupun keseluruhan Pekerjaan
kepada pihak ketiga atau Sub-Kontraktor tanpa mendapat persetujuan tertulis lebih dahulu
dari Pihak Pertama, maka Pihak Pertama berhak membatalkan Perjanjian ini secara sepihak
tanpa memberikan ganti rugi berupa apapun juga kepada Pihak Kedua.
c. Dalam hal Pihak Kedua menyerahkan Pekerjaan kepada pihak ketiga atau Sub-Kontraktor
dengan persetujuan tertulis Pihak Pertama terlebih dahulu, maka semua biaya atas
pelaksanaan Pekerjaan tersebut dan hasil Pekerjaan tersebut tetap menjadi beban dan
tanggung jawab Pihak Kedua. Pengalihan sebagian atau seluruh Pekerjaan dari Pihak Kedua
kepada pihak ketiga atau Sub- Kontraktor tidak akan membebaskan tanggung jawab atau
kewajiban Pihak Kedua kepada Pihak Pertama berdasarkan Perjanjian ini.
d. Sebagian atau seluruh Pekerjaan yang diserahkan Pihak Kedua pada pihak ketiga atau Sub-
Kontraktor merupakan tanggung jawab Pihak Kedua, hasil dan kualitas Pekerjaan tersebut
harus sesuai dengan ketentuan yang dipersyaratkan Pihak Pertama dalam Perjanjian ini
dan/atau instruksi tertulis Pihak Pertama. Setiap pekerjaan lama yang terganggu atau secara
lain terpengaruh oleh pelaksanaan Pekerjaan harus diselesaikan oleh Pihak Kedua
sebagaimana diatur dalam Perjanjian ini tanpa biaya tambahan apapun, termasuk namun
tidak terbatas pada semua pekerjaan yang diperlukan selama melakukan upaya penyesuaian
dalam kaitannya menghubungkan antara pekerjaan lama dan baru.
e. Pihak Kedua harus menyerahkan kepada Pihak Pertama salinan dari batasan lingkup tugas
dan tanggung jawab antara Pihak Kedua dan pihak ketiga atau Sub- Kontraktor yang mana
hal ini menjadi syarat bagi persetujuan Pihak Pertama atas penunjukan pihak ketiga atau
Sub-Pihak Kedua. Pihak Pertama dapat menolak calon yang diajukan oleh Pihak Kedua atas
pertimbangannya sendiri.
2. Pengalihan oleh Pihak Pertama
Pihak Pertama berhak mengalihkan hak dan kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini kepada
pihak lain atau afiliasi Pihak Pertama atau pemilik baru, sehingga Pihak Pertama yang baru,
akan menjalankan Perjanjian ini dan akan terikat dengan seluruh ketentuan-ketentuan yang
berlaku seolah-olah mereka adalah Pihak sebelumnya. Pihak Pertama akan memberitahukan
secara tertulis pada Pihak Kedua apabila terjadi pengalihan.
3. a. Dalam hal terjadi pengakhiran Perjanjian oleh Pihak Pertama sebagaimana dimaksud dalam
Perjanjian ini atau dikarenakan Pihak Kedua gagal dalam menjalankan perintah/instruksi
Pihak Pertama untuk melaksanakan Pekerjaan berdasarkan Perjanjian ini, maka tanpa
persetujuan Pihak Kedua, Pihak Pertama berwenang secara sepihak untuk mempekerjakan
pihak ketiga (pihak lain), dan mengalihkan seluruh atau sebagian hak dan kewajiban Pihak
Kedua berdasarkan Perjanjian ini kepada pihak ketiga (pihak lain) tersebut.
b. Seluruh biaya berkaitan dengan pengalihan hak dan kewajiban Pihak Kedua kepada pihak
ketiga (pihak lain) tersebut menjadi beban sepenuhnya dari Pihak Kedua, termasuk namun
tidak terbatas pada biaya penunjukkan (baik melalui penunjukkan langsung maupun tender),
dan biaya-biaya lainnya yang timbul sampai dengan pihak ketiga (pihak lain) tersebut dapat
melaksanakan Pekerjaan sebagai pengganti dari Pihak Kedua, maka biaya tersebut wajib
diterima/disetujui oleh Pihak Kedua.
c. Biaya-biaya yang menjadi beban Pihak Kedua sebagaimana tersebut dalam ayat 3 huruf b di
atas dipotongkan dari pembayaran dari Pihak Pertama berdasarkan Dokumen Tagihan yang
menjadi hak Pihak Kedua.

PASAL 22
LAPORAN
1. Kecuali di atur lain oleh Pihak Pertama, setiap awal bulan berjalan selama Jangka Waktu
Perjanjian, Pihak Kedua wajib menyerahkan dokumen rencana kerja Pihak Kedua untuk
memperoleh persetujuan Pihak Pertama dengan rincian sebagai berikut:
a. perkiraan biaya bulanan;
b. perkiraan tenaga kerja bulanan yang akan dilibatkan di Lokasi Kerja dan persyaratan
akomodasi camp (untuk upah dan tenaga staf);
c. jadwal jam kerja mingguan yang akan dipekerjakan untuk masing-masing kegiatan, dan
jumlah keseluruhan tenaga kerja mingguan yang dijadwalkan untuk setiap kategori usaha
atau tenaga kerja;

18
d. periode penggunaan barang-barang Peralatan Pihak Kedua;
e. jadwal perawatan atas seluruh Peralatan Pihak Kedua yang digunakan dalam pelaksanaan
Pekerjaan.
2. Selain dari persyaratan pelaporan ayat 1 pasal ini, Pihak Kedua wajib menyerahkan laporan
setiap akhir bulanan berikut ini:
a. Jam kerja harian,mingguan, bulanan, dan laporan jumlah tenaga kerja;
b. Laporan Peralatan Pihak Kedua harian,mingguan, dan bulanan;
c. Laporan lain sebagaimana disyaratkan oleh Pihak Pertama.
3. Pihak Kedua akan menyimpan laporan yang akurat dan terkini mengenai pelaksanaan
Pekerjaan. Laporan-laporan ini akan mencakup seluruh permintaan dari Pihak Pertama kepada
Pihak Kedua berdasarkan instruksi tertulis dari Pihak Pertama kepada Pihak Kedua yang
menjadi dasar pelaksanaan kunci ukuran keberhasilan yang disepakati oleh Para Pihak.
Catatan-catatan serta persyaratan pelaporan serta semua hal yang terkait dengan Pekerjaan
akan menjadi dasar semua laporan yang disyaratkan sesuai dengan Perjanjian ini dan akan
tersedia untuk diperiksa oleh Pihak Pertama setiap saat.
4. Pihak Kedua wajib menyampaikan laporan dan/atau berita acara atas Pekerjaan kepada Pihak
Pertama. Jenis laporan dan/atau berita acara serta waktu penyerahan laporan dan/atau berita
acara adalah sebagaimana tersebut dalam Bagian A - Ketentuan Khusus Perjanjian ini atau
akan ditentukan kemudian oleh Pihak Pertama.

PASAL 23
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
1. Keadaan Memaksa (Force Majeure) adalah setiap peristiwa di luar kekuasaan Para Pihak yang
mengakibatkan Para Pihak menjadi tidak dapat memenuhi kewajibannya berdasarkan
Perjanjian. Keadaan yang termasuk Keadaan Memaksa tersebut adalah termasuk namun tidak
terbatas pada:
a. bencana alam, seperti gempa bumi, tanah longsor, tsunami, badai, dan perubahan cuaca
yang sangat buruk, serta wabah penyakit yang bersifat endemi maupun pandemi (dinyatakan
secara resmi oleh pemerintah dan instansi berwenang);
b. kerusuhan, pemogokan, penghentian kerja, kerusuhan para pekerja atau gangguan industri
lainnya yang terjadi secara terus menerus secara global dan/atau berlaku nasional yang
dapat dibuktikan oleh pihak yang terkena sehingga mempengaruhi pelaksanaan Perjanjian;
c. peraturan dan/atau kebijakan pemerintah, kondisi usaha pertambangan global dan/atau
nasional mengalami penurunan mengakibatkan tertunda, terlambat, dan terhalanginya salah
satu pihak yang terkena dampak Force Majeure tersebut untuk melaksanakan kewajibannya
berdasarkan ketentuan yang telah ditetapkan dalam Perjanjian ini.
2. Apabila salah satu Pihak mengalami Keadaan Memaksa (Force Majeure) sebagaimana dimaksud
dalam ayat 1 pasal ini, Pihak tersebut wajib memberitahukan secara tertulis kepada Pihak lainnya
mengenai keadaan tersebut selambat-lambatnya dalam waktu 7x24 (tujuh kali dua puluh empat)
jam sejak terjadinya Keadaan Memaksa tersebut.
3. Tidak dilakukannya kewajiban pemberitahuan sebagaimana dimaksud ayat 2 pasal ini,
menyebabkan Keadaan Memaksa (Force Majeure) sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal ini
dianggap tidak pernah ada dan pelanggaran yang diakibatkan oleh Keadaan Memaksa (Force
Majeure) ini dianggap sebagai suatu kelalaian, serta pelaksanaan atas Perjanjian ini tetap
berlangsung sesuai dengan Jangka Waktu Perjanjian.
4. Jika dalam waktu 7 (tujuh) Hari sejak pemberitahuan oleh Pihak yang mengalami Keadaan
Memaksa (Force Majeure) kepada Pihak lainnya, dan Pihak yang menerima pemberitahuan
Keadaan Memaksa (Force Majeure) belum/tidak memberikan jawaban, maka pihak yang
menerima pemberitahuan Keadaan Memaksa (Force Majeure) tersebut dianggap menyetujui
Keadaan Memaksa (Force Majeure) tersebut.
5. Jika Pihak yang mengalami Keadaan Memaksa (Force Majeure) telah memberikan
pemberitahuan Pihak lainnya sesuai dengan ketentuan dalam Perjanjian ini dan Pihak yang
mengalami Keadaan Memaksa (Force Majeure) tersebut mengalami keterlambatan dalam
melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian, maka Pihak yang mengalami Keadaan
Memaksa (Force Majeure) tersebut berhak atas perpanjangan waktu atas keterlambatan
penyelesaian Pekerjaan tersebut.
6. Para Pihak tidak akan dibebaskan dari kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhinya
sebagaimana diatur dalam Perjanjian sebelum timbulnya Keadaan Memaksa.
7. Apabila Keadaan Memaksa terus berlangsung hingga 30 (tiga puluh) Hari berturut-turut sejak
dikeluarkannya pemberitahuan kondisi Keadaan Memaksa dalam pasal ini, Para Pihak akan
melakukan pertemuan untuk membahas dan mengatasi kondisi tersebut. Jika tidak ada jalan

19
keluar yang disepakati, Para Pihak dapat membahas kemungkinan-kemungkinan untuk
melakukan penundaan, perubahan, atau pengakhiran Perjanjian ini.
8. Peristiwa-peristiwa di bawah ini tidak dapat dikategorikan sebagai Keadaan Memaksa:
a. Kewajiban untuk membayar jumlah-jumlah uang yang terutang;
b. Pergolakan perburuhan yang melibatkan para tenaga kerja Pihak Kedua atau para tenaga
kerja Pihak Pertama.

PASAL 24
PENGAKHIRAN PERJANJIAN
1. Pihak Pertama berhak mengakhiri Perjanjian ini secara sepihak sebelum berakhirnya Jangka
Waktu Perjanjian, dalam hal terjadi salah satu hal sebagai berikut:
a. Setelah Pihak Pertama memberikan Surat Peringatan tertulis 3 (tiga) kali kepada Pihak
Kedua.
Dalam hal terjadi permasalahan berkaitan dengan Pekerjaan yang dilakukan oleh Pihak
Kedua berdasarkan Perjanjian ini dan Surat Perintah Kerja atau instruksi tertulis dari Pihak
Pertama, maka Pihak Pertama akan memberikan Surat Peringatan Pertama kepada Pihak
Kedua. Apabila setelah diberikannya Surat Peringatan Pertama ternyata belum ada
peningkatan Pekerjaan oleh Pihak Kedua, maka Pihak Pertama akan mengeluarkan Surat
Peringatan Kedua. Apabila setelah Surat Peringatan Kedua ternyata Pihak Kedua belum juga
menunjukkan adanya peningkatan kegiatan di Lokasi Kerja, maka Pihak Pertama akan
memberikan Surat Peringatan Ketiga dan sekaligus berhak mengakhiri Perjanjian ini;
b. Setelah 7 (tujuh) Hari terhitung sejak tanggal dimana Pekerjaan harus dimulai, ternyata Pihak
Kedua belum memulai Pekerjaan;
c. Selama 7 (tujuh) Hari berturut-turut Pihak Kedua tidak melanjutkan Pekerjaan yang telah
dimulai;
d. Tidak ada kemajuan Pekerjaan yang berarti yang dapat diterima oleh Pihak Pertama;
e. Pihak Kedua menyerahkan baik sebagian maupun seluruh Pekerjaan ini kepada pihak lain
tanpa mendapat persetujuan tertulis lebih dahulu dari Pihak Pertama;
f. Pihak Kedua dalam melaksanakan Pekerjaan tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang
telah disepakati bersama oleh Para Pihak dalam Perjanjian ini dan/atau instruksi tertulis dari
Pihak Pertama kepada Pihak Kedua;
g. Pihak Kedua dengan sengaja melanggar peraturan-peraturan penguasa
setempat/pemerintah daerah dan hukum yang berlaku di wilayah Republik Indonesia;
h. Pihak Kedua menolak tanpa alasan yang jelas dan tidak mampu melanjutkan pelaksanaan
Pekerjaan;
i. Kegagalan atau penolakan lainnya oleh Pihak Kedua untuk melaksanakan kewajibannya di
dalam Perjanjian;
j. Pihak Kedua dalam keadaan pailit atau dilikuidasi yang dinyatakan dengan surat keterangan
dari instansi yang berwenang atau adanya permohonan kepailitan atau diberikan penundaan
membayar hutang-hutang (surseance van betaling);
k. Adanya pernyataan atau jaminan yang diberikan Pihak Kedua kepada Pihak Pertama dalam
Perjanjian ini tidak benar atau tidak sesuai dengan kenyataannya;
l. Berakhirnya status badan hukum Pihak Kedua; atau
m. Pihak Kedua tersangkut dalam suatu perkara pidana yang menurut pertimbangan Pihak
Pertama dapat mempengaruhi kelancaran pelaksanaan Perjanjian ini.
2. Pihak Pertama dapat sewaktu-waktu mengakhiri Perjanjian ini tanpa persetujuan Pihak Kedua
dengan memberitahukan pengakhiran Perjanjian kepada Pihak Kedua secara tertulis 30 (tiga
puluh) Hari sebelum tanggal diakhirinya Perjanjian.
3. Jika terjadi pengakhiran Perjanjian oleh Pihak Pertama, maka setelah menerima pemberitahuan
pengakhiran tersebut secara tertulis Pihak Kedua wajib melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. tidak melakukan pemesanan lebih lanjut atau mengadakan sub-kontrak lebih lanjut
sehubungan dengan Pekerjaan tersebut;
b. mengambil semua langkah wajar untuk melindungi aktiva Pihak Kedua yang mengandung
atau mungkin mengandung kepentingan Pihak Pertama;
c. hanya melakukan Pekerjaan yang ditentukan dalam pemberitahuan tersebut;
d. benar-benar memenuhi arahan yang terdapat dalam pemberitahuan tersebut.
4. Pada saat berakhirnya jangka waktu 30 (tiga puluh) Hari sebagaimana dimaksud dalam ayat (2)
pasal ini maka Pihak Kedua wajib:
a. menghentikan Pekerjaan;
b. mengizinkan Pihak Pertama atau pihak yang ditunjuknya untuk menginventarisasi semua
barang-barang hasil dari Pekerjaan Pihak Kedua di Lokasi Kerja;

20
c.mengizinkan Pihak Pertama atau pihak yang ditunjuknya, jika diperlukan, untuk
mengambilalih perjanjian-perjanjian/komitmen Pihak Kedua dengan Sub-Kontraktor terkait
dengan pelaksanaan Perjanjian ini;
d. menarik seluruh tenaga kerja Pihak Kedua dari Lokasi Kerja serta mengeluarkan peralatan,
mesin, perkakas, gudang, dan bahan kecuali diperintahkan secara lain oleh Pihak Pertama
selambat-lambatnya 2x24 (dua kali dua puluh empat) jam;
e. mengambil tindakan lain yang berhubungan dengan pengakhiran Perjanjian yang mungkin
secara wajar diperlukan oleh Pihak Pertama; dan
f. menyerahkan kepada Pihak Pertama semua data dan dokumen yang dibuat sampai dengan
tanggal diakhirinya Perjanjian.
5. Jika Pihak Pertama mengakhiri Perjanjian karena sebab-sebab sebagaimana tersebut dalam ayat
1 huruf (a) di atas, maka:
a. Pihak Pertama akan membayar kepada Pihak Kedua atas Pekerjaan yang telah selesai
dilaksanakan hingga tanggal pengakhiran Perjanjian berdasarkan Laporan hasil Pekerjaan
yang diberikan Pihak Kedua kepada Pihak Pertama dan disetujui oleh Pihak Pertama;
b. apabila karena tindakan kelalaian Pihak Kedua menyebabkan Pihak Pertama mengalami
kerugian, kerusakan, atau klaim, maka Pihak Kedua wajib memberikan ganti rugi kepada
Pihak Pertama dengan nilai sebesar jumlah kerugian/kerusakan/klaim yang ditanggung oleh
Pihak Pertama, sesuai dengan hasil perhitungan yang dilakukan oleh Pihak Pertama;
c. Pihak Kedua bertanggung jawab atas segala pembayaran kepada tenaga kerja yang
dipekerjakan oleh Pihak Kedua.
6. Kewajiban-Kewajiban yang Timbul Sebelum Tanggal Pengakhiran Perjanjian
Pengakhiran Perjanjian berdasarkan ayat 1 dan 2 pasal ini di atas tidak menghapuskan
kewajiban-kewajiban Para Pihak yang timbul berdasarkan Perjanjian ini sebelum tanggal
pemberitahuan tertulis dan oleh karena itu Para Pihak wajib melaksanakan kewajiban-
kewajibannya.
7. Pengesampingan
Para Pihak mengesampingkan Pasal 1266 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata sepanjang
mengenai pengakhiran Perjanjian berdasarkan putusan pengadilan.

PASAL 25
KERAHASIAAN
1. Semua data/informasi, baik lisan maupun tertulis, yang terkait dengan Pekerjaan serta informasi
lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan Perjanjian ini harus dijaga kerahasiaannya dari
kemungkinan untuk dimanfaatkan oleh pihak ketiga. Masing-masing pihak harus mendapatkan
persetujuan tertulis dari pihak lainnya apabila akan menyerahkan atau memberikan
data/informasi yang terkait dengan Pekerjaan pada pihak ketiga.
2. Para Pihak memahami bahwa data/informasi yang diberikan sehubungan dengan Perjanjian ini
memiliki nilai-nilai komersial yang dapat merugikan salah satu Pihak apabila dipergunakan
secara tidak bertanggung jawab oleh pihak ketiga, oleh karena itu Para Pihak senantiasa akan
berupaya untuk melindungi data/informasi yang diberikan.
3. Kewajiban untuk menjaga kerahasiaan ini tidak berlaku untuk informasi yang:
a. sudah diketahui, atau dimiliki oleh salah satu pihak sebelum tanggal Perjanjian ini; atau
b. saat diterima oleh pihak penerima Informasi Rahasia sudah merupakan informasi yang
bersifat umum dan sudah diberitakan atau dipublikasikan di media massa serta merupakan
milik publik (masyarakat umum), kecuali sebagai akibat dari pelanggaran Perjanjian ini atau
perjanjian yang sejenis; atau
c. harus diungkapkan berdasarkan ketentuan hukum atau perintah badan peradilan atau untuk
kepentingan audit (termasuk audit keuangan, hukum, K3L) dengan persetujuan pihak pemilik
informasi rahasia terlebih dahulu; atau
d. harus diungkapkan kepada instansi Pemerintah Republik Indonesia yang berwenang
mengatur atau mengeluarkan izin, dengan persetujuan pihak pemilik informasi rahasia
terlebih dahulu.
4. Jika di kemudian hari salah satu Pihak terbukti melanggar ayat (2) pasal ini, maka Pihak yang
melanggar tersebut bersedia dituntut baik pidana dan/atau perdata di muka pengadilan dan
wajib membayar kerugian-kerugian yang diderita oleh pihak pemilik informasi kerahasiaan yang
besarannya akan ditentukan kemudian berdasarkan pembuktian kerugian pihak pemilik
informasi kerahasiaan.
5. Pasal kerahasiaan ini tetap berlaku sampai 5 (lima) tahun setelah berakhirnya Perjanjian ini.

PASAL 26
PEMBERITAHUAN/KORESPONDENSI

21
1. Semua pemberitahuan, penyampaian komunikasi, faktur, sertifikat, persetujuan, penunjukkan
wakil, lampiran, laporan, otorisasi, pengesahan, pelimpahan, klaim, dan komunikasi lain dari satu
pihak kepada pihak lain yang diperlukan atau diizinkan berdasarkan ketentuan Perjanjian ini
harus dibuat secara tertulis. Pemberitahuan dapat disampaikan dengan diserahkan kepada pihak
penerima melalui surat elektronik, faksimili, jasa kurir dengan porto dibayar di muka atau dikirim
langsung, dialamatkan kepada alamat resmi Pihak Pertama atau Pihak Kedua atau ke alamat lain
yang diberitahukan secara tertulis oleh masing-masing pihak.
2. Seluruh pemberitahuan harus dibuat secara tertulis. Pengiriman pemberitahuan dengan
menggunakan faksimili atau email dapat diterima apabila diikuti dengan pengiriman dokumen asli
yang dikirim dalam jangka waktu selambat-lambatnya 2x24 (dua kali dua puluh empat) jam
setelah pengiriman melalui faksimili atau email tersebut.
3. Alamat korespondensi atau pemberitahuan Para Pihak akan dicantumkan dalam Bagian A -
Ketentuan Khusus Perjanjian ini.

PASAL 27
ETIKA
1. Dalam situasi dan kondisi bagaimanapun, tenaga kerja dari Pihak Pertama (termasuk Perwakilan
Pihak Pertama) dan tenaga kerja dari Pihak Kedua (termasuk Perwakilan Pihak Kedua, dan
tenaga kerja/tenaga ahlinya) wajib:
a. mematuhi kode etik Pihak Pertama sebagaimana disampaikan oleh Pihak Pertama kepada
Pihak Kedua dari waktu ke waktu;
b. harus selalu menjunjung tinggi etika bisnis yang berlaku umum dalam melaksanakan
Perjanjian;
c. dilarang memanfaatkan jabatan untuk kepentingan pribadi atau untuk kepentingan orang lain
atau pihak lain yang dapat merugikan kepentingan salah satu Pihak;
d. Dilarang melakukan hal-hal yang bertentangan dengan moral, etika, agama, hukum atau
peraturan perundang-undangan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat; dan
e. Tidak diperkenankan untuk menawarkan atau memberikan atau menerima pemberian,
hadiah atau hiburan dalam bentuk apapun atau berupaya dengan cara apapun dengan
maksud untuk memperoleh perlakuan yang memihak atau mempengaruhi tugas-tugas
mereka dalam kaitannya dengan Perjanjian ini.
2. Terjadinya pelanggaran atas hal-hal sebagaimana dimaksud di atas merupakan salah satu
alasan bagi Pengakhiran Perjanjian.

PASAL 28
ANTI PENYUAPAN DAN ANTI KORUPSI
1. Pihak Kedua menegaskan bahwa sebelum ditandatanganinya Perjanjian ini telah mematuhi
semua hukum yang berlaku, undang-undang dan peraturan yang terkait dengan anti penyuapan,
anti korupsi dan hal-hal lain yang terkait, dan tidak sedang dalam tahap (tidak pula saat ini)
penyelidikan internal atau eksternal, penuntutan, tindakan disiplin atau pemerintah, hukum,
arbitrase atau proses lainnya sehubungan diketahui, dicurigai atau diduga masalah suap, korupsi
atau kepatuhan.
2. Pihak Kedua wajib untuk mematuhi semua hukum yang berlaku, undang-undang, dan peraturan
yang terkait dengan anti penyuapan, anti korupsi dan hal-hal yang terkait termasuk tidak terbatas
pada kode etik anti penyuapan atau kode etik yang dapat diterapkan Pihak Pertama dari waktu
ke waktu. Pihak Kedua tidak akan menawarkan, menjanjikan, membayar, memberikan, atau
mengizinkan (secara diam-diam atau sebaliknya) keuntungan finansial atau yang lainnya, atas
nama Pihak Pertama:
a. kepada setiap pihak untuk mendorong pihak tersebut tidak melakukan fungsi atau kegiatan
yang berhubungan dengan bisnis atau organisasi, pekerjaan seseorang, atau fungsi publik;
b. kepada pejabat apapun untuk mempengaruhi pejabat tersebut untuk mendapatkan bisnis
atau keuntungan bisnis bagi Pihak Pertama.
3. Pihak Kedua harus mempunyai dan wajib untuk menjaga selama Jangka Waktu Perjanjian
kebijakannya sendiri dan prosedur, untuk memastikan kepatuhan dengan kode etik Pihak
Pertama dan pasal ini, dan akan menegakkannya pada saat dirasa perlu.
4. Pihak Kedua harus menjaga data yang lengkap dan akurat atas setiap pengeluaran yang terkait
dengan Perjanjian ini dan atas dasar permintaan yang wajar wajib untuk menyediakan data
tersebut kepada Pihak Pertama, penasihat, auditor, dan badan pengawas atau pihak yang
berwenang.
5. Dalam pasal ini yang dimaksud pejabat, termasuk setiap individu yang:
a. memegang posisi legislatif, administratif, atau yudikatif, baik yang diangkat atau dipilih, di
negara manapun;

22
b. bekerja dalam fungsi publik;
c. mewakili atau atas nama negara atau wilayah tertentu;
d. setiap instansi publik atau Badan Usaha Milik Negara atau wilayah atau bagian dari negara;
e. seorang pejabat dari organisasi internasional publik, termasuk negara-negara atau wilayah,
pemerintah negara-negara atau wilayah atau organisasi internasional publik lainnya.
6. Pihak Kedua harus segera melaporkan kepada Pihak Pertama setiap adanya pelanggaran yang
jelas atau dicurigai atas pasal ini.
7. Pihak Kedua menjamin bahwa atas nama pribadi dan/atau atas nama Pihak Pertama, tidak
pernah atau akan pernah dan/atau memberi jasa atau imbalan dalam bentuk apapun kepada
setiap tenaga kerja Pihak Pertama. Bilamana Pihak Kedua terbukti dengan sengaja maupun tidak
sengaja melanggar ketentuan ini, maka Pihak Pertama berhak secara hukum mengambil
kebijakan sebagai berikut:
a. Pihak Pertama akan memberikan surat peringatan dan berhak mengakhiri Perjanjian ini;
b. Pihak Kedua wajib mengembalikan kepada Pihak Pertama semua pembayaran yang telah
diterima oleh Pihak Kedua dari Pihak Pertama terkait dengan Perjanjian ini, diperhitungkan
dengan perhitungan suku bunga 12% (dua belas persen) per tahun; dan
c. Pihak Kedua wajib membayar 100 (seratus) kali lipat dari nilai jasa/imbalan yang diberikan
kepada tenaga kerja Pihak Pertama baik yang berbentuk uang, barang, atau bentuk lainnya
kepada Pihak Pertama.
Semua pinalti dan/atau denda dan/atau sanksi di atas wajib dibayarkan oleh Pihak Kedua kepada
Pihak Pertama dalam waktu selambat-lambatnya 7x24 (tujuh kali dua puluh empat) jam sejak
pemberitahuan dari Pihak Pertama.

PASAL 29
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Penyelesaian Secara Musyawarah
Para Pihak sepakat bahwa apabila terjadi perbedaan, perselisihan, konflik atau kontroversi
(selanjutnya disebut “Perselisihan”), yang timbul sehubungan dengan Perjanjian atau
pelaksanaannya, termasuk namun tidak terbatas kepada Perselisihan tentang keberadaan,
keabsahan, pengakhiran atas hak dan kewajiban suatu pihak, maka Para Pihak akan mencoba,
untuk jangka waktu 30 (tiga puluh) Hari setelah diterimanya suatu pemberitahuan dari salah satu
Pihak ke Pihak lainnya, untuk menyelesaikan Perselisihan secara musyawarah di antara Para
Pihak.
2. Pelaksanaan Pekerjaan selama Masa Penyelesaian Perselisihan
Selama masa penyelesaian Perselisihan, maka:
a. Pihak Kedua wajib tetap melaksanakan Pekerjaan dan kewajibannya sesuai dengan
Perjanjian ini, kecuali apabila disepakati lain oleh Para Pihak, kecuali Pekerjaan yang
menjadi objek Perselisihan;
b. Pihak Pertama wajib untuk tetap melaksanakan kewajibannya berdasarkan Perjanjian ini,
termasuk namun tidak terbatas pada kewajiban pembayaran atas Pekerjaan yang telah
dilaksanakan oleh Pihak Kedua berdasarkan Perjanjian ini, kecuali atas porsi Pekerjaan yang
menjadi objek Perselisihan (apabila ada).
3. Apabila dalam waktu 30 (tiga puluh) Hari cara musyawarah tidak menyelesaikan Perselisihan
ataupun timbul perbedaan pendapat, kecuali ditentukan lain dalam Bagian A - Ketentuan Khusus
Perjanjian ini, maka Para Pihak sepakat untuk menyelesaikan Perselisihan melalui Pengadilan
Negeri yang mencakup wilayah domisili Pihak Pertama.

PASAL 30
DOKUMEN-DOKUMEN PERJANJIAN, BAHASA DAN HUKUM YANG BERLAKU
1. Bahasa yang digunakan dalam Perjanjian ini dan seluruh komunikasi Para Pihak yang berkaitan
dengan Pekerjaan adalah Bahasa Indonesia.
2. Perjanjian ini tunduk pada dan ditafsirkan menurut hukum yang berlaku di Republik Indonesia.
3. Para Pihak memutuskan dan sepakat untuk memilih tempat kedudukan hukum (domisili) di
wilayah Republik Indonesia.
4. Perjanjian ini dan dokumen-dokumen Perjanjian merupakan satu kesatuan dan bagian yang tidak
terpisahkan dan akan dianggap saling menjelaskan satu sama lain.

PASAL 31
KETENTUAN LAIN
1. Dalam hal ketentuan dalam Perjanjian ini dinyatakan tidak sah baik keseluruhan maupun
sebagian, maka ketidakabsahan tersebut hanya berkaitan pada ketentuan itu atau sebagian
daripadanya saja, sedangkan ketentuan lainnya dari Perjanjian ini akan tetap berlaku dan

23
mempunyai kekuatan hukum. Terhadap ketentuan yang tidak sah tersebut, maka Para Pihak
sepakat untuk menggantinya dengan ketentuan yang sah menurut hukum.
2. Segala perubahan dan hal-hal lain yang belum atau tidak cukup diatur dalam Perjanjian ini, akan
dibicarakan secara musyawarah oleh Para Pihak dan akan diatur dalam suatu
addendum/perubahan yang menjadi satu kesatuan dan bagian yang tak terpisahkan dari
Perjanjian ini.
3. Perjanjian ini menetapkan keseluruhan perjanjian dan kesepakatan di antara Para Pihak serta
menggantikan perjanjian atau kesepakatan sebelumnya di antara Para Pihak yang berkenaan
dengan pokok Perjanjian ini.
4. Pihak Pertama dan/atau Pihak Kedua yang mencurigai, menyadari atau mengetahui adanya
pelanggaran dari Kode Etik sehubungan dengan proses Pengadaan Barang dan Jasa harus
segera melaporkannya dengan melampirkan bukti. Pelapor dapat memilih salah 1 (satu) dari
sarana pelaporan/pengaduan di bawah ini yang terdiri dari:
a. Telepon, SMS atau WhatsApp ke nomor 0881-1511212
b. Surat elektronik (Email) ditujukan ke alamat: hotline.procurement@sinarmasming.com

24
PERNYATAAN PIHAK KEDUA

Dengan ini disampaikan bahwa saya telah membaca dan memahami semua klausul dalam
Ketentuan Umum sebagai bagian yang utuh dan tak terpisahkan dari Perjanjian ini.

Bertindak untuk dan atas nama:

Pihak Kedua
PT      

     
Direktur Utama

25

Anda mungkin juga menyukai