Anda di halaman 1dari 23

DOKUMEN RENCANA PENANGGULANGAN

BENCANA BIDANG KESEHATAN TINGKAT PUSKESMAS


PRIMARY HEALTH CARE DISASTER PLAN (PHCDP)

PUSKESMAS PLERET
PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
2019

TIM PENYUSUN
1. dr. Erni Rochmawati Kepala Puskesmas
2. dr. Santoso Hardoyo dokter
3. Raras Triwiningsih, Amd.Kep Petugas Surveilans
4. Saiful Aljihad, Amd.Gz Petugas Gizi
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmatnya sehingga dokumen Rencana
Penanganan Bencana Bidang Kesehatan tingkat Puskesmas di Kabupaten Bantul atau Public Health Care
Disaster Plan (PHCDP) dapat tersusun. Buku ini sangat bermanfaat bagi petugas kesehatan dan lintas
sektor di Kecamatan Pleret untuk memberikan tindakan kesehatan pada saat terjadinya bencana dengan
cepat dan tepat.
Dalam Undang-undang Nomor 24 Pasal 4 Tahun 2007 di amanatkan bahwa penanggulangan
bencana bertujuan untuk memberikan perlindungan kepada masyarakat dari ancaman bencana;
menyelaraskan peraturan perundang-undangan yang sudah ada; menjamin terselenggaranya
penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinasi, dan menyeluruh; menghargai budaya
local; membangun partisipasi dan kemitraan public serta swasta; mendorong gotong royong,
kesetiakawanan, dan kedermawanan; dan menciptakan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
Dst…………………
SK Kepala Puskesmas tentang PHCDP
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR...................................................................................................................... iii
PENGESAHAN................................................................................................................................ iv
DAFTAR ISI.................................................................................................................................... v
DAFTAR TABEL............................................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................
Latar Belakang
Tujuan.....................................................................................................................
Ruang Lingkup........................................................................................................
Pengertian
Dasar Hukum...........................................................................................................
Analisa risiko............................................................................................................
BAB II RENCANA PRABENCANA.......................................................................................
Pencegahan Bencana.....................................................................................................
Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana.....................................................................
BAB III PENGORGANISASIAN PENANGGULANGAN BENCANA...................................
STRUKTUR ORGANISASI..................................................................................
URAIAN TUGAS
AKTIVASI SISTEM KOMANDO PENANGGULANGAN BENCANA..............
KOMUNIKASI DAN KOORDINASI
DEAKTIVASI SISTEM KOMANDO PENANGGULANGAN BENCANA........
BAB IV STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL.................................................................
...............................................................................................................................
BAB V JADWAL KERJA DAN PENUTUP............................................................................
DAFTAR TABEL

TABEL 1 Tabel jumlah penduduk........................................................................................... 3


TABEL 2 dst...........................................................................................................................
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 1 Peta administrasi..................................................................................................... 2


GAMBAR 2 dst...........................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kabupaten Bantul adalah salah satu wilayah di DIY yang termasuk rawan bencana. Hal
tersebut menuntut kita untuk menyikapinya dengan tepat, sesuai dengan kondisi sumber daya
yang tersedia. Kejadian yang telah terjadi di Kabupaten Bantul memberikan pengalaman baik
pemerintah maupun masyarakat dalam penanganan bencana. Selama ini penanggulangan bencana
belum didasarkan pada langkah-langkah yang sistematis dan terencana, sehingga seringkali
terjadi tumpang tindih dan bahkan kadang terdapat langkah upaya penting yang terlewati. Perlu
dilakukan penataan dan perencanaan matang dalam upaya penanggulangan bencana agar
kompleksitas permasalahan bencana tersebut dapat diminimalisir.
Kecamatan Pleret merupakan satu dari 17 kecamatan di Kabupaten Bantul. Terletak
kurang lebih 10 Km sebelah timur laut dari ibukota Kabupaten Bantul, dengan luas wilayah
3.664,12 Ha. Sepertiga wilayah Kecamatan Pleret merupakan daerah dataran tinggi dan
sisanya adalah daerah dataran rendah. Sebagian besar merupakan daerah sawah, selanjutnya
pekarangan dan tegalan.

Gambar 1. Peta Wilayah Administrasi Kecamatan Pleret

Wilayah Kecamatan Pleret terdiri dari 5 (lima) desa dan 47 dusun, yaitu : Desa
Wonokromo terdapat 12 dusun, Desa Pleret terdapat 11 dusun, Desa Segoroyoso terdapat 9
dusun, Desa Bawuran terdapat 7 dusun, Desa Wonolelo terdapat 8 dusun. Jumlah RT 271
buah.

Desa Bawuran dan Wonolelo berada di daerah dataran tinggi. Bentuk wilayah datar
sampai berombak 55%, berombak sampai berbukit 10%, berbukit sampai bergunung 35%.

Sarana pengangkutan lalu lintas melalui lalu lintas darat 100% dengan jumlah sarana
umum yang digunakan oleh penduduk yang terbanyak adalah sepeda motor.
Adapun batas-batas wilayah Kecamatan Pleret yaitu : Sebelah Utara berbatasan
dengan Kecamatan Banguntapan, Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Piyungan
dan Kecamatan Dlingo, Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Imogiri dan
Kecamatan Jetis dan Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sewon.

Kecamatan Pleret beriklim tropis, yang mempunyai dua musim, yaitu musim kemarau
dan musim hujan, dengan temperatur rata-rata 29ºC - 31 ºC. Curah hujan rata-rata, jumlah hari
dengan jumlah hujan terbanyak adalah 20 hari.

A. DEMOGRAFI
Data Pusat Statistik Kabupaten Bantul melaporkan bahwa jumlah penduduk Kecamatan
Pleret pada akhir tahun 2018 sebanyak 47.499 jiwa terdiri dari laki-laki 23.906 jiwa, dan
perempuan 23.593 jiwa. Jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 15.712 KK. Jadi, dalam setiap
keluarga rata-rata terdapat 2 – 3 jiwa. Kepadatan penduduk rata-rata 130 orang per Km².
Wilayah desa dengan jumlah penduduk tertinggi adalah Desa Wonokromo. Sebaran penduduk
dapat dilihat pada tabel dibawah ini

Jumlah Penduduk Kepala


NO KECAMATAN
Laki-Laki Perempuan Jumlah Keluarga

1 Wonokromo 7.104 7.019 14.123 4.576

2 Pleret 6.691 6.645 13.336 4.379

3 Segoroyoso 4.460 4.413 8.873 2.917

4 Bawuran 3.233 3.153 6.386 2.166

5 Wonolelo 2.418 2.363 4.781 1.674

JUMLAH 23.906 23.593 47.499 15.712

Tabel 1. Data Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kecamatan


Pleret Tahun 2018

Sumber Data : Data Hasil Konsolidasi dan Pembersihan Database Kependudukan oleh Ditjen
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kemendagri, diolah Bagian Kependudukan Biro Tata
Pemerintahan Setda DIY tahun 2018.
Gambar 2. Grafik Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

B. Tujuan
1. Memberikan pedoman atau panduan dalam penanggulangan bencana bidang kesehatan
tingkat puskesmas
2. Petugas/fasyankes mengenali ancaman, kerentanan, kapasitas dan risiko bencana di
wilayahnya
3. Petugas dan fasyankes (puskesmas) mampu mempersiapkan kesiapsiagaannya dalam
penanggulangan bencana
4. Pra bencana : bentuk kesiapsiagaan puskesmas dalam menghadapi masalah krisis kesehatan
akibat bencana
5. Saat Bencana : responsif yang efektif dalam penanganan krisis kesehatan
6. Pasca Bencana : pemulihan yang efektif

C. Ruang Lingkup
Dokumen penanggulangan bencana bidang kesehatan tingkat puskesmas ini meliputi :
1. Pengenalan dan pengkajian ancaman bahaya
2. Analisis kemungkinan dampak bencana
3. Pilihan tndakan pengurangan risiko bencana
4. Penentuan mekanisme kesiapan dan penanggulangan dampak bencana
5. Alokasi tugas, kewenangan dan sumber daya yang tersedia
D. Pengertian
1. Bencana
2. Ancaman atau bahaya
3. Kerentanan
4. Kapasitas
5. Risiko
6. Penilaian risiko
7. BPBD
8. Klaster kesehatan
E. Landasan Hukum
1. Undang-undang No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
2. Undang-undang No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Peraturan Pemerintah No 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
4. Peraturan Menteri Kesehatan No 64 Tahun 2013 tentang Penanggulangan Krisis Kesehatan
5. Peraturan Menteri Kesehatan No 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
6. Peraturan Menteri Kesehatan No 46 Tahun 2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik
Pratama, Tempat Praktik Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi
7. Peraturan Daerah DIY No 13 Tahun 2015 tentang Penanggulangan Bencana

F. Analisa Risiko
A. Penilaian Risiko
1. Hazard ( Bahaya )
2. Faktor factor Kerentanan
(faktor fisik, sosial, ekonomi dan lingkungan)
FisikPrasarana dasar, konstruksi/bangunan,dll
EkonomiKemiskinan, penghasilan, dll
SosialPendidikan, kesehatan, politik, hukum, kelembagaan, dll
LingkunganTanah, air, tanaman, hutan, lautan, dll

3. Hazard Vulnerebility Assesment (HVA)


a. Skoring Bahaya
No Jenis Bencana/Bahaya P D Nilai total
1 Banjir 5 3 15
3 Tanah longsor 4 3 12
4 Gempa bumi 2 4 8
5 Tsunami 1 5 5
6 Wabah DBD 4 3 12
7 Konflik sosial : tawuran 3 2 6

P : Skala Probabilitas Skoring 1-5


D : Skala Dampak Skoring 1-5

b. Matrik Risiko
Risiko Sangat
Skala Dampak ( Kerugian

1
Tinggi
DBD
2 tawuran
Risiko Tinggi
3 Gempa bumi Tanah banjir
longsor/
Risiko
Sedang
Risiko
4 tsunami
Rendah

yang ditimbulkan ) Risiko


5 sangat
rendah
1 2 3 4 5

Skala Probabilitas (kemungkinan terjadinya suatu bencana)

Berdasarkan tabel diatas maka Puskesmas Pleret memiliki resiko bencana tertinggi adalah
banjir, diikuti dengan tanah longsor, kemudian wabah DBD, dan 3 risiko terakhir adalah
gempa bumi, tsunami serta tawuran.

c. Prioritas
Jenis Bencana
No Variabel Tanah Gempa Wabah
Banjir tsunami tawuran
Longsor bumi DBD
I BAHAYA
Frekuensi 3 3 1 1 4 3
Intensitas 1 1 2 1 1 1
Dampak 3 2 3 4 2 2
Keluasan 3 2 2 2 1 2
Kurun Waktu 3 3 4 4 4 1
TOTAL 13 11 12 12 11 9
II KERENTANAN
SDM 2 2 2 2 1 2
Sarana&prasarana 2 1 1 1 1 2
Sistem 3 3 3 3 1 2
Ekonomi 2 2 2 2 1 2
TOTAL 9 8 8 8 4 8
III KAPASITAS
SDM 2 2 3 3 1 1
ekonomi 2 2 2 2 2 2
Sarana prasarana 2 2 1 3 1 1
TOTAL 6 6 6 8 4 4
NILAI 28 25 26 28 19 21
Bahaya : 1-4 ( ancaman rendah = 1, sedang= 2, tinggi = 3, sangat tinggi = 4 )
Kerentanan : 1-4 ( Kerentanan rendah = 1, sedang = 2, tinggi = 3, sangat rentan = 4)
Kapasitas : 1-4 ( Kemampuan tinggi = 1, sedang = 2, rendah = 3, sangat rendah = 4 )
Dari matriks prioritas yang telah dibuat, nampak bahwa Puskesmas Pleret bahwa bencana
banjir memiliki skor tertinggi untuk bahaya karena mengingat posisi gedung Puskesmas
Pleret lebih rendah dari bahu jalan.
Dalam hal kerentanan, ternyata Puskesmas Pleret memiliki kerentanan tertinggi untuk
bencana banjir dan memiliki kerentanan terendah untuk wabah DBD. Hal ini disebabkan
karena SDM di Puskesmas Pleret sudah mencukupi untuk menangani wabah DBD,
sedangkan sarana dan prasarana di Puskesmas Pleret juga dianggap mencukupi karena
kita memiliki tempat tidur rawat inap yang cukup serta laboratorium.

B. Peta Rawan Bencana


BAB II
RENCANA PRABENCANA

A. Pencegahan Bencana
1. Pengamanan struktur bangunan
Gedung Puskesmas Pleret dibangun atas bantuan dari Pemerintah Jepang pasca
gempa 2006. Gedung ini dibangun dengan struktur tahan gempa yang didesain oleh
para ahli dari Jepang.
2. Pengamanan data
Data Rekam Medis Puskesmas Pleret telah tersimpan dalam server di bagian
Pendaftaran. Sehingga jika terjadi bencana, masih terdapat cadangan data jika rekam
medis terdampak bencana.
3. Pengamanan keuangan
Sesuai aturan dalam instansi pemerintahan, tidak diperkenankan menyimpan uang
dalam jumlah besar di dalam kantor. Walaupun begitu, puskesmas Pleret memiliki
safety box untuk meyimpan uang.
4. Pelatihan dan peningkatan Ketrampilan Penanggulangan Bencana
Setiap paramedis mengikuti pelatihan PPGD secara periodik karena juga merupakan
salah satu persyaratan dalam memperpanjang STR. Untuk penanggulangan bencana
kebakaran, setiap tahun dilakukan pelatihan simulasi kebakaran bagi seluruh
karyawan Puskesmas Pleret.
5. Kerjasama dengan para pihak tentang penanggulangan bencana
Puskesmas Pleret telah dan selalu berkoordinasi secara aktif dengan lintas sektor
dalam upaya penanggulangan bencana. Adapun lintas sektor yang telah bekerjasama
dan berkoordinasi dengan Puskesmas Pleret dalam hal kebencanaan antara lain :
kecamatan, keluirahan, para dukuh, kader kesehatan, serta FPRB.
B. Kesiapsiagaan menghadapi bencana
a. Kapasitas dan kapabilitas cadangan
Jika terjadi bencana dan Puskesmas Pleret mendapatkan bantuan logistik ekstra.
Maka diperlukan tempat penyimpanan yang melebihi kapasitas yang ada.
Puskesmas Pleret memiliki rumah dinas dokter yang saat ini tidak terpakai, dan
berpotensi untuk menjadi tempat penyimpanan logistik ekstra. Jarak rumah dinas
dokter dengan gedung puskesmas Pleret kurang lebih 100 meter.
Puskesmas Pleret memiliki kapsitas rawat inap 10 tempat tidur yang masih dapat
diperluas jika dibutuhkan karena masih memiliki ekstra tempat tidur 5 buah yang
dapat dipergunakan sewaktu waktu.

b. Gladi penanggulangan bencana


Puskesmas Pleret bekerjasama dengan BPBD dan lintas sektor secara periodik
melaksanakan gladi penanggulangan bencana. Puskesmas Pleret selalu berperan
aktif dalam gladi penanggulangan bencana yang dikomandoi oleh BPBD ini.
Setiap 1 tahun sekali.
BAB III
PENGORGANISASIAN PENANGGULANGAN BENCANA

A. Struktur Organisasi

Komandan Penanggulangan
Bencana Puskesmas
(Kepala Puskesmas)

Sekretariat
(Kasubag TU)

Hubungan
Masyarakat
(Promkes)

Operasi Admin/Keu
1. Subklaster Yankes : dokter
Bendahara Puskesmas
2. Subklaster P2 kesling : petugas kesling
3. Subklaster Jiwa : progremer Jiwa
4. Subklaster kespro : koordinator bidan
5. Subklaster Gizi : petugas gizi
6. Subklaster logistik : apoteker
7. Subklaster datin : petugas RM
8. Subklaster promkes : petugas promkes

B. Uraian Tugas
1. Pusat Komando
a. Komunikasi
b. Pengolah Informasi
c. Identifikasi Kapasitas
d. Manajemen Sumber Daya
e. Manajemen Media
f. Alokasi Pasien
g. Pencatatan
2. Komandan :
a. Mengorganisasikan dan memimpin secara keseluruhan saat kejadian
b. Memberikan arahan operasional dan jika dibutuhkan memimpin evakuasi
c. Memulai kegiatan respon dan pemulihan
d. Memberitahukan staf dan pihak eksternal
e. Mengidentifikasi dan menugaskan staf
f. Mengatur sumber daya puskesmas
g. Memberi informasi kepada media
h. Merencanakan program penanggulangan bencana bersama dengan sekretariat
i. Memonitor dan memiliki wewenang atas keselamatan operasi penyelamatan dan kondisi
berbahaya
j. Mengatur dan menjalankan perlindungan fasilitas
3. Sekretariat dan perencanaan
a. Menyusun dan mengarahkan semua aspek bagian operasional
b. memastikan distribusi informasi/data penting.
c. menghimpun skenario/sumber daya dari semua kepala bagian
d. dokumentasi
4. Humas
Berfungsi sebagai kontak person bagi pihak-pihak yang terkait dalam penanggulangan
bencana

5. Keuangan dan aset


a. Administrasi keuangan dari kegiatan penanganan bencana
b. Pengadaan/ pembelian
c. Klaim
d. Pembiayaan
e. Mengawasi penggunaan asset
f. Mengawasi penerimaan suplay dan layanan yang dibutuhkan untuk melaksanakan misi
medis Puskesmas
g. Mengawasi dokumentasi pengeluaran keadaan darurat
6. Logistik
a. Bertanggungjawab untuk pembelian dan menyediakan personil, perlengkapan (peralatan
medis, alat pelindung diri) dan layanan penunjang untuk keberlangsungan Puskesmas
dalam merespon bencana termasuk makanan dan minuman
b. Cadangan komunikasi internal dan eksternal
c. Transportasi pasien dan staff
d. Menyusun dan mengarahkan pengoperasian yang terkait dengan pemeliharaan
lingkungan fisik, dan kecukupan makanan, shelter dan kebutuhan untuk mendukung
tindakan medis
7. Operasional
a. Menyusun dan mengarahkan semua aspek yang terkait dengan bagian operasional
b. Menjalankan arahan Komandan.
c. Mengkoordinir dan mengawasi layanan medis, layanan tambahan
d. Tindakan pasien
e. Evakuasi
f. Aleternatif lokasi perawatan
g. keamanan
h. Mengembalikan operasional seperti biasa setelah keadaan darurat
Uraian Tugas 8 subklaster :
1. Subklaster Yankes : TERLAMPIR
2. Subklaster P2 kesling : TERLAMPIR
3. Subklaster Jiwa : TERLAMPIR
4. Subklaster kespro : TERLAMPIR
5. Subklaster Gizi : TERLAMPIR
6. Subklaster logistik : TERLAMPIR
7. Subklaster datin : TERLAMPIR
8. Subklaster promkes : TERLAMPIR

C. Bagan Pengaktifan penanggulangan Bencana Puskesmas Pleret (PHCDP)


Pengaktifan pedoman penanggulangan bencana Puskesmas Pleret dilakukan oleh Kepala
Puskesmas berdasarkan informasi dari petugas puskesmas yang sedang jaga dengan alur sebagai
berikut :

BENCANA PETUGAS
KEPALA
JAGA/PENERIMA
PUSKESMAS
INFO AWAL

Melakukan aktifasi PHCDP

Penanganan bencana sesuai SOP

D. Komunikasi

Dalam keadaan bencana diperlukan sistem komunikasi terpadu, sistem komunikasi terdiri dari:

1. Komunikasi penyampaian informasi


Komunikasi penyampaian informasi adalah sistem komunikasi untuk menerima informasi yang dibutuhkan
dalam penanganan bencana dan memberikan pelayanan informasi yang dibutuhkan keluarga korban, pejabat
terkait dan media massa (untuk memenuhi keinginan masyarakat akan informasi dan mencegah konflik antar
media sekaligus melindungi privacy korban bencana)

Komunikasi dan koordinasi dilakukan berjenjang sesuai skala dan dampak bencana. Jika skala dan dampak
bencana hanya ada dalam 1 kecamatan, maka koordinasi dilakukan hanya dengan subklaster yang ada di dinas
kesehatan. Jika skala dan dampak ada dalam 1 kabupaten maka koordinasi dilakukan dengan klaster kesehatan
kabupaten Bantul
2. Komunikasi koordinasi (administrasi dan Logistik)
adalah sistem komunikasi menggunakan jejaring yang disepakati dalam pelayanan administrasi (umum dan
keuangan) dan logistik. Koordinasi dapat dilakukan antar instansi (eksternal) dan internal antar Puskesmas.
Koordinasi penanggulangan bencana di level kecamatan dilakukan setiap hari baik dilakukan baik di internal
puskesmas maupun dengan lintas sektor.
3. Komunikasi Pengendalian
adalah sistem komunikasi untuk mengendalikan kegiatan operasional di lapangan. Dalam kondisi
emergensi jika tidak terdapat sambungan telpon ataupun sinyal telepon genggam maka komunikasi dilakukan dengan
menggunakan radio komunikasi dengan frekuensi : 168.600 duplek (-)5.150 tone 74.4 (channel Husada).

E. Deaktifasi Pedoman Penanggulangan Bencana Puskesmas Pleret


Setelah penanganan bencana dapat dilakukan dengan baik oleh Puskesmas Pleret. Berdasarkan laporan dari
semua petugas subklaster dan perangkat organisasi penanggulangan bencana puskesmas maka komandan
penanggulangan bencana puskesmas, melakukan pengakhiran sistem komando penanggulangan bencana di
Puskesmas Pleret.

BENCANA PETUGAS
Komandan
TERATASI PUSKESMAS
Penanggulangan
bencana
PYsekmas

Melakukan deaktifasi PHCDP

Kembali ke situasi normal


BAB IV
STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL
A. SOP Penanganan bencana
B. SOP penanganan bencana subklaster pelayanan kesehatan
C. SOP penanganan bencana subklaster pengendalian penyakit dan kesehatan lingkungan
D. SOP penanganan bencana subklaster kesehatan reproduksi
E. SOP penanganan bencana subklaster Gizi
F. SOP penanganan bencana subklaster jiwa
G. SOP penanganan bencana subklaster data dan informasi
H. SOP penanganan bencana subklaster logistik
BAB V
JADWAL KERJA DAN PENUTUP
A. Saat tidak terjadi bencana
No

B. Saat terjadi bencana


No

Demikian pedoman Penanggulangan Bencana Puskesmas Pleret ini dibuat untuk dipergunakan
oleh seluruh karyawan Puskesmas Pleret dan perlu dipahami oleh pemangku kepentingan yang
lain di lingkungan kecamatan Pleret pada saat terjadi bencana di wilayah kecamatan Pleret.
Lampiran :
1. SK Kepala Puskesmas Tentang Penetapan Pedoman Penanggulangan Bencana Puskesmas Pleret
2. Kartu tugas seluruh pelaksana yang terlibat dalam penanggulangan bencana di Puskesmas Pleret
3. Kontak person petugas Puskesmas Pleret dan mitra terkait
4. Peta evakuasi puskesmas pleret
5. SOP tiap subklaster
6. Form yang digunakan masing masing subklaster
BAB VIII
KOORDINASI, DESIMINASI DAN SOSIALISASI

BAB IX
RUJUKAN

Anda mungkin juga menyukai