Anda di halaman 1dari 4

Kisah Rajawali — Presentation Transcript

 1. Kisah Rajawali
 2. Rajawali mempunyai rentang kehidupan terpanjang dari jenisnya
 3. Namun untuk mencapai usia ini , Rajawali harus membuat sebuah keputusan
yang sulit . Rajawali dapat hidup lebih dari 70 tahun
 4. Cakarnya yang panjang dan fle ksibel tidak dapat lagi menangkap mangsa
sebagai makanannya Pada usia 40 tahun
 5. Paruhnya yang tajam dan panjang menjadi ben gkok
 6. Sayap-sayapnya yang tua dan berat , dalam kaitan dengan bulu-bulu tebalnya
, menekan dadanya dan membuatnya sulit untuk terbang .
 7. Lalu , Rajawali ditinggalkan dengan hanya dua pilihan : mati atau menempuh
proses perubahan yang menyakitkan yang berlangsung selama 150 hari .
 8. Proses itu mengharuskan Rajawali terbang ke puncak gunung dan berdiam di
sarangnya .
 9. Di sana Rajawali mengetuk-ngetukan paruhnya pada batu hingga paruh
tersebut tercabut keluar .
 10. Setelah tercabut keluar , Rajawali akan menantikan paruh yang baru
bertumbuh dan kemudian paruh itu akan mencabut keluar cakar-cakarnya .
 11. Ketika cakar-cakarnya yang baru bertumbuh, rajawali mulai mencabuti bulu-
bulunya yang tua .
 12. 30 tahun lagi Dan setelah l i ma bulan , rajawali melakukan penerbangan
kelahirannya kembali yang sangat baik dan hidup untuk
 13. Banyak kali , agar hidup lebih lama kita harus memulai suatu proses
perubahan . Mengapa perubahan dibutuhkan ? Kita kadangkala perlu
menyingkirkan kenangan-kenangan lama , kebiasaan dan tradisi masa lalu
lainnya . Hanya dibebaskan dari beban-beban masa lalu , kita dapat menikmati
keuntungan masa kini .
 14. ULANGI Tuhan Yesus memberkati
Berubah – cerita tentang seekor burung rajawali

Burung rajawali adalah burung yang paling


panjang usianya. Seekor burung rajawali bisa mencapai umur hingga 70 tahun. Tapi untuk
mencapai umur tersebut adalah pilihan bagi seorang rajawali, apakah dia hidup sampai 70 tahun
atau hanya sampai 40 tahun.
Ketika burung rajawali mencapai umur 40 tahun, maka untuk dapat hidup lebih panjang 30 tahun
lagi, dia harus melewati transformasi tubuh yang sangat menyakitkan. Pada saat inilah seekor
rajawali harus menentukan pilihan untuk melewati transformasi yang menyakitkan itu atau
melewati sisa hidup yang tidak menyakitkan namun singkat menuju kematian.
Pada umur 40 tahun paruh rajawali sudah sangat bengkok dan panjang hingga mencapai lehernya
sehingga ia akan sulit untuk makan. Cakar2nya pun sudah tidak tajam. Bulu pada sayapnya juga
sudah sangat tebal sehingga ia sangat sulit untuk dapat terbang tinggi.
Bila seekor rajawali memutuskan untuk melewati transformasi tubuh yang menyakitkan tersebut,
maka ia harus terbang mencapai pegunungan yang tinggi kemudian membangun sarang di
puncak gunung tersebut. Lalu, dia akan mematuk2paruhnya pada bebatuan di gunung sehingga
paruhnya lepas.
Setelah beberapa lama paruh barunya akan muncul. Dengan paruhnya yang baru, ia akan
mecabut kukunya satu-persatu dan menuggu hingga kuku2 baru yang lebih tajam tumbuh. Ketika
kuku2 tersebut tumbuh, ia akan mencabut bulu sayapnya sehingga rontok semua dan menunggu
bulu2 baru tumbuh pada sayapnya. Ketika semua itu telah dilewati, rajawali itu dapat terbang
kembali dan menjalani kehidupan normalnya. Begitulah transformasi menyakitkan yang harus
dilewati oleh seekor burung rajawali selama kurang lebih setengah tahun.
————————————————
Bagaimanakah dengan kehidupan kita saat ini? Apakah kita sudah berubah atau sedang mau
berubah? Atau sedang menantikan suatu perubahan dalam hidup kita? Hidup manusia yang
singkat tak pernah lepas dari masalah, kecuali insan tersebut telah kembali ke Rakhmattullah,
barulah ia terlepas bebas dari masalah-masalah yang ada.
Seperti ilustrasi di atas tentang burung rajawai,di mana seekor burung rajawali dapat hidup
sampai 70 tahun, namun dalam usia 40 tahun, ia harus memutuskan apakah rajawali tersebut
masih mau melanjutkan hidupnya atau berakhir di usia itu. Jika seekor rajawali mau hidup
sampai 70 tahun, pada usia 40 tahun  rajawali harus melakukan suatu perubahan yang sangat
menyakitkan, seperti yang telah tertera di atas tentang proses yang harus di alami oleh seekor
rajawali.
Demikian pula kita sebagai umat Tuhan yang dipilih-Nya, kita pun tidak cukup hanya menjadi
seorang Kristen, apalagi hanya di KTP saja, melaikan hidup kita seharusnya berubah 180 derajat.
Dari pikiran kita, tindakan dan perbuatan kita, seharusnya mencerminkan karakter Kristus.
Apapun resikonya, kita harus berubah. Itu yang Bapa kehendaki dalam hidup kita, agar kita
senantiasa dapat melihat kemuliaan-Nya, sebab dalam kemuliaan Tuhan, berkat akan mengalir
dengan derasnya, kesanggupan akan menaungi kita, dan kita dapat mendengar dan berjalan dari
kemuliaan sampai kemuliaan bersama dengan Allah kita yang sungguh luar biasa.

Perubahan memang menyakitkan, sebab itu adalah proses yang tidak sebentar, memakan waktu
yang mungkin lama dan cukup lama, bahkan pengorbanan hati, jiwa, perasaan, mungkin juga
uang, harta, martabat, harga diri, hingga kita diinjak-injak, dan sebagainya.

Namun ingatlah baik-baik, bahwa Firman-Nya berkuasa, Firman-Nya memberikan kekuatan


yang luar biasa bagi kita, Firman-Nya menyanggupkan dan memampukan kita melewati badai
sebesar apapun. Oleh sebab itu, jangan pernah kita menganggap remeh apa yang Tuhan katakan,
karena itu adalah Firman Tuhan.
Jika kita sedang dalam proses saat-saat ini, bersandarlah sepenuhnya kepada Pencipta-Mu,
karena hanya Ia yang sanggup melepaskanmu. Andalkanlah Dia senantiasa dalam segala hal dan
perkatakan Firman Tuhan setiap hari bahkan setiap saat. Selalu bersyukur, karena saat kita
bersyukur, itu membuka pintu sukacita surga mengalir, dan rasakan berkat-berkat Tuhan
melimpah dalam hidupmu. Sukacita adalah pilihan, bukan keadaan, itu yang di sampaikan oleh
Ibu Wilan.
Banyak sekali ayat-ayat yang menguatkan tentang proses kehidupan. Selidikilah Firman-Nya,
dekatilah Allahmu selagi Ia berkenan untuk dicari.. namun ingatlah, bahwa di balik proses yang
berat, di balik pengorbanan, ada berkat, ada upah yang sungguh luar biasa besarnya bagi siapa
yang menang bersama dengan Tuhan setelah perubahan terjadi. Janganlah kita mengeluh dan
mengeluh. Gantilah keluh kesah itu dengan ucapan syukur kepada Allah, itu yang Ia mau dari
kita, katakan Amin!
Seekor rajawali saja mau dan bisa berubah, padahal tidak ada yang menolongnya. Masakan kita
tidak bisa berubah padahal Allah, pencipta segalanya, mau dan selalu sanggup menyertai dan
menolong kita, amin? Mari kita berubah, mengingatkan satu dengan yang lain dengan kasih, dan
kita selalu belajar sebagai murid-Nya Tuhan Yesus. Haleluya. Gbu

Artikel ini disumbangkan oleh Sdr. Alfa Ruelawan dari Pontianak.

Bagi yang mau ikut menyumbangkan artikel, renungan, kisah, dan kesaksian dapat langsung
menuju halaman kirim artikel di situs ini. Atau dapat menghubungi Hamba Tuhan GBI
ElShaddai ditempat.
Terima kasih dan semoga memberkati.

Anda mungkin juga menyukai