Anda di halaman 1dari 52

i

PEDOMAN DISASTER PLAN


PUSKESMAS X

PUSKESMAS X
TAHUN 2021

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan
petunjuk dan bimbinganNYA, sehingga pedoman Disaster Plan puskesmas X dapat diterbitkan di
tahun 2021. Disaster Plan merupakan suatu bagian dari standar K3 di Fasyankes. Hal ini juga tertuang
dalam PERMENKES NO 52 TAHUN 2018 tentang K3 Fasyankes.
Pedoman Disaster Plan Puskesmas X memuat informasi lengkap tentang tata cara
penanganan suatu keadaan bencana yang akan sangat bermanfaat dalam menunjang kelancaran
bila terjadi bencana dan sebagai buku panduan dalam penanganan suatu keadaan bencana di
Puskesmas X.

Akhir kata, semoga pedoman Disaster Plan Puskesmas X ini dapat dijadikan sebagai buku
pegangan dan pedoman bagi semua petugas yang ada di Puskesmas serta buku petunjuk
pelaksanaan dalam penanganan keadaan suatu bencana di Puskesmas.

Selamat dan sukses selalu!

Yogyakarta, Februari 2021


Pimpinan FKTP

3
DAFTAR ISI

TIM PENYUSUN ......................................................................................................................................


iii KATA PENGANTAR..................................................................................................................................
iv DAFTAR
ISI............................................................................................................................................... v BAB I -
PENDAHULUAN ........................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................................................. 1
B. Dasar Hukum............................................................................................................................... 1
C. Tujuan ......................................................................................................................................... 2
D. Sasaran........................................................................................................................................ 2
E. Definisi Operasional .................................................................................................................... 3
BAB II - INFORMASI UMUM FKTP ............................................................................................ 5
BAB III – KESIAPSIAGAAN BENCANA .......................................................................................................
7
A. Tim Manajemen Bencana FKTP ...................................................................................... 7
B. Hospital Safety Index .................................................................................................................. 9
C. Antisipasi Eskalasi Pelayanan.................................................................................................... 11
D. Hazard Vulnerability Assessment..............................................................................................13
E. Kode Keadaan Darurat FKTP .........................................................................................19
F. Kesiapsiagaan Bencana Eksternal FKTP ........................................................................19
G. Upaya Preventif dan Simulasi ................................................................................................... 21
BAB IV – TANGGAP DARURAT BENCANA
..............................................................................................23
A. Sistem Komando Penanggulangan Bencana FKTP........................................................23
B. Pengaturan Area dan Penyiapan Pos Bencana FKTP ....................................................31
C. Penanganan Medis Korban Bencana ........................................................................................31
C. Penyediaan Makanan dan Minuman ........................................................................................38
D. Pengelolaan Fasilitas/Infrastruktur...........................................................................................39
E. Pengelolaan Keamanan FKTP
........................................................................................39
F. Pengelolaan Air, Bahan Beracun Berbahaya (B3), dan Limbah ................................................40
G. Sistem Teknologi dan Informasi................................................................................................40
H. Penyediaan SDM dan Pengelolaan Tenaga Bantuan/Relawan.................................................41
I. Pengelolaan Transportasi (Kendaraan).....................................................................................41
J. Pengelolaan Informasi Publik.................................................................................................... 42

4
K. Penyediaan Suplai Medis dan Non Medis.................................................................................42
BAB V – DEMOBILISASI DAN PEMULIHAN ............................................................................................43

5
A. Demobilisasi ..............................................................................................................................43
B. Evaluasi dan Pelaporan .............................................................................................................43
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................44

6
BAB I - PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bencana (hazard) dapat terjadi di manapun di muka bumi ini, termasuk di Indonesia,
dan kapanpun waktunya, baik yang berupa fenomena alam, maupun yang merupakan akibat
dari perbuatan manusia. Posisi dan kondisi geografis dan geologis Indonesia yang sedemikian
rupa memang sangat potensial untuk terjadinya berbagai bencana alam.Beberapa contoh
bencana alam yang dalam kurun waktu sekitar sepuluh tahun terakhir terjadi di Indonesia
adalah gempa bumi dan tsunami, tanah longsor, banjir bandang, gunung meletus, dan
sebagainya.Contoh bencana lain yang merupakan akibat dari perbuatan manusia misalnya
ledakan bom, kebocoran pipa gas atau tangki minyak, semburan lumpur panas Sidoardjo dan
kecelakaan lalulintas termasuk tenggelamnya kapal dan pesawat terbang.
Karena seringkali terjadi secara tiba-tiba dan sulit diprediksi, banyak pihak tidak sempat
menyiapkan diri untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan akibat yang timbul dari bencana
alam tersebut.Dalam beberapa kasus kejadian bencana menyebabkan terjadinya musibah
massal hingga ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB).Dalam hal ini unit-unit layanan
terkait di berbagai wilayah seringkali juga belum memiliki sistem penanganan yang baik dan
terpadu antar berbagai unsur.
Puskesmas memiliki peran penting di dalam penanganan kejadian-kejadian bencana.
Pengalaman menunjukkan bahwa di dalam memberikan bantuan pelayanan kepada para korban
bencana eksternal maupun dalam penanggulangan bencana internal, masih dijumpai berbagai
permasalahan. Peraturan perundang- undangan maupun standar akreditasi Puskesmas
mewajibkan agar Puskesas berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada
bencana sesuai dengan kemampuan pelayanannya, mempunyai sistem pencegahan kecelakaan
dan penanggulangan bencana, serta mengembangkan dan memelihara program manajemen
bencana.
Untuk itu Puskesmas menyusun Pedoman Penanggulangan Bencana Puskesmas atau
Disaster Plan Puskesmas yang menitikberatkan pada upaya-upaya terkait penanggulangan
kondisi darurat di dalam puskesmas akibat bencana eksternal maupun internal.

B. Dasar Hukum
Dasar hukum penanggulangan bencana, dan penyusunan buku pedoman
Disaster Plan puskesmas mengacu pada:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;

HOSPITAL DISASTER PLAN – FKTPYOGYAKARTA 1


4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tanggal 28
Feburari
2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana
6. P e r a t u r a n M e n t e r i K e s e h a t a n N o 5 2 T a h u n 2 0 1 8 t e n t a n g K 3
Fasyankes
7. Peraturan Menteri Kesehatan No 75 Tahun 2019 tentang Penanggulangan Krisis
Kesehatan

C. Tujuan
Disaster Plan ini disusun sebagai acuan untuk :
1. Mengetahui tingkat keamanan struktural dan nonstruktural Puskesmas.
2. Mengidentifikasi jenis bahaya/ancaman beserta dampaknya terhadap Puskesmas.
3. Merencanakan kegiatan yang perlu dilakukan terkait dengan siklus penanggulangan
bencana.
4. Merencanakan sistem komando penanggulangan bencana.
5. Mengidentifikasi dan penetapan peran serta tanggung jawab staf selama kejadian.
6. Menentukan strategi komunikasi pada waktu kejadian bencana.
7. Merencanakan pengelolaan kegiatan klinis dan pendukungnya selama kejadian bencana
termasuk tempat pelayanan.
8. Merencanakan pengelolaan sumber daya selama kejadian bencana termasuk sumber-
sumber alternatif.

D. Sasaran
Pedoman Disaster Plan ini ditujukan bagi seluruh petugas Puskesmas X.

HOSPITAL DISASTER PLAN – FKTPYOGYAKARTA 2


E. Batasan Operasional
Batasan yang digunakan di dalam penanggulangan bencana meliputi:

1. Bencana
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam
dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis.
2. Musibah massal
Musibah massal adalah keadaan yang gawat dalam kehidupan sehari-hari yang
mendadak terganggu dan banyak orang terjerumus dalam keadaan tak berdaya dan
menderita, dan sebagai akibatnya membutuhkan pengobatan, perawatan,
perlindungan, makanan, dan kebutuhan lain.
3. Kejadian Luar Biasa(KLB)
Kejadian Luar Biasa(KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan dan
atau kematian bermakna secara epidemiologis pada suatu wilayah, dalam kurun waktu
tertentu, termasuk penyakit karantina, dan keracunan makanan, yang memerlukan
penanganan segera.

4. Bencana Internal
Bencana Internaladalah bencana, musibah massal, dan kejadian luar biasa (KLB) yang
terjadi di dalam puskesmas, yang memerlukan koordinasi dan penanganan segera baik
oleh staf di dalam puskesmas maupun staf luar puskesmas agar bencana, musibah
massal, dan KLB tersebut dapat segera diatasi.

5. Bencana Eksternal
Bencana Eksternal adalah bencana yang terjadi di luar p u s k e s m a s , di
dalam masyarakat, sehingga memerlukan koordinasi baik internal puskesmas maupun
lintas sektor terkait.

6. Identifikasi hazard
Identifikasi hazard adalah mengenali setiap fenomena (alam, buatan manusia, teknologi
maupun konflik sosial) yang mempunyai potensi untuk menimbulkan ancaman terhadap
penduduk dan lingkungan.

7. Mitigasi hazard
Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana.

HOSPITAL DISASTER PLAN – FKTPYOGYAKARTA 3


8. Kesiapsiagaan
Kesiapsiagaan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi
bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat guna dan berdaya
guna.
9. Tanggap darurat
Tanggap darurat bencana adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera
pada saat kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan, yang
meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta benda, pemenuhan
kebutuhan dasar, perlindungan, pengurusan pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan
sarana & prasarana.
10. Rehabilitasi
Rehabilitasi adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau
masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pasca bencana dengan sasaran
utama untuk normalisasi atau berjalannya secara wajar semua aspek pemerintahan dan
kehidupan masyarakat pada wilayah pascabencana.

HOSPITAL DISASTER PLAN – FKTPYOGYAKARTA 4


BAB II - INFORMASI UMUM FKTP

1. Nama FKTP :Puskesmas X


2. Alamat : ............
3. Pimpinan FKTP :
4. Nama dan nomor telepon penanggung jawab keadaan darurat/bencana :

Tabel 1. Daftar nama dan nomor telepon penanggung jawab keadaan darurat / bencana
No Nama Tanggung Jawab No. HP No. Telepon

1 Pimpinan Faskes

2 PJ Admen

3 PJ UKP

4 PJ UKM

5. Telepon (termasuk kode area / kota) :


6. Situs RS : www.FKTPhospital.co.id
Email :
7. Total jumlah personel : .........orang
10. Deskripsi Umum FKTP
a. Institusi induk : Kementerian Kesehatan RI
b. Tipe FKTP : Puskesmas Perkotaan/ KlinikPratama
c. Peran di jaringan layanan kesehatan : PPK 1
d. Tipe struktur bangunan : 95% Gedung Bertingkat
f. Total populasi yang dilayani : 526.331 orang

HOSPITAL DISASTER PLAN – FKTPYOGYAKARTA 5


11. Denah Bangunan FKTP

Gambar 1. Denah Bangunan FKTP

HOSPITAL DISASTER PLAN – FKTPYOGYAKARTA 6


BAB III – KESIAPSIAGAAN BENCANA

A. Tim Manajemen Bencana Puskesmas

Tim Manajemen Bencana Puskesmas adalah tim yang dibentuk untuk mengelola
program manajemen bencana Puskesmas yang mencakup fase mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap
darurat, dan pemulihan.

Tugas pokok dan fungsi Tim Manajemen Bencana di Puskesmas yaitu :


1. Mengelola program manajemen bencana internal dan eksternal puskesmas yang
mencakup fase mitigasi, kesiapsiagaan, respon, dan pemulihan.
2. Menyusun Hazard and Vulnerability Assessment (HVA) sebagai bukti identifikasi risiko
bencana beserta tingkat kerentanan puskesma terhadap bencana.
3. Menyusun Pedoman Perencanaan Penanggulangan Bencana Bagi Rumah Sakit atau
Disaster Plan (DP) Puskesmas sesuai hasil HVA .
5. Melakukan sosialisasi DP Puskesmas kepada seluruh petugas puskesmas.
6. Mendesain kegiatan simulasi DP Puskesmas.
7. Melakukan identifikasi kebutuhan dan mengusulkan kebutuhan terkait kesiapan
puskesmas dalam menghadapi bencana.
8. Memantau implementasi DP puskesmas.
9. Berkoordinasi dengan pihak internal dan eksternal puskesmas terkait kegiatan manajemen
bencana.
10. Mengelola dokumen terkait manajemen bencana puskesmas.
11. Melaporkan hasil kegiatan pada pimpinan puskesmas.
12. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan manajemen bencana di puskesmas.
13. Menyusun rekomendasi untuk perbaikan berkelanjutan terkait manajemen bencana di
puskesmas.

HOSPITAL DISASTER PLAN – FKTPYOGYAKARTA 7


SUSUNAN TIM MANAJEMEN BENCANA DI PUSKESMAS

Pelindung : Pimpinan FKTP (Puskesmas /klinik)

Penanggung Jawab : PJ UKP


PJ ADMEN
PJ UKM

Ketua : KASUBBAG TU

Manajer Program : PJ UKP


PJ UKM

Sekretaris : PJ pelayanan IGD

Anggota : 1. PJ Pelayanan umum


2. PJ Rawat Inap
3. Kepegawaian
3. Keuangan
4. Informasi puskesmas
5. Sarana Prasarana
6. Rumah tangga
7. Kefarmasian
8. Sanitasi
9. Gizi
10. Keamanan

HOSPITAL DISASTER PLAN – FKTPYOGYAKARTA 13


B. Hazard Vulnerability Assessment
Kesiapan Puskesmas dalam menghadapi kondisi darurat dan bencana dimulai dengan
mengidentifikasi jenis bencana yang mungkin terjadi di wilayah puskesmas dan dampak
bencana terhadap FKTP melalui Hazard Vulnerability Analysis (HVA).
Puskesmas harus melakukan reviu HVA setiap tahun (atau segera, yaitu jika
diperlukan, atau terdapat perubahan signifikan dalam sistem/layanan FKTP, atau timbulnya
ancaman baru) untuk mengidentifikasi hazard yang dihadapi FKTP, baik dari sumber internal
maupun eksternal.

Dua elemen pokok dalam HVA yaitu :


Probabilitas : kemungkinan terjadinya suatu insiden bencana (hazard) . Dapat diukur
secara retrospektif (riwayat kejadian) maupunprospektif (prediktif)
Dampak : tingkat keparahan kerusakan/gangguan akibat hazard yang meliputi efek
terhadap manusia, operasional pelayanan, infrastruktur, dan kondisi lingkungan.

Risiko merupakan skor perkalian antara probabilitas dan dampak. Risiko dapat dikurangi
dengan upaya mitigasi yang berfokus pada penurunan probabilitas maupun minimalisasi
dampak. Melalui proses HVA diperoleh hasil bahwa peringkat 5 teratas untuk masing-masing
bentuk hazard/bahaya yang dihadapi puskesmas adalah sebagai berikut (dari urutan tertinggi) :

1) Bahaya akibat faktor manusia


a. Musibah massal karena trauma
b. Musibah massal karena penyakit/infeksi
c. Situasi VIP
d. Ancaman bom
e. Penculikan bayi

2) Bahaya akibat faktor bahan berbahaya


a. Tumpahan bahan berbahaya ukuran kecil-sedang
b. Eksposur radiologis (sumber internal RS)
c. Tumpahan bahan berbahaya ukuran besar
d. Eksposur kimia (sumber eksternal RS)
e. Eksposur radiologis (sumber eksternal RS)

3) Bahaya akibat faktor teknologi


a. Kebakaran
b. Gangguan generator

HOSPITAL DISASTER PLAN – FKTPYOGYAKARTA 14


c. Gangguan sistem informasi
d. Gangguan HVAC
e. Kerusakan struktur bangunan

4) Bahaya akibat faktor alam


A. Gempa bumi
B. Angin puting beliung
C. Gunung berapi
D. Banjir
E. Wabah

Gambar 5. Risiko relatif masing-masing hazard/bahaya terhadap FKTP

HOSPITAL DISASTER PLAN – FKTPYOGYAKARTA 15


Tabel 2. Hazard And Vulnerability Assessment Tool :Human
HOSPITAL DISASTER PLAN – FKTPYOGYAKARTA 15
Tabel 3. Hazard And Vulnerability Assessment Tool :Hazardous Materials (Bahan berbahaya)
HOSPITAL DISASTER PLAN – FKTPYOGYAKARTA 16
Tabel 4. Hazard And Vulnerability Assessment Tool :Technological (Teknologi)
HOSPITAL DISASTER PLAN – FKTPYOGYAKARTA 17
Tabel 5. Hazard And Vulnerability Assessment Tool :Natural (Alam)
HOSPITAL DISASTER PLAN – FKTPYOGYAKARTA 18
E. Kode Keadaan Darurat FKTP

Sebagai tanda peringatan keadaan darurat di dalam Puskesmas, ditetapkan sistem kode
sebagaimana tersebut pada tabel 13 di bawah.

Tabel 6. Tanda peringatan keadaan darurat di FKTP


KODE KEADAAN DARURAT TELEPON

DARURAT MEDIS
CODE BLUE 6666
(HENTI JANTUNG/HENTI NAPAS)

CODE RED DARURAT KEBAKARAN

CODE PINK DARURAT PENUKARAN & PENCULIKAN BAYI

ANCAMAN BOM & GANGUAN KEAMANAN


CODE BLACK (KEKERASAN FISIK, ANCAMAN JIWA, HURU – HARA, 7777
SABOTASE, UNJUK RASA, DLL )

BENCANA ALAM, DARURAT RADIASI, INFEKSI (


CODE YELLOW
LONGSOR, GEMPA BUMI, HEWAN LIAR, DLL )

KERUSAKAN SARANA PRASARANA


CODE GREEN ( LIFT MACET, BANGUNAN ROBOH, JARINGAN LISTRIK
RUSAK, POHON TUMBANG, DLL )

F. Kesiapsiagaan Bencana Eksternal Puskesmas


Bencana eksternal puskesmas adalah bencana yang terjadi diluar puskesmas, lingkungan
disekitar puskesmas, dimana korban dibawa ke puskesmas dalam jumlah besar sehingga terjadi
kekurangan petugas rumah sakit dalam mengatasi korban bencana yang dibawa ke
RS.Tindakan yang akan dilakukan oleh puskesmas bila terjadi bencana diluar RS adalah bersikap
aktif dan pasif.

1. Aktif, adalah apabila para korban bencana dibawa ke RS untuk mendapatkan pertolongan
medis. Dalam hal inipuskesmas akan mengaktivasi sistem siaga sesuai dengan jumlah
korban yang datang. Dan semua korban akan ditangani dengan metode triase dalam
keadaan bencana. Kegiatan ini akan di lakukan oleh Tim Penanggulangan Bencana
puskesmas.

HOSPITAL DISASTER PLAN – FKTPYOGYAKARTA 19


Informasi kejadian bencana dari masyarakat akan menghubungi PUSDALOPS BPBD
D.I Yogyakarta. Informasi kejadian bencana yang didapatkan PUSDALOPS BPBD DIY akan
dievaluasi oleh tim BPBD DIY untuk memastikan kondisi bencana dan korban jiwa. Kejadian
bencana yang menimbulkan korban jiwa, maka PUSDALOPS BPBD DIY akan menghubungi
Call center SPGDT 119 yang terletak di DINKES PROV DIY untuk membantu proses
penangan korban jiwa akibat bencana.
Dinkes Prov DIY berperan sebagai ketua tim cluster kesehatan saat kondisi
bencana, akan memobilisasi dan mengkoordinir tim Emergency Medical Team (EMT) yang
ada disekitar area kejadian bencana melalui radio medic yang terhubung ke semua RS
seluruh DIY atau menghubungi FKTP. Puskesmas akan menyiapkan SDM dan Fasilitas untuk
penanganan korban bencana, untuk menerima korban bencana yang di rujuk ke RS. FKTP
juga dapat mengirimkan Tim medis reaksi cepat ke lokasi bencana sesuai komando dari
Dinkes Provinsi DIY sebagai ketua cluster kesehatan saat bencana
Apabila bencana terjadi diluar jam kerja, maka penganggulangan bencana untuk
sementara ditangani oleh tim kerja yang bertugas jaga di Puskesmas terutama di IGD dan
hanya bersifat sementara bertugas, sampai pejabat penanggung jawab yang sebenarnya
hadir / mengambil alih dan sistem Penanggulangan Bencana puskesmas sudah di aktivasi.

HOSPITAL DISASTER PLAN – FKTPYOGYAKARTA 20


SKEMATIK TANGGAP DARURAT MED IS BENCANA
BNPB
CLUSTER KESEHATAN

2. Pasif, adalah menunggu informasi BPBDdan instruksi dari instansi terkait seperti Pusat Krisis
Kesehatan KEMENKES, Dinkes atau BPBD dalam menghadapi bencana yang terjadi di luar
puskesmas dimana para korban tidak dibawa ke RS melainkan faskes yang telah ditentukan
oleh instansi yang berwenang tersebut.
Puskesmas dapat membantu penaganan kejadian bencana yang terjadi diluar area D.I
Yogyakarta atas instruksi dari institusi yang berwenang. Kejadian bencana bersifat skala
nasional yang terjadi di luar area Prov D.I Yogyakarta membutuhkan banyak bantuan dari
tim medis untuk penaganan jumlah korban yang banyak. Untuk itu puskesmas selalu
siap memberikan bantuan tim medis reaksi cepat ke lokasi bencana dan
berkoordinasi dengan pusat krisis kesehatan kemenkes.

G. Upaya Preventif dan Simulasi


Upaya Preventif agar terhindar dari bencana yang tidak diinginkan di puskesmas adalah
sebagai berikut :
1. Bekerja sesuai prosedur
Setiap petugas yang bekerja harus memperhatikan rambu-rambu tanda bahaya

HOSPITAL DISASTER PLAN – FKTPYOGYAKARTA 21


yang ada, perlakukan barang yang menjadi objek kegiatan sesuai dengan prosedur yang
ada agar tidak terjadi hal-hal yang membahayakan dirinya atau orang lain seperti
terjadinya kebakaran yang berasal dari gas, bahan-bahan kimia atau bahan yang mudah
meledak atau terbakar, begitu pula penanganan makanan harus dilakukan sesuai prosedur
untuk mencegah terjadinya keracunan makanan yang berasal dari dapur RS.
2. Pelatihan dan Latihan/Simulasi
Sesuai Permenkes No.52 Tahun 2018 tentang K3 Fasyankes disebutkan bahwa Fasyankes
melakukan simulasi penanganan/menanggapi kedaruratan, wabah, dan bencana yang
diselangarakan satu tahun sekali setiap tahun. Simulasi tersebut dilaksanakan terutama
untuk menguji :
a) peran FKTP dalam kondisi darurat/bencana
b) strategi komunikasi dalam kondisi darurat/bencana;
c) pengelolaan sumber daya dalam kondisi darurat/bencana termasuk sumber-
sumber alternatif;
d) pengelolaan kegiatan klinis dalam kondisi darurat/bencana termasuk tempat
pelayanan alternatif pada waktu kejadian
e) identifikasi dan penetapan peran serta tanggung jawab staf dalam kondisi
darurat/bencana
f) proses mengelola keadaan darurat ketika terjadi konflik antara tanggung jawab
pribadi staf dan tanggung jawab FKTP untuk tetap menyediakan pelayanan pasien;

Catatan : Jika puskesmas menghadapi kejadian bencana yang sebenarnya dan puskesmas
menjalankan program tersebut serta melakukan diskusi (debriefing) setelah kejadian maka
situasi tersebut dapat mewakili atau setara dengan simulasi tahunan.

Tahap Simulasi
a) Table Top Exercise
Table top exercise (TTX) adalah latihan pertama dalam tahapan simulasi yang
dirancang dalam bentuk diskusi kelompok di dalam ruangan, melibatkan personil
kunci untuk membahas skenario simulasi. TTX dapat digunakan untuk menilai rencana,
kebijakan, dan prosedur yang diperlukan untuk menghadapi scenario kondisi darurat
/bencana. Kegiatan TTX diikuti oleh seluruh perwakilan unsur puskesmas, mengacu
pada sistem komando penanggulangan bencana. Bentuk TTX yang diikuti khusus oleh
staf komado/pengambil keputusan disebut juga gladi posko.
b) Gladi lapangan
Gladi lapangan merupakan simulasi dalam bentuk praktek di lapangan sesuai
skenario yang telah disusun dan dibahas dalam table top exercise. Gladi lapangan
diikuti oleh seluruh/sebagian unsur RS yang terlibat sesuai dengan skenario.
c) Debriefing
Debriefing dilakukan sebagai akhir rangkaian kegiatan simulasi yang dilaksanakan
untuk mendiskusikan masalah, menilai tindakan terhadap keadaan darurat dan
melakukan perbaikan untuk masa mendatang. Hasil pertemuan harus
disebarluaskan pada seluruh petugas puskesmas.

HOSPITAL DISASTER PLAN – FKTPYOGYAKARTA 22


BAB IV – TANGGAP DARURAT BENCANA

A. Sistem Komando Penanggulangan Bencana

Apabila terjadi insiden/kondisi darurat di dalam puskesmas maka petugas yang


kompeten di satuan kerja harus segera melakukan respon awal sesuai prosedur spesifik terkait
kejadian. Pada fase awal insiden, peran sebagai komandan insiden (Incident Commander)
sementara di lapangan dapat dilakukan oleh kepala atau staf yang berwenang di satuan kerja
atau komandan regu keamanan sampai diambil alih oleh staf yang lebih tinggi sesuai struktur
organisasi puskesmas.

Tim yang kompeten melakukan asesmen di lapangan/lokasi kejadian segera melapor


kepada pimpinan FKTP (atau wakil yang ditunjuk). Apabila insiden dinilai sebagai kondisi
bencana yang menimbulkan dampak signifikan berupa korban jiwa/cedera, kerusakan
infrastruktur, maupun terganggunya operasional rutin puskesmas maka pimpinan puskesmas
memberikan instruksi untuk mengaktifkan sistem komando penanggulangan bencana dalam
rangka melaksanakan upaya tanggap darurat kejadian bencana FKTP sesuai Disaster Plan.
Pimpinan FKTP (atau staf yang ditunjuk) mengambil alih posisi sebagai Incident Commander
yang tertinggi untuk memimpin koordinasi tim yang bertugas menanggulangi dampak bencana.
Sistem komando penanggulangan bencana disusun dengan berpegang pada prinsip :
1. Organisasi tim dalam sistem komando penanggulangan bencana rumah sakit
disesuaikan dengan organisasi FKTP yang ada.
2. Organisasi tim dalam sistem komando penanggulangan bencana FKTP bekerja sesuai
dengan tugas dan fungsi yang ditetapkan.

Struktur organisasi sistem komando penanggulangan bencana puskesmas terdiri atas :


1) Unsur Komando
a. Pimpinan Puskesmas
b. Komandan Insiden (Incident Commander)
c. Staf Pendukung :
- Informasi Publik
- Penghubung
- Keselamatan
- Tim Ahli Medis dan Teknis

2) Unsur Pelaksana
a. Operasional
b. Logistik
c. Perencanaan
d. Keuangan

HOSPITAL DISASTER PLAN – FKTPYOGYAKARTA 23


Setiap unsur dalam sistem komando penanggulangan bencana memiliki koordinator yang
ditetapkan dalam DP ini, di mana posisi tersebut melekat pada jabatan (ex officio). Namun pada
prinsipnya tim dalam sistem komando ini bersifat fleksibel, di mana apabila koordinator terkait
tidak dapat menjalankan tugasnya karena menjalankan tugas yang lebih penting, tidak berada di
tempat, atau sebab lain, maka posisinya dapat digantikan oleh staf yang ditunjuk, baik secara
horizontal maupun vertikal. Penunjukan penggantian posisi dapat dilakukan oleh koordinator
yang bersangkutan atau oleh posisi yang lebih tinggi.

Gambar 9. Siklus bencana dan alur aktivasi sistem komando penanggulangan bencana RS

HOSPITAL DISASTER PLAN – FKTPYOGYAKARTA 24


Gambar 10. Sistem Komando Tim Penanganan Bencana FKTPYogyakarta
HOSPITAL DISASTER PLAN – FKTPYOGYAKARTA 25
Unsur Komando

Dalam situasi tanggap darurat bencana rumah sakit, unsur-unsur komando berikut
menempatkan diri pada Pos Komando Bencana (Posko) yang sudah ditetapkan untuk dapat
melakukan koordinasi secara berkesinambungan selama 24 jam.

PIMPINAN FKTP
Terdiri atas
Pimpinan FKTP
PJ ADMEN
PJ UKP
PJ UKM
Tugas pokok
Menetapkan masa tanggap darurat bencana FKTP (mulai dan berakhir). Menetapkan
kebijakan strategis yang diperlukan dalam penanganan bencana FKTP.
Memberikan arahan pada Ketua Tim Penanganan Bencana FKTP
Melakukan pengawasan kinerja Tim Penanganan Bencana FKTP
Koordinasi dengan pemerintahan / kementerian / lembaga

KOMANDAN INSIDEN (INCIDENT COMMANDER)


Penanggung Jawab
Direktur Medik dan Keperawatan
Tugas pokok
Menerima laporan dari incident commander sementara di lapangan
Berkoordinasi dengan pimpinan RS dalam rangka penetapan masa tanggap darurat
bencana FKTP (mulai dan berakhir).
Memberikan arahan pelaksanaan penanganan operasional pada tim di lapangan
Menkoordinasikan sumber daya, bantuan SDM dan fasilitas dari internal FKTP
/ dari luar FKTP
Melakukan koordinasi eksternal secara vertikal (BPBD, BNPB, Pusat Krisis Kesehatan,
dll) dan horisontal (FKTP lain, PMI, dll)

Pada fase respon awal kejadian bencana, peran sebagai komandan insiden (Incident
Commander) sementara di lapangan dapat dilakukan oleh kepala atau staf yang berwenang
di satuan kerja atau komandan regu keamanan sampai diambil alih oleh staf yang lebih tinggi
sesuai struktur organisasi Puskesmas.

HOSPITAL DISASTER PLAN – FKTPYOGYAKARTA 26


INFORMASI PUBLIK
Penanggung Jawab
Kasubbag TU
Tugas pokok
Menkoordinasikan diseminasi informasi di dalam maupun keluar FKTP; baik untuk
institusi, media massa, maupun stakeholder lainnya.

KESELAMATAN
Penanggung Jawa
Tim Keselamatan & Kesehatan Kerja (K3)
Tugas pokok
Memastikan upaya penanganan bencana dilaksanakan sesuai prinsip-prinsip
keselamatan dan keamanan.
Melakukan supervisi dan menkoordinasikanupaya pengamanan dan penertiban
FKTP selama bencana
Melakukan supervisi dan menkoordinasikan Brigade Siaga Kebakaran dan
Penanggungjawab Keselamatan Gedung

PENGHUBUNG
Penanggung Jawab
Kasubbag TU
Tugas pokok
Menjadi penghubung antara FKTP dengan institusi atau stakeholder eksternal yang
terlibat atau dibutuhkan dalam penanganan bencana
Menjadi kontak pertama FKTP bagi pihak-pihak eksternal yang bermaksud
memberikan bantuan/dukungan bagi FKTP selama bencana

TIM AHLI / PENASEHAT


Terdiri atas

Ahli / penasehat lain, baik dari internal/eksternal FKTP


Tugas pokok
Memberikan rekomendasi sesuai bidangnya kepada jajaran komando tim
penanggulangan bencana

HOSPITAL DISASTER PLAN – FKTPYOGYAKARTA 27


Unsur Pelaksana

OPERASIONAL

Tabel 7. Pembagian Tugas Unsur Pelaksana Operasional


No Tugas Penanggung Jawab
1 Penanganan medis korban bencana PJ UKP
PJ pelayanan Gawat Darurat (UGD)
PJ pelayanan umum
PJ Rawat Inap

2 Penanganan penunjang medis PJ Laboratorium


korban bencana

Pengelolaan fasilitas / infrastruktur PJ Pemeliharaan Sarana Prasarana

4 Pengelolaan keamanan & penataan Kasubbg TU


area penanganan bencana
5 Pengelolaan kesehatan lingkungan & Program Kesehatan Lingkungan
B3
6 Pengelolaan Sistem Informasi Sistem Informasi puskesmas

PERENCANAAN
Tugas
Melakukan analisis/pemetaan situasi terkini saat aktivitas penanggulangan bencana di
FKTP, mencakup data tentang :
- Kondisi pasien korban bencana
- Penggunaan sumber daya FKTP (SDM, fasilitas medis dan non medis) Melakukan
perencanaan kebutuhan dan mobilisasi sumber daya untuk menunjang
pelayanan
Penanggung Jawab
PJ Admen

PJ UKP

PJ UKM

HOSPITAL DISASTER PLAN – FKTPYOGYAKARTA 28


LOGISTIK / SUMBER DAYA

Tabel 8. Pembagian Tugas Unsur Pelaksana Logistik/Sumber daya


No Tugas Penanggung Jawab
1 Pengelolaan farmasi PJ pelayanan Farmasi
2 Pengelolaan sterilisasi & linen PJ Rumah Tangga
3 Penyediaan darah Kepala Unit Pelayanan Transfusi Darah
4 Pengelolaan Catatan Medik Rekam medik
5 Penyediaan makanan Program Gizi
6 Penyediaan transportasi untuk Kasubbag TU
operasional penanganan bencana
7 Penyediaan dukungan kesejahteraan Kasubbag TU
petugas & keluarga

KEUANGAN DAN ADMINISTRASI


Tugas
Mengelola hal-hal terkait pembiayaan, klaim, kompensasi, dan administrasi
keuangan lainnya selama aktivitas penanggulangan bencana
Penanggung Jawab
Keuangan

HOSPITAL DISASTER PLAN – FKTPYOGYAKARTA 29


Tabel 9. Pengaturan pos-pos penanganan bencana di rumah sakit HOSPITAL DISASTER PLAN – FKTPYOGYAKARTA
30
B. Pengaturan Area dan Penyiapan Pos Bencana FKTP

Koordinator Kasubbag TU
Area Instalasi terkait
Pos-pos penanganan bencana
Kegiatan pokok Memetakan area-area vital dalam rumah sakit selama bencana
Berkoordinasi dengan bidang terkait untuk menyiapkan pos-pos
untuk eskalasi penanganan bencana di rumah sakit (Tabel 9)
Mendirikan tenda RS lapangan bila diperlukan
Mengelola tempat penampungan bagi petugas dan keluarganya di
rumah sakit
Mengkoordinasikan dukungan logistik, psikologis, dan kesehatan
yang diperlukan untuk petugas dan keluarganya di pos
penampungan

C. Penanganan Medis Korban Bencana


Koordinator PJ UGD
Metode Triase Untuk pasien korban bencana digunakan metode triase Simple Triage
1.
And Rapid Treatment (START)
Untuk pasien selain korban bencana, digunakan metode triase
Emergency Severity Index (ESI) sesuai kondisi sehari-hari.
Kegiatan pokok Melakukan triase pada semua pasien
Menetapkan prioritas penanganan pasien sesuai kriteria triase
Memberikan pertolongan life saving awal yang bersifat terbatas /
bantuan hidup dasar
Pendataan semua pasien korban bencana sesuai kategori triase
Berkoordinasi dengan tim dekontaminasi bila dijumpai pasien
dengan kontaminasi bahan berbahaya/beracun
Memasang tanda/label triase pada pasien
Mengatur penempatan korban bencana ke area penanganan yang
sesuai
Berkoordinasi dengan tim medis untuk penanganan lebih lanjut

HOSPITAL DISASTER PLAN – FKTPYOGYAKARTA 31


Triase pada pasien massal akibat bencana dilakukan oleh tim triase dengan
menggunakan metode Simple Triage And Rapid Treatment (START), yaitu :
1. Kategori Merah (Immediate) : Ancaman pada Airway – Breathing – Circulation -
Disability; membutuhkan tindakan medis segera, masih dapat diselamatkan
2. Kategori Kuning (Delayed) : Cedera yang berpotensi serius, cukup stabil untuk
menunggu sebelum mendapatkan penanganan medis.
3. Kategori Hijau (Minor) : Cedera ringan, dapat menunggu lebih lama sebelum
mendapatkan penanganan medis.
4. Kategori Hitam (Deceased) : Meninggal

Gambar 11. Metode triase menurut START

HOSPITAL DISASTER PLAN – FKTPYOGYAKARTA 32


2. Penanganan Akut Korban Bencana Kategori Merah (Resusitasi - Stabilisasi)

Koordinator PJ UGD

Area Ruang UGD


Untuk pasien yang tidak dapat dipindahkan ke dalam IGD karena
keterbatasan ruang, maka tim medis melakukan resusitasi di pos
triase sesuai kemampuan
Kegiatan pokok Melakukan tindakan resusitasi / bantuan hidup lanjut diikuti
stabilisasi pada pasien korban bencana kategori merah
Melakukan re-triase pada pasien kategori merah
Menetapkan tindak lanjut penanganan pasien

3. Penanganan Akut Korban Bencana Kategori Kuning

Koordinator PJ UGD

Area Ruang Klinik 24 Jam


Untuk pasien yang tidak dapat dipindahkan ke dalam IGD karena
keterbatasan ruang, maka tim medis melakukan penanganan di
pos triase sesuai kemampuan
Kegiatan pokok Melakukan pemeriksaan, terapi, dan observasi pada korban
bencana kategori kuning
Melakukan re-triase pada pasien kategori kuning
Menetapkan tindak lanjut penanganan pasien

4 Penanganan Akut Korban Bencana Kategori Hijau

Koordinator PJ UGD
PJ Rawat jalam

Area Gedung RJ
Untuk pasien yang tidak dapat dipindahkan ke dalam Gedung dan
lobby RJ karena keterbatasan ruang, maka tim medis melakukan
penanganan di pos triase sesuai kemampuan
Kegiatan pokok Melakukan pemeriksaan dan terapi pada pasien kategori hijau
Melakukan re-triase pada pasien kategorihijau
Memulangkan pasien

HOSPITAL DISASTER PLAN – FKTPYOGYAKARTA 33


HOSPITAL DISASTER PLAN – FKTPYOGYAKARTA 34
HOSPITAL DISASTER PLAN – FKTPYOGYAKARTA 35
HOSPITAL DISASTER PLAN – FKTPYOGYAKARTA 36
HOSPITAL DISASTER PLAN – FKTPYOGYAKARTA 37
16. Pengelolaan Sterilisasi dan Linen

Koordinator Kepala Instalasi Pusat Pelayanan Sterilisasi & Binatu


Area Instalasi terkait
Pos-pos perawatan pasien korban bencana
Kegiatan pokok Menyediakan layanan sterilisasi alat untuk dapat mendukung
proses penanganan pasien korban bencana selama 24 jam
Menyediakan layanan linen untuk dapat mendukung proses
penanganan pasien korban bencana selama 24 jam

17. Pengelolaan Ambulans Gawat Darurat

Koordinator Kepala IGD


Area Pos Ambulans Gawat Darurat
Kegiatan pokok Menyiapkan tim ambulans gawat darurat, berkoordinasi dengan
bagian kendaraan rumah sakit
Berkoordinasi dengan SPGDT / Pusbankes terkait permintaan atau
pengiriman bantuan ambulans gawat darurat
Mengkoordinir bantuan tim ambulans gawat darurat dari
eksternal
Melakukan penerimaan dan briefing tim ambulans gawat darurat
Mengatur alur lalu lintas dan penempatan/parkir ambulans gawat
darurat

C. Penyediaan Makanan dan Minuman

Koordinator Kepala Instalasi Gizi


Area Pos Gizi
Seluruh area rumah sakit yang terkena dampak bencana
Pos-pos penanganan/perawatan pasien korban bencana
Kegiatan pokok Menyiapkan dan mendistribusikan makanan dan minuman untuk
pasien dan petugas
Menerima dan mendata permintaan makanan dan minuman dari
pos-pos
Memastikan ketersediaan makanan dan air minum untuk keadaan
darurat selama setidaknya 72 jam
Mengelola bantuan/donasi makanan dan minuman
Berkoordinasi dengan pihak penyedia makanan atau minuman dari
luar sesuai ketentuan

HOSPITAL DISASTER PLAN – FKTPYOGYAKARTA 38


D. Pengelolaan Fasilitas/Infrastruktur

Koordinator PJ Pemeliharaan Sarana Prasarana Rumah Saki


Area Instalasi terkait
Seluruh area puskesmas yang terkena dampak bencana
Pos-pos penanganan/perawatan pasien korban bencana
Kegiatan pokok Melakukan asesmen, pemeliharaan dan perbaikan kerusakan pada
fasilitas/infrastruktur rumah sakit akibat bencana, meliputi :
- Gedung/fisik bangunan
- Gas medis
- Bahan bakar
- Sistem kelistrikan termasuk generator
- Sistem ventilasi dan pengaturan udara / HVAC
- Telepon dan sarana komunikasi lainnya
- Sistem proteksi kebakaran
- Jalan
Mengupayakan ketersediaan dan keamanan sumber alternatif
untuk listrik, gas medis, bahan bakar, dan sistem komunikasi.
Memastikan keamanan dari sistem proteksi kebakaran
Melakukan perbaikan kerusakan pada sistem pasokan air dan
pembuangan limbah.
Mengupayakan ketersediaan infrastruktur pendukung di pos-pos
bencana berkoordinasi dengan bidang lain yang terkait
Berkoordinasi dengan instansi eksternal terkait bidang kerjanya

E. Pengelolaan Keamanan Puskesmas

Koordinator Kasubba TU
Area Pos-pos keamanan
Seluruh area puskesmas yang terkena dampak bencana
Pos-pos penanganan/perawatan pasien korban bencana
Kegiatan pokok Mengidentifikasi dan mengamankan perimeter lokasi kejadian
pada bencana internal rumah sakit
Mengidentifikasi dan mengamankan semua akses masuk dan
keluar rumah sakit.
Menjaga keamanan lokasi-lokasi vital di rumah sakit saat bencana,
seperti : posko bencana RS, area triase, area dekontaminasi, area
perawatan pasien, area pengelolaan jenazah, farmasi, dll.
Memonitor CCTV
Mengidentifikasi dan mengamankan/mengeluarkan pihak tidak
berkepentingan dari area-area dengan akses masuk terbatas

HOSPITAL DISASTER PLAN – FKTPYOGYAKARTA 39


Mengendalikan keramaian
Mengatur lalu lintas di rumah sakit
Siap siaga untuk melakukan upaya pemadaman api dalam kondisi
darurat
Melakukan upaya keamanan bila dijumpai/atau dicurigai
keberadaan benda berbahaya di rumah sakit, terutama ancaman
bom ancaman bom
Melakukan upaya pencarian bila terjadi kehilangan, terutama
penculikan bayi di rumah sakit
Mengelola barang milik pasien korban bencana
Berkoordinasi dengan pihak kepolisian, pemadam kebakaran, atau
tim SAR

F. Pengelolaan Air, Bahan Beracun Berbahaya (B3), dan Limbah

Koordinator Program Kesehatan Lingkungan


Area
Seluruh area puskesmas yang terkena dampak bencana
Pos-pos penanganan/perawatan pasien korban bencana
Kegiatan pokok Mengupayakan kecukupan cadangan air untuk fungsi dan layanan
RS minimal 72 jam, termasuk sumber-sumber alternatif
Memastikan keamanan dan melakukan pemulihan darurat untuk
sistem pasokan air
Mendeteksi dan memonitor B3
Melakukan upaya penanganan tumpahan B3
Mengelola area dekontaminasi
Mengelola keamanan sistem pembuangan limbah dan pemulihan
darurat untuk sistem pembuangan limbah
Mengupayakan ketersediaan pasokan air dan sistem pembuangan
limbah di pos-pos bencana
Berkoordinasi dengan instansi eksternal sesuai bidang kerjanya

G. Sistem Teknologi dan Informasi

Koordinator Sistem Informasi Puskesmas


Area Instalasi terkait
Seluruh area puskemas yang terkena dampak bencana
Pos-pos penanganan/perawatan pasien korban bencana
Kegiatan pokok Melakukan pemeliharaan dan pemulihan darurat untuk

HOSPITAL DISASTER PLAN – FKTPYOGYAKARTA 40


sistem teknologi dan informasi RS
Memastikan keamanan dari pusat data termasuk metode
penyimpanan altenatif
Menyediakan sarana komputer dan pendukungnya untuk pos-
pos bencana bila diperlukan.
Menyediakan dan memelihara keamanan akses internet

H. Penyediaan SDM dan Pengelolaan Tenaga Bantuan/Relawan

Koordinator Kasubbag TU
Area Pos koordinasi SDM
Seluruh area puskesmas yang terkena dampak bencana
Pos-pos penanganan/perawatan pasien korban bencana
Kegiatan pokok Menginstruksikan pemanggilan petugas yang sedang libur/tidak
berada di rumah sakit, berkoordinasi dengan satuan kerja terkait
Menindaklanjuti hasil perencanaan kebutuhan SDM untuk
membantu pelayanan/penanganan bencana
Membuat permintaan bantuan SDM kepada instansi eksternal
Mengelola penyediaan SDM termasuk bantuan tenaga/relawan
dari internal maupun eksternal rumah sakit

I. Pengelolaan Transportasi (Kendaraan)

Koordinator Kasubbag TU
Area Pos Kendaraan
Pos-pos penanganan/perawatan pasien korban bencana

Kegiatan pokok Menyiapkan kendaraan baik ambulans maupun non ambulans


yang diperlukan untuk penanganan bencana
Mengkoordinir bantuan pengemudi atau kendaraan dari eksternal
Mengatur penempatan / parkir kendaraan rumah sakit selama
penanganan bencana

HOSPITAL DISASTER PLAN – FKTPYOGYAKARTA 41


J. Pengelolaan Informasi Publik

Koordinator Kasubbag TU
Area Pos Informasi Publik
Pos-pos penanganan/perawatan pasien korban bencana

Kegiatan pokok Menyiapkan juru bicara resmi


Koordinasi dengan media massa terkait akses untuk
mengambil/meliput berita di dalam rumah sakit
Menyusun konten informasi publik terkait bencana rumah sakit
dan meminta persetujuan dari ketua tim/pimpinan rumah sakit
sebelum dipublikasikan.
Koordinasi dengan media massa dalam mempublikasikan
informasi terkait bencana rumah sakit
Memonitor perkembangan informasi terkait bencana rumah sakit
melalui berbagai sumber informasi

K. Penyediaan Suplai Medis dan Non Medis

Koordinator PJ Srpras
Area Pos Logistik
Seluruh area puskesmas yang terkena dampak bencana
Pos-pos penanganan/perawatan pasien korban bencana
Kegiatan pokok Mengelola penyediaan dan distribusi suplai medis dan non medis
ke area yang mebutuhkan
Mengelola bantuan/donasi berupa suplai medis dan non medis
Berkoordinasi dan mengatur perjanjian dengan pemasok lokal
dan vendor untuk keadaan darurat dan bencana sesuai ketentuan

HOSPITAL DISASTER PLAN – FKTPYOGYAKARTA 42


BAB V – DEMOBILISASI DAN PEMULIHAN

A. Demobilisasi
Demobilisasi atau pengakhiran masa tanggap darurat bencana FKTP sebaiknya
direncanakan sejak awal respon kejadian.Fase ini dilakukan setelah seluruh korban telah
diidentifikasi dan ditangani, serta setiap hazardtelah dapat dikendalikan/diatasi. Dari hasil
koordinasi dengan Ketua tim atau incident commander (IC),pimpinan FKTP (atau pihak
berwenang yang lebih tinggi) akan mengumumkan demobilisasi penanganan bencana bagi
seluruh pihak yang terlibat, baik internal maupun eksternal. Direktur Utama RS beserta Ketua
tim atau incident commander (IC)akan melakukan demobilisasi pada seluruh anggota Tim
Penanggulangan Bencana RS untuk menyatakan deaktivasi sistim bencana yang bertujuan :
1.Mengembalikan semua fungsi organisasi ke tugas pokoknya.
2.Mengembalikan semua SDM ke tugas pokoknya.
3.Melakukan rehabilitasi fisik maupun mental pegawai.
4.Melakukan evaluasi dan pelaporan kegiatan.

B. Evaluasi dan Pelaporan


Selama kegiatan penanggulangan bencana, setiap penanggung jawab harus mencatat
dan melaporkan kegiatan yang telah dilakukan kepada Ketua Tim Penanggulangan
bencana.Adanya kejadian atau masalah yang baru dalam bencana juga harus segera dilaporkan,
hal ini sangat berguna untuk keperluan informasi baik ke dalam maupun ke luar FKTP dan
juga sangat berguna untuk menentukan tingkat siaga selanjutnya.Setelah semua kegiatan
penanggulangan bencana dinyatakan selesai, maka semua data pelaksanaan pelayanan korban
dikompilasi serta dibuat laporan dan dilakukan evaluasi terhadap tiap kegiatan.

HOSPITAL DISASTER PLAN – FKTPYOGYAKARTA 43


DAFTAR PUSTAKA

California Emergency Medical Services Authority (EMSA). 2014. Hospital Incident Command System
Guidebook Fifth Edition. California : EMSA
Depkes RI. 2009. Pedoman Perencanaan Penyiagaan Bencana Bagi FKTP. Jakarta : Depkes
Government of India-UNDP. 2008. Guidelines for Hospital Emergencies Preparedness Planning. India
Kaiser Permanente. 2014. Hazard Vulnerability Assessment Tool. USA
FKTP. 2017. Pedoman Penanggulanan Bencana FKTP. Yogyakarta
FKTP Sanglah.2008.Pedoman Penanggulangan Bencana di FKTP. Denpasar
World Health Organization and Pan American Health Organization. 2015. Hospital Safety Index Guide
nd
Pfor Evaluators-2 edition

HOSPITAL DISASTER PLAN – FKTPYOGYAKARTA 44

Anda mungkin juga menyukai